GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP...

126
GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP INFLASI DI KOTA PANGKALPINANG Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Oleh : Alida Zia Syifa NIM : 11140840000038 JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/ 2018

Transcript of GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP...

Page 1: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA

TERHADAP INFLASI DI KOTA PANGKALPINANG

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Ekonomi

Oleh :

Alida Zia Syifa

NIM : 11140840000038

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/ 2018

Page 2: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda
Page 3: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

i

Page 4: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

ii

Page 5: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

iii

Page 6: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Alida Zia Syifa

No. Induk Mahasiswa : 11140840000038

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Ekonomi Pembangunan

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan

dan mempertanggungjawabkan

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber

asli atau tanpa ijin pemilik karya

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas

karya ini

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah

melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang

ditemukan bukti saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk

dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikan pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 20 April 2018

Alida Zia Syifa

Page 7: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama Lengkap : Alida Zia Syifa

2. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 28 Juli 1996

3. Alamat : Jl. Pramuka Sai III RT: 11 RW: 07 No: 69

Rawasari, Cempaka Putih. Jakarta Pusat

4. Telpon : 08129696483

5. E-mail : [email protected]

II. PENDIDIKAN FORMAL

1. SD Negeri Rawasari 03 Tahun 2003-2009

2. SMP Negeri 76 Jakarta Tahun 2009-2011

3. SMA Negeri 30 Jakara Tahun 2011-2014

4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014-2018

III. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Toto Izul Fatah

2. Ibu : Siti Zuleha

6. Alamat : Jl. Pramuka Sai III RT: 11 RW: 07 No: 69

Rawasari, Cempaka Putih. Jakarta Pusat

Page 8: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

vi

IV. PENGALAMAN PELATIHAN/INTERNSHIP

• Internship di Kementerian Koordinator Bidang Perekenomian

• Mengikuti Pelatihan dan Sertifikasi Profesi dar KOMINFO

V. PENGALAMAN NON FORMAL

• Kepanitiaan Acara Jurusan ( PEKAN IESP 2014)

• Kepanitiaan dalam Acara ‘Economy Expo” FEB UIN JKT

• Kepanitiaan Orientasi Pengenalan Akademik UIN JKT (OPAK)

• Perwakilan mahasiswa UIN dalam acara Education EXPO 2016 di JCC

Page 9: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

vii

ABSTRACT

ALIDA ZIA SYIFA. Volatile Food Price and The Impact to Inflation in

Pangkalpinang City.

During this time the volatile food comodities has always been a major contributor

in inflation in Indonesia. This can be due to the nature of volatile food

commodities that are vulnerable to economic shocks and non-economic so the

price is not stable. This research analyze the price of a volatile food comodities

such as, rice , beef , chicken meat, curly red chili, red onion and fish lattice. The

data that used in this research are the monthly time series from January 2013 to

December 2016. This research using descrptive analysis and VECM. The research

is in Pangkalpinang because this city has been in three consecutive years ranked

first with the highest inflation. The purpose of this research is 1) To describe

volatile food price development in Pangkalpinang; 2) To analyze the impact of

volatile food price to inflation in Pangkalpinang; 3) To analyze volatile food price

contribution to the variation of inflation in Pangkalpinang City. The results

showed that inflation responded quickly to the shocks that occurred in the six

commodity prices. And the biggest contribution of commodity price to inflation is

rice and beef.

Keywords : Volatile food, Inflation , VECM

Page 10: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

viii

ABSTRAK

ALIDA ZIA SYIFA. Gejolak Volatile Food Price dan Dampaknya Terhadap

Inflasi di Pangkalpinang.

Selama ini kelompok volatile food selalu menjadi penyumbang besar

dalam inflasi di Indonesia. Hal ini bisa dikarenakan sifat dari komoditas volatile

food yang rentan terhadap goncangan ekonomi maupun non ekonomi sehingga

harganya pun tidak stabil. Penelitian ini menganalisis harga dari beberapa

kelompok volatile food yaitu beras, daging sapi, daging ayam, bawang merah,

cabai rawit dan ikan kerisi. Data yang digunakan adalah time series bulanan

Januari 2013 hingga Desember 2016. Metode yang digunakan adalah analisis

deskriptif dan VECM (Vector Error Correction Model). Penelitian ini adalah

Kota Pangkalpinang karena Kota ini pernah dalam tiga tahun berturut-turut

peringkat pertama dengan inflasi tertinggi. Tujuan penelitian ini adalah: 1)

Menggambarkan perkembangan harga volatile food di Kota Pangkalpinang; 2)

Menganalisis dampak gejolak harga volatile food terhadap inflasi di Kota

Pangkalpinang; 3) Menganalisis kontribusi harga volatile food terhadap

keragaman inflasi di Kota Pangkalpinang. Hasil penelitian menunjukan bahwa

inflasi merespon cepat goncangan yang terjadi pada keenam harga komoditas.

Dan kontribusi harga komoditas yang paling besar terhadap inflasi adalah beras

dan daging sapi.

Kata kunci: Volatile food, Inflasi, VECM

Page 11: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian skripsi dengan judul “ Gejolak Volatile Food Price Dan

Dampaknya Terhadap Inflasi Di Kota Pangkalpinang”.

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi. Dalam meyusun skripsi ini, penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini

masih terdapat kekurangan dan keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis

miliki. Namun, berkat dorongan semangat dan bantuan dari berbagai pihak,

akhirnya skripsi ini dapat penulis selesaikan. Dalam kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ayahanda Toto Izul Fatah dan Ibunda Siti Zuleha yang tidak pernah

berhenti memberikan banyak kasih sayang, dukungan serta doa bagi

penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.

2. Kakak dan Adik penulis Tiffany Nadya Syifa, Fikri Yatir Atalarik, dan

Ratu Messiah Nur Habibah yang selalu memberikan kasih sayang,

dukungan, dan doa kepada peneliti.

3. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si atas kesempatan berharga

yang diberikan penulis untuk duduk di bangku perkuliahan dan

menempuh pendidikan di FEB.

Page 12: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

x

4. Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan, Bapak Arief Fitrijanto, M.Si dan

Sekertaris Jurusan Ekonomi Pembangunan, Ibu Najwa Khairina, SE, MA

yang telah memberikan ilmu, saran, dan solusi kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Jackie Nurdjaman Rachman, M.PS dan Ibu Najwa Khairina,

SE, MA selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan

waktu, memberikan arahan, ilmu yang bermanfaat selama perkuliahan

kepada penulis dalam penyelesaian penulisan skripsi ini hingga skripsi ini

selesai. Semoga Bapak dan Ibu selalu diberikan kesehatan dan

keberkahan oleh Allah SWT.

6. Segenap Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat

kepada peneliti sejak awal perkuliahan hingga selesai.

7. Para sahabat kelompok Penjahat yang berhati baik, Islamiyah, Tiara,

Silvi, Deby, Alfiani dan Anita yang memberikan dukungan serta bantuan

kepada penulis selama ini.

8. Sahabat Griya Hijau, Syavira Nadya, Christina, Mala Hayati, Lulu dan

Malik yang telah memberikan semangat serta ilmu yang berguna dalam

menyelesaikan perkuliahan ini.

9. Para Sahabat OMDO , Mitha, Anfar, Megi, Avi, Tsizy, Reka, Astika dan

Ulfi yang senantiasa memberikan semangat kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi.

Page 13: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

xi

10. Teman – Teman Ekonomi Pembangunan yang telah bersama-sama

berjuang, berdoa dan berbagi tawa, duka dan cerita selama masa

perkuliahan.

11. Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) JUPITER , Qisthi, Wafa, Farida,

Ines, Nadila, Bina, Anita, Dana, Yusuf, Riza, Abep, Abi, Bahrul, Ismail

dan Fahri yang telah menjadi keluarga baru bagi penulis selama

melaksanakan KKN.

12. Seluruh pegawai di Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah membantu

penulis dalam hal administrasi sehingga mendapat kelancaran dalam

menyelesaikan studi.

13. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini yang tak dapat penulis tuliskan satu per satu.

Peneliti menyadarai bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta kritik yang

membangun dari berbagai pihak. Selain itu, semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi semua pihak, khususnya mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 20 April 2018

Alida Zia Syifa

Page 14: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

xii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .............................. ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................ iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................ v

ABSTRACT ..................................................................................................... vii

ABSTRAK ..................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix

DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv

DAFTAR GRAFIK ........................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................. 9

C. Pertanyaan Penelitian ............................................................ 9

D. Tujuan Penelitian .................................................................. 10

E. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................... 11

F. Manfaat Penelitian ................................................................ 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Ketahanan Pangan: Stabilitas Harga ..................................... 12

B. Volatilitas Harga Pangan....................................................... 13

C. Inflasi..................................................................................... 15

D. Penelitian Terdahulu ............................................................. 22

E. Kerangka Pemikiran .............................................................. 32

F. Hipotesis Penelitian ............................................................... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Sumber Data .......................................................... 33

B. Definisi Variabel Operasional ............................................... 33

1. Analisis Deskriptif .......................................................... 34

2. Vector Autoregressive (VAR) ........................................ 35

Page 15: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

xiii

3. Pengujian Sebelum Estimasi ........................................... 38

a. Uji Stasioneritas ....................................................... 38

b. Penentuan Lag Optimum........................................... 39

c. Uji Stabilitas Model VAR ........................................ 40

d. Uji Kointegrasi ......................................................... 40

4. Vector Error Correction Model (VECM) ...................... 41

5. Analisis Impulse Response Function (IRF) ................... 42

6. Analisis Variance Decomposition .................................. 42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Deskriptif Perkembangan Harga Kelompok

Volatile Food ......................................................................... 43

1. Perkembangan Harga Beras di Kota Pangkalpinang ...... 43

2. Perkembangan Harga Daging Sapi di Kota

Pangkalpinang ................................................................ 45

3. Perkembangan Harga Daging Ayam di Kota

Pangkalpinang ................................................................. 48

4. Perkembangan Harga Cabai Rawit di Kota

Pangkalpinang ................................................................ 49

5. Perkembangan Harga Bawang Merah di Kota

Pangkalpinang ................................................................. 52

6. Perkembangan Harga Ikan Kerisi di Kota

Pangkalpinang ................................................................. 54

B. Dampak Gejolak Harga Volatile Food Terhadap Inflasi

di Kota Pangkalpinang .......................................................... 57

1. Uji Stasioneritas .............................................................. 58

2. Uji Lag Optimal ............................................................. 60

3. Uji Stabilitas Model VAR ............................................... 60

4. Uji Kointegrasi ................................................................ 61

5. Hasil Estimasi VECM ..................................................... 62

6. Hasil Analisis IRF ........................................................... 66

C. Kontribusi Harga Volatile Food Terhadap Keragaman

Inflasi di Kota Pangkalpinang ............................................... 74

1. Analisis Variance Decomposition ................................... 74

Page 16: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

xiv

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................... 79

B. Saran ...................................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 81

LAMPIRAN ..................................................................................................... 82

Page 17: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Inflasi Indonesi Menurut Pengeluaran ......................................... 2

Tabel 1.2 Perbandingan Tingkat Inflasi di Beberapa Kota ......................... 3

Tabel 1.3 Konsumsi Penduduk Indonesia Terhadap Pangan ..................... 5

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu .................................................................... 24

Tabel 3.1 Matriks Analisis Data .................................................................. 36

Tabel 4.1 Rata-Rata Perubahan Harga Beras .............................................. 47

Tabel 4.2 Rata-Rata Perubahan Harga Daging Sapi.................................... 50

Tabel 4.3 Rata-Rata Perubahan Harga Daging Ayam ................................. 51

Tabel 4.4 Rata-Rata Perubahan Harga Cabai Rawit.................................... 53

Tabel 4.5 Rata-Rata Perubahan Harga Bawang Merah ............................... 56

Tabel 4.6 Rata-Rata Perubahan Harga Ikan Kerisi ...................................... 59

Tabel 4.7 Hasil Uji Stasioneritas Tingkat Level ......................................... 61

Tabel 4.8 Hasil Uji Stasioneritas Tingkat 1st Diff ...................................... 62

Tabel 4.9 Hasil Penetapan Lag Optimal ...................................................... 63

Tabel 4.10 Hasil Uji Stabilitas Model VAR .................................................. 64

Tabel 4.11 Hasil Uji Kointegrasi ................................................................... 65

Tabel 4.12 Hasil Estimasi VECM Jangka Pendek ........................................ 66

Tabel 4.13 Hasil Estimasi VECM Jangka Panjang ....................................... 68

Tabel 4.14 Hasil Uji Analisis Variance Decomposition................................ 78

Page 18: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

xvi

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1 Pergerakan Harga Rata-Rata Beberapa Komoditas ................... 7

Grafik 1.2. Pergerakan Harga Rata-Rata Beberapa Komoditas ................... 8

Grafik 4.1 Perkembangan Harga Beras di Pangkalpinang............................ 47

Grafik 4.2 Perkembangan Harga Daging Sapi di Pangkalpinang ................. 49

Grafik 4.3 Perkembangan Harga Daging Ayam di Pangkalpinang .............. 51

Grafik 4.4 Perkembangan Harga Cabai Rawit di Pangkalpinang ................. 54

Grafik 4.5 Perkembangan Harga Bawang Merah di Pangkalpinang ............ 55

Grafik 4.6 Perkembangan Harga Ikan kerisi di Pangkalpinang .................... 58

Grafik 4.7 Hasil Uji IRF antara IHK dengan IHK ........................................ 70

Grafik 4.8 Hasil Uji IRF antara IHK dengan Harga Beras ........................... 71

Grafik 4.9 Hasil Uji IRF antara IHK dengan Harga Bawang Merah............ 72

Grafik 4.10 Hasil Uji IRF antara IHK dengan Harga Cabai Rawit ................ 73

Grafik 4.11 Hasil Uji IRF antara IHK dengan Harga Daging Sapi ................ 75

Grafik 4.12 Hasil Uji IRF antara IHK dengan Harga Daging Ayam.............. 75

Grafik 4.13 Hasil Uji IRF antara IHK dengan Harga Ikan Kerisi .................. 76

Grafik 4.14 Variance Decomposition of IHK ................................................. 80

Page 19: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Inflasi Tarikan Permintaan ........................................................ 21

Gambar 2.2 Inflasi Desakan Biaya ................................................................ 22

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran .................................................................... 34

Gambar 4.1 Pola Distribusi Beras di Pangkalpinang ...................................... 48

Gambar 4.2 Pola Distribusi Daging Sapi di Pangkalpinang ........................... 50

Gambar 4.3 Pola Distribusi Daging Ayam di Pangkalpinang ......................... 52

Gambar 4.4 Pola Distribusi Cabai Rawit di Pangkalpinang ........................... 54

Gambar 4.5 Pola Distribusi Bawang Merah di Pangkalpinang ....................... 57

Gambar 4.6 Pola Distribusi Ikan kerisi di Pangkalpinang .............................. 59

Page 20: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pangan merupakan kebutuhan utama manusia dalam

mempertahankan hidup. Dalam Undang-Undang Nomor 18 tahun

2012 tentang pangan juga disebutkan bahwa pangan merupakan

kebutuhan dasar manusia yang paling utama dan pemenuhannya

merupakan bagian dari hak asasi manusia yang dijamin dalam

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Sebagai negara yang memiliki tingkat populasi tinggi, Indonesia tak

boleh lengah terhadap masalah pangan. Ketergantungan masyarakat

Indonesia terhadap pangan masih cukup tinggi. Oleh karena itu

ketahanan pangan merupakan topik yang selalu menjadi perhatian

bagi pemerintahan.

