PENGARUH EARNING PER SHARE, STRUKTUR MODAL, STRUKTUR ...repository.umrah.ac.id/441/1/Jurnal.pdf ·...

18
PENGARUH EARNING PER SHARE, STRUKTUR MODAL, STRUKTUR KEPEMILIKAN, PROFITABILITAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2013-2016 Tia Oggita 140462201020 Inge Lengga Sari Munthe, Prima Aprilyani Rambe PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 2018 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh earning per share, struktur modal, struktur kepemilikan, profitabilitas, dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan baik secara parsial maupun simultan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2016. Teknik penelitian sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, dan diperoleh 64 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI sebagai sampel penelitian. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan dan laporan harga saham yang diperoleh dari www.idx.co.id. Metode analisis yang digunakan adalah uji asumsi klasik, uji hipotesis, dan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel earning per share berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Struktur modal tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Struktur kepemilikan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Secara simultan earning per share, struktur modal, struktur kepemilikan, profitabilitas, dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sebesar 58,6%, sedangkan sisanya sebesar 41,4% dijelaskan oleh variabel independen lainnya diluar model penelitian. Kata Kunci : Earning per share, struktur modal, struktur kepemilikan, profitabilitas, dan ukuran perusahaan. A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Perusahaan didirikan pasti mempunyai tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan tersebut. Tujuan perusahaan tidak lain adalah menjadi perusahaan yang memiliki tingkat

Transcript of PENGARUH EARNING PER SHARE, STRUKTUR MODAL, STRUKTUR ...repository.umrah.ac.id/441/1/Jurnal.pdf ·...

PENGARUH EARNING PER SHARE, STRUKTUR MODAL,

STRUKTUR KEPEMILIKAN, PROFITABILITAS, DAN UKURAN

PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA

PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN

2013-2016

Tia Oggita

140462201020

Inge Lengga Sari Munthe, Prima Aprilyani Rambe

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

2018

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh earning per share, struktur modal,

struktur kepemilikan, profitabilitas, dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan baik

secara parsial maupun simultan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2016. Teknik penelitian sampel dilakukan

dengan menggunakan metode purposive sampling, dan diperoleh 64 perusahaan manufaktur

yang terdaftar di BEI sebagai sampel penelitian. Jenis data yang digunakan adalah data

sekunder berupa laporan keuangan dan laporan harga saham yang diperoleh dari

www.idx.co.id. Metode analisis yang digunakan adalah uji asumsi klasik, uji hipotesis, dan

analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial

variabel earning per share berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Struktur modal tidak

berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Struktur kepemilikan tidak berpengaruh terhadap

nilai perusahaan. Profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dan ukuran

perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Secara simultan earning per share,

struktur modal, struktur kepemilikan, profitabilitas, dan ukuran perusahaan berpengaruh

signifikan terhadap nilai perusahaan. Kemampuan variabel independen dalam menjelaskan

variabel dependen sebesar 58,6%, sedangkan sisanya sebesar 41,4% dijelaskan oleh

variabel independen lainnya diluar model penelitian.

Kata Kunci : Earning per share, struktur modal, struktur kepemilikan,

profitabilitas, dan ukuran perusahaan.

A. PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Perusahaan didirikan pasti mempunyai tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan

tersebut. Tujuan perusahaan tidak lain adalah menjadi perusahaan yang memiliki tingkat

kemajuan dan tingkat kesejahteraan perusahaan maupun pihak-pihak yang bersangkutan baik

secara langsung maupun tidak langsung dalam perusahaan terus mengalami peningkatan.

Selain itu tujuan perusahaan adalah mampu untuk terus bersaing didalam dunia bisnis

terutama perusahaan manufaktur yang telah go public. Perusahaan akan terus berusaha dalam

mencapai tujuan yang ingin dicapai, salah satu caranya adalah dengan meningkatkan nilai

perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab

semakin tinggi nilai perusahaan maka harga saham juga semakin tinggi sehingga turut

meningkatkan kemakmuran pemegang saham (Kartiko, 2015). Nilai perusahaan dapat dilihat

dari harga pasar saham perusahaan di pasar saham. Pada penelitian ini nilai perusahaan

diindikasikan dengan menggunakan price to book value (PBV). Nilai perusahaan dapat

dilihat dari tingkat besarnya laba bersih, struktur modal, struktur kepemilikan, profitabilitas,

dan ukuran perusahaan yang dimiliki dan dihasilkan perusahaan. Informasi nilai perusahaan

itu sendiri dapat dilihat dari laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan secara berkala.

Tingkat laba bersih perusahaan menjadi salah satu indikator pertimbangan untuk

investor dalam mengambil keputusan investasi. Tingkat laba bersih perusahaan dapat dilihat

dari besarnya Earning Per Share (EPS) yang dihasilkan perusahaan. Semakin besar nilai

EPS, maka semakin besar pula laba bersih yang disediakan perusahaan untuk para pemegang

saham (Kartiko, 2015). Sehingga menarik investor untuk menanamkan saham atau modal

diperusahaan yang berpengaruh terhadap peningkatan nilai perusahaan.

