Geologi dan Geokimia Daerah Panas Bumi Maritaing, Kabupaten ...

15
GEOLOGI DAN GEOKIMIA PANAS BUMI DAERAH MARITAING KABUPATEN ALOR, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Dede Iim Setiawan, Andri Eko Ari Wibowo, Dudi Hermawan Kelompok Penyelidikan Panas Bumi, Pusat Sumber Daya Geologi S A R I Aktivitas tektonik pada Kala Pliosen-Plistosen di Daerah Maritaing yang ditandai dengan terbentuknya Depresi Maritaing pada batuan gunungapi tua disertai dengan pembentukan beberapa kubah lava di sekitar zona depresi. Aktivitas tektonik tersebut pada bagian awal Plistosen bersamaan dengan aktivitas magmatisme yang menghasilkan retas- retas andesit di Bukit Karitemang berumur Plistosen (1,5 + 0,2 juta tahun) yang menerobos produk vulkanik Bukit Karitemang. Batuan magmatik generasi paling muda (retas andesit) inilah yang diharapkan sebagai sumber panas (heat sources) dalam sistem panas bumi Maritaing. Pencenanggaan yang terjadi pada Plistosen Akhir bahkan sampai sekarang, di daerah penyelidikan diduga mengakibatkan teraktifkannya kembali sesar-sesar sebelumnya yang kemudian mengontrol kehadiran manifestasi panas bumi di permukaan. Manifestasi panas bumi permukaan berupa mata air panas Kura dengan temperatur 58-81°C dan batuan ubahan di Kawah Karitemang pada bagian tengah daerah penyelidikan diindikasikan berada pada zona upflow dari sistem panas bumi Maritaing dengan aliran outflow berupa beberapa mata air hangat bertemperatur 37-39°C di bagian timur dan selatan daerah penyelidikan. Manifestasi panas bumi di Kawah Karitemang merupakan representasi dari kondisi reservoir panas bumi di bawahnya yang pada saat ini diperkirakan memiliki temperatur sebesar 200°C. Total energi panas yang hilang secara alamiah (natural heat loss) adalah sebesar 0,59 MWth Sebaran area prospek panas bumi Maritaing terdapat di bagian tengah daerah penyelidikan, tepatnya di dalam Kawah Karitemang, meliputi areal seluas 4 km 2 . Dengan temperatur reservoir sebesar 200°C, temperatur cut off 150°C potensi sumber daya hipotetik dari sistem panas bumi daerah Maritaing adalah sebesar 17 MWe. Mengingat temperatur reservoirnya yang termasuk entalpi menengah serta kemungkinan reservoirnya didominasi oleh air, maka potensi panas bumi ini cukup baik untuk dikembangkan sebagai pembangkit listrik tenaga panas bumi berteknologi binary cycle atau dimanfaatkan langsung (direct use) untuk media pengeringan hasil pertanian. PENDAHULUAN Daerah panas bumi Maritaing termasuk ke dalam Wilayah Kecamatan Alor Timur, Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur, sekitar 84 km sebelah timur Kota Kalabahi (Gambar 1). Daerah ini merupakan bagian dari gugusan pulau- pulau kecil di bagian timur Pulau Flores yang tersusun oleh beberapa perbukitan vulkanik berumur Tersier hingga Kuarter. METODOLOGI Penyelidikan panas bumi di Daerah Maritaing terdiri dari 2 metode, yaitu metode geologi dan geokimia. Metode penyelidikan geologi digunakan untuk mengenali gejala tektonik, mengetahui karakteristik serta sebaran batuan, dan karakteristik fisik manifestasi panas bumi di permukaan melalui kegiatan pemetaan morfologi, satuan batuan, struktur geologi, zonasi hidrogeologi, dan manifestasi panas bumi, sehingga dapat mengetahui hubungan antara semua parameter geologi yang berperan dalam pembentukan sistem panas bumi di daerah tersebut. Metode penyelidikan geokimia dilakukan untuk mengetahui karakteristik fluida panas bumi

Transcript of Geologi dan Geokimia Daerah Panas Bumi Maritaing, Kabupaten ...

Page 1: Geologi dan Geokimia Daerah Panas Bumi Maritaing, Kabupaten ...

