GEOSEJARAH-STRUKTUR

26
GEOLOGI SEJARAH “STRUKTUR GEOLOGI” OLEH: KELOMPOK 3 PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL

description

.

Transcript of GEOSEJARAH-STRUKTUR

GEOLOGI SEJARAH

“STRUKTUR GEOLOGI”

OLEH:

KELOMPOK 3

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL

YOGYAKARTA

2013

I. PENGERTIAN STRUKTUR GEOLOGI

Struktur perubahan lapisan batuan sedimen akibat kerja kekuatan

tektonik,sehingga tidak lagi memenuhi hukum superposisi disamping itu struktur

geologi juga merupakan struktur kerak bumi produk deformasi tektonik .

Cabang geologi yang menjelaskan struktur geologi secara detail disebut

GEOLOGI STRUKTUR,dimana geologi struktur merupakan cabang ilmu geologi

yang mempelajari mengenai bentuk arsitektur kulit bumi.

Kekutan Tektonik dan orogenik yang membentuk struktur geologi itu berupa stress

(Tegangan).

Berdasarkan keseragaman kekuatannya,Stress dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :

A. Uniform stress (Confining Stress)

Yaitu tegangan yang menekan atau menarik dengan kekuatan yang sama dari atau ke

segala arah

B. Differential Stress

Yaitu tegangan yang menekan atau menarik dari atau ke satu arah saja dan bisa juga

dari atau ke segala arah,tetapi salah satu arah kekuatannya ada yang lebih dominan.

Pengenalan struktur geologi secara tidak langsung dapat dilakukan melalui cara-cara

berikut ini :

a. Pemetaan geologi dengan mengukur strike dan dip.

b. Interprestasi peta topografi,yaitu dari penampakan gejala penelusuran

sungai,penelusuran morfologi dan garis kontur serta pola garis konturnya.

c. Foto udara.

d. Pemboran.

e. Geofisika,yang didasarkan pada sifat-sifat yang dimiliki oleh batuan,yaitu dengan

metode :

Grafity,

Geolectrik,

Seismik,dan

Magnetik.

Umumnya struktur geologi terbentuk oleh differential stress.

Dari aspek arah kerjanya,ada 3 macam Differential stress,yaitu :

1. Compressional stress

2. Tensional stress

3. Shear stress

Batuan bila mengalami gaya atau stress akan berubah atau mengalami

perubahan,dalam geologi struktur hal ini disebut “Deformasi”.

Tahapan-tahapan Deformasi adlah sebagai berikut :

1. Elastic Deformation (Deformasi sementara)

Deformasi sementara ini terjadi jika kerja stress tidak melebihi batas elastis

batuan.Begitu stress terhenti,maka bentuk atau posisi batuan kembali seperti semula.

2. Ductile Deformation

Yaitu deformasi yang melampaui batas elastis batuan.Mengakibatkan batuan berubah

bentuk dan volume secara permanen,sehingga bentuknya berlainan dengan bentuk

semula.

3. Fracture Deformation

Yaitu deformasi yang sangat melampaui batas elastis batuan,sehingga mengakibatkan

pecah.

Seperti diketahui,bumi terdiri dari berbagai bagian yang paling luar (kerak

bumi),tersusun oleh berbagai lapisan batuan.Kedudukan daripada batuan-batuan

tersebut pada setiap tempat tidaklah sama,bergantung dari kekuatan tektonik yang

sangat mempengaruhiya.

 II. JENIS-JENIS STRUKTUR GEOLOGI

1. Kekar (Fractures)

Kekar adalah struktur rekahan pada batuan dimana batuan tersebut tidak

mengalami pergeseran pada bidang-bidang rekahannya. Kekar dapat terjadi pada

semua jenis batuan, dengan ukutan yang hanya beberapa millimeter hingga ratusan

kilometer. Kekar yang berukuraan beberapa meter disebut kekar minoe, kekar yang

berukuran beberapa millimeter disebut kekar mikro sedangkan kekar yang berukuran

ratusan kilometer disebut kekar mayor.

