Geografi sungai.docx
-
Upload
abdul-muadi -
Category
Documents
-
view
12 -
download
1
Transcript of Geografi sungai.docx
Geografi : Sungai
Sungai adalah air tawar yang mengalir dari sumbernya, menempati bagian permukaan bumi yang lebih rendah dan bermuara pada laut, danau, atau sungai lain yang lebih besar. Karena tidak rata, pada permukaan bumi terdapat bagian yang merupakan tempat berakumulasi air. Air tersebut mengalir menuju ke tempat yang lebih rendah. Bagian bumi seperti ini sering disebut sungai.
Bagian-bagian sungai dan ciri-cirinya:Bagian-bagian dari sungai bisa dikategorikan menjadi tiga, yaitu bagian hulu, bagian tengah dan bagian hilir.
1. Bagian Hulu
Bagian hulu memiliki ciri-ciri: arusnya deras, daya erosinya besar, arah Erosinya (terutama bagian dasar sungai) vertikal. Palung sungai berbentuk V dan lerengnya cembung (convecs), kadang-kadang terdapat air terjun atau jeram dan tidak terjadi pengendapan.
2. Bagian Tengah
Bagian tengah mempunyai ciri-ciri: arusnya tidak begitu deras, daya erosinya mulai berkurang, arah erosi ke bagian dasar dan samping (vertikal da horizonal ) palung sungai berbentuk U (konkaf), mulai terjadi pengendapan (sedimentasi) dan sering terjadi meander yaitu kelokan sungai yang mencapai 180° atau lebih.
3. Bagian Hilir
Bagian hilir memiliki ciri-ciri: arusnya tenang, daya erosi kecil dengan arah ke samping (horizontal), banyak terjadi pengendapan, di bagian muara kadang-kadang terjadi delta serta palungnya lebar.
A. Proses Terjadinya SungaiAir yang berada di permukaan dataran, baik air itu berasal dari air hujan, mata
air, maupun cairan gletser, akan mengalir melalui sebuah saluran menuju ke tempat yang lebih rendah. Mula-mula saluran yang dilalui ini berukuran relative sempit dan pendek. Namun, secara alamiah aliran air ini mengikis daerah-daerah yang dilaluinya. Akibatnya, saluran ini semakin lama semakin lebar dan panjang, dan terjadilah apa yang disebut sungai.
Secara alamiah, sungai mengalir sambil melakukan aktifitas yang satu sama lain saling berhubungan, yaitu: erosi (pengikisan), pengangkutan (transportasi), dan penimbunan atau pengendapan (sedimentasi). Ketiga aktifitas tersebut tergantung pada factor-faktor kemiringan daerah aliran sungai, volume air sungai, dan kecepatan aliran air.
Makin besar kemiringan aliran sungai, makin besar pula aktifitas pengikisan dan pengangkutan. Sebaliknya, penimbunan akan semakin intensif pada daerah dataran, dimana aliran mengalir lambat sehingga air mempunyai kesempatan untuk mendapatkan material yang dibawahnya.
Bahan yang diangkut oleh sungai terdiri atas material halus yang melayang dan bongkahan batu yang menggelinding di dasar sungai. Bahan-bahan yang di angkut sungai mengalami pengendapan mulai dari material yang kasar dan berukuran besar seperti bongkahan, krakal, dan kerikil, menyusul kemudian material yang lebih halus seperti pasir, dan lempung. Akibat dari proses erosi sungai yang aktif maka terbentuklah beberapa bentuk lembah sungai. Kenampakan bentuk suatu lembah sungai tersebut dapat mencerminkan tingkat perkembangan sungainya.
Lembah sungai adalah suatu bentuk permukaan yang lebih rendah dari pada bagian lainnya yang di hasilkan oleh pengikisan air. Pertumbuhan suatu lembah sungai dapat berjalan melalui 3 proses, yakni:
a. Pendalaman Lembah SungaiDi daerah hulu sungai dengan perbedaan ketinggian masih cukup besar, sungai memiliki aliran cukup kuat. Kecepatan aliran yang besar menyebabkan proses erosi dan transportasi berkerja lebih dominan. Kekuatan aliran erosi bekerja dengan cara menumbuk dan menggerus dasar sungai.
