Gigantical Peripheral Ossifying Fibroma of the Mandible Blum Fix

9
Gigantical Peripheral Ossifying Fibroma Of The Mandible: A Venezuelan Case Report Indah Laraswati., S.Kg 1 , drg. Helmi Hirawan., Sp.BM. 2 1 Kedokteran Gigi, Universitas Jenderal Soedirman, Puworketo, Jawa Tengah 2 Bidang Bedah Mulut, Kedokteran Gigi, Universitas Jenderal Soedirman, Puworketo, Jawa Tengah Alamat Korespondensi: Kedokteran Gigi Universitas Jenderal Soedirman, Puworketo, Jawa Tengah, Indonesia, 53122. Email: [email protected] ABSTRAK Peripheral ossifying fibroma merupakan lesi reaktif pada gingiva dengan produksi tulang yang sering terjadi pada wanita. Biasanya lesi cenderung berukuran kecil, namun tidak jarang ditemukan lesi peripheral ossifying fibroma yang besar. Laporan kasus: kami laporkan seorang pasien perempuan venezuela dengan gigantic peripheral ossifying fibroma di anterior mandibula berukuran 5,3x4,5x3,2 cm, muncul dari ginggiva antara insisiv lateral kanan dan caninus kanan. Kesimpulan: peripheral ossifying fibroma merupakan lesi reaktif yang mungkin berukuran besar. Management dan kemungkinan faktor yang terlibat pada kasus peripheral ossifying fibroma yang besar sudah di diskusikan. Kasus ini merupakan kasus lesi reaktif yang besar dan memungkinkan terjadinya kesalahan diagnosis dengan kanker. Setelah lesi dibuang dan dilakukan kontrol, lesi tidak kembali muncul setelah 5 tahun di follow up. Kata kunci: lesi reaktif, peripheral ossifying fibroma, lesi periodontal yang tidak berhubungan dengan plak. PENDAHULUAN Lesi reaktif pada mulut memiliki patologi yang bervariasi, terdiri atas pyogenic granuloma, peripheral giant cell granuloma, traumatic fibroma, dan peripheral ossifying fibroma (POF) 1 . POF ini sering terjadi pada mandibula, terutama pada regio molar dan premolar dibandingkan pada maksila. Peripheral ossifying fibroma merupakan Case Report : Dentistry of Jenderal Soedirman University | 1

description

ilmu bedah mulut

Transcript of Gigantical Peripheral Ossifying Fibroma of the Mandible Blum Fix

Page 1: Gigantical Peripheral Ossifying Fibroma of the Mandible Blum Fix

Gigantical Peripheral Ossifying Fibroma Of The Mandible: A Venezuelan Case Report

Indah Laraswati., S.Kg1, drg. Helmi Hirawan., Sp.BM.2

1Kedokteran Gigi, Universitas Jenderal Soedirman, Puworketo, Jawa Tengah2Bidang Bedah Mulut, Kedokteran Gigi, Universitas Jenderal Soedirman, Puworketo, Jawa

TengahAlamat Korespondensi: Kedokteran Gigi Universitas Jenderal Soedirman, Puworketo, Jawa

Tengah, Indonesia, 53122. Email: [email protected]

ABSTRAKPeripheral ossifying fibroma merupakan lesi reaktif pada gingiva dengan produksi

tulang yang sering terjadi pada wanita. Biasanya lesi cenderung berukuran kecil, namun tidak jarang ditemukan lesi peripheral ossifying fibroma yang besar. Laporan kasus: kami laporkan seorang pasien perempuan venezuela dengan gigantic peripheral ossifying fibroma di anterior mandibula berukuran 5,3x4,5x3,2 cm, muncul dari ginggiva antara insisiv lateral kanan dan caninus kanan. Kesimpulan: peripheral ossifying fibroma merupakan lesi reaktif yang mungkin berukuran besar. Management dan kemungkinan faktor yang terlibat pada kasus peripheral ossifying fibroma yang besar sudah di diskusikan. Kasus ini merupakan kasus lesi reaktif yang besar dan memungkinkan terjadinya kesalahan diagnosis dengan kanker. Setelah lesi dibuang dan dilakukan kontrol, lesi tidak kembali muncul setelah 5 tahun di follow up.