Sumber dana perusahaan dapat berasal dari modal sendiri dan pinjaman dana yang

bersifat hutang jangka panjang. Indikator struktur modal yang digunakan pada penelitian ini

adalah debt to equity ratio (DER). DER adalah perbandingan antara kewajiban jangka

panjang dan ekuitas pemegang saham (Subramanyam,2010). Semakin besar nilai DER maka

semakin besar hutang yang dimiliki oleh perusahaan berarti struktur modal perusahaan

banyak berasal dari pinjaman dana pada pihak luar yang mencerminkan risiko perusahaan

relative tinggi. Semakin besar nilai DER ini berpengaruh terhadap penurunan nilai

perusahaan.

Struktur kepemilikan saham juga berpengaruh terhadap kinerja perusahaan yang

berarti mempengaruhi tujuan perusahaan untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Indikator

struktur kepemilikan yang digunakan pada penelitian ini adalah kepemilikan institusional.

Semakin tinggi kepemilikan institusional perusahaan akan berpengaruh terhadap peningkatan

pengawasan eksternal pada perusahaan. Sehingga mempengaruhi peningkatan terhadap nilai

perusahaan.

Profitabilitas berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan untuk jangka

panjang karena profitabilitas mencerminkan ukuran laba yang dihasilkan oleh perusahaan.

Pada penelitian ini profitabilitas dihitung menggunakan Return On Equity (ROE). Rasio ini

mengkaji sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimiliki untuk

mampu memberikan laba atas ekuitas (Fahmi, 2015). Semakin tinggi ROE maka akan

semakin baik reputasi yang dimiliki perusahaan sehingga berpengaruh pada kenaikan nilai

perusahaan.

Ukuran perusahaan mencerminkan besarnya total asset yang dimiliki menunjukkan

bahwa semakin baik kemampuan perusahaan dalam menanggung risiko yang kemungkinan

dimiliki oleh perusahaan. Besarnya total asset juga sebagai tolak ukur kepercayaan investor

dan pihak luar terhadap perusahaan sehingga akses dana perusahaan akan lebih mudah. Oleh

sebab itu, semakin besar ukuran perusahaan maka nilai perusahaan akan semakin naik.

Dalam penelitian Kartiko (2015), yang berjudul Pengaruh Earnings Per Share,

Struktur Modal, Return On Equity, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan pada

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013. Hasil

penelitiannya menunjukkan secara simultan earnings per share , strktur modal, return on

equity, dan ukuran perusahaan mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan. Penelitian

yang dilakukan Yuniyanti, Topowijono, dan Sri (2016), yang berjudul Pengaruh Struktur

Modal, Struktur Kepemilikan, dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan

Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Tetdaftar Di BEI Tahun 2011-2014. Hasil

penelitiannya menunjukkan secara simultan variabel DER, kepemilikan institusional,

kepemilikan manajerial dan ROE berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

Penelitian lain yang dilakukan Maryani (2016), yang berjudul Pengaruh Likuiditas,

Profitabilitas, Kebijakan Dividen Kebijakan Hutang , dan Kepemilikan Manajerial Terhadap

Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010-2013.

Hasil penelitiannya menunjukkan secara simultan CR, ROE, DPR, DER dan kepemilikan

manajerial berpengaruh signifikan terhadap PBV.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk membahas dan mengangkat

judul penelitian “Pengaruh Earning Per Share, Struktur Modal, Struktur Kepemilikan,

Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2013-2016”.

Perumusan Masalah

1. Apakah earning per share berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2016?

2. Apakah struktur modal yang diproksikan dengan DER (Debt to Equity Ratio)

berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

BEI tahun 2013-2016?

3. Apakah struktur kepemilikan berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2016?

4. Apakah profitabilitas yang diproksikan dengan ROE (Return on equity) berpengaruh

terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun

2013-2016?

5. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2016?

6. Apakah earning per share,struktur modal, struktur kepemilikan, profitabilitas, dan

ukuran perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2016?

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh earning per share terhadap nilai perusahaan pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2016.

2. Untuk mengetahui pengaruh struktur modal yang diproksikan dengan DER (Debt to

Equity Ratio) terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

BEI tahun 2013-2016.

3. Untuk mengetahui pengaruh struktur kepemilikan terhadap nilai perusahaan pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2016.

4. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas yang diproksikan dengan ROE (Return on

equity) terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

tahun 2013-2016.

5. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2016.

6. Untuk mengetahui pengaruh earning per share,struktur modal, struktur kepemilikan,

profitabilitas, dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2016.

B. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

Kajian Pustaka

Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan merupakan kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh harga saham

yang dibentuk oleh permintaan dan penawaran di pasar modal yang merefleksikan penilaian

masyarakat terhadap kinerja perusahaan (Harmono, 2014:233), dalam Yuniyanti,Topowijono

dan Sri (2016). Nilai perusahaan berarti dapat dilihat dari harga saham perusahaan, jika harga

saham perusahaan tinggi maka nilai perusahaan akan meningkat. Harga saham yang

digunakan umumnya mengacu pada harga penutupan (clossing price), dan merupakan harga

yang terjadi pada saat saham diperdagangkan di bursa.