b. Pelebaran Lembah SungaiPada daerah datar, proses erosi yang bekerja lebih banyak adalah erosi yang menyamping (Lateral). Hal ini di sebabkan lambatnya kecepatan arus yang mengalir erosi lateral yang dominant bersifat melebarkan saluran dan lembah sungai. Selain itu berjalan pula proses agradasi atau penambahan endapan yang berasal dari material longsoran (Masswasting) dari daerah-daerah lereng di atasnya. Proses ini mempercepat terjadinya pelebaran lembah sungai.
c. Pemanjangan Lembah SungaiPemanjangan lembah dapat terjadi karena terjadinya penurunan permukaan laut, sehingga dataran bertambah maju, dan karena pertumbuhan delta, yang berarti menambah pula permukaan dataran.
B. MeanderMeander adalah bentuk kelok-kelok aliran sungai. Kenampakan ini sering di
dapat pada aliran sungai di daerah dataran rendah terbentuknya meander ialah karena adanya reaksi dari aliran sungai terhadap batuan-batuan yang relative homogen dan kurang resisten terhadap erosi.
Pada lengkungan meander masing-masing terdapat dua sisi bagian dari lengkung meander yang selalu mendapat sedimentasi sehingga menyebabkan aliran tersebut berpindah di sebut undercut. Aliran air mengalir lebih cepat pada sisi luar lengkung di bandingkan arus pada sisi dalam, sehingga sisi luar lengkungan tererosi hasilnya terendapkan pada sisi dalam.
C. DeltaPada ujung aliran dekat muara di laut atau danau, akan terbentuk suatu endapan
yang di sebut delta. Delta memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Ada factor-faktor yang mempengaruhi perbedaan tersebut , antara lain: jenis batuan, kecepatan aliran sungai, dan musim.
D. Macam-Macam Sungai
1. Berdasarkan sumber airnya, sungai dibedakan sebagai berikut:1) Sungai Hujan adalah sungai yang airnya berasal dari air hujan. Pada saat musim hujan debit air bertambah, sedangkan pada musim kemarau berkurang.Contoh: sungai-sungai di Perbukitan Kapus, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Jogjakarta2) Sungai Gletser adalah sungai yang airnya berasal dari salju yang mencairContoh: Sungai Memberamo di Papua3) Sungai Campuran adalah sungai yang airnya beraasal dari air hujan dan gletser. Contoh Sungai Memberamo dan Digul di Papua
2. Berdasarkan keadaan airnya: Sungai permanen, sepanjang tahun airnya relatif tetap besar. . Contoh Sungai
Mahakam, Sungai Barito, Sungai Musi dan Sungai Kapuas Sungai periodik, airnya pada musim hujan banyak sedangkan musim kemarau
berkurang. Contoh Sungai Ciliwung, Sungai Cisadane Sungai episodik, airnya kering pada musim kemarau dan ada pada musim hujan.
contoh Sungai Kasada di sumba.
3) Berdasarkan struktur lapisan/geologi. 1) Sungai Anteseden
Adalah sungai yang dapat mengimbangi pengangkatan daerah lapisan batuan yang dilaluinya. Jadi setiap terjadi pengangkatan, air sungai mengikisnya.
2) Sungai EpigenesaAdalah sungai yang terus menerus mengikis batuan yang dilaluinya sehingga dapat mencapai daerah batuan asli atau batuan induknya. Terjadinya sungai epigenesa diawali ketika daerah tersebut mengalami penurunan sehingga terjadi sedimentasi. Contoh; Sungai Colorado mengikis batuan selama jutaan tahun, sehingga mencapai batuan induk. Akibat sungai ini terbentuklah Grand Canon yang terkenal di dunia.
3) Sungai Superposedadalah sungai yang mengalir pada suatu dataran alluvial atau dataranpeneplain hingga struktur batuan di dataran itu tersingkap tanpa banyak mengubah pola aliran sungai.
