Geothermal

17
Kelebihan dan Kekurangan Geothermal Adapun kelebihan energi geotermal dibandingkan dengan sumber energi lainnya ialah memberikan keuntungan ekonomi secara local,dapat dikontrol secara jarak jauh, dapat mengurangi polusi dari penggunaan bahan bakar fosil energi geotermal yang bersih, bahkan terbersih jika dibandingkan minyak bumi, batubara, dan nuklir. Hal ini dikarenakan emisi pembangkit geotermal sangatlah rendah, dan bahkan secara teoritis emisinya sama dengan nol. Walaupun begitu, energi geotermal tetap mempunyai kekurangan yaitu biaya instalasi awalnya yang sangat mahal. Tenaga panas bumi dapat memberikan/menyediakan 100% kebutuhan listrik dari 39 negara (lebih dari 620 juta jiwa) di Afrika, Amerika Tengah dan Selatan, dan di negara-negara Pasifik. Penemuan reservoir panas bumi diyakini akan bertambah dengan meningkatkan kegiatan eksplorasi. Potensi sumber energi panas bumi terhitung lebih besar dibandingkan dengan jumlah gabungan sumber energi dari batubara, minyak dan gasbumi, serta uranium yang sekarang ada. Perkembangan panas bumi di dunia pada dekade terakhir ini menunjukkan kemajuan yang pesat. Kapasitas terpasang total pada tahun 2000 sebesar 8661 MW, diperkirkan dapat naik 55% menjadi 13500 MW atau lebih pada tahun 2010. Pada tahun 2000, hanya 21 negara yang memproduksi tenaga panas bumi. Sampai tahun 2005, sedikit naik menjadi 24 negara. Tetapi, jika 22 negara yang sekarang sedang melakukan eksplorasi dapat berhasil pada tahun 2010, maka jumlahnya akan menjadi 46 negara yang memproduksi tenaga dari panas bumi. Sistem hidrotermal sangat erat kaitannya dengan sistem vulkanisme dan pembentukan gunung api pada zona batas lempeng yang aktif di mana terdapat aliran panas (heat flow) yang tinggi. Indonesia terletak di pertemuan tiga lempeng aktif yang memungkinkan panas bumi dari kedalaman bumi ditransfer ke permukaan melalui sistem rekahan. Posisi strategis ini menempatkankan Indonesia sebagai negara paling kaya dengan energi panas bumi sistem hidrotermal yang tersebar di sepanjang busur vulkanik sehingga sebagian besar sumber panas bumi di Indonesia tergolong mempunyai entalpi tinggi. Tetapi pada kenyataannya, energi geotermal belum dimanfaatkan dengan baik. Sebagian besar sumber energi geotermal hanya dimanfaatkan sebagai tempat wisata dan hanya sedikit yang dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. http://renewableenergigeothermal.blogspot.co.id/ 2013/02/kelebihan-dan-kekurangan- geothermal.htmlPembentukan Energi Panas Bumi Panas bumi adalah sumber energi panas yang terkandung di dalam air panas,

description

Bahan

Transcript of Geothermal

Page 1: Geothermal

Kelebihan dan Kekurangan Geothermal

Adapun kelebihan energi geotermal dibandingkan dengan sumber energi lainnya ialah memberikan keuntungan ekonomi secara local,dapat dikontrol secara jarak jauh, dapat mengurangi polusi dari penggunaan bahan bakar fosil energi geotermal yang bersih, bahkan terbersih jika dibandingkan minyak bumi, batubara, dan nuklir. Hal ini dikarenakan emisi pembangkit geotermal sangatlah rendah, dan bahkan secara teoritis emisinya sama dengan nol. Walaupun begitu, energi geotermal tetap mempunyai kekurangan yaitu biaya instalasi awalnya yang sangat mahal. Tenaga panas bumi dapat memberikan/menyediakan 100% kebutuhan listrik dari 39 negara (lebih dari 620 juta jiwa) di Afrika, Amerika Tengah dan Selatan, dan di negara-negara Pasifik. Penemuan reservoir panas bumi diyakini akan bertambah dengan meningkatkan kegiatan eksplorasi. Potensi sumber energi panas bumi terhitung lebih besar dibandingkan dengan jumlah gabungan sumber energi dari batubara, minyak dan gasbumi, serta uranium yang sekarang ada. Perkembangan panas bumi di dunia pada dekade terakhir ini menunjukkan kemajuan yang pesat. Kapasitas terpasang total pada tahun 2000 sebesar 8661 MW, diperkirkan dapat naik 55% menjadi 13500 MW atau lebih pada tahun 2010. Pada tahun 2000, hanya 21 negara yang memproduksi tenaga panas bumi. Sampai tahun 2005, sedikit naik menjadi 24 negara. Tetapi, jika 22 negara yang sekarang sedang melakukan eksplorasi dapat berhasil pada tahun 2010, maka jumlahnya akan menjadi 46 negara yang memproduksi tenaga dari panas bumi.Sistem hidrotermal sangat erat kaitannya dengan sistem vulkanisme dan pembentukan gunung api pada zona batas lempeng yang aktif di mana terdapat aliran panas (heat flow) yang tinggi. Indonesia terletak di pertemuan tiga lempeng aktif yang memungkinkan panas bumi dari kedalaman bumi ditransfer ke permukaan melalui sistem rekahan. Posisi strategis ini menempatkankan Indonesia sebagai negara paling kaya dengan energi panas bumi sistem hidrotermal yang tersebar di sepanjang busur vulkanik sehingga sebagian besar sumber panas bumi di Indonesia tergolong mempunyai entalpi tinggi. Tetapi pada kenyataannya, energi geotermal belum dimanfaatkan dengan baik. Sebagian besar sumber energi geotermal hanya dimanfaatkan sebagai tempat wisata dan hanya sedikit yang dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. 

http://renewableenergigeothermal.blogspot.co.id/2013/02/kelebihan-dan-

kekurangan-geothermal.htmlPembentukan Energi Panas Bumi

Panas bumi adalah sumber energi panas yang terkandung di dalam air panas, uap air, dan batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetik semuanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem panas bumi dan untuk pemanfataannya diperlukan proses penambangan . Panas bumi adalah sumber daya alam yang dapat diperbarui, berpotensi besar serta sebagai salah satu sumber energi pilihan dalam keanekaragaman energi. Panas bumi merupakan sumber energi panas yang terbentuk secara alami di bawah permukaan bumi. Sumber energi tersebut berasal dari pemanasan batuan dan air bersama unsur-unsur lain yang dikandung panas bumi yang tersimpan di dalam kerak bumi.

