Hakekat Fisika Dalam Pembelajaran

20
HAKEKAT FISIKA DALAM PEMBELAJARAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fisika merupakan ilmu yang mempelajari tingkah laku alam dalam berbagai bentuk gejala untuk dapat memahami apa yang mengendalikan atau menentukan kelakukan tersebut. Berdasarkan hal tersebut maka belajar fisika tidak lepas dari penguasaan konsep-konsep dasar fisika melalui pemahaman. Pada dasarnya, fisika adalah ilmu dasar, seperti halnya kimia, biologi, astronomi, dan geologi. Ilmu-ilmu dasar diperlukan dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan terapan dan teknik. Tanpa landasan ilmu dasar yang kuat, ilmu-ilmu terapan tidak dapat maju dengan pesat. Teori fisika tidak hanya cukup dibaca, sebab teori fisika tidak sekedar hafalan saja akan tetapi harus dibaca dan dipahami serta dipraktikkan, sehingga siswa mampu menjelaskan permasalahan yang ada. Namun Fisika merupakan salah satu materi pelajaran atau mata kuliah yang paling dibenci sebagian besar pelajar atau mahasiswa. Mengapa demikian? Hal ini karena dalam Fisika yang pertama dituntut adalah kemampuan untuk memahami konsep, prinsip maupun hukum-hukum, kemudian diharapkan siswa mampu menyusun kembali dalam bahasanya sendiri sesuai dengan tingkat kematangan dan perkembangan intelektualnya. Belajar fisika yang dikembangkan adalah kemampuan berpikir analitis, induktif

Transcript of Hakekat Fisika Dalam Pembelajaran

Page 1: Hakekat Fisika Dalam Pembelajaran

HAKEKAT FISIKA DALAM PEMBELAJARAN

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Fisika merupakan ilmu yang mempelajari tingkah laku alam dalam berbagai bentuk gejala

untuk dapat memahami apa yang mengendalikan atau menentukan kelakukan tersebut.

Berdasarkan hal tersebut maka belajar fisika tidak lepas dari penguasaan konsep-konsep

dasar fisika melalui pemahaman. Pada dasarnya, fisika adalah ilmu dasar, seperti halnya

kimia, biologi, astronomi, dan geologi. Ilmu-ilmu dasar diperlukan dalam berbagai cabang

ilmu pengetahuan terapan dan teknik. Tanpa landasan ilmu dasar yang kuat, ilmu-ilmu

terapan tidak dapat maju dengan pesat. Teori fisika tidak hanya cukup dibaca, sebab teori

fisika tidak sekedar hafalan saja akan tetapi harus dibaca dan dipahami serta dipraktikkan,

sehingga siswa mampu menjelaskan permasalahan yang ada.

Namun Fisika merupakan salah satu materi pelajaran atau mata kuliah yang paling dibenci

sebagian besar pelajar atau mahasiswa. Mengapa demikian? Hal ini karena dalam Fisika yang

pertama dituntut adalah kemampuan untuk memahami konsep, prinsip maupun hukum-

hukum, kemudian diharapkan siswa mampu menyusun kembali dalam bahasanya sendiri

sesuai dengan tingkat kematangan dan perkembangan intelektualnya. Belajar fisika yang

dikembangkan adalah kemampuan berpikir analitis, induktif dan deduktif dalam

menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar, baik secara kualitatif

maupun kuantitatif dengan menggunakan matematika, serta dapat mengembangkan

pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri.Bagi siswa atau mahasiswa tidak akan

terlepas dari belajar fisika kecuali dia tidak mengambil jurusan eksak. Namun perlu diingat

bahwa jurusan eksak merupakan langkah awal untuk memasuki dunia ilmiah. Dunia untuk

memahami rahasia alam. Jadi untuk memahami kehidupan dan segala yang berkaitan di

dalamnya tidak terlepas dari ilmu fisika.

