Hal 1 media indonesia (taruna Ikrar) Bapak Kedokteran

1
ENERGI PERADABAN KAMIS, 18 FEBRUARI 2016 / NO. 12690 / TAHUN XLVII / 28 HALAMAN Pemasangan Iklan & Customer Service: 021 5821303 No Bebas Pulsa: 08001990990 e-mail: [email protected] Rp4.000/eks (di luar P.Jawa + ongkos kirim) Rp89.000/bulan (di luar P.Jawa + ongkos kirim) Harian Umum Media Indonesia @ MIdotcom HLM 2 Ubah APBN agar Lebih Realistis HLM 16 Cavani Buktikan Diri HLM 12 Jemaah Haji Manula Gunakan Gelang GPS STUDI anyar yang diterbitkan dalam jurnal JAMA Pediatrics menemukan bahwa perempuan hamil dengan tingkat kon- sumsi ikan yang tinggi cenderung memiliki anak berindeks massa tubuh (BMI) yang tinggi pula. Dalam studi ini, peneliti menganalisis 26.184 calon ibu dari 10 negara Eropa plus Massachusetts di AS. Mereka mengum- pulkan data kebiasaan diet responden selama kehamilan, be- rat badan sebelum kehamilan, usia, tingkat pendidikan, dan merokok. Setelah para calon ibu itu melahirkan antara 1996 dan 2011, peneliti melacak pertumbuhan bayi mereka. Terungkap, perempuan hamil yang makan ikan sedikitnya tiga kali per minggu memiliki 22% peningkatan kesempatan memiliki anak yang kelebihan berat badan (obesitas) pada saat berusia enam tahun. Kelompok perempuan itu juga 22% lebih mungkin untuk melahirkan anak yang memiliki pertumbuhan pesat dalam dua tahun pertama pascake- lahiran. Peneliti menduga ikan yang rentan terkontaminasi bahan kimia pengganggu hormon, se- perti merkuri, memengaruhi bayi saat di da- lam rahim. (Counsel&Heal/ Hym/X-5) Ikan dan Obesitas SALAH satu fungsi utama kehadiran negara ialah meng- atur hubungan-hubungan manusia dalam masyarakat dan menertibkan gejala-gejala munculnya kekuasaan dalam masyarakat. Karena itu, negara memiliki sifat memaksa agar peraturan perundang-undangan ditaati dan dengan demikian penertiban di dalam masyarakat tercapai, serta anarki dapat dicegah. Postulat itu menegaskan bahwa negara seharusnya tidak kalah oleh kekuatan apa pun, termasuk kekuatan preman- isme. Akan tetapi, dalil tersebut nyatanya belum sepenuhnya dilakukan. Preman dan premanisme, misalnya, masih mera- jalela dan bahkan terang-terangan menantang negara. Banyak preman bebas menggunakan tanah negara untuk membuka rupa-rupa bisnis, mulai lapak judi, pelacuran, kafe remang-remang, penjualan minuman keras ilegal, hingga bisnis perdagangan orang. Anehnya, bisnis ‘gelap’ itu dilakukan secara terang- terangan, di depan mata aparatus negara, dan berlangsung puluhan tahun. Apa yang terjadi di kawasan Kalijodo, Ja- karta, merupakan contoh nyata bagaimana para preman mengatur daerah kekuasaan. Masyarakat kebanyakan yang tertib dan taat hukum, juga setia membayar pajak, kerap dicekam ketakutan. Mereka tidak berdaya dalam teror dan intimidasi kelompok yang bebas melakukan aniaya dan tindakan melawan hukum. Itulah yang terjadi apabila negara absen dari kehidupan masyarakat. Aparat sebagai alat sah negara yang se- harusnya menindak dan menghadirkan rasa tertib dan aman justru melakukan pembiaran. Bahkan, tidak sedikit pula yang bermain dalam kelindan aksi premanisme itu dengan mengambil untung, men- jadikannya sumber setoran, dan membuat semuanya seperti absah. Ada pula yang memberikan garansi dengan menerbitkan surat legalisasi tempat dan bisnis ilegal tersebut dengan imbalan uang. Semua diatur kelompok preman yang menguasai wilayah tertentu, lewat perkongsian yang ‘simbiosis mutualisme’ dengan sejumlah aparat negara yang nakal. Karena itu, rencana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menertibkan kawasan Kalijodo yang sejatinya merupakan tanah negara dan untuk jalur hijau ke fungsinya semula merupakan pertaruhan. Ia merupakan simbol penting apakah negara benar-benar telah hadir dan tidak takluk oleh preman. Sejauh ini, langkah-langkah yang diambil Ahok sudah tepat. Kendati mereka yang berada di kawasan itu telah menyerobot tanah negara, faktanya mereka tetaplah