Kekar dapat terjadi akibat proses tektonik maupun perlapukan serta perubahan

temperatur yang signifikan. Kekar merupakan jenis dari struktur batuan dalam bentuk

bidang pecah, karena sifat bidang ini memisahkan batuan menjadi bagian-bagian yang

terpisah. Maka struktur kekar merupakan jalan atau rongga kesarangan batuan untuk

dilalui cairan dari luar beserta material lain seperti air, gas, dan unsur-unsur lain yang

menyertainya.

Gambar 1Struktur Kekar

Kekar merupakan bidang diskontinu yang telah pecah namun tidak mengalami

pergerakan ataupun bergerak walaupun pergerakannya sedikit,sehingga

pergerakannya dianggap tidak ada atau di abaikan. Kekar merupakan jenis bidang

diskontinu yang paling sering dijumpai dalam batuan.

2. Jenis - Jenis Kekar

Kekar dapat dibedakan berdasarkan ukurannya, bentuk kekarnya, cara

terbentuknya, kedudukan bidang lapisan batuan, dan lain-lain. Berdasarkan ukura

kekar tersebut, kekar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kekar mayor dan kekar

minor. Kekar mayor berukuran ratusan kilometer, sedangkan kekar minor berukuran

beberapa meter saja.

Klasifikasi

1. Klasifikasi genetis

2. Klasifikasi geometris

Klasifikasi Genetis

1. Kekar gerus: kekar yang terjadi akibat stress yang cenderung mengelincir bidang satu sama lainnya yang berdekatan. Ciri di lapangan:            Biasanya bidangnya licin.           Memotong seluruh batuan.           Memotong komponen batuan.           Biasanya ada gores garis.           Adanya joint set berpola belah ketupat

2. Kekar tarik : kekar yang terbentuk dengan arah tegak lurus dari gaya yang cenderung untuk memindahkan batuan (gaya tension). Hal ini terjadi akibat dari stress yang cenderung untuk membelah dengan cara menekannya pada arah yang berlawanan, dan akhirnya kedua dindingnya akan saling menjauhi.

Ciri-ciri dilapangan :         Bidang kekar tidak rata.         Selalu terbuka.         Polanya sering tidak teratur, kalaupun teratur biasanya akan berpola kotak-kotak.         Karena terbuka, maka dapat terisi mineral yangkemudian disebut vein.

Kekar tarikan dapat dibedakan atas:a.       Tension Fracture, yaitu kekar tarik yang bidang rekahannya searah dengan tegasan.

b.      Release Fracture, yaitu kekar tarik yang terbentuk akibat hilangnya atau pengurangan tekanan, orientasinya tegak lurus terhadap gaya utama. Struktur ini biasanya disebut STYLOLITE.

Klasifikasi Geometris

1. Berdasarkan kedudukan terhadap lapisan batuan

2. Berdasarkan pola kekar

3. Berdasarkan ukuran

Berdasarkan kedudukan terhadap lapisan batuan

1. Strike joint : jurus kekar dan jurus perlapisan saling sejajar.

2. Dip joint : jurus kekar sejajar dengan arah kemiringan lapisan batuan

3. Diagonal/oblique joint : jurus kekar dan jurus perlapisan batuan saling

memotong

4. Bedding joint : bidang kekar dan bidang lapisan saling sejajar

Berdasarkan pola kekar

1. Kekar sistematik : kekar dalam bentuk berpasangan arahnya sejajar satu

dengan yang lainnya

2. Kekar tidak sistematik : kekar yang tidak teratur biasanya melengkung dapat

saling bertemu atau bersilangan di antara kekar lainnya atau tidak memotong

kekar lainnya dan berakhir pada bidang perlapisan

Berdasarkan ukuran

1. Master joint

2. Major joint

3. Kekar minor

4. Kekar mikro

Jadi, kesimpulannya, kekar adalah merupakan rekahan yang terjadi akibat adanya

gaya tektonik yang tidak mengalami pergeseran sedikitpun ataupun mengalami

pergeseran tetapi hanya sedikit sekali sehingga dianggap tidak bergeser. Kekar

merupakan awal mula dari adanya suatu patahan. Kekar diklasifikasikan berdasarkan

ukurannya, bentuk rekahannya, genesanya, dan lain-lain.