B.     Rumusan Masalah

Page 2: Hakekat Fisika Dalam Pembelajaran

Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu :

1.      Apa itu Fisika dan bagaimana pendapat para ahli mengenai Fisika?

2.      Bagaimana sejarah singkat lahirnya Fisika?

3.      Apa tujuan dari Fisika?

4.      Bagaiamana hakikat Fisika dan Pembelajarannya?

C.    Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :

1.      Untuk mengetahui pengertian Fisika dan pendapat para ahli mengenai Fisika,

2.      Untuk mengetahui sejarah singkat lahirnya Fisika,

3.      Untuk mengetahui tujuan dari Fisika, dan

4.      Untuk mengetahui hakikat dari Fisika dan Pembelajarannya.

Page 3: Hakekat Fisika Dalam Pembelajaran

BAB II

 PEMBAHASAN

A.    Pengertian Fisika

1.   Secara Umum

Fisika merupakan sains atau ilmu tentang alam dalam makna yang terluas. Fisika

mempelajari gejala alam yang tidak hidup atau materi dalam lingkup ruang dan waktu.

Para fisikawan atau ahli fisika mempelajari perilaku dan sifat materi dalam bidang yang

sangat beragam, mulai dari partikel submikroskopis yang membentuk segala materi (fisika

partikel) hingga perilaku materi alam semesta sebagai satu kesatuan kosmos.

2.   Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia

Fisika adalah ilmu alam, ilmu tentang zat dan  energy, seperti panas , cahaya, dan bunyi; ilmu

yang  membahas materi, energi, dan interaksinya.

3.   Pengertian Fisika secara Ontologi

Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan pemahaman mendasar

hukum-hukum yang menggerakkan Fisika adalah studi mengenai dunia anorganik fisik,

sebagai lawan dari dunia organik sepertibiologi, fisiologi dan lain-lain. (physical science,

Britannica Concise Encyclopedia, 2006).Atau dalam pengertian lain fisika adalah ilmu yang

mempelajari/mengkaji  benda-benda yang ada di alam, gejala-gejala, kejadian-kejadian alam

serta interaksi dari benda-benda di alam tersebut secara fisik dan mencoba merumuskannya

secara matematis sehingga dapat dimengerti secara pasti oleh manusia untuk kemanfaatan

umat manusia lebih lanjut. Jadi fisika merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan sains yang

mempelajari sesuatu yang konkret dan dapat dibuktikan secara matematis dengan

menggunakan rumus-rumus persamaan yang didukung adanya penelitian yang terus

dikembangkan oleh para fisikawan.

Page 4: Hakekat Fisika Dalam Pembelajaran

4.   Pengertian Fisika secara Epistimologi

Menurut sejarah, fisika adalah bidang ilmu yang tertua, karena dimulai dari pengamatan-

pengamatan dari gerakan benda-benda langit. Terdapat dua hal saling terkait yang tidak bisa

dipisahkan di dalam fisika, yaitu pengamatan dalam eksperimen dan telaah teori. Keduanya

tidak dapat dipisahkan saling tergantung satu sama lain. Untuk sesuatu yang baru teori

bergantung pada hasil-hasil eksperimen, tapi di sisi lain arah eksperimen dipandu dengan

adanya teori (Timo A. Nieminen, Theory versus experiment? No!, The University of

Queensland, Friday, 6th October, 2006).Awal mula adanya ilmu fisika ini lebih pada berbagai

macam pertanyaan yang timbul dalam benak manusia mengenai segala apa yang ada dan

terjadi di alam ini yang membuat manusia melakukan berbagai upaya guna mencari

jawabannya. Salah satunya adalah dengan melakukan pengamatan yang dilanjutkan dengan

penelitian yang akhirnya akan mendapatkan suatu hasil sebagai jawaban berupa teori

mengenai fenomena alam yang ada dalam hukum-hukum fisika.  Segala apa yang dikaji

dalam fisika tidak lepas dari apa yang telah tersirat dalam Al-qur’an.

5.   Pengertian Fisika secara Aksiologi

Manusia adalah makhluk yang memiliki tujuan di bumi ini untuk beribadah kepada Allah,

ibadah ini dalam pengertian yang luas dan bukan hanya ibadah yang sifatnya khusus belaka.

Untuk memaksimalkan ibadah dan penghambaan manusia pada Sang Pencipta itu, manusia

harus mengenal Ayat-Ayat Kauniyah yang telah diturunkan sebagai kebenaran bagi manusia.

