Hak Cipta

download Hak Cipta

of 11

description

manaf

Transcript of Hak Cipta

Hak Cipta 2006, Arif Rahman, S.H., M.H.All rights reservedTransformasi Sosial dan Kepemimpinan di AcehEditor :M. Muntasir Alwy, Hermandar Puteh, SE.Hak Penerbitan :Universitas Malikussaleh PressDesign Cover dan Layout :Idwan Nasam Sinaga (Madani Press, PT)Dicetak oleh:Madani Press, PTCetakan Pertama, 05 Februari 2008.

Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam Terbitan (KDT)Rahman, ArifInsider Trading: Kejahatan Bisnis di Pasar Modal IndonesiaRahman, ArifUniversitas Malikussaleh Pressxviii, 124 hlm; 21 cmISBN 000-0000-00-01. Ekonomi 2. Hukum 3. Bisnis I. JudulI. Rahman, ArifDilarang mengutip sebagian atau seluruh isi buku ini dengan cara apa pun,termasuk dengan cara penggunaan mesin fotokopi, tanpa izin sah dari penerbitNo parts of this book may be reproduced by any means, electronic or mechanical, including photocopy,recording, or information storage and retrieval system, without permission in writing from the publisher.Alamat Penerbit:Universitas MalikussalehJl. Tgk. Chik Ditiro No. 26,LhokseumaweP.O. Box 141,Nanggroe Aceh DarussalamINDONESIA(+62-0645-41373-409157+62-0645-44450

AbstrakUU Nomor 9 Tahun 1985 tentang Pasar Modal merupakanpencerminan kehendak dari UUD 1945 dan GBHN yangmenghendaki terciptanya suatu sistem pasar modal yangsehat, transparan, dan efisien, yang mengandalkan keterbukaaninformasi dari setiap pelaku di pasar modal. Insider trading merupakankebalikan dari prinsip yang dianut oleh pasar modal, karena menim-bulkan ketidakadilan informasi dan ekonomi bagi sebagian pelakupasar modal. Di lain pihak, ketentuan dalam UU Pasar Modal belummengatur seluruhnya tentang pelaku insider trading karena tidak dapatmenjangkau semua pelaku insider trading di luar batasan yangdiberikan oleh UU Pasar Modal. Permasalahannya adalah bagaimanamenentukan suatu perbuatan yang termasuk dalam kategori insidertrading, hambatan apakah yang timbul dalam mengungkap praktikinsider trading, dan bagaimanakah pengaturan hukum di Indonesiadalam menghadapi praktik insider trading

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis melaluipendekatan yuridis normatif. Pendekatan deskriptif analitis digunakanuntuk mengetahui peraturan perundang-undangan nasional dannegara lain, khususnya yang mengatur tentang pasar modal.Pendekatan yuridis normatif menitikberatkan pada penelitian datasekunder, melalui asas hukum dan perbandingan hukum yangdiperoleh dari hasil penelitian kepustakaan dan didukung data primerhasil penelitian lapangan. Data yang telah dikumpulkan selanjutnyadianalisis secara kualitatif.Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa suatu perbuatandapat dikategorikan sebagai insider trading jika telah memenuhipersyaratan: adanya inside information, informasi tersebut belumterbuka untuk umum, adanya transaksi perdagangan yang dimotivasioleh informasi tersebut, dan adanya motivasi untuk memperolehkeuntungan yang tidak layak sebagai hasil dari transaksi perdagangantersebut. UU Pasar Modal mempunyai kelemahan dalam penegakanhukum terhadap pelanggaran dalam bidang pasar modal yangdisebabkan oleh perbedaan sistem hukum Anglo-Saxon yang dianutoleh UU Pasar Modal. Kesulitan UU Pasar Modal dalam menjangkaupelaku insider trading yang termasuk dalam konsep misappropriationtheory, oleh karena UU Pasar Modal masih menganut konsep fiduciaryduty. Selain itu, tidak ada kemauan yang kuat dari Bapepam untukmenjerakan pelaku insider trading dengan upaya menjatuhkanhukuman secara kumulatif seperti yang telah diatur dalam UU PasarModal sendiri. Kasus-kasus insider trading yang terjadi di Pasar ModalIndonesia tidak pernah diselesaikan melalui pengadilan, melainkanhanya diselesaikan secara administratif di lingkungan Badan PengawasPasar Modal sendiri.***viInsider Trading : Kejahatan Bisnis di Pasar Modal Indonesia

AbstractLaw Number 9 Year 1985 concerning Capital Market representwillingness of UUD 1945 and GBHN in order to creation a healthycapital market system, transparent, and efficient, which rely onopenness of information from every participants in capital market. Insidertrading represent reverse of principle embraced by capital market, becauseits generate unfair of economics and information to some of participantsof capital market. On the other hand, provisions in Law Capital Marketnot yet arranged entirely about insider trading perpetrators, because itcan not reach all perpetrator of insider trading outside definition given byLaw Capital Market. The problem is how to determine an action which isincluded in category of insider trading; what barrier is arise in expressinginsider trading practice, and how arrangement of law in Indonesia to facethe insider trading practice.

