Gerhana Kelompok Ku

27
MAKALAH PERISTIWA GERHANA DALAM PERPEKTIF ISLAM DAN SAINS Dosen Pengampu: Didik Krisdiyanto, M.Sc. Disusun oleh: 1. Indah Setia Lestari 10670055 2. Miftakhur Rosyadi 10670056 3. Khairul Ummah 10670057 FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

Transcript of Gerhana Kelompok Ku

Page 1: Gerhana Kelompok Ku

MAKALAH

PERISTIWA GERHANA

DALAM PERPEKTIF ISLAM DAN SAINSDosen Pengampu: Didik Krisdiyanto, M.Sc.

Disusun oleh:

1. Indah Setia Lestari 10670055

2. Miftakhur Rosyadi 10670056

3. Khairul Ummah 10670057

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2013

Page 2: Gerhana Kelompok Ku

Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur saya ucapkan atas rahmat Allah SWT saya telah menyelesaikan makalah

yang berjudul Peristiwa Gerhana Dalam Perspektif Sains dan Islam. Sesuai dengan judulnya

makalah ini membahas fenomena gerhana baik gerhana matahari maupun gerhana bulan dari dua

pandangan yang berbeda. Pembahasan mengenai gerhana saya dasarkan pada pandangan islam

terhadap fenomena tersebut dan disiplin ilmu fisika digunakan sebagai rujukan selanjutnya.

Meskipun menggunakan dua perspektif yang berbeda, bahasan mengenai gerhana pada akhirnya

merujuk pada satu titik temu.

Pada zaman dahulu muncul kepercayaan bahwa gerhana merupakan salah satu dari

fenomena alam semesta yang menyimpan tabir misterius. Sehingga berbagai macam mitos dan

tahayyul berkembang di masyarakat. Bahkan kepercayaan tersebut masih berkembang

dimasyarakat hingga saat ini. Hal tersebut dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat

khususnya masyarkat tradisional tentang gerhana bulan dan matahari. Padahal peristiwa gerhana

dapat dijelaskan secara ilmiah dan sejalan dengan pemikiran rasional yang masuk akal.

Saya mengucapakan terima kasih yang sebesar besarnya kepada Dosen Pengajar

Pendidikan Agama Islam atas penugasan yang diberikan kepada saya. Tak lupa juga saya

menghaturkan terima kasih kepada penulis referensi baik berupa buku atau situs website

sehingga sangat membantu saya dalam mencari bahan dan menyusun makalah ini hingga

akhirnya terselesaikan.

Tentu saja, kritik dan saran dari berbagai pihak tetap saya nantikan untuk bahan

pertimbangan dan perbaikan pada penyusunan makalah berikutnya.

Akhirnya, semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, 11 Mei 2013

Penyusun

 

Page 3: Gerhana Kelompok Ku

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

      Gerhana merupakan fenomena alam yang sering terjadi di bumi hampir setiap tahun, baik

gerhana bulan maupun gerhana matahari. Gerhana bulan memiliki frekuensi lebih tinggi untuk

terjadi dari pada gerhana matahari.Kejadian gerhana matahari maupun bulan telah sering dialami

oleh manusia sejak jaman dahulu kala. Pada jaman dahulu, karena keterbatasan intelektual dan

ilmu pengetahuan dan sejalan dengan keyakinan primitif manusia yang mengkaitkan setiap

gejala alam dengan kekuatan-kekuatan supranatural, mitos-mitos dan

keyakinan khurofat [1] seputar gerhana pun muncul, yang tentu saja dengan timbangan syariat

dan keyakinan agama hal ini bertentangan dengan aqidah yang benar.

     Bahkan hingga sekarang anggapan-anggapan irrasional atau mitos-mitos tertentu masih

tersimpan rapi dalam fikiran orang-orang khususnya mereka dengan latar pendidikan yang masih

rendah. Mitos-mitos tersebut tidak hanya muncul di Indonesia bahkan mitos mengernai gerhana

juga muncul di luar negeri. Bahkan di zaman Rasulullah, kaum Quraisy mengaggap bahwa

gerhana terjadi karena anak Rasul telah meninggal.[2]. Hal ini menunjukkan tingkat kepercayaan

masyarakat yang masih tinggi dengan mitos.

Tentu saja, sejalan dengan perkembangan intelektual dan ilmu pengetahuan yang dimiliki

manusia, menyikapi terjadinya gerhana pun beragam. Ada yang sudah mengerti proses terjadinya

gerhana secara ilmiah, namun tidak sedikit yang masih memegang teguh mitos-mitos atau

tahyyul mengenai gerhana.      

     Fenomena gerhana merupakan hal yang sangat menarik untuk dipelajari proses terjadinya

baik secara ilmiah maupun berdasarkan hukum yang bersandarkan pada kaidah-kaidah islam.

Dengan menggunakan dua disiplin ilmu yang berbeda diharapkan akan mendapatkan pengertian

atau pemahaman secara mendalam.

