Gerak Pada Hewan Dan Tumbuhan

download Gerak Pada Hewan Dan Tumbuhan

If you can't read please download the document

description

gerak dan perubahan yang dilakukan hewan dan tumbuhan pada umumnya berbeda satu yang lainnya. gerak fotonasti,. tropisme, taksis

Transcript of Gerak Pada Hewan Dan Tumbuhan

  • Kode Modul: 01.BIO-SMP-M.2005MODUL DIKLAT BERJENJANGJenjang Sekolah : SMPBidang Studi : BiologiJenjang Diklat : Menengah

    GERAK PADA HEWAN DAN TUMBUHAN

    Penyusun : Drs. Wanwan Setiawan, M.MPenyunting : Dra. Sumastri, M.Si

    DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

    A. PUSAT PENGEMBANGAN DAN PENATARAN GURU ILMU PENGETAHUAN ALAM(SCIENCE EDUCATION DEVELOPMENT CENTRE)

  • iKATA PENGANTAR

    Pusat Pengembangan Penataran Guru Ilmu Penget ahuan Alam (PPPGIPA) sebagai lembaga diklat memiliki tugas pokok dan fungsi antara lainmengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan sains untuk tingkatSD, SMP, SMA, SMK , dan SLB. Sebagai lembaga pengembang, PPPG IPAselalu berupaya meningkatkan p eran dan fungsinya dengan mengembangkanstandardisasi kompetensi tenaga kependidikan, menerapkan standar pelayanannasional, serta mengkaji dan mengembangkan bahan diklat yang inovativ,aktual, dan sesuai dengan kebutuhan lapangan.

    Modul adalah salah satu bahan diklat yang disusun untukmengembangkan model-model pembelajaran sains untuk dikaji, dipahami, dandiimplementasikan oleh guru-guru dalam proses pembelajaran, agar guru dansiswa lebih memahami bagaimana proses pemahaman sains. Oleh karena itu,pada proses belajar mengajar sains, guru harus berorientasi pada tiga halpokok, sebagai berikut.1. Proses sains, siswa belajar dan memahami sains melalui pengamatan,

    pengukuran, percobaan, menarik kesimpulan, dan lainnya.2. Struktur konsep sains yaitu: Fis ika, Biologi, Kimia, dan IPBA.3.

    Berdasarkan tiga aspek tersebut, cara yang ditempuh adalah denganlebih mengenalkan konsep-konsep sains dengan cara menggunakan modelketerampilan proses sains dan bahan diklat yang sesuai.

    Diharapkan modul ini dapat dimanfaatkan oleh guru -guru di sekolah,sehingga dapat meningkatkan kompetensi siswa dalam pembelajaran sains.

    Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu menyertai kita dalammeningkatkan mutu pendidikan khususnya sains di Indone sia

    .

    Bandung, November 2005Plh. Kepala PPPG IPA,

    Drs. Suryadi, M.MNIP. 131 070 737

  • ii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    i

    ii

    iii

    BAB I. 1

    A. 1

    B. 1

    C. 2

    BAB II. 3

    A. Gerak Pada Hewan... 3

    B. Gerak Pada Tumbuhan... 29

    BAB III. 35

    BAB IV. 37

    39

  • iii

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 1. 4

    Gambar 2. 5

    Gambar 3. 6

    Gambar 4. Lompatan laba-laba pelompat (Sitticus pubescens)................... 7

    Gambar 5. 8

    Gambar 6. 11

    Gambar 7. 14

    Gambar 8. 15

    Gambar 9. 16

    Gambar 10. Sendi Engsel............................................................................... 16

    Gambar 11. Sendi Sinovial............................................................................. 17

    Gambar 12. (a) Beberapa otot rangka utama manusia. (b) Struktur otot 19

    Gambar 13. 21

    Gambar 14. Tiga Bentuk Patah Tulang: kiri:green-stick; tengah: sederhana;kanan:

    23

    Gambar 15. 25

  • 1BAB IPENDAHULUAN

    B. RasionalDalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari kegiatan yang

    menunjukkan gerak. Misalnya berjalan, bermain bola, dan mencuci

    pakaian. Demikian pula dengan hewan, kita dapat melihat burung yang

    terbang di udara, induk ayam ya ng sedang mengais tanah mencarikan

    makanan untuk anaknya. Manusia dan hewan dapat bergerak dan

    berpindah tempat. Dari gejala di atas, kita dapat ajukan beberapa

    pertanyaan misalnya sebagai berikut.

    Apakah fungsi gerak pada hewan?

    Apa saja yang menjadi alat-alat gerak pada hewan itu?

    Bagaimanakah mekanisme gerak pada hewan?

    Bagaimanakah halnya dengan tumbuhan, apakah tumbuhan juga

    bergerak?

    Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut akan Anda peroleh di

    dalam modul ini.

    B. Kompetensi Dasar

    Setelah mempelajari modul ini, diharapkan peserta mampu

    mendeskrip-sikan sistem gerak pada hewan dan tumbuhan

    Indikator:

    a. Menjelaskan fungsi gerak pada hewan.

    b. Mengidentifikasi alat-alat gerak pada hewan vetebrata dan

    invertebrata.

    c. Menjelaskan mekanisme gerak pada hewan.

  • 2d. Menjelaskan gangguan dan penyakit pada alat gerak manusia.

    e. Menjelaskan fungsi gerak pada tumbuhan.

    f. Menjelaskan mekanisme gerak pada tumbuhan.

    g. Membedakan jenis-jenis gerak pada tumbuhan.

    C. Deskripsi Singkat Materi

    Modul ini berisi uraian tentang gerak p ada hewan dan tumbuhan.

    Pembahasan gerak pada hewan berisi uraian tentang sistem rangka

    (rangka pada invertebrata dan vertebrata). Selanjutnya dibahas secara

    khusus sistem rangka pada manusia yang meliputi guna rangka, struktur

    tulang, pembentukan tulang, struktur rangka, dan sendi. Berikutnya

    dibahas sistem otot yang terdiri atas jaringan otot, struktur otot rangka,

    dan mekanisme kontraksi otot rangka. Juga dibahas mengenai kelainan

    dan gangguan pada tulang.

    Pembahasan gerak pada tumbuhan ditekankan pada d ua jenis

    respon tumbuhan terhadap lingkungan yaitu tropisme berupa perubahan

    jangka panjang pada bentuk tubuh tumbuhann (fototropisme, geotropisme,

    dan tigmotropisme). Selanjutnya, pergerakan berupa perubahan arah

    bagian tumbuhan akibat perubahan tekanan t urgor pada sel-sel khusus.

  • 3BAB IIGERAK PADA HEWAN DAN TUMBUHAN

    A. GERAK PADA HEWANSemua hewan dan manusia mempunyai kemampuan bergerak dan

    berpindah tempat. Dengan bergerak hewan dapat melakukan berbagai

    aktivitas misalnya untuk mendapatkan makanan, menyelamatkan diri dari

    musuh, atau mencari pasangan hidup. Gerak terjadi oleh adanya kerja

    sama antara rangka dan otot. Otot menempel pada tulang dan

    menghubungkan tulang yang satu dengan tulang lainnya, atau

    menghubungkan tulang dengan kulit. Otot mempun yai kemampuan untuk

    mengerut (berkontraksi) sehingga dapat menggerakkan tulang atau kulit

    dengan mekanisme tertentu. Oleh sebab itu otot disebut alat gerak aktif,

    sedang tulang disebut alat gerak pasif.

    1. Sistem RangkaManusia dan hewan melakukan gerak k arena adanya aktivasi,

    kontraksi, dan relaksasi sel -sel otot. Namun kerja sel-sel otot saja tidak

    dapat menyebabkan hewan berpindah tempat. Untuk berpindah tempat,

    selain kerja otot diperlukan adanya medium atau struktur yang dapat

    meneruskan tenaga dari kontraksi otot tersebut. Medium atau struktur itu

    adalah rangka. Dikenal ada tiga jenis sistem rangka pada hewan yaitu

    sebagai berikut.

