..LAPORAN P2M I KETUT SEMARAYASA KLUNGKUNG...

25
i LAPORAN P2M PELATIHAN PERMAINAN DAN PERATURAN SEPAK TAKRAW PANTAI (BEACH TAKRAW) BAGI GURU-GURU PENJASORKES SE-KECAMATAN KLUNGKUNG, KABUPATEN KLUNGKUNG Oleh: 1. I Ketut Semarayasa, S,Pd.,M.Or. 2. Ni Luh Putu Spyanawati, S.Pd.,M.Pd. 3. I Wayan Muliarta, S.Pd.,M.Or. Dibiayai dari dana DIPA UNDIKSHA, Nomor : 023.04.2.552581/2015 tanggal 5 Februari 2015

Transcript of ..LAPORAN P2M I KETUT SEMARAYASA KLUNGKUNG...

i

LAPORAN P2M

PELATIHAN PERMAINAN DAN PERATURAN SEPAK TAKRAW PANTAI (BEACH TAKRAW) BAGI GURU-GURU PENJASORKES SE-KECAMATAN KLUNGKUNG, KABUPATEN KLUNGKUNG

Oleh:

1. I Ketut Semarayasa, S,Pd.,M.Or. 2. Ni Luh Putu Spyanawati, S.Pd.,M.Pd. 3. I Wayan Muliarta, S.Pd.,M.Or.

Dibiayai dari dana DIPA UNDIKSHA, Nomor : 023.04.2.552581/2015

tanggal 5 Februari 2015

ii

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

a. Judul Program : “ Pelatihan Permainan dan Peraturan Sepak Takraw Pantai (Beach Takraw) Bagi Guru-guru Penjasorkes, Se-Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung.”

b. Ketua Tim : - Nama Ketua : I Ketut Semarayasa, S.Pd.,M.Or. - NIP : 198003112008121002 - Bidang Keahlian : Penjasorkes - Jabatan/Pangkat/Gol : Lektor/Penata TK I//IIIb - Jurusan/Fakultas : Penjaskesrek/Olahraga dan

Kesehatan - Alamat Rumah/Telp : Jl. Sri Kandi Gang Delima

Singaraja Bali/081337062023 3. Jumlah Anggota Tim : 2 orang a. Identitas Anggota 1

- Nama Lengkap : Ni Luh Putu Spyanawati S.Pd.M.Pd - NIP : 198403032008122004

- Jabatan/Pangkat/Gol : Asisten Ahli/Penata Muda//IIIb b. Identitas Anggota 2

- Nama Lengkap : I Wayan Muliarta, S.Pd.,M.Or - NIP : 198407162008121001

- Jabatan/Pangkat/Gol : Lektor/Penata TK I//IIIb

4.Lokasi Kegiatan : Kabupaten Klungkung

5.Jumlah Biaya : Rp. 11.200.000 (Sebelas Juta Dua ratus ribu rupiah)

Mengetahui: Dekan, Prof. Dr. I Nyoman Kanca, M.S. NIP.195910181985031002

Singaraja, 15 Mei 2015 Ketua Pelaksana I Ketut Semarayasa,S.Pd.,M.Or. NIP. 198003112008121002

Menyetujui: Ketua LPM Undiksha

Prof. Dr. Ketut Suma, MS NIP. 195901011984031003

iii

PRAKATA

Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa

karena atas berkat dan rahmatNya laporan kegiatan pengabdian pada masyarakat

yang dilaksanakan di SDN Jumpai (teori) dan Pantai Jumpai Kec. Klungkung

(praktek) dapat terlaksana dengan baik dan lancar.

Laporan dibuat dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan kegiatan

dan memberikan informasi tentang proses perencanaan dan pelaksanaan dari awal

hingga akhir kegiatan serta hasil yang didapat dari pelaksanaan kegiatan ini.

Penulis menyadari bahwa isi dari laporan ini jauh dari sempurna, sehingga

perlu sumbangsih dari para pembaca terutama hal yang terkait tentang tata tulis

dan substansi laporan.

Terlaksananya kegiatan ini dari awal hingga pembuatan laporan berkat

bantuan dari berbagai pihak, melalui kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

terima kasih yang sedalam dalamnya kepada:

1. Prof.Dr. Ketut Suma, M.S selaku ketua LPM Undiksha Singaraja atas

bantuannya dalam hal memberikan fasilitas sehubungan dengan pengurusan

dana untuk pelaksanaan kegiatan.