Page 2: Geothermal

Energi primer ini di Indonesia tersedia dalam jumlah sedikit (terbatas) dibandingkan dengan cadangan energi primer dunia. Semakin ke bawah, temperatur bawah permukaan bumi semakin meningkat atau semakin panas. Panas yang berasal dari dalam bumi dihasilkan dari reaksi peluruhan unsur-unsur radioaktif seperti uranium dan potassium. Reaksi nuklir yang sama saat ini masih terjadi di matahari dan bintang-bintang yang tersebar di jagad raya. Reaksi ini menghasilkan panas hingga jutaan derajat celcius. Permukaan bumi pada awal terbentuknya juga memiliki panas yang dahsyat. Namun setelah melewati masa milyaran tahun, temperatur bumi terus menurun dan saat ini sisa-sisa reaksi nuklir tersebut hanya terdapat dibagian inti bumi saja. Pada kedalaman 10.000 meter atau 33.000 feet, energi panas yang dihasilkan bisa mencapai 50.000 kali dari jumlah energi seluruh cadangan minyak bumi dan gas alam yang masih

 Gambar 4: Proses pembentukan energi panas bumi air panas  Terbentuknya panas bumi, sama halnya dengan prinsip memanaskan air (erat hubungan dengan arus konveksi). Air yang terdapat pada teko yang dimasak di atas kompor, setelah panas, air akan berubah menjadi uap air . Hal serupa juga terjadi pada pembentukan energi panas bumi. Air tanah yang terjebak di dalam batuan yang kedap dan terletak di atas dapur magma atau batuan yang panas karena kontak langsung dengan magma, otomatis akan memanaskan air tanah yang terletak diatasnya sampai suhu yang cukup tinggi ( 100 - 250 C). Sehingga air tanah yang terpanaskan akan mengalami proses penguapan.Apabila terdapat rekahan atau sesar yang menghubungkan tempat terjebaknya air tanah yang dipanaskan tadi dengan permukaan maka pada permukaan kita akan melihat manifestasi thermal. Salah satu contoh yang sering kita jumpai adalah mata air panas, selain solfatara, fumarola, geyser yang merupakan contoh manifestasi thermal yang lain. Uap hasil penguapan air tanah yang terdapat di dalam tanah akan tetap tanah jika tidak ada saluran yang menghubungkan daerah tempat keberadaan uap dengan permukaan. Uap yang terkurung akan memiliki nilai tekanan yang tinggi dan apabila pada daerah tersebut kita bor sehingga ada saluran penghubung ke permukaan, maka uap tersebut akan mengalir keluar. Uap yang mengalir dengan cepat dan mempunyai entalpi inilah yang kita mamfaatkan dan kita salurkan untuk memutar turbin sehingga dihasilkanlah energi listrik (tentunya ada proses-proses lain sebelum uap memutar turbin).  Dipermukaan bumi sering terdapat sumber-sumber air panas, bahkan sumber uap panas. Panas itu datangnya dari batu-batu yang meleleh atau magma yang menerima panas dari inti bumi. Magma yang terletak di dalam lapisan mantel memanasi suatu lapisan batu padat. Di atas lapisan batu padat terletak suatu lapisan batu berpori yaitu batu yang mempunyai lubang-lubang kecil. Bila lapisan batu berpori ini berisi air yang berasal dari air tanah atau air resapan hujan atau resapan air danau maka air itu turut dipanaskan oleh lapisan batu padat yang panas. Bila panasnya besar maka terbentuk air panas bahkan dapat terbentuk uap dalam lapisan batu berpori. Bila di atas lapisan batu berpori terdapat satu lapisan batu padat maka lapisan batu berpori berfungsi sebagai boiler. Uap dan juga air panas bertekanan akan berusaha keluar. Dalam hal ini ke atas yaitu permukaan bumi. Gejala panas bumi pada umumnya tampak pada permukaan bumi berupa mata air panas, geyser, fumarola dan sulfatora.

Sumber Daya Panas Bumi Indonesia: Status Penyelidikan, Potensi Dan Tipe Sistem Panas Bumiadministrator /

Share

Delicious

Page 3: Geothermal

Digg

Stumble Upon

Facebook

twitter

Oleh

Kasbani

Kelompok Program Penelitian Panas Bumi

Pusat Sumber Daya  Geologi, Badan Geologi

Abstrak

Sampai di penghujung tahun 2009, telah  diketahui sedikitnya 265 lokasi sumber energi

panasbumi di seluruh Indonesia dengan potensi 28,1 GWe. Sebagian besar  potensi tersebut

berasosiasi dengan jalur vulkanik, yang umumnya berentalpi tinggi dan dapat dikembangkan

secara komersial untuk pembangkitan tenaga listrik. Sebagian kecil adalah sumber panasbumi

yang berasosiasi dengan sistem non-vulkanik, biasanya memiliki suhu reservoir relatif rendah. 

Sistem panas bumi di Indonesia berdasarkan tatanan geologinya pada umumnya dapat

dibedakan menjadi lima tipe:  gunung api strato tunggal, komplek gunung api, kaldera, graben –

kerucut vulkanik, dan non vulkanik. Tipe-tipe sistem panas bumi ini mencerminkan besarnya

potensi yang dikandungnya: tipe komplek gunung api, kaldera dan graben-kerucut vulkanik pada

umumnya mempunyai potensi energi yang jauh lebih besar  dari pada tipe lainnya.  Pemanfataan

untuk pembangkit listrik hingga saat ini baru 1189 MWe atau sekitar 4 % dari potensi total.

Semua sistem panas bumi yang telah dimanfaatkan  bertipe komplek gunung api, kaldera dan

graben-kerucut vulkanik. Sementara itu pemanfaatan langsung (direct use) masih jauh dari

harapan.

PENDAHULUAN

Energi panas bumi bersifat ramah lingkungan bila dibandingkan dengan jenis energi lainnya

terutama yang berasal dari hasil pembakaran bahan bakar fosil (fossil fuel), sehingga bila

dikembangkan akan mengurangi bahaya efek rumah kaca yang menyebabkan pemanasan

global. Presiden RI dalam pernyataannya pada pertemuan G-20 baru-baru ini, telah menargetkan

pengurangan sebanyak 26% emisi CO2 menjelang tahun 2020. 

Sumber energi panas bumi cenderung tidak akan habis, karena proses pembentukannya yang

terus menerus selama kondisi lingkungannya (geologi dan hidrologi) dapat terjaga

keseimbangannya. Mengingat energi panas bumi ini tidak dapat diekspor, maka pemanfaatannya

diarahkan  untuk mencukupi kebutuhan energi domestik, dengan demikian energi panas bumi

akan menjadi energi alternatif andalan dan vital karena dapat mengurangi ketergantungan

Indonesia terhadap sumber energi fosil yang kian menipis dan dapat memberikan nilai tambah

dalam rangka optimalisasi pemanfaatan aneka ragam sumber energi di Indonesia.

Hingga saat ini telah teridentifikasi 265 lokasi sumber energi panas bumi Indonesia dengan

potensi mencapai sekitar 28,1 GWe (Gambar 1) atau setara dengan 12 (duabelas) milyar barel

minyak bumi untuk masa pengoperasian 30 tahun, menempatkan sebagai salah satu negara

terkaya akan potensi energi panas bumi. Tulisan ini disamping  membahas tentang  status

potensi dan penyelidikan saat ini, juga akan disampaikan tentang tipe sistem panas bumi di

Indonesia, yang barangkali dapat digunakan sebagai pedoman dalam memberikan estimasi

awal  bagi pemangku kepentingan, terutama Pemerintah Daerah.

