Geometri Non Euclid_s Bab II
-
Upload
hastuti-pakpahan -
Category
Documents
-
view
371 -
download
24
Transcript of Geometri Non Euclid_s Bab II
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Geometri Non Euclid
Geometri berasal dari bahasa Yunani geōmetrein yang memiliki arti
mengukur bumi. Bapak dari geometri yaitu Euclid atau Eukleidēs (sekitar 325 SM
– sekitar 265 SM) dalam tulisannya “The Element” yang menjadi referensi utama
dalam bidang geometri hingga abad ke – 20. Euclid menjelaskan mengenai
Geometri yang kini dikenal dengan Euclidean geometry. Sekitar 2000 tahun
setelah dibuatnya “The Element” geometri mengalami perkembangan dimana
pada abad ke – 19 muncul non-Euclidean geometry. Dengan perkembangan yang
terjadi, apakah obyek ilmu geometri tetap bumi, dimensi ruang dan waktu, atau
ada obyek lain yang menjadi dasar pembelajaran dari ilmu geometri.
Yang dimaksud dengan geometri non euclid (dalam
existsbox.wordpress.com) adalah salah satu dari dua geometri yang diperoleh
dengan meniadakan paralel postulat euclid, yaitu hiperbolik dan geometri eliptik.
Sedangkan menurut Anton Tirta S, dan Anwar Sadat (2010) geometri non euclid
adalah sebuah system yang konsisten baik secara definisi, asumsi, dan bukti-bukti
yang menggambarkan objek-objek sebagai titik-titik, garis dan dua bidang.
Perlu diketahui bahwa kemunculan geometri non euclid ini diawali dari
adanya perbedaan pendapat para matematikawan tentang postulat euclid kelima
yang disebut postulat paralel. Postulat tersebut tercantum dalam buku yang
ditulis oleh Euclid pada tahun 300 SM yang berjudul The Element, yang berbunyi
“jika dua buah garis dipotong oleh sebuah garis lain sedemikian sehingga
membuat jumlah sudut dalam sepihak kurang dari 180, maka kedua garis itu
berpotongan pada pihak yang jumlah sudut dalam sepihaknya kurang dari 180”.
2.2 Perbedaan Geometri Euclid dan Geometri Non Euclid
Perbedaan penting antara geometri euclid dan non-euclid adalah sifat dari
garis-garis parallel atau sejajar. Dalam geometri Euclid, jika diberikan sebuah titik
dan garis, maka hanya ada tepat satu garis yang melalui titik tersebut dan sejajar
dengan garis yang diberikan. Sementara dalam geometri eliptik/bola tidak ada
5
garis seperti itu. Selanjutnya dalam geometri hiperbolik setidaknya ada dua garis
berbeda yang melalui sebuah titik dan sejajar dengan garis tertentu.
Cara lain untuk menggambarkan perbedaan antara geometri euclid dan
non-euclid adalah dengan mempertimbangkan dua garis lurus yang diperpanjang
sampai tak hingga panjangnya dan kedua garis tersebut tegak lurus terhadap garis
ketiga, maka :
Dalam geometri euclid, pada sebuah titik yang terletak di luar garis hanya
dapat dibuat satu garis yang sejajar dengan garis semula.
Dalam geometri hiperbolik, pada sebuah titik yang terletak di luar garis dapat
dibuat lebih dari satu garis yang sejajar dengan garis semula.
Dalam geometri eliptik/bola, pada sebuah titik yang terletak di luar garis,
terdapat beberapa garis yang berpotongan dengan garis semula.
Pada dasarnya geometri non euclid terbagi menjadi 3 bagian, yaitu
Geometri Netral (Neutral Geometry), Geometri Eliptik/Bola (Spherical Geometry)
dan Geometri Hiperbolik (Hyperbolic Geometry)
Berikut ini akan diuraikan bagian-bagian geometri non euclid dan tokoh-
tokoh yang ada di dalamnya.
2.3 Geometri Netral
Geometri netral adalah geometri yang dilengkapi dengan sistem aksioma-
aksioma insidensi, sistem aksioma-aksioma urutan, sistem aksioma kekongruenan
(ruas garis, sudut, segitiga) dan sistem aksioma-aksioma archiemedes. Geometri
netral juga disebut geometri mutlak yang merupakan geometri yang
dikembangkan tanpa menggunakan aksioma ke lima Euclid dan ataupun ingkaran
dari postulat ke lima tersebut. Dengan menggunakan modifikasi-modifikasi,
banyak proporsi dari geometri netral yang secara geometri euclid dan non euclid
dipandang benar. Geometri netral dipersiapkan untuk menjawab pertanyaan,
apakah dapat dibuktikan tanpa menggunakan dalil kelima atau postulat paralel.
6
Tokoh-tokoh dalam geometri netral ini antara lain :
1) John Wallis (1616-1703 M)
John Wallis (23 November 1616 – 28 Oktober 1703) adalah
matematikawan Inggris yang berperan dalam perkembangan kalkulus. Ia juga
menciptakan simbol ∞ untuk bilangan tak terhingga. Asteroid 31982 Johnwallis
dinamai dari namanya. John Brehaut Wallis lahir di Ashford-Kent, beliau adalah
anak ketiga dari Reverend John Wallis dan Joanna Chapman.
Berbagai usaha dilakukan oleh wallis untuk membuktikan postulat Euclid
yang kelima. Salah satu bukti yang dibuat oleh Wallis pada tahun 1663 adalah
menggantikan postulat sejajar euclid dengan menggunakan postulat berikut ini :
Ada segitiga dengan satu sisi yang telah ditetapkan sebelumnya secara
sebarang yang akan sama dengan segitiga yang diketahui
Gambar 2.1
Misalkan P merupakan titik yang tidak terletak pada garis l. Dari P,
konstruksi PQ yang tegak lurus dengan l, yang bertemu l di Q, dan di P buat garis
m yang tegak lurus dengan PQ (gambar 2.1). Misalkan n adalah sebarang garis
selain m yang memuat P. Kita tunjukkan bahwa n bertemu l. Misalkan R sebarang
titik pada n di daerah antara l dan m. Dari R, konstruksi garis RS yang tegak lurus
dengan garis PQ, sehingga bertemu dengan PQ di S. Sekarang, dengan
Q
P
T
RS
I
m
Q
P
RS
I
m
n
7
menggunakan postulat Wallis, tentukan segitiga PQT sedemikian sehingga ΔPQT
sama dengan ΔPSR dan T berada pada sisi yang sama dari PQ sebagai R.
Kemudian <TPQ = <RPS, dan PR dan PT bertemu. Jadi T berada pada n.
Selanjutnya <PQT = <PSR, sehingga <PQT merupakan sudut siku-siku. Karena l
tegak lurus dengan PQ di Q, maka T berada pada l, sehingga n bertemu l di T, dan
hanya ada satu garis yang memuat P yang sejajar dengan l.
Jadi jelas bahwa postulat Wallis mengimplikasikan postulat sejajar
Euclid. Postulat Wallis secara logis, ekivalen dengan postulat Euclid. Wallis
merasakan bahwa postulatnya sudah pasti, dan telah menangani permasalahan
postulat sejajar cukup lama.
Gambar 2.2
Apakah postulat Wallis lebih jelas atau lebih sederhana daripada postulat
Euclid? Sebenarnya, postulatnya menyatakan bahwa jika ΔABC dan segmen PQ
diberikan dalam gambar 2.2, akan ada titik R sedemikian sehingga ΔPQR sama
dengan ΔABC. Bagaimana kita peroleh titik R? pada sisi PQ yang diketahui, kita
dapat membentuk <QPS = <A dan <PQT= <B. Lalu R akan muncul sebagai
perpotongan garis PS dan QT. Akibatnya, postulat Wallis mengimplikasikan
bahwa PS dan QT harus bertemu. Perhatikan bahwa <A + <B < 180° menurut
teorema “jumlah dua sudut segitiga kurang dari 1800”, sehingga <P + <Q < 180°.
Jadi postulat Wllis menyatakan bahwa dalam kasus tertentu, jika dua garis
bertemu dengan garis transversal sehingga membentuk pasangan sudut pada satu
sisi garis transversal yang jumlah sudutnya kurang dari 180°, maka dua garis
tersebut haruslah bertemu. Hal ini sangat serupa dengan postulat sejajar Euclid,
8
tetapi postulat Wallis menyatakan hal yang lebih lengkap, karena postulat tersebut
memerlukan <R = <C dan proporsionalitas sisi dua segitiga tersebut. Tampaknya,
postulat Wallis lebih pasti daripada postulat Euclid, dan tidak rumit.
2) Saccheri (1667-1733 M)
Giovanni Girolamo Saccheri lahir di Sanremo pada 5 September 1667,
dan wafat pada 25 Oktober 1733. Beliau adalah seorang Italia Jesuit imam, filsuf
skolastik dan matematika. Saccheri masuk urutan Jesuit pada 1685, dan
ditahbiskan sebagai imam pada 1694. Ia mengajar filsafat di Turin 1694-1697,
dan filsafat teologi, dan matematika di Pavia dari 1697 sampai kematiannya. Dia
adalah seorang anak didik dari matematika Tommaso Ceva dan menerbitkan
beberapa karya termasuk Quaesita geometrica (1693), Logica demonstrativa
(1697), dan Neo-statica (1708).
Ia dikenal hari ini terutama untuk publikasi terakhir, tahun 1733 tak lama
sebelum kematiannya yang sekarang dianggap sebagai pekerjaan kedua di non-
Euclidean geometri , Euclides ab omni naevo vindicatus (Euclid Freed dari setiap
oleh Eugenio Beltrami di pertengahan abad ke-19.
