hacting 1

21
STANDART OPERATING PROCEDURE (SOP) Menjahit Luka 1. Tujuan · Meningkatkan kualitas pelayanan perawatan luka agar tidak terjadi infeksi lanjut. · Mempercepat proses penyembuhan. 2. Ruang Lingkup Ruang lingkup tindakan menjahit luka yaitu dilakukan pada pasien/klien yang sedang mengalami luka. 3. Kriteria Pencapaian Criteria pencapaian prosedur menjahit luka ini, yaitu: · Pasien merasa nyaman. · Mempercepat proses penyembuhan luka. · Menghindari agar tidak terjadi infeksi lebih lanjut. · mendekatkan tepi-tepi luka dan mempertahankan dengan benang atau jahitan sampai tensile strength luka tersebut dapat tersambung. 4. Definisi Menjahit luka adalah tindakan mendekatkan tepi-tepi luka dan mempertahankan dengan benang atau jahitan sampai tensile strength luka tersebut dapat tersambung. 5. Uraian Umum Luka adalah terputusnya kontinuitas dari suatu jaringan yang disebabkan oleh karena trauma. Klasifikasi luka: a) Menurut keadaan hubungan dengan dunia luar. · Luka terbuka ( vulnus apertum), adalah luka dimana kulit mengalami kerusakan sehingga nampak jaringan di bawah kulit. · Luka tertutup ( vulnus vocclusum ), adalah luka dengan kerusakan jaringan di bawah kulit, sedang kan kulit tidak mengalami kerusakan. b) Menurut berat ringannya.

description

SOP Jahit LUka

Transcript of hacting 1

Page 1: hacting 1

STANDART OPERATING PROCEDURE (SOP)

Menjahit Luka

1. Tujuan

· Meningkatkan kualitas pelayanan perawatan luka agar tidak terjadi infeksi lanjut. · Mempercepat proses penyembuhan.

2. Ruang Lingkup

Ruang lingkup tindakan menjahit luka yaitu dilakukan pada pasien/klien yang sedang mengalami luka.

3. Kriteria Pencapaian

Criteria pencapaian prosedur menjahit luka ini, yaitu:

· Pasien merasa nyaman. · Mempercepat proses penyembuhan luka. · Menghindari agar tidak terjadi infeksi lebih lanjut. · mendekatkan tepi-tepi luka dan mempertahankan dengan benang atau jahitan sampai

tensile strength luka tersebut dapat tersambung.

4. Definisi Menjahit luka adalah tindakan mendekatkan tepi-tepi luka dan mempertahankan dengan benang atau jahitan sampai tensile strength luka tersebut dapat tersambung.

5. Uraian Umum Luka adalah terputusnya kontinuitas dari suatu jaringan yang disebabkan oleh karena trauma.

Klasifikasi luka:

a)     Menurut keadaan hubungan dengan dunia luar.

· Luka terbuka ( vulnus apertum), adalah luka dimana kulit mengalami kerusakan sehingga nampak jaringan di bawah kulit.

· Luka tertutup ( vulnus vocclusum ), adalah luka dengan kerusakan jaringan di bawah kulit, sedang kan kulit tidak mengalami kerusakan.

b)    Menurut berat ringannya.

· Vulnus simplek, adalah luka yang hanya mengenai jaringan kulit. · Vulnus komplikatus, adalah luka yang mengakibatkan kerusakan selain jaringan kulit

juga jaringan di bawahnya, misalnya jaringan syaraf , otot , pembuluh darah dsb.

c)      Menurut bactieriologinya

· Luka steril: luka yang sengaja dibuat dan steril, misalnya luka operasi. · Luka bersih terkontaminasi : luka yang menembus saluran nafas atau saluran cerna. · Luka kontaminasi: luka yang kemungkinan sudah kemasukan kuman tapi belum ada

tanda-tanda infeksi, dihitung sampai batas waktu 6 - 8 jam setelah terjadinya luka.

Page 2: hacting 1

· Luka infeksi : luka yang sudah melebihi batas waktu 6 - 8 jam atau bila sudah ada tanda-tanda infeksi.

