Geologi Lembar Malili, Sulawesi.pdf

download Geologi Lembar Malili, Sulawesi.pdf

of 12

Transcript of Geologi Lembar Malili, Sulawesi.pdf

  • 8/20/2019 Geologi Lembar Malili, Sulawesi.pdf

    1/26

    Geologi Lembar Malili, SulawesiGeology of the Malili Quadrangle, Sulawesi

    0leh (By):TO. Simandjuntak, E. Rusmana, Surono dan (and) J. B Supandjono

    Geologi dipetakan pada 1979/1980 oleh:Geology mapped in 1979/1980 by:

    TO. Simandjuntak, E . Rusmana, Surono, J. R Supandjono, A. Koswar, R.L.Situmorang, T. Turkandi, K. Sutisna, A. Azis dan (and) M. Endharto

    Ditelaah dan disunting olehReviewed and edited by:

    Rab. Sukamto dan (and) T. Soeradi

    DEPARTEMEN PERTAMBANGAN DAN ENERGIDIREKTORAT JENDERAL GEOLOGI DAN SUMBERDAYA MINERAL

    PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN GEOLOGI

    DEPARTMENT OF MINES AND ENERGYDIRECTORATE GENERAL OF GEOLOGY AND MINERAL RESOURCESGEOLOGICAL RESEARCH AND DEVELOPMENT CENTRE

    1991

  • 8/20/2019 Geologi Lembar Malili, Sulawesi.pdf

    2/26

    PENDAHULUAN

    Pemetaan gcologi bersistem Lembar Malili (2113) dilakukan oleh BidangGeologi Regional (sekarang Bidang Pemetaan Geologi), Pusat Penelitian danPengembangan Geologi, dalam rangka kegiatan Proyek Pemetaan Geologidan Interpretasi Foto udara, tahun anggaran 1979/1980, PELITA III tahun ke1. Tujuannya ialah penyelidikan geologi serta sumberdaya mineral dan energiyang akan rnenghasilkan data dasar untuk menunjang inventarisasisumberdaya mineral dan energi wilayah tersebut.Pekerjaan lapanganberlangsung dalam dua tahap: tahap pertama dan Juni sampai Agustus1979, dan tahap kedua dan Nopember 1979 sampai Januari 1980.

    Lembar Malili terletak diantara kordinat 120° - 121°30’ BT dan 2°00’ - 3°00’LS, dan meliputi daerah seluas 21.000 Km 2 . Lembar ini di utara dibatasi olehLembar Poso, di timur oleh Lembar Bungku, di selatan oleh Lembar Kendari,Teluk Bone dan Lembar Majene, dan di barat oleh Lembar Mamuju. Bagianselatan lembar termasuk Kabupaten Luwu, Propinsi Sulawesi Selatan,sedangkan bagian utara termasuk Kabupaten Poso, Propinsi SulawesiTengah.

    Musim kemarau di daerah ini berlangsung dan Mei sampai Oktober, danmusim hujan dan Nopember sampai April. Curah hujan di bagian selatanantara 2500 - 3000 mm, dan di bagian utara antara 3500 - 4000 mm pertahun.

    Penduduknya te rdiri dari beberapa suku. Suku Bugis dan Bajo’e yangmenempati daerah pantai bermata pencarian menangkap ikan dan

    berdagang. Suku Mori, Tolaki, Toraja dan Pamona yang hidup di pedalamanumumnya bertani dan mencari hasil hutan. Sejak adanya tambang nikel diSoroako banyak diantara penduduk asli yang menjadi karyawan perusahaan.Orang Bugis dan Bajo’e pada umumnya beragama Islam; orang Mori danToraja beragama Kristen, sedangkan orang Tolaki ada yang Islam dan adayang Kristen.

    Daerah yang dipetakan dapat dicapai dan Ujung Pandang melalui udara,darat dan laut. Penerbangan perintis Ujung Pandang - Soroako berlangsungdua kali seminggu, dan Ujung Pandang - Masamba sekali seminggu,menggunakan pesawat kecil Twin otter, Cessna atau Cassa. Jalan darat danUjung Pandang ke Palopo sudah beraspal dan dapat dilalui segala jeniskendaraan bermotor pada setiap musim. Jalan ini merupakan ruas jalanTrans Sulawesi. Antara kota Malili dan Soroako terentang jalan raya yangdibangun dan dikelola oleh PT Inco. Palopo dan Malili selain jalan darat jugadihubungkan dengan perahu atau kapal laut.

    Peta dasar yang dipakai bersekala 1:250.000, seri Sc yang berasal dan USArmy Service. Potret Udara yang terscdia hanya meliputi bagian timur dan

  • 8/20/2019 Geologi Lembar Malili, Sulawesi.pdf

    3/26

    tengah daerah pemetaan, dibuat otch Angkatan Udara Australia. CitraLandsat meliputi seluruh daerah.

    Laporan terdahulu mengenai daerah ini ditulis oleh Koolhoven (1930),Brouwer (1934), Loczy (1934), Rulten (1927), Umbgrove (1935), Hetzel(1936), Bothc (1927), Hopper (1941), Soeria - Atmadja dkk.(1972),Sukamto (1975), Achmad (1975) dan Sophaheluwakan & Suparka (1978).Laporan - laporan tersebut terutama menyangkut daerah yang berbatuanultrabasa. Bagian barat Lembar telah ada peta geologi yang bersifatkompilasi.

    FISIOGRAFI

    Secara morfologi daerah ini dapat dibagi atas 4 satuan : DaerahPegunungan, Daerah Pebukitan, Daerah Kras dan Daerah Pedataran.Daerah Pegunungan menempati bagian barat dan tenggara lembar peta. Dibagian barat terdapat 2 rangkaian pegunungan: Pegunungan Tineba danPegunungan Koro-Ue yang memanjang dan baratlaut - tenggara, denganketinggian antara 700-3016 m di atas permukaan laut dan dibentuk olehbatuan granit dan malihan. Sedangkan di bagian tenggara lembar peta terdapat Pegunungan Verbeek dengan ketinggian antara 800 - 1346 m di ataspermukaan laut, dibentuk oleh batuan ultramafik dan batugamping. Puncak-puncaknya antara lain G. Baliase (3016 m), G. Tambake (1838 m), BuluNowinokel (1700 m), G. Kaungabu (1760 m), Buhi Taipa (1346 m), BuluLadu (1274 m), BuLu Burangga (1032 m) dan Bulu Lingke (1209 m). Sungai-sungai yang mengalir di daerah ini yaitu S. Kataena, S. Pincara, S.Rongkong. S. Larona dan S. Malili merupakan sungai utama. Pola aliran

    sungai umumnya dendrit.

    Daerah Pebukitan menempati bagian tengah dan timurtaut lembar petadengan ketinggian antara 200 - 700 m di atas permukaan laut danmerupakan pebukitan yang agak landai yang terletak di antara daerahpegunungan dan daerah pedataran. Pebukitan ini dibentuk oleh batuanvulkanik, ultramafik dan batupasir. Puncak-puncak bukit yang terdapat didaerah ini di antaranya Bulu Tiruan ((630 m), Bulu Tambunana (477 m) danBulu Bukila (645 m).

    Sungai-sungai yang bersumber di daerah pegunungan mengalir melewatidaerah ini terus ke daerah pedataran dan bermuara di Teluk Bone. Polaalirannya dendrit.

    Daerah Kras menempati bagian timurlaut lembar peta dengan ketinggianantara 800 - 1700 m daripermukaan laut dan dibentuk oleh batugamping.Daerah ini dicirikan oleh adanya dolina, ―Sinkhole‖ dan sungai bawahpermukaan. Puncak yang tinggi di daerah m di antaranya Butu Wasopute(1768 m) dan Pegunungan Toruke Empenai (1185 m).

  • 8/20/2019 Geologi Lembar Malili, Sulawesi.pdf

    4/26

    Daerah Pedataran menempati daerah selatan lembar peta, melampar mulaidan utara Palopo, Sabbang, Masamba sampai Bone-Bone. Daerah inimempunyai ketinggian hanya beberapa meter di atas permukaan laut dandibentuk oleh endapan aluvium. Pada umumnya merupakan daerahpemukiman dan pertanian yang baik. Sungai yang mengaliri di daerah inidiantaranya S. Pampengan, S. Rongkong dan S. Kebu, menunjukkan prosesberkelok.

    Terdapatnya pola aliran subdendrit dengan air terjun di beberapa tempat,terutama di daerah pegunungan, aliran sungai yang deras, serta denganmemperhatikan dataran yang agak luas di bagian selatan peta dan adanyaperkelokan sungai utama, semuanya menunjukkan morfologi dewasa.

