gerakan muhammadiyah

25
MAKALAH GERAKAN MUHAMMADIYAH GERAKAN DAKWAH MUHAMMADIYAH KELOMPOK : 3 1. SHELLA YONI VIONA 2. MEKO RESKI PRATAMA 3. SUSI MAYANG SARI Kelas : Biologi V C PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU

description

makalah

Transcript of gerakan muhammadiyah

Page 1: gerakan muhammadiyah

MAKALAH GERAKAN MUHAMMADIYAH

GERAKAN DAKWAH MUHAMMADIYAH

KELOMPOK : 3

1. SHELLA YONI VIONA

2. MEKO RESKI PRATAMA

3. SUSI MAYANG SARI

Kelas : Biologi V C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU

2014

Page 2: gerakan muhammadiyah

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepeda Allah Tuhan semesta alam yang senantiasa

melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua. Dan berkat dia jugalah sehingga

makalah “GERAKAN DAKWAH MUHAMMADIYAH “ ini yang merupakan salah satu

tugas dari mata kuliah “Al islam Kemuhammadiahan IV” dapat kami selesaikan pada

waktunya.

Selanjutnya ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing

yang telah sudi memberikan kami bimbingan dan kepada teman-teman yang telah banyak

membantu mulai dari awal penyusunan makalah ini sampai selesai. Makalah ini kami buat

agar menjadi tambahan konsep ilmu yang teman teman miliki khususnya masalah gerakan

pembaharuan muhammadiyah terhadap pemurnian islam.

Kami sepenuhnya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami butuhkan untuk menjadi

bahan acuan dalam penulisan makalah kami selanjutnya Kami mohon maaf yang sebesar-

besarnya jika dalam makalah kami ini terdapat banyak kesalahan, atas partisipasinya kami

ucapkan banyak terima kasih.Assalamu Alaikum wr. Wb

Bengkulu,23,2014

Page 3: gerakan muhammadiyah

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................

1.3 Tujuan ...............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 pengertian gerakan pembaharuan................................................................

2.2       ciri – ciri gerakan pembaharuan..................................................................

2.3       tujuan gerakan pembaharuan.......................................................................

2.4      faktor – faktor pendorong gerakan pembaharuan........................................

2.5 proses masuknya gerakan pembaharuan di Indonesia..................................

2.6 nilai – nilai dari gerakan pembaharuan........................................................

2.7 contoh – contoh gerakan pembaharuan di Indonesia...................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..................................................................................................

3.2 Saran .............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: gerakan muhammadiyah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Berdasarkan fakta historis, Islam disebarluaskan secara evolutif melalui gerakan

dakwah. Hal ini dilakukan oleh baginda Rasulullah, para sahabat, tabi’in ,tabi’ tabi’in dan

para mujahid dakwah sesudahnya. Menurut Prof.Dr Syeikh Muhammad Said Ramadhan al-

Buti periodesasi dakwah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw dapat dibagi menjadi

empat. Pertama, Nabi kita Muhammad Saw setelah diangkat menjadi rasul Allah secara

definitif, beliau melakukan gerakan dakwah Islam secara diam-diam atau rahasia. Pola

dakwah yang sedemikian rupa ditujukan kepada pihak keluarga sendiri, termasuk kepada

sahabat-sahabatnya terdekat. Materi dakwah yang disampaikan adalah tentang aqidah atau

ketauhidan dan gerakan dakwah secara individual ini berlangsung selama tiga tahun. Kedua,

dakwah yang dilakukan oleh baginda Rasul Saw dengan terbuka dan secara lisan. Pola

dakwah dalam bentuk ini dilakukan sampai Nabi Muhammad Saw hijrah ke

Madinah. Ketiga, dakwah secara terbuka dengan memerangi orang-orang yang memusuhi

beliau dan para sahabatnya. Hal ini berlangsung sampai terwujudnya perjanjian Hudaibiah

pada tahun ke enam hijrah. Keempat, dakwah secara terbuka dengan memerangi setiap orang

yang menghalang-halangi dakwah Islam, sekaligus memerangi orang-orang musyrik dan

kafir yang tidak mau masuk Islam. Pola dakwah yang keempat ini berlangsung sampai Nabi

Muhammad Saw wafat pada tahun 11 H.

