geokimia fluida wirga

download geokimia fluida wirga

of 12

Transcript of geokimia fluida wirga

  • 7/26/2019 geokimia fluida wirga

    1/12

    ANALISIS GEOKIMIA FLUIDA UNTUK PENENTUAN

    POTENSI SUMBERDAYA PANASBUMI LAPANGAN ZW,

    KABUPATEN GARUT, PROVINSI JAWA BARAT

    Wirga ZulwidyatamaJurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik Universitas DiponegoroJl. Prof. Soedarto, SH TembalangSemarang, Gedung Sukowati

    Phone (024) 7460053, fax (024) 7460055email: [email protected]

    ABSTRAK

    Daerah Lapangan panasbumi ZW terletak pada Provinsi Jawa Barat menunjukkan keadaanGeologi yang memungkinkan untuk terdapatnya sumberdaya panasbumi. Posisinya terletak pada

    jalur pegunungan api sehingga memungkinkan terbentuknya suatu sistem panasbumi. Pada daerahini ditemukan manifestasi panasbumi berupa mataair panas dan fumarol. Kimia fluida di daerah

    panasbumi mengandung informasi penting mengenai kondisi reservoir, sehingga dilakukananilisis kimia fluida untuk menentukan karakteristik geokimia dan potensi sumberdaya darilapangan panasbumi ZW.

    Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan analisis dari data kimiafluida panabumi. Hasil data diperoleh dari pengambilah 5 contoh air panas dari 12 manifestasiyang muncul disekitar lokasi penelitian. Contoh air panas yang diambil berasal dari mataair panas

    Cipayung, Citeduh, Cibeuning, Siun dan kawah Basah.Berdasarkan hubungan rasio unsur kimia dan plotting pada diagram segitiga Giggenbach(Giggenbach, 1988) terhadap suatu sistem panasbumi, Berdasarkan analisis sifat fisik dan analisisgeokimia maka Manifestasi Kawah Citeduh, Cipayung, kawah Basah dan Cibeuning berada padazona upflow . Sedangkan Mataair Panas Siun berada pada zona outflow (Nicholson, 1993). Dalam

    pengeplotan diagram segitiga Giggenbach (Giggenbach, 1988) juga menunjukkan informasi bahwa Mata air Citeduh merupakan mata air Sulphat, Mataair Siun merupakan air Bikarbonat.Sementara kawah Cipayung, Cibeuning dan Basah memiliki sampel yang encer sehingga analisisgeoindikator tidak valid. Berdasarkan perhitungan Geothermometer Gas yang digunakan,temperatur reservoir panasbumi lapangan ZW adalah 246,6 oC, Termasuk dalam sistem panasbumi

    berentalpi tinggi (Hochstein, 1990). Adapun potensi berdasarkan perhitungan panas yanghilang/ heat loss secara Konveksi adalah 49,2 MWe. Sementara dari perhitungan dengan metodevolumetrik adalah 625,5 MWe, memungkinkan untuk dilakukan eksplorasi lebih lanjut sehinggadapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik dan pemanfaatan langsung.

    Kata Kunci : geokimia, Heat loss, Geothermometer gas, mataair panas, potensi sumberdaya panasbumi, reservoir.

    1. Latar BelakangIndonesia sebagai Negara yang paling

    banyak memiliki Gunungapi dan berada pada kawasan Ring of Fire , berdasarkan penelitian awal merupakan negara yang

    yang paling banyak menyimpan energi

    panasbumi yaitu, 40% energi panasbumidunia. Dengan banyaknya potensi energi

    panasbumi yang dimiliki Indonesia,

  • 7/26/2019 geokimia fluida wirga

    2/12

    penyelidikan potensi/prospek panasbumiyang muncul di berbagai wilayah sangat

    penting untuk mendapatkan gambarankuantitatif dan kualitatif potensi energi

    panasbumi. Sehingga nantinya Indonesiadiharapkan menjadi mandiri dalam bidang

    energi, karena kebutuhan energi fosil mulaidapat dikurangi dengan berkembangnyaenergi non-fosil, seperti energi panasbumiini.

