gresik
-
Upload
merlindika -
Category
Documents
-
view
216 -
download
0
description
Transcript of gresik
BAB IIGAMBARAN UMUM
KONDISI DAN PERMASALAHAN
2.1. KONDISI GEOGRAFIS
Kabupaten Gresik berada antara 7 derajat dan 8 derajat Lintang Selatan dan antara
112 derajat dan 113 derajat Bujur Timur. Sebagian besar wilayahnya merupakan
dataran rendah dengan ketinggian antara 0-12 meter di atas permukaan laut kecuali
sebagian kecil di bagian utara (Kecamatan Panceng) mempunyai ketinggian sampai
25 meter di atas permukaan laut.
Bagian Utara Kabupaten Gresik dibatasi oleh Laut Jawa, bagian Timur dibatasi oleh
Selat Madura dan Kota Surabaya, bagian Selatan berbatasan dengan Kabupaten
Sidoarjo dan Kabupaten Mojokerto, sementara bagian Barat berbatasan dengan
Kabupaten Lamongan.
Kabupaten Gresik mempunyai kawasan kepulauan yaitu Pulau Bawean dan
beberapa pulau kecil di sekitarnya. Luas wilayah Gresik seluruhnya 1.192,25 Km2
terdiri dari 996,14 Km2 luas daratan ditambah sekitar 196,11 Km2 luas Pulau
Bawean. Sedangkan luas wilayah perairan adalah 5.773,80 Km2 yang sangat
potensial dari subsektor perikanan laut.
Sebagian besar tanah di wilayah Kabupaten Gresik terdiri dari jenis Aluvial,
Grumusol, Mediteran Merah dan Litosol. Curah hujan di Kabupaten Gresik adalah
relatif rendah, yaitu rata-rata 2.000 mm per tahun sehingga hampir setiap tahun
mengalami musim kering yang panjang.
RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 1
Berdasarkan ciri-ciri fisik tanahnya, Kabupaten Gresik dapat dibagi menjadi 4
(empat) bagian yaitu:
a. Kabupaten Gresik bagian Utara (meliputi wilayah Panceng, Ujung Pangkah,
Sidayu, Bungah, Dukun, Manyar) adalah bagian dari daerah pegunungan
Kapur Utara yang memiliki tanah relatif kurang subur (wilayah Kecamatan
Panceng). Sebagian dari daerah ini adalah daerah hilir aliran Bengawan Solo
yang bermuara di pantai Utara Kabupaten Gresik/Kecamatan Ujungpangkah
Daerah hilir Bengawan solo tersebut sangat potensial karena mampu
menciptakan lahan yang cocok untuk permukiman maupun usaha
pertambakan. Potensi bahan-bahan galian di wilayah ini cukup potensial
terutama dengan adanya beberapa jenis bahan galian golongan C. Kondisi
tanah tidak termasuk Pulau Bawean
b. Kabupaten Gresik bagian Tengah (meliputi wilayah; Duduk Sampeyan,
Balong Panggang, Benjeng, Cerme, Gresik, Kebomas ) merupakan kawasan
dengan tanah relatif subur. Di wilayah ini terdapat sungai-sungai kecil antara
lain Kali Lamong, Kali Corong, Kali Manyar sehingga di bagian tengah
wilayah ini merupakan daerah yang cocok untuk pertanian dan pertambakan.
c. Kabupaten Gresik bagian Selatan ( meliputi Menganti, Kedamean, Driyorejo
dan Wringin Anom) adalah merupakan sebagian dataran rendah yang cukup
subur dan sebagian merupakan daerah bukit-bukit (Gunung Kendeng).
Potensi bahan-bahan galian di wilayah ini diduga cukup potensial terutama
dengan adanya beberapa jenis bahan galian golongan C, bahan galian yang
bukan strategis dan juga bukan vital seperti batu kapur, posphat, dolomit,
batu bintang, tanah liat, pasir dan bahan galian lainnya. Sebagian dari bahan
golongan C ini telah diusahakan dengan baik, dan sebagian lainnya masih
dalam taraf eksplorasi.
d. Kabupaten Gresik Wilayah kepulauan Bawean dan pulau kecil sekitarnya
yang meliputi wilayah Kecamatan Sangkapura dan Tambak berpusat di
Sangkapura.
RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 2
Kabupaten Gresik adalah salah satu dari wilayah penyanggah kota Surabaya.
Dimana Kota Surabaya adalah ibu kota sekaligus pusat ekonomi Jawa Timur dan
kawasan Indonesia Timur. Disamping Kabupaten Gresik daerah lain yang juga dapat
dikatakan sebagai kawasan penyanggah Kota Surabaya adalah Kabupaten Sidoarjo,
Bangkalan, Mojokerto dan Lamongan. Keenam wilayah ini dikenal dengan istilah
kawasan Gerbangkertosusila. Fungsi wilayah penyanggah bagi Kabupaten Gresik
dapat bernilai positif secara ekonomis, jika Kabupaten Gresik dapat mengantisipasi
dengan baik kejenuhan perkembangan kegiatan industri Kota Surabaya. Yaitu
dengan menyediakan lahan alternatif pembangunan kawasan industri yang
representatif, kondusif, dan strategis.
Hampir sepertiga bagian dari wilayah Kabupaten Gresik merupakan daerah pesisir
pantai, yaitu sepanjang 140 Km meliputi Kecamatan Kebomas, sebagian Kecamatan
Gresik, Kecamatan Bungah dan Kecamatan Ujungpangkah, Sidayu dan Panceng,
serta Kecamatan Tambak dan Kecamatan Sangkapura yang berada di Pulau
Bawean. Sebagai wilayah pesisir yang juga telah difasilitasi dengan pelabuhan
besar, maka Kabupaten Gresik memiliki akses perdagangan regional, nasional
bahkan internasional. Keunggulan geografis ini menjadikan Gresik sebagai alternatif
terbaik untuk investasi atau penanaman modal.
Dengan fasilitas pelabuhan yang ada, Gresik memiliki potensi akses regional
maupun nasional sebagai pintu masuk baru untuk kegiatan industri dan
perdagangan untuk kawasan Indonesia Timur setelah Surabaya mengalami
kejenuhan. Disamping itu Kabupaten Gresik merupakan kabupaten yang
berpengalaman didalam mengelola kegiatan industri besar dan telah memiliki
reputasi nasional hingga internasional selama puluhan tahun, seperti industri
Semen Gresik dan Petrokimia.
Demikian pula dengan dukungan sarana dan prasarana transportasi darat, seperti;
akses jalan tol menuju kota Surabaya, jarak yang relatif dekat dengan pelabuhan
Tanjung Perak Surabaya, jalan beraspal dan angkutan umum keseluruh pelosok
RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 3
wilayah kecamatan, dan sarana transportasi laut yang memadai berupa pelabuhan
atau dermaga, Gresik siap menunjang aktivitas berdagangan dalam taraf
internasional.
2.2. PEREKONOMIAN DAERAH
Produk Pemerintah Daerah yang paling utama adalah hasil penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan publik yang berdampak kepada kinerja sosial dan ekonomi
masyarakatnya. Secara alami kebijakan publik kurang dapat diukur secara
langsung, namun lebih dapat diukur secara tidak langsung melalui salah satu
diantaranya indicator ekonomi. Pembangunan daerah dilaksa-nakan pada berbagai
aspek kehidupan, yang antara lain diupayakan dengan melaksanakan
pembangunan di bidang ekonomi.
Pada hakekatnya pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha dan
kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat,
memperluas lapangan kerja dan pemerataan pembagian pendapatan masyarakat.
Pembangunan ekonomi mempunyai kedudukan yang amat penting, karena
keberhasilan di bidang ekonomi dapat menyediakan sumber daya yang lebih luas
bagi pembangunan di bidang lainnya. Untuk melakukan pembangunan diperlukan
landasan yang kuat, yaitu pengambilan kebijakan yang tepat, akurat dan terarah,
supaya hasil yang dicapai akan benar-benar sesuai dengan yang direncanakan.
A. STRUKTUR EKONOMI
Tak dapat dipungkiri bahwa perkembangan ekonomi di Kabupaten Gresik dari tahun
ke tahun menunjukan arah positif. Ditinjau dari struktur perekonomian yang ada,
pilar utamanya adalah industri pengolahan. Terhadap sumbangannya pada PDRB,
sektor industri pengolahan menyumbang 48,63 % dari seluruh konstruksi ekonomi
daerah Gresik. Dengan banyaknya industri tersebut akan ada kecenderungan
semakin cepat berdiri industri baru yang merupakan mata rantai industri yang saling
RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 4
menunjang. Dengan demikian sektor Industri merupakan sektor yang bisa
diharapkan memulihkan perekonomian kabupaten Gresik, karena sektor ini
disamping menyerap banyak tenaga kerja juga menggerakkan perkembangan
sektor-sektor yang lain.
