..LAPORAN P2M I KETUT SEMARAYASA KLUNGKUNG...
Transcript of ..LAPORAN P2M I KETUT SEMARAYASA KLUNGKUNG...
i
LAPORAN P2M
PELATIHAN PERMAINAN DAN PERATURAN SEPAK TAKRAW PANTAI (BEACH TAKRAW) BAGI GURU-GURU PENJASORKES SE-KECAMATAN KLUNGKUNG, KABUPATEN KLUNGKUNG
Oleh:
1. I Ketut Semarayasa, S,Pd.,M.Or. 2. Ni Luh Putu Spyanawati, S.Pd.,M.Pd. 3. I Wayan Muliarta, S.Pd.,M.Or.
Dibiayai dari dana DIPA UNDIKSHA, Nomor : 023.04.2.552581/2015
tanggal 5 Februari 2015
ii
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
a. Judul Program : “ Pelatihan Permainan dan Peraturan Sepak Takraw Pantai (Beach Takraw) Bagi Guru-guru Penjasorkes, Se-Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung.”
b. Ketua Tim : - Nama Ketua : I Ketut Semarayasa, S.Pd.,M.Or. - NIP : 198003112008121002 - Bidang Keahlian : Penjasorkes - Jabatan/Pangkat/Gol : Lektor/Penata TK I//IIIb - Jurusan/Fakultas : Penjaskesrek/Olahraga dan
Kesehatan - Alamat Rumah/Telp : Jl. Sri Kandi Gang Delima
Singaraja Bali/081337062023 3. Jumlah Anggota Tim : 2 orang a. Identitas Anggota 1
- Nama Lengkap : Ni Luh Putu Spyanawati S.Pd.M.Pd - NIP : 198403032008122004
- Jabatan/Pangkat/Gol : Asisten Ahli/Penata Muda//IIIb b. Identitas Anggota 2
- Nama Lengkap : I Wayan Muliarta, S.Pd.,M.Or - NIP : 198407162008121001
- Jabatan/Pangkat/Gol : Lektor/Penata TK I//IIIb
4.Lokasi Kegiatan : Kabupaten Klungkung
5.Jumlah Biaya : Rp. 11.200.000 (Sebelas Juta Dua ratus ribu rupiah)
Mengetahui: Dekan, Prof. Dr. I Nyoman Kanca, M.S. NIP.195910181985031002
Singaraja, 15 Mei 2015 Ketua Pelaksana I Ketut Semarayasa,S.Pd.,M.Or. NIP. 198003112008121002
Menyetujui: Ketua LPM Undiksha
Prof. Dr. Ketut Suma, MS NIP. 195901011984031003
iii
PRAKATA
Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa
karena atas berkat dan rahmatNya laporan kegiatan pengabdian pada masyarakat
yang dilaksanakan di SDN Jumpai (teori) dan Pantai Jumpai Kec. Klungkung
(praktek) dapat terlaksana dengan baik dan lancar.
Laporan dibuat dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan kegiatan
dan memberikan informasi tentang proses perencanaan dan pelaksanaan dari awal
hingga akhir kegiatan serta hasil yang didapat dari pelaksanaan kegiatan ini.
Penulis menyadari bahwa isi dari laporan ini jauh dari sempurna, sehingga
perlu sumbangsih dari para pembaca terutama hal yang terkait tentang tata tulis
dan substansi laporan.
Terlaksananya kegiatan ini dari awal hingga pembuatan laporan berkat
bantuan dari berbagai pihak, melalui kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih yang sedalam dalamnya kepada:
1. Prof.Dr. Ketut Suma, M.S selaku ketua LPM Undiksha Singaraja atas
bantuannya dalam hal memberikan fasilitas sehubungan dengan pengurusan
dana untuk pelaksanaan kegiatan.
2. Prof. Dr. I Nyoman Kanca, M.S selaku dekan FOK Undiksha Singaraja yang
telah memberikan kemudahan dalam pengurusan ijin peminjaman alat-alat
yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan.
3. Kepala UPT Kec. Klungkung, Kabupaten Klungkung atas kemudahan dalam
pengurusan ijin tempat pelaksanaan pelatihan dan ijin bagi guru-guru
penjasorkes SD untuk mengikuti pelatihan.