    Seperti contohnya adalah lapangan panasbumi Darajat di Kabupaten Garutyang sudah mulai beroperasi sejak 1984,saat ini sudah dimanfaatkan energinya danterus berkembang dalam pemanfaatannya,

    bersama dengan Kamojang menjadi tolak

    ukur dari perkembangan energi terbarukandi Indonesia. Selain itu terdapat jugaLapangan Panasbumi ZW, yang berada

    pada provinsi Jawa Barat, KabupatenGarut, yang merupakan wilayah WKP(Wilayah Kerja Panasbumi) PT PertaminaGeothermal Energy. Penyelidikan perludilakukan untuk mengetahui jumlahsumberdaya panasbumi yang terkandung didalam lapangan ini.

    2. Geologi Regional

    Area Lapangan ZW tersusun atas beberapaunit vulkanik (PT. Pertamina GeothermalEnergy, 1996), yaitu :

    1. Unit Cakra

    Terletak di sebelah timur DanauPangkalan, membentuk morfologi

    perbukitan curam. Litologi dariformasi ini meliputi andesit basaltiksebagai hasil kegiatan vulkanik dariGunung Cakra.

    2. Unit Pasir Jawa

    Terletak di sebelah barat DanauPangkalan, membentuk morfologi

    perbukitan curam. Litologi dariformasi ini meliputi lava andesithornblenda dan tuf sebagai hasilkegiatan vulkanik dari Gunung PasirJawa.

    3. Unit Cibatuipis

    Terletak di sebelah baratdaya DanauPangkalan, membentuk morfologi

    4. Endapan Kuarter

    Terletak di daerah Danau Pangkalan,

    morfologi daerah ini berupa dataran.

    Litologi dari formasi ini meliputi

    endapan koluvium dan abu vulkanik.

    Area panasbumi Lapangan ZW terletak pada rantai dataran tinggi vulkanik berarahBarat-Timur dari G. Rakutak di Baratsampai G. Guntur di sebelah Timur denganketinggian 1500 m dpl dengan panjang 15km dan lebar 4,5 km. Sistem ini berasosiasidengan endapan volkanik kuarter berumur400.000 tahun produk dari gunung

    vulkanik Pangkalan dan Gandapura danterlihat menempati bagian dalam hasildepresi vulkanik yang dibentuk oleh rimkaldera Pangkalan yang berbentuk grabenoleh sesar Kendeng di Barat dan sesarCitepus di Timur. Rim kaldera Pangkalan,sesar Citepus dan sistem sesar-sesar yangcenderung Barat-

    Secara umum Area Panasbumi LapanganZW dan sekitarnya tersusun dari endapanPre-Caldera dan Post- Caldera. FormasiPre-Caldera dari yang berumur tua sampaitermuda adalah Basalt Mt. Rakutak, BasaltDogdog, Pyrocxene andesite Mt.Cibeureum, Pyroclastic Mt. Sanggar,Pyroxene andesite Mt. Cibatuipis,Phorphiry andesite Mt. Katomas, Basalticandesite Legokpulus dan Mt. Putri,Andesite lava Pasir Jawa dan Pyroxeneandesite Mt. Kancing. Sedangkan FormasiPost- Caldera dari yang berumur tua keyang berumur muda terdiri dari BasaltikAndesite Mt. Batususun dan Mt.Gamdapura, Andesite Lava Mt. Gajah,Basaltic Andesite Mt. Cakra-Masigit danGuntur. Kelompok Formasi Post- Calderamenindih tidak selaras kelompok FormasiPre-Caldera.

    Struktur geologi yang berkembang adalahsesar dan depresi melingkar, yangmengendalikan permeabilitas lapanganKamojang. Arah sesar-sesar adalah BaratDaya-Timur Laut (BD- TL), Barat Laut-Tenggara (BL-TG), Barat Barat Laut Timur-Timur Laut (BBL-TTL) dan Utara-Selatan (U-S).

  • 7/26/2019 geokimia fluida wirga

    3/12

    Berdasarkan umurnya sesar-sesar itu dapatditurunkan dari tua ke muda sebagai

    berikut (Hantono dkk, 1996):

    A. Sesar BD-TL (arah N60 0E) diperkirakanmerupakan sesar tertua di daerah Kamojangdi bagian Utara Danau Pangkalanmerupakan sesar normal dengan BlokTenggara relatif turun. Di bagian Selatandanau Pangkalan merupakan sesarmendatar.