    (1) Rangka hidrostatik

    Disusun oleh cairan bertekanan di dalam tubuh. Tenaga kontraksi

    otot mengenai cairan internal tubuh dan diteruskan oleh cairan itu.

    Ditemui pada solenterata, cacing pipih, nematoda, dan anelida.

  • 4(2) Rangka luar

    Merupakan pembungkus tubuh seperti cangkang atau lapisan luar

    tubuh yang keras. Tenaga kontraksi otot mengenai bagian luar

    tubuh yang kaku. Ditemui pada kebanyakan moluska dan

    artropoda.

    (3) Rangka dalam.

    Merupakan elemen pendukung yang keras dan berada di dalam

    tubuh yaitu tulang dan tulang rawan, tenaga kontraksi otot

    mengenai tulang tersebut dan menggerakkan tulang tersebut.

    Ditemui pada porifera, ekinodermata, dan kordata.

    a. Rangka pada InvertebrataRangka hidrostatik terdapat pada kebanyakan invertebrata yang

    bertubuh lunak. Rangka hidrostatik dibentuk oleh sejenis cairan di dalam

    rongga tubuh. Mirip sebuah balon yang diisi penuh dengan air, ran gka

    hidrostatis bereaksi terhadap pemampatan, dengan demikian bertindak

    sebagai medium yang dikenai kerja otot.

    Gambar 1. Pengaruh kontraksi otot padarangka hidrostatik

  • 5Sebagai contoh, pada anemon laut tenaga kontraksi sel -sel otot

    mengenai cairan yang mengisi rongga perutnya. Pada waktu istiraha t otot-

    otot pada dinding tubuhnya yaitu otot longitudinal berkontraksi, sedang

    otot sirkular relaksasi, hal itu menyebabkan bentuk hewan seperti

    gumpalan (lihat Gambar 1). Ketika akan menangkap makanan di atas

    tubuhnya, otot radial berkontraksi, cairan p ada rongga perut tertekan ke

    luar, dan otot longitudinal merenggang, maka tubuhnya memanjang ke

    arah atas.

    Cacing tanah tubuhnya bersegmen -segmen. Setiap segmen

    menyerupai cincin atau ruas-ruas. Segmentasi ini terjadi tidak hanya pada

    struktur luarnya, tetapi sampai ke struktur alat dalamnya.

    Setiap segmen memiliki saraf, juga otot -otot sirkular dan otot

    longitudinal pada dinding tubuhnya. Dengan dikendalikan oleh saraf, pada

    saat yang bersamaan beberapa segmen tubuhnya dapat memanjang dan

    memendek. Dengan koordinasi kontraksi otot dinding tubuhnya itu, cacing

    tanah dapat bergerak maju atau mundur.

    Gambar 2: Gerakan pada cacing tanah.

    Invertebrata dengan eksoskeleton (rangka luar) yang kaku tubuhnya

    kurang lentur, namun di sisi lain memiliki keuntungan. Ibarat baju baja

  • 6bagian eksternal yang keras itu berperan dalam melindungi diri dari

    predator. Mari kita amati Gambar 3, memperlihatkan bagian kutikula pada

    serangga terbang. Kutikula menutupi seluruh segmen tubuh dan di antara

    segmen yang satu dengan segmen yang lainnya terdapat suatu celah.

    Kutikula pada bagian celah itu lentur dan bertindak sebagai engsel ketika

    otot-otot mengangkat dan menurunkan sayap. Kontraksi ototnya yang

    kecil dapat mengerakkan sayap dengan kuat.

    Laba-laba pelompat memiliki engsel pada rangka luarnya, tetapi juga

    menggunakan cairan tubuhnya untuk menyalurkan tenaga ketika ia

    melompat dan menerkam mangsanya. Kontraksi otot menyebabkan darah

    di dalam jaringan tubuh laba-laba mengalir dengan deras ke arah ka ki

    belakang. Hal itu mirip dengan memasukkan air dengan cepat ke dalam

    sarung tangan karet, jari tangan pada sarung itu menjadi kencang dan

    tegang. Gambar 4. di samping memperlihatkan hasil tekanan hidrostatik.

    (hidrostatik : tekanan cairan yang berada di dalam tabung)

    kutikula

    Pangkal sayap

    engselsayap

    kutikulaepidermi

    Gambar 3. Contoh daerah engsel pada serangga. Engsel inidisusun oleh lapisan kitin dan protein sangat elastis,menyokong gerakan yang diperlukan bagi seranggauntuk terbang

  • 7Gambar 4. Lompatan laba-laba pelompat (Sitticus pubescens), ditimbulkan olehtekanan hidrolik karena aliran darah yang deras bertekanan tinggi padakaki belakangnya.

    b. Rangka pada VertebrataManusia dan vertebrata lainnya memiliki rangka dalam yang disusun

    oleh tulang keras (disebut juga tulang rangka atau tulang) dan tulang

    rawan. Beberapa jenis ikan memiliki rangka yang elastis berupa tulang

    rawan yang tembus cahaya (hampir mirip kaca). Rangka hiu berupa tu lang

    rawan yang tidak tembus cahaya dan keras, karena banyak mengandung

    kalsium (lihat Gambar 5). Namun kebanyakan rangka vertebrata terutama

    disusun oleh tulang. Berikut ini akan dibahas fungsi dan karakteristik

    tulang, dalam hal ini digunakan sistem rang ka manusia sebagai contoh.

  • 8Gambar 5. Perbandingan rangka : (a) Hiu, (b) Reptil, (c) mammalia. Rangka hiutampak seperti tulang keras, sesungguhnya adalah tulang rawanyang tembus cahaya yang keras dengan adanya tumpukan kalsium

    2. Sistem Rangka pada Manusia

    a. Guna rangkaSistem rangka memiliki lima fungsi utama yaitu sebagai berikut.

    (1) Penopang tubuh. Sistem rangka menyediakan struktur yang

    mampu menopang seluruh tubuh. Tulang -tulang itu secara sendiri

    atau dalam kelompok menyed iakan kerangka sebagai sangkutan

    bagi jaringan-jaringan lunak dan organ-organ.

    (2) Tempat penyimpanan mineral dan lemak . Secara umum, mineral di

    dalam tubuh adalah ion-ion anorganik yang berperan dalam

  • 9memelihara nilai osmotik cairan tubuh, contohnya ion nat rium dan

    ion klorida. Sedangkan ion kalium berperan penting dalam

    memelihara nilai osmotik sitoplasma di dalam sel -sel tubuh. Selain

    itu, mineral berperan dalam berbagai proses fisiologis. Beberapa

    jenis mineral bertindak sebagai kofaktor enzim. Garam kals ium

    pada tulang merupakan cadangan mineral yang penting dalam

    memelihara konsentrasi kalsium dan fosfat di dalam cairan tubuh.

    Selain sebagai cadangan mineral, tulang rangka menyimpan

    cadangan energi dalam bentuk lemak yang disimpan pada sumsum

    tulang kuning.

    (3) Penghasil sel-sel darah. Sel darah merah, sel darah putih, dan

    elemen-elemen darah lainnya dihasilkan pada sumsum tulang

    merah, yang mengisi ruangan dalam kebanyakan tulang. Sel darah

    merah dibentuk di dalam sumsum tulang, terutama pada tulang

    pendek, tulang pipih, tulang tak beraturan, pada jaringan kanselus

    (tulang berbentuk sepons) pada ujung tulang pipa, pada tulang

    rusuk, dan tulang dada.