Salah satu Ayat Kauniyah itu adalah Fisika yang seharusnya menyenangkan, karena dengan

jalan demikian yang merupakan salah satu dari banyak jalan kita dapat lebih memaksimalkan

potensi religiousitas kita. Ketika kita belajar fisika, kita melihat fenomena-fenomena alam

yang begitu menakjubkan. Sehingga akan menambah keimanan kita sebagai hamba Allah.

Tujuan fisika adalah agar kita dapat mengerti bagian dasar dari benda-benda dan interaksi

antara benda-benda, jadi untuk menerangkan gejala-gejala alam. Perkembangan ilmu

fisika dalam kehidupan manusia telah membawa manusia kepada kehidupan yang lebih baik.

Selain pengertian di atas para ahli juga mencoba merumuskan pengertian Fisika yaitu :

1.      Menurut Marcelo Alonso dan Edward J. Finn

Page 5: Hakekat Fisika Dalam Pembelajaran

“Fisika adalah suatu ilmu yang tujuannya  mempelajari komponen materi dan saling antar-

aksinya. Dengan menggunakan pengertian antaraksi ini ilmuan menerangkan sifat materi

dalam benda, sebagaimana gejala alam lain yang kita amati.

2.      Freedman.Pendamping, T.R.Sandin dan A.Lewis Ford

a.    Fisika adalah salah satu ilmu yang paling dasar dari ilmu pengetahuan.

b.   Fisika merupakan dasar dari semua ilmu rekayasa dan teknologi

c.    Fisika adalah ilmu eksperimental

d.   Fisika adalah proses yang membawah kita pada prinsip – prinsip umum yang

mendeskripsikan bagaimana perilaku dunia fisik

e.    Fisika adalah ilmu percobaan.

3.      Paul A. Tipler

Fisika adalah ilmu pengetahuan yang paling fundamental karena merupaakan dasar dari

semua bidang sains yang lain.

4.      Drs. Supiyanto, M. Si.

Fisika adalah ilmu fundamental yang menjadi tulang punggung bagi perkembangan ilmu

pengetahuan.

5.      Menurut I r. Harrys SI Regar

Fisika adalah ilmu yang paling fundamental dan mencakup semua sains, baik sains benda-

benda hidup maupun sains fisika.

Page 6: Hakekat Fisika Dalam Pembelajaran

6.      E.Budikase, dan Nyoman

Fisika adalah suatu ilmu yang lebih banyak memerlukan pemahaman daripada penghafalan.

B.     Sejarah Singkat Fisika

  Sejarah fisika sepanjang yang telah diketahui telah dimulai pada tahun sekitar 2400 SM,

ketika kebudayaan Harappan menggunakan suatu benda untuk memperkirakan dan

menghitung sudut bintang di angkasa. Sejak saat itu fisika terus berkembang sampai ke level

sekarang. Perkembangan ini tidak hanya membawa perubahan di dalam bidang dunia

benda, matematika dan filosofi namun juga, melalui teknologi, membawa perubahan ke

dunia sosial masyarakat. Revolusi ilmu yang berlangsung terjadi pada sekitar tahun 1600

dapat dikatakan menjadi batas antara pemikiran purba dan lahirnya fisika klasik. Dan

akhirnya berlanjut ke tahun 1900 yang menandakan mulai berlangsungnya era baru yaitu

era fisika modern. Di era ini ilmuwan tidak melihat adanya penyempurnaan di bidang ilmu

pengetahuan, pertanyaan demi pertanyaan terus bermunculan tanpa henti, dari luasnyagalaksi,

sifat alami dari kondisi vakum sampai lingkungan subatomik. Daftar persoalan dimana

fisikawan harus pecahkan terus bertambah dari waktu ke waktu.

Sejak zaman dulu, manusia terus memperhatikan bagaimana benda-benda di sekitarnya

berinteraksi, kenapa benda yang tanpa disangga jatuh keb bawah, kenapa benda yang

berlainan memiliki sifat yang berlainan juga, dan sebagainya. Mereka juga mengira-ira

tentang misteri alam semesta, bagaimana bentuk dan posisi bumi di tengah alam yang luas ini

dan bagaima sifat-sifat dari matahari dan bulan, dua benda yang memiliki posisi penting

dalam kehidupan manusia purba. Secara umum, untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini

mereka secara mudah langsung mengaitkannya dengan pekerjaan dewa. Akhirnya, jawaban

yang mulai ilmiah namun tentu saja masih terlalu berspekulasi, mulai berkembang. Tentu saja

jawaban ini kebanyakan masih salah karena tidak didasarkan pada eksperimen,

bagaimanapun juga dengan begini ilmu pengetahuan mulai mendapat tempatnya. Fisika pada

masa awal ini kebanyakan berkembang dari dunia filosofi, dan bukan dari eksperimen yang

sistematis.