    B. Sesar BL-TG (arah N140 0E) merupakankelompok sesar normal yang rumit.

    C. Sesar BBL-TTL (arah N110 0E) munculdibagian Timut Laut daerah Kamojang.Sesar ini merupakan sesar normal denganBlok Selatan relatif turun.

    D. Sesar U-S (arah N15 0E) muncul di bagian timur daerah Kamojang, yangdiperkirakan merupakan sesar termuda.Sesar ini merupakan sesar normal denganBlok Barat relatif turun.

    Gambar 2.1 Peta Geologi Peta Geologi RegionalArea Panas Bumi Lapangan ZW

    (Peta kompilasi Healy,1975, Robert, 1983,PABUM UEP III, 1983, Agus, 1999, Kamah dan

    Nur, 2000)

    3. Tinjauan Pustaka

    Geokimia Panasbumi adalah ilmu yangmempelajari komposisi kimia dari fluida

    panas bumi. Bertujuan untuk mengetahuikarakteristik reservoir panasbumi.

    Penggunaannya dalam eksplorasi panasbumi adalah untuk mengetahui danmengkaji potensi untuk pengembangan darisuatu sumberdaya panas bumi. Data kimiayang digunakan adalah data kimia darimanifestasi panasbumi (air dan gas) dan

    data isotop.3.1 Geothermometer Gas

    Gas panasbumi dapat dibedakanmenjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut:

    A. Gas-Gas Reaktif

    Gas ini merupakan gas yang mudahmengalami reaksi (unsurnya). Contohdari gas ini adalah H 2O, CO 2, H 2S,

    NH 3, H 2, N 2, CH 4.Gas-gas ini

    memberikan informasi kondisi bawah permukaan seperti menerangkankondisi temperatur bawah permukan.

    B. Gas-Gas Inert atau KonservatifGas yang cenderung lebih stabil dantidak reaktif. Contoh dari gas iniadalah gas mulia, hidrokarbon selainmetana.Gas ini dapat digunakan untukmenunjukkan informasi sumber darigas itu.

    Geotermometer gas baik digunakan untukmenghitung temperatur dari datamanifestasi berupa gas, seperti padafumarol dan solfatara. Data kimia gas yangdigunakan adalah CH 4, CO 2, H 2 dantekanan ( pressure ) CO 2.

    Arnorsson dan Gunlaugson merumuskan perhitungan Geotermometer CO 2 dansebagai berikut.

    Q = log (mmol/kg) CO 2 atau H 2S . (1)

    tC (CO 2)= -44.1 + 269.25 Q 76.88 Q 2 + 9.52 Q 3 . (2)

    jika [Cl] > 500 ppm maka tC (H 2S)= 246.7 + 44.8 Q . (3)

    jika [Cl] < 500 ppm maka tC (H 2S) = 173.2 + 65.04 Q . (4)

    Untuk data kimia gas, data yang digunakanmeliputi konsentrasi kandungan CO 2, H 2S,dan gas sisa O 2 & N 2. Dari hasil analisiskimia gas ini dapat digunakan untukmengetahui perkiraan suhu reservoirdengan metode geotermometer gasArnorsson & Gunnlaugsson, 1985

  • 7/26/2019 geokimia fluida wirga

    4/12

    3.2 Perhitungan Potensi Metode Heat lossKonveksi

    Metode Heat Loss adalah metode yang berpedoman pada hilangnya energy panasdi permukaan. Biasanya digunakan padatahap awal explorasi lapangan panas bumi,untuk menentukan nilai potensi dengandata seminim mungkin. Pada perhitungandengan metode ini konsep dasarnya adalahHukum Kekekalan Massa, artinyamengasumsikan energi (melalui panas yangkeluar) yang terkandung di dalam samadengan energi yang keluar.

