Hadits Tarbawi Konseling Karakteristik Bimbingan Konseling Menurut Perspektif Hadist Hadits Tarbawi...
-
Upload
muhammad-hasby-jamil -
Category
Documents
-
view
175 -
download
6
description
Transcript of Hadits Tarbawi Konseling Karakteristik Bimbingan Konseling Menurut Perspektif Hadist Hadits Tarbawi...
KARAKTERISTIK BIMBINGAN KONSELING MENURUT
PERSPEKTIF HADIST
A. Pendahuluan
Bimbingan konseling adalah upaya bantuan yang diberikan oleh
seorang konselor kepada seorang klien yang bertujuan untuk
mengentaskan masalah klien tersebut.Meskipun hal ini merupakan suatu
yang bersifat umum, namun bukan berati hal ini pernah disinggung oleh
nash-nash agama, baik al,qurqn maupun sunah. Karena bagaimanapun
al,quran maupun sunnah menjelaskan hal-hal ini baik secara langsung
maupun isarat.
Maka didalam makalah singkat ini penulis akan membahas
mengenai karakteristik bimbingan konseling tersebut, berupa a. Hakekat
dari bimbingan konseling b. Dasar dan landasan dalam memberikan
konseling c. Masalah dan tujuan konseling D. Metode konseling E. Serta
sasaran dari konseling tersebut.
Maka di dalam makalah singkat ini penulis akan membahas
mengenai karakteristik BK tersebu, yaitu:
a) Hakekat dari bimbingan konseling
b) Dasar dan landasan dalam memberikan bimbingan konseling
c) Masalah dan tujuan konseling
d) Sasaran dari konseling.
B. Karakteristik bimbingan konseling
Istilah bimbingan konseling berasal dari bahasa inggris Guidance
& Counseling. Kata guidance berasal dari kata to guide yang secara
harfiah berarti menunjukkan, membimbing, atau menuntun orang ke jalan
yang benar. Di samping itu, guide juga bisa berarti mengarahkan-to direct,
memandu-to pilot, mengelola-to manage, menyetir-to steer. Dalam hal ini
bimbingan lebih menekankan pada layanan pemberian informasi dengan
cara menyajikan pengetahuan yang dapat digunakan untuk mengambil
suatu keputusan, atau memberikan nasehat,mengarahkan, dan menuntun
ke suatu jalan.
C. Karakteristik bimbingan konseling menurut hadist nabi
1. Layanan bimbingan konseling adalah bagian dari ibadah kepada Allah
- - وسلم عليه الله صلى ى� �ب الن ع�ن ج�د�ه ع�ن� يه ب� أ ع�ن� د�ة� �ر� ب ى ب
� أ �ن ب ع يد س� ع�ن�
« .» « �ه �د�ي ي ب ��م ل �ع�ت ي ق�ال� �ج د� ي �م� ل ن� إ �ت� �ي أ ر�� أ ق يل� ص�د�ق�ة* ل م, م�س� �ل� ك ع�ل�ى ق�ال�
« .» ة �ح�اج� ال ذ�ا ��ع ين ي ق�ال� �ط ع� ت �س� ي �م� ل ن� إ �ت� �ي أ ر�� أ ق يل� ق�ال� ��ص�د�ق �ت و�ي �ه �ف�س� ن ��ف�ع �ن ف�ي
�ه�وف� «. �م�ل �ر » ال ي �خ� ال و� أ وف ��م�ع�ر ال ب �م�ر
� �أ ي ق�ال� �ط ع� ت �س� ي �م� ل ن� إ �ت� �ي أ ر�� أ ��ه ل ق يل� ق�ال�
.» « ص�د�ق�ة*«. �ه�ا ن ف�إ ر� الش� ع�ن ��م�س ك ي ق�ال� �ف�ع�ل� ي �م� ل ن� إ �ت� �ي أ ر�� أ رواه] ق�ال�
مسلم[
( hadis yang diriwayatkan) dari said ibn abi burdat dari bapaknya dari kakeknya.
