GEOLOGI PANAS BUMI

17

Click here to load reader

description

GEOLOGI PANAS BUMI

Transcript of GEOLOGI PANAS BUMI

Page 1: GEOLOGI PANAS BUMI

UTS

GEOLOGI MIGAS DAN PANAS BUMI

OLEH :

AGITA YUNITA PUTRI

1201014

TEKNIK PERMINYAKAN REGULER A

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI

BALIKPAPAN

2014

1. Jelaskan secara singkat hubungan tektonik dengan pembentukan cekungan sedimen?

Page 2: GEOLOGI PANAS BUMI

Jawab :

Cekungan sedimenter berhubungan sedemikian rupa dengan pergerakan krustal dan proses

lempeng tektonik. Beberapa klasifikasi tektonik untuk pembagian tipe-tipe cekungan telah

banyak diajukan(Dickinson, 1974; Bally dan Snelson, 1980; Kingston, Dishroon, dan

William, 1983; Mitchell dan Reading, 1986; Klein, 1987; Ingersoll, 1988; Ingersoll dan

Busby, 1995). Ingersoll dan Busby(1995) menekankan bahwa cekungan sedimen dapat

terbentuk oleh empat susunan tektonik yang telah dibahas sebelumnya(divergen,

Intraplate, konvergen, dan transform) dan juga dalam setinghybrid(Tabel 16.2). Jenis

cekungan sedimen yang berbeda dapat diidentifikasi dalam variasi setingan yang

didasarkan pada (1) jenis kerak dimana cekungan itu berada, (2) posisi dari cekungan itu

terhadap plate margin, dan (3) untuk cekungan yang terletak dekat dengan plate margin,

jenis interaksi lempeng yang terjadi selama proses sedimentasi berlangsung(Dickinson,

1974; Miall, 2000, p. 468).

Tabel 16.2 Tipe-tipe utama cekungan sedimen dan seting tektoniknya

Seting Divergen

Terestrial rift valley: Rift di dalam kerak benua yang berasosiasi dengan vulkanisme

bimodal. Contoh modern: Rio Grand Rift(New Mexico)

Proto-ocean rift troughs: Bentuk evolusi awal dari cekungan samudra yang dialasi oleh

lempeng samudra baru dan di diapit di kedua sisinya oleh rifted continental margin yang

masih muda. Contoh modern: Laut Merah.

Seting Intraplate

Continental rises dan terraces: Rifted continental margin yang sudah matur dalam suatu

seting intraplate pada pertemuan kontinen-samudra. Contoh modern: Pesisir timur USA.

Continental embankment: Progadasi wedge sedimen yang terbentuk di tepian suaturifted

continental margin. Contoh modern: Pesisir Teluk Missisipi.

Cekungan Intrakratonik: Cekungan kratonik luas yang dialasi rift fossil pada zona

axialnya. Contoh modern: Cekungan Chad(Africa).

Platform Kontinental: Kraton stabil yang dilapisi oleh strata sedimen tipis dan secara

lateral melampar luas. Contoh modern: Laut Barents(Aisa).

Cekungan samudra aktif: Cekungan yang dialasi oleh lempeng samudra yang terbentuk

pada batas lempeng divergen, tidak berhubungan dengan sistem arch-

trench(spreading masih aktif). Contoh modern: Laut Pasifik.

Page 3: GEOLOGI PANAS BUMI

Kepulauan Oseanik,   aseismic ridge and plateu : Apron sedimen dan dataran yang dibentuk

pada seting intraoseanik selain tipe busur magmatic. Contoh modern: gunung bawah laut

Emperor-Hawaii.

Cekungan samudra dorman: cekungan yang dialasi oleh lempeng samudra, yang tidak

mengalami spreading atau subduksi(tidak terdapat plate boundaries aktif di dalam atau di

bagian cekungan lain yang berdampingan). Contoh modern: Teluk Meksiko.

Seting Konvergen

Trenches: Palung yang sangat dalam, dibentuk oleh proses subduksi dari litosfer samudra.

Contoh modern: Palung Chile.

Cekungan Trench-Slope: Struktur depresi local yang berkembang pada kompleks

subduksi. Contoh modern: Trench Amerika Tengah.

Cekungan For-arc: Cekungan yang berada pada gap antara arc dan trench. Contoh

modern: Sumatra.