6. Standart Tenaga · 1 orang dokter umum· 1 orang perawat

7. Standart Alat Dan Bahan ·         Medis Tromol steril berisi :

· Sarung tangan steril · Duk steril · Set alat bedah minor · Benang jahit · Jarum jahit · Kassa steril · Cairan normal saline (NaCl 0.9%) · Cairan antiseptic · Korentang steril dan tempatnya · Obat anastesi ü  Plester ü  Gunting plester · Kom steril · Tempat sampah medis · Disposable syringe· Larutan H2O2/perhidrol

·         Non medis · Bed tindakan · Foot step · Meja instrumen · Lemari alkes · Status pasien · Lembar Informed Consent · Tempat sampah tertutup non medis · Lembar rujukan · Alat tulis · Tempat cuci tangan dengan air mengalir· Sabun cair · Handuk kecil · Sikat tangan · Lembar resep dokter · Tirai / sketsel · Selimut · Lampu tindakan · Buku register pasien rawat jalan · Perlak dan pengalasnya

8.      Prosedur Tetap

Page 3: hacting 1

· Mengucapkan salam kepada pasien · Memperkenalkan diri dan menjelaskan prosedur · Melakukan tindakan · Mengakhiri prosedur dengan baik · Permisi kepada pasien dan keluarga· Mendokumentasikan tindakan

9.      Prosedur Operasinal Tetap

a.       Mengucapkan salam kepada pasien

· Mengucapkan salam (selamat pagi/selamat siang/selamat malam) kepada pasien. · Menanyakan nama pasien yang akan diberi tindakan.

b.      Memperkenalkan diri dan menjelaskan prosedur

· Memberitahu nama kepada klien (Saya A yang akan mejahit luka bapak). · Menjelaskan tujuan dilakukannyan tindakan ini (Bapak, tujuan dilakukanya

tindakan ini yaitu agar tidak terjadi infeksi lebih lanjut dan luka bapak cepat sembuh)

c.       Melakukan tindakan.

· Cuci tangn dan keringkan, kemudian pakai sarung tangan bersih. · Menyiapkan alat. · Bersihkan luka dengan cairan antiseptic · Ganti sarung tanggan dengan sarung tangan steril. · Jaringan disekitar luka dianestesi ü  Bila perlu bersihkan luka dengan cairan normal

saline (NaCl 0.9%) · Bila luka kotor dan dalam gunakan larutan H2O2/perhidrol 10%.· Pasang duk lobang · Gunakan jarum untuk menjahit kulit, masukan benang kelubang jarum, pada

penggunaan jarum melengkung (curved needle)dari arah dalam keluar. · Pegang jarum dengan menggunakan klem kemudian mulai menjahit luka · Jika luka dalam sampai jaringan otot, maka jahit lapis demi lapis(jenis benang

disesuaikan dengan jaringan yang robek, contoh: catgut, chromic, side dll. · Ikat benang dengan membentuk sampul · Potong benang, sisakan sepanjang 1 mm (untuk jahitan dalam), 0.65 cm (jahitan

luar) · Lanjutkan jahitan luka sampai luka tertutup · Oleskan normal salin/ desinfektan pada jahitan · Tutp dengan kasa steril· Pasang plester/hifafix

d.      Mengakhiri prosedur dengan baik.

· Merapikan pasien dan menanyakan respons pasien terhadap tindakan yang kita lakukan (bapak tindakan sudah kami lakukan bagaimana perasaan bapak setelah kami jahit lukanya).

· Melepas sarung tangan dan memberisihkan alat.

Page 4: hacting 1

· Mencuci tangan

e.       Permisi kepada pasien dan keluarga.

· Permisi dengan pasien dan keluarga dengan berkomunikasi dengan pasien dan keluarganya (bapak terimakasih atas kerjasamanya sekarang saya akan kembali melakukan tugas saya yang lain bapak bila ada sesuatu bapak atau keluarga bapak bisa panggil saya diruang perawat, selamat siang bapak).

f.       Mendokumentasikan tindakan.

Hecting – Penjahitan Luka

DEFINISI

Penjahitan luka adalah suatu tindakan untuk mendekatkan tepi luka dengan benang

sampai sembuh dan cukup untuk menahan beban fisiologis.

INDIKASI

Setiap luka dimana untuk penyembuhannya perlu mendekatkan tepi luka.

LUKA

3.1. Definisi

Luka adalah semua kerusakan kontinnuitas jaringan akibat trauma mekanis.

Trauma tajam menyebabkan :

a. luka iris : vulnus scissum/incicivum

b. luka tusuk : vulnus ictum

c. luka gigitan : vulnus morsum

Trauma tumpul menyebabkan :

a. luka terbuka : vulnus apertum

b. luka tertutup : vulnus occlusum ( excoriasi dan hematom )

Luka tembakan menyebabkan : vulnus sclopetorum.

3.2. Klasiflkasi luka berdasar ada tidaknya kuman :

a. luka steril : luka dibuat waktu operasi

b. luka kontaminasi : luka mengandung kuman tapi kurang dari 8 jam .

Page 5: hacting 1

(golden period)

c. luka infeksi luka yang mengandung kuman dan telah berkembangbiak dan telah

timbul gejala lokal maupun gejala umum.(rubor, dolor, calor, tumor, fungsio lesa).

