gung

download gung

of 9

Transcript of gung

  • 7/26/2019 gung

    1/9

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pendidikan keperawatan saat ini dituntut untuk dapat menghasilkan

    lulusan tenaga keperawatan yang kompeten dan berstandar nasional maupun

    internasional. (Nurhadi, 2004) Penyelengggaraan pendidikan dituntut dapat

    dengan cepat merespon proses pembelajaran yang kompleks dan berkelanjutan

    dalam menghasilkan lulusan yang mempunyai kemampuan dapat bekerja

    sesuai bidang ilmunya dan diterima di masyarakat secara baik. leh karena itu

    suatu Perguruan !inggi harus membekali peserta didiknya dengan sikap,

    pengetahuan, dan keterampilan sehingga dapat menciptakan lulusan perawat

    yang berkualitas dan memiliki daya saing tinggi. (Nursalam " #erry, 200$)

    Pembelajaran klinik merupakan pembelajaran berbasis pengalaman

    dimana peserta didik diharapkan mampu mengaplikasikan teori yang diperoleh

    dari akademik pada kasus nyata yang sebenarnya di lahan. Peserta didik juga

    diharapkan mampu mengasah keterampilan sebanyak mungkin dalam

    melakukan tindakan keperawatan. %enurut &ewey dalam 'eiliy dan

    bermann (2002), masalah utama dalam pembelajaran pendidikan berbasis

    pengalaman adalah memilih jenis pengalaman yang berdaya guna dan berdaya

    cipta dalam pengalaman selanjutnya. nti dari pengalaman belajar adalah

    maknanya dari tujuan pendidikan dan kemampuannya dalam mempersiapkan

    indiidu terhadap pengalaman yang lebih dalam di masa depan.

    1

    2

  • 7/26/2019 gung

    2/9

    Pembelajaran klinik sebaiknya mendapat perhatian serius dan persiapan

    yang baik, perhatian dan persiapan tersebut dibutuhkan karena pembelajaran

    klinik memberikan kesempatan kepadapreceptee untuk bekerja dengan klien

    dan belajar terhadap masalah yang nyata. (*hapman " rb, 2000).

    Pembelajaran klinik harus dibuat sedemikian rupa sehingga preceptee mampu

    untuk berhubungan dengan masalah yang sebenarnya. Pembelajaran klinik

    tidak hanya memberikan kesempatan untuk menerapkan teori+teori yang telah

    diperoleh di kelas sebelumnya tetapi menurut *orkhill (--$) tujuan

    pembelajaran klinik adalah mengintegrasikan teori dengan praktik. alah satu

    metode pembelajaran klinik yang e/ekti/ dilakukan adalahpreceptorship.

    asil penelitian 1dila (202), %enunjukkan terdapat metode bimbingan

    yang masih monoton, kurangnya motiasi dan kurang dukungan dari

    pembimbing klinik. Pemberian reinforcement yang kurang dan masih

    rendahnya perhatian pembimbing dalam membedakan kemampuan

    mahasiswa. Pembimbingan yang dilaksanakan masih terkesan seadanya.

    Pembimbing praktik klinik mempunyai tugas ganda sebagai perawat ruangan

    yang tingkat kesibukannya tinggi, sehingga pelaksanaan pre dan post

    conference sering kali tidak dapat dilaksanakan. Pembimbing menilai

    kemampuan mahasiswa juga tidak berdasarkan kualitas. Pembimbing belum

    mempunyai modul pribadi. Pembimbing hanya melaksanakan standar

    operasional prosedur dan masih ada pembimbing yang belum sesuai dengan

    klasi/ikasi sebagai pembimbing klinik serta masih kurangnya alat+alat

    diruangan untuk melaksanakan tindakan keperawatan, kesimpulan dukungan

    3

  • 7/26/2019 gung

    3/9

    yang diberikan oleh pembimbing dalam memberikan persiapan laboratorium

    dan pemberian umpan balik sebelum praktik dilahan masih dianggap monoton

    dan belum cukup oleh mahasiswa. 3elum tercipta iklim belajar yang kondusi/

    untuk perkembangan kemampuan, ketrampilan dan sikap mahasiswa. Praktik

    yang dilaksanakan masih ber/okus pada rutinitas dan berorientasi pada

    perintah.

    %enurut %ahen dan *lark (--) dalam Nursalam (2005), preceptor

    adalah seorang perawat yang mengajar, memberikan bimbingan, dapat

    menginspirasi rekannya, menjadi tokoh panutan (role model), serta

    mendukung pertumbuhan dan perkembangan indiidu (trainee) untuk jangka

    waktu tertentu dengan tujuan khusus mensosialisasikan trainee pada peran

    barunya.