4. Para peserta pelatihan, atas kerjasamanya dalam mengikuti pelatihan
sehingga pelaksanaan P2M dapat berjalan sesuai rencana.
5. Panitia pelaksana pelatihan yang telah mempersiapkan segala sesuatu yang
berhubungan dengan pelatihan dari awal sampai akhir pelatihan.
6. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu atas segala
bantuannya baik pemikiran maupun material pada kegiatan ini.
iv
Demikian laporan pengabdian pada masyarakat ini, semoga atas segala
bantuan yang diberikan mendapat imbalan yang sepadan dari Tuhan yang Maha
Esa.
Singaraja, 14 Mei 2015
Penulis
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi
Kabupaten Klungkung merupakan Kabupaten yang paling kecil dari 9
(sembilan) Kabupaten dan Kodya di Bali, terletak diantara 115 ° 27 ' - 37 '' 8 ° 49 '
00 ''. Lintang Selatan dengan batas-batas disebelah utara Kabupaten Bangli.
Sebelah Timur Kabupaten Karangasem, sebelah Barat Kabupaten Gianyar, dan
sebelah Selatan Samudra India, dengan luas : 315 Km ². Wilayah Kabupaten
Klungkung sepertiganya ( 112,16 Km ²) terletak diantara pulau Bali dan dua
pertiganya ( 202,84 Km ² lagi merupakan kepulauan yaitu Nusa Penida, Nusa
Lembongan dan Nusa Ceningan. Menurut penggunaan lahan di Kabupaten
Klungkung terdiri dari lahan sawah 4.013 hektar, lahan kering 9.631 hektar, hutan
negara 202 hektar, perkebunan 10.060 hektar dan lain-lain 7.594 hektar.
Kabupaten Klungkung merupakan dataran pantai sehingga potensi perikanan
laut.Panjang pantainya sekitar 90 Km yang terdapat di Klungkung daratan 20 Km
dan Kepulauan Nusa Penida 70 Km. Permukaan tanah pada umumnya tidak rata,
bergelombangbahkan sebagian besar berupa bukit-bukit terjal yang kering dan
tandus.Hanya sebagian kecil saja merupakan dataran rendah.Tingkat kemiringan
tanah diatas 40 % (terjal) adalah seluas 16,47 Km2 atau 5,32 % dari Kabupaten
Klungkung.Bukit dan gunung tertinggi bernama Gunung Mundi yang terletak di
Kecamatan Nusa Penida. Sumber air adalah mata air dan sungai hanya terdapat di
wilayah daratan Kabupaten Klungkung yang mengalir sepanjang tahun.
Sedangkan di Kecamatan Nusa Penida sama sekali tidak ada sungai.Sumber air di
Kecamatan Nusa Penida dalah mata air da air hujan yang ditampung dalam
cubang oleh penduduk setempat. Kabupaten Klungkung termasuk beriklim tropis.
Bulan-bulan basah dan bulan-bulan kering antara Kecamatan Nusa Penida dan
Kabupaten Klungkung daratan sangat berbeda.
vi
Kecamatan Klungkung
Kecamatan Klungkung merupakan kecamatan terkecil dari 4 (empat)
Kecamatan yang ada di Kabupaten Klungkung, dengan batas-batas disebelah
Utara Kabupaten Karangasem, sebelah Timur Kecamatan Dawan, sebelah
Barat Kecamatan Banjarangkan dan sebelah Selatan dengan Selat Badung,
dengan luas 2.095 Ha, secara persis semua terletak di daerah daratan pulau
Bali.
