Geografi sungai.docx

18
Geografi : Sungai Sungai adalah air tawar yang mengalir dari sumbernya, menempati bagian permukaan bumi yang lebih rendah dan bermuara pada laut, danau, atau sungai lain yang lebih besar. Karena tidak rata, pada permukaan bumi terdapat bagian yang merupakan tempat berakumulasi air. Air tersebut mengalir menuju ke tempat yang lebih rendah. Bagian bumi seperti ini sering disebut sungai. Bagian-bagian sungai dan ciri-cirinya: Bagian-bagian dari sungai bisa dikategorikan menjadi tiga, yaitu bagian hulu, bagian tengah dan bagian hilir. 1. Bagian Hulu Bagian hulu memiliki ciri-ciri: arusnya deras, daya erosinya besar, arah Erosinya (terutama bagian dasar sungai) vertikal. Palung sungai berbentuk V dan lerengnya cembung (convecs), kadang-kadang terdapat air terjun atau jeram dan tidak terjadi pengendapan. 2. Bagian Tengah Bagian tengah mempunyai ciri-ciri: arusnya tidak begitu deras, daya erosinya mulai berkurang, arah erosi ke bagian dasar dan samping (vertikal da horizonal ) palung sungai berbentuk U (konkaf), mulai terjadi pengendapan (sedimentasi) dan sering terjadi meander yaitu kelokan sungai yang mencapai 180° atau lebih. 3. Bagian Hilir Bagian hilir memiliki ciri-ciri: arusnya tenang, daya erosi kecil dengan arah ke samping (horizontal), banyak

Transcript of Geografi sungai.docx

Page 1: Geografi sungai.docx

Geografi : Sungai

Sungai adalah air tawar yang mengalir dari sumbernya, menempati bagian permukaan bumi yang lebih rendah  dan bermuara pada laut, danau, atau sungai lain yang lebih besar. Karena tidak rata, pada permukaan bumi terdapat bagian yang merupakan tempat berakumulasi air. Air tersebut mengalir menuju ke tempat yang lebih rendah. Bagian bumi seperti ini sering disebut sungai.

Bagian-bagian sungai dan ciri-cirinya:Bagian-bagian dari sungai bisa dikategorikan menjadi tiga, yaitu bagian hulu, bagian tengah dan bagian hilir.

1. Bagian Hulu

Bagian hulu memiliki ciri-ciri: arusnya deras, daya erosinya besar, arah Erosinya (terutama bagian dasar sungai) vertikal. Palung sungai berbentuk V dan lerengnya cembung (convecs), kadang-kadang terdapat air terjun atau jeram dan tidak terjadi pengendapan.

2. Bagian Tengah

Bagian tengah mempunyai ciri-ciri: arusnya tidak begitu deras, daya erosinya mulai berkurang, arah erosi ke bagian dasar dan samping (vertikal da horizonal ) palung sungai berbentuk U (konkaf), mulai terjadi pengendapan (sedimentasi) dan sering terjadi meander yaitu kelokan sungai yang mencapai 180° atau lebih.

3. Bagian Hilir

Bagian hilir memiliki ciri-ciri: arusnya tenang, daya erosi kecil dengan arah ke samping (horizontal), banyak terjadi pengendapan, di bagian muara kadang-kadang terjadi delta serta palungnya lebar.

   A.    Proses Terjadinya SungaiAir yang berada di permukaan dataran, baik air itu berasal dari air hujan, mata

air, maupun cairan gletser, akan mengalir melalui sebuah saluran menuju ke tempat yang lebih rendah. Mula-mula saluran yang dilalui ini berukuran relative sempit dan pendek. Namun, secara alamiah aliran air ini mengikis daerah-daerah yang dilaluinya. Akibatnya, saluran ini semakin lama semakin lebar dan panjang, dan terjadilah apa yang disebut sungai.

