Hakikat Etika Dan Moralitas

8
 Nama: Muh. Muttadir NIM : H31111002 HAKIKAT ETIKA DAN MORALITAS Etika Istilah etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ³ethos´ yang berarti watak atau kebiasaan. Dalam bahasa sehari-hari kita sering menyebutnya dengan etiket yang berarti cara bergaul atau berperilaku yang baik yang sering juga disebut sebagai sopan santun. Istilah etika banyak dikembangkan dalam organisasi sebagai norma-norma yang mengatur dan mengukur perilaku profesional seseorang. Kita mengenal saat ini banyak dikembangkan etika yang berkaitan dengan profesi yang disebut sebagai etika profesi seperti etika kedokteran, etika hukum, etika jurnalistik, etika guru, dan sebagainya Etika berkaitan dengan baik dan buruk, benar dan salah, betul dan tidak, bohong dan jujur. Dalam berinteraksi dengan lingkungannya orang-orang dapat menunjukkan perilaku yang dinilai baik atau buruk, benar atau salah ketika melakukan suatu tindakan. Hal tersebut sangat bergantung kepada nilai-nilai yang berlaku dalam lingkungan di mana orang-orang berfungsi. Tidak jarang terdapat penilaian yang berbeda terhadap suatu perilaku dalam lingkungan yang berbeda. Etika menggambarkan suatu kode perilaku yang berkaitan dengan nilai tentang mana yang benar dan mana yang salah yang berlaku secara obyektif dalam masyarakat. Dengan demikian, etika dapat diartikan sebagai perilaku individu dalam berinteraksi dengan li ngkungannya. Secara lengkap etika diartikan sebagai nilai-nilai normatif atau pola perilaku seseorang atau badan/lembaga/organisas i sebagai suatu kelaziman yang dapat diterima umum dalam interaksi dengan lingkungannya. Moral Moral adalah istilah yang berasal dari bahasa Latin yaitumos yang berarti cara hidup atau kebiasaan. Moral dalam bahasa Inggris dapat diartikan sebagai dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang berkaitan dengan etika. Moralitas dilandasi oleh nilai-nilai tertentu yang diyakini oleh seseorang atau organisasi tertentu sebagai sesuatu yang baik atau buruk, sehingga bisa membedakan mana yang patut dilakukan dan mana yang tidak sepatutnya dilakukan. Di sisi lain, konsepsi moralitas dimaksudkan untuk menentukan sampai seberapa jauh seseorang memiliki dorongan untuk melakukan tindakan sesuai dengan prinsip-prinsip etika moral. Pada dasarnya dalam diri setiap orang ada dorongan untuk mencari kebenaran. Perbedaannya adalah pada pada kadar kuat tidaknya dorongan tersebut. Dari uraian di atas dapat dibedakan antara etika dan moralitas seb agai suatu sistem nilai dalam diri seseorang atau organisasi. Moralitas merujuk kepada nil ai-nilai yang diyakini dan menjadi semangat dalam diri seseorang atau suatu organisasi untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Sedangkan etika merupakan nilai-nilai perilaku yang ditunjukkan oleh seseorang atau organisasi ketika berinteraksi dengan lingkungannya

Transcript of Hakikat Etika Dan Moralitas

5/12/2018 Hakikat Etika Dan Moralitas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hakikat-etika-dan-moralitas 1/8

Nama: Muh. Muttadir NIM : H31111002

HAKIKAT ETIKA DAN MORALITASEtika

Istilah etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ³ethos´ yang berarti watak atau kebiasaan. Dalam bahasa

sehari-hari kita sering menyebutnya dengan etiket yang berarti cara bergaul atau berperilaku yang baik

yang sering juga disebut sebagai sopan santun. Istilah etika banyak dikembangkan dalam organisasi

sebagai norma-norma yang mengatur dan mengukur perilaku profesional seseorang. Kita mengenal saat ini

banyak dikembangkan etika yang berkaitan dengan profesi yang disebut sebagai etika profesi seperti etika

kedokteran, etika hukum, etika jurnalistik, etika guru, dan sebagainya

Etika berkaitan dengan baik dan buruk, benar dan salah, betul dan tidak, bohong dan jujur. Dalam

berinteraksi dengan lingkungannya orang-orang dapat menunjukkan perilaku yang dinilai baik atau buruk,

benar atau salah ketika melakukan suatu tindakan. Hal tersebut sangat bergantung kepada nilai-nilai

yang berlaku dalam lingkungan di mana orang-orang berfungsi. Tidak jarang terdapat penilaian yangberbeda terhadap suatu perilaku dalam lingkungan yang berbeda.