Ide terpenting Saccheri adalah ia menganggap postulat paralel salah dan
berusaha untuk menurunkan suatu kontradiksi dan menarik kesimpulan dari
kontradiksi tersebut. Secara spesifik Saccheri mempelajari segiempat yang sudut
alasnya merupakan sudut siku-siku dan sisi alas dua sisi yang tegak lurus sisi alas
adalah kongruen. Selanjutnya segiempat ini dikenal dengan sebutan segi empat
Saccheri (lihat gambar 2.3)
A B
CD
9
Gambar 2.4
Gambar 2.3
Misalkan ABCD merupakan segi empat Saccheri dengan AD = BC dan
sudut siku-siku di A, B. Saccheri membuktikan bahwa <C = <D dan kemudian
mempertimbangkan tiga kemungkinan yang berhubungan dengan sudut C dan D :
1. hipotesis tentang sudut siku-siku ( <C = <D = 90°)
2. hipotesis tentang sudut tumpul ( <C = <D > 90°)
3. hipotesis tentang sudut lancip ( <C = <D < 90°)
Jika postulat sejajar Euclid diasumsikan, maka hipotesis sudut siku-siku akan
terjadi (karena postulat sejajar mengimplikasikan bahwa jumlah sudut sebarang
segi empat adalah 360°). Argumen dasar Saccheri sebagai berikut:
Tunjukkan bahwa hipotesis sudut tumpul dan hipotesis sudut lancip
keduanya membawa keadaan kontradiksi. Hal ini akan membentuk hipotesis
sudut siku-siku yang ekivalen dengan postulat sejajar Euclid.
Saccheri membuktikan menggunakan sederetan teorema yang memiliki
alasan yang tepat, bahwa hipotesis sudut tumpul akan menghasilkan kontradiksi.
Beliau mempertimbangkan implikasi hipotesis sudut lancip. Di antaranya
ada sejumlah teorema yang tidak umum, dua di antaranya kita nyatakan sebagai
berikut:
Jumlah sudut sebarang segitiga kurang dari 180°.
Jika l dan m merupakan dua garis dalam bidang, maka salah satu dari sifat di
bawah ini di penuhi:
10
a. l dan m berpotongan, dalam kasus di mana dua garis tersebut divergen
dari titik perpotongan.
b. l dan m tidak berpotongan tetapi memiliki garis tegak lurus yang sama di
mana dua garis tersebut divergen dalam kedua arah dari garis tegak lurus
yang sama tersebut.
c. l dan m tidak brpotongan dan tidak memiliki garis tegak lurus yang sama,
di mana dua garis tersebut konvergen dalam satu arah langkah, dan
divergen pada arah lainnya.
Saccheri tidak memandang sebagai kontradiksi, meskipun beliau pikir
harus menganggap sebagai kontradiksi dan bahkan diketahui pada masa sekarang
bahwa teori hipotesis sudut lancip Saccheri bebas kontradikisi seperti geometri
Euclid.
3. Johan Heinrich Lambert (1728-1777)
Pada tahun 1766, Lambert mengikuti jejak Saccheri tetapi dia tidak
mengalami frustasi seperti yang dialami Saccheri. Ia menyelidiki hipotesis dari
sudut lancip tanpa mendapatkan kontradiksi. Akhirnya Lambert mengemukakan
sebuah postulat “the angle sum of the triangle increased as the area of the
triangle decreased”.
A B
CD
11
4. Legendre (1752-1833)
Legendre menghabiskan 40 tahun hidupnya untuk membuktikan postulat
parallel. Legendre membuktikan bahwa postulat kelima Euclid setara dengan
jumlah sudut-sudut segitiga sama dengan jumlah dua sudut siku-siku atau
dengan kata lain bahwa jumlah sudut suatu segitiga sama dengan 1800. Seperti
Saccheri, Legendre membuktikan bahwa jumlah sudut segitiga tidak boleh lebih
dari dua sudut siku-siku. Hal ini bertumpu pada kenyataan bahwa garis-garis lurus
yang tak terbatas. Dalam berusaha menunjukkan bahwa sudut jumlah tidak boleh
kurang dari 1800 Legendre mengasumsikan bahwa melalui setiap titik di bagian
sudut selalu mungkin untuk menarik garis yang memenuhi kedua sisi sudut. Ini
ternyata setara lain bentuk postulat kelima, tapi Legendre tidak pernah menyadari
kesalahannya sendiri.
Karena saat ini Legendre tidak mengetahui apa yang Saccheri kerjakan,
dia mempublikasikan penemuannya pada tahun 1833 M, tahun dimana ia
meninggal.
2.4 Geometri Hiperbolik
Geometri Hiperbolik adalah geometri pertama yang ditemukan logis dan
konsisten, setelah geometri Euclid. Yang dicirikan dengan aksioma-aksioma
berikut ini :
1. Diketahui dua titik sembarang, terdapat tepat satu garis yang ditarik
melalui kedua titik itu
2. Suatu segmen dengan panjang sembarang dapat ditentukan pada garis itu
12
3. Diketahui satu titik, dapat dibuat suatu lingkaran dengan sembarang
radius
4. Semua sudut siku-siku kongruen
5. Melalui satu titik tidak pada satu garis, paling sedikit ada dua garis yang
ditarik dan memotong titik yang diketahui.
Terdapat empat model yang umum digunakan dalam geometri hiperbolik
yang mendefinisikan bidang hiperbolik nyata yang memenuhi aksioma-
aksioma dalam geometri hiperbolik. Diantaranya model Klein, Model
Poincare, Model Setengah-Bidang Poincare, dan model Lorentz.
1. Model Klein
Model klein disebut juga model Beltrami-Klein untuk memberikan
apresiasi kepada Eugenio Beltrami dan Felix Klein atas sumbangsihnya
terhadap model ini. Model Klein juga terkadang disebut model disc
projektive.
Untuk semua lingkaran di dalam geometri euclid, jika O adalah pusat
lingkaran dan OR adalah jari-jarinya. Berdasarkan definisi, bagian dalam
terdiri dari titik-titik X sedemikian hingga OX < OR (lihat gambar 2.4). Tali
busur merupakan ruas garis AB yang menghubungkan titik A dan B di .
Ruas garis AB dianggap sebagai ruas garis tanpa titik akhir yang selanjutnya
disebut tali busur terbuka dan dinotasikan dengan A)(B. Di dalam model
Klein, titik-titik bagian dalam merepresentasikan titik-titik bidang
hiperbolik dan tali busur-tali busur terbuka dari merepresentasikan garis-
garisnya. Titik A dan B terletak pada lingkaran dan oleh karena itu titik A
dan B tidak merepresentasikan titik dalam bidang hiperbolik tetapi dikatakan
titik ideal dan disebut ujung dari garis hiperbolik A)(B.
Gambar 2.4
O
X R
A B
13
Relasi "terletak pada" direpresentasikan sesuai pengertian sebagaimana
biasanya, yakni P terletak pada A)(B berarti P terletak pada garis euclid
dan P diantara titik A dan B. Relasi hiperbolik "antara" direpresentasikan
dengan relasi "antara" euclid seperti biasanya. Sedangkan representasi relasi
"kongruen" lebih rumit dari yang sebelumnya.
Dua garis m dan n melalui titik P keduanya sejajar dengan tali busur
terbuka l (lihat gambar 2.5). Definisi sejajar menyatakan bahwa dua garis
dikatakan sejajar jika mereka tidak memiliki titik persekutuan. Dalam model
Klein, definisi ini akan berubah menjadi : dua tali busur terbuka dikatakan
sejajar jika mereka tidak memiliki titik persekutuan. Dari sini bisa dilihat
bahwa dalam definisi sejajar kata "garis" diganti dengan "tali busur terbuka".
Kenyataannya bahwa jika ada tiga tali busur diperpanjang sampai keluar
lingkaran, maka ketiganya akan berpotongan di suatu titik diluar lingkaran.
Titik potongnya ini bukan merupakan titik dari bidang hiperbolik karena
letaknya di luar lingkaran.
Gambar 2.5
Aksioma Klein 1:
Diberikan sebarang dua titik berbeda A dan B di bagian dalam
lingkaran . Maka terdapat satu tali busur terbuka l dari
sedemikian hingga A dan B terletak pada l.
Gambar 2.6
P
m
n
l
A
B
C
D
14
Garis Tegak Lurus dalam Model Klein
Misalkan l dan m adalah tali busur terbuka dari . Terdapat dua kasus untuk
menjelaskan kapan dalam model klein, yaitu :
Kasus 1: Salah satu tali busur terbuka l dan m adalah diameter lingkaran .
Maka dalam pengertian Klein jika dan hanya jika dalam
pengertian Euclid (lihat gambar 2.7).
Gambar 2.7
Kasus 2:
Baik l maupun m bukan diameter lingkaran . Pada kasus ini kita hubungkan
ke l sebuah titik tertentu P(l) diluar lingkaran yang disebut kutub dari l.
Misalkan t1 dan t2 adalah garis singgung lingkaran pada ujung-ujung l.
Maka P(l) adalah titik perekutuan t1 dant2 (lihat gambar 2.8).
Garis l tegak lurus ke m dalam pengertian model Klein jika dan hanya jika
apabila garis Euclid m diperpanjang maka ia melalui kutub l.
Gambar 2.8
O l
m
P(l) l
m t1
t2
15
Ada beberapa istilah yang sering digunakan dalam geometri hiperbolik model
Klein, diantaranya:
Titik biasa (Ordinary point) yaitu titik yang terletak di dalam
lingkaran yang merepresentasikan semua titik dalam bidang hiperbolik.
Umumnya titik biasa ini disebut titik saja.
Titik ideal (ideal point) yaitu titik-titik yang terletak pada lingkaran
.
Titik ultra ideal(ultra-ideal point) yaitu titik-titik yang terletak di
luar lingkaran .
Untuk lebih jelasnya mengenai istilah titik dalam model Klein, berikut ini bisa
dilihat pada gambar 2.9.
Gambar 2.9
Ordinary
Ideal
Ultra-ideal
Ultra-idealUltra-ideal Ideal
●
●
●
●●
●
16
Garis hiperbolik dapat dibuat melalui dua titik biasa, dua titik ideal, titik biasa
dan titik ideal, titik biasa dan titik ultra ideal (lihat gambar 2.10). Tetapi
melalui dua titik ultra ideal ataupun melalui titik ideal dan ultra ideal belum
tentu menentukan garis Klein. Dua garis Klein bisa bertemu di titik biasa, titik
ideal, atau titik ultra ideal tergantung apakah dua garis tersebut secara
berurutan berpotongan, sejajar asimtotic, atau sejajar divergen (lihat gambar
26). Titik ultra ideal yang mana merupakan pertemuan antara dua garis sejajar
Klein l dan m disebut kutub P(k) dari garis tegak lurus bersamanya k.