Dari paparan di atas letak tofografi Klungkung memiliki potensi tidak
hanya pada bidang, perkebunan, pertanian dan pariwisata tetapi juga pada
bidang olahraga. Salah satu olahraga yang mendapat manfaat dari letak
topografi ini adalah permainan olahraga sepak takraw pantai. Sepak takraw
pantai adalah salah satu modifikasi cabang olahraga sepak takraw in door yang
dimainkan dilapangan berpasir dengan menggunakan net serta bola dengan
jumlah pemain 4 vs 4. Akan tetapi, potensi tersebut terhambat dengan
kurangnya pemahaman guru-guru penjasorkes dan juga masyarakat di
Kabupaten Klungkung, khususnya Kecamatan Klungkung bahkan di Provinsi
Bali tentang permainan sepak takraw pantai (beach takraw), baik itu
menyangkut peraturan permainan dan peraturan pertandingan. Disamping itu
olahraga sepak takraw di Klungkung belum berkembang dan sepak takraw
Kabupaten Klungkung absen dari tahun ke tahun baik di Porsenijar Bali dan
Porprov Bali (Heroe, 2013). Berdasarkan wawancara informal yang dilakukan
pada beberapa guru penjasorkes dan juga masyarakat di Klungkung, diperoleh
informasi bahwa pelatihan sepak takraw pantai belum pernah dilaksanakan,
padahal pelatihan ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan dan
juga mengembangkan olahraga sepak takraw pantai. Semua itu tentunya
sangat rasional karena kurangnya sosialisai tentang permainan olahraga sepak
takraw pantai (beach takraw), sehingga perlu dibarengi langkah antisipatif
dengan menyiapkan sumber daya manusia khususnya dalam hal peraturan
permainan dan peraturan pertandingan permainan sepak takraw pantai (beach
takraw).Padahal Kejuaraan-kejuaraan sepak takraw pantai telah sering
diselenggarakan di tingkat Porsenijar, Porprov, Nasional, Asean, Asian
Bahkan Tingkat Internasional.
vii
2 Dari permasalahan di atas maka Jurusan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
dan Rekreasi, Fakultas Olahraga dan Kesehatan Undiksha bermaksud untuk
melakukan pengabdian masyarakat yang berjudul: Pelatihan Permainan dan
Peraturan Sepak Takraw Pantai (Beach Takraw) Bagi Guru Penjasorkes Se-
Kabupaten Klungkung.
2.1 Tujuan Kegiatan
1.2.1 Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan
keterampilan mengenai permainan sepak takraw pantai (Beach Takraw) Bagi
Guru Penjasorkes SD Se Kec. Klungkung Kabupaten Klungkung.
1.2.2 Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan
keterampilan mengenai peraturan permainan sepak takraw pantai (Beach
Takraw) Bagi Guru Penjasorkes SD Klungkung Kabupaten Klungkung.
1.3 Manfaat Kegiatan
1.3.1 Meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan mengenai
permainan sepak takraw pantai (Beach Takraw) Bagi Guru Penjasorkes
SD Se.Kec Klungkung Kabupaten Klungkung.
1.3.2 Meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan mengenai
peraturan permainan sepak takraw pantai (Beach Takraw) Bagi Guru
Penjasorkes SD Se.Kec Klungkung Kabupaten Klungkung.
viii
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pendidikan Jasmani
Pendidikan Jasmani adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar dan
sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan
jasmani, kesehatan dan kebugaran jasmani, kemampuan dan keterampilan,
kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam
rangka membentuk manusia indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan
Pancasila (Cholik dan Lutan dalam Simanjuntak, 2008:4). Dipertegas dalam
Undang-undang Repulik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem
Keolahragaan Nasional bahwa olahraga pendidikan adalah pendidikan jasmani
dan olahraga yang dilaksanakan sebagai proses pendidikan yang teratur dan
berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan, kepribadian, keterampilan,
kesehatan dan kebugaran jasmani (Menpora, 2005:4). Dengan diterbitkannya
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
akan memberikan peluang untuk menyempurnakan kurikulum yang komprehensif
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan jasmani, olahraga,
dan kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik,
perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran,
penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosionalsportivitas- spiritual-sosial), serta
pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan
perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. Sedangkan menurut
Husdarta (2009:3) menyatakan bahwa pendidikan jasmani adalah proses
pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik, mental, serta emosional. Dengan
demikian maka pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem
pendidikan yang tidak terpisahkan dari program pendidikan.
Dari pengertian tersebut, maka tujuan pendidikan jasmani di sekolah
adalah Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya
pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat
melalui berbagai aktivitas jasmani yang terpilih, meningkatkan pertumbuhan fisik
ix
dan pengembangan psikis yang lebih baik, meningkatkan kemampuan dan
keterampilan gerak dasar, meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui
internalisasi nilai nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani,
mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama,
percaya diri dan demokratis, mengembangkan keterampilan untuk menjaga
keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan, memahami konsep aktivitas
jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai
pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta
memiliki sikap yang positif.
