Gua Kreo

2
Gua Kreo adalah obyek wisata yang terdapat di Kota Semarang . Gua Kreo ini merupakan Gua yang terbentuk oleh alam [1] , bukan hasil buatan oleh manusia. Kini, 2014, Goa Kreo berada di tengah tengah waduk Jatibarang, sebuah bendungan yang membendung sungai kreo, yang selain untuk mengatasi masalah banjir juga menjadi destinasi wisata baru di Kota Semarang. Untuk mencapai mulut Goa, pengunjung harus melewati anak tangga yang cukup banyak dan curam.. Selain menikmati pemandangan alam yang indah dan udara yang sejuk serta bercanda dengan kera penunggu kawasan ini, pengunjung juga bisa menikmati waduk yang dingin dan segar di bagian bawah daerah ini yang dulunya adalah aliran sungai. Untuk memasuki kawasan wisata hanya cukup mengeluarkan uang sebesar Rp. 4000,00 per orang. Tentunya harga yang fantastik untuk temat seindah ini. Wisata Goa Kreo Semarang ini berada di Dukuh Talun Kacang, Desa Kandri, Kecamatan Gunungpati, Semarang. Goa Kreo merupakan sebuah goa yang dipercaya sebagai petilasan Sunan Kalijaga saat mencari kayu jati untuk membangun Mesjid Agung Demak . Ketika itu menurut legenda Sunan Kalijaga bertemu dengan sekawanan kera yang kemudian disuruh menjaga kayu jati tersebut. Kata “Kreo” berasal dari kata Mangreho yang berarti peliharalah atau jagalah. Kata inilah yang kemudian menjadikan goa ini disebut Goa Kreo dan sejak itu kawanan kera yang menghuni kawasan ini dianggap sebagai penunggu. Kawasan Wisata Goa Kreo merupakan areal hutan seluas ± 5 hektar yang terletak di daerah perbukitan (Gunung Krincing ) dan lembah Sungai Kreo, Jarak lokasi sekitar ± 13 km dari bundaran Tugu Muda ke arah selatan. Lokasi Goa kreo berada pada Topografi 25-40% dan >40%, termasuk dalam Morfologi sangat curam. Untuk Hidrologi sendiri, Lokasi Goa Kreo dialiri Sungai besar yakni Kali Kreo. Kreo termasuk dalam kawasan Stratigrafi dengan Formasi Damar. Litologi nya Breksi Vulkanik, Konglomerat dan batupasir tufan. untuk Bahaya Geologi sendiri, belum dapat diketahui secara pasti, namun dengan adanya proyek pembuatan Waduk Jatibarang ini, diharapkan dapat menormalisasikan debit sungai yang mengalir menuju ke Semarang Utara, dsb sehingga dapat mengurangi banjir dan rob. Di sini kita bisa menemukan puluhan kera yang berkeliaran secara bebas. Jika beruntung, pengunjung bisa melihat kera-kera liar namun jinak. Monyet monyet yang ada di Goa Kreo ini adalah monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), monyet yang ada di sini termasuk monyet yang cukup jinak, dan bisa bergaul dengan warga di sekitar Goa Kreo. Untuk mencapai mulut Goa, pengunjung harus melewati anak tangga yang cukup banyak dan curam. Disamping memiliki pemandangan yang indah Goa Kreo juga dilengkapi sarana-sarana lain seperti : tempat bermain anak seperti ayunan, papan luncur dll.

