gresik

59
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAN PERMASALAHAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS Kabupaten Gresik berada antara 7 derajat dan 8 derajat Lintang Selatan dan antara 112 derajat dan 113 derajat Bujur Timur. Sebagian besar wilayahnya merupakan dataran rendah dengan ketinggian antara 0-12 meter di atas permukaan laut kecuali sebagian kecil di bagian utara (Kecamatan Panceng) mempunyai ketinggian sampai 25 meter di atas permukaan laut. Bagian Utara Kabupaten Gresik dibatasi oleh Laut Jawa, bagian Timur dibatasi oleh Selat Madura dan Kota Surabaya, bagian Selatan berbatasan dengan Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Mojokerto, sementara bagian Barat berbatasan dengan Kabupaten Lamongan. Kabupaten Gresik mempunyai kawasan kepulauan yaitu Pulau Bawean dan beberapa pulau kecil di sekitarnya. Luas wilayah Gresik seluruhnya 1.192,25 Km2 terdiri dari 996,14 Km2 luas daratan ditambah sekitar 196,11 Km2 luas Pulau Bawean. RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 1

description

gr

Transcript of gresik

Page 1: gresik

BAB IIGAMBARAN UMUM

KONDISI DAN PERMASALAHAN

2.1. KONDISI GEOGRAFIS

Kabupaten Gresik berada antara 7 derajat dan 8 derajat Lintang Selatan dan antara

112 derajat dan 113 derajat Bujur Timur. Sebagian besar wilayahnya merupakan

dataran rendah dengan ketinggian antara 0-12 meter di atas permukaan laut kecuali

sebagian kecil di bagian utara (Kecamatan Panceng) mempunyai ketinggian sampai

25 meter di atas permukaan laut.

Bagian Utara Kabupaten Gresik dibatasi oleh Laut Jawa, bagian Timur dibatasi oleh

Selat Madura dan Kota Surabaya, bagian Selatan berbatasan dengan Kabupaten

Sidoarjo dan Kabupaten Mojokerto, sementara bagian Barat berbatasan dengan

Kabupaten Lamongan.

Kabupaten Gresik mempunyai kawasan kepulauan yaitu Pulau Bawean dan

beberapa pulau kecil di sekitarnya. Luas wilayah Gresik seluruhnya 1.192,25 Km2

terdiri dari 996,14 Km2 luas daratan ditambah sekitar 196,11 Km2 luas Pulau

Bawean. Sedangkan luas wilayah perairan adalah 5.773,80 Km2 yang sangat

potensial dari subsektor perikanan laut.

Sebagian besar tanah di wilayah Kabupaten Gresik terdiri dari jenis Aluvial,

Grumusol, Mediteran Merah dan Litosol. Curah hujan di Kabupaten Gresik adalah

relatif rendah, yaitu rata-rata 2.000 mm per tahun sehingga hampir setiap tahun

mengalami musim kering yang panjang.

RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 1

Page 2: gresik

Berdasarkan ciri-ciri fisik tanahnya, Kabupaten Gresik dapat dibagi menjadi 4

(empat) bagian yaitu:

a. Kabupaten Gresik bagian Utara (meliputi wilayah Panceng, Ujung Pangkah,

Sidayu, Bungah, Dukun, Manyar) adalah bagian dari daerah pegunungan

Kapur Utara yang memiliki tanah relatif kurang subur (wilayah Kecamatan

Panceng). Sebagian dari daerah ini adalah daerah hilir aliran Bengawan Solo

yang bermuara di pantai Utara Kabupaten Gresik/Kecamatan Ujungpangkah

Daerah hilir Bengawan solo tersebut sangat potensial karena mampu

menciptakan lahan yang cocok untuk permukiman maupun usaha

pertambakan. Potensi bahan-bahan galian di wilayah ini cukup potensial

terutama dengan adanya beberapa jenis bahan galian golongan C. Kondisi

tanah tidak termasuk Pulau Bawean

b. Kabupaten Gresik bagian Tengah (meliputi wilayah; Duduk Sampeyan,

Balong Panggang, Benjeng, Cerme, Gresik, Kebomas ) merupakan kawasan

dengan tanah relatif subur. Di wilayah ini terdapat sungai-sungai kecil antara

lain Kali Lamong, Kali Corong, Kali Manyar sehingga di bagian tengah

wilayah ini merupakan daerah yang cocok untuk pertanian dan pertambakan.

c. Kabupaten Gresik bagian Selatan ( meliputi Menganti, Kedamean, Driyorejo

dan Wringin Anom) adalah merupakan sebagian dataran rendah yang cukup

subur dan sebagian merupakan daerah bukit-bukit (Gunung Kendeng).

Potensi bahan-bahan galian di wilayah ini diduga cukup potensial terutama

dengan adanya beberapa jenis bahan galian golongan C, bahan galian yang

bukan strategis dan juga bukan vital seperti batu kapur, posphat, dolomit,

batu bintang, tanah liat, pasir dan bahan galian lainnya. Sebagian dari bahan

golongan C ini telah diusahakan dengan baik, dan sebagian lainnya masih

dalam taraf eksplorasi.

d. Kabupaten Gresik Wilayah kepulauan Bawean dan pulau kecil sekitarnya

yang meliputi wilayah Kecamatan Sangkapura dan Tambak berpusat di

Sangkapura.

RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 2

Page 3: gresik

Kabupaten Gresik adalah salah satu dari wilayah penyanggah kota Surabaya.

Dimana Kota Surabaya adalah ibu kota sekaligus pusat ekonomi Jawa Timur dan

kawasan Indonesia Timur. Disamping Kabupaten Gresik daerah lain yang juga dapat

dikatakan sebagai kawasan penyanggah Kota Surabaya adalah Kabupaten Sidoarjo,

Bangkalan, Mojokerto dan Lamongan. Keenam wilayah ini dikenal dengan istilah

kawasan Gerbangkertosusila. Fungsi wilayah penyanggah bagi Kabupaten Gresik

dapat bernilai positif secara ekonomis, jika Kabupaten Gresik dapat mengantisipasi

dengan baik kejenuhan perkembangan kegiatan industri Kota Surabaya. Yaitu

dengan menyediakan lahan alternatif pembangunan kawasan industri yang

representatif, kondusif, dan strategis.

Hampir sepertiga bagian dari wilayah Kabupaten Gresik merupakan daerah pesisir

pantai, yaitu sepanjang 140 Km meliputi Kecamatan Kebomas, sebagian Kecamatan

Gresik, Kecamatan Bungah dan Kecamatan Ujungpangkah, Sidayu dan Panceng,

serta Kecamatan Tambak dan Kecamatan Sangkapura yang berada di Pulau

Bawean. Sebagai wilayah pesisir yang juga telah difasilitasi dengan pelabuhan

besar, maka Kabupaten Gresik memiliki akses perdagangan regional, nasional

bahkan internasional. Keunggulan geografis ini menjadikan Gresik sebagai alternatif

terbaik untuk investasi atau penanaman modal.

Dengan fasilitas pelabuhan yang ada, Gresik memiliki potensi akses regional

maupun nasional sebagai pintu masuk baru untuk kegiatan industri dan

perdagangan untuk kawasan Indonesia Timur setelah Surabaya mengalami

kejenuhan. Disamping itu Kabupaten Gresik merupakan kabupaten yang

berpengalaman didalam mengelola kegiatan industri besar dan telah memiliki

reputasi nasional hingga internasional selama puluhan tahun, seperti industri

Semen Gresik dan Petrokimia.

Demikian pula dengan dukungan sarana dan prasarana transportasi darat, seperti;

akses jalan tol menuju kota Surabaya, jarak yang relatif dekat dengan pelabuhan

Tanjung Perak Surabaya, jalan beraspal dan angkutan umum keseluruh pelosok

RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 3

Page 4: gresik

wilayah kecamatan, dan sarana transportasi laut yang memadai berupa pelabuhan

atau dermaga, Gresik siap menunjang aktivitas berdagangan dalam taraf

internasional.

2.2. PEREKONOMIAN DAERAH

Produk Pemerintah Daerah yang paling utama adalah hasil penyusunan dan

pelaksanaan kebijakan publik yang berdampak kepada kinerja sosial dan ekonomi

masyarakatnya. Secara alami kebijakan publik kurang dapat diukur secara

langsung, namun lebih dapat diukur secara tidak langsung melalui salah satu

diantaranya indicator ekonomi. Pembangunan daerah dilaksa-nakan pada berbagai

aspek kehidupan, yang antara lain diupayakan dengan melaksanakan

pembangunan di bidang ekonomi.

Pada hakekatnya pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha dan

kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat,

memperluas lapangan kerja dan pemerataan pembagian pendapatan masyarakat.

Pembangunan ekonomi mempunyai kedudukan yang amat penting, karena

keberhasilan di bidang ekonomi dapat menyediakan sumber daya yang lebih luas

bagi pembangunan di bidang lainnya. Untuk melakukan pembangunan diperlukan

landasan yang kuat, yaitu pengambilan kebijakan yang tepat, akurat dan terarah,

supaya hasil yang dicapai akan benar-benar sesuai dengan yang direncanakan.

