Genetika dan Reproduksi Sel
-
Upload
sulistia-rini -
Category
Documents
-
view
487 -
download
2
Transcript of Genetika dan Reproduksi Sel
REPRODUKSI DAN GENETIKA
Disusun oleh :
S1 Keperawatan
1. Aisah Fitriani2. Aryanti3. Esti Apriani4. Rachmawati Nur K5. Retno Dwi J6. Rizki Noorfian M7. Indra Hartono8. Alfiani D
STIKES Al Irsyad Al IslamiyyahCilacap
Jl.Cerme No.24 Sidanegara-CilacapTelp.(0282) 532975
Home Page :www.stikesalirsyadolp.ac.id
TahunAkademik 2014/2015
A. REPRODUKSI
Reproduksi adalah suatu proses biologis suatu individu organisme baru
diproduksi.Reproduksi merupakan cara dasar mempertahankan diri yang dilakukan oleh
semua bentuk kehidupan oleh pendahulu setiap individu organisme untuk menghasilkan suatu
generasi selanjutnya. Cara reproduksi secara umum dibagi menjadi dua jenis, yakni seksual
dan aseksual.
a. Reproduksi Seksual
Reproduksi seksual membutuhkan keterlibatan dua individu yang biasanya
dilakukam jenis kelamin yang berbeda. Reproduksi pada manusia normal adalah
contoh umum reproduksi seksual. Secara umum, organisme yang lebih kompleks
melakukan reproduksi secara seksual, sedangkan organisme yang lebih sederhana
seperti makhluk bersel satu melakukan reproduksi secara aseksual.
b. Reproduksi Aseksual
Dalam reproduksi aseksual, suatu individu dapat melakukan reproduksi tanpa
keterlibatan individu lain dari spesies yang sama. Pembelahan pada sel bakteri
menjadi dua sel anak adalah contoh dari reproduksi aseksual. Walaupun demikian,
reproduksi aseksual tidak dibatasi kepada organisme bersel satu. Kebanyakan
tumbuhan juga memiliki kemampuan untuk melakukan reproduksi aseksual.
1. REPRODUKSI SEL
Ada tiga jenis reproduksi sel, yaitu Amitosis, Mitosis dan Meiosis (pembelahan
reduksi). Amitosis adalah reproduksi sel di mana sel membelah diri secara langsung tanpa
melalui tahap-tahap pembelahan sel. Pembelahan cara ini banyak dijumpai pada sel-sel yang
bersifat prokariotik, misalnya pada bakteri, ganggang biru.
1. Mitosis
Mitosis adalah cara reproduksi sel dimana sel membelah melalui tahap-tahap
yang teratur, yaitu Profase Metafase-Anafase-Telofase. Antara tahap telofase ke tahap
profase berikutnya terdapat masa istirahat sel yang dinarnakan Interfase (tahap ini
tidak termasuk tahap pembelahan sel). Pada tahap interfase inti sel melakukan sintesis
bahan-bahan inti. Mitosis terjadi pada sel somatis. Tiap sel mengandung 2
Ygenom/diploid/2n, dan pembelahan menghasilkan 2 sel dengan sifat genetik
yangsama.
Gambar 13. Diagram pembelahan mitosis
2. Meiosis
Proses dalam meiosis
Meiosis adalah salah satu cara sel untuk mengalami pembelahan. Ciri pembelahan
secara meiosis adalah:
1. Terjadi di sel kelamin
2. Jumlah sel anaknya 4
3. Jumlah kromosen 1/2 induknya
4. Pembelahan terjadi 2 kali
Meiosis hanya terjadi pada fase reproduksi seksual atau pada jaringan nuftah. Pada
meiosis, terjadi perpasangan dari kromosom homolog serta terjadi pengurangan jumlah
kromosom induk terhadap sel anak.
Di samping itu, pada meiosis terjadi dua kali periode pembelahan sel, yaitu:
1. Pembelahan I (meiosis I).
2. Pembelahan II (meiosis II).
Pada proses Meiosis I pada tahap Pofase I DNA dikemas dalam kromosom.
