golongan VIIA

15
TUGAS RESUME MATA KULIAH KIMIA ANORGANIK UNSUR GOLONGAN VIIA Dosen pengampu: Irwan Nugraha, M. Sc Disusun oleh: Muhamad Imam Muslim (14630007) Iis Nuriyatin (14630025) Andika (14630041) HALOGEN Halogen terdiri dari F, Cl, Br, I dan At. Unsur-unsur ini tidak pernah dijumpai di alam sebagai unsur bebas, karena sifatnya yang sangat reaktif. Sampai manusia mulai mempelajari sifat-sifat kimianya dsan mulai memproduksi halogen bebas, unsur-unsur ini kebanyakan dijumpai dalam bentuk garam-garam organik. Kenyataanya, nama halogen berasal dari bahasa yunani yaitu, halos yang berarti garam. Sekarang, halogen telah banyak bergabung menjadi plastik organik yang sangat bermanfaat mulai dari teflon dan poli (vinylklorida) sampai gas pendingin freon dan propelan aerosol serta insektisida DDT. Akhir-akhir ini diketahui bahwa beberapa senyawa organik yang mengandung halogen misalnya DDT, klorofom dan poliklor bifenil mempunyai efek yang sangat berbahaya pada lingkungan dan penduduk. Sumber utama halogen adalah garamnya. Flor dijumpai dalam batuan bumi, terutama dalam deposit fluorspar CaF 2 kriolit, dan fluoroapatip. Sumber utama klor adalah NaCl yang diperoleh dari air laut dan sejumlah besar deposit dibawah tanah yang dianggap dari hasil penguapan air laut dahulu kala. Krom dan iodium juga diperoleh dari air laut, tetapi konsenterasi Br - dan I - jauh lebih sedikit daripada Cl - (air laut mengandung halida : Cl - 0.53M,Br - 8.1x10 -4 M dan I - 5 x 10 -7 M). Brom dan iodium juga dijumpai dalam air dari danau garam dan iodium dibuat dari natrium iodat, NaIO 3 yang diperoleh dari deposit saltpeter. Semua Halogen adalah nonlogam dengan rumus umum X2, dimana X melambangkan unsur Halogen. Anggota terahir anggota VIIA adalah astatir, suatu unsur radio aktif. Sifat-

description

makalah golongan VIIA

Transcript of golongan VIIA

Page 1: golongan VIIA

TUGAS RESUME MATA KULIAH KIMIA ANORGANIK

UNSUR GOLONGAN VIIA

Dosen pengampu:

Irwan Nugraha, M. Sc

Disusun oleh:

Muhamad Imam Muslim (14630007)

Iis Nuriyatin (14630025)

Andika (14630041)

HALOGEN

Halogen terdiri dari F, Cl, Br, I dan At. Unsur-unsur ini tidak pernah dijumpai di alam

sebagai unsur bebas, karena sifatnya yang sangat reaktif. Sampai manusia mulai mempelajari

sifat-sifat kimianya dsan mulai memproduksi halogen bebas, unsur-unsur ini kebanyakan

dijumpai dalam bentuk garam-garam organik. Kenyataanya, nama halogen berasal dari

bahasa yunani yaitu, halos yang berarti garam. Sekarang, halogen telah banyak bergabung

menjadi plastik organik yang sangat bermanfaat mulai dari teflon dan poli (vinylklorida)

sampai gas pendingin freon dan propelan aerosol serta insektisida DDT. Akhir-akhir ini

diketahui bahwa beberapa senyawa organik yang mengandung halogen misalnya DDT,

klorofom dan poliklor bifenil mempunyai efek yang sangat berbahaya pada lingkungan dan

penduduk.

Sumber utama halogen adalah garamnya. Flor dijumpai dalam batuan bumi, terutama

dalam deposit fluorspar CaF2 kriolit, dan fluoroapatip. Sumber utama klor adalah NaCl yang

diperoleh dari air laut dan sejumlah besar deposit dibawah tanah yang dianggap dari hasil

penguapan air laut dahulu kala. Krom dan iodium juga diperoleh dari air laut, tetapi

konsenterasi Br- dan I

- jauh lebih sedikit daripada Cl

- (air laut mengandung halida : Cl

-

0.53M,Br- 8.1x10

-4 M dan I

- 5 x 10

-7M). Brom dan iodium juga dijumpai dalam air dari

danau garam dan iodium dibuat dari natrium iodat, NaIO3 yang diperoleh dari deposit

saltpeter.