Gambar 2.10
2. Model Poincare
Model ini dikembangkan oleh matematikawan Perancis, yaitu Henry
Poincare (1854-1912). Model Poincare ini juga disebut model disk poincare
atau model disk konformal. Sebenarnya model ini hampir sama dengan model
Klein yaitu sama-sama menggunakan bagian dalam lingkaran sebagai bidang
hiperboliknya dengan titik-titiknya direpresentasikan dengan titik-titik interior
lingkaran euclid . Hanya saja di model Poincare ini, garis direpresentasikan
berbeda. Pertama, semua tali busur terbuka yang melalui pusat lingkaran
(dengan kata lain semua diameter terbuka l dari ) merepresentasikan garis.
Kedua, garis lainnya direpresentasikan oleh busur terbuka lingkaran ortogonal
. Misalkan adalah lingkaran ortogonal ke (di setiap titik potong dan ,
jari-jari kedua lingkaran saling tegak lurus). Maka perpotongan lingkaran
dengan interior lingkaran membentuk sebuah busur m, yang mana
berdasarkan definisi merepresentasikan garis dalam model Poincare. Sehingga
lm
kP(l)P(m)
P(k)
17
dapat disebut garis poincare atau garis-P, atau diameter terbuka l dari atau
busur sirkuler terbuka m ortogonal ke (lihat gambar 2.11).
Gambar 2.11
Sebuah titik interior terletak pada garis poincare jika ia terletak pada
garis tersebut menurut pengertian Euclid. Dengan cara yang sama, relasi
"antara" memiliki pengertian yang sama dengan di geometri Euclid yaitu
untuk A, B dan C pada busur terbuka yang berasal dari lingkaran ortogonal
dengan pusat P, B terletak diantara A dan C jika diantara dan .
Di dalam model poincare, interpretasi kekongruenan ruas garis
tergolong rumit, karena didasarkan pada cara pengukuran panjang ruas garis
yang mana hal ini berbeda dengan cara yang digunakan di geometri euclid
pada biasanya.
Definisi :
Misalkan A dan B adalah titik-titik dalam lingkaran dan
misalkan P dan Q adalah ujung-ujung garis-P yang melalui A
dan B. Perbandingan silang (AB, PQ) didefinisikan sebagai :
dengan adalah panjang euclid dari ruas garis euclid AP.
Selanjutnya panjang poincare didefinisikan sebagai :
Oleh karena itu dapat diintrepetasikan bahwa ruas garis poincare AB dan CD
dikatakan kongruen-poincare jika
O
m
l
18
Kekongruenan sudut memiliki arti yang sama dengan di geometri euclid
seperti biasanya. Jika dua busur lengkung berarah berpotongan di titik A,
besarnya derajat sudut yang dibentuknya adalah besarnya derajat sudut antara
sinar garis singgungnya di A (lihat gambar 2.12). Atau jika salah satu busur
lengkung berarahnya memotong sebuah sinar garis biasa di A, besarnya
derajat sudut yang dibentuknya adalah besarnya sudut antara sinar garis
singgung dan sinar garis di A (lihat gambar 2.13).
Dua garis poincare dikatakan sejajar jika dan hanya jika keduanya tidak
memiliki titik persekutuan. Pada gambar 2.14 memperlihatkan dua garis
sejajar poincare dengan garis tegak lurus bersama. Pada gambar tersebut
memperlihatkan bagaimana m menjauh dari l pada bagian garis tegak lurus
PO.
A
Gambar 2.12
A
Sinar garis singgung
Sinar garis biasa
Gambar 2.13
O
P
l
m
19
Gambar 2.14
Sinar garis terbatas sejajar dalam model poincare diilustrasikan seperti
pada gambar 2.15. Misalkan l adalah diameter terbuka A)(B, sinar garis
adalah busur lengkung yang bertemu di titik A dan B dan menyinggung
ke garis ini di titik-titik tersebut.
Gambar 2.16
Ilustrasi segiempat Lambert dapat ditunjukkan pada gambar 2.17. Dapat
dilihat bahwa sudut keempat dari segiempat Lambert merupakan sudut lancip.
Dengan mencerminkan segiempat lambert ini pada salah satu sisi lurusnya
maka akan diperoleh segiempat seperti pada gambar 2.18. Segiempat tersebut
disebut segiempat Saccheri.
Gambar 2.17 Gambar 2.18
A BO
P
●l
20
3. Model Setengah-Bidang Poincare
Model setengah-bidang poincare mengggunakan setengah dari bidang
euclid sebagai bidang hiperboliknya dengan pembatasnya adalah garis euclid
tertentu misalnya garis euclid l. Sedangkan garis l sendiri tidak termasuk
dalam bidang hiperboliknya. Dalam model ini, titik-titik hiperboliknya
direpresentasikan oleh titik-titik yang terletak pada setengah bidang euclid
yang digunakan sebagai bidang hiperboliknya sedangkan garis hiperboliknya
berupa setengah lingkaran ortogonal yang berpusat di l atau sinar garis tegak
lurus l (lihat gambar 2.19).
Gambar 2.19
Misalkan P dan Q adalah dua titik pada bidang hiperbolik ini. Jika sebuah
garis unik melalui kedua titik ini ada sebuah setengah lingkaran dan jika garis
ini memotong garis l pada titik A dan B dan jarak antara titik P dan Q dapat
ditentukan dengan menggunakan rumus
dimana, dst, menunjukkan jarak Euclid dari titik
P ke titik A.
Sedangkan untuk jarak titik P' dan Q' pada gambar 2.19 dimana P' dan Q'
terletak pada sinar garis dan mendekati garis batas l di sebuah titik euclid A'
maka jarak P' dan Q' bisa dinyatakan dalam bentuk persamaan berikut :
, dengan adalah jarak titik P' dan A' secara euclid.
Lingkaran pada model ini didefinisikan sama dengan lingkaran pada
geometri euclid yaitu himpunan semua titik-titik yang berjarak sama dari
sebuah titik tertentu.
A B
P Q● ●
●●A’
P’
Q’
21
Asumsikan ada tiga titik P, Q, dan R dalam model bidang hiperbolik.
Jika salah satu konstruksi sinar Euclid PQ’ dan PR’ yang bersinggungan
dengan garis PQ dan PR di titik P. Ukuran sudut hiperbolik, QPR sama
dengan ukuran Q’PR’ pada bidang Euclid. Hal ini dikarenakan bahwa model
setengah-bidang poincare adalah konformal yang berarti bahwa sudut
hiperbolik pada model ini tepat sama dengan sudut euclid dibawah kondisi
yang disebutkan sebelumnya.
Gambar 2.20
4. Model Lorentz
Model Lorentz atau yang biasa disebut model hiperbolida. Model ini
menggunakan hiperboloida dimensi dua yang berasal dari ruang tiga dimensi
sebagai bidang hiperboliknya. Diantara keempat model bidang hiperbolik,
model lorentz merupakan model yang memiliki tingkat kekomplekan yang
sangat tinggi.
Model ini memiliki aplikasi langsung ke relativitas khusus, ruang tiga
dimensi Minkowski adalah model ruang waktu, menekan satu dimensi ruang.
Satu dapat mengambil hiperboloid untuk mewakili peristiwa yang bergerak,
memancar keluar pada bidang spasial dari satu titik akan mencapai pada suatu
waktu yang tepat. Jarak hiperbolik antara dua titik pada hiperboloid akan
dapat diidentifikasi dengan kecepatan relatif antara dua pengamat.
Tokoh-tokoh Geometri Hiperbolik antara lain :
1. Johan C.F Gauss (1777-1885)
P Q
R
Q’
R’
22
Johan Carl Friedrich gauss adalah matematikawan asal jerman, ia
meneliti postulat ke lima Euclid ketika masih berusia 15 tahun. Diusianya
yang maih muda tersebut dia suadh berfikir banyak mengenai suatu hal yang
berkaitan dengan matematika. Pada awalnya Gauss mencoba membuktikan
postulat kesejajaran dari keempat postulat lainnya. Pada tahun 1813 ia telah
membuat sedikit kemajuan dan menulis : “dalam teori parallel kita bahkan
sekarang tidak lebih dari Euclid. Ini adalah bagian dari matematika
memalukan…”
Dua puluh lima tahun kemudian, ia bekerja meneliti hal ini. Gauss
mencapai kesimpulan bahwa postulat kelima Euclid tidak bergantung pada
empat postulat awal. Ini berarti bahwa suatu kontradiksi dari postulat kelima
dapat digunakan untuk mengembangkan geometri yang konsisten. Gauss
mulai melakukan hal ini untuk kepuasan sendiri. Ia tidak mnerbitkan
karyanya karena ia malu untuk mempublikasikannya. Namun ia mengatakan
kepada beberapa teman tentang kesimpulan penelitiannya.
2. Farkas W. Bolyai (1775-1856)
23
Orang yang pertama kali mengerti tentang postulat sejajar Euclid
adalah Gauss. Pada tahun 1792 ia mulai mendalami masalah tersebut dan
meyakini bahwa postulat kelima Eucid adalah independen dari empat postulat
lainnya. Gauss mulai bekerja di luar konsekuensi geometri di mana dapat
dibuat lebih dari satu garis yang melalui titik tertentu yang sejajar dengan
garis tertentu. Gauss mendiskusikan postulat sejajar Euclid dengan
kawanya yaitu Farkas W. Bolyai yang berasal dari Hungaria dan
membuat beberapa bukti mengenai kesalahan yang dibuat oleh gauss.
Putus asa dengan postulat kesejajaran yang diketahuinya mempunyai
kejanggalan namun tidak dapat dibuktikannya membuat dia menulis surat
kepada anaknya :
Jangan berkutat dengan postulat kesejajaran, karena akan
mengurangi kenyamanan , kesehatan dan ketenangandan seluruh
kebahagiaan dalam hidup ini.