Pada akhir Profase I terbentuk kromosom homolog yang berpasangan membentuk tetrad.
Tahap Profase I dibagi menjadi 5 subfase, yaitu:
1. Leptonema : Benang-benang kromatin memendek dan menebal ,serta mudah
menyerap zat warna dan membentuk kromosom mengalami Kondensasi.
2. Zigonema : Sentromer membelah menjadi dua dan bergerak kearah kutub yang
berlawanan,sementara itu kromosom homolog saling berpasangan ( Sinapsis).
3. Pakinema : Terjadi duplikasi kromosom.
4. Diplonema : Kromosom homolog saling menjauhi, terjadi pelekatan berbentuk X
yang disebut Kiasma dan merupakan tempat terjadinya 'Crossing Over'.
5. Diakenesis : Terbentuk benang-benang spindel, dua sentriol sampai pada kutub yang
berlawanan, membran inti dan nukleus menghilang.
Tahap Metafase I : Pasangan kromosom homolog berderet di daerah ekuator. Sentromer
menuju kutub dan mengeluarkan benang-benang spindel.
Tahap Anafase I : Kromosom homolog berpisah dan bergerak ke kutub yang berlawanan.
Benang spindel dan seluruh isi sel memanjang ke arah kutub.
Pada manusia dan hewan, meiosis terjadi di dalam gonad dan menghasilkan sel gamet
seperti spermatosit atau sel telur.
Pada tumbuhan, meiosis terjadi pada anthers dan ovaries dan menghasiklan meiospor
yang perlahan terdiferensiasi menjadi sel gamet juga.
Pembelahan meiosis berguna untuk menghasilkan gamet atau sel-sel kelamin,
sehingga lazim dikenal sebagai gametogenesis. Pada pembelahan jenis ini dihasilkan sel yang
mengandung 1 genom/haploid/n. Gametogenesis pada pria menghasilkan 4 spermatozoa dan
pada wanita menghasilkan 1 ovum disertai 2 atau 3 badan polar.
Gametogenesis pada pria dinamakan spermatogenesis sedangkan gametogenesis pada
wanita dinamakan oogenesis.
SPERMATOGENESIS
Proses terjadinya spermatogenesis (Gambar 14) dirinci sebagai berikut:
a. Spermatogonium yang bersifat diploid/2n membelah diri secara mitosis. Hasil pembelahan
ini adalah sel anak tipe A dan sel anak tipe B, yang masing-masing masih bersifat diploid/2n.
b. Sel anak tipe B selanjutnya tumbuh dan berdiferensiasi (mengalami perubahan bentuk)
menjadi spermatosit primer yang masih diploid/2n.
c. Spermatosit primer mengalami pembelahan meiosis I menjadi 2 spermatosit sekunder yang
bersifat haploid/n.
b. Masing-masing spermatosit sekunder mengalami pembelahan meiosis II menjadi 2
spermatid, sehingga dihasilkan 4 spermatid yang masing-masing bersifat haploid/n
d. Keempat spermatid berkembang melalui proses spermiogenesis menjadi spermatozoa
yang bersifat haploid/n.
Gambar 14. Diagram Spermatogenesis
OOGENESIS
Proses terjadinya oogenesis (Gambar 15) dirinci sebagai berikut:
a. Oogonium yang bersifat diploid/2n membelah diri secara mitosis. Hasil pembelahan ini
adalah beberapa oogonia, yang masing-masing masih bersifat diploid/2n.
b. Salah satu oogonia tumbuh dan berdiferensiasi (mengalami perubahan bentuk) menjadi
oosit primer yang masih diploid/2n.
c. Oosit primer mengalami pembelahan meiosis I menjadi 1 oosit sekunder dan 1 badan polar
pertama yang masing-masing bersifat haploid/n. Oosit sekunder ini selanjutnya akan
dikeluarkan dari folikel pada ovarium pada saat ovulasi.
d. Jika tidak ada spermatozoa yang masuk (tidak terjadi fertilisasi), maka oosit sekunder tidak
dapat berkembang lebih lanjut dan terjadilah menstruasi. Tetapi, jika ada spermatozoa yang
masuk sehingga terjadi fertilisasi, maka terjadilah pembelahan meiosis II. Pada tahap ini,
oosit sekunder mengalami pembelahan menjadi 1 ootid (haploid/n) dan 1 badan polar.
