Golput Dan Partisipasi Abal2_Sofyan Haryadi

download Golput Dan Partisipasi Abal2_Sofyan Haryadi

of 4

Transcript of Golput Dan Partisipasi Abal2_Sofyan Haryadi

  • 8/16/2019 Golput Dan Partisipasi Abal2_Sofyan Haryadi

    1/4

    GOLPUT dan PARTISIPASI ABAL-ABAL MASYARAKAT PADA PEMILU

    Oleh: Sofyan Haryadi, M.Si.Kaprodi Sosiologi

    Institut Ilmu Sosial dan Budaya Samawa Rea.

    Ada kalangan beranggapan Golput salah satu bentuk partisipasi politik masyarakat.

    Ungkapan ini melegitimasi cara berfikir yang salah dan keliru. Sekilas memang

    masuk akal, tetapi partisipasi demikian jauh melenceng dari substansi partisipasi

    Pemilu. Partisipasi yang mengatasnamakan Golput lebih merujuk pada sikap

     perlawanan tertutup masyarakat pada Pemilu, tidak berkonotasi merusak tidak

    memakan cost. Berbeda dengan perlawanan terbuka yang dipertontonkan oleh

    simpatisan calon menolak hasil Pemilu. Arus gerakan perlawanan tertutup diyakini

     berakar dari gerakan kekecewaan masyarakat dan gerakan fundamentalis. engan

    substansi gerakan pemimpin yang lahir dari rahim politik semakin menjauh dari

    filosofi demokrasi dan agama.

    Agar mudah kita pahami hubungan partisipasi masyarakat dengan perlawanan, ada

     baiknya penulis mencoba menafsirkan makna partisipasi dan wujud partisipasi yang

    termasuk katagori partisipasi yang bermakna perlawanan tertutup pada Pemilu.

    Secara sederhana partisipasi memiliki makna masyarakat terlibat aktif dalam setiap proses penyelenggaraan Pemilu. Bentuk partisipasi aktif masyarakat nampak pada

    tiap tahapan Pemilu seperti tahapan kampanye, sosialisasi calon dan pemungutan

    suara di !PS. an yang paling penting masyarakat aktif mengawal hak suara mereka

    agar tidak dimanipulasi oleh oknum penyelenggara Pemilu.

    "ujud positif partisipasi masyarakat pada Pemilu diawali dari tahapan kempanye

    seperti aktif memasang stiker calon, membagi stiker calon, aktif mengikuti

    kampanye, aktif mengajak teman kerabat memilih pasangan calon tertentu. Bentuk partisipasi ini kerap ditemui pada tim sukses dan simpatisan semua calon. #ampir

    dapat dipastikan mereka yang memperlihatkan partisipasi positif ini akan

    menggunakan hak suara secara utuh di bilik suara. "ujud partisipasi ini selaras

  • 8/16/2019 Golput Dan Partisipasi Abal2_Sofyan Haryadi

    2/4

    dengan hajat demokrasi Pemilu, tidak memiliki tendensi perlawanan tetapi

     berpeluang melakukan perlawanan terbuka pada Pemilu.

    Partisipasi yang bermakna perlawanan tertutup adalah partisipasi masyarakat yang

     bersifat abal$abal. ilihat dari agregat partisipasi yang ada wujud partisipasi abal$abal

    terbagi dalam tiga kategori. Partisipasi abal$abal pertama adalah partisipasi ikut$

    ikutan masyarakat menghadiri kampanye calon tertentu, memenuhi ajakan kerabat,

    teman dan seterusnya. Umumnya partisipasi abal$abal tidak merespon pembicaraan

    calon. %ehadiran mereka pada kampanye sebatas menunjukkan sikap euforia belaka.

    Bentuk partisipasi abal$abal kedua adalah intens mendatangi semua calon

    meyakinkan calon sekedar untuk mendapatkan uang bensin dan tambahan uang

    rokok, syukur$syukur bisa mendapatkan sedikit tambahan uang saku.

    Alasannya sederhana mengklaim dirinya punya massa, bersedia memfasilitasi

     pertemuan calon dengan masyarakat, uniknya dia sendiri belum tentu memilih calon

    dimaksud. Partisipasi abal$abal ketiga berakar dari gerakan fundamentalis. Partisipasi

    inilah secara garis besar mengusung jargon lebih baik tidak memilih dari pada kita

    memilih pemimpin yang tidak paham substansi keberadaan pemimpin. Bentuk

     partisipasi ini sekedar mendatangi !PS mengambil kartu suara masuk ke tempat

     pemungutan suara &!PS' layaknya orang yang benar$benar menggunakan hak

     pilihnya mengambil kartu suara, bedanya semua kartu suara tidak dicoblos sama

    sekali. Bentuk selanjutnya datang ke !PS mengambil kartu suara masuk kebilik suara

    dan mencoblos semua gambar pasangan calon.