A. STRUKTUR EKONOMI

Tak dapat dipungkiri bahwa perkembangan ekonomi di Kabupaten Gresik dari tahun

ke tahun menunjukan arah positif. Ditinjau dari struktur perekonomian yang ada,

pilar utamanya adalah industri pengolahan. Terhadap sumbangannya pada PDRB,

sektor industri pengolahan menyumbang 48,63 % dari seluruh konstruksi ekonomi

daerah Gresik. Dengan banyaknya industri tersebut akan ada kecenderungan

semakin cepat berdiri industri baru yang merupakan mata rantai industri yang saling

RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 4

Page 5: gresik

menunjang. Dengan demikian sektor Industri merupakan sektor yang bisa

diharapkan memulihkan perekonomian kabupaten Gresik, karena sektor ini

disamping menyerap banyak tenaga kerja juga menggerakkan perkembangan

sektor-sektor yang lain.

STRUKTUR EKONOMIDI KABUPATEN GRESIK TAHUN 2004 (%)

48.63

22.98

9.38

5.5 4.44 3.822.23 1.72 1.13

0

10

20

30

40

50

60Industri Pengolahan

Perdagangan, Hotel &Resto

Pertanian

Bangunan/Konstruksi

Listrik, Gas & AirBersih

Keuangan, Persewaan& Jasa Perush

Transportasi &Komunikasi

Jasa-Jasa

Pertambangan &Penggalian

(Sumber : PDRB Kabupaten Gresik)

Perdagangan, Hotel dan Restoran merupakan sektor yang sangat erat dengan

sektor Industri, sehingga mempunyai sumbangan diurutan kedua yaitu sebesar

22,98 % pada tahun 2004 yang sebelumnya sebesar 19,01 % pada tahun 2003.

Pembangunan infra struktur yang menunjang sektor Industri merupakan kebutuhan

utama, ini bisa dilihat dari perannya yang selalu naik dari tahun ke tahun yaitu :

sektor Listrik, Gas dan Air Bersih yakni sebesar 4.44 % di tahun 2004 yang

sebelumnya sebesar 4,28 % ditahun 2003.

Wilayah kabupaten Gresik yang memanjang dari utara ke selatan atau dari

kecamatan Panceng hingga kecamatan Wringinanom sejauh lebih dari 82 km,

apalagi jika ditambah dengan kecamatan Tambak di pulau Bawean menjadi berjarak

lebih dari 208 km, ternyata kabupaten Gresik masih memiliki potensi sektor

Pertanian yang cukup besar. Sektor Pertanian mempunyai peranan diurutan ketiga

yakni sebesar 9,30 % di tahun 2004.

RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 5

Page 6: gresik

Ketiga sektor tersebut diatas selalu menunjukan kecenderungan menguat dari tahun

ketahun, oleh karena itu perlu terus didukung dengan kebijakan-kebijakan efektif

menyangkut iklim usaha, sarana dan prasarana serta komitmen pengembangannya.

B. PERTUMBUHAN EKONOMI

Secara nyata kemajuan ekonomi Kabupaten Gresik dapat dilihat dari indikator

pertumbuhban ekonomi. Dari sejak tahun 2000 hingga 2004 pertumbuhan ekonomi

Gresik berkecenderungan naik dari 3,05 % tahun 2000 hingga mencapai 5,74 %

pada akhir tahun 2004. Pertumbuhan ini mengindikasikan bahwa dalam kurun waktu

tersebut memang ada akselerasi pergerakan nyata ekonomi daerah yang cukup

dinamis, sebab pertumbuhan daerah ini juga diiringi oleh kecenderungan inflasi

PDRB yang menurun.

PERTUMBUHAN EKONOMIINFLASI PDRB DAN INFLASI IHK

DI KABUPATEN GRESIK , 2004 (%)

0

2

4

6

8

10

12

14

16

Pertumb Ekonomi 3.05 4.61 4.3 4.39 5.74

Inflasi PDRB 9.28 12.26 10.15 6.74

Inflasi IHK 10.52 14.13 9.46 4.79

2000 2001 2002 2003 2004

(Sumber : PDRB Kabupaten Gresik)

Kondisi ini bergerak ke arah situasi sebelum krisis dimana sebelum tahun 1997

pertumbuhan ekonomi di kabupaten Gresik pernah mencapai diatas 13 %. Sektor

Industri yang mendominasi struktur ekonomi hingga diatas 45 % yang menentukan

baik buruknya perekonomian wilayah ini, jika sektor Industri jatuh akan

RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 6

Page 7: gresik

mempengaruhi sektor-sektor yang lain jatuh, sebaliknya sektor ini membaik maka

akan membaik pula sektor-sektor yang lain.

C. PENDAPATAN PERKAPITA

Rata-rata pendapatan perkapita yang diukur dengan PDRB harga berlaku dibagi

jumlah penduduk pertengahan tahun, menunjukkan angka peningkatan dari tahun

ke tahun. Secara berangsur pendapatan per kapita naik mulai dari Rp.

9.6635.490,33 pada tahun 2000 hingga mencapai angka tertingginya di tahun 2004

yaitu Rp. 13.860.285,04. Dari perspektif kesejahteraan masyarakat, kenaikan

pendapatan perkapita tersebut memiliki makna sebagai kenaikan status ekonomi

masyarakat pula. Dengan lain kata, kondisi empiris tersebut, mengindikasikan

bahwa perekonomian daerah Kabupaten Gresik memang mengalami pergerakan

positif hingga berdampak pada peningkatan kesejahteraan penduduknya.

PERTUMBUHAN PENDAPATAN PERKAPITADI KABUPATEN GRESIK, 2000-2004 (Rp.)

0.0

2,000,000.0

4,000,000.0

6,000,000.0

8,000,000.0

10,000,000.0

12,000,000.0

14,000,000.0

16,000,000.0

Pendapatan Perkapita 9,635,490.3 10,455,899.8 11,359,653.2 12,860,285.0 13,860,285.0

2000 2001 2002 2003 2004

(Sumber : PDRB Kabupaten Gresik)

Namun demikian, kenaikan-kenaikan tersebut masih dipengaruhi inflasi, sehingga

tidak langsung menggambarkan kenaikan kesejahteraan penduduk. Pendapatan

perkapita yang diukur dengan PDRB harga konstan dibagi jumlah penduduk

RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 7

Page 8: gresik

pertengahan tahun akan menggambarkan ukuran tanpa pengaruh inflasi, sehingga

akan menggambarkan perubahan yang sesungguhnya.

PERTUMBUHANPDRB (ADHB) & PDRB (ADHK)

DI KABUPATEN GRESIK (Rupiah)

0.0

2,000,000.0

4,000,000.0

6,000,000.0

8,000,000.0

10,000,000.0

12,000,000.0

14,000,000.0

16,000,000.0

Pertumb. PDRB (ADHB) 10,702,674.2 12,411,210.3 14,004,908.4

Pertumb. PDRB (ADHK) 3,436,429.5 3,617,798.3 3,824,435.9

2001 2002 2003

(Gresik Dalam Angka, 2004)

Struktur ekonomi, pertumbuhan ekonomi, pendapatan perkapita dan inflasi PDRB

merupakan ukuran global tentang kondisi perekonomian di suatu wilayah. Untuk

mendapatkan gambaran lebih rinci, maka diperlukan tinjauan sektoral / lapangan

usaha.

D. INDUSTRI

Pertumbuhan ekonomi kabupaten Gresik saat ini sangat tergantung dari semakin

meningkatnya peran sektor Industri yakni 48,20 % di tahun 2002, 48,55 % di tahun

2003 dan 48,63 % di tahun 2004. Sektor ini merupakan tulang punggung

perekonomian Kabupaten Gresik.

Industri kecil, sedang dan besar rata-rata tercatat mengalami kenaikan signifikan

pada periode tahun 2000 hingga tahun 2004. Dalam kurun waktu empat tahun

tersebut, industri kecil kecil bertambah lebih dari 1000 unit, sedangkan industri

sedang dan besar juga mengalami pertumbuhan tak kurang dari 320 unit.

RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 8

Page 9: gresik

PERKEMBANGAN J UMLAH INDUSTRIDI KABUPATEN GRESIK (UNIT)

433 427 531 675 753

4651

5175 53035564 5696

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

Industri Besar & Sedang 433 427 531 675 753

Industri Kecil 4651 5175 5303 5564 5696

2000 2001 2002 2003 2004

(Sumber Data: Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal Kab. Gresik, 2004)

Produksinya disamping memenuhi kebutuhan lokal juga mempunyai pangsa pasar

nasional maupun internasional. Sektor ini juga diharapkan mengatasi masalah

pengangguran, karena sektor ini banyak menyerap tenaga kerja.

PERKEMBANGANPENYERAPAN TENAGA KERJ A PERINDUSTRIAN

DI KABUPATEN GRESIK (ORANG)

151,792.0159,330.0

165,269.0172,907.0 178,325.0

37,532.0 38,543.0 39,171.0 41,327.0 42,072.0

0.0

20,000.0

40,000.0

60,000.0

80,000.0

100,000.0

120,000.0

140,000.0

160,000.0

180,000.0

200,000.0

Industri Besar & Sedang 151,792.0 159,330.0 165,269.0 172,907.0 178,325.0

Industri Kecil 37,532.0 38,543.0 39,171.0 41,327.0 42,072.0

2000 2001 2002 2003 2004

(Sumber Data: Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal Kab. Gresik, 2004)

Pada tahun 2003, tercatat rekor tertinggi pertumbuhan sektor Industri yaitu

mengalami pertumbuhan yang relatif tajam yaitu 6,43 % dan lebih tinggi dibanding

tahun sebelumnya sebesar 6,11 %.

RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 9

Page 10: gresik

PERKEMBANGANNILAI INVESTASI PERINDUSTRIAN

DI KABUPATEN GRESIK (MILYAR Rp.)

1,700.51,840.7

1,992.9

2,531.9

2,794.8

22.2 28.2 33.7 40.1 45.9

0.0

500.0

1,000.0

1,500.0

2,000.0

2,500.0

3,000.0

Industri Besar & Sedang 1,700.5 1,840.7 1,992.9 2,531.9 2,794.8

Industri Kecil 22.2 28.2 33.7 40.1 45.9

2000 2001 2002 2003 2004

(Sumber Data: Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal Kab. Gresik, 2004)

Hal ini berarti bahwa sejak tahun 2003 sektor Industri pada tahun 1999 mulai

bergerak keluar dari krisis ekonomi, ini bisa dilihat dari pertumbuhan ekonomi yaitu

sebesar 1,31 %. Padahal tahun sebelumnya minus 17,38 %.

PERKEMBANGANNILAI PRODUKSI PERINDUSTRIAN

DI KABUPATEN GRESIK (MILYAR Rp.)

8,188.1 8,239.7

9,942.7

11,922.9

13,115.1

188.3 293.9 293.9 313.8 345.1

0.0

2,000.0

4,000.0

6,000.0

8,000.0

10,000.0

12,000.0

14,000.0

Industri Besar & Sedang 8,188.1 8,239.7 9,942.7 11,922.9 13,115.1

Industri Kecil 188.3 293.9 293.9 313.8 345.1

2000 2001 2002 2003 2004

(Sumber Data: Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal Kab. Gresik, 2004)

Prospek sektor ini cukup cerah, oleh sebab itu debirokratisasi diharapkan lebih

digalakkan pemerintah, dengan memberi kemudahan para investor untuk

RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 10

Page 11: gresik

menanamkan modalnya, memberi keamanan dan kepastian hukum, sehingga dapat

memacu pertumbuhan sektor ini.

Sumbangan terbesar sub sektor di sektor Industri pada tahun 2004 adalah sub sektor

Industri Kayu dan sejenisnya yaitu 16,26 %, kemudian sub sektor Industri Kimia,

Minyak Bumi, Karet dan Plastik sebesar 9,80 %, Industri Tekstil, Pakaian Jadi dan

Kulit sebesar 7,72 %. Sementara itu, Sub sektor Industri Pengolahan Logam Dasar

yang mengalami pertumbuhan paling tinggi sebesar 8,68 % di tahun 2003.

Kemudian Sub sektor Industri Kayu dan sejenisnya sebesar 8,18 %. Sub sektor

Industri Barang dari Logam, Mesin dan Peralatan sebesar 7,84 % dan sub sektor

Industri Tekstil, Pakaian Jadi dan Kulit sebesar 7,76 %.

E. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN

Mengingat struktur ekonomi kabupaten Gresik terbesar disumbang oleh Industri,

dimana Industri merupakan sektor yang menghasilkan produk barang, maka

Perdagangan, Hotel dan Restoran berperan sebagai penunjang kegiatan

tersebut sehingga wajar sektor ini menempati urutan kedua didalam pembentukan

PDRB.

PERKEMBANGAN USAHA PERDAGANGAN(BERDASARKAN SIUP)

DI KABUPATEN GRESIK (UNIT)

0.0

1,000.0

2,000.0

3,000.0

4,000.0

5,000.0

6,000.0

7,000.0

Perush Kecil 5,117.0 5,315.0 5,172.0 6,172.0 6,483.0

Perush Menengah 1,010.0 1,058.0 1,130.0 1,185.0 1,236.0

Perush Besar 249.0 257.0 286.0 329.0 347.0

2000 2001 2002 2003 2004

(Sumber Data: Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal Kab. Gresik, 2004)

RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 11

Page 12: gresik

Pada tahun 2001 sumbangan sektor perdagangan pada PDRB adalah sebesar

19,33 %, kemudian sedikit menurun pada tahun 2002 sebesar 19,14 %, ditahun

2003 sebesar 19,01 % dan di tahun 2004 naik kembali menjadi sebesar 22,98 %.

Dilihat dari perkembangan usaha perdagangan (berdasarkan SIUP), nampak bahwa

ketiga jenis perusahaan perdagangan yang ada (perusahaan kecil, perusahaan

menengah, dam perusahaan besar) menunjukan berangsur naik sejak tahun 2000

sampai dengan 2004. Tercatat ”hanya” ada 5.117 unit usaha dagang kecil di tahun

2000 tumbuh menjadi 6.483 unit di tahun 2004. Demikian pula, untuk jenis usaha

dagang berskala menengah dan besar juga mengalami kenaikan jumlah unit

usahanya. Perusahaan dagang menengah dicatat ada 1010 unit di tahun 2000

menjadi 1.130 unit usaha di tahun 2002 dan tertinggi tahun 2004 menjadi sebanyak

1.236 unit. Sedangkan perusahaan dagang besar juga bertambah dari ”hanya” 249

unit usaha di tahun 2000 menjadi 347 unit usaha dagang di akhir tahun 2004.

PERKEMBANGAN EKSPORT PERDAGANGANDI KABUPATEN GRESIK (RIBU US $)

0.0

100,000,000.0

200,000,000.0

300,000,000.0

400,000,000.0

500,000,000.0

600,000,000.0

700,000,000.0

Nilai Eksport 90,933,431.4 1,798,015.5 662,708,822.5

2001 2002 2003

(Gresik Dalam Angka, 2004)

Sementara itu, perkembangan nilai eksport perdagangan mencatat angka fantastis

antara tahun 2002 hingga 2003. Setelah turun dari 90,9 juta US $ menjadi hanya 1,8

juta US $ di tahun antara tahun 2001 dengan tahun 2002, kemudian meningkat

hampir 700 % menjadi 662,7 juta US $ di akhir tahun 2003.

RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 12

Page 13: gresik

F. PERTANIAN

Sektor Pertanian dalam pembentukan struktur ekonomi menempati urutan ketiga

setelah sektor Industri dan Perdagangan, yaitu sebesar 10,62 % di tahun 2003 dan

9,38 % di tahun 2004.

LUAS LAHAN PERTANIANKABUPATEN GRESIK, 2004 (Ha)

29,420.0, (30%)

1,462.0, (1%)28,672.0, (29%)

8,458.0, (9%)

30,300.0, (31%)

(Profil Kabupaten Gresik, 2002-2005)

Sawah IrigasiSawah Tdh Hujan

Tambak Ikan

Tegalan Perkebunan

Di tahun 2002 peranan sektor ini sebesar 12,00 %, ini berarti di tahun 2003 turun

sebesar 1,38 % dan kemudian turun terus hingga tahun 2004. Walaupun produksi

dan harga bisa ditingkatkan dari tahun ke tahun, sektor ini perannya akan semakin

mengecil dan digeser sektor-sektor yang lain, hal ini disebabkan kenaikan sektor ini

tidak akan secepat sektor Industri, Perdagangan dan sektor-sektor yang lain.

Kejadian lain yang tidak bisa dihindari adalah lahan pertanian yang ada semakin

banyak berubah menjadi lahan selain Pertanian seperti Perumahan dan Industri.

Oleh sebab itu walaupun segala upaya intensifikasi menggunakan teknologi terapan,

produksi tidak begitu saja naik.

RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 13

Page 14: gresik

PERKEMBANGANLUAS AREAL PANEN PERTANIAN

DI KABUPATEN GRESIK 2004 (Ha)

0.0

10,000.0

20,000.0

30,000.0

40,000.0

50,000.0

60,000.0

70,000.0

Areal Panen PADI 48,000.0 53,390.0 59,602.0 51,230.0 50,335.0

Areal Panen JAGUNG 21,350.0 14,779.0 19,632.0 19,063.0 23,904.0

Areal Panen KEDELAI 14,000.0 3,968.0 2,132.0 2,202.0 1,870.0

Areal Panen KACANG TNH 3,200.0 3,524.0 3,647.0 3,978.0 4,735.0

2000 2001 2002 2003 2004

(Sumber : Dinas Pertanian Kab. Gresik, 2004)

Deskripsi lebih mendetail, sub sektor Tanaman Bahan Makanan mempunyai peranan

5,13 %, Perikanan 4,02 %, Peternakan dan hasilnya 1,26 % dan Tanaman

Perkebunan sebesar 0,21 %. Pertumbuhan sektor Pertanian ditahun 2003 sebesar

0,42 %, angka ini 1,25 % lebih kecil dibanding tahun sebelumnya sebesar 1,67 %.

Sub sektor Perikanan di tahun 2003 mempunyai pertumbuhan paling tinggi di sektor

ini yaitu sebesar 4,08 %, kemudian sub sektor Perkebunan 3,14 %, sub sektor

Tanaman Peternakan sebesar 1,28 % dan sub sektor Tanaman Bahan Makanan

turun sub sektor Tanaman Bahan Makanan turun sebesar 0,17 %, sub sektor

Tanaman Perkebunan sebesar 1,43 %, sub sektor Peternakan sebesar 2,51 % dan

sub sektor Perikanan sebesar 3,99 %.

