Gugus Karbonil file
-
Upload
cici-p-rahmawati -
Category
Documents
-
view
111 -
download
0
description
Transcript of Gugus Karbonil file
TUGAS KIMIA ORGANIK IVANALISIS SPEKTRA GC-MS GUGUS
KARBONIL
Disusun Oleh :
1. AGUSTIN PURWANINGSIH (K3310003)2. CICI PUTRI RAHMAWATI (K3310018)3. DIAS FATIN N (K3310024)4. MARGARETHA AD (K3310055)5. MUKAROMAH (K3310058)6. PATRIA SUKMAWATI (K3310065)7. RIANI DWI U (K3310072)8. YUNIARTI K (K3310088)
PROGRAM PENDIDIKAN KIMIAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARETSURAKARTA
2013
ANALISIS SPEKTRA GC-MS GUGUS KARBONIL
A. PENDAHULUAN
Spektroskopi Massa
Mekanisme umum MS
MS adalah teknik analisis yang mengukur perbandingan massa dengan
muatan. MS digunakan untuk menentukan massa partikel, komposisi
unsur dari suatu sampel atau molekul serta untuk menuangkan struktur
kimia dari molekul, seperti peptida dan senyawa lainnya. Prinsip MS
adalah pengionisasian senyawa kimia menghasilkan molekul atau
fragmen molekul dan mengukur rasio massa / muatan.
Gambar 1: komponen dan proses kerja MS
Secara umum prosedur MS :
1. Sampel di masukkan dalam instrument MS dan mengalami penguapan.
2. Komponen dari sample diionisasikan ,dapat digunakan berbagai
metode ,salah satunya mengenai nya dangan sinar berelectron, sehingga
menghasilkan partikel bermuatan ( ion).
3. Ion di pisahkan berdasarkan rasio massa atau muatan dalam analizer oleh
medan elektromagnetik.
4. Ion-ion dideteksi, metode yang di gunakan biasanya kuantitatif.
5. Sinyal ion diproses menjadi spectra massa.
Instrument MS terbagi 3 bagian :
1. Sumber ion-ion mengubah molekul sample dari fasa gas menjadi ion-ion
( memindahkan ion-ion dalam larutan menjadi fasa gas )
2. Massa analyzer memilih ion-ion berdasarkan massanya dengan
menggunakan medan elektromagnetik.
3. Detektor : mengukur nilai kuantitas dan menyediakan data untuk
menghitung kelimpuhan masing-masing ion.
Teknik yang di gunakan adalah kualitatif dan kuantitatif, meliputi
identifikasi suatu senyawanya, menentukan komposisi isotop unsure
dalam molekul dan menentukan struktur senyawa dengan mengamati
fragmen-fragmen nya. Penggunaan lain, menghitung jumlah senyawa
dalam sample dan mempelajari kimia ion fasa gas ( kimia ion dan
neutron dalam vakum ). MS sekarang sangat umum di gunakan dalam
labor analitik yang mempelajari sifat fisika atau sifat biologi dari
senyawa-senyawa yang luar biasa bervariasi.
Contoh sederhana aplikasi pada mass-spect, contoh berikut
mendeskripsikan operasi mass analizer yang merupakan sector penting
dari MS. Sample natrium klorida dalam komponen sumber ion, di uapkan
( membentuk gas ) dan diionkan ( di rubah ke dalam partikel yang
bermuatan listrik ) Ion natrium ( Na ) dan klorida (C1). Atom natrium
adalah monoisotop, dengan massa sekitar 23 amu. Atom klorida dan ion
terdiri dari 2 isotop dengan kelimpahan 75 % 35 amu dan 25% 27 amu.
Bagian analizer terdiri dari medan magnet dan medan listrik yang
menggunakan sumber ion-ion yang berpindah melalui medan ,kecepatan
partikel bermuatan dapat di tingkatkan atau di turunkan ketika melalui
medan listrik dan arah tersebut dapat diubah oleh medan magnet. Tingkat
pembelokan pada ion-ion yang bergerak bergantung pada rasio massa
atau muatan ion-ion tersebut. Ion-ion yang lebih besar massa atau
muatannya lebih sulit di belokkan oleh sumber magnet dari pada ion
yang massa atau muatannya kecil, sesuai dengan hukum ke 2 newton f =
m.a. Arus yang melewati analizer masuk ke defector, detektor merekam
kelimpahan relatif masing-masing ion. Informasi ini di gunakan untuk
menghitung kelimpahan relative masing-masing tipe ion. Sehingga dapat
di gunakan untuk menentukan komposisi sampel ( natrium dan klorin )
dan komposisi isotop ( perbandingan 35 C1 dan 37 C1 ).