    Peningkatan terhadap kualitas seorang pembimbing klinik, baik yang

    berasal dari perawat rumah sakit ataupun dari pembimbing akademik mutlak

    diperlukan. Pelatihan dapat meningkatkan pengetahuan pembimbing, bisa

    bertukar pikiran dengan pembimbing lain dan melakukan re/leksi bersama

    (6aters, 2007) Penelitian lain membuktikan bahwa proses bimbingan

    mahasiswa oleh pembimbing akademik yang mendapatkan pelatihan

    mentoring lebih e/ekti/ dibandingkan dengan yang tidak mendapatkan

    pelatihan, selain itu bimbingan dengan metode konensional kurang e/ekti/.

    (!ri " 8uni, 202)

    Peran pembimbing klinik dalam mentorship sangat penting dalam

    pencapaian target kompetensi mahasiswa. Peran seorang mentor di ndonesia

    4

    menurut Nurachmach (2005) dimana mentor mampu membuat menti (peserta

    mentorship) yang tadinya tergantung menjadi mandiri melalui kegiatan

  • 7/26/2019 gung

    4/9

    belajar. 9egiatan belajar yang diharapkan terjadi yaitu mengalami sendiri dan

    menemukan sendiri /enomena praktek keperawatan dimana hal ini diharapkan

    dapat membangun kepercayaan diri, harga diri dan kesadaran diri yang

    merupakan /undamental dalam penyelesaian masalah. edangkan peran

    seorang mentor di :ropa menurut %erja, annele, 9erttu, &aid " 9irsi

    (200) mengatakan bahwa tugas seorang mentorship dalam pembelajaran

    klinik meliputi dua hal yaitu mem/asilitasi pembelajaran mahasiswa dengan

    menciptakan lingkungan belajar yang kondusi/ serta mendorong belajar secara

    mandiri. elain itu mentorship bertugas memperkuat pro/esionalisme

    mahasiswa dengan mendukung perkembangan pro/esi dan membantu

    mahasiswa mencapai target kompetensi.

    9urangnya dukungan institusi akan mengakibatkan beberapa masalah

    diantaranya role ambiguity, role conflict, role overload (mansky, 200),

    hasil penelitian Nurri; baik, peran preceptor sebagai pembangun

    kemampuan =$,7> baik, peran preceptor sebagai pemikir kritis 5-,2 > baik

    dan peran preceptor sebagai sosialisasi =$,7> baik, sedangkan peneliti lain

    *indy #rida %arcella (207) menunjukkan bahwa 00> pembimbing klinik memiliki

    pengetahuan baik tentang kolaborasi, 00> pembimbing klinik memiliki pengetahuan

    baik tentang karakter personal, $7,7> pembimbing klinik memiliki pengetahuan baik

    tentang /asilitasi belajar, -,5> pembimbing klinik memiliki pengetahuan baik

    5

    tentang praktik pro/essional, -,5> pembimbing klinik memiliki pengetahuan baik

    tentang pengetahuan tatanan klinik.

    Pelaksanaan proses bimbingan klinik oleh preceptor ternyata masih jauh

    dari yang diharapkan, beberapa preceptor mengatakan bahwa dukungan dari

    akademi atau institusi pendidikan masih sedikit hanya berupa pemberitahuan

  • 7/26/2019 gung

    5/9

    dan penjelasan singkat tentang proses praktek klinik yang akan dijalani,

    sedangkan dukungan dari institusi 'umah akit belum sesuai dengan yang

    diharapkan oleh preceptor belum maksimal dalam melakukan bimbingannya

    dikarenakan masih dibebani dengan tugas dan tanggung jawab sebagai

    perawat di ruangan tersebut, belum adanya pengakuan dari rumah sakit

    sehingga tidak ada beda antara preceptor dengan perawat pelaksana dalam

    jenjang karir apalagi dalam segi kesejahteraan.

    3erdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk

    mendeskripsikan dukungan institusi terhadap proses pelaksanaan

    preceptorship.

    B. Rumusan Masalah

    3erdasarkan in/ormasi diatas, dukungan institusi sangat mempengaruhi

    program Preceptoship sehingga rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

    ?3agaimana @ambaran &ukungan nstitusi !erhadap Proses Pelaksanaan

    Preceptorship di 'umah akit 'oemani %uhammadiyah emarangA

    6

    C. Tujuan

    . !ujuan Bmum

    Bntuk mengetahui @ambaran &ukungan nstitusi !erhadap Proses

    Pelaksanaan Preceptorship di 'umah akit 'oemani %uhammadiyah

    emarang.

    2. !ujuan 9husus

    a. %endiskripsikan dukungan institusi tentang kebijakan pelayanan

    terhadap proses pelaksanaan preceptorship di 'umah akit 'oemani

    %uhammadiyah emarang.

  • 7/26/2019 gung

    6/9

    b. %endiskripsikan dukungan institusi tentang komitmen preceptor

    untuk pendidikan klinis terhadap proses pelaksanaanpreceptorship di

    'umah akit 'oemani %uhammadiyah emarang.

    c. %endiskripsikan dukungan institusi terhadap kesiapan sumber daya

    terhadap proses pelaksanaan preceptosship di 'umah akit 'oemani

    %uhammadiyah emarang.

    d. %endiskripsikan dukungan institusi tentang kerangka teoritis

    terhadap proses pelaksanaan preceptorship di 'umah akit 'oemani

    %uhammadiyah emarang.

    e. %endiskripsikan dukungan institusi tentang komitmen preceptor

    untuk belajar klinik terhadap proses pelaksanaan preceptorship di

    'umah akit 'oemani %uhammadiyah emarang.