Berbicara mengenai ketahanan pangan, Arifin (2007: 125)

menyebutkan bahwa konsep ketahanan pangan memiliki tiga

dimensi yang saling berkaitan yaitu ketersediaan pangan,

aksesibilitas masyarakat terhadap pangan, dan stabilitas harga

pangan. Yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah stabilitas

harga pangan.

Seperti yang telah diketahui bahwa selama ini fluktuasi harga

komoditas pangan cukup ekstrem sehingga menjadi salah satu

penyumbang Inflasi yang cukup besar. Terlebih pada kelompok

volatile food. Menurut kamus Bank Indonesia, Volatile Food adalah

komponen inflasi IHK yang mencakup beberapa bahan makanan

yang harganya sangat berfluktuasi. Kelompok volatile food ini yang

sangat terpengaruh oleh shock (kejutan) seperti panen atau gangguan

alam.

Page 21: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

2

Berdasarkan data BPS (2016), kontribusi inflasi barang

bergejolak (volatile foods) terhadap inflasi umum di Indonesia

menduduki urutan kedua setelah inflasi inti (core inflation). Tinggi

nya tekanan inflasi volatile food biasanya terjadi musiman seperti

mnjelang bulang ramadhan dan lebaran. Menjelang bulan Ramadan,

harga bahan pangan mulai merangkak naik dan terus naik sampai

dengan bulan Ramadan dan Lebaran. Di sisi lain pada periode

tersebut konsumsi masyarakat untuk bahan pangan biasanya juga

meningkat .

Tabel 1. 1.

Inflasi Indonesia Menurut Kelompok Pengeluaran 2008-2016

Sumber : Badan Pusat Statistik (diolah), 2016

Dengan melihat tabel Inflasi Indonesia menurut pengeluaran

diatas, menunjukan bahwa sumbangan inflasi kelompok bahan

makanan dan makanan jadi terhadap inflasi umum cukup

mendominasi. Walaupun inflasi untuk kelompok transportasi juga

besar namun tidak berkepanjangan layaknya inflasi kelompok bahan

makanan dan makanan jadi. Untuk kelompok transportasi pada tahun

tertentu masih mengalami deflasi yaitu tahun 2009, 2015 dan 2016.

Sedangkan, inflasi bahan makanan terus melonjak dibeberapa tahun

tertentu. Yang paling ekstrem terjadi pada tahun 2008 dan 2009

-5.00

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Bahan Makanan

Makanan Jadi, Minuman,Rokok, dan TembakauPerumahan, Air, Listrik,Gas, dan Bahan BakarSandang

Kesehatan

Pendidikan, Rekreasi danOlahragaTranspor, Komunikasi,dan Jasa Keuangan

Page 22: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

3

dimana angka inflasi mencapai lebih dari 15 %. Kondisi ini tak lepas

kaitannya dengan fluktuasi harga komoditas pangan di beberapa

daerah. Seperti di ibu kota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,

Kota Pangkalpinang. Tingkat inflasi di Kota Pangkalpinang tercatat

pernah berada di Peringkat pertama dalam beberapa tahun. Bahkan

disebutkan tinggi nya inflasi di provinisi Kepulauan Bangka

Belitung sebagian besar disumbang oleh inflasi yang terjadi di Kota

Pangkalpinang sementara kota lain di Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung yaitu Tanjung Pandan malah mengalami deflasi. Inflasi

volatile food dinilai sebagai komponen yang menjadi penyumbang

terbesar mengapa Kota Pangkalpinang mendapatkan Peringkat 1

kota tertinggi inflasi. Hal ini dikarenakan adanya kenaikan Indeks

kolompok bahan makanan yang selalu mengalami kenaikan apalagi

menjelang hari-hari besar keagamaan ataupun nasional.

Tabel 1.2.

Perbandingan Tingkat Inflasi di Beberapa Kota

Kota Peringkat 2011 2012 2015

2011 2012 2015 Agustus April Juli

Pangkalpinang 1 1 1 3.05 1.76 3.18

Singkawang 10 10 17 1.50 0.68 1.29

DKI Jakarta 20 42 33 1.15 0.13 0.97

Manado 64 2 27 0.10 1.63 1.03

Batam 54 - 6 0.53 -0.02 1.80

Jayapura 21 9 72 1.14 0.70 0.51

Bandar Lampung 43 18 24 0.71 0.40 1.08

Bengkulu 8 52 13 1.69 0.03 1.38

Sorong 65 3 4 0.08 1.62 2.01

Gorontalo 34 4 61 0.85 1.33 0.74

Dapat kita cermati dari tabel di atas, bahwa kota

Pangkalpinang telah mengalami inflasi yang tertinggi selama

beberapa tahun. Inflasi tersebut lebih besar diakibatkan oleh

lonjakan harga komoditas pangan yang tinggi. Terlebih pada

komoditas bahan makanan seperti daging ayam ras, ikan selar, ikan

kerisi, bawang merah, cumi-cumi, ikan tongkol, dan ikan sotong.

Page 23: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

4

Kenaikan harga pangan ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor

seperti jalur distribusi yang kurang lancar yang diakibatkan oleh

infrastruktur yang kurang memadai sehingga produsen harus

mengeluarkan biaya lebih pada biaya pengiriman. Selain dari

produsen kenaikan harga pangan juga dapat diakibatkan oleh faktor

alam seperti bencana, panen dll. Hal ini dikemukakan pula oleh

Prastowo, Tri dan Yoni (2008: 2) Peningkatan harga komoditas

pangan memang dapat berasal dari produsen, namun sumber

peningkatan harga tersebut biasanya lebih bersifat fundamental

karena di dorong oleh meningkatnya harga input/sarana produksi

atau karena faktor kebijakan pemerintah seperti penetapan harga

dasar (floor price). Sementara peningkatan harga yang didorong oleh

faktor distribusi bersifat variabel, seperti panjangnya rantai jalur

distribusi, hambatan transportasi dan perilaku pedagang dalam:

menetapkan marjin keuntungan, aksi spekulasi maupun kompetisi

antar pedagang. Tingginya volatilitas harga komoditas yang terjadi

selama ini mengindikasikan bahwa faktor distribusi sangat

berpengaruh.

Dengan jumlah penduduk Indonesia yang semakin tahun

semakin bertambah, tak bisa dipungkiri bahwa kebutuhan pangan

tentu akan meningkat pula karena untuk dapat melanjutkan aktivitas

manusia memerlukan asupan makan. Ini juga akan menyebabkan

permintaan komoditas bahan pangan melonjak.

Tetapi yang menjadi masalah adalah ketika keseimbangan

antara permintaan dan penawaran tidak tercapai sehingga

menyebabkan ketidaksempurnaan pasar. Pasar yang tidak sempurna

akan memberikan dampak negatif kepada kedua pelaku pasar,

produsen dan konsumen salah satunya dalam pembentukan harga.

Walaupun dalam komoditas pangan/pertanian yang lebih

berpengaruh terhadap pembentukan harga pasar adalah produsen,

tetapi pada akhirnya akan memberikan dampak negatif pada

konsumen karena apabila terjadi permintaan yang melebihi

Page 24: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

5

penawaran salah satu langkah yang diambil oleh produsen adalah

dengan menaikkan harga.

Tabel 1.3.

Konsumsi Penduduk Indonesia Terhadap Kelompok Bahan

Pangan Tahun 2012-2016

Kelompok Bahan Pangan Konsumsi

(kg/kap/tahun)

Rata-Rata

Perubahan

(%) 2012 2013 2014 2015 2016

I. Padi-Padian 108,3 108,0 108,0 114,7 116,9 2,91

a. Beras 96,6 96,3 96,2 98,8 101 1,40

b. Jagung 1,9 1,6 1,5 1,8 1,8 -5,51

c. Terigu 9,8 10,1 10,3 14,1 14,1 1,26

II. Umbi-Umbian 12,36 11,7 11,5 13,4 13,9 13,65

a. Singkong 7,5 6,8 6,5 6,5 6,6 -3,44

b. Ubi jalar 2,5 2,5 2,7 3,6 3,8 11,72

c. Kentang 1,5 1,6 1,5 2,4 2,6 17,73

d. Sagu 0,4 0,4 0,4 0,5 0,4 -1,02

e. Umbi lainnya 0,5 0,4 0,4 0,4 0,5 3,47

III. Pangan Hewani 37,2 35,9 37,4 35,9 37,2 0,07

a. Daging ruminansia 3,1 1,8 1,8 1,8 1,9 -9,02

b. Daging unggas 4,9 5,0 5,5 6,5 7,3 10,63

c. Telur 7,8 7,3 7,4 6,4 6,5 -4,25

d. Susu 1,9 2,3 2,4 2,5 2,7 9,39

e. Ikan 19,5 19,2 20,2 18,7 18,8 -0,83

IV. Minyak dan Lemak 9,82 9,5 9,8 9,3 9,6 -0,49

a. Minyak kelapa 1,2 1,2 0,9 0,3 0,3 -22,92

b. Minyak sawit 8,5 8,1 8,7 9,0 9,3 2,37

c. Minyak lainnya 0,1 0,2 0,2 0 0,0 0,00

V. Buah/biji berminyak 2,9 2,6 2,6 2,0 1,8 -10,86

a. Kelapa 2,5 2,2 2,2 1,8 1,6 -10,32

b. Kemiri 0,4 0,4 0,4 0,2 0,2 -12,50

VI. Kacang-Kacangan 8,6 8,5 8,5 7,5 7,9 -1,84

a. Kedelai 7,8 7,8 7,8 7,2 7,6 -0,53

b. Kacang tanah 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 1,79

c. Kacang hijau 0,3 0,3 0,3 0 0,0 0,00

d. Kacang lain 0,2 0,1 0,1 0 0,0 0,00

VII. Gula 9,1 9,3 9,0 7,5 8,3 -1,76

a. Gula pasir 8,4 8,6 8,3 6,8 7,5 -2,22

b. Gula merah 0,7 0,7 0,7 0,7 0,8 3,57

VIII. Sayuran dan Buah 91 87,1 93,5 78,6 74,3 -4,59

a. Sayur 59,4 56,9 59,6 48,3 48,9 -4,30

b. Buah 31,6 30,2 33,9 30,3 25,4 -4,74

Page 25: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

6

IX. Lainnya 20,3 20,9 21,5 27,2 26,8 7,72

a. Minuman 16,7 17,4 18 24,9 24,3 10,89

b. Bumbu-bumbu 3,6 3,5 3,5 2,3 2,5 -7,09

Melihat tabel diatas dapat terlihat bahwa konsumsi penduduk

Indonesia terhadap pangan masih tergolong tinggi. Lebih signifikan

pada kelompok bahan pangan padi-padian yang secara total

mencapai lebih dari 100 % bahkan di tahun 2016 meningkat di

angka 116,9 %. Dari pencapaian angka tersebut, komoditas beras

yang menjadi penyumbang terbesar dengan peningkatan setiap tahun

nya. Ini membuktikan bahwa komoditas beras menjadi bahan

pangan yang strategis dimana hampir seluruh masyarakat Indonesia

membutuhkannya. Menjadi komoditas yang paling banyak

dikonsumsi menjadikan beras rentan terhadap kondisi ketahanan

pangan. Terlebih pada aspek stabilitas harga karena dengan

mengendalikan permintaan yang melonjak, harga menjadi salah satu

solusi seperti yang dikatakan sebelumnya.

Di posisi kedua terdapat kelompok bahan pangan hewani

yang terdiri dari daging unggas, telur, susu dan ikan. Dari beberapa

komoditas yang terdapat dalam kelompok pangan hewani,

komoditas Ikan yang paling banyak dikonsumsi dengan presentase

19%-20% setiap tahunnya. Mengingat bahwa Indonesia sebagai

negara kepulauan maka lazim jika masyarakat Indonesia banyak

yang mengkonsumsi Ikan. Seperti yang terjadi di salah satu Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung dimana mayoritas masyarakatnya

mengkonsumsi Ikan lebih banyak. Sehingga kondisi yang sama

seperti komoditas beras, kestabilan harga komoditas ini menjadi

rentan.

Page 26: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

7

0

20000

40000

60000

80000

100000

120000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Beras

Daging ayam ras

Ikan Kerisi

Daging sapi murni

Grafik 1.1 Pergerakan Harga Rata-Rata Beberapa Komoditas di

Kota Pangkalpinang Tahun 2013

Sumber : Bps Pangkalpinang, 2013 (diolah)

Pergerakan harga komoditas beras memang terbilang stabil

namun sudah cukup berperan dalam menyumbang inflasi volatile

food di kota Pangkalpinang pada tahun 2013. Stabilnya harga

komoditas beras dipengaruhi oleh volume stock beras yang

mencukupi sehingga permintaan terhadap beras menjadi seimbang

dengan penawaran di pasar. Berbeda dengan kelompok bahan

pangan Ikan kerisi , dimana gejolak harga komoditas ini lebih

signifikan dibanding beras. Hal ini disebabkan karena mayoritas

penduduk kota Pangkalpinang yang menyukai konsumsi ikan

terutama ikan laut seperti ikan kerisi. Sehingga apabila ada

gangguan yang menyebabkan persediaan ikan laut menurun akan

mengkibatkan kenaikan pada harga komoditas ikan kerisi. Kondisi

yang sama juga terjadi pada komoditas daging sapi dan daging

ayam. Tak dapat dipungkiri walaupun konsumsi ikan cukup tinggi di

Kota Pangkalpinang tidak membuat masyarakat sekitar melupakan

dua komoditas tersebut. Peningkatan permintaan untuk daging sapi

dan ayam terbilang tinggi apalagi menjelang hari besar keagamaan

Page 27: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

8

0

20000

40000

60000

80000

100000

120000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Cabe Rawit

Bawang Merah

Bawang Putih

seperti menjelang bulan Ramadhan dan Hari Lebaran dua komoditas

ini rawan terjadi lonjakan harga yang tinggi.

