golongan VIIA
description
Transcript of golongan VIIA
TUGAS RESUME MATA KULIAH KIMIA ANORGANIK
UNSUR GOLONGAN VIIA
Dosen pengampu:
Irwan Nugraha, M. Sc
Disusun oleh:
Muhamad Imam Muslim (14630007)
Iis Nuriyatin (14630025)
Andika (14630041)
HALOGEN
Halogen terdiri dari F, Cl, Br, I dan At. Unsur-unsur ini tidak pernah dijumpai di alam
sebagai unsur bebas, karena sifatnya yang sangat reaktif. Sampai manusia mulai mempelajari
sifat-sifat kimianya dsan mulai memproduksi halogen bebas, unsur-unsur ini kebanyakan
dijumpai dalam bentuk garam-garam organik. Kenyataanya, nama halogen berasal dari
bahasa yunani yaitu, halos yang berarti garam. Sekarang, halogen telah banyak bergabung
menjadi plastik organik yang sangat bermanfaat mulai dari teflon dan poli (vinylklorida)
sampai gas pendingin freon dan propelan aerosol serta insektisida DDT. Akhir-akhir ini
diketahui bahwa beberapa senyawa organik yang mengandung halogen misalnya DDT,
klorofom dan poliklor bifenil mempunyai efek yang sangat berbahaya pada lingkungan dan
penduduk.
Sumber utama halogen adalah garamnya. Flor dijumpai dalam batuan bumi, terutama
dalam deposit fluorspar CaF2 kriolit, dan fluoroapatip. Sumber utama klor adalah NaCl yang
diperoleh dari air laut dan sejumlah besar deposit dibawah tanah yang dianggap dari hasil
penguapan air laut dahulu kala. Krom dan iodium juga diperoleh dari air laut, tetapi
konsenterasi Br- dan I
- jauh lebih sedikit daripada Cl
- (air laut mengandung halida : Cl
-
0.53M,Br- 8.1x10
-4 M dan I
- 5 x 10
-7M). Brom dan iodium juga dijumpai dalam air dari
danau garam dan iodium dibuat dari natrium iodat, NaIO3 yang diperoleh dari deposit
saltpeter.
Semua Halogen adalah nonlogam dengan rumus umum X2, dimana X melambangkan
unsur Halogen. Anggota terahir anggota VIIA adalah astatir, suatu unsur radio aktif. Sifat-
sifatnya yang diketahui hanya sedikit. Halogen memiliki energi ionisasi yang tinggi dan
afinitas elektron yang bernilai positif besar. Fakta ini menyarankan bahwa unsur-unsur ini
agar mudah membentuk anion dengan jenis X-. Anion yang diturunkan dari halogen (F-, Cl-,
BR- dan I-) disebut halida. Ion-ion ini isoelektron dengan gas mulia. kebanyakan halida
logam alkali dan alkali tanah adalah senyawa ionik
Tabel beberapa karakteristik halogen
Tipe 9Fe 13Cl 35Br 53I 85AT
Konfigurasi
elektronik
[2He] 2s2
2p5
[10Ne] 3s2 3p
5 [18Ar]3d10 4s
2
4p5
[36Kr]4d10
5s2
5p3
[54Xe] 4f10
5d10
6s2 6p
5
Jejari, X- (pm) 133 184 196 220 -
Jejari kov X2
(pm)
72 100 114 133 -
Jejari v d Waals
(pm)
135 180 195 215 -
Elektronegatifitas
(skala pauling)
4,0 3,0 2,8 2,5 2,2
Tingkat oksidasi
umum
-1 -1,+1,+3,+5,+7 -1,+1,+3,+5,+7 -1,+1,+3,+5,+7 -
Energi ionisasi
ke-1 (kJ mol-1)
1680,6 1255,7 1142,7 1008,7 926
Afinitas elektron
(kJ mol-1)
332,6 348,5 324,7 295,5 270
E°/V (1/2X2→X-
+e)
-2,87 -1,36 -1,07 -0,535 -0,3
Energi ikat X-X,
(kJ mol-1)
155 240 190 149
Polarisabilitas
(cc/atom)
1,04x10-24
3,66 x10-24
4,77 x10-24
7,10 x10-24
Tititk leleh, X2
(C°)
-219 -101 -7 +114
Titik didih X2
(°C)
-188 -34 +60 +185
Titik didih H-X
°C
19,5 -85 -67 -36
Energi ikat H-X
(kJ mol-1)
565 428 362 295
Senyawaan pada Halogen
1. Halida
Begitu banyak cara untuk menggolongkan halida, karena terdapat berbagai jenis
halida.Halida Biner bisa membentuk tatanan tak terhingga dari molekul-molekul
sederhana atau kompleks. Beberapa senyawaan halida meliputi VOCl3, halida
hidroksi,halida organo,dan sebagainnya. Pembuatan Halida Anhidrat
a. Interaksi langsung unsur-unsur dengan halogen
Fluorinasi langsung biasanya menghasilkan fluorida dalam keadaan oksidasi lebih
tinggi. Kebanyakan logam dan non logam bereaksi sangat kuat dengan F2 : dengan
non logam seperti P4, reaksinya bisa meledak.