    7

    /. %endiskripsikan dukungan institusi tentang kerjasama preceptor

    dengan pelayanan kesehatan terhadap proses pelaksanaan

    preceptoship di 'umah akit 'oemani %uhammadiyah emarang.

    g. %endiskripsikan dukungan institusi tentang kebijakan pendidikan

    preceptor terhadap proses pelaksanaanpreceptorship di 'umah akit

    'oemani %uhammadiyah emarang.

    D. Manfaat dan Lngku! Peneltan

    . Pembimbing klinikCpreceptor

    Preceptor dapat mengetahui seberapa penting /ungsi dan perannya

    dalam melaksanakan pembimbingan klinik.

    Preceptor dapat melaksanakan tugas dan /ungsinya sebagai pembimbing

    klinik dengan baik.

  • 7/26/2019 gung

    7/9

    2. nstitusi Pendidikan

    &apat memberikan masukanCin/ormasi sebagai sarana untuk

    memberikan dukungan kepada pembimbing klinik dalam proses mentoring

    &apat mengetahui /aktor+/aktor yang dapat meningkatkan kualitas

    pembimbingan klinik.

    7. nstitusi 'umah akit.

    &iharapkan dapat memberikan dukungan yang lebih maksimal

    kepada pembimbing klinik.

    &apat memberikan nilai lebih terhadap pembimbing klinik

    8

    4. Peneliti.

    Penelitian ini sangat berman/aat selama dalam proses pembimbingan

    klinik karena akan banyak menambah cakrawala pandang peneliti menjadi

    luas.

    E. Bdang Ilmu

    Penelitian ini berkaitan dengan bidang ilmu keperawatan khususnya

    ilmu management keperawatan, yang mengkaji tentang program

    preceptorship.

    ". #easlan Peneltan

    %enurut sepengetahuan peneliti, penelitian dengan judul Pengaruh

    &ukungan nstitusi !erhadap Proses Pelaksanaan Preceptorship di '

    'oemani %uhammadiyah emarang belum pernah dilakukan, namun ada

    beberapa penelitian yang serupa, diantaranya

  • 7/26/2019 gung

    8/9

    9

    Ta$le %.%

    #easlan Peneltan

    N& Nama'tahun (ara$leMet&de dan

    desan

    Hasl

    1 @ayle D,

    mansky

    @ambaran

    pengalaman

    'eiew literatur ebagian besar preceptor di

    B dan B9 mengalami 7 hal(200) preceptor selama mereka menjalankan

    peran, yaitu ketidak+jelasan

    akan peran (role ambiguity),

    beban kerja yang berlebih

    (work overload) dan

    pertentangan peran (role

    c on flict)2 %. Diu et.al @ambaran %enggunakan @ambaran peranpreceptor di

    (200) pengalaman pendekatan %acao, *hina. !erdapat nilaipreceptor /enomenologikal positi/ dan sisi negati/ selama

    kualitati/. preceptor menjalankan

    perannya. isi positi/ yaitu

    lebih dihormati dan disegani

    oleh teman satu kelompok,

    Nilai negati/nya yaitu beban k e r j a y a n g b e r le b ih

    7 %c*harty et. al

    (200)

    @ambaran pengalamanpreceptor

    %etode diskriptri/ gabungan

    elama menjalankan perannyapreceptor mengalami banyak keterbatasan, diantaranya keterbatasan

    waktu dan

    p end id ikan.

    4 *indy #rida

    % (207)

    @ambaran

    kompetensi

    preceptor

    %etode diskripti/ Perlu dilakukan peningkatanpengetahuan terhadapkompetensiPreceptorsupaya pengetahuan yangsaat ini baik menjadi lebih

    b aik lagi.= Nurri; baik, peran

    (207) dalam preceptor sebagai

    pelaksanaan pembangun kemampuan

    program =$,7> baik, peranpreceptor

    Preceptorship sebagai pemikir kritis 5-,2 >

    baik dan peranpreceptor

    sebagai sosialisasi =$,7>baik

    ). Per$edaan Peneltan

    Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang ada pada table .

    terletak pada perbedaan tempat penelitian, penelitian diatas tesebut semua

  • 7/26/2019 gung

    9/9

    10

    menunjukan gambaran pengalaman preceptor di luar negeri, sedangkan

    penelitian yang akan saya lakukan berada di ndonesia. Perbedaan lain terletak

    pada metode dan desain penelitian. Penelitian yang akan saya lakukan bersi/at

    studi deskripti/ yang hanya menggambarkan dukungan preceptor, sedangkan

    penelitian diatas melakukan penelitian dengan pendekatan /enomenologika.