Earning Per Share

Earning per Share (EPS) merupakan ukuran penting yang digunakan untuk mengukur

kinerja perusahaan. Menurut Reni dan Suyanto (2015), Earning Per Share (EPS) adalah

keuntungan perusahaan yang bisa dibagikan kepada pemegang saham. Tapi dalam

prakteknya, tidak semua keuntungan ini dapat dibagikan, ada sebagian yang ditahan sebagai

laba ditahan.

Struktur Modal

Struktur modal adalah bagian dari keputusan pendanaan perusahaan. Struktur modal

adalah cara bagaimana perusahaan mendanai aktivanya (Weston & Copeland, 1995), dalam

Kartiko (2015). Sedangkan menurut Hery (2016), rasio struktur modal merupakan rasio yang

menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kemajibannya. Rasio

struktur modal diperlukan untuk kepentingan analisis kredit atau analisis risiko keuangan.

Struktur modal pada penelitian ini diukur dengan debt to equity ratio (DER). DER

merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya proporsi utang terhadap modal.

Struktur Kepemilikan

Institusi adalah pihak yang memiliki kemampuan profesional dalam pembuatan

keputusan dan untuk menetapkan baik atau buruknya kinerja perusahaan. Kepemilikan

institusional merupakan presentase saham yang dimiliki oleh pemilik institusi dan

kepemilikan blockholder. Blockholder merupakan kepemilikan individu atas nama

perorangan diatas 5%, tetapi tidak termasuk ke dalam golongan kepemilikan insider. Apriada

(2013:22), dalam Yuniyanti, Topowijono, dan Sri (2016), kepemilikan institusional

merupakan proporsi kepemilikan saham oleh investor institusi. Investor institusional diyakini

memiliki kemampuan untuk memonitor tindakan manajemen lebih baik dibandingkan

investor individual.

Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Para investor

menanamkan saham pada perusahaan adalah untuk mendapatkan return.. Profitabilitas pada

penelitian ini diukur dengan return on equity (ROE). Menurut Kartiko (2015), Return on

equity merupakan rasio yang sangat penting bagi pemilik perusahaan (common stockholder),

karena rasio ini menunjukkan tingkat kembalian yang dihasilkan oleh manajemen dari modal

yang disediakan oleh pemilik perusahaan.

Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang dapat

dinyatakan dengan total aset yang dimiliki. Jika perusahaan memiliki aset yang besar, maka

pihak manajemen perusahaan lebih leluasa dalam mempergunakan aset untuk meningkatkan

nilai perusahaan dan menjalankan kegiatan operasional perusahaan (Dewi dan Ary, 2013),

dalam Kartiko (2015). Perusahaan dengan ukurannya yang besar akan meningkatkan

kepercayaan investor untuk menanamkan modal pada perusahaan karena investor yakin

kelangsungan hidup usahanya lebih terjamin dan risiko kebangkrutan itu kemungkinan kecil

daripada perusahaan yang memiliki ukuran kecil.

Kerangka Pemikiran

H1

H2

H3

H4

H5

H6

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Hipotesis

H1 :Diduga terdapat pengaruh antara earning per share (EPS) terhadap nilai perusahaan.

H2 :Diduga terdapat pengaruh antara struktur modal terhadap nilai perusahaan.

H3 :Diduga terdapat pengaruh antara struktur kepemilikan terhadap nilai perusahaan.

H4 :Diduga terdapat pengaruh antara profitabilitas terhadap nilai perusahaan.

H5 :Diduga terdapat pengaruh antara ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan.

H6 :Diduga earning per share (EPS), struktur modal, struktur kepemilikan, profitabilitas,

dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Earning Per Share (X1)

Struktur Modal (X2)

Struktur Kepemilikan

(X3)

Profitabilitas (X4)

Ukuran Perusahaan (X5)

Nilai Perusahaan

(Y)

C. METODOLOGI PENELITIAN

Variabel Dependen (Y)

Nilai perusahaan pada penelitian ini diukur dengan price to book value (PBV). Fahmi

(2012), merumuskan PBV sebagai berikut:

Variabel Independen

Earning Per Share (EPS) (X1)

Earning Per Share (EPS) adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberikan

kepada para pemegang saham dari setiap lembar saham yang dimiliki (Fahmi, 2012),

perhitungan EPS dirumuskan sebagai berikut:

Struktur Modal (X2)

Struktur modal dalam penelitian ini diukur dengan debt to equity ratio (DER). DER

dihitung sebagai hasil bagi antar total utang dengan modal (Hery, 2015), perhitungan DER

dirumuskan sebagai berikut:

Struktur Kepemilikan (X3)

Kepemilikan institusional diungkapkan melalui jumlah kepemilikan saham yang

dimiliki institusi dibagi dengan jumlah saham perusahaan yang beredar. Secara sistematis

perhitungan kepemilikan institusional tersebut dirumuskan sebagai berikut (Masdupi, 2005),

dalam Yuniyanti, Topowijono, dan Sri (2016):