Menurut Ibn Kasir dalam bukunya al-Bidayah wa an-Nihayah dakwah yang

dilakukannya kepada Abu Bakar Siddik bentuknya adalah dakwah fardiah. Berdasrkan

riwayat Aisyah ra bahwa pada suatu ketika Abu Bakar bertemu dengan Nabi Muhammad

Saw dia berkata; wahai Abul Qasim (panggilan akrab Nabi Muhammad), saya mendapatkan

informasi dari para kaummu bahwa mereka menjelek-jelekkan kamu dan orang-orang tuamu.

Nabi Muhamamd Saw berkata, sesungguhnya saya adalah Rasul Allah dan mengajakmu

untuk beriman kepada Allah. Setela itu Abu Bakar masuk Islam dan setelah itu Nabi

Muhammad Saw meningglkannya seraya merasa sangat bergembira dengan Islamnya Abu

Bakar sebagai teman dekatnya pada masa jahiliyah.

Dalam menyampaikan dakwahnya, Rasulullah Saw menggunakan metode yang

bervariasi. Kadang-kadang Rasulullah Saw menggunakan metode dakwah personal dan

Page 5: gerakan muhammadiyah

secara diam-diam, karena kondisi waktu itu belum memungkinkan untuk melakukan dakwah

dengan cara terbuka. Metode dakwah bilhikmah walmau’izatul hasanah seperti yang

dinyatakan dalam Alqur’an surat an-Nahal ayat 125 beliau laksanakan dengan baik.

Esensi metode dakwah bilhikmah walmauzizatil hasanah adalah memilih cara yang

relevan dengan kondisi objektif sekaligus memberikan pengajaran yang dapat diterima oleh

nalar atau pemikiran rasional dari para audien. Di kala umat Islam jumlahnya masih sedikit

kurang lebih tiga puluh orang dan mereka termasuk orang yang miskin, tidak berpendidikan,

maka Nabi Muhammad Saw melakukan dakwah dengan melalui jalur pendidikan. Sebagai

lokasinya adalah rumah al-Arqam bin Abu Arqam yang berada di bukit Shafa dekat masjidil

Haram.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.         Apa pengertian gerakan dakwa muhammadiyah?

2.         Apa saja contoh gerakan gerkan dakwan pada muhammadiyah?

3.         Apa tujuan dari dilakukannya gerakan dakwah pembaharuan?

4.         Apa pengertian dari gerakan tajdid

5. Apa yang di maksud   Muhammadiyah Sebagai Gerakan Dakwah Amar Ma’ruf- nahi Munkar

 1.3 TUJUAN

Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain :

1.         Menjelaskan pengertian gerakan dakwa muhammadiyah

2.         Menjelaskan contoh gerakan gerkan dakwan pada muhammadiyah

3.         Menjelaskan tujuan dilakukannya gerakan dakwah pembaharuan

4.         Menjelaskan gerakan tajdid

5.         Menjelaskan arti dari Muhammadiyah Sebagai Gerakan Dakwah Amar Ma’ruf-

Page 6: gerakan muhammadiyah

BAB II

PEMBAHASAN

1.       Pengertian Dakwah

Secara etimologis, dakwah berarti seruan, ajakan atau jeritan. Perkataan seperti

da’autu fulaan bermakna berteriak atau memanggil fulan. Secara terminologis, para ulama

berbeda pendapat dalam merumuskannya. Menurut Syaikhul Islam Ibn Taimiyyah pengertian

dakwah adalah mengajak seseorang agar beriman kepada Allah dan kepada apa yang dibawa

oleh para Rasul-Nya dengan cara membenarkan apa yang mereka beritakan dan mengikuti

apa yang mereka perintah.

 Menurut Syeikh Ali Mahfud pengertian dakwah adalah memotivasi manusia untuk

melakukan kebaikan dan mengikuti petunjuk dan menyuruh mereka berbuat ma;ruf dan

mencegah dari perbuatan mungkar, agar mereka dapat mencapai kebahagian dunia hidup di

dunia dan akhirat. Menurut Fathi Yakan pengertian dakwah adalah penghancuran dan

pembinaan. Penghancuran di sini maksudnya adalah menghancurkan jahiliyah dengan segala

bentuknya, baik jahiliyah pola fikir, moral, maupun jahiliyah perundang-undangan dan

hukum. Adapaun maksud pembinaan adalah membina masyarakat Islam dengan landasan

keislaman, baik dalam wujud dan kandungannya, dalam bentuk dan isinya, dalam

perundangan-undangan dan cara cara hidup, maupun dalam segi persepsi keyakinan terhadap

alam, manusia dan kehidupan.