Sementara itu, badan polar yang pertama kadang-kadang dapat juga membelah menjadi 2
badan polar.
e. Selanjutnya ootid berkembang menjadi ovum.
Gambar 15. Diagram Oogenesis
3. Amitosis
Pembelahan sel amitosis adalah proses pembelahan dari sel 1 menjadi 2 sel tanpa
melalui fase-fase atau tahap-tahap pembelahan sel. Proses pembelahan secara langsung
disebut juga pembelahan amitosis atau pembelahan binner. Pembelahan secara amitosis
berlangsung spontan tanpa melalui tahap-tahap pembelahan sel. Pembelahan binner banyak
dilakukan organisme uniseluler (bersel satu), seperti bakter, protozoa dan mikrolga (alga
bersel satu yang bersifat mikroskopis). Setiap terjadi pembelahan biner, satu sel akan
membelah menjadi dua sel yang identik (sama satu sama yang lain). Dua sel ini akan
membelah lagi menjadi empat, begitu seterusnya.
Pembelahan binner di mulai dengan pembelahan inti sel menjadi dua, kemudian
diikuti pembelahan sitoplasma. Akhirnya, sel terbelah manjadi dua sel anakan. Pembelahan
biner dapat organisme prokariotik atau eukariotik tertentu. Perbedaan antar organisme
prokariotik dan eukariotik, terutama berdasarkan pada ada tidaknya memberan inti selnya.
Membera inti sel tersebut membatasi cairan pada inti sel (nukleuplasma) dengan cairan di
luar inti sel, tempat terdapatnya organel sel (sitoplasma). Organisme prokariotik tidak
mempunyai memberan inti sel, sedangkan organisme eukariotik mempunyai memberan inti
sel. Oleh karena itu, eukariotik dikatakan mempunyai inti sel (nukleus) sejati.
Pembelahan biner pada organisme prokariotik terjadi pada bakteri, DNA bakteri
terdapat pada daerah yang disebit nukleoid. DNA pada bakteri relatif lebih kecil
dibandingkan dengan DNA pada sel eukariotuik. DNA pada baktei berbentuk tunggal,
panjang dan sirkuler sehingga tidak perlu di kemas menjadi kromosom sebelum pembelahan.
Proses pembelahan sel pada bakteri dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
B. GENETIKA
Genetika (kata serapan dari bahasa Belanda: genetica, adaptasi dari bahasa Inggris:
genetics, dibentuk dari kata bahasa Yunani: γέννω, genno yang berarti "melahirkan") adalah
cabang biologi yang mempelajari pewarisan sifat pada organisme maupun suborganisme
(seperti virus dan prion). Secara singkat dapat juga dikatakan bahwa genetika adalah ilmu
tentang gen dan segala aspeknya. Istilah "genetika" diperkenalkan oleh William Bateson pada
suatu surat pribadi kepada Adam Chadwick dan ia menggunakannya pada Konferensi
Internasional tentang Genetika ke-3 pada tahun 1906.
Dalam kaitannya dengan genetika, DNA memiliki peran/ kontribusi yang amat penting. DNA
adalah bahan genetik mendasar yang mengontrol sifat-sifat makhluk hidup, terkeskpresikan
dalam bentuk polipeptida, meskipun tidak seluruhnya adalah protein (dapat diekspresikan
sebagai RNA yang memiliki reaksi katalitik, seperti SNRPs).
Francis Crick menjelaskan aliran informasi yang dibawa oleh DNA dalam rangkaian The
Central Dogma, yang berbunyi Aliran informasi DNA dapat diterukan ke sel-sel maupun
individu lainnya dengan replikasi, dapat diekspresikan menjadi suatu sinyal perantara dalam
bentuk RNA, yang kemudian dapat ditranslasikan menjadi polipeptida, unit pembangun suatu
fenotipe dari organisme yang ada.