STRUKTUR EKONOMIDI KABUPATEN GRESIK TAHUN 2004 (%)
48.63
22.98
9.38
5.5 4.44 3.822.23 1.72 1.13
0
10
20
30
40
50
60Industri Pengolahan
Perdagangan, Hotel &Resto
Pertanian
Bangunan/Konstruksi
Listrik, Gas & AirBersih
Keuangan, Persewaan& Jasa Perush
Transportasi &Komunikasi
Jasa-Jasa
Pertambangan &Penggalian
(Sumber : PDRB Kabupaten Gresik)
Perdagangan, Hotel dan Restoran merupakan sektor yang sangat erat dengan
sektor Industri, sehingga mempunyai sumbangan diurutan kedua yaitu sebesar
22,98 % pada tahun 2004 yang sebelumnya sebesar 19,01 % pada tahun 2003.
Pembangunan infra struktur yang menunjang sektor Industri merupakan kebutuhan
utama, ini bisa dilihat dari perannya yang selalu naik dari tahun ke tahun yaitu :
sektor Listrik, Gas dan Air Bersih yakni sebesar 4.44 % di tahun 2004 yang
sebelumnya sebesar 4,28 % ditahun 2003.
Wilayah kabupaten Gresik yang memanjang dari utara ke selatan atau dari
kecamatan Panceng hingga kecamatan Wringinanom sejauh lebih dari 82 km,
apalagi jika ditambah dengan kecamatan Tambak di pulau Bawean menjadi berjarak
lebih dari 208 km, ternyata kabupaten Gresik masih memiliki potensi sektor
Pertanian yang cukup besar. Sektor Pertanian mempunyai peranan diurutan ketiga
yakni sebesar 9,30 % di tahun 2004.
RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 5
Ketiga sektor tersebut diatas selalu menunjukan kecenderungan menguat dari tahun
ketahun, oleh karena itu perlu terus didukung dengan kebijakan-kebijakan efektif
menyangkut iklim usaha, sarana dan prasarana serta komitmen pengembangannya.
B. PERTUMBUHAN EKONOMI
Secara nyata kemajuan ekonomi Kabupaten Gresik dapat dilihat dari indikator
pertumbuhban ekonomi. Dari sejak tahun 2000 hingga 2004 pertumbuhan ekonomi
Gresik berkecenderungan naik dari 3,05 % tahun 2000 hingga mencapai 5,74 %
pada akhir tahun 2004. Pertumbuhan ini mengindikasikan bahwa dalam kurun waktu
tersebut memang ada akselerasi pergerakan nyata ekonomi daerah yang cukup
dinamis, sebab pertumbuhan daerah ini juga diiringi oleh kecenderungan inflasi
PDRB yang menurun.
PERTUMBUHAN EKONOMIINFLASI PDRB DAN INFLASI IHK
DI KABUPATEN GRESIK , 2004 (%)
0
2
4
6
8
10
12
14
16
Pertumb Ekonomi 3.05 4.61 4.3 4.39 5.74
Inflasi PDRB 9.28 12.26 10.15 6.74
Inflasi IHK 10.52 14.13 9.46 4.79
2000 2001 2002 2003 2004
(Sumber : PDRB Kabupaten Gresik)
Kondisi ini bergerak ke arah situasi sebelum krisis dimana sebelum tahun 1997
pertumbuhan ekonomi di kabupaten Gresik pernah mencapai diatas 13 %. Sektor
Industri yang mendominasi struktur ekonomi hingga diatas 45 % yang menentukan
baik buruknya perekonomian wilayah ini, jika sektor Industri jatuh akan
RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 6
mempengaruhi sektor-sektor yang lain jatuh, sebaliknya sektor ini membaik maka
akan membaik pula sektor-sektor yang lain.
C. PENDAPATAN PERKAPITA
Rata-rata pendapatan perkapita yang diukur dengan PDRB harga berlaku dibagi
jumlah penduduk pertengahan tahun, menunjukkan angka peningkatan dari tahun
ke tahun. Secara berangsur pendapatan per kapita naik mulai dari Rp.
9.6635.490,33 pada tahun 2000 hingga mencapai angka tertingginya di tahun 2004
yaitu Rp. 13.860.285,04. Dari perspektif kesejahteraan masyarakat, kenaikan
pendapatan perkapita tersebut memiliki makna sebagai kenaikan status ekonomi
masyarakat pula. Dengan lain kata, kondisi empiris tersebut, mengindikasikan
bahwa perekonomian daerah Kabupaten Gresik memang mengalami pergerakan
positif hingga berdampak pada peningkatan kesejahteraan penduduknya.
PERTUMBUHAN PENDAPATAN PERKAPITADI KABUPATEN GRESIK, 2000-2004 (Rp.)
0.0
2,000,000.0
4,000,000.0
6,000,000.0
8,000,000.0
10,000,000.0
12,000,000.0
14,000,000.0
16,000,000.0
Pendapatan Perkapita 9,635,490.3 10,455,899.8 11,359,653.2 12,860,285.0 13,860,285.0
2000 2001 2002 2003 2004
(Sumber : PDRB Kabupaten Gresik)
Namun demikian, kenaikan-kenaikan tersebut masih dipengaruhi inflasi, sehingga
tidak langsung menggambarkan kenaikan kesejahteraan penduduk. Pendapatan
perkapita yang diukur dengan PDRB harga konstan dibagi jumlah penduduk
RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 7
pertengahan tahun akan menggambarkan ukuran tanpa pengaruh inflasi, sehingga
akan menggambarkan perubahan yang sesungguhnya.
PERTUMBUHANPDRB (ADHB) & PDRB (ADHK)
DI KABUPATEN GRESIK (Rupiah)
0.0
2,000,000.0
4,000,000.0
6,000,000.0
8,000,000.0
10,000,000.0
12,000,000.0
14,000,000.0
16,000,000.0
Pertumb. PDRB (ADHB) 10,702,674.2 12,411,210.3 14,004,908.4
Pertumb. PDRB (ADHK) 3,436,429.5 3,617,798.3 3,824,435.9
2001 2002 2003
(Gresik Dalam Angka, 2004)
Struktur ekonomi, pertumbuhan ekonomi, pendapatan perkapita dan inflasi PDRB
merupakan ukuran global tentang kondisi perekonomian di suatu wilayah. Untuk
mendapatkan gambaran lebih rinci, maka diperlukan tinjauan sektoral / lapangan
usaha.
D. INDUSTRI
Pertumbuhan ekonomi kabupaten Gresik saat ini sangat tergantung dari semakin
meningkatnya peran sektor Industri yakni 48,20 % di tahun 2002, 48,55 % di tahun
2003 dan 48,63 % di tahun 2004. Sektor ini merupakan tulang punggung
perekonomian Kabupaten Gresik.
Industri kecil, sedang dan besar rata-rata tercatat mengalami kenaikan signifikan
pada periode tahun 2000 hingga tahun 2004. Dalam kurun waktu empat tahun
tersebut, industri kecil kecil bertambah lebih dari 1000 unit, sedangkan industri
sedang dan besar juga mengalami pertumbuhan tak kurang dari 320 unit.
RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 8
PERKEMBANGAN J UMLAH INDUSTRIDI KABUPATEN GRESIK (UNIT)
433 427 531 675 753
4651
5175 53035564 5696
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
Industri Besar & Sedang 433 427 531 675 753
Industri Kecil 4651 5175 5303 5564 5696
2000 2001 2002 2003 2004
(Sumber Data: Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal Kab. Gresik, 2004)
Produksinya disamping memenuhi kebutuhan lokal juga mempunyai pangsa pasar
nasional maupun internasional. Sektor ini juga diharapkan mengatasi masalah
pengangguran, karena sektor ini banyak menyerap tenaga kerja.
PERKEMBANGANPENYERAPAN TENAGA KERJ A PERINDUSTRIAN
DI KABUPATEN GRESIK (ORANG)
151,792.0159,330.0
165,269.0172,907.0 178,325.0
37,532.0 38,543.0 39,171.0 41,327.0 42,072.0
0.0
20,000.0
40,000.0
60,000.0
80,000.0
100,000.0
120,000.0
140,000.0
160,000.0
180,000.0
200,000.0
Industri Besar & Sedang 151,792.0 159,330.0 165,269.0 172,907.0 178,325.0
Industri Kecil 37,532.0 38,543.0 39,171.0 41,327.0 42,072.0
2000 2001 2002 2003 2004
(Sumber Data: Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal Kab. Gresik, 2004)
Pada tahun 2003, tercatat rekor tertinggi pertumbuhan sektor Industri yaitu
mengalami pertumbuhan yang relatif tajam yaitu 6,43 % dan lebih tinggi dibanding
tahun sebelumnya sebesar 6,11 %.
RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 9
PERKEMBANGANNILAI INVESTASI PERINDUSTRIAN
DI KABUPATEN GRESIK (MILYAR Rp.)
1,700.51,840.7
1,992.9
2,531.9
2,794.8
22.2 28.2 33.7 40.1 45.9
0.0
500.0
1,000.0
1,500.0
2,000.0
2,500.0
3,000.0
Industri Besar & Sedang 1,700.5 1,840.7 1,992.9 2,531.9 2,794.8
Industri Kecil 22.2 28.2 33.7 40.1 45.9
2000 2001 2002 2003 2004
(Sumber Data: Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal Kab. Gresik, 2004)
Hal ini berarti bahwa sejak tahun 2003 sektor Industri pada tahun 1999 mulai
bergerak keluar dari krisis ekonomi, ini bisa dilihat dari pertumbuhan ekonomi yaitu
sebesar 1,31 %. Padahal tahun sebelumnya minus 17,38 %.