Etika menggambarkan suatu kode perilaku yang berkaitan dengan nilai tentang mana yang benar dan

mana yang salah yang berlaku secara obyektif dalam masyarakat. Dengan demikian, etika dapat

diartikan sebagai perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Secara lengkap etika

diartikan sebagai nilai-nilai normatif atau pola perilaku seseorang atau badan/lembaga/organisasi sebagai

suatu kelaziman yang dapat diterima umum dalam interaksi dengan lingkungannya.

Moral

Moral adalah istilah yang berasal dari bahasa Latin yaitumos yang berarti cara hidup atau kebiasaan.

Moral dalam bahasa Inggris dapat diartikan sebagai dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan

atau tidak melakukan sesuatu yang berkaitan dengan etika. Moralitas dilandasi oleh nilai-nilai tertentu

yang diyakini oleh seseorang atau organisasi tertentu sebagai sesuatu yang baik atau buruk, sehingga

bisa membedakan mana yang patut dilakukan dan mana yang tidak sepatutnya dilakukan.

Di sisi lain, konsepsi moralitas dimaksudkan untuk menentukan sampai seberapa jauh seseorang

memiliki dorongan untuk melakukan tindakan sesuai dengan prinsip-prinsip etika moral. Pada dasarnya

dalam diri setiap orang ada dorongan untuk mencari kebenaran. Perbedaannya adalah pada pada kadar 

kuat tidaknya dorongan tersebut.

Dari uraian di atas dapat dibedakan antara etika dan moralitas sebagai suatu sistem nilai dalam diri

seseorang atau organisasi. Moralitas merujuk kepada nilai-nilai yang diyakini dan menjadi semangat

dalam diri seseorang atau suatu organisasi untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Sedangkan

etika merupakan nilai-nilai perilaku yang ditunjukkan oleh seseorang atau organisasi ketika berinteraksi

dengan lingkungannya

5/12/2018 Hakikat Etika Dan Moralitas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hakikat-etika-dan-moralitas 2/8

Nilai-nilai, Moral, dan Budaya Organisasi

Perilaku seseorang sebagaimana diketahui merupakan cerminan dari nilai-nilai yang dianut oleh orang

tersebut. Nilai-nilai yang diyakini oleh individu tersebutlah yang mendasarinya untuk melakukan atau

tidak melakukan suatu tindakan/perilaku. Nilai-nilai itu pula yang menyebabkan seseorang terdorong atau

memiliki semangat untuk melakukan hal yang baik atau buruk, salah atau benar. Seseorang akanmelakukan suatu tindakan apabila dia yakin bahwa tindakannya benar dan tidak akan melakukan suatu

tindakan apabila diyakininya bahwa tindakan itu salah, baik menurut nilai-nilai yang dianutnya atau nilai-

nilai yang berlaku dalam lingkungannya. Nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari diacu juga

sebagai moral atau moralitas.

Dalam organisasi, peran individu sangat penting, karena organisasi terbentuk dengan adanya

sekelompok orang yang saling berinteraksi dalam mewujudkan tujuan tertentu. Organisasi adalah sistem

hubungan yang terstruktur yang mengoordinasikan suatu usaha individu atau kelompok orang untuk

mencapai tujuan tertentu. Organisasi juga dapat dipandang sebagai koordinasi rasional kegiatan

sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsiberdasarkan hierarki otoritas dan tanggung jawab. Dengan demikian, organisasi dapat dipandang

sebagai entitas sosial yang terkoordinasi dengan batas-batas yang relatif dapat diidentifikasi dan relatif 

berfungsi secara kontinyu untuk mencapai tujuan bersama.