Kemudian Farkas Bolyai menasehati anaknya, Jonas Bolyai untuk
tidak membuang waktu untuk membuktikan postulat kelima tetapi Jonas tidak
mengindahkan nasehat tersebut dan terus mendalami maalah tersebut.
Gagal membuktikan postulat akhirnya menikmati masa tuanya
dengan menulis puisi, musik dan drama, sebelum meninggal di
Marosvasarhely, Transylvania, kerajaan Austria (sekarang tirgu Mures,
Romania)
3. Jonas Bolyai (1802-1860)
24
Bolyai adalah anak seorang guru matematika Farkas Bolyai. Dia
adalah perwira tentara hungaria dan seorang mahasiswa yang senang pada
matematika. Awalnya menerima postulat-postulat Euclid sebagai aksioma
yang berdiri sendiri dan menemukan bahwa memungkinkan mengkonstruksi
geometri, dengan dasar aksioma-aksioma lainnya, satu titik dalam bidang
yang terdiri dari garis-garis tidak terhingga yang tidak bersinggungan dengan
garis pada bidang tersebut. Gagasan ini, oleh sang ayah, dikirimkan ke Gauss
untuk dimintai pendapat tentang gagasan tidak biasa ini. Jawaban Gauss ,
memuji gagasan itu, namun tidak disarankan untuk dilanjutkan. Kecewa
dengan komentar ini. Semangatnya untuk menjadi ilmuan ternama surut.
Semasa remaja mampu mengungkapkan “kejanggalan” postulat
kesejajaran Euclid dan merintis apa yang disebut dengan geometri non-euclid
yang berbeda dengan penemuan Lobachevski.
Usia 21 tahun, melanggar larangan ayahnya karena
menggembangkan geometri yang beda dengan postulat kelima yaitu dengan
geometri hiperbolik dan ternyata mampu memecahkan kebuntuan yang
dialami oleh ayahnya. Penemuan ini mendasari teori-teori fisika modern yang
muncul pada abad kedua puluh.
Pada tahun 1823 Jonus Bolyai menuli surat kepada ayahnya dan
mengatakan bahwa “I have discovered thing so wondwerful that I was
astounded…out of nothing I have created a stranged new world”.
Janos tidak pernah menerbitkan makalah Appendix tidak lebih dari
26 halaman, karena tidak mampu mempublikasikan penemuanya, namun
Janos meninggalkan 3.000 halaman artikel matematika dan 11.000 halaman
25
makalah lain ketika dia meninggalkan. Janos Bolyai meninggal di
Marosvasarhely, Transylvania.
4. Nikolai I. Lobachevsky (1792-1856)
Lobachevsky adalah professor matematika dan rector Universitas
Kazan yang berasal dari Rusia, dan orang pertama yang mempublikasikan
mengenai geometri non Euclid pada tahun 1829, geometrinya disebut
“imaginary” yang kemudian di kenal dengan “pangeometry”. Tulisan
Lobachevsky menarik perhatian masyarakat. Seorang pengamat di sebuah
akademi St. Pettersburg menolak tulisannya dan jurna Rusia mengkritisi
Lobachevsky . Walaupun mendapat kritikan tetapi Lobachevsky tetap
meneruskan karyanya di Rusia kemudian di Jerman pada tahun 1840, yang
kemudian juga dikirimkan ke Gauss. Pada tahun 1829 Lobachevsky bersama-
sama membuat sebuah penemuan baru tentang geometri non Euclid dimana
Jonas mempublikasikan ”Geometrical investigation on the theory of
parallel” yang terdiri dari 61 halaman dan Lobachevsky membuat booklet
yang menjelaskan bagaimana geometri non Euclid bekerja. “All straight ilnes
which in a plane go out from a point can, with reference to a given straight
line in the same plane, be devided into two classes into cutting and non-
cutting. The boundary line of the one and the other class of those lines will be
called parallel to the given line”.
2.5 Aplikasi Geometri Hiperolik
Geometri hiperbolik memiliki peranan penting dalam kehidupan nyata.
Misalnya, dalam bidang teknik dan arsitek, kesenian, ilmu komputer dan
jaringan dan lain sebagainya. Dalam bidang matematika sendiri, geometri
26
hiperbolik ini biasanya digunakan dalam teori grup khususnya teori a la
Gromov tentang grup kombinatorial. Dari semua kegunaan dalam bidang-
bidang ini, geometri hiperbolik paling banyak digunakan dalam bidang
topologi komputer dan pemetaan. Penggunaan geometri dalam bidang ini
semakin banyak dikembangkan dari hari ke hari.
Gambar 2.21
Dalam http://scannerperiksanilai.wordpress.com/ pada jurnal “Baru
Pathsfor Internet Stress-Out” yang diterbitkan pada 10 Agustus 2011 ini
menyebutkan bahwa San Diego Supercomputer Center dan Koperasi Asosiasi
untuk Analisis Data Internet (Caida) di University of California, San Diego,
dalam sebuah kolaborasi dengan para ilmuwan dari Universitas de Barcelona
di Spanyol dan University of Siprus, telah menciptakan geometris pertama
“atlas” dari Internet sebagai bagian dari proyek untuk mencegah runtuhnya
jaringan komunikasi dalam dekade-dekade berikutnya. Mereka menemukan
laten hiperbolik, atau negatif melengkung, ruang tersembunyi di bawah
topologi Internet, memacu mereka untuk merancang metode untuk
menciptakan sebuah peta internet menggunakan geometri hiperbolik. Internet
dengan Pemetaan hiperbolik akan mengarah pada arsitektur Internet routing
yang lebih kuat karena menyederhanakan jalan-menemukan seluruh jaringan.
Arsitektur routing berdasarkan geometri hiperbolik akan menciptakan tingkat
efisiensi terbaik dalam hal kecepatan, akurasi, dan ketahanan terhadap
kerusakan.
Selanjutnya penggunaan dari visualisasi geometri hiperbolik lainnya
yaitu digunakan untuk visualisasi “concept space” dalam program “adaptive
27
e-learning”. Concept space dalam matematika itu sendiri adalah pemetaan
graf acyclic. Secara tradisional rancangan “concept space” ini meliputi map
diagram, a downward-branching dan heirarchical tree structure.
Dalam menghasilkan suatu pemetaan yang jaringannya semakin
bertambah jika bidang/ruangnya (plane) semakin besar. Tepatnya pemetaan
seperti ini merupakan visualisasi dari model poincare disk.
Pemetaan jaringan internet yang lebih sederhana seperti yang biasanya
kita temui di warung-warung internet seperti pada gambar di bawah ini.
Gambar 2.24
Pada bidang fisika, geometri hiperbolik ini diterapkan dalam melihat
pergeseran panjang gelombang elektromagnetik dan teori relativitas.
Gambar 2.22. Escher Limit IIIGambar 2.23. Hypergraf Concept Space
28
Penggunaan model-model geometri hiperbolik yang lainnya yaitu pada
bidang arsitek dan kesenian.
Gambar di samping merupakan
sebuah Rumah keratif untuk berakhir
pekan ini ada di Melbourne, Australia
merupakan impian yang menjadi
keyataan seorang arsitek McBride
Charles Ryan. Terinpisrasi desain pada
botol Klein, dan bentuk konseptual
matematika tanpa interior yang terlihat
dan sisi eksterior. Black metal atap
Rumah lipatan turun di beberapa tempat
untuk mengubah bentuk bagian rumah
dan bentuk dinding eksterior. Halaman pusat dan ruang hidup yang fleksibel
membuat penghuni rumah ini merasa menakjubkan seperti ada dalam ruangan
dan di luar rumah pada saat yang sama.
Hal yang sama juga yang dilakukan di Indonesia, Jefrey Ignatius
Kindangen dkk di Manado dengan model jaringan syaraf tiruan (berdasarkan
model poincare ) untuk mengevaluasi ventilasi bangunan untuk daerah tropis.
Selanjutnya dalam bidang ekonomi, masih juga dengan menggunakan
persepsi jaringan syaraf buatan pada peta poincare yaitu dalam makalah yang
ditulis oleh Situngkir (2003), hal yang baru dalam makalah ini adalah upaya
penggunaan peta Poincare dalam persepsi model jaring saraf yang dibuat
untuk tujuan prediksi. Peta Poincare yang dimodifikasi digenerasi dari data
deret waktu keuangan biasa untuk kemudian dipersepsi oleh jaring saraf.
Hasil persepsi ini (berupa peta Poincare juga) kemudian kita ubah lagi ke
dalam data deret waktu biasa sebagai hasil aproksimasi dan prediksi dari
proses training jaring saraf. Hasilnya menjanjikan kemampuan dan kecepatan
prediksi yang lebih baik daripada secara langsung mempersepsi data deret
waktu biasa. Di akhir makalah digambarkan pula contoh bagaimana
memprediksi range fluktuasi harga saham dengen aproksimasi terhadap data
penawaran saham tertinggi (HIGH) dan selisih penawaran tertinggi dan
terendah secara bersamaan sebagai peta Poincare yang dimodifikasi.
Masih banyak lagi penggunaan hiperbolik dalam kehidupan sehari-hari.
Visualisasi model hiperbolik yang berupa teselasi sering digunakan sebagai
motif-motif batik di Indonesia. Bentuk lainnya seperti proses pengambilan
29
gambar dengan menggunakan kamera (shading) merupakan salah satu
visualisasi geometri hiperbolik.
2.6 Geometri Sphere / Bola / Eliptik
Sejarah Geometri Eliptik
Ilmu tentang astronomi telah banyak dipelajari berabad-abad sebelum
masehi, hal ini terlihat dengan adanya bukti-bukti peninggalan sejarah tentang
system penanggalan kuno dan peramalan untuk memperkirakan fenomena alam,
masa kesuburan pertanian dan sifat seseorang dipandang dari segi rasi bintang.
