Gerak Tari Bedana

7
Tari Bedana 2.3.1 Tari Bedana Tari Bedana merupakan tari tradisional kerakyatan daerah Lampung yang mencerminkan ta ta kehidupan masyarakat Lampung yang mencerminkan tata kehidupan masyarakat Lampung sebagai perwujudan simbolis adat isiadat, ag dan etika yang telah menyatu dalam kehidupan masyarakat. Menurut sejarah, katanya Tari Bedana ini hidup dan berkembang di daerah Lampung seiring de masuknya agama slam. !ehingga tidak mengherankan jika di daerah lain di ndonesia banyak memiliki kesamaan baik ragam maupun geraknya, yang juga memiliki "ungsi yang sama pula, yaitu sebagai tari pergaulan #$irmansyah 2.3.2 Musik 'engiring !ecara Tradisional, musik dan tari sangat erat hubungannya, keduanya salin membutuhkan karena keduanya mempunyai sumber yang sama, yaitu dorongan dan naluri ritmis manusia. (alam bentuknya yang paling dasar, bunyi atau suara mengiringi tari dapat dihasilkan oleh penari itu sendiri, seperti tepuk t hentakan kaki atau bunyi)bunyian yang di hasilkan oleh perlengkapan penari dipakai, bahkan ada kalanya msehingga tarian dan musik menggunakan teriaka teriakan #*okal& atau dengan lagu)lagu #$irmansyah dkk%+& (alam perkembangannya, musik pengiring tari dapat terpisah dan menemukan bentuk ekspresinya sendiri sebagai musik, sehingga tarian dan musik menjad bentuk kesenian yang masing)masing saling membutuhkan. ubungan tersebut

description

seni tari

Transcript of Gerak Tari Bedana

Tari Bedana2.3.1 Tari BedanaTari Bedana merupakan tari tradisional kerakyatan daerah Lampung yang mencerminkan ta ta kehidupan masyarakat Lampung yang mencerminkan tata kehidupan masyarakat Lampung sebagai perwujudan simbolis adat isiadat, agama, dan etika yang telah menyatu dalam kehidupan masyarakat. Menurut sejarah, konon katanya Tari Bedana ini hidup dan berkembang di daerah Lampung seiring dengan masuknya agama Islam. Sehingga tidak mengherankan jika di daerah lain di Indonesia banyak memiliki kesamaan baik ragam maupun geraknya, yang juga memiliki fungsi yang sama pula, yaitu sebagai tari pergaulan (Firmansyah dkk: 3)

2.3.2 Musik PengiringSecara Tradisional, musik dan tari sangat erat hubungannya, keduanya saling membutuhkan karena keduanya mempunyai sumber yang sama, yaitu dorongan dan naluri ritmis manusia. Dalam bentuknya yang paling dasar, bunyi atau suara untuk mengiringi tari dapat dihasilkan oleh penari itu sendiri, seperti tepuk tangan, hentakan kaki atau bunyi-bunyian yang di hasilkan oleh perlengkapan penari yang dipakai, bahkan ada kalanya msehingga tarian dan musik menggunakan teriakan-teriakan (vokal) atau dengan lagu-lagu (Firmansyah dkk:4)Dalam perkembangannya, musik pengiring tari dapat terpisah dan menemukan bentuk ekspresinya sendiri sebagai musik, sehingga tarian dan musik menjadi dua bentuk kesenian yang masing-masing saling membutuhkan. Hubungan tersebut dilakukan berdasarkan kebutuhan ritme dan ekspresi di antara musik dan tari, seperti tari sigeh Pengunten danm Tari bBedana (Firmansyah dkk:5).Alat musik pngiring Tari Bedana yang lazim dipakai adalah:1. Alat Musik Gambus lunik, yaitu sebuah alat musik tradisional daerah Lampung yang penggunaannya dengan cara dipetik. Dawai berjumlah empat sehingga menghasilkan nada yang domain, yang biasanya mengiringi lagu-lagu tari Bedana seperti lagu selimpat, penayuhan, dan lain-lain.2. Ketipung, yaitu alat musik yang biasanya digunakan untuk mengiringi tari Bedana dan lagu lagu tradisional.3. Karenceng (Terbangan), yaitu alat musik yang dibuat dari kayu yang fungsinya sama dengan ketipung atau lebih dominan alat musik ini sebagai pengiring arak arakan.4. Alat musik pengiring tambahan biasanya dipakai gong kecil bahkan untuk lebih semaraknya dapat pula menggunakan alat musik modern, seperti: Biola, Accordion, dan lain lain (Firmansyah dkk:6)