2. Prof. Dr. I Nyoman Kanca, M.S selaku dekan FOK Undiksha Singaraja yang

telah memberikan kemudahan dalam pengurusan ijin peminjaman alat-alat

yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan.

3. Kepala UPT Kec. Klungkung, Kabupaten Klungkung atas kemudahan dalam

pengurusan ijin tempat pelaksanaan pelatihan dan ijin bagi guru-guru

penjasorkes SD untuk mengikuti pelatihan.

4. Para peserta pelatihan, atas kerjasamanya dalam mengikuti pelatihan

sehingga pelaksanaan P2M dapat berjalan sesuai rencana.

5. Panitia pelaksana pelatihan yang telah mempersiapkan segala sesuatu yang

berhubungan dengan pelatihan dari awal sampai akhir pelatihan.

6. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu atas segala

bantuannya baik pemikiran maupun material pada kegiatan ini.

iv

Demikian laporan pengabdian pada masyarakat ini, semoga atas segala

bantuan yang diberikan mendapat imbalan yang sepadan dari Tuhan yang Maha

Esa.

Singaraja, 14 Mei 2015

Penulis

v

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi

Kabupaten Klungkung merupakan Kabupaten yang paling kecil dari 9

(sembilan) Kabupaten dan Kodya di Bali, terletak diantara 115 ° 27 ' - 37 '' 8 ° 49 '

00 ''. Lintang Selatan dengan batas-batas disebelah utara Kabupaten Bangli.

Sebelah Timur Kabupaten Karangasem, sebelah Barat Kabupaten Gianyar, dan

sebelah Selatan Samudra India, dengan luas : 315 Km ². Wilayah Kabupaten

Klungkung sepertiganya ( 112,16 Km ²) terletak diantara pulau Bali dan dua

pertiganya ( 202,84 Km ² lagi merupakan kepulauan yaitu Nusa Penida, Nusa

Lembongan dan Nusa Ceningan. Menurut penggunaan lahan di Kabupaten

Klungkung terdiri dari lahan sawah 4.013 hektar, lahan kering 9.631 hektar, hutan

negara 202 hektar, perkebunan 10.060 hektar dan lain-lain 7.594 hektar.

Kabupaten Klungkung merupakan dataran pantai sehingga potensi perikanan

laut.Panjang pantainya sekitar 90 Km yang terdapat di Klungkung daratan 20 Km

dan Kepulauan Nusa Penida 70 Km. Permukaan tanah pada umumnya tidak rata,

bergelombangbahkan sebagian besar berupa bukit-bukit terjal yang kering dan

tandus.Hanya sebagian kecil saja merupakan dataran rendah.Tingkat kemiringan

tanah diatas 40 % (terjal) adalah seluas 16,47 Km2 atau 5,32 % dari Kabupaten

Klungkung.Bukit dan gunung tertinggi bernama Gunung Mundi yang terletak di

Kecamatan Nusa Penida. Sumber air adalah mata air dan sungai hanya terdapat di

wilayah daratan Kabupaten Klungkung yang mengalir sepanjang tahun.

Sedangkan di Kecamatan Nusa Penida sama sekali tidak ada sungai.Sumber air di

Kecamatan Nusa Penida dalah mata air da air hujan yang ditampung dalam

cubang oleh penduduk setempat. Kabupaten Klungkung termasuk beriklim tropis.

Bulan-bulan basah dan bulan-bulan kering antara Kecamatan Nusa Penida dan

Kabupaten Klungkung daratan sangat berbeda.

vi

Kecamatan Klungkung

Kecamatan Klungkung merupakan kecamatan terkecil dari 4 (empat)

Kecamatan yang ada di Kabupaten Klungkung, dengan batas-batas disebelah

Utara Kabupaten Karangasem, sebelah Timur Kecamatan Dawan, sebelah

Barat Kecamatan Banjarangkan dan sebelah Selatan dengan Selat Badung,

dengan luas 2.095 Ha, secara persis semua terletak di daerah daratan pulau

Bali.