Semakin lama, ilmu perbintangan semakin menarik untuk dipelajari hingga ke
hal-hal yang bersifat teoretik. Namun misteri perbitangan secara teoretik tidak
dapat dipecahkan karena teori yang diakui pada masa itu adalah teori yang
berpegang pada postulat Euclid yang membangun konsep bidang datar. Untuk
memecahkan kesulitan tersebut para astronom dan matematikawan membuat
terobosan baru dalam bidang geometri. Sejak saat itu, para astronom mulai
mengumpulkan berbagai referensi sejarah untuk mendukung terobosan baru
tersebut.
Berdasarkan catatan sejarah yang ditulis oleh Claudius Ptolemy (150
SM), seorang ahli geografi, astronomi, dan astrologi berkebangsaan Yunani,
menuliskan pada bukunya Geographica bahwa “untuk menempuh jarak terdekat
antara dua titik pada bumi, maka seseorang harus mengikuti lingkaran yang
memuat dua titik tersebut”. Selain itu, Nicolaus Copernicus (1473-1543)
menyatakan dalam bukunya bahwa “bumi berputar pada porosnya, ….”, dan dari
Shading Teselasi
30
ekspedisi penjelajahan mengelilingi dunia yang dilakukan oleh Christoper
Colombus (1451-1506) dan pendahulu-pendahulunya membuktikan bahwa bumi
berbentuk bulat. Referensi ini membuka ide baru bidang geometri eliptik yang
kemudian memberikan pengaruh besar pada bidang astronomi, geografi, dan
fisika modern.
Berdasarkan referensi sejarah tersebut dan beberapa referensi lain, maka
untuk pertamakalinya, matematikawan Benhard Riemann (1826-1866)
memperkenalkan geometri bola sebagai geometri non-Euclid. Dalam pandangan
Riemann pada geometri bola, garis merupakan lingkaran besar pada bola yang
memuat dua titik. Riemann menganalisis postulat kesejajaran Euclid dan
menemukan kejanggalan-kejanggalan. Dari kejanggalan tersebut Riemann
mengembangkan teori geometri bola yang dapat membuktikan postulat
kesejajaran Riemann dan memenuhi definisi titik dan garis yang didefinisikan
oleh Euclid. Pandangan Riemann ini kemudian dimodifikasi oleh Christian Klein
(1849-1925) dengan memandang bahwa setiap pasang titik antipodal (titik yang
berlawanan pada lingkaran besar) merupakan titik yang identik/sama. Klein
mengembangkan model geometri bola dan menyebutnya dengan variasi geometri
eliptik.
Tokoh-tokoh dalam geometri eliptik antara lain :
1. Berhard Riemann (1826-1866)
31
Riemann lahir di Breselenz, sebuah desa dekat Dannenberg di
Kerajaan Hanover ketika masa Republik Federal Jerman. Ayahnya, Friedrich
Bernhard Riemann, adalah seorang pendeta Lutheran miskin di Breselenz
yang berjuang dalam Perang Napoleon. Ibunya, Charlotte Ebell, meninggal
dunia sebelum anak-anaknya mencapai usia dewasa.
Riemann merupakan anak kedua dari enam bersaudara. Riemann
dikenal dengan kepribadiannya yang cenderung pemalu dan menderita
banyak kerusakan saraf. Riemann menunjukkan kemampuan matematika luar
biasa, seperti kemampuan kalkulasi yang fantastis, meskipun sejak usia dini
ia memiliki sikap pemalu dan takut untuk berbicara di depan umum.
Pada tahun 1840, Riemann pergi ke Hanover untuk tinggal bersama
neneknya dan mengikuti lyceum (sekolah menengah). Setelah kematian
neneknya pada tahun 1842, Riemann menghadiri sekolah tinggi di
Johanneum Lüneburg. Di sekolah tinggi tersebut, Riemann mempelajari
Alkitab secara intensif, tetapi ia sering terganggu oleh matematika. Untuk
tujuan memenuhi rasa penasarannya pada matematika, ia mencoba untuk
membuktikan kebenaran matematis dari Book of Genesis. Gurunya kagum
oleh kemampuannya yang mahir untuk menyelesaikan operasi matematika
yang rumit, oleh sebab itu Riemann sering melampaui pengetahuan
instrukturnya. Pada tahun 1846, ketika usianya menginjak 19 tahun, Riemann
mulai belajar filologi dan teologi untuk menjadi imam dan membantu
keuangan keluarga.
Selama musim semi tahun 1846, ayahnya Friedrich Riemann,
mengirim Riemann ke universitas, dia berhenti belajar teologi dan mulai
menekuni matematika. Ia dikirim ke Universitas terkenal Göttingen, dimana
ia pertama kali bertemu Carl Friedrich Gauss, dan menghadiri kuliah pada
metode kuadrat terkecil. Pada tahun 1847, Riemann pindah ke Berlin, tempat
dimana ilmuwan seperti Jacobi, Dirichlet, Steiner, dan Enstein mengajar. Dia
tinggal di Berlin selama dua tahun dan kembali ke Göttingen pada 1849.
32
Bernhard Riemann menyelenggarakan kuliah perdananya pada tahun
1854 yang menemukan bidang Geometri Riemann. Bidang ini kemudian
dipakai oleh Einstein menjadi perangkat untuk menguji teori umum
relativitas Einstein. Ceramahnya berjudul Über die Hypothesen welche der
Geometrie zu Grunde liegen ("Dasar-Dasar Geometri"; atau lebih tepatnya,
"Hipotesis yang Mendasari Geometri").
Pada tahun 1857, ada upaya untuk mempromosikan Riemann ke
status profesor luar biasa di Universitas Göttingen. Upaya ini gagal dan hal
itu mengakibatkan Riemann akhirnya diberikan gaji biasa. Pada 1859, setelah
kematian Dirichlet, ia dipromosikan menjadi kepala departemen matematika
di Göttingen. Dia juga orang pertama yang menyarankan menggunakan
dimensi yang lebih tinggi dari sekadar tiga atau empat dimensi dalam rangka
untuk menggambarkan realitas fisik – sebuah ide yang pada akhirnya terbukti
benar dengan kontribusi Einstein di awal abad 20. Pada tahun 1862 ia
menikahi Elise Koch dan memiliki seorang putri.
Riemann melarikan diri dari Göttingen ketika tentara Hanover dan
Prusia bentrok pada tahun 1866. Ia meninggal akibat tuberkulosis pada
perjalanan ketiganya ke Italia di Selasca (sekarang dusun Verbania di Lake
Maggiore) dan ia dimakamkan di pemakaman di Biganzolo (Verbania).
Sementara itu, di Göttingen pengurus akademik merapikan beberapa
kekacauan di kantornya, termasuk banyak pekerjaan yang tidak
dipublikasikan. Riemann menolak untuk menerbitkan karya yang tidak
lengkap, oleh karena itu beberapa wawasannya yang mendalam mungkin
telah hilang selamanya bersama kematiannya.
Beberapa karya Riemann yang dipublikasikan membuka penelitian-
penelitian yang menggabungkan analisis dengan geometri. Ini kemudian
menjadi bagian utama dari teori geometri Riemann, geometri aljabar, dan
teori manifold kompleks. Teori permukaan Riemann ini diuraikan oleh Klein.
Daerah matematika ini menjadi bagian dari dasar topologi, yang masih dan
terus diterapkan dengan cara baru untuk fisika matematika.
33
Riemann juga membuat kontribusi besar untuk analisis riil. Ia
mendefinisikan integral Riemann dengan cara jumlah Riemann,
mengembangkan teori trigonometri seri yang tidak Fourier seri – langkah
pertama dalam generalisasi teori fungsi – dan mempelajari Riemann-
Liouville differintegral. Selain itu, Riemann membuat beberapa sumbangan
terkenal untuk teori bilangan modern analitik. Dalam sebuah makalah singkat
tunggal (satu-satunya yang ia terbitkan tentang masalah teori bilangan), dia
memperkenalkan fungsi zeta Riemann yang penting untuk memahami
distribusi bilangan prima. Dia membuat serangkaian dugaan tentang sifat-
sifat fungsi zeta, salah satunya yang terkenal adalah hipotesis Riemann.
Riemann menerapkan prinsip Dirichlet dari variasi kalkulus untuk
efek yang besar ini, kemudian terlihat menjadi heuristik kuat dari metode
yang ketat. Pembenarannya mengambil setidaknya satu generasi. Karyanya
pada monodromy dan fungsi hipergeometrik dalam domain kompleks
membuat kesan yang besar, dan mendirikan dasar cara bekerja fungsi dengan
pertimbangan hanya singularitas mereka.
2. Eugino Beltrami (1835-1900)
Lahir di Cremona pada 16 Nopember 1835 dan meninggal pada 4
Juni 1899 di Roma. Beltrami adalah matematikawan Italia yng konsen pada
geometri diferensial dan matematika fisik. Hasil karyanya tercatat terutama
34
untuk kejelasan dari kedudukan. Ia adalah yang pertama membuktikan
konsistensi dari ilmu ukur non-Euclidean dengan model pada suatu
permukaan lengkungan yang tetap, pseudosphere, dan di bagian dalam dari
suatu n-dimensional lapisan unit, yang disebut Beltrami-Klein model. Ia juga
mengembangkan komposisi nilai bentuk tunggal untuk acuan matriks.
Beltrami juga merupakan orang yang petama kali meletakkan konsep Bolyai
Lobachevsky secara bersama-sama.
3. Felix C Klein (1849-1925)
Felix Christian Klein adalah seorang matematikawan Jerman. Klein
dilahirkan di Düsseldorf, ayahnya adalah seorang sekretaris pejabat
pemerintah Rusia yang ditempatkan di Provinsi Rhine. Dia menghadiri
Gymnasium di Düsseldorf, kemudian memutuskan untuk belajar matematika
dan fisika di Universitas Bonn (1865-1866) dan berniat untuk menjadi
seorang fisikawan.
Pada saat itu, Julius Plücker mengadakan kursi Bonn tentang
matematika dan fisika eksperimental, namun pada saat Klein menjadi
asistennya, pada tahun 1866, Plücker tertarik pada geometri. Klein menerima
gelar doktornya, diawasi oleh Plücker, dari Universitas Bonn pada tahun
1868.