Page 2: Geografi sungai.docx

Secara alamiah, sungai mengalir sambil melakukan aktifitas yang satu sama lain saling berhubungan, yaitu: erosi (pengikisan), pengangkutan (transportasi), dan penimbunan atau pengendapan (sedimentasi). Ketiga aktifitas tersebut tergantung pada factor-faktor kemiringan daerah aliran sungai, volume air sungai, dan kecepatan aliran air.

Makin besar kemiringan aliran sungai, makin besar pula aktifitas pengikisan dan pengangkutan. Sebaliknya, penimbunan akan semakin intensif pada daerah dataran, dimana aliran mengalir lambat sehingga air mempunyai kesempatan untuk mendapatkan material yang dibawahnya.

Bahan yang diangkut oleh sungai terdiri atas material halus yang melayang dan bongkahan batu yang menggelinding di dasar sungai. Bahan-bahan yang di angkut sungai mengalami pengendapan mulai dari material yang kasar dan berukuran besar seperti bongkahan, krakal, dan kerikil, menyusul kemudian material yang lebih halus seperti pasir, dan lempung. Akibat dari proses erosi sungai yang aktif maka terbentuklah beberapa bentuk lembah sungai. Kenampakan bentuk suatu lembah sungai tersebut dapat mencerminkan tingkat perkembangan sungainya.

Lembah sungai adalah suatu bentuk permukaan yang lebih rendah dari pada bagian lainnya yang di hasilkan oleh pengikisan air. Pertumbuhan suatu lembah sungai dapat berjalan melalui 3 proses, yakni:

a.       Pendalaman Lembah SungaiDi daerah hulu sungai dengan perbedaan ketinggian masih cukup besar, sungai memiliki aliran cukup kuat. Kecepatan aliran yang besar menyebabkan proses erosi dan transportasi berkerja lebih dominan. Kekuatan aliran erosi bekerja dengan cara menumbuk dan menggerus dasar sungai.

    b.      Pelebaran Lembah SungaiPada daerah datar, proses erosi yang bekerja lebih banyak adalah erosi yang menyamping (Lateral). Hal ini di sebabkan lambatnya kecepatan arus yang mengalir erosi lateral yang dominant bersifat melebarkan saluran dan lembah sungai. Selain itu berjalan pula proses agradasi atau penambahan endapan yang berasal dari material longsoran (Masswasting) dari daerah-daerah lereng di atasnya. Proses ini mempercepat terjadinya pelebaran lembah sungai.

c.       Pemanjangan Lembah SungaiPemanjangan lembah dapat terjadi karena terjadinya penurunan permukaan laut, sehingga dataran bertambah maju, dan karena pertumbuhan delta, yang berarti menambah pula permukaan dataran.

Page 3: Geografi sungai.docx

   B.     MeanderMeander adalah bentuk kelok-kelok aliran sungai. Kenampakan ini sering di

dapat pada aliran sungai di daerah dataran rendah terbentuknya meander ialah karena adanya reaksi dari aliran sungai terhadap batuan-batuan yang relative homogen dan kurang resisten terhadap erosi.

Pada lengkungan meander masing-masing terdapat dua sisi bagian dari lengkung meander yang selalu mendapat sedimentasi sehingga menyebabkan aliran tersebut berpindah di sebut undercut. Aliran air mengalir lebih cepat pada sisi luar lengkung di bandingkan arus pada sisi dalam, sehingga sisi luar lengkungan tererosi hasilnya terendapkan pada sisi dalam.

  C.    DeltaPada ujung aliran dekat muara di laut atau danau, akan terbentuk suatu endapan

yang di sebut delta. Delta memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Ada factor-faktor yang mempengaruhi perbedaan tersebut , antara lain: jenis batuan, kecepatan aliran sungai, dan musim.