2.3. SOSIAL BUDAYA

A. KEPENDUDUKAN

Menurut catatat statistik Kantor Kependudukan Kabupaten Gresik, hingga akhir

tahun 2004 memiliki total penduduk sejumlah 1.059.033 orang yang terbagi ke

dalam sejumlah 279.103 keluarga. Jumlah penduduk yang melebihi angka satu juta

tersebut menghuni area wilayah seluas 1.191,25 Km2, sehingga kemudian dapat

RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 14

Page 15: gresik

dihitung ratio kepadatannya adalah sebedsar 885 jiwa/km2, dengan rata-rata per

keluarga terdiri dari 4 orang.

J UMLAH PENDUDUK DAN SEX RATIODI KABUPATEN GRESIK TAHUN 2004

506983, 50%

511516, 50%

(Sumber: Gresik Dalam Angka, 2004, Hal. 31)

PENDUDUK : 1.018.499 Jiwa, KELUARGA : 279.103

Laki-Laki

Perempuan

Namun demikian, masalahnya bahwa tingkat kepadatan penduduk Gresik tersebut

tidaklah merata pada keseluruhan wilayah.

TINGKAT KEPADATAN PENDUDUKDI KABUPATEN GRESIK 2004

(J iwa/1 Km2)

855

10

100

200

300

400

500

600

700

800

900

Tk. Kepadatan 855 1

Penduduk 1 Km2

(Sumber: Gresik Dalam Angka, 2004)

Wilayah perkotaan jauh dipadati penduduk sebesar 1814 jiwa/km2 dibandingkan

wilayah pedesaan yang hanya dihuni 736 jiwa/km2.

RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 15

Page 16: gresik

TINGKAT KEPADATANPENDUDUK PERKOTAAN DAN PEDESAANDI KABUPATEN GRESIK 2004 (J iwa/Km2)

1814

736

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

Tk. Kepadatan 1814 736

Perkotaan Pedesaan

(Sumber: Gresik Dalam Angka, 2004)

Kondisi empiris ini tentu harus direspon secara objektif oleh pemerintah daerah,

terutama menyangkut alokasi fasilitas dasar kebutuhan penduduk melalui komitmen

”membangun desa menata kota”.

J UMLAHKEPALA KELUARGA DAN KK MISKIN

DI KABUPATEN GRESIK 2004

10,659.0

39,697.0

279,103.0

0.0

50,000.0

100,000.0

150,000.0

200,000.0

250,000.0

300,000.0

KK Miskin dapat Yankes 10,659.0

KK Miskin 39,697.0

KK Seluruh 279,103.0

(Sumber: Profil Kesehatan Kab. Gresik, 2004, hal 115)

Problematika lain adalah bahwa dari sejumlah 279.103 keluarga yang ada di Gresik,

masih terdapat sejumlah 39.697 keluarga tergolong miskin. Fakta ini tentu perlu

RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 16

Page 17: gresik

direspon dengan kebijakan efektif, terutama perumusan prioritas program kebijakan

pengentasan kemiskinan bagi keluarga-keluarga miskin tersebut.

B. PENDIDIKAN

Survey pendidikan mengungkapkan bahwa jumlah institusi pendidikan di Kabupaten

Gresik sebagian besar dibentuk oleh masyarakat secara swadaya (swasta). Tercatat

pemerintah hanya menyediakan kurang dari separonya (502 lembaga pendidikan)

dari yang disediakan oleh masyarakat (1.287 lembaga pendidikan) mulai dari TK,

RA/BA, SD, MI, SMP, MTs, SMA, SMK dan MA.

J UMLAH LEMBAGA PENDIDIKANDI KABUPATEN GRESIK TAHUN 2004

502, (28%)

1287, (72%)

CATATAN : Kelembagaan Pendidikanmencakup : TK, RA/BA, SD, MI, SMP, MTs, SMA, SMK, MA

(Buku Pintar Dinas Dikbud, 2004, hal 11)

Swasta

Negeri

Jumlah institusi pendidikan terbesar di kabupaten ini merupakan sekolah-sekolah

swasta yang berorientasi keagamaan, misalnya Madrasah Ibtida’iyah sebanyak 356,

MTs sebanyak 117 dan madrasah aliyah sebanyak 55. Institusi pendidikan berstatus

swasta ini jauh lebih banyak dibandingkan institusi pendidikan setara yang berstatus

negeri yaitu SMPN yang hanya 32 buah dan SMA yang berjumlah 9 buah saja.

RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 17

Page 18: gresik

J UMLAH GURU DAN MURIDSEKOLAH NEGERI DAN SWASTADI KABUPATEN GRESIK 2004

0.0

20,000.0

40,000.0

60,000.0

80,000.0

100,000.0

120,000.0

140,000.0

160,000.0

GURU 5,218.0 12,713.0

MURID 89,254.0 144,324.0

NEGERI SWASTA

(Buku Pintar Dinas Dikbud, 2004, hal 12-13)

Paparan data tahun 2004 tentang ratio jumlah murid sekolah negeri dan murid

swasta, terungkap bahwa sekolah swasta jauh menampung lebih banyak (144.324

murid) dari pada murid sekolah negeri sebanyak (89.254 murid). Jumlah murid

sekolah swasta yang jauh lebih banyak ini berkonsekuensi pada tuntutan jumlah

guru yang lebih banyak pula dari pada guru berstatus negeri.

Berdasarkan data yang dicatat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten

Gresik tahun 2004, Guru swasta berjumlah lebih dari dua kali lipat dari guru negeri.

Guru negeri (5218 orang) sementara guru swasta berjumlah 12.713 orang.

Berdasarkan kondisi empiris bahwa institusi pendidikan, jumlah murid, dan guru

swasta jauh lebih banyak daripada yang berstatus negeri ini, maka sudah

selayaknyalah; fasilitas, anggaran dan program-program kebijakan diorientasikan

pada pemberdayaan swasta atau masyarakat.

Ditinjau dari ketersediaan sarana perpustakaan dan laboratorium sekolah dan

dibandingkan dengan jumlah murid sekolah yang ada, maka kedua jenis sarana

pendidikan ini masih sangatlah kurang. Jumlah total perpustakaan (negeri + swasta)

adalah 844 buah. Jumlah sarana ini jelas kurang memadai karena harus digunakan

oleh sejumlah 233.578 murid.

RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 18

Page 19: gresik

J UMLAHPERPUSTAKAAN, LABORATORIUM DAN

SEKOLAH NEGERI SERTA SWASTADI KABUPATEN GRESIK 2004

0

500

1000

1500

Perpustakaan 291 553

Jml Sekolah 502 1287

Laboratorium 123 551

NEGERI SWASTA

(Buku Pintar Dinas Dikbud, 2004, hal 11 & 18)

Demikian pula, ketersediaan laboratorium praktek sekolah hanya terdapat 674 buah

(123 milik negeri + 551 milik swasta). Oleh karena itu dalam lima tahun kedepan,

kiranya masih perlu ditambah jumlah perpustakaan dan laboratorium ini baik untuk

sekolah negeri maupun swasta yang diswadayai masyarakat.

Tingkat kemajuan pendidikan masyarakat, dapat ditinjau dari besarnya prosentase

angka partisipasi pendidikan. Angka partisipasi pendidikan dapat pula menjadi

indikator dan jaminan keberhasilan program pendidikan wajib belajar 9 tahun.

Menurut catatan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Gresik di tahun

2004, Angka Partisipasi Murni (APM) untuk tingkat SD/MI sudah cukup tinggi (99.40

%) ini berarti dari hampir seluruh anak usia masuk sekolah SD/MI sudah

tertampung, dan kurang dari 1 % yang tidak sekolah. Namun angka partisipasi

murni ini menurun seiring tingginya derajat pendidikan lanjutan. APM untuk

SMP/MTs hanya 73,10 % bahkan pada level SMA/MA lebih dari separo remaja yang

seharusnya sekolah SMA/MA tersebut tidak lagi belajar di sekolah lanjutan itu.

RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 19

Page 20: gresik

ANGKA PARTISIPASI PENDIDIKANDI KABUPATEN GRESIK 2004 (%)

99.4

73.1

44.98

0

20

40

60

80

100

120

SD/MI SMP/MTs SMA/MA

SD/MI SMP/MTs SMA/MA

(Buku Pintar Dinas Dikbud, 2004)

Berdasarkan data statistik yang dihimpun Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kabupaten Gresik tahun 2004, maka ratio jumlah murid dengan jumlah ruang kelas

yang tersedia sudah cukup memadai. Akan tetapi data menunjukan bahwa hampir

separo ruang kelas yang tersedia bagi anak sekolahan tersebut dalam keadaan

rusak (ringan maupun berat).

KONDISI RUANG KELAS SEKOLAHDI KABUPATEN GRESIK TAHUN 2004

4981, 52%

3393, 36%

1181, 12%

CATATAN : Sekolah mencakup : TK, RA/BA, SD, MI, SMP, MTs, SMA, SMK, MA

(Buku Pintar Dinas Dikbud, 2004)

Kondisi Baik

Rusak Ringan

Rusak Berat

RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 20

Page 21: gresik

Dari sejumlah 9.723 ruang kelas yang ada hanya 4.981 ruang dalam kondisi baik,

sedangkan sisanya (3.393 ruang) rusak ringan bahkan sebanyak 1.181 dalam

keadaan rusak berat. Permasalahan ini jelas memerlukan solusi dalam jangka waktu

pendek maupun menengah, sebab dukungan sarana ruang kelas ini sangat

signifikan bagi kelangsungan proses belajar mengajar si sekolah.