This research use analytical descriptive method through approach ofnormative juridis. Its used analytical descriptive approach to know lawand regulations of the other state and national, specially arranging aboutcapital market. These approach is stretching normative juridis at researchof data of sekunder, passing principle of justice and comparison ofobtained law from result of research of bibliography and supported byprimary data result of research of field. The data which have been collectedis hereinafter analysed qualitatively.Pursuant to the results of research, its known that an action can becategorized as insider trading if it have fulfilled conditions: the existenceof inside information, the information not yet opened generally, theexistence of commerce transaction which is motivated by the information,and the existence of motivation to obtain advantage which improper asthe results from commerce transaction. Law Capital Market haveweaknesses in straightening of law to collisions in the field of capitalmarket which because of difference of system punish Anglo-Saxonembraced by Law Capital Market. Difficulty of Law Capital Market inreaching perpetrator of insider trading which included in concept ofmissappropriation theory, because Law Capital Market still embraceconcept of fiduciary duty theory. Besides, there are no strong willingnessof Bapepam to discourage perpetrator of insider trading with effort bringto justice cumulatively such as those which have been arranged in LawCapital Market alone. Cases of insider trading that happened in theIndonesian Capital Market never been finished through justice, but onlyfinished administratively in The Capital Market Supervisory Agency itself

Kata Pengantar nasihat kepada penulis. Hal itu sangat berarti bagi penulis dalammenyelesaikan buku ini. Tiada kata yang dapat diucapkan atas jasa Ibudan Bapak pembimbing. Kepada Allah swt. penulis memanjatkan doa,agar apa yang telah diberikan mendapat balasan yang setimpal..Penulis menyampaikan terima kasih kepada Rektor UniversitasMalikussaleh Lhokseumawe dan Dekan Fakultas Hukum UniversitasMalikussaleh Lhokseumawe yang telah memberikan kesempatanmelanjutkan Program Pascasarjana di Unpad Bandung.Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-temanpenulis dalam menempuh Program Pascasarjana Prodi Ilmu Hukum,khususnya Hukum Bisnis juga teman-teman penulis lainnya yang tidak penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan kepadapenulis baik materil maupun moril semoga Allah SWT. membalas semuakebaikan yang telah diberikan kepada penulis.Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ini masih adakekurangan-kekurangan, untuk itu penulis menerima saran dan kritikandari para pembaca dalam rangka menambah khasanah penulisan ini.Penulis,Arif Rahman

Bab IPendahuluan1.1 Latar Belakang PenelitianPembangunan nasional merupakan pencerminan kehendakuntuk terus-menerus meningkatkan kesejahteraan dankemakmuran rakyat Indonesia secara adil dan merata, sertamengembangkan kehidupan masyarakat dan penyelenggaraannegara yang maju dan demokratis berdasarkan Pancasila danUUD 1945. Pencerminan kehendak ini antara lain dituangkandalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) dalam TAPMPR-RI Nomor IV/MPR/1999 tentang GBHN yang menegaskanbahwa: Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatankualitas manusia, dan masyarakat Indonesia yang dilakukansecara berkelanjutan, berlandaskan kemampuan nasional,dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan danteknologi serta memperhatikan tantangan perkembangan glo-bal. Dalam pelaksanaannya mengacu pada kepribadian bangsadan nilai luhur yang universal untuk mewujudkan kehidupanbangsa yang berdaulat, mandiri, berkeadilan, sejahtera, maju,dan kukuh kekuatan moral dan etikanya.Dalam bidang ekonomi, arah kebijakan pengembangannyaadalah: Mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan yangbertumpu pada mekanisme pasar yang berkeadilan denganprinsip persaingan sehat dan memperhatikan pertumbuhanekonomi, nilai-nilai keadilan, kepentingan sosial, kualitas hidup,pembangunan berwawasan lingkungan dan berkelanjutansehingga terjamin kesempatan yang sama dalam berusaha danbekerja, perlindungan hak-hak konsumen, serta perlakuan yangadil bagi seluruh masyarakat.UUD 1945 sendiri, mengamanatkan bahwa tujuan pemba-ngunan ekonomi Indonesia harus didasarkan atas demokrasiekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan,berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, sertadengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonominasional.Dalam rangka mencapai sasaran tersebut diperlukanberbagai sarana penunjang, antara lain berupa tatanan hukumyang mendorong, menggerakkan, dan mengendalikan berbagaikegiatan di bidang ekonomi.Salah satu tatanan hukum yang diperlukan dalam upayameningkatkan pembangunan ekonomi yang berkelanjutantersebut adalah dengan mengembangkan pasar modal yangsehat, transparan, dan efisien.Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modalyang mulai berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 1996,merupakan momentum yang sangat berarti bagi dunia pasarmodal Indonesia, karena dengan diundangkannya undang-undang tersebut diharapkan pasar modal Indonesia dapatberkembang dengan iklim yang kondusif.Undang-undang Pasar Modal (selanjutnya disingkat UU PM)tersebut selain mengatur masalah kewajiban untuk memenuhiprinsip keterbukaan, yang merupakan suatu hal yang pentingdalam dunia pasar modal, karena informasi tersebut merupakan