    D.    Macam-Macam Sungai

1.      Berdasarkan sumber airnya, sungai dibedakan sebagai berikut:1)      Sungai Hujan adalah sungai yang airnya berasal dari air hujan. Pada saat musim hujan debit air bertambah, sedangkan pada musim kemarau berkurang.Contoh: sungai-sungai di Perbukitan Kapus, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Jogjakarta2)      Sungai Gletser adalah sungai yang airnya berasal dari salju yang mencairContoh: Sungai Memberamo di Papua3)      Sungai Campuran adalah sungai yang airnya beraasal dari air hujan dan gletser. Contoh Sungai Memberamo dan Digul di Papua

2.    Berdasarkan keadaan airnya:         Sungai permanen, sepanjang tahun airnya relatif tetap besar. . Contoh Sungai

Mahakam, Sungai Barito, Sungai Musi dan Sungai Kapuas        Sungai periodik, airnya pada musim hujan banyak sedangkan musim kemarau

berkurang. Contoh Sungai Ciliwung, Sungai Cisadane        Sungai episodik, airnya kering pada musim kemarau dan ada pada musim hujan.

contoh Sungai Kasada di sumba.

Page 4: Geografi sungai.docx

     3)     Berdasarkan struktur lapisan/geologi.    1)      Sungai Anteseden

Adalah sungai yang dapat mengimbangi pengangkatan daerah lapisan batuan yang dilaluinya. Jadi setiap terjadi pengangkatan, air sungai mengikisnya.

    2)      Sungai EpigenesaAdalah sungai yang terus menerus mengikis batuan yang dilaluinya sehingga dapat mencapai daerah batuan asli atau batuan induknya. Terjadinya sungai epigenesa diawali ketika daerah tersebut mengalami penurunan sehingga terjadi sedimentasi. Contoh; Sungai Colorado mengikis batuan selama jutaan tahun, sehingga mencapai batuan induk. Akibat sungai ini terbentuklah Grand Canon yang terkenal di dunia.

    3)      Sungai Superposedadalah sungai yang mengalir pada suatu dataran alluvial atau dataranpeneplain hingga struktur batuan di dataran itu tersingkap tanpa banyak mengubah pola aliran sungai.

    4)     Berdasarkan arah alirannya.    a. Sungai Konsekuen

Adalah sungai yang mengalirnya sesuai dengan kemiringan batuan yang dilaluinya. Sungai jenis ini banyak terdapat di daerah gunung merapi berumur muda atau stadium awal. Contoh: Sungai Progo di Jawa Tengah ketika menuruni lereng gunung merapi

    b.      Sungai SubsekuenAdalah sungai yang alirannya tegak lurus pada sungai konsekuen dan bermuara pada sungai konsekuen, misalnya Sungai Opak di Yogyakarta.

    c.       Sungai ObsekuenAdalah sungai yang mengalirnya berlawanan dengan arah kemiringan lapisan batuan daerah tersebut dan merupakan anak sungai subsekuen

    d.      Sungai ResekuenMerupakan anak sungai subsekuen dan searah dengan sungai konsekuen

    e.       Sungai InsekuenAdalah sungai yang aliranya teratur dan tidak terikat dengan lapisan batuan yang dilaluinya

5.   Berdasarkan pola alirannya, sungai dibedakan menjadi:

1.      Pola Aliran Radial atau MenjariPola aliran radial dibedakan menjadi dua, yaitu radial sentrifugal dan radial sentripetal.

Page 5: Geografi sungai.docx

a.     Pola aliran radial sentrifugal adalah suatu pola aliran sungai yang arahnya menyebar. Pola aliran ini terdapat di kerucut gunung berapi atau Dome yang berstadium muda. Pola alirannya menuruni lereng-lereng pegunungan

b.     Pola aliran radial sentripetal merupakan pola aliran yang menuju pusat, seperti pada daerah basin dan ledokan

Contoh pola sungai radial adalah Sungai Progo di Jawa tengah:

2.      Pola Aliran DendritikPola aliran sungai yang anak-anak sungainya bermuara pada sungai induk secara tidak teratur. Tempat pertemuan anak-anak sungai dengan sungai induknya ada yang berbentuk sudut lancip dan ada yang berbentuk sudut tumpul. Pola aliran ini terdapat di daerah yang batuannya homogen dan lerengnya tidak begitu terjal.

