HAKIKAT , CIRI - CIRI, DAN FUNGSI BAHASA MENURUT LUDWIA WITTGEINSTEIN

17
HAKIKAT , CIRI - CIRI, DAN FUNGSI BAHASA MENURUT LUDWIA WITTGEINSTEIN Dosen : Penulis : Eko Naryo Marwadi (201243500395) Dewi Safitri (201243500413) Wenda Puspita (201243500417) Vivi Ahadiatami (201243504019) Ismanto(201243500421) Kelas : x1E Kelompok : 2 (dua) Materi : I. Hakikat Bahasa II. Ciri – Ciri Bahasa III. Fungsi Bahasa BAHASA INDONESIA

description

HAKIKAT , CIRI - CIRI, DAN FUNGSI BAHASA MENURUT LUDWIA WITTGEINSTEIN. Dosen : Penulis: Eko Naryo Marwadi (201243500395) Dewi Safitri (201243500413) Wenda Puspita (201243500417) Vivi Ahadiatami (201243504019) Ismanto(201243500421) Kelas: x1E Kelompok: 2 (dua) - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of HAKIKAT , CIRI - CIRI, DAN FUNGSI BAHASA MENURUT LUDWIA WITTGEINSTEIN

Page 1: HAKIKAT , CIRI - CIRI, DAN FUNGSI BAHASA MENURUT LUDWIA WITTGEINSTEIN

HAKIKAT , CIRI - CIRI, DAN FUNGSI BAHASA MENURUT LUDWIA WITTGEINSTEIN

Dosen : Penulis : Eko Naryo Marwadi (201243500395)

Dewi Safitri (201243500413) Wenda Puspita (201243500417) Vivi Ahadiatami (201243504019) Ismanto(201243500421)

Kelas : x1EKelompok : 2 (dua)Materi : I. Hakikat Bahasa

II. Ciri – Ciri Bahasa III. Fungsi Bahasa

BAHASA INDONESIA

Page 2: HAKIKAT , CIRI - CIRI, DAN FUNGSI BAHASA MENURUT LUDWIA WITTGEINSTEIN

Hakikat Bahasa Menurut Ludwia Wittgenstein

Menurut Wittgenstein hakikat bahasa merupakan gambaran logis dunia empiris, yang tersusun atas proposisi-proposisi dan menggambarkan 'keberadaan suatu peristiwa' (state of offairs).

Filsafat Wittgenstein dibagi menjadi dua periode,I. Periode pertama berjudul Tractatus Logico-

Philosophicus ( 1922), yang intinya tentang teori gambar (picture theory) dan mengungkapkan tentang logika bahasa.

II. Periode kedua adalah Philosophical Investigations (1953), yang memuat tentang 'permainan bahasa' (language games).

Page 3: HAKIKAT , CIRI - CIRI, DAN FUNGSI BAHASA MENURUT LUDWIA WITTGEINSTEIN

Dalam pengantar Tractatus Logico-Philosophicus , Wittgenstein menyoroti persoalan besar kekacauan bahasa .Kekacauan bahasa itu disebabkan oleh kesalahpahaman dalam penggunaan bahasa logika, yang mengakibatnya tidak adanya “tolak-ukur” yang dapat menentukan apakah suatu ungkapan filsafat itu bermakna dan kosong belaka

Dalam pengantar Philosophical Investigations, Wittgenstein menyoroti persoalan dengan gaya bahasa yang sangat longgar, cenderung sintetik, bahkan dekat dengan cerita detektif.Semboyannya dalam Philosophical Investigations : “Makna setiap kata tergantung penggunaannya dalam bahasa, dan makna sebuah bahasa tergantung penggunaannya dalam kehidupan.”

Page 4: HAKIKAT , CIRI - CIRI, DAN FUNGSI BAHASA MENURUT LUDWIA WITTGEINSTEIN

Dua fase pokok dalam masa Philosophical Investigations yang harus diperhatikan untuk mendapatkan pembedaan pemahaman dengan masa Tractatus Logico-Philosophicus:

Filsafat bahasa biasa (ordinary language philosophy).

Munculnya filsafat bahasa biasa dipicu oleh kegalauan terhadap kegagalan bahasa logika dalam menjelaskan jubelan realitas Fakta bahwa sangat banyak lalu-lintas bahasa dalam kehidupan nyata sehari-hari, yang menghasilkan makna-makna yang sangat beragam bahkan terhadap satu kata atau proposisi, memperlihatkan betapa bahasa logika tidak mampu menjawab keinginan dasar filsafat analitika untuk mengentaskan kerancuan makna bahasa.

Page 5: HAKIKAT , CIRI - CIRI, DAN FUNGSI BAHASA MENURUT LUDWIA WITTGEINSTEIN

Tata permainan bahasa (language game).