Kata kunci: lesi reaktif, peripheral ossifying fibroma, lesi periodontal yang tidak berhubungan dengan plak.

PENDAHULUAN

Lesi reaktif pada mulut memiliki patologi yang bervariasi, terdiri atas pyogenic granuloma, peripheral giant cell granuloma, traumatic fibroma, dan peripheral ossifying fibroma (POF) 1.

POF ini sering terjadi pada mandibula, terutama pada regio molar dan premolar dibandingkan pada maksila. Peripheral ossifying fibroma merupakan lesi reaktif yang paling sering terjadi pada ginggiva dan berasal dari ligamen periodontal 2. POF merupakan lesi reaktif dan bukan termasuk kanker, namun hal itu dapat dianggap sebagai bagian tepi dari central ossifying fibroma, yang merupakan neoplasia, walaupun keduanya memiliki karakteristik histomorfologi yang sama 1. Pada titik ini, hal tersebut akan sangat baik untuk mendapatkan kejelasan bahwa lesi reaktif merupakan proliferasi reparativ inflamasi atau traumatik, secara umum merupakan genetik atau kondisi yang

didapat, tergantung pada stimulasi yang menyebabkan hal tersebut dan kadang kadang terjadi berulang 3.

Ossifying fibroma biasanya tanpa disertai rasa sakit, pertumbuhannya yang lambat, dan lesinya meluas 3

Ossifying fibroma dapat terjadi  pada semua umur, namun biasanya ditemukan pada remaja muda, dengan frekuensi wanita lebih banyak terkena daripada pria. Kadang-kadang tampak asimetri wajah dan displacement gigi.

Faktor etiologi dari ossifying fibroma belum jelas, namun beberapa ahli mengemukakan bahwa kemungkinan berhubungan dengan trauma, iritasi lokal yang kronis, infeksi, dan faktor herediter. Hal ini mengakibatkan terjadinya proliferasi sel (hiperplasia) yang berhubungan dengan inflamasi. Lesi reaktif ini dapat muncul kembali tergantung pada penyebabnya 4.

Case Report : Dentistry of Jenderal Soedirman University | 1

Page 2: Gigantical Peripheral Ossifying Fibroma of the Mandible Blum Fix

Tujuan dari artikel ini untuk melaporkan POF dengan ukuran besar, karakteristik klinis, management dan perkembangannya.

LAPORAN KASUS

Seorang pasien perempuan venezuela berusia 28 tahun datang ke bagian penyakit mulut mengeluhkan terdapat massa exophytic seperti tumor pada mandibula dan sudah ada sejak 14 bulan yang lalu.

Pasien menyatakan bahwa hal tersebut berawal dari adanya benjolan pada mukosa di vestibular ginggiva gigi anterior mandibula. Pasien mengidentifikasi 2 fase perkembangan, fase perkembangan yang lambat dan fase perkembangan yang cepat, namun tanpa mengetahui lamanya perkembangan benjolan tersebut. Pasien tidak merasa terganggu dengan adanya benjolan tersebut dan sudah mulai bisa beradaptasi dengan keadaannya itu. Pasien bahkan dapat makan, mengunyah serta berbicara dengan baik tanpa memperhatikan estetiknya. Tidak ada faktor genetik yang yang berkontribusi pada kasus ini.

Pemeriksaan ekstraoral : pemeriksaan ekstra oral menunjukan adanya wajah yang asimetris di sepertiga wajah bagian bawah. Hal ini dikarenakan adanya massa berwarna merah yang mengarah ke sisi kanan bibir bawah dan dagu (Gambar 1).

Pemeriksaan intraoral : pemeriksaan intraoral menunjukan adanya massa besar berbentuk ireguler berukuran 5,3x4,5x3,2 cm, pediculated, berwarna pink pada permukannnya dengan lesi erythematous di bagian depan massa nya disertai perluasan sekitar 2,5 cm dan well defined. Lesi juga berada di area antero posterior, bertepatan dengan oklusi gigi maksila (Gambar 2). Lesi muncul dari vestibular ginggiva dan papilla interdental antara gigi 42 dan gigi 43, lesi ini meluas ke lingual dan hampir menutupi sebagian besar rongga mulut, menyebabkan mesial

displacement gigi 41 dan 42 serta perubahan letak lidah yang mengarah ke gigi 31 dan 32. Beberapa faktor iritasi seperti karies dan sisa akar tampak pada lesi tersebut (Gambar 3).