    STRATIGRAFI

    Tatanan Stratigrafi

    Berdasarkan himpunan batuan, struktur dan biostratigrafi, secara regionalLembar Malili termasuk Mendala Geologi Sulawesi Timur dan Mendala GeologiSulawesi Barat, dengan batas Sesar Palu Koro yang membujur hampir utara-selatan. Mendala Geologi Sulawesi Timur dapat dibagi menjadi dua lajur(Telt): lajur batuah malihan dan lajur ofiolit Sulawesi Timur yang terdiri daribatuan ultramafik dan batuan sedimen petagos Mesozoikum.

    Mendala Geologi Sulawesi Barat dicirikan oleh lajur gunungapi Paleogen danNeogen, intrusi Neogen dan sedimen flysch Mesozoikum yang diendapkan di

    pinggiran benua (Paparan Sunda).

    Di Mendala Geologi Sulawesi Timur, batuan tertua adalah batuan ofiolit yangterdiri dari ultramafik termasuk harzburgit, dunit, piroksenit, wehrlit danserpentinit, setempat batuan mafik termasuk gabro dan basal. Umurnyabelum dapat dipastikan, tetapi diperkirakan sama dengan ofiolit di lengantimur Sulawesi yang berumur Kapur – Awal Tersier (Simandjuntak, 1986).

    Di bagian barat mendala ini terdapat lajur metamorfik, komplek Pompangeoyang terdiri dari berbagai jenis sekis hijau di antaranya sekis mika, sekishornblenda, sekis glaukofan, filit, batusabak, batugamping terdaunkanatau pualam dan setempat breksi. Umurnya diduga tidak lebih tua dariKapur. Di atas ofiolit diendapkan tak selaras Formasi Matano: bagian atasberupa batugamping kalsilutit, rijang radiolaria, argilit dan batulempungnapalan, sedangkan bagian bawah terdiri dari rijang radiolaria dengan sisipankalsilutit yang semakin banyak ke bagian atas. Berdasarkan kandunganfosilnya Formasi ini menunjukkan umur Kapur.

  • 8/20/2019 Geologi Lembar Malili, Sulawesi.pdf

    5/26

    Pada mendala ini dijumpai pula komplek bawah bancuh (MelangeWasuponda), terdiri dari bongkahan asing batuan mafik, serpentinit, pikrik,rijang, batugamping terdaunkan, sekis, amfibolt dan eklogit (?) berbagaiukuran yang tertanam di dalam masa dasar lempung merah bersisik.

    Batuan tekonika ini tersingkap baik di daerah Wasuponda serta di daerahEnsa, Koro Mudi dan Petumbea, diduga terbentuk sebelum Tersier(Simandjuntak, 1980). Pada Kala Miosen Akhir batuan sedimen pascaorogenesa Neogen (Kelompok Molasa Sulawesi) diendapkan tak selaras diatas batuan yang lebih tua. Kelompok ini termasuk Formasi Tomata yangterdiri dari klastika halus sampai kasar, dan Formasi Larona yang umumnyaterdiri dari klastika kasar yang diendapkan dalam lingkungan laut dangkalsampai darat. Pengendapan ini terus berlangsung sampai Kala Pliosen.

    Di Mendala Geologi Sulawesi Barat batuan tentua adalah Formasi Latimojongyang diduga berumur Kapur Akhir. Batuan ini terdiri dari deret flysch,perselingan antara argilit, filit, batusabak dan wake dengan sisipan rijangradiolaria dan konglomerat. Batuan ini diduga telah diendapkan di pinggiranbenua Sunda. Tak selaras di atasnya di-endapkan Formasi Toraja yang terdiridari serpih, batugamping, batupasir dan konglomerat. Umurnya berjangkadari Eosen - Miosen Tengah (Djuri dan Sudjatmiko, 1974).

    Pada Kala Oligosen terjadi kegiatan gunungapi bawah laut yangmenghasilkan lava bantal dan breksi yang bersusunan basa sampaimenengah. Batuan itu membentuk Batuan Gunungapi Lamasi. Kegiatan iniberlangsung terus sampai Kala Miosen Tengah (Batuan Gunungapi Tinebadan Tufa Rampi), yang sebagian sudah muncul ke atas permukaan laut.

    Di atasnya secara tak selaras diendapkan Formasi Bone-bone yang terdiridari endapan turbidit dan perselingan antara konglomerat dan klastika halus.Formasi ini banyak mengandung fosil foram kecil yang menunjukkan umurMiosen Akhir - Pliosen. Kegiatan gunungapi terjadi lagi pada Plio-Plistosenbahkan sampai Holosen yang menghasilkan lava dan bahan piroklastika yangbersusunan andesit (Batuan Gunungapi Masamba).

    Terdapat dua bauan terobosan granit yang berbeda umurnya; yang pertamaberumur Miosen Akhir dan yang kedua Pliosen. Yang terakhir lamparannyacukup luas di bagian baratlaut lembar peta. Di daerah Palopo granit berumurMiosen Akhir menerobos Formasi Latimojong dan Formasi Toraja danmenghasilkan mineralisasi hidrotermal. Batuan termuda di daerah ini adalahaluvium yang terdiri dari endapan sungai, danau dan pantai. Sebarannyaluas di utara Teluk Bone dan di selatan Danau Poso.

  • 8/20/2019 Geologi Lembar Malili, Sulawesi.pdf

    6/26

    Perian Satuan Peta

    ENDAPAN PERMUKAAN

    Ql ENDAPAN DANAU : Lempung, pasir dan kerikil.

    Lempung menunjukkan penlapisan karena perbedaan warna dan agakmengeras, tebal lapisan antara beberapa sampai 100 mm. Pasir dan kerikil,kelabu hingga hitam, kurang padat, mengandung banyak sisatumbuhan. Perlapisan cukup baik, dengan tebal lapisan antara beberapahingga 20 cm. Sebaran satuan meliputi daerah di selatan Danau Poso,sekitar Danau Matano, Danau Mahalona dan Danau Towuti. Tebal satuandiperkirakan puluhan meter.

    Oal ALUVIUM : lumpur, lempung, pasir, kerikil dan kerakal.

    Satuan ini merupakan endapan sungai, rawa dan pantai. Sebarannyameliputi dataran di utara Teluk Bone, Rampi dan Leboni yang terletak dibagian baratlaut lembar, daerah Somba Limu di timur Danau Poso,sepanjang lembah S. Laa di bagian timurlaut lembar, serta daerah Bungkuyang terletak di sebelah barat Danau Matano.

    Mendala Geologi Sulawesi Barat

    BATUAN SEDIMEN

    Kls FORMASI LATIMOJONG : perselingan batusabak, filit, wake, kuarsit,batugamping dan batulanau dengan sisipan konglomerat dan rijang,umumnya termalih sangat lemah.

    Batusabak, hitam sampai kelabu kehitaman padat dan keras, tebal lapisan antar 10-20 m. Filit, merah kecoklatan; belahan berkembang baik danpersekisan sudah tampak agak keras dan kompak.

    Wake, kelabu kehijauan sampai kelabu; padat, keras; berukuran sedang;kepingan (fragmen) membulat sampai membulat tanggung, terdiri atasrombakan batuan gunungapi, hornblenda dan felspar; berlapis baik dengantebal lapisan sekitar 60 cm. Perariansejajar berkembang baik; kontakatas dan bawah lapisan sangat jelas.

  • 8/20/2019 Geologi Lembar Malili, Sulawesi.pdf

    7/26

    Kuarsit, hijau cerah sampai merah keputihan; padat, sangat keras; berlapisbaik; tebal lapisan sampai 1 m.

    Batugamping, hitam; padat, menghablur dan sangat keras; berlapis baikdengan tebal lapisan 30 - 50 cm.

    Batulanau, kelabu sampai kelabu kemerahan; perarian; berbutir halus padatdan keras. Konglomerat, kelabu; bersifat padat, dengan komponen andesitdan batupasir, berukuran 2- 5 cm, kemas terbuka, perekat batupasir.