Semua Halogen adalah nonlogam dengan rumus umum X2, dimana X melambangkan

unsur Halogen. Anggota terahir anggota VIIA adalah astatir, suatu unsur radio aktif. Sifat-

Page 2: golongan VIIA

sifatnya yang diketahui hanya sedikit. Halogen memiliki energi ionisasi yang tinggi dan

afinitas elektron yang bernilai positif besar. Fakta ini menyarankan bahwa unsur-unsur ini

agar mudah membentuk anion dengan jenis X-. Anion yang diturunkan dari halogen (F-, Cl-,

BR- dan I-) disebut halida. Ion-ion ini isoelektron dengan gas mulia. kebanyakan halida

logam alkali dan alkali tanah adalah senyawa ionik

Tabel beberapa karakteristik halogen

Tipe 9Fe 13Cl 35Br 53I 85AT

Konfigurasi

elektronik

[2He] 2s2

2p5

[10Ne] 3s2 3p

5 [18Ar]3d10 4s

2

4p5

[36Kr]4d10

5s2

5p3

[54Xe] 4f10

5d10

6s2 6p

5

Jejari, X- (pm) 133 184 196 220 -

Jejari kov X2

(pm)

72 100 114 133 -

Jejari v d Waals

(pm)

135 180 195 215 -

Elektronegatifitas

(skala pauling)

4,0 3,0 2,8 2,5 2,2

Tingkat oksidasi

umum

-1 -1,+1,+3,+5,+7 -1,+1,+3,+5,+7 -1,+1,+3,+5,+7 -

Energi ionisasi

ke-1 (kJ mol-1)

1680,6 1255,7 1142,7 1008,7 926

Afinitas elektron

(kJ mol-1)

332,6 348,5 324,7 295,5 270

E°/V (1/2X2→X-

+e)

-2,87 -1,36 -1,07 -0,535 -0,3

Energi ikat X-X,

(kJ mol-1)

155 240 190 149

Polarisabilitas

(cc/atom)

1,04x10-24

3,66 x10-24

4,77 x10-24

7,10 x10-24

Tititk leleh, X2

(C°)

-219 -101 -7 +114

Titik didih X2

(°C)

-188 -34 +60 +185

Titik didih H-X

°C

19,5 -85 -67 -36

Energi ikat H-X

(kJ mol-1)

565 428 362 295

Senyawaan pada Halogen

1. Halida

Begitu banyak cara untuk menggolongkan halida, karena terdapat berbagai jenis

halida.Halida Biner bisa membentuk tatanan tak terhingga dari molekul-molekul

Page 3: golongan VIIA

sederhana atau kompleks. Beberapa senyawaan halida meliputi VOCl3, halida

hidroksi,halida organo,dan sebagainnya. Pembuatan Halida Anhidrat

a. Interaksi langsung unsur-unsur dengan halogen

Fluorinasi langsung biasanya menghasilkan fluorida dalam keadaan oksidasi lebih

tinggi. Kebanyakan logam dan non logam bereaksi sangat kuat dengan F2 : dengan

non logam seperti P4, reaksinya bisa meledak.

b. Dehidrasi dari halida terhidrat

Pelarutan logam, oksida atau karbonat dalam larutan asam halogen yang diikuti

oleh penguapan atau pengkristalan memberikan halida terhidrat. Zat-zat ini dapat

didehidrasi dengan pemanasan dalam vakum, namun ini sering menjurus kepada

hasil tidak murni/oksohalida.

c. Perlakuan Oksida dengan senyawaan halogen lain

d. Senyawaan seperti CIF3,BrF3,CCl3, dan SO2Cl pada suhu yg meningkat digunakan

reaksi berikut : NiO + ClF3 NiF2

UO3 + CCl3 = CCl = CCl2 Refluks UCl4

Pr2O3 + 6 NH4Cl(s) 300® 3 PrCl3 + 3 H2O + GNH3

Sc2O3 + CCl4 600® ScCl3

e. Pertukaran Halogen

Banyak halida bereaksi baik dengan halogen unsur, asamnya, atau halida yang

larut atau halida lain yang berlebih sedemikian hingga satu halogen ditukar oleh

yang lain. Pertukaran halogen istimewa pentingnya bagi sintesis fluorida dari

florida dengan menggunakan berbagai flourida logam.