Tata aturan permainan berbahasa dalam konteks ilmiah dan biasa atau keseharian,penggunaan bahasa ini memiliki tata aturan permainannya sendiri, yang bila dicampur-adukkan, akan melahirkan kekacauan berbahasa dan pemaknaannya.

Apa yang menjadi tata aturan permainan ilmiah, tidak bisa dicampurkan penggunaannya dalam tata aturan permainan bahasa biasa. Demikian pula sebaliknya.

Pemikiran Wittgenstein ini sangat terang muncul dalam pernyataannya: “Makna sebuah kata tergantung penggunaannya dalam sebuah kalimat, makna sebuah kalimat tergantung penggunaannya dalam sebuah bahasa, dan makna sebuah bahasa tergantung penggunaanya dalam sebuah kehidupan”.

Page 6: HAKIKAT , CIRI - CIRI, DAN FUNGSI BAHASA MENURUT LUDWIA WITTGEINSTEIN

Ciri – Ciri Bahasa Menurut Ludwig Wittgenstein

Sifat atau ciri – ciri bahasa, antara lain adalah :1. Bahasa adalah sebuah sistem2. Bahasa berwujud lambang3. Bahasa berupa bunyi4. Bahasa bersifat arbiter5. Bahasa itu bermakna6. Bahasa bersifat konvensional7. Bahasa bersifat unik8. Bahasa bersifat universal9. Bahasa itu bervariasi10. Bahasa bersifat produktif11. Bahasa bersifat dinamis12. Bahasa berfungsi sebagai alat interaksi sosial13. Bahasa merupakan identitas penuturnya

Page 7: HAKIKAT , CIRI - CIRI, DAN FUNGSI BAHASA MENURUT LUDWIA WITTGEINSTEIN

1.  Bahasa sebagai systemSebagai sebuah sistem, bahasa itu sekaligus bersifat sistematis dan sistemis.- Dengan sistematis, artinya, bahasa itu tersusun menurut suatu pola: tidak tersusun secara acak, secara sembarangan. - Sistemis, artinya, bahasa itu bukan merupakan sistem tunggal, tetapi terdiri juga dari sub-sub sistem; atau sistem bawahan.

2. Bahasa sebagai lambangLambang dengan berbagai seluk beluknya dikaji orang dalam kegiatan ilmiah dalam bidang kajian yang disebut ilmu semiotika atau semiologi, yaitu ilmu yang mempelajari tanda-tanda yang ada dalam kehidupan manusia, termasuk bahasa.

Page 8: HAKIKAT , CIRI - CIRI, DAN FUNGSI BAHASA MENURUT LUDWIA WITTGEINSTEIN

Dalam semiotika atau semiologi (yang di Amerika ditokohi oleh Charles Sanders Peirce dan di Eropa oleh Fendinand de Saussure) dibedakan adanya beberapa jenis tanda, yaitu, antara lain tanda (sign), lambing (simbol), sinyal (signal), gejala (symptom), gerak isyarat (gesture), kode, indeks, dan ikon.3.  Bahasa adalah bunyi

Bunyi bahasa (speech sound) adalah satuan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia yang di dalam fonetik diamati sebagai “fon” dan di dalam fonemik sebagai “fonem”.

4.  Bahasa itu bermaknaOleh karena lambang-lambang itu mengacu pada sesuatu konsep, ide, atau pikiran, maka dapat dikatakan bahwa bahasa itu mempunyai makna.

Page 9: HAKIKAT , CIRI - CIRI, DAN FUNGSI BAHASA MENURUT LUDWIA WITTGEINSTEIN

5.  Bahasa itu arbiterKata arbiter diartikan sewenang-wenang, berubah-ubah, tidak tetap.

6. Bahasa itu konvensionalSemua anggota masyarakat bahasa itu mematuhi konfensi bahwa lambang tertentu itu digunakan untuk mewakili konsep yang diwakilinya

7.   Bahasa itu produktifMeskipun unsur-unsur itu terbatas, tapi dengan unsur-unsur dengan jumlahnya yang terbatas terdapat di luar satuan-satuan bahasa yang jumlahnya yang tidak terbatas, meski secara relative sesuai dengan sistem yang berlaku dalam bahasa.

8.  Bahasa itu unikUnik artinya mempunyai ciri khas yang spesifik yang tidak dimiliki oleh yang lain.

Page 10: HAKIKAT , CIRI - CIRI, DAN FUNGSI BAHASA MENURUT LUDWIA WITTGEINSTEIN

9.  Bahasa itu universalUniversal Artinya ada ciri-ciri yang sama yang dimiliki oleh setiap bahasa yang ada di Dunia ini.

10. Bahasa itu dinamisDinamis memiliki arti bahwa manusia tidak pernah lepas dari segala kegiatan dan gerak manusia sepanjang keberadaan manusia itu, sebagai makhluk yang berbudaya dan bermasyarakat tak ada kegiatan manusia yang tidak disertai oleh bahasa.