Plücker meninggal pada 1868, meninggalkan buku tentang dasar-
dasar garis geometri yang tidak lengkap. Klein adalah orang yang
menyelesaikan bagian kedua dari Neue Geometrie des Raumes Plücker, dan
dengan demikian berkenalan dengan Alfred Clebsch, yang telah pindah ke
Göttingen pada 1868. Klein mengunjungi Clebsch tahun berikutnya, bersama
35
dengan kunjungan ke Berlin dan Paris. Pada bulan Juli 1870, pada pecahnya
Perang Perancis-Prusia, ia berada di Paris dan harus meninggalkan negara itu.
Untuk waktu yang singkat, ia menjabat sebagai tertib medis di tentara Prusia
sebelum diangkat sebagai dosen di Göttingen pada tahun 1871 awal.
Erlangen menunjuk Klein sebagai profesor pada tahun 1872, ketika
dia berusia 23. Dalam hal ini, ia sangat didukung oleh Clebsch, yang
menganggapnya menjadi ahli matematika terkemuka pada zamannya. Klein
membangun sebuah sekolah di Erlangen dimana ada beberapa mahasiswa,
dan dia begitu senang ditawarkan kursi di Munich Technische Hochschule
pada 1875. Di sana ia dan Alexander von Brill mengajar mata kuliah lanjutan
untuk siswa yang sangat baik, misalnya, Adolf Hurwitz, Walther von Dyck,
Karl Rohn, Carl Runge, Max Planck, Luigi Bianchi, dan Gregorio Ricci-
Curbastro. Pada tahun 1875 Klein menikah dengan Anne Klein Hegel, cucu
dari filsuf Georg Wilhelm Friedrich Hegel.
Setelah lima tahun di Technische Hochschule, Klein diangkat ke
kursi geometri di Leipzig. Koleganya antara lain Walther von Dyck, Rohn,
Eduard Studi dan Friedrich Engel. Klein di Leipzig tahun 1880-1886,
mengubah fundamental hidupnya. Pada tahun 1882, kesehatannya menurun,
dalam 1883-1884, ia diganggu oleh depresi. Meskipun demikian
penelitiannya berlanjut, pekerjaannya pada sigma fungsi hyperelliptic
menentukan tanggal dari seluruh periode ini, yang diterbitkan pada tahun
1886 dan 1888.
Klein menerima kursi di Universitas Göttingen pada 1886. Sejak saat
itu sampai 1913 pensiun, ia berusaha membangun kembali Göttingen sebagai
pusat penelitian terkemuka di dunia matematika. Namun dia tidak pernah
berhasil untuk mentransfer perannya sendiri sebagai pemimpin sebuah
sekolah geometri dari Leipzig ke Göttingen. Di Göttingen, ia mengajarkan
berbagai kursus, terutama dibidang matematika dan fisika, seperti mekanik
dan teori potensial.
Pusat penelitian Klein didirikan di Göttingen yang menjabat sebagai
model untuk pusat penelitian terbaik di seluruh dunia. Dia memperkenalkan
pertemuan diskusi mingguan, dan menciptakan ruang baca matematika dan
36
perpustakaan. Pada tahun 1895, Klein menyewa David Hilbert dari
Königsberg; penunjukan ini terbukti naas, karena Hilbert dapat melanjutkan
kemuliaan Göttingen, hingga pensiun sendiri pada tahun 1932.
Di bawah redaktur Klein, Mathematische Annalen menjadi salah satu
jurnal matematika yang terbaik di dunia. Didirikan oleh Clebsch, di bawah
manajemen Klein, ia melakukan persaingan untuk melampaui Journal Crelle
yang berbasis di Universitas Berlin. Klein membentuk tim kecil dari editor
yang bertemu secara teratur, membuat keputusan demokratis. Jurnal khusus
dalam analisis kompleks, aljabar geometri, dan teori invarian (setidaknya
sampai Hilbert meninggal dunia). Hal ini juga menyediakan outlet penting
untuk analisis riil dan teori grup baru.
Sebagian berkat upaya Klein, Göttingen mulai mengakui perempuan
pada tahun 1893. Dia juga mensupervisi Ph.D. pertama tesis dalam
matematika yang ditulis di Göttingen oleh seorang wanita, Grace Chisholm
Young, seorang mahasiswa Arthur Cayley's Inggris, yang dikagumi Klein.
Sekitar tahun 1900, Klein mulai menaruh minat pada instruksi matematika di
sekolah-sekolah. Pada tahun 1905, ia memainkan peran penting dalam
merumuskan rencana merekomendasikan bahwa dasar-dasar diferensial dan
kalkulus integral dan fungsi konsep diajarkan di sekolah menengah.
Rekomendasi ini secara bertahap diterapkan di banyak negara di seluruh
dunia. Pada 1908, Klein terpilih menjadi ketua Komisi Internasional tentang
Instruksi Matematika pada Kongres Matematika Internasional di Roma. Di
bawah pimpinannya, cabang Jerman dari Komisi menerbitkan banyak buku
pengajaran matematika di semua tingkatan di Jerman.
Masyarakat Matematika London memberikan Klein medali De
Morgan pada tahun 1893. Ia terpilih menjadi anggota Royal Society tahun
1885, dan dianugerahi medali Copley yang pada tahun 1912. Dia pensiun
pada tahun berikutnya karena sakit, tapi terus mengajar matematika di
rumahnya untuk beberapa tahun lagi. Dia meninggal di Göttingen pada tahun
1925.
Klein merancang botol yang dinamai setelahnya, satu sisi tertutup
permukaan yang tidak dapat tertanam dalam ruang Euclidean tiga dimensi,
37
tetapi mungkin dibenamkan sebagai suatu silinder melingkar kembali melalui
dirinya sendiri untuk bergabung dengan ujung lainnya dari "dalam". Ini
mungkin tertanam dalam ruang Euclides dimensi 4 dan lebih tinggi.
Pada 1890-an, Klein beralih ke fisika matematika, subjek yang tidak
melenceng jauh, menulis pada giroskop dengan Arnold Sommerfeld. Dalam
nada yang sama, ia membantu mengedit (bersama dengan K Müller) empat
volume pada mekanisme der Encyklopädie Mathematischen Wissenschaften.
Pada 1871, ketika di Göttingen, Klein membuat penemuan besar
dalam geometri. Ia menerbitkan dua makalah di Geometri Non-Euclidean
yang menunjukkan bahwa Euclid dan geometri non-Euclidean bisa dianggap
kasus khusus dari permukaan proyektif dengan irisan kerucut tertentu yang
disatukan. Hal ini memiliki konsekuensi yang luar biasa bahwa geometri non-
Euclidean konsisten jika dan hanya jika geometri Euclidean ada,
menempatkan Euclid dan geometri non-Euclidean pada pijakan yang sama,
dan berakhir semua kontroversi seputar geometri non-Euclidean. Cayley tidak
pernah menerima argumen Klein, percaya itu akan melingkar.
Sintesis geometri Klein sebagai studi tentang sifat ruang yang tidak
berubah dalam grup transformasi tertentu, yang dikenal sebagai Program
Erlangen (1872), sangat mempengaruhi evolusi matematika. Program ini
ditetapkan dalam kuliah perdana Klein sebagai profesor di Erlangen,
meskipun tidak berpidato, ia memberikannya pada kesempatan tersebut.
Program ini mengusulkan pendekatan terpadu untuk geometri yang
menjadikan pandangan diterima. Klein menunjukkan bagaimana sifat penting
dari suatu geometri yang diberikan dapat diwakili oleh kelompok
transformasi yang melestarikan properti tersebut. Jadi definisi Program
geometri mencakup baik geometri Euclid dan non-Euclidean.
Klein melihat karyanya pada teori berfungsi sebagai kontribusi besar
untuk matematika, khusus karyanya pada (1) hubungan antara ide-ide
Riemann tertentu dan teori invarian, (2) teori bilangan dan abstrak aljabar, (3)
teori grup, (4) Geometri dengan lebih dari 3 dimensi dan persamaan
diferensial, terutama ia menemukan persamaan, yaitu fungsi modular dan
fungsi eliptik automorphic.
38
Pada tahun 1884 dalam bukunya tentang Icosahedron, Klein
menetapkan sebuah teori fungsi automorphic, menghubungkan aljabar dan
geometri. Namun Poincaré menerbitkan sebuah garis besar teori fungsi
automorphic pada 1881, yang menyebabkan persaingan yang bersahabat
antara dua laki-laki. Keduanya berusaha untuk negara dan membuktikan
teorema uniformization besar yang akan berfungsi sebagai batu penjuru untuk
teori yang muncul. Klein berhasil merumuskan seperti teorema dan dalam
membuat sketsa strategi untuk membuktikan itu. Tapi saat melakukan
pekerjaan ini kesehatannya jatuh, seperti yang disebutkan di atas. Klein
meringkas karyanya pada fungsi modular automorphic dan eliptik dalam
sebuah risalah, volume empat ditulis dengan Robert Fricke selama sekitar 20
tahun.
Pengantar Geometri Eliptik
Berdasarkan uraian singkat sejarah geometri eliptik di atas,
munculnya geometri ini berawal dari analisis Riemann terhadap postulat
kesejajaran Euclid. Penemuan ini merupakan bagian dari disertasi Riemann
yang disajikan pada tahun 1854 di Jerman.
Postulat kesejajaran Riemann
Tidak ada garis-garis yang sejajar dengan garis lain.
Berdasarkan postulat tersebut, Riemann mengemukakan bahwa dua
garis selalu berpotongan dan tidak ada dua garis sejajar (Budiarto dan
Masriyah, 2007: 172). Dalam geometri Euclid, postulat kesejajaran Euclid,
dua garis yang tegak lurus terhadap garis yang sama adalah sejajar.
Diketahui:Dua garis yang berbeda dan yang tegak lurus terhadap garis .
(Lihat Gambar 2.25 (a))
Akan dibuktikan: dan adalah sejajar.
Bukti:
Andaikan , maka dan bertemu atau berpotongan pada suatu titik,
misal (lihat Gambar 2.25 (b)).
39
Misalkan dan berturut-turut merupakan titik potong garis dan
terhadap garis .