    Semua wujud partisipasi yang bermakna perlawanan saat ini diyakini berawal dari

    gerakan intlektual muda. Asumsi penulis berpijak pada hasil diskusi dengan seorang

    mahasiswa yang secara kebutulan bertamu kerumah penulis. (brolan kami yang

    santai, ringan, mengerucut ke pusaran Pemilu. Spontan mahasiswa yang penulis

    maksudkan menceritakan pengalamanya selama dia berada di luar daerah. )ereka

    dan teman$temannya kerap mendatangi !PS untuk memberikan hak suara mereka

  • 8/16/2019 Golput Dan Partisipasi Abal2_Sofyan Haryadi

    3/4

    tiap Pemilu* Pemilu presiden, gubernur, bupati dan legislatif. #anya karena namanya

    tidak terdaftar di P!, P!B, P%!B mereka juga tidak diberikan kesempatan

    menggunakan hak pilihnya oleh penyelenggara Pemilu.

    Pembicaraan kami makin menarik saat dia memberikan perbandingan antara

    warganegara +ndonesia yang tinggal di luar negeri dengan mereka yang berada di

    daerah lain di +ndonesia. Pertanyaan dia dan teman$temannya begitu sederhana apa

     bedanya kami dengan warga egara +ndonesia lainnya yang tinggal di luar negeri.

    %enapa mereka yang tinggal di luar negeri dapat menggunakan hak pilihnya kenapa

    kami tidak. %enapa mereka difasilitasi dengan panitia pemilihan kenapa kami tidak.

    Penulis kemudian menelusuri keterangan mahasiswa tadi sembari bertanya, anda

    kecewa atau bagaimana. Spontas dia menjawab* saya dan kawan$kawan yang lainya

    sangat kecewa sekali. #anya kecewa lanjut saya bertanya, tentu tidak- tetapi kami

    semua kesal, sakit hati, hingga terbesit dipemikiran kami kedepan kita enggak usah

    memilih aja cetus kami serentak. ari jawaban spontas inilah penulis berkesimpulan

    menjamurnya gerakan Golput seperti penjelasan penulis di atas diperparah oleh

    munculnya kekecewaan generasi muda terpelajar. Untuk itu kedepan %PU harus

    dapat memastikan mahasiswa yang belajar di luar daerah dapat menggunakan hak

     pilihnya. ika tidak sangat tidak baik untuk perkembangan demokrasi kedepan.

    Bukankah sebelumnya masyarakat kita tidak pernah mengenal istilah Golput. )asih

    segar dalam ingatan kita bagaimana re/im pemerintahan (rde Baru melarang

    sebagian warganegara +ndonesia menggunakan hak suara mereka pada Pemilu.

    Sekarang yang terjadi sebaliknya Undang$undang Pemilu memberikan ruang yang

    seluas$luasnnya pada masyarakat, mengapa masih ada anak$anak bangsa yang tidak

    diberikan ruang menggunakan hak suara mereka pada Pemilu.

    )erujuk pada sejarah perlawanan masyarakat bermula dari gerakan kecil kaum

    terpelajar mahasiswa dan kalangan intelektual bergeser dalam masyarakat, akhirnya

    menjadi perlawanan masif. Porsentase angka Golput yang terjadi saat ini,

  • 8/16/2019 Golput Dan Partisipasi Abal2_Sofyan Haryadi

    4/4

    memungkinkan mengalami peningkatan pada setiap Pemilu, bila penyelenggara

    Pemilu tidak kreatif dan ino0atif. Untuk itu kedepan kita harus melakukan beberapa

    hal antara lain* Pertama, ruang kreati0itas penyelenggara Pemilu harus selaras dengan

    hajat perundang$undangan yang berlaku. %edua, elit politik harus dapat merubah

    sikap dan perilaku dari hipokrit menjadi jujur dan amanah. %etiga, partai politik

    mengikis habis konflik internal partai, dan %eempat, partai politik harus mampu

    melahirkan kader$kader yang memiliki kualifikasi keilmuan dan integritas. Semoga

    coretan ini bisa menjadi bahan renungan bagi kita semua,