PERKEMBANGANNILAI PRODUKSI PERINDUSTRIAN
DI KABUPATEN GRESIK (MILYAR Rp.)
8,188.1 8,239.7
9,942.7
11,922.9
13,115.1
188.3 293.9 293.9 313.8 345.1
0.0
2,000.0
4,000.0
6,000.0
8,000.0
10,000.0
12,000.0
14,000.0
Industri Besar & Sedang 8,188.1 8,239.7 9,942.7 11,922.9 13,115.1
Industri Kecil 188.3 293.9 293.9 313.8 345.1
2000 2001 2002 2003 2004
(Sumber Data: Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal Kab. Gresik, 2004)
Prospek sektor ini cukup cerah, oleh sebab itu debirokratisasi diharapkan lebih
digalakkan pemerintah, dengan memberi kemudahan para investor untuk
RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 10
menanamkan modalnya, memberi keamanan dan kepastian hukum, sehingga dapat
memacu pertumbuhan sektor ini.
Sumbangan terbesar sub sektor di sektor Industri pada tahun 2004 adalah sub sektor
Industri Kayu dan sejenisnya yaitu 16,26 %, kemudian sub sektor Industri Kimia,
Minyak Bumi, Karet dan Plastik sebesar 9,80 %, Industri Tekstil, Pakaian Jadi dan
Kulit sebesar 7,72 %. Sementara itu, Sub sektor Industri Pengolahan Logam Dasar
yang mengalami pertumbuhan paling tinggi sebesar 8,68 % di tahun 2003.
Kemudian Sub sektor Industri Kayu dan sejenisnya sebesar 8,18 %. Sub sektor
Industri Barang dari Logam, Mesin dan Peralatan sebesar 7,84 % dan sub sektor
Industri Tekstil, Pakaian Jadi dan Kulit sebesar 7,76 %.
E. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN
Mengingat struktur ekonomi kabupaten Gresik terbesar disumbang oleh Industri,
dimana Industri merupakan sektor yang menghasilkan produk barang, maka
Perdagangan, Hotel dan Restoran berperan sebagai penunjang kegiatan
tersebut sehingga wajar sektor ini menempati urutan kedua didalam pembentukan
PDRB.
PERKEMBANGAN USAHA PERDAGANGAN(BERDASARKAN SIUP)
DI KABUPATEN GRESIK (UNIT)
0.0
1,000.0
2,000.0
3,000.0
4,000.0
5,000.0
6,000.0
7,000.0
Perush Kecil 5,117.0 5,315.0 5,172.0 6,172.0 6,483.0
Perush Menengah 1,010.0 1,058.0 1,130.0 1,185.0 1,236.0
Perush Besar 249.0 257.0 286.0 329.0 347.0
2000 2001 2002 2003 2004
(Sumber Data: Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal Kab. Gresik, 2004)
RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 11
Pada tahun 2001 sumbangan sektor perdagangan pada PDRB adalah sebesar
19,33 %, kemudian sedikit menurun pada tahun 2002 sebesar 19,14 %, ditahun
2003 sebesar 19,01 % dan di tahun 2004 naik kembali menjadi sebesar 22,98 %.
Dilihat dari perkembangan usaha perdagangan (berdasarkan SIUP), nampak bahwa
ketiga jenis perusahaan perdagangan yang ada (perusahaan kecil, perusahaan
menengah, dam perusahaan besar) menunjukan berangsur naik sejak tahun 2000
sampai dengan 2004. Tercatat ”hanya” ada 5.117 unit usaha dagang kecil di tahun
2000 tumbuh menjadi 6.483 unit di tahun 2004. Demikian pula, untuk jenis usaha
dagang berskala menengah dan besar juga mengalami kenaikan jumlah unit
usahanya. Perusahaan dagang menengah dicatat ada 1010 unit di tahun 2000
menjadi 1.130 unit usaha di tahun 2002 dan tertinggi tahun 2004 menjadi sebanyak
1.236 unit. Sedangkan perusahaan dagang besar juga bertambah dari ”hanya” 249
unit usaha di tahun 2000 menjadi 347 unit usaha dagang di akhir tahun 2004.
PERKEMBANGAN EKSPORT PERDAGANGANDI KABUPATEN GRESIK (RIBU US $)
0.0
100,000,000.0
200,000,000.0
300,000,000.0
400,000,000.0
500,000,000.0
600,000,000.0
700,000,000.0
Nilai Eksport 90,933,431.4 1,798,015.5 662,708,822.5
2001 2002 2003
(Gresik Dalam Angka, 2004)
Sementara itu, perkembangan nilai eksport perdagangan mencatat angka fantastis
antara tahun 2002 hingga 2003. Setelah turun dari 90,9 juta US $ menjadi hanya 1,8
juta US $ di tahun antara tahun 2001 dengan tahun 2002, kemudian meningkat
hampir 700 % menjadi 662,7 juta US $ di akhir tahun 2003.
RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 12
F. PERTANIAN
Sektor Pertanian dalam pembentukan struktur ekonomi menempati urutan ketiga
setelah sektor Industri dan Perdagangan, yaitu sebesar 10,62 % di tahun 2003 dan
9,38 % di tahun 2004.
LUAS LAHAN PERTANIANKABUPATEN GRESIK, 2004 (Ha)
29,420.0, (30%)
1,462.0, (1%)28,672.0, (29%)
8,458.0, (9%)
30,300.0, (31%)
(Profil Kabupaten Gresik, 2002-2005)
Sawah IrigasiSawah Tdh Hujan
Tambak Ikan
Tegalan Perkebunan
Di tahun 2002 peranan sektor ini sebesar 12,00 %, ini berarti di tahun 2003 turun
sebesar 1,38 % dan kemudian turun terus hingga tahun 2004. Walaupun produksi
dan harga bisa ditingkatkan dari tahun ke tahun, sektor ini perannya akan semakin
mengecil dan digeser sektor-sektor yang lain, hal ini disebabkan kenaikan sektor ini
tidak akan secepat sektor Industri, Perdagangan dan sektor-sektor yang lain.
Kejadian lain yang tidak bisa dihindari adalah lahan pertanian yang ada semakin
banyak berubah menjadi lahan selain Pertanian seperti Perumahan dan Industri.
Oleh sebab itu walaupun segala upaya intensifikasi menggunakan teknologi terapan,
produksi tidak begitu saja naik.
RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 13
PERKEMBANGANLUAS AREAL PANEN PERTANIAN
DI KABUPATEN GRESIK 2004 (Ha)
0.0
10,000.0
20,000.0
30,000.0
40,000.0
50,000.0
60,000.0
70,000.0
Areal Panen PADI 48,000.0 53,390.0 59,602.0 51,230.0 50,335.0
Areal Panen JAGUNG 21,350.0 14,779.0 19,632.0 19,063.0 23,904.0
Areal Panen KEDELAI 14,000.0 3,968.0 2,132.0 2,202.0 1,870.0
Areal Panen KACANG TNH 3,200.0 3,524.0 3,647.0 3,978.0 4,735.0
2000 2001 2002 2003 2004
(Sumber : Dinas Pertanian Kab. Gresik, 2004)
Deskripsi lebih mendetail, sub sektor Tanaman Bahan Makanan mempunyai peranan
5,13 %, Perikanan 4,02 %, Peternakan dan hasilnya 1,26 % dan Tanaman
Perkebunan sebesar 0,21 %. Pertumbuhan sektor Pertanian ditahun 2003 sebesar
0,42 %, angka ini 1,25 % lebih kecil dibanding tahun sebelumnya sebesar 1,67 %.
Sub sektor Perikanan di tahun 2003 mempunyai pertumbuhan paling tinggi di sektor
ini yaitu sebesar 4,08 %, kemudian sub sektor Perkebunan 3,14 %, sub sektor
Tanaman Peternakan sebesar 1,28 % dan sub sektor Tanaman Bahan Makanan
turun sub sektor Tanaman Bahan Makanan turun sebesar 0,17 %, sub sektor
Tanaman Perkebunan sebesar 1,43 %, sub sektor Peternakan sebesar 2,51 % dan
sub sektor Perikanan sebesar 3,99 %.
2.3. SOSIAL BUDAYA
A. KEPENDUDUKAN
Menurut catatat statistik Kantor Kependudukan Kabupaten Gresik, hingga akhir
tahun 2004 memiliki total penduduk sejumlah 1.059.033 orang yang terbagi ke
dalam sejumlah 279.103 keluarga. Jumlah penduduk yang melebihi angka satu juta
tersebut menghuni area wilayah seluas 1.191,25 Km2, sehingga kemudian dapat
RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 14
dihitung ratio kepadatannya adalah sebedsar 885 jiwa/km2, dengan rata-rata per
keluarga terdiri dari 4 orang.