Langkah Alasan
1. Perpanjang sedemikian hingga
diperoleh , dimana terletak
di perpanjangan .
1. Postulat 2: Ruas garis dapat diperpanjang secara kontinu.
2. Melalui dan dapat dibuat .2. Postulat 1: Melalui sebarang dua
titik dapat dibuat garis lurus.
3.3. Proposisi 4: Sisi, sudut, sisi.
4. 4. Akibat , maka
sudut-sudut yang bersesuaian adalah sama (proposisi 4).
5. 5. Akibat , maka
sisi-sisi yang bersesuaian adalah sama (proposisi 4).
6. , maka dan
tegak lurus terhadap .
6. Diketahui.
7. dan berhimpit, dengan kata lain
dan adalah titik yang sama.
7. Aksioma 1: Hal-hal yang sama dengan hal yang sama, maka satu dengan yang lainnya juga sama.
8. dan serupa 8. Definisi 3: Ujung-ujung suatu garis adalah titik.
A
(b)Gambar 2.25
40
Langkah Alasan
Definisi 4: Garis lurus adalah garis yang terletak secara rata dengan titik-titik pada dirinya.
Hal ini kontradiksi dengan yang diketahui bahwa dan adalah dua garis
yang berbeda. Jadi, pengandaian salah dan terbukti bahwa .
Analisis Riemann terhadap pembuktian teorema di atas adalah sebagai
berikut.
a. Pandangan penting bahwa “ dan serupa” karena pada langkah
sebelumnya diperoleh bahwa dan berhimpit, dengan kata lain
dan adalah titik yang sama. Langkah ini dalam pembuktian akan gagal
apabila dan adalah dua titik yang berbeda.
b. Euclid mendefinisikan suatu prinsip pemisahan (separation principle)
yaitu setiap garis “memisahkan” bidang menjadi dua sisi yang berhadapan,
yang tidak mempunyai titik persekutuan.
c. Dalam pandangan prinsip pemisahan, konstruksi pada langkah 1
pemisahan di atas (memperpanjang sedemikian hingga diperoleh
, dimana terletak di perpanjangan ) menjamin bahwa dan
terletak pada sisi sehadap dari dan merupakan dua titik yang berbeda.
d. Tanpa memperhatikan prinsip pemisahan, maka dan dapat berhimpit
dan pembuktian teorema di atas tidak dapat diterima.
Berdasarkan analisis Riemann di atas, maka muncul dua teori baru
yang berangkat dari dua kemungkinan berikut.
41
a. Jika prinsip pemisahan diterima, maka dan harus merupakan titik
yang berbeda. Dengan kata lain, setiap dua garis berpotongan pada dua
titik dan setiap garis memisahkan bidang.
b. Jika mengabaikan prinsip pemisahan, maka dan merupakan titik yang
sama. Dengan kata lain, setiap dua garis berpotongan pada satu titik dan
tidak ada garis yang memisahkan suatu bidang.
Kemungkinan pertama di atas yang mendasari munculnya geometri
eliptik ganda (double elliptic geometry) dan kemungkinan kedua mendasari
munculnya geometri eliptik tunggal (single elliptic geometry). Gambar
berikut ini berturut-turut merupakan model dari geometri eliptik tunggal dan
geometri eliptik ganda.
Geometri eliptik tunggal (single elliptic geometry)
Dua garis berpotongan dalam tepat satu titik, dan setiap garis tidak
memisahkan bidang; 2 titik yang berlawanan terhadap diameternya dianggap
sebagai satu titik.
Geometri eliptik ganda (double elliptic geometry)
Dua garis berpotongan pada dua titik, dan setiap garis memisahkan bidang.
Untuk semesta pembicaraan geometri eliptik, maka diperlukan
sebuah model untuk merepresentasikan bidang tersebut. Representasi dibuat
dengan tujuan agar dalam membuktikan aspek di bidang geometri eliptik
tidak terjadi kontaminasi dengan bidang Euclid dan hiperbolik yang
(a) (b)
Gambar 2.26
42
diterapkan sebelumnya. Representasi ini dikembangkan oleh Klein dengan
ide dasar dari bola dunia yang dikembangkan oleh Riemann.
Sebelum kita mempelajari teorema-teorema geometri eliptik, ada
baiknya kita memahami deskripsi singkat berikut terlebih dahulu untuk
mengenal beberapa representasi aspek dalam bidang geometri eliptik.
Selanjutnya disajikan deskripsi singkat tentang beberapa konsep dasar dari
geometri eliptik serta representasinya pada bola Euclid.
1. Garis Sebagai Bangun Tertutup (Lines as Closed Figures)
Bagian ini menyajikan secara singkat uraian yang mendeskripsikan
bahwa garis pada geometri eliptik tunggal maupun geometri eliptik ganda
merupakan suatu bangun tertutup (closed figure).
Untuk geometri eliptik tunggal, perhatikan kembali situasi yang
digambarkan oleh Gambar 2.25(b) di atas mengenai pembuktian teorema
bahwa dua garis yang tegak lurus pada garis yang sama akan sejajar.
Karena ide geometri eliptik tunggal berangkat dari prinsip
pemisahan, maka ketika geometri ini berlaku, titik pada Gambar 2.25 (b)
(pembuktian di atas) sama dengan . Akibatnya, ketika diperpanjang
akan diperoleh bahwa perpanjangan tersebut kembali pada . Dengan kata
lain, dalam geometri eliptik tunggal suatu garis merupakan suatu bangun
tertutup. Dengan demikian berlaku pernyataan bahwa suatu titik tidak
memisahkan garis menjadi dua bagian. Akan tetapi, dua titik pada suatu garis
akan memisahkan garis tersebut menjadi dua ruas garis. Sehingga penentuan
pada garis tersebut tidak pada satu ruas garis saja tetapi pada dua ruas garis
yang merupakan titik-titik ujung yang sama.
Untuk geometri eliptik ganda, menggunakan konsep di atas sebagai
apersepsi awal.
A B m
s
l
43
Dalam geometri eliptik ganda, suatu garis juga merupakan suatu
bangun tertutup. Pandangan ini disajikan dalam uraian berikut.
Diberikan sebuah garis dan titik pada garis tersebut. tegak
lurus di dan bertemu di . Maka, dan seharusnya adalah titik akhir
dari suatu ruas garis yang dimuat oleh , misal ruas garis . Karena
membagi bidang dan memotong di dua titik, maka terletak pada salah satu
sisi .
Sehingga setiap titik di , yang terletak pada sisi yang diberikan,
terletak pada ruas garis , dan setiap titik di yang tidak terletak di ,
seharusnya terletak pada perpanjangan melalui atau . Tapi jika
diperpanjang melewati atau , maka akan memotong dan memasuki
sisi yang berseberangan dengan . Dengan demikian, sebarang titik di
pada sisi yang sama dengan , pasti terletak di .
Selain itu, teori kesimetrisan dalam geometri eliptik ganda tetap
dipertahankan. Sehingga akan ada ruas garis yang simetri dengan ruas garis
, yang menghubungkan dan pada sisi yang berseberangan dengan .
Jika tegak lurus m maka ’ juga tegak lurus . Jika dan ’ ruas garis yang
tegak lurus terhadap garis yang sama pada titik yang sama, maka kedua ruas
garis tersebut terletak pada satu garis. Dengan kata lain, dan ’ termuat di .
Jadi dibentuk oleh ruas garis dan ’. Dengan demikian, dapat diterima
bahwa garis dalam geometri eliptik ganda merupakan bangun yang tertutup.
2. Representasi Geometri Eliptik pada Bola Euclid
Postulat kesejajaran Riemann akan terpenuhi dalam representasi
bahwa setiap dua garis (lingkaran besar) bertemu tepat pada dua titik.
(a) (b)
Gambar 2.27
44
Selanjutnya, postulat pemisahan terpenuhi, karena setiap lingkaran besar akan
memisahkan bola pejal tersebut menjadi dua belahan bola (hemispheres).
Sebagai contoh, equator membagi sebuah globe (model bumi) menjadi dua
belahan, yaitu, belahan utara dan selatan, sedemikian hingga sebarang busur
dari lingkaran besar menghubungkan sebuah titik pada salah satu belahan
dengan sebuah titik pada belahan yang lain dimana busur tersebut
berpotongan dengan equator. Jadi, setiap garis tampak sebagai bangun yang
tertutup.
Representasi geometri eliptik tunggal diturunkan dari geometri
eliptik ganda. Sebuah lingkaran besar pada bola tidak merepresentasikan
secara tepat sebuah garis pada geometri eliptik tunggal. Hal ini disebabkan
dua lingkaran besar selalu berpotongan pada dua titik yang berlawanan
terhadap diameternya.
Selanjutnya, kita dapat
merepresentasikan geometri eliptik tunggal
seperti layaknya geometri eliptik ganda.
Dengan demikian, sebuah garis pada geometri
eliptik tunggal direpresentasikan sebagai
sebuah lingkaran besar (dengan kesepakatan
bahwa titik-titik yang berlawanan
diidentifikasi). Sebuah ruas garis direpresentasikan sebagai busur kecil dari
sebuah lingkaran besar, karena busur besar atau setengah lingkaran
direpresentasikan sebagai sebuah garis utuh. Untuk menentukan jarak antara
dua titik, A dan B, ingat bahwa A dan lawannya, A’, dipandang sebagai titik
yang sama. Hal ini juga berlaku pada B. (Lihat Gambar 2.28). Dengan
demikian, jarak merupakan lintasan terpendek dari busur minor , .
Sudut dan besarnya pada geometri eliptik tunggal direpresentasikan sama
seperti pada geometri eliptik ganda.
Berikut ini merupakan tabel yang menyajikan representasi konsep dasar
geometri eliptik ganda pada bola Euclide.