Dengan demikian seorang guru Penjasorkes seharusnya memiliki
kemampuan dasar umum yang mencakup: penguasaan dan pengorganisasian
materi yang hendak diajarkan dan penguasaan metode serta penilaian. Berikut ini
karakteristik/kompetensi yang harus dimiliki guru penjasorkes adalah mampu
menganalisis dan menerapkan kebijakan, konsep dasar, mengenai pembelajaran
pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan serta pengetahuan lain yang
diperlukan, mampu menganalisis dan melakukan pengembangan berbagai
keterampilan gerak dan teknik dasar dalam pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan (penjasorkes) di sekolah, mampu menganalisis dan melakukan
pengembangan model-model pembelajaran yang ada menurut para ahli serta
menyusun perencanaan, langkah-langkah proses pelaksanaan, serta evaluasi
pembelajaran penjasorkes di sekolah, mampu melakukan internalisasi nilai-nilai
yang terkandung dalam pembelajaran penjasorkes.
2.2 Olahraga
Olahraga adalah Serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana yang
dilakukan orang untuk mencapai suatu maksud dan tujuan tertentu (Lutan dkk,
2006:57). Sedangkan Menurut Cholik Mutohir olahraga adalah proses sistematik
yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan,
dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai
perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan,
perlombaan/pertandingan, dan prestasi puncak dalam pembentukan manusia
Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila (Widodo:2010).
x
Disisi lain Olahraga adalah suatu bentuk Permainan yang terorganisir dan
bersifat kompetitif. Beberapa ahli memandang bahwa olahraga semata-mata suatu
bentuk permainan yang terorganisasi, yang menempatkannya lebih dekat kepada
istilah pendidikan jasmani. Akan tetapi, pengujian yang lebih cermat
menunjukkan bahwa secara tradisional, olahraga melibatkan aktivitas kompetitif.
Ketika kita menunjuk pada olahraga sebagai aktivitas kompetitif yang terorganisir,
kita mengartikannya bahwa aktivitas itu sudah disempurnakan dan diformalkan
hingga kadar tertentu, sehingga memiliki beberapa bentuk dan proses tetap yang
terlibat. Peraturan, misalnya, baik tertulis maupun tak tertulis, digunakan atau
dipakai dalam aktivitas tersebut, dan aturan atau prosedur tersebut tidak dapat
diubah selama kegiatan berlangsung, kecuali atas kesepakatan semua pihak yang
terlibat.
Di atas semua pengertian itu, olahraga adalah aktivitas kompetitif. Kita
tidak dapat mengartikan olahraga tanpa memikirkan kompetisi, sehingga tanpa
kompetisi itu, olahraga berubah menjadi semata-mata bermain atau rekreasi.
Bermain, karenanya pada satu saat menjadi olahraga, tetapi sebaliknya, olahraga
tidak pernah hanya semata-mata bermain; karena aspek kompetitif teramat penting
dalam hakikatnya.
2.3 Permainan Sepak Takraw
Permainan sepak takraw adalah permainan tradisional yang memadukan
dua permainan sepak bola dengan bola voli dipertandingkan di lapangan yang
ukurannya menyerupai ukuran lapangan bulu tangkis permainan ganda (Sofyan,
2009: 1). Permainan sepak takraw sudah menjadi permainan yang mulai digemari
baik dikalangan masyarakat umum dan pelajar. Sepak takraw adalah suatu
permainan yang mempergunakan bola dari rotan atau plastic (synthetic fibre)
dilakukan di atas lapangan empat persegi panjang, rata, baik terbuka maupun
tertutup dan lapangan dibatasi oleh net (Sulaiman, 2008 : 19). Permainan sepak
takraw diselenggarakan di lapangan tertutup asalkan memenuhi syarat. Ukuran
lapangan adalah 13,40 m x 6,10 m bebas dari segala rintangan ke atas 8 m di ukur
dari permukaan lantai dengan tinggi net 1,55 m (Sudrajat Prawirasaputra, 2000 :
8). Permainan ini dimainkan oleh dua regu, masing-masing regu terdiri dari 3
xi
orang dan setiap regu dilengkapi 1 orang cadangan dan satu tim terdiri dari 3 regu
dan satu regu cadangan dan jumlah 1 tim tdak boleh lebih dari 12 orang (PB PSTI,
2007 : 31).