B.     Rumusan Masalah

1.   Apa pengertian gerhana secara umum?

2.   Bagaimana pandangan sains mengenai peristiwa gerhana yang terjadi di bumi?

3.   Bagaimana pandangan islam mengenai peristiwa gerhana berdasarkan hukum-hukum

islam yang ada?

Page 4: Gerhana Kelompok Ku

BAB II

PEMBAHASAN

A.      Pengertian Gerhana Secara Umum

Gerhana atau eclipse (inggris) berasal dari kata bahasa yunani Ekleipsis, yang berarti

peninggalan atau pelalaian[3], yang menunjukkan betapa orang-orang zaman dahulu takut

terhadap fenomena ini. Sewaktu matahari ataupun bulan lenyap dari pemandangan, hal ini

tampak benda langit itu sungguh-sungguh meninggalkan umat manusia. Gerhana, seperti komet,

disangka merupakan tanda-tanda kurang baik atau bencana.

Dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah eclipse.[4] Gerhana bulan atau dalam bahasa

Inggrisnya adalah Moon eclipse sedangkan gerhana matahari dalam bahasa Inggrisnya adalah

Solar Eclipse atau sun eclipse.Gerhana matahari adalah peristiwa tertutupnya sinar matahari oleh

bulan sebagian atau seluruhnya sehingga matahari tidak tampak dari bumi secara keseluruhan

pada saat gerhana matahari total dan sebagiannya pada saat gerhana sebagian. Terjadi pada saat

siang hari pada saat konjungsi/ijtima’, yaitu pada saat matahari, bulan dan bumi berada pada

bujur astronomi yang sama serta bayangan bulan akan mengenai bumi.

Gerhana menurut istilah Ensiklopedi Hisab Rukyah[5] adalah peristiwa yang terjadi

akibat terhalangnya cahaya dari sebuah sumber oleh benda lain. Contoh yang umum dilihat ialah

gerhana Matahari yang terjadi akibat terhalangnya cahaya matahari oleh permukaan bulan,

sedangkan gerhana Bulan terjadi akibat terhalangnya cahaya bulan oleh matahari.

Gerhana dalam bahasa arab dikenal dengan istilah kusuf  dan khusuf[6] yang maknanya

adalah hilangya sebagian cahaya matahari dan bulan hilangnya secara keseluruhan dikarenakan

proses alam yang menyebabkan kondisi pada saat itu mengarah pada warna gelap atau hitam.

Pada dasarnya istilah kusuf dan khusuf digunakan untuk menyebut gerhana matahari maupun

gerhana bulan.   Kata kusuf lebih dikenal untuk menyatakan gerhana matahari sedangkan kata

khusuf untuk gerhana bulan. Kusuf artinya menutupi; menggambarkan adanya fenomena alam

bahwa (dilihat dari bumi) bulan menutupi matahari, sehingga terjadi gerhana matahari. Adapun

khusuf berarti memasuki; menggambarkan adanya fenomena alam bahwa bulan memasuki

bayangan bumi, sehingga terjadi gerhana bulan. Sering juga digunakan bentuk ganda kusufain

dan khusufani untuk menyebut gerhana matahari dan gerhana bulan sekaligus. Dalam astronomi

Page 5: Gerhana Kelompok Ku

fenomena gerhana diartikan tertutupnya arah pandang pengamat ke benda langit oleh benda

langit lainnya yang lebih dekat dengan pengamat.

Gerhana bulan adalah peristiwa saat sebagian atau keseluruhan wajah bulan yang dalam

fase purnama tertutup oleh bayangan bumi. Sehingga bulan menjadi tampak gelap; ada kalanya

sebagian pada saat gerhana sebagian ataupun seluruhnya pada saat gerhana bulan total. Itu terjadi

bila bumi berada di antara matahari dan bulan pada satu bujur astronomi yang sama, sehingga

sinar matahari tidak dapat mencapai bulan karena terhalangi oleh bumi.

Konjungsi suatu objek benda langit–dalam hal ini adalah bulan dengan matahari- seperti

yang terlihat dari bumi, terjadi jika perbedaan bujur dengan matahari berharga nol. Konjungsi

bulan ini menjadi acuan untuk menentukan awal bulan dalam sistem penanggalan

Kamariah/Hijriah.

Kedudukan bidang orbit bulan mengelilingi bumi membentuk sudut 5,1° terhadap bidang

orbit bumi mengelilingi matahari (bidang ekliptika). Atau sering dikatakan pula bidang orbit

bulan mempunyai inklinasi 5,1° dari bidang ekliptika. Hal inilah yang menyebabkan tidak

terjadinya gerhana bulan setiap konjungsi maupun gerhana matahari setiap fullmoon (bulan

purnama).

Mitos-mitos Keliru Seputar Gerhana [7]

Bagi orang Arab Quraisy maupun orang Indonesia gerhana bulan dan gerhana matahari

sering dikaitkan dengan kejadian-kejadian tertentu, seperti adanya kematian atau kelahiran, dan

kepercayaan ini dipercaya secara turun temurun sehingga menjadi keyakinan umum masyarakat.