Cekungan Intra-arc: Cekungan di sepanjang platform arc yang termasuk gunung

apisuperposed dan overlapping. Contoh modern: Lago de Nikaragua.

Cekungan Back-arc: Lempeng samudra di belakang busur magmatic

intraoseanik(termasuk cekungan intra-arc di antara busur aktif dan remnant), dan cekungan

kontinen di belakang busur magmatic continental-margin tanpa forelanf fold-thrust belts.

Contoh modern: Marianas.

Cekungan Samudra Remnan: cekungan samudra yang mengecil akibat terperangkap

antara continental margin dan atau sistem arc-trench yang saling bertabrakan, dan pada

akhirnya mengalami subduksi dan terdeformasi di dalam suatu suture belts. Contoh

modern: Pesisir Bengal.

Cekungan   Peripheral Foreland : Cekungan foreland yang terletak di atas rifted continental

margin yang telah ditarik ke dalam zona subduksi selama proses tabrakan krustal(tipe

utama dari tumbukan yang berhubungan dengan foreland). Contoh modern: Teluk Persia.

Cekungan Piggyback: Cekungan yang terbentuk dan terbawa di atas suatu thrust

sheet yang bergerak. Contoh modern: Cekungan Peshawar(Pakistan).

Cekungan Foreland Intermontane: Cekungan yang terbentuk di antara

pengangkatanbasement-cored di suatu seting foreland. Contoh modern: Cekungan Sierra

Pampeanas(Argentina).

Seting Transform

Cekungan Transtensional: Cekungan yang terbentuk oleh proses ektensi di sepanjang

sistem patahan Strike-slip. Contoh modern: Laut Salton California.

Page 4: GEOLOGI PANAS BUMI

Cekungan Transpressional: Cekungan yang dibentuk oleh kompresi di sepanjang sistem

patahan strike-slip. Contoh modern: Cekungan Santa Barbara California(foreland).

Cekungan Transrotasional: Cekungan yang terbentuk oleh proses rotasi dari suatu blok

krustal pada axis yang mendekati vertikal pada suatu sistem patahan strike-slip. Contoh

modern: fore-arc Western Aleutian.

Seting Hybrid

Cekungan Intrakontinental wrench: Bermacam cekungan yang terbentuk di dalam kerak

benua yang dipengaruhi oleh proses collision. Contoh modern: Cekungan

Quaidam(China).

Aulacogen: Bekas Rifting yang gagal terbentuk pada sudut tinggi terhadap margin

kontinen, yang telah mengalami reaktivasi selama proses tektonik konvergensi, sehingga

berada pada bagian sudut tinggi terhadap sabuk orogenik. Contoh modern: Teluk

Missisipi.

Impactogen: Rift yang terbentuk pada sudut tinggi terhadap sabuk orogeni, tanpa adanya

sejarah preorogeni sebelumnya(kontras dengan aulacogen). Contoh modern: Rift Baikal

bagian distal(Siberia).

Cekungan Succesor: Cekungan yang terbentuk pada seting intermontane diikuti oleh

proses jeda istirahat kegiatan orogeni local atau aktivitas taphrogenik. Contoh modern:

Barisan punggungan dan cekungan Arizona.

Klasifikasi cekungan dimodifikasi dari Dickinson, 1974, 1976, dan Ingersoll, 1988.

Sumber: Ingersoll, R. V., dan C. J. Busby, 1995 Tectonic of sedimentary basin, dalam

Busby, C. J., dan R. V. Ingersoll(eds.), Tectonic of sedimentary basin: Blackwell Science,

Tabel 1.1, hal. 3, Tabel 1.2, hal. 5.

Page 5: GEOLOGI PANAS BUMI

Gambar 1.3. Representasi skematik dari beberapa cekungan yang terbentuk secara

tektonik.(Dickinson dan Yarborough, 1976; Kingston, Dishroon, dan William, 1983;

Mitchel dan Reading, 1986; Einsele, 1992; Ingersoll dan Busby, 1995.)

Cekungan pada Seting Divergen

Seting tektonik divergen adalah suatu region di Bumi dimana lempeng tektonik mengalami

proses pemekaran atau pemisahan. Area ini memiliki karakteristik berupa fitur-fitur

ekstensional(stretching). Contoh dari ekstensi yang terjadi antara lain pemekaran lantai

samudra di sepanjang mid-oceanic ridge , proses peregangan, dandownfaulting dari kerak

benua untuk membentuk suatu struktur graben. Cekungan yang terbentuk pada suatu

seting divergen sangat dipengaruhi oleh mekanisme penipisan kerak, pembebanan

sedimenter dan vulkanik, dan proses densifikasi krustal(Gambar 1.2).

