HAK KEPEMILIKAN BERSAMA PADA PT TELKOM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/4025/1/BAB I,V, DAFTAR...
Transcript of HAK KEPEMILIKAN BERSAMA PADA PT TELKOM DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/4025/1/BAB I,V, DAFTAR...
HAK KEPEMILIKAN BERSAMA
PADA PT TELKOM DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM
SKRIPSI
DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH JURUSAN MUAMALAT UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT DALAM MEMPEROLEH
GELAR SARJANA STRATA SATU ILMU HUKUM ISLAM
OLEH:
ZIDNY 'ILMAN NAFI' NIM. 05 380 048
PEMBIMBING:
H.M. NUR, S. Ag., M. Ag H. WAWAN GUNAWAN, S. Ag., M. Ag
JURUSAN MUAMALAT
FAKULTAS SYARI'AH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2009
ii
ABSTRAK
Kepemilikan asing atas saham perusahaan-perusahaan telekomunikasi di Indonesia mencapai angka 69,85 %. Kepemilikan saham yang hampir mencapai 70 % ini apakah diabaikan dan tidak diperhatikan oleh aparat-aparat yang berkepentingan dalam hal ini? Fakta menunjukkan bahwa regulasi yang ada tidak berpengaruh terhadap pihak-pihak swasta asing, karena pihak asing mempunyai saham yang lebih dominan dan pemerintah tidak dapat mengaturnya. Ini mengejutkan, setelah tadinya pemerintah memberikan izin investasi asing di sektor telekomunikasi hingga 95%, kini jatah itu akan dipangkas menjadi tinggal 49% saja. Padahal, Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) sudah sepakat untuk menerima pembatasan kepemilikan asing di perusahaan telekomunikasi hingga 35%. Kesepakatan negara ASEAN juga hanya 40%. Berdasarkan latar belakang inilah penyusun bermaksud untuk meneliti tentang kepemilikan ini dari sudut pandang hukum Islam dengan merumuskan pokok masalah yaitu 1) Bagaimana eksistensi kepemilikan PT Telkom? 2) Bagaimana pandangan Islam terhadap kepemilikan bersama PT Telkom yang ada di Indonesia?"
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research), yang obyek penelitiannya adalah pandangan hukum Islam tentang kepemilikan bersama di sektor telekomunikasi. Sedangkan sifatnya adalah deskriptif-analitik. Data diperoleh dari sumber-sumber buku, jurnal, undang-undang maupun al-Qur’an dan hadis serta pendapat para ‘ulama.
Hasil penelitian adalah diketahui bahwa 1) Saham kepemilikan PT Telkom per 31 Desember 2007 dimiliki oleh pemerintah Indonesia (51,82%) dan pemegang saham publik (48,18%). Saham Telkom tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), New York (NYSE), London Stock Exchange (LSE) dan Tokyo Stock Exchange, tanpa tercatat. Harga saham Telkom di BEI pada akhir Desember 2007 meningkat 0,5% menjadi Rp 10.150 dari Rp 10.100 pada periode yang sama tahun 2006. Nilai kapitalisasi pasar saham Telkom pada akhir tahun 2007 mencapai Rp 204.624 miliar atau 10,3 % dari kapitalisasi pasar BEI; dan 2) Dalam Islam hak milik pribadi membutuhkan status peraturan, sedangkan hak milik bersama merupakan pengecualian. Islam, pada prinsipnya menghargai hak-hak individu terhadap kepemilikan, tetapi juga mencadangkan barang-barang tertentu yang berguna untuk umum sebagai milik bersama. Demikian juga pada kepemilikan bersama dalam PT Telkom yang ada di Indonesia, dalam sistem Islam diperbolehkan selama pada jenis kepemilikan harta individual (al-milkiyyat al-fardiyyah/ private property) dan sebagian jenis harta kepemilikan negara (al-milkiyyat ad-daulah/ state property) dengan adanya jaminan kemaslahatan, dan bukan jenis harta kepemilikan yang tergolong kepemilikan umum (al-milkiyyat al-'a<mmah/public property). Oleh karena itu, pada dasarnya jasa telekomunikasi dan perhubungan yang melibatkan PT Telkom yang melayani jasa telekomunikasi bisa digolongkan ke dalam jenis kepemilikan negara (al-milkiyyat ad-daulah/ state property) meskipun PT Telkom termasuk dalam layanan urusan dan kepemilikan umum (al-milkiyyat al-'a<mmah/ public property) dan hasilnya untuk dapat dinikmati demi kepentingan orang (Indonesia) banyak.
iii
iv
v
vi
MOTTO
#θΖΒ#™ !$/ ⎯&!θ™‘ρ #θ)Ρ&ρ $ϑΒ /3=è_ ⎦⎫=⇐G¡Β µŠù (
⎦⎪%!$ù #θΖΒ#™ Ο3ΖΒ #θ)Ρ&ρ Νλ; _& 7.
Berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-Nya dan
nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah Telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari
hartanya memperoleh pahala yang besar. (QS. Al. H{adi<d (57): 7)
“Jangan Katakan Apa yang Kau Ketahui Tapi Ketahuilah Apa yang Kau Katakan”
(Mbah KH. Ali Maksum Krapyak)
vii
PERSEMBAHAN
- Ta’zimku dan terima kasih yang tak terhingga, kuhaturkan kepada ayahandaku ADANG DJUMHUR S dan Ibundaku ENGKUN KURNIA yang tidak pernah lelah menjaga, membimbing dan memberikan kasih sayang dan berdoa untukku
- Untuk adik-adikku FADLA, NANDA, DINDA, serta semua keluarga besarku, terima kasih atas semua bantuan dan dukungannya.
- Untuk semua guru-guruku yang telah membimbingku dalam perjalanan mencari ilmu ini. Terima kasih banyak, jasamu tiada tara.
- Pada al-Mamater tercinta Fakultas Syari'ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
viii
KATA PENGANTAR
بسم ا الرّمحن الرّحيم
،وأشهد أن حممدا رسول ا رب العاملني، أشهد أن ال اله إال ا والصّالة احلمديسّر رب اشرح يل صدري و. أمجعني والسّالم على سيّد�ا حممّد وعلى آله وأصحابه : بعد أما يل أمري واحلل عقدة من ّلسا�ي يفقهوا قويل،
Puji syukur selayaknya penyusun panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan
semesta alam, yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang menguasai hari
pembalasan dan hanya kepada-Nya manusia menyembah dan meminta
pertolongan, yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah dan taufiq-Nya,
sehingga Penyusun dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Salawat dan salam tidak
lupa Penyusun haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad Saw, melalui ajaran-
ajarannya manusia dapat berjalan di atas kebenaran yang penuh dengan Islam dan
Iman.
Setelah melalui perjalanan yang cukup panjang, akhirnya penyusunan
skripsi ini dapat juga terselesaikan. Banyak pihak, baik langsung maupun tidak,
telah membantu dalam penyelesian skripsi yang mengambil judul: “Hak
Kepemilikan Bersama pada PT Telkom dalam Perspektif Hukum Islam” ini,
sebuah pembahasan yang hanya melihat satu sisi kecil tentang masalah
kepemilikan bersama di sektor telekomunikasi.
ix
Selanjutnya dengan selesainya skripsi ini, sebagai rasa takzim, ijinkanlah
Penyusun untuk mengucapkan rasa terima kasih yang tidak terhingga, kepada:
1. Bapak Drs. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Syari’ah
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2. Bapak H. M. Nur, S. Ag., M. Ag., selaku Pembimbing I, yang dengan penuh
kesabaran bersedia mengoreksi secara teliti seluruh isi tulisan yang mulanya
‘semrawut’ ini, sehingga menjadi lebih layak dan berarti. Semoga kemudahan
dan keberkahan selalu menyertai beliau.
3. Bapak H. Wawan Gunawan, S. Ag., M. Ag., selaku Pembimbing II, atas
arahan dan nasehat yang diberikan, di sela-sela kesibukan waktunya, sehingga
dapat terlesaikannya penyusunan skripsi ini.
4. Ayahanda tercinta Adang Djumhur Salikin dan Ibundaku tercinta Engkun
Kurnia yang dalam situasi apa pun tidak pernah lelah dan berhenti
mengalirkan rasa cinta dan kasih sayang, doa dan dana buat Penyusun. Dan
utnuk adik-adikku, keluarga besarku. Terima kasih atas semua bantuan dan
dukungannya.
5. Teman-teman kontrakan SILIWANGI, terima kasih atas canda tawanya.
Meskipun satu persatu sudah pergi, tapi kaos kita adalah tanda kebersamaan
kita. Dan untuk IKBAL, terima kasih atas kebersamaan kita. Penyusun selalu
ingat dengan kampung halaman, bila berkumpul dengan kalian. Buat yang
teristimewa, Nisa Sholihah, terimakasih "Honey' atas segala perhatian dan
dorongan semangat yang diberikan buat Aa untuk penyelesaian skripsi ini.
x
xi
TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Berpedoman kepada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri
Kependidikan dan Kebudayaan R.I (Nomor 158 Tahun 1987 dan Nomor 0543 b/
u / 1987).
A. Lambang Konsonan
Huruf Arab
Nama Huruf Latin Nama
alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan ا
ba>’ b be ب
ta>’ t te ت
s|a> s\ s\ (dengan titik di atas) ث
ji>m j je ج
h{a>’ h{ h{a (dengan titik di bawah) ح
kha>’ kh ka dan ha خ
da>l d de د
z|a>l z\ z\ (dengan titik di atas) ذ
ra>’ r er ر
za>i z zet ز
si>n s es س
syi>m sy es dan ye ش
s}a>d s} s} (dengan titik di bawah) ص
xii
d{a>d} d{ d}e (dengan titik di bawah) ض
t{a> t} t}e (dengan titik di bawah) ط
z{a>’ z{ z{et (dengan titik di bawah) ظ
ain ´ koma terbalik di atas’ ع
gha> g ge غ
fa>’ f ef ف
qa>f q qi ق
ka>f k ka ك
la>m l el/ al ل
mi>m m em م
nu>n n en ن
wa>w w w و
ha>’ h ha هـ
hamzah ’ apostrof ء
ya>’ y ye ي
B. Lambang Vokal
1. Syaddah atau tasydi<d
Tanda syaddah atau tasydi<d dalam bahasa Arab, dilambangkan
menjadi huruf ganda atau rangkap, yaitu huruf yang sama dengan huruf
yang diberi tanda tasydi<d. Contoh:
xiii
ditulis muta’addidah متعددة
<ditulis Rabbana ربنا
2. Ta<’ Marbu<t}ah di akhir kata
a. Bila dimatikan atau mendapat harakat sukun, maka ditulis (h):
ditulis h}ikmah حكمة
ditulis Jizyah جزية
(Ketentuan ini tidak diperlukan kata-kata Arab yang sudah terserap ke
dalam bahasa Indonesia, seperti zakat, shalat dan sebagainya, kecuali bila
dikehendaki lafal aslinya)
b. Bila diikuti dengan kata sandang “al” serta bacaan kedua itu terpisah,
maka ditulis dengan h.