Tidak hanya dua kelompok bahan pangan diatas yang kondisi

harganya rentan bergejolak. Kelompok bahan pangan lain seperti

bumbu-bumbu untuk pelengkap makanan juga memegang andil

dalam votalitas harga bahan pangan di Kota Pangkalpinang, yaitu

bawang merah, dan cabai merah keriting atau cabai rawit. Ketiga

bahan pangan tersebut memang terkenal akan fluktuasi nya yang

signifikan sehingga termasuk dalam komponen inflasi volatile food

Grafik 1.2. Pergerakan Harga Rata-Rata Beberapa

Komoditas di Kota Pangkalpinang tahun 2013

Sumber : Bps Pangkalpinang, 2013 (diolah)

Ketiga komoditas bahan pangan diatas memiliki votalitas

yang tinggi di tahun 2013. Komoditas yang paling rentan bergejolak

adalah komoditas cabai rawit dan bawang merah. Dimana untuk

komoditas bawang merah sendiri, lonjakan harga tertinggi terjadi

mencapai lebih dari Rp. 60.000/kg sedangkan di bulan Januari harga

bawang merah masih di titik Rp. 20.000/kg gejolak harga yang

ditimbulkan lebih dari dua kali lipat. Kemudian, untuk komoditas cabai

Page 28: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

9

rawit hampir memiliki pergerakan harga yang sama dengan bawang

merah dimana harga tertinggi mencapai Rp. 110.000/kg dan titik

terendah berada diharga Rp. 45.000/kg.

B. Rumusan Masalah

Kondisi harga komoditas bahan pangan yang dijelaskan

diatas secara langsung termasuk dalam kategori Volatile Food.

Kontribusi inflasi oleh barang bergejolak (volatile food) selama ini

selalu berperan besar dalam inflasi nasional maupun inflasi di daerah.

Oleh karena itu, berdasarkan uraian yang telah dikemukakan

sebelumnya, penulis merasa penting untuk melakukan penelitian terkait

gejolak volatile food price dan dampaknya terhadap Inflasi di Kota

Pangkalpinang. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana

pergerakan harga barang bergejolak dan mengindentifikasi komoditas

mana yang berkontribusi dalam keragaman inflasi di Kota

Pangkalpinang.

C. Pertanyaan penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dipaparkan, dapat

dikemukakan beberapa pertanyaan atas penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana perkembangan harga volatile food di kota

Pangkalpinang ?

2. Bagaimana dampak gejolak harga volatile food terhadap inflasi

di kota Pangkalpinang ?

3. Bagaimana kontribusi harga volatile food terhadap tingkat inflasi

di kota Pangkalpinang?

D. Tujuan Penelitian

1. Mengidentifikasi perkembangan harga volatile food di kota

Pangkalpinang.

2. Menganalisis dampak gejolak harga volatile food terhadap inflasi

di kota Pangkalpinang.

Page 29: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

10

3. Menganalisis kontribusi harga volatle food terhadap keragaman

inflasi di kota Pangkalpinang.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup pada penelitian ini adalah :

1. Komoditas pangan yang diteliti adalah kelompok komoditas

bahan pangan yaitu beras, daging ayam ,daging sapi, ikan

kerisi, bawang merah dan cabai rawit.

2. Data harga komoditas diatas merupakan harga di tingkat

konsumen periode 2013-2016

3. Data Inflasi yang digunakan adalah data Indeks Harga

Konsumen umm Kota Pangkalpinang periode 2013-2016.

F. Manfaat Penelitian

Sedangkan manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Penulis

Penelitian ini bergunna untuk melatih kemampuan dalam menulis

karya ilmiah serta dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Bagi akademisi

Penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti selanjutnya yang

ingin membahas votalitas harga komoditas pangan dan inflasi.

3. Bagi Pemerintah dan Instansi terkait

Penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk mengambil kebijakan

dalam pengendalian inflasi oleh harga komoditas pangan.

Page 30: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Ketahanan Pangan: Stabilitas Harga

Konsep ketahanan pangan mulai banyak terdengar di era

tahun 1970an bersamaan dengan adanya krisis pangan yang

melanda Asia dan Afrika. Ketahanan pangan menjadi isu pokok

bagi seluruh negara karena akan menentukan kestabilan

ekonomi. Konsep ketahanan pangan terus berkembang seiring

dengan bertambahnya jumlah penduduk yang memiliki

karakteristik berbeda.

Menurut First World Food Conference (1974 : 3), United

Nations (1975: 73 ) mendefinisikan ketahanan pangan sebagai

ketersediaan pangan dunia yang cukup dalam segala waktu untuk

menjaga keberlanjutan konsumsi pangan dan menyeimbangkan

fluktuasi produksi dan harga. (Nurhemi Shinta & Guruh, 2014:

9). Dari definisi tersebut terlihat bahwa pendekatan ketahanan

pangan memegang konsep stabilitas harga sebagai salah satu

indikator ketahanan pangan dimana kondisi harga pangan stabil

sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.

Pernyataan ini juga ditegaskan oleh International Food Policy

Institute (IFPRI) yang mengatakan kondisi ketahanan pangan

yaitu, ketika dunia memproduksi pangan yang cukup pada

tingkat harga yang pantas dan terjangkau oleh kelompok miskin

dan tidak merusak lingkungan. Pernyataan tersebut tidak hanya

menekankan pada pada produksi saja, namun pernyataan tersebut

juga menyertakan akses rumah tangga dalam mendapatkan

pangan dengan harga yang dapat dijangkau.

Tidak berbeda dengan Indonesia, yang juga menganggap

penting masalah ketahanan pangan serta menekankan pula pada

keterjangkauan harga sebagai indikator ketahanan pangan.

Page 31: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

12

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 tahun

2012 mengenai pangan didefinisikan bahwa penyelenggaraan

pangan oleh pemerintah sebagai kondisi terpenuhinya pangan

bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang

cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman merata dan

terjangkau. Ketahanan pangan yang dimaksud tidak hanya

berbicara mengenai ketersediaan pangan, tetapi juga mengenai

keterjangkauan harga pangan serta kualitas dan keamanan

pangan.

Stabilitas harga pangan merupakan isu yang tak mudah

bagi Indonesia sendiri melihat kondisi geografis negara

Indonesia dan jumlah penduduknya yang setiap tahun

bertambah. Komoditas pangan merupakan kebutuhan pokok

masyarakat sehingga jumlah penduduk menjadi faktor penting

dalam pemenuhan nya. Dalam kaitan ini, kelambatan

pemenuhan pangan akan menyebabkan harga pangan tinggi dan

bergejolak (volatilitas tinggi). Hal ini tentunya akan berimplikasi

pada sulitnya mengendalikan harga. Komoditas pangan sendiri

memberikan peran cukup besar pada inflasi di Indonesia. Dari

beberapa komoditas utama penyumbang inflasi, 15 diantaranya

merupakan komoditas pangan. Dapat diartikan bahwa

ketidakstabilan harga komoditas pangan di Indonesia banyak

dipengaruhi oleh permasalahan supply.

B. Volatilitas Harga Pangan

Harga pasar atau harga keseimbangan suatu komoditas

adalah hasil dari proses interaksi antara penjual dan pembeli.

Harga yang terjadi dipengaruhi oleh jumlah kuantitas barang

yang ditransasksikan. Secara teoritis berdasarkan hukum

permintaan (The Law of Demand) bahwa semakin rendah harga

suatu barang maka semakin tinggi permintaan terhadap barang

tersebut begitu pun sebaliknya, ceteris Paribus. Sedangkan pada

Page 32: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

13

hukum penawaran (The Law of Supply) melihat hubungan antara

jumlah barang yang ditawarkan terhadap harga adalah searah

dalam arti lain semakin tinggi penawaran atau barang yang

mampu dijual maka semakin tinggi harga suatu barang. Perilaku

permintaan maupun penawaran dalam interaksi pembentukan

harga dipengaruhi oleh banyak faktor. Namun untuk komoditas

pangan/ pertanian, pembentukan harga tersebut disinyalir lebih

dipengaruhi oleh sisi penawaran (supply shock) karena sisi

permintaan cenderung stabil mengikuti perkembangan trendnya.

Berdasrkan hasil studi Deaton dan Laroque 1992,

Chambers dan Bailey 1996, dan Tomek (2000) dalam

Joko,Yanuarti dan Depari (2008: 15) menyimpulkan dua faktor

yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan harga komoditas

pangan/pertanian, yaitu faktor produksi dan panen (harvest

disturbance) dan perilaku penyimpanan (storage/inventory

behavior). Walaupun keberhasilan panen sangat dipengaruhi

oleh kondisi cuaca yang sifatnya tidak dapat diatur, pengaruh

pola tanam terhadap perkembangan harga komditas pertanian di

Amerika Serikat terlihat sangat dominan. Terdapat pola cylical

yang sistematis antara pola tanam dan variance harga komoditas.

Variance harga membesar pada saat musim tanam dan mengecil

pada saat musim panen. Sementara keberadaan teknologi

penyimpanan atas produk pertanian, khususnya untuk produk

yang mudah busuk/basi akan mengurangi tekanan fluktuasi harga

komoditas tersebut.

Menurut (Joko,Yanuarti dan Depari, 2008: 18)

karakteristik penawaran dan permintaan untuk komoditas

pangan/pertanian memang ‘unik’ karena keduanya cenderung

bersifat inelastic terhadap perubahan harga. Petani sebagai

produsen tidak bisa semudah itu untuk meningkatkan

produksinya ketika harga mengalami peningkatan. Konsumen

Page 33: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

14

juga tidak bisa mengurangi permintaan ketika harga meningkat

karena komoditas pangan/pertanian tersebut menjadi kebutuhan

pokok. Kondisi tersebut membuat harga menjadi semakin

sensitif terhadap shock, baik dari sisi penawaran maupun

permintaan termasuk indirect shock yang berpengaruh secara

tidak langsung seperti gangguan distribusi.

C. Inflasi

Secara sederhana Inflasi diartikan sebagai meningkatnya

harga-harga secara umum dan terus menerus. Tidak semua

peningkatan harga menyebabkan inflasi. Harga barang dan jasa

individual ditentukan oleh banyak hal. Dalam perekonomian

harga terus berubah bersamaan dengan pasar menyesuaikan diri

terhadap perubahan kondisi.

Ketika harga suatu barang naik, peningkatan harga itu

mungkin bisa menyebabkan bagian dari inflasi dan mungkin juga

tidak. Karena Inflasi adalah peningkatan tingkat harga secara

keseluruhan. Inflasi terjadi ketika banyak harga naik secara

serentak. Untuk mengukur inflasi diketahui dengan melihat

jumlah barang dan jasa yang besar serta menghitung peningkatan

rata-rata harganya selama beberapa periode waktu.

(Case&Fair,2006: 213).

Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat

inflasi adalah IHK. Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan

indikator yang umum digunakan untuk menggambarkan

pergerakan harga. Perubahan IHK dari waktu ke waktu

menggambarkan pergerakan harga dari paket barang dan jasa

yang dikonsumsi masyarakat. Sejak Juli 2008, paket barang dan

jasa dalam keranjang IHK telah dilakukan atas dasar Suvei Biaya

Hidup (SBH) tahun 2007 yang dilaksanakan oleh Badan Pusat

Statistik (BPS). Dari survei tersebut ditentukan bahwa barang

Page 34: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

15

dan jasa yang dihitung dalam IHK adalah 744 komoditas. Badan

Pusat Statistik (BPS) mengelompokkan barang dan jasa menjadi

tujuh kelompok, yaitu :

I. Kelompok Bahan Makanan

a. Padi-padian, umbi-umbian, dan hasilnya

b. Daging dan hasil-hasilnya

c. Ikan segar

d. Ikan diawetkan

e. Telur, Susu, dan hasil-hasilnya

f. Sayur-sayuran

g. Kacang-kacangan

h. Buah-buahan

i. Bumbu-bumbuan

j. Lemak dan minyak

k. Bahan makanan lainnya

II. Kelompok Makanan jadi, Minuman, Rokok, dan

Tembakau

a. Makanan jadi

b. Minuman yang tidak beralkohol

c. Tembakau dan Minuman yang beralkohol

III. Perumahan, Listrik,Air,Gas dan Bahan Bakar

a. Biaya tempat tinggal

b. Bahan bakar, penerangan, air

c. Perlengkapan rumah tangga

d. Penyelengaraan rumah tangga

IV. Sandang

a. Sandang laki-laki

b. Sandang wanita

c. Sandang anak-anak

d. Barang pribadi dan sandang lain

V. Kesehatan

a. Jasa kesehatan

Page 35: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

16

b. Obat-obatan

c. Jasa perawatan jasmani

d. Perawatan jasmani dan kosmetik

VI. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

a. Jasa pendidikan

b. Kursus-kursus

c. Perlengkapan/peralatan pendidikan

d. Rekreasi

e. Olahraga

VII. Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan

a. Transpor

b. Komunikasi dan pengiriman

c. Sarana dan penunjang transpor

d. Jasa keuangan

Disamping pengelompokan diatas, BPS telah

mempublikasikan inflasi berdasarkan pengelompokan yang

lainnya yang dinamakan disagegasi inflasi. Disagegasi inflasi

tersebut dilakukan untuk menghasilkan suatu indikator inflasi

yang lebih menggambarkan pengaruh dari faktor yang bersifat

fundamental. Disagegasi inflasi IHK tersebut dikelompokan

menjadi :

1. Inflasi inti

Yaitu komponen inflasi yang cenderung menetap atau

persisten (persistant component) di dalam pergerakan

inflasi dan dipengaruhi oleh faktor fundamental

seperti, interaksi permintaan dan penawaran,

lingkungan eksternal;nilai tukar, harga komoditas

internasional, inflasi mitra dagang dan ekspektasi

inflasi dari pedagang maupun konsumen.

Page 36: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

17

2. Inflasi non inti

Yaitu komponen inflasi yang cenderung tinggi

volatilitasnya karena dipengaruhi oleh selain faktor

fundamental. Komponen inflasi non inti terdiri dari :

a. Inflasi Komponen Bergejolak (volatile

food), yaitu inflasi yang dominan

dipengaruhi oleh shocks (kejutan) dalam

kelompok bahan makanan seperti panen

gangguan alam, atau faktor perkembangan

harga komoditas pangan domestik maupun

perkembangan harga komoditas pangan

internasional.

b. Inflasi Komponen Harga yang diatur

Pemerintah (administered price), yaitu

inflasi yang dominan dipengaruhi oleh

shocks (kejutan) berupa kebijakan harga

pemerintah seperti harga BBM bersubsidi,

tarif listrik, tarif angkutan, dll.

