Gerakan Tagar

7
Gerakan Tagar: (Arus Balik Kesadaran dan Keberadaan) Ubaidillah* Gerakan rakyat sebagai respon terhadap peristiwa sosial, ekonomi, dan politik sekarang sudah semakin mudah dan cepat. Berkat kemajuan teknologi informasi, gerakan ini menjadi praktis; apapun, siapapun, dan di manapun bisa terjangkau olehnya. Gerakan menyelematkan teluk Benoa dari reklamasi cukup dengan tagar #TolakReklamasiBenoa. Kita yang berada di ujung Serambi Mekah bisa pula ikut serta dalam gerakan menolak reklamasi sebuah teluk yang terletak di Bali tanpa perlu beranjak dari sofa. Para pegiat gerakan tagar dapat menagar sambil minum kopi di warung kopi francise asal Amerika, menagar sambil menunggu lampu merah atau mereka dapat menagar sambil apapun. Gerakan tagar adalah fenomena lanjutan dari migrasi manusia dari dunia real menuju dunia virtual. Keberadaan bukan lagi diartikan sebagai kehadiran manusia di dalam dunia nyata tetapi aku twit maka aku ada. Twit menjadi manifestasi final bahwa sang aku telah menjadi bagian dari kehidupan sosial dengan sengkarut persoalannya. Menghimpun tagar untuk suatu persoalan dianggap sebuah kolektivitas menyelesaikan persoalan yang sengkarutnya sudah multidimensional. Tagar #SaveKPK dianggap mampu menyelesaikan kisruh pemberantasan korupsi yang domainnya sudah menjalar dari urusan hukum ke urusan politik bahkan budaya; bagaimana hukum dan loyalitas etis pada kebenaran dipisahkan secara

description

gerakan sosial di era digital

Transcript of Gerakan Tagar

Page 1: Gerakan Tagar

Gerakan Tagar:

(Arus Balik Kesadaran dan Keberadaan)

Ubaidillah*

Gerakan rakyat sebagai respon terhadap peristiwa sosial, ekonomi,

dan politik sekarang sudah semakin mudah dan cepat. Berkat kemajuan

teknologi informasi, gerakan ini menjadi praktis; apapun, siapapun, dan di

manapun bisa terjangkau olehnya. Gerakan menyelematkan teluk Benoa

dari reklamasi cukup dengan tagar #TolakReklamasiBenoa. Kita yang

berada di ujung Serambi Mekah bisa pula ikut serta dalam gerakan

menolak reklamasi sebuah teluk yang terletak di Bali tanpa perlu beranjak

dari sofa. Para pegiat gerakan tagar dapat menagar sambil minum kopi di

warung kopi francise asal Amerika, menagar sambil menunggu lampu

merah atau mereka dapat menagar sambil apapun.

Gerakan tagar adalah fenomena lanjutan dari migrasi manusia dari

dunia real menuju dunia virtual. Keberadaan bukan lagi diartikan sebagai

kehadiran manusia di dalam dunia nyata tetapi aku twit maka aku ada.

Twit menjadi manifestasi final bahwa sang aku telah menjadi bagian dari

kehidupan sosial dengan sengkarut persoalannya.

Menghimpun tagar untuk suatu persoalan dianggap sebuah

kolektivitas menyelesaikan persoalan yang sengkarutnya sudah

multidimensional. Tagar #SaveKPK dianggap mampu menyelesaikan

kisruh pemberantasan korupsi yang domainnya sudah menjalar dari

urusan hukum ke urusan politik bahkan budaya; bagaimana hukum dan

loyalitas etis pada kebenaran dipisahkan secara terang-terangan di muka

sidang praperadilan pimpinan Yang Mulia Hakim Sarpin Rizaldi yang

menganggap polisi yang masih aktif dan menduduki jabatan eselon II di

Kepolisian RI bukanlah penegak hukum.

Ilusi pun tercipta. Mereka sudah merasa bertindak untuk kepentingan

hidup bersama ketika sudah mengetik tagar. Twit tagar jelaslah bukan

sebuah karya sastra jika kita tetap ingin menganugerahi twit tagar

Page 2: Gerakan Tagar

sebagai tindakan sebagaimana Slavoj Zizek menganggap karya sastra

sebagai tindakan pengarang untuk ikut campur dalam dunia sosial1.