b. Dehidrasi dari halida terhidrat
Pelarutan logam, oksida atau karbonat dalam larutan asam halogen yang diikuti
oleh penguapan atau pengkristalan memberikan halida terhidrat. Zat-zat ini dapat
didehidrasi dengan pemanasan dalam vakum, namun ini sering menjurus kepada
hasil tidak murni/oksohalida.
c. Perlakuan Oksida dengan senyawaan halogen lain
d. Senyawaan seperti CIF3,BrF3,CCl3, dan SO2Cl pada suhu yg meningkat digunakan
reaksi berikut : NiO + ClF3 NiF2
UO3 + CCl3 = CCl = CCl2 Refluks UCl4
Pr2O3 + 6 NH4Cl(s) 300® 3 PrCl3 + 3 H2O + GNH3
Sc2O3 + CCl4 600® ScCl3
e. Pertukaran Halogen
Banyak halida bereaksi baik dengan halogen unsur, asamnya, atau halida yang
larut atau halida lain yang berlebih sedemikian hingga satu halogen ditukar oleh
yang lain. Pertukaran halogen istimewa pentingnya bagi sintesis fluorida dari
florida dengan menggunakan berbagai flourida logam.
Halida Molekular. Zat ini adalah gas, cairan atau padatan mudah menguap
dengan molekul-molekul yang hanya saling diikat oleh gaya Van Der Waals.
Mungkin terdapat korelasi kasar antara menaikkannya derajat kovalen logam halogen
dan menaikkannya kecenderungan pembentukan senyawa molekular. Jadi molekular
kadang-kadang juga disebut halida kovalen. Penamaan molekular lebih disukai karena
menyatakan faktanya. Fluorida molekular dari logam dan nonlogam keduanya
biasanya berupa gas atau cairan yang mudah menguap. Kemudahn menguap akibat
tidak adanya gaya antar molekul selain gaya van der waals, karena daya polarisasi
fluor sangat rendah, dan tidak ada orbital terluar yang cocok bagi gaya tarik jenis lain.
Tingginya keelektronegatifan fluor berakibat mendalam kepada sifat molekul dimana
terdapat atom F. Dalam hal sifat kovale maksimum tercapat, seperti dalam CCL4
atau SF6 halidanya cukup inert terhadap air. Jadi bagi CF4 tetapan kesetmbangan bagi
reaksi
CF4(g) + 2H2O CO2(g) + 4HF (Cotton, 1989)
2. Oksida Halogen
a. Oksigen Fluorida (O2F2) adalah padatan kuning jingga yang dibuat oleh aksi
loncatan listrik pada F2-O2;O2-F2adalah oksidasi yang sangat potensial dan zat
pengfluorinasi.
b. Clor Oksida (ClO2) adalah pengoksidasi yang kuat dan digunakan secara
komersial setelah diencerkan dengan udara. Misal reaksi pada pemutihan bubur
kayu adalah
2NaClo3 + SO4 + H2SO4 =2ClO2 + 2NaHSO4
Atau oleh reduksi KclO3 dengan asam oksalat basah pada 90°, yang
reaksinyajuga memproduksi CO2 sebagai pengencer.
c. Iod pentoksida dibuat dengan memanaskan asam iodat yang menjadi anhidratnya.