Komoditas yang menjadi objek penelitian ini merupakan

komoditas yang termasuk dalam kelompok bahan makanan yaitu

beras,bawang merah, bawang putih, daging ayam, daging sapi,

cabai rawit dan ikan kerisi. Kemudian dengan IHK ini BPS dapat

memonitor perkembangan harga dari barang dan jasa tersebut

secara bulanan di beberapa kota. Indeks Harga Konsumen (IHK)

mempunyai beberapa manfaat khususnya bagi para pengambil

kebijakan ekonomi makro maupun mikro. Beberapa manfaat itu

antara lain:

Page 37: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

18

a. Inflasi adalah salah satu ukuran yang dapat digunakan untuk

memantau gejolak perubahan harga di sektor rill yang terjadi

di masyarakat.

b. Digunakan sebagai indikator dalam penentuan kebijakan

ekonomi secara makro.

c. Dasar penyesuaian atau perbaikan dalam menentuka tingkat

upah.

Berdasarkan BPS (2015) formula perhitungan IHK

menggunakan metode Modified Laspeyers sebagai berikut :

In = ∑

𝑃𝑛𝑃𝑛−1

𝑃𝑛−1 𝑄0

∑ 𝑃0𝑄0 × 100

dimana :

In = Indeks bulan n

Pn = Harga pada bulan n

Pn-1 = Harga pada bulan n-1

P0Q0 = Nilai konsumsi tahun dasar

Pn-1Q0 = Nilai konsumsi bulan n-1

Sedangkan laju inflasi bulanan ataupun tahunan dapat

dihitung dengan rumus sebagai berikut :

In = 𝐼𝐻𝐾𝑛 − 𝐼𝐻𝐾𝑛−1

𝐼𝐻𝐾𝑛−1 × 100 %

dimana :

In = Inflasi bulanan/tahunan n

IHKn = IHK bulan/tahun n

Page 38: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

19

IHKn-1 = IHK bulanan-tahunan n-1

Sudah umum diketahui bahwa ada banyak kemungkinan

penyebab terjadinya inflasi. Case&Fair memberikan penjelasan dua

jenis inflasi berdasarkan penyebabnya, yaitu :

1. Inflasi Tarikan Permintaan (Demand-pull Inflation)

Inflasi ini terjadi diawali oleh peningkatan permintaan

agregat(Agregate Demand) barang dan jasa, sedangkan produksi

telah berada pada keadaan kesempatan tenaga kerja penuh (full

employment) atau hampir mendekati. Dalam kata lain

peningkatan permintaan tersebut tidak diimbangi oleh produsen

untuk meningkatkan penawaran. Dalam inflasi ini, kenaikan

permintaan total dapat menyebabkan kenaikan harga dan dapat

juga menaikkan hasil produksi (output). Apabila keadaan

kesempatan tenaga kerja penuh (full employment) telah tercapai

maka penambahan permintaan selanjutnya hanyalah akan

menaikkan harga saja. Akibatnya, titik keseimbangan yang

mencerminkan tingkat harga dan jumlah barang akan bergeser ke

kanan mengikuti pergeseran kurva permintaan agregat dan

membentuk keseimbangan baru. Apabila kenaikan permintaan

ini menyebabkan keseimbangan GNP berada diatas atau

melebihi GNP pada kesempatan tenaga kerja penuh (full

employment) maka akan terdapat adanya inflationary gap inilah

yang dapat menimbulkan inflasi. Gambaran mengenai kondisi

inflasi tarikan permintaan ditunjukkan pada Gambar 2.1

Page 39: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

20

Gambar 2.1.

Inflasi Tarikan Permintaan (Demand-pull Inflation)

2. Inflasi Desakan Biaya (Cost-push Inflation)

Inflasi juga bisa disebabkan oleh peningkatan biaya yang

biasa disebut Cost-push Inflation atau inflasi sisi penawaran.

Inflasi ini terjadi dimulai dengan penurunan dalam penawaran

agregat total (Agregate Supply) sebagai akibat dari kenaikan

biaya produksi. Naiknya biaya produksi mendorong produsen

untuk menaikkan harga barang dan jasa atau mengurangi jumlah

barang dan jasa , sehingga akan menggeser kurva agregat

penawaran ke kiri. Terjadinya inflasi akibat desakan biaya akan

berdampak lebih berbahaya daripada inflasi akibat tarikan

permintaan. Hal ini dikarenakan terjadinya inflasi akibat desakan

biaya mengakibatkan daya beli masyarakat menurun. Ilustrasi

mengenai inflasi desakan biaya digambarkan melalui grafik

dibawah ini :

Page 40: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

21

Gambar 2.2.

Inflasi Desakan Biaya (Cost-push Inflation)

D. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang membahas mengenai gejolak volatilitas harga pangan telah

banyak dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, diantaranya penelitian

yang dilakukan oleh Rahmah (2013) yang membahas tentang perkembangan

harga komoditas pangan di Provinsi Jawa Barat dan menganalisis

kecenderungan harga komoditas pangan di masa mendatang di Jawa Barat.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa selama tahun 2009-2012

harga beras, kedelai dan gula pasir di Jawa Barat memiliki kecenderungan

yang meningkat. Sementara hasil dari peramalan harga komoditas pangan di

Jawa Barat pada masa mendatang diprediksi laju perubahan nya sebesar

beras 1.420% , kedelai 0.238 % dan gula 0.450 %. Perbedaan penelitian ini

dengan penelitian terdahulu yaitu fokus komoditas pangan yang diteliti serta

wilayah yang dijadikan observasi. Penelitian yang menggunakan metode

Vector Autoregression (VAR) juga telah dilakukan oleh beberapa peneliti

sebelumnya, diantara oleh Wulandari (2010) yang menganalisis hubungan

dan interaksi antar kelompok komoditas yang menjadi penentu inflasi di

Provinsi Jawa Timur. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa

Page 41: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

22

walaupun tidak semua kelompok komoditas memiliki hubungan tetapi ada

beberapa kelompok komoditas yang berkontribusi dalam menentukan harga

kelompok komoditas lain. Adapun penelitian yang menggunakan model

Vector Error Correction Model (VECM) telah dilakukan oleh Ilham dan

Siregar (2011) membahas dampak kebijakan harga pangan dan kebijakan

moneter terhadap stabilitas ekonomi makro. Perbedaan penelitian ini denga

peneliti sebelumnya adalah fokus penelitian yang mana metode VAR yang

digunakan penelitian ini adalah untuk melihat gejolak harga komoditas

pangan terhadap inflasi.

Tabel 2.1 . Penelitian Terdahulu

NO PENILITI DAN JUDUL

PENELITIAN

TUJUAN METODE HASIL

1 Nama : Dwi Widiarsih

Tahun : 2012

Judul : Pengaruh Sektor

Komoditi Beras Terhadap

Inflasi Bahan Makanan.

[skripsi]

Universitas Riau

- Menganalisis

dampak

sektor

komoditi

beras

terhadap

inflasi bahan

makanan.

- Menganalisis

dampak

harga gabah

yang

ditetapkan

pemerintah,

impor beras,

produksi

Error

Correction

Model

(ECM)

I. Variabel harga dasar

gabah berpengaruh

terhadap inflasi bahan

makanan dalam

jangka pendek

maupun dalam jangka

panjang. Dengan nilai

koefisien regresi yang

menunjukan

hubungan postif.

II. Variabel jumlah

impor beras memiliki

pengaruh signifikan

terhadap variabel

inflasi bahan makanan

dalam jangka pendek

namun tidak dalam

Page 42: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

23

beras

nasional

terhadap

stabilitas

ekonomi

makro yang

diinterpretasi

kan dengan

inflasi bahan

makanan.

jangka panjang dan

memiliki hubungan

negatif.

2 Nama : Muhammad Galih

Pangestu

Tahun : 2017

Judul : Analisis Volatilitas

Harga Bahan Pangan Utama

di Indonesia.

[skripsi] Institut Pertanian

Bogor.

- Menganalisis

volatilitas

harga beras,

gula pasir

dan minyak

goreng yang

terjadi di

Indonesia

pada 2007-

2016.

Autoregressiv

e Integrated

Moving

Average

(ARIMA)

dan

Autoregressiv

e Conditional

Heteroscedas

ticity

(ARCH)/Gen

eralized

Autoregressiv

e Conditional

Heterescadas

ticity

(GARCH)

I. Menunjukan

bahwa harga

bahan pangan

utama mengalami

volatilitas harga.

II. Volatilitas harga

beras tertinggi

terjadi pada Kota

Semarang,

volatilitas harga

gula pasir tertinggi

terjadi di Kota

Samarinda

sedangkan

volatilitas harga

minyak goreng

yang tertinggi

pada Kota

Semarang.

3 Nama : Silvia Sari Busnita - Mengidentifi Autoregressiv I. Menunjukan

Page 43: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

24

Tahun : 2014

Judul : Volatilitas dan

Disparitas Harga Beras Studi

di Negara Indonesia, India,

dan Dunia.

[skripsi] Institut Pertanian

Bogor

kasi

volatilitas

serta

disparitas

harga beras

yang terjadi

di Indonesia,

India dan

dunia.

- Menganalisis

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi volatilitas

harga beras

di Indonesia.

e Conditional

Heteroscedas

ticity

(ARCH)/Gen

eralized

Autoregressiv

e Conditional

Heterescadas

ticity

(GARCH)

Dan

Vector Error

Correction

Model

(VECM).

bahwa harga beras

Indonesia dan

harga beras dunia

merupakan

variabel ekonomi

yang volatil dan

bevariasi

antarwaktu (time

varying) dengan

disparitas harga

setiap tahunnya.

II. Hasil estimasi

VECM

menunjukan pada

jangka panjang

variabel yang

signifikan

mempengaruhi

volatilitas harga

beras Indonesia

adalah dari sisi

supply, sedangkan

harga beras dunia

berpengaruh

signifikan pada

jangka pendek.

4 Nama : M. Ikhwan Putra

Tahun : 2014

Judul : Determinasi

Kenaikan Harga Pangan di

Indonesia.

- Menganalisis

pengaruh dari

variabel

jumlah uang

beredar luas

Analisis

regresi linier

berganda.

I. Jumlah uang

beredar luas (m2)

dan sempit (m1),

jumlah produksi

pangan Padi dan

Page 44: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

25

Universitas Brawijaya (m2) dan

sempit (m1),

tingkat kurs

(nilai tukar),

jumlah

produksi padi

dan kedelai,

curah hujan

dan suhu

maksimum

terhadap

kenaikan

harga pangan

Indonesia

periode

waktu 2010-

2011.

kedelai, curah

hujan dan suhu

maksimum

berpengaruh

positif dan

signifikan

terhadap kenaikan

harga pangan di

Indonesia.

Sedangkan tingkat

kurs berpengaruh

negatif dan

signifikan

terhadap kenaikan

harga pangan

Indonesia.

5 Nama : C.S.C Sekhar dan

Yoghes Bhatt

Tahun : 2016

Judul : Food Inflation and

Volatility in India.

[Jurnal] Indian Statistical

Institute

- Menaksir

trend inflasi

makanan dan

pola

volatilitas

harga bahan

pangan di

India.

- Mengidentifi

kasi

penggerak

harga pangan

di India.

Autoregressiv

e Conditional

Heteroscedas

ticity

(ARCH)/Gen

eralized

Autoregressiv

e Conditional

Heterescadas

ticity

(GARCH).

I. Inflasi makanan

telah melampaui

6% di setiap tahun

dari periode 2006-

2013. Inflasi

makanan ini selalu

menjadi yang

tertinggi daripada

jenis inflasi lain

selama 8 dari 10

tahun (2006-2015)

dan terus-menerus

melonjak sejak

musim kemarau

Page 45: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

26

2009.

II. Kontribusi dari

keragaman inflasi

makanan di India

terdiri dari 22%

komoditas susu,

EME (egg-meats-

fish) 20%, beras

11%, gula 9%,

gandum 3%,

pisang 5%, tomat

dan kubis masing-

masing 1 sampai

2%.

6 Nama : Arini Hardjanto

Tahun : 2014

Judul : Volatilitas Harga

Pangan dan Pengaruhnya

Terhadap Indikator

Makroekonomi.

[skripsi] Institut Pertanian

Bogor

- Mengestimas

i tingkat

volatilitas

ketiga harga

komoditas

pangan

pokok

(beras,kedela

i, dan

jagung).

- Mengidentifi

kasi faktor-

faktor yang

menyebabka

n volatilitas

harga pangan

Autoregressiv

e Conditional

Heteroscedas

ticity

(ARCH)/Gen

eralized

Autoregressiv

e Conditional

Heterescadas

ticity

(GARCH).

Dan Error

Correction

Model

(ECM).

I. Ketiga harga

pangan pokok

memperlihatkan

volatilitas tinggi

pada tahun 1997-

1999 saat terjadi

krisis ekonomi

yang melanda

Indonesia.

II. Volatilitas harga

beras dipengaruhi

oleh nilai tukar

rilll, suku bunga

rill, harga minyak

dunia dan

produksi beras

Page 46: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

27

- Menganalisis

pengaruh

volatilitas

harga ketiga

komoditas

pangan

pokok

terhadap

Inflasi dan

PDB sektor

pertanian.

domestik.

Volatilitas harga

jagung

dipengaruhi oleh

nilai tukar rill,

suku bunga rill,

produk jagung

dalam negeri dan

harga jagung

dunia. Sedangkan

volatilitas harga

kedelai

dipengaruhi oleh

nilai tukar rill,

suku bunga rill,

harga minyak

dunia, produksi

kedelai domestik,

harga kedelai

dunia dan curah

hujan.

III. Berdasrkan hasil

estimasi ECM

volatilitas harga

jagung satu tahun

sebelumnya

mempengaruhi

Inflasi, sedangkan

PDB sektor

pertanian

dipengaruhi oleh

volatilitas harga

Page 47: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

28

kedelai.

7 Nama : Rumi Masih, Sanjay

Peters, Lurion De Mello

Tahun : 2011

Judul : Oil Price Volatility

and stock price fluctuation

in an emerging market;

Evidence in South Korea.

[Jurnal] Macquarie University,

Sydney, Australia

- Untuk

melihat

dampak

volatilitas

harga minyak

mentah

terhadap

perekonomia

n Korea

Selatan

secara

keseluruhan.

Error

Correction

Model

(ECM).

I. Hasil menunjukan

bahwa dominasi

volatilitas harga

minyak terhadap

pengembalian

saham rill selalu

meningkat setiap

waktu. Volatilitas

harga minyak

mentah tersebut

memiliki dua

dampak negatif

terhadap

profitabilitas

perusahaan.