األولياء كرامة ditulis Kara>mah al-au>liya>’
c. Bila ta<’ marbu<t}ah hidup atau dengan harakat, fath}ah, kasrah dan
d}ammah ditulis (t):
ditulis Zaka>t al-fit}ri atau Zaka>tul fit}ri زكاة الفطر
3. Vokal pendek (Tunggal)
-----َ-- fath}ah ditulis a
--- ِ----
kasrah ditulis i
----ُ--- d}ammah ditulis u
4. Vokal Panjang (maddah)
1. Fath}ah + alif ditulis a> (dengan garis di atas) ditulis Ja>hiliyyah جاهلية
2. fath}ah + ya>’ mati ditulis a> (dengan garis di atas)
xiv
<ditulis Tansa تنـسى
3. kasrah + ya>’ mati ditulis i< (dengan garis di atas) يم كر ditulis Kari>m
4. d{ammah + wa>w mati ditulis u> (dengan garis di bawah) }ditulis Furu<>d فروض
5. Vokal Rangkap
Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan
antara harakat dan huruf, transliterasinya sebagai berikut:
1 fath}ah + ya>’ mati ditulis ai ditulis bainakum بينكم
2 fath}ah + wa>wu mati ditulis au ditulis qaul قول
6. Hamzah
Sebagimana dinyatakan di depan, hamzah ditransliterasikan dengan
apostrof, namun itu hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan
akhir kata, namun apabila terletak di awal kata, maka hamzah tidak
dilambangkan, karena dalam tulisan Arab berupa alif. Contoh:
ditulis a’antum أأنتم
ditulis u’iddat أعدت
ditulis la’in syakartum لئن شكـرمت
7. Kata Sandang Alif + Lam
a. Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyyah disesuaikan
transliterasinya dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai pula
dengan bunyinya. Bila diikuti oleh huruf syamsiyah maupun qamariyah,
xv
maka kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya dan
dihubungkan dengan tanda (-). Contoh:
ditulis al-Qur’a>n القرآن
\ditulis al-H{adi<s احلديث
ditulis al-Qiya>s القياس
b. Kata sandang yang diikuti huruf syamsiyyah ditulis sesuai dengan
bunyinya yaitu huruf l (el)-nya diganti huruf yang sama dengan huruf
yang langsung mengikuti kata sandang. Contoh:
’<ditulis as-Sama السماء
ditulis asy-Syams الشمس
8. Penyusunan kata-kata dalam rangkaian kalimat
Pada dasarnya setiap kata, baik fi’il, ism maupun h}uruf, ditulis
terpisah. Hanya kata-kata tertentu yang penyusunannya dengan huruf Arab
sudah lazim dirangkaikan dengan kata lain. Karena ada huruf Arab atau
harakat yang dihilangkan, maka dalam transliterasi ini penyusunan kata
tersebut bisa dirangkaikan juga bisa terpisah dengan kata lain yang
mengikutinya. Contoh:
{ditulis Z|awi> al-furu>d ذوى الفروض
ditulis Ahl as-Sunnah أهل السنة
Bagi mereka yang menginginkan kafasihan dalam bacaan, pedoman
transliterasi ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan ilmu
tajwi<d.
xvi
DAFTAR TABEL
No Tabel Nama Tabel Hlm
Tabel I Komposisi Pemegang Saham PT Telkom dan Saham
Treasury pada Tanggal 30 September 2008
66
Tabel II Pemegang Saham PT Telkom dengan Kepemilikan Kurang
dari 5%, sampai dengan Tanggal 31 Desember 2007
68
Tabel III Pemegang Saham PT Telkom dengan Kepemilikan Lebih
dari 5% dan Jumlah Saham yang Dimiliki Dewan
Komisaris dan Direksi, sampai dengan 31 Desember 2007
69
xvii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
ABSTRAK ............................................................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... iii
PENGESAHAN ...................................................................................................... v
MOTTO................................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ viii
TRANSLITERASI ARAB-LATIN ........................................................................ xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xvi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xvii
BAB I : PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah...................................................................... 1
B. Pokok Masalah .................................................................................... 4
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ....................................................... 5
D. Telaah Pustaka .................................................................................... 5
E. Kerangka Teoretik ............................................................................... 9
F. Metode Penelitian ................................................................................ 16
G. Sistematika Pembahasan ..................................................................... 19
BAB II: GAMBARAN UMUM TENTANG HAK KEPEMILIKAN
MENURUT HUKUM ISLAM........................................... ................... 21
A. Hak Kepemilikan dalam Islam............................................................ 21
1. Pengertian hak milik........................................................................ 21
2. Jenis-jenis kepemilikan dalam Islam............................................... 26
a. Kepemilikan pribadi (al-milkiyah al-fardiyah/ private property) 27
b. Kepemilikan umum (al-milkiyyah al-'a<mmah/ public property) . 31
c. Kepemilikan Negara (al-milkiyyah ad-daulah/ state private) ..... 36
B. Tujuan Hukum Islam Mengatur Hak Kepemilikan Bersama .............. 38
1. Kebebasan individu ......................................................................... 42
2. Hak terhadap harta (hak milik)........................................................ 43
xviii
3. Ketidaksamaan ekonomi dalam batas yang wajar........................... 46
4. Jaminan sosial.................................................................................. 47
5. Larangan penumpukan dan pendistribusian harta kekayaan ........... 48
6. Kesejahteraan individu dan masyarakat ......................................... 54
BAB III: GAMBARAN UMUM TENTANG PT TELKOM DI INDONESIA 55
A. Sekilas tentang PT Telkom 55
B. Visi dan Misi PT Telkom 63
C. Saham PT Telkom 64
D. Modal dasar PT Telkom 65
BAB IV: PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP KEPEMILIKAN
BERSAMA PT TELKOM DI INDONESIA.......................... ............ 70
A. Eksistensi Kepemilikan PT Telkom .................................................. 70
1. Penguasaan pasar di bidang telekomunikasi.................................... 79
2. Soal posisi dominan dalam bidang telekomunikasi......................... 79
3. Analisis atas potensi kerugian akibat tindakan pengambilalihan
saham PT Telkom............................................................................ 81
4. Analisa peraturan terkait dengan privatisasi.................................... 83
B. Pandangan Islam terhadap Kepemilikan Bersama PT Telkom.......... 87
BAB V: PENUTUP ............................................................................................... 108
A. Kesimpulan ........................................................................................ 108
B. Saran-saran ........................................................................................ 111
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 113
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. TERJEMAHAN TEKS ARAB ........................................................................... I
2. BIOGRAFI ULAMA .......................................................................................... VI
3. CURRICULUM VITAE ..................................................................................... VIII
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat ini pihak swasta asing telah menguasai obyek-obyek vital di
Indonesia. Telekomunikasi misalnya, meskipun pada dasarnya telekomunikasi
telah dikuasai asing sejak zaman kolonial yaitu saat di mana Telkom baru
berdiri. Indosat pun sejak awal lahirnya pada 1976 tidak luput dari peran
pemodal asing. Baru pada 1980 pemerintah Indonesia mengambil alih seluruh
saham Indosat, sehingga menjadi BUMN.1 Namun, pihak asing kembali lagi
bermain pada 1993. Saat itu, kebijakan pemerintah RI menempatkan PT
Telkom sebagai penyelenggara telekomunikasi lokal yang melakukan praktik
monopoli. Di samping Indonesia terbentur dengan keterbatasan dana yang
dimiliki pemerintah maupun operator telekomunikasi, maka pembangunan
infrastruktur telekomunikasi khususnya jaringan telekomunikasi tetap (fixed
wireless) lokal saat itu dilakukan melalui pengikutsertaan modal asing.
Undang-undang No. 3 tahun 1989 tentang Telekomunikasi dan PP No. 8
tahun 1993 serta Kepemenparpostel No. 39 tahun 1993 tentang Kerja Sama
Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi Dasar memungkinkan kerja sama
antara Telkom atau Indosat dengan perusahaan lain dalam penyelenggaraan
jasa telekomunikasi dasar. Ketiga regulasi itu menetapkan bahwa kewajiban
kerja sama antara badan penyelenggara dan badan lain dalam penyelenggaraan
1Arif Piyoto, “Sejarah Telekomunikasi Indonesia” dalam website http://www.ubu.org.uk,
diakses pada 16 Maret 2009.
2
telekomunikasi dasar dapat berbentuk usaha patungan (join venture), kerja
sama operasi (KSO) atau kontrak manajemen (KM).
Dinyatakan dalam PP No. 20 tahun 1994 tentang Pemilikan Saham
dalam Perusahaan yang didirikan dalam rangka penanaman modal bidang
usaha telekomunikasi dapat dilakukan oleh penanam modal asing patungan
asal kepemilikan peserta Indonesia minimal 5% dari seluruh modal yang
disetor. Akan tetapi, dalam schedule of commitment traktat multilateral
WTO, Indonesia menyatakan bahwa kepemilikan asing atas saham
penyelenggara jasa telekomunikasi dasar dapat sampai 35%.2 Sebagaimana
Data Biro Transaksi dan Lembaga Efek dari Badan Pengawas Pasar Modal
dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM) per Oktober 2006 tentang komposisi
pemegang saham dari 3 (tiga) perusahaan telekomunikasi di Indonesia ini
menyebutkan:
1. PT. Telekomunikasi Indonesia Seluler Tbk. (PT Telkomsel)
Singapore Telecom + publik asing : 37,86 %
Pemerintah Indonesia + publik Indonesia : 62,14 %
2. PT. Indonesian Satellite Corporation Tbk. (Indosat)
Singapore Technologies Telemedia Pte. Ltd. + publik asing : 86,62 %
Pemerintah Indonesia + publik Indonesia : 13, 38 %
3. PT. Excelcomindo Pratama Tbk. (Pro XL)
Telekom Malaysia Berhad + publik asing : 85,07 %
2Ibid.