Permainan sepak takraw merupakan cabang olahraga beregu yang
pelaksanaannya seperti pada bentuk permainan-permainan dengan menggunakan
net, bola, serta lapangan dan juga peraturan-peraturan lainnya. Azhari (2008)
mengatakan permainan sepak takraw menggunakan bagian-bagian tubuh seperti:
kepala, bahu, punggung, dada, paha, kaki, kecuali tangan. Secara sederhana maka
permainan sepak takraw dapat dikatakan memiliki persamaan perpaduan antara
sepakbola, bola voli, atau bulu tangkis. Menyerupai sepak bola karena dalam
permainan sepak takraw dalam memainkan bola dengan menggunakan bagian-
bagian tubuh seperti halnya dalam permainan sepak bola (yaitu; kaki, kepala atau
bagian tubuh lainnya kecuali lengan). Menyerupai bola voli dan bulu tangkis
karena sama-sama menggunakan net dan ukuran lapangan mendekati permainan
bulutangkis (Engel, 2010: 23).
1. Sepak Takraw Pantai (Beach Pantai)
Membicarakan sepak takraw pantai memang tidak bisa dilepaskan dari
permainan sepak takraw, karena keberadaan sepak takraw pantai bernaung di
bawah badan sepak takraw yaitu PSTI (Persatuan Sepak Takraw Indonesia).
Sepak takraw pantai merupakan pengembangan sepak takraw. Permainan ini
memiliki daya tarik yang sangat tinggi, karena permainan ini dilaksanakan di
lapangan berpasir. Dimana setiap regu terdiri dari 4 pemain atau 4 Vs 4. Selain
dimainkan hanya satu set, setiap tim berkekuatan empat pemain, dan servis
dilakukan dari luar lapangan. Pada sepak takraw indoor, setiap tim berkekuatan
tiga pemain: satu pemain berposisi tekong dan dua pemain berposisi apit atau
penyerang (PB PSTI, 2007 : 31). Servis pada sepak takraw indoor dilakukan oleh
tekong di tengah lapangan pada lingkaran yang tersedia.Pada sepak takraw pantai,
semua pemain bisa melakukan servis. Untuk lapangan sama dengan lapangan
sepak takraw 3 vs 3. Perbedaan lain sepak takraw pantai dengan sepak takraw
indoor adalah pesepak takraw pantai tidak menggunakan sepatu dan hanya
menggunakan kaos kaki.
xii
Karakteristik dari permainan sepak takraw pantai adalah bentuk olahraga
yang merupakan perpaduan dari beberapa jenis olahraga, seperti: senam, beladiri,
sepakbola dan basket (Sulaiman, 2008 : 73). Unsur-unsur gerakan dapat dilihat
ketika seorang pemain sepak takraw pantai melakukan smash sambil melompat,
servis dengan punggung kaki atau kaki bagian dalam sambil membelakangi net,
seorang pengumpan (apit kanan/apit kiri) sedang menahan bola dengan paha,
menimang bola dengan kaki bagian dalam atau punggung kaki dan
melambungkan umpan kepada teman seregunya.
Gambaran gerakan-gerakan yang dilakukan oleh pemain sepak takraw
memerlukan keterampilan fisik teknik yang tinggi. Cabang olahraga sepak takraw
memerlukan berbagai komponen fisik terutama: kekuatan, kecepatan, kelenturan,
daya ledak, keseimbangan, sehingga setiap pemain dituntut memiliki kondisi yang
prima sehingga dapat menjalin sinergi gerak dengan pemain lainnya dalam satu
regu sepak takraw
Gambar 02 Permainan Sepak Takraw Pantai (Sumber: Muhammadun, 2011)
xiii
BAB III
PELAKSANAAN PELATIHAN SEPAK TAKRAW PANTAI
3.1 Produk Kegiatan
3.1.1 Guru-guru Penjasorkes Sepak Takraw di Kec. Klungkung Kabupaten
Klungkung bisa mengetahui, memahami dan bisa mempraktekkan peraturan
dan juga perwasitan mengenai sepak takraw pantai.
