geofisika METODE GEOMAGNET
-
Upload
romdoni-dwi -
Category
Documents
-
view
75 -
download
0
description
Transcript of geofisika METODE GEOMAGNET
METODE GEOMAGNET Metoda Geomagnet adalah salah satu metoda di geofisika yang memanfaatkan sifat kemagnetan bumi. Menggunakan metoda ini diperoleh kontur yang menggambarkan distribusi susceptibility batuan di bawah permukaan pada arah horizontal. Dari nilai susceptibility selanjutnya dapat dilokalisir / dipisahkan batuan yang mengandung sifat kemagnetan dan yang tidak. Mengingat survey ini hanya bagus untuk pemodelan kearah horizontal, maka untuk mengetahui informasi kedalamannya diperlukan metoda Resistivity 2D. Jadi, survey geomagnet diterapkan untuk daerah yang luas, dengan tujuan untuk mencari daerah prospek. Setelah diperoleh daerah yang prospek selanjutnya dilakukan survey Resistivity 2D.
Medan Magnet Bumi
Medan magnet bumi terkarakterisasi oleh parameter fisis atau disebut juga elemen medan magnet bumi, yang dapat diukur yaitu meliputi arah dan intensitas kemagnetannya. Parameter fisis tersebut meliputi :
- Deklinasi (D), yaitu sudut antara utara magnetik dengan komponen horizontal yang dihitung dari utara menuju timur
- Inklinasi(I), yaitu sudut antara medan magnetik total dengan bidang horizontal yang dihitung dari bidang horizontal menuju bidang vertikal ke bawah.
- Intensitas Horizontal (H), yaitu besar dari medan magnetik total pada bidang horizontal.
- Medan magnetik total (F), yaitu besar dari vektor medan magnetik total.
Medan magnet utama bumi berubah terhadap waktu. Untuk menyeragamkan nilai-nilai medan utama magnet bumi, dibuat standar nilai yang disebut International Geomagnetics Reference Field (IGRF) yang diperbaharui setiap 5 tahun sekali. Nilai-nilai IGRF tersebut diperoleh dari hasil pengukuran rata-rata pada daerah luasan sekitar 1 juta km2 yang dilakukan dalam waktu satu tahun. Medan magnet bumi terdiri dari 3 bagian :
1. Medan magnet utama (main field)
Medan magnet utama dapat didefinisikan sebagai medan rata-rata hasil pengukuran dalam jangka waktu yang cukup lama mencakup daerah dengan luas lebih dari 106 km2..
1. Medan magnet luar (external field)
Pengaruh medan magnet luar berasal dari pengaruh luar bumi yang merupakan hasil ionisasi di atmosfer yang ditimbulkan oleh sinar ultraviolet dari matahari. Karena sumber medan luar ini berhubungan dengan arus listrik yang mengalir dalam lapisan terionisasi di atmosfer, maka perubahan medan ini terhadap waktu jauh lebih cepat.
1. Medan magnet anomali
Medan magnet anomali sering juga disebut medan magnet lokal (crustal field). Medan magnet ini dihasilkan oleh batuan yang mengandung mineral bermagnet seperti magnetite (), titanomagnetite () dan lain-lain yang berada di kerak bumi.
Dalam survei dengan metode magnetik yang menjadi target dari pengukuran adalah variasi medan magnetik yang terukur di permukaan (anomali magnetik). Secara garis besar anomali medan magnetik disebabkan oleh medan magnetik remanen dan medan magnetik induksi. Medan magnet remanen mempunyai peranan yang besar terhadap magnetisasi batuan yaitu pada besar dan arah medan magnetiknya serta berkaitan dengan peristiwa kemagnetan sebelumnya sehingga sangat rumit untuk diamati. Anomali yang diperoleh dari survei merupakan hasil gabungan medan magnetik remanen dan induksi, bila arah medan magnet remanen sama dengan arah medan magnet induksi maka anomalinya bertambah besar. Demikian pula sebaliknya. Dalam survei magnetik, efek medan remanen akan diabaikan apabila anomali medan magnetik kurang dari 25 % medan magnet utama bumi (Telford, 1976),
Metode Pengukuran Data Geomagnetik
Dalam melakukan pengukuran geomagnetik, peralatan paling utama yang digunakan adalah magnetometer. Peralatan ini digunakan untuk mengukur kuat medan magnetik di lokasi survei. Salah satu jenisnya adalah Proton Precission Magnetometer (PPM) yang digunakan untuk mengukur nilai kuat medan magnetik total. Peralatan lain yang bersifat pendukung di dalam survei magnetik adalah Global Positioning System (GPS). Peralatan ini
digunaka untuk mengukur posisi titik pengukuran yang meliputi bujur, lintang, ketinggian, dan waktu. GPS ini dalam penentuan posisi suatu titik lokasi menggunakan bantuan satelit. Penggunaan sinyal satelit karena sinyal satelit menjangkau daerah yang sangat luas dan tidak terganggu oleh gunung, bukit, lembah dan jurang.