Iod pentosida adalah zat pengoksidasi, salah satunya penggunaan pada penentuan
CO, iod dibebaskan melalui iodometri
5CO + I2O5 = I2 + 5CO2(Cotton, 1989)
3. Asam Okso
Asam okso yaitu larutan asam dan beberapa anion-nya bisa diperolehmelalui
interaksi halogen bebas dengan air atau larutan basa. Dalam bagian ini halogen hanya
ditunjukan pada Cl, Br, dan I sementara Fluor hanya memben FOH.
a. Reaksi halogen dan H2O dan OH-
Semua halogen larut dalam air namun terdapat jenis molekul halogen yang
tersolvasi (larut) karena reaksi disproposionasi (autoredoks) terjadi secara cepat.
b. Asam hipohalit
Asam hipohalit adalah asam lemah tetapi termasuk zat yang bisa mengoksidasi.
Pada dasarnya hapohalit dapat dihasilkan dengan melarutkan halogen dalam basa,
menurut reaksi umum
X2 + 2OH- → XO
- + X
- +H2O
Meskipun demikian, ion hapolit cenderung untuk berdisproposionasi dalam
larutan basa menghasilkan ion halat
3XO- ↔ 2X
- + XO3
-
c. Reaksi Halit
Satu-satunya asam halit yang pasti adalah asam klorit, HClO2. Zat ini diperoleh
dalam larutan air dengan memperlakukan suspensi barium klorit dengan H₂SO₄,
lalu menyaring BaSO₄ nya. larutan tersebut merupakan asam yang relatif lemah
dan tidak dapat diisolasi.
d. Asam halat
piramidal, adanya oktet dengan p[asangan yang tidak bersama dengan kulit
valensi halogen (Cotton, 1989)
4. Senyawaan Antar Halogen
Halogen membentuk banyak senyawaan antar sesamanya dalam gabungan
biner yang bisa netral atau ionik, misalnya BrCl, IF5, Br3+. Gabungan terner hanya
terjadi dalam ion polihalida, misalnya IbrCl-. Senyawaan antarhalogen yang netral
adalah dari jenis XX di mana n adalah bilangan ganjil dan X’ Selalu halogen yang
lebih ringan bila n>1. Karena n ganjil, senyawaanya diamagnetik, elektron valensinya
berada baik sebagai pasangan yang mengikat atau pasangan yang tidak digunakan
bersama.
a. Klor triflourida adalah cairan (titik didih 11,8o) yang tersedia secara komersial
dalam tangki. Ia dibuat dengan penggabungan langsung pada 200 sampai 300o.
Reaksi Clf3 dengan Cl2 berlebih memberikan klormonoflourida, yang berupa gas
(titik didih -100o).
b. Brom triflourida, cairan merah (titik didih 126o) juga dibuat melalui interaksi
langsung. Ketiga bahan ini, yang khas dari sekalian halogen flourida, sangat
reaktif. Mereka bereaksi dengan H2O dan bahan organik disertai ledakan. Mereka
adalah zat pengflourinasi yang kuat bagi senyawaan anorganik, dan dengan
senyawaan organik bila diencerkan dengan N2.
c. Ion antar halogen. Mereka bisa berupa kation maupun anion. Halogen flourida
bereaksi dengan akseptor ion flourida misalnya,
2ClF + AsF5 = FCl2+
AsF6-
Atau dengan donor ion flourida
IF5 + CsF = Cs+ IF6
-
Tidaklah selalu jelas kapankah produk seperti itu mengandung ion diskret.
Misalnya dalam “CIF2+SbF6
-” setiap atom Cl memiliki tetangga flour, dua yang
dekat dan dua yang jauh, dalam segiempat yang terdistorsi.