Dapat disimpulkan bahwa esensi dakwah adalah mengajak orang lain untuk mengikuti

perintah Allah dan Rasul-nya seraya menjauhi segala larangan-larangan yang telah

digariskan, dalam rangka mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Dengan

ungkapan yang singkat hakekat dakwah adalah melakukan amar ma’ruf dan nahi mungkar

berdasarkan titah Allah dan Rasul-Nya dengan tujuan untuk mencapai kebahagian hidup

dunia dan akhirat.

2.      Metode Dakwah

Untuk mengajak orang lain agar dia tertarik melakukan amar ma’ruf nahi mungkar

sesuai dengan ketentuan Allah dan Rasul-Nya, diperlukan metode dakwah. Dalam kaitan ini

Allah Swt berfirman dalam surat an-Nahal ayat 125 sebagai berikut :

Artinya; Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah, dan pengajaran yang

baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu

Page 7: gerakan muhammadiyah

Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih

mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.

Berdasarkan ketentuan ayat di atas, maka metode dakwah menurut konsep Alquran

ada tiga; dengan hikmah, mau’izatil hasanah dan mujadalah yang baik. Berkaitan dengan hal

ini, Syeikh Zamahsyari dalam tafsirnya menegaskan bahwa pengertian serulah kepada jalan

Tuhanmu adalah ajaklah umat manusia untuk memeluk agama Islam. Dengan hikmah

maksudnya adalah dengan mengemukakan dalil-dalil atau argumentasi yang jelas dan benar

sehingga dapat menghilangkan keragu-raguan. Selanjutnya pengertian dengan pengajaran

yang baik adalah dengan cara memberikan nasehat-nasehat dan memberikan penjelasan

tentang berbagai manfaat kepada seseorang tentang syariat Islam. Adapun pengertian

berdebat dengan cara yang baik adalah berdiskusi dengan cara yang lemah lembut, penuh

kasih sayang, tidak kasar dan tidak pula dengan cara mencela.

Berdasarkan metode dakwah yang digariskan oleh Alqur’an, maka Rasulullah Saw

dalam menyampaikan dakwahnya tetap berpedoman kepada konsep Alqur’an dimaksud.

Penyampaian dakwah dengan hikmah atau dengan argumentasi rasional selalu diaplikasikan

oleh Rasulullah Saw. Misalnya, di waktu Rasulullah Saw sedang dikelilingi oleh para

sahabatnya, datanglah seorang pemuda untuk meminta supaya dirinya diberi izin berzina.

Pada waktu itu, sahabat lain hampir mengusirnya karena dipandang tidak berlaku sopan

kepada Rasulullah Saw. Rasulullah Saw justeru memanggil pemuda tersebut lalu bertanya;

apakah kamu suka jika ibumu dizinai orang ?. Dia menjawab dengan spontan tidak, demi

Allah saya tidak suka dan semua orang juga tidak suka kalau ibunya dizinai orang. Lalu

Rasulullah Saw bertanya lagi, apakah kamu suka jika kamu memunyai anak gadis lalu dia

dizinai orang ? Dia menjawab tidak, demi Allah saya tidak suka dan semua orang pasti tidak

suka jika anak gadisnya dizinai orang. Kemudian, Rasulullah Saw bertanya lagi bagaimana

jika adik wanitanya atau bibinya dizinai orang ? Dia menjawab tidak, dan pasti orang lain

tidak suka jika adik kandung perempuannya dan juga bibinya dizinai orang. Pemuda tersebut

lalu didoakan oleh Rasulullah Saw agar diampuni dosa-dosanya, disucikan hatinya dan dijaga

kehormatannya. Akhirnya pemuda yang datang tadi tidak pernah berfikir untuk berbuat zina

sama sekali.