Halida Molekular. Zat ini adalah gas, cairan atau padatan mudah menguap

dengan molekul-molekul yang hanya saling diikat oleh gaya Van Der Waals.

Mungkin terdapat korelasi kasar antara menaikkannya derajat kovalen logam halogen

dan menaikkannya kecenderungan pembentukan senyawa molekular. Jadi molekular

kadang-kadang juga disebut halida kovalen. Penamaan molekular lebih disukai karena

menyatakan faktanya. Fluorida molekular dari logam dan nonlogam keduanya

Page 4: golongan VIIA

biasanya berupa gas atau cairan yang mudah menguap. Kemudahn menguap akibat

tidak adanya gaya antar molekul selain gaya van der waals, karena daya polarisasi

fluor sangat rendah, dan tidak ada orbital terluar yang cocok bagi gaya tarik jenis lain.

Tingginya keelektronegatifan fluor berakibat mendalam kepada sifat molekul dimana

terdapat atom F. Dalam hal sifat kovale maksimum tercapat, seperti dalam CCL4

atau SF6 halidanya cukup inert terhadap air. Jadi bagi CF4 tetapan kesetmbangan bagi

reaksi

CF4(g) + 2H2O CO2(g) + 4HF (Cotton, 1989)

2. Oksida Halogen

a. Oksigen Fluorida (O2F2) adalah padatan kuning jingga yang dibuat oleh aksi

loncatan listrik pada F2-O2;O2-F2adalah oksidasi yang sangat potensial dan zat

pengfluorinasi.

b. Clor Oksida (ClO2) adalah pengoksidasi yang kuat dan digunakan secara

komersial setelah diencerkan dengan udara. Misal reaksi pada pemutihan bubur

kayu adalah

2NaClo3 + SO4 + H2SO4 =2ClO2 + 2NaHSO4

Atau oleh reduksi KclO3 dengan asam oksalat basah pada 90°, yang

reaksinyajuga memproduksi CO2 sebagai pengencer.

c. Iod pentoksida dibuat dengan memanaskan asam iodat yang menjadi anhidratnya.

Iod pentosida adalah zat pengoksidasi, salah satunya penggunaan pada penentuan

CO, iod dibebaskan melalui iodometri

5CO + I2O5 = I2 + 5CO2(Cotton, 1989)

3. Asam Okso

Asam okso yaitu larutan asam dan beberapa anion-nya bisa diperolehmelalui

interaksi halogen bebas dengan air atau larutan basa. Dalam bagian ini halogen hanya

ditunjukan pada Cl, Br, dan I sementara Fluor hanya memben FOH.

a. Reaksi halogen dan H2O dan OH-

Semua halogen larut dalam air namun terdapat jenis molekul halogen yang

tersolvasi (larut) karena reaksi disproposionasi (autoredoks) terjadi secara cepat.

Page 5: golongan VIIA

b. Asam hipohalit

Asam hipohalit adalah asam lemah tetapi termasuk zat yang bisa mengoksidasi.

