Goal Free Evaluation.docx

14
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam UU sisdiknas No 20 tahun 2003 dikatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum diambil dari istilah kata curir dan curere dalam bahasa yunani yang artinya tempat berpacu atau lintasan. Untuk melihat apakah kurikulum itu baik atau buruk diperlukan evaluasi. Evaluasi berfungsi untuk memonitoring rencana, pelaksanaan, dan hasil dari kurikulum. Evaluasi kurikulum dapat menyajikan informasi mengenai kesesuaian, efektifitas dan efisiensi kurikulum tersebut terhadap tujuan yang ingin dicapai, yang mana informasi ini sangat berguna sebagai bahan pembuat keputusan apakah kurikulum tersebut perlu revisi atau kurikulum tersebut harus diganti dengan kurikulum yang baru. Evaluasi juga berperan untuk menyesuaikan kurikulum yang berlaku dengan perkembangan peradaban dimasyarakat. 1

Transcript of Goal Free Evaluation.docx

Page 1: Goal Free Evaluation.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam UU sisdiknas No 20 tahun 2003 dikatakan bahwa

kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,

dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu. Kurikulum diambil dari istilah kata curir dan curere dalam bahasa

yunani yang artinya tempat berpacu atau lintasan. Untuk melihat apakah

kurikulum itu baik atau buruk diperlukan evaluasi. Evaluasi berfungsi untuk

memonitoring rencana, pelaksanaan, dan hasil dari kurikulum.

Evaluasi kurikulum dapat menyajikan informasi

mengenai kesesuaian, efektifitas dan efisiensi  kurikulum

tersebut terhadap tujuan yang ingin dicapai, yang mana

informasi ini sangat berguna sebagai bahan pembuat

keputusan  apakah kurikulum tersebut perlu revisi atau

kurikulum tersebut harus diganti dengan kurikulum yang baru.

Evaluasi juga berperan untuk menyesuaikan kurikulum yang

berlaku dengan perkembangan peradaban dimasyarakat.

Michael Scriven adalah seorang pakar filsafat ilmu

pengetahuan yang telah banyak menyumbangkan

gagasannya kepada profesi evaluasi. Ia mengkritisi

konseptualisasi evaluasi klasik dan modern. Ia mengkritisi

terhadap ideology-ideologi evaluasi yang memfokuskan pada

tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh pengembang kurikulum,

bukan memfokuskan pada pencapaian tujuan konsumen.

Salah satu model evalusi yang dikemukakan oleh Michael

Scriven adalah evaluasi bebas tujuan (Goal Free Evaluation).

1

Page 2: Goal Free Evaluation.docx

Evaluasi ini sebagai tandingan dari evaluasi berdasarkan

tujuan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan

beberapa permasalahan yaitu:

1. Apa itu model evaluasi kurikulum goal free evaluation?

2. Bagaimana karakteristik model evaluasi kurikulum goal

free evaluation?

3. Apa kegunaan model evaluasi kurikulum goal free

evaluation?

4. Bagaimana langkah-langkah penerapan model evaluasi

kurikulum goal free evaluation?

5. Apa kelebihan dan kekurangan model evaluasi kurikulum

goal free evaluation?

6. Seperti apa Contoh penerapan model evaluasi kurikulum

goal free evaluation?

C. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Memahami hakikat model evaluasi kurikulum goal free

evaluation.

2. Mengerti karakteristik model evaluasi kurikulum goal free

evaluation.

3. Memahami kegunaan model evaluasi kurikulum goal free

evaluation.

4. Memahami langkah-langkah penerapan model evaluasi

kurikulum goal free evaluation.

2

Page 3: Goal Free Evaluation.docx

5. Mengetahui kelebihan dan kekurangan model evaluasi

kurikulum goal free evaluation.

6. Mengetahui contoh penerapan model evaluasi kurikulum goal free

evaluation sehingga dapat mengerti implementasi evaluasi

kurikulum goal free evaluation.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Goal Free Evaluation Model

Model kurikulum Goal Free Evaluation disebut juga model

kurikulum bebas tujuan. Dalam Goal Free Evaluation, Scriven mengemukakan

bahwa dalam melaksanakan evaluasi program evaluator tidak perlu

memperhatikan apa yang menjadi tujuan program. Yang perlu diperhatikan

dalam program tersebut adalah bagaimana kerjanya (kinerja) suatu program,

dengan jalan mengidentifikasi penampilan-penampilan yang terjadi

(pengaruh) baik hal-hal yang positif (yaitu hal yang diharapkan) maupun hal-

hal yang negatif (yang tidak diharapkan). Evaluasi ini juga membandingkan

antara hasil yang dicapai dengan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk

program tersebut.