Dari paparan di atas letak tofografi Klungkung memiliki potensi tidak

hanya pada bidang, perkebunan, pertanian dan pariwisata tetapi juga pada

bidang olahraga. Salah satu olahraga yang mendapat manfaat dari letak

topografi ini adalah permainan olahraga sepak takraw pantai. Sepak takraw

pantai adalah salah satu modifikasi cabang olahraga sepak takraw in door yang

dimainkan dilapangan berpasir dengan menggunakan net serta bola dengan

jumlah pemain 4 vs 4. Akan tetapi, potensi tersebut terhambat dengan

kurangnya pemahaman guru-guru penjasorkes dan juga masyarakat di

Kabupaten Klungkung, khususnya Kecamatan Klungkung bahkan di Provinsi

Bali tentang permainan sepak takraw pantai (beach takraw), baik itu

menyangkut peraturan permainan dan peraturan pertandingan. Disamping itu

olahraga sepak takraw di Klungkung belum berkembang dan sepak takraw

Kabupaten Klungkung absen dari tahun ke tahun baik di Porsenijar Bali dan

Porprov Bali (Heroe, 2013). Berdasarkan wawancara informal yang dilakukan

pada beberapa guru penjasorkes dan juga masyarakat di Klungkung, diperoleh

informasi bahwa pelatihan sepak takraw pantai belum pernah dilaksanakan,

padahal pelatihan ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan dan

juga mengembangkan olahraga sepak takraw pantai. Semua itu tentunya

sangat rasional karena kurangnya sosialisai tentang permainan olahraga sepak

takraw pantai (beach takraw), sehingga perlu dibarengi langkah antisipatif

dengan menyiapkan sumber daya manusia khususnya dalam hal peraturan

permainan dan peraturan pertandingan permainan sepak takraw pantai (beach

takraw).Padahal Kejuaraan-kejuaraan sepak takraw pantai telah sering

diselenggarakan di tingkat Porsenijar, Porprov, Nasional, Asean, Asian

Bahkan Tingkat Internasional.

vii

2 Dari permasalahan di atas maka Jurusan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

dan Rekreasi, Fakultas Olahraga dan Kesehatan Undiksha bermaksud untuk

melakukan pengabdian masyarakat yang berjudul: Pelatihan Permainan dan

Peraturan Sepak Takraw Pantai (Beach Takraw) Bagi Guru Penjasorkes Se-

Kabupaten Klungkung.

2.1 Tujuan Kegiatan

1.2.1 Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan

keterampilan mengenai permainan sepak takraw pantai (Beach Takraw) Bagi

Guru Penjasorkes SD Se Kec. Klungkung Kabupaten Klungkung.

1.2.2 Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan

keterampilan mengenai peraturan permainan sepak takraw pantai (Beach

Takraw) Bagi Guru Penjasorkes SD Klungkung Kabupaten Klungkung.

1.3 Manfaat Kegiatan

1.3.1 Meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan mengenai

permainan sepak takraw pantai (Beach Takraw) Bagi Guru Penjasorkes

SD Se.Kec Klungkung Kabupaten Klungkung.

1.3.2 Meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan mengenai

peraturan permainan sepak takraw pantai (Beach Takraw) Bagi Guru

Penjasorkes SD Se.Kec Klungkung Kabupaten Klungkung.

viii

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pendidikan Jasmani

Pendidikan Jasmani adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar dan

sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan

jasmani, kesehatan dan kebugaran jasmani, kemampuan dan keterampilan,

kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam

rangka membentuk manusia indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan

Pancasila (Cholik dan Lutan dalam Simanjuntak, 2008:4). Dipertegas dalam

Undang-undang Repulik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem

Keolahragaan Nasional bahwa olahraga pendidikan adalah pendidikan jasmani

dan olahraga yang dilaksanakan sebagai proses pendidikan yang teratur dan

berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan, kepribadian, keterampilan,

kesehatan dan kebugaran jasmani (Menpora, 2005:4). Dengan diterbitkannya

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

akan memberikan peluang untuk menyempurnakan kurikulum yang komprehensif

dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan jasmani, olahraga,

dan kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik,

perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran,

penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosionalsportivitas- spiritual-sosial), serta

pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan

perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. Sedangkan menurut

Husdarta (2009:3) menyatakan bahwa pendidikan jasmani adalah proses

pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik, mental, serta emosional. Dengan

demikian maka pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem

pendidikan yang tidak terpisahkan dari program pendidikan.