STATUS POTENSI DAN PENYELIDIKAN PANAS BUMI 2009

Page 4: Geothermal

Pemerintah c.q Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral melalui Badan Geologi sejak

tahun 1970-an telah melakukan kegiatan survei panas bumi. Apalagi dengan adanya undang-

undang panas bumi, yang memberikan kewenangan kepada Pemerintah dan Pemerintah Daerah

untuk melakukan penyelidikan pendahuluan membuat kegiatan ini semakin intensif. Data yang

diperoleh digunakan untuk penetapan wilayah kerja pertambangan panas bumi. Kegiatan yang

dilakukan meliputi geologi, geokimia dan geofisika.

Mengingat besarnya potensi energi panas bumi di Indonesia, dan  berkembangnya tingkat

penyelidikan dan pengusahaannya, maka pemerintah dalam hal ini Departemen Energi dan

Sumber Daya Mineral  telah merumuskan suatu pedoman untuk mengklasifikasikan potensi

energi panas bumi berdasarkan hasil penyelidikan geologi, geokimia dan geofisika, teknik

reservoar serta estimasi kesetaraan listrik. Pedoman tersebut telah disahkan sebagai Standar

Nasional “Klasifikasi Potensi Energi Panas Bumi di Indonesia”, SNI 18-6009-1999. 

Berdasarkan Standar Nasional “Klasifikasi Potensi Energi Panas Bumi di Indonesia”, ada

beberapa tahapan penyelidikan dan pengembangan panas bumi yang terkait dengan

pengklasifikasian potensi energi panas bumi. Setiap tahapan memiliki tingkat akurasii dan teknik

yang berbeda-beda yang didukung oleh penyelidikan geologi, geofisika dan geokimia, serta

pengeboran kelandaian suhu.Dengan adanya kegiatan inventarisasi dan eksplorasi baik yang

dilakukan oleh pemerintah maupun oleh swasta, maka data potensi energi  panas bumi di

Indonesia berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan tingkat penyelidikan yang telah dilakukan.

Sampai saat ini di Indonesia terdapat 265 lokasi panas bumi yang tersebar di sepanjang jalur

vulkanik yang membentang dari P. Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Maluku

serta daerah-daerah non vulkanik seperti kalimantan dan Papua (Gambar 1). Perkiraan total

potensi energi panas bumi di Indonesia sekitar 28.112 MWe  atau setara dengan 12 milyar barel

minyak bumi. Dengan total  potensi sebesar ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara

terkaya akan energi  panas bumi.  Pada  tahun 2009 terdapat penemuan 8 lokasi daerah baru 

dengan potensi sekitar 400 Mwe dari hasil kegiatan survei panas bumi yang dilakukan oleh

Badan Geologi. Lokasi daerah panas bumi baru ini adalah Lili, Mapili dan Alu , Sulawesi Barat; 

Tehoru, Banda Baru dan pohon Batu , dan Kelapa Dua , Maluku ;  dan Kebar, Papua Barat. 

Lokasi survei panas bumi tahun 2009  yang dilakukan  oleh Badan Geologi ditunjukkan pada

Gambar 2. Sedangkan  potensi enegi panas bumi untuk status tahun 2009 terlihat pada Tabel 1.

Dilihat dari status penyelidikannya, dari 265 daerah panas bumi yang ada, 138 lokasi (52,07 %)

daerah panas bumi masih pada tahap penyelidikan pendahuluan awal atau inventarisasi  dengan

potensi pada kelas sumber daya spekulatif, 24 lokasi (9,05 %) daerah panas bumi masih pada

tahap penyelidikan pendahuluan dengan potensi pada kelas sumber daya hipotetis. Daerah yang

telah disurvei secara rinci melalui survei permukaan dengan atau tanpa pengeboran landaian

suhu dengan potensi cadangan terduga sebanyak 88 lokasi (33,21%). Daerah yang telah

dilakukan pengeboran eksplorasi atau siap dikembangkan sebanyak 8 daerah (3,01%). Daerah

panas bumi yang telah dimanfaatkan untuk pembangkitan listrik saat ini baru 7 lokasi atau 2,64

% dengan kapasitas total terpasang 1189 MW.

Jumlah lokasi panas bumi yang berpotensi mengalami tumpang tindih sebagian atau seluruhnya

dengan kawasan hutan adalah  sekitar 81 lokasi  atau  sekitar  30 % dari total lokasi panas bumi

di  Indonesia dengan potensi sekitar 12.000 MW Tabel 2). Dari sejumlah ini, sekitar 11 % ( 29

lokasi) berada di kawasan hutan konservasi dengan potensi sekitar 3400 MW dan sekitar 19 %

(52 lokasi) berada di kawasan hutan lindung dengan potensi sekitar 8600 MW.Lokasi panas bumi

Page 5: Geothermal

yang sebagian berpotensi berada di kawasan hutan (konservasi) juga terjadi pada WKP eksisting

seperti: Kamojang.

PEMANFAATAN ENERGI PANAS BUMI

Sumber daya energi panas bumi dapat digunakan secara langsung maupun tidak langsung.

Energi yang digunakan merupakan hasil konversi dalam bentuk uap dan panas. Energi panas

bumi yang digunakan secara langsung disebut direct use sedangkan energi panas bumi yang

berupa konversi dalam bentuk listrik merupakan hasil konversi uap. Direct use memanfaatkan

panas secara efisien dan pembiayaannya jauh lebih kecil dibandingkan pembangkit listrik

Pemanfaatan panas bumi telah dilakukan sejak 1904 di Italy dimana dimasa itu uap panas bumi

dapat menyalakan lima buah lampu. Di Indonesia pembangkit listrik tenaga panas bumi baru

terlaksana pada tahun 1983 di Kamojang dengan potensi sebesar 30 MW. Selanjutnya mulai

didirikan PLTP lainnya seperti di G.Salak, Sibayak, Darajat, Dieng, Wayang Windu dan

Lahendong. Hingga saat ini baru 1189 Mw listrik yang telah diproduksi dari tujuh lapangan. 

Ketujuh lapangan panas bumi tersebut adalah Sibayak (12 MW), G. Salak (375 MW), Kamojang

(200 MW), Darajat (255 MW), Wayang Windu (227 MW), Dieng (60 MW), dan Lahendong (60

MW).

Pemanfaatan energi panas bumi secara direct use dilakukan tanpa adanya konversi energi ke

dalam bentuk lain. Karena sifatnya yang mudah maka pemanfaatannya bisa dilakukan dalam

berbagai cara. Untuk mengefektifkan penggunaannya pemanfaatan direct use dilakukan sesuai

dengan kebutuhan temperaturnya. Dibeberapa lokasi di Indonesia masyarakat setempat telah

melakukan pemanfaatan secara langsung seperti untuk sarana pariwisata, pemanasan hasil

kebun dan pembibitan jamur, pembuatan pupuk dan budidaya ikan. Namun secara umum

pemanfaatan langsung bagi kepentingan bahan bakar industri pertanian belum berkembang.