2. Lipatan (Folds)

Lipatan (Fold) adalah struktur lapisan batuan sedimen berbentuk lipatan/ gelombang/

lengkungan yang terbentuk akibat gaya endogen berupa tekanan yang merupakan

suatu perubahan bentuk atau volume dari suatu material yang ditunjukkan sebagai

lengkungan atau kumpulan lengkungan pada unsur bidang atau garis di dalam

material tersebut. nantinya menjadi pegunungan. Punggung lipatan dinamakan

antliklinal, daerah lembah (sinklinal) yang sangat luas dinamakan geosinklinal, ada

beberapa lipatan, yaitu lipatan tegak miring, rebah, menggantung, isoklin dan lain-

lain.

Lipatan Antiklin dan Sinklin

1. Jenis Lipatan

Jenis Lipatan

1. Lipatan Paralel adalah lipatan dengan ketebalan lapisan yang tetap; Lipatan

Similar adalah lipatan dengan jarak lapisan sejajar dengan sumbu utama;

2. Lipatan disharmonik adalah lipatan yang tidak teratur karena lapisannya

tersusun dari bahan-bahan yang berlainan;

3. Lipatan Ptigmatik adalah lipatan terbalik terhadap sumbunya;

4. Lipatan chevron adalah lipatan bersudut dengan bidang planar;

5. Lipatan isoklin adalah lipatan dengan sayap sejajar yang disebabkan oleh

tekanan yang terus menerus;

6. Lipatan klin bands adalah lipatan bersudut tajam yang dibatasi oleh

permukaan planar;

7. Lipatan tegak adalah lipatan yang garis sumbunya membagi secara simetris

atau sma besar antara antiklin dan sinklin;

8. Lipatan miring adalah lipatan yang garis sumbunya tidak simetris, membentuk

sudut;

9. Lipatan menggantung adalah lipatan mirip lipatan miring tetapi bagian

puncaknya terdorong sangat tinggi sehingga bentuknya seperti menggantung;

10. Lipatan rebah adalah lipatan yang tertekan terus menerus  menyebabkan

puncaknya melandai seperti rebahan;

11. Lipatan kelopak adalah lipatan yang bagian dalamnya bekerja daya tekanan

dan sayap tengah tidak menjadi tipis;

12. Lipatan Seretan (Drag folds) adalah lipatan yang terbentuk sebagai akibat

seretan suatu sesar.

Dalam bidang pertambangan lipatan yang sangat dicari atau menguntungkan karena

pada lipatan tersebut terdapat bahan tambang yang berharga lipatan yang dicari

biasanya yang berbentuk antiklin atau sinklin karena berhubungan dengan endapan

gas dan minyak.

Manfaat lipatan sendiri pada analisa struktur antara lain : untuk keperluan teknik sipil,

mitigasi bencana alam geologi, eksplorasi mineral termasuk gas dan minyak bumi dan

hidrogeologi.

2. Metoda Rekonstruksi Lipatan

Untuk mempelajari lipatan, dapat dilakukan dengan pengukuran langsung dan

merekontruksikannya dalam bentuk penampang atau analisa dan menggunakan

diagram beta, phi diagram dan diagram kontur.

Rekonstruksi lipatan umumnya dilakukan pada suatu lintasan atau pembuatan

penampang pada peta geologi. Adapun cara yang dilakukan berdasarkan bentuk dan

sifat batuan :

Metode Tangan Bebas (Free Hand Method)

Metode ini digunakan untuk lipatan pada batuan yang incompetent, dimana akan

terjadi penipisan dan penebalan yang tidak teratur. Cara menggambarkannya dengan

menghubungkan batas-batas lapisan mengikuti orientasi kemiringan.

Metode Busur Lingkar

Metode ini digunakan untuk lipatan pada batuan yang competent, misalnya lipatan

parallel. Dasar dari metode ini adalah anggapan bahwa lipatan merupakan bentuk

busur dari suatu lingkaran dengan pusatnya adalah perpotongan antara sumbu-sumbu

kemiringan yang berdekatan. Untuk batas-batas lapisan yang dijumpai berulang pada

lintasan yang direkontruksi, maka pembuatan busur lingkaran dilakukan dengan

interpolasi.