Beberapa peralatan penunjang lain yang sering digunakan di dalam survei magnetik, antara lain (Sehan, 2001) :
1. Kompas geologi, untuk mengetahui arah utara dan selatan dari medan magnet bumi.
2. Peta topografi, untuk menentukan rute perjalanan dan letak titik pengukuran pada saat survei magnetik di lokasi
3. Sarana transportasi 4. Buku kerja, untuk mencatat data-data selama pengambilan data 5. PC atau laptop dengan software seperti Surfer, Matlab, Mag2DC, dan
lain-lain.
Pengukuran data medan magnetik di lapangan dilakukan menggunakan peralatan PPM, yang merupakan portable magnetometer. Data yang dicatat selama proses pengukuran adalah hari, tanggal, waktu, kuat medan magnetik, kondisi cuaca dan lingkungan.
Dalam melakukan akuisisi data magnetik yang pertama dilakukan adalah menentukan base station dan membuat station – station pengukuran (usahakan membentuk grid – grid). Ukuran gridnya disesuaikan dengan luasnya lokasi pengukuran, kemudian dilakukan pengukuran medan magnet di station – station pengukuran di setiap lintasan, pada saat yang bersamaan pula dilakukan pengukuran variasi harian di base station.
GEOMAGNET
Pengertian umum medan magnet bumi adalah medan atau daerah dimana dapat dideteksi
distribusi gaya magnet (BROOKE, 1966, Champman dan Barttels, 1940). Pada tahun 1839
Gauss pertama kali melakukan analisa harmonik dari medan magnet bumi untuk mengamati
sifat-sifatnya. Analisa selanjutnya yang dilakukan oleh para ahli mengacu pada kesimpulan
umum yang dibuat oleh Gauss yaitu :
Intensitas medan magnet bumi hampir seluruhnya dari dalam bumi
Medan yang teramati di permukaan bumi dapat didekati dengan persamaan harmonik
yang pertama berhubungan dengan potensial dua kutub di pusat bumi. Dua kutub Gauss
ini mempunyai kemiringan (menyimpang) kira-kira 11,50 terhadap sumbu geografis.
Komponen medan magnet yang berasal dari dalam medan bumi merupakan efek yang
timbul karena sifat inti bumi yang cair memungkinkan adanya gerak relatif antara kulit bumi
dengan inti bumi yang sering disebut dengan efek dynamo.
Variasi medan magnet yang hanya beberapa persen dari harganya yang timbul oleh aliran
arus di ionosfer yang menghasilkan medan magnet, dengan demikian induksi arus listrik alam
mengurangi komponen horisontal yang tergantung pada sifat kelistrikan kerak dan mantel bumi
(Brooke, 1966). Arus ionosfer pada prinsipnya berasal dari :
Fluktuasi harian sinar matahari dan pasang surut bulan yang menyebabkan bergeraknya
elektron bebas.
Variasi transien yang dihasilkan oleh aktivitas matahari, aliran partikel terionisasi yang
berasal dari emisi gas hydrogen dari matahari ditahan dynamo ionosfer dan akibatnya
menganggu medan magnet bumi (Oxford, 1965; Akasofu dan Champman, 1961).
II.1. Suseptibilitas Batuan dan Mineral
Tingkat suatu benda magnetik untuk mampu dimagnetisasi ditentukan oleh suspebilitas
kemagnetan atau K, dituliskan sebagai :
I = k H
Besaran yang tidak berdimensi ini merupakan parameter dasar yang dipergunakan dalam
metode magnetik. Harga k pada batuan semakin besar apabila dalam batuan tersebut semakin
banyak dijumpai banyak mineral – mineral yang bersifat magnetik.