Dalam menerapkan metode dakwah al-Mau’izatil hasanah Rasulullah Saw selalu

memberikan nasihat kepada para Sahabat dengan sangat hati-hati dan secara berkala. Hal ini

dilakukan karena jika nasehat sering diulang-ulang akan dapat memberi kebosanan orang

lain. Akan tetapi jika nasehat-nasehat tersebut diberikan sesuai dengan kondisi objektifnya, ia

akan dapat memberikan kesadaran yang mendalam. Namun demikian, kadang-kadang

Page 8: gerakan muhammadiyah

Rasulullah Saw marah dalam memberikan nasehat jika dipandang perlu. Dalam kaitan ini

Rasulullah Saw pernah marah kepada Muaz bin Jabal karena dia terlalu lama salat berjamaah

mengimami sahabat lainnya dan juga pernah marah kepada Usamah bin Zaid karena dia

membunuh salah seorang musuh yang sudah masuk Islam.

Di kala umat orang belum memahami agama Islam, cara penyampaian dakwahnya

harus dilakukan dengan secara berangsur-angsur. Dalam kaitan ini Rasulullah Saw pernah

berpesan kepada Mu’az bin Jabal bahwa aspek yang paling utama disampaikan adalah

beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Jika mereka telah mengimani keduanya,

beritahukanlah bahwa mereka wajib mengerjakan salat lima waktu sehari semalam. Setelah

mereka melaksanakannya, beritahulah bahwa mereka wajib membayar zakat yang diambil

dari orang-orang kaya dan diberikan kepada orang-orang miskin.

Dengan cara bertahap dalam menyampaikan berbagai kewajiban hal itu dapat diterima

oleh masyarakat karena mereka menerima ketentuan-ketentuan tersebut tidak sekaligus.

Sebagai contoh dari penerapan metode dakwah dengan mujadalah billati hiya ahsan

Rasulullah Saw pernah berdiskusi dengan para sahabat tentang orang yang bangkrut atau

muflis. Rasulullah Saw bertanya kepada para sahabat tahukah kamu siapakah orang yang

bangkrut itu ?, lalu para sahabat menjawab bahwa orang yang bangkrut adalah orang yang

tidak punya harta benda. Kemudian, Rasulullah Saw menjawab orang yang bangkrut di antara

kamu adalah orang yang datang pada hari kiamat nanti dengan membawa amal-amal

salatnya, puasa dan zakat. Akan tetapi ia pernah mencaci orang ini, menuduh berzina orang

itumerampas orang ini, membunuh orang itu dan memukul orang ini. Fahala kebajikan orang

tersebut akan diberikan kepada orang yang pernah dizaliminya. Jika fahala kebajikannya

sudah habis , sementara kesalahan-kesalahannya belum tertebus semua, maka dosa-dosa

orang yang teraniaya tadi ditimpakan kepadanya, lalu dia dilemparkan ke dalam api neraka.

Dalam kaitan cara Rasulullah Saw melakukan dakwah dengan cara lemah lembut dan

penuh keabraban adalah peristiwa seorang Arab Badui yang turut berjamaah bersama

Rasulullah Saw. Pada waktu itu ada di antara sahabat yang bersin lalu Arab Badui tadi

mengucapkan yarhamukallah. Sahabat tadi kemudian melihat kearah Arab Badui tersebut

dengan maksud supaya ia diam. Akan tetapi Arab Badui tadi berteriak dan mengatakan

celaka kau, mengapa kau memandangku sedemikian rupa. Selesai salat Rasulullah Saw

tersenyum kepadanya dan memanggilnya serta mengajarinya. Setelah itu Arab Badui tadi

berdoa “ Allahumma irhamni wa Muhammad wala tarham ma’ana ahadan” . Mendengar hal

itu Rasulullah Saw tersenyum mendengarnya, lalu berkata kamu telah mempersempit sesuatu

yang luas. Artinya kamu telah mempersempit rahmat Allah yang begitu luas meliputi semua

Page 9: gerakan muhammadiyah

orang mukmin. Kemudian Arab Badui tadi berkata; ayah dan ibuku jadi tebusannya aku tidak

pernah melihat orang yang penuh dengan kasih sayang selain daripanya. Demi Allah dia

(Rasulullah Saw) tidak pernah memukul dan mencaci aku, tidak pula memaksaku. Dia hanya

mengatakan kepadaku bahwa salat itu tidak layak dicampuri dengan perkataan manusia

sedikitpun.

3.     Muhammdiyah sebagai Gerakan Islam

Telah diuraikan dalam bab terdahulu bahwa Persyarikatan Muhammadiyah

dibangun oleh KH Ahmad Dahlan sebagi hasil kongkrit dari telaah dan

pendalaman (tadabbur) terhadap Alquranul Karim. Faktor inilah yang sebenarnya

paling utama yang mendorong berdirinya Muhammadiyah, sedang faktor-faktor

lainnya dapat dikatakan sebagai faktor penunjang atau faktor perangsang semata.

