H. Chaizir Djayus, S.H. · PDF fileAntara Sayang dan Benci -----41 Jangan Terlalu ... saya...

21
1 H. Chaizir Djayus, S.H.

Transcript of H. Chaizir Djayus, S.H. · PDF fileAntara Sayang dan Benci -----41 Jangan Terlalu ... saya...

Page 1: H. Chaizir Djayus, S.H. · PDF fileAntara Sayang dan Benci -----41 Jangan Terlalu ... saya diangkat jadi pegawai negeri sipil di ... Dan bila seseorang beribadah karena cinta kepada

1

H. Chaizir Djayus, S.H.

Page 2: H. Chaizir Djayus, S.H. · PDF fileAntara Sayang dan Benci -----41 Jangan Terlalu ... saya diangkat jadi pegawai negeri sipil di ... Dan bila seseorang beribadah karena cinta kepada

2

Melawan Lupa

Page 3: H. Chaizir Djayus, S.H. · PDF fileAntara Sayang dan Benci -----41 Jangan Terlalu ... saya diangkat jadi pegawai negeri sipil di ... Dan bila seseorang beribadah karena cinta kepada

3

H. Chaizir Djayus, S.H.

MELAWAN LUPAKumpulan Kuliah Subuh

Oleh:H. Chaizir Djayus, S.H.

Page 4: H. Chaizir Djayus, S.H. · PDF fileAntara Sayang dan Benci -----41 Jangan Terlalu ... saya diangkat jadi pegawai negeri sipil di ... Dan bila seseorang beribadah karena cinta kepada

4

Melawan Lupa

Melawan Lupa

Penulis : H. Chaizir Djayus, S.H.Penyunting : Dr. Dina Yulianti, S.S., M.Si.

Disain Sampul : Safina ArtDisain Isi : Five Images StudioCetakan I : Juli 2017

Penerbit : Walet PublisherAlamat : Jl. Walet 27 Air Tawar Barat - Padang

Buku ini diterbitkan untuk kalangan terbatas

Page 5: H. Chaizir Djayus, S.H. · PDF fileAntara Sayang dan Benci -----41 Jangan Terlalu ... saya diangkat jadi pegawai negeri sipil di ... Dan bila seseorang beribadah karena cinta kepada

5

H. Chaizir Djayus, S.H.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR------------------- 5Kesempurnaan Nikmat-------------------9Berbuat Baik pada Tetangga-------------------12Persaingan di Dunia -------------------16Buku Irshad Manji-------------------20Di Balik Topeng-------------------24 Jangan Berputus Asa dari Rahmat Allah-------------------27Kisah Seorang Guru dan Santrinya -------------------31Antara Surau, Lapau, dan Rantau-------------------35Menafsir Ulang Makna Ikhlas-------------------38Antara Sayang dan Benci -------------------41Jangan Terlalu Cepat Membenci -------------------46Hukum Allah Tak Pernah Kadaluarsa ------------------- 50 Undangan dan Akhlakul Karimah-------------------53Reframing Syukur-------------------56Menangkal Miskin dengan Al Ikhlas------------------- 59Melindungi Keluarga dari Jeratan Neraka -------------------62Membiarkan Gandum di Tangkainya------------------- 66Ulul Albab -------------------70Orang Muslim yang Syirik -------------------74Keadilan Tuhan, Dimohonkan atau Dihindari?-------------------77Nasib Anak di Luar Nikah-------------------80Melawan Lupa-------------------83Antara Sains dan Al Quran-------------------86

Page 6: H. Chaizir Djayus, S.H. · PDF fileAntara Sayang dan Benci -----41 Jangan Terlalu ... saya diangkat jadi pegawai negeri sipil di ... Dan bila seseorang beribadah karena cinta kepada

6

Melawan Lupa

Hentikan Perdebatan dalam Hal Ikhtilaf -------------------89Kesetaraan Gender, Siapakah yang Diuntungkan? -------------------94Antara Musibah dan Azab ------------------98Sombong-------------------102Celakanya Pemberi dan Penerima Suap -------------------105Air di Tangan Penguasa Zalim-------------------109Siapakah Ulil Amri? -------------------112Politik Zakat-------------------115Haji (1): Egoisme Jamaah Haji-------------------119Haji (2): Sulitnya Menahan Emosi -------------------123Haji (3): Siapakah yang Menjadi Haji Mabrur?-------------------126Tetap Bersaudara Meski Berbeda Pendapat -------------------130Referensi-------------------133

Page 7: H. Chaizir Djayus, S.H. · PDF fileAntara Sayang dan Benci -----41 Jangan Terlalu ... saya diangkat jadi pegawai negeri sipil di ... Dan bila seseorang beribadah karena cinta kepada

7

H. Chaizir Djayus, S.H.

KATA PENGANTAR

Saya lahir di Palembang, Sumatera Selatan, pada tanggal 17 Agustus 1940. Ketika itu kami tinggal di Palembang karena ayah saya menjadi guru SMP di sana. Lima tahun kemudian kami pindah ke Payakumbuh, Sumatera Barat, kampung halaman kami.