Bidang kajian genetika dimulai dari wilayah subselular (molekular) hingga populasi. Secara
lebih rinci, genetika berusaha menjelaskan:
material pembawa informasi untuk diwariskan (bahan genetik),
bagaimana informasi itu diekspresikan (ekspresi genetik), dan
bagaimana informasi itu dipindahkan dari satu individu ke individu yang lain
(pewarisan genetik).
1) Hukum genetika
Gregor Mendel dikenal sebagai bapak genetika, dan ia-lah yang menciptakan hukum-
hukum genetika. Hingga saat ini, hukum ini terbukti bermanfaat dalam menemukan dan
mempelajari gen. Gregor Mendel adalah seorang Augustinian Monk. Beberapa percobaan
awal yang dilakukan oleh dia berada di persimpangan tanaman kacang putih dan bunga ungu
tanaman.
Dia menyadari bahwa penyerbukan silang ini menghasilkan keturunan hibrida. Ia
kemudian, menemukan bahwa karakteristik dari setiap tanaman tergantung pada sesuatu yang
disebut faktor. Faktor-faktor tersebut kemudian diidentifikasi dan dinamakan sebagai gen.
Hukum Mendel genetika menyatakan bahwa gen biasanya terjadi sebagai pasangan dalam
sel-sel tubuh dan terpisah ketika sel kelamin terbentuk. Ia juga menyatakan bahwa dalam
setiap pasangan gen, salah satu yang dominan dan yang lain resesif di alam. Ciri-ciri gen
dominan membantu untuk menentukan fitur.
Mendel juga menyatakan bahwa setiap sel individu akan memiliki dua gen dan satu dari
setiap orangtua. Dua gen ini mungkin atau mungkin tidak mengandung jenis yang sama sifat.
Kedua gen akan sama, dan masing-masing gen disebut homozigot untuk sifat. Jika kedua gen
memiliki sifat yang berbeda, maka disebut heterozigot. Jika gen bolak-balik, maka mereka
disebut alel. Alel menentukan genotipe individu. Alel ini juga ditemukan dalam berpasangan,
di mana setiap alel berasal dari masing-masing orang tua; satu berasal dari laki-laki dan yang
lain berasal dari perempuan. Gen ini bisa diteruskan ketika individu dewasa dan mereka
ditularkan ke sperma atau telur.
2.) Kromosom
Kromosom berasal dari dua kata, yaitu chroma (warna) dan soma (badan). Istilah ini
muncul karena bagian ini akan jelas terlihat di bawah mikroskop apabila diberi zat warna.
Kromosom terletak di dalam nukleus (inti sel). Inti sel tubuh dan inti sel kelamin suatu
organisme mempunyai jumlah yang berbeda. Kromosom yang terletak di dalam inti sel tubuh
bersifat haploid (2n), sedangkan yang terletak di dalam inti sel kelamin (gamet) bersifat
haploid (n). Jumlah kromosom pada sel tubuh manusia sebanyak 46 (23 pasang), sedangkan
pada sel kelaminnya (sperma atau ovum) sebanyak 23. dalam setiap kromosom manusia
terdapat ribuan gen.
Kromosom adalah struktur benang dalam inti sel yang bertanggung jawab dalam hal
sifat keturunan (hereditas). Kromosom adalah khas bagi makhluk hidup. Didalam inti sel
terdapat kromosom. Didalam kromosom terdapat gen atau faktor pembawa sifat keturunan.
Dengan demikian, individu baru hasil perkembangbiakan generatif membawa kedua sifat
induknya. Sepasang kromosom adalah "Homolog" sesamanya, artinya mengandung lokus
gen-gen yang bersesuaian yang disebut alela.
Lokus adalah lokasi yang diperuntukkan bagi gen dalam kromosom.
alel ganda (multiple alleles) adalah adanya lebih dari satu alel pada lokus yang sama.