Profitabilitas (X4)

Profitabilitas pada penelitian ini diukur dengan Return On Equity (ROE). ROE

digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari

setiap rupiah dana yang tertanam dalam total ekuitas (Hery, 2015), perhitungan ROE

dirumuskan sebagai berikut:

Ukuran Perusahaan (X5)

Ukuran perusahaan adalah besarnya aset yang dimiliki oleh M ’ ,

2008), dalam Kartiko (2015), ukuran perusahaan diukur dengan nilai logaritma dari total

aktiva. Rumus ukuran perusahaan yaitu:

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah metode dokumentasi yaitu suatu

proses pencatatan dan perekaman data yang berhubungan dengan manfaat penelitian, yaitu

meliputi data laporan keuangan yang diperoleh dari www.idx.co.id di Bursa Efek Indonesia.

Teknik Penentuan Populasi dan Sampel

Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) tahun 2013-2016. Populasi berjumlah 144 perusahaan manufaktur yang

terdaftar di BEI tahun 2010-2013.

Sampel

Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunkan purposive sampling yaitu teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sampel penelitian berjumlah 64 perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 20102013. Kriteria pemilihan sampel adalah:

1. Merupakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2013-2016.

2. Perusahaan manufaktur yang mempublikasikan laporan keuangannya secara kontinyu

selama periode 2013-2016.

3. Perusahaan yang melaporkan harga sahamnya dari tahun 2013-2016.

4. Perusahaan manufaktur tidak pernah mengalami kerugian selama periode 2013-2016.

5. Perusahaan manufaktur yang memiliki modal saham yang dimiliki oleh pihak

institusional perusahaan secara berturut-turut dari tahun 2013-2016.

6. Perusahaan manufaktur menggunakan rupiah (Rp) sebagai mata uang periode 2013-

2016.

Metode Analisis

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis data

kuantitatif.

Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaranatau deskripsi suatu data yang dilihat dari

nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis,

dan skewness.

Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Menurut (Ghozali, 2013) untuk menguji apakah distribusi dari data residualnya

normal atau tidak, dapat dilakukan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S).

Uji K-S dengan membuat hipotesis :

H0 : Data residual berdistribusi normal.

HA : Data residual berdistribusi tidak normal.

Jika sig < 0,05, maka H0 tidak diterima.

Jika sig > 0,05, maka H0 diterima.

Uji Multikolinearitas

Menurut (Ghozali, 2013), uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (variabel independen). Untuk

mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas dalam penelitian ini, jika nilai tolerance

menunjukkan < 0.10 atau sama dengan VIF (Variance Iflation Factor) > 10, maka berarti

menunjukkan adanya multikolonieritas. Jika nilai tolerance menunjukkan > 0.10 atau sama

dengan VIF (Variance Iflation Factor) < 10, maka berarti menunjukkan tidak adanya

multikolonieritas.

Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2013), uji autokorelasi bertujuan menguji model regresi linear ada

korelasi antara residual / kesalahan pengganggu pada periode t dengan residual / kesalahan

pengganggu pada periode sebelumnya (t-1). Model regresi yang baik adalah model regresi

yang bebas autokorelasi atau tidak terdapat autokorelasi. Salah satu cara untuk mendeteksi

autokorelasi dengan Run Test.

Menurut Wahyono (2012), pengujian dengan menggunakan uji Run Test dengan ketentuan

sebagai berikut:

Jika Sig > 0.05, maka Ho diterima.

Jika Sig < 0.05 maka Ho ditolak.

Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2013), uji rank spearman dilakukan dengan cara meregresikan

antara variabel independen dengan nilai absolut residualnya. Jika nilai signifikansi antara

variabel independen dengan absolut residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah

heteroskedastisitas.

Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda adalah analisis untuk mengukur besarnya pengaruh

antara earning per share (EPS), struktur modal, struktur kepemilikan, profitabilitas, dan

ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan. Maka persamaan regresi dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Dimana:

Uji Hipotesis

Setelah pengujian koefisien, untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen

mempengaruhi variabel dependen, yaitu dengan pengujian uji koefisien determinasi, uji t dan

uji f.

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Menurut Ghozali (2013), koefisien regresi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien

determinasi adalah antar nol dan satu. Nilai R2 kecil berarti kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang

mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hamper semua informasi

yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Y : Nilai Perusahaan X4 : Profitabilitas

α : Konstanta X5 : Ukuran Perusahaan

X1 : Earning Per Share (EPS) Β1-5 : Koefisien variabel independen

X2 : Struktur Modal e : Error

X3 : Struktur Kepemilikan

Y α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + e

Uji Simultan (Uji-F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau

variabel bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau

variabel terikat (Ghozali, 2013). Tingkat signifikansi yang digunakan adalah sebesar 5%,

dengan derajat kebebasan df = (n-k-1), dimana (n) adalah jumlah observasi dan (k) adalah

jumlah variabel.

Uji Parsial (Uji-T)

Uji T statistik pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh variabel independen

mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013).