    (4) Pelindung. Banyak jaringan dan organ lunak dikelilingi oleh elemen

    rangka. Tulang rusuk melindungi jantung dan paru-paru; tengkorak

    melindungi otak; ruas-ruas tulang belakang melindungi sumsum

    tulang belakang; dan gelang panggul melindungi sistem reproduksi

    dan sistem pencernaan.

    (5) Pengungkit. Banyak tulang berfungsi sebagai pengungkit yang

    dapat mengubah sudut dan arah tenaga yang ditimbulkan oleh otot -

    otot rangka. Gerakan yang dihasilkan bervariasi dari gerakan yang

    halus seperti gerakan pada ujung jari, hingga gerakan penuh

    tenaga yang mampu mengubah posisi seluruh tubuh.

  • 10

    b. Struktur TulangBerdasarkan ukuran dan bentuknya, tulang manusia bervariasi dari

    yang sangat kecil seperti tulang tulang pendengaran, ada yang seukuran

    biji kacang merah seperti tulang pergelangan tangan, ada yang besar

    mirip tongkat keras seperti tulang paha. Berdasarkan bentuknya tula ng

    diklasifikasikan sebagai tulang panjang, tulang pendek, tulang pipih, dan

    tulang yang tidak beraturan. Pembahasan selanjutnya akan difokuskan

    pada tulang panjang yang terdapat pada tungkai tubuh.

    Sebagaimana organ-organ tubuh lainnya, tulang disusun o leh

    berbagai jaringan yang terdiri atas jaringan epitel dan berbagai jaringan

    ikat, jaringan-jaringan itu menjadi satu kesatuan membentuk jaringan

    tulang. Jaringan tulang terdiri atas sel -sel hidup dan serat-serat kolagen

    yang tersebar pada zat dasar (matr iks). Serat dan matriks diperkeras oleh

    timbunan garam kalsium.

  • 11

    Gambar 6 . Struktur Tulang Panjang (Tulang Paha) Mamalia; Gambaran mikrografmemperlihatkan sistem Havers. Makanan dan hormon sampai di sel -seltulang (osteosit) melalui pembuluh darah yang berada di dalam saluranHavers. Osteosit berada di dalam ruang kecil pada jaringan tulang

    Setiap tulang rangka disusun oleh dua bentuk jaringan tulang yaitu

    (1) tulang kompak (padat) dan (2) tulang berbentuk sepon. Tulang kompak

    selalu berada pada permukaan luar tulang membentuk lapisan pelindung

    yang kuat. Tulang sepon terletak di bagian dalam tulang. Hubungan

    antara tulang kompak dan tulang sepon serta proporsinya bervariasi

    sesuai dengan bentuk dan jenis tula ng.

    Gambar 6. memperlihatkan anatomi tulang paha, tulang yang

    mewakili tulang panjang. Tulang panjang memiliki batang yang berbentuk

  • 12

    tubular (pipa) disebut diafisis. Pada setiap ujung tulang terdapat suatu

    area yang merupakan area perpanjangan dikenal seb agai epifisis. Diafisis

    dihubungkan dengan setiap epifisis melalui area yang sempit dikenal

    sebagai metafisis. Dinding diafisis terdiri atas lapisan tulang kompak yang

    mengelilingi ruang pusat disebut rongga sumsum. Epifisis sebagian besar

    berupa tulang berbentuk sepon dengan pembungkus yang tipis disebut

    korteks (berupa tulang kompak). Sel -sel pada tulang sepon membentuk

    banyak rongga. Susunan rongga seperti itu menyediakan kekuatan untuk

    mendukung beban yang berat. Tulang sepon bertindak sebagai bantal an

    yang mampu menyerap kejutan atau benturan.

    Rongga sumsum pada diafisis dan ruang di antara bonggol tulang

    dan lempengan epifisis mengandung sumsum tulang, dan berkurang

    kandungan jaringan ikatnya. Sumsum tulang kuning didominasi oleh sel -

    sel lemak. Sumsum tulang merah sebagian besar terdiri atas sel darah

    merah, sel darah putih, dan sel -sel induk yang menghasilkan kedua jenis

    sel darah tersebut. Sumsum tulang kuning merupakan cadangan energi

    yang penting. Sumsum tulang kuning dapat membuat sel -sel darah dalam

    keadaan darurat, misalnya setelah orang mengalami perdarahan.

    Tulang merupakan organ yang kompleks, dinamis, secara konstan

    berubah untuk beradaptasi sesuai dengan kebutuhan. Irisan melintang

    lapisan dalam tulang kompak, lihat kembali Gambar 6, tam pak suatu

    bentuk yang terdiri atas lingkaran -lingkaran. Dalam pusat setiap lingkaran

    terdapat suatu saluran yang disebut saluran Havers.

    Lempengan tulang atau lamela disusun konsentris sekitar saluran

    dan di antara lempeng itu terdapat ruang -ruang kecil disebut lakuna.

    Lakuna mengandung sel-sel tulang yang saling bersambungan satu

    dengan yang lain, juga disambungkan dengan saluran Havers di bagian

    tengah oleh saluran kecil disebut kanalikuli. Setiap bentuk demikian itu

    merupakan satu sistem dinamakan sistem Havers. Satu sistem Havers

    yang lengkap sebagai berikut.

  • 13

    o Saluran Havers, berada di pusat berisi urat saraf, pembuluh darah,dan aliran limfe.

    o Lamela (lempeng tulang) yang tersusun konsentris.o Lakuna yang mengandung sel tulang.o Kanalikuli yang memancar di antara lakuna dan

    menggandengkannya dengan saluran Havers.

    Tulang terdiri atas sel-sel dan matriks. Ada tiga jenis sel tulang, yaitu:

    (1) osteoblas, sel yang membangun tulang; (2) osteosit, sel tulang yang

    matang; dan (3) osteoklas, yaitu sel yang menghancurkan tulang.

    Dengan aksi dari sel-sel tersebut tulang dalam keadaan dibentuk dan

    dihancurkan secara terus menerus.

    Jenis-jenis matriks adalah (1) semen, tersusun dari molekul karbohidrat;

    (2) kolagen, bentuknya seperti serabut; (3) mineral, misalnya kalsium,

    fosfat, dan karbonat. Tanpa adanya mineral dalam matriks tulang menjadi

    lentur.

    c. Pembentukan TulangTulang panjang atau tulang pipa awalnya berupa tulang rawan yang

    terbentuk semasa embrio. Sel -sel pembentuk tulang (osteoblas)

    mengeluarkan material di bagian dalam batang dan di permukaan luar

    tulang rawan. Secara bertahap, tulang rawan dirombak di bagian batang

    dan terbentuk rongga sumsum (Gambar 7).

    Sel-sel pembentuk tulang terus menerus menggetahkan jaringan

    tulang, jaringan tulang yang terbentuk dinamakan osteosit (sel -sel tulang

    yang hidup). Beberapa sel tersebut dapat dilihat pada Gambar 6.c, sel -sel

    itu berfungsi memelihara tulang yang dewasa.

  • 14

    Dewasa: Tulang matang

    Embrio :Model tulang rawan; bakal tulangpada embrio.

    Janin :Model dipenuhi pembuluh darah,osteoblas mulai menghasilkanjaringan tulang; terbentuk ronggasumsum.

    Bayi (baru lahir):Pertumbuhan berlanjut; terbentukpusat tulang sekunder padatonjolan ujung tulang

    d. Struktur RangkaTubuh manusia memiliki 206 buah tulang, berda sarkan letaknya

    dibedakan dalam dua bagian seperti pada Gambar 8. di bawah ini.

    Rangka aksial meliputi tengkorak, ruas -ruas tulang belakang, tulang rusuk

    dan dada. Rangka apendikular meliputi tulang -tulang pada gelang bahu,

    lengan, tangan, gelang panggul, tungkai dan kaki.