    Rijang, putih sampai merah; padat, pejal, sangat keras; berfosi radiolaria.Fosil untuk penentuan umur batuan tidak ditemukan, tetapi Brouwer (1934)di Pegunungan Latimojong dan Reyzer (1920) di Babakan di bagian tenggaralembar, menemukan fosil yang berumur Kapur. Himpunan batuan danstruktur sedimen memperlihatkan bahwa Formasi Latimojong adalahendapan flysch yang diendapkan di pinggiran benua yang aktif Tanah Sunda(Sundaland). Formasi Latimojong melampar di pojok baratdaya daerahpenyelidikan, mulai dan Palopo sampai anak sungai Rongkong. Tebal satuanini diperkirakan melebihi 1000 m, di atasnya tertindih secara tidak selarasoleh Formasi Toraja dan batuan gunungapi Lamasi. Satuan ini merupakankelanjutan dan Formasi Latimojong di Lembar Majene Palopo (Djuri &Sudjatmiko, 1974) di tenggara lembar peta.

    Tets FORMASI TORAJA : serpih, batugamping dan batupasir dengansisipan konglomerat.

    Serpih, merah tua sampai merah hati; padat dan keras; perlapisan cukupbaik dengan tebal lapisan antara 5- 30 cm; memperlihatkan ―reticulatecleavage‖.

    Batugamping, putih kekuningan sampai kelabu kehitaman; berupabatugamping koral, padat dan sangat keras, tidak berlapis; tebal mencapai50 m.

    Batupasir, kelabu kehijauan sampai coklat; padat, keras, berkomponenkepingan batuan, kuarsa dan felspar berbutir sedang, membulat sampaimembulat tanggung; berlapis baik, tebal tiap lapisan antara 3 - 15 cm.

    Konglomerat, kelabu kehitaman; padat dan keras, berkomponen kuarsit,kuarsaan baturijang; berukuran 0,5-3 cm, membulat tanggung sampaimembulat, terekat oleh batupasir kasar dan berkemas terbukaFormasi Torajadidominasi oleh serpih, batugamping dan batupasir berselingan denganserpih, dengan sisipan konglomerat. Fosil foraminifera besar yang ditemukandalam batugamping: Muniditcs sp, Discocyclina Sp, Bordis S Lepidocyclinasp. Operculina sp, Cydoclypcus sp dan Miogypsina sp menunjukkan umur

  • 8/20/2019 Geologi Lembar Malili, Sulawesi.pdf

    8/26

    Eosen-Miosen (Budiman, 1981). Satuan ini diendapkan pada lingkungandangkal sampai air payau.

    Sebarannya dari sekitar desa Maro, memanjang ke barat dan selatanmelewati desa Tondon hingga di Lembar Majene yang berdampingan (Djuri &Sudjatmiko, 1975). Ketebalan seluruhnya melebihi 1000 m. Satuan inimenindih secara tidak selaras Formasi Latimojong dan ditindih secara tidakselaras oleh satuan batuan gunungapi Lamasi.

    BATUAN GUNUNGAPI

    Tplv BATUAN GUJNUNGAPI LAMASI : lava, breksi dan tufa.

    Lava, bersusunan andesit sampai basal; memperlihatkan struktur aliran danamigdaloid, padu dan pejal; tebal 1 - 10 m. Lava andesit berwarnakelabu;.bentekstur porfirit dengan fenokris plagioklas dan piroksen sertamasa dasar, berbutir halus, Lava basal berwarna kelabu kehitaman,bertekstur porfirit dangan fenokris plagioklas, piroksen dan horenblenda,serta masa dasar berbutir halus yang terdiri dari mineral plagioklas danpiroksin. Kedua jenis lava itu terpropilitkan dan terubah dengan mineralubahnya berupa lempung dan kiorit.

    Breksi, kelabu sampai kelabu kehitman; berkomponen batuan andesit, basaldan batuapung; menyudut sampai menyudut tanggung berukuran antra 10-40 cm; perekatnya tufa halus sampai kasar, Padat dan keras. Di beberapatempat mengalami proses hidrotermal, hingga termineralisasikan

    membentuk endapan pirit dan perak.

    Tufa, putih sampai kelabu; mengandung mineral hornblenda dan kacavolkanik, berukuran sampai 0,1 cm. Perlapisan cukup baik; merupakanperselingan antara tufa halus dan tufa kasar; tebal tiap lapisan antara 5-45 cm. Tebal seluruh lapisan tufa mencapai 10 m.

    Batuan gunungapi Lamasi berupa perselingan lava, breksi dan tufa, denganlava dan breksi merupakan batuan penyusun utamanya. Berdasarkanpenarikhan pada batuan basal di daerah Palopo (Sukamto, 1975) dankorelasi dengan batuan gunungapi di daerah Biru (van Leeuwen, 1979) dandaerah Bantimala (Sukamto, 1982), satuan ini diperkirakan berumurPaleogen. Batuan gunungapi ini merupakan hasil kegiatan gunungapibawah laut. Sebarannya mulai dari Palopo, melampar ke utara sampaiSabbang. Tebal satuan diperkirakan mencapai 500 m. Satuan ini menindihsecara tak selaras Formasi Toraja dan Formasi Latimojong. Batuangunungapi Lamasi dapat dikorelasikan dengan batuan gunungapi Miosen diLembar Majene (Djuri & Sudjatmiko, 1975; Sunarya & Surawinata, 1980).

  • 8/20/2019 Geologi Lembar Malili, Sulawesi.pdf

    9/26

    Tmrt TUFA RAMPI : Batupasir Tufaan, tufa ubu dan tufa kristal.

    Batupasir tufaan, putih kekuningan; berbutir halus sampai sedang agakpadat, mengandung kaca vulkanik, felspar dan kuarsa. Perlapisan sejajardisebabkan oleh perubahan warna susunan batuan. Secara keseluruhanbatuan ini berselingan dengan batupasir tufaan; tebal tiap lapisan antara 10- 30 cm. Batuan ini umumnya telah mengalami ubahan.

    Tufa kristal, putih; pejal, padat; terdiri dari kristal anhedron bersusunanfelspar, kuarsa dan lempung. Felspar dan kuarsa berbutir halus; lempunghasil ubahan felspar. Batuan telah mengalami ubahan kuat.

    Tufa Rampi tersusun terutama oleh perselingan batupasir tufaan dengan tufayang mengandung lapisan tufa kristal, tebal sampai 5 m. Batuan iniditerobos oleh batuan granit berumur Miosen Akhir-Plistosen, dan karena itudiperkirakan berumur Oligosen-Miosen Awal; berupa endapan gunungapibawah laut. Sebarannya dari barat desa Rampi di bagian barat laut LembarMalili meluas ke arah barat Lembar Mamuju. Tebal satuan diperkirakansekitar 600 m. Satuan ini menindih tidak selaras Formasi Latimojong danmenjemari dengan Batuan Gunungapi Tineba.

    Tmtv BATUAN GUNUNGAPI TINEBA : lava andesit horenblenda, basal,Latit kuarsa dan breksi.

    Lava andesit horenblenda, kelabu berbintik putih; porfiritik dengan fenokrismineral plagioklas dan hornblenda; berbutir sedang masa dasar sangathalus, terdiri dari mineral felspar, horenblenda, kaca dan lempung.

    Horenblenda sebagian terubah menjadi biotit, sedangkan lempung berupahasil ubahan plagioklas; pejal dan padat.

    Lava basal, umumnya mengalami ubahan; kelabu sampai kehitamanberbintik putih berbutir halus yang terdiri dari mineral plagioklas, serisit,stibik, kaca dan lempung.

    Lava latit kuarsa, kelabu berbintik putih; pejal; porfiritik dengan fenokrisberbutir sedang ; terdiri atas mineral kuarsa, felspar kalium, plagioklas danbiotit; masa dasar berbutir halus, terdiri atas mineral felspar, biotit, kiorit,lempung dan serisit; felspar kalium dan plagioklas terubah menjadi lempungdan serisit; klorit berupa ubahan dan mineral mafik.

    Sebaran ke atas berupa lava andesit horenblenda; basal terubah dan latitkuarsa sulit diperikan. Batuan gunungapi Tineba berupa hasil peleleranbatuan gunungapi bawah laut yang diduga berumur Oligosen-Miosen Awal,karena satuan ini diterobos oleh batuan bersifat granit yang berumur MiosenAkhir-Plistosen. Satuan ini menempati tinggian Tineba, terus melampar kearah utara daerah Rampi di bagian baratlaut Lembar Malili. Ketebalan satuan

  • 8/20/2019 Geologi Lembar Malili, Sulawesi.pdf

    10/26

    diperhitungkan dan penampang geologi, diperkirakan tidak kurang dan 500m.

    QTpmv BATUAN GUNUNGAPI MASAMBA : batuan piroklastika dan lava.

    Batuan piroklastika, merupakan rempah gunungapi bersusunan andesit dandasit; menunjukkan kemas terbuka.

