Gilingan skala kecil

98
ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI SKALA KECIL (Studi kasus RMU Bonjo Alam Kecamatan Tilatang Kamang Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat) RICARDO ARFIN SAPUTRA DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

description

Ukuran Gilingan padi

Transcript of Gilingan skala kecil

Page 1: Gilingan skala kecil

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI SKALA KECIL

(Studi kasus RMU Bonjo Alam Kecamatan Tilatang Kamang Kabupaten Agam

Provinsi Sumatera Barat)

RICARDO ARFIN SAPUTRA

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2014

Page 2: Gilingan skala kecil
Page 3: Gilingan skala kecil

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA1

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Kelayakan Usaha

Penggilingan Padi Skala Kecil (Studi kasus RMU Bonjo Alam Kecamatan Tilatang Kamang

Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat) adalah benar karya saya dengan arahan dari

komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana

pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar

Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Januari 2014

Ricardo Arfin Saputra

NIM H34114054

1 Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelit ian kerja sama dengan pihak luar IPB harus didasarkan pada

perjanjian kerja sama terkait

Page 4: Gilingan skala kecil
Page 5: Gilingan skala kecil

ABSTRAK

RICARDO ARFIN SAPUTRA. Analisis Kelayakan Usaha Penggilingan Padi Skala Kecil

(Studi kasus RMU Bonjo Alam Kecamatan Tilatang Kamang Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat). Dibimbing oleh WAHYU BUDI PRIATNA

Analisis kelayakan usaha penggilingan padi RMU Bonjo Alam merupakan dasar untuk

menilai apakah kegiatan investasi yang dilakukan layak untuk dijalankan, memberikan

gambaran prospek bisnis dan seberapa besar kemungkinan tingkat manfaat (benefit) dapat diterima dari bisnis penggilingan yang dilakukan. Analisis aspek non finansial usaha

penggilingan padi RMU Bonjo Alam menunjukan bahwa usaha penggilingan layak untuk dijalankan untuk aspek pasar, teknis, manajemen, hukum, dan aspek sosial lingkungan karena sudah memenuhi kriteria kelayakan usaha. Analisis aspek finansial usaha penggilingan padi

RMU Bonjo Alam menunjukan bahwa usaha penggilingan padi layak untuk dijalankan. Nilai NPV usaha penggilingan padi RMU Bonjo Alam sebesar Rp942 882 122, nilai Net B/C yang

dihasilkan yaitu 1.84, nilai IRR sebesar 20.99 persen, nilai Payback Period (PP) 3 tahun 0.95 bulan. Semua nilai indikator kelayakan finansial penggilingan padi RMU Bonjo Alam tersebut memenuhi standar kelayakan usaha. Berdasarkan analisis switching value ditemukan

bahwa besarnya toleransi maksimal terhadap komponen oleh penggilingan padi RMU Bonjo Alam adalah peningkatan total biaya variabel sebesar 431.1873848 persen, penurunan jumlah

produksi sebesar 42.09836603 persen, dan penurunan harga jual output sebesar 42.09836605 persen.

Kata kunci: analisis kelayakan usaha, npv, net b/c, irr, pp, analisis switching value

ABSTRACT

RICARDO ARFIN SAPUTRA. Analysis on Business Feasibility of Small-Scaled Rice Milling

(Case study of Bonjo Alam RMU at Tilatang Kamang District, Agam Regency, West Sumatra Province). Supervised by WAHYU BUDI PRIATNA

The analysis on the business feasibility of Bonjo Alam RMU is the basis for assessing whether the investment activities undertaken are feasible, for providing an overview of

business prospects, and for identifying the level of benefits that can be received from the rice milling business conducted. Analysis on non-financial aspects of the milling business of Bonjo Alam RMU shows that the milling business is feasible in regards to market, technical,

management, legal, and environment social aspects because it has already met the criteria of feasibility. Analysis on the financial aspects of rice milling business of Bonjo Alam RMU

shows that the business is feasible to run. The values of NPV, IRR, Net B/C, and Payback Period (PP) of 3 years of rice milling business of Bonjo Alam RMU are Rp942 882 122, 20.99 percent, 1.84, and 0.95 months respectively. These indicator values of financial

feasibility of the business have met the business feasibility standards. Based on analysis switching value found that the magnitude of tolerance maximum against component by the

rice milling business of Bonjo Alam RMU is an increase total cost variable of 431.1873848 percent, decrease the amount of production of 42.09836603 percent, and a decrease in selling price of 42.09836605 percent of output.

Keywords: business feasibility analysis, NPV, Net B/C, IRR, PP, switching value analysis

Page 6: Gilingan skala kecil
Page 7: Gilingan skala kecil

i

ANALISIS KELAYAKAN USAHA

PENGGILINGAN PADI SKALA KECIL (Studi kasus RMU Bonjo Alam Kecamatan Tilatang Kamang Kabupaten Agam

Provinsi Sumatera Barat)

RICARDO ARFIN SAPUTRA

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2014

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Agribisnis

Page 8: Gilingan skala kecil
Page 9: Gilingan skala kecil

vii

Judul Skripsi : Analisis Kelayakan Usaha Penggilingan Padi Skala Kecil (Studi kasus RMU

Bonjo Alam Kecamatan Tilatang Kamang Kabupaten Agam

Provinsi Sumatera Barat)

Nama : Ricardo Arfin Saputra

NIM : H34114054

Disetujui oleh

Dr Ir Wahyu Budi Priatna ,MSi

Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Nunung Kusnadi , MS

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 10: Gilingan skala kecil

Judul Skripsi : Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Produksi dan Pendapatan Usaha Budidaya Ikan Mas Koki di Kelompok Budidaya Tugu Mina Asri, Kabupaten Tulungagung.

Nama : Rendra Eka Ardhya NIM : H34070140

Disetujui oleh

~;

Dr Ir RatnaWinandi, MS Pembimbing Skripsi

Diketahui oleh

Tanggal Lulus: ( ,.16 nCT 2013 '

v

Page 11: Gilingan skala kecil
Page 12: Gilingan skala kecil

ix

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam

penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Oktober 2013 ini ialah Studi Kelayakan Bisnis, dengan judul Analisis Kelayakan Usaha Penggilingan Padi Skala Kecil (Studi kasus RMU Bonjo Alam Kecamatan Tilatang Kamang Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat)

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Wahyu Budi Priatna, MSi selaku pembimbing, serta Bapak Ir Burhanuddin, MM yang telah banyak memberi saran. Di

samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Ir Zulfa Arasj selaku pemilik dari Penggilingan Padi RMU Bonjo Alam beserta karyawan yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh

keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Januari 2014

Ricardo Arfin Saputra

Page 13: Gilingan skala kecil
Page 14: Gilingan skala kecil

xi

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL xii DAFTAR GAMBAR xii

DAFTAR LAMPIRAN xiii PENDAHULUAN 1

Latar belakang 1

Perumusan Masalah 3 Tujuan Penelitian 6

Manfaat Penelitian 6 Ruang Lingkup Penelitian 6

TINJAUAN PUSTAKA 6

Analisis Kelayakan Usaha 6 KERANGKA PEMIKIRAN 9

Kerangka Pemikiran Teoritis 9 Alat Pengolahan Padi 9 Penggilingan Padi 10

Studi Kelayakan Bisnis 12 Aspek – Aspek Studi Kelayakan 12

Konsep Nilai Waktu Uang (Time value of money) 13 Kriteria Kelayakan Investasi 14 Analisis Sensitifitas 14

Kerangka Operasional 14 METODE PENELITIAN 17

Lokasi dan Waktu penelitian 17 Jenis dan Sumber Data 17 Metode Pengumpulan Data 17

Metode Pengolahan Data 18 Aspek Non Finansial 18

Analisis Aspek Teknis 18 Analisis Aspek Pasar 18 Analisis Aspek Manajemen dan Hukum 19

Analisis Aspek Sosial dan Lingkungan 19 Analisis Aspek Finansial 21

Asumsi Dasar 23 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 24

Latar Belakang Penggilingan Padi RMU Bonjo Alam 24

HASIL DAN PEMBAHASAN 28 Analisis Aspek Non Finansial 28

Aspek Pasar 28 Aspek Teknis 31 Aspek Manajemen Dan Hukum 42

Aspek Sosial Dan Lingkungan 45 Analisis Aspek Finansial 47

KESIMPULAN DAN SARAN 58 Kesimpulan 58 Saran 60

DAFTAR PUSTAKA 60 LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

Page 15: Gilingan skala kecil

DAFTAR TABEL

1 Persentase pengeluaran rata-rata per kapita sebulan menurut kelompok barang

tahun 2002-2012 1 2 Persentase biaya sewa yang diterapkan atas jasa penggilingan

yang dilakukan RMU Bonjo Alam 5 3 Segmentasi pasar komoditi pertanian Kecamatan Tilatang Kamang tahun 2012 5 4 Kriteria aspek kelayakan non finansial penggilingan padi RMU Bonjo Alam 20

5 Tingkat Pendidikan Karyawan Penggilingan Padi RMU Bonjo Alam 27 7 Biaya Investasi Usaha Penggilingan Padi RMU Bonjo Alam 48

8 Umur ekonomis dari investasi yang ditanamkan dalam usaha penggilingan padi RMU Bonjo Alam 49

9 Biaya reiventasi yang dikeluarkan oleh penggilingan padi RMU Bonjo Alam 50

10 Penyusutan dari barang investasi penggilingan padi RMU Bonjo Alam pertahun 51 11 Biaya variabel yang dikeluarkan penggilingan padi RMU Bonjo Alam 52

12 Biaya tetap penggilingan padi RMU Bonjo Alam 54 13 Penerimaan penggilingan padi RMU Bonjo Alam 55 14 Nilai sisa barang investasi penggilingan padi RMU Bonjo Alam pertahun 56

15 Hasil perhitungan Kriteria Investasi Usaha Penggilingan Padi RMU Bonjo Alam 57 16 Analisis switching value penggilingan padi RMU Bonjo Alam 58

DAFTAR GAMBAR

1 Proses produksi penggilingan padi RMU Bonjo Alam 4

2 Kerangka pemikiran operasional 16 3 Bapak Ir.Zulfa Arasj 25 4 Lokasi RMU Bonjo Alam 25

5 Mesin Penggilingan 26 6 Lantai jemur penggilingan padi RMU Bonjo Alam 26

7 Pembeli yang mengambil dedak di penggilingan 29 8 Alur pemasaran penggilingan padi RMU Bonjo Alam 30 9 Pembeli beras yang datang lansung ke penggilingan 31

10 Lokasi penggilingan dekat dengan akses transportasi 32 11 Perumahan masyarakat disekitar penggilingan 33

12 Sumber listrik dan air 34 13 Bak penampungan air aerator mesin 34 14 Husker, Polisher dan Motor Penggerak 35

15 Layout bangunan penggilingan padi RMU Bonjo Alam 38 16 Aktifitas penjemuran gabah 38

17 Penyimpanan Gabah Kering Giling (GKG) 39 18 Area penampungan gabah dan Corong Husker 39 19 Proses penyosohan dan penampungan beras hasil penyosohan 40

20 Proses pengipasan 40 21 Proses penimbangan dan penjahitan karung 41

22 Penyimpanan beras dan beras yang sudah diberi tanda 41 23 Surat TDP dan SIUP 44 24 Surat Ijin Gangguan (HO) dan Surat Keterangan Tempat Usaha (SKTU) 45

25 Penyaring pada knalpot mesin penggilngan 46 26 Sekam dan dedak yang dijual kepada konsumen 46

Page 16: Gilingan skala kecil

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

1 Rincian biaya variabel penggilingan padi RMU Bonjo Alam 64

2 Rincian pendapatan penggilingan padi RMU Bonjo Alam 64 3 Laporan Chasflow penggilingan padi RMU Bonjo Alam 65

4 Laporan laba rugi penggilingan padi RMU Bonjo Alam 68 5 Laporan Chasflow kenaikan total biaya variabel sebesar 431.1873848 persen

pada analisis switching value 69

6 Laporan laba rugi kenaikan total biaya variabel sebesar 431.1873848 persen pada analisis switching value 72

7 Laporan Chasflow penurunan jumlah produksi penggilingan sebesar 42.09836603 persen pada analisis switching value 73

8 Laporan laba rugi penurunan jumlah produksi penggilingan

sebesar 42.09836603 persen pada analisis switching value 76 9 Laporan Chasflow penurunan harga jual Output penggilingan

sebesar 42.09836605 persen pada analisis swicthing value 77 10 Laporan laba rugi penurunan harga jual Output penggilingan

sebesar 42.09836605 persen pada analisis switching value 80

Page 17: Gilingan skala kecil
Page 18: Gilingan skala kecil

PENDAHULUAN

Latar belakang

Padi merupakan bahan baku dari beras, dimana beras merupakan kebutuhan dasar yang sangat penting baik ditinjau secara fisiologis, psikologis, sosial, maupun antropologis bagi kehidupan manusia. Berdasarkan masyarakat Indonesia, beras

menjadi komoditas yang sangat penting tidak saja dilihat dari sisi produsen tetapi juga dilihat dari sisi konsumen.

Tabel 1 Persentase pengeluaran rata-rata per kapita sebulan menurut kelompok barang

tahun 2002-2012

Kelompok

barang

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Maret Sept Maret Sept - Padi-padian 8.54 11.37

10.15

9.57

8.86

8.89

7.48

8.37

9.14

7.9

- Umbi-umbian

0.58

0.59

0.56

0.53

0.51

0.49

0.51

0.48

0.44

0.42

- Ikan 4.66

4.72

3.91

3.96

4.29

4.34

4.27

4.12

4.20

4.08

- Daging 2.44

1.85

1.95

1.84

1.89

2.10

1.85

2.19

2.06

2.26

- Telur dan susu

3.12

2.96

2.97

3.12

3.27

3.20

2.88

2.86

3.00

2.74

- Sayur-

sayuran

4.05

4.42

3.87

4.02

3.91

3.84

4.31

3.72

3.78

3.62

- Kacang-kacangan

1.70

1.63

1.47

1.55

1.57

1.49

1.26

1.31

1.33

1.32

- Buah-buahan

2.16

2.10

2.56

2.27

2.05

2.49

2.15

2.06

2.44

2.28

- Minyak dan

lemak

1.93

1.97

1.69

2.16

1.96

1.92

1.91

1.79

1.95

1.79

- Bahan minuman

2.23

2.50

2.21

2.13

2.02

2.26

1.80

1.93

1.73

1.68

- Bumbu-bumbuan

1.33

1.37

1.10

1.12

1.08

1.09

1.06

1.02

1.02

0.96

- Konsumsi

lainnya

1.34

1.27

1.34

1.39

1.33

1.29

1.07

1.07

1.1

1.01

- Makanan jadi

11.44*)

10.29*)

10.48*)

11.44*)

12.63*)

12.79*)

13.73*)

11.83*)

12.72*)

11.65*)

- Minuman beralkohol

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

- Tembakau

dan sirih

6.18

5.97

4.97

5.08

5.26

5.25

5.16

5.73

6.16

6

Jumlah makanan

51.37

53.01

49.24

50.17

50.62

51.43

49.45

48.46

52.08

47.71

Catatan : *) Termasuk minuman beralkohol, Sumber : Badan Pusat Statistik, 2012

Dari perkembangan tiap tahunnya, konsumsi masyarakat terhadap tanaman padi

dibandingkan makanan pokok yang lain masih menempati peringkat tertinggi dan besarnya konsumsi masyarakat indonesia terhadap padi selalu meningkat tiap tahunnya.

Page 19: Gilingan skala kecil

2

Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1, dimana persentase pengeluaran rata-rata per kapita

dari tahun 2002 - 2012 untuk tanaman padi masih tinggi. Usaha penggilingan padi merupakan suatu mata rantai usaha pengolahan gabah

menjadi beras dan piranti suplai beras dalam sistem perekonomian masyarakat Indonesia. Usaha penggilingan padi di indonesia memberikan kontribusi dalam penyediaan beras nasional baik dari segi kuantitas maupun kualitas dimana peranannya

sebagai pusat pertemuan antara produksi, pengolahan dan pemasaran bagi padi di indonesia. Keberadaan usaha penggilingan padi sangat memberikan dampak positif

bagi lingkungan sekitarnya tidak hanya membantu para petani dalam mengolah gabah yang mereka hasilkan menjadi beras tetapi juga memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat disekitar mereka. Berdasarkan data Perpadi (2008) disebutkan bahwa total

penggilingan padi di Indonesia adalah 110 452 unit terdiri dari: PPB 4 950 unit, PPS 15 102 unit, PPK 90 400. Dari 90 400 unit PPK hanya 40 persen yang berfungsi dengan

baik sepanjang tahun (10 bulan), 50 persen beroperasi hanya pada saat panen penyebabnya karena kekurangan modal untuk membeli bahan baku, sedangkan 10 persen (9 040 unit) perlu segera direvitalisasi agar dapat berfungsi kembali dengan baik.

Produktifitas penggilingan padi di indonesia akan sangat mempengaruhi tingkat perberasan nasional dan mendukung swasembada dan ketahanan pangan nasional

sehingga harus dibina dan dikembangkan.

Provinsi Sumatera Barat memiliki perkembangan produksi padi yang cukup baik untuk perkembangan penggilingan padi. Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar

menyebutkan bahwa pada tahun 2012 produksi padi di Sumbar sebesar 2 368 390 ton gabah kering atau meningkat 3.89 persen dibanding tahun 2011 yang mencapai 2 279

602 ton gabah kering. Peningkatan produksi padi disebabkan bertambahnya luas panen sebanyak 14 713 ha, yaitu dari 461 709 ha tahun 2011 menjadi 476 422 ha tahun 2012 dan meningkatnya hasil per hektare. Peningkatan luas panen terjadi karena adanya

perbaikan jaringan irigasi tingkat usaha tani (JITUT) dan Jaringan Irigasi Desa (Jides), yaitu pada tahun 2011 seluas 10 660 ha dan pada tahun 2012 seluas 9 000 ha, sehingga

ketersediaan irigasi yang cukup dan petani dapat segera tanam setelah panen2. Peningkatan gabah kering tersebut akan memunculkan peluang bagi usaha – usaha penggilingan padi untuk meningkatkan produktifitas beras yang dihasilkan dari hasil

panen padi tersebut. Berdasarkan Harian Berita Sore Padang Harian Pagi Padang Ekspres edisi 25

April 2013 disebutkan bahwa 12 dari 19 kabupaten/kota di Sumatera Barat tercatat sebagai daerah surplus beras dan secara provinsi, maka daerah ini mengalami surplus mencapai 363 359 ton beras. Total produksi beras Sumbar mencapai 1 059 514 ton dari

hasil produksi padi sebanyak 1 889 481 ton, sedangkan kebutuhan beras provinsi ini hanya 658 466 ton sehingga terjadi surplus 363 359 ton beras. Kabupaten Agam

merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota yang mengalami surplus beras diikuti oleh Kabupaten Pasaman, Pasaman Barat, 50 Kota, Tanah Datar, Padang Pariaman, Solok, Solok Selatan, Sijunjung, Pesisir Selatan, Kota Solok dan Payakumbuh. Kabupaten

Agam memiliki tingkat surplus 64 945 ton dari total produksi beras 130 928 ton3. Peningkatan tingkat surplus tersebut tidak terlepas dari peranan usaha penggilingan padi

2 http://www.padangekspres.co.id/Harian Pag i Padang Ekspres/Berita. Produksi Padi dan Jagung

Meningkat [Diakses 22 Juli 2013 ] 3 http://www.harianberitasore.com/12 dari 19 Kabupaten Kota di Sumbar Surplus Beras

[Diakses 22 Juli 2013 ]

Page 20: Gilingan skala kecil

3

yang melakukan pengolahan gabah yang dihasilkan oleh petani menjadi beras yang siap

untuk dikonsumsi oleh konsumen. Kabupaten Agam yang merupakan salah satu kabupaten di Sumatera Barat

memiliki 16 kecamatan yang memiliki jumlah unit penggilingan padi yang beraneka ragam. Kecamatan Tilatang Kamang merupakan salah satu dari 16 kecamatan tersebut. Untuk Kecamatan Tilatang Kamang sendiri memiliki jumlah usaha penggilingan padi

sebanyak 44 buah. Usaha penggilingan padi tersebut terdiri dari usaha penggilingan padi skala kecil yang memberikan kontribusi dalam peningkatan p roduktifitas beras

yang ada di Kecamatan Tilatang Kamang. Penggunaan mesin penggiling padi umumnya sudah memasyarakat, sebagai sarana dalam proses penggilingan padi. Penggilingan padi sebagian besar diusahakan oleh pengusaha swasta yang dalam hal ini adalah pengusaha-

pengusaha kecil. Walaupun sudah banyak usaha penggilingan padi, namun kelayakannya belum begitu optimal. Keadaan ini memerlukan suatu analisis dan

evaluasi sehingga usaha penggilingan tersebut layak beroperasi secara optimal. Salah satu usaha penggilingan padi dengan skala kecil di Kecamatan Tilatang Kamang adalah usaha penggilingan padi (RMU) Bonjo Alam.

Perumusan Masalah

Kecamatan Tilatang Kamang memiliki dua bentuk usaha penggilingan yang diterapkan oleh pengusaha pada usaha penggilingan yang mereka jalankan. Ada

penggilingan padi yang lansung melakukan pembelian gabah terhadap petani sekaligus melakukan penggilingan dan penjualan terhadap gabah tersebut sehingga hasil beras dan

sampingan penggilingan secara keseluruhan menjadi kepemilikan penggilingan. Ada penggilingan padi yang memberikan layanan penyewaan penggilingan padi untuk masyarakat dan pengumpul yang akan mengolah gabah mereka, dimana sistem

pembayaran sewanya adalah dari hasil potongan beberapa persen dari hasil penggilingan. RMU Bonjo Alam merupakan penggilingan padi yang menerapkan

sistem sewa bagi usaha penggilingan yang mereka jalankan. RMU Bonjo Alam merupakan penggilingan padi berskala kecil yang berada di

Jorong Patangahan Kenagarian Koto Tangah Kecamatan Tilatang Kamang Kabupaten

Agam. RMU Bonjo Alam merupakan usaha penggilingan padi yang dimiliki oleh Bapak Ir. Zulfa Arasj. Bapak Zulfa melakukan investasi usaha penggilingan padi sejak

tahun 2007 dengan melakukan pembangunan area penjemuran padi, gedung untuk usaha penggilingan padi dan unit mesin penggilingan padi dimana untuk lahan bangunan penggilingan padi merupakan milik Bapak Zulfa sendiri. Bapak Zulfa pada

tahun 2007 melakukan pembangunan pada area tanah seluas 4000 m2 serta pembelian mesin-mesin penggilingan. 900 m2 digunakan untuk bangunan mesin, 2700 m2 untuk

area penjemuran dan 400 m2 digunakan untuk bagunan lain ( mushola, kantor, gudang dan rumah pegawai). Jumlah investasi yang dihabiskan lebih kurang adalah 1.1 miliar rupiah. Kegiatan operasi mulai dilakukan awal tahun 2008 setelah semua pembangunan

dan mesin penggilingan bisa dioperasikan. RMU Bonjo Alam menggunakan konfigurasi mesin penggilingan yang terdiri dari

2 unit mesin penggilingan yaitu Husker – Polisher dengan menggunakan mesin penggerak untuk menggerakkan motor tersebut. Husker merupakan alat pengolah padi yang digunakan untuk mengupas kulit luar (sekam) gabah menjadi beras sedangkan

penyosoh beras pecah kulit (Polisher) merupakan alat yang berfungsi untuk menyosoh beras pecah kulit menjadi beras putih. RMU Bonjo Alam mengoperasikan 2 jenis mesin

Page 21: Gilingan skala kecil

4

penggilingan padi ini untuk mengolah gabah kering giling (GKG) menjadi beras. Pada

penggilingan RMU Bonjo Alam, proses produksi usaha dimulai dengan melakukan penjemuran gabah hasil panen sampai kering dibawah terik matahari. Penjemuran

dilakukan selama 1.5 hari ketika musim panas. Gabah yang sudah kering didiamkan selama satu malam untuk mencegah beras yang dihasilkan patah setelah proses penggilingan, setelah itu baru dilanjutkan ke proses penggilingan. RMU Bonjo Alam

melakukan pemprosesan beras secara kontinyu, bahan berupa gabah dimasukan ke dalam mesin pemecah gabah (Husker) yang menghasilkan output berupa dedak kasar

dan beras pecah kulit. Beras pecah kulit kemudian dibawa oleh elevator ke penyosoh beras pecah kulit (Polisher) dimana menghasilkan output berupa beras putih dan dedak halus. Beras yang dihasilkan lansung dimasukan kedalam karung beras tergantung

permintaan dari pelanggan. Uraian proses produksi RMU Bonjo Alam dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 1 Proses produksi penggilingan padi RMU Bonjo Alam

RMU Bonjo Alam dalam proses produksinya bertindak sebagai fasilitator bagi

pengumpul dan masyarakat untuk mengolah gabah mereka menjadi beras. RMU Bonjo Alam memberikan fasilitas bagi pengumpul untuk menyimpan gabah yang dibeli dari hasil panen petani, dan juga memberikan fasilitas untuk penjemuran gabah itu sendiri

bagi pengumpul secara gratis tampa dipungut bayaran. Untuk pendapatan bagi RMU Bonjo Alam sendiri didapatkan dari hasil penggilingan beras yang dilakukan oleh

masyarakat dan pengumpul yang menyimpan gabah mereka di RMU Bonjo Alam. Dimana sistem pembayarannya adalah beberapa persen dari beras hasil penggilingan gabah oleh para pengumpul dan masyarakat menjadi milik penggilingan dengan hasil

sampingan dari penggilingan tersebut berupa dedak halus menjadi hak atas usaha penggilingan.