Pendidikan mulai dari SR/SD hingga SMP saya lalui di Payakumbuh. Kemudian saya melanjutkan ke SPMA (Sekolah Pertanian Menengah Atas) di kota Padang. Setelah tamat SPMA tahun 1961, saya diangkat jadi pegawai negeri sipil di lingkungan Dinas Pertanian Rakyat Tingkat I Jawa Tengah, di kota Semarang.

Pada tahun 1962 di Semarang berdiri sebuah universitas swasta bernama Universitas Islam Sultan Agung (UNISULA). Setahun kemudian, universitas ini membuka Fakultas Hukum yang belajarnya di sore hari. Saya pun mendaftar dan kuliah di fakultas tersebut. Setelah tamat, saya mengikuti ujian persamaan di Fakultas Hukum Universitas Diponegoro dan alhamdulillah saya berhasil lulus pada tahun 1970.

Dengan gelar sarjana hukum ini karir saya meningkat dan pada tahun 1984 saya dimutasikan ke Kantor Wilayah Departemen Pertanian Sumatera Barat, di Padang, hingga

Page 8: H. Chaizir Djayus, S.H. · PDF fileAntara Sayang dan Benci -----41 Jangan Terlalu ... saya diangkat jadi pegawai negeri sipil di ... Dan bila seseorang beribadah karena cinta kepada

8

Melawan Lupa

pensiun pada usia 56 tahun. Jabatan terakhir saya adalah Kepala Bidang Perencanaan dan Bidang Pengendalian dan Evaluasi, dua bidang sekaligus saya pimpin.

Kebetulan rumah kami berada di dekat sebuah masjid bernama Masjid Ikhwanul Muslimin. Masjid itu berlokasi di Jalan Srigunting, Kelurahan Air Tawar Barat, Kecamatan Padang Utara. Di masjid ini, selalu saya berusaha agar rutin hadir sholat berjamaah, terutama sholat Subuh, Maghrib, dan Isya, sedangkan sholat Zuhur dan Ashar di mushola kantor. Setelah pensiun, saya rutin sholat lima waktu di masjid Ikhwanul Muslimin selama tidak ada halangan, seperti sakit atau berpergian.

Di masjid tersebut, setiap usai sholat Subuh selalu diadakan KULTUM (Kuliah Tujuh Belas Menit) dari jamaah dan untuk jamaah yang bergiliran sekali sebulan. Kebetulan di dekat masjid tersebut ada kompleks perumahan dosen UNP (Universitas Negeri Padang, dulu bernama IKIP), sehingga banyak dosen yang bergantian memberikan kultum sesuai bidang dan keahliannya masing-masing. Saya pun pernah mendapatkan giliran untuk memberikan kultum, di samping juga pernah menjadi pengurus masjid.

Saya terbiasa menyiapkan bahan materi kultum yang akan saya sampaikan dengan mengetiknya di komputer dan saya simpan arsipnya. Saya memang punya hobi tulis-menulis sejak muda, dimulai dari masa SMP dan berkembang ketika saya sudah bekerja sebagai PNS di Semarang. Saat itu, banyak juga karya saya yang dimuat di koran-koran di Semarang, baik puisi, cerpen, maupun artikel-artikel. Buku ini merupakan kumpulan dari arsip bahan kultum saya, dipilih yang relevan dengan

Page 9: H. Chaizir Djayus, S.H. · PDF fileAntara Sayang dan Benci -----41 Jangan Terlalu ... saya diangkat jadi pegawai negeri sipil di ... Dan bila seseorang beribadah karena cinta kepada

9

H. Chaizir Djayus, S.H.

kondisi saat ini. Semoga buku ini menjadi sumbangsih saya, meskipun sedikit, dalam menyebarkan ajaran Islam yang benar dan lurus, sesuai dengan Al Quran dan hadis Rasulullah SAW.

