Gula Pereduksi Dan Ttal
-
Upload
frida-mahardika -
Category
Documents
-
view
216 -
download
0
Transcript of Gula Pereduksi Dan Ttal
8/20/2019 Gula Pereduksi Dan Ttal
http://slidepdf.com/reader/full/gula-pereduksi-dan-ttal 1/6
Metode Luff Schoorl adalah berdasarkan proses reduksi dari larutan Luff Schoorl oleh gula-
gula pereduksi (semua monosakarida, laktosa dan maltosa). Hidrolisis karbohidrat menjadi
monosakarida yang dapat mereduksikan u!" menjadi u#".
$eaksi yang terjadi dalam metode Luff Schoorl %
& &
$ ' " ! u!" " &H- $ ' H H
ula reduksi Luff Schoorl
u!" " *- + H!*! *!
*! " ! aS! + ! a* " a!S&!
Sukrosa tidak memiliki sifat-sifat mereduksi, karena itu untuk menentukan kadar
sukrosa harus dilakukan inersi terlebih dahulu menjadi glukosa dan fruktosa.
alam hal ini kadar sukrosa harus diperhitungkan dengan faktor /,01 karena pada
hidrolisis sukrosa berubah menjadi gula inert.
#!H!!&## " H!& + !2H#!&2 Sukrosa gula reduksi
3enentuan 4arbohidrat dengan Metode Luff Schoorl
3engukuran karbohidrat yang merupakan gula pereduksi dengan metode Luff Schoorl ini
didasarkan pada reaksi sebagai berikut %
$-H& " ! u!" 5 $-&&H " u!&
! u!" " *- 5 u!*! " *!
! S!&6!- " *! 5 S&2!- " ! *-
Monosakarida akan mereduksikan u& dalam larutan Luff menjadi u!&. 4elebihan
u& akan direduksikan dengan 4* berlebih, sehingga dilepaskan *!. *! yang dibebaskan
tersebut dititrasi dengan larutan a!S!&6. 3ada dasarnya prinsip metode analisa yang
digunakan adalah *odometri karena kita akan menganalisa *! yang bebas untuk dijadikan
dasar penetapan kadar. imana proses iodometri adalah proses titrasi terhadap iodium (*!)
bebas dalam larutan. 7pabila terdapat 8at oksidator kuat (misal H!S&) dalam larutannya
yang bersifat netral atau sedikit asam penambahan ion iodida berlebih akan membuat 8at
oksidator tersebut tereduksi dan membebaskan *! yang setara jumlahnya dengan dengan
banyaknya oksidator (9inarno !//:). *! bebas ini selanjutnya akan dititrasi dengan larutan
standar a!S!&6 sehinga *! akan membentuk kompleks iod-amilum yang tidak larut dalam
air. &leh karena itu, jika dalam suatu titrasi membutuhkan indikator amilum, maka
penambahan amilum sebelum titik ekialen.
Metode Luff Schoorl ini baik digunakan untuk menentukan kadar karbohidrat yang berukuran sedang. alam penelitian M.;erhaart dinyatakan bah<a metode Luff Schoorl
merupakan metode tebaik untuk mengukur kadar karbohidrat dengan tingkat kesalahan
sebesar #/=. 3ada metode Luff Schoorl terdapat dua cara pengukuran yaitu dengan
penentuan u tereduksi dengan *! dan menggunakan prosedur Lae->ynon (7nonim !//0).
Metode Luff Schoorl mempunyai kelemahan yang terutama disebabkan oleh
komposisi yang konstan. Hal ini diketahui dari penelitian 7.M Maiden yang menjelaskan
bah<a hasil pengukuran yang diperoleh dibedakan oleh pebuatan reagen yang berbeda.