Dengan ketelitiannya yang sangat memadai pada setiap mengkaji ayat-ayat

Alquran, khususnya ketika menelaah surat Ali Imran, ayat:104, maka akhirnya

dilahirkan amalan kongkret, yaitu lahirnya Persyarikatan Muhammadiyah. Kajian

serupa ini telah dikembangkan sehingga dari hasil kajian ayat-ayat tersebut oleh

KHR Hadjid dinamakan “Ajaran KH Ahmad Dahlan dengan kelompok 17,

kelompok ayat-ayat Alquran”, yang didalammya tergambar secara jelas asal-usul

ruh, jiwa, nafas, semangat Muhammadiyah dalam pengabdiyannya kepada Allah

SWT.

Dari latar belakang berdirinya Muhammadiyah seperti di atas jelaslah bahwa

sesungguhnya kelahiran Muhammadiyah itu tidak lain karena diilhami,

dimotivasi, dan disemangati oleh ajaran-ajaran Al-Qur’an karena itupula seluruh

gerakannya tidak ada motif lain kecuali semata-mata untuk merealisasikan

prinsip-prinsip ajaran Islam. Segala yang dilakukan Muhammadiyah, baik dalam

bidang pendidikan dan pengajaran, kemasyarakatan, kerumahtanggaan,

perekonomian, dan sebagainya tidak dapat dilepaskan dari usaha untuk

mewujudkan dan melaksankan ajaran Islam. Tegasnya gerakan Muhammadiyah

hendak berusaha untuk menampilkan wajah Islam dalam wujud yang riil,

kongkret, dan nyata, yang dapat dihayati, dirasakan, dan dinikmati oleh umat

sebagai rahmatan lil’alamin.

Page 10: gerakan muhammadiyah

4.      Muhammadiyah sebagai Gerakan Dakwah Islam

Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan dakwah Islamiyah.. Sebagaimana telah

diuraikan dalam bab terdahulu bahwa faktor utama yang mendorong berdirinya

Persyarikatan Muhammadiyah berasal dari pendalaman KHA Dahlan terdapat

ayat-ayat Alquran Alkarim, terutama sekali surat Ali Imran, Ayat:104.

Berdasarkan Surat Ali Imran, ayat : 104 inilah Muhammadiyah meletakkan

khittah atau strategi dasar perjuangannya, yaitu dakwah (menyeru, mengajak)

Islam, amar ma’ruf nahi munkar dengan masyarakat sebagai medan juangnya.

Gerakan Muhammadiyah berkiprah di tengah-tengah masyarakat bangsa

Indonesia dengan membangun berbagai ragam amal usaha yang benar-benar dapat

menyentuh hajat orang banyak seperti berbagai ragam lembaga pendidikan sejak

taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi, membangun sekian banyak rumah

sakit, panti-panti asuhan dan sebagainya. Semua amal usaha Muhammadiyah

seperti itu tidak lain merupakan suatu manifestasi dakwah islamiyah. Semua amal

usaha diadakan dengan niat dan tujuan tunggal, yaitu untuk dijadikan sarana dan

wahana dakwah Islamiyah.

5.      Muhammadiyah sebagi Gerakan Tajdid

Muhammadiyah adalah sebagai Gerakan Tajdid atau Gerakan Reformasi.

Muhammadiyah sejak semula menempatkan diri sebagai salah satu organisasi

yang berkhidmat menyebarluaskan ajaran Agama Islam sebagaimana yang

tercantum dalam Alquran dan Assunah, sekaligus memebersihkan berbagai

amalan umat yang terang-trangan menyimpang dari ajaran Islam, baik berupa

khurafat, syirik, maupun bid’ah lewat gerakan dakwah. Muhammadiyah sebagai

salah satu mata rantai dari gerakan tajdid yang diawali oleh ulama besar Ibnu

Taimiyah sudah barang tentu ada kesamaaan nafas, yaitu memerangi secara total

berbagai penyimpangan ajaran Islam seperti syirik, khurafat, bid’ah dan tajdid,

sebab semua itu merupakan benalu yang dapat merusak akidah dan ibadah

seseorang.

