Hal 1-32.pdf

download Hal 1-32.pdf

of 32

Transcript of Hal 1-32.pdf

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 3 Forecasting Kelompok 22

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro 1

    2015

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    PT. Kanishta Garjita merupakan sebuah perusahaan baru yang memproduksi mini

    tamiya 4WD di Indonesia. PT Kanishta Garjita adalah anak perusahaan Masaki Corporation

    yang merupakan perusahaan besar mainan anak-anak di Jepang. Sebagai perusahaan baru

    yang sedang berkembang di Indonesia, PT Kanishta Garjita ingin memperkirakan jumlah

    permintaan yang akan datang (forecasting) karena peramalan merupakan tahap awal dan

    dasar untuk tahapan pada perencanaan produksi.

    Peramalan merupakan kegiatan yang sangat penting bagi perusahaan karena tanpa

    adanya peramalan maka perusahaan akan sulit dalam menentukan jadwal produksi sehingga

    tidak dapat mencapai sasaran produksi atau mungkin melebihi sasaran produksi dan

    merugikan perusahaan. Selain itu , peramalan yang buruk akan menyebabkan pengaruh pada

    manajemen rantai pasokan yang berhubungan dengan supplier dan raw material.

    Peramalan permintaan atau demand sangat diperlukan dalam proses manufaktur dan

    produksi, terlebih bagi perusahaan yang masih baru. Karena peramalan merupakan satu-

    sarunya prediksi atas permintaan yang nantinya akan berpengaruh pula pada proses

    penentuan jadwal produksi yang berkaitan dengan jumlah permintaan (demand). Peramalan

    juga berpengaruh pada kapasitas produksi karena dengan mengetahui jumlah permintaan

    maka dapat memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk proses produksi berdasarkan

    kapasitas produksi yang dimiliki. Secara khusus penerapan peramalan di bidang industri

    antara lain untuk mengkaji kebijakan perusahaan yang berlaku saat ini dan dimasa lalu, serta

    melihat sejauh mana pengaruhnya dimasa datang, perusahaan dapat mempersiapkan

    program untuk mengantisipasi keadaan dimasa datang sehingga resiko kegagalan bisa

    diminimalka, sebagai dasar penyusunan rencana bisnis perusahaan, sebagai dasar untuk

    pembuatan keputusa dalam berbagai tingkatan manajemen perusahaan. Pada perusahaan ini

    peramalan berpengaruh pada manajemen rantai pasokan termasuk supplier karena dengan

    adanya peramalan permintaan maka perusahaan dapat menentukan jumlah produk yang akan

    diproduksi sehingga perusahaan dapat menetukan jumlah raw material yang akan dibeli dan

    menentukan jumlah supplier guna memenuhi permintaan akan produk Tamiya 4WD.

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 3 Forecasting Kelompok 22

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro 2

    2015

    1.2 Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah untuk menentukan

    prediksi demand atau permintaan yang harus dipenuhi dengan menggunakan beberapa

    metode peramalan yang dilakukan pada data masa lalu (historis). Karena merupakan

    perusahaan baru, demand permalan PT. Kanishta Garjita berasal dari data demand

    perusahaan induk. Dengan peramalan yang mendekati permintaan yang sebenarnya akan

    membantu proses perencanaan dan pengendalian produksi untuk jangka waktu pandek

    maupun jangka panjang.

    1.3 Tujuan Penulisan

    Tujuan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 3 forecasting adalah:

    1. Agar praktikan mengetahui manfaat dan posisi forecasting pada sistem industry.

    2. Agar praktikan memahami metode-metode dan teknik forecasting.

    3. Agar praktikan mampu mengimplementasikan metode dan teknik forecasting dalam

    bidang industri.

    1.4 Pembatasan Masalah

    Masalah pada modul 3 terbatas pada peramalan permintaan PT Kanishta Garjita

    Indonesia. Dimana penelitian dilakukan dengan melihat grafik plot data dari produk

    perusahaan apakah tergolong dalam grafik konstan atau linier dengan lamanya peramalan

    48 bulan ke depan, dengan metode peramalan seperti Simple Average (SA), Moving Average

    (MA), Double Moving Average (DMA), Weighted Moving Average (WMA), Single

    Exponential Smoothing (SES), Center Moving Average (CMA), Double Exponential

    Smoothing (DES), Single Exponential Smoothing with Trend (SEST), Double Exponential

    Smoothing with Trend (DEST), Linier Regresi dan ARIMA. Penelitian dilakukan dengan

    bantuan software eviews dan perhitungan manual. Disamping itu juga menghitung verifikasi

    dan validasi hasil peramalan. Metode verifikasi yang digunakan antara lain: CFE, MAD,

    MSE, MAPE, ME, SSE, SDE, MPE, NF1, dan U-Theil. Sedangkan metode validasi yang

    digunakan antara lain: peta moving range dan tracking signal.

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 3 Forecasting Kelompok 22

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro 3

    2015

    1.5 Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan di dalam laporan praktikum ini adalah:

    BAB I PENDAHULUAN

    Berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penulisan

    dan sistematika penulisan praktikum.

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    Berisi pengertian sistem produksi, definisi forecasting, macam-macam metode peramalan,

    klasifikasi peramalan, uji verifikasi, dan tes validasi.

    BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM

    Berisi tentang flowchart praktikum.

    BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

    Berisi plot data, peramalan dengan metode SA, MA, WMA, DMA, CMA, SES, DES, SEST,

    DEST, ARIMA, dan Linier Regresi sesuai dengan hasil plotting data, rekapitulasi error dan

    verifiksasi, validasi metode yang terpilih, validasi data, uji dua sampel berpasangan.

    BAB V ANALISIS

    Berisi analisis hasil perhitungan metode-metode peramalan.

    BAB VI PENUTUP

    Berisi kesimpulan dan saran.