Dari beberapa pengertian tentang organsasi dapat diketahui bahwa dalam organisasi terdapat interaksi

atau hubungan antarindividu dan/atau antarkelompok untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan

bersama. Interaksi antarorang atau antarkelompok yang memiliki nilai serta latar belakang yang berbeda-

beda akan saling memengaruhi satu sama lain sehingga membentuk suatu nilai baru yang akan

melandasi perilaku individu untuk bersama-sama mencapai tujuan organisasi. Dengan demikian, etika

organisasi dapat pula diartikan sebagai pola sikap dan perilaku yang diharapkan dari setiap individu dankelompok dalam organisasi, yang pada akhirnya akan membentuk budaya organisasi yang sejalan

dengan visi, misi, dan tujuan organisasi

PRINSIP-PRINSIP ETIKA

Dalam peradaban sejarah manusia sejak abad keempat sebelum Masehi para pemikir telah mencoba

menjabarkan berbagai corak landasan etika sebagai pedoman hidup bermasyarakat. Para pemikir itu

telah mengidentifikasi sedikitnya terdapat ratusan macam ide agung (great ideas). Seluruh gagasan atau

ide agung tersebut dapat diringkas menjadi enam prinsip yang merupakan landasan penting etika, yaitu

keindahan, persamaan, kebaikan, keadilan, kebebasan, dan kebenaran.

Prinsip Keindahan

Prinsip ini mendasari segala sesuatu yang mencakup penikmatan rasa senang terhadap keindahan.

Berdasarkan prinsip ini, manusia memperhatikan nilai-nilai keindahan dan ingin menampakkan sesuatu

yang indah dalam perilakunya. Misalnya dalam berpakaian, penataan ruang, dan sebagainya sehingga

membuatnya lebih bersemangat untuk bekerja.

5/12/2018 Hakikat Etika Dan Moralitas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hakikat-etika-dan-moralitas 3/8

Prinsip Persamaan

Setiap manusia pada hakikatnya memiliki hak dan tanggung jawab yang sama, sehingga muncul tuntutan

terhadap persamaan hak antara laki-laki dan perempuan, persamaan ras, serta persamaan dalam

berbagai bidang lainnya. Prinsip ini melandasi perilaku yang tidak diskrminatif atas dasar apapun.

Prinsip Kebaikan

Prinsip ini mendasari perilaku individu untuk selalu berupaya berbuat kebaikan dalam berinteraksi

dengan lingkungannya. Prinsip ini biasanya berkenaan dengan nilai-nilai kemanusiaan seperti hormat-

menghormati, kasih sayang, membantu orang lain, dan sebagainya. Manusia pada hakikatnya selalu

ingin berbuat baik, karena dengan berbuat baik dia akan dapat diterima oleh lingkungannya.

Penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat sesungguhnya

bertujuan untuk menciptakan kebaikan bagi masyarakat.

Prinsip Keadilan

Pengertian keadilan adalah kemauan yang tetap dan kekal untuk memberikan kepada setiap orang apa

yang semestinya mereka peroleh. Oleh karena itu, prinsip ini mendasari seseorang untuk bertindak adil

dan proporsional serta tidak mengambil sesuatu yang menjadi hak orang lain.

Prinsip Kebebasan

Kebebasan dapat diartikan sebagai keleluasaan individu untuk bertindak atau tidak bertindak sesuai

dengan pilihannya sendiri. Dalam prinsip kehidupan dan hak asasi manusia, setiap manusia mempunyai

hak untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kehendaknya sendiri sepanjang tidak merugikan atau

mengganggu hak-hak orang lain. Oleh karena itu, setiap kebebasan harus diikuti dengan tanggung jawabsehingga manusia tidak melakukan tindakan yang semena-mena kepada orang lain. Untuk itu kebebasan

individu disini diartikan sebagai:

kemampuan untuk berbuat sesuatu atau menentukan pilihan kemampuan yang memungkinkan manusia untuk melaksana-kanpilihannya tersebut kemampuan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.Prinsip Kebenaran

Kebenaran biasanya digunakan dalam logika keilmuan yang muncul dari hasil pemikiran yang

logis/rasional. Kebenaran harus dapat dibuktikan dan ditunjukkan agar kebenaran itu dapat diyakini oleh

individu dan masyarakat. Tidak setiap kebenaran dapat diterima sebagai suatu kebenaran apabila belum

dapat dibuktikan.