    Jaringan ikat yang padat dan kuat yaitu ligamen menghubungkan

    tulang yang satu dengan tulang yang lain pada sendi. Jaringan ikat yang

    padat dan kuat lainnya yaitu tendon menghubungkan otot pada tulang

    (atau pada otot yang lain).

    Gambar 7. Pertumbuhan tulang panjang

  • 15

    Ruas-ruas tulang belakang yang lentur, berbentuk kurva memanjang

    dari dasar tengkorak hingga gelang panggul, meneruskan berat tubuh

    bagian atas ke tungkai. Sumsum tulang belakang yang lunak mengisi

    rongga yang dibentuk oleh bagian ruas-ruas tulang belakang.

    Cakram intervertebralis berupa tulang rawan terdapat di antara ruas -

    ruas tulang belakang. Cakram ini berperan sebagai bantalan, peredam

    kejut dan menjebabkan lenturnya ruas -ruas tulang belakang.

    Gambar 8. Rangka Manusia

  • 16

    e. SendiTempat bertemunya dua tulang disebut sendi. Meskipun ada

    beberapa sendi yang antara tulang satu tidak dapat digerakkan terhadap

    tulang yang lain misalnya pertemuan tulang pada tengkorak; sendi yang

    lainnya dapat digerakkan dengan bebas.

    1) Sendi peluru

    Pada gelang bahu dan gelang panggul bagian salah satu ujung

    tulang yang satu berbentuk bulat, masuk ke bagian ujung tulang lain yang

    berbentuk mangkuk, memungkinkan gerakan pada tiga arah yang berbeda

    seperti diperlihatkan pada Gambar 9.

    2) sendi engsel

    Pada lutut dan siku, tulang-tulang bersambungan mirip engsel dan

    gerakannya terbatas ke satu arah seperti pada Gambar 10.

    Gambar 9. Sendi peluru

    Gambar 10. Sendi Engsel

  • 17

    Sendi peluru dan sendi engsel disebut juga sendi sinovial, karenasendi-sendi itu memiliki sejenis membran atau selaput yait u membran

    sinovial. Gambar 11 memperlihatkan susunan membran sinovial.

    Tabel 1 memperlihatkan susunan dan fungsi masing -masing bagian dari

    sendi sinovial.Bagian-bagian sendi sinovial

    Bagian Susunan Fungsi

    Tulang

    Tulang rawan

    Rongga sinovial

    Kapsul

    ligamen

    Bahan yang keras

    Bahan mengandungmaterial yang keras, halusdan licin juga liat

    Ruang tertutup penuhberisi cairan sinovial

    Merupakanperpanjangan membran dibagian luar tulang

    Tali yang kuat darijaringan seratmengandung sedikitbahan elastis

    Sebagai tempat melekatnya otot yangmenggerakkan sendi:Bertindak sebagai pengungkit dengan gerakanyang leluasa jika otot bekerja padanya

    Sebagai bantalan dan pelindung ujung tulang;sebagai peredam benturan dan membantu gerakanyang bebas pada sendi

    Bertindak sebagai bantalan, mencegah gesekanantara tulang rawan yang menutupi ujung -ujungtulang

    Melengkapi ujung sendi dan melindungi sendi

    Mengikat kuat tulang-tulang sehingga menyatumampu menahan tekanan sewaktu sendi bergera k

    Gambar 11. Sendi Sinovial

  • 18

    3. Sistem Otota. Jaringan Otot

    Sebagaimana diketahui bahwa terdapat tiga jenis jaringan otot yaitu

    otot rangka, otot jantung, dan otot polos. Meskipun otot rangka dan otot

    jantung kelihatannya sangat berbeda dengan otot polos, namun ketiganya

    memiliki kesamaan dalam tiga hal sebagai berikut.

    Pertama, sel-sel otot mempunyai sifat eksitabilitas atau dapat

    dirangsang. Semua sel otot pada membran plasmanya terdapat

    perbedaan potensial (di permukaan luar membran lebih positif

    dibandingkan dengan di bagian dalam). Sewaktu ada rangsangan (yang

    cukup) pada sel-sel itu, dengan cepat terjadi perubahan beda potensial

    dengan posisi terbalik. Perubahan yang tiba -tiba itu dinamakan aksi

    potensial. Kedua, sel-sel otot mampu berkontraksi (memendek) dalam

    menanggapi suatu aksi potensial. Ketiga, sel-sel otot elastis; setelah

    berkontraksi, sel-sel otot kembali ke posisi semula yaitu ke keadaan

    relaksasi.

    Otot rangka adalah satu-satunya jenis jaringan otot yang berinteraksi

    dengan rangka, menghasilkan perubahan po sisi bagian tubuh (tubuh

    bergerak). Pada vertebrata, otot polos umumnya terdapat pada dinding

    organ-organ dalam. Sebagai contoh, otot polos pada dinding lambung dan

    dinding usus halus membantu mendorong makanan melewati saluran

    pencernaan. Otot jantung hanya terdapat pada dinding jantung.

  • 19

    Gambar 12. (a) Beberapa otot rangka utama manusia. (b) Struktur ototrangka. (c) Lokasi myofibril

    b. Struktur Otot Rangka

    Gambar 12. memperlihatkan otot -otot utama pada tubuh manusia.

    Setiap otot terdiri atas beberapa ratus hingga beberapa ribu sel otot.

    Jaringan ikat menyelimuti sel -sel otot dan juga membentuk tendon yang

    kuat dan liat. Tendon berfungsi melekatkan ujung -ujung otot pada tulang.

    Di dalam setiap sel otot terdapat banyak struktur ya ng mirip benang yaitu

    miofibril. Anda dapat melihatnya pada Gambar 12 dan 13. Pada setiap

    miofibril terdapat banyak filamen tebal dan filamen tipis yang susunannya

    sejajar. Setiap filamen tipis terdiri atas dua untaian serupa manik -manik

    yang satu sama la -

    globular dari aktin.

  • 20

    Setiap filamen tebal terdiri atas sekumpulan molekul miosin.

    Aktin dan miosin merupakan protein yang menggerakkan otot. Molekul

    miosin memiliki bagian kepala dan bagian e kor yang panjang, mirip stik

    pemukul golf berkepala ganda. Pada filamen tebal, ekor miosin bergabung

    secara paralel dan bagian kepala terletak pada sisi luar.

    Molekul aktin dan miosin merupakan komponen dari sarkomer.

    Sarkomer merupakan unit dasar dari kon traksi otot. Susunan filamen aktin

    dan miosin pada sarkomer sangat teratur, sehingga otot rangka dan otot

    jantung tampak lurik.

    c. Mekanisme Kontraksi Otot RangkaBagian-bagian tubuh dapat bergerak karena otot yang melekat pada

    rangka itu mengkerut (memendek). Jika otot rangka memendek, sel -

    selnya memendek juga. Dan jika sel -sel otot memendek, komponen-

    komponen sarkomer pun memendek. Berkurangnya ukuran setiap

    sarkomer menghasilkan kontraksi otot secara keseluruhan.

    Bagaimana sarkomer itu berkontraksi? Be rdasarkan model filamen

    geser, sewaktu berkontraksi filamen miosin secara fisik menyelip pada

    filamen aktin dan menarik filamen aktin ke arah pusat sarkomer. Gerakan

    bergesernya filamen aktin bergantung pada formasi jembatan lintas yang

    terbentuk ketika kepala miosin melekat pada aktin di tempat ikatannya

    (Gambar 14). Molekul ATP bergabung dengan masing -masing kepala

    miosin. Ketika sebagian energi itu dilepaskan, bagian kepala miosin

    dengan kuat mengayuh ke arah pusat sarkomer. Karena filamen aktin

    menempel pada kepala miosin. Asupan energi (dari ATP) menyebabkan

    setiap kepala miosin terlepas, dan menempel kembali pada tempat ikatan

  • 21

    yang berikutnya sehingga filamen aktin berpindah lebih jauh. Satu

    kontraksi otot dihasilkan dari serangkaian kayuhan kepala mio sin di setiap

    sarkomer.