Akhir kata, tidak ada gading yang tidak retak, tidak ada karya manusia yang sempurna. Atas kekhilafan dan kesalahan yang saya buat dalam buku ini, saya mohon ampun kepada Allah SWT dan mohon maaf kepada para pembaca. Billahi taufiq wal hidayah, walhamdulillahi Rabbil Aalamiin.

Wassalam,

Padang, 15 Juli 2017

(H. Chaizir Djayus, S.H.)

Page 10: H. Chaizir Djayus, S.H. · PDF fileAntara Sayang dan Benci -----41 Jangan Terlalu ... saya diangkat jadi pegawai negeri sipil di ... Dan bila seseorang beribadah karena cinta kepada

10

Melawan Lupa

Page 11: H. Chaizir Djayus, S.H. · PDF fileAntara Sayang dan Benci -----41 Jangan Terlalu ... saya diangkat jadi pegawai negeri sipil di ... Dan bila seseorang beribadah karena cinta kepada

11

H. Chaizir Djayus, S.H.

Kesempurnaan Nikmat

Pada bagian akhir QS Al Maidah ayat 3, Allah berfirman, “Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhoi Islam sebagai agamamu .”

Bila kita cermati, dalam potongan ayat ini ada dua kosa kata utama yang telah Allah hadiahkan kepada umat-Nya yang beriman yaitu sempurna dan nikmat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sempurna berarti (1) utuh dan lengkap segalanya, tidak bercacat dan bercela, (2) lengkap dan komplit, (3) selesai sebaik-baiknya dan teratur dengan sangat bai, (4) baik sekali, terbaik.

Jadi yang namanya sempurna adalah sesuatu yang sudah segala-galanya, tidak ada lagi yang lebih dari itu, atau sesuatu di tingkatan tertinggi.

Sedangkan nikmat artinya enak, lezat, memuaskan. Nikmat adalah soal rasa, bukan hanya rasa nikmat di lidah atau di mata, melainkan juga rasa memiliki, rasa aman, termasuk juga rasa aman karena mendapatkan jaminan kebahagiaan dari Allah di dunia dan akhirat. Dan siapakah yang dijamin kebahagiaannya di dunia dan akhirat? Tak lain tak bukan, umat yang beriman dan beramal saleh. Banyak ayat-ayat dalam Al Qur’an yang

Page 12: H. Chaizir Djayus, S.H. · PDF fileAntara Sayang dan Benci -----41 Jangan Terlalu ... saya diangkat jadi pegawai negeri sipil di ... Dan bila seseorang beribadah karena cinta kepada

12

Melawan Lupa

menyebut-nyebut kata nikmat-Ku yang diakhiri dengan kata-kata “Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang beriman” atau “Ingatlah nikmat Allah supaya kamu beruntung.”

Dalam tafsir Ibnu Katsir mengenai QS Al Maidah ayat 3 bagian terakhir ini disebutkan bahwa Allah memberikan nikmat yang paling besar untuk umat manusia dengan cara menyempurnakan agama untuk mereka, sehingga mereka tidak lagi membutuhkan agama selain itu, dan juga tidak membutuhkan nabi selain setelah Muhammad Rasulullah. Allah menjadikan Muhammad SAW sebagai nabi terakhir yang diutus untuk jin dan manusia.

“Tidak ada yang halal kecuali apa yang dia halalkan, tidak ada yang haram kecuali apa yang dia haramkan, tidak ada agama kecuali apa yang dia ajarkan. Semuanya telah dia sampaikan. Beliau adalah orang yang benar dan jujur, tidak ada dusta dan penipuan padanya. Sebagaiman firman Allah Ta’ala, “Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Quran) sebagai kalimat yang benar dan adil.” (QS. Al-An’am: 115), demikian ditulis Ibnu Katsir rahimahullah.

Pertanyaannya, mengapa agama Islam dan keimanan kepada Allah disebut sebagai kesempurnaan nikmat? Bukankah seringkali yang dipandang sebagai nikmat adalah harta, suami/istri, anak, kesehatan, rumah, mobil, jabatan, hal-hal material lainnya?