Dari nabi SAW, beliau bersabda, “Tiap muslim wajib bersedekah.”mendengar
yang demikian, ada sahabat yang bertanya, “jika dia tidak mempunyai (sesuatu
yang akan disedekahkan)?”nabi menjawab,”bekerjalah dengan tangannya untuk
kebaikan dirinya, agar dia dapat bersedekah.” Sahabat bertanya lagi,”jika dia
tidak sanggup?”nabi menjawab,”menganjurkan kepada kebaikan, maka ia telah
bersedekah.” Sahabat bertanya lagi,”jika dia tidak sanggup?”nabi
menjawab,”menahan diri dari kejahatan, maka itu sedekah untuk dirinya
sendiri.”
Di dalam hadist ini nabi menjelaskan bahwa ada kewajiban
bersedekah bagi siapapun. Para sahabat menyangka bahwa sedekah itu
hanya dapat dilakukan dengan harta, sehingga hal ini dibantah oleh nabi
SAW dengan mengungkapkan bahwa bersedekah itu juga dapat dilakukan
dengan sesuatu yang bersifat immateri, seperti membantu mereka yang
membutuhkan dalam berbagai hal, member masukan atau solusi dari setiap
masalah yang mereka hadapi, bahkan menganjurkan mereka untuk
melaksanakan hal-hal positif.
2. Mengacu pada al-Quran, sunnah, logika, dan pengalaman
�م� ف يك ��ت ك �ر� ت ق�ال� �م� ل و�س� �ه �ي ع�ل ��ه الل ص�ل�ى �ه الل س�ول� ر� �ن� أ ��غ�ه �ل ب ��ه ن� أ م�ال ك ع�ن� ي �ن ح�د�ث
. �ه ي �ب ن �ة� ن �و�س �ه الل �اب� ت ك ه م�ا ب �م� �ت ك �م�س� ت م�ا Hوا �ض ل ت �ن� ل �ن ي م�ر�� [أ مالك] رواه
( hadist yang diriwayatkan ) dari Malik, disampaikan kepadanya bahwa
rasulullah SAW bersabda, “aku tinggalkan kepada kalian dua hal, yang mana
kalian tidak akan tersesat selama berpegang teguh kepada keduanya, yaitu kitab
Allah dan Sunnah nabinya”.
م ن� ح م�ص� ه�ل� أ م ن� �اس, �ن أ ع�ن� �ة� ع�ب �ش �ن ب ة �م�غ ير� ال �خ ى أ �ن ب ع�م�ر و �ن ب �ح�ار ث ال ع�ن
م�ع�اذPا �ع�ث� �ب ي �ن� أ اد� ر�� أ �م�ا ل وسلم عليه الله صلى �ه الل س�ول� ر� �ن� أ �ل, ب ج� �ن ب م�ع�اذ ص�ح�اب
� أ
« . ق�ال� » «. �ه الل �اب ك ت ب ق�ض ى� أ ق�ال� ق�ض�اء* ل�ك� ع�ر�ض� ذ�ا إ �ق�ض هى ت �ف� �ي ك ق�ال� �م�ن �ي ال ل�ى إ
« . - ق�ال� «. وسلم عليه الل صلى �ه الل س�ول ر� �ة ن � س ف�ب ق�ال� �ه الل �اب ت ك ف ى �ج د� ت �م� ل ن� ف�إ
.» - ق�ال� �ه الل �اب ت ك ف ى � و�ال وسلم عليه الله صلى �ه الل س�ول ر� �ة ن �س ف ى �ج د� ت �م� ل ن� ف�إ
« - . ��ح�م�د ال و�ق�ال� �ه ص�د�ر� وسلم عليه الله صلى �ه الل �س�ول ر� ب� ف�ض�ر� �و آل � و�ال ى ي� أ ر� ��ه د ت ج�
� أ
.» �ه الل س�ول� ر� ض ى �ر� ي م�ا ل �ه الل س�ول ر� س�ول� ر� و�ف�ق� �ذ ى ال �ه ل [ل داود] أبو رواه 1
(hadit yang diriwayatkan ) dari al-Haris ibn ‘amri saudara al-mughirah ibn
syu’bah dari anas ibn jabal ( penduduk himsh) bahwasanya Rasulullah SAW
ketika mengutusnya ke Yaman,beliau berkata:”bagaimana kamu memutuskan