Semua prinsip yang telah diuraikan itu merupakan prasyarat dasar dalam pengembangan nilai-nilai etika

atau kode etik dalam hubungan antarindividu, individu dengan masyarakat, dengan pemerintah, dan

sebagainya. Etika yang disusun sebagai aturan hukum yang akan mengatur kehidupan manusia,

5/12/2018 Hakikat Etika Dan Moralitas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hakikat-etika-dan-moralitas 4/8

masyarakat, organisasi, instansi pemerintah, dan pegawai harus benar-benar dapat menjamin

terciptanya keindahan, persamaan, kebaikan, keadilan, kebebasan, dan kebenaran bagi setiap orang.

DIMENSI ETIKA DALAM ORGANISASI

Sebagaimana dikemukakan sebelumnya bahwa etika merupakan cara bergaul atau berperilaku yangbaik. Nilai-nilai etika tersebut dalam suatu organisasi dituangkan dalam aturan atau ketentuan hukum,

baik tertulis maupun tidak tertulis. Aturan ini mengatur bagaimana seseorang harus bersikap atau

berperilaku ketika berinteraksi dengan orang lain di dalam suatu organisasi dan dengan masyarakat di

lingkungan organisasi tersebut. Cukup banyak aturan dan ketentuan dalam organisasi yang mengatur 

struktur hubungan individu atau kelompok dalam organisasi serta dengan masyarakat di lingkungannya

sehingga menjadi kode etik atau pola perilaku anggota organisasi bersangkutan.

Birokrasi

Nilai-nilai yang berlaku dalam suatu organisasi secara konseptual telah dikembangkan sejak munculnya

teori tentang organisasi. Salah satu teori klasik tentang organisasi yang cukup dikenal dan sangat

berpengaruh terhadap pengembangan organisasi adalah birokrasi. Menurut teori ini, ciri organisasi yang

ideal yang sekaligus menjadi nilai-nilai perilaku yang harus dianut oleh setiap anggota organisasi adalah:

adanya pembagian kerja

hierarki wewenang yang jelas

prosedur seleksi yang formal

aturan dan prosedur kerja yang rinci, serta

hubungan yang tidak didasarkan atas hubungan pribadi.

Teori birokrasi menempatkan setiap anggota organisasi dalam suatu hierarki struktur yang jelas, setiap

pekerjaan harus diselesesaikan berdasarkan prsedur dan aturan kerja yang telah ditetapkan, dan setiap

orang terikat secara ketat dengan aturan-aturan tersebut. Selain itu, hubungan antarindividu dalam

organisasi dan dengan lingkungan di dalam organisasi hanya dibatasi dalam hubungan pekerjaan sesuai

tugas dan tanggung jawab masing-masing. Dalam model organisasi ini pola perilaku yang berkembang

bersifat sangat kaku dan formal.

5/12/2018 Hakikat Etika Dan Moralitas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hakikat-etika-dan-moralitas 5/8

Prinsip Manajemen Organisasi

Berbeda dengan teori birokrasi terdapat teori lain yang mengidentifi- kasi prinsip-prinsip manajemen

organisasi. Prinsip-prinsip ini cukup banyak diadopsi oleh para pimpinan organisasi, baik publik maupun

swasta. Prinsip-prinsip ini bahkan ditemukan juga dalam oragnisasi yang dikelola secara birokratis. Prinsip-

prinsip tersebut adalah pembagian kerja, wewenang, disiplin, kesatuan perintah (komando), koordinasi,mendahulukan kepentingan organisasi, remunerasi, sentralisasi versus desentralisasi, inisiatif, dan

kesektiakawanan kelompok.

Pembagian kerja

Pembagian kerja yang sangat spesifik dapat meningkatkan kinerja dengan cara membuat para pekerja

lebih produktif. Para spesialis dipandang akan sangat mahir dengan spesialisasinya karena hanya

melakukan bagian tertentu dari suatu pekerjaan.

Wewenang

Untuk dapat melaksanakan tugas dengan baik, setiap anggota harus diberi kewenangan tertentu

seimbang dengan tugas yang dipikulnya. Selanjutnya setiap wewenang yang diberikan harus diikuti

dengan tanggung jawab yang seimbang pula.

Disiplin

Para pegawai harus menaati dan menghormati peraturan yang mengatur organisasi. Disiplin yang baik

merupakan hasil dari kepemimpinan yang efektif, saling pengertian yang jelas antara pimpinan dan para

pegawai tentang peraturan organisasi, serta penerapan sanksi yang adil bagi yang menyimpang dari

peraturan tersebut.