Case Report : Dentistry of Jenderal Soedirman University | 2

Page 3: Gigantical Peripheral Ossifying Fibroma of the Mandible Blum Fix

Radiografi: pemeriksaan radiografi panoramik dan computed tomografi dilakukan pada pasien ini. Terdapat gambaran radiopak with cottony pattern. Terdapat perpindahan gigi 41 dan 42 ke arah mesial dan gigi 43 ke arah distal (Gambar 4). Gambaran lesi tumpang tindih gigi maksila dari 14 ke arah garis tengah. Secara umum, perawatan gigi diabaikan oleh pasien, karena nampak banyak sisa akar gigi dan gambaran radioluscent karies yang mencapai pulpa.

Radiografi CT scan menunjukan adanya gambaran mixed hyperdense tanpa isodense matrix. Area hyperdense terbentuk oleh beberapa partikel yang sama dengan densitas tulang (Gambar 5-7). Differential Diagnosis: berdasarkan

pemeriksaan klinis maupun radiologi, terdapat beberapa diagnosis banding

Case Report : Dentistry of Jenderal Soedirman University | 3

Page 4: Gigantical Peripheral Ossifying Fibroma of the Mandible Blum Fix

seperti tumor tulang (osteoblastoma, periosteal osteosarcoma).Incisional Biopsy: perawatan awal sebelum dilakukan fase pembedahan yaitu oral hygiene. Hasil tes darah menunjukan gambaran normal. Anestesi dilakukan sebelum insisi biopsi. Nervus mentalis teranestesi dan anestesi lokal juga dilakukan di daerah sekitar biopsi insisi (Gambar 8). Insisi yang dalam menggunakan blade no 15 (Gambar 9). Terakhir, diberi hemostatic sponges dan dilakukan penjahitan interrupted menggunakan black silk 3-0 (Gambar 10). Setelah luka sembuh dan bekas penjahitan sudah tertutup, seminggu kemudian dilakukan pembukaan jahitan.

Histopatologi: histopatologi menunjukan adanya collagen fibrous yang irreguler dan beberapa fibroblast, sedikit pembuluh darah. Terdapat gambaran daerah osteoid tanpa osteosit dan dikeleilingi oleh matriks osteogenik dengan osteoblast (Gambar 11).

Case Report : Dentistry of Jenderal Soedirman University | 4

Page 5: Gigantical Peripheral Ossifying Fibroma of the Mandible Blum Fix

Biopsi Eksisi: Vestibular newman flap di desain sampai 5 mm ke arah lingual di luar tepi lesi pediculated. Odontektomi dilakukan pada gigi yang luksasi grade 3 serta untuk rehabilitasi prostetik dilakukan osteotomy kemudian dilakukan penjahitan dengan vicryl 3-0 (Gambar 12 dan 13)

Postoperative Control: kontrol dilakukan 6 bulan paska prosedur eksisi yang menunjukan keadaan mukosa dan ridge baik. Rontgen panoramik menunjukan tidak ada lagi sisa lesi reaktif (Gambar 14 dan 15). Manajemen perawatan paska bedah yang dilakukan berupa pemasangan dental implan yang kemudian dilanjutkan dengan perawatan prostho.

Case Report : Dentistry of Jenderal Soedirman University | 5

Page 6: Gigantical Peripheral Ossifying Fibroma of the Mandible Blum Fix

PEMBAHASANPeripheral ossifying fibroma

merupakan lesi reaktif yang dapat mencapai dimensi dengan ukuran besar. Ketika terdapat trauma, badan sel dapat beregenerasi atau sembuh, ketika terekspose kerusakan yang kronik, sel tersebut dapat membentuk kolagen atau jaringan parut 5.