Gambar 2: Proses kerja pemisahan ion berdasarkan massanya pada MS
Komponen MS
1. Teknologi sumber ion
Sumber ion adalah bagian MS yang berfungsi untuk mengionkan
material analit. Ion kemudian di transfer oleh medan listrik dan medan
magnet ke massa analizer . Karena ion sangat reaktif dan massa hidupnya
singkat, pembentukan dan pemanipulasian harus di lakukan di ruang
vacum, tekanan atmosfer sekitar 760 toor. Tekanan ion dapat di gunakan
sekitar 10 sampai 10 torr. Pada umumnya, ionisasi di pengaruhi oleh
energy sinar yang tinggi dari electron, dan pemisahan electron di capai
dengan meningkatkan dan memfokuskan sinar ion, yang kemudian di
bengkokkan oleh medan magnet eksternal. Ion –ion kamudian di deteksi
sehingga menghasilkan informasi dan di analisis dalam computer.
Jantung spectometer adalah sumber ion ( gambar 2), disini
molekul sample ( titik hitam ) di hancurkan oleh electron ( garis biru )
dikeluarkan dari filaman panas. Ini disebut sumbar EI ( electron-impact ).
Gas dan sampel volatil padatan dan cairan non volatil dapat di
hubungkan secara lansung. Cation dibentuk oleh pembom electron ( titik
merah ) yang di dorong oleh plat repeller lain, mempunyai celah yang
berbanding terbalik dengan massa tiap-tiap ion. Ion berat di belokkan
lebih sulit dangan memvariasikan medan magnet, ion yang mempunyai
massa berbeda dapat difokuskan untuk di lanjutkan ke defector.
Gambar 3: Proses pengionan sampel
Ketika electron berenergi tinggi bertumbukan dengan molekul analit
akan terjadi ionisasi dengan mengetuk salah satu electron molekul
( electron ikatan dan non ikatan ). Ini meninggalkan ion molekul
( berwarna merah gambar 3 ). Energy yang tersisa dari tumbukan dapat
menyebapkan ion molekul terbagi menjadi bagian neutron ( warna hijau )
dan bagian ion yang lebih kecil ( warna pink dan orange ). Ion molekul
adalah kation bebas, tetapi fragmen ion dapat berupa kation bebas
( pink ) atau karbokation ( orange ) bergantung pada sifat neutron.
Gambar 4: Fragmen – fragmen analit saat diionisasikan
Teknik ionisasi adalah kunci menentukan apakah tipe sampel yang dapat
dianalisis oleh MS. ionisasi electron dan ionisasi kimia digunakan untuk
gas dan uap. Dalam sumber ionisasi kimia, analit di ionisasikan oleh
reaksi ion-molekul selama tumbuhan dan dua teknik yang ini sering
digunakan pada sampel cairan atau padatan biologis meliputi ionisasi
electrospray ( di kembangkan oleh John Fenn ) dan matrix-assisted laser
desorption / ionization ( MAIDI di kembangkan oleh K. Tanaka ).
Inductively Couple Plasma ( ICP ), sumber yang digunakan untuk
menganalisis kation. Plasma keseluruhannya adalah listrik netral, tetapi
punya fraksi atom yang terionisasi oleh temperature tinggi, digunakan
untuk mengatokan molekul sampel selanjutnya memotong electron
terluar dari atom ini. Plasma biasanya dihasilkan dari gas argon, energy
ionisasi pertama gas argon lebih tinggi dari ite, O,F dan Nc, tetapi lebih
rendah dari energy ionisasi kedua untuk semua unsure kecuali arus logam
frekuensi yag melewati coil sekeliling plasma.
2. Teknologi Penganalisis Massa ( Mass Analyzer )
Mass Analyzer memisahkan ion berdasarkan perbandingan massa dengan
muatan. Dua hukum dinamika muatan partikel dalam medan magnet dan
medan listrik dalam vakum
F = Q ( E+V+B ) hukum lorentz
F = ma
( Hukum kedua neoton pada kasus non relative vistik, kecepatan ion
lebih rendah dari kecepatan cahaya )
F adalah gaya yang dipilih untuk ion, m=massa ion
A= percepatan ion
Q= muatan ion
E= medan listrik
V X B vector kecepatan ion dan medan magnet
Persamaan disederhanakan
( M/Q ) a = E+V x B
Banyak massa analyzer yang dapat digunakan di antaranya :
1) Sector
Sector field mass analyzer manggunakan medan magnet dan medan
listrik untuk meningkatkan kecepatan partikel bermuatan dan mengukur
berdasarkan rasio massa atau muatan.