Pada dasarnya hapohalit dapat dihasilkan dengan melarutkan halogen dalam basa,

menurut reaksi umum

X2 + 2OH- → XO

- + X

- +H2O

Meskipun demikian, ion hapolit cenderung untuk berdisproposionasi dalam

larutan basa menghasilkan ion halat

3XO- ↔ 2X

- + XO3

-

c. Reaksi Halit

Satu-satunya asam halit yang pasti adalah asam klorit, HClO2. Zat ini diperoleh

dalam larutan air dengan memperlakukan suspensi barium klorit dengan H₂SO₄,

lalu menyaring BaSO₄ nya. larutan tersebut merupakan asam yang relatif lemah

dan tidak dapat diisolasi.

d. Asam halat

piramidal, adanya oktet dengan p[asangan yang tidak bersama dengan kulit

valensi halogen (Cotton, 1989)

4. Senyawaan Antar Halogen

Halogen membentuk banyak senyawaan antar sesamanya dalam gabungan

biner yang bisa netral atau ionik, misalnya BrCl, IF5, Br3+. Gabungan terner hanya

terjadi dalam ion polihalida, misalnya IbrCl-. Senyawaan antarhalogen yang netral

adalah dari jenis XX di mana n adalah bilangan ganjil dan X’ Selalu halogen yang

lebih ringan bila n>1. Karena n ganjil, senyawaanya diamagnetik, elektron valensinya

berada baik sebagai pasangan yang mengikat atau pasangan yang tidak digunakan

bersama.

a. Klor triflourida adalah cairan (titik didih 11,8o) yang tersedia secara komersial

dalam tangki. Ia dibuat dengan penggabungan langsung pada 200 sampai 300o.

Reaksi Clf3 dengan Cl2 berlebih memberikan klormonoflourida, yang berupa gas

(titik didih -100o).

b. Brom triflourida, cairan merah (titik didih 126o) juga dibuat melalui interaksi

langsung. Ketiga bahan ini, yang khas dari sekalian halogen flourida, sangat

reaktif. Mereka bereaksi dengan H2O dan bahan organik disertai ledakan. Mereka

Page 6: golongan VIIA

adalah zat pengflourinasi yang kuat bagi senyawaan anorganik, dan dengan

senyawaan organik bila diencerkan dengan N2.

c. Ion antar halogen. Mereka bisa berupa kation maupun anion. Halogen flourida

bereaksi dengan akseptor ion flourida misalnya,

2ClF + AsF5 = FCl2+

AsF6-

Atau dengan donor ion flourida

IF5 + CsF = Cs+ IF6

-

Tidaklah selalu jelas kapankah produk seperti itu mengandung ion diskret.

Misalnya dalam “CIF2+SbF6

-” setiap atom Cl memiliki tetangga flour, dua yang

dekat dan dua yang jauh, dalam segiempat yang terdistorsi.

d. Ion triodida, berwarna kuning pucat terbentuk dengan melarutkan I2 dalam

larutan akua KI. Terdapat banyak garam I3- . Ion lain biasanya tidak stabil dalam

larutan akua walaupun mereka diperoleh dalam CH3OH atau CH3CN, dan

sebagai garam kristal dari kation besar seperti Cs+

atau R4N+. (Cotton, 1989)

5. Senyawaan Organik Flour

Halogen membentuk senyawaan organik flour tidak terhitung banyaknya,

beberapa metode alternatif produksinya adalah sebagai berikut:

a. Penggantian klor dengan hidrogen flourida. Anhidrat HF murah dan dapat

digunakan untuk menggantikan Cl dalam senyawaan kloro. Diperlukan katalis

seperti SbCl5 atau CrF4, serta suhu sedang dan tekanannya sedang. Conthnya

adalah

2CCl4 + 3HF → CCl2F2 +CCl3F3 +3HCL

CCl3COCCl3 → CF3COCF3

b. Penggantian hidrogen oleh flour secara elektrolitik. Salah satu cara dalam

laboratorium dan dalam industri yang paling penting ialah elektrolisis senyawaan

organik dalam HF cair pada voltasi ( 4,5 -6) di bawah yang diperlukan untuk

Page 7: golongan VIIA

pengeluaran F2. Sel baja dengan anoda Ni dan katoda baja digunakan. Fluor

terjadi di anoda. Walaupun banyak senyawaan organik memberikan larutan

penghantar dalam cairan HF, mungkin diperlukan aditif bersifat menghantar.

Contoh fluorinasi seperti itu adalah

(C2H5)2O → (C2F5)2O

C8H18 → C8F18 .

