HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH...

68
HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAM KITAB TA’WIL MUKHTALIFUL HADIS Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Theologi Islam (S.Th.I) Oleh Fiqri Auliya Ilhamny NIM : 107034001713 JURUSAN TAFSIR-HADIS FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 M / 2014 H

Transcript of HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH...

Page 1: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAM

KITAB TA’WIL MUKHTALIFUL HADIS

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Theologi Islam (S.Th.I)

Oleh

Fiqri Auliya Ilhamny

NIM : 107034001713

JURUSAN TAFSIR-HADIS

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1435 M / 2014 H

Page 2: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-
Page 3: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-
Page 4: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

INSPIRASI UNTUK SEORANG KAWAN

Walaupun kita gagal, ingatlah mimpi itu indah.

“ Sudently, we can get what we want, but not what we need”

“when we never try, we never know”

“ Mimpi dan kenyataan mungkin jarang bersatu, tapi selalu ada peluang meraih dan

menggapainya ”

“barang siapa mengerjakan kebaikan dzarrahpun, niscaya dia akan meliha (balasan)Nya

*az-zalzalah ayat 7*”

*Fiqri Ilhamny

(Mahasiswa TH ’07)

NB :Skripsi ini saya persembahkan khusus kepada teman-teman TH angkatan 2007 yang

tidak dapat menyelesaikan masa studi S1 di UIN Jakarta.

Page 5: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya pemulis

mampu menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan

kepada Nabi Muhammad saw, yang begitu berjasa dalam mencurahkan kebaikan kepada

seluruh manusia.

Dalam proses penulisan skripsi ini penulis merasakan tantangan dan halangan

yang begitu berat. Di sela-sela kesibukan penulis dalam bekerja, penulis harus

menyempatkan diri mencari buku-buku referensi serta mengetik hasil temuan tersebut

dengan harapan dapat segera menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Sebagai karya tulis hamba yang dha’if, tentunya di dalam penelitian ini masih

terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, ada kemungkinan ditemukan bagi mereka

yang ingin menelaahnya dengan lebih teliti. Segala kesalahan tersebut tidak lain adalah

sebuah keterbatasan pengetahuan penulis di dalam melakukan penelitian ini.

Bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak serta kritikan, sangat berharga dalam

penyusunan tugas akhir ini. Maka, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan

terima kasih kepada:

1. Segenap civitas akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; Prof. Dr. Komaruddin

Hidayat (Rektor), Prof. Dr. Masri Mansoer MA, (Dekan Fakultas Ushuluddin), Prof.

Dr. M. Ikhsan Tanggok, M.Si (Pembantu Dekan Bidang Akademik), Dr. M.

Suryadinata, M.Ag (Pembantu Dekan Bidang Administrasi Umum), Dr. Faizah Ali

Syibromalisi, MA (Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan), Dr. Lilik Ummi

Kaltsum, M.A (Ketuan Jurusan Tafsir-Hadis), Jauhar Azizy, MA (Sekretaris Jurusan

Tafsir-Hadis)

2. Dr. M Isa HA Salam, MA Selaku pembimbing yang telah dengan sabar dan tidak

bosan-bosannya membantu, membimbing dan mengarahkan serta menasehati penulis

dalam penulisan skripsi ini, semoga beliau selalu diberi perlindungan dan kesehatan

oleh Allah SWT (Amin).

3. Segenap dosen Fakultas Ushuluddin, Khususnya dosen-dosen di Jurusan Tafsir-

Hadis yang telah banyak berbagi ilmu kepada penulis, dari semenjak penulis masuk

di Fakultas Ushuluddin sampai saat ini, sehingga berkat jasa beliau-beliaulah penulis

mendapatkan berbagai pengetahuan, semoga Allah SWT selalu melindungi beliau-

beliau semua (Amin).

Page 6: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

4. Kedua orang tua (H. Abdullah Cholil dan Zumrotun Nisa)yang selalu memberikan

dukungan, semangat, motivasi kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi

ini, serta senantiasa menghembuskan nafas untuk mendoakan penulis agar kelak

menjadi manusia yang sukses serta bermanfaat bagi banyak orang. Semoga Allah

SWT selalu memberikan rahmat, hidayah, perlindungan dan kesehatan kepada

mereka (Amin).

5. Kakak dan adik penulis (Mas Iqbal, Mbak Nining, Mas Meni, Mbak Nining, Ida

Zuraida dan Malik) yang sudah banyak berkorban membantu penulis mengeluarkan

sebagian penghasilannya dalam menyelesaian skripsi ini, semoga Allah SWT

melancarkan dan memberikan keberkahan atas rejekinya (Amin)

6. Teman-teman penulis di Jurusan Tafsir Hadis angkatan 2007: Mustar, Mi’roji,

Husnul Aqib, Fiqri Aulia Ilhamny, Daud Catur Wicaksono, Irwan Muhibbudin,

Muhammad Rusli, Arfan Akbar, Muhammad Berbudi, Muhammad Badrul Munir,

Ismail Amir, Syaifuddin, Dian Kusnadi, Uchil, Redhitya Bagus, dan kepada teman-

teman lain yang penulis tidak bisa cantumkan namanya satu persatu dalam kata

pengantar ini, semoga Allah SWT melindungi mereka semua dimanapun berada

(Amin).

7. Kepada teman-teman KKN 46 tahun 2010, yang selalu memberikan semangat,

semangat dan semangat pada penulis.

8. Akhirnya, harapan penulis, semoga segala aktivitas yang kita kerjakan selalu diberi

kemudahan dan menjadi nilai ibadah di sisi-Nya. Sekali lagi dari lubuk hati yang

paling dalam penulis haturkan banyak terimakasih yang sebesar-besarnya.

Jakarta, 28 September 2014

Penulis

Page 7: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Fiqri Auliya Ilhamny

Tempat/ Tanggal Lahir : Surabaya, 12 Juni 1987

NIM : 107034001713

Jurusan : Tafsir Hadis

Judul Skripsi : “Hadis Kemiskinan Menurut Ibnu Qutaibah Dalam Kitab

Ta’wil Mukhtalif al-Hadis)”.

Dosen Pembimbing : Dr. M. Isa HA Salam, MA

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya sendiri yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu (S1) di Fakultas Ushuluddin

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Ushuluddin UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya, maka saya

bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Ushuluddin UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 28 September 2014

Fiqri Auliya Ilhamny

Page 8: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

vii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………....................... iii

DAFTAR ISI …………………………………………………….... vii

PEDOMAN TRANSLITERASI …..…………………………............. ix

BAB I PENDAHULUAN ......…………………………….......... 1

A. Latar Belakang Masalah ……………………..... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............ 5

C. Tujuan Penelitian ………………………………... 5

D. Tinjauan Pustaka ………………………………... 6

E. Metodologi Penelitian ……..…………..………….... 7

F. Sistematika Penulisan ……………………...…..…..... 8

BAB II IBNU QUTAIBAH DAN KITAB TA'WIL MUKHTALIFUL HADIS

A. Riwayat Hidup ............................................... 9

1. Biografi Ibnu Qutaibah ....................... 9

2. Karya-karyanya .............................................. 11

B. Mengenal Kitab Ta'wil Mukhtaliful Hadis ............ 13

1. Latar Belakang Penulisan Kitab ......................... 13

2. Metode Penyelesaian Kitab Ta’wil Mukhtaliful Hadis.. 17

a. Penyelesaian Antara Hadis Dengan Hadis .... 18

b. Penyelesaian Antara Hadis Dengan Al-Quran .. 20

c. Penyelesaian Hadis Yang Tidak Sejalan Dengan Akal 22

d. Penyelesaian Hadis Mutasyabihat .............. 24

BAB III PANDANGAN UMUM TENTANG KEMISKINAN ....... 27

A. Pengertian Kemiskinan Dan Indikator ......................... 27

1. Prespektif Islam ....................................... 28

2. Prespektif Sosial ....................................... 31

B. Faktor-Faktor yang Membentuk Kemiskinan ............ 32

1. Faktor Kondisi Alam ....................................... 32

2. Faktor Kultular ....................................... 34

3. Faktor Struktural ....................................... 35

Page 9: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

viii

C. Kondisi dan Wajah Kemiskinan Masyarakat ............... 38

BAB IV Analisis Hadis Kemiskinan ......................................................... 41

A. Hadis Kemiskinan ………..................................... 41

1. Meneliti Kandungan Matan Dengan Hadis............. 43

2. Meneliti Kandungan Matan Dengan Al-Qur’an ......... 45

3.Wasiat Nabi Mencintai Orang Miskin ............. 46

4. Pendapat Ulama Tentang Do’a Miskin ................... 50

B. Analisis Ibnu Qutaibah tentang Hadis Kemiskinan … 51

BAB V PENUTUP……………………………………………....... 54

A. Kesimpulan………………………………............. 54

B. Saran…………………………………………….... 55

DAFTAR PUSTAKA……………………..………………………........... 56

Page 10: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

ix

PEDOMAN TRANSLITERASI

A. Konsonan

Huruf

Arab

Huruf Latin Huruf Arab Huruf Latin

t ط B ب

z ظ T ت

‘ ع Ts ث

gh غ J ج

f ف H ح

q ق Kh خ

k ك D د

l ل Dz ذ

m م R ر

n ن Z ز

w و S س

h هـ Sy ش

` ء S ص

y ي D ض

B. Vokal

Vokal Tunggal : ....... = a ...... = i ...... = u

Vokal Panjang : ....... = â ...... = î ...... = û

Vokal Rangkap : ....... = ai ...... = au

C. Alif Lam (al)

Alif lam ta’rîf (ال) dalam lafadz atau kalimat, baik yang bersambung

dengan huruf qamariyyah maupun syamsiyyah ditulis dengan huruf kecil (al), dan

diikuti dengan kata penghubung ” – “. Namun, jika terletak diawal kalimat, maka

ia ditulis dengan huruf besar (Al). Contoh:

Page 11: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

x

1. Al ditulis dengan huruf kecil

- al-Qur’an = seperti, “sebagai mana disebutkan dalam al-Qur’an”

- al-Baihaqî = seperti, “menurut al-Baihaqi, bahwasannya…”

2. Al ditulis dengan huruf besar

- Al-Baihaqi = seperti, “Al-Baihaqi menyatakan bahwa….”

- Al-Bukhari = seperti, “Al-Bukhari, didalam kitabnya menegaskan…”

D. Singkatan

SWT = Subhânahu wa ta’âlâ H = Hijriyah

as = ‘Alaih al-salâm ra = Radiya Allâh ‘anhu

M = Masehi w = Wafat

Q.S = al-Qur’ân; surat h = Halaman

saw = Sholla Allahu ‘alaih wa sallam

Page 12: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemiskinan merupakan fenomena sosial yang bersifat umum.

Fenomena itu terdapat pada berbagai lapisan masyarakat di Indonesia,1 baik

yang mayoritas penduduknya beragama Islam, maupun yang mayoritas

penduduknya beragama non Islam, yaitu Hindu, Kristen, dan kepercayaan lokal.

Fenomena seperti itu juga terdapat pula pada banyak masyarakat di negara lain.

Dengan demikian kemiskinan bukan merupakan fenomena yang bersifat khusus

pada masyarakat dengan latar belakang tertentu dari segi Suku, Bangsa dan

Agama.

Menurut Parsudi Suparlan, kemiskinan bukanlah suatu yang terwujud

sendiri, terlepas dari aspek-aspek lainnya, tetapi terwujud sebagai hasil interaksi

antara berbagai aspek yang ada dalam kehidupan manusia. Aspek-aspek yang

utama adalah sosial dan ekonomi.2 Pendapat ini agaknya sejalan dengan

ungkapan Anwar Nasution yang menyatakan, bahwa keterbelakangan ekonomi

suatu negara atau masyarakat tidak hanya dipengaruhi oleh Agama,

kepercayaan, sikap hidup dan adat istiadat, tetapi juga dipengaruhi oleh

variabel-variabel lain3. Kedua pendapat ini mengakui bahwa kemiskinan

ditimbulkan oleh berbagai faktor.

1 Pada tahun 1990, terdapat 22,7 juta jiwa rakyat indonesia berada dibawah garis kemiskinan

(15,08% dari total penduduk). Lihat Biro Pusat Statistik, kemiskinan dan Pemerataan Pendapatan

di Indonesia 1976-1990 (Jakarta: BPS, 1991), hal. 19 2 Parsudi Suparlan, “Kemiskinan”, dalam A.W. Widjaja (ed), Manusia Indonesia Individu,

Keluarga, dan Masyarakat (Jakarta: Akademika Pressindo, 1986), hal.29 3 Anwar Nasution, “Bahasan”, dalam Sri Edi Swarsono, et al. (ads), Sekitar Kemiskinan Dan

Keadilan Dari Cendikiawan Kita Tentang Islam (Jakarta: UI Press, 1987), hal. 167

Page 13: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

2

Kemiskinan sebagai fenomena sosial telah berlangsung lama.

Setidaknya, dapat dikatakan bahwa fenomena demikian itu sudah ada pada

masa al-Qur’ân diturunkan. Ini mengandung arti bahwa banyak masyarakat

yang bergelut dengan kemiskinan dalam jangka waktu yang lama. Ini dapat

pula berarti bahwa banyak warga masyarakat, secara individual atau

berkelompok, gagal mengatasi kemiskinan sebagai suatu hal yang tidak mereka

kehendaki.

Kemiskinan tidak dikehendaki oleh semua orang, sebab dalam kondisi

seperti ini mereka dalam keadaan serba kekurangan, tidak mampu mewujudkan

berbagai kebutuhan utamanya di dalam kehidupannya, terutama dari segi

material. Akibat dari ketidakmampuan di bidang material, orang miskin

mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan gizinya, memperoleh

pendidikan, modal kerja dan sejumlah kebutuhan utama lainnya. Akibat lain

yang mungkin timbul diantara mereka, antara lain, kurangnya harga diri,

moralitas yang rendah dan kurangnya kesadaran beragama.

Islam sangat memperhatikan fenomena kemiskinan, yang tergambar

dalam teks qurani maupun hadist

.

Artinya : Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu

(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari

(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana

Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di

(muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat

kerusakan.

Page 14: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

3

Akan tetapi di antara sekian banyak hadis ataupun do’a-do’a yang Nabi

Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diajarkan kepada umatnya, ada doa yang

sedikit mengganjal. yaitu:

اللهم أحيني مسكينا، وأميتني مسكينا، واحشرني في زمرة المساكين Artinya : Ya Allah ! Hidupkanlah aku dalam keadaan miskin, dan

matikanlah aku dalam keadaan miskin, dan kumpulkanlah aku (pada hari

kiamat) di dalam rombongan orang-orang miskin”.4

Disisi lain, seluruh umat Islam telah sepakat bahwa hadits merupakan

salah satu sumber ajaran Islam. Seharusnya telah memberikan solusi-solusi

tentang wacana-wacana yang telah terjadi, karena hadis menempati kedudukan

kedua setelah Al-Qur`an. Keharusan mengikuti hadis bagi umat Islam baik

yang berupa perintah maupun larangannya, sama halnya dengan kewajiban

mengikuti Al-Qur`an.

Hal ini karena, hadis merupakan mubayyin bagi Al-Qur`an, yang

karenanya siapapun tidak bisa memahami Al-Qur`an tanpa memahami dan

menguasai hadis. Begitu pula halnya menggunakan hadis tanpa Al-Qur`an.