Tujuan program tidak perlu diperhatikan karena kemungkinan

evaluator terlalu rinci mengamati tiap-tiap tujuan khusus. Jika masing-masing

tujuan khusus tercapai, artinya terpenuhi dalam penampilan tetapi evaluator

lupa memperhatikan sejauh mana masing-masing penampilan tersebut

mendukung penampilan terakhir yang diharapkan oleh tujuan umum maka

3

Page 4: Goal Free Evaluation.docx

akibatnya jumlah penampilan khusus ini tidak banyak bermanfaat. Dapat

disimpulkan bahwa, dalam model ini bukan berarti lepas dari tujuan tetapi

hanya lepas dari tujuan khusus. Model ini hanya mempertimbangkan tujuan

umum yang akan dicapai oleh program, bukan secara rinci perkomponen yang

ada.

Scriven menekankan bahwa evaluasi itu adalah interpretasi

Judgement ataupun explanation dan evaluator yang merupakan pengambil

keputusan dan sekaligus penyedia informasi. Dengan demikian ia

membedakan antara "Goal of evaluation dan role of evaluation". Evaluasi

model goal free, focus pada adanya perubahan perilaku yang terjadi sebagai

dampak dari program yang diimplementasikan, melihat dampak sampingan

baik yang diharapkan maupun yang tidak diharapkan, dan membandingkan

dengan sebelum program dilakukan. Evaluasi juga membandingkan antara

hasil yang dicapai dengan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk program

tersebut atau melakukan cost benefit analisis.

Goal Free evaluation Model (evaluasi bebas tujuan) merupakan

model evaluasi yang dikembangkan Michael Scriven yang berbeda dengan

model dari Tyler. Jika model yang dikembangkan Tyler, evaluator terus

menerus memantau sejak awal proses, terus melihat sejauh mana tujuan telah

tercapai. Dalam model ini tidak perlu memperhatikan apa yang menjadi tujuan

program, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana pelaksanaan program,

dengan cara mengidentifikasi penampilan-penampilan yang terjadi, baik yang

diharapkan (positif) maupun yang tidak diharapkan (negatif).

B. Fungsi Goal Free Evaluation

Fungsi evaluasi bebas tujuan adalah untuk mengurangi bias dan

menambah objektifitas. Dalam evaluasi yang berorientasi pada tujuan, seorang

evaluator secara subjektif persepsinya akan membatasi sesuai dengan tujuan.

Padahal tujuan pada umumnya hanya formalitas dan jarang menunjukkan

tujuan yang sebenarnya dari suatu proyek. Lagipula, banyak hasil program

penting yang tidak sesuai dengan tujuan program. Evaluasi bebas tujuan

4

Page 5: Goal Free Evaluation.docx

berfokus pada hasil yang sebenarnya bukan pada hasil yang direncanakan.

Dalam evaluasi bebas tujuan ini, memungkinkan evaluator untuk menambah

temuan hasil atau dampak yang tidak direncanakan.

Terdapat beberapa alasan mengapa para ahli mempertimbangkan

evaluasi dengan pendekatan yang bebas tujuan. Karena evaluasi bebas tujuan

memiliki fungsi untuk mengurangi bias dan menambah objektifitas.

C. Langkah-langkah

Evaluasi model bebas tujuan ini, diajukan oleh Scrieven (1972).

Menurutnya dan pendukungnya, seorang evaluator harus menghindari tujuan

dan mengambil setiap tindak pencegahan. Menurut Scrieven evaluasi program

dapat dilakukan tanpa mengetahui tujuan itu sendiri. Oleh karena itu, evaluasi

perlu menilai pengaruh nyata tentang profil kebutuhan yang dilanjutkan

dengan tindakan dalam pendidikan. Pendapat ini searah dengan ahli lain, yaitu

Isaac (1982), yang menyatakan bahwa evaluator sebaiknya menemukan

pengaruh program atas dasar kriteria yang terpisah dari kisi-kisi konsep kerja

program tersebut.

Untuk melakukan evaluasi dengan model bebas tujuan, evaluator

perlu menghasilkan dua item inforamasi, yaitu:

1. Penilaian tentang pengaruh nyata.

2. Penilaian tentang profil kebutuhan yang hendak dinilai.

Jika suatu produk mempunyai pengaruh yang dapat ditunjukkan

secara nyata dan responsif terhadap suatu kebutuhan, hal ini berarti bahwa

suatu produk yang direncanakan berguna dan secara positif perlu

dikembangkan, dan interpretasi sebaliknya terjadi, jika suatu produk, termasuk

kegiatan belajar mengajar, tidak mempunyai pengaruh nyata pada siswanya.

D. Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan dari model bebas tujuan di antaranya adalah:

1. Evaluator tidak perlu memperhatikan secara rinci setiap komponen, tetapi

hanya menekankan pada bagaimana mengurangi prasangka (bias).

