Geoperkot Fixx

download Geoperkot Fixx

of 6

description

asa

Transcript of Geoperkot Fixx

TUGASGEOGRAFI PERKOTAAN(GEL 2304)

Literature ReviewTerhadap Jurnal Perubahan Konsep Perkotaan di Indonesia dan Implikasinya Terhadap Analisis Urbanisasi

Dibuat Oleh:1. Kania Dheanova A14/365300/GE/078062. Rabella Ramadina Panjaitan14/365302/GE/078073. Maria Priskila Saragih14/365330/GE/078284. Safira Prameswari14/365846/GE/07838

FAKULTAS GEOGRAFIUNIVERSITAS GADJAH MADAYOGYAKARTA2015BAB IPENDAHULUAN

Salah satu sistem yang dapat digunakan untuk melakukan analisis data dalam pembuatan jurnal adalah skoring. Sistem skoring merupakan sebuah cara dalam menganalisis data dengan memberikan nilai terhadap keadaan yang ada berdasarkan kriteria-kriteria yang ditentukan. Kriteria tersebut dapat ditentukan dengan adanya peraturan yang berlaku berdasarkan studi literature pada penelitian lain. Pada jurnal ini, skoring digunakan dalam melakukan analisis terhadap perubahan konsep perkotaan di Indonesia dan implikasinya terhadap urbanisasi.Seiring dengan berjalannya waktu, konsep atau definisi mengenai perkotaan di Indonesia sejak sensus penduduk 1961-2000 telah mengalami perubahan sebanyak 4 kali,. Perubahan tersebut disebabkan oleh bertambahnya parameter mengenai suatu wilayah yang dikatakan sebagai kota. Perubahan konsep perkotaan ini sangat berimplikasi terhadap analisis urbanisasi yang dilakukan antar waku sehingga berdampak pada reklasifikasi wilayah yang disebabkan oleh perubahan konsep perkotan. Oleh karena itu, pada kasus ini sistem skoring digunakan untuk menentukan desa kota agar tidak terjadi perbedaan presepsi terhadap terminologi urbanisasi yang akan menimbulkan masalah. Dengan sistem ini, diharapkan data yang dihasilkan akan menjadi lebih terukur. Namun, tetap saja setiap sistem yang digunakan dalam menganalisis data memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, sehingga mengenai sistem skoring akan dibahas lebih lanjut pada literature review ini.

BAB IIPEMBAHASAN

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa sistem skoring digunakan untuk memberikan nilai pada masing-masing karakteristik parameter dari sub-sub variabel agar dapat dihitung nilainya serta dapat ditentukan petingkatnya. Sistem ini ditentukan melalui prosedur penskalaan yang kemudian akan menghasilkan angka-angka pada level pengukuran interval dan diinterpretasikan hanya berupa kategori-kategori atau kelompok-kelompok skor pada level ordinal. Skor-skor mentah (row score) yang dihasilkan suatu skala merupakan penjumlahan dari skor item-item dalam skala itu. Relativitas hasil pengukuran ini lah yang selalu membawa permasalahan mengenai cara-cara pengelompokan (kategorisasi) apabila diperlukan pemisahan subjek ke dalam kelompok diagnosis yang berbeda. Metode skoring yang tanpa memperhitungkan faktor jarak atau kedekatan karakteristik antar wilayah juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya tidak tertangkapnya perbedaan kondisi geografis dan sosiologis antar wilayah sehingga menghasilkan pengklasifikasian yang tidak tetap. Selain itu penggunaan sistem skoring dapat menimbulkan kerancuan, karena standar yang digunakan adalah kualitatif bukanlah kuantitatif. Sistem skoring ini juga akan semakin rumit apabila parameter yang digunakan semakin banyak, sehingga semakin memperbesar potensi ketidakkonsistenan dan subjektivitas.Masalah yang mungkin timbul dalam pendekatan parametrik sistem skoring ini adalah dalam pemilihan sifat, penarikan batas-batas kelas, waktu yang digunakan untuk mengkuantifikasikan sifat serta kenyataan bahwa masing-masing klasifikasi hanya diperuntukan untuk penggunaan tertentu saja. Pendekatan parameter yang kurang baik dalam sistem analisis data secara skoring yang digunakan dalam jurnal ini menyebabkan semakin sulitnya menganalisis urbanisasi yang terjadi antar waktu. Selain itu dapat dilihat bahwa dalam jurnal terdapat tabel-tabel sistem skoring untuk menentukan desa perkotaan pada tahun 1980 dan 2000. Skor yang ditampilkan pada Tabel 1. Sistem Skoring untuk Menentukan Desa Perkotaan Tahun 1980 merupakan akumulasi skor dari tiga parameter yang digunakan, yang selanjutnya akan menjadi salah satu kriteria penentu dalam menentukan suatu desa tergolong perkotaan. Sedangkan pada Tabel 2. Sistem Skoring untuk Menentukan Desa Perkotaan Tahun 2000 lebih menjelaskan skor dari masing masing parameter. Pada tahun 2000 terjadi modifikasi skala pada parameter tahun 1980. Pada kasus ini, tidak dijelaskan secara rinci mengenai modifikasi tersebut. Sehingga pembaca tidak mengetahui kebenaran secara pasti mengenai hal tersebut. Penggunaan sistem skoring dalam menganalisis data tidak hanya memiliki sisi negatif, tentu saja sistem ini juga memiliki beberapa kelebihan sehingga tetap saja digunakan dalam proses menganalisis data. Kelebihan tersebut diantara adalah dapat menyajikan data yang lebih terukur dan rinci jika dibandingkan dengan data yang tidak menggunakan parameter penjelas; dapat meminimalisir faktor subjektivitas dalam pelaksanaan serta penyajian laporan karena adanya standar penilaian atau parameter yang bisa dijadikan acuan; dan dapat memudahkan analisis data terhadap hasil, kinerja, efektifitas dan perbaikan karena ada data yang terukur dan bisa diolah secara statisik sehingga data dapat direproduksi. Dengan adanya sistem skoring ini, konsep perkotaan akan lebih konsisten karena dapat diterapkan di seluruh wilayah Indonesia dengan menggunakan parameter yang sama, sehingga perubahan konsep perkotaan tidak berimplikasi terhadap analisis urbanisasi secara spasial. Pada akhirnya sistem skoring dapat membantu mengetahui tingkat perkembangan urbanisasi yang sesungguhnya terjadi di daerah perkotaan yang terjadi akibat perubahan konsep kota, namun untuk meengetahuinya diperlukan data mengenai desa-desa yang terklasifikasi perkotaan antara sensus yang berbeda hasil skoring.

BAB IIIPENUTUP

Pengolahan data dapat dilakukan apabila peneliti telah mengetahui jenis data apa yang dibutuhkan untuk dianalisis. Apabila data yang digunakan bersifat kuantitatif, maka sistem skoring merupakan metode yang cukup baik untuk diterapkan. Parameter yang digunakan berpengaruh pula dalam keakuratan hasil pengolahan data. Akan tetapi, hal ini masih bisa diatasi dengan memperkecil daerah yang dijadikan obyek kajian ketika akan melakukan penelitian.Data yang ada dalam jurnal sebaiknya dijelakan secara rinci, terutama mengenai parameter apa yang digunakan sebagai penentu skor, sehingga dapat meningkatkan tingkat objektifitas pembaca dalam mencermati data yang ada.