3enentuan ula $eduksi ara Munson-9alker
(Munson-9alker eneral Method? 7&7, #0:/)
3enentuan gula reduksi menurut cara Miunson <alker dipakai untuk penentuan glukosa,fruktosa, gula inert, laktosa monohidrat dalam bahan yang tidak mengandung sakarosa? juga
8/20/2019 Gula Pereduksi Dan Ttal
http://slidepdf.com/reader/full/gula-pereduksi-dan-ttal 2/6
dipakai untuk penentuan gula inert dan laktosa monohidrat dalam bahan yang mengan dung
sakarosa. 3enentuan gula reduksi didasarkan atas banyaknya endapan u!& yang terbentuk?
kemudian dengan melihat table Hammond dapat diketahui jumlah gula reduksi. @umlah u!&
ditentukan secara graimetris, yaitu dengan menimbang langsung endapan u!& yang
terbentuk? atau secar olumetric, yaitu dengan titrasi menggunakan larutan a-thiosulfat atau
4-permanganat.3enyiapan larutan contoh dan pembentukan endapan u!&
- Aimbang contoh yang berupa bahan padat yang telah dihaluskan atau bahan cair
sebanyak !,1-!1 g. Banyaknya contoh yang ditimbang tergantung dari kadar gula pada
contoh dan olume larutan contoh maupun pengenceran yang akan dikerjakan pada tahap
berikutnya.
- 3indahkan secara kuantitatif ke dalam labu takar yang olumenya ditentukan sedekian
sehingga setiap 1/ ml larutan contoh yang siap dianalisa membentuk ##,6-C0,: mg u!&
yang setara dengan ,2-!62,0 mg glukosa.
- Aambahkan aDuades sebanyak E - F olume labu takar yang dipakai, gojog dan
biarkan mengendap.
- Aambahkan larutan 3b-7setat netral tetes demi tetes. 3ada penambahan larutan 3b-asetat ini larutan contoh menjadi keruh (terbentuk gumpalan-gumpalan atau partikel-partikel
ber<arna putih). Setiap kali menambahkan 3b-asetat, larutan kemudiam digojog dan biarkan
dulu partikel-partikel yang ada mengendap. 4emudian teteskan lagi larutan 3b-asetat, apabila
ternyata tidak menimbulkan pengeruhan lagi berarti penambahan 3b-asetat telah cukup.
Hindarkan penambahan 3b-asetat yang terlalu berlebihan. Aambahkan aDuades sampai tanda
dan saring.
- Gntuk menghilangkan kelebihan 3b yang digunakan, tambahkan sedikit demi sedikit
kristal 4- atau a-oksalat sama seperti menambahkan 3b-asetat tersebut di atas sampai
diperoleh filtrat bebas 3b. iltrat bebasb 3b apabila ditambah 4- atau a-oksalat tidak
membentuk endapan putih (tetap jernih).
- 4e dalam gelas piala // ml, tuanglah !1 ml larutan uS& dan !1 ml larutan tartrat
alkalis, kemudian tambahkan 1/ ml filtrat filtrat bebas 3b. Autuplah gelas piala dengan gelas
arloji.
- Aaruhlah gelas piala pada kasa asbes dan panaskan di atas nyala api Bunsen atau alat
pemanas listrik. 7turlah pemanasan sedemikian sehingga larutan harus sudah mendidih
dalam <aktu menit, kemudian lanjutkan pemanasanI pendidihan selama ! menit. 3erlu
diperhatikan bah<a ketentuan lama pemanasan tersebut harus betul-betul ditepati. &leh
karena itu dianjurkan untuk mencoba terlebih dulu,yaitu dengan memanaskan 1/ ml
reagensia yang digunakan dan 1/ ml aDuades sehingga dapat diketahui cara mengatur alat
pemanas yang bisa memenuhi ketentuan di atas.
- engan pemansan tersebut akan terbentuk endapan u!&. 4emudian masih dalamkeadaan panas saringlah dengan menggunakan krus ooch yang telah di beri lapisan asbes
sebagai bahan penyaring.
- Buat pula penentuan blanko dengan cara yang sama dengan menggunakan !1 ml
larutan uS& , !1 ml larutan tartrat alkalis dan 1/ ml aDuades.
- ucilah endapan u!& dalam krus ooch tersebut dengan aDuades yang suhunya
2/o sampai bersih.