Gabah Gabah Kering

Giling

Beras pecah

kulit

Dedak kasar

Penyimpanan

selama 1 malam Husher

Penjemuran

Polisher

Dedak halus

Beras putih

Page 22: Gilingan skala kecil

5

Untuk penggunaan persentase sewa atas jasa penggilingan yang dilakukan oleh

RMU Bonjo Alam adalah sebagai berikut :

Tabel 2 Persentase biaya sewa yang diterapkan atas jasa penggilingan yang dilakukan RMU Bonjo Alam

Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Beras 5 % 5 % 5 % 5 % 2 % 2 %

Dedak 50% 50 % 50 % 50 % 100% 100 %

Berdasarkan data UPTBP4K2P Kecamatan Tilatang Kamang pada tahun 2012, produksi beras Kecamatan Tilatang Kamang memiliki tingkat pasar dengan kondisi 95

persen diakses oleh masyarakat lokal dan sisanya baru dipasarkan ke luar daerah sebesar lima persen, ini membuktikan bahwa untuk komoditas beras masyarakat tilatang kamang adalah masyarakat yang konsumtif terhadap beras. Ini dapat kita lihat pada

tabel berikut :

Tabel 3 Segmentasi pasar komoditi pertanian Kecamatan Tilatang Kamang tahun 2012

Komoditi Produksi (ton/butir)

Persentase pasar (%) Keterangan

Local Luar daerah Swalayan

Beras 33 264 95 5 - Jagung 1 432 100 - - Pakan ternak

ayam

Ubi kayu 5 916 55 45 - Usaha kerupuk sanjai

Ubi jalar 4 662.88 40 60 - Ke batam via Baso

Sayuran 324 70 30 -

Buah-buahan 216 60 40 - Kelapa 865 100 - -

Kakao 22.5 - 100 - Daging 2 171 10 90 - Telur 50 726 20 80 - Pasar bukittinggi

Ikan 12.5 100 - - Sumber : UPTBP4K2P Kecamatan tilatang kamang 2013

Melihat kondisi tersebut dimana tingkat permintaan konsumen lokal terhadap beras

meningkat dan juga untuk mengatasi banyaknya pesaing yang bermunculan maka untuk

menarik agar masyarakat dan pengumpul menggunakan jasa penggilingan mereka maka pada tanggal 9 Desember 2012 RMU Bonjo Alam melakukan penurunan sewa atas jasa

penggilingan yang mereka berikan dari lima persen menjadi dua persen dari beras yang dihasilkan dengan persentase dedak yang didapatkan penggilingan menjadi 100 persen berdasarkan persetujuan dari masyarakat dan pengumpul. Namun, RMU Bonjo Alam

masih belum mengetahui apakah dengan sistem sewa yang diterapkan terhadap masyarakat dan pengumpul sebagai langkah untuk memenuhi permintaan pasar dan

tingkat persaingan bisnis, layak untuk dijalankan dan dapat memberikan keuntungan yang maksimal bagi penggilingan. Untuk mengetahui hal tersebut maka dibutuhkan suatu analisis kelayakan usaha untuk melihat apakah dengan sistem operasional yang

sudah ditetapkan oleh RMU Bonjo Alam sudah memenuhi kelayakan usaha.

Page 23: Gilingan skala kecil

6

Berdasarkan uraian di atas, adapun permasalahan yang dibahas di dalam penelitian

ini yaitu : 1. Bagaimana kelayakan usaha penggilingan padi RMU Bonjo Alam ditinjau dari

aspek non finansial ? 2. Bagaimanakah kelayakan usaha penggilingan padi RMU Bonjo Alam ditinjau dari

aspek finansial ?

3. Berapakah nilai switching value kelayakan investasi yang masih dapat ditoleransi oleh penggilingan RMU Bonjo Alam ?

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari adanya penelitian ini adalah : 1. Menganalisis kelayakan usaha penggilingan padi RMU Bonjo Alam ditinjau dari aspek

non finansial. 2. Menganalisis kelayakan usaha penggilingan padi RMU Bonjo Alam ditinjau dari aspek

finansial.

3. Menganalisis besarnya nilai switching value kelayakan investasi yang masih dapat ditoleransi oleh penggilingan RMU Bonjo Alam ?

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan berguna bagi berbagai pihak :

1. Bagi penulis, penelitian ini memberikan kesempatan lagi untuk belajar dan menambah pengetahuan serta pengalaman dalam menerapkan ilmu-ilmu yang sudah diperoleh

selama masa perkuliahan.

2. Bagi RMU sebagai referensi bisnis dan pertimbangan untuk bahan evaluasi bagi kelansungan usaha.

3. Bagi pihak lain hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau bahan

rujukan bagi pembaca dalam melakukan penelitian lebih lanjut

Ruang Lingkup Penelitian

Pada penelitian ini ruang lingkup penelitian akan difokuskan pada penggilingan RMU Bonjo Alam yang merupakan usaha penggilingan padi skala kecil yang mengoperasikan 2

jenis mesin penggilingan yaitu Husker – Polisher yang berada di Jorong Patangahan Kenagarian Koto Tangah Kecamatan Tilatang Kamang Kabupaten Agam Profinsi Sumatera

Barat.

TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Kelayakan Usaha

Arimanto (2008) melakukan penelitian mengenai analisis biaya dan kelayakan usaha penggilingan padi di kelompok tani Suka Tani, Desa Situ Ilir, Kecamatan

Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Penelitian tersebut bertujuan untuk mempelajari proses produksi beras pada penggilingan padi kecil (PPK) dan menganalisis biaya dan kelayakan usaha penggilingan padi sehingga usaha tersebut dapat berjalan pada jalur

Page 24: Gilingan skala kecil

7

yang tepat agar tidak mengalami kerugian. Selain itu penelitiannya juga bertujuan untuk

melihat pengaruh dari perubahan - perubahan yang mungkin terjadi melalui metode analisis sensitivitas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

analisis titik impas. Berdasarkan hasil penelitiannya, diketahui bahwa pengusahaan penggilingan padi yang diteliti layak untuk dikembangkan dengan nilai kriteria investasi seperti NPV sebesar Rp39 782 468, nilai IRR sebesar 43.78 persen dan B/C Ratio

sebesar 2.57. Kelayakan penggilingan tersebut dikarenakan jumlah giling setiap tahunnya selalu tinggi. Adapun dalam perhitungan dengan analisis sensitivitas diketahui

bahwa tiga variabel yang memiliki pengaruh cukup besar antara lain kenaikan harga bahan baku solar, kenaikan upah pekerja dan penurunan jumlah giling tahunan rata-rata.

Novianti (2010) melakukan analisis kelayakan investasi pada kondisi risiko pada Usaha Penggilingan Padi Sinar Ginanjar. Berbeda dengan Arimanto (2008) yang hanya meneliti pembiayaan dan aspek finans ial dari usaha penggilingan padi, Novianti (2010)

melakukan kajian dari dua aspek yaitu aspek non finansial dan aspek finans ial. Untuk

Aspek finansial, Novianti (2010) menggunakan kriteria investasi yang sama yaitu NPV (Net Present Value), Net B/C (Net Benefit/Cost), IRR (Internal Rate Return) dan ditambah

kriteria lain yaitu PP (Payback Period). Berdasarkan hasil analisis aspek non finansial, yaitu aspek teknis, aspek pasar, aspek manajemen dan hukum serta aspek sosial dan

lingkungan menunjukan kelayakan. Pada aspek pasar, penggilingan padi Sinar Ginanjar berpeluang untuk memasarkan output penggilingan ke berbagai pasar selain kepada

masyarakat sekitar. Berdasarkan aspek teknis, usaha penggilingan padi sinar ginanjar sudah memenuhi syarat untuk menjadikan penggilingan padinya sesuai dengan pengelolaan yang benar, namun terkadang ada beberapa persyaratan untuk menjaga

kualitas beras tidak dilakukan seperti dalam penyimpanan beras. Pada aspek manajemen, struktur organisasi yang digunakan masih sangat sederhana, namun proses

produksi tetap dijalankan dengan baik. Selain itu, dari aspek hukum usaha penggilingan padi Sinar Ginanjar sudah melengkapi berkas-berkas perijinan usahanya, sehingga sejauh ini tidak ada hambatan dalam aspek hukum. Aspek sosial lingkungan dari usaha

penggilingan padi Sinar Ginanjar, dalam mengelola limbah yaitu sekam sudah baik, yaitu dengan mempergunakannya sendiri untuk pembuatan abu gosok dan sebagian

untuk masyarakat sekitarnya. Sedangkan untuk aspek finansial didapatkan bahwa hasil analisis finansial Usaha Penggilingan Padi Sinar Ginanjar layak untuk dijalankan.

Berdasarkan kriteria investasi, nilai NPV pada kondisi tanpa risiko menghasilkan nilai sebesar Rp322 915 059, Nilai IRR yang diperoleh sebesar 28 persen, nilai Net B/C yang

dihasilkan sebesar 1.83, dan waktu pengembalian untuk investasi yang dilakukan adalah 4 tahun 0.9 bulan karena mengikuti asumsi dalam satu bulan hanya ada 8.8 bulan. Waktu

pengembalian tersebut lebih sedikit dari umur usaha penggilingan padi sinar ginanjar,

sehingga berdasarkan penilaian usaha ini layak dijalankan karena mengikuti standar kelayakan usaha. Untuk kondisi risiko juga menghasilkan hasil yang sama yaitu memenuhi

standar kelayakan usaha.

Prawirakusuma (2011) melakukan analisis kelayakan usaha rose la organik pada wahana farm di Darmaga Bogor. Penelitian ini juga menganalisis dari dua aspek kelayakan usaha yaitu aspek non finansial dan aspek finansial. Untuk Aspek finansial,

Prawirakusuma (2011) juga menggunakan kriteria investasi yang sama dengan Novianti (2010) dan Arimanto (2008) yaitu NPV (Net Present Value), Net B/C (Net

Benefit/Cost), IRR (Internal Rate Return) dan PP (Payback Period). Untuk aspek non finansial sendiri didapatkan bahwa untuk aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, dan aspek sosial memenuhi standar kelayakan. Ini disebabkan oleh daya dukung yang

dihasilkan oleh wahana farm pada setiap aspeknya. Daya dukung aspek pasar terlihat

Page 25: Gilingan skala kecil

8

dari kemampuan pasar untuk menyerap produk rosela organik yang habis terjual di

pasar. Daya dukung aspek teknis terlihat dari adanya ketersediaan sarana produksi, ketersediaan tenaga kerja dan layout lahan yang dinilai layak. Daya dukung aspek

manajemen mempunyai tanggung jawab masing - masing, sehingga proyek berjalan dengan lancar. Daya dukung aspek sosial dalam proyek ini mempuyai nilai positif. Untuk lingkup nasional secara tidak langsung telah mendukung program pemerintah,

yang merencanakan Go Organic 2010. Sedangkan untuk lingkup daerah, adanya proyek ini akan menghasilkan pembukaan lapangan kerja dan mengurangi pengangguran.

Penelitian yang dilakukan untuk kelayakan aspek finansial didasarkan pada nilai kriteria kelayakan yaitu NPV, IRR, Net B/C dan Payback Period. Berdasarkan hasil analisis finansial usaha rosela organik di Wahana Farm dengan penilaian parameter kelayakan

pada tingkat suku bunga 7.75 persen, diperoleh nilai Net Present Value (NPV) sebesar Rp1 469 772 29, Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C) sebesar 1.17, Internal Rate of Return

(IRR) sebesar 13.72 persen dan payback period sebesar 1.93. Hasil ini menunjukkan pengusahaan rosela organik layak jika dilihat dari nilai besaran NPV dan Net B/C, IRR dan payback period. Untuk hasil analisis switching value menunjukkan bahwa

pengusahaan rosela organik tetap layak untuk dilaksanakan sampai terjadi penurunan harga jual rosela organik sebesar dua persen, kenaikan biaya tetap transportasi sebesar

14 persen dan kenaikan biaya variabel pestisida organik sebesar 82 persen. Suryani (2011) melakukan analisis kelayakan usaha mie mentah jagung Bapak

Sukimin di Kelurahan Tegal Lega, Kota Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini juga menganalisis dari dua aspek kelayakan usaha yaitu aspek non finansial dan aspek

finansial. Untuk Aspek finansial menggunakan kriteria investasi yang sama dengan Novianti (2010), Arimanto (2008) dan Prawirakusuma (2011). Usaha pembuatan mi mentah jika dilihat dari aspek pasar, aspek teknis, dan aspek sosial dan lingkungan

layak untuk diusahakan. Namun dari aspek manajemen, usaha pembuatan mi mentah belum layak karena belum memiliki pembukuan dan pencatatan yang belum jelas atas

segala transaksi bisnis yang dilakukan. Selain itu dari aspek hukum, usaha ini belum memiliki perizinan dari pihak manapun sehingga dinilai belum layak karena tidak memiliki kekuatan secara hukum. Analisis kelayakan finansial menunjukkan bahwa usaha

pembuatan mi mentah terigu layak untuk diusahakan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai NPV sebesar Rp525 134 282, IRR sebesar 39.06 persen, net B/C sebesar 2.76 dan payback

period selama 4 tahun 4 bulan. Sedangkan untuk usaha pembuatan mi mentah jagung 30

persen juga layak untuk diusahakan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai NPV sebesar Rp 508 680 026, IRR sebesar 32 persen, net B/C sebesar 2.40 dan payback period selama 3 tahun 7

bulan. Usaha pembuatan mi mentah jagung 100 persen juga layak untuk dilaksanakan. Hal

ini ditunjukkan oleh nilai NPV sebesar Rp 1,011,003,777, IRR sebesar 38 persen , net B/C sebesar 3.96 dan payback period selama 3 tahun 11 bulan . Untuk analisis switching value

pada ketiga usaha menunjukkan bahwa perubahan yang diakibatkan penurunan penjualan

berpengaruh paling besar terhadap kelayakan usaha dibandingkan dengan perubahan lainnya. Perubahan penurunan penjualan pada ketiga usaha berkisar antara 16 – 24 persen.

Perubahan ini lebih kecil dibandingkan perubahan peningkatan harga bahan baku tepung yang berkisar antara 27 – 60 persen.

Alwiyah (2011) melakukan analisis kelayakan usaha budidaya belimbing de wa pada kondisi risiko di Kota Depok. Penelitian ini juga menganalisis dari dua aspek

kelayakan usaha yaitu aspek non finansial dan aspek finansial. Untuk Aspek finansial menggunakan kriteria investasi yang sama dengan Novianti (2010), Arimanto (2008),

Prawirakusuma (2011) dan Suryani (2011). Berdasarkan hasil analisis aspek - aspek nonfinansial menunjukkan bahwa usaha budidaya belimbing dewa dengan

Page 26: Gilingan skala kecil

9

pengembangan melalui SOP di Kota Depok layak untuk dijalankan. Pada aspek pasar,

peluang petani yang memberlakukan SOP untuk memasarkan outputnya masih terbuka, hal ini dikarenakan semakin tingginya jumlah permintaan belimbing. Berdasarkan aspek

teknis, usaha budidaya belimbing dewa dengan pengembangan melalui SOP dapat meningkatkan jumlah produksi petani. Pada aspek manajemen dan hukum, struktur organisasi masih sangat sederhana , namun proses produksi masih dapat dijalankan

dengan baik. Usaha budidaya belimbing dewa di Kota Depok tergabung dalam kelompok tani - kelompok tani yang ada. Aspek sosial – ekonomi - budaya dari usaha

budidaya belimbing dewa memberikan dampak positif dimana usaha ini menguntungkan bagi masyarakat sekitar. Pada aspek lingkungan, usaha budidaya ini juga menunjukkan kelayakan karena dengan adanya usaha budidaya belimbing dewa

dapat mengurangi pemanasan global dan sebagai penghijauan serta resapan air. Berdasarkan penelitian yang dilakukan juga didapatkan bahwa usaha budidaya

belimbing dewa dengan pengembangan melalui SOP di Kota Depok secara finansial layak untuk dijalankan. Hal ini sesuai dengan kriteria kelayakan investasi NPV ≥ 0, IRR ≥ Discount Rate (6.75%) dan Net B/C ≥ 1. Berdasarkan kriteria investasi pada kondisi

normal, nilai NPV menunjukkan Rp694 054 839 45 yang berarti usaha ini memberikan manfaat bersih sebesar Rp694 054 839 45 selama umur usaha. Sementara nilai IRR

23.97 persen yang menunjukkan besarnya pengembalian dari penanaman modal untuk investasi sebesar 23.97 persen dari modal yang diinvestasikan. Net B/C sebesar 2.91 dimana setiap satu satuan biaya yang dikeluarkan akan memberikan manfaat sebesar

2.91 satuan. Waktu pengembalian selama enam tahun sembilan bulan. Dampak adanya risiko volume produksi dan risiko harga output pada usaha budidaya belimbing dewa

dengan pengembangan SOP di Kota Depok terhadap kelayakan usaha yaitu pada setiap kondisi, usaha tetap layak untuk dijalankan secara finansial. Hal ini dilihat dari kriteria investasi dari masig-masing skenario risiko. Sementara itu, tingkat risiko tertinggi

terdapat pada risiko produksi dengan nilai koefisien variasi sebesar 0.571 sementara risiko harga memiliki nilai koefisien variasi yang lebih kecil yakni 0.279.

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Pemikiran Teoritis

Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan dari teori – teori yang

dijadikan pedoman dalam melakukan penelitian kelayakan usaha penggilingan padi RMU Bonjo Alam. Mulai dari teori tentang penggilingan padi mencakup tentang jenis alat pengolahan padi, jenis penggilingan padi berdasarkan teknologi dan hasil

sampingan yang dihasilkan oleh proses penggilingan padi tersebut hingga teori mengenai konsep kelayakan usaha. Meliputi pengertian kelayakan usaha dari beberapa

ahli kelayakan usaha dan aspek – aspek dari kelayakan usaha meliputi aspek non finansial dan aspek finansial dimana suatu bisnis dikatakan layak j ika kedua aspek tersebut memenuhi kriteria layak oleh bisnis yang bersangkutan.

Alat Pengolahan Padi

Menurut Novianti (2010) umumnya alat pengolahan padi terdiri dari berbagai macam mesin, yaitu mesin perontok padi, mesin penggiling padi, mesin pembersih

Page 27: Gilingan skala kecil

10

gabah, mesin penyosoh beras, dan mesin pencacah kulit gabah. Berbagai macam alat

pengolahan padi tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1. Perontok Padi (Thresher )

Merupakan alat yang digunakan untuk merontokkan butiran padi dari tangkainya dan juga dapat digunakan untuk merontokkan kedelai maupun jagung. Berdasarkan penggeraknya thresher dibedakan atas :

a. Pedal Thresher, jika digerakkan oleh tenaga manusia b. Power Thresher, jika digerakkan oleh tenaga mekanik (motor)

2. Pembersih Gabah (Paddy Cleaner) Merupakan alat untuk memisahkan gabah dari kotoran-kotoran yang tidak diinginkan seperti potongan jerami, kerikil, dan benda-benda asing lainnya.

3. Pengering Padi (Dryer) Merupakan alat yang dapat menurunkan kadar air gabah atau biji-bijian lainnya

dengan menggunakan udara yang dipanaskan. 4. Pemisah kulit (Husker)

Merupakan alat pengolah padi yang digunakan untuk mengupas kulit luar (sekam)

gabah menjadi beras. 5. Penyosoh Beras Pecah Kulit (Polisher)

Alat yang berfungsi untuk menyosoh beras pecah kulit menjadi beras putih.

Penggilingan Padi

Penggilingan padi merupakan salah satu tahapan pasca panen padi yang terdiri

dari rangkaian beberapa proses untuk mengolah gabah menjadi beras siap dikonsumsi. Proses pengolahan inilah yang telah mengalami perjalanan sejarah yang panjang. Diawali dengan menggunakan penggilingan padi manual, yaitu proses menumbuk padi

dengan menggunakan alu dan lesung hingga menggunakan mesin dengan teknologi yang canggih. Peralatan ini terdiri dari berbagai rangkaian yang disebut dengan sistem

penggilingan padi. Sistem penggilingan padi merupakan rangkaian mesin yang berfungsi untuk melakukan proses giling gabah, yaitu dari bentuk gabah kering giling sampai menjadi beras siap dikonsumsi. Di Indonesia, sistem ini biasa disebut pabrik

penggilingan padi. Umumnya sistem ini terdiri dari tiga bagian pokok, yaitu husker, separator, dan polisher. Bagian lainnya hanya merupakan pendukung agar dapat

memperoleh hasil akhir yang lebih baik. Dari sejarahnya, sistem penggilingan padi pertama kali diproduksi di benua Eropa dengan mekanisme kerja sangat sederhana yang dinamakan mesin tipe Engelberg. Tipe yang muncul berikutnya adalah tipe buatan

Jepang. Tipe ini memiliki rancangan lebih sederhana dan setiap mesin saling terintegrasi satu sama lain. Pada awalnya Jepang hanya memproduksi untuk kebutuhan dalam

negeri sendiri. Namun, karena tipe mesinnya relatif sederhana dan murah, penggilingan padi buatan Jepang banyak digemari di negara-negara penghasil padi, termasuk Indonesia (Patiwiri, 2008).

Menurut Novianti (2010) konfigurasi atau susunan mesin pada Penggilingan Padi Kecil (PPK) umumnya terdiri dari husker dan polisher saja. Sedangkan pada

Penggilingan Padi Menengah (PPM) atau Penggilingan Padi besar (PPB) mempunyai konfigurasi mesin yang lebih lengkap. PPK memiliki ciri konfigurasi sederhana yaitu terdiri dari Husker-Polisher (H-P). PPM memiliki konfigurasi Cleaner- Husker-

Separator-Polisher (C-H-S-P) dan PPB memiliki konfigurasi lengkap Dryer – Cleaner – Husker – Separator – Polisher – Grader (D-C-H-S-P-G). Berdasarkan data Persatuan

Page 28: Gilingan skala kecil

11

Penggilingan Padi (PERPADI) pada tahun 2009 bahwa kinerja rendemen masing

masing penggilingan adalah sebagai berikut (a) PPK memiliki kinerja rendemen rata rata sebesar 55.71 persen dengan kualitas beras kepala 74.25 persen dan broken 14.99

persen. (b) PPM memiliki kinerja rendemen 59.69 persen, dengn kualitas Beras Kepala 75.73 persen dan broken 12.52 persen. (c) PPB memiliki kinerja rendemen sebesar 61.48 persen dengan kualitas beras kepala 82.45 persen dan broken 11.97 persen.

Berdasarkan tingkat teknologi, penggilingan padi dapat dikelompokkan menjadi lima, yaitu penggilingan padi sederhana, kecil, besar, pengolahan padi terpadu, dan

country elevator (Patiwiri, 2008) 1. Penggilingan padi sederhana (PPS)

Penggilingan padi sederhana (PPS) merupakan unit peralatan teknik yang berfungsi

sebagai mesin pengolah gabah menjadi beras. Dikatakan sederhana karena teknologi yang digunakan sudah dikenal sejak mulai adanya mesin penggilingan padi

sederhana sampai saat ini secara turun-temurun tanpa mengalami perubahan berarti. Beberapa mesin PPS antara lain mesin tipe Engelberg dan kombinasi dari beberapa mesin khususnya husker, separator, dan polisher.

2. Penggilingan Padi Kecil (PPK) Penggilingan padi kecil (PPK) merupakan gabungan dari beberapa mesin menjadi

satu kesatuan utuh yang berfungsi sebagai pengolah gabah menjadi beras dengan kapasitas lebih kecil dari 2 ton per jam gabah kering giling. Sistem PPK ini dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu tipe sederhana dan tipe lengkap.

3. Penggilingan Padi Besar (PPB) Penggilingan padi besar (PPB) atau biasa disebut dengan rice miller plant merupakan

gabungan dari beberapa mesin yang juga berfungsi sebagai pengolah gabah menjadi beras dengan kapasitas lebih dari 2 ton gabah kering giling per jamnya.

4. Pengolahan Padi Terpadu (PPT)

Pengolahan padi terpadu merupakan gabungan unit proses pembersihan awal, pengeringan, penyimpanan, penggilingan, pengepakan yang satu sama lain

dihubungkan dengan elevator, dengan kapasitas besar Sistem PPT tergolong sangat komplek dan masing-masing pabrikan memiliki ciri khas tersendiri.

5. Country Elevator (CE)

Country elevator merupakan penggilingan padi terpadu yang berlokasi di tengah sentra produksi padi dan terintegrasi dengan areal persawahan berskala besar,

sehingga hasil panen padi langsung dibawa ke tempat pengolahan tersebut. Menurut Widowati (2001), dalam proses penggilingan padi menjadi beras giling,

diperoleh hasil samping berupa sekam (15-20 persen), dedak atau bekatul (8-12 persen)

dan menir (± 5 persen). Pemanfaatan hasil samping tersebut masih terbatas, bahkan kadang-kadang menjadi limbah dan mencemari lingkungan terutama di sentra produksi

padi pada saat musim penghujan. Secara umum hasil sampingan dari proses penggilingan padi yaitu : 1. Sekam adalah hasil sampingan penggilingan padi tertinggi sehingga memerlukan

ruang yang luas untuk penampungan. Merupakan hasil pertama dari proses penggilingan atau beras pecah kulit.

2. Dedak adalah hasil penyosohan pertama dengan ukuran relatif kasar dan kadang - kadang masih tercampur dengan potongan sekam.

3. Bekatul adalah hasil penyosohan kedua dengan ukuran lebih halus dan sering

digunakan untuk bahan pakan. 4. Menir adalah patahan beras berukuran kurang dari 1/3 bagian dari beras utuh.

Page 29: Gilingan skala kecil

12

Studi Kelayakan Bisnis

Studi kelayakan bisnis merupakan penelahaan atau analisis tentang apakah suatu

kegiatan investasi memberikan manfaat atau hasil bila dilaksanakan. Studi kelayakan bisnis telah banyak dikenal oleh masyarakat, terutama masyarakat yang bergerak dalam bidang bisnis. Banyak peluang dan kesempatan yang ada dalam kegiatan bisnis

menuntut adanya penilaian, sejauh mana kegiatan dan kesempatan tersebut dapat memberikan manfaat (benefit) bila bisnis dilakukan. Studi kelayakan bisnis merupakan

dasar untuk menilai apakah kegiatan investasi atau suatu bisnis layak untuk dijalankan. Bagi penanam modal, studi kelayakan bisnis dapat memberikan gambaran prospek bisnis dan seberapa besar kemungkinan tingkat manfaat (benefit) dapat diterima dari

suatu bisnis sehingga hal ini merupakan dasar dalam pengambilan keputusan investasi (Nurmalina et al, 2010). Suliyanto (2010) juga menyatakan bahwa studi kelayakan

bisnis merupakan penelitian yang bertujuan untuk memutuskan apakah sebuah ide bisnis layak untuk dilaksanakan atau tidak. Sebuah ide bisnis dinyatakan layak untuk dilaksanakan jika ide tersebut dapat mendatangkan manfaat yang lebih besar bagi semua

pihak dibandingkan dampak negatif yang ditimbulkan.

Aspek – Aspek Studi Kelayakan

Menurut (Nurmalina et al, 2010) secara umum aspek-aspek yang perlu

diperhatikan dalam studi kelayakan bisnis adalah sebagai berikut : 1. Aspek Pasar

Aspek pasar dan pemasaran menempati urutan pertama dalam studi kelayakan bisnis. Besar permintaan produk serta kecendrungan perkembangan permintaan selama masa kehidupan bisnis yang akan datang perlu diperkirakan dengan cermat.