    Lava, bersusunan andesit dan basal. Lava andesit, kclabu; berteksturporfiritik; berbutir halus sampai menengah; mengandung fenokris plagioklas,piroksen dan sedikit ortoklas, dengan masa dasar mikrolit plagioklas, kacadan lempung.

    Lava basal, hitam; amigdaloid, afanitik; berstruktur aliran, mengandungmikrolit felspar; massa dasar sangat halus dari kaca dan klorit. Sebagianterubah menjadi mineral lempung. Batuan ini berongga yang diisi oleh kalsitBatuan gunungapi Masamba diperkirakan hasil kegiatan gunungapi Plio-Plistosen dalam lingkungan daratan. Penarikhan Kalium/Argon atas batuantrakit yang terdapat di beberapa tempat di sepanjang jalur sesar Palu-Koromenunjukkan umur 4,25 juta tahun (Sukamto, 1975a). Sebaran satuanbatuan ini meliputi daerah di bagian utara Masamba. Batuan ini menindih takselaras granit Kambuno dan Formasi Bone-Bone. Berdasarkan kesamaanlitologi dinasabahkan dengan batuan Gunungapi (Qtv) yang terdapat didaerah Lembar Ujung Pandang (Sukamto, 1975).

    BATUAN BEKU/TEROBOSAN

    Tmpg GRANIT PALOPO : granit dan granodiorit.

    Granit, putih koton benbintik hitam; berhablur penuh; berbudaran samabesar; berbutir menengah; fanerik dengan mineral utama kuarsa, ortoklas,plagioklas dan sedikit horenblenda. Umumnya mengalami pelapukan,terbreksikan dan terkekarkan.

    Granodiorit, putih kehitaman; pejal; fanerik dan porfiritik; berbutirmenengah sampai kasar fenokris plagioklas dengan masadasar kuarsa,hornblenda, biotit dan mineral ubahan kloril. Mineral mafik umumnya telahterkloritisasikan. Batuan yang bertekstur porfiritik tersebut telah terkekarkandan terbreksikan.

    Di dalam satuan batuan ini kedudukan granit terhadap granodiorit sulitditentukan, baik ke arah atas maupun mendatar. Berdasarkan hasilpenarikhan pada retas granit di daerah Palopo, batuan itu berumur 8,10 jutatahun (Sukamto, 1975) atau Akhir Miosen. Satuan ini menempati daerah

  • 8/20/2019 Geologi Lembar Malili, Sulawesi.pdf

    11/26

    pegunungan antara desa Tojambu dan Tondon, yang terletak di bagianbaratdaya Lembar Malili. Satuan batuan ini menerobos Formasi Toraja danFormasi Latimojong.

    Tpkg GRANIT KAMBUNO : granit dan granodiorit.

    Granit, putih berbintik hitam kebiruan; berbutir sedang sampai kasar;berhablur penuh (holokristalin); umumnya bertekstur porfiritik. Fenokristerdiri atas ortoklas, plagioklas, kuarsa, horenblenda dan biotit, yangtersebar di atas masa dasar kuarsa, hornblenda, biotit dan mineral lempung.Umumnya batuan ini masih segar. Ditemukan berbagai jenis granit, diantaranya mikrolit horenblenda-biotit, mikrogranit biotit, genes-mikrogranitbiotit, dan mikro-leukogranit (Hartono S, 1980).

    Granodiorit, putih berbintik hitam; pejal dan bertekstur porfiritik dan sedikitfanerik; berhablur penuh; hipidiomorf; butiran berukuran sedang. Susunanmineral berupa fenokris plagioklas dan jenis oligoklas, ortoklas, kuarsa danhorenblenda, serta masa dasar epidot, serisit, magnetit, kuarsa dan mineralternpung. Bauan ini umumnya terdapat dalam keadaan segar. Setempattelah terkekarkan dan menunjukkan kekar tiang.

    Berdasarkan kesamaan litologi dengan granit di Lembar Pasangkayu yanghasil penarikhan granit menunjukkun umur 3,35 juta tahun (Sukamto,1975), granit Kambuno diduga berumur Pliosen. Sebaran sauan ini meliputipegunungan di sekitar Bulu Kambuno di bagian barat Lembar Malili. Dibaratlaut desa Sabbang tampak gejala peruntuhan tektonik dengan batuandan Formasi Latimojong di daerah Rampi satuan ini menerobos satuan

    gunungapi Tinemba yang menunjukkan gejala alterasi dan pemineralan.

    Mendala Geologi Sulawesi Timur

    BATUAN SEDIMEN

    Kml FORMASI MATANO : batugamping hablur dan kalsilutit, napal, serpih,dengan sisipan rijang dan batusabak.

    Formasi Matano bagian bawah ditempati oleh batugamping kalsilutit berlapisdengan lensa rijang, sedang bagian atas merupakan perselingan antarabatugamping pejal dan terhablur ulang, napal dan srrpih dengan lensabatusabak dan rijang.

  • 8/20/2019 Geologi Lembar Malili, Sulawesi.pdf

    12/26

    Batugamping, putih kotor sampaii kelabu; berupa endapan kalsilutit yangtelah menghablur ulang dan berbutir halus (lutit); perlapisán sangat baikdengan ketebalan lapisan antara 10 - 15 cm; di beberapa tempat dolomitan;di tempat lain mengandung lensa rijang setempat perdaunan.

    Napal, kelabu sampai kecoklatan; padat dan pejal; terlipat kuat; berlapisbaik dengan tebal lapisan sampai 15 cm. Di beberapa tempat terdapat lensarijang dan sisipan batusabak.

    Serpih, kelabu; pejal dan padat berlapis baik dengan ketebaan lapisansampai 5 cm; terkadang gampingan atau napalan.

    Rijang. kelabu sampai kebiruan dan coklat kemerahan; pejal dan padat.berupa lensa atau sisipan dalam batugamping dan napal; ketebatan sampai10 cm.

    Batusabak, coklat kemerahan; padat dan setempat gampingan; berupasisipan dalam serpih dan napal, ketebalan sampai 10 cm. Berdasarkankandungan fosil batugamping, yaitu Globotruncana sp dan Heterohelix sp,serta Radiolaria dalam rijang (Budiman, 1980), Formasi Matano didugaberumur Kapur Atas.

    Satuan ini diendapkan dalam lingkungan laut dalam. Sebaran formasi antaradaerah Ulu Uwoi dan Balu Wasopute, memanjang pada arah baratdaya-timurlaut dan S. Bantai Hulu sampai Pegunungan Tometindo. Ketebalanseluruh lapisan mencapai 550 m. Hubungan dengan Komplek Ultramafikberupa sesar naik; biasanya berupa suatu lajur termilonitkan atauterserpentinkan yang bisa mencapai puluhan meter tebalnya. Satuan ini

    menindih secara selaras Formasi Lamusa, serta tertindih secara tidak selarasoleh Formasi Tomata dan Formasi Larona. Koolhoven (1930) menamakansatuan ini ―Lapisan Matano Atas‖.

    LAJUR OFIOLIT SULAWESI TIMUR

    BATUAN BEKU

    MTosu BATUAN ULTRAMAFIK : harzburgit, lherzolit, wehrlit, websterit,serpentinit dan dunit.

    Harzburgit, hijau sampai kehitaman; holokristalin, padu dan pejal.Mineralnya halus sampai kasar, terdiri atas olivin (60%) dan piroksen (40%).Di beberapa tempat menunjukkan struktur perdaunan. Hasil penghabluranulang pada mineral piroksen dan olivin mencirikan batas masing-masingkristal bergerigi.

  • 8/20/2019 Geologi Lembar Malili, Sulawesi.pdf

    13/26

    Lherzolit, hijau kehitaman; hotokristalin, padu dan pejal. Mineralpenyusunnya ialah olivin ( 45% ), piroksen (25%), dan sisanya epidot, yakut,klorit dan bijih dengan mineral berukuran halus sampai kasar.

    Wehrlit, bersifat padu dan pejal; kehitaman; bertekstur afanitik. Batuan initersusun oleh mineral olivin, serpentin, piroksen dan iddingsit. Serpentin daniddingsit berupa mineral hasil ubahan olivin.

    Websterit, hijau kehitaman; holokristalin, padu dan pejal. Batuan initerutama tersusun oleh mineral olivin dan piroksenkilno berukuran halussampai sedang. Juga ditemukan mineral serpentin, klorit, serisit dan mineralkedap cahaya. Batuan ini telah mengalami penggerusan, hingga di beberapatempat terdapat pemilonitan dalam ukuran sangat halus yangmemperlihalkan struktur kataklas.