Di zaman Rasulullah, misalnya, pernah terjadi gerhana matahari yang bersamaan dengan

kematian putra Rasul SAW yang bernama Ibrahim. Orang-orang pada saat itu menganggap

bahwa terjadinya gerhana karena kematian putra Nabi.

Pemahaman yang salah ini diluruskan oleh Rasulullah. Dalam Islam, gerhana bulan dan

gerhan matahri adalah bentuk keagungan Allah sebagai Maha Pencipta. Sebagaimana sabda

Rasullah SAW dalam Hadits Riwayat Bukhari Nomor 1.044, “Sesungguhnya matahari dan bulan

adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena

kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat gerhana tersebut, maka berdo’alah

kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah.”[8]

Page 6: Gerhana Kelompok Ku

Hadits yang menyebutkan tentang hal tersebut yang bersumber dari ‘Aisyah r.a dan Abu Musa

r.a  berikut ini ;

�ه� �ات ي �ح� ل و�ال� �ح�د� أ �م�و�ت� ل ف�ان� �خ�س� ي ال� �ه� الل �ات� آي م�ن� �ان� �ت آي �ق�م�ر� و�ال م�س� الش� �ن� إ

: : ) كتاب البجاري رواه �ص�د�ق+وا و�ت .وا و�ص�ل وا 0ر+ �ب و�ك �ه� الل ف�اد�ع+وا �ك� ذ�ل +م� �ت ي� أ ر� �ذ�ا ف�إ

الكسف: : : في الصدقة الباب )991الكسوف

" Sesungguhnya (gerhana) matahari serta (gerhana) bulan, merupakan dua "tanda" dari

berbagai "tanda" dari  Allah. Gerhana matahari atau bulan (kejadiannya) bukan diakibatkan

meninggalnya seseorang atau kelahiran seseorang, kalaulah kalian mendapatkan gerhana,

maka segeralah berdo'a kepada Allah,  agungkanlah Dia (takbir), shalat, kemudian

bersedekahlah. ( H.R. Bukhari, Kitab kusuf, bab sedekah ketika gerhana ,no. hadist 991)[9]

Sesuai dalil diatas dapat dikatakan bahwa munculnya gerhana baik gerhana bulan

maupun gerhana matahari bukan karena ada kematian, bencana  atau kelahiran seseorang.

Dikatakan bahwa munculnya gerhana merupakan tanda-tanda keagungan Allah sebagai sang

kholiq. Hadist diatas juga menyebutkan bahwa apa-apa saja yang harus dilakukan seorang

muslim ketika melihat gerhana berlangsung yakni segera berdo’a kepada Allah, bertakbir kepada

Allah untuk mengagungkan-Nya, mendirikan Shalat gerhana dan bersedekah.

Tidak jauh berbeda  bagi sekelompok masyarakat  yang lain, gerhana bulan sering

dikaitkan dengan berbagai mitos dan tahayul. Di negeri China, orang percaya bahwa seekor naga

langit membanjiri sungai dengan darah lalu menelannya. Itu sebabnya orang Cina menyebut

gerhana sebagai “chih” yang artinya memakan. Sampai abad ke 19 mereka memilki tradisi

membunyikan petasan untuk menakut-nakuti sang naga. Bukan hanya orang cina, orang Indian

juga percaya bahwa seekor nagalah yang membuat gerhana bulan. Mereka lalu menyembah sang

naga dengan berendam sampai sebatas leher.

Sementara di Jepang, orang percaya bahwa ketika terjadi gerhana ada racun yang

disebarkan ke bumi.Untuk menghindari air di bumi terkontaminasi oleh racun, mereka menutupi

sumur-sumur mereka. Sedangkan Kaisar Louis dari Perancis wafat setelah mengamati gerhana di

tahun 840. Konon ia begitu bingung saat kegelapan selama 5 menit dan meninggal karena begitu

takut.

Adapun di Indonesia, khususnya Jawa menganggap bahwa Batara Kala alias raksasa

jahat, memakan bulan sehingga terjadi gerhana bulan. Maka masyarakat Jawa khususnya anak-

Page 7: Gerhana Kelompok Ku

anak ramai memukul kentongan pada saat gerhana untuk menakut-nakuti dan mengusir Batara

Kala. Namun ada juga yang meyakini bahwa matahari itu beredar seperti dibawa oleh sebuah

gerobak besar. Gerhana itu terjadi karena gerobak tersebut memasuki sebuah terowongan dan

kemudian keluar lagi.Sebagian juga meyakini bahwa bulan dan matahari adalah sepasang

kekasih, sehingga apabila mereka berdekatan maka akan saling memadu kasih sehingga terjadi

gerhana sebagai bentuk percintaan mereka.