Dari pengertian tersebut, maka tujuan pendidikan jasmani di sekolah

adalah Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya

pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat

melalui berbagai aktivitas jasmani yang terpilih, meningkatkan pertumbuhan fisik

ix

dan pengembangan psikis yang lebih baik, meningkatkan kemampuan dan

keterampilan gerak dasar, meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui

internalisasi nilai nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani,

mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama,

percaya diri dan demokratis, mengembangkan keterampilan untuk menjaga

keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan, memahami konsep aktivitas

jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai

pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta

memiliki sikap yang positif.

Dengan demikian seorang guru Penjasorkes seharusnya memiliki

kemampuan dasar umum yang mencakup: penguasaan dan pengorganisasian

materi yang hendak diajarkan dan penguasaan metode serta penilaian. Berikut ini

karakteristik/kompetensi yang harus dimiliki guru penjasorkes adalah mampu

menganalisis dan menerapkan kebijakan, konsep dasar, mengenai pembelajaran

pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan serta pengetahuan lain yang

diperlukan, mampu menganalisis dan melakukan pengembangan berbagai

keterampilan gerak dan teknik dasar dalam pendidikan jasmani, olahraga, dan

kesehatan (penjasorkes) di sekolah, mampu menganalisis dan melakukan

pengembangan model-model pembelajaran yang ada menurut para ahli serta

menyusun perencanaan, langkah-langkah proses pelaksanaan, serta evaluasi

pembelajaran penjasorkes di sekolah, mampu melakukan internalisasi nilai-nilai

yang terkandung dalam pembelajaran penjasorkes.

2.2 Olahraga

Olahraga adalah Serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana yang

dilakukan orang untuk mencapai suatu maksud dan tujuan tertentu (Lutan dkk,

2006:57). Sedangkan Menurut Cholik Mutohir olahraga adalah proses sistematik

yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan,

dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai

perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan,

perlombaan/pertandingan, dan prestasi puncak dalam pembentukan manusia

Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila (Widodo:2010).

x

Disisi lain Olahraga adalah suatu bentuk Permainan yang terorganisir dan

bersifat kompetitif. Beberapa ahli memandang bahwa olahraga semata-mata suatu

bentuk permainan yang terorganisasi, yang menempatkannya lebih dekat kepada

istilah pendidikan jasmani. Akan tetapi, pengujian yang lebih cermat

menunjukkan bahwa secara tradisional, olahraga melibatkan aktivitas kompetitif.

Ketika kita menunjuk pada olahraga sebagai aktivitas kompetitif yang terorganisir,

kita mengartikannya bahwa aktivitas itu sudah disempurnakan dan diformalkan

hingga kadar tertentu, sehingga memiliki beberapa bentuk dan proses tetap yang

terlibat. Peraturan, misalnya, baik tertulis maupun tak tertulis, digunakan atau

dipakai dalam aktivitas tersebut, dan aturan atau prosedur tersebut tidak dapat

diubah selama kegiatan berlangsung, kecuali atas kesepakatan semua pihak yang

terlibat.

Di atas semua pengertian itu, olahraga adalah aktivitas kompetitif. Kita

tidak dapat mengartikan olahraga tanpa memikirkan kompetisi, sehingga tanpa

kompetisi itu, olahraga berubah menjadi semata-mata bermain atau rekreasi.

Bermain, karenanya pada satu saat menjadi olahraga, tetapi sebaliknya, olahraga

tidak pernah hanya semata-mata bermain; karena aspek kompetitif teramat penting

dalam hakikatnya.

2.3 Permainan Sepak Takraw

Permainan sepak takraw adalah permainan tradisional yang memadukan

dua permainan sepak bola dengan bola voli dipertandingkan di lapangan yang

ukurannya menyerupai ukuran lapangan bulu tangkis permainan ganda (Sofyan,

2009: 1). Permainan sepak takraw sudah menjadi permainan yang mulai digemari

baik dikalangan masyarakat umum dan pelajar. Sepak takraw adalah suatu

permainan yang mempergunakan bola dari rotan atau plastic (synthetic fibre)

dilakukan di atas lapangan empat persegi panjang, rata, baik terbuka maupun

tertutup dan lapangan dibatasi oleh net (Sulaiman, 2008 : 19). Permainan sepak

takraw diselenggarakan di lapangan tertutup asalkan memenuhi syarat. Ukuran

lapangan adalah 13,40 m x 6,10 m bebas dari segala rintangan ke atas 8 m di ukur

dari permukaan lantai dengan tinggi net 1,55 m (Sudrajat Prawirasaputra, 2000 :

8). Permainan ini dimainkan oleh dua regu, masing-masing regu terdiri dari 3

xi

orang dan setiap regu dilengkapi 1 orang cadangan dan satu tim terdiri dari 3 regu

dan satu regu cadangan dan jumlah 1 tim tdak boleh lebih dari 12 orang (PB PSTI,

2007 : 31).