    Jembatan lintas tidak akan terbuka (kepala miosin tidak terlepas) jika

    tidak tersedia ATP. Sebagai contoh, pada orang yang meninggal produksi

    ATP berhenti bersama dengan kegiatan metabolik yang lain. Jembatan

    lintas yang tertinggal terkunci di tempatnya dan semua otot rangka pada

    tubuh menjadi kaku. Kondisi seperti ini berlangsung sampai 60 jam dari

    saat kematian.

    Gambar 13. Model Filamen Geser (disederhanakan)

  • 22

    4. Kelainan dan Gangguan pada Tulanga. Masalah pada Tulang dan Sendi

    Karena fungsinya, tulang dan sendi selalu mendapat tekanan.

    Kadangkala tekanan itu melebihi kemampuannya. Hal itu dapat terjadi

    akibat penggunaan yang berlebihan, mengerjakan sesuatu yang tidak

    diperlukan, atau akibat tekanan dari luar. Kecelakaan sewaktu berolah

    raga dan mengendarai kendaraan merupakan d ua penyebab utama

    kecelakaan pada tulang dan sendi.

    1) Patah Tulang

    Patah tulang disebut juga fraktura. Patah tulang ini dapat berupa

    sebagian dapat pula seluruhnya. Gambar 12 memperlihatkan tiga bentuk

    patah tulang. (1) merupakan patah tulang sebagian

    yang umum terjadi pada anak -anak. Karena tulang pada anak -anak masih

    banyak mengandung tulang rawan, tulang ini lentur dan membengkok

    seperti halnya ranting pohon yang hijau. Tulang itu cenderung retak dan

    patah sebagian. (2) Patah tulang sederhana terjadi jika tulang retak

    menjadi dua bagian, tetapi ujung tulang yang patah tidak keluar kulit.

    Lebih serius lagi adalah (3) patah tulang riuk (terbuka), ujung tulang yang

    patah menyobek kulit dan muncul ke luar. Pada patah tulang jenis ini

    ujung tulang yang keluar mudah diserang bibit penyakit. Jika tulang

    terkena infeksi perlu penanganan yang serius.

    Pada awal terjadinya patah tulang, jaringan di sekitarnya

    membengkak, darah banyak mengalir ke daerah itu. Terbentuk zat yang

    lengket di atas tulang yang patah, hal itu membantu merekatkan tulang

    agar menyambung kembali. Selanjutnya, lapisan periostium mengeluarkan

    zat kalsium di atas yang patah. Secara bertahap, melalui kerja sel -sel

    hidup dan mineral-mineral, tulang itu menyatu kembali dengan sendirinya.

    Jika tulang yang patah itu sembuh dengan baik, bekas penyembuhan itu

    akan lebih kuat dari keadaan asal karena lapisan itu banyak mengandung

    mineral. Untuk sembuh dengan baik, perlu bantuan dokter. Jika terjadi

    patah tulang terbuka, dokter akan menempatkan ujung tulang kembali ke

  • 23

    tempatnya dan menggunakan pembalut dari gips atau alat penguat untuk

    menyangga selama penyembuhan.

    Jika tulang hancur atau patah menjadi beberapa bagian, pin logam

    dimasukkan pada tulang melalui operasi dapat menjaga tulang agar selalu

    berada pada tempat yang semestinya. Perlakuan dengan elektrik atau

    gelombang radio akan membantu penyembuhan fraktur dibanding dengan

    sembuh secara sendirinya .

    2) Luka pada Sendi

    Kecelakaan pada sendi yang paling umum adalah ke seleo. Keseleo

    terjadi jika ligamen dan tendon di sekitar sendi terenggut. Pada keseleo

    yang hebat jaringan itu dapat robek. Pada waktu keseleo sering disertai

    dengan rasa sakit dan pembengkakan pada sendi. Keseleo terjadi jika

    sendi bergerak terlalu jauh, seringkali terjadi secara mendadak,

    pergeseran tiba-tiba atau karena terlalu berat mendapat tekanan.

    Terpelintir pada pergelangan kaki merupakan contoh umum dari

    keseleo. Keseleo sering sembuh dengan sendirinya, namun lambat.

    Semua kasus keseleo harus diperiksa dokter, karena beberapa

    kecelakaan gejalanya mirip keseleo, sesungguhnya adalah patah tulang.

    Bentuk lain kecelakaan pada sendi adalah dislokasi. Pada kasus

    dislokasi, ujung tulang tertarik ke luar sendi. Ligamen yang

    Gambar 14. Tiga Bentuk Patah Tulang: kiri: green-stick;tengah: sederhana; kanan: terbuka

  • 24

    menghubungkan tulang pada sendi terenggut dan sobek. Dislokasi pada

    sendi bahu merupakan kejadian yang umum. Ujung tulang yang

    mengalami dislokasi harus dikembalikan pada posisi semula dan dijaga

    agar berada di tempatnya dengan bantuan penyangga hingga jaringannya

    sembuh.

    Rawan persendian seringkali mengalami kerusakan. Tulang rawan

    dapat robek jika persendian menerima dorongan yang sangat kuat.

    Gerakan jadi terhambat akibat pembengkakan. Robeknya tulang rawan

    merupakan kondisi yang serius, seringkali memerlukan pembedahan

    untuk menghilangkan semua atau bagian rawan yang mengalami

    kerusakan.

    Kadangkala luka pada ruas tulang belakang menyebabkan

    robeknya cakram. Pada kasus cakram robek, bantalan tulang rawan di

    antara dua ruas tulang belakang dapat bergeser ke luar. Ruas tulang

    belakang kemudian akan menekan saraf. Tekanan ini akan menimbulkan

    rasa sakit dan mati rasa. Yang sering terkena luka ini adalah cakram ruas

    tulang belakang bagian bawah.

    Meskipun cakram dapat sobek akibat kecelakaan yang tidak

    diduga, beberapa kerusakan pada cakram ini dapat dicegah. Kerusakan

    cakram dapat terjadi karena orang mengangkat beban yang terlalu berat.

    Kecelakaan ini dapat dihindari dengan teknik mengangkat barang yang

    benar. Gunakan tungkai Anda sewaktu mengangkat beban. Otot tungkai

    adalah otot yang terkuat dalam tubuh Anda. Latihan menggunakan teknik

    diperlihatkan pada Gambar 13 untuk menghindari kerusakan punggung

    Anda.

  • 25

    Tidak semua masalah persendian disebabkan karena luka. Bursitis

    merupakan masalah sendi yang tidak secara langsung berhubungan

    dengan luka. Bursitis merupakan peradangan dengan rasa sakit pada

    kantung kecil di dekat sendi. Kantung ini, disebut bursae, terletak di antara

    tendon atau di antara tendon dan tulang. Tanpa kantung ini tendon akan

    bergesekan satu dengan yang lainnya. Sesudah mengalami kecelakaan

    infeksi, atau karena kerja yang berlebih, bursae kadangkala menjadi

    radang. Bursitis sangat sering terjadi pada sendi bahu dan lutut. Perlakuan

    untuk kasus yang ringan adalah dengan mengistirahatkan bagian ini,

    dihangatkan, dan menghilangkan rasa sakitnya. Pemberian suntikan obat,

    atau dengan pembedahan, kadangkala digunakan untuk kasus yang

    serius.