Bahkan, masih ada hingga kini yang meyakini bahwa bagi wanita yang sedang hamil

diharuskan bersembunyi di bawah tempat tidur atau bangku, agar bayi yang dilahirkannya nanti

tidak cacat (wajahnya hitam sebelah). Selain itu masyarakat juga meyakini bahwa ketika terjadi

gerhana para orang tua akan menenpuk perut anak mereka dalam istilah jawa “dikebuk”agar

tidak kaget. Bahkan binatang peliharaan juga “dikebuk” seperti halnya dengan anak-anak

mereka.

B.     Gerhana Dalam Perspektif Sains

1. Proses Terjadinya Gerhana

Terjadinya gerhana adalah karena sifat dari pergerakan benda langit berupa bumi

dan bulan dalam posisinya terhadap matahari. Kita mengetahui bahwa bumi ini bulat dan

berada di angkasa. Ia beredar mengelilingi matahari sambil berputar pada sumbunya.

Lama bumi mengelilingi matahari adalah satu tahun atau tepatnya 365 hari 5 jam 48

menit 46 detik (356,24220 hari). Lama bumi berputar pada sumbunya rata-rata 24 jam

(sehari semalam). Perjalanan keliling bumi mengitari matahari itu bentuknya

elips.Lingkaran lintasan keliling bumi mengitari matahari itu disebut ekliptika Bersamaan

dengan bumi beredar mengelilingi matahari, bulan beredar mengelilingi matahari. Lama

perjalanan bulan mengelilingi bumi dalam satu putaran sinodis adalah satu bulan atau

rata-rata 29 hari 12 jam 44 menit 2,8 detik (29,530588 hari). Jadi dalam satu kali bumi

mengelilingi matahari, terjadi 12 kali bulan mengelilingi bumi. Saat ketika bulan dalam

perjalanan kelilingnya berada di antara matahari dan bumi disebut konjungsi (ijtimak)

yang dalam astronomi disebut sebagai kelahiran bulan (new moon).[10]

Page 8: Gerhana Kelompok Ku

2. Macam-macam Gerhana

a. Gerhana Matahari

Gerhana matarhari merupakan fenomena alam, yaitu bulan menutupi matahari,

karena bulan ada di antara bumi dan matahari. Hanya saja, karena bulan lebih kecil

daripada bumi sehingga kerucut bayang-bayang inti bulan tidak dapat menutupi

seluruh permukaan bumi yang saat itu menghadap matahari. Oleh karena itu, ketika

terjadi gerhana matahari hanya sebagian permukaan bumi saja yang dapat

menyaksikannya, yaitu daerah-daerah yang dilewati oleh kerucut bayangan inti

bulan.

Gerhana matahari dapat terjadi pada waktu bulan berkonjungsi tepat pada saat

sekurang-kurangnya dekat simpul dan kejadiannya siang hari. Konjungsi, yaitu

kedudukan bulan searah dengan matahari. Pada saat itu bagian bulan yang

menghadap ke bumi ialah bagian yang sedang malam (gelap), sehingga kita tidak

akan melihat bulan bercahaya, apalagi kedudukan bulan bersama-sama dengan

matahari sehingga langit terlalu terang bagi kita untuk dapat melihat benda langit

yang tidak mempunyai cahaya sendiri. Bagian permukaan bumi yang dijatuhi umbara

(kerucut bayangan yang gelap) bulan berarti daerah tersebut sedang mengalami

gerhana matahari total. Bagian ini berbentuk lingkaran dengan diameter terbesar 270

km.

Gerhana matahari dapat terjadi 2 sampai 3 kali dalam satu tahun, tetapi hanya

dapat disaksikan dari beberapa tempat di permukaan bumi saja. Sedangkan gerhana

bulan dapat terjadi 2 sampai 3 kali dalam setahun dan dapat disaksikan oleh seluruh

penduduk bumi yang menghadap bulan. Sekalipun demikian, bisa saja tidak pernah

terjadi gerhana bulan sama sekali dalam satu tahun. Sehingga tidak semua orang

dapat melihat fenomena gerhana matahari berlangsung.

Lintasan bumi maupun lintasan bulan berbentuk elips. Oleh karena itu, ada

kemungkinan pada saat terjadi gerhana letak bumi dan bulan sedemikian rupa

sehingga kerucut bayang-bayang inti bulan tidak mengenai bumi, kerucut bayang-

bayang inti bulan lebih pendek dari pada jarak bumi-bulan.

Page 9: Gerhana Kelompok Ku

Berdasarkan piringan matahari yang tertutupi oleh bulan pada gerhana matahari,

maka gerhana matahari terbagi menjadi tiga macam, yaitu:

1.) Gerhana Matahari Total (Sempurna)

Gerhana ini manakala antara posisi bulan dengan bumi pada jarak yang

dekat, sehingga bayangan kerucut (umbra) bulan menjadi panjang dan dan dapat

menyentuh permukaan bumi, serta bumi, bulan dan matahari berada pada satu

garis lurus.

2.) Gerhana Matahari Cincin

Terjadi manakala posisi bulan dan bumi pada jarak yang jauh, sehingga

bayangan kerucut (umbra) bulan menjadi pendek dan tidak dapat menyentuh

permukaan bumi, serta bumi, bulan dan ma    tahari berada dalam satu garis

lurus. Ketika itu diameter bulan lebih kecil daripada diameter matahari, sehingga

ada bagian tepi piringan matahari yang masih terlihat dari bumi.