2.3.3 Lagu pengiring Lagu dalam tari Bedana merupakan suatu keharusan, karena di samping keharmonisan dalam tari, lagu-lagu yang dilantunkan oleh vokalis yang juga merupakan panduan untuk perubahan gerakan atau komposisi tari. Lagu-lagu yang mengiringi tari Bedana adalah lagu-lagu yang berifat gembira yang bersumber dari sagata, adi-adi, wayak atau pantun, seperti lagu penayuhan, lagu Mata Kipit, lagu Bedana, dan lain-lain (Firmansyah dkk:7)2.3.4 Busana1). Busana Putra Baju Teluk Belanga/Belah Buluh Kain bidak/betumpel Bulu serattei/bebitting Ikat kepala/peci (Firmansyah dkk:13).Ada beberapa cara untuk mengikatkan ikat kepala para penari, antara lain: Kelupa Taduk, Gulo Sekirik, Punai Meghem, Tanjak, Layar Tekembar, Elang Bekekhang, dan Elang Hinggap. 1. Cara memakai ikat kepala Kelupak TadukKikat akkinan berbentuk segiempat, dilipat diagonal sehingga lipatannya membentuk sebuah segitiga. Pada garis diagonalnya dilipat-lipat selebar tiga jari tangan (6 cm) sehingga segitiga besar tadi menjadi segitiga yang tinggi garis tengahnya 25 cm, kemudian puncak dari segitiga letakkan di belakang kepala, dengan puncaknya ke bawah. Kedua ujung kanan dan kiri dilingkarkan ke depan sampai di tengah dahi tepat di atas alis setentang hidung, belitkan sehingga ujung kanan menjadi sebelah kiri dan ujung kiri menjadi bagian sebelah kanan, tarik ke belakang dan ikatkan di belakang kepala. Sesudah itu puncak dari segitiga yang ke bawah tarik keduanya ke atas sehingga tegak, ujung segitiga bagian dalam dilipat seperti tadi kira-kira di atas lipatan yang terdahulu.

2. Cara memakai ikat kepala bentuk Gulo SekirikKikat akkinan dibuat seperti ikat kepala Kelupak Taduk, bedanya puncak segitiga yang diletakkan pada bagian belakang kepala, arahnya dipasang di atas, ujungnya dilipat ke depan sehingga menutup kepala dan pada ujungnya diusahakan tepat diantara kedua alis setentang hidung, putar kedua ujung kiri dan kanan ke depan kemudian dililitkan sehingga bagian kanan ke kiri dan kiri ke kanan, ikatkan ke belakang kepala.

3. Cara memakai ikat kepala Punai Meghem Kikat akkinan dibentuk seperti seperti pada kelupak taduk dan gulo sekirik, haya bentuk segitiganya dipasangkan di samping kiri tepat di atas daun telinga sebelah kiri dengan puncak dari segitiganya ke atas dililitkan dengan rapih, puncaknya ditarik tegak lurus ke atas, lipatkan menutupi kepala ke arah telinga yang ujung kanan bagian muka dan belakang ditarik tegak ke atas, luruskan setentang batang hidung. Cara ini apabila kita langsung mengikat pada kepala. Agak berbeda kalau kita menggunakan kopiah atau peci, pada ujung ikatan yang ditarik ke arah telinga kanan tidak diikatkan, melainkan dilekatkan memakai jarum pentul atau peniti agar kuat dan rapih melekat di atas peci atau kopiah. Puncak segitiga yang ditarik ke arah telinga kanan yang menutupi kepala, kita selipkan diantara kopiah dengan lipatan segitiga yang dilekatkan pada peci/kopiah. Untuk lebih kuat, kita lekatkan pula dengan jarum pentul, kemudian kedua puncak bagian muka dan belakang ditarik ke atas agar tegak dan berbentuk.