Tampa perkiraan jumlah permintaan produk yang teliti, dikemudian hari bisnis dapat terancam karena adanya kekurangan atau kelebihan permintaan. Baik

kekurangan maupun kelebihan permintaan akan menyebabkan kegiatan bisnis tidak dapat beroperasi secara efisien. Aspek pasar dan pemasaran mencoba mempelajari tentang permintaan, penawaran, harga, program pemasaran dan perkiraan penjualan

yang bisa dicapai perusahaan. 2. Aspek Teknis

Aspek teknis merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan proses pembangunan bisnis secara teknis dan pengoperasiannya setelah bisnis tersebut selesai dibangun. Berdasarkan analisis ini dapat diketahui rancangan awal penaksiran biaya investasi

termasuk biaya eksploitasi. Beberapa pertanyaan utama yang perlu mendapatkan jawaban dari aspek teknis ini adalah :

a. Lokasi bisnis, yakni dimana suatu bisnis akan dilaksanakan baik untuk pertimbangan lokasi dan lahan pabrik maupun lokasi bukan pabrik.

b. Seberapa besar skala operasi / luas produksi ditetapkan untuk mencapai suatu

tingkatan skala ekonomis. c. Kriteria pemilihan mesin dan eguipment utama serta alat pembantu mesin dan

eguipment. d. Bagaimana proses produksi dilakukan dan layout pabrik yang dipilih,termasuk

juga layout bangunan dan fasilitas lain.

Page 30: Gilingan skala kecil

13

e. Apakah jenis teknologi yang diusulkan cukup tepat, termasuk didalamnya

pertimbangan variabel sosial yaitu kemampuan atau penerimaan masyrakat terhadap teknologi yang digunakan.

3. Aspek Manajemen Dan Hukum Aspek manajemen mempelajari tentang manajemen dalam masa pembanguna bisnis dan manajemen dalam masa operasi. Dalam masa pembangunan bisnis, hal yang

dipelajari adalah siapa pelaksana bisnis tersebut, bagaimana jadual penyelesaiaan bisnis tersebut, dan siapa yang melakukan studi masing-masing aspek kelayakan

bisnis. Sedangkan manajemen dalam operasi , hal yang dipelajari ada lah bagaimana bentuk organisasi/badan usaha yang dipilih, bagaimana struktur organisasi, bagaimana deskripsi masing-masing jabatan, berapa banyak jumlah tenaga kerja

yang digunakan, dan menentukan siapa-siapa anggota direksi dan tenaga-tenaga inti. Aspek hukum mempelajari tentang bentuk badan usaha yang akan digunakan

(dikaitkan dengan kekuatan hukum dan konsekuensinya), dan mempelajari jaminan-jaminan yang bisa disediakan bila akan menggunakan sumber dana yang berupa pinjaman, berbagai akta, setifikat dan izin. Aspek hukum dari suatu kegiatan

bisnis diperlukan dalam hal mempermudah dan mempelancar kegiatan bisnis pada saat menjalin jaringan kerjasama dengan pihak lain.

4. Aspek Sosial, Ekonomi dan Budaya Dalam aspek sosial, ekonomi dan budaya yang akan dinilai adalah seberapa besar

bisnis mempunyai dampak sosial, ekonomi, dan budaya terhadap masyrakat

keseluruhan. Aspek sosial memperhatikan manfaat dan pengorbanan sosial yang mungkin dialami oleh masyarakat disekitar lokasi bisnis.Sedangkan dari aspek

ekonomi suatu bisnis dapat memberikan peluang peningkatan pendapatan masyrakat, pendapatan asli daerah (PAD), pendapatan dari pajak, dan dapat menambah aktifitas ekonomi. Aspek lingkungan bagaimana pengaruh bisnis

tersebut terhadap lingkungan, apakah dengan adanya bisnis menciptakan lingkungan semakin baik atau semakin rusak.

5. Aspek Finansial Aspek finansial berhubungan dengan pengaruh-pengaruh finansial dari suatu bisnis yang diusulkan terhadap para anggota yang tergabung didalam suatu bisnis. Aspek

ini membandingkan antara pengeluaran dan penerimaan suatu bisnis. Kemudian dibuat suatu aliran kas, selanjutnya dinilai kelayakan investasi tersebut berdasarkan

kriteria kelayakan investasi. Tujuannya adalah untuk menilai apakah investasi tersebut layak atau tidak untuk dijalankan dilihat dari aspek keuangan. Alat ukur untuk menentukan kelayakan suatu usaha berdasarkan kriteria investasi pada

umumnya dapat dilakukan melalui pendekatan Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C).

Konsep Nilai Waktu Uang (Time value of money)

Biaya dan manfaat biasanya bukan hanya jumlahnya yang berbeda tetapi waktu dibayarkan dan diterima yang berbeda tetapi waktu dibayarkan dan diterima yang

berbeda selama umur bisnis. Sejumlah uang baik yang kita keluarkan dalam bentuk biaya bisnis atau yang akan kita peroleh sebagai manfaat bisnis, mempunyai nilai yang berbeda bila dikeluarkan atau diterima dalam waktu yang berbeda. Biaya - biaya bisnis

banyak dikeluarkan pada waktu awal bisnis sedangkan manfaat baru akan diterima kemudian. Arus biaya dan manfaat yang terjadi pada waktu yang tidak sama dapat

Page 31: Gilingan skala kecil

14

dibandingkan sehingga perlu memperhatikan mengenai perbedaan nilai uang karena

adanya pengaruh waktu. (Nurmalina et al,2010)

Kriteria Kelayakan Investasi

Studi kelayakan bisnis pada dasarnya bertujuan untuk menentukan kelayakan

bisnis berdasarkan kriteria investasi. Beberapa kriteria tersebut diantaranya adalah nilai bersih kini atau Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), rasio manfaat

biaya yaitu Gross Benefit Cost rasio (Gross B/C) dan Net Benefit per Cost (Net B/C), profitability ratio (PV/K) dan jangka waktu pengembalian modal investasi atau Pay Back Period. Untuk menetukan layak tidaknya suatu kegiatan investasi digunakan

metode yang umum dipakai yaitu metoda Discounted Cash Flow, dimana seluruh manfaat dan biaya untuk setiap tahun didiskonto dengan discout factor (DF).

Kriteria investasi kelayakan bisnis diatas dapat dipakai sebagai pertimbangan dalam menentukan apakah suatu bisnis layak atau tidak untuk dilaksanakan. Selain itu, setiap kriteria kelayakan dapat dipakai untuk menentukan urutan-urutan berbagai alternative

bisnis dari investasi yang sama. (Nurmalina et al,2010)

Analisis Switching Value

Analisis switching value (nilai pengganti) merupakan suatu variasi pada analisis

sensitivitas. Perbedaan yang mendasar antara analisis sensitivitas yang biasa dilakukan dengan switching value adalah pada analisis sensitivitas besarnya perubahan sudah

diketahui secara empirik. Sedangkan pada perhitungan switching value justru perubahan tersebut dicari hingga perubahan maksimum yang masih dapat ditoleransi agar bisnis masih tetap layak. Hal ini menunjukan bahwa perubahan tersebut tidak boleh melebihi

nilai pengganti tersebut. Bila melebihi nilai pengganti (switching value) tersebut, maka bisnis tidak layak atau NPV<0. (Nurmalina et al,2010)

Kerangka Operasional

RMU Bonjo Alam merupakan penggilingan padi berskala kecil yang berada di Jorong Patangahan Kenagarian Koto Tangah Kecamatan Tilatang Kamang Kabupaten

Agam. RMU Bonjo alam merupakan usaha penggilingan padi yang dimiliki oleh Bapak Ir. Zulfa Arasj. Dalam proses produksinya RMU Bonjo Alam bertindak sebagai fasilitator bagi pengumpul dan masyarakat untuk mengolah gabah mereka menjadi

beras. RMU Bonjo Alam memberikan fasilitas bagi pengumpul untuk menyimpan gabah yang dibeli dari hasil panen petani, dan juga memberikan fasilitas untuk

penjemuran gabah itu sendiri bagi pengumpul secara gratis tampa dipungut bayaran. Untuk pendapatan bagi RMU Bonjo Alam sendiri didapatkan dari hasil penggilingan beras yang dilakukan oleh masyarakat dan pengumpul yang menyimpan gabah mereka

di RMU Bonjo Alam. Dimana sistem pembayarannya adalah untuk satu ton beras yang dihasilkan dari penggilingan gabah oleh para pengumpul maka RMU mendapatkan 20

kilogram beras. Sehingga dari satu ton beras tersebut para pengumpul mendapatkan 80 kilogram beras dan RMU 20 kilogram beras atau lebih kurang dua persen dari beras yang dihasilan. Hasil sampingan dari penggilingan tersebut berupa dedak halus menjadi

hak penuh usaha penggilingan. Sehingga pendapatan total RMU didapatkan hanya dari penjulan beras dari hasil penggilingan oleh para pengumpul dan masyarakat dan

Page 32: Gilingan skala kecil

15

penjualan dedak hasil sampingan kegiatan penggilingan. RMU Bonjo Alam masih

belum mengetahui apakah dengan sistem sewa yang diterapkan terhadap masyarakat dan pengumpul sebagai langkah untuk memenuhi permintaan pasar dan tingkat

persaingan bisnis, layak untuk dijalankan dan dapat memberikan keuntungan yang maksimal bagi penggilingan. Untuk mengetahui hal tersebut maka dibutuhkan suatu analisis kelayakan usaha untuk melihat apakah dengan sistem operasional yang sudah

ditetapkan oleh RMU Bonjo Alam sudah memenuhi kelayakan usaha. Selain kajian yang akan dilakukan terhadap kelayakan usaha maka akan dilakukan analisis

switching value untuk mengetahui sejauh mana perubahan - perubahan pada komponen inflow dan outflow yang masih dapat ditoleransi oleh penggilingan padi RMU Bonjo Alam agar usaha penggilingan masih tetap layak. Komponen yang digunakan adalah penurunan pada harga output, kenaikan total biaya variabel dan penurunan jumlah produksi. Setelah diketahui hasil dari analisis tersebut, maka akan diketahui nilai maksimum perubahan yang masih dapat ditoleransi oleh penggilingan padi RMU Bonjo Alam agar bisnis masih tetap layak. Selain itu, diperlukan rekomendasi untuk penilaian kelayakan usaha di RMU Bonjo Alam guna tercapainya suatu usaha yang berkesinambungan. Untuk lebih jelasnya kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 2.

Page 33: Gilingan skala kecil

16

Gambar 2 Kerangka pemikiran operasional

RMU Bonjo Alam bertindak sebagai fasilitator bagi masyarakat dan pengumpul

untuk mengolah gabah menjadi beras

Aspek Finansial: NPV (Net Present Value) IRR (Internal Rate of Return) Net B/C (Net Benefit-Cost Ratio) PBP (Payback Period)

Analisis kelayakan usaha

RMU Bonjo Alam

Analisis swicthing value terhadap

komponen biaya variabel dan

produksi

Tidak Layak

Pengembangan usaha penggilingan

dengan sistem manajemen usaha

yang dilaksanakan

Perubahan manajemen biaya

dengan reorientasi alokasi

sumber daya

Layak

Adanya peluang pasar dan meningkatnya

persaingan usaha penggilingan padi tahun

2012 di Kecamatan Tilatang Kamang

Sistem pembayaran berdasarkan hasil beras yang digiling

dengan persentase beras yang diterima penggilingan

adalah dua persen dengan hasil sampingan menjadi hak

penuh penggilingan.

Aspek Non Finansial:

Aspek pasar, aspek

teknis, aspek manajemen,

aspek sosial dan

lingkungan, aspek hukum

Page 34: Gilingan skala kecil

17

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di RMU Bonjo Alam yang merupakan penggilingan padi berskala kecil yang berada di Jorong Patangahan Kenagarian Koto Tangah Kecamatan

Tilatang Kamang Kabupaten Agam, Profinsi Sumatera Barat. RMU Bonjo Alam merupakan usaha penggilingan padi yang dimiliki oleh Bapak Ir. Zulfa Arasj. Pemilihan

lokasi penelitian dilakukan secara (purposive) dengan pertimbangan bahwa RMU Bonjo Alam merupakan salah satu usaha penggilingan di Kecamatan Tilatang Kamang yang menyediakan pelayanan berupa jasa penggilingan padi kepada masyarakat dengan

pembayaran berdasarkan hasil beras yang digiling. Kegiatan penelitian dilakukan pada bulan Oktober – November 2013.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data

sekunder. Data primer berupa informasi tentang penggilingan padi yang diperoleh dari pengamatan langsung, wawancara langsung secara terpadu dengan pemilik penggilingan yang menggunakan kuesioner, buruh penggilingan, dan pihak-pihak yang

terkait. Data primer yang diambil antara lain data jumlah rata-rata gabah yang digiling perhari dan jam kerja per hari, biaya operasional penggilingan seperti pemakaian bahan

bakar per hari, listrik, upah buruh dan sebagainya, data biaya jasa giling per kilogram, fasilitas yang tersedia dan digunakan di penggilingan padi yang diperoleh melalui metode wawancara.

Data sekunder merupakan data yang diolah lebih lanjut yang diperoleh dari instansi- instansi terkait, seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas Pertanian Pangan

dan Kehutanan Kabupaten Agam, Departemen Pertanian, internet, literatur yang relevan seperti jurnal, buku teks, majalah, surat kabar dan sebagainya serta penelitian-penelitian terdahulu yang dapat dijadikan bahan rujukan yang berhubungan dengan penelitian ini.

Data sekunder yang diambil antara lain harga gabah dan beras tingkat petani, penggilingan dan pasar, kondisi wilayah Kabupaten Agam, harga mesin-mesin

penggilingan padi dan sebagainya.

Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan wawancara langsung, wawancara mendalam dan obesrvasi. Teknik pengumpulan data tersebut digunakan untuk mengumpulkan data primer. Sedangkan untuk data sekunder, teknik

pengumpulan data dilakukan dengan cara studi literatur dan browsing internet. Pengambilan data dengan metode pengamatan langsung dilokasi penelitian, yakni

dengan wawancara dan pengamatan langsung dengan berbagai pihak yang terkait disekitar lokasi penelitian dan juga pihak atau instansi terkait dengan penelitian mengenai kelayakan investasi penggilingan padi ini. Selain itu, data juga dikumpulkan

Page 35: Gilingan skala kecil

18

melalui penelusuran pustaka ataupun literatur di perpustakaan IPB, instansi terkait dan

media cetak maupun internet.

Metode Pengolahan Data

Data dan informasi yang sudah diperoleh akan diolah dengan bantuan komputer melalui program Excel Windows XP dan kalkulator. Setelah itu dikelompokan dan

disajikan dalam bentuk table (tabulasi) kemudian dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif untuk mempermudah proses analisis data. Analisis secara kualitatif dilakukan untuk mendapatkan gambaran pengusahaan penggilingan padi secara

deskriptif atau dengan cara diinterpretasikan dari tiap-tiap aspek dalam studi kelayakan usaha ini yang tergabung dalam aspek non finansial. Aspek non finansial tersebut antara

lain aspek teknis, aspek pasar, aspek manajemen, aspek sosial dan aspek hukum. Analisis secara kuantitatif dilakukan terhadap aspek finansial pengusahaan penggilingan padi, dengan membandingkan biaya dan manfaat yang diperoleh dimasa sekarang

dengan masa mendatang melalui tingkat diskonto tertentu. Aspek finansial yang dianalisis adalah Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit

per Cost (Net B/C) dan Payback Period serta analisis switching value.

Aspek Non Finansial

Aspek non finansial terdiri dari aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan

hokum, aspek social, ekonomi, budaya dan aspek lingkungan. Banyaknya aspek yang perlu diperhatikan dalam suatu studi kelayakan sangat tergantung kepada karakteristik dari masing - masing bisnis. Masing – masing aspek ini tidak berdiri sendiri tapi saling

berkaitan. Bila suatu bisnis salah satu aspeknya kurang memenuhi kriteria kelayakan perlu dilakukan perbaikan atau tambahan yang diperlukan.

1. Analisis Aspek Teknis Aspek teknis merupakan aspek yang menganalisis kesiapan dengan proses

teknis dan ketersediaan teknologi yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnis. Hal yang

perlu dianalisis pada aspek teknis adalah pemilihan lokasi pabrik, penentuan skala produksi, pemilihan mesin dan peralatan, penentuan layout pabrik dan bangunan,

pemilihan teknologi (Suliyanto, 2010). Apabila penggilingan padi RMU Bonjo Alam sudah melakukan kegiatan produksi sesuai kriteria pengelolaan penggilingan padi yang baik seperti, jarak antara lokasi penggilingan dengan bahan baku dan pasar relatif

terjangkau, terdapat akses yang mudah dari dan menuju lokasi penggilingan, tata letak mesin sudah efektif, serta proses kegiatan penggilingan yang baik, maka usaha

penggilingan padi RMU Bonjo Alam pasa aspek teknologi layak untuk dijalankan. 2. Analisis Aspek Pasar

Aspek pasar menganalisis potensi pasar, integritas persaingan, market share

yang dapat dicapai, serta menganalisis strategi pemasaran yang dapat digunakan untuk mencapai market share yang diharapkan. Suatu ide bisnis dikatakan layak berdasarkan

aspek pasar dan pemasaran jika ide bisnis tersebut dapat menghasilkan produk yang dapat diterima pasar (dibutuhkan dan diinginkan oleh calon konsumen) dengan tingkat penjualan yang menguntungkan (Suliyanto, 2010). Dalam aspek pasar ini banyak hal

yang akan dikaji, antara lain berkaitan dengan adanya permintaan, baik secara

Page 36: Gilingan skala kecil

19

meyeluruh maupun secara terperinci seperti menurut jenis konsumen, daerah dan

proyeksi permintaan. Selain itu adanya penawaran juga mempengaruhi aspek pasar, yaitu penawaran terhadap input dan output yang dibutuhkan dalam sebuah usaha, baik

waktu membangun proyek maupun pada waktu usaha sudah berproduksi, dan menganalisis pemasaran output yang akan diproduksi oleh usaha yang diteliti in. Dalam penelitian ini, aspek penawaran dan permintaan mencakup kebutuhan bahan baku

penggilingan seperti gabah, alat mesin penggilingan padi sampai distribusi dan pemasaran hasil yaitu pemasaran hasil penggilingan padi. Apabila semua aspek terseb ut

dapat dipenuhi oleh penggilingan padi RMU Bonjo Alam , maka usaha penggilingan padi RMU Bonjo Alam pada aspek pasar layak untuk dijalankan. 3. Analisis Aspek Manajemen dan Hukum

Aspek manajemen merupakan aspek yang cukup penting untuk kelayakan suatu proyek investasi. Karena walaupun suatu proyek investasi telah dinyatakan layak untuk

diusahakan tanpa dukungan dengan manajemen yang baik, maka bukan tidak mungkin proyek tersebut tidak akan berjalan dengan lancar bahkan mengalami kegagalan. Aspek manajemen yang akan dikaji dalam penelitian ini menyangkut sumberdaya manusia

(SDM) yang digunakan dalam kegiatan pengusahaan kegiatan pengilingan padi, serta fungsi- fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan

pengawasan yang diterapkan dalam proses operasional maupun non operasional. Dalam hal ini termasuk bahan kajian adalah mengenai pembagian kerja di pengusahaan penggilingan padi. Apabila penggilingan padi RMU Bonjo Alam dapat melakukan

pengelolaan dan pembagian kerja pada kegiatan usahanya maka usaha penggilingan padi RMU Bonjo Alam pada aspek manajemen layak untuk dijalankan. Tujuan dari

analisis aspek hukum ini adalah meneliti keabsahan, kesempurnaan, dan keaslian dari dokumen-dokumen yang dimiliki. Aspek hukum ini berkaitan dengan prosedur yang berkaitan dengan izin- izin usaha atau berbagai persyaratan yang harus terlebih dahulu

terpenuhi. Aspek hukum ini meliputi badan hukum pengusahaan penggilingan padi, izin- izin yang dimiliki, sertifikat tanah atau dokumen lainnya yang mendukung kegiatan

usaha penggilingan padi. RMU Bonjo Alam memenuhi kelayakan secara aspek hukum jika pesyaratan tersebut dimiliki secara keseluruhan yang mampu menguatkan posisi usaha penggilingan secara hukum.

4. Analisis Aspek Sosial dan Lingkungan Suatu bisnis dapat menimbulkan berbagai aktivitas sehingga menimbulkan

dampak bagi lingkungan di sekitar lokasi bisnis. Perubahan kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi dalam masyarakat dapat menimbulkan gesekan antara masyarakat disekitar dengan pelaku bisnis, maupun di antara anggota masyarakatnya sendiri.

Masyarakat yang akan memperoleh dampak positif akan mendukung keberadaan bisnis yang akan dilaksanakan. Sebaliknya masyarakat yang merasa dampak negatif dari

keberadaan bisnis lebih besar dari dampak positifnya akan meno lak keberadaan bisnis tersebut (Suliyanto, 2010). Pada aspek ini, analisis akan dilakukan untuk menilai apakah pengusahaan penggilingan padi memiliki dampak positif atau negatif setelah dan

sebelum adanya investasi. Dampak positif dan negatif ini akan dirasakan oleh berbagai pihak, baik pengusaha sendiri maupun masyarakat luas termasuk pemerintaan. Apabila

dalam pengelolaannya penggilingan padi RMU Bonjo Alam mampu memberikan dampak sosial yang positif bagi masyarakat sekitar dan mampu mengelola limbah kegiatan produksinya dengan baik sehingga tidak merugikan masyarakat sekitar, maka

penggilingan padi RMU Bonjo Alam layak untuk dijalankan pada aspek sosial lingkungan. (Nurmalina et al,2010)

Page 37: Gilingan skala kecil

20

Rincian kriteria aspek non finansial pada penggilingan padi RMU Bonjo Alam

dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4 Kriteria aspek kelayakan non finansial penggilingan padi RMU Bonjo Alam

No Kriteria Aspek Kelayakan

1 Aspek Pasar

Pasar Potensial

Pangsa pasar

Permintaan dan penawaran

Harga beras

Harga sampingan beras

Saluran distribusi pemasaran

Strategi perusahaan /promosi

Rencana / proyek penjulan

2 Aspek Teknis

Lokasi penggilingan

Fasilitas transportasi

Ketersediaan gabah (ada biaya angkutan atau tidak)

Luas lahan usaha

Tenaga listrik

Tenaga air

Skala produksi

Kapasitas penampungan gabah

Jumlah mesin yang digunakan

Kriteria mesin yang digunakan

Proses produksi penggilingan

Layout penggilingan dan fasilitas lainnya

3 Aspek Manajemen dan Hukum

Pengawasan

Manajemen dalam operasi

Bentuk badan usaha (SIUP)

Jenis-jenis pekerjaan (Job Description)

Syarat yang diperlukan untuk menjalankan pekerjaan tersebut

4 Aspek Sosial dan Lingkungan

Dampak usaha penggilingan padi

Dampak usaha terhadap masyarakat

Dampak usaha terhadap lingkungan

Page 38: Gilingan skala kecil

21

Analisis Aspek Finansial

Aspek ini menganalisis besarnya biaya investasi dan modal kerja serta tingkat pengembalian investasi dari bisnis yang akan dijalankan. Bisnis yang berorientasi

keuntungan akan memutuskan untuk menjalankan sebuah bisnis jika menguntungkan secara financial, sedangkan bisnis yang tidak berorientasi keuntungan memerlukan aspek ini untuk melihat apakah ide bisnis yang akan dijalankan dapat terus berjalan

dalam upaya untuk menjalankan misi sosilanya dengan pendapatan yang diterimanya (Suliyanto, 2010). Secara keseluruhan penilaian dalam aspek finansial ini meliputi

sumber-sumber dana yang akan diperoleh, kebutuhan biaya investasi, estimasi pendapatan dan biaya investasi selama beberapa periode termasuk jenis-jenis dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama umur proyek, proyeksi neraca dan laporan laba

rugi untuk beberapa periode ke depan, kriteria penilaian investasi dan rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan.

Setiap kriteria investasi menggunakan present value yang telah didiskonto dari arus-arus benefit dan biaya selama umur proyek. Aspek finansial yang dianalisis adalah Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit per Cost (Net

B/C) dan Payback Period serta analisis switching value. 1. Net Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV) merupakan manfaat bersih yang diterima selama umur bisnis pada tingkat diskonto tertentu. Ukuran ini bertujuan untuk menghasilkan alternatif yang dipilih karena adanya kendala biaya modal, dimana bisnis ini

memberikan NPV biaya yang sama atau NPV penerimaan yang kurang lebih sama setiap tahun (Umar, 2001). Metode penghitungan Net Present Value (NPV) untuk

RMU Bonjo Alam adalah dengan cara menghitung selisih antara Present Value dari nilai investasi sekarang RMU Bonjo Alam dari penerimaan – penerimaan kas bersih RMU Bonjo Alam dimasa yang akan datang. Untuk menghitung nilai sekarang

tersebut perlu ditentukan terlebuh dahulu tingkat bunga yang dianggap relevan. Jika NPV > 0 maka investasi tersebut dapat diterima, sedangkan jika NPV < 0 maka

investasi ditolak. Menurut Nurmalina et al (2010) secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

Dimana : Bt = Manfaat pada tahun t Ct = Biaya pada tahun t

t = Tahun kegiatan bisnis (t = 0,1,2,3) i = Tingkat DR (%)

2. Internal Rate of Return (IRR)

Menurut Umar (2001) Internal Rate of Return (IRR) merupakan alat untuk mencari

tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan dimasa akan datang, atau penerimaan kas, dengan mengeluarkan investasi awal.

Page 39: Gilingan skala kecil

22

Suliyanto (2010) mengatakan bahwa metode IRR pada dasarnya merupakan metode

untuk menghitung tingkat bunga yang dapat menyamakan antara present value dari semua aliran kas masuk dengan aliran kas keluar dari suatu investasi proyek. Pada

RMU Bonjo Alam, investasi dikatakan layak jika IRR RMU Bonjo Alam lebih besar dari tingkat diskonto, sedangkan jika IRR RMU Bonjo Alam lebih kecil dari tingkat diskonto maka usaha penggilingan RMU Bonjo Alam tidak layak dilaksanakan.