J UMLAH PENDUDUK DAN SEX RATIODI KABUPATEN GRESIK TAHUN 2004
506983, 50%
511516, 50%
(Sumber: Gresik Dalam Angka, 2004, Hal. 31)
PENDUDUK : 1.018.499 Jiwa, KELUARGA : 279.103
Laki-Laki
Perempuan
Namun demikian, masalahnya bahwa tingkat kepadatan penduduk Gresik tersebut
tidaklah merata pada keseluruhan wilayah.
TINGKAT KEPADATAN PENDUDUKDI KABUPATEN GRESIK 2004
(J iwa/1 Km2)
855
10
100
200
300
400
500
600
700
800
900
Tk. Kepadatan 855 1
Penduduk 1 Km2
(Sumber: Gresik Dalam Angka, 2004)
Wilayah perkotaan jauh dipadati penduduk sebesar 1814 jiwa/km2 dibandingkan
wilayah pedesaan yang hanya dihuni 736 jiwa/km2.
RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 15
TINGKAT KEPADATANPENDUDUK PERKOTAAN DAN PEDESAANDI KABUPATEN GRESIK 2004 (J iwa/Km2)
1814
736
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
2000
Tk. Kepadatan 1814 736
Perkotaan Pedesaan
(Sumber: Gresik Dalam Angka, 2004)
Kondisi empiris ini tentu harus direspon secara objektif oleh pemerintah daerah,
terutama menyangkut alokasi fasilitas dasar kebutuhan penduduk melalui komitmen
”membangun desa menata kota”.
J UMLAHKEPALA KELUARGA DAN KK MISKIN
DI KABUPATEN GRESIK 2004
10,659.0
39,697.0
279,103.0
0.0
50,000.0
100,000.0
150,000.0
200,000.0
250,000.0
300,000.0
KK Miskin dapat Yankes 10,659.0
KK Miskin 39,697.0
KK Seluruh 279,103.0
(Sumber: Profil Kesehatan Kab. Gresik, 2004, hal 115)
Problematika lain adalah bahwa dari sejumlah 279.103 keluarga yang ada di Gresik,
masih terdapat sejumlah 39.697 keluarga tergolong miskin. Fakta ini tentu perlu
RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 16
direspon dengan kebijakan efektif, terutama perumusan prioritas program kebijakan
pengentasan kemiskinan bagi keluarga-keluarga miskin tersebut.
B. PENDIDIKAN
Survey pendidikan mengungkapkan bahwa jumlah institusi pendidikan di Kabupaten
Gresik sebagian besar dibentuk oleh masyarakat secara swadaya (swasta). Tercatat
pemerintah hanya menyediakan kurang dari separonya (502 lembaga pendidikan)
dari yang disediakan oleh masyarakat (1.287 lembaga pendidikan) mulai dari TK,
RA/BA, SD, MI, SMP, MTs, SMA, SMK dan MA.
J UMLAH LEMBAGA PENDIDIKANDI KABUPATEN GRESIK TAHUN 2004
502, (28%)
1287, (72%)
CATATAN : Kelembagaan Pendidikanmencakup : TK, RA/BA, SD, MI, SMP, MTs, SMA, SMK, MA
(Buku Pintar Dinas Dikbud, 2004, hal 11)
Swasta
Negeri
Jumlah institusi pendidikan terbesar di kabupaten ini merupakan sekolah-sekolah
swasta yang berorientasi keagamaan, misalnya Madrasah Ibtida’iyah sebanyak 356,
MTs sebanyak 117 dan madrasah aliyah sebanyak 55. Institusi pendidikan berstatus
swasta ini jauh lebih banyak dibandingkan institusi pendidikan setara yang berstatus
negeri yaitu SMPN yang hanya 32 buah dan SMA yang berjumlah 9 buah saja.
RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 17
J UMLAH GURU DAN MURIDSEKOLAH NEGERI DAN SWASTADI KABUPATEN GRESIK 2004
0.0
20,000.0
40,000.0
60,000.0
80,000.0
100,000.0
120,000.0
140,000.0
160,000.0
GURU 5,218.0 12,713.0
MURID 89,254.0 144,324.0
NEGERI SWASTA
(Buku Pintar Dinas Dikbud, 2004, hal 12-13)
Paparan data tahun 2004 tentang ratio jumlah murid sekolah negeri dan murid
swasta, terungkap bahwa sekolah swasta jauh menampung lebih banyak (144.324
murid) dari pada murid sekolah negeri sebanyak (89.254 murid). Jumlah murid
sekolah swasta yang jauh lebih banyak ini berkonsekuensi pada tuntutan jumlah
guru yang lebih banyak pula dari pada guru berstatus negeri.
Berdasarkan data yang dicatat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
Gresik tahun 2004, Guru swasta berjumlah lebih dari dua kali lipat dari guru negeri.
Guru negeri (5218 orang) sementara guru swasta berjumlah 12.713 orang.
Berdasarkan kondisi empiris bahwa institusi pendidikan, jumlah murid, dan guru
swasta jauh lebih banyak daripada yang berstatus negeri ini, maka sudah
selayaknyalah; fasilitas, anggaran dan program-program kebijakan diorientasikan
pada pemberdayaan swasta atau masyarakat.
Ditinjau dari ketersediaan sarana perpustakaan dan laboratorium sekolah dan
dibandingkan dengan jumlah murid sekolah yang ada, maka kedua jenis sarana
pendidikan ini masih sangatlah kurang. Jumlah total perpustakaan (negeri + swasta)
adalah 844 buah. Jumlah sarana ini jelas kurang memadai karena harus digunakan
oleh sejumlah 233.578 murid.
RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 18
J UMLAHPERPUSTAKAAN, LABORATORIUM DAN
SEKOLAH NEGERI SERTA SWASTADI KABUPATEN GRESIK 2004
0
500
1000
1500
Perpustakaan 291 553
Jml Sekolah 502 1287
Laboratorium 123 551
NEGERI SWASTA
(Buku Pintar Dinas Dikbud, 2004, hal 11 & 18)
Demikian pula, ketersediaan laboratorium praktek sekolah hanya terdapat 674 buah
(123 milik negeri + 551 milik swasta). Oleh karena itu dalam lima tahun kedepan,
kiranya masih perlu ditambah jumlah perpustakaan dan laboratorium ini baik untuk
sekolah negeri maupun swasta yang diswadayai masyarakat.
Tingkat kemajuan pendidikan masyarakat, dapat ditinjau dari besarnya prosentase
angka partisipasi pendidikan. Angka partisipasi pendidikan dapat pula menjadi
indikator dan jaminan keberhasilan program pendidikan wajib belajar 9 tahun.
Menurut catatan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Gresik di tahun
2004, Angka Partisipasi Murni (APM) untuk tingkat SD/MI sudah cukup tinggi (99.40
%) ini berarti dari hampir seluruh anak usia masuk sekolah SD/MI sudah
tertampung, dan kurang dari 1 % yang tidak sekolah. Namun angka partisipasi
murni ini menurun seiring tingginya derajat pendidikan lanjutan. APM untuk
SMP/MTs hanya 73,10 % bahkan pada level SMA/MA lebih dari separo remaja yang
seharusnya sekolah SMA/MA tersebut tidak lagi belajar di sekolah lanjutan itu.
RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 19
ANGKA PARTISIPASI PENDIDIKANDI KABUPATEN GRESIK 2004 (%)
99.4
73.1
44.98
0
20
40
60
80
100
120
SD/MI SMP/MTs SMA/MA
SD/MI SMP/MTs SMA/MA
(Buku Pintar Dinas Dikbud, 2004)
Berdasarkan data statistik yang dihimpun Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Gresik tahun 2004, maka ratio jumlah murid dengan jumlah ruang kelas
yang tersedia sudah cukup memadai. Akan tetapi data menunjukan bahwa hampir
separo ruang kelas yang tersedia bagi anak sekolahan tersebut dalam keadaan
rusak (ringan maupun berat).
KONDISI RUANG KELAS SEKOLAHDI KABUPATEN GRESIK TAHUN 2004
4981, 52%
3393, 36%
1181, 12%
CATATAN : Sekolah mencakup : TK, RA/BA, SD, MI, SMP, MTs, SMA, SMK, MA
(Buku Pintar Dinas Dikbud, 2004)
Kondisi Baik
Rusak Ringan
Rusak Berat
RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 20
Dari sejumlah 9.723 ruang kelas yang ada hanya 4.981 ruang dalam kondisi baik,
sedangkan sisanya (3.393 ruang) rusak ringan bahkan sebanyak 1.181 dalam
keadaan rusak berat. Permasalahan ini jelas memerlukan solusi dalam jangka waktu
pendek maupun menengah, sebab dukungan sarana ruang kelas ini sangat
signifikan bagi kelangsungan proses belajar mengajar si sekolah.
Murid/Kelas
Murid/Guru
Murid/Sekolah
138
1
151
2110
20
40
60
80
100
120
140
RATIO PENDIDIKANDI KABUPATEN GRESIK 2004
Murid/Kelas 21 1
Murid/Guru 15 1
Murid/Sekolah 138 1
(Buku Pintar Dinas Dikbud, 2004, hal 21)
Ratio pendidikan antara murid per kelas, murid per guru dan murid per sekolah di
Kabupaten Gresik memang belum ideal menurut standard pendidikan, namun masih
cukup memadai dan dalam batas toleransi kewajaran. Menurut data lapangan ratio
murid per guru untuk tingkat pendidikan SD/MI adalah 15 sedangkan SMP/MTs
adalah 10 dan SMA/MA ialah juga 10 murid/guru. Survey data lapangan juga
mencatat bahwa rata-rata kelas SD/MI hanya diisi oleh 21 murid sedangkan
SMP/MTs dan SMA/MA masing-masing diisi oleh 37 dan 36 murid.