Page 7: Hakekat Fisika Dalam Pembelajaran

Sejak zaman purbakala, orang telah mencoba untuk mengerti sifat dari benda: mengapa objek

yang tidak ditopang jatuh ke tanah, mengapa material yang berbeda memiliki properti yang

berbeda, dan seterusnya. Lainnya adalah sifat dari jagad raya, seperti bentuk Bumi dan sifat

dari objek celestial seperti Matahari dan Bulan. Beberapa teori diusulkan dan banyak yang

salah. Teori tersebut banyak tergantung dari istilah filosofi, dan tidak pernah dipastikan oleh

eksperimen sistematik seperti yang populer sekarang ini. Ada pengecualian dan anakronisme:

contohnya, pemikir Yunani Archimedes menurunkan banyak deskripsi kuantitatif yang benar

dari mekanik dan hidrostatik.

Pada awal abad 17, Galileo membuka penggunaan eksperimen untuk memastikan kebenaran

teori fisika, yang merupakan kunci dari metode sains. Galileo memformulasikan dan berhasil

mengetes beberapa hasil dari dinamika mekanik, terutama Hukum Inert. Pada1687, Isaac

Newton menerbitkan Philosophiæ Naturalis Principia Mathematica("prinsip matematika dari

filsafat alam", dikenal sebagai Principia), memberikan penjelasan yang jelas dan teori fisika

yang sukses. Hukum gerak Newton, yang merupakan sumber mekanika klasik; dan Hukum

Gravitasi Newton, yang menjelaskan gaya dasar gravitasi . Kedua teori ini cocok dalam

eksperimen. Principia juga memuat beberapa teoridinamika fluida.

Mekanika klasik dikembangkan besar-besaran oleh Joseph-Louis de Lagrange,William

Rowan Hamilton, dan lainnya, yang menciptakan formula, prinsip, dan hasil baru. Hukum

Gravitasi memulai bidang astrofisika, yang menggambarkan

fenomena astronomimenggunakan teori fisika. Dari sejak abad 18 dan

seterusnya, termodinamikadikembangkan oleh Robert Boyle, Thomas Young, dan banyak

lainnya. Pada 1733,Daniel Bernoulli menggunakan argumen statistika dalam mekanika klasik

untuk menurunkan hasil termodinamika, memulai bidang mekanika statistik.

Pada 1798,Benjamin Thompson mempertunjukkan konversi kerja mekanika ke dalam panas,

dan pada 1847 James Joule menyatakan hukum konservasi energi, dalam bentuk panasa juga

dalam energi mekanika. Sifat listrik dan magnetisme dipelajari oleh Michael Faraday,George

Simon Ohm, dan lainnya. Pada 1855, James Clerk Maxwell menyatukan kedua fenomena

menjadi satu teori elektromagnetisme, dijelaskan oleh persamaan Maxwell. Perkiraan dari

teori ini adalah cahaya adalah gelombang elektromagnetik.

C.    Tujuan Fisika

Page 8: Hakekat Fisika Dalam Pembelajaran

Secara sederhana tujuan kita belajar fisika adalah :

Untuk memahami ilmu fisika sesuai kedalaman mata pelajaran atau mata kuliah.

Untuk bisa berkarya dan berinovasi bagi ilmu fisika seperti melakukan penelitian.

Untuk bisa menerapkan fisika dan mengimplementasikan ke bidang lain.

Untuk menjadi guru fisika atau dosen fisika.

a.)    Untuk memahami ilmu fisika sesuai kedalaman mata pelajaran atau mata kuliah.

Sebagai pelajar yang mempelajari fisika tentu agar bisa memahami kompetensi yang dimuat

dalam standar isi sehingga jika menghadapi ulangan dan ujian akhir mendapat nilai tinggi.