3.) Gerhana Matahari Sebagian

Terjadi manakala posisi bulan dengan bumi pada jarak yang dekat,

sehingga bayangan kerucut (umbra) bulan menjadi panjang dan dapat

menyentuh permukaan bumi,tetapi bumi, bulan dan matahri tidak berada pada

satu garis lurus.

b. Gerhana Bulan

Bulan adalah benda langit yang tidak mempunyai sinar. Cahayanya yang

tampak dari bumi sebenarnya merupakan sinar matahari yang dipantulkan olehnya.

Dari hari ke hari bentuk dan ukuran cahaya bulan itu berubah-ubah sesuai dengan

posisi bulan terhadap matahari dan bumi.

Gerhana bulan terjadi ketika bulan melewati belakang bumi sehingga bumi

menghalangi sinar matahari yang mengenai bulan. Ini dapat menyebabkan matahari,

bumi, dan bulan menjadi lurus tepat, atau berhadap-hadapan, dengan bumi yang

berada di tengah. Oleh karena itu, hal ini mengakibatkan terjadinya gerhana bulan

total. Nampak seperti pada gambar.

Dengan penjelasan lain, gerhana bulan muncul bila bulan sedang beroposisi

dengan matahari. Tetapi karena kemiringan bidang orbit bulan terhadap bidang

Page 10: Gerhana Kelompok Ku

ekliptika, maka tidak setiap oposisi bulan dengan matahari akan mengakibatkan

terjadinya gerhana bulan. Perpotongan bidang orbit bulan dengan bidang ekliptika

akan memunculkan 2 buah titik potong yang disebut node, yaitu titik dimana bulan

memotong bidang ekliptika. Gerhana bulan ini akan terjadi saat bulan beroposisi

pada node  tersebut. Bulan membutuhkan waktu 29,53 hari untuk bergerak dari satu

titik oposisi ke titik oposisi lainnya. Maka seharusnya, jika terjadi gerhana bulan

akan diikuti dengan gerhana matahari karena kedua node tersebut terletak pada garis

yang menghubungkan antara matahari dan bumi.

Gerhana bulan terjadi hanya pada saat istiqbal[11], yaitu bujur astronominya

berbeda 180° dengan bujur astronomi matahari. Sedangkan deklinasinya [12]sama-

sama 0°, atau mempunyai deklinasi yang hampir sama harga mutlaknya walaupun

berlawanan tandanya. Didalam astronomi terjadinya gerhana bulan ini ditentukan

bahwa jika bulan purnama ada dalam jarak 12° dari titik simpul, gerhana bulan pasti

terjadi.

Sebenarnya, pada peristiwa gerhana bulan masih dapat terlihat. Ini

dikarenakan masih adanya sinar matahari yang dibelokkan ke arah bulan oleh

atmosfer bumi. Dan kebanyakan sinar yang dibelokkan ini memiliki spektrum cahaya

merah. Itulah sebabnya pada saat gerhana bulan, bulan akan tampak berwarna gelap,

bisa berwarna merah tembaga, jingga, ataupun coklat. Gerhana bulan ini dapat

diamati dengan mata telanjang dan tidak berbahaya sama sekali. 

Bayangan yang dibentuk oleh bumi mempunyai dua bagian, yaitu : pertama

bagian yang paling luar yang disebut dengan bayangan penumbra atau bayangan

semu (bayangan ini tidak perlu gelap) dan bagian dalam yang disebut dengan

bayangan umbra atau bayangan inti. Oleh karena itu bentuk lingkaran matahari lebih

besar daripada lingkaran bumi sehingga bayangan umbra bumi membentuk kerucut

sedangkan bentuk dari bayangan penumbra bumi berbentuk kerucut terpancung

dengan puncaknya di bumi yang semakin jauh bayangan ini, semakin membesar

sampai menghilang di luar angkasa.

Dengan memperhatikan piringan bulan yang memasuki bayangan inti bumi,

maka gerhana bulan ada dua macam, yaitu :

Page 11: Gerhana Kelompok Ku

1.) Gerhana Bulan Total atau Total Lunar Eclipse

Gerhana bulan total atau sempurna atau kully terjadi manakala posisi

bumi, bulan, dan matahari pada satu garis lurus, sehingga seluruh piringan bulan

berada di dalam bayangan inti bumi.

2.)  Gerhana Bulan Sebagian atau Partial Lunar Eclipse

Sedangkan gerhana bulan sebagian terjadi manakala posisi bumi, bulan,

dan matahari tidak pada satu garis lurus, sehingga hanya sebagian piringan bulan

saja yang memasuki bayangan inti bumi.

C.    Gerhana Dalam Perspektif Islam

Sesuai Firman Allah dibawah ini.