Data ini menunjukan sinyalemen cukup baik, akan tetapi demi mengantisipasi
pertumbuhan penduduk (1,2 %) dan kenaikan jumlah anak masuk usia sekolah,
maka kebutuhan jumlah sekolah, ruang kelas dan guru ini harus di proyeksikan
untuk lima tahun kedepan.
RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 21
C. KESENIAN DAERAH
Kabupaten Gresik memiliki kasanah kesenian daerah, tradisional dan modern yang
cukup kaya serta variatif. Jenis kesenian yang ada sebagian bersifat modern seperti
Band (18 group) dan terbanyak Orkes melayu (sebanyak 118 group) namun jenis
kesenian yang bercorak tradisional juga sangat banyak dan variatif, seperti;
karawitan (10), ludruk (9), Kuda Kencak (13), reog (4), wayang kulit (15), Mocopat
(1), sandur madura (1) dan pelandang (12).
Secara endemik juga terdapat unit kesenian yang berkarakteristik keagamaan
seperti; samroh (1), hadrah rodat dan qosidah (27). Kekayaan kesenian daerah
yang banyak dan variatif ini merupakan produk kebudayaan dan peradapan
masyarakat yang heterogen dan kreatif. Dimasa depan potensi ini perlu dilestarikan,
didukung bahkan dikembangkan dengan kebijakan serta program-program
pemerintah daerah yang tepat.
DATA ORGANISASI KESENIANDI KABUPATEN GRESIK , 2004
118
159
12 3 4 13 18 327
317110
Orkes Melayu
Wayang Kulit
Ludruk
Pelandang
Gambus
Reog
Kuda Kencak
Band
Kolintang
Qosidah
Lawak
Sandur
Pencak Silat
Samroh
Karawitan
(Gresik Dalam Angka, 2004)
Ditinjau dari sejarah dan nilai budaya yang ada di kabupaten Gresik, diketemukan
wareisan yang cukup banyak dan karenanya perlu dilestarikan. Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Kabupaten Gresik Tahun 2004 berhasil menginventarisir bahwa
RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 22
terdapat tidak kurang dari 25 naskah kuno, 10 jenis upacara tradisional, 8 cerita
rakyat, 4 bangunan sejarah, 2 permainan rakyat dan 1 buah monumen sejarah.
PENINGGALAN SEJ ARAH & NILAI BUDAYADI KABUPATEN GRESIK
0
5
10
15
20
25
30
Peninggalan 1 4 2 8 2 10 25
Monumen Sejarah
Bangunan Sejarah
Tokoh Daerah
Cerita Rakyat
Permainan Rakyat
Upacara Tradisional
Naskah Kuno
(Buku Pintar Dinas DikBud 2004, hal.26)
Data temuan bersejarah dan nilai budaya ini berkonsekuensi bahwa dimasa depan
perlu dilakukan upaya atau program pelestarian budaya daerah.
D. KESEHATAN
Berdasarkan jumlah fasilitas kesehatan yang tersedia di Kabupaten Gresik tahun
2004, tampak bahwa keseluruhan masyarakat cukup terlayani dengan fasilitas
kesehatan baik rumah sakit maupun Puskesmas.
Secara keseluruhan terdapat 5 rumah sakit dan seluruh wilayah kecamatan juga
terlayani dengan minimal satu Puskesmas yang juga didukung dengan sebanyak 77
Puskesmas Pembantu dan 29 Puskesmas keliling. Bagi ibu yang hendak
melahirkan, selain terlayani dengan keberadaan rumah sakit juga terdapat rumah
sakit bersalin sebanyak 9 buah. Kebutuhan obat bagi masyarakat luas juga cukup
terpebuhi dengan keberadaan Balai Pengobatan (klinik) sebanyak 53 buah, yang
RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 23
lazimnya sekaligus juga menyediakan obat. Sedangkan jumlah apotik dan toko obat
masing-masing tercatat 56 buah dan 14 buah.
J UMLAH FASILITAS KESEHATANDI KABUPATEN GRESIK 2004
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Sarana Yankes 5 29 77 29 9 52 56 14
Rumah Sakit
Puskesmas
Puskesmas
Pembantu
Puskesmas Keliling
Rumah Bersalin
Balai Pengobatan/ Klinik
Apotik Toko Obat
(Profil Kesehatan Kab. Gresik Tahun 2004, hal.177)
Kesehatan merupakan hak dan kebutuhan dasar masyarakat yang harus dipenuhi.
Di Kabupaten Gresik, anggaran untuk pelayanan Kesehatan telah menyedot lebih
dari 10 % anggaran daerah (APBD), yaitu Rp. 49,25 milyar lebih.
KOMPOSISI ANGGARAN KESEHATANKABUPATEN GRESIK , 2004
49253356, 90%
4845695, 9%
680500, 1%
33470, 0%
(Profil Kesehatan Kab. Gresik Tahun 2004, hal.125)
APBD
APBN
PHLN
SUMBER PEM. LAIN
RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 24
Walaupun anggaran kesehatan di Kabupaten Gresik ini juga dapat bersumber dari
APBN dan Pinjaman/Hutang Luar Negeri (PHLN) serta sumber-sumber pemerintah
lainnya, namun sumber yang berasal dari APBD selalu terbesar mencapai 90 %.
Oleh karena itu, di masa datang, perlu diupayakan strategi kebijakan untuk
mengurangi ketergantungan pada APBD ini dan perlu dicarikan sumber alternatif
pendanaan lainnya.
Penduduk/PuskesmasPembantu
Penduduk/Puskesmas
36,518.0
1.013,754.0
1.00.0
5,000.010,000.015,000.020,000.025,000.030,000.0
35,000.040,000.0
RATIO PUSKESMAS TERHADAP PENDUDUKDI KABUPATEN GRESIK 2004
Penduduk/PuskesmasPembantu
13,754.0 1.0
Penduduk/Puskesmas 36,518.0 1.0
(Profil Kesehatan, Kab. Gresik 2004, hal 50)
Tingkat kecukupan sarana pelayanan kesehatan mulai rumah sakit dan puskesmas
terhadap jumlah penduduk Gresik, kiranya masih memadai. Namun bila ditinjau dari
ratio pasien terhadap dokter (umum, gigi, dan spesialis), maka masih menunjukan
kesenjangan yang sangat signifikan. Terungkap dalam statistik kesehatan bahwa 1
orang dokter umum di Gresik harus melayani 1.333 pasien. Ratio ini semakin
membesar pada pasien-pasien yang hendak berobat pada dokter gigi (1 : 3226) dan
Dokter spesialis (1 : 3333). Namun demikian, ketersediaan Puskesmas, Puskesmas
Pembantu dan Puskesmas Keliling pada setiap kecamatan menjadi sangat
membantu, ditambah jumlah Bidan desa yang cukup banyak. Rationya 1 (satu)
orang bidan bisa melayani 281 pasien (1 : 281). Jarak geografis Gresik dengan Kota
Surabaya juga sangat berpengaruh sehingga kekurangan Dokter tersebut tidak
begitu terasa, warga Gresik biasa berobat ke dokter-dokter di kota Surabaya.
RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 25
Pasien/Bidan
Pasien/Dokter Umum
Pasien/Dokter GigiPasien/Dokter Spesialis
3,333.0
1
3,226.0
11,333.0
1281.0
10.0
500.0
1,000.0
1,500.0
2,000.0
2,500.0
3,000.0
3,500.0
RATIO TENAGA KESEHATANDI KABUPATEN GRESIK 2004
Pasien/Bidan 281.0 1
Pasien/Dokter Umum 1,333.0 1
Pasien/Dokter Gigi 3,226.0 1
Pasien/Dokter Spesialis 3,333.0 1
(Profil Kesehatan, Kab. Gresik 2004, hal 56)
E. KETENAGAKERJAAN
Sebagaimana kondisi nasional, Kabupaten Gesik juga mengalami problematika
ketenagakerjaan. Jumlah pengangguran terus mengalami kenaikan dari tahun ke
tahun.
J UMLAH DATA KETENAGAKERJ AANDI KABUPATEN GRESIK , 2004
721051, 56%
545672, 43%
15557, 1%
(Profil Kabupaten Gresik, 2002-2005)
Pendd. Usia Kerja
Angkatan Kerja
Pencari Kerja
Terlihat dalam catatan statitik bahwa dari sebanyak 721.051 penduduk yang berusia
kerja, 545.672 orang merupakan angkatan kerja yang seharusnya produktif
RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 26
menafkahi diri atau keluargannya. Dari sejumlah angkatan kerja tersebut tercatat
15.557 orang sedang mencari pekerjaan.