Senyawaan organik flour memiliki energi ikatan C-F sangat tingggi (486 kJ

mol-1

) , tetapi fluorida organik tidak perlu istimewa kestabilannya secara

termodinamik. Rendahnya kereaktifan dari turunan fluor dapat dikaitkan dengan

ketidakmungkinan ekspansi dari oktet fluor, dan ketidakmampuannya, katakanlah, air

terkoordinasi ke fluor atau karbon sebagai tahap pertama dalam hidrolisis. Karena

ukuran kecil dari atom F, H dapat diganti oleh F dan dengan masuknya tegangan atau

distorsi sekecil-kecilnya, dibandingkan dengan penggantian oleh atom halogen

lainnya. Atom F melindungi atom-atom C secara efektif dari serangan. Akhirnya,

karena C yang terikat ke F dapat dipandang teroksidasi secara efektif, tidak ada

kecenderungan bagi oksidasi oleh oksigen. Fluorokarbon hanya diserang oleh logam

panas, misalnya, lelehan Na. Bila dipirolisis mereka terpisah pada C-C, bukan pada

ikatan C-F(Cotton, 1989)

Unsur-unsur Halogen

1. Fluor (F)

Tanggal penemuan 1886

Ditemukan oleh Henri Moissan

Asal nama 'fluere’

Grup 17

Blok P

Periode 2

Nomer atom 9

Bentuk pada suhu 20°C Gas

Konfigurasi elektron [2He] 2s2 2p

5

Titik lebur −219.67°C, −363.41°F, 53.48 K

Page 8: golongan VIIA

Titik didih −188.11°C, −306.6°F, 85.04 K

densitas (gram/cm3) 0.001553

Massa atom relatif 18.998

Fluor terdapat secara luas, misalnya pada fluorspar, CaF2 kryolit, Na3AlF6 ,

dan unsur lain. Ia lebih melimpah daripada klor. Fluor semula diisolasi oleh Moissan

dalam tahun 1886. Berupa gas kehijuan yang diperoleh melalui elektrolisis lelehan

fluorida. Unsur ini paling reaktif jika dibandingkan dari sekalian unsur golongan

VIIA, dan segera berikatan dengan semua unsur selain O2,He,Ne, dan Kr pada suhu

biasa ataupun pada suhu tinggi, ikatan yang dihasilkanpun sangat kuat. Ia juga

menyerang banyak senyawaan lain, memecahkannya menjadi fluorida ; bahan organik

juga sering kali menyala dan terbakar dalam F2. Kereaktifan dari F2 yang besar

seringkali dikaitakan pada energi disosiasi yang rendah dari ikatan F-F, dan fakta

bahwa reaksi fluor atomik sangat eksoterm. (Cotton,1976)

Untuk membuat unsur bebas dari fluor yang merupakan oksidator kuat,

sehingga hanya dapat dibuat dengan cara elektrolisis. Bahan bakunya adalah hidrogen

fluorida yang dilarutkan dalam leburan KF. Elektrolisis hidrogen fluorida

menghasilkan gas fluor pada anode dan gas hidrogen pada katoda. KF dalam

campuran ini berfungsi sebagai elektrolit karena hidrogen fluorida murni berbentuk

molekul yang bukan konduktor. Reaksi yang

terjadi adalah sebagai berikut

2HF elektrolisis H2(g) + F2 (g)

(Brady,2008)

Flourin menunjukkan beberapa penecualian sifat-sifat alamiah yang cukup

tegas dibandingkan dengan unsur-unsur lain bahkan yang segolongan sekalipun,

misalnya dalam hal lemahnya energi ikatan F-F, tingginya elektronegatifitas, dan sifat

ionik spesies metal-flourida. Energi ikatan dari klorin hingga iodin menurun

Page 9: golongan VIIA

terus secara perlahan tetapi energi ikatan flourin tidak mengikuti pola

kecenderungan. Untuk mengikuti pola energi ikatan florin diharapkan sebesar 300 kJ

mol-1 , namun kenyataannya harganya sangat lemah, hanya sekitar setengahnya saja,

yaitu 155 kJ mol -1+. Walaupun banyak alasan telah disarankan, sebagian besar para

ahli kimia percaya bahwa lemahnya energi ikatan ini sebagai akibat tolakan antara

elektron-elektron non-ikatan dari masing-masing atomnya dalam molekul, tolekan ini

begitu besar karena reaktif kecilnya ukuran atom flourin, dan ini juga berkaitan

dengan sifat reaktifitas gas flourin yang begitu tinggi. (Sugiyarto, 2013)Dalam larutan