Karena Al-qur`an merupakan dasar hukum pertama, yang di dalamnya berisi

garis besar syari`at. Dengan demikian, antara hadis dengan Al-Qur`an memiliki

kaitan erat, yang untuk mengimami dan mengamalkannya tidak bisa

terpisahkan atau berjalan dengan sendiri.5

Perlu kita tekankan kembali bahwa hadis mempunyai kedudukan yang

begitu penting dalam Islam, sehingga Tuhan sendiri perlu menjelaskan posisi

Nabi -sebagai sumber hadis- dalam Islam. Oleh karena itu bagi kita sebagai

4 Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah. Juz 2 halaman 1381 no

5 Ahmad Hanafi, Pengantar dan Sejarah Hukum Islam Jakarta: Bulan Bintang,1989

Page 15: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

4

umat Islam, kiranya juga perlu mengetahui fungsi hadis tersebut dalam

kehidupan kita sehar-hari, termasuk fungsi utama hadis terhadap sumber

pertama Islam yakni al-Quran. Karena kita yakin bahwa dengan mengetahui

fungsi hadis tersebut, kita akan lebih dapat mengenal hadis dan lebih mantap

dalam mengkaji dan sekaligus mengamalkannya.6

Secara umum bahwa fungsi hadis bagi umat Islam ialah sebagai

pedoman dan arah dalam menjalani kehidupan di dunia ini, karena hadis itu

memberikan arahan yang berupa prinsip-prinsip yang harus ditegakkan, baik

dalam kaitannya dengan persoalan ibadah maupun bermuamalah dengan

sesama manusia. Disamping itu hadis juga memberikan berbagai ketentuan

yang cukup rinci, khususnya berkaitan dengan persoalan ibadah, seperti shalat,

zakat, dan lainnya. Jadi setiap muslim yang mengaku beriman, sesungguhnya

ia harus menjadikan hadis Nabi sebagai tuntunan dalam segala aktifitasnya,

tentu saja disamping al-Quran yang menjadi prioritas utama.7

Dalam hal ini perlu adanya pemahaman yang harus dijabarkan kembali

secara detail tentang bagaimana agama Islam melalui sumber hukumnya yang

kedua yakni hadis Nabi Muhammad SAW, memberikan pemahaman tentang

hakikat dari sebuah kemiskinan. Untuk menuju hal tersebut pada skripsi ini

akan menjelaskan lebih spesifik lagi melalui pendapat Ibnu Qutaibah di dalam

Kitab Ta’wil Mukhtalif Hadis. Karena didalam buku ini men-syarah tentang arti

miskin yang terdapat dalam hadis nabi.

6 Utang Ranuwijaya,Ilmu Hadis, Jakarta : Gaya Media Pratama,1996

7 Munzier Saputra,ilmu HadisJakarta PT RajaGrafindo Persada:1993.

Page 16: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

5

Dengan latar belakang pemikiran di atas, maka masalah pokok yang

dibahas adalah Hadis Kemiskinan Menurut Ibnu Qutaibah Dalam Kitab

Ta’wil Mukhtalif al-Hadis.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Untuk memperjelas dan menghindari pembahasan yang tidak mengarah

pada maksud dan tujuan penulisan skripsi ini, maka penulis akan

membatasi permasalahan dengan menitik beratkan kepada pensyarahan

Ibnu Qutaibah dalam Kitab Ta’wil Mukhtalif Hadis dalam hadis “

Allahumma ahyinii miskinan, wa amitnii miskinan, wahsyurnii fi jumratil

masaakiin”

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan

permasalahannya pada: Bagaimana syarah Ibnu Qutaibah tentang kemiskinan

dalam Kitab Ta’wil Mukhtalif al-Hadis?

C. Kajian Pustaka

Penulis telah menemukan beberapa skripsi yang berkaitan tentang skripsi

yang penulis bahas, yaitu :

1. Studi Kualitas Hadis Tentang Kemiskinan Mendekati Kekafiran, yang

ditulis oleh Amiludin bin Yusuf, pada tanggal 20 Februari 2008.

Namun demikian, Skripsi ini hanya membahas hadis-hadis tentang

kemiskinan, tidak mencakup keseluruhan hadis-hadis kemiskinan akan

tetapi hanya membatasi pada hadis miskin mendekati kekafiran.

Page 17: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

6

2. Telaah Interpretasi Yusuf Qardhawi terhadap Ayat-ayat Kemiskinan,

yang ditulis oleh Muhammad Aqib pada tanggal 21 Mei 2012. Skripsi

ini hanya memaparkan ayat-ayat 6 ayat al-Qur’ân dalam menjawab

masalah kemiskinan, dengan penekanan pada problem dan bahaya

kemiskinan.

3. Studi kritik sanad dan matan hadis tentang doa nabi agar dihidupkan

dalam keadan miskin dengan Kode 1936 th u tahun 2007. Skripsi ini

juga membahas hadis yang penulis kaji, akan tetapi dalam

pembahasannya lebih terfokus pada sanad, dan sedikitnya penjabaran

dari bidang matan.

Oleh karena itu skripsi yang penulis tulis ini lebih memfokuskan kepada

analisa syarah Ibnu Qutaibah, terhadap kemiskinan dengan pandangan dan

pendapat para ulama. Adapun kitab-kitab yang menjadi rujukan dalam penulisan

skripsi ini Ta’wil Mukhtaliful hadis karena didalam kitab ini menjabarkan

pendapat Ibnu Qutaibah dan kitab-kitab lainnya yang mendukung dengan

pembahasan skripsi ini seperti penjelasan hadis dari ulama hadis.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dalam bentuk penelitian, tujuan merupakan landasan utama yang

dijadikan tolok ukur. Tanpa tujuan yang jelas, maka akan simpang siurlah

pelaksanaan penelitian ini. Adapun tujuan penelitian skripsi ini adalah untuk

mengetahui bagaimana Ibnu Qutaibah menjabarkan arti kemiskinan yang dimaksud

dalam doa Nabi.

Page 18: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

7

Dan yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Memberikan inspirasi bagi kajian Islam terutama dalam kajian Hadis

yang penulis lakukan sekarang ini.

2. Sebagai syarat untuk gelar sarjana S1 pada Fakultas Ushuluddin.

E. Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah metode

penelitian kepustakaan (Library Research). Library Research adalah suatu

penelitian penyelidikan terhadap buku-buku, majalah dan bahan-bahan yang

berkaitan dengan masalah yang akan dibahas. Kemudian dari bacaan tersebut

penulis mengklarifikasikan materi dan kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan.

Kemudian dalam penulisan skripsi ini penulis mengacu kepada

metodologi deskriptis analisis, yang dalam hal ini diharapkan dapat memahami

dan memberikan gambaran yang jelas mengenai permasalahan yang terkait dengan

isi skripsi ini. Demikian juga agar penulis dapat menyusun dalam bentuk yang

sistematis sehingga nantinya dapat mengena pada inti permasalahan dan dapat

memperoleh hasil penelitian yang benar.

Adapun data primer yang penulis pakai dalam penulisan skripsi ini adalah

: Kitab Ta’lif mukhtaliful hadis sebagai kitab primer dan buku-buku lain sebagai

pendukung.

Sedangkan data sekunder merupakan sumber pendukung yang ada

relevansinya dengan pembahasan skripsi ini. Semua itu dilakukan melalui proses

pengumpulan data-data, pendapat para ulama ahli fiqih dan hadis untuk kemudian

dijadikan analisis kesimpulan akhir pada skripsi ini.

Page 19: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

8

Adapun teknik penulisan skripsi ini penulis menggunakan standar buku

pedoman penulisan skripsi yang diterbitkan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun

2007 yang dianjurkan Fakultas Ushuluddin dan juga rujukan penulisan ayat-ayat

al-Qur’ân Depag RI.

F. Sistematika Penulisan

Ada lima bab dalam skripsi ini, setiap bab terdiri dari sub-sub bab, hal ini

sebagai penjelas yang memiliki kolerasinya dengan pembahasan bab-bab tersebut.

Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah :

Bab pertama adalah pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, kajian pustaka, tujuan dan manfaat

penelitian, metodologi peneletian dan sistematika penulisan.

Bab kedua, biografi dari Ibnu Qutaibah dan sekilas tentang kitab Ta’wil

mukhtalif al-hadis.

Bab ketiga pengertian kemiskinan, yang berisi penjabaran miskin dari

prespektif islam, prespektif sosial.

Bab keempat mengkaji dari matan hadis, dan analisis Ibnu Qutaibah

tentang hadis kemiskinan didalam kitab mukhtalif al-hadis.

Bab kelima merupakan penutup yang berisikan kesimpulan dan saran-

saran.

Page 20: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

9

BAB II

IBNU QUTAIBAH DAN KARYANYA TA'WÎL MUKHTALIF AL-HADÎTS

A. Riwayat Hidup

1. Biografi Ibnu Qutaibah

Nama lengkap Ibnu Qutaibah adalah ‘Abdullah bin Muslim bin Qutaibah al-

Dainûrî al-Marwazî. Kun-yahnya adalah Abû Muhammad. Ia dinisbatkan pada al-

Dainûrî, yaitu suatu daerah di mana ia pernah menjadi hakim di sana. Sebagian ulama

berpendapat, Ibnu Qutaibah juga dinisbatkan pada al-Marwazî yang merupakan

tempat kelahiran ayahnya. Dalam beberapa literatur, ia terkadang dikenal dengan

sebutan al-Qutbâ atau al-Qutaibâ yang merupakan bentuk tashghîr (memiliki arti

kecil) dari kata Qutbah dan bentuk tunggal dari kata aqtâb yang mempunyai arti

jeroan binatang ternak. Tidak diketahui dengan jelas mengapa ia dinisbatkan pada

kata tersebut.1

Ibnu Qutaibah dilahirkan pada tahun 213 H / 828 M di Baghdad, dan ada yang

mengatakan di Kufah. Pada masa itu Baghdad merupakan ibu kota negara yang

berada di dekat bekas ibu kota Persia, Ctesiphon. Jadi dapat dikatakan bahwa pusat

pemerintahan dinasti ‘Abbâsiah berada di tengah-tengah bangsa Persia.2 Sejak saat

itu Baghdad tidak pernah sepi dari perkembangan ilmu pengetahuan dan kemunculan

ulama, sehingga kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Ibnu Qutaibah untuk

1 ‘Abd al-Qadîr Ahmad ‘Athâ, Muqaddimah al-Thab’ah al-Ûlâ, dalam ‘Abdullah bin

Muslim bin Qutaibah, Ta'wîl Mukhtalif al-Hadîts, (Beirut, Muassasah al-Kutub al-Tsaqâfiah 1988)

Cet. I, hlm. 8

2 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, ( Jakarta, RajaGrafindo Persada 1995, Cet. III)

hlm. 51

Page 21: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

10

menyerap ilmu dari beberapa ulama setempat. Tidak puas dengan apa yang beliau

dapatkan di Bahgdad, Ibnu Qutaibah pun mulai gemar melakukan perlawatan dari

satu daerah ke daerah yang lain untuk memperoleh ilmu, sebagaimana yang

dilakukan para ulama pada waktu itu. Ia mengunjungi Bashrah, Makkah, Naisabur

dan tempat-tempat lain untuk belajar berbagai macam disiplin ilmu dari para ulama

yang ada di sana. Beliau belajar hadis pada Ishâq bin Râhawaih, Abû Ishâq Ibrahim

bin Sulaimân al- Ziyâdî, Muhammad bin Ziyâd bin ‘Ubaidillâh al-Ziyâdî, Ziyâd bin

Yahyâ al- Hassânî, Abû Hâtim al-Sijistânî dan para ulama yang semasa dengan

mereka.3

Di samping mempelajari ilmu-ilmu agama, beliau juga haus akan pengetahuan

yang berkembang pesat pada waktu itu. Semangatnya yang tinggi dalam mencari

ilmu semakin membara ketika menyaksikan berbagai macam pemikiran yang

meracuni sebagian besar umat Islam, sehingga pada akhirnya beliau tumbuh

berkembang menjadi seorang ulama yang berwawasan luas, kritis terhadap

permasalahan-permasalahan sosial dan mampu mewarnai corak pemikiran keilmuan

yang berkembang pada saat itu. Beliau juga mampu memberikan solusi terhadap

problem keagamaan khususnya permasalahan yang sedang diperdebatkan oleh ulama

ahli Kalam, dengan uraian yang ilmiah dan bisa diterima oleh berbagai kalangan,

yang sebelumnya memperbincangkan sekitar permasalahan tersebut masih dianggap

tabu oleh sebagian ulama Salaf khususnya golongan Ahl al-Sunnah.4

3 Muhammad ‘Abd al-Rahîm, Al-Muqaddimah, dalam ‘Abdullah bin Muslim bin Qutaibah,

Ta'wil Mukhtalif al-hadis, Dâr al-Fikr, Beirut, 1995, hlm. 6. Muhammad Abû Zahw, Al-Hadîts Wa al-

Muhadditsûn, Dâr al-Fikr, Beirut, t.th., hlm 362 4 Joesoef Sou'yb, Sejarah Daulat Abbasiah II, (Jakarta, Bulan Bintang t.th 1996, ) hlm. 26

Page 22: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

11

Di samping itu beliau juga mampu menempatkan dirinya sejajar dengan

tokoh-tokoh ensiklopedik besar, sehingga tidak heran bila beliau menjadi rujukan

bagi Ibnu Atsîr dalam mengupas lafazh-lafazh hadis yang janggal dan sulit dipahami

dalam karyanya al-Nihâyah fî Ghorîb al-Hadîts dan ulama lain dalam permasalahan

yang sama.5

Dalam bidang fiqh, beliau senantiasa berada di barisan madzhab-madzhab

ulama yang teguh memegang sunnah yang berkembang pada waktu itu, meskipun

secara pribadi beliau mengikuti madzhab Imam Ahmad dan Imam Ishâq.6

Ibnu Qutaibah Wafat tahun 276 H pada usia 63 tahun (menggunakan

perhitungan tahun hijriyah)

2. Karya-Karya Ibnu Qutaibah

Ibnu Qutaibah adalah salah seorang ulama yang gemar menulis. Hasil

karyanya tidak kurang dari 300 buah. Beliau banyak menerima pujian dan pengakuan

dari para ulama hadis maupun ulama lainnya. Bahkan penduduk kota Maghrib

memberikan penghargaan yang tinggi kepadanya seraya mengatakan, “Barang siapa

sengaja menentang Ibnu Qutaibah maka dicurigai sebagai seorang zindiq (atheis).”

Mereka juga mengelu-elukan Ibnu Qutaibah dengan mengatakan, “Setiap rumah yang

tidak terdapat karya Ibnu Qutaibah, maka tidak ada kebaikan di dalamnya.”7

5 ‘Abd al-Qadîr Ahmad ‘Athâ, Muqaddimah al-Thab’ah al-Ûlâ, dalam ‘Abdullah bin Muslim

bin Qutaibah, Ta'wîl Mukhtalif al-Hadîts, Muassasah al-Kutub al-Tsaqâfiah, Beirut, 1988, Cet. I, hlm.

