Gerbangmas

download Gerbangmas

of 5

Transcript of Gerbangmas

Gerbangmas (Gerakan Membangun Masyarakat Sehat) (TOKOH : Bupati Kabupaten Lumajang) Kisah Nyata: Kisah Sukses GERBANGMAS (Gerakan Membangun Masyarakat Sehat) Kabupaten Lumajang Antara Advokasi, Bina Suasana dan Pemberdayaan Masyarakatat Oleh : Nova Pengantar Program Posyandu Gerbangmas tepat untuk disematkan sebagai Ikon kepada Kabupaten Lumajang, sebuah Kabupaten di Jawa Timur yang kerap meraih penghargaan tingkat nasional di bidang kesehatan dan lingkungan. Hal tersebut tidak terlepas dari berbagai keberhasilan yang dicapai dari kinerja program tersebut yang telah membawa nama harum Kabupaten Lumajang. Program Gerbangmas dicanangkan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, dengan cara menggugah kesadaran masyarakat agar membiasakan berperilaku hidup bersih dan sehat. Sejarah Awal Gerbangmas merupakan singkatan dari Gerakan Membangun Masyarakat Sehat. Ide Gerbangmas sendiri muncul setelah Bupati Lumajang membaca buku dengan judul Masyarakat Miskin Dilarang Sakit. Ide yang diajukan oleh Bupati mendapat sambutan yang sangat baik yang terlihat dari gebrakan kebijakan salah satunya adalah dengan keberanian mengeluarkan anggaran sebesar 5 miliar rupiah untuk 500 Posyandu Gerbangmas yang ada di Kabupaten Lumajang atau Rp 10 juta untuk setiap Posyandu. Sebanyak 40% anggaran digunakan untuk biaya operasional dan sisanya untuk intervensi program. Partisipasi masyarakat dan pihak ketiga juga ikut berkontribusi guna perkembangan Posyandu. Hasilnya, sampai dengan tahun 2009 program telah sukses memasuki tahun keempat. Perubahan dan Analisis Pengembangan posyandu dalam bentuk Posyandu Gerbangmas dilakukan dengan pengembangan fungsi dan peran posyandu menjadi enam bidang yakni pelayanan kesehatan balita dan ibu, ketahanan keluarga, pendidikan luar sekolah, bina

mental spiritual, pola hidup bersih dan sehat, dan pemberdayaan ekonomi produktif. Disamping itu untuk mewadahi partisipasi yang lebih luas posyandu dikembangkan menjadi kegiatan terbuka yang melibatkan kaum pria dan wanita. Hasil perombakan mendasar yang dilakukan telah menjadikan posyandu di Lumajang berbeda 180 derajat dari posyandu di daerah lain. Salah satu gambaran unik dampak dari perubahan tersebut adalah beberapa ketua posyandu di Lumajang adalah berasal dari kaum pria. Pemberdayaan ekonomi produktif salah satu contoh yang berhasil dikembangkan berada di lingkungan posyandu RW V Kelurahan Ditotrunan Kecamatan Lumajang diwujudkan dengan budidaya ikan air tawar dalam karamba. Untuk pemberdayaan ekonomi produktif ini, setiap posyandu memiliki inovasi kegiatan yang berbeda-beda sesuai potensi setempat. sector tidak hanya dalam satu sisi saja. Program Gerbangmas di Kabupaten Lumajang tidak dapat terlepas dari Hal ini merupakan pengembangan masyarakat yang baik karena pengembangan kelebihan dari berbagai

adanya kerja sama yang baik antara Pemerintah Kabupaten Lumajang dengan Tim Penggertak PKK. Tim Penggerak PKK merupakan motor pelaksana program Gerbangmas utama. Kesuksesan program juga didukung oleh keterlibatan berbagai sektor dalam pembinaannya. Bidang-bidang kegiatan Gerbangmas juga berkembang dan semakin meluas. Sampai dengan tahun 2009 tercatat telah 21 jenis kegiatan yang dilaksanakan. Dalam merealisasikan program Posyandu Gerbangmas, terdapat tiga pilar yang menjadi perhatian dan dapat kita analisa disini yaitu MUL (Manusia, Usaha dan Lingkungan). Manusia mengidikasikan pengembangan potensi sumberdaya manusia, usaha mengindikasikan motivasi dan inovasi untuk

berkembang lebih baik, sementara lingkungan mengindikasikan kepada penciptaan lingkungan yang kondusif untuk berkembangnya usaha sehingga tercapailah pengorganisasian masyarakat di bidang kesehatan yang lebih baik. Berbagai aktifitas pendukung telah pula berkembang menjadi aktifitas rutin seperti dokter masuk desa juga pembinaan posyandu oleh seluruh bidan. Posyandu sebagai bentuk dari UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat) berperan paling