Pertama karena

akan

meningkatkan

biaya produksi

dan kedua adalah

efek tidak

langsung investor

yang meramalkan

penurunan margin

keuntungan

perusahaan

sehingga membuat

keputusan yang

mempengaruhi

indeks saham.

Page 48: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

29

E. Kerangka Pemikiran

Stabilitas harga adalah kondisi yang tidak bisa diabaikan bagi

ekonomi suatu negara terlebih stabilitas harga pangan. Seperti yang

telah dipaparkan pada Bab I bahwa selama ini inflasi volatile food

memiliki persentase yang besar dari keseluruhan inflasi di Indonesia.

Kelompok komoditas volatile food memiliki karakteristik yang

rentan terhadap goncangan ekonomi ataupun non ekonomi serta

8 Nama : J. Davidson,

A.Halunga, T.A Lylod,

S.Mc Corriston, dan C.W

Morgan

Tahun : 2012

Judul : Explaining UK Food

Price Inflation.

[WorkingPaper].

TRANSFOP

- Untuk

melihat

kondisi

inflasi akibat

harga panga

di United

Kingdom

Cointegrated

Vector

Autoregressiv

e (C-VAR)

I. Bahwa secara

umum inflasi

harga pangan

lebih tinggi

volatilitas nya

dibanding inflasi

non harga pangan.

Dengan

menggunakan 6

variabel pada

model C-VAR

terdapat beberapa

faktor yang

mempengaruhi

harga makanan

ritel yaitu harga

komoditas dunia,

nlai tukar, upah

tenaga kerja

manufaktur dan

harga minyak.

Page 49: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

30

bencana alam sehingga kondisi harga komoditas ini mudah

bergejolak. Gejolak pada harga volatile food ini yang menjadi salah

satu faktor mengapa inflasi volatile food menjadi penyumbang

terbesar kedua setelah inflasi inti.

Pangkalpinang adalah Kota yang pernah tiga kali menduduki

peringkat pertama sebagai Kota dengan inflasi tertinggi se-

Indonesia. Dengan keadaan seperti itu ingin dilihat apakah volatile

food juga memberikan kontribusi besar terhadap tingkat inflasi di

Kota Pangkalpinnag. Gejolak harga komoditas volatile food di Kota

Pangkalpinang akan dilihat perkembangannya selama periode

penilitian melalui metode analisis deskriptif dengan bantuan grafik.

Setelah mengetahui gambaran perkembangan harga volatile food di

Kota Pangkalpinang selanjutnya dilakukan analisis bagaimana

pengaruh harga komoditas volatile food terhadap inflasi di Kota

Pangkalpinang dengan metode VAR/VECM. Dari enam komoditas

yang diteliti akan dilihat harga dari komoditas mana yang

memberikan kontribusi terbesar terhadap keragaman inflasi di Kota

Pangkalpinang. Berikut ini skema kerangka pemikiran dapat dilihat

pada Gambar 2.3

Page 50: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

31

Gambar 2. 3 . Kerangka Pemikiran

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara dari

suatu penelitian. Maka berdasarkan rumusan masalah dan tinjauan

pustaka, hipotesis penelitian ini dapat disusun sebagai berikut:

1. Harga komoditas volatile food di Pangkalpinang

berfluktuatif.

2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara harga beras

terhadap tingkat inflasi di Kota Pangkalpinang.

3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara harga daging sapi

terhadap tingkat inflasi di Kota Pangkalpinang.

4. Terdapat pengaruh yang signifikan antara harga daging ayam

terhadap tingkat inflasi di Kota Pangkalpinang.

5. Terdapat pengaruh yang signifikan antara harga bawang

merah terhadap inflasi di Kota Pangkalpinang.

Gejolak Harga Volatile Food

Perkembangan Harga Volatile Food

Dampaknya terhadap Inflasi di kota

Pangkalpinang

Besaran kontribusi harga

volatile food terhadap tingkat

Inflasi Pangkalpinang

Analisis Deskriptif

Model VAR dan IRF

Variance

Decomposition

Page 51: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

32

6. Terdapat pengaruh yang signifikan antara harga cabai rawit

terhadap inflasi di Kota Pangkalpinang.

7. Terdapat pengaruh yang signifikan antara harga ikan kerisi

terhadap inflasi di Kota Pangkalpinang.

Page 52: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN\

A. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time

series bulanan periode Januari 2013 hingga Desember 2016. Data

yang digunakan merupakan data sekunder berupa data harga bahan

pangan yaitu harga bawang merah lokal, bawang putih, cabai rawit,

daging sapi murni, beras, daging ayam, ikan kerisi serta data Indeks

Harga Konsumen (IHK) di Kota Pangkalpinang. Data tersebut

diperoleh melalui website Badan Pusat Statistik (BPS). Selain itu

juga digunakan buku bacaan referensi serta media informasi terkait

dengan penelitian ini.

B. Definisi Variabel Operasional

Variabel-variabel dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut :

1. Indeks Harga Konsumen (IHK)

IHK didefinisikan sebagai suatu indeks yang digunakan

untuk menghitung rata-rata perubahan harga dalam suatu

periode, dari satu kumpulan barang dan jasa yang dikonsumsi

oleh penduduk maupun rumah tangga dalam kurun waktu

tertentu. Data ini diperoleh melalui situs resmi Badan Pusat

Statistik (BPS) Kota Pangkalpinang.

2. Harga Komoditas Kelompok Bahan Pangan

Harga komoditas kelompok bahan pangan yang menjadi

objek penelitian ini adalah harga beras, bawang merah lokal,

bawang putih,cabai rawit, daging sapi, daging ayam dan ikan

kerisi di Kota Pangkalpinang. Data harga yang diambil adalah

harga pada tingkat konsumen yang merupakan harga yang

dibayarkan oleh konsumen dalam mengkonsumsi beras. Data ini

diperoleh melalui situs resmi Badan Pusat statistik (BPS) Kota

Pangkalpinang.

Page 53: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

34

C. Metode Analisis Data

Data yang telah diperoleh dianalisis menggunakan metode

dan alat analisis yang sesuai.

Tabel 3.1 Matriks analisis data

Tujuan Penelitian Data yang dibutuhkan Metode Analisis Data

1. Mengidentifikasi

perkembangan harga

komoditas pangan di

kota Pangkalpinang

Data time series bulanan harga

komoditas pangan di Kota

Pangkalpinang periode Januari

2013 hingga Desember 2016

Analisis Deskriptif

2. Menganalisi dampak

gejolak harga

volatile food

terhadap inflasi di

kota Pangkalpinang

- Data time series bulanan

harga komoditas pangan di

Kota Pangkalpinang

periode Januri 2013 hingga

Desember 2016.

- Data time series bulanan

IHK umum Kota

Pangkalpinang periode

Januari 2013 hingga

Desember 2016

Analisis VAR (Vector

Autoregression)

menggunakan

software Eviews 8.

3. Menganalisis

besarnya kontribusi

harga volatile food

terhadap keragaman

inflasi kota

Pangkalpinang.

Data time series bulanan Inflasi

kota Pangkalpinang dan Harga

volatile food periode Januari

2013 - Desember 2016

Analisis Variance

Decomposition

menggunakan Eviews

8

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan bentuk analisis sederhana

yang bertujuan untuk mendeskriptifkan dan mempermudah

penafsiran yang dilakukan dengan bantuan grafik terhadap suatu

observasi. Analisis deskriptif pada penelitian ini digunakan untuk

Page 54: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

35

membahas rumusan masalah pertama yaitu bagaimana

perkembangan harga volatile food di Kota Pangkalpinang. Analisis

deskriptif hanya dipergunakan untuk menyajikan dan menganalisis

data agar lebih bermakna dan komunikatif. Nurgiantoro, 2009

dalam Rahmah (2013: 35)

Analisis deskriptif pada penelitian ini digunakan untuk

menganalisis perkembangan harga komoditas pangan di Kota

Pangkalpinang periode Januari 2013 hingga Desember 2016. Pada

analisis deskriptif dijelaskan dengan bantuan tabel dan grafik untuk

mempermudah dalam penjelasan. Grafik yang ditampilkan

merupakan plot data terhadap waktu pada periode penelitian. Grafik

tersebut akan ditambah dengan keterangan yang menjelaskan kondisi

serta hal-hal yang mempengaruhi peristiwa yang terjadi pada data

yang dianalisis.

2. Vector Autoregressive (VAR)

Pada umumnya model ekonometrika time series merupakan

model struktural karena didasarkan atas teori ekonomi yang telah

ada. Metode VAR diperkenalkan pertama kali oleh Christopher A.

Sims di tahun 1980 sebagai alternatif dalam analisis ekonomi

makro. Model VAR merupakan model non struktural karena bersifat

ateori. VAR merupakan salah satu model yang dibangun untuk

menganalisis hubungan saling ketergantungan antar variabel

ekonomi yang dapat diestimasi tanpa perlu menitikberatkan pada

masalah eksogenitas (Gujarati, 2004: 838). Karena model VAR

memiliki struktur model yang lebih sederhana dengan jumlah

variabel yang minimalis dimana semua variabelnya adalah endogen

dengan variabel independennya adalah lag (Sinay, 2014: 12).

Model VAR muncul karena seringkali teori ekonomi tidak

dapat menentukan spesifikasi yang tepat. Misalnya teori terlalu

kompleks jika hanya dijelaskan oleh teori yang telah ada

(Widarjono, 2013). Model VAR didesain untuk variabel stasioner

Page 55: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

36

yang tidak mengandung trend. Trend stokastik dalam data

mengindikasikan bahwa ada komponen long-run ( jangka panjang)

dan short-run ( jangka pendek) dalam data time series .

Walaupun begitu menurut Brooks (2002: 295) metode VAR

memilki kelebihan serta kelemahan nya sendiri. Kelebihan dalam

penggunaan VAR adalah sebagai berikut :

a. VAR tidak memerlukan spesifikasi model, dalam

artian mengidentifikasi variabel endogen-eksogen

dan membuat persamaan yang

menghubungkannya. Semua variabel di dalam

VAR adalah endogen.

b. VAR adalah sangat fleksibel, pembahasan yang

dilakukan hanya meliputi struktur autogressive.

Pengembangan dapat dilakukan dengan

memasukan variabel yang dianggap murni

eksogen (SVAR) dan/atau komponen moving

avaerage (VARMA). Dengan perkataan lain

VAR adalah suatu teknik ekonometrika struktual

yang sangat kaya.

c. Kemampuan prediksi VAR adalah cukup baik.

Beberapa kajian empiris menunjukan VAR

memiliki kemampuan prediksi out of sample yang

lebih tinggi daripada model makro struktural

simultan.

Adapun kelemahan dalam menggunakan metode VAR, adalah :

a. VAR bersifat ateoritis (tidak memiliki landasan

teori). Hal ini karena semua variabel di dalam

VAR adalah endogen dan aspek struktur sebab-

akibat diabaikan.

Page 56: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

37

b. Koefisien di dalam VAR sulit untuk

diinpretasikan. Seperti yang dijelaskan bahwa

kegunaan VAR adalah untuk prediksi dan

menguji stabilitas hubungan sebab-akibat. Jarang

sekali perhatian diberikan pada masing-masing

koefisien dalam VAR.

c. Estimasi dapat menjadi tidak efisien terutama jika

jumlah sampel yang digunakan adalah sedikit

sedangkan variabel dan orde lag yang digunakan

adalah banyak (masalah degree of freedom). Jika

terdapat g variabel endogen (berarti g persamaan

regresi) serta orde lag sebanyak k maka akan

terapa g +𝑘𝑔2 parameter yang harus diestimasi.

Sebagai ilustrasi, untuk VAR 3 variabel dengan

orde lag 3 maka akan ada 30 paramater yang

harus diestimasi.

Sebelum menentukan penggunaan model VAR terdapat

catatan penting yang perlu dilakukan, yaitu spesifikasi dan

identifikasi model. Spesifikasi model berkaitan dengan penentuan

variabel dan lag. Penentuan variabel harus berdasarka teori ekonomi

yang relevan. Lalu, Identifikasi model berkaitan dengan identifikasi

persamaan yang digunakan. Adapun model persamaan umum VAR

dapat ditulis sebagai berikut (Enders, 2004):

𝑌𝑡 = 𝐴0 + 𝐴1𝑌𝑡−1 + 𝐴2𝑌𝑡−2+. . . +𝐴𝑝𝑌𝑡−𝑝 + 𝑒𝑡

Keterangan :

Yt = vektor variabel endogen

A0 = vektor intersep berukuran (n.1)

Ai = matriks koefisien berukuran (n.n), I = 1,2,...p

Page 57: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

38

p = lag dalam persamaan

e = vektor error (e1t, e2t,...ent) berukuran (n.1)

3. Pengujian Sebelum Estimasi

Sebelum melakukan estimasi VAR terlebih dahulu harus

dilakukan beberapa pengujian. Berikut ini adalah beberapa

pengujian yang harus dilakukan :

a) Uji Stasioneritas Data

Pada penggunaan data time series dalam suatu penelitian

sangat perlu dilakukannya uji stasioneritas untuk mencegah

adanya spurios regression atau regresi palsu. Data yang stasioner

yaitu data yang variansnya tidak terlalu besar dan mempunyai

kecenderungan untu mendekati nilai rata-ratanya (Enders, 2004:

112).

Uji stasioneritas dapat dilakukan dengan bantuan alat uji

Augmented Dickey Fuller (ADF) sesuai dengan bentuk tren

deterministik yang terdapat oleh setiap variabel. Apabila hasil

dari pengujian ini menunjukan nilai mutlak t-ADF lebih besar

dari nilai mutlak McKinnon critical values-nya maka data telah

stasioner pada taraf nyata sebesar lima persen atau satu persen.

Dapat juga dilihat pada nilai probabilitasnya. Apabila nilai

probabilitasnya kurang dari taraf satu persen atau lima persen

maka data tersebut stasioner pada taraf tersebut yang telah

ditentukan peneliti.

Pengujian stasioneritas juga penting untuk keberlanjutan

penggunaan metode VAR karena apabila data yang di uji

stasioner pada tingkat perbedaan pertama (first difference) maka

model VAR akan dikombinasikan dengan model koreksi

kesalahan menjadi Vector Error Correction Model (VECM)

apabila terdapat kointegrasi.

Page 58: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

39

Berikut adalah prosedur pengujian stasioneritas data atau

uji unit root (Brooks, 2002: 318)

1. Uji unit root adalah melakukan uji terhadap level series.

Jika semua hasil unit root menolak hipotesis nol bahwa

ada unit root berarti series stasioner pada tingkat level

atau dengan kata lain terintegrasi pada I(0).