Tingkat IRR mencerminkan tingkat suku bunga maksimal yang dapat dibayar oleh RMU Bonjo Alam untuk sumberdaya yang digunakan. Investasi RMU Bonjo Alam

dinyatakan layak jika IRR RMU Bonjo Alam lebih besar dari tingkat bunga yang berlaku. Menurut Nurmalina et al (2010) rumus IRR sebagai berikut:

Dimana : i2 = Discount rate yang menghasilkan NPV positif

i1 = Discount rate yang menghasilkan NPV negatif NPV1 = NPV positif

NPV2 = NPV negatif

3. Net Benefit per Cost Ratio (Net B/C)

Net Benefit per Cost Ratio (Net B/C) adalah rasio antara manfaat bersih yang bernilai positif dengan manfaat bersih yang bernilai negative. Net B/C menggambarkan

manfaat bersih yang menguntungkan bisnis yang dihasilkan setiap satu satuan kerugian dari bisnis tersebut. Pada RMU Bonjo Alam dikatakan usaha penggilingan layak bila Net B/C lebih besar dari satu dan dikatakan tidak layak bila Net B/C lebih

kecil dari satu. (Nurmalina et al, 2010). Secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut :

NET B / C =

Dimana : Bt = Manfaat pada tahun t

Ct = Biaya pada tahun t i = Discount rate (%)

t = Tahun

4. Payback Period

Payback Period merupakan metode untuk mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali. Bisnis yang payback period-nya singkat atau cepat pengembaliannya

Page 40: Gilingan skala kecil

23

termasuk kemungkinan besar akan dipilih. Metode payback period ini merupakan

metode pelengkap penilaian investasi. Permasalahan dari penggunaan metodi payback ini adalah sulitnya menentukan periode payback maksimum yang

disyaratkan, untuk digunakan sebagai pembanding (Nurmalina et al , 2010). Pada RMU Bonjo Alam , jika semakin cepat waktu yang dibutuhkan oleh RMU Bonjo Alam dalam mengembalikan investasi yang ditanamkan ditandai dengan nilai

payback period yang kecil maka usaha RMU Bonjo Alam layak untuk dilaksanakan. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :

Dimana : I = besarnya biaya investasi yang diperlukan

Ab = manfaat bersih yang dapat diperoleh pada setiap tahunnya

6. Analisis switching value Analisis switching value digunakan untuk mengetahui perubahan variabel-variabel yang bisa ditolerir agar usaha penggilingan RMU Bonjo Alam tetap layak untuk

dijalankan. Selain itu, analisis switching value dapat membantu penggilingan RMU Bonjo Alam untuk mengantisipasi perubahan-perubahan yang bisa terjadi di masa

mendatang. Variabel-variabel yang digunakan dalam switching value adalah komponen biaya tetap, biaya variabel dan penurunan harga jual beras. Hasil yang diperoleh dari analisis switching value yaitu :

Jumlah NPV = 0, Net B/C = 1, dan

IRR sama dengan tingkat suku bunga.

Asumsi Dasar

Analisis kelayakan Usaha penggilingan padi RMU Bonjo Alam Kenagarian

Koto Tangah, Kecamatan Tilatang Kamang, Kabupaten Agam menggunakan asumsi sebagai berikut: 1. Penggilingan padi yang dianalisis adalah penggilingan padi berskala kecil yang

menggunakan konfigurasi mesin penggilingan Husker - Polisher. 2. Penggilingan RMU Bonjo Alam berproduksi setiap hari kerja mulai dari senin

sampai minggu.

3. Seluruh modal yang digunakan dalam usaha penggilingan padi adalah modal sendiri. 4. Umur proyek analisis kelayakan usaha penggilingan padi ini didasarkan pada umur

teknis aset terpenting pada penggilingan padi yaitu mesin penggilingan padi. Umur proyek dari analisis kelayakan usaha penggilingan padi ini untuk mesin penggilingan adalah 10 tahun.

5. Tingkat suku bunga yang digunakan adalah rata-rata tingkat suku bunga deposito Bank tanggal 20 September 2013 yaitu 6 persen per 12 bulan tahun 2013 dan

diasumsikan konstan, dengan alasan pemilihan tingkat suku bunga deposito tersebut dikarenakan penggunaan modal sendiri dalam investasi usaha yang dilakukan.

6. Penerimaan untuk hasil sampingan beras (dedak halus dan kasar) dianggap tetap

setiap tahunnya.

Page 41: Gilingan skala kecil

24

7. Penerimaan hasil jasa giling mengikuti produksi beras Penggilingan Padi RMU

Bonjo Alam. 8. Penerimaan untuk jasa sewa berupa beras dianggap tetap setiap tahunnya.

9. Produksi penggilingan RMU Bonjo Alam tetap setiap tahunnya. 10. Harga beras yang digunakan adalah harga yang berlaku di pasar yaitu harga

beras pada bulan November 2013.

11. Jenis beras yang dihasilkan adalah beras kuriak kusuik yang menjadi komoditi spesifik tilatang kamang.

10 Beras yang dihasilkan diasumsikan sudah berupa beras kepala yang utuh. 11 Nilai sisa yang diperoleh dari nilai sisa brang-barang yang sifatnya investasi dan

masih bernilai serta berada di akhir tahun proyek, seperti bangunan dan mesin-mesin

peralatan pendukung kegiatan lainnya. Perhitungan nilai sisa peralatan d itetapkan sebesar lima persen.

12 Biaya yang digunakan untuk kegiatan pengusahaan penggilingan padi adalah biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi dikeluarkan pada tahun ke-0 dan terdapat biaya reinvestasi yang dikeluarkan untuk peralatan-peralatan yang sudah

habis umur ekonomisnya. Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan pada saat melakukan usaha. Biaya operasional Penggilingan RMU Bonjo Alam dibagi menjadi

dua yaitu biaya tetap dan biaya variabel. 13 Biaya variabel di Penggilingan Padi RMU Bonjo Alam diasumsikan terus meningkat

setiap tahunnya sebesar 1 persen.

14 Pajak Pendapatan yang digunakan sesuai dengan Tarif dan PTKP yang dikeluarkan oleh Direktorat Pajak tentang penghasilan sesuai dengan Undang-Undang Republik

Indonesia No.36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, Pasal 17 ayat 2 a, yang merupakan perubahan keempat atas Undang-Undang nomor 7 tahun 1983 tentang pajak penghasilan yaitu:

- Pasal 17 ayat 1 b : Wajib Pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap adalah sebesar 28 % (dua puluh delapan persen) untuk tahun 2010.

- Pasal 17 ayat 2 a : Tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b menjadi 25 % (dua puluh lima persen) yang mulai berlaku sejak tahun 2010.

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Latar Belakang Penggilingan Padi RMU Bonjo Alam

RMU Bonjo Alam merupakan penggilingan padi berskala kecil yang berada di

Jorong Patangahan Kenagarian Koto Tangah Kecamatan Tilatang Kamang Kabupaten Agam. RMU Bonjo alam merupakan usaha penggilingan padi yang dimiliki oleh Bapak Ir. Zulfa Arasj. Bapak Zulfa melakukan investasi usaha penggilingan padi sejak tahun

2007 dengan melakukan pembangunan area penjemuran padi, gedung untuk usaha penggilingan padi dan unit mesin penggilingan padi dimana untuk lahan bangunan

penggilingan padi merupakan milik Bapak Zulfa sendiri. Bapak Zulfa pada tahun 2007 melakukan pembangunan pada area tanah seluas 4000 m2 serta pembelian mesin-mesin penggilingan. 900 m2 digunakan untuk bangunan mesin, 2700 m2 untuk area

penjemuran dan 400 m2 digunakan untuk bagunan lain ( mushola, kantor, ruang radio, gudang dan rumah pegawai).

Page 42: Gilingan skala kecil

25

Gambar 3 Bapak Ir.Zulfa Arasj

Jumlah investasi yang dihabiskan adalah lebih kurang 1.1 miliar rupiah. Kegiatan operasi mulai dilakukan awal tahun 2008 setelah semua pembanguan dan

mesin penggilingan bisa dioperasikan.. Adapun maksud dan tujuan didirikannya

penggilingan padi RMU Bonjo Alam diantaranya untuk mendapatkan keuntungan dengan usaha penjualan baik berupa beras, dedak, sekam dan jasa penggilingan padi untuk masyarakat sekitar. Selain itu maksud lain pendirian penggilingan padi RMU

Bonjo Alam adalah untuk memudahkan akses para pemilik gabah atau petani dan pengumpul untuk melakukan penggilingan, karena jarak penggilingan padi RMU Bonjo

Alam dekat dengan jalan.

Gambar 4 Lokasi RMU Bonjo Alam

RMU Bonjo Alam menggunakan konfigurasi mesin penggilingan yang terdiri dari 2 unit mesin penggilingan yaitu Husker – Polisher dengan mesin penggerak untuk menggerakan mesin tersebut. Husher merupakan alat pengolah padi yang digunakan

untuk mengupas kulit luar (sekam) gabah menjadi beras sedangkan penyosoh beras pecah kulit (Polisher) merupakan alat yang berfungsi untuk menyosoh beras pecah kulit

menjadi beras putih. Jenis mesin Husher yang digunakan adalah Yanmar keluaran jepang dan untuk mesin Polisher adalah Ichi keluaran China. Sedangkan jenis mesin penggerak yang digunakan adalah mesin mobil yang direnovasi untuk jadi mesin

Page 43: Gilingan skala kecil

26

penggerak. RMU Bonjo Alam mengoperasikan 2 jenis mesin penggilingan padi ini

untuk mengolah gabah kering giling (GKG) menjadi beras.

Gambar 5 Mesin Penggilingan

Lantai jemur milik Penggilingan Padi RMU Bonjo Alam mampu menampung 119 – 120 ton Gabah Kering Panen (GKP) untuk dijemur. Sedangkan untuk gudang

sendiri mampu menampung Gabah Kering Panen (GKP) dan Gabah Kering Giling (GKG) sebesar 90 - 100 ton.

Gambar 6 Lantai jemur penggilingan padi RMU Bonjo Alam

Bapak Zulfa Aras SE sebagai pemilik RMU Bonjo Alam menggunakan 3 orang

karyawan dalam kegiatan usahanya. Masing – masing karyawan bertanggung jawab

sesuai dengan tugas dan peranan masing-masing. Pada penggilingan padi RMU Bonjo Alam setiap karyawan memiliki tugas harian masing- masing sesuai dengan jabatan

yang dimiliki. Untuk koordinator memiliki tanggung jawab dalam mengatur manajemen dan siklus kegiatan produksi di penggilingan dimana jatuh bangunnya usaha

Page 44: Gilingan skala kecil

27

penggilingan tergantung dari bagus tidaknya manajemen yang diterapkan oleh

koordinator. Operator bertanggung jawab dalam mempertahankan dan menjaga agar performa mesin penggilingan tetap baik dan terjaga dan berjalan sempurna ketika mesin

tersebut digunakan dan juga menjaga kebersihan dari mesin dan lingkungan penggilingan. Sedangkan untuk pembantu operator membantu operator dalam melaksanakan tugasnya ketika kegiatan penggilingan dilakukan dan juga membantu

dalam menjaga kebersihan dari lingkungan penggilingan. Kegiatan penggilingan dilakukan setiap hari kerja dengan waktu kerja yang dimiliki oleh tenaga kerja yang

berada di penggilingan RMU Bonjo Alam adalah dari pukul 08.00 – 16.30 WIB dengan satu jam waktu istirahat dari pukul 12.00 – 13.00 WIB. Adapun lulusan – lulusan tenaga kerja dan pemilik penggilingan RMU Bonjo Alam adalah sebagai berikut (Tabel 5).

Tabel 5 Tingkat Pendidikan Karyawan Penggilingan Padi RMU Bonjo Alam

No Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Jabatan

1 Sarjana 1 Pemilik 2 SMA 1 Koordinator

3 SD 2 Operator dan pembantu operator

Penggilingan RMU Bonjo Alam tidak menerapkan hari libur kepada karyawan

kecuali hari raya atau meminta cuti. Gaji koordinator adalah Rp1 500 000 perbulan sedangkan untuk operator adalah Rp1 100 000 perbulan dan pembantu operator Rp 800

000 perbulan.

Jalinan Kerjasama Penggilingan Padi RMU Bonjo Alam

Penggilingan Padi RMU Bonjo Alam menjalankan usahanya dengan

menerapkan sistem sewa pada usaha yang dijalankan dimana pendapatan usaha didapatkan dari upah sewa yang mereka dapatkan dari beras yang hasil penggilingan dan hasil sampingan penggilingan sehingga ketersedian gabah yang digiling sebagai

bahan baku kegiatan penggilingan tergantung dari banyaknya masyarakat dan pengumpul yang menggunakan jasa penggilingan padi RMU Bonjo Alam untuk

mengolah gabah mereka. Untuk menjaga ketersedian gabah tersebut, penggilingan padi RMU Bonjo Alam mempunyai pengumpul tetap yang selalu menjadikan RMU Bonjo Alam sebagai tempat mereka mengolah gabah yang mereka beli dari petani. Jumlah

pengumpul tersebut sebanyak 6 orang yang berasal dari masyarakat di Jorong Patangahan dan dari Jorong – jorong lain yang lebih percaya menggunkan jasa

penggilingan RMU Bonjo Alam dibandingkan penggilingan yang lain yang ada dijorong mereka. Sehingga dengan adanya 6 orang pengumpul ini, penggilingan padi RMU Bonjo Alam selalu mempunyai ketersedian gabah untuk digiling karena untuk

menarik pengumpul tersebut menggunakan jasa penggilingan, RMU Bonjo Alam menyediakan area gudang untuk pengumpul menyimpan gabah mereka, area mesin

untuk menyimpan beras hasil penggilingan gabah mereka dan area penjemuran yang luas untuk menjemur gabah mereka dan layanan berupa terpal dan plastik untuk menutupi jemuran ketika hujan sebelum siap untuk diolah menjadi beras. Semua

layanan tersebut diberikan oleh penggilingan padi RMU Bonjo Alam secara gratis.

Page 45: Gilingan skala kecil

28

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Aspek Non Finansial

A. Aspek Pasar

Analisis aspek pasar memegang peranan yang sangat penting sebelum memulai

bisnis karena sumber pendapatan utama perusahaan berasal dari penjualan yang dihasilkan. Analisis aspek pasar meliputi permintaan, penawaran, dan strategi

pemasaran. 1. Permintaan dan Penawaran

Penggilingan padi RMU Bonjo Alam merupakan jenis penggilingan yang

memberikan output tidak hanya beras dan hasil sampingannya dan juga memberikan pelayanan jasa kepada konsumennya. Untuk layanan jasa sendiri, konsumen utama

penggilingan padi RMU Bonjo Alam adalah pengumpul padi yang sudah menjadi pelanggan tetap penggilingan padi dan juga masyarakat. Untuk masyarakat sendiri hanya melakukan penggilingan dalam jumlah kecil karena hanya digunakan untuk

kebutuhan sehari-hari sedangkan para pengumpul melakukan jumlah penggilingan yang jauh lebih banyak karena menjual beras tidak hanya di masyarakat sekitar tetapi juga

luar daerah. Jumlah mereka sebanyak 6 orang yang berasal dari Jorong Patangahan dan juga dari luar jorong yang lebih memilih menggunakan jasa penggilingan RMU Bonjo Alam karena pelayanan dan juga jasa yang diberikan dan juga kualitas beras yang

dihasilkan tentunya. Untuk beras sendiri yang merupakan beras hasil dari sewa penggilingan yang diberikan kepada konsumen dijual kepada masyarakat sekitar dan

menjadi konsumen utama dari penjualan beras RMU Bonjo Alam. Permintaan beras dari masyarakat dilingkungan penggilingan RMU Bonjo Alam perharinya rata-rata 50 kilogram yang sebagian besar menjadi konsumsi rumah tangga. Untuk beras para

pengumpul yang ada di penggilingan selain kepada masyarakat sekitar juga dipasarkan keluar kota seperti Batam, Padang, Pekan Baru, Duri dimana beras tersebut dijual

kepada pedagang beras eceran dan pedagang nasi baik rumah makan ataupun restoran padang yang ada di kota tersebut. Namun hasil penjualan dari beras pengumpul dinikmati pengumpul secara menyeluruh. RMU Bonjo Alam tidak menerima hasil

penjualan dan sebatas hanya sebagai tempat menampung beras hasil penggilingan para pengumpul.

Penggilingan padi RMU Bonjo Alam hanya mempuyai satu pasar utama beras mereka yaitu masyarakat sekitar penggilingan. Masyarakat yang lebih menggunakan beras untuk kebutuhan sehari – hari mereka. Penawaran yang diberikan oleh

penggilingan RMU Bonjo Alam rata – rata 30 - 50 kilogram perharinya untuk sekali transaksi. Untuk satu bulan rata-rata penjualan beras yang dilakukan oleh penggilingan

RMU Bonjo Alam adalah 900 – 1 500 kilogram beras. Saat ini untuk penggilingan padi RMU Bonjo Alam hanya memiliki pangsa pasar sebesar 0.023 persen untuk Kecamatan Tilatang Kamang. Hal ini dikarenakan penggilingan padi RMU Bonjo Alam merupakan

penggilingan padi skala kecil yang ruang lingkup pemasaran hanya di lokasi penggilingan padi saja yaitu jorong patangahan. Saat ini di Jorong Patangahan memiliki

2 unit penggilingan padi yang merupakan unit penggilingan padi skala kecil dan satu unit penggilingan padi keliling yang berkeliling ke rumah penduduk untuk menjajalkan jasa mereka. Namun dari kedua unit penggilingan padi tersebut hanya RMU Bonjo

Page 46: Gilingan skala kecil

29

Alam yang masih aktif dan kontiniu melakukan kegiatan penggilingan sehingga karena

hal ini membuat penggilingan padi RMU Bonjo Alam mampu menyerap pasar di jorong patangahan sebesar 70 persen dan 30 persen lagi diambil oleh unit penggilingan

keliling. Penggilingan padi RMU Bonjo Alam mampu menyerap pangsa pasar sebesar itu karena masyarakat masih jauh lebih memilih menggunakan jasa penggilingan RMU Bonjo Alam dari pada unit penggilingan padi berjalan karena kulitas beras yang

dihasilkan penggilingan padi RMU Bonjo Alam jauh lebih baik dan bagus. Untuk beras hasil penggilingan unit penggilingan keliling masih kotor dan bahkan bercampur

dengan dedak dan sekam sehingga butuh proses panjang untuk membersihkannya. Sedangkan untuk penggilingan padi RMU Bonjo Alam sudah menjadi beras putih yang bagus dan kulitas baik. Harga yang diberlakukan oleh penggilingan padi RMU Bonjo

Alam mengikuti harga beras kuriak kusuik yang beredar di masyarakat dimana untuk November 2013 harga beras kuriak kusuik adalah Rp9 500 per kilogram.

Untuk produk sampingan seperti dedak dan sekam menjadi hak penuh penggilingan padi sedangkan menir menjadi hak pengumpul atau masyarakat yang menggunakan jasa penggilingan. Sehingga selain dari beras hasil sewa penggilingan,

pendapatan utama penggilingan padi RMU Bonjo Alam berasal dari penjua lan dedak dan sekam karena 100 persen hasil sampingan berupa dedak dan sekam menjadi hak

penuh penggilingan. Untuk penjualan dedak dan sekam penggilingan padi RMU Bonjo Alam sudah mempunyai pelanggan sendiri. Untuk penjualan dedak dijual ke masyarakat sekitar dan peternak ayam petelur dari Kota Payakumbuh. Sedangkan untuk sekam

dijual ke pengrajin batu bata dari Jorong ganting dan kota Bukittinggi. Pembeli hasil sampingan penggilingan berupa dedak dan sekam lansung datang ke penggilingan padi

RMU Bonjo Alam menggunakan kendaraan mereka masing-masing. Untuk penjualan dedak diberikan 2 alternatif harga. Untuk masyarakat sekitar diberikan harga dedak sebesar 800 per kilogram dan tetap setiap tahunnya sebagai bentuk kompensasi dari

penggilingan untuk masyarakat sekitar. Untuk masyarakat luar seperti peternak ayam kota Payakumbuh menggunakan harga yang beredar di pasaran.

Gambar 7 Pembeli yang mengambil dedak di penggilingan

Untuk bulan November 2013 harga dedak yang diberikan sebesar Rp1 700 per

kilogram. Untuk sekam sendiri dijual bukan dalam kilogram namun dalam satuan satu mobil pick up ¾. Untuk satu mobilnya diberikan harga Rp150 000 per mobil. Penjualan rata-rata untuk dedak yang dilakukan oleh RMU Bonjo Alam untuk masyarakat luar

adalah 12 ton per bulan dan untuk masyarakat adalah 900 kilogram per bulan untuk

Page 47: Gilingan skala kecil

30

sekam rata – rata 3 mobil per bulannya. Namun, untuk sekam sendiri tidak dimasukan

kedalam operasional penggilingan. Jika penjualan sekam dilakukan maka keuntungan yang didapatkan dibagikan kesemua karyawan secara merata sebagai bentuk santunan

kepada karyawan. Proses pemasaran produk hasil penggilingan RMU Bonjo Alam dapat dilihat

pada gambar berikut :

Gambar 8 Alur pemasaran penggilingan padi RMU Bonjo Alam

2. Strategi pemasaran Penggilingan padi RMU Bonjo Alam tidak menggunakan strategi pemasaran

khusus untuk usaha yang dilakukan. Karena unit penggilingan padi RMU Bonjo Alam menerapkan sistem sewa untuk usahanya sehingga banyaknya pengumpul dan masyrakat yang menggunakan jasa mereka akan sangat mempengaruhi keberlansungan

usaha mereka. Semakin banyak pengumpul yang menggunakan jasa mereka maka akan semakin banyak pendapatan sewa yang mereka dapatkan dari potongan beras dan

jumlah hasil sampingan penggilingan yang mereka dapatkan berupa dedak dan sekam. Sehingga untuk menarik konsumen menggunakan jasa mereka maka penggilingan padi RMU Bonjo Alam menerapkan beberapa hal sebagai bentuk strategi mereka menarik

konsumen : a. Memberikan area penjemuran yang luas kepada konsumen pengguna jasa

penggilingan tampa adanya pungutan biaya. Boleh digunakan oleh konsumen secara gratis

b. Jika selama penjemuran terjadi hujan maka penggilingan padi RMU Bonjo Alam

memberikan bantuan berupa pemberian terpal dan plastik penutup untuk menutupi gabah dari air hujan yang turun. Bantuan tersebut diberikan secara gratis.

c. Memberikan area gudang sebagai tempat penyimpanan Gabah hasil panen petani untuk disimpan sebelum dijemur secara gratis.

d. Memberikan area penyimpanan gabah kering giling yang siap untuk di panen dan

beras hasil penggilingan di area dekat mesin penggilingan yang dibagi sesuai dengan jumlah pengumpul dan masyrakat yang menggunakan jasa penggilingan.

Penggilingan padi

RMU Bonjo

Alam

Beras

Sekam

Dedak

Masyarakat

Pengrajin

batu bata

Masyarakat

Peternak ayam

petelur kota

payakumbuh

Jorong

ganting

Kota

Bukittingi

gi

Page 48: Gilingan skala kecil

31

Penyimpanan yang dilakukan oleh pengumpul dan masyrakat diberikan secara

gratis. Dengan menerapkan sistem tersebut diharapkan masyarakat dan pengumpul lebih

tertarik menggunakan jasa penggilingan padi RMU Bonjo Alam. Untuk penjualan beras dan hasil sampingan berupa dedak dan sekam tidak dilakukan strategi pemasaran khusus. Para pembeli datang sendiri ke penggilingan padi RMU Bonjo Alam dengan

sendirinya karena imformasi dari pengumpul dan juga masyarakat yang pernah menggunakan jasa penggilingan di RMU Bonjo Alam.

Gambar 9 Pembeli beras yang datang lansung ke penggilingan

Berdarkan uraian hasil analisis aspek pasar, pada aspek ini penggilingan padi

RMU Bonjo Alam layak untuk dijalankan. Walaupun penjualan beras yang dilakukan oleh penggilingan sangat sedikit karena hanya didapatkan dari hasil sewa penggilingan sebesar dua persen dari total beras yang dihasilkan namun penggilingan padi RMU

Bonjo Alam memiliki jumlah dedak dan sekam yang melimpah dari hasil penggilingan padi para pengumpul. Hal ini disebapkan dari semua penggilingan yang dilakukan oleh

pengumpul, hasil sampingan berupa dedak dan sekam dikuasai 100 persen oleh penggilingan padi RMU Bonjo Alam. Selain itu untuk dedak dan sekam sendiri selain kepada masyarakat, penggilingan padi RMU Bonjo Alam memiliki langganan sendiri

sehingga mereka tidak kesulitan dalam memasarkan dedak dan sekam yang mereka punya.

B. Aspek Teknis

Aspek teknis yang akan dikaji berkaitan dengan sumberdaya produksi yang

digunakan oleh penggilingan padi RMU Bonjo Alam untuk menghasilkan beras dan hasil sampingannya. Pada penelitian ini, aspek teknis yang akan dianalisis meliputi

lokasi usaha perusahaan, sumberdaya produksi, luas produksi dan tata letak (layout). 1. Lokasi usaha

Penggilingan padi RMU Bonjo Alam berada di jorong patangahan kecamatan

tilatang kamang kabupaten agam. Penggilingan padi RMU Bonjo Alam memiliki berbagai alas an untuk mendirikan usaha dilokasi tersebut diantaranya :

a. Lokasi Penggilingan padi RMU Bonjo Alam Lokasi penggilingan padi RMU Bonjo Alam akan sangat mepengaruhi jumlah

output yang akan dihasilkan. Apabila lingkungan sekitar penggilingan maupun iklimnya

sesuai maka produksi beras dan hasil sampingannya akan lebih maksimal. Saat ini di

Page 49: Gilingan skala kecil

32

kecamatan tilatang kamang terdapat area sawah yang cukup besar yaitu 2 499 ha.

Sehingga dengan adanya area sawah yang cukup besar tersebut membuka peluang usaha penggilingan untuk meningkatkan produksi dan produktifitasnya. Penggilingan padi

RMU Bonjo Alam berada tidak jauh dari area persawahan atau tanam padi yaitu kurang lebih 100 m dari lokasi penggilingan. Hal tersebut didukung oleh iklim kecamatan tilatang kamang yang merupakan dataran rendah dengan curah hujan yang cukup tinggi

yaitu 174.58 ml pada tahun 2012. Keberadaan area sawah di sekitar kecamatan tilatang kamang khususnya Jorng patangahan didukung oleh aliran irigasi dari sungai batang

agam yang jaraknya relative dekat. Sehingga dengan kemudahan input tersebut lokasi penggilingan padi RMU Bonjo Alam dapat berkembang dengan baik. b. Akses menuju lokasi

Penggilingan padi RMU Bonjo Alam berada di jalan labuah ampek suku, kecamatan tilatang kamang kabupaten agam yang merupakan akses menuju pusat

kecamatan tilatang kamang, kota bukittinggi dan juga penghubung antara jorong patangahan dengan jorong yang lain.