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 3 Forecasting Kelompok 22

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro 4

    2015

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Peramalan

    2.1.1 Definisi Peramalan

    Pengertian Peramalan (Forecasting) menurut beberapa ahli adalah, sebagai berikut:

    Peramalan adalah menentukan perkiraan besarnya volume penjualan pada waktu yang

    akan datang. ( Suyadi Prawirosentono, 2000 : 28)

    Peramalan adalah Penggunaan data untuk menguraikan kejadian yang akan datang

    didalam menentukan sasaran yang dikehendaki. ( Manahan P. Tampubolon, 2004 : 40)

    Peramalan adalah alat yang sangat penting dalam estimasi berapa besarnya permintaan

    (demand). ( Freddy Rangkuti, 2004 : 61)

    Kegiatan peramalan merupakan suatu fungsi bisnis yang berusaha memperkirakan

    penjualan dan penggunaan produk sehingga produk-produk tersebut dapat dibuat dalam

    jumlah yang tepat. Peramalan adalah perkiraan atau jenis estimasi tingkat permintaan

    suatu produk untuk periode yang akan datang. (Hari Purnomo, 2003 : 51)

    Kesimpulan dari 4 definisi tersebut, peramalan diartikan sebagai kegiatan analisis

    untuk memperkirakan perubahan suatu variabel ekonomi bisnis di masa yang akan datang

    dengan menggunakan perhitungan berdasarkan data yang ada agar dapat dibuat dalam

    jumlah yang tepat

    2.1.2 Macam Macam Peramalan

    Secara umum metode peramalan dibagi menjadi 2 yaitu:

    1. Kualitatif

    Menurut Sri Hartini (2010) metode peramalan kualitatif lebih menekankan pada hasil

    diskusi, pendapat pribadi seseorang dan hasil intuisi yang kelihatannya kurang ilmiah.

    Peramalan ini digunakan ketika tidak ada data historis. Penggunaan peramalan ini biasanya

    untuk memperhatikan perubahan pasar, selera konsumen dan lain lain. Berikut

    merupakan macam macam metode peramalan kualitatif :

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 3 Forecasting Kelompok 22

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro 5

    2015

    Juri dari Opini Eksekutif

    Metode ini mengambil opini atau pendapat dari sekelompok kecil manajer

    puncak/top manager (pemasaran, produksi, teknik, keuangan dan logistik), yang

    seringkali dikombinasikan dengan model-model statistik.

    Gabungan Tenaga Penjualan

    Setiap tenaga penjual meramalkan tingkat penjualan di daerahnya, yang kemudian

    digabung pada tingkat provinsi dan nasional untuk mencapai ramalan secara

    menyeluruh.

    2. Kuantitatif

    Menurut Sri Hartini (2010) metode peramalan kuantitatif merupakan prosedur

    peramalan yang mengikuti aturan aturan matematis dan statistik dalam menunjukkan

    hubungan antara permintaan dengan satu atau lebih variabel yang memengaruhinya. Selain

    itu, peramalan ini juga mengasumsikan bahwa tingkat keeratan dan macam dari hubungan

    antara variabel variabel bebas dengan permintaan yang terjadi pada masa lalu akan

    berulang juga pada masa yang akan datang. Berikut merupakan contoh metode peramalan

    kuantitatif:

    Times Series Model

    Metode time series adalah metode peramalan secara kuantitatif dengan

    menggunakan waktu sebagai dasar peramalan.

    Causal Model

    Metode peramalan yang menggunakan hubungan sebab-akibat sebagai asumsi,

    yaitu bahwa apa yang terjadi di masa lalu akan terulang kembali pada saat ini.

    2.1.3 Tahapan dalam Peramalan

    Proses peramalan (forecasting) biasanya terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut

    (Handoko, 1984: 260):

    a. Penentuan Tujuan

    Pertama dalam melakukan peramalan adalah menentukan tujuan peramalan tersebut.

    b. Penggunaan Model

    Setelah tujuan ditetapkan, langkah berikutnya adalah mengembangkan model, yang

    merupakan penyajian secara lebih sederhana sistem yang dipelajari. Dalam peramalan,

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 3 Forecasting Kelompok 22

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro 6

    2015

    model adalah suatu kerangka analitik yang apabila dimasukkan data akan menghasilkan

    estimasi jumlah calon mahasiswa baru diwaktu mendatang (atau variabel apa saja yang

    diramal). Analis hendaknya memilih suatu model yang menggambarkan secara realitis

    perilaku variabel-variabel yang dipertimbangkan.

    c. Pengujian Model

    Sebelum diterapkan, model biasanya diuji untuk menentukan tingkat akurasi, validitas,

    dan reliabilitas yang diharapkan. Ini sering mencakup penerapannya pada data historik,

    dan penyiapan estimasi untuk tahun-tahun sekarang dengan data nyata yang tersedia.

    Nilai suatu model ditentukan oleh derajat ketepatan hasil peramalan dengan data aktual.

    d. Penerapan Model

    Setelah pengujian, analis menerapkan model dalam tahap ini, data historis dimasukkan

    dalam model untuk menghasilkan suatu ramalan.

    e. Revisi dan Evaluasi

    Ramalan-ramalan yang telah dibuat harus senantiasa diperbaiki dan ditinjau kembali.

    2.2 Metode Metode Deret Waktu (Time Series)

    Menurut Sri Hartini (2010) metode time series adalah metode peramalan secara

    kuantitatif dengan menggunakan waktu sebagai dasar peramalan. Untuk membuat suatu

    peramalan diperlukan data historis. Data inilah yang diakumulasikan dalam periode waktu.

    Metode seri waktu mengasumsikan bahwa apa yang telah terjadi di masa lalu akan terus

    terjadi di masa yang akan datang. Time series memakai teknik statistik yang menggunakan

    data historis. Analisis time series memperlajari pola gerakan-gerakan nilai-nilai variabel

    pada satu interval waktu tertentu. Tujuan metode peramalan time series adalah menemukan

    pola dalam deret historis dan mengekstrapolasikan pola tersebut kemasa yang akan datang.

    Contohnya adalah produksi total tahunan, atau harga penutupan sebuah saham dalam waktu

    sebulan, temperature udara dalam waktu satu jam, dan lain-lain. Secara umum terdapat 4

    jenis pola data, yaitu:

    Konstan

    Terjadi bila rata-rata nilainya berfluktuasi secara konstan.

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 3 Forecasting Kelompok 22

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro 7

    2015

    Gambar 2.1 Pola Konstan

    (Sumber: Efta Dhartikasari, 2011)

    Linier/Trend.

    Terjadi bila terdapat minimal 7 data mengalami kenaikan atau penurunan

    Gambar 2.2 Pola Linier

    (Sumber: Efta Dhartikasari, 2011)

    Seasonal (Musiman)

    Terjadi saat nilai permintaan suatu produk mengalami fluktuasi yang sama setiap tahun.

    Gambar 2.3 Pola Musiman

    (Sumber: Efta Dhartikasari, 2011)

    Cyclical (Siklis)

    Terjadi saat nilai permintaan suatu produk berfluktuasi sama lebih dari satu tahun,

    sehingga pola siklis ini dapat digunakan untuk peramalan jangka menengah atau panjang.