Permainan sepak takraw merupakan cabang olahraga beregu yang

pelaksanaannya seperti pada bentuk permainan-permainan dengan menggunakan

net, bola, serta lapangan dan juga peraturan-peraturan lainnya. Azhari (2008)

mengatakan permainan sepak takraw menggunakan bagian-bagian tubuh seperti:

kepala, bahu, punggung, dada, paha, kaki, kecuali tangan. Secara sederhana maka

permainan sepak takraw dapat dikatakan memiliki persamaan perpaduan antara

sepakbola, bola voli, atau bulu tangkis. Menyerupai sepak bola karena dalam

permainan sepak takraw dalam memainkan bola dengan menggunakan bagian-

bagian tubuh seperti halnya dalam permainan sepak bola (yaitu; kaki, kepala atau

bagian tubuh lainnya kecuali lengan). Menyerupai bola voli dan bulu tangkis

karena sama-sama menggunakan net dan ukuran lapangan mendekati permainan

bulutangkis (Engel, 2010: 23).

1. Sepak Takraw Pantai (Beach Pantai)

Membicarakan sepak takraw pantai memang tidak bisa dilepaskan dari

permainan sepak takraw, karena keberadaan sepak takraw pantai bernaung di

bawah badan sepak takraw yaitu PSTI (Persatuan Sepak Takraw Indonesia).

Sepak takraw pantai merupakan pengembangan sepak takraw. Permainan ini

memiliki daya tarik yang sangat tinggi, karena permainan ini dilaksanakan di

lapangan berpasir. Dimana setiap regu terdiri dari 4 pemain atau 4 Vs 4. Selain

dimainkan hanya satu set, setiap tim berkekuatan empat pemain, dan servis

dilakukan dari luar lapangan. Pada sepak takraw indoor, setiap tim berkekuatan

tiga pemain: satu pemain berposisi tekong dan dua pemain berposisi apit atau

penyerang (PB PSTI, 2007 : 31). Servis pada sepak takraw indoor dilakukan oleh

tekong di tengah lapangan pada lingkaran yang tersedia.Pada sepak takraw pantai,

semua pemain bisa melakukan servis. Untuk lapangan sama dengan lapangan

sepak takraw 3 vs 3. Perbedaan lain sepak takraw pantai dengan sepak takraw

indoor adalah pesepak takraw pantai tidak menggunakan sepatu dan hanya

menggunakan kaos kaki.

xii

Karakteristik dari permainan sepak takraw pantai adalah bentuk olahraga

yang merupakan perpaduan dari beberapa jenis olahraga, seperti: senam, beladiri,

sepakbola dan basket (Sulaiman, 2008 : 73). Unsur-unsur gerakan dapat dilihat

ketika seorang pemain sepak takraw pantai melakukan smash sambil melompat,

servis dengan punggung kaki atau kaki bagian dalam sambil membelakangi net,

seorang pengumpan (apit kanan/apit kiri) sedang menahan bola dengan paha,

menimang bola dengan kaki bagian dalam atau punggung kaki dan

melambungkan umpan kepada teman seregunya.

Gambaran gerakan-gerakan yang dilakukan oleh pemain sepak takraw

memerlukan keterampilan fisik teknik yang tinggi. Cabang olahraga sepak takraw

memerlukan berbagai komponen fisik terutama: kekuatan, kecepatan, kelenturan,

daya ledak, keseimbangan, sehingga setiap pemain dituntut memiliki kondisi yang

prima sehingga dapat menjalin sinergi gerak dengan pemain lainnya dalam satu

regu sepak takraw

Gambar 02 Permainan Sepak Takraw Pantai (Sumber: Muhammadun, 2011)

xiii

BAB III

PELAKSANAAN PELATIHAN SEPAK TAKRAW PANTAI

3.1 Produk Kegiatan

3.1.1 Guru-guru Penjasorkes Sepak Takraw di Kec. Klungkung Kabupaten

Klungkung bisa mengetahui, memahami dan bisa mempraktekkan peraturan

dan juga perwasitan mengenai sepak takraw pantai.