Pengujian dilakukan menggunakan uji-t dengan tingkat signifikansi yang digunakan sebesar

5% dengan derajat kebebasan df = (n-k-1), dimana (n) adalah jumlah observasi dan (k) adalah

jumlah variabel.

D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Unit Analisis/Observasi

Berdasarkan data olahan SPSS yang meliputi nilai perusahaan (PBV), earning per

share (EPS), struktur modal (DER), kepemilikan Institusional (KI), profitabilitas (ROE) dan

ukuran perusahaan, maka akan dapat diketahui nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata

(mean) dan standar deviasi dari setiap variabel.

Tabel 4.1

Hasil Statistik Deskriptif

Sumber: output spss 20 data diolah (2018)

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Uji Normalitas

Tabel 4.2

Hasil Uji Normalitas

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

EPS 200 ,25 58,89 11,5616 11,06591

DER 200 ,27 1,54 ,7985 ,29769

KI 200 ,57 1,00 ,8220 ,10211

ROE 200 ,03 ,61 ,3309 ,12241

TA 200 ,37 9,58 1,9398 1,91016

PBV 200 ,28 2,99 1,3059 ,62316

Valid N (listwise) 200

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 200

Normal Parametersa,b

Mean ,0000000

Std. Deviation ,47623623

Most Extreme Differences

Absolute ,050

Positive ,050

Negative -,042

Kolmogorov-Smirnov Z ,710

Asymp. Sig. (2-tailed) ,695

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber: output spss 20 data diolah (2018)

Data hasil uji statistik di atas pada tabel 4.2 setelah di outlier, besarnya nilai

Kolmogorov-Smirnov adalah 0,710 dan signifikannya 0,695 > 0,05, maka H0 dapat diterima,

yang berarti data residual berdistribusi normal.

Sumber : output spss 20 data diolah (2018)

Gambar 4.1

Grafik Normal Probability Plot (Setelah di Outlier)

Pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan

penyebarannya mendekati geras diagonal. Maka dapat disimpulkan bahwa data dalam model

regresi berdistribusi normal.

Uji Multikolonieritas

Tabel 4.3

Hasil Uji Multikolonieritas (Setelah di Outlier) Coefficients

a

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

(Constant)

EPS ,528 1,893

DER ,919 1,088

KI ,948 1,055

ROE ,778 1,285

TA ,612 1,634

a. Dependent Variable: PBV

Sumber : output spss 20 data diolah (2018)

Dari tabel diatas, hasil uji multikolonieritas menunjukkan hasil variabel EPS, variabel

struktur modal yang diproksikan dengan DER, variabel struktur kepemilikan yang

diproksikan dengan kepemilikan institusional, variabel profitabilitas yang diproksikan dengan

ROE, dan variabel uuran perusahaan memiliki nilai tolerance > 0.10 dan nilai VIF < 10,

maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolonieritas.

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Tabel 4.4

Hasil Uji Rank Spearman (Uji Heteroskedastisitas)

(Setelah di Outlier) Correlations

EPS DER KI ROE TA Unstandardized

Residual

Spe

a

r

m

a

n

'

s

r

h

o

EPS

1,000 -,208** -,034 ,636

** ,465

** ,016

Sig. (2-tailed) . ,003 ,637 ,000 ,000 ,817

N 200 200 200 200 200 200

DER

Correlation

Coefficient -,208

** 1,000 -,005 -,201

** ,093 ,035

Sig. (2-tailed) ,003 . ,944 ,004 ,191 ,624

N 200 200 200 200 200 200

KI

Correlation

Coefficient -,034 -,005 1,000 ,067 -,196

** ,004

Sig. (2-tailed) ,637 ,944 . ,349 ,005 ,954

N 200 200 200 200 200 200

ROE

Correlation

Coefficient ,636

** -,201

** ,067 1,000 ,312

** ,010

Sig. (2-tailed) ,000 ,004 ,349 . ,000 ,883

N 200 200 200 200 200 200

TA

Correlation

Coefficient ,465

** ,093 -,196

** ,312

** 1,000 -,043

Sig. (2-tailed) ,000 ,191 ,005 ,000 . ,549

N 200 200 200 200 200 200

Unstandardized

Residual

Correlation

Coefficient ,016 ,035 ,004 ,010 -,043 1,000

Sig. (2-tailed) ,817 ,624 ,954 ,883 ,549 .

N 200 200 200 200 200 200

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber : output spss 20 data diolah (2018)

Dari hasil uji diatas diketahui bahwa korelasi nilai signifikansi dari absolut residual

masing-masing variabel independen > 0.05 maka dapat disimpulkan pada model regresi tidak

ditemukan adanya masalah heteroskedastisitas.

Hasil Uji Autokorelasi

Tabel 4.5

Hasil Uji Autokorelasi (Setelah di Outlier) Runs Test

Unstandardized

Residual

Test Valuea 1,39501

b

Cases < Test Value 199

Cases >= Test Value 1

Total Cases 200

Number of Runs 3

Z ,101

Asymp. Sig. (2-tailed) ,920

a. Median

Sumber : output spss 20 data diolah (2018)

Berdasarkan hasil diatas menunjukkan dari nilai sig sebesar 0,920 > 0,05. Hal ini

berarti model regresi tidak terjadi autokorelasi.