Contoh sungai dengan pola ini adalah sungai Murray, Australia

3.      Pola Aliran TrellisSuatu pola aliran sungai yang sungai-sungai induknya hampir sejajar dan anak-anak sungainya juga hampir sejajar anak-anak sungai ini hampir membentuk sudut 90o dengan sungai induknya. Menyirip seperti daun

Contoh pola ini biasanya ada di tebing gunung. Sungai Eufrat  

4.      Pola Aliran RectangularPola aliran ini merupakan pola aliran beerbentuk sudut siku-siku atau hampir siku-siku dan terdapat di daerah patahan atau pada batuan yang tingkat kekerasannya berbeda.

5.      Pola Aliran AnularPola aliran ini merupakan pola aliran yang semula merupakan aliran radial sentrifugal, selanjutnya muncul sungai subsekuen yang sejajar, sungai obsekuen, dan resekuen. Pola aliran anular terdapat di daerah dome stadfium dewasa (pegunungan tua).        

6. Pinate adalah pola aliran di mana muara-muara anak sungainya membentuk sudut lancip.

7. Pola aliran paralel atau sejajar dapat dijumpai pada daerah-daerah perbukitan yang memanjang dengan kemiringan lereng yang curam.

Page 6: Geografi sungai.docx

  Manfaat Sungai

1.      Sebagai prasarana transportasi. Dibeberapa daerah sungai dimanfaatkan untuk prasarana transportasi, contohnya Sungai Kapuas, Sungai Barito, Sungai Kahayan, dan Sungai Mahakam di Kalimantan, Sungai Musi, Sungai Indragiri, dan sungai Batanghari di Sumatera, serta Sungai Memberamo dan Sungai Digul di Papua.

2.      Merupakan sumber air untuk irigasi3.      Aliran sungai digunakan untuk pembangkit tenaga listrik. Berapa sungai di

Indonesia yang digunakan untuk pembangkit tenaga listrik adalah Sungai Asahan di Sumatera Utara, Citarum di Jawa Barat, Sungai Berantas di Jawa Timur, serta Bengawan Solo di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

4.      Dimanfaatkan sebagai prasarana olahraga, contohnya arum jeram. Selain itu, keindahan aliran sungai dapat di gunakan sebagai sarana rekreasi.

5.      Digunakan sebagai tempat budidaya perikanan.

   Upaya Melestarikan Sungai1.                 Menjaga kelestarian hutan terutama di daerah sungai bagian hulu. Hal itu karena hutan di daerah hulu sungai merupakan tempat perserapan air hujan. Dengan demikian, menjaga kelestarian hutan berarti menjaga ketersediaan air yang akan mengalir ke sungai.2.                 Pembuatan teras-teras pada lereng di sepanjang aliran sungai mencegah terjadinya erosi yang akan memperdangkal kedalaman sungai.3.                 Tidak membuang limbah dan sampah ke sungai, baik dari pihak pabrik maupun rumah tangga. Pembuangan limbah dan sampah ke sungai akan merusak kehidupan yang berada di dalam sungai, selain itu pembuangan sampah kesungai akan menyebabkan aliran sungai menjadi terhambat. Hal itu akan mengakibatkan banjir apabila terjadi hujan yang deras.

MORFOLOGI SUNGAI            Morfologi sungai adalah ilmu yang mempelajari tentang geometri (bentuk dan ukuran), jenis, sifat dan perilaku sungai dengan segala aspek dan perubahannya dalam dimensi ruang dan waktu. Dengan demikian, morfologi sungai ini akan menyangkut juga sifat dinamik sungai dan lingkungannya yang saling terkait.

Page 7: Geografi sungai.docx

Sungai

Sungai

Karena tidak rata, pada permukaan bumi terdapat bagian yang merupakan tempat

berakumulasi air. Air tersebut mengalir menuju ke tempat yang lebih rendah. Bagian bumi

seperti ini sering disebut sungai.