ma- nusia yang memiliki hak diperlakukan secara manusiawi dan dengan pendekatan manusiawi pula. Tawaran kepada penduduk untuk pindah ke rumah susun, pemberian pendidikan kepada anak-anak mereka, hingga tawaran pekerjaan merupakan solusi paling tepat. Pemerin- tah Provinsi DKI sudah punya kisah kesuksesan menertibkan kawasan Kampung Pulo sehingga bisa melakukannya untuk kawasan Kalijodo meski dengan masalah dan luas wilayah yang tidak serupa. Namun, langkah tegas kepada mereka yang membandel tetap mesti dilakukan segera. Langkah tegas merupakan pesan paling penting bagi hadirnya negara. Ia juga bentuk nyata bahwa negara tidak pernah takluk oleh preman. Kita yakin Ahok sanggup melakukan itu. Kita percaya Ahok sebagai representasi negara memiliki nyali yang cu- kup untuk itu. Menaklukkan Premanisme Kalijodo Pemprov DKI sudah punya kisah kesuksesan menertibkan kawasan Kampung Pulo sehingga bisa melakukannya untuk kawasan Kalijodo meski dengan masalah dan luas wilayah yang tidak serupa. Silakan tanggapi Editorial ini melalui: www.metrotvnews.com P ELANTIKAN 101 bupati dan wali kota terpilih di 32 provinsi, kemarin, berlang- sung sudah. Seperti pelantikan gubernur terpilih oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara Jakarta, Ju- mat (12/2), pelantikan pemimpin hasil pilkada serentak 9 Desember 2015 itu, secara paralel dilakukan oleh gubernur di level provinsi. Pelantikan itu, menurut Wakil Pre- siden Jusuf Kalla, mengandung pesan pentingnya keselarasan dan kesin- kronan kebijakan mulai dari pusat, provinsi, hingga kabupaten dan atau kota. Pelantikan serentak itu pun men- jadi langkah awal terstruktur untuk menyinkronkan program-program pe- merintah pusat dengan daerah. “Pertama kita berusaha memperbaiki struktur dan sistem yang baik dengan para gubernur. Itu merupakan wakil pemerintah pusat. Karena itu, guber- nur dilantik di istana. Kedua, bupati itu juga harus sinkron dengan gubernur. Karena itu, bupati dilantik gubernur di kantor gubernur masing-masing,” ujar JK di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, kemarin. Dengan semangat itu, diharapkan sistem pemerintahan yang baik antara pemerintah pusat dan daerah bisa dija- lankan. Menurut JK, rencana-rencana pembangunan bisa kembali dimulai dari daerah, tetapi program-program pemerintah pusat diharapkan juga bisa dimaknai dan diimplementasikan dengan baik oleh kepala daerah. Karena itu, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo meminta bupati dan wali kota yang telah dilantik, ke- marin, segera berkoordinasi dengan forkompinda seperti kapolres, ketua pengadilan, tokoh masyarakat, tokoh agama, anggota DPRD, dan unsur lain untuk membangun sinergi dan konek- tivitas di daerah masing-masing. Selaras dengan perintah Wapres JK, Tjahjo juga meminta kepala daerah terpilih segera menginventarisasi pera- turan daerah (perda) dan peraturan bupati/wali kota yang menghambat birokrasi dan investasi di daerah. Selama ini, dilaporkan banyaknya perda tumpang tindih dan berten- tangan dengan kebijakan pemerintah pusat (lihat grafik). Kebijakan tidak sinkron itu juga dinilai menghambat efektivitas pembangunan. Perspektif Senada dengan Mendagri, Ketua Dewan Perwakilan Daerah Irman Gus- man mengajak seluruh kepala daerah untuk menyatukan sinergi dengan pemerintah pusat. Meskipun setiap ke- pala daerah berasal dari partai politik berbeda, tujuan pembangunan daerah senapas dengan Nawa Cita pemerin- tahan Jokowi-JK. “Pilkada serentak 2015 sudah berlalu, berjalan lancar dan aman. Kini kepala daerah bersatu kembali sejalan dengan pemerintah pusat dalam membangun daerah masing-masing,” ujar Irman di Padang, kemarin. Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Siti Zuhro berpendapat sinkronisasi kebijakan pusat dan daerah yang dalam beberapa tahun terakhir sulit dijumpai dalam realitas, sesungguhnya dapat dicapai. Caranya ialah dengan penyamaan perspektif dan program antara pusat dan daerah agar tidak berjalan sendiri- sendiri. “Karena pada dasarnya, baik pe- merintah pusat maupun pemerintah daerah, sama-sama mengemban amanah kepentingan nasional. Arti- nya, era otonomi daerah sekarang ini tak boleh hanya menonjolkan ke- daerahannya saja dan mengabaikan keindonesiaan,” ujar Siti yang juga akrab disapa Wiwiek. (Adi/Nur/Nov/ Ind/Uta/X-7) [email protected] Berita terkait hlm 4 AMERIKA Serikat (AS) dan Perhim- punan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), Selasa (16/2) waktu setem- pat, menutup pertemuan puncak dua hari dengan komitmen meningkatkan keamanan maritim dan kegiatan ekono- mi di kawasan tersebut dan membatasi arus orang-orang militan Asia Tenggara ke wilayah yang dikendalikan kelom- pok radikal Islamic State (IS). Dalam sesi pembahasan kontrateror- isme di hari terakhir KTT, Presiden Joko Widodo secara khusus diminta oleh Presiden AS Barack Obama untuk me- mimpin diskusi. Alasannya, Indonesia dipandang terdepan dalam bidang ini dan paling banyak bersinggungan de- ngan terorisme. Presiden Jokowi mengemukakan pentingnya kerja sama tiga hal dalam memerangi terorisme, yaitu mempro- mosikan toleransi, memberantas teror- isme dan ekstremisme, serta mengatasi akar masalah ekstremisme. “Kombinasi penggunaan hard power dan soft power dibutuhkan dalam mengatasi ekstremisme,” ungkap Jokowi, seperti diutarakan Tim Komu- nikasi Presiden, Ari Dwipayana, dalam keterangan yang diterima Media Indo- nesia, kemarin. Lebih lanjut Presiden menyatakan pendekatan soft power juga diperkuat. Caranya dengan melakukan pendekatan agama dan kebudayaan serta melibatkan masyarakat, organisasi kemasyarakatan, dan organisasi keagamaan. Menyangkut foreign terrorist ghter (FTF), Presiden mengemukakan hampir semua negara menghadapi masalah yang sama, yakni ada warga negara mereka yang bergabung dengan orga- nisasi teroris mancanegara. Sebagai penutup, Presiden menyam- paikan gagasannya untuk memanfaat- kan media sosial dalam menghadapi ekstremis dan teroris. Hal itu didasar- kan pada fakta bahwa penyebaran pa- ham radikal dan ajakan bergabung FTF banyak dilakukan via media sosial. Pada bagian lain, KTT di Sunnylands, California, 15-16 Februari, melahirkan 17 prinsip Deklarasi Sunnylands. Di an- tara 17 butir prinsip itu ialah penghor- matan atas kedaulatan dan keutuhan teritorial, pentingnya kesejahteraan bersama, ekonomi yang kompetitif dan dinamis, serta mendukung dan menghormati sentralitas ASEAN. (AFP/ Whitehouse.gov/Hym/X-5) Berita terkait hlm 8 dan 18 Jokowi Pimpin Diskusi Kontraterorisme KTT ASEAN-AS ANSHAR DWI WIBOWO Kirimkan tanggapan Anda atas berita ini melalui e-mail: [email protected] Facebook: Harian Umum Media Indonesia Twitter: @MIdotcom Tanggapan Anda bisa diakses di mediaindonesia.com Sinkronkan Kebijakan Pusat dan Daerah Karena pusat dan daerah sama-sama mengemban kepentingan nasional, era otonomi daerah diminta tidak mengabaikan keindonesiaan. ANTARA/NOVRIAN ARBI AFP/MANDEL NGAN SEMATKAN LENCANA: Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menyematkan lencana jabatan kepada Bupati Karawang periode 2016-2021 Cellica Nurrachdiana saat pelantikan bupati dan wali kota beserta wakil hasil pilkada serentak 2015 di Gedung Merdeka, Bandung, Jawa Barat, kemarin. JALAN BERSAMA: Presiden Joko Widodo berjalan bersama (dari kiri) Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Presiden Laos Choummaly Sayasone, dan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak saat akan sesi foto dalam KTT Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN)-Amerika Serikat di Rancho Mirage, California, Selasa (16/2). Sumber: yahoo.finance/idx Bursa per 17 Februari 2016 Keterangan: Data diambil pukul 21.00 WIB CAC 40 4.201,50 (+2,19%) FTS 100 5.964,54 (+1,74%) NIKKEI 225 15.836,36 (-1,36%) HANG SENG 18.924,54 (-1,03%) STRAIT TIMES 2.613,79 (-1,16%) Dow Jones 16.196,41 (+1,39%) IHSG 4.765,50 (+0,43%) DUTA