J UMLAH PENCARI KERJ AMENURUT TINGKAT PENDIDIKAN
DI KABUPATEN GRESIK TAHUN 2004
23, 0%251, 2%
4167, 34%
3079, 25%
1445, 12%3346, 27%
(Profil Kabupaten Gresik, 2002-2005)
Tamat SD
SLTA Umum
Tamat SLTP
SLTA Kejuruan
Tamat AkademiTamat Sarjana
Ditinjau dari tingkat pendidikannya, pencari pekerja tersebut hanya berkualifikasi
SLTA umum (34 %), selebihnya SLTA kejuruan (25%) dan sarjana sebanyak 3.346
orang atau 27%.
2.4. SARANA DAN PRASARANA DAERAH
A. PRASARANA JALAN
Estimasi pembangunan Kabupaten Gresik untuk lima tahun ke depan sesungguhnya
sangat prospektif. Hal tersebut karena adanya dukungan sarana dan prasarana
jalan darat yang memadai, seperti; akses jalan tol menuju kota Surabaya, jarak
yang relatif dekat dengan pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, jalan beraspal dan
angkutan umum keseluruh pelosok wilayah kecamatan, dan transportasi laut yang
memadai dan siap menunjang aktivitas berdagangan dalam taraf internasional,
sebagaimana rencana meningkatkan kapasitas, salah satu pelabuhan atau dermaga
RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 27
yang ada di Kabupaten Gresik, untuk menjadi pelabuhan yang bertaraf internasional
dimasa mendatang bukan hanya untuk memenuhi jasa angkut penumpang.
PENINGKATAN J ALAN KONDISI MANTAPDI KABUPATEN GRESIK (Km)
0
100
200
300
400
500
600
Jl. Kondisi Mantap 290.32 315.24 335.22 343.06 406.74
Jl. Kabupaten 525.84 525.84 525.84 525.84 525.84
2000 2001 2002 2003 2004
(Lampiran LPJ Bupati, 2002-2005, hal B-61)
PENINGKATAN J ALAN POROS DESADI KABUPATEN GRESIK (Km)
76.142
194
323
455
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
2002 2003 2004 2005
(Lampiran LPJ Bupati, 2002-2005, hal B-61)
Perkembangan maju prasarana jalan darat dapat dilihat dari semakin panjangnya
kondisi jalan mantap Kabupaten dari hanya 290,32 km (55,21 %) saja yang
berkondisi mantap (bagus) di tahun 2000 menjadi 406,74 km (77,35 %) dari seluruh
jalan kabupaten yang ada di tahun 2004
RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 28
Demikian pula, dalam kurun waktu tahun 2000 hingga 2004 telah terjadi
perkembangan maju pada kondisi jalan poros desa. Jalan poros desa ini sangat
penting karena menghubungkan seluruh pelosok antar desa. Terlihat dalam chart
diatas bahwa telah terjadi perkembangan positif terhadap panjang jalan poros desa
dari hanya 76,142 km di tahun 2000 hingga menjadi 132,007 km di tahun 2004.
B. UTILITAS (LISTRIK,dan AIR BERSIH)
Peranan sektor ini (utilitas) pada pembentukan struktur ekonomi terus meningkat
dari tahun ke tahun, yaitu pada tahun 2002 sebesar 5,28 %, kemudian tahun 2003
sebesar 6,32 % dan terakhir tahun 2004 sebesar 4,44 %. Hal ini dikarenakan
sektor ini merupakan penunjang seluruh kegiatan ekonomi, dan sebagai infra
struktur yang mendorong aktivitas proses produksi sektoral maupun pemenuhan
kebutuhan masyarakat.
RATIORT PELANGGAN LISTRIK : SELURUH RT
DI KABUPATEN GRESIK 2004 (RT)
160,288.0
279,103.0
0.0
50,000.0
100,000.0
150,000.0
200,000.0
250,000.0
300,000.0
RATIO RUMAH TANGGA 160,288.0 279,103.0
RT PELANGGAN LISTRIK JUMLAH RT SELURUHNYA
(Gresik dalam Angka, 2004)
RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 29
J ENIS PELANGGAN LISTRIKKABUPATEN GRESIK , 2004
92%3%
0%
5%
(Gresik dalam Angka, 2004)
Usaha
Rumah Tangga
Industri
Umum
Sub sektor di sektor ini yang ada di kabupaten Gresik adalah sub sektor Listrik yang
sebagian besar dihasilkan PLN dan sedikit dihasilkan Non PLN, mempunyai
peranan di tahun 2001 sebesar 4,47 %, kemudian di tahun 2002 meningkat menjadi
5,16 % dan di tahun 2003 meningkat lagi menjadi 6,21 %.
KELUARGA MEMILIK I AKSES AIR BERSIHDI KABUPATEN GRESIK , 2004
243,392.0
128,764.0
0.0
50,000.0
100,000.0
150,000.0
200,000.0
250,000.0
300,000.0
Jml Riil Keluarga 243,392.0
Jml Keluarga Dgn Air Bersih 128,764.0
(Profil Kesehatan Kab. Gresik 2004, hal 126)
(52.9 %)
Sub sektor Air Bersih dihasilkan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Tahun
2001 mempunyai peranan sebesar 0,10 % kemudian tahun 2002 dan tahun 2003
RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 30
meningkat lagi menjadi 0,11 %. Pertumbuhan sektor ini di tahun 2001 sebesar 7,15
% kemudian di tahun 2002 sebesar 2,32 % dan tahun 2003 naik menjadi 9,31 %.
J UMLAHRUMAH TANGGA PELANGGAN AIRDI KABUPATEN GRESIK 2004 (RT)
42,361.0
279,103.0
0.0
50,000.0
100,000.0
150,000.0
200,000.0
250,000.0
300,000.0
RATIO RUMAH TANGGA 42,361.0 279,103.0
RT PELANGGAN PDAM JUMLAH RT SELURUHNYA
(Gresik dalam Angka, 2004)
Prospek sub sektor air bersih ini sangat cerah mengingat ada kecenderungan
konsumsi baik oleh perusahaan maupun masyarakat untuk menggunakan air
bersih yang diproduksi oleh PDAM, disamping listrik, merupakan kebutuhan vital
konsumen.
Pertumbuhan sektor ini terbesar dialami oleh sub sektor Listrik yaitu pada tahun
2003 sebesar 9,32 % yang tahun sebelumnya sebesar 2,16 %. Ini merupakan hal
yang wajar karena peranan pada struktur ekonomi sangat kecil. Pertumbuhan sub
sektor Air Bersih pada tahun 2001 sebesar 48,56 % kemudian tahun 2002 menurun
menjadi 8,80 % dan tahun 2003 naik menjadi 8,84 %.
Kabupaten Gresik juga siap go international karena memiliki pelabuhan khusus
kegiatan industri yang dapat digunakan bongkar muat dalam skala besar seperti log
dan kayu masak, plywood, bahan baku batu bara/BBM, semen, pupuk, dan hasil
industr lainnya serta aktivitas penumpang umum meskipun belum setaraf pelabuhan
Tanjung Perak Surabaya. Beberapa pelabuhan atau dermaga yang dimiliki seperti
RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 31
dermaga milik PT. Petrokimia dapat disandari kapal sampai 40.000 DWT. Dermaga
PT. Semen Gresik 10.000 DWT, sedang dermaga-dermaga swata lainnya hanya
bisa disandari kapal 10.000 DWT kebawah. Lebih jauh tentang beberapa dukungan
sarana dan prasarana dalam berinvestasi ini akan dikupas pada sub-bab faktor-
faktor pendukung investasi.
Untuk wilayah Jawa Timur, Kabupaten Gresik merupakan Kabupaten satu-satunya,
diluar Kota Surabaya, yang memiliki pelabuhan khusus kegiatan industri yang dapat
digunakan bongkar muat dalam skala besar seperti log dan kayu masak, plywood,
bahan baku batu bara/BBM, semen, pupuk, dan hasil industr lainnya serta aktivitas
penumpang umum meskipun belum setaraf pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
Beberapa pelabuhan atau dermaga yang dimiliki seperti dermaga milik PT.
Petrokimia dapat disandari kapal sampai 40.000 DWT. Dermaga PT. Semen Gresik
10.000 DWT, sedang dermaga-dermaga swata lainnya hanya bisa disandari kapal
10.000 DWT kebawah. Lebih jauh tentang beberapa dukungan sarana dan
prasarana dalam berinvestasi ini akan dikupas pada sub-bab faktor-faktor
pendukung investasi
2.5. PEMERINTAHAN UMUM
Secara umum Pemerintah Kabupaten Gresik dalam masa kepemimpionan tahun
2000 sampai dengan 2004 telah melaksanakan tugas Pemerintahan dan
Pelaksanaan Pembangunan sesuai dengan norma dan Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku dengan mengupayakan secara maksimal situasi dan kondisi
keamanan dan ketertiban masyarakat serta stabilitas Daerah yang kondusif dengan
disertai pemantapan koordinasi, interaksi serta kesetaraan antar unsur, aparatur
maupun lembaga sehingga dapat memberikan makna bagi kehidupan masyarakat di
Kabupaten Gresik.
RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 32
Implementasi pembangunan daerah yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah
Kabupaten Gresik telah membawa dampak dan hasil yang positif bagi masyarakat
dengan ditandai adanya perbaikan ekonomi dan meningkatnya kesejahteraan
masyarakat, meskipun demikian tetapi masih ada permasalahan dan kendala yang
perlu mendapat perhatian serta solusi terbaik untuk penanganannya.
Jumlah pegawai yang tersebar pada kelembagaan pemerintahan Kabupaten Gresik
dap;at mencerminkan potensi palayanan pada masyarakat. Menurut catatan
kepegawaian Kabupaten Gresik tahun 2004, sebagian besar pegawai Pemerintah
Kabupaten berada pada lembaga teknis pelayanan, yaitu Dinas sebanyak 7.102 (83
%) dan sebanyak 590 (7%) di kecamatan-kecamatan. Kondisi ini mencerminkan
konstruksi kepegawaian yang strategis sekaligus potensial, karena Dinas dan
Kecamatan merupakan lembaga yang terlatak di garis depan berhadapan langsung
dengan masyarakat.
J UMLAH PEGAWAI DI PEMERINTAHANKABUPATEN GRESIK TAHUN 2005
215, 3%
318, 4%
7102, 83%
254, 3%
590, 7%
Setda Badan Dinas Kantor Kecamatan
(Profil Kabupaten Gresik, 2002-2005)
Ciri pemerintahan Gresik sebagai pelayan masyarakat, juga dapat dilihat dari fakta
bahwa terdapat sejumlah pejabat fungsional sebanyak hampir 8 kali lipat daripada
pejabat struktural. Jumlah pejabat strukturak adalah 722 (11%), sedangkan pejabat
fungsional adalah sebanyak 5.741 (89%). Data kepegawaian ini relatif dapat
RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 33
mengungkapkan bahwa struktur kelembagaan di Kabupaten Gresik telah mampu
menuju ”design” miskin struktur kaya fungsi.
J UMLAH PEJ ABATSTRUKTURAL DAN FUNGSIONAL
KABUPATEN GRESIK , 2004
722, 11%
5741, 89%
Struktural Fungsional
(Profil Kabupaten Gresik, 2002-2005)
Namun demikian, problematika kepegawaian yang perlu segera dicarikan alternatif
pemecahaanya adalah bahwa jumlah pegawai golongan tinggi (III dan IV) sangat
dominan. Tercatat dalam data kepegawaian bahwa jumlah pegawai Golongan III
adalah terbesar yaitu sebanyak 4.582 atau 54 %. Sedangkan jumlah pegawai
daerah bergolongan IV sebanyak 2.363 atau 28 %.
RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 34
J UMLAH PEGAWAI DI PEMERINTAHANKABUPATEN GRESIK TAHUN 2005
BERDASARKAN GOLONGAN
102, 1%
1432, 17%
4582, 54%
2363, 28%
(Profil Kabupaten Gresik, 2002-2005)
Gol I
Gol III
Gol IV
Gol II
Hal ini berarti 82 % dari seluruh pegawai daerah yang ada memiliki Golongan III dan
IV. Kondisi ini akan berkonsekuensi pada beban gaji dan fasilitas yang harus
dipenuhi melalui anggaran rutin kepegawaian daerah.
Berdasarkan data produk hukum, Peraturan daerah yang ditetapkan pada tahun
sejak 2000 hingga 2004, dapat disimpulkan bahwa kinerja pemerintah ddaerah
bersama-sama DPRD sudah cukup optimum dan produktif. Rata-rata setiap bulan
lebih dari satu perda berhasil disusun (lihat chart), bahkan di tahun 2000, telah lebih
dari 3 (tiga) Peraturan Daerah dihasilkan setiap bulannya. Tercatan ada 40 Perda.
Disusun pada tahun 2000, 20 Perda disusun pada tahun 2001, sementara tahun
2002 dan 2003 masing-masing lahir 18 Perda. Namun demikian, kemunculan Perda-
perda tersebut kurang diimbangi dengan kegiatan penyuluhan hukum. Rata-rata
hanya dilakukan 4 (empat) kegiatan penyuluhan hukum setiap tahunnya, dan
maksimal ada 6 (enam) kali penyuluhan hukum pada tahun 2003.
RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 35
PERKEMBANGAN PRODUK HUKUM PERDAKABUPATEN GRESIK 2001-2004
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Jumlah Perda 40 20 18 18 16
Penyuluhan Hukum 4 4 4 6 4
2000 2001 2002 2003 2004
(Lamp. LPJ Bupati 2000-2005, Hal A-49)
Dalam kurun tahun 2000 hingga 2004, kinerja pemerintah daerah (eksekutif) terlihat
sangat optimum. Kinerja tinggi tersebut tercermin dari sangat produktifnya pihak
eksekutif mengeluarkan Keputusan Bupati. Terungkat terdapat 1.297 SK Bupati
keluar di tahun 2000, bahkan meningkat hampir 3 kali lipat menjadi sebanyak 3.342
SK Bupati keluar di tahun 2001, dan terus meningkat sebanyak 4.741 Keputusan
Bupati keluar pada tahun 2002. Terakhir puncaknya adalah pada tahun 2003
terdapat keputusan Bupati Baru sebanyak 6.942. Hal ini berarti bahwa setiap bulan
di tahun 2003 tersebut Bupati telah mengeluarkan 579 lebih SK Bupati baru, atau
lebih dari 19 SK Bupati yang ditetapkan setiap harinya, belum lagi ditambah
keluarnya Instruksi Bupati.
RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 36
PRODUK HUKUM KEPUTUSAN BUPATIKABUPATEN GRESIK 2001-2004
0.0
1,000.0
2,000.0
3,000.0
4,000.0
5,000.0
6,000.0
7,000.0
8,000.0
Jml Keputusan Bupati 1,297.0 3,342.0 4,741.0 6,942.0 3,556.0
2000 2001 2002 2003 2004
(Lamp. LPJ Bupati 2000-2005, Hal A-49)
Namun demikian, kinerja tinggi Pemerintah Daerah dan DPRD tersebut diatas
belumlah cukup mengakomodasi seluruh aspirasi masyarakat. Hal ini terungkap dari
fakta bahwa masih banyak pengaduan masyarakat baik yang muncul, baik yang
diajukan kepada DPRD, maupun kemudian dilanjutkan kepada Bupati dan
Gubernur.
Terrungkap dalam catatan statistik bahwa animo artikulasi kepentingan (aspirasi)
masyarakat pada DPRD berkecenderungan naik dari tahun 2000 hingga tahun
2003. bahkan tercatat rata-rata terdapat lebih dari 22 pengaduan masyarakat
kepada DPRD setiap bulannya. Sebaliknya, pada kurun waktru yang sama, ada
kecenderungan penurunan pengaduan masuyarakat yang diajukahn pada Buypati
maupun Gubernur, bahkan hanya ada 4 (empat) pengaduan pada tahun 2003 yang
diajukan baik kepada Bupati maupun Gubernur.
RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 37
J UMLAH PENGADUAN MASYARAKATDI KABUPATEN GRESIK 2001-2004
0
50
100
150
200
250
300
Pengaduan Masy YgDiajukan Ke DPRD
160 189 273 153
Pengaduan Masy Ygdiajukan Ke Bupati
49 20 35 4
Pengaduan Masy YgDiajukan Ke Gubernur
7 5 3 4
2000 2001 2002 2003
(Lamp. LPJ Bupati 2000-2005, Hal A-52)
Dalam rangka pelaksanaan Otonomi Daerah, Pemerintah Daerah harus mampu
mengakomodir aspirasi masyarakat dan dapat meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat, oleh karena itu dituntut adanya PNS yang profesional, minimal PNS
harus mampu menjabarkan tugas pokok dan fungsi yang terdapat dalam struktur
organisasi dimana PNS tersebut bekerja.
2.6. PERMASALAHAN UMUM DAERAH
1. KUALITAS KEIMANAN DAN KETAQWAAN
Kabupaten Gresik merupakan pintu gerbang masuknya agama islam di tanah Jawa,
hal ini membawa konsekuensi peningkatan kualitas dan kuantitas kehidupan
beragama di masyarakat. Namun untuk kondisi sekarang, pemahaman,
penghayatan dan pengamalan kehidupan beragama di Kabupaten Gresik masih
belum seluruhnya diterapkan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, hal ini
disebabkan makin berkembangnya informasi, teknologi dan globalisasi.
Upaya-upaya yang telah dilakukan adalah memberikan kurikulum pendidikan
agama, mengadakan pondok romadlon bagi siswa siswi, melakukan pembinaan bagi
RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 38
para pegawai negeri sipil mulai tingkat Kabupaten sampai desa/kelurahan,
melaksanakan BAZIZ dan lain sebagainya.
2. PENDIDIKAN
Permasalahan pendidikan yang kita hadapi sekarang antara lain rendahnya angka
partisipasi murni peserta didik baik tingkat dasar maupun menengah, kurangnya
sarana dan prasarana belajar mengajar yang representatif, kurangnya kualitas dan
kesejahteraan guru yang memenuhi harapan, masih rendahnya sebagian
masyarakat yang belum mendapatkan lanyanan pendidikan formal, ketrampilan
yang dimiliki para siswa yang telah menamatkan pendidikannya masih relatif rendah.