    Serpentinit, kelabu tua sampai kehitaman; padu dan pejal. Batuannyabentekstur afanitik dengan susunan mineral antigorit, lempung dan magnetit.Umumnya memperlihatkan struktur kekar dan cermin sesar yang berukuranmegaskopis. Dunit, kehitaman; padu dan pejal, berteksur afanitik. Mineralpenyusunnya ialah olivin, piroksen. plagioklas, sedikit serpentin danmagnetit; berbutir halus sampai sedang. Mineral utama Olivin berjumlahsekitar 90%: Tampak adanya penyimpangan dan pelengkugan kembaranyang dijumpai pada piroksen. mencirikan adanya gejala deformasi yangdialami oleh batuan ini. Di beberapa tempat dunit terserpentinkan kuat yangditunjukkan dari struktur sisa seperti jaring dan barik-barik mineral olivindan piroksen; serpentin dan talkum sebagai mineral pengganti.

    MTosm BATUAN MAFIK : gabro, diabas.

    Gabro, sebagai retas di dalam batuan ultramafik; kelabu berbintik hitam;bersifat padu dan pejat. Batuan ini bertekstur faneritik dengan susunanmineral plagioklas, olivin, antigorit, serta sedikit magnetit dan serisit. Tebalretas gabro sampai 2 m.

    Diabas, kelabu sampai hitam; pejal dan bertekstur afanitik atau membutir;hipidiomorf dengan butiran halus sampai sedang. Mineral penyusunnyaortoklas atau piroksen, klorit, lempung, oksida besi, dan sedikit kuarsa.Plagioklas dan ortoklas urnumnya terubah menjadi lempung kelabu. Piroksensebagian terubah menjadi kiorit dan oksida besi. Klorit berwarna hijau muda;umumnya bercampur dengan oksida besi, sehingga warnanya menjadikekuningan serta sering terdapat mengisi rongga di antara mineral. Batuanini terdapat di dalam Komplek Ultramafik sebagal bagian daripada ofiolit.

    Batuan Ultramafik dan Mafik ini diperkirakan merupakan batuan tertua diLembar Malili dan diduga berumur Kapur. Sebarannya meluas di sekitar

  • 8/20/2019 Geologi Lembar Malili, Sulawesi.pdf

    14/26

    Danau Matano dan Danau Towuti di timur dan tenggara Lembar peta,meliputi pegunungan Verbeek, Bulu Salura, Pegunungan Tometindo, BuluBukia, Bulu Tambuhuna, Bulu Tampara Masapi dan Butu Lingke. Satuan inisecara tektonik bersentuhan dengan batuan Mesozoikum dan Paleogen, dansecara tak selaras tertindih batuan sedimen Neogen dan Kuarter.

    BATUAN TEKTONIK

    MTwm BANCUH (MELANGE) WASUPONDA : Terdiri dari bongkahan asing,sekis, genes, batuan mafik, amfiboilt, diabas malih, batuan ultramafik(pikrit), batugamping terdaunkan dan eklogit; berukuran dari beberpasentimeter sampai puluhan meter, bahkan ratusan meter; terutama dalammasa dasar lempung merah bersisik yang sering menunjuktan perdaunan, stempat juga masa dasar serpentinit terdaunkan (pikrit). Satuan ini didugamerupakan bancuh tektonik (Simandjuntak, 1980), berdasarkan bentukbodin yang menunjukkan kesan penekukan dan lempung bersisik yangterdaunkan. Berdasarkan ketiadaan bongkah asing yang berumur Tersier,diperkirakan satuan ini terbentuk datam lajur penunjaman Zaman Kapur.Ketebalan sulit ditentukan; hubungannya dengan batuan ultramafik danFormasi Matano berupa persentuhan tektonik. Singkapan baik terdapat didaerah Wasuponda di baratdaya Danau Matano.

    MTs BATUAN SERPENTIN : serpentin (pikrit, dikuasai oleh mineralantigorit, sedikit talkurn, lempung dan magnetit; hitam kehijauan;permukaan mengkilap; tergeruskan, dengan cermin sesar dan kekar yang

    tak beraturan; umumnya memperlihatkan persekisan yang setempat terlipat,dan dapat dilihat dengan mata bugil. Talkum menyerabut, menempatiretakan di antara serpentin; lempung, kelabu, sangat halus, terdapat secaraberkelompok di beberapa tempat dalam batuan. Magnetit, hitam kedap;biasanya mengisi retakan dalam batuan.

    Batuan serpentin merupakan hasil ubahan batuan ultramafik yang terbentukdalam kerak samudera pada Paleozoikum Akhir diperkirakan dialihmampatkan pada Mesozoikum. Singkapan di daerah selatan D. Poso, dansebagai bongkahan dalam Bancuh (Melange) Wasuponda. Ketebalan sulitdiperkirakan, berdasarkan penampang melebihi 1000 m. Hubungan denganbatuan sekitarnya berupa persentuhan tektonik.

  • 8/20/2019 Geologi Lembar Malili, Sulawesi.pdf

    15/26

    BATUAN MALIHAN

    LAJUR METAMORFIC SULAWESI TENGAH

    MTpm KOMPLEK POMPANGEO : sekis, genes, pualam, serpentinit dan

    meta kuarsit, batusabak, filit dan setempat breksi.Sekis, putih, kuning kecoklatan, kehijauan kelabu; kurang padat sampaisangat padat serta memperlihatkan perdaunan. Setempat menunjukkanstruktur chevron, lajur tekuk (kink banding) dan augen, dan di beberapatempat perdaunan terlipat.

    Batuan terdiri atas sekis mika, sekis mika yakut (garnet, sekis klorit-amfibolitdan sekis klorit-zoisit. amfibolit dan fasies sekis hijau-glaukofan-lawsonit.Tekstur batuan heteroblas; terdiri dari mineral lepidoblas dan granoblasberbutir halus sampai sedang; kuarsa, muskovit horenblende, klinozoisit,felspar, yakut (garnet), klorit, serisit; apatit dan titanit sebagai mineraltambahan.

    Genes, kelabu sampai kelabu kehijauan; bertekstur heteroblas, xenomorfsama butiran, terdiri dari mineral granoblas berbutir halus sampai sedang.Jenis batuan ini terdiri atas genes kuarsa biotit dan genes pumpelit-muskovit-yakut. Bersifat kurang padat sampai padat.

    Genes kuarsa-biotit tersusun oleh mineral kuarsa, plagioklas dan biotit.Genes pumpelit-muskovit-yakut, berbutir halus sampai sedang setempatditemukan blastomilonit yang berupa hancuran felspar, muskovit dan kuarsa.Batuan terutama terdiri atas plagioklas, kuarsa, muskovit dan pumpelit;

    yakut terdapat dalam bentuk granoblas.

    Pualam (MTmm), kehijauan, kelabu sampai kelabu gelap, coklat sampaimerah coklat, dan hitam bergaris putih; sangat padat denganpersekisan, tekstur umumnya nematoblas yang memperlihatkan pengarahan.Persekisan dalam batuan ini didukung oleh adanya pengarahan kalsit habluryaag tergabung dengan mineral lempung dan mineral kedap (opak). Batuanterutama tersusun oleh kalsit, dolomit dan piroksen; mineral lempung danmineral bijih dalam bentuk garis. Wolastonit dan apatit terdapat dalam

    jumlah sangat kecil. Plagioklas jenis albit mengalami penghabluran ulangdengan piroksen.

    Serpentinit (MTsp), kehijauan sampai kehitaman; terdaunkan, menunjukkankesan cermin sesar yang mengkilap pada permukaannya. Setempatmengandung asbes dan rodingit. Batuan ini ditemukan dalam lajur sesardengan ketebalan kurang dari satu meter sampai beberapa meter, dan dalamlajur sesar besar melebihi ratusan meter. Di beberapa tempat perdaunanyang telah terlipat (kink banding). Serpentin terdapat di sebelah utaraMasamba, diantara sesar Palu-Koro dan sesar naik Masamba.

  • 8/20/2019 Geologi Lembar Malili, Sulawesi.pdf

    16/26

    Kuarsit, putih sampai coklat muda; pejal dan keras; berbutir (granular),terdiri atas mineral granoblas, senoblas, dengan butiran dan halus sampaisedang. Batuan sebagian besar terdini dari kuarsa, jumlahnya sekitar 97%.Oksida besi bercelah diantara kuarsa, jumlahnya sekitar 3%. Batuanditemukan sebagai lensa di dalam batuan malihan; tebal mencapai 10 cm.