A.    Proses Terjadinya Sungai

Air yang berada di permukaan dataran, baik air itu berasal dari air hujan, mata air, maupun

cairan gletser, akan mengalir melalui sebuah saluran menuju ke tempat yang lebih rendah. Mula-

mula saluran yang dilalui ini berukuran relative sempit dan pendek. Namun, secara alamiah

aliran air ini mengikis daerah-daerah yang dilaluinya. Akibatnya, saluran ini semakin lama

semakin lebar dan panjang, dan terjadilah apa yang disebut sungai.

Secara alamiah, sungai mengalir sambil melakukan aktifitas yang satu sama lain saling

berhubungan, yaitu: erosi (pengikisan), pengangkutan (transportasi), dan penimbunan atau

pengendapan (sedimentasi). Ketiga aktifitas tersebut tergantung pada factor-faktor kemiringan

daerah aliran sungai, volume air sungai, dan kecepatan aliran air.

Makin besar kemiringan aliran sungai, makin besar pula aktifitas pengikisan dan

pengangkutan. Sebaliknya, penimbunan akan semakin intensif pada daerah dataran, dimana

Page 8: Geografi sungai.docx

aliran mengalir lambat sehingga air mempunyai kesempatan untuk mendapatkan material yang

dibawahnya.

Bahan yang diangkut oleh sungai terdiri atas material halus yang melayang dan bongkahan

batu yang menggelinding di dasar sungai. Bahan-bahan yang di angkut sungai mengalami

pengendapan mulai dari material yang kasar dan berukuran besar seperti bongkahan, krakal, dan

kerikil, menyusul kemudian material yang lebih halus seperti pasir, dan lempung. Akibat dari

proses erosi sungai yang aktif maka terbentuklah beberapa bentuk lembah sungai. Kenampakan

bentuk suatu lembah sungai tersebut dapat mencerminkan tingkat perkembangan sungainya.

Lembah sungai adalah suatu bentuk permukaan yang lebih rendah dari pada bagian lainnya

yang di hasilkan oleh pengikisan air. Pertumbuhan suatu lembah sungai dapat berjalan melalui 3

proses, yakni:

a.       Pendalaman Lembah Sungai

Di daerah hulu sungai dengan perbedaan ketinggian masih cukup besar, sungai memiliki aliran

cukup kuat. Kecepatan aliran yang besar menyebabkan proses erosi dan transportasi berkerja

lebih dominan. Kekuatan aliran erosi bekerja dengan cara menumbuk dan menggerus dasar

sungai.

b.      Pelebaran Lembah Sungai

Pada daerah datar, proses erosi yang bekerja lebih banyak adalah erosi yang menyamping

(Lateral). Hal ini di sebabkan lambatnya kecepatan arus yang mengalir erosi lateral yang

dominant bersifat melebarkan saluran dan lembah sungai. Selain itu berjalan pula proses agradasi

atau penambahan endapan yang berasal dari material longsoran (Masswasting) dari daerah-

daerah lereng di atasnya. Proses ini mempercepat terjadinya pelebaran lembah sungai.

c.       Pemanjangan Lembah Sungai

Pemanjangan lembah dapat terjadi karena terjadinya penurunan permukaan laut, sehingga

dataran bertambah maju, dan karena pertumbuhan delta, yang berarti menambah pula permukaan

dataran.

B.     Meander

Page 9: Geografi sungai.docx

Meander adalah bentuk kelok-kelok aliran sungai. Kenampakan ini sering di dapat pada

aliran sungai di daerah dataran rendah terbentuknya meander ialah karena adanya reaksi dari

aliran sungai terhadap batuan-batuan yang relative homogen dan kurang resisten terhadap erosi.

Pada lengkungan meander masing-masing terdapat dua sisi bagian dari lengkung meander

yang selalu mendapat sedimentasi sehingga menyebabkan aliran tersebut berpindah di sebut

undercut. Aliran air mengalir lebih cepat pada sisi luar lengkung di bandingkan arus pada sisi

dalam, sehingga sisi luar lengkungan tererosi hasilnya terendapkan pada sisi dalam.