Transcript of Hal 1 media indonesia (taruna Ikrar) Bapak Kedokteran

ENERGIPERADABAN

KAMIS, 18 FEBRUARI 2016 / NO. 12690 / TAHUN XLVII / 28 HALAMAN

Pemasangan Iklan &Customer Service: 021 5821303

No Bebas Pulsa: 08001990990e-mail: [email protected]

Rp4.000/eks (di luar P.Jawa + ongkos kirim)Rp89.000/bulan (di luar P.Jawa + ongkos kirim)

Harian Umum Media Indonesia

@ MIdotcom

HLM 2 Ubah APBN agar Lebih Realistis HLM 16 Cavani Buktikan DiriHLM 12 Jemaah Haji Manula Gunakan Gelang GPS

STUDI anyar yang diterbitkan dalam jurnal JAMA Pediatrics menemukan bahwa perempuan hamil dengan tingkat kon-sumsi ikan yang tinggi cenderung memiliki anak berindeks massa tubuh (BMI) yang tinggi pula.

Dalam studi ini, peneliti menganalisis 26.184 calon ibu dari 10 negara Eropa plus Massachusetts di AS. Mereka mengum-pulkan data kebiasaan diet responden selama kehamilan, be-rat badan sebelum kehamilan, usia, tingkat pendidikan, dan merokok. Setelah para calon ibu itu melahirkan antara 1996 dan 2011, peneliti melacak pertumbuhan bayi mereka.

Terungkap, perempuan hamil yang makan ikan sedikitnya tiga kali per minggu memiliki 22% peningkatan kesempatan memiliki anak yang kelebihan berat badan (obesitas) pada saat berusia enam tahun. Kelompok perempuan itu juga 22% lebih mungkin untuk melahirkan anak yang memiliki pertumbuhan pesat dalam dua tahun pertama pascake-lahiran.