Tepat di situ penulis merasakan ironi. Kepercayaan bahwa teknologi

dapat menyelesaikan masalah kehidupan menjadi masalah itu sendiri

dalam konteks gerakan tagar ini. Gerakan tagar sebagai gerakan

sambilan menandakan kita semua para pegiatnya kehilangan kemampuan

untuk memberikan perhatian penuh pada persoalan orang lain atau

persoalan bersama. Usaha dan waktu yang disediakan untuk

mengusahakan kebaikan bersama sebagai tujuan kehidupan bersama pun

direduksi menjadi usaha menagar dan waktu luang atau sambil

mengerjakan sesuatu yang lain yang mungkin tidak berkomplemen

dengan usaha untuk kebaikan bersama itu.

Sebanding dengan status gerakan tagar yang hanya gerakan

sambilan, hasil dari gerakan ini pun tidak berbanding lurus dengan

perubahan realitas. Trending topic menjadi hasil maksimal. Sebagai

trending topic, hasil gerakan ini hanya akan bertahan jika topic selain

dirinya tidak mengalami traffic yang melampauinya. Tetapi, benarkah kita

hanya mengusahakan kebaikan bersama berupa trending topic dalam

kehidupan bersama ini?

Kartini sebagai kritik

Ya. Kartini yang disebutkan dalam subjudul ini adalah Kartini yang

biasa kita rayakan hari lahirnya sebagai hari emansipasi wanita.

Sayangnya menahun dirayakan secara ritual-serimonial, Kartini berubah

menjadi mitos mirip seperti mitologi dewa-dewi Yunani yang akhirnya

memisahkan Kartini dari keberadaannya di lingkungan sosial tempat dia

berada.

Kartini berada di zaman di mana feodalisme dan kolonialisme

bersepakat menggeroti kemanusiaan yang tersisa di Hindia Belanda.

‘Pada sekitar tahun pencabutan Tanampaksa-Culltuurstelsel- ini, seorang Aissten Wedana onderdistrik Mayong, kabupaten Jepara, telah bertemu dengan seorang gadis rakyat jelata, anak Madirono, buruh pabrik gula Mayong. Anak ini bernama Ngasirah. ...... Ngasirah diambil selir. Dan

Page 3: Gerakan Tagar

beberapa waktu kemudian lahir jabang bayi, yang dinamai Sosrokartono. Dan beberapa tahun kemudian lahir seorang jabang bayi lagi, sekali ini wanita: Kartini’2

Kartini lahir di masa-masa luka akibat Tanampaksa belum lagi hilang.

Tanampaksa yang berhasil mengalirkan uang lebihan belanja di Hindia

Belanda sampai 800 juta gulden ke Netherland, alhasil hutang Netherland

sebanyak 236 juta gulden terbayar lunas. Padahal sebelum Tanampaksa

dimulai, keuangan Hindia Belanda sampai berhutang tidak kurang f 37

juta untuk memadamkan perang Diponegoro. Namun, harga dari

gemilangnya Tanampaksa adalah matinya nyawa manusia, di Demak saja

dari semula penduduk berjumlah 336.000 orang dalam waktu dua tahun

tersisa 98.000 orang, sisanya mati kelaparan, Grobokan dari berjumlah

98.000 tersisa 9.000 orang, lainnya mati3.

Penceritaan latar hidup Kartini ini tidak lain untuk membangun

kesinambungan antara kesadaran hidup bersama dan gerakan mengejar

kesejahteraan dengan keadilan yang dinikmati tiap manusia sebagai

tujuannya. Sebagaimana Marx memberikan rumusan tentang kesadaran

dalam keberadaan, ‘It is not the consiousness of men that determines

their existence, but, on the contrary, their existence determines their

consiousness’ (bukan kesadaran manusia yang menentukan keberadaan

mereka, tapi keberadaan sosial merekalah yang menentukan kesadaran

mereka)4. Keberadaan Kartini dalam lingkungan yang penuh manusia

kurus dengan tulang rusuk menonjok kulit dada itulah yang membentuk

kesadarannya untuk bekerja dan mendedikasikan hidupnya kepada

rakyat-kepentingan bersama.