2. Jika semua variabel adalah stasioner, maka estimasi yang

digunakan terhadap model adalah dengan regresi OLS.

Sebuah series sudah dikatakan stasioner jika jika seluruh

moment dari series tersebut ( rata-rata, varians, dan

kovarian) konstan sepanjang waktu.

3. Jika dalam uji terhadap level series hipotesis adanya unit

root seluruhnya, diterima maka dikatakan seluruh series

pada level adalah nonstasioner. Langkah selanjutnya

adalah melakukan uji unit root terhadap first difference

dari series.

4. Jika hasil uji seluruh series hasilnya menolak hipotesis

adanya unit root, berarti pada tingkat first difference

semua sudah dikatan stasioner atau dengan kata lain

semua series terintegrasi pada orde I (1). Sehingga

estimasi dapat dilakukan dengan menggunakan metode

kointegrasi.

b) Penentuan Lag Optimum

Hal penting lainnya dalam estimasi model VAR adalah

uji penentuan lag. Penentuan lag penting dilakukan untuk

melihat hubungan variabel dalam model VAR yang digunakan.

Penentuan lag yang terlalu panjang mengakibatkan lebih banyak

jumlah paramater yang yang harus diduga dan derajat bebas

(degree of freedom) lebih sedikit. Penentuan lag yang terlalu

sedikit juga akan mengakibatkan standar kesalahan (standar

Page 59: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

40

error) tidak bisa diestimasi dengan baik, sehingga menghasilkan

spesifikasi model yang salah.

Uji lag optimal dapat ditentukan menggunakan berbagai

kriteria, yaitu : Likelihood Ratio (LR), Akaike Information

Criterion (AIC), Schwarz Criterion (SC) , Final Prediction Error

(FPE), dan Hanna-Quinn Criterion (HC). Dalam penelitian ini

peneliti menggunakan kriteria AIC terkecil pada lag yang diuji.

c) Uji Stabilitas Model VAR

Langkah berikutnya yaitu menguji stabilitas model VAR

. Pada uji ini dilakukan dengan menghitung akar-akar dari

fungsi polinomial atau dikenal dengan roots of charateristic

polinomial. Jika semua akar dari fungsi polinomial tersebut

berada dalam unit circle atau jika nilai modulusnya <1 maka

model VAR dianggap stabil, sehingga Impulse Respons Function

(IRF) dan Variance Decomposition yang dihasilkan dianggap

valid.

d) Uji Kointegrasi

Uji kointegrasi bertujuan untuk menentukan variabel-

variabel yang tidak stasioner berkointegrasi atau tidak. Menurut

Engle dan Granger (1987) dalam Firdaus (2011), konsep

kointegrasi merupakan kombinasi linier dari dua atau lebih

variabel yang tidak stasioner akan menghasilkan variabel yang

stasioner. Kombinasi linier ini dikenal dengan istilah persamaan

kointegrasi dan dapat diinterpretasikan sebagai hubungan jangka

panjang diantara variabel. Jika trace statistic > critical value

maka persamaan tersebut terkointegrasi. Setelah jumlah

persamaan yang terintegrasi telah diketahui maka tahapan

analisis selanjutnya yaitu analisis Vector Error Correction Model

(VECM).

Page 60: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

41

4. Vector Error Correction Model (VECM)

Pada tahun tahun 1987 Engle dan Granger bersama

mengembangkan konsep kointegrasi dan koreksi kesalahan .

Kemudian pada tahun 1990, Johansen Juselius mengembangkan

konsep VECM. VECM menawarkan suatu prosedur kerja yang

mudah yang memisahkan komponen jangka panjang (long-run) dan

komponen jangka pendek (short-run) dari proses pembentukan data.

Model VECM ini disebut model yang terekstriksi.

Spesifikasi VECM merestriksi hubungan jangka panjang antar

variabel yang ada agar konvergen dalam hubungan kointegrasi

namun tetap membiarkan perubahan-perubahan dinamis dalam

jangka pendek. Terminologi kointegrasi ini disebut koreksi

kesalahan karena bila terjadi deviasi terhadap keseimbangan jangka

panjang akan dikoreksi secara bertahap melalui penyesuaian parsial

jangka pendek. Spesifikasi model VECM secara umum dalam

bentuk persamaan menurut Enders (2004) adalah :

ΔYt = μ0x + μ1xt + ΠxYt-1 + Σ Γk ΔYt-i + εt

Keterangan :

ΔYt = vektor yang berisi variabel dalam penelitian

μ0x = vektor intercept

μ1x = vektor koefisien regresi

t = tren waktu

Πx = αxβ’ dimana β’ mengandung persamaan kointegrasi

jangka panjang

Yt-1 = variabel in-level

Γ = matriks koefisien regresi

Page 61: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

42

k-1 = ordo VECM dari VAR

εt = error term

5. Analisis Impulse Response Function (IRF)

Karena salah satu kelemahan dalam VAR adalah kofisiennya

yang sulit diinterpretasi maka digunakan Analisis Impulse Response

Function (IRF). Analisis IRF digunakan untuk menentukan respon

dari suatu variabel endogen terhadap guncangan atau perubahan

dalam variabel error (Widarjono, 2013: 56). Hal ini dikarenakan

guncangan variabel misalnya variabel – i tidak hanya berpengaruh

terhadap variabel –i saja tetapi ditransmisikan kepada semua

variabel endogen lainnya melalui struktur dinamis atau struktur lag

dalam VECM. Guncangan yang diberikan biasanya sebesar satu

standar deviasi dari variabel tersebut.

6. Analisis Variance Decomposition

Analisis ini mencirikan struktur dinamis dalam model

VAR/VECM. Analisis VD dalam model VAR bertujuan untuk

melihat kontribusi persentase varian setiap variabel karena adanya

perubahan tertentu dalam sistem VAR. Dalam analasis ini dapat

dilihat kekuatan dan kelemahan masing-masing variabel

mempengaruhi variabel lainnya dalam kurun waktu tertentu. (

Juanda dan Junaidi, 2012 ).

Page 62: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

43

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Deskriptif Perkembangan Harga Kelompok Volatile

Food

Pada bagian ini akan dijelaskan bagaimana perkembangan

harga dari kelompok Volatile Food di kota Pangkalpinang pada

tahun 2013 hingga tahun 2016. Analisis ini akan dibantu dengan

dengan bantuan grafik untuk memudahkan penjelasan. Grafik yang

ditunjukkan adalah plot harga dari masing-masing komoditas

volatile food terhadap periode penelitian.

1. Perkembangan Harga Beras di Kota Pangkalpinang

Harga beras memang selalu menjadi perhatian para

pembuat kebijakan dalam mengatasi inflasi di Indonesia. Seperti

yang telah dijelaskan dalam Bab I bahwa konsumsi beras di

Indonesia didapati mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Oleh karena itu permintaan beras yang terus meningkat harus

dapat dikendalikan pemenuhannya. Itulah yang menjadi

persoalan besar bagi daerah yang bukan menjadi senta produksi,

seperti di Kota Pangkalpinang ini.

Perkembangan harga beras di Kota Pangkalpinang

selama periode penelitian, yaitu dimulai dari Januari 2013 hingga

Desember 2016 ditunjukkan pada Grafik 4.1 Beradasarkan

grafik tersebut diketahui bahwa pergerakkan harga beras

cenderung positif atau mengalami kenaikan.

Page 63: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

44

Grafik 4.1. Perkembangan harga beras di Kota Pangkalpinang

Rata-rata harga beras di Kota Pangkalpinang diketahui

sebesar Rp. 10.251/kg. Harga terendah terjadi pada tingkat harga

sebesar Rp. 8.711/kg dan harga tertinggi dicapai pada tingkat harga

Rp. 11.579/kg. Fluktuasi harga beras yang menunjukan lonjakan

tertinggi diketahui berdasarkan tabel 4. dibawah ini terjadi selama

periode 2014 ke 2015 dimana perubahan harga beras mencapai

sebesar 12,8 % hal ini diduga karena terjadi kebijakan kenaikan

BBM yang dimulai pada akhir tahun 2014 yang menyebabkan

multiplier effect terhadap kenaikan harga barang-barang pokok

seperti beras.

Tabel 4.1. Perubahan Harga Beras

Tahun Perubahan Harga %

2014 2,8379

2015 12,848

2016 6,3935

Rata-rata perubahan harga 7,3598

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

Jan

-13

Mar

-13

May

-13

Jul-

13

Sep

-13

No

v-1

3

Jan

-14

Mar

-14

May

-14

Jul-

14

Sep

-14

No

v-1

4

Jan

-15

Mar

-15

May

-15

Jul-

15

Sep

-15

No

v-1

5

Jan

-16

Mar

-16

May

-16

Jul-

16

Sep

-16

No

v-1

6

Har

ga R

p/k

g

Page 64: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

45

Selain itu, kenaikan harga beras yang setiap tahun

meningkat ini diduga terjadi karena beras adalah salah satu

komoditas yang ketersediaanya masih mengandalkan dari luar

wilayah Kota Pangkalpinang, walaupun diketahui bahwa Kota

Pangkalpinang memiliki daerah produksi sendiri namun

masyarakat belum menunjukan ketertarikannya terhadap beras

lokal. Sehingga permintaan tertinggi masih dipegang beras dari

luar daerah. Oleh karena itu, kondisi harga yang terjadi di

masyarakat bergantung pada bagaimana pola distribusi beras.

Gambar 4.1 Pola Distribusi Beras di Kota Pangkalpinang

Sumber : BPS, 2015 (diolah)

Seperti yang dapat dilihat pada gambar diatas, pola distribusi

beras di Kota Pangkalpinang cukup panjang karena berasal dari luar

wilayah. Harga yang berlaku pada tingkat konsumen sudah pasti

berbeda dari harga yang diberikan distributor. Harga tersebut

bergantung pada berapa porsi keuntungan yang ingin pedagang

inginkan. Pengiriman dari rantai satu ke yang lain juga

membutuhkan biaya yang dibebankan pada konsumen sehingga

apabila distribusi tidak lancar akan berimbas pada fluktuasi harga.

2. Perkembangan Harga Daging Sapi di Kota Pangkalpinang

Distributor SUB Agen Grosir

Pedagang

Eceran Konsumen

Page 65: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

46

Pergerakan harga daging sapi di Kota Pangkalpinang selama

tahun 2014 hingga tahun 2016 cukup fluktuatif. Komoditas sapi di

Kota Pangkalpinang juga menjadi salah satu komoditas yang

ketersediaannya masih mengandalkan pasokan dari luar wilayah

sehingga cukup rentan dalam stabilitasi harga. Dari grafik 4.2 dapat

dilihat bahwa harga tertinggi untuk harga daging sapi di Kota

Pangkalpinang mencapai Rp. 111.000/kg pada tahun 2016. Dan

harga terendah berada pada titik harga Rp. 75.000/kg. Rata-rata

harga daging sapi di Kota Pangkalpinang dari tahun 2014 hingga

2016 berkisar Rp. 97.000/kg.

Grafik 4.2 Perkembangan Harga daging sapi di Pamgkalpinang

Apabila melihat perkembangan harga daging sapi di Kota

Pangkalpinang dapat diketahui bahwa harga daging sapi memiliki

pola musiman dimana lonjakan harga terjadi pada periode-periode

tertentu seperti menjelang hari besar keagamaan atau perayaan hari

budaya lainnya. Dalam grafik diatas terlihat bahwa pada bulan Juli

2013 menuju Agustus 2013 terdapat lonjakan harga yang cukup

tinggi. Hal ini dikarenakan bulan Agustus adalah jatuhnya hari besar

keagamaan bagi umat muslim yaitu, Idul Fitri. Sedangkan bulan

selanjutnya sudah menunjukan harga yang menurun. Hal seperti itu

selalu terjadi setiap tahunnya dimana lonjakan harga daging sapi

0

20000

40000

60000

80000

100000

120000

Jan

-13

Ap

r-1

3

Jul-

13

Oct

-13

Jan

-14

Ap

r-1

4

Jul-

14

Oct

-14

Jan

-15

Ap

r-1

5

Jul-

15

Oct

-15

Jan

-16

Ap

r-1

6

Jul-

16

Oct

-16

Har

ga R

p/K

g

Page 66: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

47

mengikuti musim/periode tertentu. Rata-rata perubahan harga untuk

daging sapi adalah 5.40 %. Menunjukan nilai positif yang artinya

rata-rata harga daging sapi mengalami kenaikan setiap tahunnya.

Tabel 4.2 Perubahan Harga Daging Sapi di Kota Pangkalpinang

Tahun Perubahan Harga ( % )

2014 -13,299

2015 23,169

2016 6,3456

Rata-rata Perubahan Harga 5,4049

Faktor lain yang diduga menjadi pemicu fluktuasi harga

daging sapi di Kota Pangkalpinang adalah distribusi yang tidak

lancar. Dari gambar 4.2 dapat diketahui panjangnya rantai distribusi

penjualan sapi mulai dari peternak sampai ke konsumen. Sebagai

daerah yang memiliki kondisi geografis kepulauan maka apabila

terjadi musim hujan berpotensi menyebabkan tersendatnya pasokan.

Hal ini dikarenakan angkutan laut akan terganggu dalam

pendistribusian akibat gelombang yang tinggi. Terganggunya

pasokan berdampak langsung terhadap kenaikan harga.

Gambar 4.2 Pola distribusi Daging Sapi di Kota

Pangkalpinang

Sumber : BPS, 2015 (diolah)

Peternak Perantara

Rumah/Tempat

Pemotongan Hewan

Pengecer Konsumen

Page 67: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

48

3. Perkembangan Harga Daging Ayam di Kota Pangkalpinang

Selama tahun 2014 hingga tahun 2016 perkembangan harga

daging ayam terlihat fluktuatif. Dari grafik 4. dapat diketahui bahwa

harga tertinggi untuk komoditas daging ayam ras sebesar Rp. 36.

467/Kg dan harga terendah berada di Rp. 24. 750 /Kg. Apabila

dihitung maka selisih dari harga daging ayam ras tertinggi dengan

harga daging ayam terendah cukup besar, yaitu mencapai Rp.

11.717/Kg.

Grafik 4. 3 Perkembangan Harga diaging ayam di

Pangkalpinang

Sumber : BPS (diolah).

Perkembangan harga daging ayam dapat dikatakan pula

berfluktuasi secara musiman dimana di periode tertentu terdapat

lonjakan harga. Yaitu, pada hari menjelang hari besar keagamaan

dan hari perayaan budaya. Rata-rata perubahan harga daging ayam

selama periode waktu penelitian dapat dilihat pada Tabel 4. yaitu

sebesar -1.6 %.