    Batusabak, kelabu sampai coklat; agak padat sampai padat, setempattampak struktur perlapisan halus (perarian).

    Filit, coklat muda sampai coklat tua; padat, belahan berkembang baik,setempat terdaunkan; lensa atau pisahan kuarsa (quartz segregation)berwarna putih sampai coklat setebal beberapa mm sampai 1 cm.

    Breksi aneka bahan, coklat kemerahan; padat, terkërsikkan dan termalihkanlemah. Komponen terdiri dari batugamping, rijang dan argilit; sebagianterdaunkan; berukuran sampai 15 cm; bentuk menyudut; masa dasar kalsit.Urat kuarsa dan kalsit memotong breksi ini secara tidak beraturan.

    Secara umum, Komplek Pompangeo didominasi oleh sekis dan genes.Serpentinit umumnya ditemukan dalam lajur sesar. Pualam, kuarsit,batusabak dan filit terdapat berupa lensa atau perselingan dengansrkis.Umur satuan ini belum dapat dipastikan, tetapi diduga tidak lebih tuadari Kapur.

    Sebaran satuan batuan ini meliputi daerah Pegunungan Pompangeo, Koro-Uedan Bakase yang terletak di sebelah utara pebukitan Bone-Bone, serta diutara, barat dan selatan Danau Poso, di barat desa Mangkutana, dan di utaraMasamba.

    Pualam terdapat cukup luas di barat Mangkutana yang merupakan lerengtimur Pegunungan Bakase, serta dalam lensa-lensa kecil dengan ketebalankurang dari satu meter sampai beberapa meter sering dijumpai dalam sekisdan genes. Setempat ditemukan perselingan dengan sekis seperti tersingkapdi Kodina, selatan D. Poso.

    Satuan ini tertindih tak selaras oleh Formasi Tomata dan Formasi Bone-Bone; persentuhan tektonik berupa sesar-naik dengan batuan granit di baratdan batuan ofiolit di sebelah Timurnya.

  • 8/20/2019 Geologi Lembar Malili, Sulawesi.pdf

    17/26

  • 8/20/2019 Geologi Lembar Malili, Sulawesi.pdf

    18/26

    Sedimen Klastika Pasca Orogenesa Neogen

    KELOMPOK MOLASA SULAWESI : Kelompok ini terdiri dari batuan klastika

    kasar, termasuk Formasi Tomata, Formasi Bone-bone dan Formasi Larona.Tmpt FORMASI TOMATA : perselingan serpih, batupasir, batupasir dankonglomerat dengan sisipan napal dan lignit.

    Serpih, kelabu sampai kecoklatan; berlapis baik dan padat; tebal lapisansampai 40 cm; di beberapa tempat gampingan dan mengandung konkresioksida besi berukuran sampai 10 cm atau berupa lensa setebal 5 cm.

    Batupasir, kelabu sampai kuning kecoklatan; berbutir halus sampai kasar;setempat kerikilan; terdiri dari rombakan kuarsa, kuarsit, mika dan rijangperlapisan cukup baik; tebat tiap lapisan 30 cm; tidak padat kecualisetempat.

    Konglomerat, berkomponen kuarsit, kuarsa, batugamping terdaunkan;terekat pasir berlumpur secara kurang padat sampai padat; membulattanggung sampai membulat, dengan ukuran sampai 10 cm; tebal lapisansampai 40 cm.

    Napat, kelabu; agak padat; berupa sisipan dalam serpih dan batupasirdengan ketebalan sampai 10 cm.

    Lignit, kehitaman; kurang padat, sebagai sisipan dalam serpih di bagian atas

    satuan; tebal sampai 200 m.

    Ke arah atas serpih dan batupasir lebih dominan dibandingkan dengankonglomerat.

    Kandungan fosil dalam batupasir halus: Globigerinoides immaturus LEROY,Globigerinoides trilobus REUSS, G. ruber D’ORBIGNY, G. obliquus BOLLI,Globorotalia acostacusis BRADY, Globoquadrina altispira USHMAN & JARVIS,G. dehiscens CHAPMAN, PARR, COLLINS dan Sphacroidinella seminuliaSCHWAGER, yang menunjukkan umur Miosen Akhir - Pliosen sertalingkungan pengendapan laut dangkal dan setempat payau.

    Sebaran satuan batuan ini meliputi daerah lembah S. Kadata di antara desaSombu Limu dan Koro Lemo, daerah antara desa Tomata dan Gontara, sertapebukitan antara Bulu Ponteoa dan Bulu Paangkombe, di bagian timurlautdaerah Malili.

    Tebal satuan ini sekitar 1000 m. Hubungan antara Formasi Tomata danFormasi Larona mungkin menjemari. Berdasarkan kesamaan litologi, Formasi

  • 8/20/2019 Geologi Lembar Malili, Sulawesi.pdf

    19/26

    Tomata dapat dikorelasikan dengan molasa Sulawesi Sarasin dan Sarasin(1901).

    Tmpb FORMASI BONE-BONE : Perselingan antara konglomerat, batupasir,napal dan lempung tufaan.

    Konglomerat, kelabu kecoklatan; kurang padat hingga padat; pilahan dankemas buruk, komponen terutama didominasi oleh batuan malihan, jugaterdapat batuan gunungapi andesit, batugamping terdaunkan, kuarsit dankuarsa. Bentuk komponen membundar sampai membundar tanggung,umumnya berukuran sampai 10 cm, tetapi ada juga yang sampai 30 cm.Perekatnya batupasir berbutir sedang sampai kasar, di beberapa tempatgampingan; setempat perlapisan bersusun dengan bidang lapisan sulitdikenali. Tebal lapisan berkisar 1 - 6 m . Lapisan bergabung umum terdapat,sehingga lapisan menjadi sangat tebal, mencapai belasan meter.

    Batupasir, kelabu sampai kecoklatan; padat dan keras, kadang - kadanggampingan; berbutir halus sampai kasar, setempat kerikilan; menyuduttanggung sampai membulat tanggung, terpilah baik; kompone berupakepingan batuan malihan, gunungapi, mika, imineral mafik, dan kuarsamembentuk perselingan dengan napal dan lempung tufaan; tebal lapisanantara 25 cm - 1 m. Struktur permukaan erosi, kesan beban. dan perlapisanbersusun dalam beberapa lapisan batupasir secara berangsur beralih kekonglomerat di bawahnya.

    Napal, kelabu tua sampai kelabu muda; kurang padat, berlapis baik denganketebalan tiap lapisan antara 1 - 15 cm.

    Lempung tufaan, kelabu kecoklatan sampai coklat; kurang padat, berlapisbaik; setempat struktur perarian. Tebal tiap lapisan 1 - 20 cm, tidak jarangsampai 200 mm.

    Bagian bawah formasi terutama terdiri dari perselingan napal, batupasir danlempung tufaan, sedangkan bagian atas didominasi oleh konglomerat danbatupasir sela (litos). Napal mengandung fosil foraminifera kecil diantaranya:Globoquadiin dehiscens CHAPMAN, PARR, COLLINS, Globorotalia acostacizsisBLOW dan G. plesiotumida BLOW & BANNER, yang menunjukkan umurMiosen

    Akhir-Pliosen (N16-N19). Satuan ini diendapkan pada lingkungan lautdangkal dan terbuka (neritik). Tersebar di utara Masamba, Bone-Bonesampai Mangkutana. Ketebalannya diduga melebihi 750 m; terletak takselaras di atas Komplek Malihan Pompangeo.

  • 8/20/2019 Geologi Lembar Malili, Sulawesi.pdf

    20/26

    Tpls FORMASI LARONA : Konglomerat, batupasir, batulempung dengarisisipan tufa.

    Konglomerat, kelabu sampai kelabu hitam; komponen berupa batuanultramafik, batugamping terdaunkan, kuarsit, rijang berukuran 10-30 cm,membulat tanggung sampai membulat; terekat padat oleh batupasir kasarkecoklatan, setempat gampingan; pilahan dan kemas kurang baik, tebal tiaplapisan minimum 25 cm; memperlihatkan perlapisan bersusun.

    Batupasir, kelabu sampai coklat; berbutir kasar, komponen berupa kepinganbatuan, juga kuarsa dan piroksen; cukup padat; perlapisan baik, di beberapatempat menunjukkan perlapisan bersusun; tebal tiap lapisan sampai 20 cm.