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 3 Forecasting Kelompok 22

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro 8

    2015

    Gambar 2.4 Pola Siklis

    (Sumber: Efta Dhartikasari, 2011)

    Random (acak)

    Terjadi saat nilai nilai data befluktuasi secara acak sehingga tidak terlihat bentuk pola

    data yang sama.

    Gambar 2.5 Pola Random

    (Sumber: Efta Dhartikasari, 2011)

    Adapun metode peramalan yang termasuk dalam metode time series adalah:

    1. Moving Average

    a. Single Moving Average

    Single Moving Average merupakan suatu metode peramalan yang dilakukan dengan

    mengambil sekelompok nilai pengamatan, mencari nilai rata-rata tersebut sebagai

    ramalan untuk periode yang akan datang. Metode ini digunakan sebagai pemulusan data

    yang tidak beraturan. Metode ini dapat dirumuskan dengan:

    N

    )x......xx(F Ntttt

    111

    .

    t

    1Ntt

    txN

    1

    Xt = Data pengamatan pada waktu ke-t

    Ft+1 = Nilai ramalan pada waktu ke-t+1 dengan menggunakan metode single moving

    average

    .................................(2.1)

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 3 Forecasting Kelompok 22

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro 9

    2015

    b. Centered Moving Average

    Menurut Samuel Johnson (2007) CMA merupakan metode peramalan dimana

    rataan antara data sekarang dengan menggunakan data sebelumnya dan data sesudahnya.

    Misalnya untuk 3 periode moving average, maka CMA menggunakan data periode 3

    ditambah data sebelumnya dan data sesudahnya. Metode tersebut dapat dirumuskan

    sebagai berikut:

    =

    ((

    12)

    + + + +((12)

    Dimana Yt adalah nilai tengah dari interval L data observasi. (L-1)/2 observasi

    merupakan data sebelum dan sesudahnya. Misalnya CMA 5 periode, maka Yt = Y5 maka

    intervalnya dimulai dari Y3 sampai Y7.

    c. Double Moving Average

    Prosedur peramalan rata-rata bergerak linear meliputi tiga aspek:

    Penggunaan rata-rata bergerak tunggal pada waktu t (ditulis St).

    Penyesuaian, yang merupakan perbedaan antara rata-rata bergerak tunggal dan ganda

    pada waktu t (ditulis StSt).

    Penyesuaian untuk kecenderungan dari periode t ke periode t+1 (atau ke periode t + m

    jika kita ingin meramalkan m periode ke muka).

    N

    X

    'S

    Nt

    i

    i

    t

    1

    1

    N

    'S

    "S

    Nt

    i

    i

    t

    1

    1

    tttttt "S'S)"S'S('Sa 2

    )"S'S(N

    b ttt

    1

    2

    m.baF ttmt

    Dimana: S = Pergerakan pertama

    S= Pergerakan kedua

    .................................(2.2)

    .................................(2.3)

    .................................(2.4)

    .................................(2.5)

    .................................(2.6)

    .................................(2.7)

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 3 Forecasting Kelompok 22

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro 10

    2015

    mtF = hasil peramalan dengan parameter a dan b diperiode t dan m adalah selisih

    periode antara t dengan periode ramalam=n yang akan dicari.

    d. Weight Moving Average

    Melibatkan penimbang untuk setiap nilai data dan kemudian menghitung rata-rata

    penimbang sebagai nilai peramalan

    .............(2.8)

    Dimana jumlah total ; penimbang (nilai w) = 1

    Nilai faktor pengali ditentukan oleh pemakai metode ini dan tidak ada rumusan untuk

    mendapatkan faktor pengali terbaik, selain mencoba seluruh bilangan dan mencari nilai

    yang paling menghasilkan error terkecil.

    2. Exponential Smoothing

    a. Single Exponential Smoothing

    Metode ini juga digunakan untuk meramalkan suatu periode ke depan. Untuk

    melihat persamaan metode ini dengan metode single moving average, maka lihat

    kembali persamaan matematis yang digunakan pada peramalan single moving average.

    )1()1()()( tFataxtF

    )t(F)ht(f

    Dimana nilai a = konstanta smoothimg yang bernilai 0 < a < 1, dan data ke nol, F(0)

    didapat dari nilai data pertama dan data masa lalu.

    b. Double Exponential Smoothing

    Metode ini dikembangkan oleh Browns untuk mengatasi adanya perbedaan yang

    muncul antara data aktual dan nilai peramalan apabila ada trend pada plot datanya. Untuk

    itu Browns memanfaatkan nilai peramalan dari hasil single

    Eksponential Smothing dan Double Exponential smoothing. Perbedaan antara kedua

    ditambahkan pada harga dari SES dengan demikian harga peramalan telah disesuaikan

    terhadap trend pada plot datanya.

    .................................(2.9)

    .................................(2.10)

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 3 Forecasting Kelompok 22

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro 11

    2015

    = + (1 )1

    = + (1 )1

    = + (

    ) = 2

    =

    (1 )(

    )

    + = + .

    Dimana : S = Pergerakan pertama

    S= Pergerakan kedua

    mtF = Hasil peramalan dengan parameter a dan b diperiode t dan m adalah

    selisih periode antara t dengan periode ramalan yang akan dicari.

    c. Single Exponential Smoothing with Linier Trend

    Metode ini hampir sama dengan metode SES tetapi menggunakan dua faktor.

    )]1()1()[1()()( tTtFataxtF

    )1()1()]1()([)( tTbtFtFbtT

    )t(hT)t(F)ht(f

    Dimana nilai a = konstanta smoothimg yang bernilai 0 < a < 1, dan data ke nol, F(0)

    didapat dari nilai data pertama dan data masa lalu.

    d. Double Exponential Smoothing with Linier Trend

    )1()1()()( tFataxtF )1(')1()()( tFataFtF

    )](')()][1([)(')(2)( tFtFaahtFtFhtf

    Nilai a merupakan konstanta smoothing, 0 < a < 1. Nilai F(0) = x(1), data awal.

    3. Metode Box- Jenkins

    Menurut Eka Feri (2009) metode box jenkins merupakan deret waktu dengan

    menggunakan model matematis dan digunakan pula untuk peramalan jangka pendek.