    Untuk menghitung jumlah potensi adalahdengan menjumlahkan nilai panas yanghilang secara konveksi dijumlahkan dengantotal panas yang hilang secara konduksi.Berikut adalah rumus perhitungan yangdigunakan:

    - Panas yang hilang secara Konveksi

    3.3 Perhitungan Potensi MetodeVolumetrik

    Metode yang digunakan juga dalamestimasi potensi sumberdaya panasbumi(dalam MWe) adalah metode Volumetrik,yang ditulis oleh Panitia Kecil StandarisasiPanas Bumi (1994) dalam Tim Survei

    Geologi dan Geokimia Pusat SumberDaya Geologi (2009) dengan rumus

    perhitungan sebagai berikut:

    Q = 0,11585 x h x A x (T ag T cut off )

    Keterangan:

    Q = Potensi Energi (MWe)

    A = Luas Persebaran Reservoir (km 2)

    h = Tebal Reservoir (km)

    Tag = Temperatur Reservoir (o

    C)

    4. Analisis Geokimia

    Analisis Laboratorium dilakukan padaLima sampel air pada lokasi manifestasiMataair Citeduh, Cibeuning, kawah Basah,Siun dan Cipayung. Pengamatan dilakukanuntuk melalui kandungan nilai geokimiafluida utamanya untuk selanjutnyadilakukan analisis. Adapun analisismenggunakan diagram trilinier Cl SO 4 HCO 3, diagram trilinier Na K Mg,Diagram Trilinier Cl F B dan Diagramtrilinier Cl Li B. Dari diagram tersebutdapat didterminasi karakteristik setiapmanifestasi, jika berkaitan dapat juga untukmendeterminasi karakter dari reservoir.Selain itu seluruh nilai konsentrasi

    geokimia fluida di analisis masing-masingnilai konsentrasinya, meskipun tidakmelalui plotting pada diagram trilinier,melalui jumlah konsentrasi senyawatertentu dan juga perbandingan dari nilairasio unsur beberapa senyawa tertentu.

    Setiap nilai konsentrasi dan perbandingannilai rasio unsur akan memberikaninformasi yang berbeda-beda untukkarakteristik dari manifestasi. Datakonsentrasi senyawa geokimia dari fluidaini diperoleh dari analisis sampel air dilaboratorium PT Pertamina GeothermalEnergy. Sementara sampel gas yang dianalisis adalah nilai konsentrasi dari CO 2 dan H 2S. Nilai konsentrasi kimia darikelima manifestasi dapat dilihat pada tabel4.1

    Berdasarkan hasil plotting pada diagramtrilinier Cl-SO 4-HCO 3 (gambar 4.1)menunjukan hasil plotting kawah

    Cibeuning dan Citeduh merupakan mataairSulfat. Sementara Kawah Basah, Cipayungdan Mataair Siun merupakan mataair

    bikarbonat. Tapi, jika dilihat lagikonsentrasi kandungan Cl-SO 4-HCO 3 padakawah Cibeuning, Basah dan Cipayungmemiliki nilai konsentrasi yang sangatrendah, jauh dari nilai konsentrasi yang

    biasanya berada pada reservoir ataupunlapisan kondensat. Sehingga dimungkinkan

    jika sampel air pada ketiga kawah ini telahmengalami pengenceran yang sangatintensif

  • 7/26/2019 geokimia fluida wirga

    5/12

    Tabel 4.1 Komposisi kimia Fluida Panasbumi Lapangan ZW

    Diagram Cl-Li-B (Gambar 4.4)menunjukan kawah Cibeuning dan mataairSiun menunjukkan nilai Li yang lebihdominan. Hal ini menandakan fluidatertransport tidak jauh dan atau fluida

    bergerak secara cepat ke permukaan,sehingga konsentrasi Li di dalam fluidatidak sempat (minim) diserap oleh minerallempung didekat permukaan. Tiga

    manifestasi lain menunjukkan sebaliknya.5. Pendugaan Suhu Di Reservoir

    Berdasarkan analisis geokimia sebelumnya,semua mataair tidak ada yang berasallangsung dari reservoir. Air bikarbonat danair sulfat berasala dari suatu lapisankondensat di atas reservoir, dilihat dari nilaikonsentrasi Cl yang rendah. Sehinggauntuk melakukan pendugaan suhu direservoir menggunakan geothermometer

    gas. Karena gas cenderung stabil dan tidak berekasi tidak seperti air. Masih adainformasi dari reservoir yang dibawa olehgas tersebut.

    Sementara pada plotting diagram trilinierK-Na-Mg (gambar 4.2) menunjukkanseluruh sampel condong ke arah Mg.Menandakan bahwa telah terjadi reaksiyang signifikan antara fluida dengan batuanketika fluida tertransport menuju

    permukaan, atau juga telah terjadi pengenceran yang cukup intensif oleh airmeteorik yang kaya akan Mg. Sehinggamemperkuat kemungkinan sampel padakawah Cipayung, Basah dan Cibeuningtelah mengalami pencampuran dengan airmeteorik.