suatu hukum ketika kamu diminta untuk menentukan suatu keputusan? “jawab
Muadz,”aku akan memutuskan dengan kitab Allah”. Rasulullah bertanya,”jika
kamu tidak menemukan di dalam kitab Allah?”Muadz menjawab,”dengan sunnah
Rasulullah”. Rasulullah bertanya lagi, jika tidak menemukan di dalam sunnah
Rasul-nya?”jawab Muadz,”aku akan melakukan ijtihad dengan pendapatku, dan
aku tidak akan menyempitkan ijtihadku”. Maka nabi memukul-mukul dadanya
1 Abû Dâwud Sulaymân ibn al-Asy’ats al-Sijistânî al-Azâdî, Sunan Abî Dâwud, (Beirut: Dâr al-Kitâb al-‘Arabî, ]t.th.[), Juz 3, h. 330, hadits 3594 ]selanjutnya disebut Abû Dâwud[
dan berkata”segala puji bagi Allah yang telah menyesuaikan pendapat antara
utusan Rasulullah dengan sesuatu yang diredhoi Rasulullah tersebut”.
Dari dua hadist ini dapat dipahami bahwa segala kegiatan yang
dilakukan oleh seorang muslim mestilah harus berdasarkan Al-Quran dan
Sunnah. Mereka akan terhindar dari kesesatan jika beranjak dari kedua
sumber hukum ini. Demikian juga dengan kegiatan konseling. Ketika
seorang konselor memberikan layanan kepada kliennya mereka harus bisa
mencarikan solusi yang tepat. Maka agar solusi yang mereka berikan itu
tepat dan benar, haruslah berdasarkan nilai-nilai yang sesuai dengan al-
Quran dan Sunnah.
Sedangkan riwayat Muadz ibn jabal di atas mengisyaratkan bahwa
ketika seorang konselor ingin mencarikan solusi atas berbagai masalah
yang dihadapi klien, ia dapat mencarikan solusi dari beberapa sumber
diantaranya:
a) Al-Quran, sebagaimana dimaklumi bahwa salah satu fungsi pokok al-
Quran adalah sebagai petunjuk bagi manusia
b) Dari Sunnah Rasulullah. Karena bagaimanapun posisi rasulullah
dihadapan para sahabatnya tidak hanya sebagai seorang imam di dalam
masalah ibadah saja namun juga di dalam urusan kemaslahatan dunia.
Dan termasuk juga beliau dijadikan oleh para sahabat sebagai tempat
bertanya ketika mereka menghadapi berbagai persoalan.
c) Dari ijtihad, yaitu hasil ta’aqqul seorang konselor dengan
memperhatikan factor-faktor lingkungan yang pernah dialaminya
selama ini.
3. Berorientasi pada keseimbangan hidup dunia dan akhirat
: فتذاكروا سلم و عليه الله صلى النبي عند كنا قال عنه الله رضي المستورد عن
فيها : و الصالة فيها و العمل فيها لآلخرة بالغ الدنيا إنما بعضهم فقال اآلخرة و الدنيا
الله : رسول فقال الله شاء ما قالوا و الجنة فيها اآلخرة منهم طائفة قالت و الزكاة
: فأدخل اليم إلى أحدكم يمشي كما إال اآلخرة في الدنيا ما سلم و عليه الله صلى
الدنيا فهي منه خرج فما فيه الحاكم] .إصبعه رواه
( hadist yang diriwayatkan) dari almasturid ra. Beliau berkata:kami berada
bersama rasulullah SAW dan bercerita-cerita tentang dunia dan akhirat.