Page 6: GEOLOGI PANAS BUMI

Tahap awal dari suatu rifting dicirikan oleh proses pemecahan kerak dan pergerakan blok

ke bawah untuk membentuk sesar graben yang disebut terrestrial rift valley. Rift (gambar

1.3) adalah suatu bentuk sempit, berbentuk lembah yang dibatasi patahan dengan ukuran

bervariasi mulai dari graben dengan ukuran beberapa kilometer hingga rift gigantik seperti

yang ada di sistem rift Afrika TImur, yang memiliki ukuran panjang 3000 km dan lebar

30-40 km. Rift terbentuk akibat semacam fenomena thermal yang menyebabkan ekstensi

atau pemekaran di dalam suatu kerak benua. Sistem Rift Afrika Timur (Gambar 1.4a)

adalah contoh dari zona rift yang masih muda. Fase berbeda dalam perkembangan dari

suatu rift diilustrasikan pada gambar 1.4B. Rift Afrika Timur secara umum diisi oleh

batuan vulkanik, kendati demikian, bermacam-macam lingkungan pengendapan sedimen

dapat dijumpai di dalam rift ini, mulai dari darat(fluvial, lakustrin, dan gurun),

transisi(Delta, estuary,tidal flat) dan laut(shelf, submarine fan). Oleh karena itu, endapan

dari suatu cekungan rift dapat bervariasi mencakup konglomerat, batupasir, serpih,

turbidit, batubara, evaporit, dan karbonat. Banyak sistem rift purba dapat dijumpai di Asia,

Eropa, Afrika, Arab, Australia, Amerika Utara, dan Amerika Selatan(Sengor, 1995;

Leeder, 1995; Ravnas dan Steel, 1998). Mereka dapat dijumpai pada beberapa seting

tektonik(Sengor, 1995) namun terutama sangat berhubungan dengan seting divergen.

Gambar 1.4 Peta (A) menunjukkan konfigurasi permukaan dari sistem Rift Afrika Timur

dan penampangnya (B) ilustrasi fase dari suatu evolusi rift dari akhir Miosen hingga

Page 7: GEOLOGI PANAS BUMI

Kuaterneri. Rift ini dialasi oleh batuan vulkanik dan detritus vulkanik.(Dari Einsele, G.

1992, Sedimentary Basin, Gambar 12.4, hal. 434).

Seiring dengan proses bukaan samudra berlangsung, ekstensi yang berlanjut di dalam

kerak benua menyebabkan meningkatnya intensitas pada proses penipisan kerak dan pada

akhirnya menyebabkan terjadinya keretakan, mengizinkan magma basaltik untuk naik ke

atas menuju axis dari suatu rift dan dimulailah proses pembentukan kerak samudra baru.

Oleh karena itu, terrestrial rift valley akan berevolusi menjadiproto-oceanic rift

through. Proto-oceanic rift dialasi(setidaknya sebagian) oleh lempeng samudra dan di

kedua sisinya diapit oleh margin kontinen rift. Laut Merah(Gambar 1.5) adalah analog

modern terbaik dari proto-oceanic rift. Laut Merah, yang terletak di antara Afirka

Tenggara dan Arab Saudi, memiliki panjang 2000 km, dan lebar lebih dari 200 km, dengan

zona axial yang memiliki lebar sekitar 50 km dengan beberapa kedalaman axial mencapai

hingga 3 km.

Gambar 1.5 Citra Satelit Dari Laut Merah.