    Dari Diagram Cl-F-B (gambar 4.3)menunjukkan kelima manifestasi memilikinilai konsentrasi B yang dominan. Hal inimenandakan jika batuan induk lapangan

    panasbumi ZW adalah batuan Andesitik.Kandungan F yang rendah juga

    menunjukan fluida bukan berasal darikondensasi gas magmatik. Serta nilai Clyang rendah menandakan fluida tidak

    berasal langsung dari reservoir

  • 7/26/2019 geokimia fluida wirga

    6/12

    Tabel 5.1 hasil perhitungan geothermometer gas

    H 2S

    !"#$"%

    '()

    *+,

    -.."/0123

    4

    -.."/01

    23

    $ -5!3

    * +, -!/

    6788

    99.3

    :()(% !"## %"&! ''("(%!;9(

  • 7/26/2019 geokimia fluida wirga

    7/12

    Tabel 5.2 hasil perhitungan geothermometer gas

    CO 2

    !"#$"%

    '()

    !>+

    -.."/0123

    4

    -.."/012

    3

    $ -5!3

    !> +

    :()(% )%"!' +"!& '#,",,

    !;9(

  • 7/26/2019 geokimia fluida wirga

    8/12

    ?(.(.(#;@A)$();

    B=()-.+3

    ,=%=-" !3

    C#$%(/9;(;D

    -1E0123

    C#$%(/9;=(9

    -1E0123

    B(F= (/;D(#.())( (;D

    -B0)3

    B(F= G/;D(#.())( H(9

    -B0)3

    *A($ B"))I"#JA1);

    -./0102 *'%% (* *&(",( '))#"# '") +", ,%%(",*#345678 +)%% (* *&(",( '))#"# *"+ +"# #(*!"&&(

    -.609:;< )%% (% *!)"(! '),(", '", +") ,+(!")',-.=4>:? +&%% (# *(*"&+ '))) '"( +"! ,)!#"'#(@020? '&, (# *(*"&+ '))) '"( +"+ #%!#")#(

    -.205A. #% (% *!)"(! '),(", *"' +"* #))*"),#B.: )% (% *!)"(! '),(", '"& +"# #!!&"&+)

    C05A7 +',% &( *!'"!) '),!"( '"! +"' #+(,"(*'-.A4:;.;< '% (% *!)"(! '),(", * +", ,+'%"+)

    D.:; +' ,, '*%"'# ')%%"+ '"( +", #,)!")

    EFEGHIKL++8MN7K

    IOA

    Tabel 6.1 Hasil perhitungan heat loss konveksi

    Data yang diperlukan antara lain adalahluas daerah setiap manifestasi yangmuncul, suhu permukaan, suhu manifestasi,debit air dan uap/gas, enthalphy air danuap, semua data diperoleh dari pengukuranlangsung di lapangan. Sementara enthalpy diperoleh dari steam table. Hasil penentuan

    jumlah potensi berdasarkan konsep panas

    yang hilang dapat dilihat pada tabel 6.1Satuan luas di ukur langsung di lapangandengan menggunakan alat pengukursederhana. Begitu juga dengan SuhuManifestasi menggunakan alat ukur suhu(termometer) langsung di lapangan. UntukEnthalpi dari air dan uap bergantung darisuhu setiap manifestasi masing-masing,diperoleh dengan bantuan steam table atauaplikasi-aplikasi pada software tertentu.

    Nilai Laju alir air diambil di lapangandengan membuat suatu parit yang berujung

    pada suatu bejana ukur yang telah ditanam,kemudian ditunggu sampai batas tertentudan dihitung waktunya menggunakan

    stopwatch. Sementara untuk menghitunglajur alir uap/gas digunakan metode yang

    paling sederhana, yaitu denganmenggunakan bejana ukur yangdihubungkan dengan selang masuknya gas.Pertama buat dahulu lubang di daerah

    sekitar keluarnya manifestasi, amati apakahada gas yang keluar jika ada masukancorong ke dalam tanah dan pastikan gashanya keluar dari corong yang telah

    terhubung ke selang.