Dari segi bahasa, tajdid berarti pembaharuan, dan dari segi istilah, tajdîd memiliki dua

arti, yakni:

Page 11: gerakan muhammadiyah

a. pemurnian;

b. peningkatan, pengembangan, modernisasi dan yang semakna dengannya.

Dalam arti “pemurnian” tajdid dimaksudkan sebagai pemeliharaan matan ajaran Islam

yang berdasarkan dan bersumber kepada al-Qur'an dan As-Sunnah Ash-Shohihah. Dalam arti

“peningkatan, pengembangan, modernisasi dan yang semakna dengannya”, tajdid

dimaksudkan sebagai penafsiran, pengamalan, dan perwujudan ajaran Islam dengan tetap

berpegang teguh kepada al-Qur'an dan As-Sunnah Ash-Shahihah.

Secara garis besar, kecenderungan untuk memehami ajaran dasar Islam dapat

dikelompokan menjadi dua kelompok besar, pertama kelompok salafi dan kedua kelompok

‘ashrani. Kelompok pertama biasa disebut sebagian pengamat sebagai kelompok

fundamentalis, sedangkan Kelompok yang terakhir dapat disamakan dengan kelompok Islam

Liberalis Kemudian, berdasarkan pembagian itu, para ahli dan pengamat keislaman

mengklasifikasikan aliran pemikiran di kalangan umat Islam menjadi tiga kelompok, yakni

fundamentalis, liberalis dan moderat.

1.      Fundamentalis

Istilah Fundamentalis yang dihubungkan dengan penganut ajaran Islam garis keras,

sering kita dengar dari sumber informasiNegara barat. Hal itu terasa lebih popular ketika

telah terjadinya serangan 11 september di New York. Rizizq Shihab, semakin memperkuat

dugaan, bahwa Islam atau muslim fundamentalis itu identik dengan muslim yang mempunyai

faham “garis keras” itu. Apakah memang benar demikian? Tentu persepsi seperti itu perlu

ditelusuri kebenarannya.

Dalam tradisi kajian Islam, istilah lain dari fundamentalis adala salfiy. Ke;ompok

salafi, dari segi bahasa berarti kelompok yang berorientasi kepada masa lampau atau orang-

orang yang terdahulu.

Tentu, kita sebagai umat Islam harus memberikan apresiasi terhadap sikap mereka yang

konsisten atau istiqamah dalam menjalankan apa yang tertulis dalam Al-Qur’an dan Hadis.

Namun dalam waktu yang sama kita juga harus memperhatikan dan mencermati sumber

ajaran Islam dengan menggunakan penalaran dan analisis yangtidak bertentangan dengan

misi Al-Qur’an sebagai agama yang menjadi rahmat bagi semua umat manusia, di mana pun

dan kapan pun mereka berada

Page 12: gerakan muhammadiyah

2. Liberalis

Istilah Islam Liberal merupakan salah satu wacana dialektis Islam dalam konteks

menghadapi kemoderrnan. Wacana ini menjadi penting dan menonjol akhir-akhir ini, ketika

dunia Islam terkepung oleh peradaban dan sains modern yang datang dari barat. Kemunculan

Islam liberal berbeda secara kontras dengan Islam fundamentalis yang menekankan pada

tradisi salaf. Dalam faham liberal, faham fundamentalis hanya akan membawa

keterbelakangan yang akan membawa dunia islam menikmati buah modernitas, berupa

kemajuan ekonomi, demokrasi, hak asasi manusia.

Lebih dari itu, faham ini meyakini bahwa apabila Islam difahami dengan pendekatan

liberal akan menjadi perintis jalan bagi liberalisme di dunia barat.

Dalam memahami sumber ajaran islam, Al-Qur’an dan Al-Sunnah, kelompok ini berusaha

untuk menangkap ajaran moral dan bukan aturan-aturan normatif yang terkandung di

dalamnya. Karena itu, ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan norma hukum tidak harus

difahami apa adanya, melainkan harus dibawa kepada konteks manusia modern.

3. Moderat

            Sebagaimana telah dijelaskan, bahwa kecenderungan pemahaman umat Islam

terhadap Al-Qur’an dan Al-Sunnah dibedakan menjadi muslim liberal di satu sisi dan muslim

fundamentalis di sisi yang lain. Diantara kedua aliran dan kecenderungan ini ada kelompok

umat Islam yang memahami kedua sumber itu secara moderat Artinya, tidak terlalu bebas,

seperti kelompok Islam liberal dan tidak juga kaku, seperti kelompok Islam fundamentalis.