    Metode ini disebut juga dengan metode ARIMA. ARIMA sangat baik ketepatannya untuk

    .................................(2.11)

    .................................(2.12)

    .................................(2.13)

    .................................(2.14)

    .................................(2.15)

    .................................(2.16)

    .................................(2.17)

    .................................(2.18)

    .................................(2.19)

    .................................(2.20)

    .................................(2.21)

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 3 Forecasting Kelompok 22

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro 12

    2015

    peramalan jangka pendek, sedangkan peramalan jangka panjang ketepatan peramalannya

    kurang baik. Biasanya akan cenderung konstan untuk periode yang cukup panjang.

    ARIMA menggunakan nilai masa lalu dan sekarang dari variabel dependen untuk

    menghasilkan peramalan jangka pendek yang akurat. ARIMA cocok jika observasi dari

    deret waktu secara statistik berhubungan satu sama lain (dependen).

    Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA)Sebuah model time series

    digunakan berdasarkan asumsi bahwa data time series yang digunakan harus stasioner

    yang artinya rata-rata variasi dari data yang dimaksud konstan. Tapi hal ini tidak banyak

    ditemui dalam banyak data time series yang ada, mayoritas merupakan data yang tidak

    stasioner melainkan integrated. Data yang integrated ini harus mengalami proses random

    stasioner yang seringkali tak dapat dijelaskan dengan baik oleh autoregressive model saja

    atau moving average model saja dikarenakan proses tersebut mengandung keduanya.

    Oleh karena itu campuran kedua model yang disebut autoregressive integrated moving

    average (ARIMA) menjadi lebih efektif menjelaskan proses itu. Pada model campuran

    ini series stasioner merupakan fungsi linier dari nilai lampau beserta nilai sekarang dan

    kesalahan lampaunya. Bentuk umum model ini adalah:

    Gambar 2.2 Bentuk Umum Model ARIMA

    (Sumber: Efta Dhartikasari, 2011)

    Proses autoregressive integrated moving average secara umum dilambangkan dengan

    ARIMA (p,d,q), dimana:

    o p menunjukkan ordo/derajat autoregressive (AR)

    o d adalah tingkat proses differencing.

    o q menunjukkan ordo/derajat moving average (MA).

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 3 Forecasting Kelompok 22

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro 13

    2015

    2.3 Metode Metode Kausal

    Menurut Subagyo (1986:7-14) metode kausal dalam peramalan berarti metode yang

    didasarkan hubungan antara variabel yang dicari atau diramalkan dengan variabel lain yang

    memengaruhinya (tapi bukan variabel waktu). Dalam analisa ini diasumsikan bahwa

    variabel yang menunjukkan suatu hubungan pengaruh sebab akibat dengan satu atau lebih

    variabel bebas. Bentuknya yang paling sederhana adalah dengan mencocokkan baris ke data

    kemdian baris itu digunakan untuk meramalkan variabel dependen yang telah dipilih untuk

    beberapa model variabel independen. Model yang digunakan pada metode ini sama dengan

    metode yang digunakan di regresi linier berganda, dimana

    Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + + bnXn + bnd + En .................................(2.22)

    keterangan:

    Y = nilai observasi dari variabel yang diukur

    b0 = konstanta

    X = variabel pengukur (independen)

    d = variabel surrogates (dummy)

    = error

    Salah satu contoh kasus adalah sebuah perusahaan yang didalamnya terdapat biaya iklan

    dan biaya produksi, maka dengan menggunakan persamaan regresi diatas, dapat diketahui

    biaya penjualan dari produk tersebut. Jenis metode ini terdiri dari:

    Metode regresi dan korelasi yang merupakan metode yang memakai teknik kuadrat

    terkecil (least square). Metoda ini sering digunakan untuk prediksi jangka pendek.

    Contohnya: meramalkan hubungan jumlah kredit yang diberikan dengan giro, deposito dan

    tabungan masyarakat. Ketepatan peramalan dengan metode ini sangat baik untuk peramalan

    jangka pendek, sedangkan untuk peramlan jangka panjang ternyata ketepatannya kurang

    begitu baik.

    Metode input-output yang merpakan metode peramalan jangka panjang yang biasanya

    digunakan untuk menyusun trend ekonomi jangka panjang. Metode ini cocok untuk

    peramalan jangka panjang, data yang digunakan untuk metode ini adalah data tahunan

    selama sekitar 10-15 tahun. Contohnya: meramalkan pertumbuhan ekonomi seperti

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 3 Forecasting Kelompok 22

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro 14

    2015

    pertumbuhan domestik bruto (PDB) untuk beberapa periode tahun ke depan 5-10 tahun

    mendatang.

    Metode ekonometri yang merupakan metode yang dapat digunakan dalam jangka pendek

    maupun jangka panjang. Data yang dibutuhkan adalah data kuartalan beberapa tahun.

    Metoda ini sering digunakan untuk perencanaan ekonomi nasional dalam jangka pendek

    maupun jangka panjang. Contohnya: meramalkan besarnya indikator moneter buat beberapa

    tahun ke depan, hal ini sering dilakukan pihak BI tiap tahunnya.

    2.4 Pemilihan Metode Peramalan

    Ketepatan ramalan adalah suatu hal yang mendasar dalam peramalan, yaitu bagaimana

    mengukur kesesuaian suatu metode peramalan tertentu untuk suatu kumpulan data yang

    diberikan. Ketepatan dipandang sebagai kriteria penolakan untuk memilih suatu metode

    peramalan. Dalam pemodelan deret berkala ( time series ) dari data masa lalu dapat

    diramalkan situasi yang akan terjadi pada masa yang akan datang, untuk menguji kebenaran

    ramalan ini digunakan ketepatan ramalan yaitu dengan cara mencari error terkecil dari

    peramalan Error merupakan selisih antar data permintaan dengan data peramalan. Teknik

    mencari error terkecil disebut metode verifikasi. Berikut beberapa metode verifikasi:

    1. Nilai Tengah Galat ( Mean Error )

    (2.23)

    2. Nilai Tengah Galat Kuadrat ( Mean Square Error )

    (2.24)

    3. Nilai Tengah Galat Persentase Absolut ( Mean Absolute Percentage Error )

    (2.25)

    4. Nilai Tengah Galat Persentase ( Mean Percentage Error )

    (2.26)

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 3 Forecasting Kelompok 22

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro 15

    2015

    5. Jumlah Kuadrat Galat ( Sum Square Error )

    (2.27)

    6. Deviasi Standar Galat ( Standart Deviation of Error )

    (2.28)

    Dimana:

    e = Xt Ft ( kesalahan pada periode ke t )

    X = data aktual pada periode ke t

    F = nilai ramalan pada periode ke t

    n = banyak periode waktu

    7. CFE (Cumulative Forecast Error)

    Kesalahan peramalan = permintaan ramalan

    Secara sistematis persamaannya yaitu :

    CFE = =1 (2.29)

    Dengan e = kesalahan peramalan (forecast error).