Peneliti menduga ikan yang rentan terkontaminasi bahan kimia p e n g g a n g g u hormon, se -perti merkuri, memengaruhi bayi saat di da-l a m r a h i m . (Counsel&Heal/Hym/X-5)

Ikan dan Obesitas

SALAH satu fungsi utama kehadiran negara ialah meng-atur hubungan-hubungan manusia dalam masyarakat dan menertibkan gejala-gejala munculnya kekuasaan dalam masyarakat. Karena itu, negara memiliki sifat memaksa agar peraturan perundang-undangan ditaati dan dengan demikian penertiban di dalam masyarakat tercapai, serta anarki dapat dicegah.

Postulat itu menegaskan bahwa negara seharusnya tidak kalah oleh kekuatan apa pun, termasuk kekuatan preman-isme. Akan tetapi, dalil tersebut nyatanya belum sepenuhnya dilakukan. Preman dan premanisme, misalnya, masih mera-jalela dan bahkan terang-terangan menantang negara.

Banyak preman bebas menggunakan tanah negara untuk membuka rupa-rupa bisnis, mulai lapak judi, pelacuran, kafe remang-remang, penjualan minuman keras ilegal, hingga bisnis perdagangan orang.

Anehnya, bisnis ‘gelap’ itu dilakukan secara terang-terangan, di depan mata aparatus negara, dan berlangsung puluhan tahun. Apa yang terjadi di kawasan Kalijodo, Ja-karta, merupakan contoh nyata bagaimana para preman mengatur daerah kekuasaan.

Masyarakat kebanyakan yang tertib dan taat hukum, juga setia membayar pajak, kerap dicekam ketakutan. Mereka tidak berdaya dalam teror dan intimidasi kelompok yang

bebas melakukan aniaya dan tindakan melawan hukum.

Itulah yang terjadi apabila negara absen dari kehidupan masyarakat. Aparat sebagai alat sah negara yang se-harusnya menindak dan menghadirkan rasa tertib dan aman justru melakukan pembiaran.

Bahkan, tidak sedikit pula yang bermain dalam kelindan aksi premanisme itu dengan mengambil untung, men-jadikannya sumber setoran, dan membuat semuanya seperti absah. Ada pula yang memberikan garansi dengan menerbitkan surat legalisasi

tempat dan bisnis ilegal tersebut dengan imbalan uang.Semua diatur kelompok preman yang menguasai wilayah

tertentu, lewat perkongsian yang ‘simbiosis mutualisme’ dengan sejumlah aparat negara yang nakal.

Karena itu, rencana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menertibkan kawasan Kalijodo yang sejatinya merupakan tanah negara dan untuk jalur hijau ke fungsinya semula merupakan pertaruhan. Ia merupakan simbol penting apakah negara benar-benar telah hadir dan tidak takluk oleh preman.

Sejauh ini, langkah-langkah yang diambil Ahok sudah tepat. Kendati mereka yang berada di kawasan itu telah menyerobot tanah negara, faktanya mereka tetaplah ma-nusia yang memiliki hak diperlakukan secara manusiawi dan dengan pendekatan manusiawi pula.

Tawaran kepada penduduk untuk pindah ke rumah susun, pemberian pendidikan kepada anak-anak mereka, hingga tawaran pekerjaan merupakan solusi paling tepat. Pemerin-tah Provinsi DKI sudah punya kisah kesuksesan menertibkan kawasan Kampung Pulo sehingga bisa melakukannya untuk kawasan Kalijodo meski dengan masalah dan luas wilayah yang tidak serupa.

Namun, langkah tegas kepada mereka yang membandel tetap mesti dilakukan segera. Langkah tegas merupakan pesan paling penting bagi hadirnya negara. Ia juga bentuk nyata bahwa negara tidak pernah takluk oleh preman.

Kita yakin Ahok sanggup melakukan itu. Kita percaya Ahok sebagai representasi negara memiliki nyali yang cu-kup untuk itu.

MenaklukkanPremanisme Kalijodo

Pemprov DKI sudah punya kisah kesuksesan menertibkan kawasan

Kampung Pulo sehingga bisa melakukannya

untuk kawasan Kalijodo meski dengan masalah dan luas wilayah yang

tidak serupa.Silakan tanggapi

Editorial ini melalui: www.metrotvnews.com

PELANTIKAN 101 bupat i dan wali kota terpilih di 32 provinsi, kemarin, berlang-sung sudah. Seperti pelantikan

gubernur terpilih oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara Jakarta, Ju-mat (12/2), pelantikan pemimpin hasil pilkada serentak 9 Desember 2015 itu, secara paralel dilakukan oleh gubernur di level provinsi.