    Juga terdapat. batupasir hijau, berbutir kasar dengan komponen hampirseluruhnya terdiri dari rombakan batuan ultramafik, tebal lapisan antara 3-10 cm; padat dan berlapis baik.

    Lempung, kelabu; berlapis baik, berupa sisipan dalam konglomerat ataudalarn batupasir; padat, setempat gampingan dan mengandung fosilGastropoda, setempat jejak daun; tebal tiap lapisan sampai 10 cm.

    Tufa, kelabu; berbutir halus dan kompak; berupa sisipan dalam batupasir,ketebalan mencapai 10 cm.

    Berdasarkan kesamaan litologi dengan Formasi Bone-Bone (Tmpb), FormasiLarona berumur Miosen Akhir-Pliosen. Satuan batuan ini. diendapkan dalarnlingkungan laut dangkal sampai darat. Sebarannya meliputi pebukitan diutara S. Waki sampai desa Lerea, di bagian selatan Lembar Bungku; tebal

    sekitar 1000 m; perlipatan lemah yang menyebabkan sudut kemiringansampai 350. Formasi Larona dan Formasi Tomata tertindih secara tidakselaras oleh endapan danau dan aluvium.

    STRUKTUR DAN TEKTONIKA

    Struktur dan geologi Lembar Malili memperlihatkan ciri Komplek tubrukandan pinggiran benua yang aktif. Berdasarkan struktur, himpunan batuan,biostratigrafi dan umur, daerah ini dapat dibagi menjadi 2 domain yang

    sangat berbeda, yakni :1) alohton: ofiolit dan malihan, dan 2) autohton: batuan gunungapi danpluton Tersier dan pinggiran benua Sundaland, serta kelompok molasaSulawesi. Lembar Malili, sebagaimana halnya daerah Sulawesi bagian timur,memperlihatkan struktur yang sangat rumit. Hal ini disebabkan olehpengaruh pergerakan tektonik yang telah berulangkali terjadi di daerah ini.

  • 8/20/2019 Geologi Lembar Malili, Sulawesi.pdf

    21/26

    Struktur penting di daerah ini adalah sesar lipatan, selain itu terdapat kekardan perdaunan. Secara umum kelurusan sesar berarah baratlaut-tenggara.Yang terdapat di daerah ini berupa sesar naik, sesar sungkup, sesar geserdan sesar turun, yang diperkirakan sudah mulai terbentuk sejakMesozoikum. Beberapa sesar utama tampaknya aktif kembali. Sesar Matanodan sesar Palu-Koro merupakan sesar utama berarah baratlaut-tenggara,dan menunjukkan gerak mengiri. Diduga kedua sesar itu masih aktif sampaisekarang (Tjia 1973; Ahmad, 1975), keduanya bersatu di bagian baratlautLembar. Diduga pula kedua sesar terscbut terbentuk sejak Oligosen, danbersambungan dengan sesar Sorong sehingga merupakan satu sistem sesar

    ―transform‖. Sesar lain yang lebih kecil berupa tingkat pertama dan/ataukedua yang terbentuk bersamaan atau setelah sesar utama tersebut. Dengandemikian sesar-sesar ini dapat dinamakan Sistem Sesar Matano-Palu-Koro.

    Lipatan yang terdapat di daerah ini dapat digolongkan dalam lipatan lemah,lipatan tertutup dan lipatan tumpang tindih. Pada yang pertama kemiringanlapisannya landai biasanya tidak melebihi 3O° yang dapat digolongkan dalam

    jenis lipatan terbuka. Lipatan ini berkembang dalam batuan yang berumurMiosen hingga Plistosen; biasanya sumbu lipatannya bergelombang danberarah baratdaya-timurlaut. Pada yang kedua, baik yang simetris maupunyang tidak, kemiringan lapisannya antara 500 dan tegak, ada juga yangterbalik. Lipatan ini biasanya terdapat dalam batuan sedimen Mesozoikum.Sumbu lipatan pada umumnya berarah utara-selatan, mungkin golongan initerbentuk pada Kala Oligosen atau lebih tua.

    Adapun yang ketiga berkembang dalam batuan sedimen Mesozoikum, batuanmalihan dan di beberapa tempat dalam serpentin yang terdaunkan. Lipatandalam batuan sedimen Mesozoikum berimpit dan/atau memotong lipatan

    terdahulu, sehingga ada sumbu lipatan pertama (f1) yang berimpit denganyang kemudian (f2), di samping f1 terpotong oleh f2. Lipatan kedua (f2) inidiperkirakan terbentuk pada Miosen Tengah. Kedua lipatan ini tampaknyamengalami deformasi

    lagi pada Plio-Plistosen, dan membentuk lipatan fasa ketiga (f3) dengansumbu lipatan yang berarah baratlaut-tenggara, sama dengan lipatan padabatuan sedimen muda. Jenis lipatan ini dalam ukuran megaskopisberkembang dataran batuan malihan dan serpentin yang terdaunkan.

    Kekar terdapat dalam hampir scmua jenis batuan dan tampaknya terjadidalam beberapa perioda. Pola dan arah kekar ini sesuai dengan jenisnya, ac;b atau diagonal.

    Perkembangan tektonik dan sejarah pengendapan batuan sedimcn di daerahini tampaknya sangat erat hubungannya dengan perkembangan MendalaBanggai-Sula yang sudah terkeratonkan pada akhir Paleozoikum.

  • 8/20/2019 Geologi Lembar Malili, Sulawesi.pdf

    22/26

    Pada Zaman Trias Formasi Tokala diendapkan di datam paparan tepi lerengbenua. Pada akhir Trias terjadi pemekaran pinggiran benua yang kemudiandisusul pengendapan Formasi Batebeta secara selaras di atasnya pada awalJura.

    Pada Zaman Jura Formasi Nanaka diendapkan secara tidak selaras di atasbatuan yang lebih tua, dalam lingkungan darat hingga laut dangkal. Dibagian neritik luar diendapkan Formasi Tetambahu dan Formasi Masiku padaakhir Jura hingga permulaan Kapur. Ketiga satuan ini terbentuk di pinggiranbenua yang saat ini menjadi Mendala Banggai-Sula. Semuanya tersingkap diLembar Bungku (Simandjuntak drr., 1981) di sebelah timur lembar ini.

    Pada Zaman Kapur, dibagian lain dalam cekungan laut dalam di sebelahbarat terjadi pemekaran dasar samudera, dan membentuk kerak samuderayang sebagian menjadi Lajur Ofiolit Sulawesi Timur.

    Pengendapan bahan-bahan pelagos di atas kerak samudera ini berlangsunghingga Zaman Kapur Akhir (Formasi Matano).

    Pada Zaman Kapur Akhir, lempeng samudera yang bergerak ke arah baratmenunjam di bawab pinggiran benua dan/atau di daerah busur gunungapi.Jalur penunjaman ini sekarang ditandai oleh batuan bancuh di Wasuponda(Simandjuntak, 1980). Di cekungan rumpang parit busur di pinggiran yangaktif d i sebelah barat, diendapkan batuan sedimen jenis ―flysch, FormasiLatimojong pada Kapur Atas. Pengendapan batuan ini disusul oleh FormasiToraja pada Kala Eosen dan kegiatan gunungapi bawah laut pada KalaOligosen (Vulkanik Lamasi) yang berlangsung terus hingga Mioscn (VolkanikRampi dan Tineba). Satuan batuan ini sekarang merupakan bagian dan

    Mendala Sulawesi Barat.

    Pada Zaman Paleogen pengendapan batuan karbonat (Formasi Larca)berlangsung dalam busur laut yang semakin mendangkal, yang disusulpengendapan Formasi Takaluku pada Kala Miosca Tengah.

    Pada Kala Oligoson, sesar Sorong yang menerus ke sesar Matano dan Palu-Koro mulai aktif dalam bentuk sesar transcurrent. Akibatnya minikontinenBanggai-Sula bergerak ke arah barat dan memisahkan diri dari benuaAustralia.

    Pada Kala Miosen Tengah bagian timur kerak samudera di Mendala SulawesiTimur menumpang tindih (obducted) platform Banggai-Sula yang bergerakke arah barat. Dalam pada itu, di bagian barat lajur penunjaman dan busurluar tersesarsungkupkan di atas rumpang parit busur dan busurgunungapi, dan mengakibatkan ketiga mendala geologi tersebut salingberhimpitan.