GEOLOGI DAN GEOKIMIA PANAS BUMI DAERAH MARITAING

KABUPATEN ALOR, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Dede Iim Setiawan, Andri Eko Ari Wibowo, Dudi Hermawan

Kelompok Penyelidikan Panas Bumi, Pusat Sumber Daya Geologi

S A R I

Aktivitas tektonik pada Kala Pliosen-Plistosen di Daerah Maritaing yang ditandai

dengan terbentuknya Depresi Maritaing pada batuan gunungapi tua disertai dengan

pembentukan beberapa kubah lava di sekitar zona depresi. Aktivitas tektonik tersebut pada

bagian awal Plistosen bersamaan dengan aktivitas magmatisme yang menghasilkan retas-

retas andesit di Bukit Karitemang berumur Plistosen (1,5 + 0,2 juta tahun) yang menerobos

produk vulkanik Bukit Karitemang. Batuan magmatik generasi paling muda (retas andesit)

inilah yang diharapkan sebagai sumber panas (heat sources) dalam sistem panas bumi

Maritaing. Pencenanggaan yang terjadi pada Plistosen Akhir bahkan sampai sekarang, di

daerah penyelidikan diduga mengakibatkan teraktifkannya kembali sesar-sesar sebelumnya

yang kemudian mengontrol kehadiran manifestasi panas bumi di permukaan.

Manifestasi panas bumi permukaan berupa mata air panas Kura dengan temperatur

58-81°C dan batuan ubahan di Kawah Karitemang pada bagian tengah daerah penyelidikan

diindikasikan berada pada zona upflow dari sistem panas bumi Maritaing dengan aliran outflow

berupa beberapa mata air hangat bertemperatur 37-39°C di bagian timur dan selatan daerah

penyelidikan. Manifestasi panas bumi di Kawah Karitemang merupakan representasi dari

kondisi reservoir panas bumi di bawahnya yang pada saat ini diperkirakan memiliki temperatur

sebesar 200°C. Total energi panas yang hilang secara alamiah (natural heat loss) adalah

sebesar 0,59 MWth

Sebaran area prospek panas bumi Maritaing terdapat di bagian tengah daerah

penyelidikan, tepatnya di dalam Kawah Karitemang, meliputi areal seluas 4 km2. Dengan

temperatur reservoir sebesar 200°C, temperatur cut off 150°C potensi sumber daya hipotetik

dari sistem panas bumi daerah Maritaing adalah sebesar 17 MWe. Mengingat temperatur

reservoirnya yang termasuk entalpi menengah serta kemungkinan reservoirnya didominasi

oleh air, maka potensi panas bumi ini cukup baik untuk dikembangkan sebagai pembangkit

listrik tenaga panas bumi berteknologi binary cycle atau dimanfaatkan langsung (direct use)

untuk media pengeringan hasil pertanian.

PENDAHULUAN

Daerah panas bumi Maritaing

termasuk ke dalam Wilayah Kecamatan

Alor Timur, Kabupaten Alor, Provinsi Nusa

Tenggara Timur, sekitar 84 km sebelah

timur Kota Kalabahi (Gambar 1). Daerah ini

merupakan bagian dari gugusan pulau-

pulau kecil di bagian timur Pulau Flores

yang tersusun oleh beberapa perbukitan

vulkanik berumur Tersier hingga Kuarter.

METODOLOGI

Penyelidikan panas bumi di Daerah

Maritaing terdiri dari 2 metode, yaitu

metode geologi dan geokimia. Metode

penyelidikan geologi digunakan untuk

mengenali gejala tektonik, mengetahui

karakteristik serta sebaran batuan, dan

karakteristik fisik manifestasi panas bumi di

permukaan melalui kegiatan pemetaan

morfologi, satuan batuan, struktur geologi,

zonasi hidrogeologi, dan manifestasi panas

bumi, sehingga dapat mengetahui

hubungan antara semua parameter geologi

yang berperan dalam pembentukan sistem

panas bumi di daerah tersebut. Metode

penyelidikan geokimia dilakukan untuk

mengetahui karakteristik fluida panas bumi

Page 2: Geologi dan Geokimia Daerah Panas Bumi Maritaing, Kabupaten ...

dan memperkirakan kondisi reservoir

panas buminya melalui kegiatan

penyelidikan jenis manifestasi, konsentrasi

senyawa kimia terlarut dan terabsorpsi

dalam fluida panas bumi yang meliputi

analisis sifat fisika dan kimia manifestasi

panas bumi, analisis kimia anion dan kation

air, serta untuk mengetahui indikasi

keterdapatan sumber daya panas bumi

melalui penyelidikan tanah dan udara tanah

yang meliputi analisis kandungan Hg tanah

dan CO2 udara tanah pada kedalaman satu

meter.

Kompilasi kedua metode tersebut di

atas diharapkan dapat menghasilkan

model tentatif sistem panas bumi berikut

sebaran daerah prospek dan potensi panas

buminya.

