Geliat Kakao di Sulawesi Barat - iccri.net · penyakit-gulma, pemupukan, dan pemanenan. Kebanyakan...

4
28 | 3 | Okober 2016 >> 26 PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA Warta P Geliat Kakao di Sulawesi Barat Soetanto Abdoellah 1) 1) PusatPenelitian Kopi danKakao Indonesia, Jl. PB.Sudirman 90 Jember 68118 Sulawesi Barat (Sulbar) adalah pemekaran dari Provinsi Sulawesi Selatan yang merupakan provinsi ke-33 Indonesia dengan ibukota Mamuju. Luas wilayah Sulawesi Barat 16.937,18 km 2 dengan jumlah penduduk 1.070.475 jiwa dan 80% berprofesi sebagai petani tanaman pangan dan pekebun kakao. Komoditas kakao di Provinsi Sulawesi Barat merupakan penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi sebesar 48%. Gerakan Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao Nasional (GERNAS) yang dicanangkan oleh Pemerintah Pusat di Sulbar pada tahun 2009 melalui kegiatan intensifikasi, rehabilitasi dan peremajaan dengan nilai anggaran ratusan miliar rupiah menemui hasilnya pada 2010. Pada tahun 2010 pertumbuhan ekonomi Sulbar menembus angka dua digit mencapai 11,91% karena keberhasilan sektor pertanian meningkatkan mutu dan produksinya khususnya pada tanaman kakao. Keberhasilan tersebut tetap mampu dipertahankan sampai saat ini. menceriterakan bagaimana gencarnya dia mengusir sekawanan kera yang menyerang kebun kakaonya. Kera-kera tersebut tidak hanya mengambil buah kakao yang sudah masak untuk dimakan daging buahnya, tetapi juga merusak buah-buah yang masih muda dan bunga. Kera- kera tersebut memanjat pohon kakao yang sedang penuh dengan bunga dan buah muda. Sekitar 30-an ekor kera masuk ke kebun karena mencari air dan makanan saat habitat mereka di hutan mengalami kekeringan akibat kemarau panjang tahun 2015. Pohon kakao yang berbuah lebat di Sulawesi Barat etani kakao dari Desa Tubo Sendana, Kecamatan Sendana, Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat; Samsuddin,

Transcript of Geliat Kakao di Sulawesi Barat - iccri.net · penyakit-gulma, pemupukan, dan pemanenan. Kebanyakan...

Page 1: Geliat Kakao di Sulawesi Barat - iccri.net · penyakit-gulma, pemupukan, dan pemanenan. Kebanyakan petani harus mengupahkan perawatan kebun kepada tenaga di luar keluarga, karena

28 | 3 | Okober 2016

>> 26PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta

P

Geliat Kakao di Sulawesi Barat

Soetanto Abdoellah1)

1)PusatPenelitian Kopi danKakao Indonesia, Jl. PB.Sudirman 90 Jember 68118

Sulawesi Barat (Sulbar) adalah pemekaran dari Provinsi Sulawesi Selatanyang merupakan provinsi ke-33 Indonesia dengan ibukota Mamuju. Luas wilayahSulawesi Barat 16.937,18 km2 dengan jumlah penduduk 1.070.475 jiwa dan80% berprofesi sebagai petani tanaman pangan dan pekebun kakao. Komoditaskakao di Provinsi Sulawesi Barat merupakan penyumbang terbesar pertumbuhanekonomi sebesar 48%. Gerakan Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao Nasional(GERNAS) yang dicanangkan oleh Pemerintah Pusat di Sulbar pada tahun2009 melalui kegiatan intensifikasi, rehabilitasi dan peremajaan dengan nilaianggaran ratusan miliar rupiah menemui hasilnya pada 2010. Pada tahun 2010pertumbuhan ekonomi Sulbar menembus angka dua digit mencapai 11,91%karena keberhasilan sektor pertanian meningkatkan mutu dan produksinyakhususnya pada tanaman kakao. Keberhasilan tersebut tetap mampudipertahankan sampai saat ini.

menceriterakan bagaimana gencarnya diamengusir sekawanan kera yang menyerangkebun kakaonya. Kera-kera tersebut tidak hanyamengambil buah kakao yang sudah masak untukdimakan daging buahnya, tetapi juga merusakbuah-buah yang masih muda dan bunga. Kera-kera tersebut memanjat pohon kakao yangsedang penuh dengan bunga dan buah muda.Sekitar 30-an ekor kera masuk ke kebun karenamencari air dan makanan saat habitat mereka dihutan mengalami kekeringan akibat kemaraupanjang tahun 2015.