    8. MAD (Mean Absolute Deviation)

    MAD merupakan rata- rata kesalahan mutlak selama periode tertentu tanpa

    memperhatikan apakah hasil peramalan lebih besar atau lebih kecil dibandingkan

    kenyataannnya. Secara sistematik, MAD dirumuskan sebagai berikut :

    ||

    (2.30)

    9. NF1 (Naive Forecast)

    Perhitungan kesalahan dengan metode NF1 ini dapat dituliskan secara matematis yaitu

    sebagai berikut :

    | |

    (1) X 100%

    (2.31)

    Dimana : | | = | 1

    | (2.32)

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 3 Forecasting Kelompok 22

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro 16

    2015

    10. U-THEIL

    Selain kesepuluh metode diatas, kesalahan peramalan juga dapat dihitung dengan metode

    U Theil yang secara matematis dapat ditulis :

    [

    +1 +1

    ]2

    [+1

    ]

    2 =

    (2.33)

    2.5 Validasi

    Menurut Hendra Kusuma (1990:40) validasi dapat dilakukan dengan menghitung nilai

    Tracking Signal. Tracking Signal adalah suatu ukuran bagaimana suatu ramalan

    memperkirakan nilai aktualnya. Dihitung sebagai running sum of the forecast errors (RSFE)

    running sum of the forecast errors (RSFE) dibagi dengan mean absolute deviation (MAD).

    Sehingga permusanya sebagai berikut:

    =

    = ||

    Sehingga Tracking Signal adalah:

    =

    =

    ||

    Tracking signal yang positif menunjukkan bahwa nilai actual permintaan lebih besar

    dari peramalan, sedangkan negative menunjukkan permintaan actual lebih kecil dari

    peramalan. Tracking Signal yang baik terlihat apabila memiliki RSFE yang rendah dan

    mempunyai eror positif yang sama banyaknya atau seimbangan dengan eror negatif,

    sehingga pusat tracking signal mendekati nol. Apabila tracking signal telah dihitung, maka

    peta kontrol signal dapat dibuat sebagaimana halnya dengan peta kontrol dalam

    pengendalian proses statistik yang mempunyai batas atas dan batas bawah pada grafiknya.

    Dalam pembatasannya, tracking signal memiliki batas nilai sebesar 4. Dengan

    demikian apabila tracking signal telah berada diluar batas-batas pengendalian, model harus

    .................................(2.34)

    .................................(2.35)

    .................................(2.36)

    .................................(2.37)

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 3 Forecasting Kelompok 22

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro 17

    2015

    ditinjau kembali karena akurasi peramalan tidak dapat diterima (Vincent Gaspersz.

    2002:81). Validasi model peramalan adalah sebagai berikut:

    1. Moving Range (MR)

    Peta Moving Range dirancang untuk membandingkan nilai permintaan aktual dengan

    nilai peramalan. Data permintaan aktual dibandingkan dengan nilai peramal pada periode

    yang sama. Peta tersebut dikembangkan ke periode yang akan datang hingga dapat

    dibandingkan data peramalan dengan permintaan aktual. Peta Moving Range digunakan

    untuk pengujian kestabilan sistem sebab-akibat yang mempengaruhi permintaan.Rumus

    perhitungan peta Moving Range adalah sebagai berikut:

    = |(1 1) ( )|

    =

    1

    = 2,66

    = 2,66

    Jika ditemukan satu titik yang berada diluar batas kendali

    pada saat peramalan diverifikasi maka harus ditentukan apakah data harus diabaikan atau

    mencari peramal baru.Jika ditemukan sebuah titik berada diluar batas kendali maka harus

    diselidiki penyebabnya. Penemuan itu mungkin saja membutuhkan penyelidikan yang

    ekstensif. Jika semua titik berada di dalam batas kendali, diasumsikan bahwa peramalan

    permintaan yang dihasilkan telah cukup baik.Jika terdapat titik yang berada di luar batas

    kendali, jelas bahwa peramalan yang didapat kurang baik dan harus direvisi (Gaspersz,

    1998).

    Kegunaan peta Moving Range ialah untuk melakukan verifikasi hasil peramalan least

    square terdahulu.Jika peta Moving Range menunjukkan keadaan diluar kriteria kendali.

    Hal ini berarti terdapat data yang tidak berasal dari sistem sebab-akibat yang sama dan

    harus dibuang maka peramalan pun harus diulangi lagi.

    2. Uji T

    Dalam menerangkan variasi variabel terikat. Tujuan dari uji t adalah untuk menguji

    koefisien regresi secara individual.

    Hipotesis Nol = Ho

    .................................(2.38)

    .................................(2.39)

    .................................(2.40)

    .................................(2.41)

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 3 Forecasting Kelompok 22

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro 18

    2015

    Ho adalah satu pernyataan mengenai nilai parameter populasi. Ho merupakan hipotesis

    statistik yang akan diuji hipotesis nihil.

    Hipotesis alternatif = Ha

    Ha adalah satu pernyataan yang diterima jika data sampel memberikan cukup bukti

    bahwa hipotesa nol adalah salah.

    Langkah-langkah menguji hipotesis dengan distribusi t

    1. Merumuskan hipotesis

    Ho : i = 0, artinya variabel bebas bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap

    variabel terikat

    Ha : i 0, artinya variabel bebas merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel

    terikat.

    2. Menentukan taraf nyata/ level of significance =

    Taraf nyata / derajat keyakinan yang digunakan sebesar = 1%, 5%, 10%, dengan rumus

    :

    df = n k

    Dimana:

    df = degree of freedom/ derajad kebebasan

    n = Jumlah sampel

    k = banyaknya koefisien regresi + konstanta

    3. Menentukan daerah keputusan, yaitu daerah dimana hipotesis nol diterima atau tidak.

    Untuk mengetahui kebenaran hipotesis digunakan kriteria sebagai berikut. Ho diterima

    apabila t ( / 2; n k) t hitung t ( / 2; n k), artinya tidak ada pengaruh antara variabel

    bebas terhadap variabel terikat Ho ditolak apabila t hitung > t ( / 2; n k) atau t hitung <

    -t ( / 2; n k), artinya ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat.