    Gambar 15. Mengangkat Beban: ketika mengangkat benda yangberat, kita harus jongkok seperti foto sebelah kiri,kemudian biarkan otot tungkai Anda melakukanpekerjaannya. Membungkuk seperti pada fotosebelah kanan akan menyakiti punggung Anda

  • 26

    b. Masalah pada kakiSetiap hari kaki kita didera dengan pekerjaan yang berat. Kaki

    harus mendukung berat badan s ewaktu berdiri. Selain itu, kaki meredam

    kejutan sewaktu berlari dan meloncat. Ketika berlari, kaki menapak tanah

    dengan tenaga yang kuat. Struktur kaki dapat menangani pekerjaan ini,

    tetapi kadangkala terjadi masalah yang serius.

    Ketika kita berdiri dengan telapak kaki menempel pada lantai,

    tampak bahwa bagian tengah telapak kaki kita tidak menyentuh lantai.

    Bagian ini dinamakan lengkung kaki. Lengkung kaki terbentuk dari

    susunan tulang-tulang pada kaki dan tekanan di antara tulang -tulang itu

    yang diikat oleh ligamen dan otot. Struktur ini membuat telapak kaki mirip

    pegas. Jika kaki menginjak lantai, lengkung kaki sedikit memipih lalu

    melengkung kembali. Kerja pegas ini mampu meredam kejutan dan

    menggunakan energi untuk melengkungkan kembali lengkung kaki pada

    langkah berikutnya.

    Kadangkala lengkung kaki menjadi pipih. Hal itu berarti semua

    bagian alas kaki menyentuh lantai. Hal itu berakibat berat badan tidak

    berada di pusat. Membuat kulit dan otot pergelangan kaki bekerja lebih

    berat untuk menyeimbangkan tubuh. Sakit pada lengkung kaki,

    pergelangan kaki, dan otot betis merupakan pertanda turunnya lengkung

    kaki. Wanita yang mengenakan sepatu dengan hak tinggi dapat

    menyebabkan lengkung kaki memipih. Dengan menggunakan sepatu

    berhak rendah sangat baik untuk mencegahnya. Sepatu dengan bantalan

    kecil, disebut arch supports dapat membantu keadaan ini.

    Problem pada kaki lainnya adalah bunion. Bunion merupakan

    pembengkakan yang berat pada sendi ibu jari kaki. Bunion dapat

    disebabkan oleh arthritis atau tidak seimbangnya otot pada kaki dan

    tungkai. Juga dapat disebabkan karena menggunakan sepatu sempit yang

    menekan jari secara bersamaan. Persendian pada ibu jari merupakan

    sendi engsel yang memungkinkan ibu jari bergerak ke atas dan ke bawah.

    Mengenakan sepatu sempit, mengakibatkan jari dan sendi mendapat

  • 27

    tekanan dari satu sisi. Pada tahap awal terbentuk bunion, sepatu yang

    lebar diperlukan, namun pembedahan sangat diperlukan pada kasus

    lanjutan.

    c. SkoliosisTerjadi pelengkungan

    ruas-ruas tulang belakang pada

    sisi lateral atau dari sisi

    samping tubuh ke sisi samping

    yang lain. Keadaan ini disebut

    skoliosis. Pembengkokan yang

    abnormal bidang lateral pada

    ruas tulang belakang ini

    berkembang semasa kanak-

    kanak dan dewasa. Jika tidak

    ditangani dengan segera

    skoliosis dapat menimbulkan

    kesulitan yang serius di

    kemudian hari.

    Remaja harus diperiksa skoliosis secara teratur. Uji ini tidak sakit

    dan efektif. Gambar 16 memperlihatkan skoliosis pada orang melalui sinar

    X. Tanda lain skoliosis adalah bahu yang tidak sei mbang, panggul yang

    tidak seimbang, dan tidak seimbangnya garis pinggang. Skoliosis dirawat

    dengan menggunakan penguat yang menjaga ruas tulang belakang agar

    tidak terjadi pembengkokan lebih lanjut. Simulasi secara elektrik selama

    orang tidur kadangkala digunakan untuk merawat masalah ini. Pada hal

    tertentu mungkin diperlukan pembedahan.

    Gambar 16. Foto Sinar-X Tulang PunggungPenderita Skoliosis: skoliosisdapat dirawat jika dideteksisejak dini. Remaja hendaknyadiperiksa secara rutin.

  • 28

    d. ArthritisLebih dari seratus penyakit yang berbeda diberi nama arthitis.

    Penyakit ini ditandai dengan pembengkakan dan pengembangan jaringan

    di sekitar sendi. Penyakit ini diderita orang pada berbagai usia. Dengan

    beberapa macam artrifis, sendi menjadi kaku dan terjadi kerusakan tetap

    karena robeknya jaringan sendi.

    Banyak bentuk arthritis yang tidak diketahui penyebabnya.

    Beristirahat, dihangatkan, diet, dan aspirin at au obat sejenis sering

    digunakan untuk mengobati rasa sakit dan pembengkakan. Pembedahan

    untuk menempatkan kembali sendi peluru menolong kaku sendi.

    e. Sikap Tubuh dan Tegangan OtotDengan postur yang baik, bagian -bagian tubuh kita satu sama lain

    ada dalam keadaan seimbang. Gambar 15 menunjukkan postur yang

    memadai. Sewaktu kita berdiri leher, bahu, tulang belakang, serta

    panggul dan sendi paha harus dalam posisi lurus. Jika kita duduk, dada

    dan bagian belakang tulang paha harus mendukung berat badan, kaki

    harus menempel pada lantai. Bagian belakang kursi harus mendukung

    bagian bawah punggung. Postur yang jelek membuat otot tubuh bekerja

    lebih berat karena tubuh tidak seimbang. Tulang, ligamen, dan sendi

    harus menahan beban yang lebih berat dalam waktu lama. Hal itu dapat

    menimbulkan penyakit di bagian punggung.

    Postur yang baik bergantung pada ketegangan otot. Ketegangan

    otot itu kecil tetapi secara konstan berkontraksi yang dipelihara oleh

    semua otot tubuh. Hanya sebagian kecil serat otot pada setiap sel yang

    berkontraksi setiap saat. Serat otot berkontraksi dan relaksasi secara

    bergantian. Satu kelompok berkontraksi yang lain relaksasi. Ketegangan

    otot juga memelihara organ dalam agar tetap pada tempatnya.

    Ketegangan otot pada otot perut membantu men ahan berat badan.

  • 29

    Otot perut yang kendur dapat menambah kerusakan pada ruas -

    ruas tulang belakang bagian bawah, meningkatkan kemungkinan penyakit

    pada ruas tulang belakang bagian bawah dan pecahnya cakram. Kegiatan

    olah raga dan peregangan membantu agar otot tetap kencang.

    B. GERAK PADA TUMBUHANSepintas lalu tampaknya janggal jika dikatakan bahwa tumbuhan itu

    bergerak, namun sesungguhnya tumbuhan itu bergerak. Gerak yang

    dilakukan tumbuhan tinggi sebenarnya hanya berupa pemben gkokkan

    bagian tumbuhan akibat dari turgor jaringan yang tidak sama. Gerak ini

    dilakukan oleh bagian-bagian yang mempunyai persendian, misal daun

    Mimosa. Dikenal juga gerak berupa pertumbuhan yang tidak seimbang

    akibat tropisme, misal membeloknya ujung ba tang ke arah cahaya.

    1. TropismeLingkungan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap

    pertumbuhan tumbuhan. Tropisme adalah respons pertumbuhan yang

    menyebabkan pembengkokkan organ tumbuhan yang utuh menuju atau

    menjauhi stimulus. Mekanisme tropisme m erupakan suatu perbedaan laju

    Gambar 17. Sikap Duduk: postur tubuh yang baik dipengaruhi olehotot-otot perut yang kuat yang menjaga punggung kitatetap lurus.