bahan pertimbangan dalam berinvestasi, juga mengatur tentangkonsekuensi dan tanggung jawab atas kerugian serta ancamanpidana bagi pelaku pasar modal yang tidak melakukan kewajibanprinsip keterbukaan sesuai dengan undang-undang tersebut.Ketentuan yang mengatur pasar modal Indonesia padaawalnya adalah Undang-undang No. 15 Tahun 1952 tentangPenetapan Undang-undang Darurat tentang Bursa (LembaranNegara Tahun 1951 No. 67), dirasakan sudah tidak sesuai lagidengan perkembangan yang terjadi dalam dekade terakhir ini.Undang-undang Darurat tentang Bursa tersebut tidak mengaturmengenai hal-hal yang sangat penting dalam kegiatan pasarmodal, yaitu kewajiban pihak-pihak dalam suatu penawaranumum untuk memenuhi prinsip keterbukaan serta ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang perlindungan hukumterhadap investor.Pasar modal mempunyai peran strategis dalam pemba-ngunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan,pertumbuhan, dan stabilitas ekonomi nasional ke arahpeningkatan kesejahteraan rakyat. Berdasarkan hal ini,pemerintah mempunyai alasan untuk ikut serta mengatur jalannya dinamika pasar modal.Dalam rangka mencapai tujuantersebut, pasar modal mempunyai peran strategis sebagai salahsatu sumber pembiayaan bagi dunia usaha dan wahana investasimasyarakat kecil dan menengah. Hal ini menjadi tujuan utamapasar modal seperti yang tertuang dalam penjelasan UU PM.Berlaku efektifnya UU PM tersebut memberikan kepastianhukum bagi para pelaku pasar modal Indonesia, yang padaakhirnya dapat memberikan kontribusi yang besar dalampembangunan dan juga berarti selangkah lebih maju dalam eraglobalisasi.Pasar modal dapat memainkan peranan penting dalam suatuperkembangan ekonomi di suatu negara. Karena pasar modaldapat berfungsi sebagai:1. Sarana untuk menghimpun dana-dana masyarakat untuk disalurkan dalam kegiatan-kegiatan yang produktif.2. Sumber pembiayaan yang mudah, murah, dan cepat bagi duniausaha dan pembangunan nasional.3. Mendorong terciptanya kesempatan berusaha dan sekaligusmenciptakan kesempatan kerja.4. Mempertinggi efisiensi alokasi sumber produksi.5. Memperkokoh beroperasinya mekanisme finansial market dalam menata sumber moneter, karena pasar modal dapatmenjadi sarana open market operation sewaktu-waktudiperlukan.6. Menekan tingginya tingkat bunga menuju suatu tingkatanyang wajar.7. Sebagai alternatif investasi bagi para pemilik modal.