Gambar 10 Lokasi penggilingan dekat dengan akses transportasi

Salah satu factor yang mempengaruhi pemilihan lokasi penggilingan padi RMU

Bonjo Alam adalah karena kemudahan lokasi penggilingan dijangkau oleh sarana

transportasi dan juga dekat dengan area persawahan sehingga jarak tempuh pengangkutan gabah petani tidak terlalu jauh. Sehingga memudahkan para pengumpul

dan masyrakat mengantarkan gabah mereka ke penggilingan padi RMU Bonjo Alam. Lokasi penggilingan padi RMU Bonjo Alam yang dekat dengan jalan raya juga memudahkan para pengumpul dan masyrakat untuk pengangkutan hasil giling mereka

ke tempat mereka memasarkan hasil gilingan mereka. c. Letak pasar yang dituju

Pasar dari beras hasil penarikan biaya sewa yang diberikan kepada pengumpul atau masyrakat yang menggunakan jasa penggilingan adalah masyarakat sekitar penggilingan. Penggilingan padi RMU Bonjo alam hanya menjual beras mereka kepada

masyrakat sekitar penggilingan karena jumlahnya yang sedikit sehingga beras yang didapatkan hanya digunakan untuk memenuhi tingkat permintaan masyarakat sekitar.

Dimana masyarakat lansung datang ke penggilingan untuk membeli beras dengan

Page 50: Gilingan skala kecil

33

menggunakan alat transportasi mereka sendiri karena penggilingan tidak menyediakan

alat transportasi untuk pengangkutan beras.

Gambar 11 Perumahan masyarakat disekitar penggilingan

Sedangkan untuk pasar dari dedak dan sekam yang merupakan hasil sampingan dari proses penggilingan yang mereka dapatkan dijual kemasyarakat, unit usaha

pengrajin batu merah yang berada di jorong ganting dan kota bukittingi dan peternak ayam petelur yang berada di kota payakumbuh. Dimana para pembeli lansung datang untuk mengambil Dedak dan Sekam tersebut menggunakan alat transportasi mereka

sendiri. d. Letak sumber bahan baku

Sumber bahan baku utama penggilingan padi RMU Bonjo Alam adalah padi yang diolah menjadi beras dan hasil sampingannya. Namun untuk ketersedian bahan baku tidak menjadi tanggung jawab penggilingan karena mereka hanya menyediakan

jasa sewa sehingga untuk bahan baku gabah disediakan oleh pengumpul atau masyrakat yang akan menggunakan jasa penggilingan. Penggilingan padi RMU Bonjo Alam hanya

menyediakan tempat bagi para pengumpul dan masyarakat untuk menyimpan gabah mereka, menjemur gabah mereka hingga gabah tersebut siap untuk digiling. Setelah dilakukan penggilingan baru penggilingan padi RMU Bonjo Alam mendapatkan beras

dan hasil sampingan berupa dedak dan sekam dari biaya sewa yang didapatkan. Untuk gabah sendiri, para pengumpul dan masyarakat tidak mengalami kesulitan

dalam mendapatkannya. Karena di kecamatan tilatang kamang , petani di setiap Jorong menggunakan pola tanam dengan melihat jadwal tanam disetiap jorong yang ada untuk menanam padi mereka sehingga untuk satu bulan selalu ada suplay gabah karena jika

satu jorong belum ada panen padi dapat dilihat di jorong yang lain. Untuk bahan baku pendukung lainnya seperti karung, benang, karung plastik, terpal, terpal plastik dan

perlengkapan dalam penggilingan lain mudah untuk didapatkan. Bahan – bahan tersebut di beli di toko – toko yang menjual aneka saprodi dan kebutuhan penggilingan padi di Kota Bukittinggi yang jaraknya tidak terlalu jauh dari penggilingan padi RMU Bonjo

Alam. Namun untuk perlengkapan onderdil mesin penggilingan, penggilingan padi RMU Bonjo Alam mempunyai langganan sendiri yaitu toko onderdil mesin

penggilingan yang ada di Kota Payakumbuh.

Page 51: Gilingan skala kecil

34

e. Sarana dan prasarana

Tersedianya sarana dan prasarana yang dimiliki oleh penggilingan padi RMU Bonjo Alam , dimiliki dan digunakan untuk mendukung kelancaran usaha penggilingan

padi yang dijalankan. Adapun sarana dan prasarana tersebut antara lain : i. Tenaga listrik dan air

Tenaga listrik menggunakan listrik dari PLN dengan daya 900 KWH yang

digunakan untuk penerangan mesin penggilingan baik siang atau malam hari. Dan juga untuk sumber energy untuk ruang karyawan, pompa air dan mesin jahit

karung. Sumber air berasal dari sumur bor yang berada dibelakang penggilingan.

Gambar 12 Sumber listrik dan air

Dimana untuk menggunakan air disumur tersebut digunakan pompa air merek Shimizu yang dialirkan ke bak penampungan air aerator mesin, bak mandi dan kran – kran air yang ada disekitar penggilingan. Sehingga untuk kebutuhan a ir

dapat terpenuhi dengan baik.

Gambar 13 Bak penampungan air aerator mesin

ii. Mesin penggilingan Mesin penggilingan yang ada terdiri dari mesin Husker, mesin Polisher dan

mesin penggerak. Mesin tersebut tergabung dalam satu satuan sistem yang mengolah gabah menjadi beras sebagai output utama.

Page 52: Gilingan skala kecil

35

Gambar 14 Husker, Polisher dan Motor Penggerak

Motor penggerak untuk menggerakkan mesin penggilingan p;adi menggunakan bahan bakar solar. Harga solar untuk Oktober 2013 adalah Rp5 500 per liter. Jenis pelumas yang digunakan pada kedua motor penggerak adalah sama yaitu

Meditran SC dari Pertamina. Pelumas digunakan sekali 2 bulan untuk mesin penggilingan. Untuk perawatan mesin dilakukan dalam waktu yang berbeda.

Untuk mesin penggerak motor dan mesin penggilingan dilakukan perawatan satu kali setahun. Besarnya biaya yang dikeluarkan berbeda-beda tergantung permasalahan yang terjadi di mesin-mesin tersebut.

iii. Transportasi Transportasi yang dibutuhkan oleh penggilingan padi RMU Bonjo Alam adalah

hanya untuk membeli perlengkapan input penggilingan dan mesin penggilingan. Dimana untuk membeli input tersebut penggilingan padi RMU Bonjo Alam menggunakan sepeda motor pegawai karena penggilingan padi RMU Bonjo Alam

tidak mempunyai alat trasportasi sendiri. Sedangkan untuk transportasi gabah yang merupakan bahan baku utama penggilingan disediakan oleh pengumpul dan

masyarakat yang menggunkan jasa penggilingan RMU Bonjo Alam. Biaya transportasi bagi karyawan yang membeli perlengkapan input penggilingan sebagai biaya untuk membeli bahan bakar motor yaitu Rp10 000.

iv. Tenaga kerja Tenaga kerja penggilingan padi RMU Bonjo Alam terdiri dari 3 orang. Satu orang

sebagai koordinator dan 2 orang sebagai operator. Satu orang yang bertindak sebagai koordinator berasal dari masyarakat sekitar penggilingan yaitu warga asli Jorong Patangahan. Koordinator dipilih dari masyarakat sekitar karena

kepercayaan dan dedikasi yang ditampilkan di masyarakat sehingga menarik minat pemilik untuk merekrut menjadi Koordinator usaha. Sedangkan untuk

operator didatangkan oleh pemilik dari luar daerah yaitu Riau dan Palupuh. Operator direkrut dari luar daerah karena sudah berpengalaman sebelumnya di bagian operasi dan teknisi mesin penggilingan di daerah mereka. Upah tenaga

kerja sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan. Untuk Koordinator adalah Rp1 500 000 per bulan, operator Rp1 100 000 per bulan dan pembantu operator

Rp800 000 per bulan. v. Tata letak (Layuot) Bangunan

Bangunan tempat penggilingan padi RMU Bonjo Alam terletak tidak jauh dari

rumah pemilik penggilingan yaitu Bapak Ir. Zulfa Arasj yaitu kurang lebih 300 m.

Page 53: Gilingan skala kecil

36

Pemilihan lokasi penggilingan dikarenakan lahan yang dimiliki penggilingan

adalah lahan sendiri dan terletak di samping jalan raya pedesaan yang banyak dilalui oleh kendaraan dan orang. Layout bangunan penggilingan padi RMU

Bonjo Alam memiliki luas lahan sebesar 4000 m2 dengan luas lahan jemur 2700 m2, luas bangunan mesin 900 m2 dan 400 m2 untuk fasilitas lain (mushola, kamar mandi, kantor, rumah pegawai, gudang, ruang radio, ruang penyimpanan sekam

dan dedak). Bangunan mesin tempat melakukan penggilingan dan penyimpanan Gabah Kering Giling (GKG) beserta beras hasil penggilingan dijadikan satu

ruangan. Untuk kantor, rumah pegawai, gudang, ruang penyimpanan sekam dan dedak berada dalam ruang terpisah namun tetap dalam satu atap dengan ruangan utama yaitu ruangan mesin. Untuk mushola dan kamar mandi berada dalam satu

atap yang jaraknya tidak terlalu jauh dengan ruangan mesin ,untuk ruangan radio berada di sebelah mushola dan mempunyai bagian ruangan sendiri yang terpisah

dari ruangan mesin dan mushola. Rincian ruangan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :

Uraian Gambar luar Gambar dalem

Lahan jemur

Bangunan mesin

Mushola

Kamar mandi

Page 54: Gilingan skala kecil

37

Kantor

Rumah

pegawai

Gudang

Ruang Radio

Ruang penyimpanan sekam

Page 55: Gilingan skala kecil

38

Ruang penyimpanan dedak

Gambar 15 Layout bangunan penggilingan padi RMU Bonjo Alam

2. Alur kegiatan penggilingan padi

Tahapan proses penggilingan padi yang ada di penggilingan padi RMU Bonjo Alam adalah persiapan bahan baku, proses pemecahan kulit, proses penyosohan beras,

proses pengemasan, proses penyimpanan, dan pembayaran sewa penggilingan. Adapun rincian prosesnya adalah sebagai berikut : a. Persiapan bahan baku

Sebelum dilakukan proses penggilingan, gabah kering panen (GKP) dijemur dibawah terik matahari selama 1-2 hari hingga gabah mencapai kadai air 14

persen, setelah itu baru besoknya dilakukan penggilingan. Dimana gabah yang sudah kering didiamkan satu malam terlebih dahulu agar beras yang dihasilkan tidak patah ketika digiling. Gabah yang digiling adalah gabah dari masyarakat dan

pengumpul yang menggunakan jasa penggilingan padi RMU Bonjo Alam sebagai tempat pengolahan gabah mereka.

Gambar 16 Aktifitas penjemuran gabah

Gabah yang sudah kering dimasukan ke dalam karung goni ukuran besar dengan berat satu karung goni adalah lebih kurang 78 kg /karung. Kemudian gabah yang

siap untuk digiling disimpan di area dekat mesin penggilingan untuk memudahkan pada saat proses penggilingan.

Page 56: Gilingan skala kecil

39

Gambar 17 Penyimpanan Gabah Kering Giling (GKG)

b. Proses penggilingan Kegiatan penggilingan dimulai dengan memanaskan mesin terlebih dahulu sebelum digunakan lebih kurang selama 15 menit agar semua perlengkapan mesin

siap untuk digunakan. Setelah itu baru dilakukan penggilingan : i. Proses pemecahan kulit

Gabah kering giling yang siap untuk digiling diletakkan dan dimasukan kedalam area penampungan gabah yang berbentuk segiempat dan corong dibawahnya untuk tempat masuk gabah ke elevator. Setelah gabah dimasukan

ke dalam tempat penampungan gabah, secara otomatis gabah tersebut dibawa dengan elevator ke bagian atas corong Husker yang bewarna merah.

Gambar 18 Area penampungan gabah dan Corong Husker

Setelah masuk kedalam corong, Husker akan mengolah gabah tersebut

menjadi beras pecah kulit. Dimana hasil sampingan dari olahan Husker berupa sekam lansung disalurkan ke area penampungan sekam di belakang ruang mesin. Untuk gabah yang kosong / tidak punya isi akan jatuh kembali

ke area penampungan gabah untuk diolah kembali agar mendapatkan hasil yang benar-benar beras pecah kulit. Sisanya menjadi sekam yang dibawa

dengan corong ke belakang area mesin.

Page 57: Gilingan skala kecil

40

ii. Proses penyosohan beras

Beras pecah kulit hasil dari olahan Husker lansung masuk ke mesin penyosohan beras (Polisher) secara lansung. Polisher akan mengolah beras

pecah kulit tersebut menjadi beras putih. Beras hasil penyosohan lansung ditampung dibagian keluaran beras menggunakan alat penampung dari kaleng biskuit beras.

Gambar 19 Proses penyosohan dan penampungan beras hasil penyosohan

Namun sebelum dimasukan ke dalam karung untuk dikemas, beras dimasukan dulu ke kipas padi untuk membuang sisa dedak yang masih

menempel diberas.

Gambar 20 Proses pengipasan

Beras yang sudah dilakukan pengipasan lansung dimasukan ke dalam karung untuk pengemasan. Hasil sampingan dari Polisher yang berupa dedak halus, lansung dibawa menuju tempat penampungan dedak halus yang berada

dibelakang ruang mesin. iii. Proses pengemasan

Beras yang sudah selesai dilakukan pengipasan lansung dimasukan ke dalam karung beras yang sudah dilapisi karung plastik sebelumnya. Tujuan penggunaan karung plastik didalamnya adalah untuk mencegah beras

kemasukan air ketika masyarakat atau pengumpul mengirim beras mereka ke luar daerah. Beras yang kemasukan air akan mengurangi kualitas beras yang

Page 58: Gilingan skala kecil

41

dikirim atau dijual oleh pengumpul atau masyarakat. Beras yang sudah

didalam karung ditimbang sesuai dengan permintaan pengumpul atau masyarakat yang menggunakan jasa penggilingan. Ukuran berat yang biasa

digunakan perkarungnya adalah 10 kilogram, 25 kilogram, 30 kilogram, dan 50 kilogram. Setelah mencapai berat yang ditentukan, setelah itu karung dijahit menggunakan mesin jahit karung dengan merek Newlong keluaran

jepang untuk menjaga agar karung lebih kokoh dalam menyimpan beras.

Gambar 21 Proses penimbangan dan penjahitan karung

iv. Proses penyimpanan Beras yang sudah dikemas lansung disimpan di area penyimpanan beras yang

berada disebelah kiri mesin penggilingan. Dimana tempat penyimpanan sudah ditata sedemikian rupa untuk masing-masing pengumpul yang menyimpan beras mereka di penggilingan. Setelah beras ditata dengan baik,

kemudian beras ditandai dengan spidol hitam dengan catatan yang ditandai berupa berat beras perkarung dan nama pengumpul atau masyarakat yang

mempunyai beras tersebut.

Gambar 22 Penyimpanan beras dan beras yang sudah diberi tanda

c. Pembayaran sewa penggilingan Setelah semua Gabah Kering Giling (GKG) diolah dan digiling menjadi beras, baru setelah itu dikalkulasikan berapa pendapatan sewa yang didapatkan dari total

Page 59: Gilingan skala kecil

42

semua beras yang dihasilkan. Dimana total beras yang dihasilkan dipotong

sebesar dua persen untuk penggilingan padi sebagai biaya sewa. Untuk hasil sampingan berupa sekam dan dedak menjadi hak penggilingan dan menir dari

beras yang dihasilkan menjadi milik pengumpul atau masyarakat yang menggunakan jasa penggilingan.

d. Transportasi

Untuk penjualan beras karena penggilingan padi RMU Bonjo Alam hanya menjual ke masyarakat jorong patangahan, sehingga mereka tidak menggunakan

alat transportasi karena masyrakat lansung datang ke penggilingan. Untuk penjualan beras pengumpul yang disimpan dipenggilingan menjadi tanggung jawab pengumpul baik transportasi maupun penjualannya. Untuk sekam dan

dedak sendiri yang menjadi sumber pendapatan kedua dari penggilingan dijual kepada konsumen dimana konsumen lansung datang sendiri ke penggilingan

untuk mengambilnya menggunakan alat transportasi mereka masing-masing. e. Waktu proses penggilingan padi

Proses penggilingan dilakukan dimulai antara jam 08.00 – 09.00 WIB tergantung

kesiapan dari pengumpul atau masyarakat. Jika pengumpul atau masyarakat sudah lebih siap, jam 08.00 WIB proses penggilingan sudah bisa dilakukan. Proses

penggilingan dimulai jam 08.00 WIB sampai jam 12.00 WIB. Setelah itu istirahat sampai jam 1 siang. Proses penggilingan dilanjutkan kembali hingga jam 16.00 WIB tergantung jumlah gabah yang digiling oleh pengumpul. Aktifitas

penggilingan setiap hari kerja mulai hari senin sampai hari minggu tampa adanya hari libur. Bahkan ketika bulan Ramadan, aktifitas kerja juga dilakukan oleh

penggilingan padi RMU Bonjo Alam dimalam hari terkait permintaan konsumen akan beras sebelum hari raya. Berdasarkan hasil analisis teknis, dapat dikatakan bahwa secara teknis usaha penggilingan padi RMU Bonjo Alam layak untuk

dilaksanakan. Karena penggilingan padi RMU Bonjo Alam sudah memenuhi syarat untuk menjadikan penggilingan padinya sesuai dengan pengelolaan yang

benar. Tidak terdapat kendala yang dapat menghambat kegiatan penggilingan padi RMU Bonjo Alam.

C. Aspek Manajemen Dan Hukum

Aspek manajemen dan hukum merupakan aspek yang cukup penting dianalisis

dalam kelayakan suatu usaha. Karena hal ini berkaitan dengan keberlansungan suatu usaha baik saat ini ataupun dimasa mendatang. Aspek manajemen dan hukum terkait dengan system organisasi dan manajerial penggilingan padi RMU Bonjo Alam, terkait

dengan badan hokum dan perizinan yang dimiliki oleh penggilingan padi RMU Bonjo Alam.

1. Aspek Manajemen Manajemen RMU Bonjo Alam masih sederhana dengan aktifitas kerja yang

dilakukan dan pembagian kerja yang masih sedikit. Penggilingan padi RMU Bonjo

Alam tidak memiliki struktur organisasi yang baku dan jelas. Penggilingan padi RMU Bonjo Alam terdiri dari pemilik, koordinator, operator dan pembantu operator. Untuk

koordinator diambil dari warga asli Jorong Patangahan sedangkan untuk operator dan pembantunya diambil dari masyarakat luar. Walaupun penggilingan padi RMU Bonjo Alam belum memiliki struktur organisasi namun sudah memiliki pembagian kerja yang

jelas untuk masing- masing jabatan. Untuk koordinator memiliki tanggung jawab dalam

Page 60: Gilingan skala kecil

43

mengatur manajemen dan siklus kegiatan produksi di penggilingan dimana jatuh

bangunnya usaha penggilingan tergantung dari bagus tidaknya manajemen yang diterapkan oleh koordinator. Operator bertanggung jawab dalam mempertahankan dan

menjaga agar performa mesin penggilingan tetap baik dan terjaga dan berjalan sempurna ketika mesin tersebut digunakan dan juga menjaga kebersihan dari mesin dan lingkungan penggilingan. Sedangkan untuk pembantu operator membantu operator

dalam melaksanakan tugasnya ketika kegiatan penggilingan dilakukan dan juga membantu dalam menjaga kebersihan dari lingkungan penggilingan. Secara umum

aktifitas yang dilakukan oleh karyawan di penggilingan padi RMU Bonjo Alam hanya kegiatan penggilingan, perawatan mesin penggilingan, kebersihan tempat penggilingan, dan kegiatan transaksi jual beli baik beras maupun hasil sampingan penggilingan berupa

dedak dan sekam. Untuk aktifitas penjemuran sendiri berada di luar tanggung jawab penggilingan karena aktifitas penjemuran sudah memiliki pekerja sendiri dari setiap

pengumpul dan masyarakat yang menggunakan jasa penggilingan padi RMU Bonjo Alam.

Proses perekrutan karyawan pada tahap awal diambil dari masyarakat sekitar

tampa adanya kriteria khusus dalam perekrutan. Poin utama yang dilihat adalah etos kerja dan tanggung jawab dalam menjalankan amanah yang diberikan. Namun karena

tingkat etos kerja yang tidak maksimal membuat penggilingan padi RMU Bonjo Alam mengambil pekerja untuk operator dari luar daerah yang memiliki kualitas yang lebih baik dan pengalaman dalam pekerjaan penggilingan padi. Untuk koordinator sendiri

diambil dari warga asli Jorong Patangahan yang dipercaya oleh pemilik dan juga masyarakat dalam hal kepemimpinan dan kemampuan manajerialnya. Koordinator

bertindak sebagai pimpinan operasional yang bertanggung jawab atas pengelolaan produksi seperti perolehan input penggilingan dan juga kegiatan pengelolaan keuangan. Koordinator juga melakukan koordinasi dengan para pengumpul dan masyarakat yang

menggunakan jasa penggilingan, evaluasi serta pengawasan terhadap kegiatan yang berlansung di penggilingan padi RMU Bonjo Alam. Kegiatan operasional hanya

dilakukan oleh koordinator dan operator saja. Pemilik penggilingan padi RMU Bonjo Alam tidak ada campur tangan dalam aktifitas penggilingan. Pemilik hanya bertindak sebagai pembuat keputusan dalam membuat kebijakan penggilingan padi dan penerima

hak penuh atas hasil dan pendapatan dari aktifitas penggilingan padi di RMU Bonjo Alam.

Penggilingan padi RMU Bonjo Alam memiliki fasilitas berupa mushola, air minum untuk yang melakukan penjemuran di lantai jemur, kamar mandi dan wc serta alat pemadam api (racun api) sebagai alat pencegahan jika terjadi kebakaran. Rata – rata

jam tenaga kerja penggilingan padi RMU Bonjo Alam adalah tujuh sampai delapan jam perhari yang dimulai pada pukuk 08.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB. Tenaga

kerja tidak memiliki hari libur karena aktifitas penggilingan dilakukan setiap hari kerja namun pada hari raya besar seperti idul adha dan idul fitri semua tenaga kerja diliburkan. Besarnya upah ditentukan oleh pembuat kebijakan yaitu pemilik

penggilingan padi RMU Bonjo Alam. Pemberian upah diberikan setiap awal bulan dengan besarnya upah sesuai dengan jenis pekerjaan dan tanggung jawab masing-

masing. Selain upah, karyawan juga mendapatkan tambahan tunjangan dari penjualan sekam yang dilakukan oleh penggilingan. Hasil penjualan sekam dilakukan pembagian secara merata kepada semua karyawan. Fasilitas yang diberikan oleh penggilingan padi

RMU Bonjo Alam untuk tenaga kerja adalah berupa rumah tenaga kerja dengan listrik

Page 61: Gilingan skala kecil

44

dan air yang pembayaran listriknya menjadi tanggung jawab penggilingan dan juga baju

karyawan untuk dipakai dalam aktifitas kerja di penggilingan.

2. Aspek Hukum Penggilingan padi RMU Bonjo Alam merupakan usaha perseorangan yang

terdaftar melalui surat Tanda Daftar Perusahaan (TDP) sebagai perusahaan

perseorangan yang dikeluarkan oleh Kecamatan Tilatang Kamang Kabupaten Agam berdasarkan Undang – Undang No 3 Tahun 1982 tentang wajib daftar perusahaan

dengan Nomor : 137/TDP – PO/TK/XI – 2008 yang diperbaharui setiap lima tahun sekali. Penggilingan padi RMU Bonjo Alam juga telah mendapatkan ijin oleh pemerintah Kecamatan Tilatang Kamang Kabupaten Agam melalui Surat Izin Usaha

Perdagangan (SIUP) Nomor : 03 – 08 /130/SIUP – PO/TK/XI – 2008) dimana dengan ijin ini penggilingan padi RMU Bonjo Alam dapat melakukan usaha perdagangan di

wilayah Indonesia selama penggilingan masih menjalankan usahanya dan wajib didaftar ulang setiap 5 (lima tahun) sekali.

Gambar 23 Surat TDP dan SIUP

Penggilingan padi RMU Bonjo Alam juga memiliki ijin melakukan usaha penggilingan di Jorong Patangahan melalui surat Keterangan Tempat Usaha (SKTU)

No 10 / SKTU / TK – 2012 kepada Ir. Zulfa Arasj untuk usaha Rice Milling Unit (RMU) di Jorong Patangahan Nagari Koto Tangah Kecamatan Tilatang Kamang. Surat Keterangan Tempat Usaha ini berlaku selama 5 tahun dan setelah itu harus dilakukan

pembaharuan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Penggilingan padi RMU Bonjo Alam juga memiliki Surat Izin Gangguan (HO) yang diterbitkan oleh Bupati Kabupaten

Agam No 08 / IG / TK – 2012. Surat ijin gangguan ini juga berlaku selama 5 tahun dan setelah itu harus dilakukan pembaruan kembali. Untuk status hukum tanah milik penggilingan padi RMU Bonjo Alam masih merupakan tanah Hak Milik yaitu milik

pemilik dari Penggilingan padi RMU Bonjo Alam. Hal tersebut didukung oleh adanya sertifikat tanah oleh pemilik penggilingan padi RMU Bonjo Alam.

Page 62: Gilingan skala kecil

45

Gambar 24 Surat Ijin Gangguan (HO) dan Surat Keterangan Tempat Usaha (SKTU)

Aspek manajemen dan hukum penggilingan padi RMU Bonjo Alam layak untuk

dijalankan. Karena Penggilingan padi RMU Bonjo Alam dalam melakukan manajemen

usahanya cukup baik, walaupun tidak memiliki struktur organisasi yang baku layaknya usaha besar namun sudah memberikan pengelolaan dan pembagian kerja yang jelas

untuk setiap tenaga kerjanya. Dari sisi hukum, penggilingan padi RMU Bonjo Alam sudah memenuhi persyaratan sebagai sebuah usaha kecil yang diperkuat dengan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP), Surat Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Surat

Keterangan Tempat Usaha (SKTU) dan Surat Ijin Gangguan (HO).