  • 30

    pemanjangan sel pada sisi yang berlawanan pada suatu organ. Tiga

    stimulus yang menginduksi tropisme, dan perubahan bentuk tubuh yang

    mengikutinya adalah cahaya (fototropisme), gravitasi (geotropisme), dan

    sentuhan (tigmotropisme).

    a. Fototropisme

    Hipotesis klasik mengenai penyebab koleoptil rumput tumbuh

    menuju arah datangnya cahaya mempertahankan pendapat bahwa sel -sel

    pada sisi batang yang lebih gelap memanjang lebih cepat dibandingkan

    dengan sel-sel pada sisi yang lebih terang, karena adanya penyebaran

    auksin yang tidak simetris yang mengalir turun dari ujung tunas. Namun

    demikian, kajian-kajian fototropisme pada organ selain koleoptil rumput

    hanya memberikan sedikit dukungan bagi hipotesis klasik tersebut.

    Sebagai contoh, t idak ada bukti bahwa cahaya unilateral menyebabkan

    penyebaran auksin yang tidak simetris pada batang bunga matahari,

    lobak, dan tumbuhan dikotil lainnya. Namun demikian, terdapat

    penyebaran bahan tertentu yang tidak simetris yang bisa bertindak

    sebagai penghambat pertumbuhan, bahan-bahan ini lebih terkonsentrasi

    pada sisi batang yang diterangi cahaya.

    Selain pandangan yang menyatakan bahwa fototropisme

    disebabkan oleh auksin yang merangsang perpanjangan sel pada sisi

    batang yang lebih gelap atau pun pembawa pesan kimiawi lain yang

    menghambat pemanjangan pada sisi yang lebih terang, sebagian besar

    peneliti setuju bahwa ujung tunas adalah tempat fotoresepsi yang memicu

    respons pertumbuhan. Fotoreseptor tersebut adalah molekul pigmen yang

    disebut kriptokrom yang sangat sensitif terhadap cahaya biru. Reseptor

    cahaya biru tersebut juga berfungsi dalam fototropisme, bisa juga terlibat

    dalam pembukaan stomata.

  • 31

    b. Geotropisme

    Apabila sebuah benih ditempatkan dalam keadaan miring, benih

    tersebut akan menyesuaikan pertumbuhannya sedemikian rupa sehingga

    tunas akan membengkok ke atas dan akar akan membengkok ke bawah.

    Dalam responnya terhadap gravitasi, atau geotrovisme, akar

    memperlihatkan gravitropisme positif dan tunas memperlihatkan

    geotropisme negatif. Geotropism e berfungsi setelah sebuah biji

    berkecambah, yang memastikan bahwa akar tumbuh ke dalam tanah dan

    tunas menghadap cahaya matahari terlepas dari bagaimana biji itu

    diorientasikan ketika biji diletakkan di tanah.

    Tumbuhan bisa membedakan atas dan bawah denga n cara

    pengendapan statolit pada titik rendah sel. Statolit adalah plastida khusus

    yang mengandung butiran pati padat. Pada akar, statolit terletak di dalam

    sel tertentu pada tudung akar. Menurut satu hipotesis, agregasi statolit

    pada titik rendah sel-sel ini akan memicu distribusi ulang kalsium, yang

    menyebabkan transpor lateral auksin di dalam akar. Kalsium dan auksin

    terakumulasi di sisi yang lebih rendah pada zona pemanjangan akar.

    Karena bahan kimia ini larut, maka bahan kimia tersebut berespons

    terhadap gravitasi akan tetapi harus diangkut secara aktif ke satu sisi pada

    akar. Pada konsentrasi tinggi, auksin akan menghambat pemanjangan sel,

    suatu efek yang memperlambat pertumbuhan pada sisi yang lebih rendah

    pada akar tersebut. Semakin cepat pemanjang an sel pada sisi atas akan

    menyebabkan akar melengkung ketika akar tumbuh. Tropisme ini akan

    terus terjadi sampai akar tumbuh lurus ke bawah.

    Para ahli fisiologi tumbuhan mendefinisi ulang hipotesis mengenai

    geotropisme akar ketika mereka melakukan percoba an baru. Sebagai

    contoh, mutan Arabidodpsis dan tembakau yang tidak memiliki statolit

    masih mampu melakukan geotropisme, meskipun respon itu menjadi lebih

    lambat dibandingkan dengan respons tumbuhan tipe liarnya.

    Kemungkinan bahwa keseluruhan sel membantu akar mengindera

    gravitasi melalui kerja asimetris pada protein yang mengikat protoplas ke

  • 32

    -sel akar. Organel besar selain butiran pati

    bisa juga memberikan sumbangan dengan cara penyimpangan

    sistoskeleton ketika mereka ditarik oleh gravitasi. Karena kerapatannya,

    statolit bisa meningkatkan penginderaan gravitasional melalui suatu

    mekanisme yang bekerja lebih lambat jika tanpa statolit.

    c. Tigmotropisme

    Sebagian besar tumbuhan anggur dan tumbuhan merambat lainnya

    memiliki akar sulur yang membelit penopangnya. Organ pelilit ini

    umumnya tumbuh lurus sampai sulur menyentuh sesuatu; kontak tesebut

    merangsang respons melilit karena adanya perbedaan pertumbuhan sel-

    sel pada sisi yang berlawanan pada sulur tersebut. Pertumbuhan terhadap

    arah ini adalah respons terhadap sentuhan yang disebut tigmotropisme.

    Stimulasi mekanis juga dapat menyebabkan suatu respons yang

    sangat umum. Suatu percobaan mendemonstrasikan bah wa penggosokan

    batang dengan tongkat beberapa kali akan menyebabkan tumbuhan itu

    lebih pendek dari tumbuhan kontrol yang tidak digosok -gosok. Pada

    kehidupan di alam, angin menyebabkan semacam penghambatan

    pertumbuhan, yang memungkinkan tumbuhan menjerat ta nah tempat

    tumbuhnya untuk menghadapi tiupan angin yang keras. Sebagai contoh,

    pohon yang tumbuh di tebing bukit yang berangin kencang, umumnya

    akan memiliki batang yang lebih pendek dan gemuk dibandingkan dengan

    pohon dengan spesies yang sama yang tumbuh pada lokasi yang lebih

    terlindungi. Respons perkembangan terhadap gangguan mekanis disebut

    tigmomorfogenesis. Hal itu umumnya disebabkan oleh peningkatan

    produksi etilen sebagai tanggapan terhadap stimulasi mekanis kronis.

  • 33

    2. TurgorSelain perubahan jangka panjang pada bentuk tubuh yang

    disebabkan oleh tropisme, tumbuhan juga mampu melakukan pergerakan

    yang dapat berbalik arah akibat pergerakan tekanan turgor pada sel -sel

    khusus sebagai tanggapan terhadap stimulus.

    a. Pergerakan Cepat pada Daun

    Ketika kumpulan daun tumbuh sensitif disentuh seperti halnya

    tumbuhan putri malu (Mimosa), daunnya akan lunglai dan helai daunnya

    akan melipat bersama. Respons ini, hanya memerlukan waktu sedetik

    atau dua detik, disebabkan oleh kehilangan turgor sel secara cepat di

    dalam pulvinus, yaitu organ motor khusus yang berlokasi pada

    persambungan daun. Sel -sel motor secara mendadak menjadi lembek

    setelah perangsangan karena hilangnya kalium, yang menyebabkan air

    meninggalkan sel melalui osmosis. Sel membutuhkan waktu sekitar 10

    menit untuk mendapatkan kembali turgornya dan memulihkan bentuk

    alamiah daun. Fungsi tingkah laku tumbuhan yang sensitif masih

    mengundang spekulasi. Barangkali dengan cara melipat daunnya dan

    mengurangi luas permukaan ketika diterpa oleh angin yang kua t,

    tumbuhan dapat menghemat air. Atau barangkali karena pelipatan daun

    akan menonjolkan duri-duri pada batang, respons yang cepat dari

    tumbuhan yang sensitif ini akan mengurungkan niat herbivora untuk

    memakannya.