2) Time-of-flight
Menggunakan medan listrik untuk meningkatkan kecepatan ion-ion
melalui pokusial sama, dan mengukur waktu yang di perlukan untuk
mensapai defaktor. Jika partikel mempunyai muatan sama, energy kinetik
sama dan kecepatan akan bergantung pada massa nya. Ion ringan akan
mencapai defaktor terlebih dahulu.
3) Quadrupole mass filter
Menggunakan madan listrik yang bergerak-gerak untuk menstabilkan
ion yang melewati medan rasio frekuensi ( rf ) quadrupole di buat 4
tangkai parallel. Hanya ion dalam batas mass atau muatan tertentu, tetapi
nilai potensial terhadap muatan di biarkan tersapu dengan cepat.
Quadrupole pertama bertindak sebagai massa filter dan quadrupole ke
dua bertindak sebagai sel penumbuk dimana ion di pecah menjadi
fragmen-fragmen. Fragmen yang di filter oleh quadrupole ke tiga yang
selanjutnya dibiarkan melewati defector menghasilkan rumus fragmen
ms/ms.
4) Three-dimensional qudrupole
Ion dapat juga di keluarkan dengan metode eksitasi resonansi, dimana
tegangan eksitasi penggerak tambahan dipilih sebagai elektroda dan
memerangkap tegangan amplitude atau frekuensi tegangan eksitasi di
keluarkan untuk membawa ion-ion dalam kondisi resonansi dan di susun
menurut perbandingan massa atau muatan.
5) Linear qudrupole ion trap
Sama dengan quadrupole ion trap, tapi pemerangkap ion 2 (2D)dimensi
diganti dengan medan tiga dimensi ( 3 D )
3. Detektor
Unsure terakhir dari MS adalah detector. Detector menghitung muatan
yang terinduksi atau arus yang dihasilkan ketika ion dilewatkan atau
mengenai suatu permukaan. Dalam scanning instrument, sinyal
dihasilkan dalam detector selama scanning, dimana scanning massa dan
menghitung ion sebagai m/z. menurut tipenya, beberapa tipe elektron
multipileir digunakan, meliputi faradaycups dan detektor ion ke photon
karena jumlah ion yang yang meninggalkan massa analizer cukup kecil,
maka sering di gunakan Microchanels plate defector, defector ini terdiri
dari sepasang logam pada permukaan dengan massa analizer atau daerah
pemerangkap ion.
Karakteristik penganalisis
1. Mass Rosolving power
Adalah ukuran kemampuan membeda-badakan dua puncak yang
perbedaannya kecil ( m/z )
2. Mass Accuracy
Rasio kesalahan pengukuran m/z di banding dengan kebenaran m/z
biasanya di ukur dalam ppm atau mili massa unit.
3. Mass Range
Adalah batas m/z yang dapat di terima, yang di berikan oleh analizer.
4. Linear Dinamic Range
Batas yang menunjukkan bahwa sinyal ion linear dengan konsentrasi
analit
5. Speed
Menunjukkan waktu awal dan akhir, percobaan di gunakan untuk
menentuksn jumlah spectra per unit waktu yang dapat di hasilkan.
Spectrum massa biasanya di tampilkan sebagai grafik vertical
menunjukkan rasio massa atau muatan dan horizonta menunujukkan
kelimpahan relatif unsure.
( http://www.en.wikipedia.org dan
http://www.chemistry.msu.edu/faculty/research/virtex.html )
Gugus Karbonil
Dalam kimia organik, gugus karbonil adalah sebuah gugus fungsi
yang tersiri dari sebuah atom karbon yang berikatan rangkap denggan
sebuah atom oksigen C=O. Istilah karbonil juga dapat merujuk ke karbon
monoksida sebagai sebuah ligan pada senyawa organik atau kompleks
organologam (misalnya nikel karbonil), dalam situasi ini karbon
berikatan rangkap tiga dengan oksigen C=O. Senyawa karbonil
dikarakteristikan oleh jenis-jenis senyawa berikut :
- Senyawa aldehida
- Keton
- Asam karboksilat
- Ester
- Anida enon
- Asil klorida
- Anhidrida asam
Struktur umum dari gugus karbonil adalah R-CHO, senyawa karbonil
lainnya termasuk urea dan karbenat.
Gugus karbonil ini terdapat dalam Karbohidrat,lemak, protein dan
steroid. Gugus karbonil dapat dijumpai dalam senyawa ALDEHIDA dan
KETON.