11. Bahasa itu bervariasiBervariasi memiliki arti bahwa bahasa digunakan oleh sekelompok orang yang termasuk dalam suatu masyarakat bahasa. Yang termasuk dalam masyarakat bahasa adalah mereka merasa menggunakan bahasa yang sama.

Page 11: HAKIKAT , CIRI - CIRI, DAN FUNGSI BAHASA MENURUT LUDWIA WITTGEINSTEIN

12.Bahasa berfungsi sebagai alat interaksi sosial/komunikasiBahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer(manasuka), yang dapat diperkuat dengan gerak-gerik badaniah yang nyata

13.Bahasa merupakan identitas penuturnyaBahasa dalam identitas penuturnya merupakan orang yang berbicara .

Page 12: HAKIKAT , CIRI - CIRI, DAN FUNGSI BAHASA MENURUT LUDWIA WITTGEINSTEIN

Fungsi BahasaSebagai alat untuk mengungkapkan perasaan

atau mengekspresikan diri.

Mampu mengungkapkan gambaran,maksud ,gagasan, dan perasaan. Melalui bahasa kita dapat menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam hati dan pikiran kita. Ada 2 unsur yang mendorong kita untuk mengekspresikan diri, yaitu:* Agar menarik perhatian orang lain terhadap diri kita.* Keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi.

Page 13: HAKIKAT , CIRI - CIRI, DAN FUNGSI BAHASA MENURUT LUDWIA WITTGEINSTEIN

Sebagai alat komunikasi.

- Pada saat menggunakan bahasa sebagai komunikasi, berarti memiliki tujuan agar para pembaca atau pendengar menjadi sasaran utama. - Bahasa yang dikatakan komunikatif karena bersifat umum.Manusia memakai dua cara berkomunikasi, yaitu verbal dan non verbal.- Berkomunikasi secara verbal dilakukan menggunakan alat/media bahsa (lisan dan tulis), sedangkan berkomunikasi cesara non verbal dilakukan menggunakan media berupa aneka symbol, isyarat, kode, dan bunyi seperti tanda lalu lintas,sirene setelah itu diterjemahkan kedalam bahasa manusia.

Page 14: HAKIKAT , CIRI - CIRI, DAN FUNGSI BAHASA MENURUT LUDWIA WITTGEINSTEIN

Sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial.

Pada saat beradaptasi dilingkungan sosial, seseorang akan memilih bahasa yang digunakan tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi.Seseorang akan menggunakan bahasa yang non standar pada saat berbicara dengan teman- teman dan menggunakan bahasa standar pada saat berbicara dengan orang tua atau yang dihormati. Dengan menguasai bahasa suatu bangsa memudahkan seseorang untuk berbaur dan menyesuaikan diridengan bangsa.

Page 15: HAKIKAT , CIRI - CIRI, DAN FUNGSI BAHASA MENURUT LUDWIA WITTGEINSTEIN

Sebagai alat kontrol Sosial.

Yang mempengaruhi sikap, tingkah laku, serta tutur kata seseorang. Kontrol sosial dapat diterapkan pada diri sendiri dan masyarakat.Contohnya buku- buku pelajaran, ceramah agama, orasi ilmiah, mengikuti diskusi serta iklan layanan masyarakat.Contoh lain yang menggambarkan fungsi bahasa sebagai alat kontrol sosial yang sangat mudah kita terapkan adalah sebagai alat peredam rasa marah.Menulis merupakan salah satu cara yang sangat efektif untuk meredakan rasa marah kita

Page 16: HAKIKAT , CIRI - CIRI, DAN FUNGSI BAHASA MENURUT LUDWIA WITTGEINSTEIN

Kesimpulan Menurut Wittgenstein hakikat bahasa merupakan

gambaran logis dunia empiris, yang tersusun atas proposisi-proposisi dan menggambarkan 'keberadaan suatu peristiwa' (state of offairs).

Filsafat Wittgenstein dibagi menjadi dua periode, periode pertama berjudul Tractatus Logico-Philosophicus ( 1922), yang intinya tentang teori gambar (picture theory) dan mengungkapkan tentang logika bahasa. periode kedua adalah Philosophical Investigations (1953), yang memuat tentang 'permainan bahasa' (language games).

Kegunaan dan Fungsi Bahasa secara umum adalah sebagai alat komunikasi,alat untuk mengekspresikan diri, dan pula integrasi serta alat kontrol sosial.

Page 17: HAKIKAT , CIRI - CIRI, DAN FUNGSI BAHASA MENURUT LUDWIA WITTGEINSTEIN

TERIMA KASIH

Dosen :Penulis : Eko Naryo Marwadi (201243500395)

Dewi Safitri (201243500413) Wenda Puspita (201243500417) Vivi Ahadiatami (201243504019) Ismanto(201243500421)

Kelas : x1EKelompok : 2 (dua)Program Study : TEKNIK INFORMATIKA