MANIFESTASI PANAS BUMI

Daerah Maritaing memiliki

manifestasi panas bumi berupa mata air

panas, mata air hangat, dan batuan ubahan

(alterasi).

Terdapat lebih dari 30 titik

pemunculan mata air panas di Sungai Kura

pada aliran sepanjang 1,3 km, yaitu

berlokasi di Desa Maritaing. Temperatur air

panas berkisar antara 50 oC hingga 80 oC

dan mengakibatkan aliran air Sungai Kura

menjadi hangat. Beberapa conto air panas

yang diambil, yaitu air panas Kura-1, Kura-

2, kura-3, Kura-4, dan air panas Kura-5,

memiliki pH netral, debit 0,1 liter/detik

sampai 2 liter/detik, daya hantar listrik

sangat tinggi antara 6.430 µS/cm sampai

dengan 10.980 µS/cm. Air panas terlihat

jernih, tidak berasa, terdapat bualan gas,

muncul dari rekahan breksi dan endapan

aluvium, memiliki endapan oksida besi

berwarna coklat serta beberapa

diantaranya terdapat undak sinter

karbonat.

Mata air hangat terdapat di 4 lokasi

terpisah, yaitu mata air hangat Alakalela,

Mabata, Karangle, dan mata air hangat

Sawarana.

Mata air hangat Alakalela berada di

pinggir Pantai Maritaing pada koordinat

734659 mT dan 9084197 mU. Temperatur

air terukur 36,8 oC pada temperatur udara

29,1 oC, pH 6,91 dengan daya hantar

listrik sebesar 3.010 µS/cm, dan debit 0,2

liter/detik. Air hangatnya jernih, tidak

berasa, tidak berbau dan muncul dari

endapan pantai.

Mata air hangat Mabata berada di

pinggir Pantai Maritaing pada koordinat

734842 mT dan 9081033 mU. Temperatur

air hangat yang terukur sebesar 39,4 oC

pada temperatur udara 34,1 oC, pH 6,82

dengan daya hantar listrik sebesar 6.070

µS/cm dan debit 0,2 liter/detik. Air

hangatnya jernih, tidak berasa, tidak

berbau, dan muncul pada endapan pantai.

Mata air hangat Karangle berada di

Kampung Karangle, Desa Elok, pada

koordinat 730164 mT dan 9077134 mU.

Temperatur air hangat terukur sebesar 37,3

oC pada temperatur udara 31,3 oC, pH

6,85 dengan daya hantar listrik 1.970

µS/cm dan debit 1 liter/detik. Air hangatnya

jernih, tidak berasa, tidak berbau, dan

muncul dari endapan aluvium Sungai

Karangle.

Mata air hangat Sawarana berada

di pinggir Sungai Sawarana, Kampung

Sawarana, Desa Elok pada koordinat

724911 mT dan 9077980 mU. Temperatur

air hangat sebesar 38,6 oC pada

temperatur udara 31,3 oC, pH 7,28 dengan

daya hantar listrik 580 µS/cm dan debit 2,5

liter/detik. Air hangatnya jernih, tidak

berasa, tidak berbau, dan muncul dari

celah bongkahan batuan di Sungai

Sawarana.

Besarnya energi panas yang hilang

secara alamiah (natural heat loss) dari

manifestasi panas bumi berupa mata air

panas dan mata air hangat di Daerah

Maritaing adalah sebesar 0,59 MWtermal.

GEOLOGI

Daerah panas bumi Maritaing

secara umum tersusun oleh batuan

Page 3: Geologi dan Geokimia Daerah Panas Bumi Maritaing, Kabupaten ...

sedimen, batuan vulkanik, dan endapan

permukaan. Batuan sedimen yang

tersingkap di lapangan berupa konglomerat

dan batugamping terumbu. Batuan

vulkanik merupakan batuan penyusun

yang paling dominan di daerah ini, meliputi

lava dan piroklastik. Endapan permukaan

berupa aluvium, dan endapan danau.

Berdasarkan urutan stratigrafinya dari

satuan batuan berumur tertua sampai ke

paling muda adalah Satuan Lava Andesit

Katuwusi (Tmaa), Piroklastik

Katuwusi(Tmpa), Lava Andesit Worakena

(Tmaw), Lava Andesit Koya-Koya (Tmak),

Aliran Piroklastik Koya-Koya (Tmpk), Lava

Andesit Inukumang (Tmai), Lava Andesit

Pakmana (Tmap), Lava Andesit Meriaka

(Tmam), Aliran Piroklastik Kunatena

(Tppk), Lava Andesit Bulamaka (Tpab),

Lava Dasit Karitemang (Tpdk), Endapan

Danau (TQd), Aliran Piroklastik

Karitemang-1 (Qppk1), Aliran Piroklastik

Karitemang-2 (Qppk2), Konglomerat (Qk),

Batugamping (Qg), dan Aluvium (Qa).