Faktor yang mempengaruhi harga suspebilitas batuan adalah :
Jenis batuan
Komposisi batuan
Benda magnet apabila berada dalam medan luar akan memiliki kutub – kutub sendiri
yang umumnya mengarah kearah yang sama dengan medan, sehingga akan dihasilkan suatu
medan baru. Medan tambahan ini apabila dihubungkan dengan intensitas magnetisasi adalah
induksi magnetik (B).Didefinisikan sebagai medan total dalam benda :
HkIHHHB )1()()( 000
Berdasarkan harga kerentanan magnet, k bahan dapat dibedakan sebagai berikut :
Diamagnetik, yaitu mempunyai harga k yang lebih kecil dan negatif.
contoh : air, Hg, Cu, dll. Paramagnetik, yaitu mempunyai harga k yang kecil dan positif.
contoh : Pt, AlO₂ dll. Ferromagnetik, yaitu bahan paramagnetik yang mempunyai harga k besar sekali (
sampai 10 kali harga k bahan paramagnetik ).
contoh : jenis – jenis logam.
II.2. Konsep Dasar Metode Magnetik
Gaya Magnetik
Dasar dari metode magnetik adalah gaya Coulomb yang dapat dirumsukan sebagai berikut
:
rrmmF
o221
(dyne)
Dimana :
F = gaya Coulumb dalam Newton
m1 dan m2 = kuat kutub magnet dalam ampere meter
r = jarak kedua kutub (meter)
µo = permeabilitas medium (dalam udara / hampa harganya 4.
(Telford, 1979)
Kuat Medan Magnet
Kuat medan magnet ialah besarnya medan magnet pada suatu titik dalam ruang yang
timbul sebagai akibat kutub m yang berada sejauh r dari titik tersebut. Kuat medan H
didefinisikan sebagai gaya pada satu satuan kutub :
12'r
rm
mFH
(oersted)
Satuan H dalam SI adalah weber/ m atau tedla (1 tesla = 10 9 gamma).
Momen Magnetik
Bila dua kutub magnet yang berlawanan mempunyai kuat kutub magnet +p dan –p,
keduanya terletak dalam jarak I, maka momen magnetik M dapat ditulis sebagai :
11 MrrpM
dengan M adalah vektor dalam arah unit vektor r1 dari kutub negatif ke kutub positif.
Intensitas Kemagnetan
Suatu benda magnet yang terletak di dalam medan magnet luar menjadi termagnetisasi
karena induksi. Intensitas magnetisasi itu berbanding lurus dengan kuat medan dan arahnya
searah dengan medan tersebut. Intensitas magnetisasi didefinisikan sebagai magnet per satuan
volume, yaitu :
VMI /
Secara praktis magnetisasi akibat induksi ini kebanyakan meluruskan dipole- dipole
material magnet, sehigga sering disebut sebagai polarisasi magnet. Bila besarnya konstan dan
arahnya sama, maka dikatakan benda termagnetisasi secara uniform.
Induksi Magnetik
Bila benda magnetik diletakkan dalam medan magnet luar H, kutub-kutub internalnya akan
menyearahkan diri dengan H dan terbentuk suatu medan magnet baru yang besarnya adalah :
pkHH 4'
Medan magnet totalnya disebut dengan induksi magnet B dan ditulis sebagai :
HmB r
Dengan pkmr 41 dan disebut sebagai permeabilitas relatif dari suatu benda magnetik.
Satuan B dalam emu adalah gauss, sedangkan dalam geofisika eksplorasi dipakai satuan gamma
(g), dengan 1 g = 10-5 gauss = 1 nT.
Potensial Magnetostatik
Potensial magnetostatik didefenisikan sebagai tenaga yang diperlukan untuk memindahkan
satu satuan kutub magnet dari titik tak terhingga ke suatu titik tertentu dan dapat ditulis sebagai :
v
drrHrA )()(
Untuk benda tiga dimensi, material di dalamnya memberikan sumbangan momen magnetik
per satuan volume M(r). Jadi potensialnya merupakan hasil integral sumbangan momen
dwikutub per satuan volume
dan dapat ditulis sebagai :
v o
dVrr
M 1
Dan medan magnet benda sebagai penyebab timbulnya anomali, dapat ditulis sebagai:
v oo dV
rrrMrH 1)()(
dVrr
rMrAv o
o
1)()(
Medan Magnet Bumi
Bumi berlaku seperti sebuah magnet sferis yang sangat besar dengan suatu medan magnet
yang mengelilinginya. Medan itu dihasilkan oleh suatu dipole magnet yang terletak pada pusat
bumi. Sumbu dipole ini bergeser sekitar 11o dari sumbu rotasi bumi, yang berarti kutub utara
geografis bumi tidak terletak pada tempat yang sama dengan kutub selatan magnetik bumi.