4) Berdasarkan arah alirannya. a. Sungai Konsekuen
Adalah sungai yang mengalirnya sesuai dengan kemiringan batuan yang dilaluinya. Sungai jenis ini banyak terdapat di daerah gunung merapi berumur muda atau stadium awal. Contoh: Sungai Progo di Jawa Tengah ketika menuruni lereng gunung merapi
b. Sungai SubsekuenAdalah sungai yang alirannya tegak lurus pada sungai konsekuen dan bermuara pada sungai konsekuen, misalnya Sungai Opak di Yogyakarta.
c. Sungai ObsekuenAdalah sungai yang mengalirnya berlawanan dengan arah kemiringan lapisan batuan daerah tersebut dan merupakan anak sungai subsekuen
d. Sungai ResekuenMerupakan anak sungai subsekuen dan searah dengan sungai konsekuen
e. Sungai InsekuenAdalah sungai yang aliranya teratur dan tidak terikat dengan lapisan batuan yang dilaluinya
5. Berdasarkan pola alirannya, sungai dibedakan menjadi:
1. Pola Aliran Radial atau MenjariPola aliran radial dibedakan menjadi dua, yaitu radial sentrifugal dan radial sentripetal.
a. Pola aliran radial sentrifugal adalah suatu pola aliran sungai yang arahnya menyebar. Pola aliran ini terdapat di kerucut gunung berapi atau Dome yang berstadium muda. Pola alirannya menuruni lereng-lereng pegunungan
b. Pola aliran radial sentripetal merupakan pola aliran yang menuju pusat, seperti pada daerah basin dan ledokan
Contoh pola sungai radial adalah Sungai Progo di Jawa tengah:
2. Pola Aliran DendritikPola aliran sungai yang anak-anak sungainya bermuara pada sungai induk secara tidak teratur. Tempat pertemuan anak-anak sungai dengan sungai induknya ada yang berbentuk sudut lancip dan ada yang berbentuk sudut tumpul. Pola aliran ini terdapat di daerah yang batuannya homogen dan lerengnya tidak begitu terjal.
Contoh sungai dengan pola ini adalah sungai Murray, Australia
3. Pola Aliran TrellisSuatu pola aliran sungai yang sungai-sungai induknya hampir sejajar dan anak-anak sungainya juga hampir sejajar anak-anak sungai ini hampir membentuk sudut 90o dengan sungai induknya. Menyirip seperti daun
Contoh pola ini biasanya ada di tebing gunung. Sungai Eufrat
4. Pola Aliran RectangularPola aliran ini merupakan pola aliran beerbentuk sudut siku-siku atau hampir siku-siku dan terdapat di daerah patahan atau pada batuan yang tingkat kekerasannya berbeda.
5. Pola Aliran AnularPola aliran ini merupakan pola aliran yang semula merupakan aliran radial sentrifugal, selanjutnya muncul sungai subsekuen yang sejajar, sungai obsekuen, dan resekuen. Pola aliran anular terdapat di daerah dome stadfium dewasa (pegunungan tua).
6. Pinate adalah pola aliran di mana muara-muara anak sungainya membentuk sudut lancip.
7. Pola aliran paralel atau sejajar dapat dijumpai pada daerah-daerah perbukitan yang memanjang dengan kemiringan lereng yang curam.
Manfaat Sungai
1. Sebagai prasarana transportasi. Dibeberapa daerah sungai dimanfaatkan untuk prasarana transportasi, contohnya Sungai Kapuas, Sungai Barito, Sungai Kahayan, dan Sungai Mahakam di Kalimantan, Sungai Musi, Sungai Indragiri, dan sungai Batanghari di Sumatera, serta Sungai Memberamo dan Sungai Digul di Papua.
2. Merupakan sumber air untuk irigasi3. Aliran sungai digunakan untuk pembangkit tenaga listrik. Berapa sungai di
Indonesia yang digunakan untuk pembangkit tenaga listrik adalah Sungai Asahan di Sumatera Utara, Citarum di Jawa Barat, Sungai Berantas di Jawa Timur, serta Bengawan Solo di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
4. Dimanfaatkan sebagai prasarana olahraga, contohnya arum jeram. Selain itu, keindahan aliran sungai dapat di gunakan sebagai sarana rekreasi.