Cara interpolasi :

a. Metode Higgins (1982)

Tarik garis normal tegak lurus kemiringan di A dan B

Tarik garis bisector yang berada ditengah-tengah A dan B

Tentukan Oa sembarang diseberang bisector AB

Tentukan D dimana Aoa = BD, tarik sumbu dan tegak lurus DOa

diperoleh Ob

Oa dan Ob adalah pusat lingkaran interpolasi.

b. Metode Busk (1929)

Tarik garis normal dan perpanjang kemiringan di A dan B

Titik perpotongan tersebut menjadi titik P. Kemudian tarik tegak lurus A

dan B dari titik P tersebut

Perpotongan pada A menjadi Od dan perpotongan pada B menjadi Oc

Oc dan Od adalah pusat lengkungan interpolasi.

Metode Boundary Ray

Metode ini digunakan untuk lipatan yang sifatnya competent dan incompetent. Dasar

dari metode ini adalah bahwa penipisan atau kompaksi lapisan batuan adalah fungsi

dari kemiringan. Dengan dasar ini disusunlah suatu tabel untuk mendapatkan

boundary ray yang dipakai untuk batas rekonstruksi lipatan. Tabel tersebut dibuat

untuk bermacam penipisan, tergantung pada sifat batuan.

Untuk merekontruksikan lipatan dapat digunakan dengan dua cara, yaitu :

a. Metode interpolasi Higgins

Buatlah garis horizontal yang merupakan permukaan dari kerak bumi.

Bukalah besar sudut dip di sayapnya masing-masing (kiri atau kanan).

Kemudian tarik garis tegak lurus terhadap bukaan dip tersebut. (untuk

antiklin ke arah luar dan untuk sinklin kearah dalam).

Garis yang menyatakan permukaan kerak bumi tersebut lalu dibagi dua

dengan sama besar dan ditarik tegak lurus dengan bidang horizontal. Garis

tersebut dinyatakan sebagai garis bisektor.

Pertemuan antara garis bisektor dengan garis tegak lurus dip terhadap titik

A dinamakan dengan Z.

Buatlah titik di garis tegak lurus dip terhadap titik A yang dinamakan

dengan titik OA (diambil sembarang), kemudian ukurlah jarak dari titik A

ke titik OA.

Kemudian hasil ukuran tersebut dimasukan kedalam garis tegak lurus dip

di titik B untuk titik P (ukurannya sama besar dengan jarak A – OA).

Hubungkan titik P ke titik OA lalu ukurlah jaraknya, kemudian jarak

tersebut di bagi dua dan tarik garis tegak lurus terhadap garis tersebut ke

arah garis B. Di dapatlah titik OB.

Lalu tariklah dengan jangka dimana untuk jari-jari lingkaran A diambil

dari titik A - OA dan jari-jari B dari titik B - OB.

Titik pertemuan kedua lingkaran tersebut merupakan puncak lipatan.

b. Metode Interpolasi Busk

Buatlah garis horizontal yang merupakan permukaan dari kerak bumi.

Bukalah besar sudut dari dip tersebut di sayapnya masing-masing.

Tariklah garis tegak lurus terhadap bukaan dip.

Pertemuan antara kedua garis tersebut dinyatakan sebagai titik C.

Perpanjanglah bukaan sudut dip, dan pertemuan kedua garis tersebut

dinyatakan dengan titik Z.

Tariklah garis dari titik Z tegak lurus dengan bidang horizontal.

Pertemuan garis tersebut dengan garis tegak lurus dip A dinamakan OA

dan yang dengan garis tegak lurus dip B dinamakan OB.

Lalu tariklah dengan jangka dimana untuk lingkaran A jari-jarinya dari A –

OA dan untuk lingkaran B jari-jarinya dari B – C.

Jadi, kesimpulannya : Lipatan adalah struktur lapisan batuan sedimen berbentuk

lipatan/ gelombang/ lengkungan yang terbentuk akibat gaya endogen berupa tekanan

yang merupakan suatu perubahan bentuk atau volume dari suatu material yang

ditunjukkan sebagai lengkungan atau kumpulan lengkungan pada unsur bidang atau

garis di dalam material tersebut. nantinya menjadi pegunungan.

Hubungan Antara Lipatan dan Patahan

Batuan yang berbeda akan memiliki sifat yang berbeda terhadap gaya tegasan yang

bekerja pada batuan batuan tersebut, dengan demikian kita juga dapat memperkirakan

bahwa beberapa batuan ketika terkena gaya tegasan yang sama akan terjadi retakan

atau terpatahkan, sedangkan yang lainnya akam terlipat.