Pohon kakao yang berbuah lebat di Sulawesi Barat

etani kakao dari Desa TuboSendana, Kecamatan Sendana,Kabupaten Majene, ProvinsiSulawesi Barat; Samsuddin,

Page 2: Geliat Kakao di Sulawesi Barat - iccri.net · penyakit-gulma, pemupukan, dan pemanenan. Kebanyakan petani harus mengupahkan perawatan kebun kepada tenaga di luar keluarga, karena

27 <<28 | 3 | Oktober 2016

PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta

Semangat Samsuddin tersebut di atasmenunjukkan betapa bergairahnya petani kakaodi Sulbar saat ini dalam merawat kebunnya, setelahmengalami kekeringan yang cukup parah di tahun2015. Bulan Mei 2016 merupakan masa panenraya di Sulbar, terlihat adanya hamparan biji kakaoyang dijemur di hampir semua halaman rumahpetani di Kabupaten Polewali Mandar (Polman),Majene, dan Mamuju. Gairah petani tersebut jugadipicu oleh menariknya harga jual biji kakao diwilayah ini, yaitu antara Rp36.500–Rp 39.000/kg.

Kabupaten Polman, Majene, dan Mamujumerupakan sentra perkebunan kakao di ProvinsiSulbar. Hampir semua petani mempunyai kebunkakao, dengan rata-rata kepemilikan 0,53 ha/petani dan jumlah tanaman kakao 515 pohon.Bagi petani di daerah ini, kakao merupakansumber pendapatan utama keluarga, diikuti olehsawah (padi dan palawija). Selain musim kemaraupanjang yang menjadi kendala produksi, hama

dan penyakit juga merupakan masalah bagipetani, meskipun diakui oleh beberapa petani haltersebut saat ini tidak lagi menjadi beban biayayang utama. Hama penggerek buah kakao (PBK),Helopeltis, dan penyakit busuk buah yangmenyerang kakao dikendalikan oleh petanimenggunakan insektisida dan fungisida, yangharganya per kemasan (antara 250–500 mL)sekitar Rp100.000–Rp 150.000.

Biaya operasional kebun yang paling tinggiadalah upah tenaga kerja untuk perawatantanaman (memangkas, memupuk, menyemprothama-penyakit-gulma, dan panen) sertapembelian pupuk. Upah perawatan kebun sekitarRp50.000–100.000/orang/hari, setiap haridiperlukan tenaga antara 3–4 orang. Rahmat,petani kakao dari Kecamatan Kalukku, KabupatenMamuju, yang sudah sering mengikuti kursus/pelatihan kakao, mengatakan bahwa standardkebutuhan tenaga kerja perawatan kakao yang

Hamparan biji kakao yang sedang dijemur di Kabupaten Mamuju.

Page 3: Geliat Kakao di Sulawesi Barat - iccri.net · penyakit-gulma, pemupukan, dan pemanenan. Kebanyakan petani harus mengupahkan perawatan kebun kepada tenaga di luar keluarga, karena

28 | 3 | Okober 2016

>> 28PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta

dia peroleh dari mengikuti pelatihan sudah tidaklagi relevan. Menurut standard, kebutuhan tenagakerja perawatan kakao rata-rata 3 jam/ha/hari,namun menurut Rahmat, saat ini diperlukan waktu6 jam/ha/hari untuk dapat menyelesaikanpekerjaan di kebun. Hal ini disebabkan olehbanyaknya pekerjaan yang harus ditangani,antara lain pemangkasan, pengendalian hama-penyakit-gulma, pemupukan, dan pemanenan.Kebanyakan petani harus mengupahkanperawatan kebun kepada tenaga di luar keluarga,karena kebanyakan kepala keluarga petani hanyasendirian melakukan perawatan kebun, sedangkananak-anak yang diharapkan membantu menempuhsekolah di ibukota kabupaten, provinsi, bahkandi luar Provinsi Sulbar.