D. Aspek Sosial Dan Lingkungan

Munculnya Penggilingan Padi RMU Bonjo Alam di Jorong Patangahan telah

memberikan berbagai dampak baik sosial, ekonomi dan lingkungan. Adanya usaha penggilingan di Jorong Patangahan membuat kegiatan perekonomian masyarakat jadi

berkembang karena masyarakat tidak perlu lagi jauh – jauh dalam membeli beras dan melakukan penggilingan padi ke jorong lain karena di tempat mereka sudah ada jasa penggilingan padi. Melalui kedekatan sosial pemilik penggilingan dengan masyarakat

sekitar, penggilingan padi RMU Bonjo Alam membantu dalam aktifiats penyerapan tenaga kerja. Walaupun perekrutan ini dilakukan hanya di awal usaha sedangkan setelah

itu tenaga kerja diambil dari luar daerah karena aktifitas etos kerja yang kurang memuaskan. Namun masyarakat mendapat tambahan kerja dari aktifitas penjemuran gabah di area penjemuran padi oleh para pengumpul yang menggunakan jasa

penggilingan padi RMU Bonjo Alam. Para pengumpul mengambil tenaga kerja penjemur dari masyarakat sekitar yang lokasinya dekat dengan penggilingan dan mudah

untuk didapatkan. Penggilingan padi RMU Bonjo Alam untuk meningkatkan hubungan social dengan masyarakat sekitar menerapkan kebijakan harga yang berbeda untuk pembelian dedak oleh masyarakat. Untuk harga dedak bagi masyarakat, penggilingan

padi RMU Bonjo Alam menetapkan harga yang lebih murah yaitu Rp800 per kilogram sedangkan bagi masyarakat luar harga dedak adalah Rp1 700 per kilogram ( Harga

bulan November 2013) disesuaikan dengan harga pasar. Namun jika masyarakat melakukan pembelian diatas 20 kilogram maka harga yang berlaku disesuaikan dengan harga pasar.

Page 63: Gilingan skala kecil

46

Usaha penggilingan padi juga memberikan dampak yang positif bagi lingkungan

penggilingan sekitarnya. Dampak positifnya adalah membantu petani dan masyarakat sekitarnya dalam akses pengelolaan hasil panen padi dan memudahkan akses untuk

masyarakat akan kebutuhan pokok mereka yaitu beras. Aktifitas penggilingan padi RMU Bonjo Alam juga tidak menimbulkan dampak negatif ke lingkungan sekitar. Untuk bunyi dari mesin penggilingan tidak mengganggu masyarakat sekitar karena

sudah diberi peredam suara dibagian pembuangannya sehingga tidak terdengar keluar, hanya di ruang mesin penggilingan saja. Bahkan masyarakat yang melakukan

penjemuran gabah di area penjemuran tidak mendengar dari luar suara mesin penggilingan. Hanya mereka yang berada dekat dengan pintu ruang penggilingan saja yang mendengarkan. Ruangan mesin penggilingan juga dibatasi oleh area penjemuran

yang luas disekitarnya sehingga membuat suara bising mesin penggilingan tidak terdengar oleh masyarakat. Untuk mesin penggilingan sendiri dip ilih oleh pemilik yang

tidak memiliki suara yang keras sehingga tidak menimbulkan suara bising ketika proses penggilingan dilakukan.

Gambar 25 Penyaring pada knalpot mesin penggilngan

Usaha penggilingan padi RMU Bonjo Alam juga tidak menghasilkan limbah

dari aktifitas penggilingan yang dilakukan. Hasil sampingan dari penggilingan padi

berupa dedak dan sekam yang menjadi hak penuh penggilingan dari biaya sewa yang diberikan kepada pengguna jasa penggilingan dilakukan penjualan sehingga tidak

menimbukan limbah yang merugikan karena semua hasil sampingan dijual kepada konsumen.

Gambar 26 Sekam dan dedak yang dijual kepada konsumen

Page 64: Gilingan skala kecil

47

Berdasarkan hasil analisis aspek sosial dan lingkungan , penggilingan padi RMU

Bonjo Alam layak untuk dijalankan. Hal tersebut dikarenakan penggilingan padi RMU Bonjo Alam mampu mengelola hasil sampingan dan suara dari mesin penggilingan.

Selain itu, kelayakan penggilingan padi RMU Bonjo Alam untuk dijalankan dilihat dari mamfaat positif berupa penyerapan tenaga kerja masyarakat sekitar dan mempermudah akses perolehan makanan pokok seperti beras.

Analisis Aspek Finansial

Analisis aspek financial pada usaha penggilingan padi RMU Bonjo Alam dilakukan untuk mengetahui kelayakan usaha ini, sehingga hasilnya dapat direkomendasikan untuk dilakukan suatu investasi dan pengembangan skala usaha.

1. Arus Biaya (Outflow) Komponen biaya yang dikeluarkan oleh penggilingan padi RMU Bonjo Alam

mencakup biaya investasi dan biaya reinvestasi serta biaya operasional yaitu biaya variabel dan biaya tetap. Adapun penjelasan masing-masing biaya tersebut sebagai berikut :

a. Biaya investasi dan biaya reinvestasi Biaya investasi dikeluarkan pada saat usaha akan menjalankan usahanya, dengan

tujuan memperoleh keuntungan dalam periode mendatang yakni selama umur usaha atau selama usaha dijalankan. Rincian biaya yang dikeluarkan oleh penggilingan pad i RMU Bonjo Alam dapat dilihat pada tabel tujuh. Besarnya biaya investasi yang

dikeluarkan adalah Rp1 120 250 500 yang terdiri dari biaya pembelian mesin penggilingan, pembangunan bangunan, lantai jemuran, pagar bangunan, peralatan dan

perlengkapan untuk penggilingan seperti alat tamping beras, kipas beras, sapu jemuran, pendorong jemuran, terpal, plastik, serok, gerobak, mesin gerinda sampai pompa air dan alat pemadam kebakaran. Seluruh biaya investasi ini dikeluarkan secara tunai. Biaya

investasi dikeluarkan awal pendirian usaha, namun biaya tersebut setiap tahunnya mengalami penyusutan dengan proporsi yang berbeda.

Penyusutan barang investasi dipengaruhi oleh umur teknis masing-masing barang yang diinvestasikan. Umur teknis setiap barang yang diinvestasikan ditentukan berdasarkan tingkat kemampuan barang, yakni masih layak untuk digunakan dan masih

memiliki fungsi yang baik dalam penggunaanya sehingga dapat mendukung jalannya usaha. Umur teknis dari mesin penggilingan, gedung dan lantai jemuran ditentukan

selama 10 tahun, hal ini dilihat dan diperhitungkan berdasarkan kelayakannya. Karena setelah 10 tahun fungsi dari mesin dan gedung sudah tidak optimal lagi untuk digunakan. Hal tersebut dikarenakan pada baik pada gedung ataupun mesin

penggilingan banyak mengalami kerusakan, seperti atap yang sudah berlubang, mesin penggilingan yang sering tidak optimal dalam operasionalnya dan harus sering

dilakukan perawatan. Umur teknis dari gedung, lantai jemur dan mesin penggilingan ditentukan sebagai umur usaha penggilingan padi RMU Bonjo Alam, hal tersebut dikarenakan selain gedung dan mesin penggilingan merupakan salah satu asset yang

memiliki umur teknis paling panjang, gedung, lantai jemur dan mesin penggilingan juga merupakan salah satu komponen yang terpenting dalam pelaksanaan usaha.

Page 65: Gilingan skala kecil

48

Tabel 7 Biaya Investasi Usaha Penggilingan Padi RMU Bonjo Alam

Investasi Satuan

Jumlah Harga Jumlah

Per satuan Per satuan Biaya

Rp Rp

Mesin penggilingan a.Pemecah kulit Unit 1 34 000 000 34 000 000

b.Penyosoh beras Unit 1 28 000 000 28 000 000 c.Motor penggerak Unit 1 42 000 000 42 000 000

Bangunan gedung Unit 650 000 000 650 000 000 Lantai jemuran 160 000 000 160 000 000 Pagar 190 000 000 190 000 000

Timbangan duduk Unit 1 480 000 480 000 Meja tulis Unit 1 300 000 300 000

Lemari Unit 1 500 000 500 000 Kursi Unit 5 150 000 750 000 Alat pemadam

kebakaran (2.5 kilogram)

Unit 1 300 000 300 000

Mesin jahit goni Unit 1 850 000 850 000 Perlengkapan lainnya a.Alat tampun beras Unit 4 15 000 60 000

b.Kipas beras Unit 1 1 800 000 1 800 000 c.Sapu jemuran Unit 8 50 000 400 000

d.Pendorong jemuran Unit 8 50 000 400 000 e.Terpal Ball 1 900 000 900 000 f.Plastik Ball 1 525 000 525 000

g. Serok Unit 5 100 000 500 000 h.Gerobak Unit 3 950 000 2 850 000

i.Mesin gerinda Unit 1 535 000 535 000 j.Pompa air Unit 1 5 100 000 5 100 000

Total 1 120 250 000

Sementara itu, untuk pagar, timbangan duduk, meja tulis, lemari, kursi, alat pemadan kebakaran serta mesin jahit goni, masing-masing memiliki umur teknis 1 tahun sampai 10 tahun. Setelah melewati batas umur teknis, barang investasi tersebut

sudah tidak layak untuk digunakan dan dapat menghambat jalannya usaha. Pagar memiliki umur teknis 10 tahun, timbangan memiliki umur teknis 5 tahun, akan tetapi

karena sering dilakukan pembaharuan atau kir ukuran timbangan, setelah melewati umur teknis barang investasi tersebut masih layak digunakan. Hal tersebut juga terjadi untuk barang investasi yang lain yaitu alat pemadam kebakaran, alat pemadam

kebakaran memiliki umur teknis 10 tahun karena selama usaha berjalan, alat pemadam kebakaran tidak pernah digunakan dan hanya sebatas pengisian selama setahun sekali.

Hal tersebut mengakibatkan alat pemadam kebakaran memiliki umur teknis yang cukup lama.

Page 66: Gilingan skala kecil

49

Tabel 8 Umur ekonomis dari investasi yang ditanamkan dalam usaha penggilingan padi

RMU Bonjo Alam

Investasi

Umur

Ekonomis

(tahun)

Mesin penggilingan

a.Pemecah kulit 10 b.Penyosoh beras 10

c.Motor penggerak 10 Bangunan gedung 10 Lantai jemuran 10

Pagar 10 Timbangan duduk 5

Meja tulis 10 Lemari 10 Kursi 10

Alat pemadam kebakaran (2.5 kilogram) 10 Mesin jahit goni 2

Perlengkapan lainnya a.Alat tampung beras 1 b.Kipas beras 10

c.Sapu jemuran 1 d.Pendorong jemuran 1

e.Terpal 1 f.Plastik 1 g. Serok 10

h.Gerobak 10 I Mesin gerinda 10

j.Pompa air 10

Perlengkapan lainnya yaitu mesin jahit goni memiliki umur teknis selama 2

tahun, hal ini disebabkan karena jenis mesin jahit yang kualitasnya sangat rendah

sehingga setelah 2 tahun fungsinya sudah tidak optimal lagi sehingga untuk tetap mempertahankan proses operasional berjalan maksimal maka penggilingan padi RMU

Bonjo Alam melakukan penggantian mesin jahit dengan mesin jahit baru. Untuk kipas beras memiliki umur teknis selama 10 tahun karena kipas beras yang biasanya digunakan untuk mengipas gabah di sawah untuk membuang patahan batang padi dan

padi yang kosong dari gabah yang dihasilkan, namun penggilingan padi RMU Bonjo Alam menggunakan kipas tersebut hanya untuk mengipas beras dan digunakan hanya

pada saat aktifitas penggilingan dilakukan sehingga kipas padi tersebut mampu bertahan selama 10 tahun. Untuk serok dan gerobak memiliki umur teknis selama 10 tahun karena terbuat dari bahan yang tahan lama yaitu besi sehingga mampu digunakan lebih

lama dan memiliki tingkat operasional yang lebih lama. Mesin gerinda memiliki umur teknis selama 10 tahun karena mesin gerinda

hanya digunakan pada saat melakukan pemotongan terhadap bahan – bahan keras yang digunakan untuk operasional penggilingan dan tidak digunakan setiap hari sehingga mampu bertahan lebih lama. Sedangkan untuk pompa air dilakukan pembelian dengan

Page 67: Gilingan skala kecil

50

kualitas mesin yang lebih bagus dengan harga yang lebih mahal sehingga mampu

melakukan kegiatan operasionalnya untuk mengisi bak penampungan air aerator mesin penggilingan dan kebutuhan air disekitar penggilingan dengan lebih lama hingga 10

tahun. Barang investasi lainnnya seperti alat tamping beras, sapu jemuran padi, pendorong jemuran, terpal dan plastik memiliki umur teknis yang relative pendek yaitu satu tahun. Hal tersebut dikarenakan barang-barang investasi tersebut sering digunakan

pada saat proses penggilingan dan proses penjemuran di area penjemuran penggilingan. Sehingga perlu dilakukan suatu reinvestasi terhadap barang – barang tersebut.

Untuk melakukan pergantian terhadap barang – barang investasi yang sudah habis umur teknisnya, penggilingan padi RMU Bonjo Alam mengeluarkan biaya yaitu biaya reinvestasi (Tabel 9). Biaya reivestasi dikeluarkan tepat setelah secara teknis

barang investasi tersebut tidak layak atau tidak optimal untuk digunakan. Untuk alat tampung beras, sapu jemuran padi, pendorong jemuran, terpal dan plastik dilakukan

reinvestasi mulai dari tahun 1 hingga tahun ke 10 dikarenakan semua barang tersebut memiliki umur teknis 1 tahun sehingga setiap tahun harus dilakukan reinvestasi. Untuk mesin jahit goni, biaya reinvestasinya dikeluarkan pada tahun 2, tahun ke 4, tahun ke 6,

tahun ke 8 dan tahun ke 10. Tabel 9 menunjukan bahwa untuk biaya reinvestasi lebih besar terjadi pada tahun ke 2, tahun ke 4, tahun ke 6, tahun ke 8 dan tahun ke 10 karena

terjadi pembayaran reinvestasi yang bersamaan antara mesin jahit goni dan perlengkapan penggilingan.

Tabel 9 Biaya reiventasi yang dikeluarkan oleh penggilingan padi RMU Bonjo Alam

Barang

Investasi

2 5 6 7 8 9 10

Mesin jahit

goni

850 000 850 000 850 000 850 000

Perlengkapan

lainnya

a.Alat

tamping

beras

60 000 60 000 60 000 60 000 60 000 60 000 60 000

b.Sapu

jemuran padi

400 000 400 000 400 000 400 000 400 000 400 000 400 000

c.Pendorong

jemuran

400 000 400 000 400 000 400 000 400 000 400 000 400 000

d.Terpal 900 000 900 000 900 000 900 000 900 000 900 000 900 000

e.Plastik 525 000 525 000 525 000 525 000 525 000 525 000 525 000

Total 3 135 000 2 285 000 3 135 000 2 285 000 3 135 000 2 285 000 3 135 000

Barang – barang investasi tersebut mengalami penyusutan setiap tahunnya. Nilai

penyusutan ditentukan dengan metode garis lurus yaitu harga beli asset dikurangi

dengan nilai sisa dan dibagi dengan umur teknis, nilai sisa ditentukan sebesar lima persen. Penyusutan dari setiap barang investasi memiliki nilai yang berbeda (Tabel 10).

Hal tersebut dipengaruhi oleh nilai beli awal barang investasi, umur teknis dan nilai sisa dari barang tersebut. Nilai penyusutan dimasukan ke dalam hitungan laba rugi sedangkan nilai sisa dari barang – barang investasi tersebut dimasukan sebagai

tambahan di akhir tahun umur usaha.

Page 68: Gilingan skala kecil

51

Tabel 10 Penyusutan dari barang investasi penggilingan padi RMU Bonjo Alam

pertahun

Investasi

Nilai Penyusutan

Pertahun

Rp

Mesin penggilingan

a.Pemecah kulit 3 230 000 b.Penyosoh beras 2 660 000

c.Motor penggerak 3 990 000 Bangunan gedung 48 750 000 Lantai jemuran 13 600 000

Pagar 16 150 000 Timbangan duduk 91 200

Meja tulis 28 500 Lemari 47 500 Kursi 71 250

Alat pemadam kebakaran (2.5 kilogram) 28 500 Mesin jahit goni 403 750

Perlengkapan lainnya a.Alat tampun beras 57 000 b.Kipas beras 171 000

c.Sapu jemuran 400 000 d.Pendorong jemuran 400 000

e.Terpal 900 000 f.Plastik 525 000 g. Serok 47 500

h.Gerobak 270 750 i.Mesin gerinda 50 825

j.Pompa air 484 500

Total 91 872 775

Total nilai penyusutan barang – barang investasi tersebut mencapai Rp91 872

775 pertahun. Mesin penggilingan seperti pemecah kulir, penyosoh beras dan motor penggerak memiliki nilai penyusutan yang besar yaitu Rp3 230 000, Rp2 660 000 dan Rp3 990 000. Bangunan gedung, lantai jemuran dan pagar memiliki nilai penyusutan

paling besar yaitu Rp48 750 000, Rp13 600 000 dan Rp16 150 000. Barang – barang investasi yang meiliki umur teknis diatas 5 tahun maka akan memiliki nilai penyusutan

yang cukup besar dan memiliki nilai sisa di akhir umur ekonomis cukup besar. Sedangkan barang investasi yang memiliki umur teknis 5 tahun dan dibawahnya maka akan mempunyai nilai penyusutan dan nilai sisa yang relative kecil bahkan tidak

mempunyai nilai sisa lagi.

b. Biaya operasional Biaya operasional merupakan biaya keseluruhan yang berhubungan dengan

kegiatan operasional penggilingan padi RMU Bonjo Alam, biaya operasional terdiri dari

biaya tetap dan biaya variabel. Biaya ini berkaitan dengan jalannya proses produksi, yaitu jumlah input yang digunakan serta output yang dihasilkan.

Page 69: Gilingan skala kecil

52

i. Biaya Variabel

Biaya variabel yang dikeluarkan oleh penggilingan padi RMU Bonjo Alam antara lain biaya peralatan pendukung penggilingan padi yaitu karung goni, benang,

bahan bakar mesin, pelumas, karung goni dan biaya kuli angkut untuk pengambilan dedak di penggilingan. Untuk bahan baku utama penggilingan yaitu gabah tidak dilakukan pembelian oleh penggilingan karena bahan baku utama tersebut disediakan

oleh pengumpul dan masyarakat yang menggunakan jasa penggilingan. Besarnya biaya variabel yang dikeluarkan selama umur usaha tidak selalu sama setiap tahunnya, hal

tersebut dikarenakan selama umur usaha untuk bahan peralatan pendukung penggilingan dan bahan bakar akan mengalami kenaikan mengikuti harga yang berkembang dipasaran. Biaya variabel mulai dikeluarkan oleh penggilingan padi RMU

Bonjo Alam sejak tahun pertama setelah pembangunan investasi di tahun 0 dilakukan. Untuk tahun pertama, kegiatan penggilingan sudah berjalan secara maksimal karena

sejak tahun pertama penggilingan padi RMU Bonjo Alam sudah membeli semua kebutuhan penggilingan secara maksimal dan mendapatkan para pengumpul dan masyarakat yang ada dilingkungan penggilingan dan luar penggilingan.

Tabel 11 Biaya variabel yang dikeluarkan penggilingan padi RMU Bonjo Alam

Biaya variable

1 4 6 8 9 10

Karung goni 535 800 552 035 563 131 574 450 580 195 585 997

Benang 450 000 463 635 472 955 482 461 487 286 492 158

Bahan bakar

mesin 23 100 000 23 799 953 24 278 332 24 766 327 25 013 990 25 264 130

Pelumas 1 656 000 1 706 178 1 740 473 1 775 456 1 79 .211 1 811 143

Kuli angkut

untuk dedak 12 600 000 12 981 793 13 242 727 13 508 905 13 643 994 13 780 434

Karung

plastic 535 800 552 035 563 131 574 450 580 195 585 997

Total Biaya

Variabel 38 877 600 40 055 630

40 860 748

41 682 049

42.098.870

42.519.859

Pada tahun pertama besarnya biaya variabel yang dikeluarkan oleh penggilingan padi RMU Bonjo Alam adalah Rp38 877 600. Pada tahun kedua sampai tahun ke 10, biaya variabel mengalami kenaikan yaitu sebesar satu persen. Kenaikan biaya variabel

tersebut disebabkan oleh adanya fluktuasi harga bahan pendukung penggilingan dan bahan bakar serta pelumas. Kenaikan tersebut juga disebabkan adanya inflasi setiap

tahunnya yang mempengaruhi harga – harga dipasaran. Namun kenaikan biaya variabel di penggilingan padi RMU Bonjo Alam diasumsikan terus meningkat setiap tahunnya sebesar satu persen. Jumlah biaya variabel yang dikeluarkan penggilingan padi RMU

Bonjo Alam tidak sama untuk setiap tahunnya. Dimulai dengan tahun ke 2 sampai dengan tahun ke 15 biaya variabel diasumsikan naik sebesar persen. Setiap tahunnya

penggilingan padi RMU Bonjo Alam mengeluarkan biaya variabel untuk pengeluaran yang sama yaitu biaya peralatan pendukung yaitu karung goni, benang, bahan bakar mesin, pelumas, kuli angkut untuk dedak dan pembelian karung plastik. Biaya peralatan

Page 70: Gilingan skala kecil

53

pendukung seperti karung dan benang. Karung yang digunakan oleh penggilingan padi

RMU Bonjo Alam ada 2 jenis yaitu karung goni dan karung plastik. Karung goni dilapisi dengan karung plastik didalamnya sebelum dimasukan beras hasil penggilingan

dengan harga karung goni dan plastik adalah sama yaitu Rp950 per karung ukuran 30 kilogram. Kebutuhan karung untuk satu bulan produksi dengan rata – rata beras yang didapatkan sebagai biaya sewa dari penggilingan yang dilakukan adalah 47 karung goni

dan plastik untuk 1408 kilogram beras sehingga biaya yang dikeluarkan untuk pembelian karung goni dan plastik pertahunnya adalah Rp535 800.

Kebutuhan benang sebagai bahan baku utama mesin jahit goni dilakukan pembelian oleh penggilingan padi RMU Bonjo Alam sebesar satu lusin benang. Dimana benang satu lusin mampu bertahan selama dua bulan dengan harga satu lusin benang

adalah Rp75 000 sehingga untuk satu tahun penggilingan padi RMU Bonjo Alam melakukan pembelian sebanyak enam kali dengan total biaya yaitu Rp450 000. Biaya

bahan bakar mesin penggilingan padi RMU Bonjo Alam perbulannya adalah 350 liter dimana setelah bahan bakar habis baru dilakukan pembelian kembali dengan harga bahan bakar adalah Rp5 500 sehingga untuk satu tahun biaya yang dikeluarkan oleh

penggilingan padi RMU Bonjo Alam adalah Rp23 100 000. Untuk pelumas dilakukan pembelian oleh penggilingan padi RMU Bonjo Alam sebanyak 12 liter setiap dua bulan

sekali.Pelumas digunakan untuk melumasi mesin penggilingan yaitu Husker, Polisher dan motor penggerak dengan harga perliternya adalah Rp23 000. Sehingga untuk satu tahun biaya yang dikeluarkan oleh penggilingan padi RMU Bonjo Alam adalah Rp 1

656 000. Biaya kuli angkut diberikan oleh penggilingan padi RMU Bonjo Alam utuk

mengambil dedak dan memasukannya kedalam karung serta mengangkatnya ke atas mobil konsumen yang melakukan pembelian terhadap dedak tersebut. Biaya kuli angkut ditetapkan berdasarkan berat dedak yang dibeli oleh konsumen dengan bia ya per

kilogram dedak adalah Rp50. Sehingga dengan total penjualan dedak perbulan oleh penggilingan padi RMU Bonjo Alam sebanyak 21 ton maka biaya yang dikeluarkan oleh

penggilingan padi RMU Bonjo Alam adalah Rp12 600 000 pertahunnya.

ii. Biaya Tetap

Biaya tetap yang dikeluarkan oleh penggilingan padi RMU Bonjo Alam anatar lain biaya perawatan, biaya listrik, biaya telepon, biaya pajak, isi ulang alat pemadam

kebakaran, kir timbangan, dan biaya upah tenaga kerja. Penggilingan padi RMU Bonjo Alam melakukan perawatan terhadap mesin penggilingan setahun sekali dengan biaya perawatan untuk mesin penggilingan yaitu Rp350 000 sedangkan untuk motor penggerak

sebesar Rp300 000. Untuk biaya listrik, penggilingan padi RMU Bonjo Alam mengeluarkan biaya sebesar Rp125 000 perbulan sehingga untuk satu tahun besarnya

biaya untuk listrik adalah Rp1 500 000. Listrik digunakan oleh penggilingan padi RMU Bonjo Alam untuk penerangan, pompa air dan mesin jahit. Telepon digunakan oleh penggilingan padi RMU Bonjo Alam sebagai sarana penunjang untuk berkomonikasi

dengan pelanggan dan toko penjual alat-alat penggilingan. Biaya yang dikeluarkan oleh penggilingan padi RMU Bonjo Alam yaitu Rp36 600 perbulannya. Sehingga biaya yang

dikeluarkan oleh penggilingan padi RMU Bonjo Alam untuk satu tahun adalah Rp439 200. Untuk Pajak Bumi dan Bangunan, penggilingan padi RMU Bonjo Alam mengeluarkan biaya sebesar Rp76 928. Tanah yang digunakan untuk usaha penggilingan

padi adalah tanah milik sendiri sehingga dalam perhitungan tidak diperhitungkan sebagai sewa.