Kelompok ini melihat persoalan yang muncul saat ini sebagai sebuah keniscayaan,

karena sumber ajaran Islam yang utama, Al-Qur’an dan Al-Sunnah , turun dalam situasi yang

berbeda dengan apa yang ada saat ini. Diakui, bahwa kedua sumber itu mempunyai ajaran

yang bersifat permanent dan konstan,, tidak berubah dan tidak dapat diubah. Ajaran yang

masuk kategori ini umumnya menyangkut masalah akidah (keimanan) dan ibadah ritual

(ibadah mahdlah).

Page 13: gerakan muhammadiyah

6. KETENTUAN DASAR TAJDID (PEMBARUAN AGAMA) YANG BENAR

usaha tajdid hanya diakui bila sesuai dengan ketentuan-ketentuan dasar yang telah

digariskan para ulama, di antaranya:

Seorang mujaddid harus dari Ahlus Sunnah wal Jamaah yang bebas dari kebid'ahan

dan berjalan di atas manhaj Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallamdan para sahabatnya

dalam seluruh urusannya. Oleh karena itu, tidak boleh menetapkan ahlu bid'ah dan tokoh

sekte sesat sebagai mujaddid, walaupun telah mencapai ketinggian derajat dalam ilmu.

Memiliki sumber pengambilan ilmu dan manhaj istidlal (metodologi pengambilan

dalil) yang benar. Hal ini dilihat kepada metodologi dalam belajar dan pengambilan dalil

yang dibangun di atas al-Qur`an, sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, ijma',

qiyas yang shahih (benar) dan tinjauan maslahat yang tidak bertentangan dengan nash syariat.

Memiliki ilmu syar'i yang benar, hal ini karena di antara aktivitas tajdid adalah

mengajarkan agama, menebarkan ilmu syar'i dan membela sunnah dan ahlinya, serta

menghancurkan kebid'ahan.

Mampu menempatkan dengan pas dan tepat nash-nash syariat pada realita dan

peristiwa yang terjadi.

Memiliki manhaj (metodologi) dan kaidahnya yang jelas. Seorang mujaddidharus

menyertai dalam aktivitas tajdid-nya dengan manhaj dan kaidah yang jelas dalam segala

keadaannya. Sebab, mujaddid menisbatkan dirinya kepada Islam. Ini adalah nisbat ilmu

dan ittiba', bukan sekadar pengakuan dan klaim.

hanya menetapkan berdasarkan pengertian diutus setiap awal abad dengan

kematiannya di awal abad tersebut. Padahal, Anda pasti tahu yang dapat dicerna langsung

dari hadits ini adalah al-ba'tsu  (pengutusan) dan irsaal (kemunculan) ada di awal abad...

Pengertian kemunculan seorang alim adalah kemampuannya untuk maju ke depan

memberikan manfaat kepada orang dan majunya ia dalam menyebarkan hukum-hukum

syariat. Kematian seorang alim di awal abad adalah diambil bukan diutus.

Demikianlah ketentuan dasar penting dalam penentuan tajdid dan mujaddid yang

disampaikan para ulama, semoga memberikan wacana dan pencerahan dalam masalah ini.

Page 14: gerakan muhammadiyah

7.      Muhammadiyah Sebagai Gerakan Dakwah Amar Ma’ruf nahi Munkar

Dalam rangka mewujudkan cita-cita dan keyakinan, Muhammadiyah melakukan dakwah

islam, yaitu seruan dan ajakan kepada seluruh ummat manusia untuk memahami dan

mengamalkan ajaran Islam. Dakwah ini dilakukan melalui amar ma’ruf nahi munkar, dengan

hikmah kebijaksanaan, yang mengacu antara lain pada ayat-ayat berikut:

104. Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,

menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar[217]; merekalah orang-

orang yang beruntung. (QS:Ali_Imron; 104)

[217] Ma'ruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan Munkar

ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya. Dan dalam ayatNya

ö 110. Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada

yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. ………………...

(QS:Ali_Imron; 110)

   

125. Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang

baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang

lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih

mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

[845] Hikmah: ialah Perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang

hak dengan yang bathil.(QS: An-Nahl;125)

Sasaran dakwah Muhammadiyah ditujukan kepada perseorangan dan masyarakat.