C.    Delta

Pada ujung aliran dekat muara di laut atau danau, akan terbentuk suatu endapan yang di sebut

delta. Delta memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Ada factor-faktor yang

mempengaruhi perbedaan tersebut , antara lain: jenis batuan, kecepatan aliran sungai, dan

musim.

D.    Macam-Macam Sungai

1.      Berdasarkan sumber airnya, sungai dibedakan sebagai berikut:

1)      Sungai Hujan adalah sungai yang airnya berasal dari air hujan. Pada saat musim hujan debit air

bertambah, sedangkan pada musim kemarau berkurang.

Contoh: sungai-sungai di Perbukitan Kapus, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Jogjakarta

2)      Sungai Gletser adalah sungai yang airnya berasal dari salju yang mencair

Contoh: Sungai Memberamo di Papua

3)      Sungai Campuran adalah sungai yang airnya beraasal dari air hujan dan gletser. Contoh Sungai

Memberamo dan Digul di Papua

2.      Berdasarkan arah aliran, sungai di bedakan sebagai berikut:

a.      Sungai Konsekuen

Page 10: Geografi sungai.docx

Adalah sungai yang mengalirnya sesuai dengan kemiringan batuan yang dilaluinya. Sungai jenis

ini banyak terdapat di daerah gunung merapi berumur muda atau stadium awal. Contoh: Sungai

Progo di Jawa Tengah ketika menuruni lereng gunung merapi

b.      Sungai Subsekuen

Adalah sungai yang alirannya tegak lurus pada sungai konsekuen dan bermuara pada sungai

konsekuen, misalnya Sungai Opak di Yogyakarta.

c.       Sungai Obsekuen

Adalah sungai yang mengalirnya berlawanan dengan arah kemiringan lapisan batuan daerah

tersebut dan merupakan anak sungai subsekuen

d.      Sungai Resekuen

Merupakan anak sungai subsekuen dan searah dengan sungai konsekuen

e.       Sungai Insekuen

Adalah sungai yang aliranya teratur dan tidak terikat dengan lapisan batuan yang dilaluinya

3.      Berdasarkan struktur Geologi, sungai dibedakan menjadi:

1)      Sungai Anteseden

Adalah sungai yang dapat mengimbangi pengangkatan daerah lapisan batuan yang dilaluinya.

Jadi setiap terjadi pengangkatan, air sungai mengikisnya.

2)      Sungai Epigenesa

Adalah sungai yang terus menerus mengikis batuan yang dilaluinya sehingga dapat mencapai

daerah batuan asli atau batuan induknya. Terjadinya sungai epigenesa diawali ketika daerah

tersebut mengalami penurunan sehingga terjadi sedimentasi. Contoh; Sungai Colorado mengikis

batuan selama jutaan tahun, sehingga mencapai batuan induk. Akibat sungai ini terbentuklah

Grand Canon yang terkenal di dunia.

3)      Sungai Superposed

adalah sungai yang mengalir pada suatu dataran alluvial atau dataran peneplain hingga struktur

batuan di dataran itu tersingkap tanpa banyak mengubah pola aliran sungai.

4.                  Berdasarkan debit airnya, sungai dibedakan menjadi:

1.      Sungai Permanen : Sungai yang debitnya stabil dan tidak dipengaruhi oleh musim. Contoh

Sungai Mahakam, Sungai Barito, Sungai Musi dan Sungai Kapuas

Page 11: Geografi sungai.docx

2.      Sungai Periodik : Sungai yang aliran airnya dipengaruhi oleh musim, meluap ketika musim

hujan dan kering ketika musim kering. Contoh Sungai Ciliwung, Sungai Cisadane

3.      Sungai Episodik ; sungai yang aliran airnya ada hanya di musim penghujan, contoh Sungai

Kasada di sumba.