description

jjjjj

Transcript of Gua Kreo

Gua Kreoadalah obyek wisata yang terdapat diKota Semarang. Gua Kreo ini merupakan Gua yang terbentuk oleh alam[1], bukan hasil buatan oleh manusia. Kini, 2014, Goa Kreo berada di tengah tengah waduk Jatibarang, sebuah bendungan yang membendung sungai kreo, yang selain untuk mengatasi masalah banjir juga menjadi destinasi wisata baru di Kota Semarang.Untuk mencapai mulut Goa, pengunjung harus melewati anak tangga yang cukup banyak dan curam.. Selain menikmati pemandangan alam yang indah dan udara yang sejuk serta bercanda dengan kera penunggu kawasan ini, pengunjung juga bisa menikmati waduk yang dingin dan segar di bagian bawah daerah ini yang dulunya adalah aliran sungai. Untuk memasuki kawasan wisata hanya cukup mengeluarkan uang sebesar Rp. 4000,00 per orang. Tentunya harga yang fantastik untuk temat seindah ini.Wisata Goa Kreo Semarangini berada di Dukuh Talun Kacang, Desa Kandri, Kecamatan Gunungpati, Semarang. Goa Kreo merupakan sebuah goa yang dipercaya sebagai petilasan Sunan Kalijaga saat mencari kayu jati untuk membangun Mesjid Agung Demak . Ketika itu menurut legenda Sunan Kalijaga bertemu dengan sekawanan kera yang kemudian disuruh menjaga kayu jati tersebut. Kata Kreo berasal dari kata Mangreho yang berarti peliharalah atau jagalah. Kata inilah yang kemudian menjadikan goa ini disebut Goa Kreo dan sejak itu kawanan kera yang menghuni kawasan ini dianggap sebagai penunggu.Kawasan Wisata Goa Kreo merupakan areal hutan seluas 5 hektar yang terletak di daerah perbukitan (Gunung Krincing ) dan lembah Sungai Kreo, Jarak lokasi sekitar 13 km dari bundaran Tugu Muda ke arah selatan. Lokasi Goa kreo berada padaTopografi25-40% dan >40%, termasuk dalamMorfologisangat curam. UntukHidrologisendiri, Lokasi Goa Kreo dialiri Sungai besar yakni Kali Kreo. Kreo termasuk dalam kawasanStratigrafidengan Formasi Damar.Litologinya Breksi Vulkanik, Konglomerat dan batupasir tufan. untukBahaya Geologisendiri, belum dapat diketahui secara pasti, namun dengan adanya proyek pembuatan Waduk Jatibarang ini, diharapkan dapat menormalisasikan debit sungai yang mengalir menuju ke Semarang Utara, dsb sehingga dapat mengurangi banjir dan rob.Di sini kita bisa menemukan puluhan kera yang berkeliaran secara bebas. Jika beruntung, pengunjung bisa melihat kera-kera liar namun jinak. Monyet monyet yang ada di Goa Kreo ini adalah monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), monyet yang ada di sini termasuk monyet yang cukup jinak, dan bisa bergaul dengan warga di sekitar Goa Kreo. Untuk mencapai mulut Goa, pengunjung harus melewati anak tangga yang cukup banyak dan curam. Disamping memiliki pemandangan yang indah Goa Kreo juga dilengkapi sarana-sarana lain seperti : tempat bermain anak seperti ayunan, papan luncur dll.Goa Kreo menyuguhkan keindahan gua yang masih alami. Pepohonan, udara sejuk dan kawanan monyet akan menyambut saat kita memasuki kawasan Goa Kreo. Wisata goa ini banyak menarik wisatawan domestik. Pengunjung tidak hanya disuguhi keindahan goa tapi juga hamparan waduk jatibarang yang luas dan asri.

Setiap tahun di Goa Kreo diadakan tradisi kirab sesaji Rewanda dan napak tilas Sunan Kalijaga yang dilaksanakan masyarakat sekitar Goa Kreo. Kirab sesaji hasil bumi yang disusun menjadi tumpeng buah-buahan untuk makanan kera, tumpeng nasi dan replika kayu jati tiang Masjid Demak dikirab oleh warga masyarakat menuju pelataran parkir Goa Kreo. Kemeriahan tradisi ini melibatkan seluruh warga baik tua maupun muda. Dan tidak hanya menarik wisatawan lokal tetapi juga wisatawan mancanegara.Dari semua hal yang menarik di atas ada satu yang disayangkan dari Goa Kreo ini yaitu akses ke tempat tersebut kurang adanya angkutan yang menuju kesana dan publikasi pemerintah kepada wisata kurang. Hal itu sangat disayangkan sekali mengingat objek ini sangat pontesial.