5. Digunakan sebagai tempat budidaya perikanan.
Upaya Melestarikan Sungai1. Menjaga kelestarian hutan terutama di daerah sungai bagian hulu. Hal itu karena hutan di daerah hulu sungai merupakan tempat perserapan air hujan. Dengan demikian, menjaga kelestarian hutan berarti menjaga ketersediaan air yang akan mengalir ke sungai.2. Pembuatan teras-teras pada lereng di sepanjang aliran sungai mencegah terjadinya erosi yang akan memperdangkal kedalaman sungai.3. Tidak membuang limbah dan sampah ke sungai, baik dari pihak pabrik maupun rumah tangga. Pembuangan limbah dan sampah ke sungai akan merusak kehidupan yang berada di dalam sungai, selain itu pembuangan sampah kesungai akan menyebabkan aliran sungai menjadi terhambat. Hal itu akan mengakibatkan banjir apabila terjadi hujan yang deras.
MORFOLOGI SUNGAI Morfologi sungai adalah ilmu yang mempelajari tentang geometri (bentuk dan ukuran), jenis, sifat dan perilaku sungai dengan segala aspek dan perubahannya dalam dimensi ruang dan waktu. Dengan demikian, morfologi sungai ini akan menyangkut juga sifat dinamik sungai dan lingkungannya yang saling terkait.
Sungai
Sungai
Karena tidak rata, pada permukaan bumi terdapat bagian yang merupakan tempat
berakumulasi air. Air tersebut mengalir menuju ke tempat yang lebih rendah. Bagian bumi
seperti ini sering disebut sungai.
A. Proses Terjadinya Sungai
Air yang berada di permukaan dataran, baik air itu berasal dari air hujan, mata air, maupun
cairan gletser, akan mengalir melalui sebuah saluran menuju ke tempat yang lebih rendah. Mula-
mula saluran yang dilalui ini berukuran relative sempit dan pendek. Namun, secara alamiah
aliran air ini mengikis daerah-daerah yang dilaluinya. Akibatnya, saluran ini semakin lama
semakin lebar dan panjang, dan terjadilah apa yang disebut sungai.
Secara alamiah, sungai mengalir sambil melakukan aktifitas yang satu sama lain saling
berhubungan, yaitu: erosi (pengikisan), pengangkutan (transportasi), dan penimbunan atau
pengendapan (sedimentasi). Ketiga aktifitas tersebut tergantung pada factor-faktor kemiringan
daerah aliran sungai, volume air sungai, dan kecepatan aliran air.
Makin besar kemiringan aliran sungai, makin besar pula aktifitas pengikisan dan
pengangkutan. Sebaliknya, penimbunan akan semakin intensif pada daerah dataran, dimana
aliran mengalir lambat sehingga air mempunyai kesempatan untuk mendapatkan material yang
dibawahnya.
Bahan yang diangkut oleh sungai terdiri atas material halus yang melayang dan bongkahan
batu yang menggelinding di dasar sungai. Bahan-bahan yang di angkut sungai mengalami
pengendapan mulai dari material yang kasar dan berukuran besar seperti bongkahan, krakal, dan
kerikil, menyusul kemudian material yang lebih halus seperti pasir, dan lempung. Akibat dari
proses erosi sungai yang aktif maka terbentuklah beberapa bentuk lembah sungai. Kenampakan
bentuk suatu lembah sungai tersebut dapat mencerminkan tingkat perkembangan sungainya.
Lembah sungai adalah suatu bentuk permukaan yang lebih rendah dari pada bagian lainnya
yang di hasilkan oleh pengikisan air. Pertumbuhan suatu lembah sungai dapat berjalan melalui 3
proses, yakni:
a. Pendalaman Lembah Sungai
Di daerah hulu sungai dengan perbedaan ketinggian masih cukup besar, sungai memiliki aliran
cukup kuat. Kecepatan aliran yang besar menyebabkan proses erosi dan transportasi berkerja
lebih dominan. Kekuatan aliran erosi bekerja dengan cara menumbuk dan menggerus dasar
sungai.
b. Pelebaran Lembah Sungai
Pada daerah datar, proses erosi yang bekerja lebih banyak adalah erosi yang menyamping
(Lateral). Hal ini di sebabkan lambatnya kecepatan arus yang mengalir erosi lateral yang
dominant bersifat melebarkan saluran dan lembah sungai. Selain itu berjalan pula proses agradasi
atau penambahan endapan yang berasal dari material longsoran (Masswasting) dari daerah-
daerah lereng di atasnya. Proses ini mempercepat terjadinya pelebaran lembah sungai.
c. Pemanjangan Lembah Sungai
Pemanjangan lembah dapat terjadi karena terjadinya penurunan permukaan laut, sehingga
dataran bertambah maju, dan karena pertumbuhan delta, yang berarti menambah pula permukaan
dataran.