12-13 6 Muhammad Abû Zahw, Al-Hadîts Wa al-Muhadditsûn, , Beirut, Dâr al-Fikr t.th.1995, hlm

362 7 ‘Abd al-Qadîr Ahmad ‘Athâ, Muqaddimah al-Thab’ah al-Ûlâ, dalam ‘Abdullah bin Muslim

bin Qutaibah, Ta'wîl Mukhtalif al-Hadîts, Muassasah al-Kutub al-Tsaqâfiah, Beirut, 1988, Cet. I, hlm.7

Page 23: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

12

Di antara karya-karya Ibnu Qutaibah dalam berbagai disiplin ilmu

pengetahuan adalah: (1) Al-Ibil, (2) Adab al-Qâdlî, (3) Adab al-Kâtib, (4) Al-

Isytiqâq, (5) Al-Asyribah, (6) Ishlâh al-Ghalâth, (7) I’râb al-Qur'an, (8) A’lâm al-

Nubuwwah, (9) Al-Alfâzh al-Muqribah bi al-Alqâb al-Mu’ribah, (10) Al- Imâmah wa

al-Siyâsah, (11) Al-Anwâ', (12) Al-Taswiyah bain al-‘Arab wa al- ‘Ajam, (13) Jâmi’

al-Nahwî, (14) Al-Ru'yâ, (15) Al-Rajul wa al-Manzil, (16) Al-Râd ‘alâ al-Syu’ûbiyah,

(17) Al-Râd ‘ala Man Yaqûlu bi Khalq al-Qur'an, (18) Al-Syi’ru wa al-Syu’arâ, (19)

Al-Shiyâm, (20) Thabaqât al-Syu’arâ, (21) Al-Arab wa ‘Ulûmuha, (22) ‘Uyûn al-

Akhbâr, (23) Gharîb al-Hadîts, (24) Gharîb al-Qur'an, (25) Al-Faras, (26) Fadllu al-

‘Arab ‘alâ al-Ajam, (27) Al- Fiqh, (28) Al-Qirâ'ât, (29) Al-Masâ'il wa al-Ajwibah,

(30) Al-Musytabih min al-Hadîts wa al-Qur'an, (31) Musykil al-Hadîts, (32) Al-

Ma’ârif, (33) Ma’âni al-Syi’r, (34) Al-Nabât, (35) Al-Hajwu, dan karya-karya yang

lain. Seluruh hasil karya tersebut beliau ajarkan di kota kelahirannya, Baghdad. Di

antara para muridnya yang mampu menyerap pengetahuan yang diajarkan oleh Ibnu

Qutaibah adalah anaknya sendiri, Abû Ja’far bin ‘Abdillah yang pernah menjabat

sebagai Qâdli di Mesir sekitar tahun 320 H.8

Akhirnya pada usia 63 tahun bulan Rajab tahun 276 H/889 M beliau dipanggil

oleh Allah SWT. Seluruh hidupnya beliau pergunakan untuk mengembangkan

pemikiran keislaman serta memajukan bidang pendidikan dan kebudayaan. Tetapi

8 Muhammad ‘Abd al-Rahîm, Al-Muqaddimah, dalam ‘Abdullah bin Muslim bin Qutaibah,

Ta'wil Mukhtalif al-hadis, Beirut, Dâr al-Fikr 1995, hlm. 7

Page 24: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

13

perhatian yang lebih besar beliau tujukan untuk membela sunnah dan ulama ahli

hadis di hadapan musuh-musuh Islam.9

B. Mengenal Kitab Ta'wîl Mukhtalif al-Hadîts

1. Latar Belakang Penulisan Kitab

Imam Ibnu Qutaibah hidup pada masa Daulah ‘Abbâsiyah yang pusat

kekuasaannya di kota Bahgdad. Beliau hidup pada masa ‘Abbâsiyah II, yaitu masa

Khalifah al-Mutawakkil sejak tahun 232 H/847 M. Pada masa ini keadaan politik dan

militer mulai mengalami kemerosotan, namun dalam bidang ilmu pengetahuan

semakin mengalami kemajuan, tidak terkecuali dalam bidang hadis. Keadaan itu

antara lain karena negara-negara bagian dari kerajaan Islam berlomba-lomba dalam

memberi penghargaan atau kedudukan terhormat kepada para ulama dan para

pujangga.10

Seiring dengan bertambah majunya ilmu pengetahuan, banyak pula

bermunculan gerakan-gerakan politik yang berselimutkan agama, sebagai kelanjutan

dari masa sebelumnya, baik yang mendukung pemerintah maupun yang melakukan

oposisi, seperti revolusi Khawarij di Afrika Utara, gerakan Zindik di Persia, gerakan

Syi’ah, Murji'ah, Ahl al-Sunnah dan Mu’tazilah.11

Akan tetapi perkembangan

pemikirannya masih terbatas. Teologi rasional Mu’tazilah mulai berkembang di ujung

pemerintahan Bani Umayyah. Namun pemikirannya yang lebih kompleks dan

9 Muhammad Abû Zahw, Al-Hadîts Wa al-Muhadditsûn, Beirut, Dâr al-Fikr t.th.1995, hlm

363 10

A. Hasjmy, Pengantar Sejarah Kebudayaan Islam, Banda Aceh, Badri Yatim 1973, Bagian

I, hlm.190., op. cit., hlm. 53 11

A. Hasjmy, Pengantar Sejarah Kebudayaan Islam, ( Banda Aceh, Badri Yatim 1973) hlm.

199.

Page 25: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

14

sempurna baru dirumuskan pada masa pemerintahan Bani ‘Abbas periode pertama,

yaitu sekitar awal abad ke-9 Masehi setelah terjadi kontak dengan pemikiran Yunani.

Tokoh perumus pemikiran Mu’tazilah yang terbesar adalah Abû al-Hudzail al-‘Allâf

(135-235 H/752-849 M) dan al-Nazhâm (185-221 H/801-835 M).12

Pada periode ini, bahkan sejak abad ke-2 Hijriah, telah lahir para mujtahid di

bidang ilmu fiqh dan ilmu kalam. Kemajuan ilmu pengetahuan Islam pun sangat

pesat. Pada masa ini pula bentrokan pendapat telah mulai memanas baik antar

madzhab fiqh maupun antar madzhab ilmu Kalam. Ulama ahli hadis pada masa ini

juga menghadapi tantangan dari madzhab ilmu Kalam khususnya kaum Mu’tazilah.

Ketegangan ini semakin memuncak ketika kaum Mu’tazilah mendapat angin segar

dari penguasa pada waktu itu yaitu ketika pemerintahan dipegang oleh Khalifah al-

Ma'mûn (wafat 218 H/833 M) yang dengan tegas mendukung pendapat-pendapat

Mu’tazilah. Pada masa ini ulama fiqh dan ulama hadis menghadapi ujian yang sangat

berat terutama ketika dipaksa oleh para penguasa untuk mengikuti paham Mu’tazilah,

khususnya tentang kemakhlukan al-Qur'an.Keadaan yang sangat tidak

menguntungkan bagi ulama hadis ini tetap berlanjut pada masa Khalifah al-

Mu’tashim (wafat 227 H/842 M) dan al- Watsîq (wafat 232 H/846 M). Barulah pada

waktu Khalifah al-Mutawakkil mulai memerintah (232 H/846 M), ulama hadis mulai

mendapat kelonggaran, sebab khalifah ini memiliki kepedulian terhadap sunnah.13

12

A. Hasjmy, Pengantar Sejarah Kebudayaan Islam, ( Banda Aceh, Badri Yatim 1973) hlm.

57 13

Muhammad Abû Zahrah, Aliran Politik dan Aqidah dalam Islam, , Jakarta, Logos 1996,

Cet. I, hlm. 158

Page 26: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

15

Keadaan tersebut sangat berpengaruh sekali terhadap perkembangan hadis.

Pada masa ini hadis-hadis Nabi semakin tersebar luas ke berbagai wilayah. Sementara

itu golongan-golongan yang memusuhi ulama hadis semakin gencar memperuncing

permusuhan, akibatnya pemalsuan hadis dengan motivasi yang berbeda-beda pun

kian merajalela. Di samping itu mereka juga meragukan validitas metodologi yang

dipakai oleh ulama hadis dalam mengkodifikasikan sunnah, sehingga berakibat

lahirnya sikap pengingkaran terhadap sunnah.14

Lebih jauh sebelum itu, mereka juga meragukan kejujuran para sahabat Nabi

semenjak terjadinya fitnah pada masa ‘Ali bin Abî Thâlib. Mereka mencerca sebagian

besar tokoh-tokoh sahabat dan menuduh mereka berbuat bohong, bodoh dan munafik.

Penilaian ini membuat musuh-musuh Islam menolak hadis-hadis yang diriwayatkan

dari para sahabat tersebut. Selain itu mereka juga mengingkari kehujjahan qiyas,

ijma’ dan kepastian hadis mutawattir, sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian

kaum Mu’tazilah. Pendirian golongan ini mengenai sunnah yang ekstrim dan

menyalahi akidah umumnya kaum muslimin itu berpengaruh besar terhadap

pertentangan antara tokoh-tokoh mereka dengan para ulama hadis serta membawa

mereka kepada sikap saling menuduh. Mereka menuduh ulama hadis sebagai

pembawa kebohongan, kepalsuan dan pengumpul berita tanpa memahami apa isi

berita itu. Sementara itu ulama hadis menuduh mereka sebagai fasik, jahat, pembuat

14

Mushthafâ al-Sibâ’i, Sunnah Dan Peranannya Dalam Penetapan Syari’at Islam, Terj. Nur

kholish Madjid, (Jakarta, Pustaka Firdaus 1991) Cet. I, hlm. 116

Page 27: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

16

bid’ah dalam agama dan mendominasi pendapat sendiri (al-ra'yu) yang Allah tidak

memberinya otoritas mutlak.15

Serangan-serangan musuh Islam tersebut ternyata mampu mengguncang

pendirian umat Islam pada waktu itu, sehingga mereka terjerumus ke dalam jurang

perselisihan dan mengklaim kebenaran hanya berada di pihak mereka. Akibat dari

perpecahan ini, umat Islam terbagi menjadi beberapa golongan. Di antara mereka ada

yang masih memegang teguh dan mengedepankan urusan akhirat. Ada yang

berpenampilan ulama, namun materialistis. Ada juga cendekiawan yang berilmu, tapi

tidak bertaqwa. Ada yang hanya ikut-ikutan dan ada pula yang tidak tahu menahu.

Masing-masing golongan mempunyai pendirian yang tidak mau dikalahkan oleh yang

lain. Masing-masing juga mempunyai hujjah sendiri-sendiri baik dari al-Qur'an,

sunnah maupun ijtihad untuk menjatuhkan lawan-lawan mereka.16

Peristiwa ini semakin lama semakin memanas hingga akhirnya lahirlah

ulama-ulama hadis yang teguh pendiriannya dan berusaha semaksimal mungkin

melalui pendapat dan karya-karyanya untuk membela kebenaran dan membersihkan

tuduhan-tuduhan hina yang ditujukan pada sunnah Nabi maupun para ahli hadis.17

Sebagai seorang ulama yang santun, berilmu tinggi dan berwawasan yang

luas, Ibnu Qutaibah merasa terpanggil untuk menancapkan kembali pondasi

kebenaran dan kewibawaan Islam yang telah diceraiberaikan oleh orang-orang yang

15

Mushthafâ al-Sibâ’i, Sunnah Dan Peranannya Dalam Penetapan Syari’at Islam, Terj. Nur

kholish Madjid, (Jakarta, Pustaka Firdaus 1991) Cet. I, hlm. 178 16

‘Abd al-Qadîr Ahmad ‘Athâ, Muqaddimah al-Thab’ah al-Ûlâ, dalam ‘Abdullah bin

Muslim bin Qutaibah, Ta'wîl Mukhtalif al-Hadîts, Beirut, 1988, Cet. I, hlm. 10 17

‘Abd al-Qadîr Ahmad ‘Athâ, Muqaddimah al-Thab’ah al-Ûlâ, dalam ‘Abdullah bin

Muslim bin Qutaibah, Ta'wîl Mukhtalif al-Hadîts, Beirut, 1988, Cet. I, hlm. 11

Page 28: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

17

tidak bertanggung jawab, melalui salah satu karyanya yang monumental Ta'wil

Mukhtalif al-Hadîts. Di dalam karyanya tersebut, beliau berusaha menepis anggapan

sebagian golongan yang menuduh ulama hadis telah melakukan kecerobohan, dengan

meriwayatkan hadis yang dianggap saling berlawanan maupun tidak sejalan dengan

al-Qur'an, pemahaman akal serta mengamalkan hadis-hadis yang bertentangan

dengan Kemahasucian Allah. Beliau juga memberikan jawaban sebagai solusi

pemecahan hadis-hadis tersebut berdasarkan keahlian yang beliau miliki. Sebelum

menguraikan itu, terlebih dahulu beliau menjelaskan konflik yang terjadi antara ahli

Kalam dan ahli Ra’yu (golongan rasionalis), membeberkan sikap golongan

pengingkar sunnah yang menolak kapasitas para sahabat serta mengungkapkan

argumentasi mereka terhadap al-Qur'an dan sunnah.18

2. Metode Penyelesaian Kitab Ta’wil Mukhtalif Al-Hadist

Pada dasarnya, penyelesaian yang ditempuh oleh Ibnu Qutaibah dalam

kitabnya Ta'wîl Mukhtalif al-Hadîts tidak hanya menuntaskan pertentangan antara

beberapa hadis saja. Beliau juga mengkompromikan hadis-hadis yang dinilai

berlawanan maupun tidak sejalan dengan al-Qur'an dan dalil ‘aqlî serta menjelaskan

hadis-hadis yang mengandung makna tasybîh (penyerupaan dengan sifat-sifat Allah).

Beberapa pendekatan yang digunakan Ibnu Qutaibah dalam penyelesaian

tersebut menunjukkan betapa luasnya ilmu dan wawasan beliau dalam berbagai

aspek. Inilah yang melatarbelakangi analisisnya dalam memberikan solusi terhadap

18

Muhammad Abû Zahw, Al-Hadîts Wa al-Muhadditsûn, (Beirut, Dâr al-Fikr 1995)., hlm

368

Page 29: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

18

hadis-hadis yang dianggap saling bertentangan. Namun secara spesifik, berikut akan

penulis contohkan berbagai langkah yang ditempuh Ibnu Qutaibah sebagai metode

penyelesaiannya

a. Penyelesaian Antara Hadis Dengan Hadis

Penyelesaian antara beberapa hadis yang saling bertentangan merupakan

bagian terbesar yang mendominasi isi dari kitab Ta'wîl Mukhtalif al-Hadîts dengan

berbagai macam pendekatan. Berbagai pendekatan tersebutakan dapat diketahui

setelah menelaah terlebih dahulu uraian Ibnu Qutaibah dalam contoh yang penulis

ketengahkan dalam penelitian ini.

Hadis tentang etika memakai sandal, yang dalam hal ini terdapat riwayat yang

bersumber dari Abû Hurairah sebagai berikut:

ة د اح و ل ع ي ن ف ش م ي ل ف م ك د ح أ ع س ش ع ط ق ن اا ذ ليه وسلم انه قال إ ع ى للا ل ص ي ب الن ن ع ة ر ي ر ه ي ب ا ن ع

Artinya:“Dari Abû Hurairah yang meriwayatkan dari Rasulullah SAW, beliau

bersabda,”Apabila tali sandal seseorang di antara kalian putus, maka

janganlah ia berjalan dengan satu sandal.”19

Hadis tersebut dianggap bertentangan dengan riwayat ‘Aisyah yang

mengatakan bahwa:

ش ىرسول للا صلى للا عليه وسلم ع س ش ع ط ق ا ان م ب ر ت ال ق ىر خ ل ا ح ل ص ى ي ت ح ،ة د اح الو ل ع ي الن ف ، ف م

Artinya: ‘Aisyah berkata,”Pernah (suatu ketika) tali sandal Rasulullah SAW

putus, kemudian beliau berjalan dengan satu sandal hingga beliau

memperbaikinya.”20

19

HR. Muslim dalam shahih-nya dalam masalah pakaian (69) dan (71) 20

HR. At- Tirmidzi dalam Sunan-nya dalam masalah pakaian (36)

Page 30: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

19

Dalam menemukan titik temu antara kedua hadis di atas, Ibnu Qutaibah

berusaha menyoroti setting sosial masyarakat Arab pada waktu hadis tersebut terjadi.