PENGENALAN ALAT DAN BAHAN PENJAHITAN

Alat dan bahan yang diperlukan pada penjahitan luka :

4.1.Alat (Instrumen)

a. Tissue forceps ( pinset ) terdiri dari dua bentuk yaitu tissue forceps

bergigi ujungnya ( surgical forceps) dan tanpa gigi di ujungnya yaitu

atraumatic tissue forceps dan dressing forceps.

b. Scalpel handles dan scalpel blades

c. Dissecting scissors ( Metzen baum )

d. Suture scissors

e. Needleholders

f. Suture needles ( jarum ) dari bentuk 2/3 circle, Vi circle , bentuk

segitiga dan bentuk bulat

g. Sponge forceps (Cotton-swab forceps)

h. Hemostatic forceps ujung tak bergigi ( Pean) dan ujung bergigi (Kocher)

i. Retractors, double ended

j. Towel clamps

4.2 Bahan

a. Benang (jenis dan indikasi dijelaskan kemudian )

b. Cairan desifektan : Povidon-iodidine 10 % (Bethadine )

c. Cairan Na Cl 0,9% dan perhydrol 5 % untuk mencuci luka.

d. Anestesi lokal lidocain 2%.

e. Sarung tangan.

f. Kasa steril.

Page 13: hacting 1

towel clamps

5. CARA MEMEGANG ALAT

a. Instrument tertentu seperti pemegang jarum, gunting dan pemegang kasa: yaitu ibu

jari dan jari keempat sebagai pemegang utama, sementara jari kedua dan ketiga dipakai

Page 14: hacting 1

untuk memperkuat pegangan tangan. Untuk membuat simpul benang setelah jarum

ditembuskan pada jaringan, benang dilingkarkan pada ujung pemegang jarum.

b. Pinset lazim dipegang dengan tangan kiri, di antara ibujari serta jari kedua dan ketiga.

Jarum dipegang di daerah separuh bagian belakang .

c. Sarung tangan dipakai menurut teknik tanpa singgung.

Page 15: hacting 1

cara memegang alat

6. PERSIAPAN ALAT

6.1.Sterilisasi dan cara sterilisasi

Sterilisasi adalah tindakan untuk membuat suatu alat-alat atau bahan dalam keadaan

steril.

Page 16: hacting 1

Sterilisasi dapat dilakukan dengan cara :

a. Secara kimia : yaitu dengan bahan yang bersifat bakterisid , seperti formalin, savlon,

alkohol.

b. Secara fisik yaitu dengan :

1) Panas kering ( oven udara panas )

♦ Selama 20 menit pada 200° C

♦ Selama 30 menit pada 180° C

♦ Selama 90 menit pada 160° C

2). Uap bertekanan ( autoclave): selama 15 menit pada 120° C dan tekanan 2 atmosfer

3). Panas basah, yaitu di dalam air mendidih selama 30 menit. Cara ini hanya dianjurkan

bila cara lain tidak tersedia.

6.2 Pengepakan

Sebelum dilakukan sterilisasi secara fisik, semua instrument harus dibungkus dengan

dua lapis kain secara rapat yang diikutkan dalam proses sterilisasi. Pada bagian luar

pembungkus , ditempelkan suatu indikator ( yang akan berubah warna ) setelah

instrument tersebut menjadi steril. Untuk mempertahankan agar instrument yang

dibungkus tetap dalam keadaan steril, maka kain pembungkus dibuka menurut” teknik

tanpa singgung.

7. JENIS-JENIS BENANG

7.1 Benang yang dapat diserap (Absorbable Suture )

a. Alami ( Natural)

1). Plain Cat Gut : dibuat dari bahan kolagen sapi atau domba. Benang ini hanya memiliki

daya serap pengikat selama 7-19 hari dan akan diabsorbsi secara sempurna dalam

waktu 70 hari. 2). Chromic Cat Gut dibuat dari bahan yang sama dengan plain cat gut ,

namum dilapisi dengan garam Chromium untuk memperpanjang waktu absorbsinya

sampai 90 hari.

b. Buatan ( Synthetic )

Adalah benang- benang yang dibuat dari bahan sintetis, seperti Polyglactin ( merk

dagang Vicryl atau Safil), Polyglycapron ( merk dagang Monocryl atau Monosyn), dan

Polydioxanone ( merk dagang PDS II ). Benang jenis ini memiliki daya pengikat lebih

lama , yaitu 2-3 minggu, diserap secara lengkap dalam waktu 90-120 hari.

7.2 Benang yang tak dapat diserap ( nonabsorbable suture )

a. Alamiah ( Natural)

Page 17: hacting 1

Dalam kelompok ini adalah benang silk ( sutera ) yang dibuat dari protein organik

bernama fibroin, yang terkandung di dalam serabut sutera hasil produksi ulat sutera.

b. Buatan ( Synthetic )

Dalam kelompok ini terdapat benang dari bahan dasar nylon ( merk dagang Ethilon atau

Dermalon ). Polyester ( merk dagang Mersilene) dan Poly propylene ( merk dagang

Prolene ).