Aldehid
Keton
- Aldehid adalah senyawa organik yang karbon-karbonilnya(karbon
yang terikat pada oksigen) selalu berikatan dengan paling sedikit 1
hidrogen. Rumus Umum aldehid adalah RCHO
- Keton adalah senyawa organik yang karbonil-karbonilnya
dihubungkan dengan dua karbon lain. Rumus umumnya : RCOR
Reaktivitas karbonil lebih elektropositif daripada oksigen, sehingga
rapatan elektron akan tertarik dari karbon dan meningkatkan polaritas
ikatan. Oleh karena itu, karbon karbonil bersifat elektrofilik sehingga
lebih reaktif terhadap nukleofil. Selain itu, oksigen yang elektronegatif
juga dapat bereaksi dengan elektrofil. Hidrogen alfa pada senyawa
karbonil lebih asam daripada ikatan OH yang biasa. Sebagai contoh nilai
pKa asetaldehida dan aseton adalah 16,7 dan 19. Gugus karbonil dapat
direduksi reagen hidrida seperti NaBHu dan LiAlHu dan oleh reagen
brinad.
Aldehid dan keton adalah senyawa-senyawa sederhana yang
mengandung sebuah gugus karbonil, sebuah ikatan rangkap CHO.
Aldehid dan keton termasuk senyawa yang sederhana. Jika ditinjau
berdasarkan tidak adanya gugus-gugus reaktif yang lain seperti –OH atau
–Cl yang terikat langsung pada atom karbon digugus karbonil, seperti
yang bisa ditentukan misalnya pada atom-atom karboksilat yang
mengandung gugus –COOH.
http://yolanisyaputri.blogspot.com/2012/01/identifikasi-alkohol-karbonil-
dan-asam.html
B. SPEKTRA GUGUS KARBONIL (ASAM PALMITAT)
Spektrogram Massa Asam Palmitat
C. FRAGMENTASI SPEKTRA GUGUS KARBONIL (ASAM
PALMITAT)
Penyusunan Ulang Mc Lafferty Asam Palmitat
D. ANALISA HASIL FRAGMENTASI SPEKTRA GUGUS KARBONIL
(ASAM PALMITAT)
Asam palmitat dengan berat
molekul 256, mengalami fragmentasi
pertama membentuk ion (2) dengan
berat molekul 227 dan melepas C-C
sebagai radikal. Selanjutnya ion (2)
melepaskan C=C membentuk ion (3)
dengan melepas C=C sebagai radikal.
Ion (3) ini memiliki berat molekul 199.
Ion (3) mengalami fragmentasi kembali
dengan melepaskan C=C sebagai
radikal sehingga berat molekulnya
menjadi 171 sebagai ion (4).
Selanjutnya terfragmentsi lagi
menjadi ion (5) yang memiliki berat
molekul 143, dengan melepaskan C=C
sebgai radikal. Ion (5) melepaskan C=C
sebagai radikal membentuk ion (6)
dengan berat molekul 115. Kemudian
ion (6) melepas 1-propena untuk
membentuk ion (7) sehingga didapatkan
berat molekul sebesar 73.
Sama halnya dengan pola fragmentasi
bagan pertama. Asam palmitat yang
mula-mula memilki berat molekul 256
terfragmentasi menjadi ion (2) dengan
berat molekul menjadi 213 dan
melepas radikal propil. Selanjutnya
ion (2) terfragmentasi melepas radikal
etena sehingga membentuk ion (3)
dengan berat molekul 185. Ion (3)
mengalami fragmentasi melepas
radikal etena kembali sehingga
membentuk ion (4) dengan berat
molekul 157. Sama halnya
fragmentasi ion (4) menjadi ion (5)
dengan berat molekul 129. Kemudian
ion (5) terfragmentasi dengan melepas
CO2 sehingga membentuk ion (6)
dengan berat molekul 85. Ion (6)
mengalami fragmentasi kembali
dengan melepas propil dan
membentuk ion (7) dengan berat
molekul 41.
Penyusunan Ulang Mc Lafferty Asam Palmitat
Asam karboksilat mengalami penataan ulang Mc Lafferty karena memiliki
atom hidrogen (H) yang terikat pada atom C gamma (ɤ). Pada penataan ulang Mc
Lafferty, satu atom H yang terikat pada atom C gamma akan berikatan dengan
atom O karbonil. Kemudian ikatan rangkap antara atom C dan O karbonil akan
berpindah (rearrangement) ke atom C sebelahnya membentuk ikatan rangkap.
Ikatan antara atom C alfa dan atom C betta akan berpindah sehingga ikatan antara
atom C alfa dan betta putus dan terbentuk senyawa :
Asam palmitat mengalami
fragmentasi membentuk ion (2) dengan
melepas senyawa alkena yang memiliki
C14, sehingga berat molekul yang
awalnya 256 menjadi 60.
Selanjutnya ion (2) melepas OH
sebagai radikal, membentuk ion (3) yang
memiliki berat molekul 43.
dan