Area axial dialasi oleh lempeng samudra(umur kurang dari 5 juta tahun) pada bagian

selatan dari Laut Merah. Bagian samping dari Laut Merah dialasi oleh kerak benua yang

telah mengalami stretching pada area pusat namun pada bagian utara terdapat transisi

medadak dari lempeng samudra ke benua(Leeder, 1999, hal. 511). Ke arah selatan, Laut

Merah memotong pemekaran lamban dari rift Teluk Aden. Proses ekstensional yang

membentuk Laut Merah dimulai pada Tersier Tengah. Sedimentasi awal yang mengikuti

proses rifting dicirikan oleh perkembangan kipas alluvial marginal dan fan delta,

sedangkan pada dearah pesisir dicirikan oleh pengendapan campuran karbonat dan

silisiklastik. Selama Miosen, endapan evaporit dengan ketebalan signifikan diendapkan

Page 8: GEOLOGI PANAS BUMI

sebagai hasil dari periode isolasi dari palung yang ada. Kondisi di area ini kembali ke

salinitas normal pada Pliosen. Sedimentasi Holosen pada umumnya dicirikan dengan

berkembangan endapan Foram-pteropod oozes.

2. Apa perbedaan cekungan forc-arc basin dengan back-arc basin ditinjau dari posisi secara

geologis jenis batuan dan potensi hydrocarbon?

Jawab:

Indonesia, juga merupakan negara yang secara geologis memiliki posisi yang unik karena

berada pada pusat tumbukan Lempeng Tektonik Hindia Australia di bagian selatan,

Lempeng Eurasia di bagian Utara dan Lempeng Pasifik di bagian Timur laut. Hal ini

mengakibatkan Indonesia mempunyai tatanan tektonik yang komplek dari arah zona

tumbukan yaitu Fore arc, Volcanic arc dan Back arc. Fore arc merupakan daerah yang

berbatasan langsung dengan zona tumbukan atau sering di sebut sebagai zona aktif

akibat patahan yang biasa terdapat di darat maupun di laut. Pada daerah ini material

batuan penyusun utama lingkungan ini juga sangat spesifik serta mengandung potensi

sumberdaya alam dari bahan tambang yang cukup besar. Volcanic arc merupakan jalur

pegunungan aktif di Indonesia yang memiliki topografi khas dengan sumberdaya alam

yang khas juga. Back arc merupakan bagian paling belakang dari rangkaian busur

tektonik yang relatif paling stabil dengan topografi yang hampir seragam berfungsi

sebagai tempat sedimentasi. Semua daerah tersebut memiliki kekhasan dan keunikan

yang jarang ditemui di daerah lain, baik keanegaragaman hayatinya maupun

keanekaragaman geologinya.

Peta Tektonik dan Gunung Berapi di Indonesia. Garis biru melambangkan batas antar

lempeng tektonik, dan segitiga merah melambangkan kumpulan gunung berapi.Sumber:

MSN Encarta Encyclopedia

Page 9: GEOLOGI PANAS BUMI

Indonesia merupakan negara yang secara geologis memiliki posisi yang unik karena

berada pada pusat tumbukan Lempeng Tektonik Hindia Australia di bagian selatan,

Lempeng Eurasia di bagian Utara dan Lempeng Pasifik di bagian Timur laut. Lempeng

Indo-Australia bertabrakan dengan lempeng Eurasia di lepas pantai Sumatra, Jawa dan

Nusatenggara, sedangkan dengan Pasific di utara Irian dan Maluku utara. Hal ini

mengakibatkan Indonesia mempunyai tatanan tektonik yang komplek dari arah zona

tumbukan yaitu Fore arc, Volcanic arc dan Back arc. Fore arc merupakan daerah yang

berbatasan langsung dengan zona tumbukan atau sering di sebut sebagai zona aktif

akibat patahan yang biasa terdapat di darat maupun di laut. Pada daerah ini

material batuan penyusun utama lingkungan ini juga sangat spesifik serta

mengandung potensi sumberdaya alam dari bahan tambang yang cukup besar.

3. Bagaimana potensi hidrokarbon di Indonesia bagian barat dan timur?

Jawab:

Potensi sumber daya migas nasional saat ini masih cukup besar, terakumulasi dalam 60

cekungan sedimen (basin) yang tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia. Dari 60

cekungan tersebut, 38 cekungan sudah dilakukan kegiatan eksplorasi dan sisanya sama

sekali belum dilakukan eksplorasi. Dari cekungan yang telah dieksplorasi, 16 cekungan

sudah memproduksi hidrokarbon, 9 cekungan belum diproduksi walaupun telah

diketemukan kandungan hidrokarbon, sedangkan 15 cekungan sisanya belum diketemukan

kandungan hidrokarbon. Kondisi di atas menunjukkan bahwa peluang kegiatan eksplorasi

di Indonesia masih terbuka lebar, terutama dari 22 cekungan yang belum pernah dilakukan

kegiatan eksplorasi dan sebagian besar berlokasi di laut dalam (deep sea) terutama di

Indonesia bagian Timur.