WILAYAH KERJA PANAS BUMI

Dalam rangka mempercepat pengembangan energi panas bumi terutama untuk pemanfaatan

tidak langsung (pembangkitan listrik), Pemerintah telah menetapkan beberapa WKP baru untuk

daerah-daerah panas bumi yang kelengkapan datanya telah mencukupi.

Sampai saat ini telah ditetapkan sebanyak 22 WKP baru (Tabel  3). Dari 22 WKP ini, 5 WKP

telah selesai dilelangkan.  6 WKP sedang dalam proses lelang dan 11 WKP  belum di lelang.

WKP yang sudah selesai  dilelang yaitu Tampomas ( Jawa Barat), Cisolok-Cisukarame (Jawa

Barat), Tangkuban Parahu (Jawa Barat), Sokoria  (NTT), Jailolo (Maluku Utara) dan Jaboi (NAD. 

Sedangkan WP yang sedang dalam proses lelang tahun ini adalah Ungaran (Jawa Tengah),

Ngebel Wilis (Jawa Timur), Blawan-Ijen (Jawa Timur),  Siaholon Ria Ria ( Sumatra Utara), dan

Liki Pinangawan ( Sumatera Barat).

SISTEM PANAS BUMI  DI INDONESIA

Posisi Kepulauan Indonesia yang terletak pada pertemuan antara tiga lempeng besar (Eurasia,

Hindia Australia. Pasifik) menjadikannya memiliki tatanan tektonik yang kompleks. Subduksi

antar lempeng benua dan samudra menghasilkan suatu proses peleburan magma dalam bentuk

partial melting batuan mantel dan magma mengalami diferensiasi pada saat perjalanan ke

permukaan proses tersebut membentuk kantong – kantong magma (silisic / basaltic) yang

berperan dalam pembentukan jalur gunungapi yang dikenal sebagai lingkaran api (ring of fire).

Munculnya rentetan gunung api Pasifik di sebagian wilayah Indonesia beserta aktivitas

tektoniknya dijadikan sebagai model konseptual pembentukan sistem panas bumi Indonesia.

Berdasarkan asosiasi terhadap tatanan geologi, sistem panas bumi di Indonesia dapat

dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu :  vulkanik, vulkano – tektonik dan Non-vulkanik. Sistem

Page 6: Geothermal

panas bumi vulkanik adalah sistem panas bumi yang berasosiasi dengan gunungapi api Kuarter

yang umumnya terletak pada busur vulkanik Kuarter yang memanjang dari Sumatra, Jawa, Bali

dan Nusa Tenggara, sebagian Maluku dan Sulawesi Utara.Pembentukan sistem panas bumi ini

biasanya tersusun oleh batuan vulkanik menengah (andesit-basaltis) hingga  asam dan

umumnya memiliki karakteristik reservoir ? 1,5 km dengan temperature reservoir tinggi (~250  -  ?

370°C). Pada daerah vulkanik aktif biasanya memiliki umur batuan yang relatif muda dengan

kondisi temperatur yang tinggi dan kandungan gas magmatik besar. Ruang antar batuan

(permeabilitas) relatif kecil karena faktor aktivitas tektonik yang belum terlalu dominan dalam

membentuk celah-celah / rekahan yang intensif sebagai batuan reservoir. Daerah vulkanik yang

tidak aktif biasanya berumur relatif lebih tua dan telah mengalami aktivitas tektonik yang cukup

kuat untuk membentuk permeabilitas batuan melalui rekahan dan celah yang intensif. Pada

kondisi tersebut biasanya terbentuk temperatur menengah - tinggi dengan konsentrasi gas

magmatik yang lebih sedikit. Sistem vulkanik dapat dikelompokkan lagi menjadi beberapa sistem,

misal : sistem tubuh gunung api  strato jika hanya terdiri dari satu gunungapi utama, sistem

komplek gunung api jika terdiri dari beberapa gunungapi, sistem kaldera jika sudah terbentuk

kaldera dan sebagainya.

Sistem panas bumi  vulkano – tektonik, sistem yang berasosisasi antara  graben dan  kerucut

vulkanik, umumnya ditemukan di daerah Sumatera pada jalur sistem sesar sumatera (Sesar

Semangko). Sistem panas bumi Non vulkanik adalah sistem panas bumi yang tidak berkaitan

langsung dengan vulkanisme dan umumnya berada di luar jalur vulkanik Kuarter. Lingkungan

non-vulkanik di Indonesia bagian barat pada umumnya tersebar di bagian timur sundaland

(paparan sunda) karena pada daerah tersebut didominasi oleh batuan yang merupakan

penyusun kerak benua Asia seperti batuan metamorf dan sedimen. Di Indonesia bagian timur

lingkungan non-vulkanik berada di daerah lengan dan kaki Sulawesi serta daerah Kepulauan

Maluku hingga Irian didominasi oleh batuan granitik, metamorf dan sedimen laut

PENUTUP

Sampai dengan November 2009, total potensi panas bumi Indonesia diperkirakan mencapai

28.112 MWe yang tersebar di 265 daerah prospek panas bumi.  Dari sisi jumlah lokasi yang ada,

terdapat penambahan sebanyak 8 lokasi  dengan potensi sekitar 400 MWe yang merupakan

hasil penemuan pada kegiatan lapangan tahun 2009.

Dalam upayanya mempercepat pengembangan energi panas bumi di Indonesia, Pemerintah

telah menetapkan 22 WKP baru dengan total potensi mencapai 2376 MWe. Dari WKP baru

tersebut, 6 WKP telah selesai  dilelang, 5 WKP sedang dalam proses lelang, dan 11 WKP belum

di lelang .

Potensi panas bumi di Indonesia terdapat dalam berbagai tipe sistem panas bumi.

Pengelompokan tipe sistem panas bumi  ini dapat memberikan estimasi awal besarnya potensi

energi yang terkandung dalam suatu daerah panas bumi, dan barangkali  dapat digunakan

sebagai pedoman awal dalam memilih lokasi-lokasi panas bumi untuk dilakukan penyelidikan

selanjutnya bagi pemangku kepentingan.

Page 7: Geothermal

http://psdg.bgl.esdm.go.id/index.php?

option=com_content&view=article&id=841&Itemid=611Potensi Panas Bumi Dan Pemikiran Konservasinyaadministrator /

Share

Delicious

Digg

Stumble Upon

Facebook

twitter Potensi panas bumi dan pemikiran konservasinya.

POTENSI PANAS BUMI DAN PEMIKIRAN KONSERVASINYA

Oleh :

Danny  Z. Herman

Sub Direktorat Konservasi - DIM

 

S A R IKeterbatasan sumber daya energi andalan fosil (minyak/gas bumi dan batubara) dan

tenaga air telah membuka mata kita untuk menemukan alternatif sumber daya energi lainnya dalam menunjang pengembangan energi listrik. Sumber daya panas bumi dimungkinkan untuk menjadi energi alternatif pilihan mengingat : (a) Secara geo-tektonik keberadaannya berkaitan erat dengan busur vulkanik/magmatik yang membentuk sebagian besar kepulauan Indonesia; dan (b) sebagai sumber daya energi terbarukan dan ramah lingkungan.

Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki potensi energi panas bumi

terbesar mencapai 25.875 MW atau ±40% dari sumber energi panas bumi dunia, baru

memanfaatkannya sebesar ±4% (860,00 MW) terutama untuk pembangkit listrik tenaga

panas bumi (PLTP) di wilayah-wilayah dengan perkembangan industri yang pesat dimana

kuantitas energi listrik yang memadai sangat dibutuhkan. Dengan makin meningkatnya

kebutuhan akan energi listrik baik bagi industri maupun rumah tangga serta telah

diterbitkannya Undang-Undang Panas Bumi, maka energi panas bumi diharapkan dapat

menduduki urutan teratas diantara sumber daya energi terbarukan lainnya (tenaga

air/surya/angin, biomassa, gelombang air laut dan nuklir) yang layak untuk

dikembangkan.

Walaupun energi panas bumi ini bersifat selalu terbarukan, eksploitasi terhadapnya

perlu memperhatikan upaya konservasi; agar energi yang dihasilkan dapat digunakan

secara optimal tanpa mengabaikan penghematan cadangan yang tersisa. Bertolak dari

dasar pemikiran bahwa suatu sistem panas bumi memiliki beberapa parameter

pendukung (karakteristik, potensi, umur/lifetime, dan lain-lain), maka upaya konservasi

terhadap sumber-sumber panas bumi seyogyanya menjadi bagian dari sistem

pengembangannya; dan yang paling penting bahwa strategi perencanaannya dirancang

dengan mempertimbangkan parameter tersebut.

Page 8: Geothermal

 

Latar Belakang

Sejalan dengan perkembangan pembangunan industri di negara berkembang

sepertiIndonesia dimana energi listrik dibutuhkan dalam jumlah kapasitas yang semakin

meningkat, maka sumber-sumber pembangkit listrik konvensional (minyak/gas bumi)

tidak akan mencukupi pasokan yang diperlukan. Panas bumi adalah salah satu alternatif

dari jenis sumber daya energi terbarukan selain biomassa, tenaga air/angin/surya,

gelombang air laut dan nuklir; yang dimungkinkan menjadi pilihan utama sebagai

pengganti sumber daya energi konvensional/tidak terbarukan.

Kepulauan Indonesia yang dibentuk oleh dominan busur vulkanik-magmatik,

merupakan negara dengan potensi panas bumi terbesar di dunia sebesar ±40% dari

cadangan dunia yaitu 25.875 MW (DJGSM, 2004) atau setara dengan 12,37 milyar barel

minyak. Potensi tersebut tersebar terutama di P.Sumatera, P.Jawa, P.bali, P.Sulawesi,

Nusa Tenggara barat dan Nusa Tenggara Timur.

Dari potensi tersebut baru ±4% yang telah dikembangkan dan dimanfaatkan terutama untuk pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) di wilayah-wilayah dimana kebutuhan energi listrik dari sumber pembangkit konvensional sudah tidak memadai lagi, diantaranya adalah :   2 MW di Sibayak (Sumatera Utara), 330 MW di G.Salak, 110 MW di Wayang Windu, 125 MW di Darajat, 140 MW di Kamojang dan 60 MW di Dieng (P.Jawa); dan 20 MW di Lahendong (Sulawesi Utara). Hasil inventarisasi oleh Pertamina pada tahun 2004 terhadap lokasi-lokasi panas bumi menunjukkan bahwa terdapat 21 daerah prospek berkapasitas total energi 2.795 MW untuk dikembangkan, yaitu sebagai berikut (Tabel 1 dan 2)

Tabel 1Daerah-Daerah Prospek Berpotensi Panas Bumi Dengan Kapasitas Total Energi 1.205 MW Yang Telah Ada Pengembangnya*)

L o k a s i

Kapasitas (MW)

Sumatera Utara

Sarulla 6 x 55

Sibayak 3 x 40

Sumatera Selatan Lumut Bai 3 x 70

Jawa Barat

•Patuha

•Kamojang

•Gunung Salak 7

•Wayang Windu 2

2 x 55

2 x 30

3 x 55

2 x 110

1 x 10

Page 9: Geothermal

•Cibuni

Jawa Tengah Dieng 2 2 x 60

Kapasitas Total 1.205

*)  Vincent T. Radja dkk., 2003; Koperasi Panas Bumi sebagai Pilar Kelistrikan Nasional,

Proc. Of the 6th Indo. Geothermal Assec-Annual Meeting & Conference

 Tabel 2

Daerah-Daerah Prospek Berpotensi Sumber Panas Bumi Dengan Kapasitas Total 1.590 MW Yang Belum Ada Pengembangnya*)

L o k a s iKapasitas (MW)

Nangroe Aceh Darussalam Pulau Weh 2 x 40

Begkulu

•Ululais•Rantau Dedap

3 x 553 x 70

Lampung•Ulubelu•Lumut Balai

3 x 556 x 55

Jawa barat Karaha bodas 2 x 110Jawa timur Argopuro 3 x 70Gorontalo Kotamobagu 2 x 40

Sulawesi Utara

•Lahendong 2•Tompaso

2 x 202 x 40

Maluku Ambon 2 x 25Kapasitas Total 1.590

*)  Vincent T. Radja dkk., 2003; Koperasi Panas Bumi sebagai Pilar Kelistrikan Nasional,

Proc. Of the 6th Indo. Geothermal Assec-Annual Meeting & Conference

Eksploitasi terhadap sumber-sumber panas bumi akan berlangsung sejalan waktu, sepanjang kebutuhan akan energi listrik mengalami peningkatan. Perkem-bangan pemanfaatan tersebut telah ditunjukkan oleh bertambahnya kapasitas pemakaian energi listrik dari sumber panas bumi sebagai berikut : 32,25 MW pada tahun 1982; meningkat 142,42 MW pada tahun 1990; menjadi 587,5 MW pada tahun 1998 dan tercatat terus mengalami peningkatan hingga mencapai 1.159 MW pada tahun 2000. Bahkan Rencana Umum Ketenagalistrikan (RUKN) mengasumsikan bahwa hingga tahun 2006 energi panas bumi akan menduduki posisi ke 3 dalam rencana penambahan pembangkit listrik di Indonesia, dengan target pembangunan PLTP berkapasitas terpasang 2,232 MW.Paramater Penunjang Sistem Panas Bumi(1) Karakteristik Sumber Panas Bumi

Langkah awal dalam rangka penyiapan konservasi energi panas bumi adalah studi sistem panas bumi itu sendiri terutama melalui pemahaman terhadap karakteristik sumber panas bumi sebagai bagian penting dalam sistem, diantaranya berkaitan dengan :♦   Dapur magma sebagai sumber panas bumi♦   Kondisi hidrologi♦   Manifestasi panas bumi♦   Reservoir♦   Umur (lifetime) sumber panas bumi.

Dapur magma sebagai sumber panas bumiPada dasarnya energi panas yang dihasilkan oleh suatu wilayah gunungapi

mempunyai kaitan erat dengan sistem magmatik yang mendasarinya, dan salah satu

Page 10: Geothermal

karakteristik penunjang potensi panas bumi adalah letak dapur magmanya di bawah permukaan sebagai sumber panas (heat source).