3
Telekomindo Primabhakti + publik Indonesia : 14,93 %3
Jika diambil rata-ratanya, maka kepemilikan asing atas saham
perusahaan-perusahaan telekomunikasi di Indonesia mencapai angka 69,85 %.
Kepemilikan saham yang hampir mencapai 70 % ini apakah diabaikan dan
tidak diperhatikan oleh aparat-aparat yang berkepentingan dalam hal ini?
Fakta menunjukkan bahwa regulasi yang ada tidak berpengaruh terhadap
pihak-pihak swasta asing, karena pihak asing mempunyai saham yang lebih
dominan dan pemerintah tidak dapat mengaturnya.
Ini mengejutkan. Setelah tadinya pemerintah memberikan izin investasi
asing di sektor telekomunikasi hingga 95%, kini jatah itu akan dipangkas
menjadi tinggal 49% saja. Aturan itu sudah masuk dalam draf final daftar
negatif investasi (DNI) yang rencananya sudah masuk ke meja Presiden dan
siap untuk diteken. Padahal, Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) sudah
sepakat untuk menerima pembatasan kepemilikan asing di perusahaan
telekomunikasi hingga 35%. Kesepakatan negara ASEAN juga hanya 40%. 4
Bagi Indonesia, tujuan dan manfaat ekonomi dari suatu kebijakan
persaingan dan bagaimana hal ini dapat dicapai dalam tatanan
perekonomiannya, sejauh ini belum dicermati secara pasti oleh pemerintah.
Padahal, manfaat persaingan usaha yang sehat meliputi harga yang lebih
rendah, peningkatan produksi, tersedianya lebih banyak pilihan dan
peningkatan kualitas serta penggunaan sumber daya yang lebih efisien.
3Lihat Warung Kapucino, “Seberapa Besar Saham Asing dalam Telekomunikasi
Indonesia”, dalam http://www.ubu.org.uk, diakses pada 16 Maret 2009. 4 Ibid.
4
Dengan demikian, pembuat kebijakan persaingan pada berbagai jenjang
pemerintahan perlu memiliki pemahaman yang jelas mengenai keuntungan
persaingan, tindakan apa saja yang dapat membatasi maupun mendorong
persaingan dan bagaimana kebijakan yang mereka tetapkan dapat berpengaruh
terhadap proses persaingan. Pemahaman tersebut harusnya menjadi bekal awal
yang akan membantu pembuat kebijakan untuk bisa mengevaluasi dengan
lebih baik apakah kebijakan tertentu menciptakan suatu manfaat luas bagi
rakyat. Sejalan dengan hal tersebut, maka sesuai dengan UU No. 5 Tahun
1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat
(UU No.5/1999) khususnya Pasal 35 huruf e disebutkan bahwa; tugas KPPU
adalah memberikan saran dan pertimbangan terhadap kebijakan Pemerintah
yang berkaitan dengan praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak
sehat. Saran dan Pertimbangan merupakan salah satu bentuk advokasi
terhadap kebijakan Pemerintah yang dinilai bertentangan atau tidak sesuai
dengan semangat UU No.5/1999.
Dalam prinsip hukum Islam bahwa sesuatu bentuk muamalat dilakukan
atas dasar pertimbangan mendatangkan manfaat dan menghindari
kemudaratan dalam hidup masyarakat, dan segala bentuk muamalat yang
mengundang unsur penindasan tidak dibenarkan.
B. Pokok Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang dipaparkan di atas,
maka dapat dirumuskan beberapa pokok permasalahan, yaitu:
1. Bagaimana eksistensi kepemilikan PT Telkom?
5
2. Bagaimana pandangan Islam terhadap kepemilikan bersama di PT
Telkom?"
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan penelitian
Berdasarkan pokok masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini
adalah:
a. Untuk menjelaskan eksistensi kepemilikan PT Telkom di Indoensia.
b. Untuk menjelaskan secara komprehensif pandangan hukum Islam
terhadap kepemilikan bersama PT Telkom di Indonesia.
2. Kegunaan penelitian
Adapun kegunaan dari penyusunan skripsi ini diharapkan dapat
memenuhi di antaranya adalah:
a. Memperluas, meningkatkan, serta mengembangkan wawasan dalam
masalah kepemilikan bersama, khususnya bagi penyusun.
b. Sumbangan pemikiran (berupa ide-ide atau saran) dalam rangka
memberikan andil bagi perkembangan hukum Islam.
D. Telaah Pustaka
Kajian penelitian tentang hak kepemilikan bersama pada sektor
telekomunikasi yang menggunakan analisis hukum Islam belum ada yang
melakukan penelitian terhadap judul tersebut. Akan tetapi, penelitian yang
mendekati terhadap akar permasalahan yang akan diteliti dalam penyusunan
skripsi ini telah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya.
6
Untuk karya ilmiah yang berbentuk skripsi didapatkan beberapa buah
skripsi yang mencoba mengkaji hak kepemilikan, di antaranya adalah karya
Ali Mustain telah mengkaji tentang konsep kepemilikan dengan
mengkomparasikan antara hukum Positif dan hukum Islam dalam skripsinya
yang berjudul "Konsep Kepemilikan dalam Perspektif Hukum Positif dan
Hukum Islam". Dalam hal ini Mustain menjelaskan bahwa hak milik dalam
hukum positif diartikan sebagai hak kebendaan yang bersifat mutlak.
Seseorang bebas dan sah-sah saja dimata hukum untuk bebas mempergunakan
hak miliknya sendiri meskipun bertentangan dengan nilai-nilai kepositifan
untuk dirinya lebih-lebih untuk masyarakat. Sedangkan hukum Islam
memberikan ajaran tentang kepemilikan bahwa kekuasaan mutlak atas hak
milik adalah di tangan Allah, manusia hanya diberi kekuasaan mengelolanya
saja. Harta dan hak milik adalah sarana untuk mendekatkan diri pada Allah.5
Muhammad Zahron al-Mas'adi, membahas tentang kepemilikan dengan
judul skripsinya “Hak Milik Perorangan dan Kaitannya dengan Hak
Masyarakat dalam Hukum Islam”. Permasalahan yang dibahas oleh Zahron
yaitu bagaimana hak milik perorangan dan batasan-batasan hak perorangan
dalam menjalankan kegiatannya terhadap harta benda miliknya dalam hukum
5Ali Mustain, "Konsep Kepemilikan dalam Perspektif Hukum Positif dan Hukum Islam",
Skripsi tidak diterbitkan, Yogyakarta, Fak. Syari'ah, UIN Sunan Kalijaga, 2004.
7
Islam, serta perpaduan antara hak perorangan dengan hak masyarakat terhadap
milik dalam hukum Islam.6
Karya Radhia Latjure, dengan judul skripsinya “Konsep Pemilikan Harta
dan Pemanfaatannya dalam Perspektif Hukum Islam: Studi Terhadap
Pemikiran M. Umer Chapra”.7 Dalam skripsi ini Rhadia membahas tentang
konsep kepemilikan harta itu sendiri ditinjau dari sudut pandang Islam
bagaimana seharusnya seorang muslim memanfaatkan hartanya dengan tepat,
skripsi ini merupakan telaah Radhia terhadap pemikiran M. Umer Chapra
tentang kepemilikan harta.
Di antara karya tulis yang pernah dilakukan dalam wacana hak
kepemilikan adalah karya Abu< an-Nas}r Ah}mad al-H{usaini< dalam kitabnya "al-
Milkiyyah fī al-Islām", menjelaskan bagaimana konsep kepemilikan dalam
Islam, termasuk di dalamnya mengenai batasan-batasan hak milik. Beliau
menerangkan bahwa kepemilikan dalam Islam lebih rinci dibanding dengan
konsep Barat, cara memperoleh hak milik, obyek yang menjadi hak milik, dan
kewajiban terhadap milik.8
Kemudian Ahmad Syalabi dalam kitabnya "Al-Iqtisād fī Fikr al-Islāmī"
menjelaskan tentang dasar-dasar ekonomi Islam. Bahwa Islam mengakui
kepemilikan individu dan masing-masing individu mempunyai kepemilikan
6Muhammad Zahron al-Mas'adi, ”Hak Milik Perorangan dan Kaitannya dengan Hak
Masyarakat dalam Hukum Islam”, Skripsi tidak diterbitkan, Yogyakarta, Fak. Syari’ah, IAIN Sunan Kalijaga, 1997.
7Radhia Latjure, “Konsep Pemilikan Harta dan Pemanfaatannya dalam Perspektif Hukum Islam: Studi Terhadap Pemikiran M. Umer Chapra”, Skripsi tidak diterbitkan, Yogyakarta, Fak. Syari’ah, UIN Sunan Kalijaga, 2003.
8Abu< an-Nasr Ah}mad al-H{usaini<, Al-Milkiyyah fī< al-Isla<m, (Kairo: tnp., t. t.), hlm. 3-29.
8
yang berbeda. Pada dasarnya semua harta adalah milik Allah sedangkan
kepemilikan individu mempunyai fungsi sosial.9
Hasbi Ash-Shiddieqy dalam bukunya “Pengantar Fiqh Mu'amalah”
menjelaskan tentang teori-teori kepemilikan dalam hukum Islam, sebab-sebab
kepemilikan, dan kaidah-kaidah yang berhubungan dengan hak milik secara
khusus. Selain itu, Hasbi Ash-Shiddieqy membahas tentang hak (Nazariyyah
al-H{aq).10
M Faruq Nabahan dalam bukunya “Al-Iqtis}a<d al-Isla<mi<” membahas hak
kepemilikan dalam bingkai Al-Qur’an dan Sunnah.11 Hak kepemilikan
tersebut hanya dibahas dalam pengertian garis besarnya saja. Tanpa
menampilkan rumusan tentang hak kepemilikan yang dirumuskan oleh paham
selain Islam.