Bagi mahasiswa yang mengambil mata kuliah fisika atau yang terkait dengan fisika tentu

agar bisa memahami materi yang termuat dalam sistem kredit semester sehingga setelah ujian

semester mendapat nilai A atau B.

b.)    Untuk bisa berkarya dan berinovasi bagi ilmu fisika seperti melakukan penelitian.

Ilmu fisika yang kita pelajari merupa-kan hasil kerja sama para pengembangnya di seluruh

dunia. Siapa saja, di mana saja, dan kapan saja, seorang pecinta fisika boleh menyumbangkan

sesuatu bagi ilmu ini. Ada yang menyumbang dalam bentuk penemuan gejala atau peri laku

alam baru, ada yang menyumbang gagasan untuk lebih mema-hami keterkaitan antara

rangkaian gelaja dan atau perilaku alam yang sudah diketahui, bahkan ada pula yang

berspekulasi meramal-kan gejala atau perilaku alam yang baru berdasarkan penalaran lebih

lanjut dari gaga-san yang telah teruji kebenarannya. Berkarya untuk ilmu fisika menuntut kita

untuk selalu mengetahui apa saja yang sampai kini sudah disumbangkan oleh para

pengembang fisika lainnya, yang berdomisili terserak di seluruh penjuru dunia. Kita harus

punya saluran komunikasi yang dapat memberikan informasi mutakhir. Komu-nikasi terbaik

tentunya terjadi kalau kita sendiri dapat berada bersama dengan tokoh-tokoh pegembang

utama, yang lazimnya bermukim di pusat-pusat pengembangan yang sudah membuktikan

keunggulan prestasinya. Komunikasi langsung dengan pengembang fisika memungkinkan

kita untuk berdiskusi timbal balik, medengar dari tangan pertama suka duka pergumulan

dalam menjelajahi penelitian fisika. Jangan lupa, apa yang muncul di jurnal fisika adalah

Page 9: Hakekat Fisika Dalam Pembelajaran

himpunan sejarah sukses (success story), tidak memuat informasi tentang jalur-jalur

penelitian yang sudah cukup lama digarap tetapi tetap buntu.

Kekayaan ilmu fisika saat ini sudah begitu besarnya, sehingga rasanya mustahil bagi

seseorang untuk dapat menampung seluruh ilmu itu di dalam benaknya. Seorang pengembang

cukup puas dengan hanya mengikuti satu atau beberapa jalur perkembangan fisika. Pada

dasarnya, fisika adalah ilmu yang kebenarannya dihakimi oleh pengamatan. Suasana berkarya

akan menjadi semarak apabila peralatan yang sanggup mengungkap aspek-aspek fisika yang

digarap itu terdapat ditempat yang sama. Dengan kata lain, diperlukan fasilitas dan tenaga

yang memudahkan interaksi antara eksperimen dan teori yang dapat digarap ditempat yang

sama.

c.)    Untuk bisa menerapkan fisika dan mengimplementasikan ke bidang lain.

Pengetahuan tentang gejala dan perilaku alam yang dihimpun dalam ilmu fisika telah banyak

digunakan untuk mem-bantu profesi lain, seperti profesi di bidang rekayasa, pertanian, dan

kedokteran. Fisika sering dimasukkan dalam katagori ilmu dasar. Maksudnya, untuk dapat

menjadi dokter, insinyur diperlukan sejumlah penge-tahuan fisika sebagai basis pemahaman

ilmu yang berkaitan dengan profesinya. Ilmu yang berkaitan dengan profesi tersebut berkem-

bang tarus. Misalnya, ilmu kedokteran telah menerapkan cara pengobatan dengan radiasi,

berkas laser digunakan untuk pembedahan. Pengetahuan fisika yang diperlukan untuk

menangani hal ini jelas bukan lagi apa yang dulu disebut fisika dasar. Artinya diperlukan

tenaga-tenaga yang sudah jauh belajar tentang fisika ilmu fisika. Keakraban ilmu fisika

dengan profesi di bidang rekayasa tentunya jauh lebih dalam lagi. Tengok saja apa yang

terjadi setelah prinsip laser ditemukan oleh ilmu fisika beberapa tahun beselang. Produk-

produk teknologi baru yang menggunakan laser bermunculan, seperti: alat pemotong baja,

pengarah dalam pemetaan, kaset vidio dan audio, printers, dst.

d.)   Untuk menjadi guru fisika atau dosen fisika.