Dikenal dua macam kromosom yaitu:
1. Kromosom badan (Autosom).
Kromosom tubuh atau autosom adalah kromosom yang tidak menentukan jenis
kelamin, berjumlah 2n-2. pada manusia jumlah autosom pada setiap sel tubuh sebanyak 44
(22pasang).
2. Kromosom kelamin / kromosom seks (Gonosom).
Kromosom kelamin (seks) atau gonosom adalah kromosom yang menentukan jenis
kelamin, berjumlah sepasang. Kromosom kelamin pada wanita XX, sedangkan laki-laki XY.
DNA pada setiap makhluk hidup disimpan dalam suatu wadah yang disebut kromosom.
Tiap kromosom menyimpan DNA yang mempunyai tugas khusus untuk mengatur bentuk
fisik tubuh. Jumlah kromosom pada tiap spesies berbeda. Oleh sebab itu, tidak semua
makhluk hidup bisa melakukan perkawinan antar spesies, karena tiap kromosom dari sperma
harus mendapat pasangan kromosom lain dari sel telur. Walaupun jumlah kromosom sama,
belum tentu perkawinan berhasil. Ibarat kunci dan gembok, pasangan kromosom dari sperma
dan sel telur harus identik. Kunci berbentuk bulat tidak dapat dimasukkan ke lubang gembok
yang berbentuk pipih. Inilah mengapa perkawinan antar spesies yang memiliki kromosom
sama belum tentu berhasil. Kalaupun berhasil, biasanya akan menghasilkan mutasi yang
menyebabkan cacat pada keturunan atau kematian pada induk.
3.) RNA
Asam ribonukleat (bahasa Inggris:ribonucleic acid, RNA) adalah satu dari tiga
makromolekul utama (bersama dengan DNA dan protein) yang berperan penting dalam
segala bentuk kehidupan.
Asam ribonukleat berperan sebagai pembawa bahan genetik dan memainkan peran
utama dalam ekspresi genetik. Dalam genetika molekular, RNA menjadi perantara antara
informasi yang dibawa DNA dan ekspresi fenotipik yang diwujudkan dalam bentuk protein.
Struktur dasar RNA mirip dengan DNA. RNA merupakan polimer yang tersusun dari
sejumlah nukleotida. Setiap nukleotida memiliki satu gugus fosfat, satu gugus pentosa, dan
satu gugus basa nitrogen (basa N). Polimer tersusun dari ikatan berselang-seling antara gugus
fosfat dari satu nukleotida dengan gugus pentosa dari nukleotida yang lain.
Perbedaan RNA dengan DNA terletak pada satu gugus hidroksil cincin gulapentosa,
sehingga dinamakan ribosa, sedangkan gugus pentosa pada DNA disebut deoksiribosa.[1]
Basa nitrogen pada RNA sama dengan DNA, kecuali basatimina pada DNA diganti dengan
urasil pada RNA. Jadi tetap ada empat pilihan: adenina, guanina, sitosina, atau urasil untuk
suatu nukleotida.
Selain itu, bentuk konformasi RNA tidak berupa pilin ganda sebagaimana DNA,
tetapi bervariasi sesuai dengan tipe dan fungsinya.
RNA hadir di alam dalam berbagai macam/tipe. Sebagai bahan genetik, RNA berwujud
sepasang pita (Inggris double-stranded RNA, dsRNA). Genetika molekular klasik
mengajarkan, pada eukariota terdapat tiga tipe RNA yang terlibat dalam proses sintesis
protein:[2]
4.) DNA
Asam deoksiribonukleat, lebih dikenal dengan singkatan DNA (bahasa Inggris:
deoxyribonucleic acid), adalah sejenis biomolekul yang menyimpan dan menyandi instruksi-
instruksi genetika setiap organisme dan banyak jenis virus. Instruksi-instruksi genetika ini
berperan penting dalam pertumbuhan, perkembangan, dan fungsi organisme dan virus. DNA
merupakan asam nukleat; bersamaan dengan protein dan karbohidrat, asam nukleat adalah
makromolekul esensial bagi seluruh makhluk hidup yang diketahui. Kebanyakan molekul
DNA terdiri dari dua unting biopolimer yang berpilin satu sama lainnya membentuk heliks
ganda. Dua unting DNA ini dikenal sebagai polinukleotida karena keduanya terdiri dari
satuan-satuan molekul yang disebut nukleotida. Tiap-tiap nukleotida terdiri atas salah satu
jenis basa nitrogen (guanina (G), adenina (A), timina (T), atau sitosina (C)), gula
monosakarida yang disebut deoksiribosa, dan gugus fosfat. Nukleotida-nukelotida ini
kemudian tersambung dalam satu rantai ikatan kovalen antara gula satu nukleotida dengan
fosfat nukelotida lainnya. Hasilnya adalah rantai punggung gula-fosfat yang berselang-seling.