Dari rentetan karya tulis di atas, sebagaimana termaktub dalam
judulnya, tidak ada satupun yang membahas atau menelaah tentang hak
kepemilikan bersama pada sektor telekomunikasi yang ditinjau dari hukum
Islam. Karenanya kajian dan penelitian hak kepemilikan bersama pada sektor
telekomunikasi sejauh penelusuran penyusun bukan merupakan duplikasi atau
pengulangan riset-riset sebelumnya. Dengan demikian penelitian ini layak
9Ah}mad Syalabi<, Al-Iqtis}a<d fī< Fikr al-Isla<mi<, (Kairo: Maktabah al-Nahdah al-Mis}riyyah,
1987), hlm. 33-57. 10M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Pengantar Fiqh Mu'amalah, (Semarang: Pustaka Rizki Putra,
2001), hlm. 11-23. 11M Faruq Nabahan, Al-Iqtis}a<d al-Isla<mi<, alihbahasa Muhadi Zainudin, Sistem Ekonomi
Islam, Pilihan Setelah Kegagalan Sistem Kapitalis dan Sosialis, (Yogyakarta: UII Press, 2002).
9
diajukan dan dilanjutkan dan dapat menghindarkan praktek duplikasi sebagai
salah satu syarat sebuah penelitian yang valid dan s}ah}i>h}.
E. Kerangka Teoretik
Semua yang ada di muka bumi adalah milik Allah SWT. Menurut ajaran
Islam, Allah SWT adalah pemilik yang sesungguhnya dan mutlak atas alam
semesta. Allah lah yang memberikan manusia karunia dan rezeki yang tidak
terhitung jumlahnya.
!# “%!# …&! $Β †û N≡θ≈ϑ¡9# $Βρ ’û Ú‘{# 3 ≅ƒρρ ⎥⎪≈3=9 ⎯Β
>#‹ã ‰ƒ‰©12
‰ϑt:# ! “%!# …µ9 $Β ’û N≡θ≈ϑ¡9# $Βρ ’û Ú‘{# &!ρ ‰ϑt:# ’û οzψ# 4
θδρ ΟŠ3t:# 7ƒ:# 13
!# #‹Ü9 ⎯νŠ$7è/ −—ƒ ⎯Β ™$±„ ( θδρ ”θ)9# “ƒ“è9# 14
Manusia dengan kepemilikannya adalah pemegang amanah dan khalifah.
Semua kekayaan dan harta benda merupakan milik Allah, manusia
memilikinya hanya sementara, semata-mata sebagai suatu amanah atau
pemberian dari Allah. Manusia menggunakan harta berdasarkan
kedudukannya sebagai pemegang amanah dan bukan sebagai pemilik yang
kekal. Karena manusia mengemban amanah mengelola dan memiliki hasil
12Ibra<hi<m (14): 2. 13Saba<' (34): 1. 14Asy-Syu<ra (42): 19.
10
kekayaan di dunia, maka manusia harus bisa menjamin kesejahteraan bersama
dan dapat mempertanggungjawabkannya dihadapan Allah SWT.
Manusia diberi kelebihan dan keutamaan dari makhluk-makhluk lainnya.
Ketentuan ini meletakkan asal al-kara<mah al-insa<niyah atau kehormatan
insani yang memberikan kepadanya suatu martabat yang tinggi yaitu martabat
manusia.
Martabat manusia yang demikian itu menjadikan statusnya berbeda
sifatnya dengan status makhluk-makhluk lain yang disebut muh}taram, tetapi
bagi manusia sebutannya – dalam istilah ilmu fiqh – ialah mas\hum yang
mengandung arti lebih khusus, karena bukan saja hak keberadaannya yang
harus dilindungi, tetapi kelima kemaslahatannya berada dalam suatu is\mah
(perlindungan hukum),15 termasuk di dalamnya dalam berserikat atau syirkah.
Sebagaimana dalam al-Qur'an disebutkan
..."β*ù #θΡ%2 Y2& ⎯Β 79≡Œ Μγù ™!%2° ’û ]=W9# "...16
..."β)ρ #V. ⎯Β ™!$Ü=ƒ:# ‘ó6‹9 ΝκÕè/ 4’?ã Ùè/ ω) ⎦⎪%!# (#θΖΒ#™ #θ=ϑãρ
M≈s=≈Á9# "...17
Kedua ayat di atas menunjukkan perkenan dan pengakuan Allah akan
adanya perserikatan dalam kepemilikan harta. Hanya saja dalam QS. an-
15Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial (Bandung: Mizan, 1994), hlm. 137-138. lihat juga
dalam bukunya Merintis Fiqh Lingkungan Hidup, (Jakarta: Ufuk Press, 2006) hlm. 186-187. 16An-Nisa>’ [4]: 12 17S{ad [38]: 24
11
Nisa>’ [2] perkongsian atau kemitraan terjadi secara otomatis karena waris,
sedangkan dalam QS. S{ad [38] terjadi atas dasar akad (ikhtiya>r).
Syirkah menurut arti asalnya merupakan penghubung antara dua tanah
atau lebih, di mana sifat dari tanah yang dihubungkan tersebut sulit dibedakan
satu dengan lainnya. Menurut bahasa hukum, Syirkah berarti bergabungnya
dua orang atau lebih dalam satu kepentingan. Namun demikian kata syirkah
diperluas penggunaannya dalam kontrak meskipun tidak ada hubungan nyata
antar dua tanah karena kontrak itulah yang menyebabkan terjadinya
hubungan.18 Antonio menyebutkan bahwa syirkah atau musyarakah adalah
akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di
mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana (amal/ expertise)
dengan kesepakatan bahwa keuntungan dari resiko akan ditanggung bersama
sesuai dengan kesepakatan.19 Syirkah dihalalkan dalam agama Islam, karena
pada zaman Nabi Muhammad orang-orang biasa melakukan transaksi syirkah
atau kemitraan. Sebagaimana dalam salah satu hadis Nabi disebutkan
20.صاحبه أحدمها خين مامل الشريكني ثالث أ�ا يقول ا إن
18Afzalurrahma, Doktrin Ekonomi Islam, alih bahasa. Nastangin dan Suroyo, (Yogyakarta:
Dana Bhakti Wakaf, 1995), IV: 365. 19Muhammad Syafi'i Antonio, Bank Syari'ah: Dari Teori ke Praktek, (Jakarta: Gema Insani
Press, 2001), hlm. 90. 20Abu< Da<wu<d, Sunan Abi< Da<wu<d, (Beiru<t: Da<r al-Fikr, 1994), II: 567 dalam Kita<b al-Buyu>
Ba<b fi< asy-Syirkah. Hadis No. 2936. Hadis ini dari Muh}ammad bin Sulaima<n al-mis}s}i<s}i<u dari Muh}ammad bin Zabriqa<n dari Abi< H{ayya<n at-Taimiyyi< dari ayahnya dari Abi< Hurairah.
12
Hadis qudsi tersebut menunjukkan kecintaan Allah kepada hamba-
hamba-Nya yang melakukan perkongsian selama saling menjunjung tinggi
amanat kebersamaan dan menjauhi penghianatan.
Syirkah dibagi ke dalam dua macam, yaitu syirkah milk atau kemitraan
dalam kaitannya dengan hak atas harta dan syirkah akad atau kemitraan
dengan kontrak.
1. Syirkah milk/ kepemilikan
Syirkah milk terjadi atau tercipta karena warisan, wasiat atau kondisi
lainnya yang mengakibatkan pemilikan satu aset oleh dua orang atau lebih.
Dalam musyarakah ini, kepemilikan dua orang atau lebih berbagi dalam
sebuah aset nyata dan berbagi pula dari keuntungan yang dihasilkan aset
tersebut.21 Afzalurrahaman menyebut Syirkah milk ini dengan istilah
syirkah pilihan dan syirkah wajib. Syirkah pilihan adalah syirkah di mana
dua orang melakukan usaha gabungan pada satu barang tertentu; atau
barang itu ditinggalkan kepada mereka, secara bersama-sama dari warisan,
dan mereka menerimanya; atau di mana mereka berdua memperoleh
pemilikian atas suatu barang tertentu; atau di mana mereka
menggabungkan harta yang dimiliki dengan sedemikian rupansehingga
sulit dipisahkan satu sama lain (seperti halnya campuaran gandum dengan
gandum); atau di mana mereka membedakan sesuatu menhalami kesulitan
(seperti campuran gandum dengan sejenis gandum bahan anggur).22
21Muhammad Syafi'i Antonio, Bank Syari'ah: Dari Teori ke Praktek, hlm. 91 22Afzalurrahma, Doktrin Ekonomi Islam, IV: 366
13
Sedangkan, syirkah wajib adalah syirkah di mana harta dua orang
digabung menjadi satu, tanpa ada bagian-bagian mereka, dengan keadaan
demikian menjadikan harta tersebut sulit atau tidak mungkin dapat
dibedakan lagi; atau di mana dua orang mewariskan satu harta.23 Oleh
karena itu pada jenus kemitraan ini tidak boleh seorang mitra untuk
menunjukkan tindakan yang membedakan bagian dengan mitra lain,
tanpppan seijin mitra lain itu, untuk membeda-bedakan bagian mereka.
Namun demikian,diperbolehkan bagi seorang mitra untuk untuk menjual
bagiannya kepada yang lain, semuanya dalam bentuk pernyataan; dan ia
juga menjual bagiannya kepada yang lain tanpa seijin mitranya – kecuali
dalam bentuk kemitraan asosiasi atau harta campuran – karena dalam dua
contoh tersebut seorang mitra tidak boleh menjual bagian milik mitra
lainnya kepada pihak ketiga tanpa seijin mitranya.
2. Syirkah akad
Syirkah akad ditentukan oleh proposal atau persetujuan.24 Artinya
syirkah ini tercipta dengan cara kesepakatan di mana dua orang atau lebih
setuju bahwa tiap orang dari mereka memberikan modal musyarakah, dan
sepakat untuk berbagi keuntungan dan kerugian.25 Syirkah ini terbagi ke
dalam empah macam, yakni:
23Ibid., hlm. 366 24Ibid. 25Ibid., hlm. 367.
14
a. Syirkah al-‘Ina>n
Syirkah al-‘Ina>n adalah kontrak antara dua orang atau lebih.