Murid/Kelas

Murid/Guru

Murid/Sekolah

138

1

151

2110

20

40

60

80

100

120

140

RATIO PENDIDIKANDI KABUPATEN GRESIK 2004

Murid/Kelas 21 1

Murid/Guru 15 1

Murid/Sekolah 138 1

(Buku Pintar Dinas Dikbud, 2004, hal 21)

Ratio pendidikan antara murid per kelas, murid per guru dan murid per sekolah di

Kabupaten Gresik memang belum ideal menurut standard pendidikan, namun masih

cukup memadai dan dalam batas toleransi kewajaran. Menurut data lapangan ratio

murid per guru untuk tingkat pendidikan SD/MI adalah 15 sedangkan SMP/MTs

adalah 10 dan SMA/MA ialah juga 10 murid/guru. Survey data lapangan juga

mencatat bahwa rata-rata kelas SD/MI hanya diisi oleh 21 murid sedangkan

SMP/MTs dan SMA/MA masing-masing diisi oleh 37 dan 36 murid.

Data ini menunjukan sinyalemen cukup baik, akan tetapi demi mengantisipasi

pertumbuhan penduduk (1,2 %) dan kenaikan jumlah anak masuk usia sekolah,

maka kebutuhan jumlah sekolah, ruang kelas dan guru ini harus di proyeksikan

untuk lima tahun kedepan.

RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 21

Page 22: gresik

C. KESENIAN DAERAH

Kabupaten Gresik memiliki kasanah kesenian daerah, tradisional dan modern yang

cukup kaya serta variatif. Jenis kesenian yang ada sebagian bersifat modern seperti

Band (18 group) dan terbanyak Orkes melayu (sebanyak 118 group) namun jenis

kesenian yang bercorak tradisional juga sangat banyak dan variatif, seperti;

karawitan (10), ludruk (9), Kuda Kencak (13), reog (4), wayang kulit (15), Mocopat

(1), sandur madura (1) dan pelandang (12).

Secara endemik juga terdapat unit kesenian yang berkarakteristik keagamaan

seperti; samroh (1), hadrah rodat dan qosidah (27). Kekayaan kesenian daerah

yang banyak dan variatif ini merupakan produk kebudayaan dan peradapan

masyarakat yang heterogen dan kreatif. Dimasa depan potensi ini perlu dilestarikan,

didukung bahkan dikembangkan dengan kebijakan serta program-program

pemerintah daerah yang tepat.

DATA ORGANISASI KESENIANDI KABUPATEN GRESIK , 2004

118

159

12 3 4 13 18 327

317110

Orkes Melayu

Wayang Kulit

Ludruk

Pelandang

Gambus

Reog

Kuda Kencak

Band

Kolintang

Qosidah

Lawak

Sandur

Pencak Silat

Samroh

Karawitan

(Gresik Dalam Angka, 2004)

Ditinjau dari sejarah dan nilai budaya yang ada di kabupaten Gresik, diketemukan

wareisan yang cukup banyak dan karenanya perlu dilestarikan. Dinas Pendidikan

dan Kebudayaan Kabupaten Gresik Tahun 2004 berhasil menginventarisir bahwa

RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 22

Page 23: gresik

terdapat tidak kurang dari 25 naskah kuno, 10 jenis upacara tradisional, 8 cerita

rakyat, 4 bangunan sejarah, 2 permainan rakyat dan 1 buah monumen sejarah.

PENINGGALAN SEJ ARAH & NILAI BUDAYADI KABUPATEN GRESIK

0

5

10

15

20

25

30

Peninggalan 1 4 2 8 2 10 25

Monumen Sejarah

Bangunan Sejarah

Tokoh Daerah

Cerita Rakyat

Permainan Rakyat

Upacara Tradisional

Naskah Kuno

(Buku Pintar Dinas DikBud 2004, hal.26)

Data temuan bersejarah dan nilai budaya ini berkonsekuensi bahwa dimasa depan

perlu dilakukan upaya atau program pelestarian budaya daerah.

D. KESEHATAN

Berdasarkan jumlah fasilitas kesehatan yang tersedia di Kabupaten Gresik tahun

2004, tampak bahwa keseluruhan masyarakat cukup terlayani dengan fasilitas

kesehatan baik rumah sakit maupun Puskesmas.

Secara keseluruhan terdapat 5 rumah sakit dan seluruh wilayah kecamatan juga

terlayani dengan minimal satu Puskesmas yang juga didukung dengan sebanyak 77

Puskesmas Pembantu dan 29 Puskesmas keliling. Bagi ibu yang hendak

melahirkan, selain terlayani dengan keberadaan rumah sakit juga terdapat rumah

sakit bersalin sebanyak 9 buah. Kebutuhan obat bagi masyarakat luas juga cukup

terpebuhi dengan keberadaan Balai Pengobatan (klinik) sebanyak 53 buah, yang

RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 23

Page 24: gresik

lazimnya sekaligus juga menyediakan obat. Sedangkan jumlah apotik dan toko obat

masing-masing tercatat 56 buah dan 14 buah.

J UMLAH FASILITAS KESEHATANDI KABUPATEN GRESIK 2004

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Sarana Yankes 5 29 77 29 9 52 56 14

Rumah Sakit

Puskesmas

Puskesmas

Pembantu

Puskesmas Keliling

Rumah Bersalin

Balai Pengobatan/ Klinik

Apotik Toko Obat

(Profil Kesehatan Kab. Gresik Tahun 2004, hal.177)

Kesehatan merupakan hak dan kebutuhan dasar masyarakat yang harus dipenuhi.

Di Kabupaten Gresik, anggaran untuk pelayanan Kesehatan telah menyedot lebih

dari 10 % anggaran daerah (APBD), yaitu Rp. 49,25 milyar lebih.

KOMPOSISI ANGGARAN KESEHATANKABUPATEN GRESIK , 2004

49253356, 90%

4845695, 9%

680500, 1%

33470, 0%

(Profil Kesehatan Kab. Gresik Tahun 2004, hal.125)

APBD

APBN

PHLN

SUMBER PEM. LAIN

RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 24

Page 25: gresik

Walaupun anggaran kesehatan di Kabupaten Gresik ini juga dapat bersumber dari

APBN dan Pinjaman/Hutang Luar Negeri (PHLN) serta sumber-sumber pemerintah

lainnya, namun sumber yang berasal dari APBD selalu terbesar mencapai 90 %.

Oleh karena itu, di masa datang, perlu diupayakan strategi kebijakan untuk

mengurangi ketergantungan pada APBD ini dan perlu dicarikan sumber alternatif

pendanaan lainnya.

Penduduk/PuskesmasPembantu

Penduduk/Puskesmas

36,518.0

1.013,754.0

1.00.0

5,000.010,000.015,000.020,000.025,000.030,000.0

35,000.040,000.0

RATIO PUSKESMAS TERHADAP PENDUDUKDI KABUPATEN GRESIK 2004

Penduduk/PuskesmasPembantu

13,754.0 1.0

Penduduk/Puskesmas 36,518.0 1.0

(Profil Kesehatan, Kab. Gresik 2004, hal 50)

Tingkat kecukupan sarana pelayanan kesehatan mulai rumah sakit dan puskesmas

terhadap jumlah penduduk Gresik, kiranya masih memadai. Namun bila ditinjau dari

ratio pasien terhadap dokter (umum, gigi, dan spesialis), maka masih menunjukan

kesenjangan yang sangat signifikan. Terungkap dalam statistik kesehatan bahwa 1

orang dokter umum di Gresik harus melayani 1.333 pasien. Ratio ini semakin

membesar pada pasien-pasien yang hendak berobat pada dokter gigi (1 : 3226) dan

Dokter spesialis (1 : 3333). Namun demikian, ketersediaan Puskesmas, Puskesmas

Pembantu dan Puskesmas Keliling pada setiap kecamatan menjadi sangat

membantu, ditambah jumlah Bidan desa yang cukup banyak. Rationya 1 (satu)

orang bidan bisa melayani 281 pasien (1 : 281). Jarak geografis Gresik dengan Kota

Surabaya juga sangat berpengaruh sehingga kekurangan Dokter tersebut tidak

begitu terasa, warga Gresik biasa berobat ke dokter-dokter di kota Surabaya.

RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 25

Page 26: gresik

Pasien/Bidan

Pasien/Dokter Umum

Pasien/Dokter GigiPasien/Dokter Spesialis

3,333.0

1

3,226.0

11,333.0

1281.0

10.0

500.0

1,000.0

1,500.0

2,000.0

2,500.0

3,000.0

3,500.0

RATIO TENAGA KESEHATANDI KABUPATEN GRESIK 2004

Pasien/Bidan 281.0 1

Pasien/Dokter Umum 1,333.0 1

Pasien/Dokter Gigi 3,226.0 1

Pasien/Dokter Spesialis 3,333.0 1

(Profil Kesehatan, Kab. Gresik 2004, hal 56)

E. KETENAGAKERJAAN

Sebagaimana kondisi nasional, Kabupaten Gesik juga mengalami problematika

ketenagakerjaan. Jumlah pengangguran terus mengalami kenaikan dari tahun ke

tahun.

J UMLAH DATA KETENAGAKERJ AANDI KABUPATEN GRESIK , 2004

721051, 56%

545672, 43%

15557, 1%

(Profil Kabupaten Gresik, 2002-2005)

Pendd. Usia Kerja

Angkatan Kerja

Pencari Kerja

Terlihat dalam catatan statitik bahwa dari sebanyak 721.051 penduduk yang berusia

kerja, 545.672 orang merupakan angkatan kerja yang seharusnya produktif

RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 26

Page 27: gresik

menafkahi diri atau keluargannya. Dari sejumlah angkatan kerja tersebut tercatat

15.557 orang sedang mencari pekerjaan.