- Aentukan banyaknya u!& yang terbentuk dengan salah satu cara tersebut di ba<ah
ini.
3enentuan u!& secara graimetris
- >ndapan u!& dalam kedua krus ooch (penentuan contoh maupun blanko) masing-masing di cuci dengan #/ ml ether.
8/20/2019 Gula Pereduksi Dan Ttal
http://slidepdf.com/reader/full/gula-pereduksi-dan-ttal 3/6
- 4eringkan dalam oen bersuhu #//o selama 6/ menit,dinginkan dalam eksikator
dan ditimbang.
- ari selisih antara berat u!& yang terdapat pada penentuan contoh dan blanko, berat
gula reduksi dalam 1/ ml larutan contoh dapat dicari dengan menggunakan Aabel Hammond.
3enentuan u!& secara olumetric dengan a-thiosulfat>ndapan u!& dalam kedua krus ooch, masing-masing diperlakukan sebagai berikut.
- Siapkan >rlenmeyer !1/ ml yang mempunyai tanda untuk olune dengan interal !/
ml(bila tidak ada dapat dibuat tanda sendiri).
- >ndapan dalam krus ooch ditutup dengan gelas arloji. 4emudian tambahkan 1 ml
larutan H&6(# " #) untuk melarutkan u!&. 3enambahan dikerjakan dengan pipet, gelas
arloji(tutup) dibuka seperlunya saja ketika memasukkan ujung pipet tersebut.
- Aampung filtrat dengan >rlenmeyer tersebut di atas. ucilah gelas arloji dan krus
ooch dengan !/ ' !1 ml aDuades.
- idihka sampai kabut ber<arna merah habis, dan tambahkan larutan 4* ! = yang
bereaksi agak basis seperlunya.
- Aiterlah dengan larutan a-thiosulfat (60 g a!S!&6.1 H!&Iliter) sampai <arnakuning muda. Aambahkan larutan patisampai terbentuk <arba biru, lanjutkan titrasi. 3ada saat
titrasi hampir selesai tambahkan ! g 4S,a duk hingga larut,dan lanjutkan titrasi sampai
seluruh endapan ber<arna putih.
- ari selisih antara titrasicontoh dan blanko, brat u!& dapat dihitung.
# ml larutan a!S!&6 J ##,!10 mg u!&
Berdasarkan berat u atau u!&, berat gula reduksi dalam 1/ ml larutan contoh dapat
dicari dengan menggunakan Aabel Hammond.
3enentuan ula $eduksi ara Lane->ynon
(Lane-eynon eneral ;olumetric Method? 7&7 #0:/)
3enentuan gula reduksi menurut cara Lane->ynon dipakai untuk penentuan gula inert
(baik tanpa maupun dengan sakarosa), glukosa, fruktosa? maltosa anhidrat dan monohidrat?
laktosa anhidarat dan monohidrat. ara ini merupakancara penentuan secara olumetris,
dalam hal ini #/ ml atau !1 ml reagensia SoKhlet direduksi (dititrasi) dengan larutan contoh.
@umlah gula reduksi dapat diketahui dari Aabel Lane->ynon berdasarkan berdasarkan olume
larutan contoh yang dibutuhkan untuk titrasi tersebut.
3enyiapan larutan contoh
- Aimbang contoh sebanyak !,1 ' !1 g. 3indahkan secara kuantitatif ke dalam labu
takar. ;olume labu takar sedemikian sehingga jumlah larutan contoh yang dibutuhkan untuk
titrasi #/ ml reagensia SoKhlet adalah #1 ' 1/ ml atau kadar gula reduksi, misalnya % gula
inert tanpa sakarosa berkisar antara 1!,1I1/ ' 1/,1I#1mgIml atau #,/# ' 6,1 mgIml.- Aambahkan aDuades sebanyak E - F olume labu takar yang dipakai, biarkan
mengendap.
- Lakukan penjernihan engan menambahkan 3b-asetat netral secukupnya, hingga
diperoleh filtrat yang jernih. 4elebihan 3b dihilangkan dengan menambahkan kristal 4- atau
a-oksalat anhidrat secukupnya, hingga diperoleh filtrate bebas 3b.
