Hakikat Diri Sebagai Mahasiswa

download Hakikat Diri Sebagai Mahasiswa

of 12

Transcript of Hakikat Diri Sebagai Mahasiswa

12

HAKIKAT DIRI SEBAGAI MAHASISWA

MAKALAH

Disusun untuk melengkapi tugas MKU Pancasila 20

Oleh

Bagus Satrio PambudiNIM 122010101020

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS JEMBER2014BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangMahasiswa merupakan salah satu bagian dari masyarakat. Hal ini mengharuskan mahasiswa untuk ikut berpartisipasi, mengamalkan, dan mengembangkan ilmunya didalam kehidupan bermasyarakat. Mahasiswa yang dikenal sebagai agent of change dituntut untuk mengimplikasikan segala macam sikap, perilaku, dan pikirannya dalam sebuah bentuk yang jelas. Pemikiran kritis, demokratis, dan konstruktif diharapkan selalu lahir dari pola pikir mahasiswa. Mahasiswa diharapkan muncul sebagai pencetus ide sekaligus eksekutor dari ide tersebut, yang mampu memberikan pengaruh terhadap perubahan budaya, keadaan, atau sistem yang ada. Suara mahasiswa sering kali mempresentasikan dan mengangkat realita sosial yang terjadi di masyarakat. Sikap idealisme mendorong mahasiswa untuk memperjuangkan aspirasi mereka kepada pemerintah dengan cara mereka sendiri.Peran mahasiswa sangatlah luas, tidak hanya mencakup kegiatan pembelajaran di universitas, namun juga di setiap tempat dimanapun mereka berada. Perlu disadari, bahwa mahasiswa adalah kaum intelektual terdidik. Dari sekian banyak kaum intelektual tersebut,diharapkan muncul banyak insan yang aktif di berbagai kegiatan yang berlandaskan tri dharma perguruan tinggi, yang mampu memberikan sumbangsih terbaik kepada bangsanya.Pada saat ini, banyak mahasiswa yang telah kehilangan arah gerakan, khusunya dalam menentukan orientasi dan tujuannya berdasarkan hakikat yang seharusnya. Apabila dikaji secara lebih mendalam, banyak mahasiswa yang mulai melupakan tugas dan fungsinya. Sibuknya aktifitas serta kepadatan akademik dijadikan alasan utama mereka, sehingga banyak hal penting yang seharusnya menjadi prioritas justru ditelantarkan. Berbagai bentuk program perkaderan yang ada pada saat ini juga hanya dianggap sebagai ajang formal yang cenderung dilakukan secara asal-asalan. Penyampaian hal-hal yang bersifat ideologis, prinsipal, dan fundamental-pun sering terlupakan.Sikap pragmatis yang ada dalam perilaku mahasiswa saat ini juga terbukti dari sikap mahasiswa yang belum bisa meletakkan posisinya secara ideal. Ketika mahasiswa dihadapkan pada suatu realitas, mahasiswa lebih cenderung bersikap reaksioner tanpa mempertimbangkan berbagai aspek yang seharusnya diperhatikan. Kepribadian mahasiswa pada saat ini dapat dikatakan masih jauh dari kemandirian dan kedewasaan, serta semakin larut dalam budaya barat yang bebas. Maraknya pergaulan bebas dan tingginya angka pecandu narkoba merupakan beberapa contoh dari budaya barat yang berdampak buruk bagi mahasiswa. Hal ini akan menjadi faktor presipitasi bagi mahasiswa ketika telah lulus dari pendidikannya, memunculkan generasi baru yang pasif, tidak kritis, dan kurang intelek. Apabila hal ini dibiarkan begitu saja, lama-kelamaan semangat dan jiwa nasionalisme mahasiswa sebagai pemuda bangsa akan terkikis.Berdasarkan hal tersebut, penulis membuat makalah yang berjudul Hakikat Diri Sebagai Mahasiswa. Pada makalah ini akan dibahas tentang apa itu mahasiswa, untuk apa menyandang predikat sebagai mahasiswa, serta beberapa hal yang bertujuan untuk memunculkan kembali semangat mahasiswa dalam menuntut ilmu.