3.1.2 Terbentuknya club-club sepak takraw pantai di Kec. Klungkung, Kabupaten

Klungkung.

3.2 Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan

3.2.1 Mengkoordinasikan dan membagi tugas pada tim.

3.2.2 Mengumpulkan dokumen dan arsip.

3.2.3 Melaksanakan P2M.

3.2.4Merumuskan hasil P2M untuk dijadikan dasar meningkatkan mutu

pengabdian masyarakat

3.3 Narasumber

Narasumber dalam kegiatan ini adalah I Made Satyawan, S.Pd.,M.Pd. dan I Kadek

Budiantara S.Pd

3.4 Peserta

Guru-guru Penjasorkes SD se-Kec. Klungkung Kabupaten Klungkung.

3.5 Tempat dan Tanggal Pelaksanaan

Tempat: SDN Jumpai Kec. Klungkung (Teori) dan Pantai Jumpai Klungkung

(Praktek).

Tanggal : 11 s.d 13 mei 2015

3.6 Tim Pelaksana Kegiatan

Panitia P2M

xiv

BAB IV

DESKRIPSI HASIL KEGIATAN PELATIHAN

4.1 Deskripsi Hasil Kegiatan

Kegiatan P2M dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana, yakni pada hari

Senin 11 s.d 13 mei 2015. Peserta yang terlibat dalam kegiatan P2M sebanyak 30

orang Guru Penjasorkes SD se-Kecamatan Klungkung Kabupaten Klungkung.

P2M ini menghadirkan narasumber I Made Satyawan, S.Pd.,M.Pd (teori) dan I

Kadek Budiantara, S.Pd. menyampaikan materi praktek sepak takraw pantai.

Adapun tahapan-tahapan yang dilaksanakan dalam kegiatan ini adalah sebagai

berikut :

1. P2M Pelatihan Permainan dan Peraturan Sepak Takraw Pantai (Beach Takraw)

Bagi Guru Penjasorkes Se-Kec. Klungkung Kabupaten Klungkung didahului

oleh laporan Ketua Panitia P2M.

2. Setelah acara pembukaan dilanjutkan dengan kudapan

3. Penyajian materi disampaikan oleh narasumber, yaitu I Made Satyawan,

S.Pd.,M.Pd dan I Kadek Budiantara, S.Pd.

4. Setelah penyajian materi acara dilanjutkan dengan diskusi multiarah mengenai

sepak takraw pantai. Peserta P2M terlihat sangant antusias dalam diskusi ini

yang terlihat dengan banyaknya pertanyaan dari peserta.

5. Acara kemudian dilanjutkan dengan Pelatihan Permainan dan Peraturan Sepak

Takraw Pantai (Beach Takraw) Bagi Guru Penjasorkes SD Se.Kec Klungkung

Kabupaten Klungkung, dimana semua guru sangat berantusias bermain sepak

takraw pantai.

6. Acara ditutup oleh Ketua Panitia.

4.2 Dokumentasi Kegiatan

Beberapa dokumen penting sebagai bukti terselenggaranya kegiatan P2M

Pelatihan Permainan dan Peraturan Sepak Takraw Pantai (Beach Takraw) Bagi

xv

Guru Penjasorkes SD Se.Kec Klungkung Kabupaten Klungkung yaitu daftar hadir

peserta dan materi dari narasumber, contoh hasil kegiatan dan foto-foto kegiatan.

Semua dokumen tersebut disajikan pada lampiran.

L. Daftar Hadir Peserta

Terlampir

xvi

BAB V

PENUTUP

Demikian laporan kegiatan P2M dengan judul“Pelatihan Permainan dan Peraturan

Sepak Takraw Pantai (Beach Takraw) Bagi Guru-guru Penjasorkes SD Se.Kec

Klungkung Kabupaten Klungkung”, kami susun, semoga dapat memberikan

manfaat bagi masyarakat Kec.Klungkung Kabupaten Klungkung. Akhir kata, atas

segala kekurangan baik mulai dari persiapan, pelaksanaan, dan juga pembuatan

laporan, kami selaku panitia mohon maaf yang sebesar-besarnya.