Pelantikan itu, menurut Wakil Pre-siden Jusuf Kalla, mengandung pesan pentingnya keselarasan dan kesin-kronan kebijakan mulai dari pusat, provinsi, hingga kabupaten dan atau kota. Pelantikan serentak itu pun men-jadi langkah awal terstruktur untuk menyinkronkan program-program pe-merintah pusat dengan daerah.

“Pertama kita berusaha memperbaiki struktur dan sistem yang baik dengan para gubernur. Itu merupakan wakil pemerintah pusat. Karena itu, guber-nur dilantik di istana. Kedua, bupati itu juga harus sinkron dengan gubernur. Karena itu, bupati dilantik gubernur di kantor gubernur masing-masing,” ujar JK di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, kemarin.

Dengan semangat itu, diharapkan sistem pemerintahan yang baik antara pemerintah pusat dan daerah bisa dija-lankan. Menurut JK, rencana-rencana

pembangunan bisa kembali dimulai dari daerah, tetapi program-program pemerintah pusat diharapkan juga bisa dimaknai dan diimplementasikan dengan baik oleh kepala daerah.

Karena itu, Menteri Dalam Negeri

Tjahjo Kumolo meminta bupati dan wali kota yang telah dilantik, ke-marin, segera berkoordinasi dengan forkompin da seperti kapolres, ketua pengadilan, tokoh masyarakat, tokoh agama, anggota DPRD, dan unsur lain untuk membangun sinergi dan konek-tivitas di daerah masing-masing.

Selaras dengan perintah Wapres JK, Tjahjo juga meminta kepala daerah terpilih segera menginventarisasi pera-turan daerah (perda) dan peraturan bupati/wali kota yang menghambat birokrasi dan investasi di daerah.

Selama ini, dilaporkan banyaknya perda tumpang tindih dan berten-tangan dengan kebijakan pemerintah pusat (lihat grafik). Kebijakan tidak sinkron itu juga dinilai menghambat efektivitas pembangunan.

PerspektifSenada dengan Mendagri, Ketua

Dewan Perwakilan Daerah Irman Gus-man mengajak seluruh kepala daerah untuk menyatukan sinergi dengan pemerintah pusat. Meskipun setiap ke-pala daerah berasal dari partai politik berbeda, tujuan pembangunan daerah senapas dengan Nawa Cita pemerin-tahan Jokowi-JK.

“Pilkada serentak 2015 sudah berlalu, berjalan lancar dan aman. Kini kepala daerah bersatu kembali sejalan dengan pemerintah pusat dalam membangun

daerah masing-masing,” ujar Irman di Padang, kemarin.

Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Siti Zuhro berpendapat sinkronisasi kebijakan pusat dan daerah yang dalam beberapa tahun terakhir sulit dijumpai dalam realitas, sesungguhnya dapat dicapai. Caranya ialah dengan penyamaan perspektif dan program antara pusat dan daerah agar tidak berjalan sendiri-sendiri.

“Karena pada dasarnya, baik pe-merintah pusat maupun pemerintah daerah, sama-sama mengemban amanah kepentingan nasional. Arti-nya, era otonomi daerah sekarang ini tak boleh hanya menonjolkan ke-daerahannya saja dan mengabaikan keindonesiaan,” ujar Siti yang juga akrab disapa Wiwiek. (Adi/Nur/Nov/Ind/Uta/X-7)

[email protected] terkait hlm 4

AMERIKA Serikat (AS) dan Perhim-punan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), Selasa (16/2) waktu setem-pat, menutup pertemuan puncak dua hari dengan komitmen meningkatkan keamanan maritim dan kegiatan ekono-mi di kawasan tersebut dan membatasi arus orang-orang militan Asia Tenggara ke wilayah yang dikendalikan kelom-pok radikal Islamic State (IS).