Menurut IGRF (2000), melalui perhitungan posisi simetris dimana dipole magnetik memotong
permukaan bumi, letak kutub utara magnet bumi adalah 79,3 N, 71,5 W dan 79,3 S , 108,5 E
untuk kutub selatan.
Medan magnet bumi terkarakterisasi oleh parameter fisis yang dapat diukur yaitu arah dan
intensitas kemagnetannya. Parameter fisis itu adalah deklinasi magnetik D, intensitas horisontal
H dan intensitas vertikal Z. Dari elemen-elemen ini, semua parameter medan magnet lainnya
dapat dihitung.
Parameter yang menggambarkan arah medan magnetik adalah deklinasi D (sudut antara
utara magnetik dan utara geografis) dan inklinasi I (sudut antara bidang horisontal dan vektor
medan total), yang diukur dalam derajat. Intensitas medan magnetik total F digambarkan dengan
komponen horisontal H, komponen vertikal Z dan komponen horisontal kearah utara X dan
kearah timur Y. Intensitas medan magnetik bumi secara kasar antara 25.000 – 65.000 nT. Untuk
Indonesia, wilayah yang terletak di utara ekuator mempunyai intensitas 40.000 nT, sedangkan
yang di selatan ekuator 45.000 nT.
Gambar 1. Elemen magnetik bumi
Sehingga :
2222220 ZYXZHF
Dimana :
H = Fo cos I Z = Fo sin I
X = H cos D tan I = Z/ H
Y = H sin D tan D = Y / X
Medan magnet utama bumi berubah terhadap waktu sehingga untuk menyeragamkan nilai-
nilai medan utama bumi dibuat standar nilai yang disebut dengan International Geomagnetics
Reference Field (IGRF) yang diperbaharui tiap 5 tahun sekali. Nilai IGRF tersebut diperoleh
dari hasil pengukuran rata-rata pada daerah luasan sekitar 1 juta Km yang dilakukan dalam
waktu satu tahun. Medan magnet bumi terdiri dari tiga bagian, yaitu :
Medan utama (Main field)
Pengaruh medan utama magnet bumi ± 99 % dan variasinya terhadap waktu sangat
lambat dan kecil.
Medan luar (External field)
Pengaruh medan luar berasal dari pengaruh luar bumi (aktifitas matahari, badai magnetik) yang merupakan hasil dari ionisasi di atmosfer yang ditimbulkan oleh sinar ultraviolet dari matahari. Karena sumber luar ini berhubungan dengan arus listrik yang mengalir dalam lapisan terionisasi di atmosfer, maka perubahan medan ini terhadap waktu jauh lebih cepat. Beberapa sumber medan luaar antara lain : o Perubahan konduktivitas listrik lapisan atmosfer dengan siklus 11 tahun,
o Variasi harian dengan periode 24 jam yang berhubungan dengan pasang surut
matahari dan mempunyai jangkauan 30 nT,
o Variasi harian dengan periode 25 jam yang berhubungan dengan pasang surut
bulan dan mempunyai jangkauan 2 nT,
o Badai magnetik yang bersifat acak dan mempunyai jangkauan sampai dengan
1.000 nT
Anomali medan magnetik
Variasi medan magnet yang terukur di permukaan bumi merupakan target dari survey
magnetik (anomali magnetik). Besar anomali magnetik berkisar ratusan sampai ribuan
nano-tesla, tapi ada juga yang > 100.000 nT yang berupa endapan magnetik. Secara garis
besar anomali ini disebabkan oleh madan magnetik remanen dan medan magnetik
induksi. Anomali yang diperoleh dari survey merupakan hasil gabungan dari keduanya,
bila arah medan magnet remanen sama dengan arah medan magnet induksi maka
anomalinya bertambah besar, demikian pula sebaliknya. Jika anomali medan
magnetiknya < 25 % medan magnet utama bumi maka efek medan remanennya dapat
diabaikan. Adanya anomali medan magnetik menyebabkan perubahan dalam medan
magnet total bumi dan dapat dituliskan sebagai :
AMT HHH
Dengan TH = medan magnet total bumi, MH = medan magnet utama bumi dan AH =
medan anomali magnetik. Bila besar AH < TH dan arah TH hampr sama dengan arah TH
maka anomali magnetik totalnya adalah
MT HHT
atau
vnIGRFobs TTTT
Dimana : obsT = medan magnet total terukur, IGRFT = medan magnet teoritis berdasarkan
IGRF dan vnT = koreksi medan magnet akibat variasi harian.