3.1.2 Terbentuknya club-club sepak takraw pantai di Kec. Klungkung, Kabupaten
Klungkung.
3.2 Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan
3.2.1 Mengkoordinasikan dan membagi tugas pada tim.
3.2.2 Mengumpulkan dokumen dan arsip.
3.2.3 Melaksanakan P2M.
3.2.4Merumuskan hasil P2M untuk dijadikan dasar meningkatkan mutu
pengabdian masyarakat
3.3 Narasumber
Narasumber dalam kegiatan ini adalah I Made Satyawan, S.Pd.,M.Pd. dan I Kadek
Budiantara S.Pd
3.4 Peserta
Guru-guru Penjasorkes SD se-Kec. Klungkung Kabupaten Klungkung.
3.5 Tempat dan Tanggal Pelaksanaan
Tempat: SDN Jumpai Kec. Klungkung (Teori) dan Pantai Jumpai Klungkung
(Praktek).
Tanggal : 11 s.d 13 mei 2015
3.6 Tim Pelaksana Kegiatan
Panitia P2M
xiv
BAB IV
DESKRIPSI HASIL KEGIATAN PELATIHAN
4.1 Deskripsi Hasil Kegiatan
Kegiatan P2M dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana, yakni pada hari
Senin 11 s.d 13 mei 2015. Peserta yang terlibat dalam kegiatan P2M sebanyak 30
orang Guru Penjasorkes SD se-Kecamatan Klungkung Kabupaten Klungkung.
P2M ini menghadirkan narasumber I Made Satyawan, S.Pd.,M.Pd (teori) dan I
Kadek Budiantara, S.Pd. menyampaikan materi praktek sepak takraw pantai.
Adapun tahapan-tahapan yang dilaksanakan dalam kegiatan ini adalah sebagai
berikut :
1. P2M Pelatihan Permainan dan Peraturan Sepak Takraw Pantai (Beach Takraw)
Bagi Guru Penjasorkes Se-Kec. Klungkung Kabupaten Klungkung didahului
oleh laporan Ketua Panitia P2M.
2. Setelah acara pembukaan dilanjutkan dengan kudapan
3. Penyajian materi disampaikan oleh narasumber, yaitu I Made Satyawan,
S.Pd.,M.Pd dan I Kadek Budiantara, S.Pd.
4. Setelah penyajian materi acara dilanjutkan dengan diskusi multiarah mengenai
sepak takraw pantai. Peserta P2M terlihat sangant antusias dalam diskusi ini
yang terlihat dengan banyaknya pertanyaan dari peserta.
5. Acara kemudian dilanjutkan dengan Pelatihan Permainan dan Peraturan Sepak
Takraw Pantai (Beach Takraw) Bagi Guru Penjasorkes SD Se.Kec Klungkung
Kabupaten Klungkung, dimana semua guru sangat berantusias bermain sepak
takraw pantai.
6. Acara ditutup oleh Ketua Panitia.
4.2 Dokumentasi Kegiatan
Beberapa dokumen penting sebagai bukti terselenggaranya kegiatan P2M
Pelatihan Permainan dan Peraturan Sepak Takraw Pantai (Beach Takraw) Bagi
xv
Guru Penjasorkes SD Se.Kec Klungkung Kabupaten Klungkung yaitu daftar hadir
peserta dan materi dari narasumber, contoh hasil kegiatan dan foto-foto kegiatan.
Semua dokumen tersebut disajikan pada lampiran.
L. Daftar Hadir Peserta
Terlampir
xvi
BAB V
PENUTUP
Demikian laporan kegiatan P2M dengan judul“Pelatihan Permainan dan Peraturan
Sepak Takraw Pantai (Beach Takraw) Bagi Guru-guru Penjasorkes SD Se.Kec
Klungkung Kabupaten Klungkung”, kami susun, semoga dapat memberikan
manfaat bagi masyarakat Kec.Klungkung Kabupaten Klungkung. Akhir kata, atas
segala kekurangan baik mulai dari persiapan, pelaksanaan, dan juga pembuatan
laporan, kami selaku panitia mohon maaf yang sebesar-besarnya.