    Suatu ciri yang luar biasa tentang pergerak an cepat pada daun

    adalah transmisi stimulus ke seluruh tumbuhan. Jika satu daun pada suatu

    tumbuhan sensitif disentuh dengan jarum panas, maka pertama daun

    tersebut akan melipat, kemudian daun di sebelahnya akan melipat,

    kemudian disusul daun berikutnya s epanjang batang itu, dan demikian

    seterusnya sampai semua daun melipat dan lunglai. Dari titik

    perangsangan, pesan yang menghasilkan respons ini mengalir seperti

    gelombang ke seluruh tumbuhan itu dengan kecepatan sekitar satu

  • 34

    sentimeter per detik. Pembawa pesan kimiawi kemungkinan memiliki

    peranan dalam transmisi ini, tetapi suatu impuls listrik dapat juga di

    deteksi dengan cara menempelkan elektroda pada tumbuhan itu. Impuls

    ini, yang disebut aksi potensial, mirip dengan pesan sistem saraf padahewan, meskipun aksi potensial tumbuhan ribuan kali lebih lambat

    dibandingkan dengan aksi potensial hewan. Aksi potensial, yang telah

    ditemukan pada banyak spesies alga dan tumbuhan, digunakan secara

    luas sebagai suatu bentuk komunikasi internal. Contoh lain adalah

    tumbuhan perangkap lalat, di mana aksi potensial dihantarkan dari rambut

    sensoris pada perangkap ke sel -sel yang berespons dengan menutup

    perangkap tersebut.

    b. Gerak tidur

    Tumbuhan buncis dan banyak anggota leguminose lainnya

    merundukkan daunnya pada malam hari dan menaikkannya sampai ke

    posisi horisontal pada pagi hari. Gerakan tidur ini disebabkan oleh

    perubahan harian dalam tekanan turgor sel motor dalam pulvinus yang

    mirip dengan tumbuhan sensitif seperti putri malu. Ketika daun berada

    pada posisi horisontal, sel-sel pada satu sisi pulvinus akan membengkak

    (turgid), sementara sel pada sisi berlawanan akan menjadi lembek dan

    lemah. Keadaan ini akan terbalik pada malam hari ketika daun menutup

    dalam

    volume sel motor adalah suatu perpindahan masif ion kalium dari satu sisi

    pulvinus ke sisi lainnya. Pada kenyataannya, kalium adalah suatu zat

    osmotik yang menyebabkan pengambilan dan kehilangan air secara dapat

    balik oleh sel motor. Dalam kaitannya dengan hal ini, mekanisme gerakan

    itu mirip dengan pembukaan dan penutupan stomata. Gerakan tidur

    merupakan salah satu contoh dari banyak respons yang bergantung pada

    kemampuan tumbuhan untuk tetap bisa mengikuti perubahan waktu.

  • 35

    BAB IIIRANGKUMAN

    Tulang merupakan struktur dasar dari rangka vertebtara. Tulang

    berfungsi sebagai alat gerak yaitu dengan adanya interaksi otot dengan

    rangka, mendukung dan melindungi bagian tubuh yang lain, sebagai

    tempat penyimpanan mineral, dan tempat pembentukan sel -sel darah.

    Rangka manusia dapat dibedakan atas rangka aksial (tengkorak,

    ruas-ruas tulang belakang, tulang rusuk,dan tulang dada), dan rangka

    apendikular (tulang lengan, tulang tungkai, gelang bahu, dan gelang

    panggul. Cakram intervertebralis berperan sebagai p eredam kejut pada

    ruas-ruas tulang belakang.

    Jaringan otot polos, otot jantung dan otot rangka memperlihatkan

    eksitabilitas, kontraksi, dan elastisitas. Di antara ketiga jenis otot tersebut,

    hanya otot rangka yang berinteraksi dengan rangka dan menghasilka n

    gerakan tubuh serta perubahan posisi tubuh.

    Setiap sel otot rangka dan otot jantung mengandung banyak

    myofibril yang terdiri atas filamen aktin dan myosin. Filamen -filamen itu

    tersusun secara teratur dalam sarkomer. Sarkomer berkontraksi jika aksi

    potensial memicu pelepasan ion kalsium dari sistem membran (reticulum

    sarkoplasmik) pada sel-sel otot.

    Patah tulang, keseleo, dan dislokasi merupakan jenis kecelakaan

    yang sering terjadi pada tulang dan sendi. Masih terdapat jenis penyakit

    pada tulang dan sendi yang belum diketahui obatnya. Hal yang penting

    adalah mempelajari cara memberlakukan tubuh kita agar pada tulang dan

    sendi tidak terjadi keseleo dan dislokasi. Untuk menghindarinya, pakailah

    sepatu yang nyaman, gunakan teknik mengangkat benda yang benar, d an

    jagalah kesehatan dengan diet yang berimbang, serta berolah raga secara

    teratur.

  • 36

    Gerak yang dilakukan tumbuhan tinggi sebenarnya hanya berupa

    pembengkokkan bagian tumbuhan akibat dari turgor jaringan yang tidak

    sama. Gerak ini dilakukan oleh bagian -bagian yang mempunyai

    persendian, misal daun Mimosa. Dikenal juga gerak berupa pertumbuhan

    yang tidak seimbang akibat tropisme, misal membeloknya ujung batang ke

    arah cahaya.

  • 37

    BAB IVEVALUASI

    1. Jelaskan, apakah fungsi gerak pada he wan!

    2. Apa yang dimaksud dengan rangka hidrostatik, dan berikan contohnya!

    3. Jelaskan, apa guna rangka bagi manusia?

    4. Bagaimanakah struktur mikroskopis tulang keras? jelaskan dan buatlah

    gambar skematisnya!

    5. Yang berperan sebagai bantalan dan pereda m kejut pada tulang

    a. ruas-ruas tulang belakang

    b. ruas-ruas tulang leher

    c. ruas-ruas tulang pinggang

    d. cakram intervertebralis

    6. Di manakah tempat penyimpanan ion kalsium yang diperlukan dalam

    kontraksi otot?

    a. Pada membran plasma.

    b. Pada saraf motorik.

    c. Pada reticulum sarkoplasmik.

    d. Pada tubulus T.

    a. myofibril

    b. sarkomer

    c. serat otot

    d. filament myosin

  • 38

    8. Jelaskan apa yang dimaksud dengan :

    a. sendi sinovial,

    b. rongga sinovial,

    c. ligament,

    d. kapsul pada sendi sinovial.

    9. Jelaskan apa yang dimaksud dengan :

    a. fototropisme;

    b. geotropisme;

    c. tigmotropisme!

    10. Jelaskan, bagaimanakah mekanisme gerak menutupnya daun putri

    malu ketika daun itu disentuh!

  • 39

    DAFTAR PUSTAKA

    Campbell, Reece, Mtchell. (1999) Biology. San Francisco:Benjamin/Cummings

    Cecie Star. (19920). Biology, The Unity of Life . Belmont: WadsworthPublishing Company.

    Evelyn C. Pearche. (1979). Anatomi dan Fisiologi Untuk Parame dis.Jakarta : PT Gramedia.

    Gibson, John M.D. (1995). Anatomi dan Fisiologi Modern Untuk Perawat .Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

    Martini, Frederic. (2001). Fundamentals of Anatomy & Physiology . NewJersey : Prentice Hall.

    Stephen Podolsky, M.D. (1987). Health. Boston : Houghton MifflinCompany.

    Tracy I. Storer. (1961). Elements of Zoology . New York : Mc Graw-HillBook Company, Inc.