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang

terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,

Berdasarkan ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah menciptakan langit dan bumi

merupakan tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang berakal. Hal ini sesuai dengan

fenomena gerhana matahari dan gerhana bulan  yang merupakan tanda keagungan Allah.

Berikutnya akan dijelaskan lebih rinci mengenai fenomena gerhana dalam perspektif

islam.

Adapun sebab-sebab fisik, Imam Ibnul Qayyim berkata, “ dalam sabda nabi, keduanya

tidak mengalami gerhana karena kematian dan hidupnya seseorang, terdapat dua pendapat

yaitu

Pertama, kematian dan kelahiran seseorang bukanlah penyebab terjadinya gerhana

matahari dan gerhana bulan seperti halnya yang dikatakan oleh kebanyakan kaum jahiliyah

arab dan kaum yang lain ketika terjadi dua gerhana yaitu peristiwa gerhana terjadi karena

kelahiran atau kematian kaum pembesar. Nabi muhammadpun menghapuskan anggapan

tersebut. Beliau mengabarkan bahwa kelahiran dan kematian seseorang tidak ada kaitannya

sama sekali dengan terjadinya gerhana matahari dan gerhana bulan.

Kedua, kelahiran dan kematian bukanlah penyebab terjadinya gerhana bulan dan

matahari sehingga keduanya bukan penyebab kematian atau kelahiran seseorang. Akan tetapi

Page 12: Gerhana Kelompok Ku

sebenarnya peristiwa gerhana bulan dan matahari merupakan peristiwa yang digunakan Allah

untuk menakut-nakuti hamba-Nya.

Seperti sabda Nabi Muhammad SAW

) : �ان� �ت آي �ق�م�ر� و�ال م�س� الش� �ن� إ وسلم عليه الله صلى الله رسول قال

, +ه+م�ا ل س� +ر� ي الله� و�لك�ن� �ه� �ات ي �ح� ل � و�ال ح�د�� أ �م�و�ت� ل ف�ان� �خ�س� �ن �ي ال Bه� الل �ات� آي م�ن�

, م�ا ف� �ش� +ك ي �ى ت ح� و�اد�ع+و�ا .و�ا ف�ص�ل ذل�ك� +م� �ت ي� أ ر� �ذ�ا ف�إ �اد�ه+ ب ع� �ه�م�ا ب +خ�و0ف+ ي

( +م� ومسلم  �بك البخاري رواهRasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : ‘Sesungguhnya matahari dan bulan

adalah dua tanda dan tanda-tanda (kekuasaan) Allah Shubhanahu wa ta’alla, kedua gerhana

tidak terjadi karena kematian seseorang dan tidak karena kematiannya. Akan

tetapi Allah Shubhanahu wa ta’alla mengutusnya untuk menakuti hamba-hamba -Nya. Apabila

kamu melihat hal itu maka shalatlah dan berdoa hingga terbuka sesuatu yang ada padamu. [13]

Gerhana terjadi secara periodik pada waktu atau masa tertentu, yang dapat diketahui

dengan perhitungan (hisab) sama seperti halnya mengetahui munculnya hilal atau timbul dan

tenggelamnya bulan purnama.

Penyebab gerhana matahari adalah posisi bulan yang berada diantara bumi (pandangan

kita) dan matahari. Sehingga cahaya matahari yang menuju ke bumi terhalang oleh bulan.

Sedangkan penyebab gerhana bulan adalah posisi bumi yang berada diantara matahari dan bulan

sehingga bulan terhalang I oleh bumi untuk memperoleh  cahaya matahari hingga yang tertinggal

hanyalah gelapnya bayangan bumi pada orbit (jalur peredaran)nya. Bulan tidak pernah

memancarkan cahaya sendiri, melainkan ia memperoleh cahaya dari matahari.

Mengetahui waktu terjadinya gerhana bukanlah termasuk hal yang ghaib. Syaikhul islam

ibnu taimiyyah berkata,”gerhana matahari dan gerhana bulan memiliki waktu-waktu yang telah

ditentukan, sebagaimana munculnya hilal. Hal itu seperti halnya ketetapan allah terhadap malam

dan siang, musim panas dan musim dingin, serta semua hal yang mengikuti peredaran matahari

dan bulan. Fenomena alam tersebut termasuk diantara tanda-tanda kebesaran allah, sebagaimana

ketetapan Allah bahwa hilal tidak akan muncul selain malam ke-30 atau ke-31pada setiap

bulannya dan ketentuan-Nya bahwa satu bulan hanya terdiri dari 30 hari atau 29 hari . Siapa

Page 13: Gerhana Kelompok Ku

yang mengira satu  bulan itu terdiri dari lebih atau kurang dari jumlah hari tersebut maka dia

telah melakukan kesalahan.”[14]

Gerhana bulan atau Khusuf al-Qamar yaitu bulan sebagian atau seluruhnya memasuki

kerucut bayangan bumi dan tidak dikenai sinar matahari sehingga bulan menjadi gelap. Dalam

astronomi khusuf al-qamar biasa disebut Lunar eclipse atau eclipse of the moon dan

dimungkinkan terjadi bila bulan pada saat purnama berada pada posisi 12 derajat atau kurang

dari titik simpul. Kusuf asy-Syams adalah bulan menutupi matahari. Dalam ilmu falak kusuf ini

dikhususkan pengertiannya pada gerhana matahari. Adapun yang dimaksud dengan gerhana

matahari adalah saat piringan bulan menutupi piringan matahari sebagian atau seluruhnya.