1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang yang tercantum di atas, muncul beberapa rumusan masalah antara lain:1) Siapa mahasiswa itu?2) Untuk apa mahasiswa mendapatkan predikat itu?3) Kemana mahasiswa itu setelah selesai studi?4) Kegiatan mayoritas apa saja yang disenangi sekarang?5) Apakah mahasiswa itu mengerti/memahami ilmu yang dia miliki mayoritas/sebagian besar berupa teori/praktek?6) Bagaimana sebaiknya mahasiswa memahami dan melaksanakan ilmu yang dimilikinya?7) Benarkah mahasiswa sebagai agent of change?

1.3 TujuanBerdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penulisan makalah ini antara lain:1) Mengetahui pengertian mahasiswa2) Mengetahui tujuan mahasiswa mendapatkan predikat tersebut3) Mengetahui kemanakah mahasiswa itu setelah selesai studi4) Mengetahui kegiatan mayoritas apa saja yang disenangi saat sekarang5) Mengetahui mahasiswa itu telah mengerti/memahami ilmu yang dia miliki mayoritas/sebagian besar berupa teori/praktek atau tidak6) Mengetahui tindakan mahasiswa dalam memahami dan melaksanakan ilmu yang dimilikinya7) Mengetahui kebenaran mahasiswa sebagai agent of change.1.4 Manfaat Manfaat dari makalah ini adalah sebagai berikut.1) Bagi penulisMakalah ini diharapkan mampu memenuhi tugas Mata Kuliah Umum (MKU) Pancasila (PCL 20)2) Bagi pembacaMemberikan informasi tentang hakikat diri sebagai mahasiswa

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi MahasiswaSecara etimologi mahasiswa berasal dari dua suku kata, yaitu kata maha dan siswa. Kata maha berarti besar, paling, ter-, dan sangat, sedangkan siswa berasal dari kata murid dari kata iradatan yang berarti orang yang mencari pengetahuan di tingkat sekolah dasar, menengah. Jadi mahasiswa ialah seseorang yang lebih tinggi, baik tingkat tempat dimana dia belajar (SD,SMP,SMP) maupun tingkat intelektualnya.Sedangkan secara terminologi mahasiswa (Student) dalam peraturan pemerintah RI No.30 tahun 1990 adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu. Selanjutnya menurut Sarwono (1978) mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi dengan batas usia sekitar 18-30 tahun.Mahasiswa menurut Knopfemacher (dalam Sarwono, 1978) adalah merupakan para insan calon sarjana yang dalam keterlibatannya dengan perguruan tinggi (yang makin menyatu dengan masyarakat), dididik dan di harapkan menjadi calon-calon intelektual.Dari beberapa definisi di atas menjadi semakin jelas bahwa mahasiswa ialah orang-orang yang selalu mengasah otak, berpikir, memecahkan masalah, belajar menjadi orang mandiri, sabar, tawakkal, ikhlas, dan melatih keterampilan, sebagai pelayan bagi masyarakat sesuai dengan tridarma perguruan tinggi yaitu, pendidikan, penelitian dan pengabdian guna menjadi insan sejati, sehingga mampu berperan sebagai pengontrol social (Agen Of Social Control) serta dapat membawa perubahan (Agen Of Change) dalam segala segi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