    Hubungkan selang ke bejana ukur. Pada bejana ukur telah terisi larutan basa(NaOH), jika gas masuk ke dalam bejanamaka akan ada gelembung-gelembungyang bergerak. Amati gelembung tersebutketika bergerak dari suatu parametertertentu hingga parameter berhentinyawaktu pengeukuran. Misalnya: dipilih titik10 ml dan 30 ml sebagai area pengukuran,saat gelembung yang diamati tepatmenyentuh titik 10 ml, maka stopwatchmulai dijalankan, stopwatch berhenti saatgelembung yang kita amati tepatmenyentuh titik 30 ml. Misalkan dihasilkanwaktu 2 detik, berarti kecepatan alir gassama dengan 20 ml per 2 detik atau 10 ml

    per detik. Karena nilai untuk laju alir airdan gas dalam satuan Kg/detik, makakonversikan nilai kecepatan sesuaikebutuhan.

    Pada penentuan panas yang hilang ini datayang diambil terbatas, sehingga hanyadapat diamati panas yang hilang melaluikonveksi saja. Dari hasil perhitungan makanilai potensi adalah sebesar 48220 Kweatau sekitar 48,2 Mwe.

    7. Perhitungan Sumberdaya dengan

    Metode Volumetrik Dalam metode volumetrik, data volumereservoir digunakan sebagai data utama.Berikut adalah data-data yang digunakan.

  • 7/26/2019 geokimia fluida wirga

    9/12

    Luas dan Tebal reservoir, data ini diperolehmelalui penyelidikan geofisika, yaitu:MagnetoTelurik (Pertamina GeothermalEnergy, 2013).

    Dari hasil penyelidikan MT, maka dapatdilihat perkiraan sebaran zona reservoir

    beserta ketebalannya. Gambar 7.1merupakan gambaran dari keadaan di

    bawah permukaan pada kedalaman 1025Meter, batasan daerah dengan batas garis

    warna merah putus-putus menunjukkandaerah tersebut merupakan daerah luasanreservoir. Hasil perhitungan menunjukkan

    bahwa luas reservoir adalah 23.200.000M2. Pada gambar 7.1 merupakan salah satuslice yang menunjukkan kedalaman daridaerah tersebut. Warna kuning-merahmenunjukkan bahwa resistivity pada daerahtersebut tinggi, sehingga daerah tersebuttermasuk pada clay cap/batuan penudungdari sistem panasbumi. Sementara bagian

    bawah dari Clay Cap dianggap sebagai bagian atas dari Reservoir. Tebal reservoiryang digunakan adalah tebal reservoirminimal yang terlihat pada gambar 7.1,yaitu 3500 meter.

    Setelah mendapatkan data luas dan tebalreservoir selanjutnya adalah data dari Suhu.Data suhu yang digunakan adalah data dari

    perhitungan geothermometer gas, tabel 5.4,nilai suhu terendah digunakan sebagai data

    suhu fluida didalam reservoir. Suhu direservoir adalah 229,9 oC.

    Sementara data suhu pada kondisi akhir(suhu pada pembangkit), yaitu 180 oC.

    Rumus yang digunakan juga dalamestimasi potensi sumberdaya panasbumi(dalam MWe) adalah rumus metodeVolumetrik, yang ditulis oleh Panitia KecilStandarisasi Panasbumi (1994) dalam TimSurvei Geologi dan Geokimia PusatSumber Daya Geologi (2009) denganrumus perhitungan sebagai berikut:

    Q = 0,11585 x h x A x (T ag T cutoff )

    Q: Potensi Energi (MWe)

    A: Luas Persebaran Reservoir(km 2)

    h: Tebal Reservoir (km)

    T ag : Suhu Reservoir (oC)

    T cut off : Suhu cut off (oC)

    Berikut adalah hasil perhitungan potensi panasbumi pada daerah penelitian:

    ! ! ! ! !!"#" ! ! ! ! ! !" ! ! ! !!" ! !! !"#

    ! !!!"#"$ ! !"

    !!

    ! !"#!

    ! !"#

    Potensi Sumberdaya hipotetik darilapangan Panasbumi ZW adalah sebesar469,4 MWe.