Selama perkembangannya ossifying fibroma menunjukkan tiga tahap yang berbeda. Pada tahap awal osteolytic stage, tahap ini hanya terdiri dari jaringan seluler dan tidak terdapat materi kalsifikasi. Gambaran ini menunjukkan sementum yang immature dan tampak gambaran radiolusen. Pada tahap kedua disebut cementoblastic stage, pada tahap ini sementum terdapat pada massa fibrous, terkalsifikasi dan menunjukkan gambaran radiopak. Pada tahap akhir, mature inactive stage semua massa terkalsifikasi dan berkapsul 6.

Growth factor dapat menyebabkan transkripsi gen pada sel yang inaktif atau bahkan growth factor tersebut dapat masuk ke siklus sel. Saat terjadi lesi periodontal, terdapat keterlibatan growth factor seperti fibroblast growth factor-2 (FGF-2). FGF-2 menyebabkan efek lain, yaitu adanya aksi mitotik pada fibroblast, meningkatkan preosteoblast yang derive di osteoblast dan akhirnya membentuk tulang 7.

Etiopatogenesis dari peripheral ossifying fibroma 8,9:1. Iritasi kronis dari jaringan ginggiva2. Pembentukan jaringan granulasi

dimana vascular endothelial growth

factor harus dipertimbangkan tidak hanya sebagai angiogenesis, namun untuk meningkatkan permeabilitas vascular

3. Pembentukan stroma sebagai hasil dari permeabilitas vascular, memungkinkan eksudat dari protein plasma dan stroma tersebut untuk fibroblast.

4. Terjadi migrasi fibroblast, proliferasi dan peningkatan sintesis oleh kolagen karena growth factor

5. Menurunkan degradasi kolagen yang disebabkan penurunan aktifitas metalloproteinase

6. Diferensiasi tulang dari sel mesenkim ligamen periodontal dan periosteum pada lesi sebelumnya merupakan awal pembentukan jaringan granulasi sampai POF terbentuk.

KesimpulanGiant peripheral ossifying fibroma

sering terjadi pada wanita, kemungkinan hal tersebut berkaitan dengan growth factor dan hormon. Lesi ini disebabkan beberapa faktor, misalnya saja kalkulus dan trauma. Perawatan POF dapat dilakukan insisi untuk menegakkan diagnosis dan eksisi. REFERENSI1. Mesquita, R.A., Orsini, S.C., Sousa, M.,

de Araujo NS., Proliferative Activitny in Peripheral Ossifing Fibroma and Ossifying Fibroma, J Oral Pathol Med, 1998;27(2):64-7.

2. Booth, W.A., Schendel, S.A., Hausamen, J.A., Maxillofacial Surgery, 2007, Churcil Livingston, Elsevier.

3. Nazareth, B., Arya, H., Mohanty, R., Peripheral Ossifying Fibroma: A Clinical Report, J Calif Dent Assoc 2012; 40(9):749-51.

4. Kamadjaja DB. Cemento ossifying fibroma of the jaws. Den J majalah kedokteran gigi 2009; 42: 164-71.

5. Carjevschi, G., Dorregoo, V., Vargas, F., Romero, Y., Gigantic Peripheral Ossifying Fibroma of The Mandible: A Venezuelan Case Report, Edorium Journal 2014;5(6):444-452.

Case Report : Dentistry of Jenderal Soedirman University | 6

Page 7: Gigantical Peripheral Ossifying Fibroma of the Mandible Blum Fix

6. Gaillard F. Cemento ossifying fibroma. 2010<http://radiopaedia.org/cases/cemento-ossifying-fibroma> (14 Agustus 2014).

7. Lee JH, Um S, Jang JH, Seo BM. Effects of VEGF and FGF-2 on proliferation and differentiation of human periodontal ligament stem cells. Cell Tissue Res 2012;348(3):475–84.

8. Zain RB, Fei YJ. Fibrous lesions of the gingiva: A histopathologic analysis of 204 cases. Oral Surg Oral Med Oral Pathol 1990;70(4):466–70.

9. Damasceno LS, Gonçalves Fda S, Costa e Silva E, Zenóbio EG, Souza PE, Horta MC. Stromal myofibroblasts in focal reactive overgrowths of the gingiva. Braz Oral Res 2012;26(4):373–7.

Case Report : Dentistry of Jenderal Soedirman University | 7