4. Cara memakai ikat kepala TanjakPada prinsipnya cara membentuk ikat kepala yang terbuat dari kikat akkinan sama seperti bentuk-bentuk yang sudah diterangkan di atas, hanya letak dari puncak segitiganya saja yang berbeda. Bentuk ikat kepala tanjak segitiganya diletakkan di bagian depan,di atas dahi. Kedua ujungnya ditarik ke belakang dan diikatkan, kemudian dirapihkan menurut selera. 2). Busana Wanita Penekan rambut Belattung tebak/sanggul malang Gaharu kembang goyang/sual kira Kembang melati/kembang melur Subang giwir/anting-anting Buah jukum/bulan temanggal Bulu serattei/bebitting Gelang kano/gelang bibit Kawai kurung Tapis/betuppal.Cara memakai busana tari Bedana mudah dan tidak terikat oleh pola-pola atau syarat-syarat tertentu, yang penting rapih, pantas, dan serasi (Firmansyah dkk:13). Setelah wajah dirias, rambut dirapihkan dan disanggul malang. Tusukkan kembang melati yang ditata sedemikian rupa di atas sanggul supaya terlihat indah dan rapi. Ikatkan penekan rambut di tengah-tengah dahi kemudian tarik ke belakang dan ikatkan kedua ujung kiri kanannya diantara kepala dengan sanggul lalu rapihkan kedua ujungnya. Pasangkan gaharu kembang goyang tepat di tengah kepala bagian belakang, sejajar dengan penekan rambut tadi. Usahakan gaharu ini menutup kedua ujung penekan, pakailah anting-antingnya pada kedua telinga. Apabila bagian atas kepala sudah selesai dan rapih dilanjutkan dengan memakai kain tapis. Ikatlah bagian pinggang dengan tali dengan kencang agar tidak melorot, ratakan ujung tapis bagian bawah sebatas mata kaki, jangan terlalu ke bawah atau terlalu tinggi karena akan mempengaruhi gerak tari. Pada bagian dada kenakan long torso, usahakan agar ikatan tapis pada bagian pinggang tertutup, kemudian memakai baju kurung. Terakhir kenakanlah aksesoris-aksesoris seperti kalung buah jukum, bulu serattei, dan gelang kano. Yang perlu diingat bagi penari Bedana wanita, tapis tidak boleh dipakai seperti gantung pada pria, selain kurang pantas dilihat juga tidak sesuai dengan adat ketimuran bangsa Indonesia, khususnya daerah Lampung (Firmansyah dkk:14).2.3.5 Ragam Gerak Tari Bedana Tahtim Hitungan 1 kaki kanan melangkah ke depan Hitungan 2 kaki kiri melangkah ke depan Hitungan 3 kaki kanan melangkah ke depan, kaki kiri di angkat Hitungan 4 mundur kaki kiri balik badan ke kiri Hitungan 5 langkah kaki kanan Hitungan 6 maju kaki kiri diikuti kaki kanan jinjit sebelah kiri Hitungan 7 maju kaki kiri badan merendah Hitungan 8 menarik kaki kanan sebelah kaki kiri langsung menarik jongkok. Khesek Gantung Hitungan 1 langkah kaki kanan ke depan Hitungan 2 langkah kaki kiri Hitungan 3 ayun kaki kanan geser ke samping kanan Hitungan 4 tarik kaki kanan merapat kaki kiri (angkat). Khesek Injing Hitungan 1 langkah kaki kanan Hitungan 2 langkah kaki kiri Hitungan 3 mengangkat kaki kanan diletakkan sebelah kanan, kaki kiri jinjit (badan merendah) Hitungan 4 mengayun kaki kanan ke samping kanan. Jimpang Hitungan 1 langkah kaki kanan Hitungan 2 langkah kaki kiri Hitungan 3 mundur kaki kanan Hitungan 4 langkah kaki kiri Hitungan 5 langkah kaki kanan Hitungan 6 memutar kaki kiri ke samping kiri diikuti kaki kanan Hitungan 7 balik putar ke kanan Hitungan 8 angkat kaki kiri, samping kiri kaki kanan dengan pasti, kaki kiri jinjit. Humbak Muloh Hitungan 1 kaki kanan ke samping kanan Hitungan 2 kaki kiri ke samping kanan (mengikuti kaki kanan) Hitungan 3 kaki kanan ke samping kanan Hitungan 4 kaki kiri ayun ke depan Hitungan 5,6,7,8 kebalikan dari hitungan 1,2,3,4. Ayun Hitungan 1 langkah kaki kanan Hitungan 2 langkah kaki kiri Hitungan 3 langkah kanan Hitungan 4 angkat (ayun) kaki kiri. Ayun Gantung Hitungan 1 angkat/ayun kaki kiri Hitungan 2 merendah kaki kanan Hitungan 3 angkat/ayun kaki kiri Hiitungan 4 merendah kaki kanan. Belitut Hitungan 1 langkah kaki kanan silang ke kiri Hitungan 2 diikuti kaki kiri di belakang kaki kanan Hitungan 3 langkah kaki kanan silang ke kiri Hitungan 4 diikuti kaki kiri di belakang kaki kanan Hitungan 5 maju kaki kanan Hitungan 6 silang kaki kiri ke kanan, badan diputar Hitungan 7 mundur kaki kanan Hitungan 8 ayun kaki kiri ke depan. Gelek Hitungan 1 ayun angkat kaki kanan Hitungan 2 langkah kaki kanan Hitungan 3 langkah kiri Hitungan 4 langkah kaki kanan Hitungan 5 mundur kaki kiri Hitungan 6 langkah samping kaki kanan ke kiri Hitungan 7 silang kaki kiri ke kanan Hitungan 8 ayun kaki kanan ke depan (Firmansyah dkk:25-31).