J UMLAH PENCARI KERJ AMENURUT TINGKAT PENDIDIKAN

DI KABUPATEN GRESIK TAHUN 2004

23, 0%251, 2%

4167, 34%

3079, 25%

1445, 12%3346, 27%

(Profil Kabupaten Gresik, 2002-2005)

Tamat SD

SLTA Umum

Tamat SLTP

SLTA Kejuruan

Tamat AkademiTamat Sarjana

Ditinjau dari tingkat pendidikannya, pencari pekerja tersebut hanya berkualifikasi

SLTA umum (34 %), selebihnya SLTA kejuruan (25%) dan sarjana sebanyak 3.346

orang atau 27%.

2.4. SARANA DAN PRASARANA DAERAH

A. PRASARANA JALAN

Estimasi pembangunan Kabupaten Gresik untuk lima tahun ke depan sesungguhnya

sangat prospektif. Hal tersebut karena adanya dukungan sarana dan prasarana

jalan darat yang memadai, seperti; akses jalan tol menuju kota Surabaya, jarak

yang relatif dekat dengan pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, jalan beraspal dan

angkutan umum keseluruh pelosok wilayah kecamatan, dan transportasi laut yang

memadai dan siap menunjang aktivitas berdagangan dalam taraf internasional,

sebagaimana rencana meningkatkan kapasitas, salah satu pelabuhan atau dermaga

RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 27

Page 28: gresik

yang ada di Kabupaten Gresik, untuk menjadi pelabuhan yang bertaraf internasional

dimasa mendatang bukan hanya untuk memenuhi jasa angkut penumpang.

PENINGKATAN J ALAN KONDISI MANTAPDI KABUPATEN GRESIK (Km)

0

100

200

300

400

500

600

Jl. Kondisi Mantap 290.32 315.24 335.22 343.06 406.74

Jl. Kabupaten 525.84 525.84 525.84 525.84 525.84

2000 2001 2002 2003 2004

(Lampiran LPJ Bupati, 2002-2005, hal B-61)

PENINGKATAN J ALAN POROS DESADI KABUPATEN GRESIK (Km)

76.142

194

323

455

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

500

2002 2003 2004 2005

(Lampiran LPJ Bupati, 2002-2005, hal B-61)

Perkembangan maju prasarana jalan darat dapat dilihat dari semakin panjangnya

kondisi jalan mantap Kabupaten dari hanya 290,32 km (55,21 %) saja yang

berkondisi mantap (bagus) di tahun 2000 menjadi 406,74 km (77,35 %) dari seluruh

jalan kabupaten yang ada di tahun 2004

RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 28

Page 29: gresik

Demikian pula, dalam kurun waktu tahun 2000 hingga 2004 telah terjadi

perkembangan maju pada kondisi jalan poros desa. Jalan poros desa ini sangat

penting karena menghubungkan seluruh pelosok antar desa. Terlihat dalam chart

diatas bahwa telah terjadi perkembangan positif terhadap panjang jalan poros desa

dari hanya 76,142 km di tahun 2000 hingga menjadi 132,007 km di tahun 2004.

B. UTILITAS (LISTRIK,dan AIR BERSIH)

Peranan sektor ini (utilitas) pada pembentukan struktur ekonomi terus meningkat

dari tahun ke tahun, yaitu pada tahun 2002 sebesar 5,28 %, kemudian tahun 2003

sebesar 6,32 % dan terakhir tahun 2004 sebesar 4,44 %. Hal ini dikarenakan

sektor ini merupakan penunjang seluruh kegiatan ekonomi, dan sebagai infra

struktur yang mendorong aktivitas proses produksi sektoral maupun pemenuhan

kebutuhan masyarakat.

RATIORT PELANGGAN LISTRIK : SELURUH RT

DI KABUPATEN GRESIK 2004 (RT)

160,288.0

279,103.0

0.0

50,000.0

100,000.0

150,000.0

200,000.0

250,000.0

300,000.0

RATIO RUMAH TANGGA 160,288.0 279,103.0

RT PELANGGAN LISTRIK JUMLAH RT SELURUHNYA

(Gresik dalam Angka, 2004)

RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 29

Page 30: gresik

J ENIS PELANGGAN LISTRIKKABUPATEN GRESIK , 2004

92%3%

0%

5%

(Gresik dalam Angka, 2004)

Usaha

Rumah Tangga

Industri

Umum

Sub sektor di sektor ini yang ada di kabupaten Gresik adalah sub sektor Listrik yang

sebagian besar dihasilkan PLN dan sedikit dihasilkan Non PLN, mempunyai

peranan di tahun 2001 sebesar 4,47 %, kemudian di tahun 2002 meningkat menjadi

5,16 % dan di tahun 2003 meningkat lagi menjadi 6,21 %.

KELUARGA MEMILIK I AKSES AIR BERSIHDI KABUPATEN GRESIK , 2004

243,392.0

128,764.0

0.0

50,000.0

100,000.0

150,000.0

200,000.0

250,000.0

300,000.0

Jml Riil Keluarga 243,392.0

Jml Keluarga Dgn Air Bersih 128,764.0

(Profil Kesehatan Kab. Gresik 2004, hal 126)

(52.9 %)

Sub sektor Air Bersih dihasilkan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Tahun

2001 mempunyai peranan sebesar 0,10 % kemudian tahun 2002 dan tahun 2003

RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 30

Page 31: gresik

meningkat lagi menjadi 0,11 %. Pertumbuhan sektor ini di tahun 2001 sebesar 7,15

% kemudian di tahun 2002 sebesar 2,32 % dan tahun 2003 naik menjadi 9,31 %.

J UMLAHRUMAH TANGGA PELANGGAN AIRDI KABUPATEN GRESIK 2004 (RT)

42,361.0

279,103.0

0.0

50,000.0

100,000.0

150,000.0

200,000.0

250,000.0

300,000.0

RATIO RUMAH TANGGA 42,361.0 279,103.0

RT PELANGGAN PDAM JUMLAH RT SELURUHNYA

(Gresik dalam Angka, 2004)

Prospek sub sektor air bersih ini sangat cerah mengingat ada kecenderungan

konsumsi baik oleh perusahaan maupun masyarakat untuk menggunakan air

bersih yang diproduksi oleh PDAM, disamping listrik, merupakan kebutuhan vital

konsumen.

Pertumbuhan sektor ini terbesar dialami oleh sub sektor Listrik yaitu pada tahun

2003 sebesar 9,32 % yang tahun sebelumnya sebesar 2,16 %. Ini merupakan hal

yang wajar karena peranan pada struktur ekonomi sangat kecil. Pertumbuhan sub

sektor Air Bersih pada tahun 2001 sebesar 48,56 % kemudian tahun 2002 menurun

menjadi 8,80 % dan tahun 2003 naik menjadi 8,84 %.

Kabupaten Gresik juga siap go international karena memiliki pelabuhan khusus

kegiatan industri yang dapat digunakan bongkar muat dalam skala besar seperti log

dan kayu masak, plywood, bahan baku batu bara/BBM, semen, pupuk, dan hasil

industr lainnya serta aktivitas penumpang umum meskipun belum setaraf pelabuhan

Tanjung Perak Surabaya. Beberapa pelabuhan atau dermaga yang dimiliki seperti

RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 31

Page 32: gresik

dermaga milik PT. Petrokimia dapat disandari kapal sampai 40.000 DWT. Dermaga

PT. Semen Gresik 10.000 DWT, sedang dermaga-dermaga swata lainnya hanya

bisa disandari kapal 10.000 DWT kebawah. Lebih jauh tentang beberapa dukungan

sarana dan prasarana dalam berinvestasi ini akan dikupas pada sub-bab faktor-

faktor pendukung investasi.

Untuk wilayah Jawa Timur, Kabupaten Gresik merupakan Kabupaten satu-satunya,

diluar Kota Surabaya, yang memiliki pelabuhan khusus kegiatan industri yang dapat

digunakan bongkar muat dalam skala besar seperti log dan kayu masak, plywood,

bahan baku batu bara/BBM, semen, pupuk, dan hasil industr lainnya serta aktivitas

penumpang umum meskipun belum setaraf pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

Beberapa pelabuhan atau dermaga yang dimiliki seperti dermaga milik PT.

Petrokimia dapat disandari kapal sampai 40.000 DWT. Dermaga PT. Semen Gresik

10.000 DWT, sedang dermaga-dermaga swata lainnya hanya bisa disandari kapal

10.000 DWT kebawah. Lebih jauh tentang beberapa dukungan sarana dan

prasarana dalam berinvestasi ini akan dikupas pada sub-bab faktor-faktor

pendukung investasi

2.5. PEMERINTAHAN UMUM

Secara umum Pemerintah Kabupaten Gresik dalam masa kepemimpionan tahun

2000 sampai dengan 2004 telah melaksanakan tugas Pemerintahan dan

Pelaksanaan Pembangunan sesuai dengan norma dan Peraturan Perundang-

undangan yang berlaku dengan mengupayakan secara maksimal situasi dan kondisi

keamanan dan ketertiban masyarakat serta stabilitas Daerah yang kondusif dengan

disertai pemantapan koordinasi, interaksi serta kesetaraan antar unsur, aparatur

maupun lembaga sehingga dapat memberikan makna bagi kehidupan masyarakat di

Kabupaten Gresik.

RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 32

Page 33: gresik

Implementasi pembangunan daerah yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah

Kabupaten Gresik telah membawa dampak dan hasil yang positif bagi masyarakat

dengan ditandai adanya perbaikan ekonomi dan meningkatnya kesejahteraan

masyarakat, meskipun demikian tetapi masih ada permasalahan dan kendala yang

perlu mendapat perhatian serta solusi terbaik untuk penanganannya.

Jumlah pegawai yang tersebar pada kelembagaan pemerintahan Kabupaten Gresik

dap;at mencerminkan potensi palayanan pada masyarakat. Menurut catatan

kepegawaian Kabupaten Gresik tahun 2004, sebagian besar pegawai Pemerintah

Kabupaten berada pada lembaga teknis pelayanan, yaitu Dinas sebanyak 7.102 (83

%) dan sebanyak 590 (7%) di kecamatan-kecamatan. Kondisi ini mencerminkan

konstruksi kepegawaian yang strategis sekaligus potensial, karena Dinas dan

Kecamatan merupakan lembaga yang terlatak di garis depan berhadapan langsung

dengan masyarakat.

J UMLAH PEGAWAI DI PEMERINTAHANKABUPATEN GRESIK TAHUN 2005

215, 3%

318, 4%

7102, 83%

254, 3%

590, 7%

Setda Badan Dinas Kantor Kecamatan

(Profil Kabupaten Gresik, 2002-2005)

Ciri pemerintahan Gresik sebagai pelayan masyarakat, juga dapat dilihat dari fakta

bahwa terdapat sejumlah pejabat fungsional sebanyak hampir 8 kali lipat daripada

pejabat struktural. Jumlah pejabat strukturak adalah 722 (11%), sedangkan pejabat

fungsional adalah sebanyak 5.741 (89%). Data kepegawaian ini relatif dapat

RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 33

Page 34: gresik

mengungkapkan bahwa struktur kelembagaan di Kabupaten Gresik telah mampu

menuju ”design” miskin struktur kaya fungsi.

J UMLAH PEJ ABATSTRUKTURAL DAN FUNGSIONAL

KABUPATEN GRESIK , 2004

722, 11%

5741, 89%

Struktural Fungsional

(Profil Kabupaten Gresik, 2002-2005)

Namun demikian, problematika kepegawaian yang perlu segera dicarikan alternatif

pemecahaanya adalah bahwa jumlah pegawai golongan tinggi (III dan IV) sangat

dominan. Tercatat dalam data kepegawaian bahwa jumlah pegawai Golongan III

adalah terbesar yaitu sebanyak 4.582 atau 54 %. Sedangkan jumlah pegawai

daerah bergolongan IV sebanyak 2.363 atau 28 %.

RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 34

Page 35: gresik

J UMLAH PEGAWAI DI PEMERINTAHANKABUPATEN GRESIK TAHUN 2005

BERDASARKAN GOLONGAN

102, 1%

1432, 17%

4582, 54%

2363, 28%

(Profil Kabupaten Gresik, 2002-2005)

Gol I

Gol III

Gol IV

Gol II

Hal ini berarti 82 % dari seluruh pegawai daerah yang ada memiliki Golongan III dan

IV. Kondisi ini akan berkonsekuensi pada beban gaji dan fasilitas yang harus

dipenuhi melalui anggaran rutin kepegawaian daerah.

Berdasarkan data produk hukum, Peraturan daerah yang ditetapkan pada tahun

sejak 2000 hingga 2004, dapat disimpulkan bahwa kinerja pemerintah ddaerah

bersama-sama DPRD sudah cukup optimum dan produktif. Rata-rata setiap bulan

lebih dari satu perda berhasil disusun (lihat chart), bahkan di tahun 2000, telah lebih

dari 3 (tiga) Peraturan Daerah dihasilkan setiap bulannya. Tercatan ada 40 Perda.

Disusun pada tahun 2000, 20 Perda disusun pada tahun 2001, sementara tahun

2002 dan 2003 masing-masing lahir 18 Perda. Namun demikian, kemunculan Perda-

perda tersebut kurang diimbangi dengan kegiatan penyuluhan hukum. Rata-rata

hanya dilakukan 4 (empat) kegiatan penyuluhan hukum setiap tahunnya, dan

maksimal ada 6 (enam) kali penyuluhan hukum pada tahun 2003.

RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 35

Page 36: gresik

PERKEMBANGAN PRODUK HUKUM PERDAKABUPATEN GRESIK 2001-2004

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Jumlah Perda 40 20 18 18 16

Penyuluhan Hukum 4 4 4 6 4

2000 2001 2002 2003 2004

(Lamp. LPJ Bupati 2000-2005, Hal A-49)

Dalam kurun tahun 2000 hingga 2004, kinerja pemerintah daerah (eksekutif) terlihat

sangat optimum. Kinerja tinggi tersebut tercermin dari sangat produktifnya pihak

eksekutif mengeluarkan Keputusan Bupati. Terungkat terdapat 1.297 SK Bupati

keluar di tahun 2000, bahkan meningkat hampir 3 kali lipat menjadi sebanyak 3.342

SK Bupati keluar di tahun 2001, dan terus meningkat sebanyak 4.741 Keputusan

Bupati keluar pada tahun 2002. Terakhir puncaknya adalah pada tahun 2003

terdapat keputusan Bupati Baru sebanyak 6.942. Hal ini berarti bahwa setiap bulan

di tahun 2003 tersebut Bupati telah mengeluarkan 579 lebih SK Bupati baru, atau

lebih dari 19 SK Bupati yang ditetapkan setiap harinya, belum lagi ditambah

keluarnya Instruksi Bupati.

RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 36

Page 37: gresik

PRODUK HUKUM KEPUTUSAN BUPATIKABUPATEN GRESIK 2001-2004

0.0

1,000.0

2,000.0

3,000.0

4,000.0

5,000.0

6,000.0

7,000.0

8,000.0

Jml Keputusan Bupati 1,297.0 3,342.0 4,741.0 6,942.0 3,556.0

2000 2001 2002 2003 2004

(Lamp. LPJ Bupati 2000-2005, Hal A-49)

Namun demikian, kinerja tinggi Pemerintah Daerah dan DPRD tersebut diatas

belumlah cukup mengakomodasi seluruh aspirasi masyarakat. Hal ini terungkap dari

fakta bahwa masih banyak pengaduan masyarakat baik yang muncul, baik yang

diajukan kepada DPRD, maupun kemudian dilanjutkan kepada Bupati dan

Gubernur.

Terrungkap dalam catatan statistik bahwa animo artikulasi kepentingan (aspirasi)

masyarakat pada DPRD berkecenderungan naik dari tahun 2000 hingga tahun

2003. bahkan tercatat rata-rata terdapat lebih dari 22 pengaduan masyarakat

kepada DPRD setiap bulannya. Sebaliknya, pada kurun waktru yang sama, ada

kecenderungan penurunan pengaduan masuyarakat yang diajukahn pada Buypati

maupun Gubernur, bahkan hanya ada 4 (empat) pengaduan pada tahun 2003 yang

diajukan baik kepada Bupati maupun Gubernur.

RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 37

Page 38: gresik

J UMLAH PENGADUAN MASYARAKATDI KABUPATEN GRESIK 2001-2004

0

50

100

150

200

250

300

Pengaduan Masy YgDiajukan Ke DPRD

160 189 273 153

Pengaduan Masy Ygdiajukan Ke Bupati

49 20 35 4

Pengaduan Masy YgDiajukan Ke Gubernur

7 5 3 4

2000 2001 2002 2003

(Lamp. LPJ Bupati 2000-2005, Hal A-52)

Dalam rangka pelaksanaan Otonomi Daerah, Pemerintah Daerah harus mampu

mengakomodir aspirasi masyarakat dan dapat meningkatkan pelayanan kepada

masyarakat, oleh karena itu dituntut adanya PNS yang profesional, minimal PNS

harus mampu menjabarkan tugas pokok dan fungsi yang terdapat dalam struktur

organisasi dimana PNS tersebut bekerja.

2.6. PERMASALAHAN UMUM DAERAH

1. KUALITAS KEIMANAN DAN KETAQWAAN

Kabupaten Gresik merupakan pintu gerbang masuknya agama islam di tanah Jawa,

hal ini membawa konsekuensi peningkatan kualitas dan kuantitas kehidupan

beragama di masyarakat. Namun untuk kondisi sekarang, pemahaman,

penghayatan dan pengamalan kehidupan beragama di Kabupaten Gresik masih

belum seluruhnya diterapkan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, hal ini

disebabkan makin berkembangnya informasi, teknologi dan globalisasi.

Upaya-upaya yang telah dilakukan adalah memberikan kurikulum pendidikan

agama, mengadakan pondok romadlon bagi siswa siswi, melakukan pembinaan bagi

RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 38

Page 39: gresik

para pegawai negeri sipil mulai tingkat Kabupaten sampai desa/kelurahan,

melaksanakan BAZIZ dan lain sebagainya.

2. PENDIDIKAN

Permasalahan pendidikan yang kita hadapi sekarang antara lain rendahnya angka

partisipasi murni peserta didik baik tingkat dasar maupun menengah, kurangnya

sarana dan prasarana belajar mengajar yang representatif, kurangnya kualitas dan

kesejahteraan guru yang memenuhi harapan, masih rendahnya sebagian

masyarakat yang belum mendapatkan lanyanan pendidikan formal, ketrampilan

yang dimiliki para siswa yang telah menamatkan pendidikannya masih relatif rendah.