Page 71: Gilingan skala kecil

54

Tabel 12 Biaya tetap penggilingan padi RMU Bonjo Alam

Biaya tetap Pengeluaran pertahun Biaya perawatan a.Service mesin 350 000 b.Husher 350 000 c.Polisher 350 000 d.Motor penggerak 300 000 Biaya listrik 1 500 000 Biaya telepon 439 200 PBB 76 928 Isi ulang alat pemadam kebakaran 60 000 Kir timbangan 200 000 Upah tenaga kerja a.Koordinator (1.500.000) 18 000 000 b.Operator (1.100.000) 13 200 000 c.Pembantu Operator (800.000) 9 600 000 Total Biaya tetap 44 426 128

Biaya tetap lain yang dikeluarkan oleh penggilingan padi RMU Bonjo Alam

adalah biaya isi ulang pemadam kebakaran yaitu sebesar Rp60 000 pertahun. Alat pemadam kebakaran tersebut belum pernah digunakan oleh penggilingan padi RMU Bonjo Alam karena belum pernah terjadi kejadian kebakaran namun pengisian alat

pemadam kebakaran ini dilakukan sebagai bentuk antisipasi jika suatu saat dibutuhkan, alat pemadam kebakaran tersebut dalam kondisi bagus dan maksimal. Biaya tetap lain yang harus dikeluarkan oleh penggilingan padi RMU Bonjo Alam adalah kir timbangan

yaitu timbangan duduk sebesar Rp200 000 pertahunnya. Tujuan dari kir timbangan adalah untuk menjaga agar timbangan yang digunakan benar dalam ukurannya sehingga

tidak menimbulkan kesalahan pada saat penambangan dan tidak menimbulkan kerugian. Biaya tetap lain yang dikeluarkan adalah gaji karyawan dimana penggilingan padi RMU Bonjo Alam memiliki 3 orang karyawan yang mempunyai jabatan yang berbeda yaitu

Koordinator, Operator dan Pembantu Operator dengan nilai gaji yang berbeda pula. Untuk Koordinator memiliki gaji sebesar Rp1 500 000 perbulannya sehingga untuk satu

tahun sebesar Rp18 000 000. Operator memiliki gaji sebesar Rp1 100 000 perbulannya sehingga untuk satu tahun sebesar Rp13 200 000. Untuk pembantu operator memiliki gaji sebesar Rp800 000 perbulan sehingga untuk satu tahun sebesar Rp9 600 000.

2. Arus manfaat

Manfaat yang diterima dari usaha penggilingan padi RMU Bonjo Alam merupakan pemasukan atau penerimaan bagi pemilik penggilingan. Manfaat yaitu segala hal yang mendorong tercapainya suatu keuntungan. Manfaat yang diterima oleh

penggilingan padi RMU Bonjo Alam adalah berasal dari jasa sewa penggilingan yang ditawarkan berupa biaya sewa dalam bentuk beras, dan penjualan dedak yang

didapatkann secara menyeluruh oleh penggilingan padi RMU Bonjo Alam atas jasa sewa yang diberikan. Hasil sampingan lain dari penggilingan yaitu menir dan sekam tidak dimasukan ke dalam manfaat penggilingan. Untuk sekam dilakukan penjualan

oleh penggilingan padi RMU Bonjo Alam namun hasil penjualan dibagi rata untuk semua karyawan sehingga tidak dimasukan ke operasional penggilingan. Untuk menir

yang dihasilkan tidak menjadi hak penggilingan namun menjadi hak pengguna jasa

Page 72: Gilingan skala kecil

55

penggilingan baik pengumpul atau masyarakat. Nilai sisa dari barang investasi yang

ditanamkan juga dijadikan sebagai manfaat bagi penggilingan di akhir umur usaha. Manfaat dari usaha penggilingan padi RMU Bonjo Alam didapatkan pada tahun

pertama usaha dijalankan. Asumsi untuk penerimaan jasa penggilingan dan hasil sampingan dianggap tetap

setiap tahunnya. Dalam satu bulan penggilingan padi RMU Bonjo Alam mampu

menggiling padi rata – rata 22 kali dengan rendamen sebesar 60 persen dengan rata –rata Gabah Kerig Giling (GKG) 5 330 kilogram dihasilkan beras dalam satu kali

penggilingan rata – rata 3 200 kilogram. Sehingga untuk penerimaan hasil jasa penggilingan berupa biaya sewa dari beras yang dihasilkan dari proses penggilingan tersebut sebesar dua persen dengan hasil sampingan berupa dedak dan sekam

keseluruhan menjadi hak penggilingan adalah 64 kilogram untuk sekali penggilingan sehingga untuk satu bulan jumlah beras atas jasa penggilingan yang diberikan adalah

1408 kilogram per bulannya. Harga beras adalah Rp9 500 per kilogram sehingga pendapatan penggilingan padi RMU Bonjo Alam adalah Rp160 512 000 per tahun. Sedangkan untuk penerimaan lain yaitu dari penjualan dedak. Penggilingan padi RMU

Bonjo Alam melakukan penjualan dedak ke masyarakat sekitar dan masyarakat luar berupa peternak ayam petelur dengan jumlah penjualan ke peternak ayam petelur lebih

tinggi jumlahnya karena mereka membeli dalam skala besar dibandingkan masyarakat yang hanya membeli dalam skala kecil.

Harga yang diterapkan oleh penggilingan padi RMU Bonjo Alam juga berbeda.

Untuk masyarakat, penggilingan padi RMU Bonjo Alam menerapakan harga Rp800 per kilogram namun maksimal hanya boleh membeli 20 kilogram sebagai bentuk sosial

kepada masyarakat sedangkan untuk masyrakat luar dan peternak diberikan harga pasaran dimana untuk bulan November 2013 harga dedak adalah Rp1700 per kilogram. Penjualan dedak ke masyarakat rata – rata perbulannya adalah 900 kilogram dengan

harga Rp800 per kilogram sehingga pendapatan RMU Bonjo Alam pertahunnya adalah Rp8 640 000 sedangkan untuk penjualan ke masyarakat luar rata – rata perbulannya

adalah 12 000 kilogram dengan harga Rp1 700 per kilogram sehingga pendapatan RMU Bonjo Alam per tahunnya adalah Rp244 800 000. Sehingga total pedapatan yang didapatkan oleh RMU Bonjo Alam dari penjualan beras dan dedak pertahunnya adalah

Rp413 952 000.

Tabel 13 Penerimaan penggilingan padi RMU Bonjo Alam

No Pemasukan

penggilingan

Satuan Jumlah

persatuan

Harga(Rp) Pendapatan

perbulan(Rp)

Pendapatan

pertahun(Rp)

1 Beras hasil sewa penggilingan

Kg 1 408 9 500 13 376 000 160 512 000

2 Penjualan dedak a.luar Kg 12 000 1 700 20 400 000

244 800 000

b.masyarakat Kg 900 800 720 000

8 640 000

Total 413 952 000 3 Nilai sisa Tahun ke 10 220 646 250

Page 73: Gilingan skala kecil

56

Untuk perimaan terakir oleh penggilingan padi RMU Bonjo Alam adalah nilai

sisa dari barang – barang investasi. Penerimaan untuk nilai sisa ini diperoleh pada tahun terakir umur usaha yaitu tahun ke 10 sebesar Rp220 646 250. Nilai sisa diperoleh dari

barang investasi yang masih memiliki nilai di akhir tahun umur usaha. Besarnya total nilai sisa yang diperoleh pada ahir tahun umur usaha adalah Rp220 646 250. Semua barang investasi memiliki nilai di akhir tahun umur usaha, hal tersebut dikarenakan

untuk barang – barang investasi yang nilanya kecil dilakukan pembelian dalam jumlah yang banyak sehingga memiliki nilai di akhir umur ekonomisnya. .

Tabel 14 Nilai sisa barang investasi penggilingan padi RMU Bonjo Alam pertahun .

Investasi

Nilai sisa

di akhir umur

Ekonomis (Rp)

Mesin penggilingan a.Pemecah kulit 1 700 000 b.Penyosoh beras 1 400 000

c.Motor penggerak 2 100 000 Bangunan gedung 162 500 000

Lantai jemuran 24 000 000 Pagar 28 500 000 Timbangan duduk 24 000

Meja tulis 15 000 Lemari 25 000

Kursi 37 500 Alat pemadam kebakaran (2.5 kilogram) 15 000 Mesin jahit goni 42 500

Perlengkapan lainnya a.Alat tampung beras 3 000

b.Kipas beras 90 000 c.Sapu jemuran d.Pendorong jemuran

e.Terpal f.Plastik

g. Serok 25 000 h.Gerobak 142 500 I Mesin gerinda 26 750

j.Pompa air 255 000

Total 220 646 250

3. Kelayakan Investasi Usaha Penggilingan Padi RMU Bonjo Alam Kelayakan investasi penggilingan padi RMU Bonjo Alam dilhat dari empat criteria

yaitu Net Present Value (NPV) , Net Benefit Cost Rasio (Net B/C) , Internal Rate of Return (IRR) dan Payback Period (PP). Pada kriteria penilaian investasi apabila nilai NPV > 0, IRR > diskont rate (6 %), Net B/C >1 serta PP < umur usaha penggilingan

padi RMU Bonjo Alam maka usaha penggilingan padi RMU Bonjo Alam layak untuk

Page 74: Gilingan skala kecil

57

dijalankan. Berdasarkan perhitungan criteria investasi yang dilakukan dengan umur

usaha 10 tahun didapatkan hasil sebagai berikut (Tabel 15).

Tabel 15 Hasil perhitungan Kriteria Investasi Usaha Penggilingan Padi RMU Bonjo Alam

Indikator Nilai

NPV 942.882.122

Net B/C 1.84

IRR 20.99 %

PP 3.95

Nilai NPV usaha penggilingan padi RMU Bonjo Alam sebesar Rp942 882 122 yang menunjukan bahwa manfaat bersih atau keuntungan yang diperoleh penggilingan padi RMU Bonjo Alam selama 10 tahun dengan tingkat diskonto 6 persen sebesar

Rp942 882 122. Nilai tersebut lebih besar daripada nol atau bernilai positif sehingga berdasarkan kriteria NPV, usaha penggilingan padi RMU Bonjo Alam layak untuk

dijalankan. Sementara itu nilai Net B/C yang dihasilkan yaitu 1.84 menunjukan bahwa setiap satu satuan biaya yang dikeluarkan untuk usaha penggilingan padi RMU Bonjo Alam akan memberikan keuntungan sebesar 1.84 satuan. Berdasarkan kriteria penilaian

investasi apabila Net B/C lebih dari satu maka usaha tersebut layak untuk dijalankan. Sementara itu nilai IRR usaha penggilingan padi RMU Bonjo Alam sebesar 20.99

persen. Hal tersebut menunjukan bahwa tingkat pengembalian dari investasi yang ditanamkan pada usaha penggilingan padi RMU Bonjo Alam sebesar 20.99 persen. Nilai tersebut lebih besar dari tingkat diskonto yang ditentukan yaitu sebesar 6 persen.

Sehingga berdasarkan kriteria penilaian investasi untuk IRR, usaha penggilingan padi RMU Bonjo Alam layak untuk dijalankan hingga tingkat IRR sebesar 20.99 persen.

Nilai Payback Period dari usaha penggilingan padi RMU Bonjo Alam adalah 3 tahun 0.95 bulan. Nilai ini menunjukan bahwa seluruh biaya investasi yang dikeluarkan untuk usaha penggilingan padi RMU Bonjo Alam akan dapat dikembalikan pada tahun ke 3.

Karena nilai Paybak Period dari usaha penggilingan padi RMU Bonjo Alam lebih kecil dari umur usaha sehingga usaha ini layak untuk dilaksanakan.

4. Analisis swithing value penggilingan padi RMU Bonjo Alam

Analisis switching value yang dilakukan adalah dengan menghitung perubahan maksimum yang boleh terjadi akibat adanya perubahan beberapa parameter. Parameter yang digunakan yaitu kenaikan total biaya variabel, penurunan jumlah produksi penggilingan padi RMU Bonjo

Alam dan penurunan harga jual output penggilingan padi RMU Bonjo Alam. Analisis switching value digunakan untuk mengetahui tingkat kenaikan total biaya variabel,

penurunan jumlah produksi penggilingan padi RMU Bonjo Alam dan penurunan haga jual output penggilingan padi RMU Bonjo Alam. Sehingga keuntungan dari hasil NPV

yang sama dengan nol. Kemudian bisa juga menggunakan parameter Net B/C yang mempunyai nilai sama dengan satu dan nilai IRR yang besarnya sama dengan nilai Discount Rate. Hasil analisis switching value bisa dilihat pada Tabel 16.

Page 75: Gilingan skala kecil

58

Tabel 16 Analisis swithing value penggilingan padi RMU Bonjo Alam

Kriteria Kenaikan total biaya

variabel sebesar

431.1873848 %

Penurunan jumlah

produksi sebesar

42.09836603 %

Penurunan Harga

Jual Output sebesar

42.09836605 %

NPV (0) (0) (0)

Net B/C 1 1 1

IRR 6 % 6 % 6 %

Tabel 16 memperlihatkan adanya kenaikan total biaya variabel sebesar

431.1873848 persen, penurunan jumlah produksi sebesar 42.09836603 persen dan penurunan harga jual output sebesar 42.09836605 persen. Persentase perubahan

terhadap parameter tersebut merupakan persentase maksimal yang dapat ditolerir oleh penggilingan padi RMU Bonjo Alam. Apabila persentase kenaikan total biaya variabel, penurunan jumlah produksi dan penurunan harga jual output lebih besar dari persentase

yang ditolerir, maka kegiatan usaha penggilingan padi RMU Bonjo Alam tidak layak untuk dijalankan. Sehingga ketika perubahan komponen tersebut mulai mendekati

perubahan nilai tersebut yang merupakan nilai persentase maksimal yang dapat ditolerir oleh penggilingan maka pemilik harus mulai melakukan kebijakan dan strategi untuk menghadapi hal tersebut sehingga nilai kelayakan usaha tetap dipertahankan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan pada usaha penggilingan padi RMU Bonjo Alam, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Usaha penggilingan padi RMU bonjo Alam berdasarkan hasil analisis non financial layak untuk dijalankan untuk aspek pasar, teknis, manajemen dan hukum, dan aspek social dan lingkungan. Untuk aspek pasar walaupun penjualan beras yang dilakukan

oleh penggilingan sangat sedikit namun penggilingan padi RMU Bonjo Alam memiliki jumlah dedak dan sekam yang melimpah dari hasil penggilingan padi para

pengumpul. Selain itu untuk dedak dan sekam sendiri selain kepada masyarakat, penggilingan padi RMU Bonjo Alam memiliki langganan sendiri sehingga mereka tidak kesulitan dalam memasarkan dedak dan sekam yang mereka punya. Untuk

aspek teknis penggilingan padi RMU Bonjo Alam sudah memenuhi syarat untuk menjadikan penggilingan padinya sesuai dengan pengelolaan yang benar. Tidak

terdapat kendala yang dapat menghambat kegiatan penggilingan padi RMU Bonjo Alam. Untuk aspek manajemen dan hukum penggilingan padi RMU Bonjo Alam dalam melakukan manajemen usahanya cukup baik, walaupun tidak memiliki

struktur organisasi yang baku layaknya usaha besar namun sudah memberikan pengelolaan dan pembagian kerja yang jelas untuk setiap tenaga kerjanya. Dari sisi

Page 76: Gilingan skala kecil

59

hukum, penggilingan padi RMU Bonjo Alam sudah memenuhi persyaratan sebagai

sebuah usaha kecil yang diperkuat dengan Surat Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP), Surat Keterangan Tempat Usaha (SKTU) dan

Surat Ijin Gangguan (HO). Aspek sosial lingkungan penggilingan padi RMU Bonjo Alam mampu mengelola hasil sampingan dan suara dari mesin penggilingan. Selain itu, kelayakan penggilingan padi RMU Bonjo Alam untuk dijalankan dilihat dari

mamfaat positif berupa penyerapan tenaga kerja masyarakat sekitar dan mempermudah akses perolehan makanan pokok seperti beras.

2. Usaha Penggilingan Padi RMU Bonjo Alam berdasarkan hasil analisis finansial layak untuk dijalankan. Nilai NPV usaha penggilingan padi RMU Bonjo Alam sebesar Rp942 882 122 yang menunjukan bahwa manfaat bersih atau keuntungan yang

diperoleh penggilingan padi RMU Bonjo Alam selama 10 tahun dengan tingkat diskonto 6 persen sebesar Rp942 882 122. Nilai tersebut lebih besar daripada nol

atau bernilai positif sehingga berdasarkan kriteria NPV, usaha penggilingan padi RMU Bonjo Alam layak untuk dijalankan. Sementara itu nilai Net B/C yang dihasilkan yaitu 1.84 menunjukan bahwa setiap satu satuan biaya yang dikeluarkan

untuk usaha penggilingan padi RMU Bonjo Alam akan memberikan keuntungan sebesar 1.84 satuan. Berdasarkan kriteria penilaian investasi apabila Net B/C lebih

dari satu maka usaha tersebut layak untuk dijalankan. Sementara itu nilai IRR usaha penggilingan padi RMU Bonjo Alam sebesar 20.99 persen. Hal tersebut menunjukan bahwa tingkat pengembalian dari investasi yang ditanamkan pada usaha

penggilingan padi RMU Bonjo Alam sebesar 20.99 persen. Nilai tersebut lebih besar dari tingkat diskonto yang ditentukan yaitu sebesar enam persen. Sehingga

berdasarkan kriteria penilaian investasi untuk IRR, usaha penggilingan padi RMU Bonjo Alam layak untuk dijalankan hingga tingkat IRR sebesar 20.99 persen. Nilai Payback Period dari usaha penggilingan padi RMU Bonjo Alam adalah 3 tahun 0.95

bulan. Nilai ini menunjukan bahwa seluruh biaya investasi yang dikeluarkan untuk usaha penggilingan padi RMU Bonjo Alam akan dapat dikembalikan pada tahun ke

3. Karena nilai Paybak Period dari usaha penggilingan padi RMU Bonjo Alam lebih kecil dari umur usaha sehingga usaha ini layak untuk dilaksanakan.

3. Analisis switching value yang dilakukan dengan menghitung perubahan maksimum

yang boleh terjadi akibat adanya perubahan beberapa parameter yaitu kenaikan total biaya variabel, penurunan jumlah produksi penggilingan padi RMU Bonjo Alam dan

penurunan harga jual output penggilingan padi RMU Bonjo Alam didapatkan bahwa besarnya kenaikan total biaya variabel sebesar 431.1873848 persen, penurunan jumlah produksi sebesar 42.09836603 persen dan penurunan harga jual output

sebesar 42.09836605 persen. Persentase perubahan terhadap parameter tersebut merupakan persentase maksimal yang dapat ditolerir oleh penggilingan padi RMU

Bonjo Alam. Apabila persentase kenaikan total biaya variabel, penurunan jumlah produksi dan penurunan harga jual output lebih besar dari persentase yang ditolerir, maka kegiatan usaha penggilingan padi RMU Bonjo Alam tidak layak untuk

dijalankan.

Page 77: Gilingan skala kecil

60

Saran

1. Penggilingan Padi RMU Bonjo Alam sebaiknya melakukan perawatan dan service mesin penggilingan sesuai dengan standarisasi kinerja mesin beroperasi. Sehingga

setiap performa mesin penggilingan dan juga motor penggerak lebih bagus dan maksimal. Hal ini mampu meningkatkan produktifitas dari beras dan dedak yang dihasilkan.

2. Melakukan penambahan jumlah pengumpul tetap untuk penggilingan yang awalnya cuma 6 orang pengumpul tetap menjadi lebih banyak, sehingga jumlah rata – rata

beras dan dedak yang didapatkan oleh penggilingan sebagai bentuk biaya sewa penggilingan menjadi lebih besar dari sebelumnya.

3. Melakukan perombakan menajemen dimana pemilik mengganti sistem menajemen

dari sistem sewa menjadi usaha penggilingan sendiri dimana pemilik melakukan pembelian gabah sendiri dari masyarakat sehingga bisa mendapatkan beras dan

hasil sampingan beras secara maksimal. Sistem ini bisa memungkinkan pemilik menjual beras keluar kota bahkan provinsi dengan merek dagang usaha penggilingan yang dimiliki oleh pemilik sehingga hasil yang didapatkan lebih

maksimal. Namun untuk perombakan manajemen ini diperlukan penelitian lebih lanjut karena jika mengganti manajemen penggilingan maka pemilik harus mencari

pasar potensial dan beberapa penambahan investasi dan tenaga kerja untuk melakukan hal tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Alwiyah. 2011. Analisis Kelayakan Usaha Budidaya Belimbing Dewa Pada Kondisi Risiko Di Kota Depok. (Skripsi) Bogor (ID) : Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi Dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Arimanto, Ambi Yoan. 2008. Analisis Biaya dan Kelayakan Usaha Penggilingan Padi di Kelompok Tani Suka Tani, desa Situ Ilir Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten

Bogor. [skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. BPS. 2012. Perkembangan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut

Lapangan Usaha Pada Tahun 2004-2012* (Miliar Rupiah). BPS. Jakarta.

BPS. 2012. Persentase Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan Menurut Kelompok Barang Tahun 2004-2012. BPS. Jakarta.

(BPS). 2012. Sumbar (ID). Produksi padi di Sumatera Barat. Husein, Umar. 2001. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Novianti, Eka. 2010 : Kelayakan Investasi Usaha Penggilingan Padi Pada Kondisi

Risiko (Studi Kasus di Penggilingan Padi Skala Kecil Sinar Ginanjar, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. (skripsi) Bogor (ID) : Departemen Agribisnis, Fakultas

Ekonomi Dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Nurmalina R, Sarianti T, Karyadi A. 2010. Studi Kelayakan Bisnis. Bogor (ID) :

Departemen Agribisnis FEM – IPB.

Patiwiri, Abdul Waries. Edisi 13, 26 November 2008. Sistem Penggilingan Padi. Majalah Padi. Kolom Opini.

Prawirakusuma, Yogaswara. 2011. Analisis Kelayakan usaha Rosela Organik (Studi Kasus di “Wahana Farm” Darmaga Bogor). (Skripsi) Bogor (ID) : Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi Dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Suliyanto. 2010. Studi Kelayakan Bisnis. Yogyakarta (ID) : Penerbit ANDI.

Page 78: Gilingan skala kecil

61

Suryani, Mega Ari. 2011. Analisis Kelayakan Usaha Mie Mentah Jagung (Studi Kasus:

Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin di Kelurahan Tegal Lega, Kota Bogor, Jawa Barat). (Skripsi) Bogor (ID) : Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi Dan

Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Rahmat, Ridwan. 2010. Stabilisasi Beras Pecah Kulit Melaui Penerapan Teknologi

Penyimpanan Hermetik. Pangan Media komunikasi dan informasi.

UPT BP4K2P. Kecamatan Tilatang Kamang (ID). 2013. Segmen Pasar Komoditi Pertanian 2012.

Widowati, Sri. 2001. Pemanfaatan Hasil Samping Penggilingan Padi dalam Menunjang Sistem Agroindustri di Pedesaan. Buletin Agrobio, Volume 4 : 33 - 38.

.

Page 79: Gilingan skala kecil

62

Page 80: Gilingan skala kecil

63

LAMPIRAN

Page 81: Gilingan skala kecil

64

Lampiran 1 Rincian biaya variabel penggilingan padi RMU Bonjo Alam

Biaya

variable Uraian Jumlah

Biaya

persatuan

Biaya per bulan Total

Karung goni

1408 kg beras dengan karung

jenis karung 30 kg 47 950

44 650

535 800

Benang

2 bulan dibutuhkan 1 lusin

benang

1 lusin /

2 bulan 75 000

75 000 /2

bulan

450 000

Bahan bakar mesin

350 liter untuk satu bulan 350 5 500 1 925 000 23 100 000

Pelumas

Kebutuhan adalah12 liter untuk

2 bulan

12 liter

/2 bulan

23 000 276 000 1 656 000

Kuli angkut untuk dedak

Biaya angkut dedak Rp 50 / kg

dedak dengan besarnya dedak

dijual perbulan adalah 21 ton

21 ton 50 1 050 000 12 600 000

Karung

plastic

1408 kg beras dengan karung

jenis karung 30 kg 47 950

44 650

535 800

Total Biaya

Variabel 38 877 600

Lampiran 2 Rincian pendapatan penggilingan padi RMU Bonjo Alam

No Pemasukan penggilingan Satuan Jumlah

/sekali

giling

Jumlah

/bulan/22

kali

Jumlah

/tahun

1 Banyaknya gabah yang digiling

Kg 5 330 117 260 1 407 120

2 Banyaknya beras yang dihasilkan

Kg 3 200 70 400 844 800

3 Beras hasil sewa yang didapatkan

Dengan jasa sewa 2 %

Kg 64 1 408 16 896

Page 82: Gilingan skala kecil

65

Lampiran 3 Laporan Chasflow penggilingan padi RMU Bonjo Alam

Uraian Tahun

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A. INFLOW

Penerimaan penggilingan padi RMU 413.952.000 413.952.000 413.952.000 413.952.000 413.952.000 413.952.000 413.952.000 413.952.000 413.952.000 413.952.000

nilai sisa 220.646.250

total inflow 413.952.000 413.952.000 413.952.000 413.952.000 413.952.000 413.952.000 413.952.000 413.952.000 413.952.000 634.598.250

B.Outflow

Biaya investasi

mesin penggilingan

a.Pemecah kulit 34.000.000

b.Penyosoh beras 28.000.000

c.Motor penggerak 42.000.000

bangunan gedung 650.000.000

lantai jemuran 160.000.000

Pagar 190.000.000

timbangan duduk 480.000

meja tulis 300.000

Lemari 500.000

Kursi 750.000

alat pemadam kebakaran 300.000

mesin jahit goni 850.000 850.000 850.000 850.000 850.000 850.000

Perlengkapan lainnya

alat tampung beras 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000

kipas beras 1.800.000

sapu jemuran 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000

pendorong jemuran 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000

Page 83: Gilingan skala kecil

66

Terpal 900.000 900.000 900.000 900.000 900.000 900.000 900.000 900.000 900.000 900.000 900.000

Plastic 525.000 525.000 525.000 525.000 525.000 525.000 525.000 525.000 525.000 525.000 525.000

Serok 500.000

Gerobak 2.850.000

mesin gerinda 535.000

Pompa air 5.100.000

total biaya investasi 1.120.250.000 2.285.000 3.135.000 2.285.000 3.135.000 2.285.000 3.135.000 2.285.000 3.135.000 2.285.000 3.135.000

biaya variabel

karung goni 535.800 541.158 546.570 552.035 557.556 563.131 568.762 574.450 580.195 585.997

Benang 450.000 454.500 459.045 463.635 468.272 472.955 477.684 482.461 487.286 492.158

bahan bakar mesin 23.100.000 23.331.000 23.564.310 23.799.953 24.037.953 24.278.332 24.521.115 24.766.327 25.013.990 25.264.130

Pelumas 1.656.000 1.672.560 1.689.286 1.706.178 1.723.240 1.740.473 1.757.877 1.775.456 1.793.211 1.811.143

kuli angkut dedak 12.600.000 12.726.000 12.853.260 12.981.793 13.111.611 13.242.727 13.375.154 13.508.905 13.643.994 13.780.434

karung plastic 535.800 541.158 546.570 552.035 557.556 563.131 568.762 574.450 580.195 585.997