  • 8/20/2019 Geologi Lembar Malili, Sulawesi.pdf

    23/26

    Pada Akhir Miosen hingga Pliosen, batuan kiastika halus sampai kasarKelompok Molasa Sulawesi (Formasi Tomata, Bone-Bone) diendapkan dalamlingkungan taut dangkal dan terbuka dan sebagian berupa endapan daratyang bersamaan dengan intrusi yang bersifat granit di bagian barat.

    Pada Kala Plio-Plistosen keseluruhan daerah mengalami deformasi. Intrusiyang bersifat granit menerus di Mendala Sulawesi Barat, yang dibarengi olehperlipatan dan penyesaran bongkah yang mengakibatkan terbentuknyaberbagai cekungan kecil, dangkal dan sebagian tertutup. Di dalamnyadiendapkan batuan kiastika kasar dan keseluruhan daerah terangkat. Padabagian tertentu, endapan aluvium, danau, sungai dan pantai berlangsungterus hingga sekarang.

    SUMBERDAYA MINERAL DAN ENERGI

    Bahan galian yang terdapat di daerah yang dipetakan di antaranya nikel,bijih besi, kromit, emas, batugamping, granit, basal, andesit, batubara, pasirdan kerikil Bijih nikel pada saat ini sedang ditambang oleh PT. Inco di daerahSoroako. Bijih tersebut biasanya terdapat dalam endapan laterit berasal daribatuan ultramalik yang melapuk. Di samping itu bijih besi yang potensialterdapat pada bagian atasnya (sebagai penudung) yang biasanya berupadaerah-daerah datar (PT Inco, 1972, Sukamto, 1975).

    Kromit dijumpai sebagai endapan primer dan sekunder yang pertama berupalensa, lapisan tipis, bentuk pod atau sebagai butiran yang menyebar dalambatuan ultramafik dan erat hubungannya dongan harzburgitdan dunit yang

    telah terserpentinkan (Sophaheluwakan dan Suparka, 1978). Kromitsekunder tipe sedimenter terdapat sebagai komponen dalam konglomerat.Endapan tersebut terdapat di sekitar Karebe dan S. Larona, sebelahbaratdaya Malili.

    Emas tipe sedimenter (placer deposit) terdapat di S. Lamasi, daerah Palopo,diusahakan oleh penduduk dengan cara mendulang.

    Batubara dan lignit tidak banyak terdapa, berupa lensa-lensa dalam FormasiToraja dan Formasi Tomata.

    Batugamping pejal terdapat di bagian selatan D. Matano, sebagian sudahdimanfaatkan oleh PT. Inco untuk bahan bangunan. Pualam terdapat didaerah pegunungan Balcase.

    Granit, basal dan andesit terdapat mulai dan Palopo hingga Sabbang danMasamba, bisa dimanfaatkan untuk bahan bangunan dan pengeras jalan.Pasir dan kerikil terdapat di daerah aluvium, sangat halus, di utara TelukBone.

  • 8/20/2019 Geologi Lembar Malili, Sulawesi.pdf

    24/26

    PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH

    Untuk pengembangan wilayah yang menunjukkan prospek baik ialah daerahdataran rendah yang membentang mulai dan Palopo sampai daerah Wotu. Didaerah ini selain sarana angkutan sudah ada, juga tanahnya cukup suburdan baik sekali untuk pesawahan, sehingga sangat tepat untuk pemukimantransmigrasi. Pada saat ini proyek transmigrasi sudah dilaksanakan di daerahBone-bone dan Wotu yang terakhir sudah dimulai sejek zaman Belanda(1930). Daerah lain yang sedang dikembangkan ialah daerah Wowonduladan Wasuponda, yang sepenuhnya dibiayai dan dikelola oleh PT Inco.

    Di S. Larona pembangkit listrik tenaga air telah dibangun oleh PT. Inco yangmenghasilkan tenaga listrik paling besar di Sulawesi. D. Poso, D. Towuti danD. Matano sangat untuk dikembangkan menjadi industri pariwisatadisamping untuk perikanan.

    DAFFAR PUSTAKA/REFERENCES

    Ahmad, W., 1975, Geology along the Matano Fault Zone, East Sulawesi,Indonesia, Proc. Regional conference on the Geology and MineralResources of Southeast Asia, pp. 143- 150.

    Bemmelen, R.W.van, 1949, The Geology of Indonesia, Maninus Nijh off TheHague.

    Brouwer, H.A., 1974, Geological Exploration in the Island of Celebes: Amsterdam, Nort, Holland Pith. Co

    Djuri and Sudjatmiko, 1974, Geologic Map of the Majene and Western part ofPalopo Quadrangles, South Sulawesi : Geol. Survey of Indonesian.

    Francken, C. & Jones, D., 1971, Report on a Photo Geological Study of SouthEastern Sulawesi, Prepared by KLM.:Acrocanofor PT. INCO, Unpub.

    Hamilton, Warren, 19Th Preliminary Tectonic Map of the Indonesian Region:US Geol. Open file report.

    ------, 1973, Tectonic of the Indonesian Region : Proc. Regional Conferenceon the Geology of Southeast Asia: Geol. Soc. Malaysia. Bull. No.6.

    Hopper, R.H., 1941. A Geology Reconnaissance in the East Arm of Celebesand Island Peleng: Unpub. rep. May 23, 1947,: Nederlandsche PacificPetroleum Maatschappij.

  • 8/20/2019 Geologi Lembar Malili, Sulawesi.pdf

    25/26

    Koothoven, W.C.B.,1932, The Geology of the Malili Field, Central Celebes

    (Dutch): JB Mijnw.Ned.Indic. Verh.III.

    —, 1923, Report on the Investigation of Nickel Ore and Chromite in theLasolo Area (Subscct.: Kendari) : Arsip Pus. Jaw. Geologi No. 20/br.

    PT International Nickel Indonesia, 1972, Laterite Deposits in the SoutheastArm of Sulawesi: Unpub. Rep. Presented at Regional Conference onthe Geology of Southeast Asia, Kualalumpur, March 1972.

    Sarasin, F, 1901, Entwurf drier Geografische, Geologischen Beschrcibung derInset Celebes: Wiesbaden.

    Simandjuntak, T.O., 1980, Wasuponda Melange PIT lAGI VIII, Jakarta.

    -------,1981, Some Sedimentological Aspects of Mesozoic rocks in EasternSulawesi : PIT IAGI IX, Yogyakarta.

    Simandjuntak, T.O., 1986, Sedimentology and Teetontcs of the CollisionComplex in the East Arm of Sulawesi, Unpub. PhD thesis RHBNCUniversity of London, 374 pp.

    Sukamto, Rab., 1973, Reconnaissance Geologic Map of Palu Area, CentralSulawesi : Gcot. Survey of Indonesia.

    -------1975a, Geologic Map of Indonesia, Sheet VIII, UjungPandang, Scale1:1.000.000 Geol. Survey of Indonesia.

    ------- ,1975b, The Structure of Sulawesi in the light of Plate Tectonics: Proc.Reg. Conf. on the Geol. and Min. Resources of South cast Asia,

    Jakarta: Indonesian Association of Geologists.

    Sophaheluwakan, Jan & Suparka, 1978, Geologi dan Asosiasi Cebakan Kromitdaerah Malili dan sekitarnya, Sulawesi Selatan : Laporan Penelitian,LGPN LIPI.

    Sunarya,Y., Yudawinata, K. & Herman,D,Z.,1980, Penelitian Stratigrafi danStudi Geokimia Endapan Bijih Tipe Kuroko di daerah Sangkaropi,Kecamatan Sesean, Tanah Toraja, Sulawesi Selatan : PIT (AGI IX,Yogyakarta.

    Socria Atmadja, R., Golightly, J.P. & Wahju, BK, 1972, Mafic and UltramaficRock Association in the East Arm of Sulawesi: Unpub. Rep. Presentedat Reg. Conf on the Geol, of SE Asia, Kualalumpur, March 1972.

    Tjetje Apandi, 1980, Geologic Map of Mamuju Quadrangle, Sulawesi, Scale1:250.000: Geol. Survey of Indonesia.

  • 8/20/2019 Geologi Lembar Malili, Sulawesi.pdf

    26/26

    Tjia, M.D. & Zakaria, T., 1974, Palu-Koro Strike Slip Fault Zone, CentralSulawesi, Indonesia: Sains Malaysiana.

    Umbgrove, J.H.F., 1935, Dc Pretertiare Historic van de Indischen Archipel :Leidsche GeoL Medal. 7.

    Leeuwen, Th.M. van, 1979, The Geology of Southeast Sulawesi with SpecialReference to the Biru Area: CCOP-IOC/SEATAR, Bandung, July 1979.