Analisis Regresi Linier Berganda

Tabel 4.6

Hasil Uji Regresi Linier Berganda (Setelah di Outlier) Coefficients

a

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -,049 ,039 -1,266 ,207

EPS -,352 ,093 -,237 -3,777 ,000

DER -,029 ,046 -,030 -,632 ,528

KI -,040 ,036 -,052 -1,103 ,271

ROE ,702 ,048 ,755 14,589 ,000

TA ,310 ,057 ,317 5,432 ,000

a. Dependent Variable: PBV

Sumber : output spss 20 data diolah (2018)

PBV = -0,049- 0,352 EPS - 0,029 DER - 0,040 KI + 0,702 ROE + 0,310 TA + e

Uji Hipotesis

Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji Statistik t)

Tabel 4.7

Hasil Uji t atau Uji Parsial (Setelah di Outlier) Coefficients

a

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -,049 ,039 -1,266 ,207

EPS -,352 ,093 -,237 -3,777 ,000

DER -,029 ,046 -,030 -,632 ,528

KI -,040 ,036 -,052 -1,103 ,271

ROE ,702 ,048 ,755 14,589 ,000

TA ,310 ,057 ,317 5,432 ,000

a. Dependent Variable: PBV

Sumber : output spss 20 data diolah (2018)

Berdasarkan hasil uji t pada tabel 4.8 dapat dijelaskan pengaruh variabel independen

secara parsial terhadap variabel dependen sebagai berikut :

w f β1

negatif sebesar -0,352 , nilai thitung sebesar -3,777 dengan signifikansi 0,000. Karena

signifikansi 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan HA diterima.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa EPS berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dengan

demikian hipotesis pertama (H1) diterima.

D w f β2 DER bernilai

negatif sebesar -0,029, nilai thitung sebesar -0,632 dengan signifikansi 0,528. Karena

signifikansi 0,528 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan HA ditolak.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa DER tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Dengan demikian hipotesis kedua (H2) ditolak.

Pengaruh kepemilikan institusional (KI) terhadap nilai perusahaan diketahui bahwa

f β3 f -0,040, nilai thitung sebesar -1,103 dengan signifikansi

0,271. Karena signifikansi 0,271 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan HA

ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa KI tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Dengan demikian hipotesis ketiga (H3) ditolak.

Pengaruh ROE terhadap nilai perusahaan diketahu w f β4

positif sebesar 0,702, nilai thitung sebesar 14,589 dengan signifikansi 0,000. Karena

signifikansi 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan HA diterima.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa ROE berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dengan

demikian hipotesis keempat (H4) diterima. Pengaruh ukuran perusahaan (TA) terhadap

w f β5 f 0,310, nilai thitung

sebesar 5,432 dengan signifikansi 0,000. Karena signifikansi 0,000 < 0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa H0 ditolak dan HA diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa TA

berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian hipotesis kelima (H5) diterima.

Hasil Uji Simultan (Uji Statistik F)

Tabel 4.11

Hasil Uji F atau Uji Simultan (Setelah di Outlier) ANOVA

a

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 66,605 5 13,321 57,258 ,000b

Residual 45,133 194 ,233

Total 111,738 199

a. Dependent Variable: PBV

b. Predictors: (Constant), TA, DER, KI, ROE, EPS

Sumber : output spss 20 data diolah (2018)

Berdasarkan hasil uji F pada tabel diatas, dapat dilihat Fhtung sebesar 57,258 dan Ftabel

2,26 α 0,05, f 5, f y 200 f 0,000.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa Fhitung > Ftabel (57,258 > 2,26) dengan signifikansi

0,000 < 0,05 yang menunjukkan secara bersama-sama EPS, DER, KI, ROE dan UP

berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

Uji Koefisien Determinasi

Tabel 4.12

Hasil Uji Adjusted R Square (Setelah di Outlier) Model Summary

b

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 ,772a ,596 ,586 ,48233426

a. Predictors: (Constant), TA, DER, KI, ROE, EPS

b. Dependent Variable: PBV

Sumber : output spss 20 data diolah (2018)

Berdasarkan tabel 4.10 di atas nilai Adjusted R Square, diperoleh nilai koefisien

determinasi sebesar 0,586. Hal ini berarti bahwa variabel independen (EPS, DER, KI, ROE

dan ukuran perusahaan), mampu menjelaskan nilai perusahaan sebesar 58,6%. Sedangkan

sisanya 41,4%, dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

Pembahasan dan Interpestasi

1. Pengaruh EPS terhadap Nilai Perusahaan

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa EPS berpengaruh signifikan negatif

, f α -0,352, nilai sig

0,000 < 0,05 dan t hitung < t tabel (-3,777 < 1,97190). Hasil ini relevan dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Kartiko (2015), menyatakan bahwa EPS berpengaruh

signifikan negatif terhadap nilai perusahaan.