Setiap pihak memberikan satuan porsi dari keseluruhan dana dan
berpartisipasi dalam kerja. Kedua pihak berbagi dalam keuntungan dan
kerugian sebagaimana yang disepakati di antara mereka. Akan tetapi
porsi masing-masing pihak baik dalam dana maupun kerja atau bagi
hasi, tidak harus sama dan identik sesuai dengan kesepakatan mereka.
Mayoritas ulama membolehkan jenis musyarakah ini.26
Syarat utama dalam syirkah ini adalah tidak boleh menyangkut
jaminan mutual tetapi menuntut adanya agen bersama; diperbolehkan
kontrak tersebut dalam bentuk sejajar dalam pengadaan; diperbolehkan
adanya keuntungan yang tidak sama; diperbolehkan bagi semua pihak,
dalam kemitraan perdagangan, untuk menggunakan sebagian hartanya
saja dalam kontrak; diperbolehkan pembelanjaan yang dilakukan oleh
salah satu mitra, jika stok yang lain habis; tidak diperbolehkan
memperoleh keuntungan khusus bagi masing-masing mitra; memegang
stok dengan dasar kepercayaan; setiap mitra bebas memberikan stoknya
kepada yang dianggapnya agen; bebas menanamkan modal sebagai suatu
deposit; dan bebas memberikan modalnya dengan sistem mudarabah
b. Syirkah mufa<wad}ah
Syirkah mufa<wad}ah adalah kontrak kerjasama antara dua orang
atau lebih. Setiap pihak memberikan suatu porsi dari keseluruhan dana
26Wahbah Zuhaili, Al-Fiqh al-Isla>m wa ‘Adillatuhu, Cet. IV (Damaskus: Dar al-fikr,
1997), V: 3881.
15
dan berpartisipasi dalam kerja. Setiap pihak membagi keuntungan dan
resiko secara sama. Dengan demikian syarat utama dari jenis srirkah ini
adalah kesamaan dengan yang diberikan, kerja, tanggung jawab dan
beban hutang dibagi oleh masing-masing pihak.
Syarat utama syirkah ini adalah modal, hak dan tanggung jawab,
sudut pandang agama dan timbal balik.
c. Syirkah ‘amal
Syirkah ‘amal adalah kontrak kerjasama dua orang seprofesi untuk
menerima pekerjaan secara bersamadan berbagi keuntungan dari
pekerjaan itu. Misalnya kerjasama dua orang arsitek untuk menggarap
sebuah proyek, atau kerjasama dua orang penjahit untuk menerima order
pembuatan seragam sebuah kantor.
Ketentuan-ketentuan pokok kemitraan ini adalah diperbolehkan
memperoleh keuntungan yang tidak sama, meskipun pembagian modal
dalam bermitra sama; suatu pekerjaan yang disepakati mengikat satu
sama lain dan bebas menunjuk pimpinan untuk pelaksanaannya sertas
harus ditaati; dan penyatuan perdagangan dan tempat tidak penting pada
jenis kemitraan ini.
d. Syirkah wu>juh
Syirkah wu>juh adalah kontrak antara dua orang atau lebih yang
memiliki reputasi dan prestise, baik serta ahli dalam bisnis. Mereka
membeli barang secara kredit dari suatu perusahaan dan menjual barang
tersebut secara tunai. Mereka berbagi dalam keuntungan dan resiko
16
berdasarkan jaminan kepada penyuplai yang disediakan oleh tiap mitra.
Jenis syirkah ini tidak memerlukan modal karena pembelian secara
kredit berdasar pada jaminan tersebut. Karenanya, kontrak inipun lazim
disebut sebagai syirkah piutang.
Ketentuan-ketentuan pokok kemitraan ini adalah boleh
mengandung timbal balik atau diperbolehkan secara sah membentuk
kemitraan secara timbal bailk, karena setiap mitra dapat menjadi
penanggung atau agen bagi yang lainnya; masing-masing merupakan
agen bagi yang lainnya; dan menetapkan keuntungan sesuai dengan
peranan yang dilakukan.
F. Metode Penelitian
1. Jenis dan Sifat Penelitian
Berdasarkan jenisnya, penelitian ini merupakan jenis penelitian
kepustakaan (library research) yaitu menjadikan bahan kepustakaan sebagai
sumber data primer, baik berupa buku-buku, kitab-kitab, artikel-artikel
atau karya ilmiah yang ada kaitannya atau hubungannya dengan topik
pembahasan skripsi. Sedangkan sifat dari penelitian ini adalah deskriptif
analitik27 yaitu penelitian yang bertujuan memberikan gambaran tentang
pandangan hukum Islam terhadap kepemilikan bersama pada PT Telkom di
Indonesia.
27Sutrisno Hadi, Metode Research Jilid I, (Yogyakarta: Andi Offset, 1993), hlm. 9.
17
2. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian pustaka, maka metode
pengumpulan data yang digunakan adalah mengkaji dan menelaah berbagai
literatur yang mempunyai relevansi dengan kajian skripsi ini, yaitu dengan
menelusuri buku-buku, kitab-kitab, aratikel atau karya ilmiah lainnya yang
berhubungan dengan pembahasan skripsi ini sebagai data primer.
3. Teknik Analisis Data
Tahap analisis data merupakan tahapan yang sangat menentukan
aspek penelitian berhasil atau tidak. Menurut Schaltz dan Straus tujuan
penafsiran data ada tiga jenis, yaitu deskripsi semata-mata, deskripsi
analitik dan deskripsi substantif. Penelitian ini bersifat deskripsi analitik
kualitatif, yaitu berusaha menggambarkan dan menjelaskan kepemilikan
bersama PT Telkom di Indonesia dalam pandangan hukum Islam. Analisis
deskriptif kualitatif ini dilakukan dengan menggunakan model yang
dikembangkan oleh Miles dan Huberman.28
Proses analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
tiga sub proses yang saling berhubungan, yaitu reduksi data, penyajian data
dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Melalui reduksi data yang
meliputi seleksi dan pemadatan data, catatan mengenai data diringkas dan
disederhanakan, diberi tanda dan dikelompokkan. Data-data tersebut
kemudian ditampilkan dalam bentuk gabungan informasi dan ringkasan
28Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif, alih bahasa. Tjeptjep Rohendi Rohidi, Jakarta: UI Press, 1992, hlm. 16-19.
18
dengan menggunakan teknik penalaran atau berpikir secara deduktif yaitu
analisis yang bertolak dari norma yang bersifat umum kemudian diambil
kesimpulan yang bersifat khusus. Langkah selanjutnya penarikan
kesimpulan dan verifikasi data. Ini mencakup proses pemaknaan dan
penafsiran data yang terkumpul.
4. Pendekatan Penelitian
Untuk lebih memudahkan pembahasan, penelitian ini menggunakan
beberapa pendekatan, yakni:
a. Pendekatan normatif, yaitu menganalisa data dengan menggunakan
pendekatan melalui dalil atau kaidah yang menjadi pedoman perilaku
manusia.29 Dengan kata lain bahwa pendekatan ini adalah untuk
menjelaskan masalah yang dikaji dengan norma atau hukum melalui
teks-teks al-Qur'an, Hadis dan kaidah-kaidah fiqh-us}u<l fiqh, sebagai
penegasan maupun pemikiran manusia sendiri yang terformulasi dalam
fiqh. Maksudnya dalam hal ini, untuk mengetahui eksistensi
kepemilikan PT Telkom dan pandangan Islam dari aspek-aspek fiqh
terutama dari pendapat para ahli hukum Islam tentang kepemilikan
bersama di PT Telkom.
29Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta: UI-Press, cet. III, 1986), hlm.
10.
19
b. Pendekatan Yuridis,30 yaitu pendekatan yang berdasarkan pada hukum
positif yang ada kaitannya dengan obyek penelitian ini, seperti Undang-
undang No. 3 tahun 1989 tentang Telekomunikasi dan PP No. 8 tahun
1993 serta Kepemenparpostel No. 39 tahun 1993 tentang Kerja Sama
Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi Dasar memungkinkan kerja sama
antara Telkom atau Indosat dengan perusahaan lain dalam
penyelenggaraan jasa telekomunikasi dasar.
F. Sistematika Pembahasan
Untuk mencapai pembahasan yang komprehensif dan sistematis serta
mudah dipahami penjabarannya, maka dalam penyusunan skripsi ini dibagi
menjadi lima bab dan masing-masing bab terbagi dalam beberapa sub bab
yang saling berkaitan. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:
Bab Pertama, Pendahuluan, yang bertujuan untuk mengantarkan
pembahasan secara global. Terdiri dari latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, telaah pustaka, kerangka teoretik,
metode penelitian, dan sistematika pembahasan. Bab ini berfungsi sebagai
pengantar kepada materi pembahasan bab-bab berikutnya.
Bab Dua, untuk mengantarkan pada permasalahan hukum Islam melihat
hak kepemilikan, maka pada bab ini dibahas pengertian hak kepemilikan
dalam Islam, jenis-jenis kepemilikan dalam Islam, dan tujuan hukum dalam
30Syaikhul Hadi Pernomo et.al, Pedoman Riset dan Penyusunan Skripsi, (Surabaya: BP3
Fakultas Syariah IAIN Sunan Ampel, 1989), hlm. 26-27.
20
Islam. Bab ini berfungsi sebagai teori untuk menganalisa pokok masalah yang
ada dalam penyusunan skripsi ini.
Bab Tiga, karena kajian ini tentang kepemilikan berama di PT Telkom,
maka pada bagian ini diuraikan tentang gambaran umum PT Telkom di
Indonesia, yang bahasannya meliputi pengertian telekomunikasi, hak
kepemilikan pada sektor telekomunikasi, dan bahasan kepemilikan PT.
Telkom, mulai dari sekilas tentang PT Telkom, visi dan misi dan saham PT
Telkom. Dengan demikian akan diketahui PT Telkom itu milik siapa.
Bab Empat, merupakan analisis tentang hukum Islam. Pada bagian ini
mengulas atau membahas eksistensi kepemilikan PT Telkom dan pandangan
hukum Islam tentang kepemilikan bersama PT Telkom. Penyusun
menganalisa permasalahan ini dengan menggunakan teori kepemilikan dalam
Islam yang ada pada bab II sebagai alat pembedah untuk menganalisis.