Dalam astronomi kusuf asy-syams biasa dikenal dengan istilah eclipse of the sun atau solar

eclipse.[15]

Allah juga menetapan bahwa matahari tidak akan mengalami gerhana melainkan pada saat

tersembunyinya hilal dan bulan tidak akan mengalami gerhan kecuali pada waktu purnama.

Waktu munculnya bulan purnama adalah  pada malam biidh (bulan purnama), yang disunahkan

untuk berpuasa pada siang harinya yaitu pada malam ke-13,ke-14 danke- 15. Jadi bulan tidak

mengalami gerhana selain pada malam-malam tersebut. Matahari tidak akan mengalami gerhana

kecuali pada waktu tersembunyinya hilal tersebut. Bulan dan matahari memiliki waktu-waktu

tertentu yang teratur.[16]

Hikmah Fenomena Gerhana Matahari Dan Bulan

.     1.       Keduanya merupakan tanda kebesaran dan kekuasaan Allah. (QS. Fushilat: 37)

Dan di antara tanda-tanda kekuasaanNya ialah malam dan siang, serta matahari dan

bulan. Janganlah kamu sujud kepada matahari dan janganlah pula sujud kepada bulan, dan

sebaliknya hendaklah kamu sujud kepada Allah yang menciptakannya, kalau betulah kamu

hanya beribadat kepada Allah.

2.      Perhitungan waktu di bumi mengikuti perputaran matahari atau kita sebut kalender Masehi

dan perhitungan waktu mengikuti perputaran bulan yang kita kenal dengan kalender

Hijriyah. (QS. Yunus: 5)

Page 14: Gerhana Kelompok Ku

�م+وا �ع�ل �ت ل �از�ل� م�ن ه+ و�ق�د�ر� ا Fور+ ن �ق�م�ر� و�ال Fاء� ض�ي م�س� الش� ج�ع�ل� �ذ�ي ال ه+و�

�ين� ن الس0 ع�د�د�

اب� �ح�س� �ق� م�ا  و�ال ل �ه+ خ� �ك� الل �ال� ذ�Pل �ح�ق0 إ �ال +ف�ص0ل+  ب �ات� ي ي �م+ون�  اآل� �ع�ل ي � �ق�و�م لDialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-

manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan

perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia

menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.[17]

3.      Memberi peringatan kepada manusia yang telah berbuat kerusakan.

4.      Kejadian Alam tidak ada hubungannya dengan kematian atau kelahiran seseorang. Seperti

sangkaan orang jahiliyah saat itu, mereka mengira bahwa terjadinya gerhana karena

meninggalnya Ibrahim, anak Rasullah Saw.[18]

5.      Perintah shalat, seperti dijelaskan dalam hadits Abbas diatas bahwa Rasulullah melakukan

shalat gerhana dengan panjang, satu rakaat lamanya setara dengan surat al Baqarah. Adapun

tata cara shalat gerhana adalah dua rakaat dengan empat rukuk dan empat sujud

sebagaimana dijelaskan dalam hadits Aisyah dan Ibnu Abbas.

6.      Perintah bersedekah sebagaimana disebutkan dalam hadits Aisyah

7.      Hikmah pendidikan. Bahwa proses terjadinya gerhana bisa dibuktikan secara ilmiah. Bukan

dogeng orang jahiliyah, seperti bulan dimakan naga dan yang lainnya.

Page 15: Gerhana Kelompok Ku

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Gerhana merupakan fenomena alam yang sudah dikenal umum di kalangan masyarakat.

Secara umum gerhana dibagi menjadi dua macam yakni gerhana matahari dan gerhana bulan.

Gerhana matahari terjadi karena kedudukan bulan di antara matahri dan bumi sehingga

menghalangi sinar matahari menuju ke bumi. Gerhana matahari hanya dapat disaksikan oleh

sebagian penduduk di bumi karena bulan hanya mampu menutupi permukaan bumi hanya

sebagian. Sednagkan gerhana bulan terjadi disebabkan posisi bumi menghalangi menutupi

permukaan bulan dari sinar matahari yang menuju ke bulan.

Sempat muncul mitos-mitos dikalangan masyarat yang berhubungan dengan gerhana.

Seperti di zaman Rasulullah peristiwa gerhana yang dikaitkan dengan kematian anak beliau.