    Gambar 2.3 Daerah Kritis Uji T

    (Sumber: Rosalina, 2012)

    .................................(2.42)

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 3 Forecasting Kelompok 22

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro 19

    2015

    4. Menentukan uji statistik (Rule of the test)

    5. Mengambil keputusan Keputusan bisa menolak Ho atau menolak Ho menerima Ha. Nilai

    t tabel yang diperoleh dibandingkan nilai t hitung, bila t hitung lebih besar dari t tabel,

    maka Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independent berpengaruh

    pada variabel dependent. Apabila t hitung lebih kecil dari t tabel, maka Ho diterima

    sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen tidak berpengaruh terhadap

    variabel dependen.

    2.6 Ekonometrika

    Dalam definisi yang sederhana, ekonometrika adalah suatu aplikasi dari metode

    statistika pada ekonomi. Namun, tidak seperti pada ilmu statistika, yang hanya terfokus

    kepada data statistik, ilmu ekonometrika merupakan gabungan dari teori ekonomi,

    matematika, dan statistika.

    Istilah ekonometrika pertama kali diperkenalkan oleh Ragnar Frisch (1933), seorang

    pakar ekonomi dan statistika berkebangsaan Norwegia.Ia menjelaskan definisi

    ekonometrika sebagai berikut: Terdapat banyak metode kuantitatif sewaktu menganalisis

    ilmu ekonomi, tetapi tiada satu pun di antara metode kuantitatif tersebut dapat berdiri sendiri

    tanpa bantuan dari yang lain untuk menerangkan ekonometrika. Oleh karena itu, ketiga

    faktor yaitu teori ekonomi, matematika dan statistika samasama penting untuk menerangkan

    hubungan kuantitatif dalam mempelajari ilmu ekonomi.

    2.7 Eviews

    Menurut Hendry Adi (2012) EViews adalah perangkat lunak spreadsheet yang

    digunakan untuk menganalisis berbagai jenis data. Memiliki kesamaaan seperti Microsoft

    Excel dan mendukung format file tersebut. EViews menyediakan analisis data, regresi, dan

    alat peramalan berbasis windows. EViews digunakan untuk melakukan analisis rumit,

    regresi, dan simulasi yang tidak ditemukan pada Miscrosoft Excel. Eviews merupakan

    kepanjangan dari Econometric Views yang mulanya ditujukan untuk Time Series Processor

    software untuk komputer server. Namun perkembangannya diformulasikan untuk praktisi

    ekonomi, statistic, dan sosiologi.

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 3 Forecasting Kelompok 22

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro 20

    2015

    Eviews menyediakan data analisis, regresi dan alat forecasting yang luar biasa, dengan

    Eviews user dapat dengan cepat mengembangkan sebuah relasi statistika dari data user dan

    kemudian menggunakan relasi tersebut untuk peramalan nilai data di masa yang akan datang.

    EViews dapat membaca format Excel, ASCII/Text, SAS, Stata, SPSS, RATS, Html, Access,

    Binary, ODBC Databases, ODBC queries (ODBC requires the Enterprise version) dan

    lainnya.

    Kelebihan:

    Program sangat mudah dioperasikan

    Memiliki teknik penyajian grafis dan statistika yang luas

    Mudah melakukan perubahan bentuk data menjadi spreadsheet dan program database

    Penggunaan

    Analisis statistika umum

    Analisis data panel dan cross section

    Time series, data estimation, and forecasting

    Interpretasi data menggunakan berbagai grafik.

    Sebagai alat manajemen data dengan kemampuan yang luas

    Gambar 2.5 Tampilan output Eviews

    (Sumber: Rosalina, 2012)

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 3 Forecasting Kelompok 22

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro 21

    2015

    2.8 WinQSB

    Menurut Mahmud Basuki (2011) WinQSB merupakan software yang terdiri dari modul-

    modul untuk menyelesaikan masalah riset operasi dan ilmu manajemen seperti:

    Analisis Sampling

    Agregat dalam sistem produksi

    Goal programming

    Analisis keputusan

    Peramalan permintaan

    Sistem inventori

    Pemrograman linier dan integer

    Pemrograman dinamis

    Perencanaan kebutuhan material

    Proses markov dan teori antrian.

    Software ini dikemangkan oleh Yih-Long Chang dan dikenal sebagai WinQSB

    (Windows bassed Quantity System fo Business).

    Gambar 2.6 Tampilan output WinQSB

    (Sumber: Rahman Arif, 2009)

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 3 Forecasting Kelompok 22

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro 22

    2015

    BAB III

    METODOLOGI PRAKTIKUM

    Mulai

    Membuat Plot Data Historis Permintaan

    Mengkonversi Data

    Memilih Metode Peramalan

    Melakukan Peramalan

    Menghitung Error tiap Metode Peramalan

    Memilih satu metode peramalan dengan error tekecil

    Melakukan Validasi Hasil Peramalan

    Valid

    Selesai

    Data Historis Permintaan

    Data Waktu Baku

    (Modul 2)

    Gambar 3.1 Metodologi Praktikum

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 3 Forecasting Kelompok 22

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro 23

    2015

    Dari gambar metodologi praktikum diatas, langkah pertama yang dilakukan adalah

    membuat plot data historis permintaan berdasarkan data permintaan masa lalu. Hal ini

    bertujuan untuk mengetahui pola permintaan terhadap produk perusahaan bersifat linier

    atau konstan. Langkah selanjutnya, adalah mengkonversikan dengan menggunakan

    waktu baku yang telah dihitung pada Modul 2 Perancangan Sistem Kerja.

    Dari data tersebut dapat dilakukan peramalan berdasarkan pola yang telah diketahui.

    Jika pola yang terbentuk adalah pola konstan maka menggunakan metode peramalan

    SMA, DMA, CMA, dan WMA, SES, DES. Untuk pola data linier menggunakan metode

    peramalan SEST, DEST, ARIMA dan LR.

    Pada tahap ini kita sudah dapat memilih metode peramalan. Dari metode yang

    tersedia, yang digunakan adalah metode peramalan yang menghasilkan nilai error

    terkecil, tahap ini disebut tahap verifikasi. Error dihitung pada tiap-tiap metode

    peramalan yang digunakan. Setelah metode terbaik diketahui, dilakukan validasi. Metode

    verifikasi yang digunakan CFE, MAD, MSE, MAPE, ME, SSE, SDE, MPE, NF1, dan U-

    theil. Sedangkan metode validasi yang digunakan adalah peta moving range dan tracking

    signal.