8. PERSIAPAN PENJAHITAN ( KULIT)

a. Rambut sekitar tepi luka dicukur sampai bersih.

b. Kulit dan luka didesinfeksi dengan cairan Bethadine 10%, dimulai dari bagian tengah

kemudian menjauh dengan gerakan melingkar.

c. Daerah operasi dipersempit dengan duk steril, sehingga bagian yang terbuka hanya

bagian kulit dan luka yang akan dijahit.

d. Dilakukan anestesi local dengan injeksi infiltrasi kulit sekitar luka.

e. Luka dibersihkan dengan cairan perhydrol dan dibilas dengan cairan NaCl.

f. Jaringan kulit, subcutis, fascia yang mati dibuang dengan menggunakan pisau dan

gunting.

g. Luka dicuci ulang dengan perhydrol dan dibilas dengan NacCl.

h. Jaringan subcutan dijahit dengan benang yang dapat diserap yaitu plain catgut atau

poiiglactin secara simple interrupted suture. i. Kulit dijahit benang yang tak dapat

diserap yaitu silk atau nylon.

9. TEKNIK PENJAHITAN KULIT

Prinsip yang harus diperhatikan :

a. Cara memegang kulit pada tepi luka dengan surgical forceps harus dilakukan secara

halus dengan mencegah trauma lebih lanjut pada jaringan tersebut.

b. Ukuran kulit yang yang diambil dari kedua tepi luka harus sama besarnya.

c. Tempat tusukan jarum sebaiknya sekitar 1-3 cm dari tepi lukia.Khusus” daerah wajah

2-3mm.

d. Jarak antara dua jahitan sebaiknya kurang lebih sama dengan tusukan jarum dari tepi

luika.

e. Tepi luka diusahakan dalam keadaan terbuka keluar ( evferted ) setelah penjahitan.

9.1. SIMPLE INTERUPTED SUTURE

A. Indikasi: pada semua luka

Kontra indikasi : tidak ada Teknik penjahitan

Dilakukan sebagai berikut:

a. Jarum ditusukkan pada kulit sisi pertama dengan sudut sekitar 90 derajat, masuk

Page 18: hacting 1

subcutan terus kekulit sisi lainnya.

b. Perlu diingat lebar dan kedalam jaringan kulit dan subcutan diusahakan agar tepi luka

yang dijahit dapat mendekat dengan posisi membuka kearah luar ( everted)

c. Dibuat simpul benang dengan memegang jarum dan benang diikat.

d. Penjahitan dilakukan dari ujung luka keujung luka yang lain.

B. Indikasi : Luka pada persendian

Luka pada daerah yang tegangannya besar

Kontra indikasi : tidak ada

Teknik penjahitan ini dilakukan untuk mendapatkan eversi tepi luka dimana tepinya

cenderung mengalami inverse. misalnya kulit yang tipis. Teknik ini dilakukan sebagai

berikut:

1. Jarum ditusukkan jauh dari kulit sisi luka, melintasi luka dan kulit sisi lainnya,

kemudian keluar pada kulit tepi yang jauh, sisi yang kedua.

2. Jarum kemudian ditusukkan kembali pada tepi kulit sisi kedua secara tipis,

menyeberangi luka dan dikeluarkan kembali pada tepi dekat kulit sisi yang pertama.

3. Dibuat simpul dan benang diikat.

9.3 SUBCUTICULER CONTINUOS SUTURE

Indikasi : Luka pada daerah yang memerlukan kosmetik

Kontra indikasi : jaringan luka dengan tegangan besar.

Pada teknik ini benang ditempatkan bersembunyi di bawah jaringan dermis sehingga

yang terlihat hanya bagian kedua ujung benang yang terletak di dekat kedua ujung luka

yang dilakukan sebagai berikut.

1. Tusukkan jarum pada kulit sekitar 1-2 cm dari ujung luka keluar di daerah dermis

kulit salah satu dari tepi luka.

2. Benang kemudian dilewatkan pada jaringan dermis kulit sisi yang lain, secara

bergantian terus menerus sampai pada ujung luka yang lain, untuk kemudian

dikeluarkan pada kulit 1-2 cm dari ujung luka yang lain.

3. Dengan demikian maka benang berjalan menyusuri kulit pada kedua sisi secara

parallel disepanjang luka tersebut.

9.4 JAHITAN PENGUNCI (FESTON)

Indikasi : Untuk menutup peritoneum

Mendekati variasi kontinyu (lihat gambar)