xvii

Lampiran 1. Penggunaan Anggaran

(a) Rincian Biaya (RAB)/Justifikasi Anggaran

NO Jenis Pengeluaran Vol Harga Satuan (Rp)

Harga Seluruhnya

(Rp)

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Honorarium (mak.30%)

Narasumber 2 orang 3 Hari Rp. 325.000,- Rp. 1.950.000,-

Panitia 4 3 Hari Rp. 100.000,- Rp. 1.200.000,-

2 Bahan Habis Pakai/Suku cadang (mak. 50)

a. Konsumsi snack 52 orang 3 Hari Rp.8.000,- Rp.1.248.000,-

b. Konsumsi Makan Siang 52

orang

3 Hari Rp.20.000,- Rp. 3.120.000,-

c. Pembuatan tiang net takraw

pantai

2 tiang Rp.50.000,- Rp. 100.000,-

d. Bendera 6 Rp. 20.000,- Rp.180.000,-

Sub Total 1 Rp.4.648.000,-

3 ATK

a. Kertas HVS Sidu 70 gram 2 Rp.45.000,- Rp. 90.000,-

b. Penggandaan buku sepak

takraw pantai

30 Eks Rp. 20.000,- Rp. 600.000,-

c. Refil Ink Jet Canon Pixma

IP1000

2 Box Rp. 57.000,- Rp. 115.000,-

d. Stop map 40 Rp. 3000,- Rp. 120.000,-

e. Bolpoint 40 Rp. 4000,- Rp. 160.000,-

xviii

f. Tali atau karet untuk batas

lapangan sepak takraw pantai

1 Rp. 217.000,- Rp. 217.000,-

Sub Total 2 Rp. 1.502.000,-

4 Perjalanan dan Lain-lain

(mak.15%)

a. Rapat Pendahuluan 3 Rp.50.000,- Rp.150.000,-

b. Rapat Koordinasi 3 Rp..50.000,- Rp.150.000,-

c. Survei lokasi 2 orang 1 Rp. 250.000,- Rp. 500.000,-

d

Sub Total 3 Rp.800.000,-

5 LAIN-LAIN

a. Pembuatan Proposal Awal 1 Paket Rp. 240.000,- Rp. 240.000,-

b. Pembuatan Draf Laporan 1 Paket Rp. 120.000,- Rp. 120.000,-

c. Sertifikat Peserta 1 Rim Rp. 25.000,- Rp. 25.000,-

d. Spanduk 1 Buah Rp.60.000,- Rp. 60.000,-

E Dokumentasi 1 buah Rp. 50.000,- Rp. 50.000,-

Sub Total 4 Rp.675.000,-

xix

Pelaporan dan lain-lain (mak. 5%)

NO Jenis Pengeluaran Vol Harga Satuan (Rp)

Harga Seluruhnya

(Rp)

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Pembuatan laporan akhir 1 Paket Rp. 225.000,- Rp. 225.000,-

2 Penggandaan laporan 5 eks Rp. 50.000,- Rp. 250.000,-

Sub Total Rp. 350.000,-

Rekapitulasi biaya kegiatan

1. Honorarium = Rp. 3.150.000,-

2. Bahan Habis Pakai = Rp. 4.648.000,-

3. ATK = Rp. 1.502.000,-

4. LAIN LAIN = Rp. 675.000,-

5. Perjalanan = Rp 800.000,-

6. Laporan dan lain lain = Rp 350.000,-

TOTAL = Rp. 11.200.000

xx

Gambar 01 Peserta Pelatihan melakukan registrasi

Gambar 02 Moderator, Narasumber dan Ketua Panitia

xxi

Gambar 03 Peserta Pelatihan sangat antusias mengikuti pemaparan materi takraw pantai oleh narasumber

Gambar 04 Peserta pelatihan dilokasi pantai Jumpai

xxii

Gambar 05 Peserta Pelatihan melakukan pemanasan sebelum

praktek takraw pantai

Gambar 06 Narasumber memberikan contoh teknik dasar sepak takraw pantai

xxiii

Gambar 07 Peserta pelatihan bermain sepak takraw pantai

Gambar 08 Peserta melakukan pelatihan sepak takraw pantai

xxiv

Gambar 09. Pemberian Sertifikat oleh Ketua Panitia

Gambar 10. Penutupan dan lanjutkan santap siang

xxv

Gambar 11. Narasumber dan panitia pelatihan sepak takraw

pantai