Terutama di daerah-daerah yang terletak di jalur vulkanik-magmatik, ukuran dapur magma itu sendiri berhubungan erat dengan kegiatan vulkanisma. Dalam perjalanannya menuju permukaan, magma akan mengalami proses diferensiasi dan berevolusi menghasilkan susunan kimiawi yang berbeda sesuai kedalaman. Dapur magma yang terbentuk pada kedalaman menengah kemungkinan terkontaminasi oleh bahan-bahan kerak bumi yang kaya akan silika dan gas, sehingga bersifat lebih eksplosif. Volumenya dapat diperkirakan dari kenampakan-kenampakan fisik berupa ukuran kaldera, distribusi lubang kepundan, pola rekahan, pengangkatan topografi dan hasil erupsi gunungapi; atau melalui cara identifikasi dengan metoda geofisika (bayangan seismik atau anomali geofisika lainnya.

Magma akan mengalirkan sejumlah panas yang signifikan ke dalam batuan-batuan pembentuk kerak bumi; makin besar ukuran dapur magma maka semakin besar pula sumber daya panasnya, dimana secara ekonomis menjadi ukuran jumlah energi yang dapat dimanfaatkan dari suatu sumber panas bumi.Kondisi Hidrologi

Pada busur kepulauan dengan kegiatan vulkanisma/magmatisma masih berjalan, dimana magma di bawah permukaan berinteraksi dengan lokasi-lokasi bersiklus basah atau cukup persediaan air; akan terjadi pendinginan magma dan proses hidrotermal untuk menciptakan lingkungan fasa uap-air  bersuhu/bertekanan tertentu, yang memberikan peluang terjadinya sistem panas bumi aktif.

Demikian pentingnya peranan air dalam mempertahankan kelangsungan sistem panas bumi sehingga sangat dipengaruhi oleh siklus hidrologi, yang diyakini dapat terjaga keseimbangannya apabila pasokan dari lingkungan tidak terhenti. Keberadaan sumber-sumber air lainnya seperti air tanah, air connate, air laut/danau, es atau air hujan akan sangat dibutuhkan sebagai pemasok kembali (recharge) air yang hilang mengingat kandungan air dalam magma (juvenile) tidak mencukupi jumlah yang dibutuhkan dalam mempertahankan proses interaksi air – magma.

Kondisi hidrologi pada suatu sistem panas bumi sangat dipengaruhi oleh bentang alam lingkungan dimana terjadiya, dan berperan terutama dalam membentuk manifestasi-manifestasi permukaan yang dapat memberikan petunjuk tentang keberadaan sumber panas bumi di bawah permukaan. Pada daerah berelief (topografi) rendah, manifestasi-manifestasi panas bumi dapat berbentuk mulai dari kolam air panas dengan pH mendekati netral, pengendapan sinter silika hingga zona-zona uap mengandung H2S yang berpeluang menghasilkan fluida bersifat asam; menandakan bahwa sumber fluida hidrotermal/panas bumi berada relatif tidak jauh dari permukaan. Sementara pada daerah dengan topografi tingi (vulkanik andesitik) dimana kenampakan manifestasi berupa fumarol atau solfatara, menggambarkan bahwa sumber panas bumi berada pada kondisi relatif dalam; yang memerlukan waktu dan jarak panjang untuk mencapai permukaan.Manifestasi panas bumi

Bukti kegiatan panas bumi dinyatakan oleh manifestasi-manifestasi di permukaan, menandakan bahwa fluida hidrotermal yang berasal dari reservoir telah keluar melalui bukaan-bukaan struktur atau satuan-satuan batuan berpermeabilitas. Beberapa manifestasi menjadi penting untuk diketahui karena dapat digunakan sebagai indikator dalam penentuan suhu reservoir panas bumi, diantaranya :●  Mata air panas, dapat terbentuk dalam beberapa tingkatan mulai dari rembesan

hingga menghasilkan air dan uap panas yang dapat dimanfaatkan secara langsung (pemanas ruangan/rumah pertanian atau air mandi) atau penggerak turbin listrik; dan yang paling penting adalah bahwa dengan menghitung/mengukur suhunya dapat diperkirakan besaran keluaran energi panas (thermal energy output) dari reservoir di bawah permukaan.

● Sinter silika, berasal dari fluida hidrotermal bersusunan alkalin dengan kandungan cukup silika; diendapkan ketika fluida yang jenuh silika amorf mengalami pendinginan dari 100o ke 50oC. Endapan ini dapat digunakan sebagai indikator yang baik bagi keberadaan reservoir bersuhu >175oC.

● Travertin, adalah jenis karbonat yang diendapkan di dekat atau permukaan; ketika air meteorik yang sedang bersirkulasi sepanjang bukaan-bukaan struktur mengalami pemanasan oleh magma dan bereaksi dengan batuan karbonat. Biasanya terbentuk sebagai timbunan/gundukan di sekitar mata air panas bersuhu sekitar 30o Â– 100oC,

Page 11: Geothermal

dapat digunakan sebagai indikator suhu reservoir panas bumi berkapasitas energi kecil yang terlalu lemah untuk menggerakkan turbin listrik tetapi dapat dimanfaatkan secara langsung.

●    Kawah dan endapan hidrotermal. Kedua jenis manifestasi ini erat hubungannya dengan kegiatan erupsi hidrotermal dan merupakan indikator kuat dari keberadaan reservoir hidrotermal aktif. Kawah dihasilkan oleh erupsi berkekuatan supersonik karena tekanan uap panas yang berasal dari reservoir hidrotermal dalam (kedalaman ±400 m, suhu 230oC) melampaui tekanan litostatik, ketika aliran uap tersebut terhambat oleh lapisan batuan tidak permeabel (caprock). Sedangkan endapan hidrotermal (jatuhan) dihasilkan oleh erupsi berkekuatan balistik dari reservoir hidrotermal dangkal (kedalaman ±200 m, suhu 195oC), ketika transmisi tekanan uap panas melebihi tekanan litostatik karena tertutupnya bukaan-bukaan batuan yang dilaluinya.

ReservoirReservoir adalah suatu volume batuan di bawah permukaan bumi yang mempunyai

cukup porositas dan permeabilitas untuk meloloskan fluida (sumber energi panas bumi) yang terperangkap didalamnya; diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) yaitu :●   Entalpi rendah, mempunyai batas suhu <125oC dengan rapat daya spekulatif 10

MW/km2 dan konversi energi 10%.●   Entalpi sedang, mempunyai kisaran suhu 125 – 225oC dengan rapat daya spekulatif

12,5 MW/km2 dan konversi energi 10%.●   Entalpi tinggi, mempunyai batas suhu >225oC dengan rapat daya spekulatif 15

MW/km2 dan konversi energi 15%.(2) Potensi Panas Bumi

Potensi panas bumi Indonesia dapat dibagi dalam 2 (dua) kelas, yaitu : sumber daya dan cadangan; yang masing-masing dibagi lagi menjadi subkelas-subkelas.Kriteria   sumber daya   terdiri dari : ●   Spekulatif, dicirikan oleh terdapatnya manifestasi panas bumi aktif dimana luas

reservoir dihitung dari data geologi yang tersedia dan rapat dayanya berdasarkan asumsi.