Dalam sesi pembahasan kontrateror-isme di hari terakhir KTT, Presiden Joko Widodo secara khusus diminta oleh Presiden AS Barack Obama untuk me-mimpin diskusi. Alasannya, Indonesia dipandang terdepan dalam bidang ini dan paling banyak bersinggungan de-ngan terorisme.

Presiden Jokowi mengemukakan pentingnya kerja sama tiga hal dalam memerangi terorisme, yaitu mempro-mosikan toleransi, memberantas teror-isme dan ekstremisme, serta mengatasi akar masalah ekstremisme.

“Kombinasi penggunaan hard power dan soft power dibutuhkan dalam mengatasi ekstremisme,” ungkap Jokowi, seperti diutarakan Tim Komu-

nikasi Presiden, Ari Dwipayana, dalam keterangan yang diterima Media Indo-nesia, kemarin.

Lebih lanjut Presiden menyatakan pendekatan soft power juga diperkuat. Caranya dengan melakukan pendekatan

agama dan kebudayaan serta melibatkan masyarakat, organisasi kemasyarakat an, dan organisasi ke agamaan.

Menyangkut foreign terrorist fi ghter (FTF), Presiden mengemukakan hampir semua negara menghadapi masalah yang sama, yakni ada warga negara mereka yang bergabung dengan orga-nisasi teroris mancanegara.

Sebagai penutup, Presiden menyam-paikan gagasannya untuk memanfaat-kan media sosial dalam menghadapi eks tremis dan teroris. Hal itu didasar-kan pada fakta bahwa penyebaran pa-ham radikal dan ajakan bergabung FTF banyak dilakukan via media sosial.

Pada bagian lain, KTT di Sunnylands, California, 15-16 Februari, melahirkan 17 prinsip Deklarasi Sunnylands. Di an-tara 17 butir prinsip itu ialah penghor-matan atas kedaulatan dan keutuhan teritorial, pentingnya kesejahteraan bersama, ekonomi yang kompetitif dan dinamis, serta mendukung dan menghormati sentralitas ASEAN. (AFP/Whitehouse.gov/Hym/X-5)

Berita terkait hlm 8 dan 18

Jokowi Pimpin Diskusi Kontraterorisme KTT ASEAN-AS

ANSHAR DWI WIBOWO

Kirimkan tanggapan Anda atas berita ini melalui e-mail:

[email protected]:

Harian Umum Media IndonesiaTwitter: @MIdotcom

Tanggapan Anda bisa diakses di mediaindonesia.com

Sinkronkan Kebijakan Pusat dan Daerah

Karena pusat dan daerah sama-sama mengemban

kepentingan nasional, era otonomi

daerah diminta tidak mengabaikan

keindonesiaan.

ANTARA/NOVRIAN ARBI

AFP/MANDEL NGAN

SEMATKAN LENCANA: Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menyematkan lencana jabatan kepada Bupati Karawang periode 2016-2021 Cellica Nurrachdiana saat pelantikan bupati dan wali kota beserta wakil hasil pilkada serentak 2015 di Gedung Merdeka, Bandung, Jawa Barat, kemarin.

JALAN BERSAMA: Presiden Joko Widodo berjalan bersama (dari kiri) Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Presiden Laos Choummaly Sayasone, dan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak saat akan sesi foto dalam KTT Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN)-Amerika Serikat di Rancho Mirage, California, Selasa (16/2).

Sumber: yahoo.finance/idx

Bursa per 17 Februari 2016

Keterangan: Data diambil pukul 21.00 WIB

CAC 40 4.201,50 (+2,19%) FTS 100 5.964,54 (+1,74%)NIKKEI 225 15.836,36 (-1,36%)HANG SENG 18.924,54 (-1,03%)STRAIT TIMES 2.613,79 (-1,16%)Dow Jones 16.196,41 (+1,39%)IHSG 4.765,50 (+0,43%)

DUTA