Magnetisasi Batuan
Apabila suatu batuan didalamnya mengandung mineral magnet berada dalam medan
magnet bumi, maka akan timbul medan magnet baru dalam benda (induksi) yang menghasilkan
anomaly magnet. Oleh sebab itu medan magnet normal bumi akan mengalami gangguan yang
disebabkan oleh anomaly magnet sebagai hasil magnetisasi batuan.
)(
)(
00
0
rFFF
HHB
t
Dimana
tF adalah medan magnet total bumi
0F adalah medan magnet normal bumi
)( 0rF adalah medan anomali magnet.
Dengan pendekatan )( 0rF << 0F dan arah 0F hampir sama dengan arah tF , maka
besaran skalar )( 0rF atau ΔF adalah :
0FFF t
ΔF inilah yang disebut medan anomaly magnet, yang besar kecilnya medan ini dipengaruhi oleh
sifat kerentanan bahan penyusunnya. Pengolahan dengan tujuan akhir berupa kotur anomali
medan magnet. Hasil akhir pengolahan ini dapat menunjukan posisi lokasi, dan besar area dari
benda penyebab anomali.
II.2 Medan Magnet Bumi
Dalam survei dengan metode magnetik yang menjadi target dari pengukuran adalah
variasi medan magnetik yang terukur di permukaan (anomali magnetik). Secara garis besar
anomali medan magnetik disebabkan oleh medan magnetik remanen dan medan magnetik
induksi. Medan magnet remanen mempunyai peranan yang besar terhadap magnetisasi batuan
yaitu pada besar dan arah medan magnetiknya serta berkaitan dengan peristiwa kemagnetan
sebelumnya sehingga sangat rumit untuk diamati. Anomali yang diperoleh dari survei merupakan
hasil gabungan medan magnetik remanen dan induksi, bila arah
1. Medan magnet utama (main field)
Medan magnet utama dapat didefinisikan sebagai medan rata-rata hasil pengukuran
dalam jangka waktu yang cukup lama mencakup daerah dengan luas lebih dari 106 km2.
Pengaruh medan utama magnet bumi ± 99% yang disebabkan karena bumi itu sendiri merupakan
magnet yang sangat besar dan variasinya terhadap waktu sangat lambat dan kecil.
2. Medan magnet luar (external field)
Pengaruh medan magnet luar berasal dari pengaruh luar bumi yang merupakan hasil
ionisasi di atmosfer yang ditimbulkan oleh sinar ultraviolet dari matahari. Karena sumber medan
luar ini berhubungan dengan arus listrik yang mengalir dalam lapisan terionisasi di atmosfer,
maka perubahan medan ini terhadap waktu jauh lebih cepat.
3. Medan magnet anomali
Medan magnet anomali sering juga disebut medan magnet lokal (crustal field). Medan
magnet ini dihasilkan oleh batuan yang mengandung mineral bermagnet seperti magnetite (
87 SFe ), titanomagnetite ( 42 OTF ie ) dan lain-lain yang berada di kerak bumi.
II.4 Akusisi
Dalam akuisisi dat magnetic dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu secara looping, base
rover, atau gradient vertikal. Perbedaan dalam beberapa cara tersebut hanaya di tekankan dalam
penggunaan instrument dalam pengukuran.
1. Looping
Pengukuran yang dimulai dari base dan di akhiri di base lagi. Pengukuran looping ini
hanya menggunakan satu alat PPM yang menjadi base dan rover. Dimana sekaligus
pengukuran looping ini mencatat nilai variasi harian dan intensitas medan magnet total.
2. Base – Rover
Pengukuran yang menggunakan dua buah alat PPM dimana satu buah untuk pengambilan
data base yang penempatan alat PPM tersebut di tempatkan pada tempat yang bebas dari
noise guna mencatat nilai variasi harian dan tetap sedangkan satunya untuk pengambilan
data di lapangan guna mencatat intensitas medan total dari tiap lintasan.
3. Gradien Vertikal
Untuk pengukuran Gradien vertikal secara pengukuran sama dapat dilakuakan secara
looping atau base-rover, hanya saja perbedaannya pada pemakaian sensor. Jumlah sensor
yang di gunakan 2 buah sensor. Biasanya untuk pemetaan medan magnet total dan
variasi gradient vertikal medan magnet.
Untuk pengukuran geomagnetic itu sendiri yang secara valid, umum, standar dalam
pengukuranya yaitu mengguanak base-rover. Sedangkan untuk looping dan gradient vertikal
jarang di gunakan dalam pengukuran secara umum . Gradien vertikal juga hanya di gunakan
pengukuran untuk mengetahui batas litologi suatu lapangan saja.