Bab Lima, Penutup, bab ini berisi kesimpulan dan saran-saran untuk
penelitian lebih lanjut yang bermanfaat untuk kemajuan ilmu hukum Islam.
108
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada bahasan yang singkat terdahulu, maka dapat penyusun
kemukakan beberapa kesimpulan, sekaligus sebagai jawaban dari rumusan
masalah yang sudah ditetapkan sebelumnya, yaitu:
1. Perkembangan pesat bisnis telekomunikasi di Indonesia, mengisyaratkan
adanya beberapa permasalahan menarik untuk dicermati. Saham
kepemilikan PT Telkom per 31 Desember 2007 dimiliki oleh pemerintah
Indonesia (51,82%) dan pemegang saham publik (48,18%). Saham Telkom
tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), New York (NYSE), London Stock
Exchange (LSE) dan Tokyo Stock Exchange, tanpa tercatat. Harga saham
Telkom di BEI pada akhir Desember 2007 meningkat 0,5% menjadi Rp
10.150 dari Rp 10.100 pada periode yang sama tahun 2006. Nilai
kapitalisasi pasar saham Telkom pada akhir tahun 2007 mencapai Rp
204.624 miliar atau 10,3 % dari kapitalisasi pasar BEI. Dengan pencapaian
dan pengakuan yang diperoleh PT Telkom, penguasaan pasar untuk setiap
portofolio bisnisnya, kuatnya kinerja keuangan, serta potensi
pertumbuhannya di masa mendatang, saat ini PT Telkom menjadi model
korporasi terbaik Indonesia dengan modal dasarnya satu lembar saham Seri
A Dwiwarna, dan 79.999.999.999 lembar saham dan Seri B (saham biasa).
Sementara komposisi pemegang saham PT Telkom dan Saham Treasury
pada Tanggal 30 September 2008, pemerintah Indonesia memiliki 52, 44 %
109
dan sisanya adalah saham TreasuryPerkembangan pesat bisnis
telekomunikasi di Indonesia, mengisyaratkan adanya beberapa
permasalahan menarik untuk dicermati. Sebagaimana telah diuraikan
sebelumnya bahwa saham kepemilikan PT Telkom per 31 Desember 2007
dimiliki oleh pemerintah Indonesia (51,82%) dan pemegang saham publik
(48,18%). Saham Telkom tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), New York
(NYSE), London Stock Exchange (LSE) dan Tokyo Stock Exchange, tanpa
tercatat. Harga saham Telkom di BEI pada akhir Desember 2007 meningkat
0,5% menjadi Rp 10.150 dari Rp 10.100 pada periode yang sama tahun
2006. Nilai kapitalisasi pasar saham Telkom pada akhir tahun 2007
mencapai Rp 204.624 miliar atau 10,3 % dari kapitalisasi pasar BEI.
2. Dalam Islam hak milik pribadi membutuhkan status peraturan, sedangkan
hak milik bersama merupakan pengecualian. Islam, pada prinsipnya
menghargai hak-hak individu terhadap kepemilikan, tetapi juga
mencadangkan barang-barang tertentu yang berguna untuk umum sebagai
milik bersama. Islam mengambil konsep pemilikan negara semata-mata
untuk membatasi hak pemilikan, sehingga tidak merugikan masyarakat
banyak. Dalam konteks ini, negara dapat memiliki segala sesuatu yang
sangat berguna bagi masyarakat, atau pemilikan pribadi yang dapat
menyebabkan kesulitan, atau yang dianggap penting untuk pertahanan
negara. Islam menganjurkan ekonomi campuran dengan sistem pemilikan
yang dibatasi oleh negara. Ini berlaku untuk setiap sumberdaya yang
dianggap mutlak penting bagi kebaikan bersama, atau pemilikan pribadi
110
yang dapat menyebabkan kesulitan. Dengan kata lain, pemilikan pribadi
adalah pengecualian sistem pemilikan umum. Hal ini disebabkan oleh
pemilikan umum yang tampak merusak hak-hak individu dan hak-hak lain
yang merupakan fondasi sistem Islam yang tidak dapat dikorbankan hanya
demi pemilikan individu. Intinya, Islam mengakui pemilikian pribadi dan
memperbolehkan inisiatif individu serta usaha untuk memanfaatkan dan
mengolah kekayaan. Tetapi Islam juga memberikan batasan-batasan,
sehingga dalam mengambil manfaat kekayaan tersebut tidak boleh
merugikan masyarakat.
Dengan menggunakan kaidah "status hukum jasa dan industri mengikuti apa
yang dilayani dan diproduksinya". Dengan demikian jelas, bahwa jenis
kepemilikan bersama di PT Telkomsel yang bergerak di bidang jasa dan
telekomunikasi dapat ditentukan, apabila barang-barang yang dilayani dan
diproduksi PT Telkomsel (seperti Ponsel, Jaringan Internet dan sebagainya)
tersebut adalah termasuk dalam kategori kepemilikan individu, maka PT
Telkomsel tersebut bisa digolongkan ke dalam jenis kepemilikan individu
(al-milkiyyah al-fardiyyah/ private property), dan apabila PT Telkomsel
tersebut memproduksi barang-barang yang termasuk dalam kepemilikan
umum, maka berdasar kaidah di atas, industri itu tergolong dalam jenis
kepemilikan umum (al-milkiyyah al-'a<mmah/ public property) meskipun
industri ini saham terbesarnya adalah milik negara (al-milkiyyah al-dawlah/
state property). Seandainyapun jenis layanan ini sudah ada pesaingnya yang
berasal dari pihak swasta atau yang diswastakan tetapi negara tetap harus
111
memberikan pelayanan kepada warganya dalam bidang ini. Hal ini
diharapkan akan memancing dan menimbulkan persaingan sehat yang akan
dapat terus meningkatnya usaha layanan jasa ini kepada para pelanggan dan
dapat menimbulkan harga yang kompetitif demi kemaslahatan orang
banyak.
B. Saran-saran
Untuk penelitian selanjutnya, terhadap para praktisi hukum, ekonom
Islam, aktivis masyarakat kampus, dan pemuka-pemuka agama, dengan
melihat keadaan masyarakat pada saat sekarang ini dan kondisi ekonomi, maka
ada beberapa saran yang bisa dikemukakan, yaitu:
1. Diperlukan rasa tanggung jawab bagi para pengelola sektor telekomunikasi
dan ditopang penuh oleh integritas moral dan personal dari sang pemimpin
dan para ekonomnya, guna menjamin kesejahteraan rakyat dalam bidang
komunikasi dan telekomunikasi, agar kepemilikan PT Telkomsel benar-
benar mampu sebagai solusi untuk mengantarkan tujuan ekonomi itu sendiri
sehingga rasa kekhawatiran akan dampak yang dibawanya tidak akan
terwujud.
2. Mengingat telekomunikasi (khususnya PT Telkom) merupakan salah satu
sektor industri strategis yang menyangkut kepentingan layanan publik, maka
diperlukan langkah-langkah pembenahan untuk penyempurnaan kerangka
hukum dan regulasi dengan tetap memerhatikan kondisi ekonomi, dan sosial
masyarakat. Regulasi yang ditetapkan tentu perlu ditinjau kembali. Untuk
112
meningkatkan efektivitas pelaksanaan sektor telekomunikasi ini. Karena
sektor telekomunikasi ini sudah menjadi bahan pokok bagi masyarakat.
3. Hukum yang berlaku di Indonesia bertujuan untuk menciptakan
kesejahteraan sosial. Segala praktik yang dilakukan dalam perekonomian
harus mengutamakan kepentingan masyarakat. Demikian juga dalam
praktek perekonomian, kepentingan rakyat harus lebih diutamakan daripada
kepentingan pribadi.
113
DAFTAR PUSTAKA 1. Kelompok al-Qur'an dan Tafsir
Departemen Agama RI., Al-Qur'an dan Terjemahnya, Semarang: Toha Putra, 1989.
Ahmad, Ziauddin, Al-Qur’an: Kemiskinan dan Pemerataan Pendapatan,
Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 1998. Chapra, M. Umer, Al-Qur’an Menuju Sistem Ekonomi Moneter Yang Adil
alih bahasa Lukman Hakim, Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1997.
Syihab, M. Quraish, Membumikan al-Qur'an, Bandung: Mizan, 2003.
2. Kelompok Hadis
Ma<jah, Ibn, Sunan Ibn Ma<jah, Beiru<t: Da<r al-Fikr, t. t.
Da<wu<d, Abu<, Sunan Abi< Da<wu<d, Beiru<t: Da<r al-Fikr, 1994
3. Kompok Fiqh dan Us{u<l Fiqh
Afzalurrahman, Doktrin Ekonomi Islam, Jilid II-IV. alih bahasa Nastangin dan Suroyo, Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1995.
_____________, 'Hak-hak Muslim dalam Sistem Ekonomi' dalam Harun Nasution dan Bahtiar Effendi (Penyunting), Hak Azasi Manusia dalam Islam , alih bahasa Badri Yatim et.al., Jakarta: Pustaka Firdaus, 1987.
______________, Muhammad Sebagai Seorang Pedagang, alih bahasa Dewi Nurjulianti et.al., Jakarta: Yayasan Swarna Bhumi, 1997.
Anas, Ma<lik Ibn, Al-Muwat}t}a<', Beiru<t: Da<r an-Nafa<is, 1973.
Anto, M.B. Hendrie, Pengantar Ekonomika Mikro Islami, Yogyakarta: Ekonisia, 2003
Basyir, Ahmad Azhar, Asas-Asas Hukum Mu'amalat (Hukum Perdata Islam), Yogyakarta: UII Press, Cet. II, 2004.
__________________, Refleksi atas Persoalan Keislaman Seputar Filsafat, Hukum, Politik dan Ekonomi, Bandung: Mizan, 1994.
Dahlan, Abdul Aziz et.al., Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve, 1997
Farra<', Abu< Ya'la< al-, al-Ah}ka<m al-Sult}aniyyah, Beiru<t: Da<r al-Fikr, t. t.
H{usaini<, Abu< an-Nasr Ah}mad al-, Al-Milkiyyah fī < al-Isla<m, Kairo: tnp., t. t.