Jenis batuan, penyebaran, serta urutan

stratigrafi batuan tersebut disajikan dalam

peta geologi daerah panas bumi Maritaing

(Gambar 2).

Satuan batuan vulkanik tertua yang

berumur Miosen terdiri atas lava dan

piroklastik. Satuan Lava Andesit Katuwusi

bersama Satuan Lava Andesit Worakena,

Lava Andesit Koya-Koya, Lava Andesit

Inukumang, dan Satuan Lava Andesit

Pakmana merupakan lava berjenis andesit

piroksen, sedangkan Satuan Lava Andesit

Meriaka berjenis andesit hornblenda. Lava

yang tersingkap umumnya sudah

terkekarkan, beberapa diantaranya

membentuk struktur kekar kolom dan kekar

berlembar. Satuan batuan berjenis

piroklastik, terdiri dari Satuan Piroklastik

Katuwusi yang terdiri atas tuf lapili dan

breksi tuf, dan Satuan Aliran Piroklastik

Koya-Koya berupa breksi. Singkapan tuf

dan breksi umumnya sudah terkekarkan

dan terisi oleh mineral kalsit membentuk

urat kalsit.

Batuan vulkanik selanjutnya

terbentuk juga di daerah sepanjang zona

Depresi Maritaing pada Kala Pliosen.

Batuannya terdiri atas Satuan Aliran

Piroklastik Kunatena, Satuan Lava Andesit

Bulamaka, dan Satuan Lava Dasit

Karitemang. Aliran piroklastik Kunatena

tersusun oleh breksi tuf dengan fragmen

berupa andesit dan dasit. Lava andesit

Bulamaka berjenis andesit piroksen yang

memiliki rekahan halus yang terisi oleh

mineral kuarsa. Lava dasit Karitemang

menyusun Bukit Karitemang yang

berbentuk struktur kawah, lokasi tempat

beradanya kelompok mata air panas Kura.

Memasuki Kala Plistosen, di bagian

tengah daerah penyelidikan, pada Depresi

Maritaing, terbentuk Endapan Danau yang

terdiri dari konglomerat dan batupasir hasil

rombakan batuan vulkanik di sekitarnya.

Pada waktu yang sama, aktivitas vulkanik

Gunung Karitemang menghasilkan Aliran

Piroklastik Karitemang-1 di bagian timur

Kawah Karitemang yang terdiri atas breksi

tuf dengan fragmen andesit dan dasit.

Produk Gunung Karitemang selanjutnya

adalah Aliran Piroklastik Karitemang-2

dalam Kawah Karitemang dan memanjang

ke bagian selatan yang terdiri atas breksi

tuf dengan fragmen andesit dan dasit.

Setempat, di dasar Sungai Kura, bagian

utara dari kelompok mata air panas Kura,

tersingkap retas (dyke) berupa andesit

yang menerobos breksi Satuan Aliran

Piroklastik Karitemang-2 (Qppk-2). Retas

andesit berjenis andesit piroksen ini

tersingkap memanjang sekitar 30 meter

dengan ketebalan mencapai 25 cm.

Berdasarkan hasil analisis pentarikhan

jejak belah (fission track) menggunakan

mineral zirkon pada sampel retas andesit,

diperoleh umur andesit 1,5 + 0,2 juta tahun

atau jika disetarakan dengan skala waktu

geologi berumur Plistosen bagian awal.

Sementara di bagian timur, pada

waktu bersamaan terbentuk Satuan

Konglomerat yang tersusun oleh batupasir

dan konglomerat, serta Satuan

Page 4: Geologi dan Geokimia Daerah Panas Bumi Maritaing, Kabupaten ...

Batugamping di bagian tenggaranya.

Sampai saat ini berlangsung pengendapan

endapan permukaan berupa aluvium di

sepanjang muara Sungai Irawuri.

Pola struktur geologi di daerah

penyelidikan umumnya berupa kelurusan

berarah baratlaut-tenggara yang

berasosiasi dengan sesar pembentuk

Depresi Maritaing dan kelurusan berarah

baratdaya-timurlaut sebagai sesar

antitetiknya. Peta anomali kerapatan pola

kelurusan struktur geologi berdasarkan

analisis fault and fracture density (FFD)

memperlihatkan bahwa Daerah Katuwusi

dan sekitarnya, di bagian selatan kelompok

mata air panas Kura, memiliki anomali nilai

frekuensi kehadiran kelurusan yang lebih

besar dari 2 sampai 4 buah kelurusan

dalam satu kilometer persegi serta memiliki

nilai anomali panjang kelurusan struktur

geologi mencapai 7 km (Gambar 3).