Tabel 4.3. Perubahan Harga Daging Ayam Ras di Kota

Pangkalpinang

Tahun Perubahan Harga ( % )

2014 -4,0787

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

35000

40000

Jan

-13

Ap

r-1

3

Jul-

13

Oct

-13

Jan

-14

Ap

r-1

4

Jul-

14

Oct

-14

Jan

-15

Ap

r-1

5

Jul-

15

Oct

-15

Jan

-16

Ap

r-1

6

Jul-

16

Oct

-16

Har

ga R

p/k

g

Page 68: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

49

2015 -5,0221

2016 4,1014

Rata-rata Perubahan -1,6664

Apabila melihat rata-rata perubahan harga daging ayam yang

bernilai negatif maka dapat diartikan fluktuasi harga komoditas

daging ayam lebih sering menunjukan penurunan. Salah satu faktor

yang menyebabkan hal tersebut adalah bahwa Kota Pangkalpinang

memiliki daerah sentra produksi daging ayam nya sendiri. Sehingga

permintaan daging ayam cukup untuk memenuhi penawaran

masyarakat lokal. Namun apabila menjelang hari-hari besar

keagaman saja yang dapat memicu kenaikan harga daging ayam

karena sudah pasti saat itu permintaan daging ayam akan melonjak.

Dan hanya pada momen seperti itu para pedagang akan

mengandalkan pasokan dari luar daerah. Dapat dilihat pada gambar

4. bagaimana pola distribusi daging ayam di Pangkalpinang.

Gambar 4.3 Pola Distribusi Daging Ayam Ras di Kota

Pangkalpinang

Sumber : BPS,2015 (diolah)

4. Perkembangan Harga Cabai Rawit di Kota Pangkalpinang

Pergerakan harga komoditas cabai rawit di Kota

Pangkalpinang terlihat pada Grafik 4.4 sangat fluktuatif setiap

bulannya. Dari awal periode penelitian tahun 2013 sudah terlihat

bagaimana lonjakan harga yang terjadi pada komoditas cabai rawit.

Selisih antara harga tertinggi dan harga terendah setiap tahunnya pun

sangat besar. Untuk tahun 2013 harga tertinggi dicapai pada bulan

Distributor

atau Produsen Agen Pedagang

Eceran Konsumen

Page 69: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

50

Juli yaitu sebesar Rp. 103.333/Kg sedangkan harga terendah sebesar

Rp. 45.667/Kg. Selisih tersebut sebesar Rp. 57.666/Kg. Lalu untuk

tahun 2014 harga tertinggi diraih pada bulan Maret di titik harga

sebesar Rp. 104.833/Kg dan harga terendah berada pada Rp.

29.867/Kg. Selisih kedua harga tersebut hampir mencapai

Rp.75.000/Kg. Namun untuk tahun 2015 fluktuasi harga cabai rawit

di Pangkalpinang agak sedikit terkendali walaupun di bulan-bulan

tertentu masih terdapat lonjakan harga cukup tinggi dan mulai pada

tahun 2016 harga kembali mengalami kenaikan. Hal ini dapat dilihat

dari rata-rata perubahan harga cabai rawit yang ditampilkan pada

Tabel 4.

Tabel 4.4 Rata-rata perubahan harga cabai rawit di

Pangkalpinang

Tahun Perubahan Harga ( % )

2014 -11,856

2015 -19,0183

2016 2,0068

Rata-rata Perubahan -9,6225

Sumber: BPS (diolah)

Perununan harga cabai rawit dari tahun 2014 ke tahun 2015

cukup besar yaitu 19 % dan mulai mengalami perubahan kenaikan

sebesar 2% pada tahun 2016.

Page 70: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

51

Grafik 4.4 Perkembangan Harga Cabai Rawit di Kota

Pangkalpinang

Sumber: BPS, (diolah)

Fenomena tersebut terjadi diduga karena beberapa hal. Yang

pertama bahwa pada tahun 2013 dan 2014 terdapat musim kemarau

panjang yang mengakibatkan hasil panen petani lokal berkurang dan

akhirnya memerlukan pasokan dari luar wilayah yang berujung pada

kenaikan harga konsumen karena terhambatnya pasokan akibat

cuaca buruk tersebut. Sehingga pola distribusi komoditas cabai rawit

yang terlihat pada Gambar 4.4 menunjukan bahwa terdapat biaya-

biaya yang ditanggung konsumen akibat rentetan jalur distribusi.

Gambar 4.4 Pola distribusi Cabai Rawit di Kota

Pangkalpinang

Sumber : BPS, 2015 (diolah)

0

20000

40000

60000

80000

100000

120000

Jan

-13

Ap

r-1

3

Jul-

13

Oct

-13

Jan

-14

Ap

r-1

4

Jul-

14

Oct

-14

Jan

-15

Ap

r-1

5

Jul-

15

Oct

-15

Jan

-16

Ap

r-1

6

Jul-

16

Oct

-16

Har

ga R

p/k

g

Sub Agen Grosir

/Pedagang

pengepul

Pengecer Konsumen

Page 71: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

52

Yang kedua, kenaikan harga BBM pada tahun 2013

mengakibatkan harga bahan pokok ikut melonjak apalagi cabai rawit

adalah bahan bumbu pokok yang permintaanya selalu tinggi.

5. Perkembangan Harga Bawang Merah di Kota Pangkalpinang

Berbicara bawang merah maka tak lepas kaitannya dengan

cabai rawit yang mana kedua komoditas ini adalah kelompok bahan

pangan yang selalu memiliki permintaan tinggi. Di Pangkalpinang

pasokan bawang merah yang diperdagangkan lebih banyak datang

dari luar. Harga bawang merah di Pangkalpinang sangat fluktuatif

pada tahun 2013 hal itu dapat dilihat pada Grafik 4.5 lonjakan harga

yang tertinggi terjadi pada periode memasuki bulan Ramadhan dan

lebaran yaitu pada bulan Juli-Agustus dari harga Rp. 39.500 menjadi

Rp. 65.000 yang mana memiliki selisih besar.

Grafik 4.5. Perkembangan Harga Bawang Merah di Kota

Pangkalpinang

Sumber: BPS (diolah)

0

10000

20000

30000

40000

50000

60000

70000

Jan

-13

Ap

r-1

3

Jul-

13

Oct

-13

Jan

-14

Ap

r-1

4

Jul-

14

Oct

-14

Jan

-15

Ap

r-1

5

Jul-

15

Oct

-15

Jan

-16

Ap

r-1

6

Jul-

16

Oct

-16

Har

ga R

p/K

g

Page 72: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

53

Mendekati tahun 2014 harga bawang merah mulai menurun

dan persentase penurunan nya cukup besar jika dilihat dari rata-rata

perubahan harga di tahun 2013 ke tahun 2014 yaitu sebesar 29%.

Rata-rata perubahan harga bawang merah ditunjukkan pada tabel

dibawah ini:

Tabel 4.5 Rata-rata perubahan harga bawang merah di

Pangkalpinang

Tahun Perubahan Harga ( % )

2014 -29,2939

2015 33,0215

2016 50,7084

Rata-rata Perubahan 17,9353

Namun pada tahun 2015 dan 2016 harga bawang merah

mengalami fluktuasi cukup tinggi dengan rata-rata perubahan

kenaikan harga sebesar 33% dan 50 % tetapi harga bawang merah

tidak mencapai harga tertinggi seperti di tahun 2013. Hal ini

dikarenakan kenaikan bawang merah pada tahun 2013 diakibatkan

oleh kenaikan harga BBM yang merembet pada kenaikan harga

barang kebutuhan pokok seperti komoditas bawang merah.

Adanya ketergantungan pasokan bawang merah dari luar

daerah menyebabkan harga bawang merah rentan terhadap

goncangan yang terjadi pada daerah sentra produksi seperti cuaca

yang buruk yang membuat daerah sentra sulit untuk memproduksi

dan mengirimkan stok ke luar daerah. Selain itu, jalur distribusi juga

menjadi salah satu faktor mengapa harga bawang merah mengalami

fluktuasi. Dapat dilihat pada Gambar di bawah bagaimana rantai

distribusi pada komoditas bawang merah di Pangkalpinang.

Page 73: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

54

Gambar 4.5 Pola distribusi bawang merah di Pangkalpinang

Sumber : BPS, 2015

6. Perkembangan Harga Ikan Kerisi di Kota Pangkalpinang

Berada di salah satu kota Kepulauan Indonesia,

Pangkalpinang memiliki kekayaan laut yang cukup besar. Konsumsi

ikan pada masyarakat juga tinggi karena sudah terbiasa

mengkonsumsi ikan sejak dini. Selain itu, ikan juga dimanfaatkan

sebagai bahan olahan yang memiliki nilai jual tinggi di

Pangkalpinang seperti untuk makanan khas (buah tangan) daerah

tersebut. Contohnya Ikan kerisi yang permintaannya cukup tinggi.

Pasokan ikan kerisi di Pangkalpinang tentunya lebih banyak

didatangkan dari lokal walaupun di saat-saat tertentu masih

membutuhkan pasokan dari daerah sekitar seperti Palembang.

Karena gangguan pada ketersediaan pasokan akan menganggu

stabilitas harga. Perkembangan harga ikan kerisi di Pangkalpinang

dapat dilihat pada grafik 4.6

Pedagang

Pengepul Agen Pedagang Grosir

Pedagang Eceran KONSUMEN

Page 74: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

55

Grafik 4.6. Perkembangan Harga Ikan Kerisi di Kota

Pangkalpinang

Sumber : BPS, (diolah)

Selama periode penelitian yaitu tahun 2013-2016 terlihat

bahwa harga ikan kerisi berfluktuatif. Yang paling jelas terjadi pada

akhir tahun 2013 menuju awal tahun 2014 dimana harga melonjak

dari harga sekitaran Rp. 35.000 menjadi Rp. 47.500 dan mulai turun

kembali pada bulan Maret 2014 di titik harga terendah selama

periode penelitian yaitu sebesar Rp. 27.500. Setelah itu, harga ikan

kerisi pun terus bergejolak hingga mencapai harga tertinggi sebesar

Rp. 60.000 pada bulan Agustus 2015.

Perubahan harga ikan kerisi di Pangkalpinang setiap

tahunnya sangat berbeda karena gejolak harga yang terjadi. Apabila

melihat rata-rata perubahan harga ikan kerisi maka persentasenya

cukup besar dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.

Tabel 4.6 Rata-rata perubahan harga ikan kerisi di

Pangkalpinang

Tahun Perubahan Harga ( % )

2014 23,398

2015 6,0546

2016 -12,5629

0

10000

20000

30000

40000

50000

60000

70000

Jan

-13

Ap

r-1

3

Jul-

13

Oct

-13

Jan

-14

Ap

r-1

4

Jul-

14

Oct

-14

Jan

-15

Ap

r-1

5

Jul-

15

Oct

-15

Jan

-16

Ap

r-1

6

Jul-

16

Oct

-16

Har

ga R

p/K

g

Page 75: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

56

Rata-rata Perubahan 5,6305

Sumber : BPS, (diolah)

Persentase perubahan harga terbesar terjadi di tahun 2014

dimana harga ikan kerisi pada tahun 2013 dibandingkan dengan

harga ikan kerisi di tahun 2014 memiliki perbedaan kenaikan harga

sebesar 23%. Secara keseluruhan data selama periode penelitian

rata-rata perubahan harga ikan kerisi yaitu sebesar 5,6 %.

Ketidakstabilan harga ikan kerisi lebih disebabkan karena kendala

pasokan. Kurangnya hasil tangkapan nelayan itu terjadi karena cuaca

di perairan yang buruk sehingga menurunkan produktivitas nelayan.

Hasil tangkapan yang berkurang tersebut akan mengakibatkan harga

di tempat pelelangan ikan menjadi naik, sehingga para pedagang

eceran harus mengeluarkan biaya yang lebih tinggi dan akhirnya hal

ini kan berujung pada kenaikan harga yang dibebankan pada

konsumen ilustrasi dapat dilihat karena pola distribusi ikan kerisi

yang sebelum diterima konsumen akhir maka harus melalui

pedagang eceran dahulu. Ringkasnya pola distribusi ini digambarkan

dibawah ini.

Gambar 4.6 Pola distribusi Ikan kerisi di Pangkalpinang

Dari paparan diatas mengenai perkembangan harga enam

komoditas volatile food di Pangkalpinang, dapat disimpulkan bahwa

idealnya memang sifat harga pangan sangat sensitif bergejolak.

Selain karena pangan adalah kebutuhan pokok, keberadaan jumlah

NELAYAN TPI (Tempat

Pelelangan Ikan) Pedagang Eceran

KONSUMEN

Page 76: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

57

pasokan juga menjadi salah satu faktor penyebabnya. Ketersediaan

pasokan tergantung pada pola distribusi daerah tersebut. Untuk

daerah seperti Pangkalpinang kendala pada jalur distribusi cukup

menganggu kestabilan harga. Komoditas seperti beras, daging sapi,

bawang merah dan cabai rawit adalah komoditas yang

ketersediaanya masih mengandalkan dari luar daerah sehingga

kelancaran distribusi dangat dibutuhkan. Kondisi harga keempat

komoditas tersebut dijelaskan sangat bergejolak. Perubahan harga

sangat cepat terjadi dan cukup tinggi persentase perubahannya.

Untuk harga daging ayam di Pangkalpinang cukup stabil dan hanya

berfluktuatif pada keadaan tertentu karena saat ini Pangkalpinang

memiliki daerah sentra produksi yang dapat memenuhi permintaan

masyarakat lokal. Sedangkan untuk kondisi harga ikan kerisi bisa

dikatakan memang cukup fluktuatif walaupun memang pasokan

komoditas ini didatangkan dari dalam daerah. Gejolak harga pada

ikan kerisi lebih disebabkan pada bagaimana kondisi cuaca perairan

yang akan menentukan seberapa besar hasil tangkapan nelayan

untuk dipasarkan.

B. Dampak Gejolak Harga Volatile Food Terhadap Inflasi di Kota

Pangkalpinang

Dalam menganalisis bagaimana gejolak volatile food

berdampak terhadap inflasi di Kota Pangkalpinang maka penelitian

ini menggunakan model Vector Autoregressive (VAR) atau Vector

Error Correction Model (VECM). Terdapat dua hal yang dilakukan

sebelum menggunakan model VAR yaitu, spesifikasi model VAR

dan identifikasi model VAR. Adapun tahap-tahap dalam analisis

VAR yaitu : (1) Uji stasioneritas data; (2) Uji lag optimal; (3) Uji

stabilitas model; (4) Uji kointegrasi. Selanjutnya dilakukan estimasi

VECM untuk melakukan analisis IRF dan VD.