Standarisasi reagensia SoKhlet
Maksud standarisasi adalah menentukan besarnya factor koreksi yang diperlukan dalam
menggunakan table lane->ynon.
- 3ipetlah #/ ml reagensia SoKhlet yang baru, tuang ke dalam >rlenmeyer 6// ' //
ml.
- *silah buret 1/ ml dengan larutan glukosa atau gula inert standar (kadar % #,/# ' 6,1mgIml). Hitung jumlah larutan standar yang diperlukan untuk titrasi #/ ml larutan SoKhlet.
8/20/2019 Gula Pereduksi Dan Ttal
http://slidepdf.com/reader/full/gula-pereduksi-dan-ttal 4/6
Bila larutan standar mengandung gula inert sebanyak !,1 mgIml, maka olume larutan gula
inert standar yang dibutuhkan kurang lebih 1/,!I!,1 ml atau !/,! ml.
- 4emudian dari buret tersebut, tuanglah hamper semua larutan gula inert standar ke
dalam >rlenmeyer, sisakan kurang lebih # ml. @adi olume larutan gula inert standar yang
ditambahkan kurang lebih !/,! ' # J #0,! ml.
- 3anaskan larutan sampai mendidih dan tetap didihkan selama ! menit (selama pendidihan bila perlu dapat digunakan batu dididh untuk mencegah letupan-letupan).
- Sambil tetap dipanaskan tambahkan # ml larutan indicator methylene blue /,! =,
kemudian teteskan gula inert standar dari buret tersebut (titrasi ) sehingga larutan menjadi
hamper tidak ber<arna. Aitrasi dilakukan dalam <aktu 6 menit. Buat ulangan 6 kali, hitung
rata-ratanya dan tentukan factor koreksinya.
3enentuan gula reduksi larutan contoh
3enentuan gula reduksi larutan contoh terdiri dari dua tahap, yaitu % *ncremental
Method yang merupakan cara penentuan yang kurang teliti, sedang Standar Mthod lebih
teliti.
*ncremental Method
- Auanglah #/ ml reagensia SoKhlet ke dalam >rlenmeyer 6// ' // ml.- *si buret dengan larutan contoh, dan tuanglah ke dalam >rlenmeyer sebanyak #1 ml.
- 3anaskan sampai mendidih, teruska pendidihan selama #1 detik dan segera tambahkan
larutan contoh sampai <arna biru hilang.
- 4emudian tambahkan # ml larutan indicator methylene blue /,!=, dan tetetskan
larutan contoh(titrasi) sampai <arna biru hilang.
Standar Method
- Auanglah #/ ml reagensia SoKhlet ke dalam >rlenmeyer 6// ' // ml.
- Banyaknya larutan contoh yang dibutuhkan pada incremental method misalnya % ;
ml. Maka tuanglah dari buret larutan contoh sebanyak (;-#)ml. Selanjunya sama seperti
standarisasi reagensia SoKhlet tersebut di atas, dimulai dari % - 3anaskan larutan sampai
mendidih, dan ..........dst.
- Hitung kadar gula gula per #// ml larutan contoh.
4adar gula J K #//IA K faktor koreksi (mgI#// ml)
J gula total yang dibutuhkan untuk mereduksi SoKhlet(mg). icari dalam tabel Lane-
>ynon.
A J Aiter J larutan contoh (ml).
3enentuan Sakarosa
(ara kimia, ? 7&7, #0:/)
3enentuan sakarosa didasarkan atas selisih antara gula reduksi sebelum dan sesudah
inersi. alam hal ini gula reduksi dinyatakan sebagai gula inert.3enentuan gula inert sebelum inersi
- Buat larutan contoh seperti penentuan gula reduksi.
- 7mbil filtrat bebas 3b, dan lakukan penentuan gula inert dengan cara
MunsonJ9alker atau Lane->ynon. 3erlu diketahui bah<a dalam filtrat tersebut terdapat gula
inert dan dan sakarosa, oleh karena itu perhatikanlah ketika menggunakan Aabel untuk
mencari banyaknya gula inert.