B. Meander
Meander adalah bentuk kelok-kelok aliran sungai. Kenampakan ini sering di dapat pada
aliran sungai di daerah dataran rendah terbentuknya meander ialah karena adanya reaksi dari
aliran sungai terhadap batuan-batuan yang relative homogen dan kurang resisten terhadap erosi.
Pada lengkungan meander masing-masing terdapat dua sisi bagian dari lengkung meander
yang selalu mendapat sedimentasi sehingga menyebabkan aliran tersebut berpindah di sebut
undercut. Aliran air mengalir lebih cepat pada sisi luar lengkung di bandingkan arus pada sisi
dalam, sehingga sisi luar lengkungan tererosi hasilnya terendapkan pada sisi dalam.
C. Delta
Pada ujung aliran dekat muara di laut atau danau, akan terbentuk suatu endapan yang di sebut
delta. Delta memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Ada factor-faktor yang
mempengaruhi perbedaan tersebut , antara lain: jenis batuan, kecepatan aliran sungai, dan
musim.
D. Macam-Macam Sungai
1. Berdasarkan sumber airnya, sungai dibedakan sebagai berikut:
1) Sungai Hujan adalah sungai yang airnya berasal dari air hujan. Pada saat musim hujan debit air
bertambah, sedangkan pada musim kemarau berkurang.
Contoh: sungai-sungai di Perbukitan Kapus, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Jogjakarta
2) Sungai Gletser adalah sungai yang airnya berasal dari salju yang mencair
Contoh: Sungai Memberamo di Papua
3) Sungai Campuran adalah sungai yang airnya beraasal dari air hujan dan gletser. Contoh Sungai
Memberamo dan Digul di Papua
2. Berdasarkan arah aliran, sungai di bedakan sebagai berikut:
a. Sungai Konsekuen
Adalah sungai yang mengalirnya sesuai dengan kemiringan batuan yang dilaluinya. Sungai jenis
ini banyak terdapat di daerah gunung merapi berumur muda atau stadium awal. Contoh: Sungai
Progo di Jawa Tengah ketika menuruni lereng gunung merapi
b. Sungai Subsekuen
Adalah sungai yang alirannya tegak lurus pada sungai konsekuen dan bermuara pada sungai
konsekuen, misalnya Sungai Opak di Yogyakarta.
c. Sungai Obsekuen
Adalah sungai yang mengalirnya berlawanan dengan arah kemiringan lapisan batuan daerah
tersebut dan merupakan anak sungai subsekuen
d. Sungai Resekuen
Merupakan anak sungai subsekuen dan searah dengan sungai konsekuen
e. Sungai Insekuen
Adalah sungai yang aliranya teratur dan tidak terikat dengan lapisan batuan yang dilaluinya
3. Berdasarkan struktur Geologi, sungai dibedakan menjadi:
1) Sungai Anteseden
Adalah sungai yang dapat mengimbangi pengangkatan daerah lapisan batuan yang dilaluinya.
Jadi setiap terjadi pengangkatan, air sungai mengikisnya.
2) Sungai Epigenesa
Adalah sungai yang terus menerus mengikis batuan yang dilaluinya sehingga dapat mencapai
daerah batuan asli atau batuan induknya. Terjadinya sungai epigenesa diawali ketika daerah
tersebut mengalami penurunan sehingga terjadi sedimentasi. Contoh; Sungai Colorado mengikis
batuan selama jutaan tahun, sehingga mencapai batuan induk. Akibat sungai ini terbentuklah
Grand Canon yang terkenal di dunia.
3) Sungai Superposed
adalah sungai yang mengalir pada suatu dataran alluvial atau dataran peneplain hingga struktur
batuan di dataran itu tersingkap tanpa banyak mengubah pola aliran sungai.
4. Berdasarkan debit airnya, sungai dibedakan menjadi:
1. Sungai Permanen : Sungai yang debitnya stabil dan tidak dipengaruhi oleh musim. Contoh
Sungai Mahakam, Sungai Barito, Sungai Musi dan Sungai Kapuas
2. Sungai Periodik : Sungai yang aliran airnya dipengaruhi oleh musim, meluap ketika musim
hujan dan kering ketika musim kering. Contoh Sungai Ciliwung, Sungai Cisadane
3. Sungai Episodik ; sungai yang aliran airnya ada hanya di musim penghujan, contoh Sungai
Kasada di sumba.