Hal ini menunjukkan bahwa apabila nilai EPS mengalami peningkatan maka nilai

perusahaan akan mengalami penurunan. Itu terjadi karena didalam penelitian ini terdapat

beberapa perusahaan yang melakukan stock split (pemecahan saham) sehingga informasi laba

yang ditunjukkan melalui EPS tidak mencerminkan harga saham yang menjadi perhitungan

nilai perusahaan.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Kartiko (2015) yang menyatakan bahwa

Informasi laba yang ditunjukkan melalui EPS tidak mencerminkan harga saham yang

merupakan dasar perhitungan nilai perusahaan. Perilaku investor yang sedemikian rupa dapat

menyebabkan ketidakberaturan di pasar modal atau anomali pasar. Anomali pasar

menciptakan hubungan yang tidak rasional antara informasi publik yang tersedia dengan

harga saham, hal tersebut menjadikan sulit untuk dijelaskan.

2. Pengaruh DER terhadap Nilai Perusahaan

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa DER tidak berpengaruh signifikan negatif

terhadap nilai perusahaan, dimana nilai sig 0,528 > 0,05 dan t hitung < t tabel (-0,632 <

1,97190). Hasil ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kartiko (2015),

menyatakan bahwa DER tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Hal ini dapat terjadi karena didalam penelitian ini ada beberapa perusahaan yang

memiliki nilai modal lebih kecil dari nilai hutang yang menunjukkan bahwa perusahaan

tersebut kurang mampu memenuhi kewajibannya dengan modal yang dimilikinya. Sehingga

indikator DER dianggap kurang berpengaruh dalam perhitungan nilai perusahaan karena

tidak mempengaruhi harga saham.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Kartiko (2015), yang menyatakan

bahwa besarnya nilai modal perusahaan yang relatif lebih besar dari hutang menjadikan nilai

DER semakin rendah dan membuat kemampuan perusahaan manufaktur dalam memenuhi

kewajibannya tidak diragukan lagi. Struktur modal yang sedemikian rupa membuat investor

tidak lagi khawatir perusahaan tidak mampu memenuhi kewajibannya. Sehingga indikator

DER dianggap kurang berpengaruh dalam keputusan investasi dan tidak memengaruhi harga

saham yang menjadi dasar perhitungan nilai perusahaan.

3. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa KI tidak berpengaruh terhadap nilai

perusahaan, dimana nilai sig 0,271 > 0,05 dan t hitung < t tabel (-1,103 < 1,97190). Hasil ini

relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ucchati dan Agung (2016), menyatakan

bahwa KI tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Hal ini dapat terjadi karena didalam penelitian ini ada beberapa perusahaan yang

berafiliasi pihak institusionalnya masih memiliki hubungan istimewa atau hubungan

kekeluargaan sehingga menyebabkan kinerja perusahaannya kurang optimal dikarenakan

tidak tegasnya dalam menjalankan kebijakan. Sehingga indikator kepemilikan institusional

dianggap kurang berpengaruh dalam perhitungan nilai perusahaan karena tidak

mempengaruhi harga saham.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Ucchati dan Agung (2016), yang

menyatakan bahwa kepemilikan saham oleh pihak institusional didominasi oleh pihak-pihak

yang tidak independen (berafiliasi satu sama lain) sehingga fungsi kepemilikan institusional

sebagai pengawas bagi manajemen tidak bisa berjalan semestinya walaupun kepemilikan

saham oleh pihak institusional tinggi. Kondisi ini menyebabkan agency problem tidak bisa

ditekan dan dapat berimbas pada market value perusahaan yang menurun.

4. Pengaruh ROE terhadap Nilai Perusahaan

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ROE berpengaruh terhadap nilai

perusahaan, dimana nilai sig 0,000 < 0,05 dan t hitung > t tabel (14,589 > 1,97190). Hasil ini

relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mirry, Topowijono dan Sulasmiyati

(2016), menyatakan bahwa ROE berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Hal ini dapat terjadi karena didalam penelitian ini banyak perusahaan yang memiliki

nilai ekuitas lebih besar dari nilai laba setelah pajak yang menyebabkan besarnya nilai ROE.

Besarnya nilai ROE menunjukkan besarnya tingkat pengembalian laba yang akan diterima

investor. Sehingga indikator ROE dianggap berpengaruh terhadap keputusan investasi bagi

investor yang menyebabkan kepercayaan investor terhadap perusahaan meningkat dan

investor tertarik untuk membeli saham perusahaan. Hal ini mempengaruhi peningkatan harga

saham. Ini berarti ROE berpengaruh dalam perhitungan nilai perusahaan.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Kartiko (2015), yang menyatakan bahwa

tingkat pengembalian tinggi terhadap saham, maka kepercayaan investor terhadap suatu

perusahaan akan semakin meningkat. Dengan meningkatnya kepercayaan investor, maka

nilai PBV juga akan meningkat sehingga ROE berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

5. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap

nilai perusahaan, dimana nilai sig 0,000 < 0,05 dan t hitung < t tabel (5,432 > 1,97190).