‘Malulah aku terhadap keangkaranku. Aku renungi dan pikirkan keadaanku sendiri, dan di luar sana begitu banyak derita dan kemelaratan melingkungi kami! Seketika itu juga seakan udara menggetar oleh ratap tangis, erang, dan rintih orang-orang sekelilingku. Dan lebih keras daripada erang dan rintih itu, mendesing, dan menderu di kupingku: Kerja! Kerja! Kerja! Perjuangkan kebebasanmu! Baru kemudian kalau kau setelah bebaskan dirimu sendiri dengan kerja, dapatlah kau menolong yang lain! Kerja! Kerja! Aku dengar itu begitu jelas, nampak tertulis di depan mataku....5

Kesadaran penting dalam melandasi pergerakan. Perjuangan kelas

tanpa kesadaran penjajahan atas kelas proletar (kelas ini jelas diisi oleh

Page 4: Gerakan Tagar

kita-rakyat-warga negara yang kini lebih dipandang sebagai konsumen

sekaligus pekerja industri yang berselingkuh dengan negara) hanya akan

menjadi percik air di lautan bukan air bah yang meluluhlantahkan daratan

struktur oligarki kekuasaan.

Sementara oligarki penguasa membangun jaringan partikelirnya,

gerakan rakyat dalam memperjuangkan haknya tak konsolidasi karena

nirkesadaran, lihatlah kenaikan BBM yang disambut unjuk rasa para buruh

pabrik agar upah minimumnya dinaikkan pula justru dicemooh oleh orang-

orang kelas menengah. Mereka tidak sadar kalau mereka juga buruh!

Mencibir aksi buruh tetapi menikmati libur nasional hari buruh.

Pertanyaan selanjutnya, apakah kita sudah memiliki kesadaran untuk

melanjutkan gerakan rakyat selain gerakan tagar itu? Sedangkan,

teknologi digital akhirnya membentuk dua dunia sekaligus yang dijalani

manusia; online life di mana interaksi hanya terjadi antarprofil media

sosial dan offline life yang menyaratkan interaksi terjadi antarmanusia

terjadi di lingkungan sosial yang benar nyata yang di dalam ada waktu

dan usaha yang dibutuhkan5. Sebagaimana Kartini yang terlebih dahulu

kerja untuk kebebasannya dari cengkeram feodalisme yang artinya ia

harus membebaskan diri dari ayahnya yang sangat dikasihinya, Raden

Sosroningrat, karena ayahnya merupakan agen feodalisme itu sendiri, kita

harus terlebih dahulu membebaskan diri untuk kembali berada di

lingkungan manusia bukan di lingkungan profil.

The Mode of Production

The mode of production in material life determines the general character of the social, political, and spiritual process of life.

Jika kita belum memiliki kesiapan untuk itu, Imam Cahyono menawarkan sebuah alternatif gerakan yang cocok untuk kita semua yang malas dengan urusan perjuangan kelas;

‘selemah-lemahnya iman, gerakan kemandirian bisa dimulai dari meja makan. Mengonsumsi produk pangan dalam negeri berarti melepas ketergantungan impor. Langkah ini sekaligus memperkuat ekonomi domestik, memberdayakan komunitas lokal, menciptakan lapangan pekerjaan, melindungi produsen dari serbuan asing, sekaligus

Page 5: Gerakan Tagar

meningkatkan kesejahteraan. Kemandirian dari meja makan bisa kita mulai dari sekarang6!

Walaupun konteksnya ketahanan pangan, alternatif ini dapat kita kontekstualisasikan di berbagai bidang, terutama ekonomi. Karena tidak lain alasannya, karena kita-rakyat-warga negara-konsumen- yang memegang kendali atas demand (permintaan), sedangkan industri hanya punya supply (penawaran). Kita ubah demand sama juga merubah produksi karena industri memproduksi berdasarkan permintaan.

Gerakan merubah demand ini jelas lebih produktif yang dapat merubah realitas arus pemenuhan kebutuhan nasional dan rangkaian efek karenanya. Daripada gerakan tagar yang hanya membuat kita menjadi kelas menengah berisik.

1. Ramayda Akmal, Teori Sastra Slavoj Zizek, Kompas, 7 April 2013.2. Pramoedya Ananta Toer, Panggil Aku Kartini Saja, Lentera Dipantara, Jakarta, 2007,

hal. 443. Ibid. Hal 21-304. Karl Marx, Preface to The Critique of Political Econom-diterjemahkan dari edisi kedua

bahasa Jerman oleh N. I. Stone, International Library Publishing Co., 1904, h. 11-125. Ibid. Hal 866. Review Alone Together: Why We Expect More from Technology and Less from Other

yang ditulis oleh Garcia Patricia, InterActions: UCLA Journal of Education and Information Studies, 2012, hal 2.

7. Imam Cahyono, Nasionalisme dari Meja Makan, Kompas, 2012

*Alumni FIB Unsoed yang beredar di twitland dengan id @23_ubaid