    Jika peramalan telah dianggap valid maka hasil dari peramalan dapat menjadi acuan

    dalam pengambilan kebijakan dan kegiatan produksi PT. Kanishta Garjita Indonesia

    namun jika hasil peramakan dianggap belum valid maka dilakukan pemilihan metode

    kembali.

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 3 Forecasting Kelompok 22

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro 24

    2015

    BAB IV

    PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

    4.1 Pengumpulan Data

    Berikut ini merupakan data historis yang diberikan oleh Departemen Logistik yang

    menyangkut tentang permintaan produk Tamiya Mini 4 WD di pasar dari periode Oktober

    2011 sampai dengan periode September 2015. Produk yang diproduksi terdiri dari 3 jenis

    Tamiya 4 WD, yaitu Amoldo, Bernardo, dan Cartaya.

    Tabel 4.1 Data Historis Permintaan

    Tahun Bulan Periode Amoldo Bernardo Cartaya

    2011

    OCT 1 4750 4166 2536

    NOV 2 5040 5528 2595

    DEC 3 4978 5400 2626

    2012

    JAN 4 4175 5150 2668

    FEB 5 5090 5451 2715

    MAR 6 4560 5235 2770

    APR 7 5294 5353 2788

    MAY 8 4244 5516 2952

    JUN 9 4481 5140 2975

    JUL 10 5278 5677 3005

    AUG 11 5798 5803 3080

    SEP 12 4180 5453 3101

    OCT 13 5412 5263 3129

    NOV 14 4336 5402 3151

    DEC 15 4000 5692 3177

    2013

    JAN 16 4821 5625 3319

    FEB 17 5287 5745 3334

    MAR 18 4332 4979 3353

    APR 19 3888 5577 3418

    MAY 20 5473 5894 3429

    JUN 21 4196 5774 3495

    JUL 22 5249 5953 3508

    AUG 23 4579 5154 3542

    SEP 24 5688 5753 3580

    OCT 25 5168 4988 3609

    NOV 26 4307 5156 3619

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 3 Forecasting Kelompok 22

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro 25

    2015

    Lanjutan Tabel 4.1 Data Historis Permintaan

    Tahun Bulan Periode Amoldo Bernardo Cartaya

    2013 DEC 27 3980 5156 3760

    2014

    JAN 28 4524 5622 3764

    FEB 29 4169 5196 3927

    MAR 30 4527 5849 3930

    APR 31 4183 5422 3989

    MAY 32 4813 5285 4004

    JUN 33 4366 5484 4090

    JUL 34 5534 4935 4131

    AUG 35 5735 5178 4164

    SEP 36 5683 5372 4209

    OCT 37 5031 5281 4219

    NOV 38 4798 5110 4307

    DEC 39 4445 5795 4420

    2015

    JAN 40 5491 5723 4504

    FEB 41 5740 5905 4543

    MAR 42 5418 5548 4564

    APR 43 4153 5668 4569

    MAY 44 4684 5834 4603

    JUN 45 5456 5783 4621

    JUL 46 5136 5365 4848

    AUG 47 5508 5079 4908

    SEP 48 4669 5400 4933

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 3 Forecasting Kelompok 22

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro 26

    2015

    4.2 Pengolahan Data

    4.2.1 Plot Data

    Data yang dipakai untuk forecasting adalah data historis permintaan pada

    Departemen Logistik periode Oktober 2011 sampai dengan September 2015. Berikut

    merupakan hasil plot data dari ketiga jenis Tamiya tersebut:

    1. Tamiya Amoldo

    Gambar 4.1 Plot Data Tamiya Amoldo

    Dari plot data pada gambar 4.1 tersebut, terlihat bahwa plot data historis permintaan dari

    Tamiya Amoldo memiliki plot data yang konstan, yang terlihat dari grafik yang naik dan

    turun secara bergantian.

    2. Tamiya Bernardo

    Gambar 4.2 Plot Data Tamiya Bernardo

    0

    1000

    2000

    3000

    4000

    5000

    6000

    7000

    1 3 5 7 9 11131517192123252729313335373941434547

    Dem

    and

    Periode

    Amoldo

    0

    1000

    2000

    3000

    4000

    5000

    6000

    7000

    1 3 5 7 9 11131517192123252729313335373941434547

    Dem

    and

    Periode

    Bernardo

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 3 Forecasting Kelompok 22

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro 27

    2015

    Dari plot data pada gambar 4.2 tersebut, terlihat bahwa plot data historis permintaan

    dari Tamiya Bernardo memiliki plot data yang konstan, yang terlihat dari grafik yang naik

    dan turun secara bergantian.

    3. Tamiya Cartaya

    Gambar 4.3 Plot Data Tamiya Cartaya

    Dari plot data pada gambar 4.3 tersebut, terlihat bahwa plot data historis permintaan dari

    Tamiya Cartaya memiliki plot data yang linier, yang terlihat dari grafik yang semakin lama

    semakin naik.

    4.2.2 Konversi Data

    Untuk konversi data yang digunakan adalah waktu siklus terlama yang sudah

    dihitung pada Modul 2 Perancangan Sistem Kerja dalam proses merakit sebuah Tamiya.

    Data historis permintaan yang sudah ada tidak perlu dikalikan dengan faktor konversi karena

    faktor konversi yang digunakan sama, perbandingan waktu baku ketiga tamiya inipun adalah

    1:1:1 yaitu selama 457,93 detik untuk masing-masing jenis Tamiya.

    Untuk proses pengolahan yang digunakan adalah data historis permintaan dari ketiga

    jenis Tamiya. Untuk pola data linear menggunakan data historis permintaan dari Tamiya

    Cartaya, sebagai berikut:

    0

    1000

    2000

    3000

    4000

    5000

    6000

    1 3 5 7 9 11131517192123252729313335373941434547

    Dem

    and

    Periode

    Cartaya

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 3 Forecasting Kelompok 22

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro 28

    2015

    Tabel 4.2 Data Historis Demand Pola Linier

    Tahun Bulan Periode Cartaya

    2011

    OCT 1 2536

    NOV 2 2595

    DEC 3 2626

    2012

    JAN 4 2668

    FEB 5 2715

    MAR 6 2770

    APR 7 2788

    MAY 8 2952

    JUN 9 2975

    JUL 10 3005

    AUG 11 3080

    SEP 12 3101

    OCT 13 3129

    NOV 14 3151

    DEC 15 3177

    2013

    JAN 16 3319

    FEB 17 3334

    MAR 18 3353

    APR 19 3418

    MAY 20 3429

    JUN 21 3495

    JUL 22 3508

    AUG 23 3542

    SEP 24 3580

    OCT 25 3609

    NOV 26 3619

    DEC 27 3760

    2014

    JAN 28 3764

    FEB 29 3927

    MAR 30 3930

    APR 31 3989

    MAY 32 4004

    JUN 33 4090

    JUL 34 4131

    AUG 35 4164

    SEP 36 4209

    OCT 37 4219

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 3 Forecasting Kelompok 22

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro 29

    2015

    Lanjutan Tabel 4.2 Data Historis Demand Pola Linier

    Tahun Bulan Periode Cartaya

    2014 NOV 38 4307

    DEC 39 4420

    2015

    JAN 40 4504

    FEB 41 4543

    MAR 42 4564

    APR 43 4569

    MAY 44 4603

    JUN 45 4621

    JUL 46 4848

    AUG 47 4908

    SEP 48 4933

    Sedangkan untuk pola data konstan menggunakan data historis permintaan dari Tamiya

    jenis Amoldo dan Bernardo. Data yang digunakan adalah total data dari kedua jenis Tamiya

    tersebut karena memiliki pola data yang sama, sehingga untuk mempermudah, proses

    pengolahannya dijadikan satu dan kemudian dihitung presentase permintaannya. Data

    permintaan dengan pola linier tersebut, yaitu:

    Tabel 4.3 Data Historis Demand Pola Konstan

    Tahun Bulan Periode Amoldo Bernardo Total

    2011

    OCT 1 4750 4166 8916

    NOV 2 5040 5528 10568

    DEC 3 4978 5400 10378

    2012

    JAN 4 4175 5150 9325

    FEB 5 5090 5451 10541

    MAR 6 4560 5235 9795

    APR 7 5294 5353 10647

    MAY 8 4244 5516 9760

    JUN 9 4481 5140 9621

    JUL 10 5278 5677 10955

    AUG 11 5798 5803 11601

    SEP 12 4180 5453 9633

    OCT 13 5412 5263 10675

    NOV 14 4336 5402 9738

    DEC 15 4000 5692 9692

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 3 Forecasting Kelompok 22

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro 30

    2015

    Lanjutan Tabel 4.3 Data Historis Demand Pola Konstan

    Tahun Bulan Periode Amoldo Bernardo Total

    2013

    JAN 16 4821 5625 10446

    FEB 17 5287 5745 11032

    MAR 18 4332 4979 9311

    APR 19 3888 5577 9465

    MAY 20 5473 5894 11367

    JUN 21 4196 5774 9970

    JUL 22 5249 5953 11202

    AUG 23 4579 5154 9733

    SEP 24 5688 5753 11441

    OCT 25 5168 4988 10156

    NOV 26 4307 5156 9463

    DEC 27 3980 5156 9136

    2014

    JAN 28 4524 5622 10146

    FEB 29 4169 5196 9365

    MAR 30 4527 5849 10376

    APR 31 4183 5422 9605

    MAY 32 4813 5285 10098

    JUN 33 4366 5484 9850

    JUL 34 5534 4935 10469

    AUG 35 5735 5178 10913

    SEP 36 5683 5372 11055

    OCT 37 5031 5281 10312

    NOV 38 4798 5110 9908

    DEC 39 4445 5795 10240

    2015

    JAN 40 5491 5723 11214

    FEB 41 5740 5905 11645

    MAR 42 5418 5548 10966

    APR 43 4153 5668 9821

    MAY 44 4684 5834 10518

    JUN 45 5456 5783 11239

    JUL 46 5136 5365 10501

    AUG 47 5508 5079 10587

    SEP 48 4669 5400 10069

    Jumlah 232647 260817 493464

    Persentase 47,15% 52,85% 100%

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 3 Forecasting Kelompok 22

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro 31

    2015

    Gambar 4.4 Plot Data Demand Pola Konstan

    Untuk perhitungan presentase masing - masing permintaan Tamiya jenis Amoldo, Bernardo,

    dan Cartaya adalah sebagai berikut:

    % =232647

    493464 x 100% = 47,15 %

    % =260817

    493464 x 100% = 52,85 %

    0

    2000

    4000

    6000

    8000

    10000

    12000

    14000

    1 3 5 7 9 11131517192123252729313335373941434547

    Dem

    and

    Periode

    Plot Data Demand Pola Konstan

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 3 Forecasting Kelompok 22

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro 32

    2015

    4.2.3.1 Data Pola Konstan

    1. Metode MA (Moving Average)

    a. SMA (Single Moving Average)

    3 SMA

    Manual

    Perhitungan Manual :

    Peramalan : F(t)1 = 8916+10568+10378

    3= 9954,00

    Error : Demand Peramalan = 9325 9954 = -629,00

    Sqr error : Error 2 = (-629)2 = 395641,00

    Error : -629 = 629,00

    PE : 629

    9325 = -6,75

    PE : -6,745308 = 6,75

    Pembilang : ((+1)(+1)

    )21=1 = (

    10090,3310541

    9325)

    21=1 = 0,002336

    Penyebut : (105419325

    9325)

    2= 0,0170051=1

    Galat R : (+1)

    =

    105688916

    8916 = 0,185285

    Berikut merupakan tabel rekap perhitungan manual 3 SMA:

    Tabel 4.4 Perhitungan Manual 3 SMA

    Periode X(t) F(t) Error Error^2 |Error| PE |PE| Pembilang Penyebut |Galat|

    1 8916

    2 10568 0,185285

    3 10378 0,017979

    4 9325 9954,00 -629,00 395641,00 629,00 -6,75 6,75 0,002336 0,017005 0,101465

    5 10541 10090,33 450,67 203100,44 450,67 4,28 4,28 0,000738 0,005009 0,130402

    6 9795 10081,33 -286,33 81986,78 286,33 -2,92 2,92 0,006020 0,007566 0,070771

    7 10647 9887,00 760,00 577600,00 760,00 7,14 7,14 0,002843 0,006941 0,086983

    8 9760 10327,67 -567,67 322245,44 567,67 -5,82 5,82 0,002091 0,000203 0,08331

    9 9621 10067,33 -446,33 199213,44 446,33 -4,64 4,64 0,009661 0,019225 0,014242

    10 10955 10009,33 945,67 894285,44 945,67 8,63 8,63 0,018474 0,003477 0,138655