penting dalam penyelenggaraan desa siaga. Posyandu Gerbangmas merupakan bentuk posyandu plus yang tidak hanya mengembangkan aktifitas di bidang kesehatan tetapi juga KB, peranan wanita, lingkungan hidup, sosial, ekonomi, keagamaan dan lain sebagainya. Kegiatan posyandu di bidang kesehatan dilaksanakan rutin setiap bulan satu kali. Lima program pokok dalam posyandu yang meliputi KIA, gizi, imunisasi, KB, dan penanggulangan diare dilaksanakan secara rutin. Penyuluhan perorangan dilaksanakan di meja 4, sedangkan penyuluhan kelompok biasanya diberikan usai penimbangan bersamaan dengan pemberian makanan tambahan bagi balita. Salah satu indikator keberhasilan pengembangan Posyandu Gerbangmas adalah tidak adanya persalinan oleh tenaga dukun. Seluruh persalinan sepenuhnya telah ditangani oleh bidan atau tenaga kesehatan lainnya. Sementara antusiasme masyarakat dalam program Posyandu Gerbangmas ditunjukkan dari tingginya tingkat kehadiran balita ke posyandu (90 95%). Hal ini menunjukkan keberhasilan program untuk menarik minat masyarakat untuk memperhatikan kesehatan ibu dan anak dan meningkatkan kepercayaan mereka terhadap pemerintah. Bersamaan dengan berkembangnya kegiatan Posyandu berkembang pula berbagai kegiatan pengembangan sumberdaya manusia melalui kegiatan BKB (Bina Keluarga Balita), BKR (Bina Keluarga Remaja) dan BKL (Bina Keluarga Lansia) di bawah pembinaan PLKB. Di bidang keagamaan dilaksanakan melalui pembinaan kerohanian oleh KUA, Kesra Desa dan tokoh agama setempat. Sementara untuk bidang pendidikan dilaksanakan melalui kegiatan PAUD (pendidikan anak usia dini) untuk anak di bawah 4 tahun. Para kader juga ikut memantau pelaksanaan wajib belajar dan keaksaraan fungsional di wilayah kerjanya. Program pengembangan ekonomi masyarakat diselenggarakan melalui kegiatan simpan pinjam dengan dana awal 3 juta rupiah yang digunakan membantu masyarakat yang membutuhkan dana untuk usaha kecil seperti berjualan bensin, penjual rujak, penjual bakso dan juga berupa kredit barang. Bidang perbaikan lingkungan dilaksanakan melalui kegiatan kerja bakti tiap hari Jumat. Warga laki-laki kerja bakti di sekitar jalan desa menjaga kebersihan jalan dan selokan serta merawat

paraling (pagar ramah lingkungan). Warga perempuan melaksanakan kerja bakti untuk PSN (pemberantasan sarang nyamuk) dengan 3 M-Plus di dalam dan luar rumah. Pada saat kegiatan kerja bakti ini, nilai-nilai sosial berupa sangsi sosial diterapkan pada warga yang tidak ikut kerja bakti dengan cara warga yang tidak ikut justru diberi makanan ke rumahnya atas nama peserta kerja bakti, sehingga warga tersebut akan malu. 3. Program inovatif unggulan Beberapa program unggulan bidang lingkungan adalah Pasantik (pasukan anti jentik) dan PSN yang berbasis masyarakat dan bersifat demokratis (dari masyarakat). Kegiatan diawali dengan upaya kader dan fasilitator dari puskesmas untuk mendorong masyarakat. Pasantik bukan kader, melainkan masyarakat biasa yang telah terpicu oleh fasilitator. Penandaan rumah diberikan untuk memperlihatkan status rumah dimaksud. Tanda merah diberikan pada rumah yang diketemukan jentik. Tanda ini dipasang sebagai hukuman sosial bagi keluarga yang masih ditemukan jentik di rumah. Bila 2 kali tanda merah diberikan secara berturut-turut, akan diberikan teguran oleh kepala dusun dan bila setelah itu masih tetap merah akan dijadikan tempat kerja bakti 3M bersama-sama warga sekitarnya. Sanksi tersebut sudah menjadi kesepakatan warga yang diputuskan pada saat pemicuan. Akses penggunaan jamban penduduk telah mencapai 100%. Kondisi tersebut adalah hasil kegiatan CLTS yang difasilitasi oleh gerbangmas bekerja sama dengan fasilitator CLTS kecamatan dan desa. Kecamatan Gucialit kabupaten Lumajang Jawa Timur merupakan daerah yang berhasil mendapatkan predikat ODF (open defecation free) dengan metode CLTS tanpa subsidi. Integrasi Desa Siaga Desa siaga Kenongo Kecamatan Gucialit Lumajang secara riil dikendalikan oleh masyarakat melalui Pokja Gerbangmas. Hal inilah yang membuat desa siaga di desa Kenongo satu tingkat lebih maju dibandingkan daerah lain. Untuk menyesuaikan dengan kepentingan desa siaga maka sebagian besar pokja mengganti namanya menjadi forum masyarakat desa siaga. Tetapi keduanya tetap sama, yaitu sebuah kelompok kerja. Poskesdes kemudian lebih berperan memfasilitasi masyarakat dan kader, di samping pelayanan kesehatan dasar. Hal ini merupakan salah satu ikon desa siaga nasional yang baik, telah menjadi desa siaga

dengan profil sedemikian rupa dan kelembagaan yang seperti itu benar-benar lahir murni dari keinginan masyarakat setempat. Sehingga dapat di analisa model desa siaga, struktur organisasi, mekanisme pencatatan dan pelaporan sampai masalah teknis operasional berbeda-beda antara satu desa dengan lainnya. Tetapi tetap ada yang sama, yaitu penempatan masyarakat pada posisi penentu dalam hal mengenali masalah kesehatan di desa, membuat keputusan tindak lanjut, melaksanakan kegiatan, hingga monitor dan evaluasinya. Secara keseluruhan program gerbangmas sudah sesuai dengan PPM (Program Pemberdayaan Masyarakat) yang baik, karena program ini menggerakan seluruh lapisan masyarakat dari central ke perifer. Program ini juga bervariasi dan inovatif sehingga pencapaian kesehatan dapt dicapai ecara holistic seuai dengan tujuannya.