Upaya-upaya yang telah dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan
dan kesejahteraan para pendidik di Kabupaten Gresik bekerjasama dengan
pemerintah propinsi Jawa Timur dan Pemerintah Pusat telah memberikan subsidi
biaya minimal pendidikan bagi murid SD/MI, SMP/MTs, baik negeri maupun swasta.
menambah kesejahteraan guru negeri maupun swasta, ustadz dan ustadzah bagi
guru TPA/TPQ. Disamping itu juga membangun sarana dan prasarana sekola, serta
memberikan pelayanan kepada masyarakat yang belum memperolah layanan
pendidikan misalnya; mendirikan kelompok bermain/PADU, pemberantasan buta
huruf, menyelenggarakan program kejar paket A setara dengan SD, paket B setara
dengan SMP, paket C setara dengan SMA, serta memberikan pendidikan luar
sekolah lainnya, bahkan tahun 2004 pemerintah Kabupaten Gresik telah
menapatkan penghargaan dari presiden Republik Indoensia tentang keberhasilan
Kabupaten Gresik dalam penganganan pendidikan luar sekolah.
3. PERAN PEREMPUAN
Perhatian terhadap perempuan belum selaras dengan tuntutan dan kebutuhan akan
peran sertanya dalam pembangunan yang membutuhkan profesionalisme dan
kualitas kompetensi perempuan dalam berbagai hal, termasuk memberikan
kesempatan yang sama dengan kaum laki-laki. Hal ini sangat logis karena jumlah
penduduk perempuan di Kabupaten Gresik mencapai hampir 60 %.
RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 39
4. KUALITAS SDM APARATUR
Sebagian aparat birokrasi sebagai pelayan publik memiliki kualitas Sumber Daya
Manusia, Kesadaran terhadap aturan dan kedisiplinan, ketrampilan dan
profesionalisme masih rendah/belum sesuai dengan tuntutan dan harapan
masyarakat. Upaya-upaya yang dilakukan adalah melakukan pelatihan sesuai
dengan kompetensinya dan pendidikan penjenjangan bagi aparatur yang telah
memenuhi syarat.
5. DEMOKRASI
Permasalahan demokrasi di Kabupaten Gresik adalah rentannya sebagian
masyarakat dalam penggunakan hak suara dan hak berpendapat dalam
pembangunan. Hal ini disebabkan karena kesadaran masyarakat dalam bidang
pendidikan politik masih rendah. Upaya-upaya yang telah dilakuakn adalah
mamnerikan penyuluhan dan pelatihan serta pendidikan politik kepada masyarakat
baik melakukan dialog terbuka maupun diskusi kelompok.
6. PERTANIAN
Sebagian besar lahan di Gresik bagian selatan adalah tanah tadah hujan,
terbatasnya irigasi teknis, sehingga produktivitas pertanian relatif rendah.
Sedangkan di Gresik bagian utara di dominasi lahan tambak, namun
produktivitasnya sangat dipengaruhi oleh musim dan hama penyakit. Upaya yang
dilakukan dalam rangka meningkatkan pendapatan petani adalah memberikan
penyuluhan terhadap para petani tentang peningkatan kualitas tanaman pangan dan
jenis tanaman.
7. KEMISKINAN
Di Kabupaten Gresik masih terdapat masyarakat miskin. Hal ini dapat dilihat dari
data keluarga pra sejahtera sebanyak 103.708 keluarga, dan keluarga sejahtera
sebanyak 166.831 keluarga. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah
Kabupaten Gresik, contohnya melakukan gerakan terpadu pengentasan kemiskinan,
RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 40
program pengentasan kemiskinan perkotaan dan lain sebagainya. Dan di masa yang
akan datang, hal ini merupakan prioritas program.
8. PEREKONOMIAN
Income per kapita masyarakat mulai tahun 2000-2004 mengalami suatu peningkatan
yang cukup signifikan (rata-rata per tahun 4,66%). Peningkatan income per kapita
tersebut masih di dominasi oleh masyarakat ekonomi menengah keatas, sedangkan
masyarakat ekonomi menengah ke bawah (mayoritas) relatif masih kecil.
Upaya yang telah dilakukan pemerintah Kabupaten Gresik adalah pembinaan
wirausaha bagi usahawan/home industri, pemberian modal usaha dengan sistem
bergulir, dan lain sebagainya. Hal ini akan tetap dipertahankan untuk tahun-tahun
mendatang.
9. KESEHATAN
Pelayanan kesehatan belum secara keseluruhan menjangkau ke pelosok desa,
kurangnya sarana prasarana kesehatan dan kurangnya tenaga medis dan
paramedis dibandingkan dengan masyarakat yang dilayani.
Namun demikian upaya pelayanan telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten
Gresik dan senantiasa ditingkatkan pelayanannya guna memperoleh derajat
kesehatan yang lebih baik, bahkan tahun 2004 telah memperoleh penghargaan dari
pemerintah pusat di bidang pelayanan kesehatan
10. AIR BERSIH
Pelayanan air bersih di Kabupaten Gresik relatif masih kurang di bandingkan dengan
kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat. Hal ini dapat digambarkan pelayanan
kepada masyarakat perkotaan 70% dan masyarakat pedesaan 30%. Sedangkan
jumlah penduduk pedesaan jauh lebih besar bila dibandingkan dengan penduduk
perkotaan. Penanganan ketersediaan air bersih senantiasa dilakukan, baik dari segi
manajemen, pengembangan jaringan, maupun optimalisasi sumberdaya air yang
ada. Namun demikian pemenuhan keburtuhan air bersih yang bisa terlayani baru
mencapai 20% dari kebutuhan masyarakat.
RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 41
11. KETENAGAKERJAAN
Masih terdapat angkatan usia kerja yang belum memperoleh pekerjaan pekerjaan,
rendahnya ketrampilan/skill yang dimiliki oleh calon tenaga kerja, rendahnya upah
minimum tenaga kerja, rendahnya kesejahteraan para tenaga kerja dan kasus
pemutusan hubungan kerja sepihak.
Upaya-upaya penyelesaian permasalahan tenaga kerja telah dilakukan pemerintah
Kabupaten Gresik, namun karena banyaknya permasalahan ketenagakerjaan belum
dapat terselesaikan secara keseluruhan sehingga ke depan hal ini perlu
mendapatkan perhatian secara khusus.
12. INFRASTRUKTUR
Belum seluruhnya wilayah pedesaan di Kabupaten Gresik terjangkau prgram jalan
poros Desa, hal ini menyebabkan kelancaran roda perekonomian dan akses antar
wilayah mengalami hambatan.
Untuk transportasi laut, belum terwujudnya pembangunan pelabuhan bertaraf
internasional di Kali Mireng.
Terkait dengan program jalan poros desa telah dilakukan pemerintah Kabupaten
Gresik selama lima tahun yang lalu, bahkan Pemerintah Kabupaten Gresik telah
mendapatkan perhargaan dari pemerintah pusat dengan keberhasilan program ini.
Pada lima tahun berikutnya diupayakan penyelesaian daerah-daerah pedesaan
yang belum terjangkau program jalan poros desa.
13. BANJIR
Di Kabupaten Gresik masih tedapat daerah-daerah banjir, antara lain wilayah
kecamatan Balongpanggang, Benjeng, Cerme, Menganti, Wringinanom dan Gresik.
Hail ini karena Kabupaten Gresik merupakan daerah hilir kali lamong dan
mengendapnya sedimen transport.
Namun demikian berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Gresik
baik permsalahan banjir di pedesaan maupun banjir di perkotaan dan hal ini tetap
menjadikan perhatian di masa yang akan datang.
RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 42
14. PARIWISATA
Wisata di Kabupaten Gresik adalah wisata religi dan wisata alam. Walaupun
berbagai kegiatan dalam rangka penataan fasilitas wisata telah dilakukan, namun
masih terdapat kekurangan penataan fasilitas penunjang untuk mewujudkan rasa
aman, senang dan nyaman bagi wisatawan domestik maupun luar negeri.
Disamping itu potensi alam di Kabupaten Gresik belum seluruhnya di kemas sebagai
tenpat wisata, sebagai contoh potensi alam di Ujung Pangkah, Bawean, Goa Gelang
Agung di Kecamatan Bungah.
15. PENCEMARAN
Di dalam tata Ruang propinsi jawa Timur, Kabupaten Gresik ditetapkan sebagai
kawasan atau Zona industri. Sehingga keberadaan industri di Kabupaten Gresik
berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan. Umutk memperkecil dampak
pencemaran telah dilakukan upaya-upa penanganan, namun demikian masalah
pencemaran akan tetap menjadi perhatian.
16. PELAYANAN PERIJINAN
Pelayanan perijinan masih belum terintegrasi, di sisi lain kepastian hukum, standard
tarif dan waktu penyelesaian masih menjadi keluhan masyarakat maupun dunia
usaha. Meskipun upaya pengintegrasian serta kepastian pelayanan perijinan telah
dilakukan, namun bidang pelayanan ini perlu mendapat perhatian.
RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 43