Daerah ini diindikasikan sebagai daerah

atau zona yang memiliki nilai permeabilitas

lebih tinggi dibandingkan daerah

sekitarnya, sehingga diperkirakan sebagai

daerah resapan air meteorik (recharge

area) yang slah satunya berperan dalam

mensuplai air (fluida) ke dalam sistem

panas bumi Maritaing.

GEOKIMIA

Kimia Air

Kelompok air panas Kura dan air hangat

Alakalela serta air hangat Mabata bertipe

klorida (Gambar 4). Kandungan klorida

yang tinggi (1160 - 1700 ppm) dan nilai

DHL yang tinggi (6400 - 11000 µS/cm)

pada air panas Kura, serta didukung oleh

temperatur airnya yang tinggi dan

kehadiran sinter silika di sekitarnya

menunjukkan bahwa fluida panasnya

berasal langsung dari reservoir dan sedikit

terjadi pencampuran dengan air

permukaan. Air hangat Alakalela dan air

hangat Mabata yang bertemperatur

rendah, tingginya kandungan klorida (619 –

1254 ppm) dan cukup tingginya nilai DHL

(3000 - 6000 µS/cm) diperkirakan sebagai

akibat adanya sedikit percampuran fluida

panas dengan air laut, dimana kedua mata

air hangat tersebut muncul pada pinggir

pantai. Sedangkan air hangat lainnya yang

bertemperatur lebih rendah mempunyai

tipe bikarbonat. Hal ini diperkirakan adanya

pencampuran yang intensif antara fluida

panas dengan air permukaan, air

kondensat, atau interaksi dengan batuan

karbonat.

Air panas Kura berada pada zona

partial equilibrium dengan perkiraan

temperatur reservoir maksimum 200 oC

(Gambar 5). Hal ini menunjukkan bahwa

kelompok air panas Kura berasal dari

kedalaman dengan sedikit pengaruh atau

pencampuran dengan air permukaan.

Sedangkan semua air hangat berada pada

zona immature water yang

mengindikasikan bahwa fluida panasnya

lebih dominan dipengaruhi oleh air

permukaan.

Pemunculan air panas dan air

hangat di daerah Maritaing umumnya

dipengaruhi oleh kondisi lingkungan

sedimen dan diperkirakan berasal dari satu

reservoir yang sama, dimana semua airnya

berada diantara zona Cl dan B pada satu

kluster yang sama (Gambar 6).

Pendugaan Temperatur Bawah

Permukaan

Perkiraan temperatur bawah

permukaan (reservoir) panas bumi di

Daerah Maritaing menggunakan

geotermometer SiO2 (conductive-cooling)

berkisar antara 120 – 130 °C,

geotermometer Na-K 170 – 200 °C, dan

geotermometer Na-K-Ca berkisar 180 –

200 °C. Air panas Kura yang bertipe klorida

dan berada di zona partial equilibrium

memungkinkan untuk menggunakan

geotermometer Na-K.

Plotting entalpi klorida (Gambar 7)

menunjukkan temperatur parent fluida

sebesar 200 oC dengan konsentrasi klorida

sebesar 1680 ppm. Hasil ini mendukung

perkiraan temperatur bawah permukaan

Page 5: Geologi dan Geokimia Daerah Panas Bumi Maritaing, Kabupaten ...

yang berhubungan dengan reservoir

panas bumi Maritaing sebesar 200 oC

dengan proporsi fluida reservoir pada air

panas Kura lebih besar dari 70%.

Isotop Oksigen-18 dan Deuterium (18O

dan 2H)

Diagram hubungan isotop 18O dan

Deuterium air panas Kura (Gambar 8)

cenderung menjauhi garis air meteorik

(Meteoric Water Line). Hal ini

mengindikasikan telah terjadinya

pengkayaan 18O akibat interaksi fluida

panas dengan batuan di kedalaman,

sehingga air panas Kura kemungkinan

berasal langsung dari kedalaman dengan

hanya sedikit pengenceran oleh air

meteorik. Sedangkan air hangatnya

terletak mendekati garis air meteorik,

sebagai indikasi bahwa airnya dominan air

permukaan.