d. Ion triodida, berwarna kuning pucat terbentuk dengan melarutkan I2 dalam
larutan akua KI. Terdapat banyak garam I3- . Ion lain biasanya tidak stabil dalam
larutan akua walaupun mereka diperoleh dalam CH3OH atau CH3CN, dan
sebagai garam kristal dari kation besar seperti Cs+
atau R4N+. (Cotton, 1989)
5. Senyawaan Organik Flour
Halogen membentuk senyawaan organik flour tidak terhitung banyaknya,
beberapa metode alternatif produksinya adalah sebagai berikut:
a. Penggantian klor dengan hidrogen flourida. Anhidrat HF murah dan dapat
digunakan untuk menggantikan Cl dalam senyawaan kloro. Diperlukan katalis
seperti SbCl5 atau CrF4, serta suhu sedang dan tekanannya sedang. Conthnya
adalah
2CCl4 + 3HF → CCl2F2 +CCl3F3 +3HCL
CCl3COCCl3 → CF3COCF3
b. Penggantian hidrogen oleh flour secara elektrolitik. Salah satu cara dalam
laboratorium dan dalam industri yang paling penting ialah elektrolisis senyawaan
organik dalam HF cair pada voltasi ( 4,5 -6) di bawah yang diperlukan untuk
pengeluaran F2. Sel baja dengan anoda Ni dan katoda baja digunakan. Fluor
terjadi di anoda. Walaupun banyak senyawaan organik memberikan larutan
penghantar dalam cairan HF, mungkin diperlukan aditif bersifat menghantar.
Contoh fluorinasi seperti itu adalah
(C2H5)2O → (C2F5)2O
C8H18 → C8F18 .
Senyawaan organik flour memiliki energi ikatan C-F sangat tingggi (486 kJ
mol-1
) , tetapi fluorida organik tidak perlu istimewa kestabilannya secara
termodinamik. Rendahnya kereaktifan dari turunan fluor dapat dikaitkan dengan
ketidakmungkinan ekspansi dari oktet fluor, dan ketidakmampuannya, katakanlah, air
terkoordinasi ke fluor atau karbon sebagai tahap pertama dalam hidrolisis. Karena
ukuran kecil dari atom F, H dapat diganti oleh F dan dengan masuknya tegangan atau
distorsi sekecil-kecilnya, dibandingkan dengan penggantian oleh atom halogen
lainnya. Atom F melindungi atom-atom C secara efektif dari serangan. Akhirnya,
karena C yang terikat ke F dapat dipandang teroksidasi secara efektif, tidak ada
kecenderungan bagi oksidasi oleh oksigen. Fluorokarbon hanya diserang oleh logam
panas, misalnya, lelehan Na. Bila dipirolisis mereka terpisah pada C-C, bukan pada
ikatan C-F(Cotton, 1989)
Unsur-unsur Halogen
1. Fluor (F)
Tanggal penemuan 1886
Ditemukan oleh Henri Moissan
Asal nama 'fluere’
Grup 17
Blok P
Periode 2
Nomer atom 9
Bentuk pada suhu 20°C Gas
Konfigurasi elektron [2He] 2s2 2p
5
Titik lebur −219.67°C, −363.41°F, 53.48 K
Titik didih −188.11°C, −306.6°F, 85.04 K
densitas (gram/cm3) 0.001553
Massa atom relatif 18.998
Fluor terdapat secara luas, misalnya pada fluorspar, CaF2 kryolit, Na3AlF6 ,
dan unsur lain. Ia lebih melimpah daripada klor. Fluor semula diisolasi oleh Moissan
dalam tahun 1886. Berupa gas kehijuan yang diperoleh melalui elektrolisis lelehan
fluorida. Unsur ini paling reaktif jika dibandingkan dari sekalian unsur golongan
VIIA, dan segera berikatan dengan semua unsur selain O2,He,Ne, dan Kr pada suhu
biasa ataupun pada suhu tinggi, ikatan yang dihasilkanpun sangat kuat. Ia juga
menyerang banyak senyawaan lain, memecahkannya menjadi fluorida ; bahan organik
juga sering kali menyala dan terbakar dalam F2. Kereaktifan dari F2 yang besar
seringkali dikaitakan pada energi disosiasi yang rendah dari ikatan F-F, dan fakta
bahwa reaksi fluor atomik sangat eksoterm. (Cotton,1976)
Untuk membuat unsur bebas dari fluor yang merupakan oksidator kuat,
sehingga hanya dapat dibuat dengan cara elektrolisis. Bahan bakunya adalah hidrogen
fluorida yang dilarutkan dalam leburan KF. Elektrolisis hidrogen fluorida
menghasilkan gas fluor pada anode dan gas hidrogen pada katoda. KF dalam
campuran ini berfungsi sebagai elektrolit karena hidrogen fluorida murni berbentuk