Jawabannya ada pada fitrah manusia. Allah memang menciptakan manusia dengan fitrah ingin mencapai kesempurnaan hakiki, bukan sekedar kesempurnaan materi. Sebagai buktinya, betapa banyak kita lihat orang kaya yang merana. Mereka kemudian mencari-cari kebahagiaan dengan

Page 13: H. Chaizir Djayus, S.H. · PDF fileAntara Sayang dan Benci -----41 Jangan Terlalu ... saya diangkat jadi pegawai negeri sipil di ... Dan bila seseorang beribadah karena cinta kepada

13

H. Chaizir Djayus, S.H.

menenggak arak atau mengkonsumsi narkoba, namun tentu hanya kebahagiaan semu yang didapat. Betapa banyak pasangan suami-istri yang punya anak-anak yang sehat dan cerdas, tetapi malah memilih bercerai; sementara banyak pasangan lain yang sangat mendambakan anak. Mengapa mereka yang sudah mendapatkan nikmat ‘anak’ justru memilih berpisah?

Artinya, bila yang dijadikan tolok ukur nikmat adalah hal-hal duniawiah, selalu saja ada yang terasa kurang. Harta bila dikejar, tak akan pernah terasa cukup. Nafsu syahwat bila diperturutkan, tak akan terpuaskan.

Imam Al Ghazali mengatakan, puncak kebahagiaan adalah saat seseorang berhasil mencapai ma’rifatullah (mengenal Allah dengan sebenarnya). Nah, bagaimana cara mengenal Allah? Sudah tentu melalui petunjuk yang diberikan-Nya kepada kita, baik melalui Al Quran, maupun hadits-hadits Rasulullah Muhammad SAW. Dengan cara mengikuti jalan yang ditunjukkan oleh Al Quran dan Nabi Muhammad-lah kita akan mencapai nikmat dan kebahagiaan. Itulah doa yang kita panjatkan setiap sholat, di surat Al Fatihah 6-7, “Tunjukilah kami ke jalan yang lurus, yaitu jalan orang yang Engkau beri nikmat kepada mereka.”

Page 14: H. Chaizir Djayus, S.H. · PDF fileAntara Sayang dan Benci -----41 Jangan Terlalu ... saya diangkat jadi pegawai negeri sipil di ... Dan bila seseorang beribadah karena cinta kepada

14

Melawan Lupa

Page 15: H. Chaizir Djayus, S.H. · PDF fileAntara Sayang dan Benci -----41 Jangan Terlalu ... saya diangkat jadi pegawai negeri sipil di ... Dan bila seseorang beribadah karena cinta kepada

15

H. Chaizir Djayus, S.H.

Menafsir Ulang Makna Ikhlas

Seorang ustadz di masjid kami pernah mengajarkan hal ini, “Bila kita berbuat amal saleh, dan amal itu muncul di luar diri kita, di luar dari ego kita, itulah yang disebut amal yang ikhlas. Selama kita belum keluar dari diri kita, belum keluar dari ego kita, maka amal itu belum bisa dikatakan amal yang ikhlas.”

Dia mendasarkan pendapatnya pada penafsiran QS An-Nisa’ ayat 100, “Siapa yang keluar dari dalam rumahnya dan berhijrah kepada Allah dan Rasulnya …” Menurutnya, kata “keluar dari rumah” dapat dimaknai ‘keluar dari diri’ atau ‘keluar dari ego’.

Pendapat lain tentang ikhlas disampaikan oleh Ali Ali Bin Abi Thalib ra, “Bila seseorang beribadah karena takut kepada Allah, itulah ibadah hamba sahaya. Bila seseorang beribadah karena ingin mendapat pahala, itulah ibadah para pedagang. Dan bila seseorang beribadah karena cinta kepada Allah, itulah ibadah yang ikhlas.”

Ikhlas tampaknya memang berat dicapai. Banyak dari kita yang beribadah wajib atau sunnah karena termotivasi oleh pahala yang dijanjikan Allah kepada kita. Tapi bukankah Al Quran dan Rasulullah sendiri yang menjanjikan semua pahala itu? Sejak kecil janji-janji itu pula yang diajarkan kepada kita oleh

Page 16: H. Chaizir Djayus, S.H. · PDF fileAntara Sayang dan Benci -----41 Jangan Terlalu ... saya diangkat jadi pegawai negeri sipil di ... Dan bila seseorang beribadah karena cinta kepada

16

Melawan Lupa

guru-guru dan para ustadz. Misalnya, bila kita shalat berjamaah di masjid pahalanya sekian kali dibanding bila sholat sendiri di rumah. Bersedekah akan dibalas oleh Allah sekian sekian puluh kali lipat.