Total biaya variabel 38.877.600 39.266.376 39.659.040 40.055.630 40.456.186 40.860.748 41.269.356 41.682.049 42.098.870 42.519.859

Biaya tetap

biaya perawatan

a.servis mesin 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000

b.husker 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000

c.polisher 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000

d.motor penggerak 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000

biaya listrik 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000

biaya telepon 439.200 439.200 439.200 439.200 439.200 439.200 439.200 439.200 439.200 439.200

PBB 76.928 76.928 76.928 76.928 76.928 76.928 76.928 76.928 76.928 76.928

isi ulang alat pemadam kebakaran 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000

kir timbangan 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000

gaji pegawai

a.koordinator 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000

Page 84: Gilingan skala kecil

67

b.operator 13.200.000 13.200.000 13.200.000 13.200.000 13.200.000 13.200.000 13.200.000 13.200.000 13.200.000 13.200.000

c.pembantu operator 9.600.000 9.600.000 9.600.000 9.600.000 9.600.000 9.600.000 9.600.000 9.600.000 9.600.000 9.600.000

Total biaya tetap 44.426.128 44.426.128 44.426.128 44.426.128 44.426.128 44.426.128 44.426.128 44.426.128 44.426.128 44.426.128

Total biaya operasional 83.303.728 83.692.504 84.085.168 84.481.758 84.882.314 85.286.876 85.695.484 86.108.177 86.524.998 86.945.987

Total Otflow 1.120.250.000 85.588.728 86.827.504 86.370.168 87.616.758 87.167.314 88.421.876 87.980.484 89.243.177 88.809.998 90.080.987

Pajak 56.020.879 55.928.603 55.835.405 55.741.274 55.646.202 55.550.179 55.453.196 55.355.243 55.256.311

Bunga 14.326.530 14.303.203 14.279.643 14.255.848 14.231.815 14.207.541 14.183.024 14.158.263 14.133.254 14.107.994

Net benefit -1.120.250.000 314.036.742 256.800.413 257.373.585 256.243.989 256.811.597 255.676.381 256.238.313 255.097.364 255.653.505 475.152.958

diskon faktor (6%) 1,000 0,943 0,890 0,840 0,792 0,747 0,705 0,665 0,627 0,592 0,558

Present value pertahun -1.120.250.000 296.261.078 228.551.454 216.095.825 202.969.240 191.904.565 180.241.760 170.413.113 160.051.242 151.320.917 265.322.930

Present value (-) -1.120.250.000

Present value (+) 2.063.132.122

NPV 942.882.122

Net B/C 1,84

IRR 20.99%

PP 3,95

Page 85: Gilingan skala kecil

68

Lampiran 4 Laporan laba rugi penggilingan padi RMU Bonjo Alam

No Uraian Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 penerimaan total 413.952.000 413.952.000 413.952.000 413.952.000 413.952.000 413.952.000 413.952.000 413.952.000 413.952.000 413.952.000

2 Pengeluaran

biaya variabel 38.877.600 39.266.376 39.659.040 40.055.630 40.456.186 40.860.748 41.269.356 41.682.049 42.098.870 42.519.859

biaya tetap 44.426.128 44.426.128 44.426.128 44.426.128 44.426.128 44.426.128 44.426.128 44.426.128 44.426.128 44.426.128

Penyusutan 91.872.775 91.872.775 91.872.775 91.872.775 91.872.775 91.872.775 91.872.775 91.872.775 91.872.775 91.872.775

total pengeluaran 175.176.503 175.565.279 175.957.943 176.354.533 176.755.089 177.159.651 177.568.259 177.980.952 178.397.773 178.818.762

3 Laba bersih sebelum bunga dan pajak 238.775.497 238.386.721 237.994.057 237.597.467 237.196.911 236.792.349 236.383.741 235.971.048 235.554.227 235.133.238

4 bunga (6 %) 14.326.530 14.303.203 14.279.643 14.255.848 14.231.815 14.207.541 14.183.024 14.158.263 14.133.254 14.107.994

5 laba bersih sebelum pajak 224.448.967 224.083.518 223.714.414 223.341.619 222.965.096 222.584.808 222.200.717 221.812.785 221.420.974 221.025.244

6 pajak (25%) 56.020.879 55.928.603 55.835.405 55.741.274 55.646.202 55.550.179 55.453.196 55.355.243 55.256.311

7 Laba bersih 224.448.967 168.062.638 167.785.810 167.506.214 167.223.822 166.938.606 166.650.538 166.359.589 166.065.730 165.768.933

Page 86: Gilingan skala kecil

69

Lampiran 5 Laporan Chasflow kenaikan total biaya variabel sebesar 431,1873848 persen pada analisis swithing value

Uraian Tahun

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A. INFLOW

Penerimaan penggilingan padi RMU 413.952.000 413.952.000 413.952.000 413.952.000 413.952.000 413.952.000 413.952.000 413.952.000 413.952.000 413.952.000

nilai sisa 220.646.250

total inflow 413.952.000 413.952.000 413.952.000 413.952.000 413.952.000 413.952.000 413.952.000 413.952.000 413.952.000 634.598.250

B.Outflow

Biaya investasi

mesin penggilingan

a.Pemecah kulit 34.000.000

b.Penyosoh beras 28.000.000

c.Motor penggerak 42.000.000

bangunan gedung 650.000.000

lantai jemuran 160.000.000

Pagar 190.000.000

timbangan duduk 480.000

meja tulis 300.000

Lemari 500.000

Kursi 750.000

alat pemadam kebakaran 300.000

mesin jahit goni 850.000 850.000 850.000 850.000 850.000 850.000

Perlengkapan lainnya

alat tampung beras 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000

kipas beras 1.800.000

sapu jemuran 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000

pendorong jemuran 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000

Page 87: Gilingan skala kecil

70

Terpal 900.000 900.000 900.000 900.000 900.000 900.000 900.000 900.000 900.000 900.000 900.000

Plastik 525.000 525.000 525.000 525.000 525.000 525.000 525.000 525.000 525.000 525.000 525.000

Serok 500.000

Gerobak 2.850.000

mesin gerinda 535.000

Pompa air 5.100.000

total biaya investasi 1.120.250.000 2.285.000 3.135.000 2.285.000 3.135.000 2.285.000 3.135.000 2.285.000 3.135.000 2.285.000 3.135.000

biaya variabel

karung goni 2.846.102 2.874.563 2.903.309 2.932.342 2.961.665 2.991.282 3.021.195 3.051.407 3.081.921 3.112.740

Benang 2.390.343 2.414.247 2.438.389 2.462.773 2.487.401 2.512.275 2.537.398 2.562.771 2.588.399 2.614.283

bahan bakar mesin 122.704.286 123.931.329 125.170.642 126.422.348 127.686.572 128.963.438 130.253.072 131.555.603 132.871.159 134.199.870

Pelumas 8.796.463 8.884.428 8.973.272 9.063.005 9.153.635 9.245.171 9.337.623 9.430.999 9.525.309 9.620.562

kuli angkut dedak 66.929.610 67.598.907 68.274.896 68.957.645 69.647.221 70.343.693 71.047.130 71.757.601 72.475.178 73.199.929

karung plastik 2.846.102 2.874.563 2.903.309 2.932.342 2.961.665 2.991.282 3.021.195 3.051.407 3.081.921 3.112.740

Total biaya variabel 206.512.907 208.578.036 210.663.816 212.770.454 214.898.159 217.047.140 219.217.612 221.409.788 223.623.886 225.860.125

Biaya tetap

biaya perawatan

a.servis mesin 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000

b.husker 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000

c.polisher 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000

d.motor penggerak 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000

biaya listrik 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000

biaya telepon 439.200 439.200 439.200 439.200 439.200 439.200 439.200 439.200 439.200 439.200

PBB 76.928 76.928 76.928 76.928 76.928 76.928 76.928 76.928 76.928 76.928

isi ulang alat pemadam kebakaran 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000

kir timbangan 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000

gaji pegawai

a.koordinator 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000

Page 88: Gilingan skala kecil

71

b.operator 13.200.000 13.200.000 13.200.000 13.200.000 13.200.000 13.200.000 13.200.000 13.200.000 13.200.000 13.200.000

c.pembantu operator 9.600.000 9.600.000 9.600.000 9.600.000 9.600.000 9.600.000 9.600.000 9.600.000 9.600.000 9.600.000

Total biaya tetap 44.426.128 44.426.128 44.426.128 44.426.128 44.426.128 44.426.128 44.426.128 44.426.128 44.426.128 44.426.128

Total biaya operasional 250.939.035 253.004.164 255.089.944 257.196.582 259.324.287 261.473.268 263.643.740 265.835.916 268.050.014 270.286.253

Total Otflow 1.120.250.000 253.224.035 256.139.164 257.374.944 260.331.582 261.609.287 264.608.268 265.928.740 268.970.916 270.335.014 273.421.253

Pajak 16.232.639 15.742.481 15.247.421 14.747.410 14.242.400 13.732.339 13.217.178 12.696.865 12.171.348

Bunga 4.268.411 4.144.504 4.019.357 3.892.959 3.765.296 3.636.357 3.506.129 3.374.599 3.241.753 3.107.578

Net benefit -1.120.250.000 156.459.554 137.435.693 136.815.218 134.480.038 133.830.006 131.464.974 130.784.792 128.389.308 127.678.369 345.898.070

diskon faktor (6%) 1,000 0,943 0,890 0,840 0,792 0,747 0,705 0,665 0,627 0,592 0,558

Present value pertahun -1.120.250.000 147.603.353 122.317.278 114.872.695 106.520.786 100.005.566 92.677.619 86.979.356 80.553.040 75.572.630 193.147.676

Present value (-) -1.120.250.000

Present value (+) 1.120.250.000

NPV 0

Net B/C 1,00

IRR 6,00%

PP 7,17

Page 89: Gilingan skala kecil

72

Lampiran 6 Laporan laba rugi kenaikan total biaya variabel sebesar 431,1873848 persen pada analisis swithing value

No Uraian Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 penerimaan total 413.952.000 413.952.000 413.952.000 413.952.000 413.952.000 413.952.000 413.952.000 413.952.000 413.952.000 413.952.000

2 Pengeluaran

biaya variabel 206.512.907 208.578.036 210.663.816 212.770.454 214.898.159 217.047.140 219.217.612 221.409.788 223.623.886 225.860.125

biaya tetap 44.426.128 44.426.128 44.426.128 44.426.128 44.426.128 44.426.128 44.426.128 44.426.128 44.426.128 44.426.128

Penyusutan 91.872.775 91.872.775 91.872.775 91.872.775 91.872.775 91.872.775 91.872.775 91.872.775 91.872.775 91.872.775

total pengeluaran 342.811.810 344.876.939 346.962.719 349.069.357 351.197.062 353.346.043 355.516.515 357.708.691 359.922.789 362.159.028

3 Laba bersih sebelum bunga dan pajak 71.140.190 69.075.061 66.989.281 64.882.643 62.754.938 60.605.957 58.435.485 56.243.309 54.029.211 51.792.972

4 bunga (6 %) 4.268.411 4.144.504 4.019.357 3.892.959 3.765.296 3.636.357 3.506.129 3.374.599 3.241.753 3.107.578

5 laba bersih sebelum pajak 66.871.779 64.930.558 62.969.924 60.989.684 58.989.642 56.969.599 54.929.356 52.868.711 50.787.459 48.685.394

6 pajak (25%) 16.232.639 15.742.481 15.247.421 14.747.410 14.242.400 13.732.339 13.217.178 12.696.865 12.171.348

7 Laba bersih 66.871.779 48.697.918 47.227.443 45.742.263 44.242.231 42.727.199 41.197.017 39.651.533 38.090.594 36.514.045

Page 90: Gilingan skala kecil

73

Lampiran 7 Laporan Chasflow penurunan jumlah produksi penggilingan sebesar 42,09836603 persen pada analisis swithing value

Uraian Tahun

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A. INFLOW

Penerimaan penggilingan padi RMU 239.684.972 239.684.972 239.684.972 239.684.972 239.684.972 239.684.972 239.684.972 239.684.972 239.684.972 239.684.972

nilai sisa 220.646.250

total inflow 239.684.972 239.684.972 239.684.972 239.684.972 239.684.972 239.684.972 239.684.972 239.684.972 239.684.972 460.331.222

B.Outflow

Biaya investasi

mesin penggilingan

a.Pemecah kulit 34.000.000

b.Penyosoh beras 28.000.000

c.Motor penggerak 42.000.000

bangunan gedung 650.000.000

lantai jemuran 160.000.000

Pagar 190.000.000

timbangan duduk 480.000

meja tulis 300.000

Lemari 500.000

Kursi 750.000

alat pemadam kebakaran 300.000

mesin jahit goni 850.000 850.000 850.000 850.000 850.000 850.000

Perlengkapan lainnya

alat tampung beras 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000

kipas beras 1.800.000

sapu jemuran 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000

pendorong jemuran 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000

Page 91: Gilingan skala kecil

74

Terpal 900.000 900.000 900.000 900.000 900.000 900.000 900.000 900.000 900.000 900.000 900.000

Plastic 525.000 525.000 525.000 525.000 525.000 525.000 525.000 525.000 525.000 525.000 525.000

Serok 500.000

Gerobak 2.850.000

mesin gerinda 535.000

Pompa air 5.100.000

total biaya investasi 1.120.250.000 2.285.000 3.135.000 2.285.000 3.135.000 2.285.000 3.135.000 2.285.000 3.135.000 2.285.000 3.135.000

biaya variabel

karung goni 535.800 541.158 546.570 552.035 557.556 563.131 568.762 574.450 580.195 585.997

Benang 450.000 454.500 459.045 463.635 468.272 472.955 477.684 482.461 487.286 492.158

bahan bakar mesin 23.100.000 23.331.000 23.564.310 23.799.953 24.037.953 24.278.332 24.521.115 24.766.327 25.013.990 25.264.130

Pelumas 1.656.000 1.672.560 1.689.286 1.706.178 1.723.240 1.740.473 1.757.877 1.775.456 1.793.211 1.811.143

kuli angkut dedak 12.600.000 12.726.000 12.853.260 12.981.793 13.111.611 13.242.727 13.375.154 13.508.905 13.643.994 13.780.434

karung plastic 535.800 541.158 546.570 552.035 557.556 563.131 568.762 574.450 580.195 585.997

Total biaya variabel 38.877.600 39.266.376 39.659.040 40.055.630 40.456.186 40.860.748 41.269.356 41.682.049 42.098.870 42.519.859

Biaya tetap

biaya perawatan

a.servis mesin 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000

b.husker 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000

c.polisher 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000

d.motor penggerak 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000

biaya listrik 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000

biaya telepon 439.200 439.200 439.200 439.200 439.200 439.200 439.200 439.200 439.200 439.200

PBB 76.928 76.928 76.928 76.928 76.928 76.928 76.928 76.928 76.928 76.928

isi ulang alat pemadam kebakaran 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000

kir timbangan 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000

gaji pegawai

a.koordinator 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000

Page 92: Gilingan skala kecil

75

b.operator 13.200.000 13.200.000 13.200.000 13.200.000 13.200.000 13.200.000 13.200.000 13.200.000 13.200.000 13.200.000

c.pembantu operator 9.600.000 9.600.000 9.600.000 9.600.000 9.600.000 9.600.000 9.600.000 9.600.000 9.600.000 9.600.000

Total biaya tetap 44.426.128 44.426.128 44.426.128 44.426.128 44.426.128 44.426.128 44.426.128 44.426.128 44.426.128 44.426.128

Total biaya operasional 83.303.728 83.692.504 84.085.168 84.481.758 84.882.314 85.286.876 85.695.484 86.108.177 86.524.998 86.945.987

Total Otflow 1.120.250.000 85.588.728 86.827.504 86.370.168 87.616.758 87.167.314 88.421.876 87.980.484 89.243.177 88.809.998 90.080.987

Pajak 15.068.128 14.975.852 14.882.653 14.788.522 14.693.450 14.597.428 14.500.445 14.402.492 14.303.559

Bunga 3.870.508 3.847.182 3.823.622 3.799.826 3.775.793 3.751.519 3.727.003 3.702.241 3.677.232 3.651.973

Net benefit -1.120.250.000 150.225.736 133.942.158 134.515.330 133.385.734 133.953.342 132.818.126 133.380.058 132.239.109 132.795.250 352.294.703

diskon faktor (6%) 1,000 0,943 0,890 0,840 0,792 0,747 0,705 0,665 0,627 0,592 0,558

Present value pertahun -1.120.250.000 141.722.392 119.208.044 112.941.665 105.653.995 100.097.730 93.631.538 88.705.356 82.968.453 78.601.305 196.719.522

Present value (-) -1.120.250.000

Present value (+) 1.120.250.000

NPV 0

Net B/C 1,00

IRR 6,00%

PP 7,14

Page 93: Gilingan skala kecil

76

Lampiran 8 Laporan laba rugi penurunan jumlah produksi penggilingan sebesar 42,09836603 persen pada analisis swithing value

No Uraian Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 penerimaan total 239.684.972 239.684.972 239.684.972 239.684.972 239.684.972 239.684.972 239.684.972 239.684.972 239.684.972 239.684.972

2 Pengeluaran

biaya variabel 38.877.600 39.266.376 39.659.040 40.055.630 40.456.186 40.860.748 41.269.356 41.682.049 42.098.870 42.519.859

biaya tetap 44.426.128 44.426.128 44.426.128 44.426.128 44.426.128 44.426.128 44.426.128 44.426.128 44.426.128 44.426.128

Penyusutan 91.872.775 91.872.775 91.872.775 91.872.775 91.872.775 91.872.775 91.872.775 91.872.775 91.872.775 91.872.775

total pengeluaran 175.176.503 175.565.279 175.957.943 176.354.533 176.755.089 177.159.651 177.568.259 177.980.952 178.397.773 178.818.762

3 Laba bersih sebelum bunga dan pajak 64.508.469 64.119.693 63.727.029 63.330.439 62.929.882 62.525.320 62.116.713 61.704.019 61.287.199 60.866.210

4 bunga (6 %) 3.870.508 3.847.182 3.823.622 3.799.826 3.775.793 3.751.519 3.727.003 3.702.241 3.677.232 3.651.973

5 laba bersih sebelum pajak 60.637.961 60.272.511 59.903.407 59.530.612 59.154.089 58.773.801 58.389.710 58.001.778 57.609.967 57.214.238

6 pajak (25%) 15.068.128 14.975.852 14.882.653 14.788.522 14.693.450 14.597.428 14.500.445 14.402.492 14.303.559

7 Laba bersih 60.637.961 45.204.383 44.927.555 44.647.959 44.365.567 44.080.351 43.792.283 43.501.334 43.207.475 42.910.678

Page 94: Gilingan skala kecil

77

Lampiran 9 Laporan Chasflow penurunan harga jual Output penggilingan sebesar 42,09836605 persen pada analisis swithing value

Uraian Tahun

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A. INFLOW

Penerimaan penggilingan padi RMU 239.684.972 239.684.972 239.684.972 239.684.972 239.684.972 239.684.972 239.684.972 239.684.972 239.684.972 239.684.972

nilai sisa 220.646.250

total inflow 239.684.972 239.684.972 239.684.972 239.684.972 239.684.972 239.684.972 239.684.972 239.684.972 239.684.972 460.331.222

B.Outflow

Biaya investasi

mesin penggilingan

a.Pemecah kulit 34.000.000

b.Penyosoh beras 28.000.000

c.Motor penggerak 42.000.000

bangunan gedung 650.000.000

lantai jemuran 160.000.000

Pagar 190.000.000

timbangan duduk 480.000

meja tulis 300.000

Lemari 500.000

Kursi 750.000

alat pemadam kebakaran 300.000

mesin jahit goni 850.000 850.000 850.000 850.000 850.000 850.000

Perlengkapan lainnya

alat tampung beras 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000

kipas beras 1.800.000

sapu jemuran 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000

pendorong jemuran 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000

Page 95: Gilingan skala kecil

78

Terpal 900.000 900.000 900.000 900.000 900.000 900.000 900.000 900.000 900.000 900.000 900.000

Plastic 525.000 525.000 525.000 525.000 525.000 525.000 525.000 525.000 525.000 525.000 525.000

Serok 500.000

Gerobak 2.850.000

mesin gerinda 535.000

Pompa air 5.100.000

total biaya investasi 1.120.250.000 2.285.000 3.135.000 2.285.000 3.135.000 2.285.000 3.135.000 2.285.000 3.135.000 2.285.000 3.135.000

biaya variabel

karung goni 535.800 541.158 546.570 552.035 557.556 563.131 568.762 574.450 580.195 585.997

Benang 450.000 454.500 459.045 463.635 468.272 472.955 477.684 482.461 487.286 492.158

bahan bakar mesin 23.100.000 23.331.000 23.564.310 23.799.953 24.037.953 24.278.332 24.521.115 24.766.327 25.013.990 25.264.130

Pelumas 1.656.000 1.672.560 1.689.286 1.706.178 1.723.240 1.740.473 1.757.877 1.775.456 1.793.211 1.811.143

kuli angkut dedak 12.600.000 12.726.000 12.853.260 12.981.793 13.111.611 13.242.727 13.375.154 13.508.905 13.643.994 13.780.434

karung plastic 535.800 541.158 546.570 552.035 557.556 563.131 568.762 574.450 580.195 585.997

Total biaya variabel 38.877.600 39.266.376 39.659.040 40.055.630 40.456.186 40.860.748 41.269.356 41.682.049 42.098.870 42.519.859

Biaya tetap

biaya perawatan

a.servis mesin 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000

b.husker 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000

c.polisher 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000 350.000

d.motor penggerak 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000

biaya listrik 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000

biaya telepon 439.200 439.200 439.200 439.200 439.200 439.200 439.200 439.200 439.200 439.200

PBB 76.928 76.928 76.928 76.928 76.928 76.928 76.928 76.928 76.928 76.928

isi ulang alat pemadam kebakaran 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000

kir timbangan 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000

gaji pegawai

a.koordinator 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000

Page 96: Gilingan skala kecil

79

b.operator 13.200.000 13.200.000 13.200.000 13.200.000 13.200.000 13.200.000 13.200.000 13.200.000 13.200.000 13.200.000

c.pembantu operator 9.600.000 9.600.000 9.600.000 9.600.000 9.600.000 9.600.000 9.600.000 9.600.000 9.600.000 9.600.000

Total biaya tetap 44.426.128 44.426.128 44.426.128 44.426.128 44.426.128 44.426.128 44.426.128 44.426.128 44.426.128 44.426.128

Total biaya operasional 83.303.728 83.692.504 84.085.168 84.481.758 84.882.314 85.286.876 85.695.484 86.108.177 86.524.998 86.945.987

Total Otflow 1.120.250.000 85.588.728 86.827.504 86.370.168 87.616.758 87.167.314 88.421.876 87.980.484 89.243.177 88.809.998 90.080.987

Pajak 15.068.128 14.975.852 14.882.653 14.788.522 14.693.450 14.597.428 14.500.445 14.402.492 14.303.559

Bunga 3.870.508 3.847.182 3.823.622 3.799.826 3.775.793 3.751.519 3.727.003 3.702.241 3.677.232 3.651.973

Net benefit -1.120.250.000 150.225.736 133.942.158 134.515.330 133.385.734 133.953.342 132.818.126 133.380.058 132.239.109 132.795.250 352.294.703

diskon faktor (6%) 1,000 0,943 0,890 0,840 0,792 0,747 0,705 0,665 0,627 0,592 0,558

Present value pertahun -1.120.250.000 141.722.392 119.208.044 112.941.665 105.653.995 100.097.730 93.631.538 88.705.356 82.968.453 78.601.305 196.719.522

Present value (-) -1.120.250.000

Present value (+) 1.120.250.000

NPV 0

Net B/C 1,00

IRR 6,00%

PP 7,14

Page 97: Gilingan skala kecil

80

Lampiran 10 Laporan laba rugi penurunan harga jual Output penggilingan sebesar 42,09836605 persen pada analisis swithing value

No Uraian Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 penerimaan total 239.684.972 239.684.972 239.684.972 239.684.972 239.684.972 239.684.972 239.684.972 239.684.972 239.684.972 239.684.972

2 Pengeluaran

biaya variabel 38.877.600 39.266.376 39.659.040 40.055.630 40.456.186 40.860.748 41.269.356 41.682.049 42.098.870 42.519.859

biaya tetap 44.426.128 44.426.128 44.426.128 44.426.128 44.426.128 44.426.128 44.426.128 44.426.128 44.426.128 44.426.128

Penyusutan 91.872.775 91.872.775 91.872.775 91.872.775 91.872.775 91.872.775 91.872.775 91.872.775 91.872.775 91.872.775

total pengeluaran 175.176.503 175.565.279 175.957.943 176.354.533 176.755.089 177.159.651 177.568.259 177.980.952 178.397.773 178.818.762

3 Laba bersih sebelum bunga dan pajak 64.508.469 64.119.693 63.727.029 63.330.439 62.929.882 62.525.320 62.116.713 61.704.019 61.287.199 60.866.210

4 bunga (6 %) 3.870.508 3.847.182 3.823.622 3.799.826 3.775.793 3.751.519 3.727.003 3.702.241 3.677.232 3.651.973

5 laba bersih sebelum pajak 60.637.961 60.272.511 59.903.407 59.530.612 59.154.089 58.773.801 58.389.710 58.001.778 57.609.967 57.214.238

6 pajak (25%) 15.068.128 14.975.852 14.882.653 14.788.522 14.693.450 14.597.428 14.500.445 14.402.492 14.303.559

7 Laba bersih 60.637.961 45.204.383 44.927.555 44.647.959 44.365.567 44.080.351 43.792.283 43.501.334 43.207.475 42.910.678

Page 98: Gilingan skala kecil

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 27 November 1990. Penulis merupakan

anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan bapak Jonni dan ibu Nelmayetti. Pendidikan yang ditempuh oleh penulis di mulai dari TK. Kartini Palembayan pada tahun 1995. Kemudian penulis melanjutkan ke jenjang SDN 04 VII Nagari

Selatan pada tahun 2002. Setelah itu melanjutkan ke SMPN 1 Tilatang Kamang pada tahun 2005. Dari Sekolah Menengah Atas, penulis melanjutkan ke SMAN 1

Tilatang Kamang dan penulis lulus dari sma ini pada tahun 2008. Pada tahun yang sama penulis mendapatkan kesempatan menempuh pendidikan Diploma 3 di Program Keahlian Teknologi Produksi dan Menajemen Perikanan Budidaya,

Direktorat Program Diploma, Institut Pertanian Bogor melalui jalur mahasiswa undangan (PMDK). Pada tahun 2011 penulis diterima pada program sarjana

penyelenggaraan khusus, Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.