Beliau berangkat dari penilaian masyarakat terhadap ketentuan-ketentuan umum yang

telah berlaku di dalamnya, termasuk adat istiadat daerah setempat. Seperti yang

diuraikan oleh Ibnu Qutaibah sebagai berikut.

Seseorang akan dianggap tabu bila ia menemukan tali sandalnya telah putus,

kemudian membuangnya atau setidak-tidaknya membawa tali sandal tersebut dan

berjalan dengan satu sandal yang lain sampai menemukan gantinya. Hal ini terjadi

jika orang tersebut memakai sesuatu yang sejenis dengan sandal seperti sepatu, kaos

kaki dan sebagainya. Berbeda dengan apabila yang dipakai adalah pakaian satu steel

umpamanya, maka ia tidak dianggap tabu jika memakai salah satu bagian dari

pakaian tersebut.21

Sedangkan jika salah satu tali sandalnya putus namun orang tersebut hanya

melangkah sejauh dua sampai tiga langkah saja sampai dapat memperbaikinya, maka

hal tersebut juga tidak dianggap tabu. 22

Pertimbangan Ibnu Qutaibah tersebut bukanlah satu-satunya dasar

pemahaman beliau dalam memberikan solusi. Sebagai buktinya, beliau sengaja

memberi perbandingan dengan permasalahan lain yang memiliki kaitan erat, yang

dijadikan dalil penguat agar apa yang beliau tawarkan dalam memahami hadis-hadis

21

Muhammad ‘Abd al-Rahîm (Editor), Ta'wîl Mukhtalif al-Hadîts li al-Imâm ‘Abdillâh bin

Muslim bin Qutaibah al-Dainûrî, (Beirut, Dâr al-Fikr 1995) hlm. 98-99 22

Muhammad ‘Abd al-Rahîm (Editor), Ta'wîl Mukhtalif al-Hadîts li al-Imâm ‘Abdillâh bin

Muslim bin Qutaibah al-Dainûrî, (Beirut, Dâr al-Fikr 1995) hlm. 87

Page 31: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

20

di atas dapat diterima secara menyeluruh oleh orang lain. Dalil penguat tersebut dapat

dilihat dari pendapat Ibnu Qutaibah sebagai berikut.

Permasalahan di atas sama seperti bolehnya seseorang yang sedang shalat,

melangkah dua sampai tiga langkah menuju barisan yang ada di depannya. Tetapi

haram baginya jika berjalan, apalagi sampai melebihi tiga langkah. Ia tidak boleh

mengambil selendang yang jatuh, tidak boleh melipat pakaian apalagi melakukan

pekerjaan yang terus menerus. Ia boleh tersenyum, namun tidak boleh tertawa. Semua

itu berdasarkan pada kaidah bahwa tuntutan hukum bagi sesuatu yang sedikit

dilakukan, akan berbeda dengan yang banyak dan berulang-ulang dilakukan.23

Uraian di atas memberi gambaran bahwa metode yang digunakan Ibnu

Qutaibah dalam menyelesaikan hadis-hadis yang bertentangan tersebut berdasarkan

pada pendekatan sosiologis, yang merupakan salah satu cara memahami hadis Nabi

yang berpijak dari posisi masyarakat yang membawa kepada perilaku tertentu. Di

samping itu, Ibnu Qutaibah juga mengikutsertakan kaidah-kaidah hukum yang

dijadikan sebagai dalil penguat terhadap uraiannya.

b. Penyelesaian Antara Hadis Dengan Al-Qur'an

Dalam memberikan solusi terhadap pertentangan antara hadis dengan al-

Qur'an, Ibnu Qutaibah berusaha menakwilkan keduanya yang dianggap masih janggal

dan kurang jelas pemahamannya. Di samping memberikan takwil, Ibnu Qutaibah juga

menganalisa berdasarkan uraian bahasa, serta mempertegas argumentasinya dengan

23

Muhammad ‘Abd al-Rahîm (Editor), Ta'wîl Mukhtalif al-Hadîts li al-Imâm ‘Abdillâh bin

Muslim bin Qutaibah al-Dainûrî, (Beirut, Dâr al-Fikr 1995) hlm. 88

Page 32: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

21

menampakkan kelemahan pendapat lain. Hal ini dapat dilihat dalam contoh hadis

yang beliau utarakan sebagai berikut:

Ayat dan hadis yang menerangkan tentang wasiat sebagaimana berikut:

Artinya:“Diwajibkan atas kamu apabila seseorang di antara kamu kedatangan

(tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk

ibu-bapak dan karib kerabatnya...”(QS. al- Baqarah:180).24

Ayat tersebut bertentangan dengan hadis di bawah ini:

ث ار و ل ة ي ص و أن رسول للا صلى للا عليه وسلم قال ل

`Artinya: Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda,”Tidak (sah) wasiat untuk ahli waris.”

25

Pada ayat diatas menerangkan bahwa membolehkan berwasiat, sedangkan

dalam hadis Nabi melarang untuk berwasiat. Terdapat perbedaan mengenai boleh

atau tidaknya berwasiat. Langkah yang ditempuh Ibnu Qutaibah dalam

menyelesaikan kedua dalil dalam contoh di atas adalah menggunakan metode naskh,

sebab inilah satu-satunya cara yang mungkin dilakukan.

Ayat ini telah di naskh (baca : dihapus) oleh ayat-ayat mengenai warisan.

Dan Hadis ini menjadi penguat setelah ayat-ayat mengenai warisan.26

24

Al-Qur’an Departemen Agama RI., (Jakarta: Kalam Ilahi,2002) hlm. 44 25

HR. At- Tirmidzi dalam Sunan-nya (2120 dan 2121) 26

Muhammad ‘Abd al-Rahîm (Editor), Ta'wîl Mukhtalif al-Hadîts li al-Imâm ‘Abdillâh bin

Muslim bin Qutaibah al-Dainûrî, (Beirut, Dâr al-Fikr 1995) hlm. 324

Page 33: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

22

c. Penyelesaian Antara Hadis Yang Tidak Sejalan dengan Akal

Dalam rangka menyelaraskan pemahaman terhadap hadis yang dianggap sulit

diterima oleh akal, Ibnu Qutaibah berusaha mengklasifikasikan pemahaman terhadap

redaksi hadis baik secara tekstual maupun kontekstual.

Pemahaman secara tekstual dapat dilihat dari uraian Ibnu Qutaibah tentang

hadis-hadis di bawah ini.

ر خ آلي اف ا و م س ه ي ا ح ن ج د ح ي أ ف ن إ ف ،وه قل ام ف م ك د ح أ اء ن ي إ ف ا ب ب الذ ع ق ا و ذ أن النبي صلى للا عليه وسلم قال إ

اء ف الش ر خ ؤ ي و م الس م د ق ي ه ن أ و ،اء ف ش

Artinya: Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW bersabda, “Jika ada seekor

lalat jatuh ke dalam tempat minum kamu maka celupkanlah, sebab ia selalu

mendahulukan sayapnya yang mengandung racun dan mengakhirkan

sayapnya yang mengandung obat penawar.”27

Hadis tersebut dirasa janggal pemahamannya oleh sebagian golongan, sebab

bagaimana mungkin antara racun dan penawarnya dapat berkumpul dalam satu

tempat, dan bagaimana bisa terjadi seekor lalat mampu mengetahui mana sayap yang

beracun dan yang tidak beracun.

Menurut Ibnu Qutaibah pemahaman hadis sebagaimana di atas tidak akan

diperoleh secara menyeluruh sebelum memahami hal-hal yang sebenarnya lebih

utama untuk dijadikan pedoman dalam memahami hadis-hadis semisal hadis di atas.

Dalam hal ini Ibnu Qutaibah sengaja tidak secara langsung memberikan solusi

terhadap pemecahan hadis di atas, namun beliau lebih condong memberikan kasus

tertentu sebagai bahan perbandingan agar dapat digunakan untuk memahami hadis di

atas, sebagaimana diungkap oleh Ibnu Qutaibah di bawah ini.

27 HR. Al- Bukhari dalam Shahih-nya (3320, 5782)

Page 34: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

23

Di antara hadis-hadis Rasulullah SAW terdapat beberapa hadis yang memang

sulit dipahami oleh akal, namun hal ini bukanlah salah satu penyebab ditolaknya

suatu hadis. Dengan menolak suatu hadis berarti juga menolak semua yang

disabdakan oleh Rasulullah SAW. Berkumpulnya racun dan penawarnya dalam hadis

di atas tidak ubahnya seperti menfaat seekor ular. Menurut para tabib, daging ular

berfungsi sebagai obat penawar bagi racun yang dibawanya, dapat mengobati

sengatan kalajengking, gigitan anjing gila dan sebagainya. Perut kalajengking yang

telah dirobek dapat mengobati rasa sakit yang ditimbulkan oleh sengatannya. Begitu

juga dengan lalat yang bermanfaat untuk mempertajam penglihatan, mencegah sakit

mata dan untuk mengobati sengatan kalajengking jika diramu dengan cara-cara

tertentu. Semua itu menunjukkan bahwa obat penawar yang di dalamnya terdapat

racun ternyata mampu berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya.28

Masih sama seperti permasalahan di atas, secara rasional bagaimana mungkin

sekelompok semut mampu menyimpan biji makanan pada musim panas untuk

digunakan pada musim dingin. Jika khawatir membusuk, maka biji tersebut

dikeluarkan pada malam hari. Tetapi jika khawatir tumbuh, maka bagian tengahnya

dilobangi. Hal semacam ini telah banyak terjadi dan tidak dapat dianalogkan.

Seandainya diteliti dan dibahas lebih jauh, maka akan membutuhkan waktu yang

panjang karena semua itu termasuk salah satu kelebihan yang dimiliki oleh makhluk

Allah.29

28

Muhammad ‘Abd al-Rahîm (Editor), Ta'wîl Mukhtalif al-Hadîts li al-Imâm ‘Abdillâh bin

Muslim bin Qutaibah al-Dainûrî, (Beirut, Dâr al-Fikr 1995) hlm. 387 29

Muhammad ‘Abd al-Rahîm (Editor), Ta'wîl Mukhtalif al-Hadîts li al-Imâm ‘Abdillâh bin

Muslim bin Qutaibah al-Dainûrî, (Beirut, Dâr al-Fikr 1995) hlm. 388

Page 35: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

24

Dari uraian di atas, Ibnu Qutaibah mencoba mengajak orang lain untuk

menemukan satu titik pemahaman tekstual terhadap hadis-hadis yang semisal dengan

hadis di atas melalui beberapa gambaran dan kejadian yang bersifat alamiah dan

realistis. Di samping itu beliau mampu mencari celah kelemahan orang lain, yang

dalam hal ini adalah para pengingkar hadis, dengan memaparkan beberapa bukti yang

nyata.

d. Penyelesaian Hadis-Hadis Mutasyâbihât

Permasalahan yang muncul di dalam hadis-hadis mutasyâbihât (samar

maknanya) tidaklah pertentangan antara hadis satu dengan hadis lain yang sama-sama

mengandung makna tasybîh. Tetapi pemaknaan redaksi hadis itu sendirilah yang

membutuhkan pemahaman tersendiri sebab mengandung arti adanya penyerupaan

antara Allah dengan makhluk-Nya. Hal ini tidak terlepas dari penolakan sebagian

golongan terhadap hadis-hadis mutasyâbihât yang menilai bahwa hadis-hadis tersebut

telah menyalahi aturan. Oleh karenanya Ibnu Qutaibah berusaha memberikan

penjelasan sesuai dengan bidang keilmuan yang beliau miliki serta analisisnya yang

cermat dengan tidak melampaui kaidah-kaidah yang telah ditetapkan. Hal ini

dilakukan sebab beliau yakin bahwa orang-orang yang disinggung oleh Allah dalam

al-Qur`an sebagai al-Râsikhûn fi al-‘Ilmi (orang yang mendalam ilmunya) juga

Page 36: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

25

mendapat pengetahuan dari Allah tentang rahasia maksud syariat yang telah

ditetapkan.30

Dalam memberikan argumentasinya, Ibnu Qutaibah memandang perl tidaknya

melakukan takwil terhadap hadis-hadis mutasyâbihât tergantung pada ada tidaknya

dalil-dalil pendukung yang kuat baik dari kitab, hadis maupun ijtihad yang rasional,

sehingga diharapkan pendapat beliau dapat diterima oleh berbagai kalangan.

Di antara proses pemahaman terhadap hadis-hadis mutasyâbihât tersebut

adalah berangkat dari riwayat hadis sebagai berikut:

ل ج و ز ع للا ع اب ص أ ن م ن ي ع ب ص أ ن ي ب ن م ؤ م ال ب ل ق ن إ

Artinya:”Sesungguhnya hati seorang mukmin berada di antara kedua jari-jari

Allah.”31

Jika dalam memahami hadis tersebut diperlukan takwil, maka penakwilan

tersebut dapat diterima. Tetapi jika diartikan sesuai dengan apa adanya, maka akan

bertentangan dengan Kemahasucian Allah.

Menurut Ibnu Qutaibah, hadis tersebut tidak tergolong hadis-hadis yang boleh

ditakwili sebab tidak ditemukan dalil lain sebagai penguat. Beliau lebih cenderung

memaknai hadis tersebut apa adanya dengan menyerahkan makna hakikatnya kepada

Allah. Hal tersebut sebagaimana pendapat beliau sebagai berikut:

30

Yusuf Qardhawi, Al-Qur'an Dan Sunnah Referensi Tertinggi Umat Islam, Terj. Bahruddin

Fannani, Robbani Press, Jakarta, 1997, Cet. I, hlm. 227. Lihat Mahmûd bin ‘Umar al-Zamakhsyarî, Al-

Kasysyâf, (Beirut, Dâr al-Fikr 1995) Cet. I, Juz. I, hlm. 413 31

Muhammad ‘Abd al-Rahîm (Editor), Ta'wîl Mukhtalif al-Hadîts li al-Imâm ‘Abdillâh bin

Muslim bin Qutaibah al-Dainûrî, (Beirut, Dâr al-Fikr 1995) hlm. 315

Page 37: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

26

Penakwilan mereka tentang lafadz أصبع yang bermakna nikmat, justru akan

semakin jauh dari maksud hadis tersebut. Sebab sehubungan Menurut al

Zamakhsyarî, orang-orang yang mendalami ilmu-Nya adalah orang-orang yang teguh

dan tegar serta memegang erat suatu kepastian yang ada pada-Nya. Dengan hadis

tersebut Rasulullah SAW telah bersabda dalam doanya, “Wahai Dzat yang

membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku dalam agama-Mu”.