Sebagian diantara kami berkata:”sesungguhnya dunia mengantarkan kepada
tujuan akhirat, disana kita beramal, shalat, membayar zakat”. Sedangkan yang
lain berkata:”di akhirat tersebut terdapat surge” sehingga mereka
berkata”Masya Allah!”maka Rasulullah SAW bersabda, “perumpamaan dunia
dibandingkan akhirat adalah seperti kalau kalian mencelupkan jari-jemari ke
dalam samudra, maka lihatlah apa yang tersisa.”
�ع�ال�ى ت �ه الل ق�و�ل { اب { �اد ه ع ب ل ج� خ�ر�� أ ي �ت ال �ه الل �ة� ز ين م� ح�ر� م�ن� �ه� ق�ل� الل ص�ل�ى Hي �ب الن و�ق�ال�
��ن اب و�ق�ال� �ة, يل م�خ و�ال� اف, ر� س� إ �ر غ�ي ف ي �ص�د�ق�وا و�ت وا ��س �ب و�ال �وا ب ر� و�اش� �وا �ل ك �م� ل و�س� �ه �ي ع�ل
�ة* يل م�خ و�� أ ف* س�ر� �ان �ت �ن اث �ك� �ت �خ�ط�أ أ م�ا �ت� ئ ش م�ا �س� �ب و�ال �ت� ئ ش م�ا �ل� ك �اس, رواه] .ع�ب
2 البخاري[
Pembahasan tentang firman Allah dan Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam
bersabda: “makanlah, minumlah, berpakaianlah, dan bersedekahlah tanpa
berlebihan dan sikap sombong.”
�j م ن� : : �وا ي �ح� ت اس� �م� ل و�س� �ه �ي ع�ل ��ه الل ص�ل�ى الله �س�ول ر� ق�ال� ق�ال� ع�ود, م�س� �ن ب الله �د ع�ب ن�
: : : . ، ذ�اك� �س� �ي ل ق�ال� �ه ل ل �و�الح�م�د ي ي �ح� ت �س� ن �ا ن إ الله س�ول� ر� �ا ي �ا �ن ق�ل ق�ال� �اء ي الح� ح�ق� الله
ح�و�ى، و�م�ا �ط�ن� و�الب و�ع�ى، و�م�ا س�� أ الر� �ح�ف�ظ� ت �ن� أ �اء ي الح� ح�ق� الله م ن� �اء� ي ح� ت س� اال �ك ن� و�ل
�ا ي �ح� ت اس� ف�ق�د� ك� ذ�ل ف�ع�ل� ف�م�ن� �ا، �ي الدHن �ة� ز ين ك� �ر� ت ة� اآلخ ر� اد� ر�� أ و�م�ن� ل�ى، و�الب �م�و�ت� ال �ر �ذ�ك �ت و�ل
. �اء ي الح� ح�ق� الله [م ن� الترمذي] رواه 3
(hadist yang diriwayatkan) dari ‘abdullah ibn mas’ud, Rasulullah SAW
bersabda” malulah terhadap Allah dengan sebenar-benarnya, beliau
berkata;”katakana kepada kami ya Rasulullah,sesungguhnya kami merasa malu
2 Abû ‘Abd Allâh Muhammad ibn Ismâ’îl ibn Ibrâhîm ibn Bardizbat ibn al-Mughîrat ibn Bardizbat al-Bukhârî, Shahîh al-Bukhârî, (Cairo: Dar al-Sya’ab, 1407 H/1987 M), Juz 18, h. 81 ]selanjutnya disebut al-Bukhârî[
3 Abû Isâ Muhammad ibn Isâ ibn Sawrat al-Turmudzî, Sunan al-Turmudzî, (Beirut: Dar al-Gharb al-Islami, 1998), Juz 4, h. 214, hadits 2458 ]selanjutnya disebut al-Turmudzî[
segala puji bagi Allah.beliau bersabda”bukan demikian, tetapi malulah terhadap
Allah dengan sebenar-benarnya, barang siapa yang malu dengan sebenar-
benarnya maka jagalah kepalanya dan apa yang didalamnya, dan jagalah
perutnya serta yang ada didalamnya, ingatlah kematian dan musibah, barang
siapa yang menghendaki akhirat hendaknya ia meninggalkan (tidak cinta)
perhiasan dunia, barang siapa berbuat demikian niscaya sikap malunya kepada
allah benar.”