Geometri dari perlipatan lapisan batuan yang terkena tegasan dimana pada tahap awal

perlapisan batuan akan terlipat membentuk lipatan sinklin – antiklin dimana secara

geometri bentuk lengkungan bagian luar (outer arc) akan mengalami peregangan

sedangkan lengkungan bagian dalam akan mengalami pembelahan (cleavage).

Apabila tegasan ini berlanjut dan melampaui batas elastisitas batuan, perlipatan akan

mulai terpatahkan (tersesarkan) melalui bidang yang terbentuk pada sumbu

lipatannya. Pada bidang patahan, gaya tegasan akan berubah arah seperti diperlihatkan

pada.

Ketika batuan batuan yang berbeda tersebut berada di area yang sama, seperti batuan

yang bersifat lentur menutupi batuan yang bersifat retas, maka batuan yang retas

kemungkinan akan terpatahkan dan batuan yang lentur mungkin hanya melengkung

atau terlipat diatas bidang patahan. Demikian juga ketika batuan batuan yang bersifat

lentur mengalami retakan dibawah kondisi tekanan yang tinggi, maka batuan tersebut

kemungkinan terlipat sampai pada titik tertentu kemudian akan mengalami

pensesaran, membentuk suatu patahan.

4. Patahan/Sesar (Faults)

Patahan atau sesar (fault) adalah satu bentuk rekahan pada lapisan batuan bumi

yg menyebabkan satu blok batuan bergerak relatif terhadap blok yang lain.

Pergerakan bisa relatif turun, relatif naik, ataupun bergerak relatif mendatar terhadap

blok yg lain. Pergerakan yg tiba-tiba dari suatu patahan atau sesar bisa mengakibatkan

gempa bumi. Sesar (fault) merupakan bidang rekahan atau zona rekahan pada batuan

yang sudah mengalami pergeseran (Williams, 2004). Sesar terjadi sepanjang retakan

pada kerak bumi yang terdapat slip diantara dua sisi yang terdapat sesar tersebut

(Williams, 2004). Beberapa istilah yang dipakai dalam analisis sesar antara lain

a. Jurus sesar (strike of fault) adalah arah garis perpotongan bidang sesar

dengan bidang horisontal dan biasanya diukur dari arah utara.

b. Kemiringan sesar (dip of fault) adalah sudut yang dibentuk antara bidang

sesar dengan bidang horisontal, diukur tegak lurus strike.

c. Net slip adalah pergeseran relatif suatu titik yang semula berimpit pada

bidang sesar akibat adanya sesar.

d. Rake adalah sudut yang dibentuk oleh net slip dengan strike slip (pergeseran

horisontal searah jurus) pada bidang sesar.

e. Fault surface adalah bidang pecah pada batuan yang disertai oleh adanya

pergeseran.

f. Fault line adalah garis yang dibentuk oleh perpotongan bidang sesar dengan

permukaan bumi.

g. Fault trace adalah jejak sesar.

h. Fault outcrop adalah singkapan sesar.

i. Fault scarp adalah gawir sesar.

j. Fault zone adalah zona sesar.

k. Fault wall adalah dinding sesar.

. Hanging Wall adalah blok yang berada di atas bidang sesar.

m. Foot Wall adalah blok yang berada di bawah bidang sesar.

n. Hade adalah sudut lancip antara bidang sesar dengan bidang vertikal.

o. Slip adalah pergeseran relatif antara dua titik yang sebelumnya saling

berimpit.

p. Strike slip fault adalah pergeseran blok pada bidang sesar yang sejajar

dengan jurus bidang sesarnya.

q. Dip slip fault adalah pergeseran blok pada bidang sesar yang tegak lurus

terhadap jurus bidang sesarnya atau sejajar dengan arah kemiringan bidang sesarnya.

r. Heave adalah jarak pergeseran pada bidang horizontal

s. Throw adalah jarak pergeseran pada bidang vertical

t. True displacement adalah arah dan besarnya jarak pergeseran blok yang

sebenarnya.

u. Pitch adalah sudut lancip yang dibentuk antara gores garis dengan jurus

bidang sesar.