Page 38: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

27

BAB III

PANDANGAN UMUM TENTANG KEMISKINAN

A. Pengertian dan Indikator Kemiskinan

Dalam kehidupan di dunia ini, selalu ada permasalahan dan problem yang harus

dihadapi untuk diselesaikan. Hal ini dapat terjadi pada tingkat individu, keluarga,

tetangga, umat beragama, bahkan yang lebih luas lagi yaitu pada kehidupan berbangsa

dan bernegara. Salah satu permasalahan yang sering muncul hampir di setiap negara

adalah kemiskinan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kemiskinan dapat

diartikan sebagai keadaan melarat, tidak punya apa-apa.1 Kemiskinan merupakan

masalah multidimensional yang terkait dengan masalah ekonomi, politik, keamanan,

dan kebudayaan. Kemiskinan juga merupakan salah satu ancaman sosial dan

keberagaman umat manusia di seluruh dunia.

Dalam Islam kemiskinan dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, mulai dari

sudut tasawuf, fikih dan aqidah. Bidang fikih, kemiskinan ditempatkan pada objek

pemberian, penekanannya juga dilihat dari sisi materi. Menurut ilmu fikih,

kemiskinan terbagi dalam dua wujud yaitu fakir dan miskin. Fakir berarti kondisi

seseorang sama sekali tidak memiliki daya untuk bertindak memenuhi kebutuhan

dasar hidupnya, namun hasil yang diperoleh terlalu kecil bahkan kurang untuk bisa

memenuhi kehidupan tersebut. Menurut ulama mahzab Syafi’i, kemiskinan dihitung

berdasarkan harta milik atau usaha seseorang, apakah dapat memenuhi kebutuhannya

atau tidak.2 Dalam prespektif tasawuf, kemiskinan adalah lambang kesucian. Dalam

rangka mendekatkan diri kepada Allah, seorang sufi harus menempuh Maqamat atau

1 Tim prima pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Gitamedia Press, 2011) hal. 31

2 Lilies Nurul Husna dan Achmad wazir Wicaksono, Ormas Agama Bicara Anggaran

(Jakarta: Lakpesdam NU, 2011), hal 27

Page 39: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

28

station. Sebagian dari Maqamat itu adalah Zuhud, Faqr dan Tawakal.3 Dalam bidang

aqidah padangan kemiskinan nampak dari pembahasan takdir dan perilaku manusia

antara golongan Jabariyyah dan Qadariyyah berbeda pandangan, kemiskinan

bukanlah keadaan hidup yang semata-mata karena takdir sebagaimana aliran

Jabariyyah. Atau sebaliknya bahwa kemiskinan adalah semata-mata karena faktor

manusianya, sebagaimana pendapat kalangan Qadariyyah.

Untuk mengetahui pengertian kemiskinan yang lebih luas maka penulis membagi

menjadi dua perspektif. Pertama perspektif agama dalam hal ini Islam dan yang kedua

perspektif ilmu sosial. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

1. Perspektif Islam

Kemiskinan berasal dari Arab Sakana, yang berarti “diam” atau

“mandek”. Kata lain yang semakna dengannya adalah fakir dari kata “Faqr”

artinya “tulang punggung”. Maksudnya adalah beban yang sangat besar

hingga mematahkan tulang punggung.4 Ketika menjelaskan tentang

kemiskinan, al-Qur’an memakai beberapa kata. Namun, kata yang sering

digunakan adalah kata faqir dan miskin. Kata faqir (bentuk mufrad), fuqara

(bentuk jama’) dan faqr (bentuk masdar) dipergunakan al-Quran dalam

berbagai arti, yang tersebar dalam 13 ayat, pada sepuluh surat. Surat-surat

tersebut ialah dua surat Makkiyah, yaitu surat al-Qashash dan Fatir, serta

delapan surat Madaniyyah, yaitu al-Baqarah, Ali-Imran, an-Nisa’, at-Taubah,

al-Hajj, an-Nur, Muhammad, dan al-Hasyr. Al-Quran menggunakan kata

3 HM. Sa’ad Ibrahim, Kemiskinan Dalam Prespektif al-Quran (Malang: UIN Malang Press,

2007), hal.7 4 Said Aqil Sirodj, Tasawuf Sebagai Kritik Sosial, mengedepankan islam sebagai inspirasi

bukan aspirasi (Bandung: Mizan,2006), h.375

Page 40: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

29

fuqoro sebagai lawan kata ghaniy, sebagaimana terdapat dalam surat al-Fathir

ayat 15 sebagai berikut:

Artinya : Hai manusia, kamulah yang memerlukan Allah; dan Allah

Dialah yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.

Al-Quran juga mengemukakan bahwa fuqara adalah kelompok yang

berhak menerima atau memperoleh bagian zakat bersama kelompok-kelompok

lain, sebagaimana ayat 60 surat at-Taubah berikut;5

Artinya : Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang

fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang

dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang

berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam

perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah

Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Selanjutnya dalam ayat 16 surat al-Balad menggambarkan orang miskin

sebagai orang yang sangat papah, menunjukkan bahwa orang miskin itu ialah

orang yang tidak berharta. Dalam ayat 76 surat al-Kahfi justru memberi

gambaran bahwa orang-orang miskin dalam ayat tersebut justru pemilik

perahu. Hanya saja dalam ayat ini perahu tersebut bukan milik seorang. Tetapi

juga kepunyaan orang-orang miskin. Dengan adanya perbedaan gambaran

tersebut, al-Quran bermaksud menjelaskan bahwa seorang disebut miskin

bukan ditentukan oleh ketiadaannya harta benda yang mereka miliki, akan

5 Saad Ibrahim, Kemiskinan Dalam Perspektif al-Quran, h.28

Page 41: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

30

tetapi lebih ditentukan oleh lemah atau tidaknya potensi mereka untuk

berusaha mencukupi kebutuhan hidup.6

Islam menempatkan kemiskinan sebagai suatu realitas kehidupan yang

memiliki kompleksitas tersendiri, tidak dapat dipahami bahwa dengan melihat

satu atau sebagian unsur saja. Jadi tidak dapat dipungkiri bahwa dengan satu

sisi, kemiskinan itu memang takdir yang harus diterima oleh manusia, namun

pada sisi lain manusia diberi kekuasaan oleh Allah untuk mengubah keadaan

tersebut sehingga tidak lagi menjadi miskin. Hal ini sebagaimana dijelaskan

dalam al-Quran surat al-Ra’d ayat 11 sebagai berikut:

Artinya : Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya

bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah

Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum

sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan

apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum. Maka tak

ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi

mereka selain Dia.

Dari keketerangan diatas kemiskinan dalam Islam diartikan keadaan

kekurangan dari seseorang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yang tidak

jarang menjerumuskan pada kemunkaran. Oleh sebab itu dalam Islam ada

perintah bagi yang mampu untuk menolong dan berbagi dalam rangka

mengangkat kesejahteraan bersama dan menghindarkan dari keterpurukan

melalui Zakat, Infak dan Shadaqah.

6 Saad Ibrahim, Kemiskinan Dalam Perspektif al-Quran, h.42

Page 42: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

31

2. Perspektif Sosial

Menurut Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas),

kemiskinan memiliki wujud yang majemuk seperti rendahnya tingkat

pendapatan dan sumber daya produktif, kelaparan, dan kekurangan gizi, serta

rendahnya kesehatan, akses pendidikan, dan layanan sosial lainnya yang

terbatas.7

Selain itu, kemiskinan juga diartikan sebagai kondisi kehidupan serba

kekurangan yang dialami seseorang, baik laki-laki ataupun perempuan, atau

rumah tangga, sehingga tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya secara

layak untuk menempuh dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat.

Hak-hak dasar itu meliputi terpenuhinya hak atas pangan, kesehatan,

pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, hak atas tanah, sumber daya

alam dan lingkungan hidup, rasa aman dari perlakuan atau ancaman dari

tindak kekerasan, dan hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial dan

ekonomi.8

Selain itu kemiskinan sering juga didefinisikan sebagai situasi serba

kekurangan dari penduduk yang disebabkan oleh terbatasnya modal yang

dimiliki, rendahnya pengetahuan dan keterampilan, rendahnya produktivitas,

rendahnya pendapatan, lemahnya nilai tukar hasil produksiorang miskin dan

terbatasnya kesempatan berperan serta dalam pembangunan.

Sedangkan Bank Dunia (WB) memberi defini keadaan miskin yaitu

“povertyis concern with absolute standard of living of part of society the poor

in the equality refers to relative living standard across the whole society”.

(Keprihatinan dengan standar mutlak hidup bagian dari masyarakat miskin

7 Lilies Nurul dan Wazir Wicaksono, Ormas Agama, h.13

8 Mishabul Hasan, dkk, Ulama Mengadvokasi Anggaran, (Jakarta: PP Lakpesdam NU, tt),

h.14

Page 43: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

32

dalam kesetaraan mengacu pada standar hidup relatif di seluruh masyarakat).

Bank dunia juga memberikan gambaran pengertian “sangat miskin” ini

sebagai orang yang mempunyai pendapatan hidup kurang dari USD 1 perhari,

dan “miskin” dengan pendapatan kurang dari USD 2 perhari.9

Peraturan pemerintah dalam konteks Indonesia mendefinisikan fakir-

miskin adalah orang yang sama sekali tidak memiliki sumberdaya hidup

berupa mata pencahariandan tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok yang

layak bagi kemanusiaan. Atau seseorang yang mempunyai sumber mata

pencaharian tetapi tidak dapat memenuhi kebutuhan pokoknya yang layak bagi

kemanusiaan.

B. Faktor-faktor yang Membentuk Kemiskinan

Para ilmuan sosial sependapat sebagaimana dikatakan oleh Supardi

Suparlan bahwa sebab utama yang melahirkan kemiskinan adalah sistem

ekonomi yang berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan, tetapi kemiskinan

itu sendiri bukanlah suatu gejala yang terwujud semata-mata karena sistem

ekonomi. Dalam kenyataannya kemiskinan merupakan perwujudan dari interaksi

yang melibatkan hampir semua aspek yang dimiliki manusia dalam

kehidupannya.10

Ada tiga faktor yang membentuk atau melahirkan kemiskinan. Ketiga

faktor tersebut yaitu;

1. Faktor Kondisi Alam

Kelompok atau orang yang memandang permasalahan kemiskinan

sebagai “kehendak alam” yang secara ringkas menganggap bahwa

9 Mishabul Hasan, Ulama Mengadvokasi Anggaran, h.15

10 Parsudi Suparlan (ED), Kemiskinan di Perkotaan, (Jakarta: Sinar Harapan, 1984), h.13

Page 44: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

33

kemiskian merupakan realitas diluar kendali manusia. Jadi menurut

mereka, kemiskinan harus diterima dan dijalani saja apa adanya.11

Berkaitan dengan kondisi alam, al-Quran menyatakan bahwa alam

sementara ini ditundukkan kepada manusia sebagaimana yang dijelaskan

dalam surat al-Jatsiyyah ayat 13 berikut:

Artinya : Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan

apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya.

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-

tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir.

Berpijak pada ayat ini, dapat dinyatakan bahwa alam semesta

merupakan sumber daya yang siap didayagunakan untuk berbagai

kepentingan manusia. Karena Allah yang telah menundukan alam tersebut,

maka pola manusia dengan alam harus diletakkan atas prinsip-prinsip yang

sejalan dengan norma-norma ketuhanan. Norma demikian termasuk dalam

konteks tauhid. Dalam paradigma tauhid inilah, maka manusia harus tetap

berpegang teguh pada norma-norma agama Ilahi dalam mengelola alam,

jika yang terjadi tidak demikian, maka pada gilirannya akan merasakan

dampak negatif dari interaksi tersebut.

Bahkan al-Quran telah memberikan sinyal bahwa fenomena

kehancuran telah merata, baik di daratan maupun di lautan yang

disebabkan pola interaksi antara manusia dengan alam. Dalam hal ini

melalui surat ar-Rum ayat 41, al-Quran menyatakan;

11

Lilies Nurul dan Wazir Wicaksono, Ormas Agama, h.17

Page 45: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

34

Artinya : Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena

perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka

sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan

yang benar).

Pola interaksi destruktif antara manusia dan alam, berupa eksploitasi

alam tanpa melakukan analisis dampak lingkungan, kecenderungan untuk

menghabiskan seluruh potensi alam, keengganan mengadakan peremajaan

demi kelangsungan alam, dan sebagainya. Akibat dari pola interaksi

demikian ialah kemiskinan, baik secara langsung maupun tidak, baik

generasi yang sedang berlangsung maupun generasi selanjutnya.12

2. Faktor Kultural

Manusia memegang seluruh kendali atas apa yang terjadi, begitu juga

dalam konteks kemiskinan. Akibat dari kemalasan, kebodohan, dan

keterbelakangan dalam berbagai hal inilah, maka permasalahan

kemiskinan muncul.

Menurut kaum konservatif kemiskinan tidak bermula dari struktur

sosial tetapi berasal dari karakteristik khas orang-orang miskin itu sendiri.

Orang menjadi miskin, karena ia tidak mau bekerja keras, boros, tidak

mempunyai rencana, kurang memiliki jiwa kewirausahaan, tidak ada

hasrat berprestasi, dan sebagainya. Orang-orang miskin adalah kelompok

sosial yang mempunyai budaya sendiri.

12

Saad Ibrahim, Kemiskinan dalam Perspektif al-Quran, h.52-55

Page 46: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

35

Al-Quran mengajarkan dalam kondisi yang amat lemah pun manusia

harus mengaktualisasikan sisa-sisa potensi yang ia miliki. Hal ini

digambarkan al-Quran lewat kisah perjalanan Siti Maryam ketika

melahirkan Nabi Isa. Maryam diperintahkan untuk menggoyang pohon

kurma agar buahnya yang ranum berguguran. Bukan persoalan bagaimana

pohon kurma itu dapat digoyangkan, tapi bagaimana Siti Maryam yang

dalam posisi mau melahirkan (kondisi fisik dan psikisnya lemah) bekerja

keras untuk dapat menggoyangkan pohon kurma itu. Dengan

mengaktualisasikan sisa-sisa potensi yang ia miliki, Maryam telah berhasil

mengatasi prolemnya, yaitu yakin ada makanan untuk dimakan demi

mengembalikan kekuatannya setelah melahirkan.

Berdasarkan uraian diatas, cukup beralasan bahwa sebagian dari sebab-

sebab terjadinya kemiskinan kaitannya dengan kondisi manusia itu sendiri

adalah kurang percaya pada kemampuan yang dimilikinya, keengganan

mengaktualisasikan potensi yang ada dalam bentuk kerja nyata yang

serius, pola hidup konsumtif dan boros, keengganan mencari ilmu, serta

keengganan memberikan respek optimal terhadap perputaran waktu.13

3. Faktor Struktural

Dalam faktor ini, seseorang memandang persoalan kemiskinan bukan

hanya dari satu hal, tetapi memiliki keterkaitan dengan banyak hal.

Kemiskinan bukan sekedar masalah sifat hidup seseorang, tetapi juga

memiliki keterkaitan dengan sistem ekonomi, sistem politik, sistem sosial

dan berbagai hal lain yang melekat dalam kehidupan masyarakat.

13

Saad Ibrahim, Kemiskinan dalam Perspektif al-Quran, h.26

Page 47: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

36

Hal senada dijelaskan pula oleh budayawan Mangun Wijaya. Beliau

menyatakan bahwa “kemiskinan WAW timbul karena struktur, mereka

sebenarnya bukan orang miskin, tetapi dibuat miskin oleh suatu struktur”.