Guru merupakan penyambung untuk mewariskan ilmu dari satu generasi ke generasi

berikutnya. Ia memang bukan pembuat ilmu, tetapi ia dituntut untuk tahu benar tentang ilmu

yang ingin dipindah tangankan ke generasi muda. Sebab jika tidak, kita khawatir bahwa yang

diwariskan adalah hal-hal yang keliru sehingga arti pewarisan itu menjadi tidak bermakna. Di

samping memiliki pengetahuan yang benar tentang ilmu fisika, iapun perlu memperlajari

teknik komunikasi. Sebaiknya teknik komu-nikasi tidak hanya satu corak, sebab yang belajar

Page 10: Hakekat Fisika Dalam Pembelajaran

fisika adalah orang-orang yang bermacam-macam pembawaannya. Pengem-bangan alternatif

teknik komunikasi maru-pakan bagian dari kehidupan profesinya sebagai guru fisika.

D.    Hakikat Fisika dan Pembelajarannya

Pembelajaran fisika dipandang sebagai suatu proses untuk mengembangkan kemampuan

memahami konsep, prinsip maupun hukum-hukum fisika sehingga dalam proses 

pembelajarannya harus mempertimbangkan strategi atau metode pembelajaran yang efektif

dan efisien. Pembelajaran fisika di sekolah menengah pertama merupakan salah satu mata

pelajaran IPA yang dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan

alam sekitar. Dalam pembelajaran fisika, pengalaman proses sains dan pemahaman produk

sains dalam bentuk pengalaman langsung akan sangat berarti dalam membentuk konsep

siswa. Hal ini juga sesuai dengan tingkat perkembangan mental siswa SMP yang masih

berada pada fase transisi dari konkrit ke formal, akan sangat memudahkan siswa jika

pembelajaran Sains mengajak anak untuk belajar merumuskan konsep secara induktif

berdasar fakta-fakta empiris di lapangan.

Dalam pembelajaran akan ada komunikasi antara guru dengan siswa. Seperti yang

dikemukakan Latuheru (1988: 1) bahwa segala sesuatu yang menyangkut pembelajaran

merupakan proses komunikasi.  Komunikasi dalam pembelajaran merupakan komunikasi

timbal balik (interaksi edukatif) yang terjadi tidak dengan sendirinya tetapi harus diciptakan

oleh guru dan siswa.

Collette dan Chiappetta (1994) menyatakan bahwa “sains pada hakekatnya merupakan

sebuah kumpulan pengetahuan (“a body of knowledge”), cara atau jalan berpikir (“a way of

thinking”), dan cara untuk penyelidikan (“a way of investigating”)”. Dengan mengacu kepada

pernyataan ini ternyata bahwa, pandangan kebanyakan orang, pandangan para ilmuwan, dan

pandangan para ahli filsafat yang dikemukakan di atas tidaklah salah, melainkan masing-

masing hanya merupakan salah satu dari tiga hakikat IPA dalam pernyataan itu.

Istilah lain yang juga digunakan untuk menyatakan hakekat IPA adalah IPA sebagai produk

untuk pengganti pernyataan IPA sebagai sebuah kumpulan pengetahuan (“a body of

knowledge”), IPA sebagai sikap untuk pengganti pernyataan IPA sebagai cara ataujalan

berpikir (“a way of thinking”), dan IPA sebagai proses untuk pengganti pernyataan IPA

sebagai cara untuk penyelidikan (“a way of investigating”). Karena fisika merupakan bagian

Page 11: Hakekat Fisika Dalam Pembelajaran

dari IPA atau sains, maka sampai pada tahap ini kita dapat menyamakan persepsi bahwa

hakekat fisika adalah sama dengan hakekat IPA atau sains, hakekat fisika adalah sebagai

produk (“a body of knowledge”), fisika sebagai sikap (“a way of thinking”), dan fisika

sebagai proses (“a way of investigating”). Berikut ini akan dikemukakan lebih rinci mengenai

hakekat fisika itu.