Keteraturan pada perdagangan efek di pasar modal yangteratur tidak cukup hanya dilihat pada peraturan, tetapi jugadari praktik yang berlaku di pasar modal sendiri, terutamaadanya konsistensi penegakan peraturan bursa itu sendiri.Keteraturan tersebut mencerminkan perilaku para pihak yangterlibat dalam perdagangan efek, perilaku perusahaan efek danorgan-organnya, perilaku perusahaan penunjang serta paraprofesional di pasar modal dan investor itu sendiri.Dalam keteraturan itu,insider trading mencuat menjadimasalah yang mengganggu harmonisasi perdagangan efek yangmengandalkan sistem keterbukaan. Hal ini disebabkan insidertrading tersebut melanggar asas-asas keterbukaan yang menjadiisu utama dalam pasar modal.Insider trading dalam UU PMtidak diartikan secara tegas, namun hanya diberikan batasansebagai transaksi yang dilarang antara lain yaitu orang dalamdari emiten yang mepunyai informasi orang dalam dilarangmelakukan transaksi penjualan atau pembelian atas efek emitenatau perusahaan lain yang melakukan transaksi dengan emitenatau perusahaan publik yang bersangkutan

Dengan adanya insider trading ini, menyebabkan terjadinyaketidakadilan informasi yang hanya diperoleh sejumlah orangtertentu dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan yangbukan merupakan haknya. Hal ini bertentangan prinsipketerbukaan yang dianut oleh UU PM, yang mensyaratkanbahwa setiap pelaku pasar modal dalam setiap penawaransahamnya harus memuat informasi material yang benar dantidak memberikan gambaran yang menyesatkan. Dengan demikian, calon investor dapat menentukan sendiri sikapnya dalam melakukan investasi di pasar modal.Jika keterbukaan informasi tersebut tidak dipenuhi, makapihak yang dirugikan adalah masyarakat calon investor. Karenadengan terjadinya insider trading tersebut, mereka tidakmemperoleh kesempatan yang sama untuk membeli atauberinvestasi terhadap suatu efek atau saham tertentu, karenahanya pihak tertentu saja yang memperoleh keuntungan karenamempunyai informasi material yang tidak dimiliki oleh calon investor lain.Bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan danmenyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukanpenawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuanmemperdagangkan efek di antara mereka.Bursa efek didirikan dengan tujuan menyelenggarakan perdagangan efek yang teratur, wajar, dan efisien.Praktek insider trading pada dasarnya bertentangan denganprinsip keterbukaan. Keterbukaan merupakan suatu kewajibanbagi setiap perusahaan yang akan menjual sahamnya melaluilantai bursa. Prinsip keterbukaan (disclosure principle)merupakan sesuatu yang harus ada pada setiap pelaku pasarmodal, seperti PT Bursa Efek Jakarta, PT Bursa Efek Surabaya,Bapepam, emiten maupun investor.Keterbukaan dalam transaksi efek adalah seluruh informasimengenai keadaan perusahaan yang meliputi aspek keuangan,

hukum, manajemen, dan harta kekayaannya kepada masya-rakat. Keterbukaan terhadap kondisi perusahaan yang akanmelakukan emisi saham menyebabkan calon investor dapatmemahami dan memutuskan kebijakan untuk investasinya.Tujuan dari prinsip keterbukaan tersebut adalah untukterciptanya efisiensi dalam transaksi efek. Perdagangan yangefisien adalah perdagangan di mana para pihak yang berkepen-tingan dengan perdagangan efek tersebut dapat melakukanperdagangan dengan mudah, cepat, dan dengan biaya yang relatif murah.Pasar modal dikatakan efisien berkenaan dengan informasimengenai harga saham yang tersedia di lantai bursa. Haltersebut berarti bahwa seluruh strategi perdagangan di bursaberdasarkan informasi yang tersedia, sehingga calon investordapat memperhitungkan mengenai keuntungan serta risiko yangterdapat didalamnya. Bursa dikatakan efisien apabila memenuhidua kriteria, yaitu:1. Harga saham mencerminkan semua informasi yang relevansaat itu.2. Karena informasi menyebar secara merata, maka reaksiharga terhadap informasi baru terjadi seketika karena semuapemain di pasar telah memiliki antisipasi yang cukup.Kesulitan yang terjadi adalah upaya untuk menjagakeseimbangan antara kepentingan perusahaan untuk menjagarahasia perusahaan di satu pihak dan hak-hak pemegang sahamuntuk melindungi investasi mereka di pihak lain, sehingga halitu merupakan dilema. Hukum dari satu pihak terus mengejardengan memerinci sedetil-detilnya tentang hal-hal apa saja yang mesti di disclose oleh pihak-pihak penyandang kewajiban disclo-sure. Di pihak lain, hukum juga harus memproteksi kepentingan-