Fluor berubah menjadi Fluorida (F-). Kelarutan fluorida yang dari logam alkali yang

umum dan dari perak,merkurium,alumunium dan nikel, mudah larut dalam air, sedang

fluorida dari timbal, tembaga, barium dan litilium larut sedikit danfluorida dari alkali

tanah lainnya tidak larut (Svehla,1979)

Fluor digunakan untuk membuat senyawa organik yang mengandung fluor.

Misalnya Teflon dan Freon. Seperti telah anda ketahui Freon adalah

klorofluorokarbon yang digunakan sebagai pendingin dan propelan aerosol. Senyawa

ini mempunyai efek yang merugikan pada lapisan ozon bumi karena dapat berdifusi

ke dalam lapisan atmosfer. (Brady,2008)

2. Klor (Cl)

Tanggal penemuan 1774

Ditemukan oleh Carl Wilhelm Scheele

Asal nama 'chloros'

Grup 17

Blok P

Periode 3

Nomer atom 17

Bentuk pada suhu 20°C Gas

Konfigurasi elektron [10Ne] 3s2 3p

5

Titik lebur −101.5°C, −150.7°F,

Titik didih −34.04°C, −29.27°F,

densitas (gram/cm3) 0.002898

Page 10: golongan VIIA

Massa atom relatif 35.45

Klor ditemukan oleh Scheele pada tahu 1774 dan dinamai oleh Davy pada

tahun 1810. Klor ditemukan di alam dalam keadaan kombinasi sebagai gas Cl2,

senyawa dan mineral seperti kamalit dan silvit. Gas klor berwarna kuning kehijauan,

dapat larut dalam air, mudah bereaksi dengan unsur lain. Klor dapat mengganggu

pernafasan, merusak selaput lender dan dalam wujud cahaya dapat membakar

kulit.Diklorin merupakan gas berwarna hijau pucat, beracun juga sangat reaktif

meskipun tidak serektif gas diflaurin. Diklorin bereaksi dengan banyak unsur,

biasanya membentuk senyawa dengan tingkat oksidasi tinggi bagi unsur yang

bersangkutan. Sebagai contoh, besi terbakar menghasilkan besi (III) klorida, bukan

besi (II) klorida, demikian juga fosfor terbakar dalam diklorin berlebihan

menghasilkan fosfor pentaklorida menurut persamaan reaksi :

2 Fe (s) + 3 Cl2 (g) → 2FeCl3 (s)

P4 (s) + 10 Cl2 (g) → 4 PCl5 (s)

Namun demikian dengan unsur non-logam tertentu seperti belerang, diklorin

menghasilkan senyawa belerang dengan tingkat oksidasi rendah (+2), SCl2, jadi daya

oksidasi klorin nyata lebih rendah dari pada flourin.(Sugiyarto, 2013)

Dalam bentuk garam ditemukan sebagai NaCl,KCl,MgCl2 dan sebagainya

dalam air laut, danau bergaram ataupun deposit yang berasal dari penguapan danau

bergaram prasejarah. Klor diperoleh dari elektrolisis air laut dengan menggunakan

anoda air raksa di mana natrium melarut Kemudian natriumnya dihilangkan secara

terpisah dengan mencuri amalgam dengan air, memberikannya NaOH murni. Klor

adalah gas kehijauan yang larut dalam air sambil bereaksi.(Cotton, 1976).

Pada larutan klor akan menjadi klorida(Cl-) kelarutannya kebanyakan larut

dalam air. Kecuali Merkurium(I) klorida,Hg2Cl2, perak klorida, AgCl, Timbal

klorida,CuCl, BiOCL,SbOCl, dan merkurium (II) oksiklorida. Tak larut dalam air.