Untuk mengetahui sejauh mana

pengaruh percampuran air laut terhadap air

panas dan air hangat serta asal fluida

panasnya, hubungan grafik isotop δ18O dan

δ2H dengan konsentrasi Cl menunjukkan

bahwa fluida reservoirnya berasal dari air

meteorik dan sedikit pengaruh air laut

(Gambar 9 dan 10).

Analisis Tanah dan Udara Tanah

Hasil analisis tanah dan udara

tanah diperoleh derajat keasaman atau pH

tanah relatif netral dengan nilai berkisar

antara 6,5 – 7,5 dan tidak memperlihatkan

adanya anomali pH. Temperatur udara

tanah pada kedalaman 1 meter berkisar

antara 25,9 – 43,9°C. Anomali temperatur

tanah dijumpai di sekitar manifestasi panas

bumi Kura (Gambar 11).

Nilai anomali di atas 50 ppb untuk

kandungan Hg tersebar di sekitar kelompok

air panas Kura dengan kandungan Hg

berkisar 54 – 765 ppb (Gambar 12). Nilai

Hg tinggi di daerah ini diperkirakan karena

terjadi bocoran Hg pada struktur atau

rekahan yang terdapat di sekitar

manifestasi. Nilai anomali kandungan CO2

udara tanah adalah diatas 3 % (v/v). Pola

penyebaran CO2 pada umumnya tidak

menunjukkan anomali yang signifikan.

SISTEM PANAS BUMI

Sistem panas bumi yang terbentuk

di Maritaing diperkirakan berasosiasi

dengan aktivitas magmatik muda pada

zona lemah Depresi Maritaing yang terusun

oleh batuan gunungapi yang memiliki

sistem kekar intensif, serta didukung oleh

suplai fluida yang cukup baik di bagian

utara dan selatan depresi pada setting

medium terrain. Air meteorik yang

melakukan penetrasi pada daerah

tangkapan air hujan di bagian utara dan

selatan Depresi Maritaing melalui zona

permeabel, pada kedalaman tertentu air

tersebut terpanaskan oleh batuan

magmatik yang memiliki sisa panas di

sekitar Bukit Karitemang sehingga

membentuk fluida panas yang

terakumulasi dalam reservoir panas bumi.

Interaksi antara fluida panas dengan

batuan di sekitarnya menghasilkan batuan

terubah (alterasi) yang kemudian berperan

sebagai lapisan penudung (cap rock)

dalam sistem panas bumi Maritaing.

Fluida panas yang terakumulasi

pada reservoir di sekitar Bukit Karitemang,

bersamaan dengan unsur-unsur

terlarutnya, selanjutnya bergerak secara

konvektif menuju permukaan melalui media

sesar yang terbentuk belakangan. Sampai

di permukaan, fluida panas tersebut hadir

sebagai manifestasi panas bumi berupa

mata air panas di Daerah Kura. Sedangkan

mata air hangat yang terbentuk jauh di

bagian timur dan selatan diperkirakan

merupakan air yang berasal dari sistem

panas bumi Maritaing, namun telah

mengalami perjalanan secara lateral

terlebih dahulu melalui media sesar

(Gambar 13).

POTENSI ENERGI PANAS BUMI

Sistem panas bumi Maritaing

mempunyai luas areal prospek sekitar 4

Page 6: Geologi dan Geokimia Daerah Panas Bumi Maritaing, Kabupaten ...

km2. Temperatur reservoir diduga sebesar

200°C, sehingga temperatur cut-off

sebesar 150°C. Dengan menggunakan

metode penghitungan volumetrik, dengan

asumsi tebal reservoir 1 km, recovery factor

25%, faktor konversi 10%, dan lifetime 30

tahun, besarnya potensi energi panas

buminya adalah 17 MWe pada kelas

sumber daya hipotetik.

DISKUSI

Sistem panas bumi Maritaing

diperkirakan memiliki sumber panas yang

berasosiasi dengan sisa panas batuan

magmatik muda yang terbentuk

bersamaan dengan retas andesit

Karitemang berumur Plistosen bagian awal

(1,5+0,2 juta tahun) di sekitar Bukit

Karitemang. Perkiraan ini masih

memerlukan pendekatan melalui

penyelidikan geofisika lebih lanjut.

Reservoir panas bumi Maritaing

diperkirakan berupa sistem rekahan yang

intensif pada batuan gunungapi seperti lava

dan breksi berumur Tersier yang telah

mengalami aktivitas tektonik berulang-

ulang.