molekul yang bukan konduktor. Reaksi yang
terjadi adalah sebagai berikut
2HF elektrolisis H2(g) + F2 (g)
(Brady,2008)
Flourin menunjukkan beberapa penecualian sifat-sifat alamiah yang cukup
tegas dibandingkan dengan unsur-unsur lain bahkan yang segolongan sekalipun,
misalnya dalam hal lemahnya energi ikatan F-F, tingginya elektronegatifitas, dan sifat
ionik spesies metal-flourida. Energi ikatan dari klorin hingga iodin menurun
terus secara perlahan tetapi energi ikatan flourin tidak mengikuti pola
kecenderungan. Untuk mengikuti pola energi ikatan florin diharapkan sebesar 300 kJ
mol-1 , namun kenyataannya harganya sangat lemah, hanya sekitar setengahnya saja,
yaitu 155 kJ mol -1+. Walaupun banyak alasan telah disarankan, sebagian besar para
ahli kimia percaya bahwa lemahnya energi ikatan ini sebagai akibat tolakan antara
elektron-elektron non-ikatan dari masing-masing atomnya dalam molekul, tolekan ini
begitu besar karena reaktif kecilnya ukuran atom flourin, dan ini juga berkaitan
dengan sifat reaktifitas gas flourin yang begitu tinggi. (Sugiyarto, 2013)Dalam larutan
Fluor berubah menjadi Fluorida (F-). Kelarutan fluorida yang dari logam alkali yang
umum dan dari perak,merkurium,alumunium dan nikel, mudah larut dalam air, sedang
fluorida dari timbal, tembaga, barium dan litilium larut sedikit danfluorida dari alkali
tanah lainnya tidak larut (Svehla,1979)
Fluor digunakan untuk membuat senyawa organik yang mengandung fluor.
Misalnya Teflon dan Freon. Seperti telah anda ketahui Freon adalah
klorofluorokarbon yang digunakan sebagai pendingin dan propelan aerosol. Senyawa
ini mempunyai efek yang merugikan pada lapisan ozon bumi karena dapat berdifusi
ke dalam lapisan atmosfer. (Brady,2008)
2. Klor (Cl)
Tanggal penemuan 1774
Ditemukan oleh Carl Wilhelm Scheele
Asal nama 'chloros'
Grup 17
Blok P
Periode 3
Nomer atom 17
Bentuk pada suhu 20°C Gas
Konfigurasi elektron [10Ne] 3s2 3p
5
Titik lebur −101.5°C, −150.7°F,
Titik didih −34.04°C, −29.27°F,
densitas (gram/cm3) 0.002898
Massa atom relatif 35.45
Klor ditemukan oleh Scheele pada tahu 1774 dan dinamai oleh Davy pada
tahun 1810. Klor ditemukan di alam dalam keadaan kombinasi sebagai gas Cl2,
senyawa dan mineral seperti kamalit dan silvit. Gas klor berwarna kuning kehijauan,
dapat larut dalam air, mudah bereaksi dengan unsur lain. Klor dapat mengganggu
pernafasan, merusak selaput lender dan dalam wujud cahaya dapat membakar
kulit.Diklorin merupakan gas berwarna hijau pucat, beracun juga sangat reaktif
meskipun tidak serektif gas diflaurin. Diklorin bereaksi dengan banyak unsur,
biasanya membentuk senyawa dengan tingkat oksidasi tinggi bagi unsur yang
bersangkutan. Sebagai contoh, besi terbakar menghasilkan besi (III) klorida, bukan
besi (II) klorida, demikian juga fosfor terbakar dalam diklorin berlebihan
menghasilkan fosfor pentaklorida menurut persamaan reaksi :
2 Fe (s) + 3 Cl2 (g) → 2FeCl3 (s)
P4 (s) + 10 Cl2 (g) → 4 PCl5 (s)
Namun demikian dengan unsur non-logam tertentu seperti belerang, diklorin
menghasilkan senyawa belerang dengan tingkat oksidasi rendah (+2), SCl2, jadi daya
oksidasi klorin nyata lebih rendah dari pada flourin.(Sugiyarto, 2013)
Dalam bentuk garam ditemukan sebagai NaCl,KCl,MgCl2 dan sebagainya
dalam air laut, danau bergaram ataupun deposit yang berasal dari penguapan danau
bergaram prasejarah. Klor diperoleh dari elektrolisis air laut dengan menggunakan
anoda air raksa di mana natrium melarut Kemudian natriumnya dihilangkan secara
terpisah dengan mencuri amalgam dengan air, memberikannya NaOH murni. Klor
adalah gas kehijauan yang larut dalam air sambil bereaksi.(Cotton, 1976).