Upaya-upaya yang telah dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan

dan kesejahteraan para pendidik di Kabupaten Gresik bekerjasama dengan

pemerintah propinsi Jawa Timur dan Pemerintah Pusat telah memberikan subsidi

biaya minimal pendidikan bagi murid SD/MI, SMP/MTs, baik negeri maupun swasta.

menambah kesejahteraan guru negeri maupun swasta, ustadz dan ustadzah bagi

guru TPA/TPQ. Disamping itu juga membangun sarana dan prasarana sekola, serta

memberikan pelayanan kepada masyarakat yang belum memperolah layanan

pendidikan misalnya; mendirikan kelompok bermain/PADU, pemberantasan buta

huruf, menyelenggarakan program kejar paket A setara dengan SD, paket B setara

dengan SMP, paket C setara dengan SMA, serta memberikan pendidikan luar

sekolah lainnya, bahkan tahun 2004 pemerintah Kabupaten Gresik telah

menapatkan penghargaan dari presiden Republik Indoensia tentang keberhasilan

Kabupaten Gresik dalam penganganan pendidikan luar sekolah.

3. PERAN PEREMPUAN

Perhatian terhadap perempuan belum selaras dengan tuntutan dan kebutuhan akan

peran sertanya dalam pembangunan yang membutuhkan profesionalisme dan

kualitas kompetensi perempuan dalam berbagai hal, termasuk memberikan

kesempatan yang sama dengan kaum laki-laki. Hal ini sangat logis karena jumlah

penduduk perempuan di Kabupaten Gresik mencapai hampir 60 %.

RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 39

Page 40: gresik

4. KUALITAS SDM APARATUR

Sebagian aparat birokrasi sebagai pelayan publik memiliki kualitas Sumber Daya

Manusia, Kesadaran terhadap aturan dan kedisiplinan, ketrampilan dan

profesionalisme masih rendah/belum sesuai dengan tuntutan dan harapan

masyarakat. Upaya-upaya yang dilakukan adalah melakukan pelatihan sesuai

dengan kompetensinya dan pendidikan penjenjangan bagi aparatur yang telah

memenuhi syarat.

5. DEMOKRASI

Permasalahan demokrasi di Kabupaten Gresik adalah rentannya sebagian

masyarakat dalam penggunakan hak suara dan hak berpendapat dalam

pembangunan. Hal ini disebabkan karena kesadaran masyarakat dalam bidang

pendidikan politik masih rendah. Upaya-upaya yang telah dilakuakn adalah

mamnerikan penyuluhan dan pelatihan serta pendidikan politik kepada masyarakat

baik melakukan dialog terbuka maupun diskusi kelompok.

6. PERTANIAN

Sebagian besar lahan di Gresik bagian selatan adalah tanah tadah hujan,

terbatasnya irigasi teknis, sehingga produktivitas pertanian relatif rendah.

Sedangkan di Gresik bagian utara di dominasi lahan tambak, namun

produktivitasnya sangat dipengaruhi oleh musim dan hama penyakit. Upaya yang

dilakukan dalam rangka meningkatkan pendapatan petani adalah memberikan

penyuluhan terhadap para petani tentang peningkatan kualitas tanaman pangan dan

jenis tanaman.

7. KEMISKINAN

Di Kabupaten Gresik masih terdapat masyarakat miskin. Hal ini dapat dilihat dari

data keluarga pra sejahtera sebanyak 103.708 keluarga, dan keluarga sejahtera

sebanyak 166.831 keluarga. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah

Kabupaten Gresik, contohnya melakukan gerakan terpadu pengentasan kemiskinan,

RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 40

Page 41: gresik

program pengentasan kemiskinan perkotaan dan lain sebagainya. Dan di masa yang

akan datang, hal ini merupakan prioritas program.

8. PEREKONOMIAN

Income per kapita masyarakat mulai tahun 2000-2004 mengalami suatu peningkatan

yang cukup signifikan (rata-rata per tahun 4,66%). Peningkatan income per kapita

tersebut masih di dominasi oleh masyarakat ekonomi menengah keatas, sedangkan

masyarakat ekonomi menengah ke bawah (mayoritas) relatif masih kecil.

Upaya yang telah dilakukan pemerintah Kabupaten Gresik adalah pembinaan

wirausaha bagi usahawan/home industri, pemberian modal usaha dengan sistem

bergulir, dan lain sebagainya. Hal ini akan tetap dipertahankan untuk tahun-tahun

mendatang.

9. KESEHATAN

Pelayanan kesehatan belum secara keseluruhan menjangkau ke pelosok desa,

kurangnya sarana prasarana kesehatan dan kurangnya tenaga medis dan

paramedis dibandingkan dengan masyarakat yang dilayani.

Namun demikian upaya pelayanan telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten

Gresik dan senantiasa ditingkatkan pelayanannya guna memperoleh derajat

kesehatan yang lebih baik, bahkan tahun 2004 telah memperoleh penghargaan dari

pemerintah pusat di bidang pelayanan kesehatan

10. AIR BERSIH

Pelayanan air bersih di Kabupaten Gresik relatif masih kurang di bandingkan dengan

kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat. Hal ini dapat digambarkan pelayanan

kepada masyarakat perkotaan 70% dan masyarakat pedesaan 30%. Sedangkan

jumlah penduduk pedesaan jauh lebih besar bila dibandingkan dengan penduduk

perkotaan. Penanganan ketersediaan air bersih senantiasa dilakukan, baik dari segi

manajemen, pengembangan jaringan, maupun optimalisasi sumberdaya air yang

ada. Namun demikian pemenuhan keburtuhan air bersih yang bisa terlayani baru

mencapai 20% dari kebutuhan masyarakat.

RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 41

Page 42: gresik

11. KETENAGAKERJAAN

Masih terdapat angkatan usia kerja yang belum memperoleh pekerjaan pekerjaan,

rendahnya ketrampilan/skill yang dimiliki oleh calon tenaga kerja, rendahnya upah

minimum tenaga kerja, rendahnya kesejahteraan para tenaga kerja dan kasus

pemutusan hubungan kerja sepihak.

Upaya-upaya penyelesaian permasalahan tenaga kerja telah dilakukan pemerintah

Kabupaten Gresik, namun karena banyaknya permasalahan ketenagakerjaan belum

dapat terselesaikan secara keseluruhan sehingga ke depan hal ini perlu

mendapatkan perhatian secara khusus.

12. INFRASTRUKTUR

Belum seluruhnya wilayah pedesaan di Kabupaten Gresik terjangkau prgram jalan

poros Desa, hal ini menyebabkan kelancaran roda perekonomian dan akses antar

wilayah mengalami hambatan.

Untuk transportasi laut, belum terwujudnya pembangunan pelabuhan bertaraf

internasional di Kali Mireng.

Terkait dengan program jalan poros desa telah dilakukan pemerintah Kabupaten

Gresik selama lima tahun yang lalu, bahkan Pemerintah Kabupaten Gresik telah

mendapatkan perhargaan dari pemerintah pusat dengan keberhasilan program ini.

Pada lima tahun berikutnya diupayakan penyelesaian daerah-daerah pedesaan

yang belum terjangkau program jalan poros desa.

13. BANJIR

Di Kabupaten Gresik masih tedapat daerah-daerah banjir, antara lain wilayah

kecamatan Balongpanggang, Benjeng, Cerme, Menganti, Wringinanom dan Gresik.

Hail ini karena Kabupaten Gresik merupakan daerah hilir kali lamong dan

mengendapnya sedimen transport.

Namun demikian berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Gresik

baik permsalahan banjir di pedesaan maupun banjir di perkotaan dan hal ini tetap

menjadikan perhatian di masa yang akan datang.

RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 42

Page 43: gresik

14. PARIWISATA

Wisata di Kabupaten Gresik adalah wisata religi dan wisata alam. Walaupun

berbagai kegiatan dalam rangka penataan fasilitas wisata telah dilakukan, namun

masih terdapat kekurangan penataan fasilitas penunjang untuk mewujudkan rasa

aman, senang dan nyaman bagi wisatawan domestik maupun luar negeri.

Disamping itu potensi alam di Kabupaten Gresik belum seluruhnya di kemas sebagai

tenpat wisata, sebagai contoh potensi alam di Ujung Pangkah, Bawean, Goa Gelang

Agung di Kecamatan Bungah.

15. PENCEMARAN

Di dalam tata Ruang propinsi jawa Timur, Kabupaten Gresik ditetapkan sebagai

kawasan atau Zona industri. Sehingga keberadaan industri di Kabupaten Gresik

berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan. Umutk memperkecil dampak

pencemaran telah dilakukan upaya-upa penanganan, namun demikian masalah

pencemaran akan tetap menjadi perhatian.

16. PELAYANAN PERIJINAN

Pelayanan perijinan masih belum terintegrasi, di sisi lain kepastian hukum, standard

tarif dan waktu penyelesaian masih menjadi keluhan masyarakat maupun dunia

usaha. Meskipun upaya pengintegrasian serta kepastian pelayanan perijinan telah

dilakukan, namun bidang pelayanan ini perlu mendapat perhatian.

RPJMD Kabupaten Gresik, 2006 - 2010 II - 43