Bukan hanya itu, mitos mengenai gerhana juga berkembang dinegara lain seperti cina, india,

jepang termasuk Indonesia. Namun, mitos tersebut tidak benar. Proses terjadinya gerhana baik

gerhana matahari maupun gerhana bulan dapat dijelaskan secara ilmiah dalam hal ini adalah

disiplin ilmu fisika. Serta tetap berlandaskan kaidah-kaidah hukum islam.  Secara islam

fenomena gerhana tidak ada kaitannya dengan kelahiran maupun kematian seseorang namun itu

adalah tanda-tanda kebesaran Allah yang dapat di jelaskan secara ilmiah.

B.     Saran

Page 16: Gerhana Kelompok Ku

Para pembaca makalah dan pihak-pihak lain dalam menyikapi fenomena alam  termasuk

peristiwa gerhana sebaiknya tidak serta merta mengaitkan dengan mitos dan tahayyul. Hal ini

akan membawa kerugian tersendiri bagi masyarakat, mereka akan melakukan hal yang tidak

berguna.

Page 17: Gerhana Kelompok Ku

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qahtani, Sa’id bin Ali bin Wahf. (2006). Ensiklopedi Shalat Menurut Al-Qur’an dan As

Sunnah. Jakarta: Pustaka Imam Asy Syafi’I

Azhari, Susiknan. (2005). Ensiklopedi Hisab Rukyat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Pringgodigdo, A.H. (1991). Ensiklopedi Umum. Yogyakarta: Penerbit Kanisius

Thalbah, Hisham. (2010). Ensiklopedia Mukjizat Al Qur’an dan Hadis. PT Sapta Santosa

Zainudin Ahmad, Al-Imam bin Abdul-Lathif Az-Zabidi, t.t. (2008). Ringkasan Shahih Al

Bukhari. Bandung: PT Mizan Pustaka

http://ladydeeana91.blogspot.com/2012/04/macam-macam-gerhana.html /diakses pada 9 mei

2013 pukul 7.57

http://muhammadirfani.wordpress.com/2009/01/25/menyikapi-gerhana-matahari-sesuai-syariat-

islam/ diakses pada 9 mei 2013 pukul 7.55

http:// geo.fis.unesa.ac.id/berkas/kuliah/ Gerhana 1.pdf. /diakses pada 9 mei 2013 pukul 07.33

[1] Bersumber dari http://ms.wikipedia.org/wiki/Khu . Khurafat (Bahasa Arab: خرافة)

ialah kepercayaan karut atau tahyul yang diada-adakan berpandukan kepada perbuatan-perbuatan dan

kejadian-kejadian alam yang berlaku.

[2] Berdasarkan HR. Bukhari no. 1044.

[3] Sumber dari situs geo.fis.unesa.ac.id/berkas/kuliah/ Gerhana 1.pdf.

[4] Ensikloedi Umum halaman 370

[5] Ensiklopedi Hisab Rukyah halaman 125 dan 128

[6] Ensiklopedi Shalat Jilid 3 Menurut Al-Qur’an dan Assunah – Sa’id bin Ali bin Wahf Al-Qahthani

[7] http://muhammadirfani.wordpress.com/2009/01/25/menyikapi-gerhana-matahari-sesuai-

syariat-islam/

[8] Hadits Riwayat Bukhari Nomor 1.044

[9] H.R. Bukhari, Kitab kusuf, bab sedekah ketika gerhana ,no. hadist 991

[10] http://ladydeeana91.blogspot.com/2012/04/macam-macam-gerhana.html

Page 18: Gerhana Kelompok Ku

[11] Ensiklopedi Hisab Rukyah halaman 104 : Suatu fenomena saat matahari dan bulan sedang

bertentangan, yaitu apabila keduanya mempunyai selisih bujur astronomi sebesar 180 derajat dalam dunia

astronomi dikenal dengan Opposition.

[12] http://id.wikipedia.org/wiki/Deklinasi : Deklinasi (bahasa Inggris: Declination (Dec), dengan

simbol δ) adalah istilah astronomi yang dikaitkan dengan sistem koordinat ekuator. Deklinasi merupalam

salah satu dari dua koordinat bola langit pada sistem koordinat ekuator. Koordinat lainnya adalah Asensio

rekta.

[13] Al Bukhari no 1048

[14]  Ensiklopedi Shalat Jilid 3 Menurut Al-Qur’an dan Assunah – Sa’id bin Ali bin Wahf Al-Qahthani

[15] Ensiklopedia Hisab Rukyat – DR. Susiknan Azhari, M.A. Halaman 125 dan 128.

[16] Ensiklopedi Shalat Jilid 3 Menurut Al-Qur’an dan Assunah – Sa’id bin Ali bin Wahf Al-Qahthani

[17] Al qur’an Surat Yunus ayat 5 :” Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan

ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui

bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan

hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.”

[18] HR. Bukhari no. 1060 dan Muslim no. 904 Dari Al Mughiroh bin Syu’bah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa

sallam bersabda,

“Matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Kedua gerhana tersebut tidak

terjadi karena kematian atau lahirnya seseorang. Jika kalian melihat keduanya, berdo’alah pada Allah, lalu

shalatlah hingga gerhana tersebut hilang (berakhir).”