Kepada orang yang bersegera pada ampunan Allah dan bertakwa, Allah menjanjikan surga yang luasnya seluas langit dan bumi (QS Ali Imran: 133). Dalam QS Al Mukminun, Allah menyebut 6 ciri orang-orang yang beriman, yaitu khusyu’ dalam shalatnya, menjauhkan diri dari perbuatan tak berguna, berzakat, menjaga diri dari zina, memelihara amanah dan janji, serta menjaga shalatnya. Kepada mereka Allah menjanjikan, “yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya” (QS Al Mukminun:11).

Dalam QS Al Insan Allah menjanjikan surga dan pakaian dari sutera kepada orang yang memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan dengan ikhlas. Mereka berkata, “Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih” (QS Al Insan:9). Di ayat-ayat selanjutnya, Allah mendeskripsikan surga dengan sedemikian detil, antara lain tidak panas dan tidak pula dingin, dialiri mata air salsabil, dinaungi pohon penuh buah-buahan, minum dari bejana perak dan piala yang bening, dikelilingi pelayan muda yang bagaikan mutiara bertaburan, dan lain sebagainya.

Lalu apakah bila kita beribadah dengan mengharapkan pahala adalah ibadah yang kurang kualitasnya? Imam Al Ghazali menjelaskan bahwa ikhlas itu bertahap-tahap, yaitu tahap awam, tahap khusus, dan tahap yang sangat khusus. Dalam setiap

Page 17: H. Chaizir Djayus, S.H. · PDF fileAntara Sayang dan Benci -----41 Jangan Terlalu ... saya diangkat jadi pegawai negeri sipil di ... Dan bila seseorang beribadah karena cinta kepada

17

H. Chaizir Djayus, S.H.

tahap, jumlah manusia yang masuk ke dalamnya akan semakin sedikit jumlahnya. Artinya manusia memang tidak boleh berpuas diri dalam beribadah, ia harus terus meningkatkan kualitasnya. Target tertinggi tentu saja kita mampu mencapai tahap khusus yaitu ketika kita mampu beribadah semata-mata karena Allah, bukan karena mengharapkan pahala. Bila kita mampu mencapai tahap itu, insya Allah kita akan ditempatkan di surga di bagian yang khusus pula karena surga pun bertingkat-tingkat, antara lain ada surga Darussalam, surga Ma’wa, surga Na’im, surga ‘Adn, dan yang tertinggi adalah surga Firdaus.

Dengan kata lain, jangan pula kita berputus asa dan enggan beribadah atau enggan berinfak dengan alasan ‘belum bisa ikhlas’ karena keikhlasan itu pun harus dilatih. Salah satunya adalah dengan menanamkan dalam pikiran kita bahwa satu-satunya yang kita harapkan dalam segala perbuatan kita adalah keridhoan Allah.

Page 18: H. Chaizir Djayus, S.H. · PDF fileAntara Sayang dan Benci -----41 Jangan Terlalu ... saya diangkat jadi pegawai negeri sipil di ... Dan bila seseorang beribadah karena cinta kepada

18

Melawan Lupa

Jangan Terlalu Cepat Membenci

Para sufi selalu mengatakan, sesuatu yang kita lihat, yang ada di depan mata kita, sesuatu yang kita alami, yang kadangkala mengoncangkan keseluruhan jiwa dan raga kita, adakalanya hakikatnya tidaklah seperti itu. Para sufi berbendapat, pada saat kita melihat sesuatu itu, Allah sedang menutupi sebahagian mata dan pandangan kita.

Oleh karena itu, para sufi menyarankan agar saat kita melihat atau mengalami sesuatu, janganlah kita buru-buru menyertakan dua rasa naluriah kita, sayang atau benci. Sebab, hakikat sesuatu sangat mungkin berbeda dari pandangan pertama kita.

Stephen J.Covey, penulis buku terkenal Seven Habits of Highly Effective People, pernah menulis tentang pengalaman menarik yang dialaminya di sebuah kereta bawah tanah di kota New York. Saat itu, para penumpang duduk dengan tenang, sebahagian ada yang asyik membaca koran, sebagian yang lain duduk melamun, atau duduk sambil memejamkan mata. Lalu tiba-tiba, di sebuah stasiun, masuklah seorang bapak bersama lima anaknya yang masih remaja dan balita. Anak-anak tersebut bertingkah polah sangat menjengkelkan para penumpang lain, berisik, bertengkar, bahkan melempar barang dan merebut koran orang lain.