Pada larutan klor akan menjadi klorida(Cl-) kelarutannya kebanyakan larut
dalam air. Kecuali Merkurium(I) klorida,Hg2Cl2, perak klorida, AgCl, Timbal
klorida,CuCl, BiOCL,SbOCl, dan merkurium (II) oksiklorida. Tak larut dalam air.
(Svhela,1990)Setiap tahun diproduksi 12 juta ton klor. Penggunaanny paling banyak
adalah dalam pembuatan za intermediat- zat kimia yang digunakan untuk membuat
zat kimia lainnya. Klor juga dipergunakan untuk pemurnian air minum untuk
masyarakat untuk membuat pelarut plastik seperti Poli (vinil klorida) (Vinil plastik).
Dan dalam pembuatan pestisida. Di laboratorium klor dapat dibuat dengan cara
oksidasi ion kloorida dalam larutan asam dengan oksidator mangan dioksida atau
kalium permanganat.(Braddy, 2008)
3. Brom (Br)
Tanggal penemuan 1826
Ditemukan oleh Antoine jerone Balard di Monpellier, Prancis
dan Carl Lowig di Heidelberg. Jerman
Asal nama
Grup 17
Blok 4
Periode P
Nomer atom 35
Bentuk pada suhu 20°C Liquid
Konfigurasi elektron [18Ar]3d10 4s2 4p
5
Titik lebur --7,2°C,19 F, 266K
Titik didih 58,8°C 137,8°F, 332K
densitas (gram/cm3) 3.1028
Massa atom relatif 79.904
Brom adalah cairan kental mudah bergerak berwarna merah tua pada suhu
rendah. Ion brom konsentrasinya sedikit dalam air laut dapat diperoleh dengan cara
mengoksidasi Br- dengan mengoksidasi ion Bromida menjadi ion Brom
2Br –
(aq) +Cl2 (aq) → Br2 (aq)+ 2Cl –
(aq)
Udara ditiup kedalam air maka, brom akan menguap dan klor tidak bereaksi apabila
udara didinginkan Br2 berkondensasi menjadi cairan kebanyakan brom di ekstrasi dari
garam yang diperoleh pada sumur-sumur yang ada di micigan. Setenngah dari brom
yang diproduksi setiap tahun digunakan sebagai etilena bromida (C2H4Br2) merupakan
bahan aditif dalam bensin yang mengandung timah hitam tujuannya adalah sebagai
pencegah pembentukan endapan senyawa timah hitam yang terbentuk dalam mesin
selama pembentukan PbBr2 yang menguapa pada suhu mesin oleh sebab itu dapat
keluar dari mesin dalam bentuk gas hasil sisa pembakaran. Brom jugha digunakan
untuk perak bromida bahan yang penting dalam emulsi yang sensitif cahaya yang
digunakan dalam kertas dan film fotografi(Braddy, 2008)
Dilaboratorium Br2 dapat dibuat dengan cara oksidasi garam bromida oleh
MnO2 dalam larutan asam (larutan yang mengandung H2SO4).
MnO2(s) + 2Br-(aq) + 4H
+(aq) → Mn
2+(aq) + Br2 (l) + 2h2O
Dapat juga dibuat dengan
Cl2 + 2Br- → Br2 + 2Cl
-
4. Iodium (I)
Tanggal penemuan 1811
Ditemukan oleh Bernard Courtois
Asal nama Iodes “violet”
Grup 17
Blok 5
Periode P
Nomer atom 53
Bentuk pada suhu 20°C Solid
Konfigurasi elektron [36Kr]4d10
5s2 5p
3
Titik lebur 113,7°C
Titik didih 184,4 °C
densitas (gram/cm3) 4,933
Massa atom relatif 126,904
Ion iodium yang ada dalam air laut sangat sedikit tetapi ekstrak ganggang laut
mengandung lebih banyak ion tersebut secara komersial iodium diperoleh dari abu
pembakaran ganggang laut dimana konsentrasi iodiumnya kira-kira 1%. Ion I-
dioksidasi menjadi iodida menggunakan klor atau oksidator lainnya
Sumber iodium lainnya adalah chili saltpeter yang m,engandung natrium
iodat, NaIO3. Iodat ini direduksi menjadi iodium menggunakan ion bisulfit sebagai
reduktor.