Sementara itu, kaum radikalis menekankan peranan struktur ekonomi,

politik dan sosial. Mereka miskin karena memang dilestarikan untuk

miskin. Kemiskinan mempunyai fungsi yang menunjang kepentingan

kelompok dominan, rulling elites,atau kelas kapitalis. Negara-negara

terbelakang menjadi miskin karena memang secara terencana dimiskinkan.

Pembangunan yang terjadi kata Strohmhanyalah entwickelung der

unterentwickelung (pembangunan keterbelakangan).14

Menurut Sa’ad Ibrahim yang dimaksud dengan sebab-sebab

kemiskinan yang berkaitan dengan kondisi struktural adalah tindakan-

tindakan dan keputusan-keputusan the rulling class mengenai harta

kekayaan yang mengakibatkan terjadinya kemiskinan. Menurut Sa’ad,

salah satu sebab kemiskinan yang berkaitan dengan kondisi sosial ialah

terkonsentrasinya modal di tangam orang-orang kaya. Terkonsentrasinya

modal di tangan mereka menyebabkan orang-orang fakir tidak memiliki

kesempatan untuk mengaktualisasikan potensi-potensi demi meraih

prestasi dibidang ekonomi. Memiliki potensi saja tanpa didukung modal

tidak akan mewujudkan kesejahteraan hidupnya secara optinal. Hal ini

dijelaskan dalam al-Quran ayat 7 surat al-Hasyr sebagai berikut:

14

Sri Edi Swasono, Al Muzammil dan Amri Yusra, Sekitar Ekonomi dan Kemiskinan

(Jakarta: UI Press, 1988), h.25

Page 48: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

37

Artinya : apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota

Maka adalah untuk Allah, untuk rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim,

orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya

harta itu jangan beredar di antara orang-orang Kaya saja di antara

kamu. apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa

yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah

kepada Allah. Sesungguhnya Allah Amat keras hukumannya.

Dalam ayat ini, harta rampasan perang hanyalah menjadi salah satu

contoh yang ditunjukan oleh al-Quran, yang harus dibagi berdasarkan

prinsip keadilan. Esensi ayat ini terletak pada tuntutan diwujudkannya

keadilan dalam bidang ekonomi, tidak hanya harta rampasan perang saja,

tetapi juga meliputi komoditas ekonomi lainnya. Indikasi terwujudnya

keadilan di bidang ekonomi ialah jika kesempatan untuk mendayagunakan

sumber-sumber ekonomi terbuka bagi setiap orang, tidak hanya terbuka

bagi kalangan tertentu saja khususnya kalangan orang-orang kaya.

Kelanjutan daari kezaliman bidang ekonomi yaitu terjadinya

kecenderungan hidup mewah para penguasa, yang pada gilirannya memicu

kehancuran. Dalam hal ini al-Quran mengingatkan melalui surat al-Isra’

ayat 16 sebagai berikut:

Artinya : dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, Maka

Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu

(supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam

negeri itu, Maka sudah sepantasnya Berlaku terhadapnya Perkataan

(ketentuan kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-

hancurnya.

Page 49: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

38

Sudah barang tentu jika penguasa suatu negeri memiliki karakter yang

jahat, maka konsekuensi logisnya terjadi berbagai bentuk kezaliman

berupa undang-undang, peraturan-peraturan, dan keputusan-keputusan

yang justru merugikan orang banyak, terutama bagi mereka yang lemah,

termasuk golongan orang fakir miskin. Dengan demikian jelas adanya

keterkaitan antara terjadi dan langgengnya kemiskinan dengan kezaliman

penguasa.15

C. Kondisi dan Wajah Kemiskinan di Masyarakat

Kemiskinan sebagai suatu realitas kehidupan yang sering membuat

kelimpungan para pemimpin, terlebih di kalangan pemimpin formal, baik pada

ranah lokal maupun nasional dan global. Dalam beberapa dekade ini banyak

dilakukan kajian, diskusi, dan retorika tentang kemiskinan oleh banyak pihak,

baik kalangan pemerintah maupun swasta. Bahkan pada sisi lain terjadi perang

opini bahwa kemiskinan dijadikan komoditas yang menghasilkan keuntungan

bagi beberapa pihak. Kecurigaan yang melatar belakangi opini tersebut berangkat

dari otak-atik terhadap fakta bahwa banyak program penanggulangan kemiskinan

yang dilakukan pemerintah maupun swasta (LSM), namun pada kenyataannya

kemiskinan belum mengalami peningkatan yang signifikan (berkurangnya orang

miskin).

15

Saad Ibrahim, Kemiskinan dalam Perspektif al-Quran, h.97

Page 50: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

39

Menurut data BPS16

, jumlah penduduk miskin di Indonesia pada beberapa tahun

belakangan ini adalah:

Tahun Jumlah (juta jiwa) % dari total penduduk

2010 31,02 13,33

2009 32,53 14,15

2008 34,96 -

2007 37,17 16,58

Kemiskinan bukan hanya terjadi di Indonesia, namun juga terjadi di

seluruh dunia. Para ahli ilmu-ilmu sosial telah menyusun berbagai statistik untuk

mengetahui luasnya kemiskinan di seluruh penjuru dunia dengan berpatokan

pada beberapa indikator tertentu, antara lain kekurangan makanan, perkiraan usia

rata-rata ketika dilahirkan dan lain-lain. Makanan merupajan kebutuhan pokok

yang dipenuhi oleh setiap orang, sedangkan usia rata-rata mencerminkan sejauh

mana pengaruh berbagai jenis kekurangan pada diri seseorang. Selain kedua

ukuran biologis diatas ditambah pula unsur ketidaktahuan sebagai indikator yang

berkaitan dengan kemajuan sosial.

Bagi PBB, ketiga indikator ini memberikan gambaran singkat namun jelas

sejauh mana tersebarnya kemiskinan dengan berbagai gejalanya yang beraneka

ragam. Berdasarkan ketentuan ini, pada tahun 1971 PBB menyusun daftar nama

negara di seluruh dunia yang dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu negara maju,

negara berkembang, serta negara miskin (yakni negara yang palng miskin dan

terbelakang secara materil atau yang paling sedikit pertumbuhan ekonominya).

16

Lilies dan Achmad, Ormas Agama, h.32

Page 51: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

40

Kelompok pertama negara maju, merupakan dua puluh lima persen dari

seluruh penduduk. Dengan demikian negara berkembang dan negara miskin

merupakan 75% dari seluruh penduduk dunia. Pada tahin 1971, Majelis Umum

PBB menghitung jumlah negara-negara miskin yang terbelakang sebanyak 24

negara. Jumlah tersebut pada tahun 1975 bertambah dengan empat negara dan

pada tahun 1977 bertambah lagi dengan tiga negara. Terakhir jumlah negara-

negara tersebut mencapai 36 negara setelah ditambahkan lagi dengan 5 negara

lainnya.17

Daftar tersebut memuat 25 negara di Afrika, 8 di Asia, 2 si Pasifik dan 1

di Amerika. Adapun penduduknya di negara-negara ini (Asia dan Afrika) terdiri

dari kaum muslimin, empat diantaranya menjadi Liga Arab. Berikut daftar

negara-negara tersebut:18

Negara-negara termiskin di dunia (dan yang paling terbelakang)

DI AFRIKA DI ASIA

1. Chad 14. Kepala Hijau 26. Afghanistan

2. Guinea 15. Burundi 27. Bangladesh

3. Mali 16. Benine 28. Bhutan

4. Niger 17. Botsana 29. Yaman Utara

5. Somalia 18. Lesoto 30. Yaman Selatan

6. Sudan 19. Malawi 31. Kep.Maladewa

7. Garabia 20. Ruanda 32. Nepal

8. Tanzania 21. Uganda 33. Laos

9. Volta Hulu 22. Jibouti DI OCEANIA

10. Etiophia 23. Guiena Kh 34. Samo Barat

11. Huinea Bissau 24. Satomi 35. Tonga

12. Kep.Kemarun 25. Sichel DI AMERIKA

13. Afrika Tengah 36. Haiti

17

Nabl Subhi At-thawil, Kemiskinan dan Keterbelakangan di negara-negara muslim

(Bandung: Mizan,1990) cet.II. h.36 18

Nabl Subhi At-thawil, Kemiskinan dan Keterbelakangan di negara-negara muslim

(Bandung: Mizan,1990) cet.II, h.38

Page 52: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

41

BAB IV

ANALISIS HADIS KEMISKINAN

A. Hadis Kemiskinan

Syuhudi Ismail di dalam bukunya Metodologi Penelitian Hadis Nabi

mengatakan, sedikitnya ada tiga alasan mengapa penelitian matan hadis sangat

diperlukan, yaitu: pertama adalah karena keadaan matan hadis tidak dapat dilepaskan

dari pengaruh keadaan sanad. Kedua dalam periwayatan matan hadis dikenal adanya

periwayatan secara makna ( riwayah bi al-makna ). Ketiga dari segi kandungan hadis.

Penelitian matan seringkali juga memerlukan pendekatan rasio, sejarah dan prinsip-

prinsip pokok ajaran Islam.1

Kegiatan penelitian matan lebih sulit dibandingkan kegiatan penelitian sanad.

Kesulitan matan hadis disebabkan beberapa faktor, yaitu :

1. Adanya periwayatan secara semakna;

2. Beragam acuan yang digunakan dalam melakukan penelitian;

3. Latar belakang timbulnya petunjuk hadis tidak selalu dapat diketahui;

4. Adanya kandungan petunjuk hadis yang berkaitan dengan hal-hal yang

berdimensi “supra rasional”;

5. Masih jarang atau langkanya kitab-kitab yang membahas secara khusus

penelitian matan hadis.2

Dalam hubungannya dengan status ke-hujjahan hadis, maka penelitian sanad

dan matan memiliki kedudukan yang sama pentingnya. Karena menurut ulama hadis,

1 Syuhudi Ismail, Metodelogi Penelitian Hadis ; (Jakarta Bulan Bintang, 1992) Hal.26-27

2 Ariffudin Ahmad, Paradigma Baru Memahami Hadis Nabi, (Jakarta : Renaisan 2005) hal.

108

Page 53: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

42

suatu hadis barulah dinyatakan berkualitas shahih apabila sanad dan matan hadis itu

sama-sama berkualitas shahih.3

Adapun langkah-langkah metodologis kegiatan matan hadis ada tiga yaitu; 1

meneliti matan dengan melihat sanadnya. 2. Meneliti susunan matan hadis yang

semakna 3. Meneliti kandungan matan.4

Ulama hadis sepakat bahwa unsur-unsur yang harus dipenuhi oleh suatu matan

yang berkualitas shahih ada dua macam. Yakni terhindar dari syudzudz (kejanggalan)

dan terhindar dari illat (cacat). Artinya, kedua unsur itu harus menjadi acuan utama

dalam meneliti matan hadis. 5

Dalam penelitian matan tersebut, hanya akan mengupas penelitian matan

semakna dan kandungan matan.

Susunan matan hadis untuk kedua sanad dari kedua mukharrij tersebut,

bersamaan maknanya. Perbedaan lafal memang ada, tetapi tidak menjadikan

perbedaan makna. Hal ini menunjukan bahwa hadis yang diteliti telah diriwayatkan

secara makna (riwayah bil makna).

Untuk memperjelas lafal yang dimaksud, berikut ini di kemukakan kedua

matan hadis tersebut:

Hadis dari Ibnu Majah

ا ن ي ك س م ى ن ي ي ح أ م له ل ا ) دعائهفإني سمعت رسول هللا صلى هللا عليه و سلم يقول في

( ن ي اك س م ال ة ر م ي ز ي ف ن ر ش اح ا و ن ي ك س م ين ت م أ و 6

3 Syuhudi Ismail, Metodelogi Penelitian Hadis ; (Jakarta Bulan Bintang, 1992) Hal. 122-123

4Syuhudi Ismail, Metodelogi Penelitian Hadis ; (Jakarta Bulan Bintang, 1992) Hal. 121-122

5Ariffudin Ahmad, Paradigma Baru Memahami Hadis Nabi, (Jakarta : Renaisan 2005) hal.

108 109 6 Ibnu Majah Juz 2 Halaman 1381 Nomer Hadis 4126 Bab Majalisatul Fuqara

Page 54: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

43

Hadis dari Turmidzi

ي » ت ، و ان ي ك س ي م ن الل هم أح م ف ين ش ر اح ا ، و ن ي ك س ي م ن أ م : قال. ة ام ي ق ال م و ي ن ي اك س ة الم ر ي ز

ا، يا ف ي ر خ ن ي ع ب ر أ ب اء ي ن األغ ل ب ق ة ن ج ال ن و ل خ د ي م ه إ ن : ل م يا رسول هللا ؟ قال : فقالت عائشة

دي الم ب ك هللا و ل ن و ي ك س عائشة ال ت ر بيهم ، ي ق ر بي المساكين ، وقر بشق تمرة ، يا عائشة أ ح

أ خرجه الترمذي.«يوم القيامة7

Pada kedua hadis di atas tampak adanya penambahan lafazh. Pada riwayat al-

Turmidzi, matan hadisnya agak panjang, yaitu adanya tambahan

“ اف ي ر خ ن ي ع ب ر أ ب اء ي ن غ األ ل ب ق ة ن ج ال ن و ل خ د ي م ه إ ن ”

Namun tambahan itu tidak menjadikan perbedaan makna, bahkan dengan

adanya penambahan ini justru memperjelas dari hadis Ibnu Majah.

1. Meneliti Kandungan Matan dengan Hadis

Adapun yang dianggap penting diperhatikan terhadap kandungan matan hadis

adalah matan hadis yang sejalan (tidak bertentangan) dan yang bertentangan. Namun

dalam hadis di atas, setelah diteliti, kandungan matan-nya dapat dipertanggung

jawabkan, karena hadis-hadis yang serupa juga banyak terdapat dalam kitab hadis.

Misalnya, hadis tersebut di riwayatkan oleh al-Baihaqi dalam Sunan al-Kubra, al-

Suyuthi dalam Jam’ al-Jawami’, Ibnu Atsir dalam al-Bidayah Wa al-Nihayah, al-

Hakim dalam al-Mustadrak.8

Hadis yang bertentangan tersebut diriwayatkan oleh Abu Daud, an-Nasa’i dan

Ahmad Ibnu Hanbal. Yang berbunyi

حدثنا عبد هللا حدثني أبي ثنا روح ثنا عثمان الشحام حدثني مسلم بن أبي بكرة إنه مر

براللهم إني أعوذ بك من الكفر والفقر وعذاب الق: بوالده وهو يدعو ويقول

Artinya : Aku bermohon kepada Allah agar dihindarkan dari kekufuran dan kefakiran

dan adzab kubur.9

7 Kitab Turmidzi Juz 4 Halaman 672 Nomer Hadis 2773 Bab Fasal ‘Ula

8 Abu Hajar Muhammad Al-Sa’id Bin Baisuni Zaghlul, Mausu’at Al-Athraf Al-Hadis Al-

Nabawi Al-Syarif, Beirut: Dar Al-Fikr, 1989 cet. I hal. 166 9 Ahmad Bin Hanbal juz VII, h.306

Page 55: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

44

Secara tegas dapat dinyatakan bahwa dalam hadis riwayat Ibnu Majah

disebutkan bahwa Nabi SAW, bermohon kepada Allah agar dihidupkan dalam

keadaan miskin.