Pembelian pupuk dirasakan oleh petanimerupakan biaya yang cukup banyak setelahupah perawatan. Kesadaran petani Sulbar akanpentingnya pupuk sudah cukup tinggi, tanpapupuk yang baik dan cukup, mereka meyakinibahwa produksi tidak dapat tinggi. Namun mereka

terkendala kemampuan finansial, tidak semuapetani mampu membeli dalam jumlah cukup.Pengetahuan mereka tentang kebutuhan unsurhara sudah memadai, terbukti bahwa merekamemilih pupuk yang mempunyai kandungan haramakro primer lengkap (NPK) serta masih ditambahUrea untuk mempertinggi kandungan nitrogen.Harga pupuk NPK saat ini sekitar Rp115.000/karung @ 50 kg.

Dalam hal pasca panen, sebagian besarpetani Sulbar tidak melakukan fermentasi, hanyasebagian kecil yang melakukannya. Merekamerasa bahwa perlakuan fermentasi tidakmemberikan nilai tambah bagi pendapatannya.Selisih harga jual biji fermentasi dengan non-fermentasi hanya maksimum Rp2.000/kg.Pengeringan biji dilakukan dengan menjemurpada sinar matahari, sebagian besar menjemurdi atas paranet dan dihamparkan di atas tanahatau kerikil di halaman rumah serta di tepi jalan.Hanya sebagian kecil yang menjemur menggunakanpara-para.

Sebagian kecil petani kakao Sulawesi Barat yang melakukan fermentasi

Page 4: Geliat Kakao di Sulawesi Barat - iccri.net · penyakit-gulma, pemupukan, dan pemanenan. Kebanyakan petani harus mengupahkan perawatan kebun kepada tenaga di luar keluarga, karena

29 <<28 | 3 | Oktober 2016

PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIAWarta

Pemasaran biji kakao di tingkat petani diSulawesi Barat tergolong sangat mudah. Parapedagang pengumpul menjemput biji kakao dirumah petani, bahkan yang masih dijemur punsudah ditawar oleh pembeli. Ada beberapaperusahaan besar pembeli kakao di Sulbar,antara lain BT Cocoa, Olam, dan Tanah MasCelebes Indah. Selain membeli biji kakao non-fermentasi, perusahaan-perusahaan tersebut jugamembeli kakao fermentasi. Seperti yang dikatakanoleh Yusril, pimpinan unit pembelian di salah satuperusahaan besar tersebut, target pembelian bijikakao fermentasi setiap bulan sekitar 50 ton, barudapat terpenuhi sekitar 5 ton. Selain kakaofermentasi, mereka juga membeli kakao yangsudah bersertifikat sustainable.

Mayoritas petani kakao Sulbar saat inibersemangat dalam merawat kebunnya, selainditunjang oleh harga yang menarik, yaitu antaraRp 36.500–Rp 39.000/kg, mereka juga optimisbahwa produksi tahun ini akan lebih baik daritahun lalu, dengan catatan kebutuhan pupuktercukupi, dan ancaman penyakit busuk buahdapat dikendalikan, mengingat tahun ini curahhujan cukup tinggi. Kepedulian pemerintah dalammenyediakan pupuk, fungisida, dan memperbaikiprasarana jalan ke kebun sangat dinantikan olehpetani.

PenutupPertumbuhan ekonomi Sulawesi Barat

mencapai 11,91% dan tetap bertahan sampai saatini. Meskipun mengalami kekeringan akibatkemarau panjang tahun 2015, akan tetapi padaawal tahun 2016 produksi telah mulai pulihkembali. Selain musim kemarau panjang, hamadan penyakit juga merupakan masalah bagipetani. Mayoritas petani kakao Sulbar saat inibersemangat dalam merawat kebunnya, selainditunjang oleh harga yang menarik, mereka jugaoptimis bahwa produksi tahun ini akan lebih baikdari tahun lalu. Kepedulian pemerintah dalammenyediakan pupuk, fungisida, dan memperbaikiprasarana jalan ke kebun sangat dinantikan olehpetani. Dengan semangat petani dan kepedulianpemerintah, perkakaoan di Sulawesi Baratdiharapkan kembali mampu mengangkatpendapatan masyarakat dan menyejahterakanpetani.

Sumber Pustaka

BPS Mamuju (2016). Kabupaten Mamuju Dalam Angka2016. Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju,Mamuju.

BPS Sulawesi Barat (2015). Sulawesi Barat Dalam Angka2015. Badan Pusat Statistik Provinsi SulawesiBarat, Mamuju.

Dirjenbun (2015). Statistik Perkebunan Indonesia 2014-2016, Kakao. Direktorat Jenderal Perkebunan,Jakarta.

**0**