2IO3-(aq) + 5HSO3
-(aq) → I2(s) + 5SO4
2-(aq) + H2O + 3H
+(aq)
Iod adalah padatan hitam dengan sedikit kilap logam. Pada tekanan atmosfer
iod menyublim tanpa meleleh, dan bersifat larut dalam pelarut polar seperti CS2 dan
CCl₄. Energi ikatan dari adalah hasil penyerahan sebagian dari muatan. Kompleks-
kompleks I2 dan juga Br2, Cl2 dan Icl terkadang dapat diisolasi sebagai padatan
kristal pada suhu rendah.
Kegunaan iod kurang penting bila dibandingkan dengan klor dab brom.
senyawa Iod dapat diterapkan sebagai katalis dalam bidang medis dalam pembuatan
emulsi fotografi , iod dan senyawanya penting dalam laboratorium analitik.
5. Astatin (At)
Tanggal 1940
Ditemukan oleh Dale R. Corson, Kenneth Ross MacKenzie,
Emilio Segrè
Asal nama 'astatos' tidak stabil
Grup 17
Blok P
Periode 6
Nomer atom 85
Bentuk pada suhu 20°C Solid
Konfigurasi elektron [Xe] 4f14
5d10
6s26p
5
Titik lebur 300°C,
Titik didih 350°C
densitas (gram/cm3) -
Massa atom relatif [210]
Astatin adalah anggota terakhir Golongan 7A [54Xe] 4f10
5d10
6s2 6p
5 yang
merupakan unsur radioaktif dan diketahui hanya dalam bentuk isotop radioaktif yang
semuanya memiliki waktu paruh pendek (Housecroft, 2005). Di alam jumlah astatin
sangat kecil, hanya sekitar 28,3 g di kerak bumi (Greg, 2010). Beberapa isotop yang
hadir secara alami sebagai transient produk dari peluruhan uranium dan mineral
thorium. Isotop astatin yang paling lama hidup hanya memiliki waktu paruh 8,3 jam
(Houscroft, 2005). Karena waktu paruhnya yang pendek, sifat-sifatnya yang diketahui
hanya sedikit. Sejauh yang bisa diyakini melalui studi runutan, At berperilaku seperti
I, namun agak kurang elektronegatif (Cotton, 1989). Penamaan astatin berasal dari
bahasa yunani yaitu “astatos” yang artinya tidak stabil. Astatin dapat didapat melalui
reaksi inti sebagai berikut:
(Lestari,2004)
Astatin pertama kali disintesis pada tahun 1940 oleh D.R. Corson, K.R.
MacKenzie, dan E. Segre dengan menembak bismut dengan partikel alfa.Waktu paruh
dari isotop yang paling stabil adalah hanya 8 jam, dan hanya sejumlah kecil pernah
diproduksi, saat ini tidak banyak penggunaan astatin diluar untuk penelitian.
REFERENSI
Beran & Braddy.1978. Laboratorymanual for General Chemistry. New York: John Wiley &
Sons
Cotton, F. Albert, Gepffrey Wilkinson. 1989. Basic Inorganic Chemistry. Diterjemahkan oleh
: Sahati Suharto. 2013. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta : Penerbit Universitas
Indonesia (Ui-Pres)
Housecroft, Catherine E. and Alan G. Sharpe. 2005. Inorganic Chemistry. Harlow: Pearson
Education Limited.
Lestari, Sri. 2004. Mengurai Susunan Periodik Unsur Kimia. Jakarta: Kawan Pustaka
Roza, Greg. 2010. The Halogen Element. New York: The Rosen Publishing Group
Sugiyarto, K. H. (2000). Kimia Anorganik I. Yogyakarta: FMIPA Universitas Negeri
Yogyakarta.
http://www.rsc.org/periodic-table/element/9/fluor
http://www.rsc.org/periodic-table/element/17/clorine
http://www.rsc.org/periodic-table/element/35/bromine
http://www.rsc.org/periodic-table/element/53/iodine
http://www.rsc.org/periodic-table/element/85/astatine