Sementara dalam riwayat Ahmad bin Hanbal, disebutkan bahwa Nabi SAW.

bermohon juga kepada Allah agar dihindarkan dari kekufuran, kefakiran dan adzab

kubur. Sehingga kelihatannya adanya kontradiksi di antara kedua hadis tersebut.

Menurut Yusuf Qardhawi, bahwa yang dimaksud dengan menjadi orang

“miskin” pada hadis diatas tidak lain adalah tawadhu’, merendah dan tunduk, tidak

sombong dan congkak.10

Dan kalau kita melihat ke sejarah, memang seperti itulah Rasulullah SAW

menjalani hidupnya. Amat jauh dari cara hidup orang-orang takabur, termasuk dalam

sikap dan bentuk lahiriyahnya. Duduk beliau, seperti duduknya para budak dan fakir

miskin. Makannya pun seperti mereka juga. Adakalanya seorang asing datang dan

tidak mengenali beliau selalu sama saja dengan mereka, tak ada sedikitpun

keistimewaan yang membedakannya dengan mereka. Di rumah, Beliau adakalanya

menjahit alas sandalnya dengan tangannya sendiri. Kemudian juga menambal

bajunya, memerah susu kambingnya, dan ikut menggiling (gandum) bersama-sama

para pembantu rumahnya.11

Pernah suatu ketika seorang lelaki menghadapnya dengan gemetar, beliau

menegur :

يد أ ة ت أ ك ل ال ق د ر ا أ ن ا اب ن ام ل ك إ ن م ت ب م ل ي ك ف إ ني ل س ن ع ه و

10

Dr. Yusuf Qardhawi, Kajian Kritis Pemahaman Hadis, Antara Pemahaman Tekstual dan

Kontekstual, terj. (Jakarta : Islamuna Press, 1991) cet.ii hal.123 11

Dr. Yusuf Qardhawi, Bagaimana Memahami Madis Hadis Nabi Saw, terjemahan.

(Bandung. Karisma 1999) cet. VI h. 37

Page 56: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

45

Artinya : “Tenanglah, jangan takut kepadaku. Aku bukan seorang raja, aku

tidak lain putra seorang perempuan Quraisy yang suka makan dendeng (olahan

daging)”.12

Dengan demikian, hadis tersebut harus dipahami secara kontekstual. Kalau

dipahami secara tekstual, dengan memaknai kata “miskin” dalam hadis tersebut

sebagai seorang fakir yang sangat membutuhkan bantuan orang lain, maka makna

seperti itu akan bertentangan dengan banyak hadis shahih. Karena itu, hadis tersebut

harus dipahami secara kontekstual.13

2. Meneliti Kandungan Matan dengan Al-Quran

Menurut Abu Muhammad Ibnu Qutaibah, tidak ada pertentangan di antara

kedua hadis tersebut, karena salah kalau kita mempertentangkan antara “fakir” dan

“miskin”. Karena memang keduanya faqir dan miskin adalah dua hal yang berbeda.

Kalau hadis tersebut berbunyi مسكن bunyi hadis diganti kata فقر barulah terjadi

perbedaan. Dan makna miskin dalam hadis tersebut adalah tawadhu dan ikhlas.

Seolah-olah Nabi SAW. meminta kepada Allah SWT. Supaya tidak dijadikan

termasuk golongan orang-orang sombong dan takabur.14

Diantara alasan yang dikemukakan oleh Ibnu Qutaibah adalah bahwa

seandainya jika Rasulullah SAW, meminta kepada Allah akan kemiskinan, yang mana

kemiskinan itu adalah kefakiran, tentu Allah melarang Nabi meminta hal itu, karena

Allah telah memberikan anugerah yang begitu besar kepada Nabi SAW. setelah

sebelumnya Nabi hidup dalam keadaan fakir. Sebagaiman Allah berfirman dalam

Surat ad-Dhuha :8.

12 Dr. Yusuf Qardhawi, Kajian Kritis Pemaknaan Hadis Antara Pemahaman Tekstual dan

Kontekstual, terj. (Jakarta : Islamuna Press, 1991) cet.ii hal.124 13

Dr. Yusuf Qardhawi, Bagaimana Memahami Madis Hadis Nabi Saw, terjemahan.

(Bandung. Karisma 1999) cet. VI hal. 35-36 14

Ibnu Qutaibah Al-Dainuri, Ta’wil Mukhtaiful Hadis, (Beirut, Mu’assasah Al-Kutub Al-

Tsaqafiyah 1988), Hal.278

Page 57: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

46

Artinya: Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu

Dia memberikan kecukupan.

Yang dimaksud dengan العائل dalam ayat di atas adalah الفقير. Ayat di atas

menerangkan tentang keadaan Nabi ketika diutus oleh Allah, yaitu fakir (عائال) dan

keadaan Nabi ketika wafatnya, yaitu berkecukupan (غنيا). Karena Allah telah

mengutus Nabi dalam keadaan fakir dan kemudian memberikannya anugerah yang

begitu besar. Ayat tersebut juga memberi petunjuk bahwa miskin yang diminta oleh

Nabi daam hadis di atas tidaklah sama dengan fakir.15

Jadi dengan demikian tidak ada pertentangan diantara kedua hadis tersebut,

karena yang dimaksud dengan miskin dalam hadis riwayat Ibnu Majah tersebut tidak

sama dengan “fakir” yang dimaksud oleh hadis riwayat Ahmad bin Hanbal.

3. Wasiat Nabi untuk mencintai Orang Miskin

Ada 7 wasiat Nabi terhadap Abu Dzar, untuk mencintai orang miskin :

ن أ ب ي ذ ر ق ال ب ع : ع ل ي ل ي ب س ان ي خ ص أ ن أ ن ظ ر إ ل ى م ن ه و : أ و ، و ن ه م ن و م أ ن أ د اك ي ن و س ب ال م ب ح

ف ل ال أ س ل و و ن ال ح ث ر م أ ن أ ك ، و ف ان ي إ ن ج ي و م ح ل ر أ ن أ ص ، و ن ه و ف وق ي ال أ ن ظ ر إ ل ى م ني و م

أ أ ن ال أ س ة ال ئ م، و م ن ي ف ي هللا ل و ذ ال ت أ خ ، و ق ر ال ح ل م ب م أ ن أ ت ك ة إ ال ب اهلل ، و ي ئ ال اق و لن اس ش .

Dari Abu Dzar Radhiyallahu 'anhu , ia berkata: “Kekasihku (Rasulullah)

Shallallahu 'alaihi wa sallam berwasiat kepadaku dengan tujuh hal: (1) supaya aku

mencintai orang-orang miskin dan dekat dengan mereka, (2) beliau memerintahkan

aku agar aku melihat kepada orang yang berada di bawahku dan tidak melihat kepada

orang yang berada di atasku, (3) beliau memerintahkan agar aku menyambung

silaturahmiku meskipun mereka berlaku kasar kepadaku, (4) aku dianjurkan agar

memperbanyak ucapan lâ haulâ walâ quwwata illâ billâh (tidak ada daya dan upaya

kecuali dengan pertolongan Allah), (5) aku diperintah untuk mengatakan kebenaran

meskipun pahit, (6) beliau berwasiat agar aku tidak takut celaan orang yang mencela

15

Ibnu Qutaibah Al-Dainuri, Ta’wil Mukhtaiful Hadis, Beirut, Mu’assasah Al-Kutub Al-

Tsaqafiyah 1988, Hal.116

Page 58: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

47

dalam berdakwah kepada Allah, dan (7) beliau melarang aku agar tidak meminta-

minta sesuatu pun kepada manusia”.16

Wasiat yang Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tujukan untuk Abu Dzar

ini, pada hakikatnya adalah wasiat untuk ummat Islam secara umum. Dalam hadits

ini, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam berwasiat kepada Abu Dzar agar mencintai

orang-orang miskin dan dekat dengan mereka. Kita sebagai ummat Islam hendaknya

menyadari bahwa nasihat beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam ini tertuju juga kepada

kita semua.

Orang-orang miskin yang dimaksud, adalah mereka yang hidupnya tidak

berkecukupan, tidak punya kepandaian untuk mencukupi kebutuhannya, dan mereka

tidak mau meminta-minta kepada manusia. Pengertian ini sesuai dengan sabda

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam :

ر الت م ت ان و اللق م ة و ه اللق م د ل ى الن اس ، ف ت ر ف ع اف ال ذ ي ي ط و ا الط و ك ي ن ب ه ذ س ة ل ي س ال م

ت ان ر الت م ا . و ل هللا ؟ ق ال : ق ال و س و ك ي ن ي ا ر س ا ال م ال : ف م ن ي ه و ن ى ي غ د غ ي ال ي ج د ق ال ذ ي ف ط ن ل ه ف ي ت ص

ي ئ ا أ ل الن اس ش ال ي س ل ي ه ، و ع

"Orang miskin itu bukanlah mereka yang berkeliling meminta-minta kepada

orang lain agar diberikan sesuap dan dua suap makanan dan satu-dua butir

kurma.” Para sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, (kalau begitu) siapa yang

dimaksud orang miskin itu?” Beliau menjawab,"Mereka ialah orang yang

hidupnya tidak berkecukupan, dan dia tidak mempunyai kepandaian untuk itu,

lalu dia diberi shadaqah (zakat), dan mereka tidak mau meminta-minta sesuatu

pun kepada orang lain.”17

Islam menganjurkan umatnya berlaku tawadhu` terhadap orang-orang miskin,

duduk bersama mereka, menolong mereka, serta bersabar bersama mereka. Ketika

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berkumpul bersama orang-orang miskin,

datanglah beberapa pemuka Quraisy hendak berbicara dengan beliau Shallallahu

'alaihi wa sallam, tetapi mereka enggan duduk bersama dengan orang-orang miskin

16

http://pustakaimamsyafii.com/mencintai-orang-orang-miskin-dan-dekat-dengan-

mereka.html/ diakses 14-september-2014 17

Hadits shahîh. Diriwayatkan oleh Muslim (no. 1039 (101)), Abu Dawud (no. 1631), dan an-

Nasâ`i (V/85). Dari Sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu

Page 59: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

48

itu, lalu mereka menyuruh beliau agar mengusir orang-orang fakir dan miskin yang

berada bersama beliau. Maka masuklah dalam hati beliau keinginan untuk mengusir

mereka, dan ini terjadi dengan kehendak Allah Ta’ala. Lalu turunlah ayat:

"Janganlah engkau mengusir orang yang menyeru Rabb-nya di pagi dan

petang hari, mereka mengharapkan wajah-Nya". [al-An’âm/6:52].18

Mencintai orang-orang miskin dan dekat dengan mereka, yaitu dengan

membantu dan menolong mereka, bukan sekedar dekat dengan mereka. Apa yang ada

pada kita, kita berikan kepada mereka karena kita akan diberikan kemudahan oleh

Allah Ta’ala dalam setiap urusan, dihilangkan kesusahan pada hari Kiamat, dan

memperoleh ganjaran yang besar.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

ن ن ف س ن م م ة ، و م ال ق ي ام ب ي و ن ك ر ب ة م ن ه ك ر ن ي ا ن ف س هللا ع ب الد ن ك ر ب ة م ن ك ر م ؤ ع ن م

ة ر ا آلخ ن ي ا و ل ي ه ف ي الد ر ي س ر هللا ع س ع ل ى م ي س ر ع

"Barangsiapa menghilangkan satu kesusahan dunia dari seorang mukmin,

Allah akan menghilangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat. Dan

barangsiapa yang memudahkan kesulitan orang yang dililit hutang, Allah akan

memudahkan atasnya di dunia dan akhirat"19

Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda:

ى ب ي ل هللا الس اع اه د ف ي س ج ال م ك ي ن ك س ال م ل ة و م ل ى ا أل ر ب ه ق ال –ع س أ ح ال ق ائ م ال ي ف ت ر : -و ك و

ر ائ م ال ي ف ط ك الص و

"Orang yang membiayai kehidupan para janda dan orang-orang miskin

bagaikan orang yang berjihad fii sabiilillaah.” –Saya (perawi) kira beliau

18

Lihat Shahîh Muslim (no. 2413), Sunan Ibni Majah (no. 4128), dan Tafsîr Ibni Katsir

(III/90) 19

Hadits shahîh. Diriwayatkan oleh Muslim (no. 2699), Ahmad (II/252, 325), Abu Dawud

(no. 3643), at-Tirmidzi (no. 2646), Ibnu Majah (no. 225), dan Ibnu Hibban (no. 78 dalam al-Mawârid).

Dari Sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu

Page 60: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

49

bersabda-, “Dan bagaikan orang yang shalat tanpa merasa bosan serta

bagaikan orang yang berpuasa terus-menerus”.20

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam selalu berkumpul bersama orang-

orang miskin, sampai-sampai beliau berdo’a kepada Allah agar dihidupkan dengan

tawadhu’, akan tetapi beliau mengucapkannya dengan kata "miskin".

Orang–orang miskin yang masuk surga ini, adalah mereka yang taat kepada

Allah, mentauhidkan-Nya dan menjauhi perbuatan syirik, menjalankan Sunnah dan

menjauhi perbuatan bid’ah, menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi segala

larangan-Nya.

Dalam hadits yang lain Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berdo’a agar

mencintai orang-orang miskin. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

ف ر ل ي أ ن ت غ ، و اك ي ن س ب ال م ح ات ، و ن ك ر ك ال م ت ر ات ، و ي ر ل ال خ أ ل ك ف ع ا لل ه م إ ني أ س

ب ن ي ح ب م ح ، و ب ك أ ل ك ح أ س ن، و ف ت و ي ر م ف ن ي غ م ف ت و ت ف ت ن ة ق و د ا أ ر إ ذ ، و ن ي م ح ت ر ، و ب ك ح و

بك ب ن ي إ ل ى ح ل ي ق ر م ع

"Ya Allah, aku memohon kepada-Mu agar aku dapat melakukan perbuatan-

perbuatan baik, meninggalkan perbuatan munkar, mencintai orang miskin, dan

agar Engkau mengampuni dan menyayangiku. Jika Engkau hendak

menimpakan suatu fitnah (malapetaka) pada suatu kaum, maka wafatkanlah

aku dalam keadaan tidak terkena fitnah itu. Dan aku memohon kepada-Mu

rasa cinta kepada-Mu, rasa cinta kepada orang-orang yang mencintaimu, dan

rasa cinta kepada segala perbuatan yang mendekatkanku untuk mencintai-

Mu".21

Selain itu, dengan menolong orang-orang miskin dan lemah, kita akan

memperoleh rezeki dan pertolongan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Rasulullah

Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

20

Hadits shahîh. Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 5353, 6006, 6007) dan Muslim (no.

2982), dari Sahabat Abu Hurairah. Lafazh ini milik Muslim. 21

Hadits shahîh. Diriwayatkan oleh Ahmad (V/243), lafazh ini miliknya, at-Tirmidzi (no.

3235), dan al-Hakim (I/521), dan dihasankan oleh at-Tirmidzi. At-Tirmidzi berkata,"Aku pernah

bertanya kepada Muhammad bin Isma’il –yakni Imam al-Bukhari- maka ia menjawab, ‘Hadits ini

hasan shahîh’.” Dari Sahabat Mu’adz bin Jabal Radhiyallahu 'anhu. Di akhir hadits, Rasulullah

Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

Sesungguhnya ia (doa tersebut) merupakan hal yang benar, maka pelajari (hafalkan), dan

perdalamlah.