Lativa, M. Algoud Mervyn, dan K. Lewis, Perbankan Syari'ah, alih bahasa Burhan W. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2003.
Latjure, Radhia “Konsep Pemilikan Harta dan Pemanfaatannya dalam Perspektif Hukum Islam: Studi Terhadap Pemikiran M. Umer Chapra”, Skripsi tidak diterbitkan, Yogyakarta, Fak. Syari’ah, UIN Sunan Kalijaga, 2003.
Ma<liki<, 'Abd al-Rah}man al-, Politik Ekonomi Islam, alih bahasa Ibn Sola, Bangil: al-Izzah, 2001
Mannan, Muhammad 'Abdul, Ekonomi Islam; Teori dan Praktek, alih bahasa Nastangin, Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1993.
Mas'adi, Muhammad Zahron al-, ”Hak Milik Perorangan dan Kaitannya dengan Hak Masyarakat dalam Hukum Islam”, Skripsi tidak diterbitkan, Yogyakarta, Fak. Syari’ah, IAIN Sunan Kalijaga, 1997.
Mawardi al-, al-Ah}ka<m as-Sult}}a<niyyah wa al-Wila<yah ad-Diniyyah, Beiru<t: Da<r al-Fikr, 1960.
Misri<, Yunu<s al-, Us}u<l al-Iqtis}adi< al-Isla<mi<, Damaskus: Da<r al-Qalam, 1999.
Mu’allim, Amir, dan Yusdani, Konfigurasi Pemikiran Hukum Islam, Yogyakarta: UII Press Indonesia, 2001.
Mustain, Ali, "Konsep Kepemilikan dalam Perspektif Hukum Positif dan Hukum Islam", Skripsi tidak diterbitkan, Yogyakarta, Fak. Syari'ah, UIN Sunan Kalijaga, 2004.
Nababan, M. Faruq, Al-Iqtisād al-Islāmī, alih bahasa Muhadi Zainudin, Sistem Ekonomi Islam, Pilihan Setelah Kegagalan Sistem Kapitalis dan Sosialis, Yogyakarta: UII Press, 2002.
Qarad}awi<, Yu<suf, Peran Nilai dan Moral dalam Ekonomi Islam, alih bahasa Didin Hafidhuddin et.al., Jakarta: Robbani Press, 1997
Quda<mah, Muwaffi<q ad-Di<n Abu< Muh}ammad 'Abdulla<h bin Ah}mad Ibn, Al-Mughni<, Kairo: Hajar li al-Thibâ’ah wa al-Nasr, 1989.
S{aukani<, as}-, Nail al-Autar , Beiru<t: Da<r al-Fikr, 1994.
Shiddieqy, TM. Hasbi ash-, Pengantar Fiqh Mu'amalah, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2001.
______________________-, Syari’at Islam Menjawab Tantangan Zaman, Jakarta: Bulan Bintang, 1966.
Siddik, Abdullah, Inti Dasar Hukum Dagang Islam, Jakarta: Balai Pustaka, 1993.
Sudarsono, Heri, Konsep Ekonomi Islam Suatu Pengantar, Yogyakarta: Ekonisia 2004
Syalabi<, Ah}mad, Al-Iqtis}a<d fī < Fikr al-Isla<mi<, Kairo: Maktabah al-Nahdah al-Mis}riyyah, 1987
Yafie, Ali, Menggagas Fiqh Sosial, Bandung: Mizan, 1994.
_________, Merintis Fiqh Lingkungan Hidup, Jakarta: Ufuk Press, 2006.
Zallu<m, 'Abd al-Qadi<m Al-Amwa<l fi< Daulah al-Khila<fah, Beiru<t: Da<r al-'Ilm li al- Malayi<n, 1983.
4. Kelompok Buku
Abdurasyid, Priyatna, "Nilai Strategi PT Telkomsel" dalam Majalah Investor,
edisi 50, 13-27 Maret 2002.
Ardian, Wawan, 'Pengantar Ilmu Komunikasi' dalam http://adiprakosa.blogspot.com/2008/09/pengertian-komunikasi.html, diakses pada 22 April 2009.
Bastian, Indra, Privatisasi di Indonesia: Teori dan Implementasi, Jakarta: Salemba Empat, 2002
Batubara, Marwan, "Persaingan yang Tidak Sehat di Dunia Telekomunikasi di Indonesia" dalam Kompas, tanggal 31 Mei 2008.
Darmawan, Khrisna, "3G sebagai Dunia Baru dalam Perkembangan Telekomunikasi" dalam http://www.telkomsel.co.id/korporat/tentangtelkomsel/tabid/60/language/id-ID/Default.aspx, diakses pada 31 Mei 2009.
Djajaatmadja, Bambang Iriana, Hukum Telekomunikasi dan Peranannya dalam Pembangunan Nasional, Jakrata: Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman, 1998.
Fauzan, "Perkembangan Sarana Komunikasi dan telekomunikasi", dalam http://belajartelekomunikasi.blogspot.com/2009/02/pengantar-telekomunikasi-1.html, diakses pada 22 April 2009.
Hadi, Sutrisno, Metode Research Jilid I, Yogyakarta: Andi Offset, 1993.
Hartono, Sunaryati, Beberapa Masalah Transnasional dalam Penanaman Modal Asing di Indonesia, Jakarta: Binacipta, 1972.
Hermawan, Andy. "Hubungan Investor dan Kepemilikan Saham" dalam http://www.telkom.co.id/hubungan-investor/infromasi-saham/kepemilikan-saham/, diakses 31 Mei 2009.
Ismed, "Perkembangan Komunikasi di Indonesia Persaingan bagi Kepentingan Orang Banyak ", dalam Kompas tanggal 12 Juli 2008
Jessup, Phillip C., Transnasional Law, Oxford: Oxford University Press, 1956
Kapucino, Warung, “Seberapa Besar Saham Asing dalam Telekomunikasi Indonesia”, dalam http://www.ubu.org.uk, diakses pada 16 Maret 2009.
Kurniasi, Ita, "Menyoal Kepemilikan Saham Temasek Pada Perusahaan Telekomunikasi di Indonesia", dalam hhttp://www.telkomsel.co.id/korporat/tentangtelkomsel/tabid/60/language/id-ID/Default.aspx, diakses pada 31 Mei 2009.
____________, "Sejarah Telekomunikasi Indonesia http://g1s.org/tag/penjualan-saham-indosat/, diakses pada 31 Mei 2009.
Littlejhon, Stephen W., Theories of Human Communication, 6th Edition, Belmount: Wadswot, 1999.
Madjid, Nurcholish, Islam Agama Kemanusiaan: Membangun Tradisi dan Visi Baru Islam Indonesia, Jakarta: Paramadina, 1995.
Miles, Matthew B. dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif, alih bahasa. Tjeptjep Rohendi Rohidi, Jakarta: UI Press, 1992.
Mufid, Muhammad, Komunikasi dan Regulasi Penyiaran, (Jakarta: Kencana dan UIN Press, 2005.
Nafzinger, E. Wyne, The Economics of Developing Countries, Upper Saddle River NJ: Pretice Hall International, 1997.
Navty, 'Kemana Hasil Buki Indonesia" dalam http://mdopost.com/news/index.php?option=com_content&task=view&id=8623&Itemid=49. diakseu 16 Maret 2009.
Pernomo, Syaikhul Hadi, et.al, Pedoman Riset dan Penyusunan Skripsi, Surabaya: BP3 Fakultas Syariah IAIN Sunan Ampel, 1989.
Piyoto, Arif, “Sejarah Telekomunikasi Indonesia” dalam website http://www.ubu.org.uk, diakses pada 16 Maret 2009.
Raharjo, M. Dawam, Etika dan Manajemen, Yogyakarta: Tiara Wacana, 1990.
Robin, RH., Sejarah Singkat Bahasa, alih bahasa Asril Marjohan, Bandung: Institut Teknologi Bandung, 1990
Ruben, Oxford English Dictionary, London: Sage, 1989.
Sembel, Roy H. M., "Privatisasi BUMN di Indonesia" dalam Mengembangkan Strategi Ekonomi, Sularso Sopatar et. Al., Jakarta: Pustaka Sinar Harapan dan Yayasan Wahana Dharma Nusa, 1998.
Soekanto,Soerjono, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI-Press, Cet. III, 1986.
Subrata, Ahmadi, 'Aset-aset Negara yang segera diprivatisasi Negara, dalam Majalah Investor, edisi 50, 13-27 Maret 2002
Tanojohardjo, "Permasalahan Telkomsel dan Indosat", dalam Kompas tanggal 12 Juli 2008
Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN
Undang-undang Nomor 3 Tahun 1989 tentang Telekomunikasi
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Tidak Sehat.
أ
TERJEMAHAN TEKS ARAB
No Hlm Fn Terjemahan
BAB I
1 9 12 Allah-lah yang memiliki segala apa yang di langit dan di bumi dan kecelakaanlah bagi orang-orang kafir karena siksaan yang sangat pedih,
2 9 13 Segala puji bagi Allah yang memiliki apa yang di langit dan apa yang di bumi dan bagi-Nya (pula) segala puji di akhirat. Dan Dia-lah yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.
3 9 14 Allah Maha Lembut terhadap hamba-hamba-Nya; dia memberi rezki kepada yang dikehendaki-Nya dan Dia-lah yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa.
4 10 16 "…Tetapi jika Saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu…"
5 10 17 "…Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh…"
6 11 20 Sesungguhnya Allah berfirman, 'Aku pihak ketiga dari dua orang yang berserikat selama yang satunya tidak mengkhianati lainnya
BAB II
7 22 2 Sesungguhnya telah pasti berlaku perkataan (ketentuan Allah) terhadap kebanyakan mereka, kerena mereka tidak beriman.
8 25 8 Kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya; Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
ب
9 25 9 Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya.
10 32 19 Setiap manusia adalah mitra di rumput, air dan api
11 35 26 Bahwa ia datang kepada Rasulullah SAW meminta (tambang) garam, maka beliaupun memberikannya. Setelah ia pergi, ada seorang laki-laki yang bertanya kepada beliau: "Wahai Rasulullah, tahukah apa yang engkau berikan kepadanya? Sesungguhnya engkau telah memberikan sesuatu yang bagaikan air mengalir". Lalu ia berkata: Kemudian Rasulullah pun menarik kembali tambang itu darinya
12 41 34 Sesungguhnya kami telah mengutus Rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka al-Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. dan kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan Rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.