Berbeda dengan bimbingan konseling secara umum, yang
cenderung memberikan solusi atas berbagai permasalahan hidup duniawi,
didalam islam dituntut agar seorang konselor tidak hanya tertuju kepada
masalah dan tujuan yang bersifat duniawi semata, melainkan juga
berorientasi kepada akhirat. Karena bagaimanapun kehidupan akhirat
dimata rasulullah jauh lebih penting dari kehidupan dunia. Sebagaimana
perbandingan yang diberikan Rasulullah SAW bahwa perbandingan dunia
dengan akhirat adalah seperti seseorang mencelupkan jarinya kedalam
lautan, yang kemudian ia menariknya, sehingga air yang tinggal di
jemarinya tersebut adalah pengibaratan dunia, sedangkan air yang ada di
lautan adalah gambaran begitu utamanya akhirat tersebut.
Maka seorang konselor yang bijak adalah ia yang dapat
memberikan perhatian yang besar terhadap permasalahan duniawi seorang
klien, dengan tetap mempertimbangkan hal-hal yang bersifat eskatologis
(keakhiratan). Bahkan tepatnya ia lebih memprioritaskan hal yang terakhir
ini.
Diantara salah satu sikap yang memperhatikan keseimbangan antara
dunia dan akhirat adalah seperti yang digambarkan di dalam hadist riwayat
imam al-Bukhari di atas yaitu:
a. Kebolehan untuk memenuhi kebutuhan konsumtif (makan, minum, dan
berpakaian) namun tetap menyisakannya untuk sedekah.
b. Pemenuhan kebutuhan itu dilakukan dengan tidak berlebihan dan tidak
pula bersedekah atas dasar kebanggaan (diiringi rasa sombong).
Semangat hadist di atas juga sejalan dengan hadist riwayat imam al-
Tarmidzi dari ibn mas’ud sesudahnya, yaitu jika pada riwayat al-Bukhari
diperintahkan untuk memenuhi kebutuhan dengan tidak boleh berlebihan,
maka dalam riwayat ini diungkapkan agar manusia menjaga apa yang ia
makan dan selalu mengingat kematian, karena mereka yang ingat
kematianlah yang bisa memenuhi kebutuhan secara benar dan terhindar
dari dosa yang akan merugikan kehidupan akhirat.
4. Membahas masalah pahala dan dosa
- عليه الله صلى �ه الل س�ول� ر� ��ل�ت أ س� ق�ال� �ص�ار ى� ن� األ م�ع�ان� س� �ن ب �و�اس الن ع�ن
« ص�د�ر ك�- ف ى ح�اك� م�ا ��م ث و�اإل ل�ق ��خ ال �ن ح�س� Hر �ب ال ف�ق�ال� �م ث و�اإل ر� �ب ال ع�ن وسلم
.» ��اس الن �ه �ي ع�ل ع� �ط�ل ي �ن� أ �ر ه�ت� مسلم] و�ك رواه
( hadist yang diriwayatkan) dari nawas bin sam’an al-Ansyari ra. Saya bertanya
kepada Rasulullah SAW tentang kebaikan dan dosa. Maka beliau
bersabda,”kebaikan adalah akhlak yang baik, sedangkan dosa adalah segala hal
yang mengusik jiwamu dan engkau tidak suka jika orang lain melihatnya.”
- - ع�ن وسلم عليه الله صلى �ه الل س�ول� ر� ��ل�ت أ س� ق�ال� �ص�ار ى� ن� األ م�ع�ان� س� �ن ب �و�اس الن ع�ن
« �ه �ي ع�ل ع� �ط�ل ي �ن� أ �ر ه�ت� و�ك ص�د�ر ك� ف ى ح�اك� م�ا ��م ث و�اإل ل�ق ��خ ال �ن ح�س� Hر �ب ال ف�ق�ال� �م ث و�اإل ر� �ب ال
.» ��اس مسلم] الن رواه
(hadist yang diriwayatkan) dari khaulah al-Ansyari ra beliau berkata:”saya
mendengar Rasulullah SAW bersabda:”sesungguhnya seorang laki-laki yang
tertuju pada harta yang bukan haknya, maka baginya neraka di hari kiamat.