Page 10: GEOLOGI PANAS BUMI
Page 11: GEOLOGI PANAS BUMI

Dari 60 cekungan sedimen yang berpotensi mengandung hidrokarbon, 22 cekungan

sedimen sama sekali belum pernah dilakukan kegiatan pengeboran eksplorasi.

Ditinjau dari rasio penemuan cadangan, Indonesia termasuk wilayah yang cukup

menjanjikan dibanding negara-negara di Asia Tenggara, yaitu mencapai rata-rata

sekitar 30%. Faktor keberhasilan (Success Ratio) dari kegiatan eksplorasi, termasuk

deliniasi rata-rata mencapai 38%, sedangkan keberhasilan untuk sumur taruhan (wild

cat) rata-rata lebih tinggi dari 10%.

Sebagian besar lokasi cekungan yang menarik untuk pengembangan blok baru

tersebut terletak di kawasan Timur Indonesia dan berlokasi di offshore. Diantara

lokasi cekungan sedimen tersebut adalah di sekitar pulau Sulawesi Offshore, Nusa

Tenggara Offshore, Halmahera dan Maluku, serta Papua Offshore. Disamping rasio

penemuan yang kompetitif, biaya penemuan (Finding ) Cost untuk cekungan di

kawasan yang sebagian besar berlokasi di offshore, juga relatif lebih rendah

dibandingkan dengan wilayah lain di Asia Tenggara.

Dengan rata-rata biaya penemuan migas yang rendah, berdampak pada resiko

investasi terutama untuk modal awal yang besar pada lokasi offshore. Dengan

kondisi-kondisi diatas, Indonesia bisa dibilang sebagai wilayah yang sangat

menjanjikan bagi investasi migas. Sampai dengan akhir tahun 2010 status Kontraktor

Kontrak Kerja Sama (KKKS) berjumlah 246 KKKS.

Produksi minyak bumi

Produksi minyak bumi dan kondensat pada tahun 2010 mencapai 346,38 ribu barrel

dengan produksi harian sebesar 944,9 ribu bph, mengalami penurunan sebesar 3.900

bph dibandingkan produksi minyak bumi dan kondensat tahun 2009 sebesar 948,8

ribu bph. Penurunan produksi tersebut disebabkan antara lain karena mundurnya

jadwal produksi awal beberapa KKKS, penurunan produksi alamiah, dan

permasalahan teknis operasional.

Produksi Gas Bumi

Produksi gas bumi pada tahun 2010 sebesar 9.336 MMSCFD , mengalami kenaikan

sebesar 1.034 MMSCFD dari 8.302 MMSCFD pada tahun 2009. Kenaikan produksi

Page 12: GEOLOGI PANAS BUMI

tersebut antara lain karena mulai berproduksinya beberapa lapangan gas baru dan

optimalisasi produks.

Kondisi Pasar Minyak Bumi

Dalam 10 tahun terakhir, konsumsi BBM domestik menunjukkan kenaikan rata-rata

sebesar 4,8% per tahun. Dengan meningkatnya jumlah penduduk dan membaiknya

pertumbuhan ekonomi domestik, pertumbuhan konsumsi BBM akan terus mengalami

kenaikan. Sektor transportasi masih merupakan pengguna terbanyak BBM domestik

yaitu lebih dari 46%, disusul oleh sektor rumah tangga, pembangkit listrik dan sektor

industri.

Penyebaran permintaan akan BBM domestic mengikuti pola penyebaran penduduk

dan kegiatan ekonominya, wilayah Jawa-Bali masih mendominasi yaitu sekitar 62%,

Sumatera (20%) dan sisanya diserap oleh pasar Indonesia Tengah dan Timur.

Penyediaan BBM dalam negeri sebagian besar masih diperoleh dari kilang dalam

negeri yaitu sekitar 67 %, sedangkan 33 % sisanya diperoleh dari pasar impor.

Kapasitas kilang dalam negeri saat ini 1,157 juta barel per hari dengan produksi BBM

mencapai 40,42 juta kiloliter atau meningkat sebesar 1,07% dari 39,99 juta kiloliter

pada tahun sebelumnya.