5. Berdasarkan pola alirannya, sungai dibedakan menjadi:
1. Pola Aliran Radial atau Menjari
Pola aliran radial dibedakan menjadi dua, yaitu radial sentrifugal dan radial sentripetal.
a. Pola aliran radial sentrifugal adalah suatu pola aliran sungai yang arahnya menyebar. Pola
aliran ini terdapat di kerucut gunung berapi atau Dome yang berstadium muda. Pola alirannya
menuruni lereng-lereng pegunungan
b. Pola aliran radial sentripetal merupakan pola aliran yang menuju pusat, seperti pada daerah
basin dan ledokan
2. Pola Aliran Dendritik
Pola aliran sungai yang anak-anak sungainya bermuara pada sungai induk secara tidak teratur.
Tempat pertemuan anak-anak sungai dengan sungai induknya ada yang berbentuk sudut lancip
dan ada yang berbentuk sudut tumpul. Pola aliran ini terdapat di daerah yang batuannya
homogen dan lerengnya tidak begitu terjal.
3. Pola Aliran Trellis
Suatu pola aliran sungai yang sungai-sungai induknya hampir sejajar dan anak-anak sungainya
juga hampir sejajar anak-anak sungai ini hampir membentuk sudut 90o dengan sungai induknya.
4. Pola Aliran Rectangular
Pola aliran ini merupakan pola aliran beerbentuk sudut siku-siku atau hampir siku-siku dan
terdapat di daerah patahan atau pada batuan yang tingkat kekerasannya berbeda
5. Pola Aliran Anular
Pola aliran ini merupakan pola aliran yang semula merupakan aliran radial sentrifugal,
selanjutnya muncul sungai subsekuen yang sejajar, sungai obsekuen, dan resekuen. Pola aliran
anular terdapat di daerah dome stadfium dewasa (pegunungan tua).
E. Manfaat Sungai
Beberapa manfaat dari sungai yang sampai saat ini dapat kita lihat dan rasakan dalam
kehidupan sehari-hari, antara lain sebagai berikut:
1. Sebagai prasarana transportasi. Dibeberapa daerah sungai dimanfaatkan untuk prasarana
transportasi, contohnya Sungai Kapuas, Sungai Barito, Sungai Kahayan, dan Sungai Mahakam di
Kalimantan, Sungai Musi, Sungai Indragiri, dan sungai Batanghari di Sumatera, serta Sungai
Memberamo dan Sungai Digul di Papua.
2. Merupakan sumber air untuk irigasi
3. Aliran sungai digunakan untuk pembangkit tenaga listrik. Berapa sungai di Indonesia yang
digunakan untuk pembangkit tenaga listrik adalah Sungai Asahan di Sumatera Utara, Citarum di
Jawa Barat, Sungai Berantas di Jawa Timur, serta Bengawan Solo di Jawa Tengah dan Jawa
Timur.
4. Dimanfaatkan sebagai prasarana olahraga, contohnya arum jeram. Selain itu, keindahan aliran
sungai dapat di gunakan sebagai sarana rekreasi.
5. Digunakan sebagai tempat budidaya perikanan.
F. Upaya Melestarikan Sungai
1. Menjaga kelestarian hutan terutama di daerah sungai bagian hulu. Hal itu karena hutan di
daerah hulu sungai merupakan tempat perserapan air hujan. Dengan demikian, menjaga
kelestarian hutan berarti menjaga ketersediaan air yang akan mengalir ke sungai.
2. Pembuatan teras-teras pada lereng di sepanjang aliran sungai mencegah terjadinya erosi
yang akan memperdangkal kedalaman sungai.
3. Tidak membuang limbah dan sampah ke sungai, baik dari pihak pabrik maupun rumah
tangga. Pembuangan limbah dan sampah ke sungai akan merusak kehidupan yang berada
di dalam sungai, selain itu pembuangan sampah kesungai akan menyebabkan aliran
sungai menjadi terhambat. Hal itu akan mengakibatkan banjir apabila terjadi hujan yang
deras.