2.2 Mahasiswa Sebagai Agent Of ChangeMahasiswa sebagai Agent of Change adalah mahasiswa sebagai agen dari suatu perubahan. Kondisi bangsa saat ini jauh dari kondisi ideal, dimana banyak penyakit-penyakit masyarakat yang menghinggapi tubuh bangsa ini, mulai dari pejabat-pejabat atas hingga bawah, dan tentunya tertular pula kepada banyak rakyatnya. Sudah seharusnya kita melakukan perubahan terhadap hal ini. Alasan selanjutnya mengapa kita harus melakukan perubahan adalah karena perubahan itu sendiri merupakan harga mutlak dan pasti akan terjadi. Dari sekian banyak rakyat Indonesia, pastinya ada yang ingin memeberikan sesuatu terhadapa perubahan bangsa untuk menjadi lebih baik lagi kedepannya.Perubahan itu sendiri sebenarnya dapat dilihat dari dua pandangan. Pandangan pertama menyatakan bahwa tatanan kehidupan bermasyarakat sangat dipengaruhi oleh hal-hal bersifat materialistik seperti teknologi, misalnya kincir angin akan menciptakan masyarakat feodal, mesin industri akan menciptakan mayarakat kapitalis, internet akan menciptakan menciptakan masyarakat yang informatif, dan lain sebagainya. Pandangan selanjutnya menyatakan bahwa ideologi atau nilai sebagai faktor yang mempengaruhi perubahan. Sebagai mahasiswa nampaknya kita harus bisa mengakomodasi kedua pandangan tersebut demi terjadinya perubahan yang diharapkan. Itu semua karena kita berpotensi lebih untuk mewujudkan hal-hal tersebut.Sebagai agen perubahan sosial, mahasiswa selalu dituntut untuk menunjukkan peranannya dalam kehidupan nyata agar dia tidak menjadi mahasiswa gadungan yang secara hakekatnya dia pun tidak mau dan tidak sudi menyandangnya. Setidaknya secara garis besar ada tiga peranan penting dan mendasar bagi mahasiswa yaitu intelektual, moral dan sosial.Peranan pertama, mahasiswa sebagai orang yang intelek, jenius, dan jeli harus bisa menjalankan hidupnya secara proporsional, sebagai seorang mahasiswa, anak, serta harapan masyarakat. Kedua, mahasiswa sebagai seorang yang hidup di kampus dikenal bebas berekspresi, beraksi, berdiskusi, berspekulasi dan berorasi, harus dapat menunjukkan tingkah laku yang bermoral dalam setiap tindak tanduknya tanpa terkontaminasi dan terpengaruh oleh kondisi dan lingkungan. Sebab dia sendiri dengan kemampuannya sudah bisa mengukur antara baik-buruknya tindakan, selain selalu dipantau dan dicontoh oleh masyarakat. Ketiga, mahasiswa sebagai seorang yang membawa perubahan harus selalu bersinergi, berpikir kritis dan bertindak konkret yang terbingkai dengan kerelaan dan keikhlasan untuk menjadi pelopor, penyampai aspirasi dan pelayan masyarakat.BAB 3. PEMBAHASAN

3.1 Siapa mahasiswa itu?Berbicara tentang mahasiswa maka akan selalu banyak kosakata-kosakata yang dikaitkan dengannya seperti bangsa, masyarakat, kebijakan publik, turun ke jalan, pengabdian masyarakat, wirausaha, gerakan, kritis, idealisme, massif, intelektual, akademisi, aktivis, politik, struktural, kultural, nilai, moral, dan beragam kata lainnya yang masih sangat banyak.Kosa kata tersebut setidaknya melahirkan dua hal, pertama, tentang luasnya makna seorang mahasiswa, kedua, bahwa belum adanya atau masih buramnya benang merah dari makna mahasiswa yang sebenarnya.Berdasarkan seperti tinjauan pustaka pada bab sebelumnya mahasiswa didapatkan dari dua suku kata yaitu, kata Maha dan Siswa. Kata maha berarti besar, paling, ter-, sangat, sedangkan siswa berasal dari kata Murid dari kata Iradatan yaitu orang yang mencari pengetahuan di tingkat sekolah dasar, menengah. Jadi mahasiswa ialah seseorang yang lebih tinggi, baik tingkat tempat dimana dia belajar (SD, SMP, SMP) maupun tingkat intelektualnya.Sedangkan secara terminologi mahasiswa (Student) dalam peraturan pemerintah RI No.30 tahun 1990 adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu. Selanjutnya menurut Sarwono (1978) mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi dengan batas usia sekitar 18-30 tahun.Dari pendapat beberapa sumber di atas, menjadi semakin jelas bahwa mahasiswa ialah orang-orang yang selalu mengasah otak, berpikir, memecahkan masalah, belajar menjadi orang mandiri, sabar, tawakkal, ikhlas, dan melatih keterampilan, sebagai pelayan bagi masyarakat sesuai dengan tridarma perguruan tinggi yaitu, pendidikan, penelitian dan pengabdian guna menjadi insan sejati, sehingga mampu berperan sebagai pengontrol sosial (Agen Of Social Control) serta dapat membawa perubahan (Agen Of Change) dalam segala segi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