●   Hipotesis, dicirikan oleh manifestasi panas bumi aktif dengan data dasar hasil survei regional geologi, geokimia dan geofisika. Luas daerah prospek ditentukan berdasarkan penyebaran manifestasi dan batasan geologi, sementara penentuan suhu berdasarkan geotermometer.

Kriteria   cadangan   terdiri dari : ● Terduga, dibuktikan oleh data pemboran landaian suhu dimana estimasi luas dan

ketebalan reservoir serta parameter fisika batuan dan fluida dilakukan berdasarkan data ilmu kebumian terpadu, yang digambarkan dalam bentuk model tentatif.

● Mungkin, dibuktikan oleh sebuah sumur eksplorasi yang berhasil dimana estimasi luas dan ketebalan reservoir didasarkan pada data sumur dan hasil penyelidikan ilmu kebumian rinci terpadu. Parameter batuan, fluida dan suhu reservoir diperoleh dari pengukuran langsung dalam sumur.

● Terbukti, dibuktikan oleh lebih dari satu sumur eksplorasi yang berhasil mengeluarkan uap/air panas, dimana estimasi luas dan ketebalan reservoir didasarkan kepada data sumur dan hasil penyelidikan ilmu kebumian rinci terpadu. Parameter batuan dan fluida serta suhu reservoir didapatkan dari data pengukuran langsung dalam sumur dan atau laboratorium.

(3) Umur Kegiatan (lifetime) dan Metoda estimasi Potensi Panas BumiWalaupun sistem panas bumi menghasilkan sumber daya energi yang selalu

terbarukan, tidak berarti akan berumur tanpa batas; dengan demikian harus ada upaya untuk mengetahui umur (lifetime) kegiatan suatu sumber panas bumi. Penggunaan metoda K/Ar dan Rb/Sr adalah salah satu teknik paling popular dikenal untuk penentuan umur (age dating), yang diterapkan terhadap mineral-mineral hidrotermal tertentu dari inti (core) bor batuan-batuan terubah hidrotermal, dapat dilakukan dengan cara :a.      Tidak langsung dari suatu sistem panas bumi aktif. Penentuan umur dengan cara ini

dilakukan melalui studi banding umur relatif mineral-mineral ubahan tertentu hasil proses hidrotermal terhadap umur batuan reservoir.

b.      Analogi pengukuran atau perkiraan lamanya kegiatan dalam suatu sistem fosil panas bumi, terutama yang berkaitan dengan cebakan bijih hidrotermal. Dilakukan melalui studi tentang peran bukaan struktur dalam proses hidrotermal dan pembentukan cebakan mineral, serta perbedaan episoda pengendapan mineral-mineral

Page 12: Geothermal

ubahan/bijih, penutupan bukaan-bukaan struktur dan pembentukan kembali bukaan/rekahan.Estimasi terhadap potensi panas bumi dilakukan dalam rangka penentuan

kualitasnya, sehingga dapat diketahui pemanfaatannya baik sebagai sumber energi listrik maupun pemakaian langsung dalam kaitannya dengan upaya optimalisasi produksi energi panas bumi. Secara garis besar metoda estimasi dilakukan melalui perhitungan volumetrik dan simulasi numerik.Metoda estimasi   volumetrik   dibagi menjadi

Metoda perbandingan, yaitu menye-tarakan suatu daerah panas bumi baru yang belum diketahui potensinya dengan lapangan yang diketahui berpotensi, dimana keduanya memiliki kemiripan kondisi geologi. Metoda ini digunakan untuk menghitung potensi energi panas bumi dengan klasifikasi sumber daya spekulatif.

Model lumped parameter, didasarkan pada anggapan bahwa reservoir panas bumi berupa bentuk kotak sehingga perhitungan volume = luas sebaran x ketebalan; dengan syarat bahwa : (a) kandungan energi panas dalam bentuk fluida berada dalam batuan; dan (b) kandungan massa fluida terdapat dalam resrvoir. Metoda ini digunakan untuk menghitung potensi energi panas bumi dengan kategori sumber daya hipotesis, cadangan terduga, mungkin dan terbukti.Metoda estimasi   simulasi numerik   :

Metoda ini terutama digunakan pada kondisi dimana pada suatu lapangan panas bumi telah tersedia beberapa sumur eksplorasi dengan semburan fluida panas. Data sumur dibuat simulasi, yang selanjutnya digambar dalam sistem kisi (grid) dan bentuk tiga dimensi. Dengan metoda ini dapat dihitung potensi cadangan terbukti dari suatu reservoir, termasuk umur, optimasi produksi dan sistem distribusi panasnya.D i s k u s i

Pembentukan suatu sistem panas bumi sangat ditentukan oleh beberapa penunjangnya yaitu letak dapur magma sebagai sumber panas (heat source), umur (lifetime) kegiatan magmatisma, reservoir dan kondisi hidrologi. Begitu kuatnya saling ketergantungan antara penunjang-penunjang tersebut sehingga tanpa keberadaan salah satu daripadanya tidak mungkin tercipta sumber-sumber panas bumi.

Meskipun Indonesia dikenal memiliki potensi panas bumi yang menjanjikan dan selalu dalam keadaan terbarukan, eksploitasi terhadap sumber-sumber yang tersedia harus dilakukan secara proporsional. Program konservasi dapat dipertimbangkan menjadi bagian penting dari sistem pengembangan sumber panas bumi, dengan tujuan untuk menjaga keseimbangan antara pemanfaatan dengan penghematan potensi (cadangan) energi panas bumi yang tersedia.

Mengacu kepada tujuan konservasi sumber-sumber panas bumi, yaitu untuk mengelolanya secara optimal serta menjaga prospek kelangsungan peman-faatannya untuk jangka panjang; maka upaya penentuan potensi panas bumi menjadi bagian penting dalam program konservasi. Realisasi upaya konservasi potensi panas bumi dapat diawali dengan melakukan identifikasi terhadap :(1)  Kualitas parameter-parameter penun-jangnya.(a)  Sumber panas dan umur/waktu (lifetime) kegiatan

Besaran sumber daya panas ditentukan oleh ukuran dapur magma yang mendasarinya; dimana secara ekonomis menjadi ukuran jumlah energi yang dihasilkan oleh suatu sistem panas bumi aktif. Dengan dasar pemikiran bahwa magma sebagai sumber panas (heat source) mempunyai keterbatasan umur/waktu kegiatan, maka upaya konservasi terhadap parameter ini dapat dilakukan melalui studi tentang dinamika pembentukan magma itu sendiri.

Susunan magma umumnya mengalami evolusi sejalan dengan waktu dan dapat dihasilkan melalui proses :■   Peleburan suatu batuan sumber■   Kristalisasi fraksional akibat pendinginan dan kehilangan volatile■   Pencampuran beberapa jenis magma.