Kesatuan PerintahSetiap pegawai hanya menerima perintah dari satu orang atasan. Tidakboleh terjadi ada dua nakhoda dalam satu kapal.

KoordinasiPimpinan harus sanggup menyelaraskan aktivitas bawahan ke arahtujuan yang ditetapkan.Mendahulukan kepentingan organisasiKepentingan organisasi lebih diutamakan ketimbang kepentinganperseorangan.Remunerasi/Pengupahan yang Wajar 

Para pegawai harus digaji sesuai dengan kinerja yang mereka tunjukkan. Ini yang sekarang diacu

sebagai penghargaan berbasis kinerja (performance based reward).

Sentralisasi Versus Desentralisasi

Dalam pengambilan keputusan perlu dipilih cara yang paling menguntungkan, karena sentralisasi dan

desentralisasi masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan.

5/12/2018 Hakikat Etika Dan Moralitas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hakikat-etika-dan-moralitas 6/8

 

Inisiatif 

Organisasi hidup dalam lingkungan masyarakat yang selalu berkembang dan bersaing dengan organisasi

lainnya. Agar dapat bertahan hidup dan berkembang, organisasi harus membuka diri dan mampumenyesuaikan diri dengan perkembangan tersebut. Untuk itu, diperlukan inisiatif untuk melakukan

inovasi. Pimpinan harus memiliki inisiatif dan mampu menciptakan iklim yang memungkinkan munculnya

berbagai inisiatif baru yang inovatif. Dalam menghadapi situasi yang bersifat rutin pun inisiatif tetap

diperlukan.

Kesetiakawanan kelompokPimpinan harus mampu menggalang rasa kesetiakawanan (Esprit decorps) antaranggota organisasi sehingga mereka memiliki semangat

sebagai satu tim yang solid. Perasaan ini sangat penting karena hal tersebut akan menimbulkan

kekuatan dan semangat kelompok, kebanggaan terhadap organisasi, dan kesetiaan anggota kepadaorganisasi.

Prinsip Manajemen Keilmuan

Prinsip lain yang juga cukup berpengaruh dalam pengembangan pola perilaku dalam organisasi adalah

prinsip organisasi yang diacu sebagai manajemen keilmuan. Prinsip ini berkenaan dengan gerakan

perubahan sikap/perilaku dari dua pihak yang terlibat langsung dalam organisasi yaitu pegawai (buruh)

dan pemilik (majikan). Prinsip- prinsip yang terkandung dalam manajemen keilmuan antara lain sebagai

berikut.

Dalam melaksanakan pekerjaan digunakan pedoman kerja atau

aturan kerja yang disusun berdasarkan hasil penelitian. Sifat dan karakteristik setiap jenis pekerjaan

harus diteliti sehingga diperoleh pedoman khusus bagi setiap jenis pekerjaan sebagai pedoman

pelaksanaan tugas.

Para pegawai harus dipilah secara keilmuan yang didasarkan atas

penelitian terhadap bakat dan keahlian yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang akan dilakukan.

Sementara itu, pegawai yang sudah ada perlu dididik dan dilatih sehingga memiliki tingkat kemampuan dan

keterampilan yang tinggi. Organisasi dapat mencapai tingkat efisiensi yang tinggi jika para pegawaimelaksanakan tugas dengan memanfaatkan keahliannya secara maksimal.

Pembinaan hubungan kerja sama yang baik antara pimpinan danpegawai. Adanya tanggung jawab bersama antara pimpinan dan pegawaidalam pelaksanaan tugas. Kinerja pegawai dihargai sesuai dengan tingkat produktivitas yangditunjukkan

5/12/2018 Hakikat Etika Dan Moralitas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hakikat-etika-dan-moralitas 7/8

Beberapa pendapat tersebut di atas mengatur tentang perilaku dalam organisasi yang masing-masing

memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun, pada dasarnya semua teori tersebut pada hakikatnya

mengatur bagaimana hubungan antaranggota dalam organisasi (bawahan dengan pimpinan, bawahan

dengan bawahan, pimpinan dengan pimpinan) serta organisasi dengan lingkungannya. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa dimensi perilaku individu dalam organisasi atau etika organisasi

dapat dikelompokkan sebagai berikut.