5

Page 6: Goal Free Evaluation.docx

2. Model ini menganggap pengguna sebagai audiens utama. Melalui model

ini, Scriven ingin evaluator mengukur kesan yang didapat dari sesuatu

program dibandingkan dengan kebutuhan pengguna dan tidak

membandingkannya dengan pihak penganjur.

3. Pengaruh konsep pada masyarakat, bahwa tanpa mengetahui tujuan dari

kegiatan yang telah dilakukan, seorang penilai bisa melakukan evaluasi.

4. Kelebihan lain, dengan munculnya model bebas tujuan yang diajukan oleh

scrieven, adalah mendorong pertimbangan setiap kemungkinan pengaruh

tidak saja yang direncanakan, tetapi juga dapat diperhatikan sampingan

lain yang muncul dari produk.

Walaupun demikian, yang diajukan scrieven ternyata juga

memiliki kelemahan seperti berikut:

1. Model bebas tujuan ini pada umumnya bebas menjawab pertanyaan

penting, seperti apa pengaruh yang telah diperhitungkan dalam suatu

peristiwa dan bagimana mengidentifikasi pengaruh tersebut.

2. Walaupun ide scrieven bebas tujuan bagus untuk membantu kegiatan yang

paralel dengan evaluasi atas dasar kejujuran, pada tingkatan praktis

scrieven tidak terlalu berhasil dalam menggambarkan bagaimana evaluasi

sebaiknya benar-benar dilaksanakan.

3. Tidak merekomendasikan bagaimana menghasilkan penilaian kebutuhan

walau pada akhirnya mengarah pada penilaian kebutuhan.

4. Diperlukan evaluator yang benar-benar kompeten untuk dapat

melaksanakan evaluasi model ini.

5. Langkah-langkah sistematis yang harus dilakukan dalam evaluasi hanya

menekankan pada objek sasaran saja.

Model bebas tujuan merupakan titik evaluasi program, dimana

objek yang dievaluasi tidak perlu terkait dengan tujuan dari objek atau subjek

tersebut, tetapi langsung kepada implikasi keberadaan program apakah

bermanfaat atau tidak objek tersebut atas dasar penilaian kebutuhan yang ada.

6

Page 7: Goal Free Evaluation.docx

E. Karakteristik Goal Free Evaluation

Beberapa ciri evaluasi bebas tujuan di antaranya :

1. Evaluator sengaja menghindar untuk mengetahui tujuan program.

2. Tujuan yang telah dirumuskan terlebih dahulu tidak dibenarkan

menyempitkan fokus evaluasi.

3. Evaluasi bebas tujuan berfokus pada hasil yang sebenarnya, bukan pada

hasil yang direncanakan.

4. Hubungan evaluator dan manajer atau dengan karyawan proyek dibuat

seminimal mungkin.

5. Evaluasi menambah kemungkinan ditemukannya dampak yang tidak

diramalkan.

MODEL EVALUASI KURIKULUM

GOAL FREE EVALUATION

Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok

Mata Kuliah Evaluasi Kurikulum

Dosen: Dr. Ali Muhtadi, M.Pd

Oleh:

1. Mirza Bashirudin Ahmad 11105241008

2. Ika Rusma Sari 11105241018

3. Ginanjar Dwi Basuki 11105241019

7

Page 8: Goal Free Evaluation.docx

4. Arjun Fatah Amita 11105241023

5. Lina Fitriyani 11105241029

6. Arifudin 11105241030

7. Vanti Istanti 11105241032

TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2013

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Model

Evaluasi Kurikulum Goal Free Evaluation”. Makalah ini dibuat dalam rangka

memenuhi tugas kelompok mata kuliah Evaluasi Kurikulum.

Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan rasa terima

kasih yang tak terhingga terutama kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa

2. Orang tua kami

3. Dr. Ali Muhtadi, M.Pd sebagai dosen mata kuliah Evaluasi Kurikulum

4. Teman-teman TP A 2011

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini,

oleh karena itu penulis mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun

untuk memperbaiki makalah ini di masa yang akan datang.

Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat terutama bagi penulis dan

bagi pembaca pada umumnya. Akhirnya kepada Allah jugalah semuanya kita

kembalikan.

Yogyakarta, Juli 2013

8

Page 9: Goal Free Evaluation.docx

Penulis,

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL..........................................................................................i

KATA PENGANTAR......................................................................................ii

DAFTAR ISI.....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah..........................................................................1

B. Rumusan Masalah...................................................................................2

C. Tujuan......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Goal Free Evaluation Model.................................................3

B. Fungsi Goal Free Evaluation...................................................................4

C. Langkah-langkah.....................................................................................4

D. Kelebihan dan Kekurangan.....................................................................5

E. Karakteristik Goal Free Evaluation.........................................................6

BAB III PENUTUP

9

Page 10: Goal Free Evaluation.docx

A. Kesimpulan..............................................................................................8

B. Saran........................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................9

10