Lapisan batuan penudung sistem

panas bumi Maritaing diperkirakan berupa

lempung monmorilonite yang berasal dari

proses ubahan bertipe argilik hasil alterasi

batuan vulkanik Tersier yang berinteraksi

dengan fluida panas di sekitar mata air

panas Kura. Lapisan lempung argilik di

lokasi ini diperkirakan merupakan bagian

dari batuan penudung sistem panas bumi

Maritaing.

Daerah di sekitar keberadaan

kelompok air panas Kura diperkirakan

sebagai daerah upflow, dimana air

panasnya bertipe klorida dan hasil reaksi

kesetimbangan sebagian (partial

equilibrium) antara batuan dengan fluida

panas. Sebaran anomali Hg dan

temperatur juga menunjukkan bahwa

daerah ini merupakan daerah upflow dan

menjadi indikasi daerah prospek panas

bumi Maritaing. Sedangkan air hangat yang

bertipe bikarbonat dan berada pada zona

immature water, diperkirakan sebagai

outflow dari reservoir panas bumi

Maritaing.

KESIMPULAN

Sistem panas bumi yang terbentuk

di Daerah Maritaing diperkirakan

berasosiasi dengan lingkungan tektonik-

magmatik, dimana sistem panas bumi yang

terbentuk pada Depresi Maritaing

berhubungan dengan sumber panas

berupa batuan magmatik muda di bawah

permukaan yang terbentuk bersamaan

dengan retas andesit Karitemang yang

berumur Plistosen bagian awal di Bukit

Karitemang. Aktivitas tektonik yang

berulang kali mengakibatkan daerah ini

memiliki zona berpermeabilitas tinggi yang

memungkinkan air meteorik melakukan

penetrasi pada zona struktur sesar dan

kemudian berinteraksi dengan batuan

magmatik yang memiliki panas dari dapur

magma sehingga menghasilkan fluida

panas bumi di kedalaman yang

terakumulasi di reservoir dan kemudian

bergerak menuju ke permukaan sebagai

mata air panas dan mata air hangat melalui

kontrol sesar.

Daerah prospek panas bumi

Maritaing memiliki potensi untuk

dikembangkan sebagai pembangkit listrik

tenaga panas bumi maupun digunakan

untuk pemanfaatan langsung (direct use)

seperti pengeringan hasil pertanian dan

perkebunan.

Untuk mengetahui gambaran lebih

detail sistem panas bumi yang terbentuk

serta besarnya potensi yang terkandung di

dalamnya, perlu dilakukan survei geosains

lebih lanjut di daerah panas bumi Maritang,

yaitu survei geofisika.

Page 7: Geologi dan Geokimia Daerah Panas Bumi Maritaing, Kabupaten ...

DAFTAR PUSTAKA

Abbott dan Chamalaun, 1981; Pentarikhan K/Ar umur batuan andesit di P. Kambing,

Kabupaten Alor, NTT (Dalam Peta Lembar Alor Dan Wetar Barat, Nusa Tenggara,

1997). Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.

Bemmelen, van R.W., 1949. The Geology of Indonesia. Vol. I A. General Geology Of Indonesia

And Adjacent Archipelagoes. Government Printing Office. The Hague. Netherlands.

Fournier, R.O., 1981. Application of Water Geochemistry Geothermal Exploration and

Reservoir Engineering, “Geothermal System: Principles and Case Histories”. John

Willey & Sons. New York.

Giggenbach, W.F., 1988. Geothermal Solute Equilibria Deviation of Na-K-Mg – Ca Geo-

Indicators. Geochemica Acta 52. pp. 2749 – 2765.

Kasbani, dkk, 2000, Laporan Penyelidikan Geologi Panas Bumi daerah Bukapiting, Kabupaten

Alor, Nusa Tenggara Timur.

Lawless, J., 1995. Guidebook: An Introduction to Geothermal System. Short course. Unocal

Ltd. Jakarta.

Mahon K., Ellis, A.J., 1977. Chemistry and Geothermal System. Academic Press Inc. Orlando.

Muchsin, C, (1974): Inventarisasai Potensi Panas Bumi P. Flores, Nusa Tenggara Timur.

Direktorat Vulkanologi. Bandung.

Noya, Y, dkk., 1994. Peta Geologi Lembar Pulau Alor dan Pulau Wetar, NTT, Skala 1 :

250.000. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Geologi. Bandung.

Purwanto, dkk, 1994, Peta Hidrogeologi Lembar Waikukang da Dilli. Direktorat Geologi Tata

Lingkungan.

Santoso, M. S dkk, 1976, Inventarisasi Kenampakan Gejala Panas Bumi di Daerah P. Alor dan

P. Pantar, Nusa Tenggara Timur. Direktorat Vulkanologi. Bandung.

Telford, W.M. et al, 1982. Applied Geophysics. Cambridge University Press. Cambridge.