13 42 36 Barangsiapa yang memberikan syafa'at yang baik, niscaya ia akan memperoleh bahagian (pahala) dari padanya. dan barangsiapa memberi syafa'at yang buruk, niscaya ia akan memikul bahagian (dosa) dari padanya. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
14 43 37 Bagi manusia ada Malaikat-Malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tidak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
15 44 38 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-
ت
suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.
16 44 39 Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa'at, dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim.
17 44 40 Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian.
18 45 41 Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.
19 45 42 Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.
20 45 43 Dan berikanlah kepada anak-anak yatim (yang sudah balig) harta mereka, jangan kamu menukar yang baik dengan yang buruk dan jangan kamu makan harta mereka bersama hartamu. Sesungguhnya tindakan-tindakan (menukar dan memakan) itu, adalah dosa yang besar.
21 45 44 Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang saleh, maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu; dan bukanlah Aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya".
22 46 45 Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa
ث
yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
23 46 46 Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.
24 51 53 Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota, maka adalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.
BAB IV
25 92 19 Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.
26 93 20 Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
27 94 21 Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah Telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.
28 95 23 Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah itu ialah al-Masih putera Maryam". Katakanlah: "Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah, jika Dia hendak membinasakan al-Masih putera Maryam itu beserta ibunya dan seluruh orang-orang yang berada di bumi kesemuanya?". kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya; Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. dan Allah Maha
ج
Kuasa atas segala sesuatu.
29 95 24 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.
30 97 26 Dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga kesucian (diri)nya, sehingga Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya. dan budak-budak yang kamu miliki yang menginginkan perjanjian, hendaklah kamu buat perjanjian dengan mereka, jika kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka, dan berikanlah kepada mereka sebahagian dari harta Allah yang dikaruniakan-Nya kepadamu. Dan janganlah kamu paksa budak-budak wanitamu untuk melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri mengingini kesucian, karena kamu hendak mencari keuntungan duniawi. dan barangsiapa yang memaksa mereka, maka Sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (kepada mereka) sesudah mereka dipaksa itu.
31 97 27 Maka Terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam.
32 97 28 Dan apakah mereka tidak melihat bahwa sesungguhnya kami telah menciptakan binatang ternak untuk mereka yaitu sebahagian dari apa yang telah kami ciptakan dengan kekuasaan kami sendiri, lalu mereka menguasainya?
33 99 29 Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu.
34 99 30 Terkutuklah orang-orang yang banyak berdusta,
(yaitu) orang-orang yang terbenam dalam kebodohan yang lalai.
BIOGRAFI ULAMA
1. Yu<suf al-Qarad}awi< Beliau dilahirkan di Desa Sifit Turâb Mesir, pada tahun 1926 M dengan
nama Yûsuf Abdullah al-Qaradawi. Dalam masa yang relatif masih kanak-kanak, beliau sudah rajin menulis dan menghafal al-Qur’ân, karena kecerdasan dan ketekunannya, menginjak usia 10 tahun beliau sudah mampu menghafal al-Qur’an dengan fasih dan sempurna tajwidnya. Karena kemahirannya inilah beliau justru dipanggil dengan nama as-Syekh al-Qaradawi oleh orang-orang disekelilingnya.
Yûsuf Qaradawi mendapat gelar Doktoral dengan Disertasinya az-Zakât wa Asrârûh fî Hâllî al-Masyâkil al-‘Ijtimâ’iyyah pada Universitas al-Azhâr dengan predikat Cumlaude. Kini beliau disibukkan dengan menulis dan sebagainya. Beliau menjabat sebagai Direktur Pusat Pengkajian Sunnah dan Sejarah Nabi, pada Universitas yang sama.
Yûsuf Qaradawi adalah seorang cendikiawan yang banyak mempunyai karya tulis di hampir semua bidang ilmu keagamaan. Beberapa karya tulisnya antara lain: - Fiqh az-Zakât - Ijtihâd asy-Syari’ah - al-Halâl wa al-Harâm - dll
2 Ziauddin Ahmad
Ia seorang ekonom terkemuka di Pakistan yang berjasa membangun Pusat Perbankan di Negaranya. Setelah lulus dari Harvard, ia menduduki jabatan terhormat sebagai Dewan Penasehat Ekonomi dan kemudian wakil Gubernur Bank Negara Pakistan.
Kiprahnya selain menyusun model perekonomian masa depan Negara Pakistan yang bebas bunga, sebagai anggota Dewan Idiologi Islam yang aktif ia memainkan peranan sebagai perintis sebuah Program Perekonomian Islam di akhir tahun 1970 dan di awal tahun 1980.
Ziauddin juga pernah menjabat sebagai Konsultan di IMF Washington pada tahun 1989-1990 Urusan Timur Tengah. Sebagai Direktur Jenderal International Institute for Islamic Economics yang pertama di Universitas Islam Internasional. Tulisan-tulisan beliau tentang perekonomian Islam telah membawa sumber inspirasi segar dan dobrakan bagi sistem perekonomian konvensional.
3. Ahmad Azhar Basyir Dilahirkan di Yogyakarta pada tanggal 21 November 1928. Menamatkan
Sekolah Rakyat (SR) Muhammadiyah di Suronatan Yogyakarta tahun 1940. Madrasah al-Falah di Kauman Yogyakarta tahun 1944. Mengikuti pelajaran di Madrasah Salafiyah Pon-Pes Termas, Pacitan Jawa Timur 1943-1943. Madrasah Muballighin III Muhammadiyah di Yogyakarta tahun 1946. Mulai
bulai Mei 1946 bergabung dengan Kesatuan TNI Hisbullah Batalion 36 di Yogyakarta, tamat tahun 1952. Melanjutkan belajar di PTAIN Yogyakarta dan menyelesaikan Doktoral I Tahun tahun 1956. Bulan Oktober 1957 bertugas belajar ke Irak, dan hanya dapat mengikuti kuliah di Fakultas Adab (Sastra) Jurusan Sastra Arab Universitas Baghdad, pindah ke Mesir, memperoleh Master dalam ‘Ulum Islamiyah Jurusan Syari’ahIslamiyah dari Fakultas Darul Ulum, Universitas Cairo, dengan judul Tesis “Nizam al-Miras fi Indonesia, bainal ‘Urf wa asy-Syari’ah al-Islamiyah. Sejak tahun 1968 menjadi staf edukatif di UGM Yogyakarta dalam Mata Kuliah Pendidikan Islam, Hukum Islam dan Filsafat Islam. di samping itu, juga menjadi tenaga pengajar tidak tetap di Universitas Islam Malang, UMY Yogyakarta, Dosen tidak tetap Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan UII Yogyakarta.
4. TM. Hasbi ash-Shiddieqy Dilahirkan pada tanggal 10 Maret 1904, putra dari Teuku H. Hussain, ulama
terkenal di Aceh yang masih ada hubungan darah dengan sahabat Abu Bakar. Beliau mulai belajar pada ayahnya, kemudian masuk suatu Pesantrn di Aceh, pernah belajar bahasa Arab kepada Syekh Muhammad Ibnu Salim al-Kahi, setelah itu beliau masuk Perguruan Tinggi al-Irsyad di Surabaya pada tahun 1928. Beliau mendirikan madrasah al-Irsyad di Lhoksumawe, tahun 1952 menjadi Dosen PTAIN Yogyakarta (sekarang UIN) Sunan Kalijaga, tahun 1958 menadi anggota konstituante, tahun 1961-1972 menjadi Dekan Fakultas Syari’ah Sunan Kalijaga Yogyakarta dan menjadi Guru Besar Ilmu Fiqh pada Fakultas tersebut.
Hasil karya beliau antara lain; - al-Islâm - Pedoman Zakât - Pedoman Shalât - Pedoman Puasa - Koleksi Hadis-hadis Hukum - Pengantar Fiqh Mu’amalat - dll
CURRICULUM VITAE
A. Identitas Pribadi:
1. Nama : Zidny 'Ilman Nafi'
2. TTL : Cirebon, 17 Mei 1987
3. NIM : 05 380 048
4. Alamat Yogya : Janti Gg. Johar No. 231
5. Alamat Asal : Jln. Wanagati Rt. 04 Rw. 03 Karya Mulya
45135 Cirebon
6. Nama Orangtua :
-Ayah : H. Adang Djumhur Salikin
-Ibu : Hj. Engkun Kurnia
7. Pekerjaan Orangtua:
-Ayah : Pegawai Negeri Sipil
-Ibu : Rumah Tangga
B. Riwayat Pendidikan:
1. SDN Karya Mulya : Lulus Tahun 1999
2. MTs Al-Ishlah : Lulus Tahun 2002
3. MA Darul Ulum : Lulus Tahun 2005
4. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta : Lulus Tahun 2009
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini saya :
Nama : Zidny 'Ilman Nafi'
Tempat/Tanggal Lahir: Cirebon, 17 Mei 1987
NIM : 05380048
Alamat Asal : Jln. Wanagati Rt. 04 Rw. 03 Kelurahan Karya Mulya
Kotamadya Cirebon 45135
Alamat Yogya : Janti Gg Johar No. 231 Caturtunggal
No. Telepon : 081323650606
Judul Skripsi : Hak Kepemilikan Bersama pada PT Telkom dalam Perspektif Hukum Islam
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:
1. Skripsi yang saya ajukan benar asli karya ilmiah yang saya tulis sendiri.
2. Bilamana skripsi telah dimunaqosyahkan dan diwajibkan revisi, maka saya
bersedia dan sanggup merevisi dalam waktu 2 (dua) bulan terhitung dari
tanggal munaqosyah. Jika ternyata lebih dari 2 (dua) bulan revisi skripsi
belum terselesaikan, maka saya bersedia dinyatakan gugur dan bersedia
munaqosyah kembali dengan biaya sendiri.
3. Apabila dikemudian hari ternyata diketahui bahwa karya tersebut bukan
karya ilmiah saya (plagiasi), maka saya bersedia menanggung sanksi dan
dibatalkan gelar kesarjanaan saya.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Yogyakarta, 16 November 2009
Saya yang menyatakan,
(Zidny 'Ilman Nafi')
NIM. 05380048