3.2 Untuk apa mahasiswa mendapatkan predikat itu?Gelar mahasiswa diperuntukkan bagi mereka yang bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu di universitas. Predikat mahasiswa mengingatkan si pemilik gelar untuk menelaah secara mendalam tentang arti dari mahasiswa sendiri. Kata maha yang dibubuhkan didepan kata siswa memiliki artian bahwa mahasiswa adalah siswa yang paling,amat, ter- dibandingakan dengan pelajar di jenjang yang lebih rendah. Merupakan suatu kewajiban bagi mahasiswa untuk berfikir logis, kritis, terbuka akan kritik dan saran, dewasa, maju, inovatif, mengingat dirinya adalah siswa yang paling memiliki kedudukan tertinggi. Diharapkan dengan disandangnya gelar mahasiswa bagi pelajar di jenjang universitas, akan terbentuk generasi muda yang intelek dan mampu melaksanakan peran-perannya sebagaimana mestinya sebagai seorang mahasiswa.

3.3 Kemana mahasiswa itu setelah selesai studi? Melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggiSebagian mahasiswa merasa tidak cukup hanya dengan gelar sarjana saja atau S-1 saja, oleh karena itu mereka berkeinginan untuk melanjutkan studi guna mendapatkan gelar yang lebih tinggi. Salah satu keuntungan melanjutkan studi setelah lulus kuliah adalah usia yang masih muda. Dengan usia yang masih muda ini, mahasiswa akan lebih mudah menyerap ilmu yang didapat, mampu menyelesaikan thesis, bahkan disertasi dengan cepat apabila dibandingkan dengan mereka yang berusia lebih tua. BekerjaMayoritas dari mahasiswa pasti berpikir untuk bekerja setelah mereka lulus menjadi sarjana. Beberapa diantaranya bahkan menjadikan angan-angan bekerja di tempat ideal sebagai motivasi pertama mereka untuk menyelesaikan studinya. Apalagi kebanyakan perusahaan-perusahaan besar hanya menerima calon pekerja yang memiliki gelar sarjana. Gelar memiliki peranan dan porsi yang penting dalam hal mendapatkan posisi dan pendapatan yang akan diterima pada saat berkerja nanti. Selain berkerja secara langsung, banyak juga mahasiswa yang mengikuti program training atau magang di sebuah perusahaan. Tujuannya adalah sebagai pengenalan dan persiapan fisik dan mental kepada mahasiswa mengenai bidang pekerjaan yang akan dilakukan sekaligus untuk mengetahui pekerjaan manakah yang sesuai dengan minat mereka. WirausahaJumlah lulusan perguruan tinggi sudah jauh lebih banyak daripada peluang kerja sebagai PNS atau pun karyawan swasta, sehingga mahasiswa pun harus bisa menciptakan peluang kerja sendiri. Untuk menciptakan peluang kerja sendiri, mahasiswa harus memiliki jiwa kewirausahaan yaitu jiwa yang berani mencoba-coba usaha dengan sikap optimistis dan siap untuk menghadapi resiko yang akan muncul. MenikahMenikah pada saat masih kuliah adalah hal yang sulit dilakukan bagi sebagian orang karena kuliah menuntut mahasiswa untuk menggunakan sebagian besar waktunya untuk belajar, mengkaji dan melakukan penelitian untuk skripsi. Mereka berpikir bahwa dengan menikah saat kuliah akan menjadi beban dan mereka akan mengemban tanggung jawab yang sangat besar, ditambah lagi jika mempunyai anak. Oleh karena itu, kebanyakan mahasiswa maupun mahasiswi yang memang berencana untuk menikah akan segera menikah ketika lulus studi. Pulang KampungSebagian mahasiswa yang sedang kuliah pergi jauh dari kampung halamannya atau merantau pasti punya keinginan untuk kembali ke kampung atau daerah asal mereka setelah menyelesaikan proses studi mereka. Setelah lulus menjadi sarjana, mahasiswa tersebut bebas ingin mencari nafkah di kampung halaman mereka, atau berlibur, ataupun membangun kampung halaman mereka ketika mereka kembali ke daerahnya.