Page 19: H. Chaizir Djayus, S.H. · PDF fileAntara Sayang dan Benci -----41 Jangan Terlalu ... saya diangkat jadi pegawai negeri sipil di ... Dan bila seseorang beribadah karena cinta kepada

19

H. Chaizir Djayus, S.H.

Si bapak duduk di sebelah Stephen sambil bersandar dan memejamkan matanya. Dia seperti tidak peduli akan hal sekelilingnya. Stephen merasa kesal dan marah padanya, lalu memutuskan untuk menegurnya.

“Tuan, anak-anak Anda sangat menganggu para penumpang lain. Dapatkah Anda mengendalikan mereka sedikit?” kata Stephen.

Orang itu seolah baru tersadar atas perilaku anak-anaknya. Lalu ia menjawab, “Anda benar. Saya harus berbuat sesuatu. Kami baru saja dari rumah sakit di mana ibu dari anak-anak ini meninggal dua jam yang lalu. Saya tidak tahu harus berpikir apa dan saya kira mereka juga tidak tahu harus bagaimana mengahadapinya.”

Stephen menulis, “Dapatkah Anda bayangkan bagaimaan perasaan saya waktu itu? Paradigma saya berubah. Tiba tiba saya melihat segalanya secara berubah. Kejengkelan dan kebencian saya seketika hilang. Hati saya dipenuhi dengan rasa simpati dan rasa sayang kepada anak anak yang baru kehilangan ibu tercintanya. Segala sesuatunya berubah seketika.”

Kita pun, seandainya berada dalam posisi Stephen juga akan berperasaan sama. Dari yang semula kesal dan jengkel, menjadi kasihan dan penuh empati. Situasi semaam ini mungkin pernah pula terjadi pada diri kita. Berapa kali kita kesal pada seseorang karena sesuatu kasus, namun setelah mengetahui duduk perkaranya, perasaan kita pun berubah. Atau sebaliknya, kita buru-buru simpati pada seseorang yang penampilannya ramah dan baik, lalu akhirnya kesal karena tertipu.

Misalnya, kejadian yang dialami seorang pemudik dari Jakarta yang naik kereta menuju kampungnya di Surabaya.

Page 20: H. Chaizir Djayus, S.H. · PDF fileAntara Sayang dan Benci -----41 Jangan Terlalu ... saya diangkat jadi pegawai negeri sipil di ... Dan bila seseorang beribadah karena cinta kepada

20

Melawan Lupa

Seperti dilaporkan sebuah televisi, si pemudik duduk di kereta bersebelahan dengan seorang laki-laki yang ramah dan tutur kata yang menarik. Awalnya, si pemudik merasa senang dan beruntung mendapat teman perjalanan yang menyenangkan. Ketika sang teman tersebut menawarkan minuman, tanpa ragu diterimanya dan langsung diminumnya. Segera ia pun tertidur dan ketika terjaga lagi, ia mendapati seluruh barang-barang bawaannya sudah lenyap dibawa kabur sang teman seperjalanan.

Inilah pengalaman nyata bahwa apa yang kita lihat dengan mata telanjang belum tentu apa yang sebenarnya. Dari pengalaman ini ada pelajaran bagi kita yaitu kita tidak boleh buru-buru memvonis orang. Bila kita melihat sesuatu yang buruk, atau sesuatu yang tidak kita sukai, jangan segera menjatuhkan penilaian hanya berdasarkan pandangan mata semata. Rasulullah pernah berpesan kepada para sahabatnya mengenai masalah ini, “Jika kamu menduga atau terlintas dalam benakmu sesuatu yang buruk terhadap orang lain, jangan kamu lanjutkan dugaanmu dengan melangkah lebih jauh” ( HR. Ath Thabarani).

Jangan ‘melangkah lebih jauh’ maksudnya adalah jangan membicarakan lebih lanjut apa yang kita lihat, jangan buru-buru memvonis atau berburuk sangka, jangan menggunjing, apalagi mengucapkan kekesalan atau tuduhan kita secara langsung karena hal tersebut akan menjadi dosa besar bagi kita.

Allah SWT juga telah mengingatkan kita dalam firman-Nya di QS Al Hujarat ayat 11, “Janganlah kamu berlebihan membenci sesuatu, mungkin yang kamu benci itu baik bagimu. Dan janganlah berlebihan menyenangi sesuatu, mungkin yang

Page 21: H. Chaizir Djayus, S.H. · PDF fileAntara Sayang dan Benci -----41 Jangan Terlalu ... saya diangkat jadi pegawai negeri sipil di ... Dan bila seseorang beribadah karena cinta kepada

21

H. Chaizir Djayus, S.H.

kamu senangi itu buruk kagimu.” Maha benar Allah dengan segala firman-Nya.