Gambar 1. Bagian-bagian Sesar

Keterangan gambar tersebut adalah

α = dip

β = rake of net slip

θ = hade = 90o – dip

ab = net slip

ac = strike slip

cb = ad = dip slip

ae = vertical slip = throw

de = horizontal slip = heave

Dalam penjelasan sesar, digunakan istilah hanging wall dan foot wall sebagai

penunjuk bagian blok badan sesar. Hanging wall merupakan bagian tubuh batuan

yang relatif berada di atas bidang sesar. Foot wall merupakan bagian batuan yang

relatif berada di bawah bidang sesar.

Gambar 2. Hanging wall dan foot wall.

2. Ciri-ciri Sesar

Secara garis besar, sesar dibagi menjadi dua, yaitu sesar tampak dan sesar buta

(blind fault). Sesar yang tampak adalah sesar yang mencapai permukaan bumi

sedangkan sesar buta adalah sesar yang

terjadi di bawah permukaan bumi dan tertutupi oleh lapisan seperti lapisan deposisi

sedimen. Pengenalan sesar di lapangan biasanya cukup sulit. Beberapa kenampakan

yang dapat digunakan sebagai penunjuk adanya sesar antara lain :

Tanda-tanda struktur geologi di lapangan:

a. Sesar turun

Gejala-gejala /pengaruh-pengaruh primer dari sesar turun

1. Kemiringan bidang sesarnya besar dan dapat merubah kedudukan lapisan batuan

sedimen menjadi lebih besar hingga vertical ( > 45o )

2. Perubahan mendadak pada kedudukan bidang lapisan batuan

3. Berhentinya secara mendadak daripada struktur lainnya

4. Perulangan/hilangnya satu satuan batuan

5. Perubahan pada jalus/facies metamorfisme

6. Gejala sesar yang khas dapat ditemukan berupa orientasi ke bawah yang terkesan

pada bidang sesarnya seperti spur, slickenslide, scratchs, trail, fault brecia, dan

drag fold.

7. Mempunyai gawir sesar.

8. Mempunyai cermin sesar

9. Adanya gores-garis ( striasi )

10. Adanya bidang sesar

11. Ditemukan banyak kekar tarik ( extension joint ).

Gejala-gejala / pengaruh-pengaruh sekunder dari sesar turun adalah :

1. Ditemukan penjajaran mata air

2. Sering memperlihatkan reverse drag ( perlengkapan pada lapisan )

3. Terdapat bersejajaran ( sering dijumpai dalam bentuk tangga )

4. Terdapat daerah yang berawa-rawa.

5. Umumnya arah-arah kekar searah dengan bidang sesar.

6. Ditemukan morfologi triangular facet

b. Sesar Naik

Gejala-gejala/pengaruh-pengaruh primer dari sesar naik antara lain :

1. Suatu kenampakan kemiringan bidang sesar yang relative kecil ( < 45o ) dan

biasanya posisi miring masuk ke dalam

2. Batuan tua menumpangi batuan yang lebih muda

3. Ditemukan bongkah-bongkah batuan dari Hanging Wall yang terletak pada foot

wall (bongkah- bongkah asing)

4. Perulangan / hilangnya satu satuan batuan

5. Perubahan pada jalur / facies metamorfisme

6. Gejala sesar yang khas dapat ditemukan berupa orientasi ke atas yang terkesan

pada bidang sesarnya seperti spur, slickenslide, scratchs, trail, fault brecia dan

drag fold.

7. Adanya mikrofold

8. Adanya breksi sesar (adanya bahan-bahan fragmental yang berukuran menyudut

).

9. Adanya milonit (material berukuran lempung yang lunak dan hancur akibat

sesar naik).

10. Adanya gaugh ( material berukuran pasir halus akibat sesar naik)

11. Adanya pilonit

Gejala/gejala/pengaruh-pengaruh sekunder dari sesar naik antara lain

1. Zona sesar yang rumit dan biasanya disertai dengan batas-batas litologi yangtidak

teratur.

2. Sifatnya yang naik dan dengan daya tekanan yang bekerja menyebabkan kekar-

kekar atau penghancuran batuan pada hanging wallnya lebih banyak ditemukan.