ق�ال� ��ه ع�ن ��ه الل ض ي� ر� ة� �ر� ي ه�ر� ي ب� أ ان ي ع�ن� الز� ي ن �ز� ي ال� �م� ل و�س� �ه �ي ع�ل ��ه الل ص�ل�ى Hي �ب الن ق�ال�
�ر ق �س� ي ح ين� �ر ق �س� ي و�ال� م�ؤ�م ن* و�ه�و� �ب ر� �ش� ي ح ين� �خ�م�ر� ال �ب ر� �ش� ي و�ال� م�ؤ�م ن* و�ه�و� ي ن �ز� ي ح ين�
م�ؤ�م ن* و�ه�و� �ه�ا �ه ب �ت �ن ي ح ين� ه�م� �ص�ار� ب� أ ف يه�ا �ه �ي ل إ ��اس الن �ف�ع �ر� ي Pة� �ه�ب ن ��ه ب �ت �ن ي و�ال� م�ؤ�م ن* رواه]و�ه�و�
البخاري[
(hadist yang diriwayatkan) dari abu hurairah, Rasulullah SAW
bersabda,”seorang pezina yang akan berzina tak akan jadi berzina ketika dalam
keadaan beriman. Seorang peminum khamar yang akan meminum khamar tak
akan jadi meminumnya ketika dia dalam keadaan beriman. Seorang pencuri yang
akan mencuri tak akan jadi mencuri ketika dalam keadaan beriman. Tidaklah
seorang perampas melakukan perampasan, dimana orang-orang melihatnya
sebagai orang yang mulia ketika dia merampas sedangkan dia dalam keadaan
mukmin.”
Jika dalam konseling secara umum seorang konselor berusaha
membentuk karakter seorang klien agar sesuai dengan nilai yang
diharapkan adalah dengan cara mengungkapkan konsekwensi atas
pekerjaan yang mereka lakukan, baik berupa manfaat maupun kerugian,
maka di dalam islam dapat diarahkan dengan mengungkapkan pahala dan
dosa.
D. Kesimpulan
Dari pembahasan singkat mengenai hadis-hadis tentang karakteristik
bimbingan konseling di atas dapat kami simpulkan sebagai berikut:
1. Bahwa hakikat konseling bagi seorang konselor adalah salah satu wujud
sedekah atau ibadah
2. Sesuatu yang dapat dijadikan dasar dari kegiatan konseling bagi
seorang konselor dalam memberikan solusi pada klien adalah dengan
berpedoman kepada al,quran dan sunnah.
3. Tujuan konseling menurut hadis nabi tidak hannya menyelesaikan
masalah duniawi klien, namun juga masalah akhiratnya.
4. Untuk memberikan motifasi kepada klien dapat dengan menjelaskan
konsekuensi logis dari setiap amalan, baik pahala maupun dosa.
5. Sasaran konseling adalah semua mereka yang membutuhkan, dengan
tidak membedakan antara sesuatu dengan yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, H. M.,Pokok-Pokok pikiran tentang Bimbingandan penyuluh agama di
sekolah dan luar sekolah, Jakarta:Bulan Bintang, 1979
AL-azdiy, Abu dawud sulaiman ibn As’asy al-Sijistani, sunan Abiy Dawud
Beirut:Dar al-kutub al-Arabiy
Barja, Abubakar, Psikologi konseling dan teknik konseling Sebagai Cara
Menyelesaikan Masalah Psikologis, Pribad, orang lain dan kelompok, Jakarta:
Studi Press, 2004.
Al- Bihkhariy, Muhammad ibn Isma’il ibn Ibrahim ibn Bardizbah al-Ju’fiy. Al-
Jami’ al-shahih al-Mukhtashar min Haddist Rasul Allah’ Alahi wa Sallam,
Beirut:Dar ibn Katsir, 1987