(Svhela,1990)Setiap tahun diproduksi 12 juta ton klor. Penggunaanny paling banyak

adalah dalam pembuatan za intermediat- zat kimia yang digunakan untuk membuat

Page 11: golongan VIIA

zat kimia lainnya. Klor juga dipergunakan untuk pemurnian air minum untuk

masyarakat untuk membuat pelarut plastik seperti Poli (vinil klorida) (Vinil plastik).

Dan dalam pembuatan pestisida. Di laboratorium klor dapat dibuat dengan cara

oksidasi ion kloorida dalam larutan asam dengan oksidator mangan dioksida atau

kalium permanganat.(Braddy, 2008)

3. Brom (Br)

Tanggal penemuan 1826

Ditemukan oleh Antoine jerone Balard di Monpellier, Prancis

dan Carl Lowig di Heidelberg. Jerman

Asal nama

Grup 17

Blok 4

Periode P

Nomer atom 35

Bentuk pada suhu 20°C Liquid

Konfigurasi elektron [18Ar]3d10 4s2 4p

5

Titik lebur --7,2°C,19 F, 266K

Titik didih 58,8°C 137,8°F, 332K

densitas (gram/cm3) 3.1028

Massa atom relatif 79.904

Brom adalah cairan kental mudah bergerak berwarna merah tua pada suhu

rendah. Ion brom konsentrasinya sedikit dalam air laut dapat diperoleh dengan cara

mengoksidasi Br- dengan mengoksidasi ion Bromida menjadi ion Brom

2Br –

(aq) +Cl2 (aq) → Br2 (aq)+ 2Cl –

(aq)

Udara ditiup kedalam air maka, brom akan menguap dan klor tidak bereaksi apabila

udara didinginkan Br2 berkondensasi menjadi cairan kebanyakan brom di ekstrasi dari

Page 12: golongan VIIA

garam yang diperoleh pada sumur-sumur yang ada di micigan. Setenngah dari brom

yang diproduksi setiap tahun digunakan sebagai etilena bromida (C2H4Br2) merupakan

bahan aditif dalam bensin yang mengandung timah hitam tujuannya adalah sebagai

pencegah pembentukan endapan senyawa timah hitam yang terbentuk dalam mesin

selama pembentukan PbBr2 yang menguapa pada suhu mesin oleh sebab itu dapat

keluar dari mesin dalam bentuk gas hasil sisa pembakaran. Brom jugha digunakan

untuk perak bromida bahan yang penting dalam emulsi yang sensitif cahaya yang

digunakan dalam kertas dan film fotografi(Braddy, 2008)

Dilaboratorium Br2 dapat dibuat dengan cara oksidasi garam bromida oleh

MnO2 dalam larutan asam (larutan yang mengandung H2SO4).

MnO2(s) + 2Br-(aq) + 4H

+(aq) → Mn

2+(aq) + Br2 (l) + 2h2O

Dapat juga dibuat dengan

Cl2 + 2Br- → Br2 + 2Cl

-

4. Iodium (I)

Tanggal penemuan 1811

Ditemukan oleh Bernard Courtois

Asal nama Iodes “violet”

Grup 17

Blok 5

Periode P

Nomer atom 53

Bentuk pada suhu 20°C Solid

Konfigurasi elektron [36Kr]4d10

5s2 5p

3

Titik lebur 113,7°C

Titik didih 184,4 °C

densitas (gram/cm3) 4,933

Massa atom relatif 126,904

Page 13: golongan VIIA

Ion iodium yang ada dalam air laut sangat sedikit tetapi ekstrak ganggang laut

mengandung lebih banyak ion tersebut secara komersial iodium diperoleh dari abu

pembakaran ganggang laut dimana konsentrasi iodiumnya kira-kira 1%. Ion I-

dioksidasi menjadi iodida menggunakan klor atau oksidator lainnya

Sumber iodium lainnya adalah chili saltpeter yang m,engandung natrium

iodat, NaIO3. Iodat ini direduksi menjadi iodium menggunakan ion bisulfit sebagai

reduktor.