- Berdasarkan banyaknya gula inert dalam filtrat tersebut, hitunglah kadar gula inert
sebelum inersi pada contoh (dalam =) dengan tidak melupakan faktor pengenceran yang
dikerjakan pada penentuan ini.
G@* 4G7A*A7A*3>M>$*4S77 GL7 $>G4S*
8/20/2019 Gula Pereduksi Dan Ttal
http://slidepdf.com/reader/full/gula-pereduksi-dan-ttal 5/6
ula pereduksi merupakan golongan gula (karbohidrat) yang dapat mereduksi senya<a-
senya<a penerima elektron, contohnya adalah glukosa dan fruktosa. Gjung dari suatu gula
pereduksi adalah ujung yang mengandung gugus aldehida atau keto bebas. Semua
monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa) dan disakarida (laktosa,maltosa), kecuali sukrosa
dan pati (polisakarida), termasuk sebagai gula pereduksi. Gmumnya gula pereduksi yang
dihasilkan berhubungan erat dengan aktifitas en8im, dimana semakin tinggi aktifitas en8immaka semakin tinggi pula gula pereduksi yang dihasilkan. @umlah gula pereduksi yang
dihasilkan selama reaksi diukur dengan menggunakan pereaksi asam dinitro
salisilatIdinitrosalycilic acid (S) pada panjang gelombang 1/ nm. Semakin tinggi nilai
absorbansi yang dihasilkan, semakin banyak pula gula pereduksi yang terkandung.
Secara alami, terdapat tiga bentuk karbohidrat yang terpenting, yaitu monosakarida,
oligosakarida (terdiri atas !-#/ unit monoskarida), dan polisakarida (terdiri lebih dari #/ unit
monosakarida). ontoh monosakarida adalah glukosa. ontoh oligosakarida adalah sukrosa.
ontoh polisakarida adalah pati, amilum, selulosa, pektin, gum. 4arbohidrat sebagai
polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton mempunyai kemampuan untuk mereduksi suatu
senya<a. Sifat reduktif ini terdapat pada gugus hidroksil atom nomor # untuk aldosa dan
pada atom nomor ! untuk ketosa7da banyak cara yang dapat digunakan untuk menentukan kandungan karbohidrat dalam
bahan pangan, misalnya dengan cara kimia<i, fisik, en8imatis, biokimia, maupun
kromatografi. 3enentuan kandungan karbohidrat dengan cara kimia didasarkan pada reaksi
oksidasi cupri menjadi cupro. Metode penetapan secara kimia meliputi% luff schoorl ,
munson-<alker, lane eynon , nelson-somogy , &ksidasi ferri ,*odometri (Sukatiningsih,
!/#/). 7nalisa karbohidrat dapat dilakukan terhadap kandungan total karbohidrat, kandungan
total gula, kandungan pati, serat kasar, serat pangan, dan senya<a pektin. Semua senya<a
karbohidrat tersebut dapat menentukan nilai gi8i pangan bahan sumber karbohidrat.
M>A&> Luff Schoorl
3ada penentuan karbohidrat dengan metode Luff Schoorl, yang ditentukan bukan u!& yang
mengendap tapi dengan menggunakan u& dalam larutan yang belum direaksikan dengan
gula reduksi (titrasi blanko) dan sesudah direaksikan dengan gula reduksi (titrasi sampel).
3enentuannya dengan menggunakan titrasi olumetri. Setelah diketahui selisih banyaknya
titrasi blanko dan titrasi sampel kemudian dikonsultasikan dengan tabel yang telah tersedia
yang menggambarkan hubungan antara banyaknya a!S!&6 dengan banyaknya gula
pereduksi. 3ada metode Luff Schoorl terdapat dua cara pengukuran yaitu %
#. 3enentuan u tereduksi dengan *!