Tim Survei Pendahuluan, 2004, “Penyelidikan Pendahuluan Geologi dan Geokimia Daerah

Panas Bumi Alor Timur, Kabupaten Pulau Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur“,

DJGSM, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral.

Gambar 1. Lokasi Daerah Penyelidikan

Page 8: Geologi dan Geokimia Daerah Panas Bumi Maritaing, Kabupaten ...

Gambar 2. Peta Geologi Daerah Panas Bumi Maritaing

Page 9: Geologi dan Geokimia Daerah Panas Bumi Maritaing, Kabupaten ...

Gambar 3. Peta Pola Kelurusan Struktur Geologi dan Hasil Analisis Kerapatan

Pola Kelurusan Struktur Geologi (FFD) Daerah Maritaing Berdasarkan Frekuensi

(Kiri) dan Panjang (Kanan) Kelurusannya.

Panjang Frekuensi

Peta Indeks

Page 10: Geologi dan Geokimia Daerah Panas Bumi Maritaing, Kabupaten ...

Gambar 4. Diagram segi tiga Cl-SO4-HCO3

Gambar 5. Diagram Segi Tiga Na-K-Mg

Page 11: Geologi dan Geokimia Daerah Panas Bumi Maritaing, Kabupaten ...

Gambar 6. Diagram Segi Tiga Cl-Li-B

Gambar 7. Entalpi Klorida Pada Air di Maritaing

Page 12: Geologi dan Geokimia Daerah Panas Bumi Maritaing, Kabupaten ...

Gambar 8. Grafik Isotop δ18O Terhadap δ2H (Deuterium) Conto Air Daerah Panas Bumi

Maritaing

Gambar 9. Grafik Isotop δ18O Terhadap Konsentrasi Cl

Page 13: Geologi dan Geokimia Daerah Panas Bumi Maritaing, Kabupaten ...

Gambar 10 Grafik isotop δ2H (Deuterium) terhadap konsentrasi Cl

Gambar 11. Peta Distribusi Temperatur Tanah Daerah Maritaing

Page 14: Geologi dan Geokimia Daerah Panas Bumi Maritaing, Kabupaten ...

Gambar 12. Peta Distribusi Hg Tanah Daerah Maritaing

Gambar 13. Model Tentatif Sistem Panas Bumi Daerah Maritaing

Page 15: Geologi dan Geokimia Daerah Panas Bumi Maritaing, Kabupaten ...

Gambar 14. Peta Kompilasi Geologi dan Geokimia Panas Bumi Daerah Maritaing

Tabel 1. Hasil Perhitungan Potensi Panas Bumi Maritaing Pada Kelas

Sumber Daya Hipotetik

PENGHITUNGAN VOLUMETRI (STORED HEAT)SNI 13-6171-1999

Parameter Nilai Ket.

Area (km2) = 4 Energi Initial batuan = 1,800E+15 kJ

Thickness (m) = 1000 Energi initial Uap = 8,778E+08 kJ

Rock Dens. (kg/m3) = 2500 Energi initial Air = 2,653E+14 kJ

Rock Heat Cap. (kJ/(kg.oC)) = 1

Steam density Init. (kg/m3) 7,86 Lihat steam table Energy Total Initial = 2,065E+15 kJ

Steam Enthalpy Init. (kJ/kg) 2792,1 Lihat steam table

Water density Init. (kg/m3) 864,67 Lihat steam table Energi Final batuan = 1,350E+15 kJ

Water Enthalpy Init. (kg/m3) 852,4 Lihat steam table Energi Final Uap = 1,961E+09 kJ

Steam density Final (kg/m3) 2,55 Lihat steam table Energi Final Air = 6,958E+13 kJ

Steam Enthalpy Final (kg/m3) 2745,9 Lihat steam table

Water density Final (kg/m3) 917,01 Lihat steam table Energy Total Final = 1,420E+15 kJ

Water Enthalpy Final (kg/m3) 632,3 Lihat steam table

Rock Porosity (fract, %) = 10,0% Energy Total Max = 6,458E+14 kJ

Temperatur INITIAL (deg-C) = 200

Temperatur FINAL (deg-C) = 150 Energy Recoverable = 1,614E+14 kJ

Water Sat. Init. (fract) = 90%

Water Sat. Fina. (fract) = 30%

RF (fract) = 25%

Elect. Eff. (fract) = 10%

Life Time (years) = 30

POTENSI : 17 MWe