xvii
Lampiran 1. Penggunaan Anggaran
(a) Rincian Biaya (RAB)/Justifikasi Anggaran
NO Jenis Pengeluaran Vol Harga Satuan (Rp)
Harga Seluruhnya
(Rp)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Honorarium (mak.30%)
Narasumber 2 orang 3 Hari Rp. 325.000,- Rp. 1.950.000,-
Panitia 4 3 Hari Rp. 100.000,- Rp. 1.200.000,-
2 Bahan Habis Pakai/Suku cadang (mak. 50)
a. Konsumsi snack 52 orang 3 Hari Rp.8.000,- Rp.1.248.000,-
b. Konsumsi Makan Siang 52
orang
3 Hari Rp.20.000,- Rp. 3.120.000,-
c. Pembuatan tiang net takraw
pantai
2 tiang Rp.50.000,- Rp. 100.000,-
d. Bendera 6 Rp. 20.000,- Rp.180.000,-
Sub Total 1 Rp.4.648.000,-
3 ATK
a. Kertas HVS Sidu 70 gram 2 Rp.45.000,- Rp. 90.000,-
b. Penggandaan buku sepak
takraw pantai
30 Eks Rp. 20.000,- Rp. 600.000,-
c. Refil Ink Jet Canon Pixma
IP1000
2 Box Rp. 57.000,- Rp. 115.000,-
d. Stop map 40 Rp. 3000,- Rp. 120.000,-
e. Bolpoint 40 Rp. 4000,- Rp. 160.000,-
xviii
f. Tali atau karet untuk batas
lapangan sepak takraw pantai
1 Rp. 217.000,- Rp. 217.000,-
Sub Total 2 Rp. 1.502.000,-
4 Perjalanan dan Lain-lain
(mak.15%)
a. Rapat Pendahuluan 3 Rp.50.000,- Rp.150.000,-
b. Rapat Koordinasi 3 Rp..50.000,- Rp.150.000,-
c. Survei lokasi 2 orang 1 Rp. 250.000,- Rp. 500.000,-
d
Sub Total 3 Rp.800.000,-
5 LAIN-LAIN
a. Pembuatan Proposal Awal 1 Paket Rp. 240.000,- Rp. 240.000,-
b. Pembuatan Draf Laporan 1 Paket Rp. 120.000,- Rp. 120.000,-
c. Sertifikat Peserta 1 Rim Rp. 25.000,- Rp. 25.000,-
d. Spanduk 1 Buah Rp.60.000,- Rp. 60.000,-
E Dokumentasi 1 buah Rp. 50.000,- Rp. 50.000,-
Sub Total 4 Rp.675.000,-
xix
Pelaporan dan lain-lain (mak. 5%)
NO Jenis Pengeluaran Vol Harga Satuan (Rp)
Harga Seluruhnya
(Rp)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Pembuatan laporan akhir 1 Paket Rp. 225.000,- Rp. 225.000,-
2 Penggandaan laporan 5 eks Rp. 50.000,- Rp. 250.000,-
Sub Total Rp. 350.000,-
Rekapitulasi biaya kegiatan
1. Honorarium = Rp. 3.150.000,-
2. Bahan Habis Pakai = Rp. 4.648.000,-
3. ATK = Rp. 1.502.000,-
4. LAIN LAIN = Rp. 675.000,-
5. Perjalanan = Rp 800.000,-
6. Laporan dan lain lain = Rp 350.000,-
TOTAL = Rp. 11.200.000
xx
Gambar 01 Peserta Pelatihan melakukan registrasi
Gambar 02 Moderator, Narasumber dan Ketua Panitia
xxi
Gambar 03 Peserta Pelatihan sangat antusias mengikuti pemaparan materi takraw pantai oleh narasumber
Gambar 04 Peserta pelatihan dilokasi pantai Jumpai
xxii
Gambar 05 Peserta Pelatihan melakukan pemanasan sebelum
praktek takraw pantai
Gambar 06 Narasumber memberikan contoh teknik dasar sepak takraw pantai
xxiii
Gambar 07 Peserta pelatihan bermain sepak takraw pantai
Gambar 08 Peserta melakukan pelatihan sepak takraw pantai
xxiv
Gambar 09. Pemberian Sertifikat oleh Ketua Panitia
Gambar 10. Penutupan dan lanjutkan santap siang