!. Menggunakan prosedur Lae->ynon
Metode Luff Schoorl mempunyai kelemahan yang terutama disebabkan oleh komposisi yang
konstan. Hal ini diketahui dari penelitian 7.M Maiden yang menjelaskan bah<a hasil pengukuran yang diperoleh dibedakan oleh pebuatan reagen yang berbeda.
Monosakarida akan mereduksikan u& dalam larutan Luff menjadi u!&. 4elebihan u&
akan direduksikan dengan 4* berlebih, sehingga dilepaskan *!. *! yang dibebaskan tersebut
dititrasi dengan larutan a!S!&6. 3ada dasarnya prinsip metode analisa yang digunakan
adalah *odometri karena kita akan menganalisa *! yang bebas untuk dijadikan dasar
penetapan kadar. imana proses iodometri adalah proses titrasi terhadap iodium (*!) bebas
dalam larutan. 7pabila terdapat 8at oksidator kuat (misal H!S&) dalam larutannya yang
bersifat netral atau sedikit asam penambahan ion iodida berlebih akan membuat 8at oksidator
tersebut tereduksi dan membebaskan *! yang setara jumlahnya dengan dengan banyaknya
oksidator. *! bebas ini selanjutnya akan dititrasi dengan larutan standar a!S!&6 sehinga *!
akan membentuk kompleks iod-amilum yang tidak larut dalam air. &leh karena itu, jika
8/20/2019 Gula Pereduksi Dan Ttal
http://slidepdf.com/reader/full/gula-pereduksi-dan-ttal 6/6
dalam suatu titrasi membutuhkan indikator amilum, maka penambahan amilum sebelum titik
ekialen.
Metode Luff Schoorl ini baik digunakan untuk menentukan kadar karbohidrat yang
berukuran sedang. alam penelitian M.;erhaart dinyatakan bah<a metode Luff Schoorl
merupakan metode tebaik untuk mengukur kadar karbohidrat dengan tingkat kesalahan
sebesar #/=.3ersamaan reaksinya%
$-&H " ! u& + u!& (s) " $-&&H (aD)
H!S& (aD) " u& + uS& (aD) " H!& (l)
uS& (aD) " ! 4* (aD) + u*! (aD) " 4!S& (aD)
! u*! N u!*! " *!
*! " a!S!&6 + a!S&2 " a*
*! " amilum + Biru
3enetapan sebelum inersi dilakukan untuk mengetahui jumlah gula pereduksi yang terdapat
dalam sampel. 3enetapan inersi lemah dilakukan untuk mengetahui jumlah disakarida yang
tidak bersifat reduksi seperti sukrosa. 3enetapan sesudah inersi kuat biasanya dilakukan
untuk menentukan kadar karbohidrat pada poliskarida.
G@* 4G7L*A7A*
Gji ehling
- igunakan untuk menunjukkan adanya karbohidrat pereduksi (monosakarida, laktosa,
maltosa, dll)
- Gji positif ditandai dengan <arna merah bata
Gji *odin
- igunakan untuk menunjukkan adanya polisakarida
- 7milum dengan iodine dapat membentuk kompleks biru
- 7milopektin dengan iodin akan memberi <arna merah ungu- sedangkan dengan glikogen dan dekstrin akan membentuk <arna merah coklat
Gji Aollens
uji ini dapat digunakan untuk membedakan senya<a-senya<a yang mengandung gugus
karbonil, -&-. Senya<a karbonil ini dapat berupa aldehid, -H& jika gugus karbonilnya
terletak di ujung (atom nomor #), dan dapat berupa keton, -&- jika gugus karbonil berada
di tengah rantai , atau paling tidak pada atom nomor !. 4arena sifat pengoksidasinya
lemah, maka tollens tidak dapat mengoksidasi senya<a keton.
3ereaksi tollens ini dapat dibuat dari larutan perak nitrat, 7g&6. Mula-mula larutan ini
direaksikan dengan basa kuat, a&H(aD), kemudian endapan coklat 7g!& yang terbentuk
dilarutkan dengan larutan amonia sehingga membentuk kompleks perak amoniakal,7g(H6)!"(aD).