1.      Fisika Sebagai Produk

Dalam rangka pemenuhan kebutuhan manusia, terjadi interaksi antara manusia dengan alam

lingkungannya. Interaksi itu memberikan pembelajaran kepada manusia sehinga menemukan

pengalaman yang semakin menambah pengetahuan dan kemampuannya serta berubah

perilakunya. Dalam wacan ilmiah, hasil-hasil penemuan dari berbagai kegiatan penyelidikan

yang kreatif dari pada ilmuwan dinventarisir, dikumpulkan dan disusun secara sistematik

menjadi sebuah kumpulan pengetahuan yang kemudian disebut sebagai produk atau “a body

of knowledge”. Pengelompokkan hasil-hasil penemuan itu menurut bidang kajian yang

sejenis menghasilkan ilmu pengetahuan yang kemudian disebut sebagai fisika, kimia dan

biologi. Untuk fisika, kumpulan pengetahuan itu dapat berupa fakta, konsep, prinsip, hukum,

rumus, teori dan model.

2.      Fisika Sebagai Proses

IPA sebagai proses atau juga disebut sebagai “a way of investigating” memberikan gambaran

mengenai bagaimana para ilmuwan bekerja melakukan penemuan-penemuan, jadi IPA

sebagai proses memberikan gambaran mengenai pendekatan yang digunakan untuk

menyusun pengetahuan. Dari uraian di atas kiranya dapat disimpulkan bahwa pemahaman

fisika sebagai proses sangat berkaitan dengan kata-kata kunci fenomena, dugaan,

pengamatan, pengukuran, penyelidikan, dan publikasi. Pembelajaran yang merupakan tugas

guru termasuk ke dalam bagian mempublikasikan itu. Dengan demikian pembelajaran fisika

sebagai proses hendaknya berhasil mengembangkan keterampilan proses sain pada diri siswa.

3.         Fisika Sebagai Sikap

Page 12: Hakekat Fisika Dalam Pembelajaran

Dari penjelasan mengenai hakikat fisika sebagai produk dan hakekat fisika sebagai proses di

atas, tampak terlihat bahwa penyusunan pengetahuan fisika diawali dengan kegiatan-kegiatan

kreatif seperti pengamatan, pengukuran dan penyelidikan atau percobaan, yang kesemuanya

itu memerlukan proses mental dan sikap yang berasal dan pemikiran. Jadi dengan

pemikirannya orang bertindak dan bersikap, sehingga akhirnya dapat melakukan kegiatan-

kegiatan ilmiah itu. Pemikiran-pemikiran para ilmuwan yang bergerak dalam bidang fisika itu

menggambarkan, rasa ingin tahu dan rasa penasaran mereka yang besar, diiringi dengan rasa

percaya, sikap objektif, jujur dan terbuka serta mau mendengarkan pendapat orang lain.

Sikap-sikap itulan yang kemudian memaknai hakikat fisika sebagai sikap atau “a way of

thinking”.

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini antara lain :

1.      Fisika merupakan sains atau ilmu tentang alam dalam makna yang terluas. Fisika

mempelajari gejala alam yang tidak hidup atau materi dalam lingkup ruang danwaktu.

Para fisikawan atau ahli fisika mempelajari perilaku dan sifat materi dalam bidang yang

Page 13: Hakekat Fisika Dalam Pembelajaran

sangat beragam, mulai dari partikel submikroskopis yang membentuk segala materi (fisika

partikel) hingga perilaku materi alam semesta sebagai satu kesatuan kosmos.

2.      Secara sederhana tujuan kita belajar fisika adalah :

a.       Untuk memahami ilmu fisika sesuai kedalaman mata pelajaran atau mata kuliah.

b.      Untuk bisa berkarya dan berinovasi bagi ilmu fisika seperti melakukan penelitian.

c.       Untuk bisa menerapkan fisika dan mengimplementasikan ke bidang lain.

d.      Untuk menjadi guru fisika atau dosen fisika.

3.      Collette dan Chiappetta (1994) menyatakan bahwa “sains pada hakekatnya merupakan

sebuah kumpulan pengetahuan (“a body of knowledge”), cara atau jalan berpikir (“a way of

thinking”), dan cara untuk penyelidikan (“a way of investigating”)”.

Diposkan oleh Usman Sambiri   di 19.28 

Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

1 komentar:

les privat pep mengatakan...

mantab pak artikelnya .. sukses selalu

2 Juli 2013 13.24

Poskan Komentar

Link ke posting ini

Page 14: Hakekat Fisika Dalam Pembelajaran