5.                              Berdasarkan pola alirannya, sungai dibedakan menjadi:

1.      Pola Aliran Radial atau Menjari

Pola aliran radial dibedakan menjadi dua, yaitu radial sentrifugal dan radial sentripetal.

a.       Pola aliran radial sentrifugal adalah suatu pola aliran sungai yang arahnya menyebar. Pola

aliran ini terdapat di kerucut gunung berapi atau Dome yang berstadium muda. Pola alirannya

menuruni lereng-lereng pegunungan

b.      Pola aliran radial sentripetal merupakan pola aliran yang menuju pusat, seperti pada daerah

basin dan ledokan

2.      Pola Aliran Dendritik

Pola aliran sungai yang anak-anak sungainya bermuara pada sungai induk secara tidak teratur.

Tempat pertemuan anak-anak sungai dengan sungai induknya ada yang berbentuk sudut lancip

dan ada yang berbentuk sudut tumpul. Pola aliran ini terdapat di daerah yang batuannya

homogen dan lerengnya tidak begitu terjal.

3.      Pola Aliran Trellis

Suatu pola aliran sungai yang sungai-sungai induknya hampir sejajar dan anak-anak sungainya

juga hampir sejajar anak-anak sungai ini hampir membentuk sudut 90o dengan sungai induknya.

4.      Pola Aliran Rectangular

Pola aliran ini merupakan pola aliran beerbentuk sudut siku-siku atau hampir siku-siku dan

terdapat di daerah patahan atau pada batuan yang tingkat kekerasannya berbeda

5.      Pola Aliran Anular

Pola aliran ini merupakan pola aliran yang semula merupakan aliran radial sentrifugal,

selanjutnya muncul sungai subsekuen yang sejajar, sungai obsekuen, dan resekuen. Pola aliran

anular terdapat di daerah dome stadfium dewasa (pegunungan tua).

E.     Manfaat Sungai

Beberapa manfaat dari sungai yang sampai saat ini dapat kita lihat dan rasakan dalam

kehidupan sehari-hari, antara lain sebagai berikut:

Page 12: Geografi sungai.docx

1.      Sebagai prasarana transportasi. Dibeberapa daerah sungai dimanfaatkan untuk prasarana

transportasi, contohnya Sungai Kapuas, Sungai Barito, Sungai Kahayan, dan Sungai Mahakam di

Kalimantan, Sungai Musi, Sungai Indragiri, dan sungai Batanghari di Sumatera, serta Sungai

Memberamo dan Sungai Digul di Papua.

2.      Merupakan sumber air untuk irigasi

3.      Aliran sungai digunakan untuk pembangkit tenaga listrik. Berapa sungai di Indonesia yang

digunakan untuk pembangkit tenaga listrik adalah Sungai Asahan di Sumatera Utara, Citarum di

Jawa Barat, Sungai Berantas di Jawa Timur, serta Bengawan Solo di Jawa Tengah dan Jawa

Timur.

4.      Dimanfaatkan sebagai prasarana olahraga, contohnya arum jeram. Selain itu, keindahan aliran

sungai dapat di gunakan sebagai sarana rekreasi.

5.      Digunakan sebagai tempat budidaya perikanan.

F.     Upaya Melestarikan Sungai

1. Menjaga kelestarian hutan terutama di daerah sungai bagian hulu. Hal itu karena hutan di

daerah hulu sungai merupakan tempat perserapan air hujan. Dengan demikian, menjaga

kelestarian hutan berarti menjaga ketersediaan air yang akan mengalir ke sungai.

2. Pembuatan teras-teras pada lereng di sepanjang aliran sungai mencegah terjadinya erosi

yang akan memperdangkal kedalaman sungai.

3. Tidak membuang limbah dan sampah ke sungai, baik dari pihak pabrik maupun rumah

tangga. Pembuangan limbah dan sampah ke sungai akan merusak kehidupan yang berada

di dalam sungai, selain itu pembuangan sampah kesungai akan menyebabkan aliran

sungai menjadi terhambat. Hal itu akan mengakibatkan banjir apabila terjadi hujan yang

deras.