Dakwah untuk perseorangan ditujukan kepada orang yang telah beragama Islam (bersifat

pemurnian) dan yang belum beragama Islam (bersifat seruan dan ajakan untk memeluk

agama Islam). Sedangkan dakwah untuk masyarakat dilakukan dalam rangka perbaikan

hidup, bimbingan serta peringatan untuk selalu melakukan yang ma’ruf dan menjauhi yang

munkar.

Dakwah Islam dan Amar Ma'ruf nahi Munkar yang ditujukan kepada dua bidang:

perseorangan dan masyarakat . Dakwah dan Amar Ma'ruf nahi Munkar pada bidang pertama

Page 15: gerakan muhammadiyah

terbagi kepada dua golongan: Kepada yang telah Islam bersifat pembaharuan (tajdid), yaitu

mengembalikan kepada ajaran Islam yang asli dan murni; dan yang kedua kepada yang

belum Islam, bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk agama Islam.Adapun da'wah Islam

dan Amar Ma'ruf nahi Munkar bidang kedua, ialah kepada masyarakat, bersifat kebaikan dan

bimbingan serta peringatan. Kesemuanya itu dilaksanakan dengan dasar taqwa dan

mengharap keridlaan Allah semata-mata.Dengan melaksanakan dakwah Islam dan amar

ma'ruf nahi munkar dengan caranya masing-masing yang sesuai, Muhammadiyah

menggerakkan masyarakat menuju tujuannya, ialah "Terwujudnya masyarakat Islam yang

sebenar-benarnya".

Page 16: gerakan muhammadiyah

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Secara etimologis, dakwah berarti seruan, ajakan atau jeritan. Perkataan

seperti da’autu fulaan bermakna berteriak atau memanggil fulan. Secara

terminologis, para ulama berbeda pendapat dalam merumuskannya. Menurut

Syaikhul Islam Ibn Taimiyyah pengertian dakwah adalah mengajak seseorang

agar beriman kepada Allah dan kepada apa yang dibawa oleh para Rasul-Nya

dengan cara membenarkan apa yang mereka beritakan dan mengikuti apa yang

mereka perintah.

Muhammdiyah sebagai Gerakan Islam

kelahiran Muhammadiyah itu tidak lain karena diilhami, dimotivasi, dan

disemangati oleh ajaran-ajaran Al-Qur’an karena itupula seluruh gerakannya tidak

ada motif lain kecuali semata-mata untuk merealisasikan prinsip-prinsip ajaran

Islam. Segala yang dilakukan Muhammadiyah, baik dalam bidang pendidikan dan

pengajaran, kemasyarakatan, kerumahtanggaan, perekonomian, dan sebagainya

tidak dapat dilepaskan dari usaha untuk mewujudkan dan melaksankan ajaran

Islam. Tegasnya gerakan Muhammadiyah hendak berusaha untuk menampilkan

wajah Islam dalam wujud yang riil, kongkret, dan nyata, yang dapat dihayati,

dirasakan, dan dinikmati oleh umat sebagai rahmatan lil’alamin.

Muhammadiyah sebagi Gerakan Tajdid

tajdid dimaksudkan sebagai pemeliharaan matan ajaran Islam yang berdasarkan dan

bersumber kepada al-Qur'an dan As-Sunnah Ash-Shohihah. Dalam arti “peningkatan,

pengembangan, modernisasi dan yang semakna dengannya”, tajdid dimaksudkan sebagai

penafsiran, pengamalan, dan perwujudan ajaran Islam dengan tetap berpegang teguh kepada

al-Qur'an dan As-Sunnah Ash-Shahihah.

Page 17: gerakan muhammadiyah

7.      Muhammadiyah Sebagai Gerakan Dakwah Amar Ma’ruf nahi

Munkar

Adapun da'wah Islam dan Amar Ma'ruf nahi Munkar bidang kedua, ialah kepada masyarakat,

bersifat kebaikan dan bimbingan serta peringatan. Kesemuanya itu dilaksanakan dengan

dasar taqwa dan mengharap keridlaan Allah semata-mata.Dengan melaksanakan dakwah

Islam dan amar ma'ruf nahi munkar dengan caranya masing-masing yang sesuai,

Muhammadiyah menggerakkan masyarakat menuju tujuannya, ialah "Terwujudnya

masyarakat Islam yang sebenar-benarnya".