Page 61: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

50

ع ن إ ال ب ض ق و ز ت ر ن و و ر ف ائ ك م ه ل ت ن ص

"Kalian hanyalah mendapat pertolongan dan rezeki dengan sebab adanya

orang-orang lemah dari kalangan kalian".22

Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda:

ي ف ه ا ع ة ب ض م ه ا أل ر هللا ه ذ ا ي ن ص ، : إ ن م ت ه م و ه م ب د ع ال ص إ خ ، و ال ت ه م و ص

"Sesungguhnya Allah menolong umat ini dengan sebab orang-orang lemah

mereka di antara mereka, yaitu dengan doa, shalat, dan keikhlasan mereka".23

4. Pendapat Para Ulama Tentang Do’a Miskin

Imam Ibnul Atsir di kitabnya An-Nihaayah fi Gharibil Hadits (2/385)

mengatakan : "Ya Allah hidupkanlah aku dalam keadaan Miskin ..... Yang

dikehendaki dengannya (dengan miskin tersebut) ialah : Tawadhu' dan Khusyu', dan

supaya tidak menjadi orang-orang yang sombong dan takabur".

Di kitab Qamus Lisanul Arab (2/176) oleh Ibnu Mandzur diterangkan asal arti

Miskin di dalam lughah/bahasa ialah = Al-Khaadi' (orang yang tunduk), dan asal arti

Faqir ialah : Orang yang memerlukan. Lantaran itu Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam

berdo'a : Ya Allah, hidupkanlah aku dalam keadaan Miskin ..... Yang dikehendaki

ialah : Tawadhu' dan Khusyu', dan supaya tidak menjadi orang-orang yang sombong

dan takabur. Artinya : Aku merendahkan diriku kepada Mu wahai Rabb dalam

keadaan berhina diri, tidak dengan sombong. Dan bukanlah yang dikehendaki dengan

Miskin di sini adalah Faqir yang memerlukan (harta).

Imam Baihaqi mengatakan : "Menurutku bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa

sallam tidaklah meminta keadaan miskin yang maknanya kekurangan tetapi beliau

meminta miskin yang maknanya tunduk dan merendahkan diri (Khusyu' dan

22

Hadits shahîh. Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 2896) dari Sahabat Mush’ab bin Sa’d

Radhiyallahu 'anhu 23

Hadits shahîh. Diriwayatkan oleh an-Nasâ`i (VI/45) dari Sahabat Mush’ab bin Sa’d

Radhiyallahu 'anhu. Lihat Shahîh Sunan an-Nasâ`i (II/669, no. 2978)

Page 62: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

51

Tawadhu'). (Lihat kitab : Sunatul Kubra al-Baihaqi 7/12-13 dan Taklhisul-Habir

3/109 No. 1415 oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar).

Demikian juga maknanya telah diterangkan oleh Hujjatul Islam al-Imam

Ghazali di kitabnya yang mashur Al-Ihya' 4/193. (baca juga syarah Ihya' 9/272 oleh

Imam Az-Zubaidy).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan : "Hidupkanlah aku dalam

keadaan Khusyu' dan Tawadhu'". (Majmu' Fatawa Ibnu Taimiyah 18/382 bahagian

kitab hadits). Beliau juga mengatakan (hal.326) : ".... bukanlah yang dikehendaki

dengan miskin (di dalam hadits ini) tidak mempunyai harta ..."

B. Analisis Ibnu Qutaibah Tentang Hadis Kemiskinan

Ibnu Qutaibah dalam beberapa karyanya memiliki metode yang sangat

menarik dalam memberikan solusi disetiap hadis yang sulit untuk difahami ataupun

memiliki kontradiksi dengan ketetapan-ketetapan sunnah.

ي ال و ى م ن غ و اي ن غ ك ل أ س ي أ ن إ م ه لل ا

“ aku memohon kepada-Mu akan berkecukupanku dan kecukupan

majikanku.”24

ة ر م ي ز ي ف ن ر ش اح ا و ن ي ك س ي م ن ت م أ ا و ن ي ك س ي م ن ي ح أ م ه ل ل ى هللا عليه وسلم قال ا صل بي الن أن

ن ي اك س م ال Artinya : Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW bersabda, “Ya Allah

hidupkan dan matikanlah aku dalam kemiskinan serta masukkanlah aku ke dalam

golongan orang-orang yang miskin.”25

Menurut Ibnu Qutaibah disini tidak terdapat perbedaan. Mereka telah salah

penafsiran hadis dan telah berbuat zhalim dalam mempertentangkan antara kefakiran

dan kemiskinan, padahal keduanya berbeda. Seandainya Rasulullah SAW

24

HR. Ahmad dalam al-Musnad (453/3)

25HR. at-Tirmidzi dalam Sunan-nya (2352)

Page 63: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

52

mengucapkan, “Ya Allah hidupkanlah aku di dalam kefakiran dan kumpulkanlah aku

di dalam kefakiran dankumpulkanlah aku di dalam kumpulan orang-orang fakir”26

,

maka hal tersebut baru merupakan pertentangan.

Arti kemiskinan di dalam sabda Rasulullah SAW, “dan kumpulkanlah aku

dalam keadaan miskin,” berarti rendah hati.27

Seakan-akan Rasulullah SAW

memohon kepada Allah agar tidak di jadika orang-orang yang keras hati dan orang-

orang yang sombong agar tidak dikumpulkan bersama mereka.28

Kalimat miskin (maskanah) adalah kalimat yang diambil dari kata as-sukun. Di

katakan di dalam bahas Arab Tamaskana Ar-Rajul apabila seseorang lembut, rendah

hati, khusyu’ dan tunduk.29

Di antaranya sabda Nabi kepada orang yang shalat :

ر ع ن ق ت و ن ك س م ت و س اء ب ت كس أ

“ melemahlah, tenanglah dan tundukkan kepalamu.”30

Maksud dari hadis di bawah tersebut hendaklah engkau khusyu’ dan

merendahkan diri dihadapan Allah SWT.”31

Di antara dalil yang ibnu Qutaibah sampaikan: Sesungguhnya Rasulullah SAW

jika memohon Kemiskinan yang berarti kefakiran, niscaya Allah SWT melarang

permohonan tersebut. Karena Allah SWT telah menjaminnya menjadi orang yang

26

Telah di takhrij di dalam pembahasan ini 27

Muhammad Abdurrahim, Ta’wil hadits-hadits yang dinilai kontradiktif,(Jakarta : Pustaka

Azzam hal. 279) 28

Muhammad Abdurrahim, Ta’wil hadits-hadits yang dinilai kontradiktif,(Jakarta : Pustaka

Azzam hal. 279) 29

Muhammad Abdurrahim, Ta’wil hadits-hadits yang dinilai kontradiktif,(Jakarta : Pustaka

Azzam hal. 280) 30

HR. Ibnu Majah. Dalam Sunan-nya (1319) 31

HR. Al- haitsami dalam majma’ az-zawaid (11/6)

Page 64: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

53

berkecukupan dan mampu dengan air yang diciptakan untuknya, sekalipun Allah

tidak memberikan uang dirham yang berlimpah ruah.32

Allah SWT berfirman,

6. Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu? 7. dan Dia

mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk. 8. dan Dia mendapatimu

sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.

Kalimat al’ail (kekurangan) adalah orang miskin/ faqir yang memiliki

keluarga atau tidak memiliki keluarga. Kalimat al mu’il adalah orang fakir yang

memiliki keluarga, baik ia meiliki harta atau tidak.33

Ibnu Qutaibah juga menambahkan bahwa, tidak pernah mendengar Nabi

siapapun, sahabat manapun, ahli ibadah dan para mujtahid manapun berdoa, ” Ya

Allah fakirkanlah diriku dan janganlah engkau memberikan kepadaku.” Dan tidak

dengan cara seperti itu Allah SWT memperbudak manusia, tetapi Allah memperbudak

manusia agar mereka berdoa, “Ya Allah berikanlah aku rezeki, ya Allah sehatkanlah

aku.”34

Uraian di atas menunjukan bahwa dalam memberikan jalan keluar terhadap

pertentangan hadis-hadis tersebut, Ibnu Qutaibah tidak hanya memahaminya melalui

pendekatan bahasa saja, namun juga berdasarkan bukti-bukti lain yang ada kaitannya

dengan hadis yang bersangkutan.

Setelah menganalisa pendapat Ibnu Qutaibah beserta ulama hadis mengenai

arti miskin ternyata tidak ada pesinggungan, yang berarti maksud dari miskin adalah

tawadhu.

32

Muhammad Abdurrahim, Ta’wil hadits-hadits yang dinilai kontradiktif,(Jakarta : Pustaka

Azzam hal. 280) 33

Muhammad Abdurrahim, Ta’wil hadits-hadits yang dinilai kontradiktif,(Jakarta : Pustaka

Azzam hal. 281) 34

HR. al- Hindi dalam kanz al ‘Ummal (3745)

Page 65: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

54

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian yang telah dipaparkan pada bab-bab

sebelumnya, maka dapat disimpulkan dari tulisan ini dengan merujuk kepada

rumusan masalah sebagai berikut:

Kata miskin berasal dari akar sukun yang berarti tenang, tawadhu (rendah

hati) dan khusy’. Berbeda dengan fakir yang lebih condong ke arah materi.

Dalam menakwilkan hadist-hadist tersebut, mereka kurang memahami arti

dari fakir dan miskin, dan cenderung menyamakan keduanya, padahal keduanya

tidak sama.

Ada beberapa hadis yang bertentangan dengan hadis ini, tapi itu bukan

menjadi pelemah hadis ini. Karena hadis itu justru menguatkan pemahaman akan

arti miskin.

Dengan demikian, hadis bisa diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Karena dibalik kata miskin tersebut ada maksud tawadhu’ atau rendah diri, bukan

miskin harta.

Page 66: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

55

B. Saran-saran

Dalam skripsi ini penulis hanya memfokuskan pada hadis kemiskinan.

Maka dari itu penulis berharap dikemudian hari ada penulis yang

menyempurnakan penelitian ini dengan bahasan dan penakwilan yang lebih luas

lagi. Karena penulis sadar kesimpulan akhir dari skripsi ini tidak menutup

kemungkinan ada kesimpulan lain dari analisis yang dilakukan penulis.

Penulis juga berharap ada penelitian lanjutan yang lebih komprehensif,

terhadap hadis-hadis kemiskinan dan tidak hanya menggunakan kitab ta’wil

mukhtalif al-hadis saja.

Terakhir, semoga skripsi ini bermanfaat dan memberikan sedikit

pengetahuan untuk penulis khususnya, para pembaca sekalian dan orang lain pada

umumnya. Amien.

Page 67: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

56

DAFTAR PUSTAKA

‘Athâ. ‘Abd al-Qadîr Ahmad, Muqaddimah al-Thab’ah al-Ûlâ. Beirut, Dâr al-Fikr,

1995.

Abû Zahw. Muhammad, Al-Hadîts Wa al-Muhadditsûn, Beirut: Dâr al-Fikr, th.1995

Ariffudin. Ahmad, Paradigma Baru Memahami Hadis Nabi . Jakarta: Renaisan,

2005.

Biro Pusat Statistik. Kemiskinan dan Pemerataan Pendapatan di Indonesia 1976-

1990. Jakarta: BPS, 1991.

Departement Agama, Al-Qur’an Departemen Agama RI. Jakarta: Kalam Ilahi, 2002.

Hanafi. Ahmad, Pengantar dan Sejarah Hukum Islam . Jakarta: Bulan Bintang, 1989.

Hanbal. Ahmad bin, Musnad Ibnu Hanbal. Beirut: Dâr al-Fikr, 1996. Hasan. Mishabul, Ulama Mengadvokasi Anggaran. Jakarta: PP Lakpesdam NU, t.th.

Hasyim. Ahmad, Pengantar Sejarah Kebudayaan Islam. Banda Aceh: Lentera, 1973.

http://pustakaimamsyafii.com/mencintai-orang-orang-miskin-dan-dekat-dengan-

mereka.html/ diakses 14-september-2014

Husna. Lilies Nurul dan Achmad wazir Wicaksono, Ormas Agama Bicara Anggaran.

Jakarta: Lakpesdam NU, 2011.

Ibrahim. Saad, Kemiskinan dalam Perspektif al-Quran, Jakarta: Bulan Bintang, 1998.

Ismail. Syuhudi, Metodelogi Penelitian Hadis. Jakarta: Bulan Bintang, 1992.

Majah. Ibnu, Sunan Ibnu Majah. Beirut: Dâr al-Fikr, 1995.

An-Nasa’i, Imam. Sunan an-nasai’, Beirut, Dâr al-Fikr, 1995

Nasution. Anwar, Sekitar Kemiskinan Dan Keadilan Dari Cendikiawan Kita Tentang

Islam. Jakarta: UI Press, 1987.

Qardhawi. Yusuf, Al-Qur'an Dan Sunnah Referensi Tertinggi Umat Islam, Terj.

Bahruddin Fannani. Jakarta: Robbani Press, 1997.

, Kajian Kritis Pemaknaan Hadis Antara Pemahaman Tekstual dan

Kontekstual. Jakarta: Islamuna Press, 1991.

Page 68: HADIS KEMISKINAN MENURUT IBNU QUTAIBAH DALAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27182/1/FIQRI... · salah satu sumber ajaran Islam. ... Nabi -sebagai sumber hadis-

57

, Bagaimana Memahami Madis Hadis Nabi Saw, terjemahan.

Bandung: Karisma, 1999.

Qutaibah. Abdullah Bin Muslim bin, Ta'wîl Mukhtalif al-Hadîts. Beirut: Muassasah

al-Kutub al-Tsaqâfiah, 1988.

Ranuwijaya. Utang, Ilmu Hadis. Jakarta: Gaya Media Pratama,1996.

Sa’ad. Ibrahim, Kemiskinan Dalam Prespektif al-Quran. Malang: UIN Malang Press,

2007.

Saputra. Munzier, Ilmu Hadis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1993.

al-Sibâ’i. Mushthafâ, Sunnah Dan Peranannya Dalam Penetapan Syari’at Islam,

Terj. Nur Kholish Madjid. Jakarta: Pustaka Firdaus, 1991.

Sirodj. Said Aqil, Tasawuf Sebagai Kritik Sosial, mengedepankan islam sebagai

inspirasi bukan aspirasi. Bandung: Mizan, 2006.

Sou'eb. Joesoef, Sejarah Daulat Abbasiah II. Jakarta: Bulan Bintang t.th, 1996.

Suparlan. Parsudi, Manusia Indonesia Individu. Keluarga, dan Masyarakat. Jakarta:

Akademika Pressindo, 1986.

Swasono. Sri Edi, Al-Muzammil dan Amri Yusra, Sekitar Ekonomi dan Kemiskinan.

Jakarta: UI Press, 1988.

Al-Thawil. Nabl Subhi, Kemiskinan dan Keterbelakangan di negara-negara muslim.

Bandung: Mizan, 1990.

Tim prima pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gitamedia Press, 2011.

Tirmidzi, Imam. Sunan Tirmidzi, Beirut: Dâr al-Fikr, 1996

Yatim. Badri, Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995.

Zaghlul. Abu Hajar Muhammad Al-Sa’id Bin Baisuni, Mausu’at Al-Athraf Al-Hadis

Al-Nabawi Al-Syarif. Beirut: Dar Al-Fikr, 1989.

Zahrah. Muhammad Abû, Aliran Politik dan Aqidah dalam Islam. Jakarta: Logos,

1996