Menurut kaidah pasangan basa (A dengan T dan C dengan G), ikatan hidrogen mengikat
basa-basa dari kedua unting polinukleotida membentuk DNA unting ganda
Dua unting DNA bersifat anti-paralel, yang berarti bahwa keduanya berpasangan secara
berlawanan. Pada setiap gugus gula, terikat salah satu dari empat jenis nukleobasa. Urutan-
urutan empat nukleobasa di sepanjang rantai punggung DNA inilah yang menyimpan kode
informasi biologis. Melalui proses biokimia yang disebut transkripsi, unting DNA digunakan
sebagai templat untuk membuat unting RNA. Unting RNA ini kemudian ditranslasikan untuk
menentukan urutan asam amino protein yang dibangun.
Struktur kimia DNA yang ada membuatnya sangat cocok untuk menyimpan informasi
biologis setiap makhluk hidup. Rantai punggung DNA resisten terhadap pembelahan kimia,
dan kedua-dua unting dalam struktur unting ganda DNA menyimpan informasi biologis yang
sama. Karenanya, informasi biologis ini akan direplikasi ketika dua unting DNA dipisahkan.
Sebagian besar DNA (lebih dari 98% pada manusia) bersifat non-kode, yang berarti bagian
ini tidak berfungsi menyandikan protein.
Dalam sel, DNA tersusun dalam kromosom. Semasa pembelahan sel, kromosom-
kromosom ini diduplikasi dalam proses yang disebut replikasi DNA. Organisme eukariotik
(hewan, tumbuhan, fungi, dan protista) menyimpan kebanyakan DNA-nya dalam inti sel dan
sebagian kecil sisanya dalam organel seperti mitokondria ataupun kloroplas.[1] Sebaliknya
organisme prokariotik (bakteri dan arkaea) menyimpan DNA-nya hanya dalam sitoplasma.
Dalam kromosom, protein kromatin seperti histon berperan dalam penyusunan DNA menjadi
struktur kompak. Struktur kompak inilah yang kemudian berinteraksi antara DNA dengan
protein lainnya, sehingga membantu kontrol bagian-bagian DNA mana sajakah yang dapat
ditranskripsikan.
Para ilmuwan menggunakan DNA sebagai alat molekuler untuk menyingkap teori-teori
dan hukum-hukum fisika, seperti misalnya teorema ergodik dan teori elastisitas. Sifat-sifat
materi DNA yang khas membuatnya sangat menarik untuk diteliti bagi ilmuwan dan insinyur
yang bekerja di bidang mikrofabrikasi dan nanofabrikasi material. Beberapa kemajuan di
bidang material ini misalnya origami DNA dan material hibrida berbasi DNA.[2]
DAFTAR PUSTAKA
1. http://id.wikipedia.org/wiki/Reproduksi
2. https://www.academia.edu/8452813/
REPRODUKSI_DAN_GENETIKA_PENGERTIAN_DASAR_REPRODUK
SI_DAN_GENETIKA
3. http://id.wikipedia.org/wiki/Genetika
4. http://id.wikipedia.org/wiki/Meiosis
5. http://id.wikipedia.org/wiki/Meiosis
6. http://pharmacy-access.blogspot.com/2014/02/pembelahansel-amitosis-
pembelahansel.html
7. http://agussambeng.blogspot.com/2010/10/makalah-genetika.html
8. http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_ribonukleat
9. http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_deoksiribonukleat