2IO3-(aq) + 5HSO3

-(aq) → I2(s) + 5SO4

2-(aq) + H2O + 3H

+(aq)

Iod adalah padatan hitam dengan sedikit kilap logam. Pada tekanan atmosfer

iod menyublim tanpa meleleh, dan bersifat larut dalam pelarut polar seperti CS2 dan

CCl₄. Energi ikatan dari adalah hasil penyerahan sebagian dari muatan. Kompleks-

kompleks I2 dan juga Br2, Cl2 dan Icl terkadang dapat diisolasi sebagai padatan

kristal pada suhu rendah.

Kegunaan iod kurang penting bila dibandingkan dengan klor dab brom.

senyawa Iod dapat diterapkan sebagai katalis dalam bidang medis dalam pembuatan

emulsi fotografi , iod dan senyawanya penting dalam laboratorium analitik.

5. Astatin (At)

Tanggal 1940

Ditemukan oleh Dale R. Corson, Kenneth Ross MacKenzie,

Emilio Segrè

Asal nama 'astatos' tidak stabil

Grup 17

Blok P

Periode 6

Nomer atom 85

Bentuk pada suhu 20°C Solid

Konfigurasi elektron [Xe] 4f14

5d10

6s26p

5

Titik lebur 300°C,

Titik didih 350°C

densitas (gram/cm3) -

Massa atom relatif [210]

Page 14: golongan VIIA

Astatin adalah anggota terakhir Golongan 7A [54Xe] 4f10

5d10

6s2 6p

5 yang

merupakan unsur radioaktif dan diketahui hanya dalam bentuk isotop radioaktif yang

semuanya memiliki waktu paruh pendek (Housecroft, 2005). Di alam jumlah astatin

sangat kecil, hanya sekitar 28,3 g di kerak bumi (Greg, 2010). Beberapa isotop yang

hadir secara alami sebagai transient produk dari peluruhan uranium dan mineral

thorium. Isotop astatin yang paling lama hidup hanya memiliki waktu paruh 8,3 jam

(Houscroft, 2005). Karena waktu paruhnya yang pendek, sifat-sifatnya yang diketahui

hanya sedikit. Sejauh yang bisa diyakini melalui studi runutan, At berperilaku seperti

I, namun agak kurang elektronegatif (Cotton, 1989). Penamaan astatin berasal dari

bahasa yunani yaitu “astatos” yang artinya tidak stabil. Astatin dapat didapat melalui

reaksi inti sebagai berikut:

(Lestari,2004)

Astatin pertama kali disintesis pada tahun 1940 oleh D.R. Corson, K.R.

MacKenzie, dan E. Segre dengan menembak bismut dengan partikel alfa.Waktu paruh

dari isotop yang paling stabil adalah hanya 8 jam, dan hanya sejumlah kecil pernah

diproduksi, saat ini tidak banyak penggunaan astatin diluar untuk penelitian.

REFERENSI

Beran & Braddy.1978. Laboratorymanual for General Chemistry. New York: John Wiley &

Sons

Cotton, F. Albert, Gepffrey Wilkinson. 1989. Basic Inorganic Chemistry. Diterjemahkan oleh

: Sahati Suharto. 2013. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta : Penerbit Universitas

Indonesia (Ui-Pres)

Housecroft, Catherine E. and Alan G. Sharpe. 2005. Inorganic Chemistry. Harlow: Pearson

Education Limited.

Lestari, Sri. 2004. Mengurai Susunan Periodik Unsur Kimia. Jakarta: Kawan Pustaka

Roza, Greg. 2010. The Halogen Element. New York: The Rosen Publishing Group

Sugiyarto, K. H. (2000). Kimia Anorganik I. Yogyakarta: FMIPA Universitas Negeri

Yogyakarta.

Page 15: golongan VIIA

http://www.rsc.org/periodic-table/element/9/fluor

http://www.rsc.org/periodic-table/element/17/clorine

http://www.rsc.org/periodic-table/element/35/bromine

http://www.rsc.org/periodic-table/element/53/iodine

http://www.rsc.org/periodic-table/element/85/astatine