    Gambar 7.1 Luas Persebaran Reservoir dan Tebal Reservoir

  • 7/26/2019 geokimia fluida wirga

    10/12

    8. Kesimpulan dan Saran

    8.1 Kesimpulan Karateristik Mataair panas adalah sbb:

    a) Kawah Citeduh merupakan mataairSulfat. Komposisi Mg yang tinggi akibat

    dari pencampuran dengan air meteorikdan reaksi/interaksi dengan batuan yangdilewati. Fluida berasal dari lapisankondensat diatas reservoir. Batuan induk

    berupa batuan andesitic Basaltik. b) Kawah Cipayung memiliki sampelyang encer sehingga tipe mataairnyatidak dapat diketahui, tidak valid untukdilakukan determinasi. Memiliki air

    bersifat asam dengan batuan induk berupa batuan Andesitik Basaltik.Fluida tertransport cukup jauh darisumbernya. c) Kawah Basah memiliki sampelyang encer sehingga tipe mataairnyatidak dapat diketahui, tidak valid untukdilakukan determinasi. Memiliki air

    bersifat asam dengan batuan induk berupa batuan Andesitik Basaltik.Fluida tertransport cukup jauh darisumbernya. d) Kawah Cibeuning memiliki sampelyang encer sehingga tipe mataairnyatidak dapat diketahui, tidak valid untukdilakukan determinasi. Pencampurandengan air meteorik sangat intensif.Memiliki air bersifat asam dengan

    batuan induk berupa batuan Andesitik Basaltik. Fluida naik secara cepatdan/atau tertransport jauh darisumbernya. e) Mataair Siun Merupakan mataair

    bikarbonat. Terbentuk pada lapisankondensat di bawah muka airtanah,manifestasi ini berada pada zonaoutflow. Batuan induk berupa batuanAndesitik.

    Kisaran suhu reservoir berdasarkangeothermometer gas adalah 229,9 o C -246,6 oC

    Manifestasi Kawah Citeduh, KawahCipayung, Kawah Basah danCibeuning berada pada zona upflow .

    Mataair Panas Siun berada pada zonaoutflow .

    Nilai potensi berdasarkan pehitungandengan konsep heat loss konveksiadalah 48,2 MWe, sedangkan nilai

    potensi sumberdaya hipotetik berdasarkan perhitungan denganmetode volumetrik adalah 469,4 MWe

    8.2 Saran Pengeboran wildcat sebaiknya

    dilakukan pada zona upflow, karena berasosiasi dengan zona permeabilitastinggi.

    Daftar Pustaka

    Arnrsson, S., 2000 : The quartz and Na/K geothermometers. II. Results andapplication for monitoring studies .Proceedings of the WorldGeothermal Congress 2000, Kyushu-Tohoku, Japan.

    Arnrsson, S., 2000: Isotopic and chemicaltechniques in geothermalexploration, development and use.Sampling methods, data handling,interpretation, International AtomicEnergy Agency, Vienna.

    Arnrsson, S., Gunnlaugsson, E., 1983:Gas chemistry in geothermal systems .Proceedings of the 9 th Workshop onGeothermal Reservoir Engineering,Stanford University, Stanford, Ca.

    Arnrsson, S., and Gunnlaugsson, E., 1985: New gas geothermometers for geothermal exploration calibrationand application , Geochim.Cosmochim. Acta.

    Badan Standarisasi Nasional. 1999, SNI13-6171-1999 ICS 73.020. MetodeEstimasi Potensi Energi Panas Bumi.Badan standardisasi nasional-bsn,Jakarta.

    Bemmelen, R. W., 1949, The Geology of Indonesia , Vol. 1 A, GovernmentPrinting Office, The Hauge,Amsterdam.

    Bogie, I. dan Mackenzie, K.M., 1998. The Application of a Volcanic Facies Models to an AndesiticStratovolcano Hosted Geothermal

  • 7/26/2019 geokimia fluida wirga

    11/12

    Brahmantyo, Budi., 2005, Catatan KuliahGeologi Cekungan Bandung , PenerbitITB, Bandung.

    Browne, P. R. L., 1998, Hydrothermal Alteration, Lecture Note, GeothermalInstitute, The University ofAuckland.

    Chen, P. Y., 1977, Table of Keys Lines in X-Ray Powder Diffraction Patterns of Minerals in Clays and Associated Rocks, Department of NaturalResources Geological SurveyOccasional Paper, Indiana.

    D'Amore, F., and Panichi, C., 1980: Evaluation of deep temperatures in geothermal systems by a new gas geothermometer . Geochim.Cosmochim. Acta, 44.