Hubungan anggota dengan organisasi. Hubungan anggota organisasi dengan sesama anggota lainnya danantara anggota dan pimpinan

ETIKA ORGANISASI PEMERINTAH13 Hubungan anggota organisasi yang bersangkutan dengan anggotadan organisasi lainnya; Hubungan anggota organisasi dengan masyarakat yangdilayani/lingkungannya.

PEMBENTUKAN ETIKA ORGANISASI

Sebagaimana diuraikan sebelumnya, etika merupakan nilai-nilai perilaku yang ditunjukkan oleh

seseorang atau suatu organisasi dalam interaksinya dengan lingkungan. Nilai-nilai perilaku yang

ditunjukkan oleh individu sangat dipengaruhi oleh nilai nilai yang dianut oleh individu tersebut serta nilai-

nilai yang berlaku dan berkembang dalam organisasi yang kemudian menjadi suatu kebiasaan yang

berakumulasi menjadi budaya yang akan dianut oleh organisasi tersebut.

5/12/2018 Hakikat Etika Dan Moralitas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hakikat-etika-dan-moralitas 8/8

Pembentukan nilai-nilai yang berlaku dalam organisasi tersebut dapatdigambarkan sebagai berikut.

Setiap individu memiliki karakter dan sifat yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Perilaku

individu tersebut sangat dipengaruhi oleh berbagai hal, baik yang timbul dari dalam dirinya maupun

karena pengaruh lingkungannya. Pengaruh yang cukup besar yang datang dari dalam individu sendiriantara lain meliputi kemampuan dan kebutuhan individu yang bersangkutan dalam berbagai aspek

kehidupan. Hal lain yang juga cukup berpengaruh dalam diri seseorang adalah keyakinan terhadap

sesuatu hal, baik yang bersumber dari nilai-nilai agama maupun budaya, pengalaman, serta harapan

yang ingin dicapainya. Karakterisik tersebut akan dibawa oleh individu dalam berinteraksi dengan individu

yang lain dalam organisasi atau lingkungannya yang akan memengaruhi perilaku organisasi. Perilaku

individu dalam organisasi sangat berpengaruh terhadap upaya mencapai tujuan organisasi. Itu sebabnya,

perilaku beragam dari setiap individu harus dipadukan secara integral sesuai dengan tujuan organisasi

Organisasi memiliki visi, misi, dan tujuan yang diharapkan akan dicapai melalui interaksi dan kerja sama

seluruh anggota organisasi. Sebagai anggota organisasi individu dituntut untuk menyesuaikan diridengan apa yang telah ditetapkan oleh organisasi. Setiap orang dalam organisasi memiliki tugas,

tanggung jawab, dan wewenang sesuai dengan peran atau kedudukannya dalam organisasi tersebut.

Selain itu, penghargaan yang diberikan oleh organisasi kepada anggotanya juga turut memengaruhi

perilaku individu dalam organisasi. Kesemuanya ini disebut sebagai karakteristik organisasi.

 Adanya interaksi antara karakteristik individu dengan karakteristik organisasi akan mewujudkan perilaku

organisasi. Dengan demikian, dalam suatu organisasi terdapat dua kepribadian, yaitu kepribadian

perorangan dan kepribadian organisasi. Gabungan kedua kepribadian tersebut harus saling menunjang

untuk mencapai tujuan organisasi. Perilaku organisasi inilah yang kemudian diwujudkan dalam tindakan-

tindakan individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya baik di dalam maupun di luar organisasi.

Pola tindakan tersebut secara umum adakalanya dituangkan ke dalam berbagai ketentuan atau aturan

yang harus dipatuhi oleh setiap anggota organisasi. Pola perilaku atau tindakan yang telah disepakati

bersama oleh setiap anggota organisasi akan mewarnai setiap tindakan individu dalam berinteraksi

dengan individu yang lain atau dengan lingkungannya. Pola ini akan dianut oleh anggota individu

sehingga menjadi suatu kebiasaan. Pola kebiasaan ini lama kelamaan menjadi suatu budaya dalam

organisasi yang akan menjadi ciri khas organisasi bersangkutan.