3. Banyak dijumpai sesar sekunder yang sejajar dengan sesar utama

c. Sesar Geser

Gejala-gejala / pengaruh-pengaruh primer sesar geser adalah :

1. Kemiringan bidang sesarnya vertical (90O)

2. Ditemukan jalur penggerusan

3. Strike lapisan batuan berubah secara maksimum

4. Berhentinya secara mendadak daripada struktur lainnya

5. Mempunyai cermin sesar

6. Adanya gores garis (striasi)

7. Adanya bidang sesar

8. Adanya milonit

9. Adanya breksi sesar

10. Gejala sesar yang khas dapat dirtemukan berupa orientasi mendatar pada spur,

slickenslide, scratchs, trail, fault breccia, repeted of rocks formation, offsets of

ridges & offset stream.

11. Pelurusan jalur mineralisasi

Gejala-gejala / pengaruh-pengaruh sekunder dari sesar geser adalah :

1. Pelurusan topografi

2. Ditemukan penjajaran mata air

3. Pergeseran punggung bukit

4. Terkadang dijumpai gawir sesar, dll.

Jenis Sesar dan Penjelasannya

a. Sesar Normal / Sesar Turun (Extention Faulth)

Sesar normal dikenali juga sebagai sesar gravitasi, dengan gaya gravitasi

sebagai gaya utama yang menggerakannya. Ia juga dikenali sebagai sesar ekstensi

(Extention Faulth) sebab ia memanjangkan perlapisan, atau menipis kerak bumi. Sesar

normal yang mempunyai salah yang menjadi datar di bagian dalam bumi dikenali

sebagai sesar listrik. Sesar listrik ini juga dikaitkan dengan sesar tumbuh (growth

fault), dengan pengendapan dan pergerakan sesar berlaku serentak. Satah sesar normal

menjadi datar ke dalam bumi, sama seperti yang berlaku ke atas sesar sungkup. Pada

permukaan bumi, sesar normal juga jarang sekali berlaku secara bersendirian, tetapi

bercabang.

Cabang sesar yang turun searah dengan sesar utama dikenali sebagai sesar sintetik,

sementara sesar yang berlawanan arah dikenali sebagai sesar antitetik. Kedua cabang

sesar ini bertemu dengan sesar utama di bagian dalam bumi. Sesar normal sering

dikaitkan dengan perlipatan. Misalnya, sesar di bagian dalam bumi akan bertukar

menjadi lipatan monoklin di permukaan.

Hanging wall relatif turun terhadap foot wall, bidang sesarnya mempunyai kemiringan

yang besar. Sesar ini biasanya disebut juga sesar turun.Patahan atau sesar turun adalah

satu bentuk rekahan pada lapisan bumi yang menyebabkan satu blok batuan bergerak

relatif turun terhadap blok lainnya. Fault scarp adalah bidang miring imaginer tadi

atau dalam kenyataannya adalah permukaan dari bidang sesar.

b. Sesar naik (reverse fault / contraction faulth)

Sesar naik (reverse fault) untuk sesar naik ini bagian hanging wall-nya relatif

bergerak naik terhadap bagian foot wall. Salah satu ciri sesar naik adalah sudut

kemiringan dari sesar itu termasuk kecil, berbeda dengn sesar turun yang punya sudut

kemiringan bisa mendekati vertical. Nampak lapisan batuan yg berwarna lebih merah

pada hanging wall berada pada posisi yg lebih atas dari lapisan batuan yg sama pada

foot wall. Ini menandakan lapisan yg ada di hanging wall udah bergerak relatif naik

terhadap foot wall-nya.

c. Sesar mendatar (Strike slip fault / Transcurent fault / Wrench fault)

Sesar mendatar (Strike slip fault / Transcurent fault / Wrench fault) adalah sesar yang

pembentukannya dipengaruhi oleh tegasan kompresi. Posisi tegasan utama pembentuk

sesar ini adalah horizontal, sama dengan posisi tegasan minimumnya, sedangkan

posisi tegasan menengah adalah vertikal. Umumnya bidang sesar mendatar

digambarkan sebagai bidang vertikal, sehingga istilah hanging wall dan foot wall

tidak lazim digunakan di dalam sistem sesar ini. Berdasarkan gerak relatifnya, sesar

ini dibedakan menjadi sinistral (mengiri) dan dekstral (menganan).