    Duchi, V., Minissale, A. A. and Prati, F.,1987, Chemical composition ofthermal springs, cold springs,

    streams and gas vents in the Mt Amiata geothermal region , Italy. J:Volcanol. Geoth. Research, in press.

    Duchi, V., Minissale, A. A, and Rossi, R.,

    1987, Chemistry of thermal springs inthe Larderello-Travale geothermal field (southern Tuscany) , Italy.Submitted to Appl. Geochem.

    Ellis, A. J., dan Mahon, W. A., 1977,Chemistry and Geothermal System ,Academik Press, New York.

    Fisher, R. V., dan Schmincke, H. U., 1984, Pyroclastic Rocks, Springer-Verlag,Berlin, Germany

    Fournier, R.O., 1977: Chemical geothermometers and mixing model for geothermal systems . Geothermics,5, 41-50.

    Fournier, R.O., 1979: A revised equation for Na-K geothermometer . Geoth.Res. Council, Trans.

    Fournier, Robert O. 1989. WaterGeothermometers Applied toGeothermal Energy . USA: USGeological Survey.

    Giggenbach, WF. 1988. ChemicalTechniques in Geothermal

    Exploration . New Zealand:

    Hantono, D., Mulyono, A., Hasibuan, A.,1996, Structural Control is aStrategy for Exploration Well at

    Kamojang Geothermal Field, WestJava, Indonesia, Divisi Panasbumi-Pertamina, Jakarta.

    Hochstein, MP. Patrick R.L. Browne. 2000.Surface Manifestations ofGeothermal Systems with Volcanic

    Heat Sources in Encyclopedia ofVolcanoes . Academic Press.

    Koesoemadinata, R. P., 2001, Introductionto The Geology of West Java, Guide

    Book of Carbonate Fieldtrip toTagogapu-Rajamandala Area , WestJava, Bandung.

    Mahon K, and Ellis, AJ. 1977. Chemistryand Geothermal System . Orlando:Academic Press Inc.

    Moore, J. N. Dan Adams, M. C., 2000, The Fluid Inclusion and Mineralogic Record of the Transition from Liquid-to Vapor-Dominated Conditions inThe Geysers Geothermal System,California , Economic Geology vol95, pp 1719-1737.

    Nasution, A. Kartadinata, M.N. 2004. Age Dating and Geochemistry ofTangkuban Perahu geothermal Area,West Java, Indonesia . Japan: Journalof Geothermal Research Society ofJapan.

    Nicholson, K., 1993, Geothermal Fluids;Chemistry and ExplorationTecniques , Springer Verlag, Inc,Berlin.

    Pertamina Geothermal Energy Co., 1996,Unit Vulkanik daerah KabupatenGarut dan Bandung , UnpublishedReport.

    Pertamina Geothermal Energy Co., 1999, Pengamatan Citra Satelit wilayahGunung Guntur , UnpublishedReport.

    Setianto. 1999. Analisis Aspek Geologi

    Melalui Citra Landsat Daerah Kabupaten Garut dan Sekitarnya.Pertamina Geothermal Energy AreaKabupaten Garut dan KabupatenBandung, Unpublished Report.

  • 7/26/2019 geokimia fluida wirga

    12/12

    Strelbitskaya, S., 2005, Interpretation ofChemical Composition ofGeothermal Fluid from theGeothermal Field Of BaranskyVolcano, Iturup Island, Russia, TheUnited Nation University, Reykjavk,

    Iceland.Tim Kecil Kelompok Kerja Panitia Teknis

    Panas Bumi, 1994, Cadangan danSumber Daya Panas Bumi Indonesia ,Departemen Pertambangan danEnergi, Jakarta.

    Tim Survey Terpadu Geologi danGeokimia PSDG, 2009. LaporanAkhir Survey Geologi Dan GeokimiaDaerah Panasbumi Arjuno-WelirangKabupaten Mojokerto dan MalangProvinsi Jawa Timur. (LaporanAkhir). Bandung

    Wicaksono, Tondo. 2010. Laporan Awal Explorasi Panasbumi Wilayah Kabupaten Garut dan Sekitarnya.Pertamina Geothermal Energy AreaKabupaten Garut dan KabupatenBandung, Unpublished Report.