Salah satu yang dianggap signifikan untuk memahami dinamika dapur magma adalah melalui studi tentang hubungannya dengan aspek-aspek kimia batuan vulkanik. Studi dimulai terhadap kasus-kasus gunungapi yang menghasil-kan kaldera, dengan keterkaitan langsung volume produk yang dikeluarkan selama erupsi. Produk dari suatu erupsi mungkin berupa aliran debu gunungapi yang menurut penelitian diperkirakan terdiri dari 10% volume dapur magma yang mendasarinya (Smith dan Shaw; 1975, 1979). Konsep sederhana ini memberikan implikasi kepada cara pencarian sumber panas

Page 13: Geothermal

bumi, dimana dengan penggunaan kendala umur erupsi (model pendinginan) maka sisa panas di dalam/sekitar magma dapat diperkirakan. Lebih jauh lagi dengan konsep tersebut juga dapat dilakukan identifikasi tentang : sumber magma berasal, bentuk, kedalaman dan lama kegiatannya (lifetime); dimana semuanya merupakan komponen-komponen penting untuk evaluasi potensi panas bumi.(b)  Kondisi hidrologi dalam sistem panas bumi

Suatu sistem panas bumi yang berpotensi bukan tanpa terbatas kegiatannya, dan sangat dipengaruhi salah satunya oleh kondisi hidrologi dimana sistem dimaksud terbentuk. Dengan memelihara lingkungannya agar selalu dalam kondisi cukup pasokan air, maka siklus hidrologi akan tetap berjalan dalam mendukung kelangsungan interaksi air – magma.

Tanpa kesinambungan siklus hidrologi, tidak mungkin terjadi proses hidrotermal yang menghasilkan lingkungan fasa uap – air bersuhu/bertekanan tertentu dalam membentuk suatu sistem panas bumi aktif. Pada kenyataannya bahwa lokasi-lokasi bersiklus basah dan cukup persediaan air adalah daerah-daerah dengan topografi rendah maupun tinggi, yang terpelihara keberadaan hutan atau floranya. Mengacu kepada prinsip konservasi, maka pengembangan secara optimal sumber panas bumi berpotensi seyogyanya dilakukan tanpa mengabaikan keberadaan hutan/flora sekitarnya sebagai wilayah penyimpan air; yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan kondisi hidrologi dimana sistem panas bumi terbentuk.(c) Potensi reservoir panas bumi

Beberapa proses alamiah yang berperan dalam stimulasi pembentukan rekahan pada batuan reservoir panas bumi berpotensi diantaranya adalah : terobosan magma, pelepasan gas dari magma, hidrovulkanik dan sirkulasi hidrotermal.

Terobosan magma yang kaya akan kandungan gas akan bergerak ke arah atas sepanjang rekahan, yang kemudian membuka rekahan secara perlahan. Mekanisma propagasi rekahan ini berkaitan dengan pengrusakan/pecahnya batuan yang disebabkan oleh proses pendidihan (boiling) di sepanjang rekahan ketika tekanan fluida magmatik melampaui tekanan litostatik.

Pada beberapa titik, pembebasan gas dari magma dimungkinkan memicu terbentuknyahidrofracture ke arah dekat permukaan yang miskin akan lapisan akifer. Dengan meningkatnya keberadaan rekahan, batuan akifer mengalami perubahan dan memberikan peluang air bercampur dengan magma untuk menghasilkan erupsi-erupsi freatomag-matik yang kering. Erupsi secara bertahap menjadi lebih basah karena mendapat pasokan air akibat menigkatnya jumlah rekahan pada akifer.

Dalam beberapa tahap terobosan magma dmungkinkan terhenti karena mengalami pendinginan oleh air akifer. Secara bersamaan sirkulasi hidrotermal berkembang dengan baik dan fluida dari akifer secara berkesinambungan men-transfer panas yang berasal dari terobosan magma di bawah gunungapi.

Proses dan mekanisma diatas menunjukkan bahwa pembentukan suatu reservoir panas bumi yang berpotensi sabgat dipengaruhi oleh factor-faktor berikut ;■   Umur dan ukuran terobosan subvulkanik■   Tersedianya cukup akuifer■   Porositas dan permeabilitas batuan-batuan dasar■   Rekahan-rekahan batuan dasar■   Lingkungan tektonik dan kedudukan dari sistem rekahan terdahulu■   Kandungan lempung dan tingkat ubahan hidrotermal dari batuan induk.

Maka upaya konservasi terhadap potensi reservoir panas bumi akan sangat tergantung kepada hasil penelitian dan identifikasi faktor-faktor pengendali tersebut.(2)  Kendala-kendala yang mungkin terjadi pada tahap produksi

Sumber panas bumi dalam suatu reservoir masih dalam bentuk fluida hidrotermal ketika dieksploitasi untuk keperluan pembangkit listrik. Kemudian fluida diubah dengan menggunakan alat separator menjadi uap bertekanan/bersuhu tertentu dan dialirkan melalui pipa untuk menggerakkan turbin penghasil energi listrik.

Saluran pipa adalah salah satu fasilitas penting untuk transport uap menuju turbin, yang dapat mengalami kendala atau kerusakan selama menjalankan fungsinya. Penyebab terjadinya kendala/kerusakan tersebut diantaranya adalah : kesalahan rancangan/desain, masalah konstruksi, pengoperasian yang tidak tepat, suhu uap dan pengendapan (scaling) bahan-bahan kimiawi tertentu (silika, kalsit atau belerang); dimana semuanya akan berdampak kepada menurunnya daya tahan pipa tersebut. Dua faktor terakhir masing-masing dapat menimbulkan penipisan/korosi dan penyempitan

Page 14: Geothermal

pada pipa penyalur fluida. Apabila terjadi kendala pada jalur pipa utama transportasi dan tidak ditangani secara proporsional, maka akan menyebabkan penurunan produktifitas eksploitasi; bahkan kemung-kinan kehilangan secara signifikan nilai ekonomis dengan akibat penutupan operasional suatu perusahaan pembangkit listrik.

Pustaka TerpakaiDirektorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral, 2004; Berita DJGSM :

Pengembangan Energi Panas Bumi, Tanggal 7 Januari 2004.Herman, Danny Z.; 2003. Makalah : Studi Sistem Panas Bumi Aktif Dalam Rangka

Penyiapan Konservasi Energi Panas Bumi; Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, DJGSM-DESDM, 13 hal.

Indonesian Geothermal Association; 2003. A Silver Year of Indonesian Geothermal Development – A Lesson Learn, Proceeding of The 6th Indonesian Geothermal Association Annual Meeting and Confrence; 16-18 june 2003 Bandung, Indonesia; 297 pages.

Smith, R.L. and Shaw, H.R.; 1975. Igneous-related geothermal system, in : D.E.White (Ed.), Assesment of geothermal resources of the United States-1975; U.S.Geol.Surv.Circ.726, pp.58-83.

---------------, 1979. Igneous-related geothermal system, in : L.J.P.Muffler (Ed.), Assesment of geothermal resources of the United States-1978; U.S.Geol.Surv.Circ.790, pp. 12-17.

Wohletz, K. and Heiken, G.; 1992. Volcanology and Geothermal Energy, University of California Press, Berkeley-Los Angeles-Oxford; 432 pages.