3.4 Kegiatan mayoritas apa saja yang disenangi sekarang?Berdasarkan hasil survey oleh salah satu mahasiswa di fakultas ilmu pendidikan UNY tentang kebiasaan mahasiswa diluar jam kuliah, didapatkan data bahwa sebagian besar mahasiswa menyukai kegiatan yang bersifat hiburan seperti menonton film, mendengarkan musik, bermain game online atau computer. Beberapa diantaranya juga gemar melakukan kegiatan social dengan teman mereka, seperti nongkrong dengan teman di kantin/kafe, dan bercakap-cakap melalui beberapa aplikasi teknologi dan informasi. Beberapa mahasiswa juga menyenangi kegiatan yang bersifat olah fisik/olahraga seperti futsal, basket, pencinta alam, dan di sisi lain mahasiswa menyukai kegiatan yang berhubungan dengan organisasi baik di dalam maupun di luar kampus, seperti aktivis mahasiswa, jurnalis, mengikuti BEM/BPM/Senat, atau organisasi kerohanian/keagamaan. Bahkan berdasarkan survey oleh tim StudentBeans.com, didapatkan informasi bahwa banyak mahasiswa yang suka mencari-cari pasangan sewaktu menempuh proses studi. Hal ini dikuatkan dengan banyaknya data yang diperoleh oleh situs tersebut tentang tingginya angka kekerapan mahasiswa dalam bergonta ganti pasangan.

3.5 Apakah mahasiswa itu mengerti/memahami ilmu yang dia miliki mayoritas/sebagian besarberupa teori/praktek?Jawabannya adalah relative, tergantung dari kepribadian dan etos belajar dari masing-masing individu. Seperti dua sisi mata uang, ada sebagaian mahasiswa yang sudah memahami tentang teori yang diajarkan dan ada pula yang belum mengerti tentang teori yang diajarkan. Bukti yang mendukung bahwa ada mahasiwa yang kurang mengerti ataupun memahami teori yang diajarkan dengan baik dan benar adalah banyaknya mahasiswa yang memiliki nilai IPK dibawah 3. Selain itu banyak juga mahasiswa yang mengikuti program semester pendek maupun program remidial atau program pengulangan studi lainnya. Bahkan di fakultas kedokteran universitas jember, ketika ujian softskill, masih ada sebagian mahasiswa yang masih canggung untuk berbicara dan bertindak meskipun bahan yang dikeluarkan untuk ujian adalah kompetensi standart mereka. Terlepas dari itu semua, masih banyak mahasiswa yang bertanggung jawab dan memiliki kesunguhan dalam belajar. Hal ini dibuktikan dengan adanya mahasiswa yang memiliki nilai IPK diatas 3 bahkan mendapatkan predikat cum laude. 3.6 Bagaimana sebaiknya mahasiswa memahami dan melaksanakan ilmu yang dimilikinya?Yang pertama, mahasiswa diharapkan mampu untuk mengubah pola pikir, menjaga komitmen, dan konsistensi mereka dalam mempelajari dan memahami ilmu yang diperoleh selama masa studi mereka. Mahasiswa harus menyadari bahwa mereka akan dituntut sebagai agent of change, agent of moral force dan agent of social control di saat ini dan masa mendatang bagi negara Indonesia. Hal tersebut mendorong akan mendorong mahasiswa untuk bersungguh sungguh dalam belajar, berpikir kritis, inovatif, dan terbuka, yang nantinya hal tersebut akan mempermudah mereka dalam mengamalkan ilmu yang telah mereka peroleh. Kedua, mahasiswa harus memahami bahwa mereka akan menjadi pemegang tongkat estafet, sebagai penerus dari golongan tua dalam memimpin negara Indonesia. Mahasiswa harus selalu bersikap proaktif dan selalu peduli dengan kondisi yang ada di sekitar mereka, tidak boleh mahasiswa merasa acuh tak acuh atau masa bodoh dalam menghadapi masalah-masalah tersebut.