Geometri Eliptik Ganda Representasi Euclide
Titik Titik pada bola
Gambar 2.28
B’
A’
A’ B’
45
Garis Lingkaran besar bola
Bidang Bola
Ruas garis Busur dari suatu lingkaran besar
Jarak antara dua titik Panjang busur terpendek dari lingkaran besar yang melalui kedua titik itu
Sudut antara dua garis Sudut pada bola yang dibentuk oleh dua lingkaran besar
Ukuran sudut Ukuran sudut pada bola
3. Sifat Kutub pada Bidang Geometri Eliptik
Seperti halnya dalam geometri Euclid dan Lobachevski, geometri
eliptik memenuhi beberapa hal berikut.
a. Hanya ada satu garis yang tegak lurus terhadap garis yang melalui sebuah
titik yang diberikan, jika titik tersebut terletak pada garis yang diberikan.
b. Tetapi sifat di atas tidak terpenuhi, jika titik tersebut tidak berada pada
garis yang diketahui, karena sebarang dua garis yang tegak lurus dengan
garis yang sama akan berpotongan.
c. Untuk setiap garis l pada bidang geometri eliptik, ada titik polar K
sedemikian sehingga semua garis yang melalui K akan tegak lurus dengan
l.
Jadi, semua lingkaran besar pada bola dunia melalui kutub utara
yang tegak lurus dengan ekuatornya.
Sifat Kutub
Misalkan adalah suatu garis. Maka ada suatu titik
yang disebut kutub dari sedemikian hingga:
a. setiap segmen yang menghubungkan dengan
suatu titik pada tegak lurus pada ,Gambar 2.29
46
b. berjarak sama dari setiap titik pada .
Jarak sampai sebarang titik pada disebut “jarak polar”. Jarak
polar suatu kutub sampai garisnya adalah konstan.
Aplikasi Geometri Eliptik
Aplikasi geometri eliptik banyak dipakai dalam ilmu astronomi,
salah satunya mengenai waktu di bumi terhadap matahari. Untuk mengetahui
lebih lanjut tentang aplikasi eliptik dalam pembagian waktu matahari ini,
maka ada baiknya kita pelajari terlebih dahulu secara singkat pemaparan
berikut.
Pada malam hari ketika kita memperhatikan langit, berarti kita
sedang mengamati bintang dan benda-benda langit lainnya dari permukaan
berbentuk bola. Bola ini disebut bola celestial. Bumi di bola celestial ini
sebagai pusatnya dengan radius yang tidak terbatas.
Titik Z pada bola celestial berada di atas pengamat, titik ini disebut
zenith (titik puncak). Sedangkan titik Z’ yang diameteral terhadap Z disebut
nadir (titik terendah). Lingkaran besar pada bola dimana terdapat garis yang
menghubungkan Z dan Z’ sebagai porosnya disebut horizon pengamat.
Lingkaran besar yang melalui zenith disebut lingkaran vertikal.
Jika poros bumi diperpanjang melalui kutub-kutubnya, maka titik N
akan memotong bola celestial sehingga disebut kutub celestial utara,
sedangkan titik S akan memotong bola celestial lawan dari utara sehingga
Gambar 2.30 Gambar 2.31
47
disebut kutub celestial selatan. Diameter yang menghubungkan kutub
celestial utara dan selatan disebut poros bola celestial. Lingkaran yang
melalui utara dan selatan disebut meridian celestial.
Meridian celestial memotong secara horizontal di dua titik. Titik
terdekat dengan kutub celestial utara disebut titik horizon. Dari titik utara
tersebut, timur berada disebelah kanan, dan barat berada disebelah kiri,
sedangkan selatan berada dibagian belakangnya.
Gambar 2.32
Perpotongan ekuator bumi dengan bola celestial disebut ekuator
celestial. Gambar berikut merepresentasikan bola celestial dengan bumi
sebagai pusatnya. HH’ mewakili horizontal. Z mewakili zenith dan Z’
mewakili nadir, sedangkan kutub utara dan kutub selatan secara berturut-turut
diwakili oleh N dan S. ekuator celestial diwakili oleh E dan E’.
48
Gambar 2.33
Jika P merepresentasikan posisi matahari, maka segitiga PZN
disebut segitiga astronomis matahari. Busur PL dari lingkaran vertikal yang
melalui P disebut ketinggian matahari dan busur MP dari meridian yang
melalui P disebut kemerosotan matahari. Busur EZ adalah garis lintang
zenith, busur ini setara dengan garis lintang pengamat.
Solar noon adalah waktu yang dibutuhkan matahari untuk mengitari
meridian celestial pengamat. Local time merupakan waktu setempat yang
menunjukkan posisi matahari dari terbit hingga terbenam pada suatu daerah
tertentu.
Sudut antara meridian yang melalui matahari dan zenith disebut
sudut jam. Dari gambar, sudut jam adalah segitiga PZN. Bola celestial
menunjukkan perputaran sejauh dalam 24 jam. Hal ini berarti perputara
matahari berarti menghabiskan waktu 1 jam. Oleh karena itu, sudut jam
menunjukkan berapa jam, menit, dan detik yang dilalui matahari untuk
berputar di meridian zenith. Dengan demikian, pada segitiga astronomis PZN
didapat:
NZ = – derajat garis lintang pengamat
ZP = – derajat ketinggian matahari
PN = – derajat kemerosotan matahari
49
Jika kita mengetahui derajat ketinggian dan kemerosotan matahari,
maka ketiga sisi dari segitiga astronomi PZN dapat diketahui, selanjutnya
sudut PNZ dapat ditentukan. Untuk menentukan waktu yang dibutuhkan
matahari untuk bergerak dari P ke meridian EZN, maka kita harus
mengalikan 24 sebagai rasio sudut lingkaran dengan .Jika pengamatan
dilakukan pagi hari, maka waktu yang didapat dikurangi 12 jam, dan jika
pengamatan dilakukan sore hari, maka waktu yang didapat ditambah 12 jam.
Waktu yang didapat ini disebut local time.
Kapal-kapal yang biasanya berlayar melintasi samudera biasanya
memperkirakan posisi pelayarannya dengan menggunakan chronometer. Alat
ini merupakan aplikasi dari teori eliptik dimana alat ini menunjukkan waktu
di Greenwich. Dengan mengetahui waktu di Greenwich dan local time, maka
garis bujur tempat pengamatan dapat ditentukan. Dalam mengganti waktu
menjadi derajat bujurnya, maka tetap harus diperhatikan bahwa 24 jam
berkorespondensi dengan garis bujur, dengan demikian berarti 1 jam
sama dengan garis bujur, 1 menit berarti 15’ garis bujur, dan satu detik
sama dengan 15’’ garis bujur.
Contoh:
Dari gambar, anggap HN merupakan garis lintang kota New York dengan
derajat lintang pengamat dan derajat kemerosotan matahari ,
dengan demikian didapat;
ZN = – derajat garis lintang pengamat
= –
=
PN = – derajat kemerosotan matahari
= –
50
=
PZ = untuk ketinggian matahari pada saat .
Sudut ZNP pada segitiga bola PNZ adalah (dalam Morgan)
Jika 1 jam sama dengan , maka sama dengan 6 jam 21
menit detik. Sudut ZNP merepresentasikan solar noon yaitu lama waktu
yang dibutuhkan matahari mulai dari terbit hingga terbenam di kota New
York.
Secara umum Geometri bola digunakan oleh para pilot dan kapten
kapal ketika mereka bernavigasi di seluruh dunia. Bekerja di geometri bola
memilki beberapa hasil yang non-intuitif. Sebagai contoh, apakah anda tahu
bahwa terbang jarak terpendek dari Florida ke kepulauan Filipina adalah jalan
di Alaska? Filipina setelah Florida mengapa terbang ke utara ke Alaska
dipotong pendek? Jawabannya adalah bahwa Florida, Alaska, dan Filipina
collinear lokasi di geometri bola (mereka terletak pada lingkaran besar). Lain
milik aneh berbentuk bola geometri adalah bahwa jumlah sudut segitiga
selalu lebih besar kemudian 1800. Segitiga kecil, seperti yang digambarkan di
lapangan sepak bola, sudah sangat dekat dengan 1800. Namun, jumlah sudut-
sudut pada segitiga besar (seperti segitiga dengan veracities New York, LA
dan Tampa) telah secara signifikan lebih dari 1800.
Pada sebuah bola, jumlah sudut-sudut suatu segitiga tidak sama
dengan 1800. Sebuah bola bukanlah ruang Euclide, tetapi secara local hukum
geometri Euclid perkiraan baik. Dalam segitiga kecil di muka bumi, jumlah
sudut-sudutnya sangat hapir 1800. Permukaan bola dapat diwakili oleh
koleksi peta dua dimensi. Oleh karena itu merupakan dua dimensi manifold.
Geometri bola adalahgeometri dua dimensi permukaan sebuah bola. Ini
adalah contoh geometri non-Euclid. Dua aplikasi praktis prinsip-prinsip
geometri yang berbentuk bola untuk navigasi dan astronom.
51
Menghadap arah kiblat adalah kewajiban bagi kaum muslimin
(Umat islam) dalam melaksanakan ibadah kepada Allah SWT, baik ibadah
fardu maupun ibadah sunnah.
Kiblat pertama Umat islam adalah masjid Al-Aqhsa di Palestina,
yang kemudian setelah Rasulullah hijrah ke Madinah atas perintah Allah
SWT kiblat berpindah ke Masjidil Haram di kota Mekkah Arab Saudi, yang
berlokasi di 3905’ Bujur Timur dan 21025 ‘ Lintang Utara , atau terletak di
3905 di timur Greenwich dan garis lintang 21025 di utara khatulistiwa.
Mengingat bumi kita berbentuk bola dan umat Islam tersebar
diseluruh penjuru Bumi maka untuk menghasilkan nilai ibadah yang
maksimal dihadapan Allah SWT dengan sebenar-benarnya menghadapkan
wajah kearah kiblat diperlukan ilmu alat ukur yang sesuai dengan kebutuhan
yaitu segitiga bola.
Segitiga bola berbeda dengan segitiga liniear atau segitiga biasa
yang kita kenal, segitiga bola memilki tiga sudut dalam satuan derajat busur
dan tiga sisi berbentuk garis yang berdimensi panjang.
Perhitungan arah kiblat dilakukan untuk kota-kota diseluruh dunia
yaitu di sebelah barat kota Mekkah. Di sebelah timur kota Mekkah dan
sebagainya.