Hasil ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kartiko (2015), menyatakan

bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Dalam penelitian menunjukkan bahwa besarnya ukuran perusahaan menjadi tolak

ukur bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Perusahaan yang memiliki ukuran

perusahaan yang besar kemungkinan tingkat kebankrutan yang akan terjadi rendah. Sehingga

kepercayaan investor meningkat terhadap perusahaan, investor menjadi tertarik untuk

membeli saham perusahaan. Sehingga mempengaruhi peningkatan harga saham. Ini berarti

ukuran perusahaan berpengaruh dalam perhitungan nilai perusahaan.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Kartiko (2015), yang menyatakan bahwa

perusahaan dengan sumber daya (aset) yang besar dapat menghasilkan laba yang optimal dari

skala produksi yang dimilikinya. Laba yang optimal adalah ekspektasi investor karena return

dari investasi saham berasal dari sebagian laba yang mampu dihasilkan perusahaan.

E. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2016.

2. Struktur modal (DER) tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2016.

3. Struktur kepemilikan (KI) tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2016.

4. Profitabilitas (ROE) berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2016.

5. Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2016.

6. Secara simultan Earning Per Share (EPS), Struktur modal (DER), Struktur

kepemilikan (KI), Profitabilitas (ROE), dan Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap

nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2016.

Saran

1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah atau mengganti variabel

independen dalam penelitian ini dengan variabel lain yang dianggap dapat

memberikan hasil penelitian lebih akurat serta memiliki pengaruh yang lebih dominan

terhadap nilai perusahaan.

2. Peneliti-peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan sampel perusahaan selain

perusahaan manufaktur dan memperpanjang periode penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Ayu, Nita Widyasari dkk. (2015). Pengaruh Good Corporate Governance (Gcg) Dan

Pengungkapan Corporate Social Responsibility (Csr) Terhadap Nilai Perusahaan

(Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei Periode 2011-2013).

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 26 No.1 September 2015|

administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id.

Fahmi, Irham. (2015). Analisis laporan keuangan. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Gde, Luh Krisna Dewi & Ayu Aryista Dewi. (2016). Pengaruh Diversitas Dewan Komisaris

Dan Direksi Pada Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Sektor Keuangan Yang

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2013. E-Jurnal Akuntansi Universitas

Udayana Vol.16.1. Juli (2016): 812-836 ISSN: 2302-8556.

Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS Edisi 7.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hery. (2016). Analisis Laporan Keuangan Pendekatan. Yogyakarta: CAPS (Center for

Academic Publishing Service).

Kartiko, Kukuh Dani. (2015). Pengaruh Earnings Per Share, Struktur Modal, Return On

Equity, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi.Kode Jurnal:

jpmanajemendd150611.

Manoppo, Heven & Fitty Valdi Arie. (2016). Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan

dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Periode 2011-2014. Jurnal EMBA, Vol.4 No.2 Juni 2016.

Maryani, Leni. (2016). Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Kebijakan Dividen, Kebijakan

Utang dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan

Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013. Jurnal

Akuntansi.Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Reni, Silvi Cusyana & Suryanto. (2015). Pengaruh Earning per Share, Debt to Equity Ratio,

Suku Bunga dan Inflasi terhadap Price to Book Value pada Perbankan di Bursa Efek

Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan, JRAP Vol. 1 no. 2, hal 160-170

ISSN 2339 – 1545.

Sri, Ayu Mahatma Dewi & Ary Wirajaya. (2013). Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas

Dan Ukuran Perusahaan Pada Nilai Perusahaan. E-Jurnal Akuntansi Universitas

Udayana 4.2 (2013): 358-372 ISSN: 2302-8556.

Subramanyam, K. R. & John J.Wild. (2010). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba

Empat.

Sudarma, Made. 2004. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Faktor Internal dan Faktor

Eksternal terhadap Struktur Modal dan Nilai Perusahaan. Disertasi. Jurnal Akuntansi

Universitas Brawijaya Malang.

Sugiarto, Melanie. 2011. Pengaruh Struktur Kepemillkan dan Kebijakan Dividen terhadap

Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Hutang sebagai Intervening. Jurnal Akuntansi

Kontemporer, 3(1): 1—25.

Supranto, J. (2008). Statistik: Teori dan Aplikasi Edisi ketujuh. Jakarta: Erlangga.

Uccahati, Ayu Warapsari & Agung Suaryana. (2016). Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan

Institusional Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Utang Sebagai Variabel

Intervening. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol.16.3. September (2016):

2288-2315 ISSN: 2302-8556.

Wahyono, T. (2012). Analisis Statistik Mudah dengan SPSS 20. Jakarta : PT Elex Media

Komputindo.

Yuniyanti, Mirry Pasaribu dkk. (2016). Pengaruh Struktur Modal, Struktur Kepemilikan dan

Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Sektor Industri Dasar dan

Kimia yang Terdaftar di Bei Tahun 2011-2014. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol.

35 No. 1 Juni 2016.

www.idx.co.id