3.7 Benarkah mahasiswa sebagai agent of change?Sejatinya mahasiswa adalah generasi penerus bangsa, agent of change. Mahasiswa memiliki prinsip, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, memiliki ideologis yang kuat dalam menyampaikan aspirasi mereka. Mahasiswa dikatakan sebagai agent of change karena mahasiswa dengan sikap yang proaktif dan selalu peduli dengan keadaan sekitar mampu untuk merubah kebijakan, merubah tatanan, dan mengarahkan arah kemudi negara Indonesia kedepan, ke jalan yang lebih baik ataupun sebaliknya.

BAB.4 KESIMPULAN

Dari hasil penjabaran di atas, menjadi semakin jelas bahwa mahasiswa ialah orang-orang yang selalu mengasah otak, berpikir, memecahkan masalah, belajar menjadi orang mandiri, sabar, tawakkal, ikhlas, dan melatih keterampilan, sebagai pelayan bagi masyarakat sesuai dengan tridarma perguruan tinggi yaitu, pendidikan, penelitian dan pengabdian guna menjadi insan sejati, sehingga mampu berperan sebagai pengontrol sosial (Agen Of Social Control) serta dapat membawa perubahan (Agen Of Change) dalam segala segi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Tentu saja hal itu harus dimulai dari diri sendiri dan lingkungan sekitar tempat dimana ia mengasah skill dan intelektual yaitu kampus, sebab perubahan tidak akan dapat terlihat tanpa dimulai dari diri sendiri. Oleh karena itu diperlukan usaha-usaha maksimal yang harus dipersiapkan dari awal masuk kuliah. Usaha-usaha itu antara lain mengikuti dan memanfaatkan kegiatan-kegiatan yang ada di kampus sesuai dengan ketrampilan, minat dan bakat masing-masing, tidak hanya sekedar kuliah pulang-kuliah pulang atau sering disebut dengan kupu-kupu.

DAFTAR PUSTAKA

BukuSarwono, S. W. 1978. Perbedaan antara pemimpin dan aktivis dalam gerakan protes mahasiswa. Jakarta: Bulan BintangOxford University. 2001.Oxford Advanced Learners Dictionary of Current English. New York: University Press, diakses melalui www://sociology online.co.uk/GlobalGiddens1.htmlTim Perumus UPT Universitas Jember. 2012. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jember: Jember University Press.SkripsiDeni Hardianto. Studi Tentang Minat Baca Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan UNY. Universitas Negeri YogyakartaSusilo Wibisono. Kegemaran Bermain Game Online Pada Mahasiswa. Universitas Islam Indonesia.Internethttp://definisipengertian.com/2012/pengertian-definisi-mahasiswa-menurut-para-ahli/http://agusmiyana.wordpress.com/tag/agent-of-change/http://blokbojonegoro.com/read/article/201220/student-survey/http://geowana.wordpress.com/2008/08/10/peran-fungsi-posisi-mahasiswa/