Page 77: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

58

1. Uji Stasioneritas

Stasioneritas terjadi ketika nilai rata-rata dan varians dari

data time series tersebut tidak mengalami perubahan secara

sistematik sepanjang waktu atau dengan kata lain rata-ratanya dan

varians nya konstan. Melakukan uji stasioneritas pada data sangat

penting untuk menghindari indikasi terjadinya spurious regression

(regresi lancung). Dimana apabila terjadi regresi lancung akan

menghasilkan estimasi yang kurang valid atau perlu dipertimbagkan

validitas dan kestabilannya. Sehingga dapat mengakibatkan

misleading dalam penelitian.

Tabel 4.7 Hasil Uji Stasioneritas Data pada tingkal level

Variabel Prob* MacKinnon Critical Value Keterangan

1% 5% 10%

IHK 0.4439 -3577723 -2.925169 -2.600658 Tidak

Stasioner

BERAS 0.8834 -3.577723 -2.925169 -2.600658 Tidak

Stasioner

BMERAH 0.2700 -3.577723 -2.925169 -2.600658 Tidak

Stasioner

CBRAWIT 0.0006 -3.581152 -2.926622 -2.601424 Stasioner

DSAPI 0.2687 -3.577723 -2.925169 -2.600658 Tidak

Stasioner

DAYAM 0.0002 -3.581152 -2.926622 -2.601424 Stasioner

KERISI 0.0012 -3.577723 -2.925169 -2.600658 Stasioner

Sumber: Eviews7

Hasil uji stasioneritas data pada tingkat level yang

ditampilkan pada Tabel 4.7 menunjukan hasil uji ADF bahwa

terdapat beberapa variabel yang belum dapat dikatakan stasioner.

Hal ini dikarenakan karena nilai probabilitas dari variabel tersebut

tidak lebih kecil dari nilai kritis taraf 5% atau 0.05. Hanya variabel

CBRAWIT, DAYAM dan KERISI saja yang sudah memenuhi

Page 78: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

59

syarat stasioneritas yaitu nilai probabilitas yang lebih kecil dari 0.05.

Oleh karena itu perlu dilakukan uji ulang dengan metode pembedaan

(differencing) atau dengan kata lain pada tingkat first difference.

Tabel 4.8 Hasil Uji Stasioneritas Data pada tingkat 1st difference

Variabel Prob* MacKinnon Critical Value Keterangan

1% 5% 10%

D(IHK) 0.0000 -

3.581152

-

2.926622

-

2.601424

Stasioner

D(BERAS) 0.0000 -

3.584743

-

2.928142

-

2.602225

Stasioner

D(BML) 0.0000 -

3.581152

-

2.926622

-

2.601424

Stasioner

D(CBRAWIT) 0.0000 -

3.584743

-

2.928142

-

2.602225

Stasioner

D(DSAPI) 0.0000 -

3.581152

-

2.926622

-

2.601424

Stasioner

D(DAYAM) 0.0000 -

3.588509

-

2.929734

-

2.603064

Stasioner

D(KERISI) 0.0000 -

3.584743

-

2.928142

-

2.602225

Stasioner

Sumber: Eviews7

Setelah dilakukan uji stasioneritas pada tingkat first

difference maka dapat dilihat pada Tabel 4.8 bahwa semua variabel

sudah dapat dikatakan stasioner dengan nilai probabilitas dari semua

variabel bernilai lebih kecil dari nilai kritis taraf 5% atau 0.05.

Karena semua variabel dikatakan stasioner pada tingkat first

difference ini bisa menjadi tanda awal bahwa model yang digunakan

lebihh tepat adalah VECM namun untuk memastikannya perlu

melihat pada hasil uji kointegrasi.

2. Uji Lag Optimal

Page 79: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

60

Uji lag optimal dapat ditentukan menggunakan berbagai

kriteria, yaitu : Likelihood Ratio (LR), Akaike Information Criterion

(AIC), Schwarz Criterion (SC) , Final Prediction Error (FPE), dan

Hanna-Quinn Criterion (HC).

Tabel 4.9 Hasil Penetapan Lag Optimal

Lag LogL LR FPE AIC SC HQ

0 -2396.647 NA 9.57e+38 106.7843 107.0252 106.8741

1 -2263.516 224.8434 1.30e+37 102.4674 104.1536* 103.0960*

2 -2241.960 30.65708 2.69e+37 103.1094 106.2409 104.2768

3 -2181.720 69.61116* 1.16e+37* 102.0320* 106.6089 103.7382

Keterangan: *lag optimal yang disarankan

Dari hasil uji length lag criteria pada Tabel 4.9 bahwa dari

lima kriteria yang ada, tiga diantaranya menunjukan hasil bahwa lag

3 yang disarankan adalah panjang lag yang optimal. Peneliti juga

menggunakan kriteria AIC nilai terkecil sebagai panjang lag yang

optimal sehingga ditetapkan untuk menggunakan model VAR

dengan panjang lag 3.

3. Uji Stabilitas Model VAR

Untuk mengetahui apakah penentuan lag yang dipilih sudah

optimal maka perlu dilakukan uji stabilitas model VAR dengan

melalui AR Roots Table. Estimasi VAR stabil apabila seluruh

rootsnya memiliki nilai modulus yang < 1 dan berada dalam unit

circle. Kestabilan model VAR akan menghasilkan estimasi Impulse

Response Function (IRF) dan Variance Decomposition (VD) yang

dianggap valid.

Tabel 4.10 Hasil Uji Stabilitas Model VAR

Root Modulus

0.967801 + 0.052942i 0.969248

0.967801 - 0.052942i 0.969248

0.859170 + 0.294719i 0.908313

Page 80: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

61

0.859170 - 0.294719i 0.908313

0.562872 + 0.652835i 0.861985

0.562872 - 0.652835i 0.861985

-0.045257 - 0.857615i 0.858809

-0.045257 + 0.857615i 0.858809

0.661083 - 0.502560i 0.830420

0.661083 + 0.502560i 0.830420

-0.300862 + 0.731355i 0.790821

-0.300862 - 0.731355i 0.790821

-0.178263 + 0.761551i 0.782137

-0.178263 - 0.761551i 0.782137

0.371856 - 0.662862i 0.760042

0.371856 + 0.662862i 0.760042

-0.653388 + 0.368373i 0.750076

-0.653388 - 0.368373i 0.750076

-0.668225 0.668225

-0.409168 + 0.092315i 0.419453

-0.409168 - 0.092315i 0.419453

Dari hasil pengujian AR Roots Table yang dapat dilihat pada

Tabel 4.10 bahwa seluruh roots ( dalam lag 3) memiliki modulus

yang < 1. Ini membuktikan bahwa penggunaan lag 3 dalam model

VAR sudah optimal dan tepat. Selain itu, cara lain untuk

membuktikan bahwa penggunaan lag 3 pada model VAR adalah

tepat dapat dilihat dibawah hasil output Eviews yang menyatakan

VAR satisfies the stability condition ( lampiran).

4. Uji Kointegrasi

Uji kointegrasi merupakan salah satu tahap pengujian yang

tidak boleh dilewati dalam analisis metode VAR/VECM. Untuk

menentukan apakah langkah selanjutnya dilakukan dengan estimasi

VECM atau tidak maka perlu ditentukan melalui uji kointegrasi.

Dimana dengan uji kointegrasi memperlihatkan keberadaan

hubungan jangka panjang antar variabel yang digunakan dalam

penelitian ini . Apabila dalam penelitian ini diketahui terdapat

kointegrasi maka estimasi selanjutnya menggunakan metode VECM,

karena pada hasil uji stasioneritas diperlihatkan bahwa data stasioner

di tingkat first difference.

Page 81: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

62

Tabel 4. 11 Hasil Uji Johansen Cointegration Test

Hypotesized

No. Of CE(s)

Eigenvalue Trace

Statistic

0.05

Critical

Value

Prob.**

None* 0.666929 148.7272 125.6154 0.0009

At Most 1* 0.579050 98.15485 95.75366 0.0338

At Most 2 0.481093 58.35376 96.81889 0.2894

At Most 3 0.242724 28.17637 47.85613 0.8060

At Most 4 0.193755 15.38713 29.79707 0.7545

At Most 5 0.095766 5.480224 15.49417 0.7559

Dari hasil uji kointegrasi Johansen pada Tabel 4.11

Memperlihatkan bahwa pada taraf nyata 5% terdapat setidaknya dua

persamaan yang memiliki nilai trace statistic lebih besar dari critical

value atau dengan kata lain terdapat dua persamaan yang

terkointegrasi sehingga ada hubungan jangka panjang atar variabel.

Berdasarkan hasil tersebut maka keputusan yang diambil bahwa

penelitian ini menggunakan estimasi VECM.

5. Hasil Estimasi Vector Error Correction Model (VECM)

Setelah melakukan serangkaian pengujian identifikasi model

VAR maka diputuskan bahwa penelitian ini menggunakan estimasi

VECM. Dimana keputusan tersebut berdasarkan hasil dari pengujian

stasioneritas yang menunjukan bahwa seluruh data stasioner pada

tingkat first difference dan hasil uji kointegrasi yang menunjukan

adanya dua persamaan yang terkointegrasi dalam penelitian ini.

Hasil estimasi model VECM akan menghasilkan dua output, yaitu

hubungan keseimbangan jangka panjang dan jangka pendek antar

variabel.

Page 82: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

63

Dalam penelitian ini, penggunaan model VECM untuk

menunjukan pengaruh harga-harga komoditas pangan yang menjadi

objek penelitian terhadap inflasi di Kota Pangkalpinang. Adapun

hasil estimasi VECM ditujukan pada Tabel 4.12 Sebagai berikut :

Tabel 4.12 Hasil Estimasi VECM Jangka Pendek

Jangka Pendek

Variabel Koefisien T-statistik

CointEq1 -0.310692 [-3.68031]*

D(IHK(-1)) 0.479509 [ 2.09718]*

D(IHK(-2)) 0.794928 [ 2.93193]*

D(IHK(-3)) 1.447647 [ 3.89973]*

D(BERAS(-1)) 0.026160 [ 3.27857]*

D(BERAS(-2)) 0.025936 [ 3.61445]*

D(BERAS(-3)) 0.028669 [ 3.62409]*

D(BMERAH(-1)) 3.77E-06 [ 0.02093]

D(BMERAH(-2)) -0.000130 [-0.67019]

D(BMERAH(-3)) 0.000222 [ 1.31787]

D(CBRAWIT(-1)) -0.000227 [-2.20518]*

D(CBRAWIT(-2)) -0.000271 [-2.22214]*

D(CBRAWIT(-3)) -0.000306 [-2.51862]*

D(DAGAYAM(-1)) 0.001152 [ 2.12382]*

D(DAGAYAM(-2)) 8.96E-05 [ 0.15776]

D(DAGAYAM(-3)) -1.90E-06 [-0.00365]

D(DAGSAPI(-1)) -0.001052 [-2.83232]*

D(DAGSAPI(-2)) -0.001224 [-2.79404]*

D(DAGSAPI(-3)) -0.001811 [-3.93101]*

D(KERISI(-1)) 2.53E-05 [ 0.08261]

D(KERISI(-2)) 0.000498 [ 1.61003]

D(KERISI(-3)) 0.000149 [ 0.65232]

Page 83: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

64

Berdasarkan Tabel 4.12 diatas pada jangka pendek terdapat

tiga belas variabel dari dua puluh satu variabel yang signifikan

berpengaruh pada taraf nyata 5%. Variabel- variabel tersebut adalah

Variabel IHK Pangkalpinang pada lag 1 hingga lag 3. Variabel

harga beras pada lag 1 hingga lag 3. Variabel harga cabai rawit pada

lag 1 hingga lag 3. Variabel harga daging ayam pada lag 1. Dan

variabel harga daging sapi pada lag 1 hingga lag 3. Sedangkan

variabel lainnya tidak signifikan pada jangka pendek. Hal ini terjadi

karena suatu variabel bereaksi terhadap variabel lainnya

membutuhkan waktu (lag). Sehingga untuk melihat reaksi variabel

lain yang tidak berpengaruh dalam jangka pendek, bisa dilakukan

pengecekan pada hasil estimasi jangka panjang.

Dugaan paramater error correction ( Variabel CointEq1)

pada hasil estimasi jangka pendek menunjukan adanya mekanisme

penyesuaian dari jangka pendek ke jangka panjang. Model koreksi

kesalahan adalah valid dan stabil jika nilai parameternya adalah

negatif dengan nilai absolut kurang dari satu dan signifikan

(Ariefianto, 2012). Dapat dikatakan bahwa nilai kointegrasi

kesalahan sebesar -0.310692 membuktikan terdapat penyesuaian dari

jangka pendek ke jangka panjang pada inflasi Kota Pangkalpinang

yang dikoreksi setiap bulannya sebesar 0.31 %.

Tabel 4.13 Hasil Estimasi VECM Jangka Panjang

Jangka Panjang

Variabel Koefisien T-statistik

BERAS(-1) 0.007333 [ 1.81196]*

BMERAH(-1) -0.001035 [-3.09995]*

CBRAWIT(-1) -0.000644 [-4.42988]*

DAGAYAM(-1) 0.000957 [ 0.97563]

DAGSAPI(-1) 0.000357 [ 1.18616]

Page 84: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

65

KERISI(-1) 0.002786 [ 5.08041]*

C -308.9832

Pada estimasi VECM jangka panjang terdapat empat

variabel dari enam variabel yang signifikan berpengaruh terhadap

inflasi di Kota Pangkalpinang. Variabel tersebut yaitu, variabel

harga beras, harga bawang harga merah, harga cabe rawit dan harga

ikan kerisi. Nilai koefisien pada harga komoditas beras dan ikan

kerisi menunjukan tanda postif. Hal ini memiliki arti bahwa setiap

kenaikan harga dari komoditas tersebut akan menyebabkan

peningkatan inflasi di Kota Pangkalpinang pada jangka panjang.

Selanjutnya dapat disampaikan bahwa hal tersebut sesuai dengan

hipotesis dalam penelitian ini, yaitu gejolak harga komoditas pangan

berpengaruh terhadap inflasi di Kota Pangkalpinang.

Hipotesis ini didasarkan data informasi perkembangan harga

dan inflasi kelompok volatile food, dimana selama beberapa periode

selalu menjadi penyumbang terbesar dalam inflasi di Kota

Pangkalpinang. Hal ini juga disampaikan Christianty (2013) bahwa

pergerakan harga komoditas pangan dapat dijadikan sebagai leading

indicators inflasi. Alasanya adalah pertama, harga komoditas

mampu merespon secara cepat shock yang terjadi dalam

perekonomian secara umum. Kedua, harga komoditas juga mampu

merespon terhadap non-economic shocks , seperti : banjir, tanah

longsor, dan bencana alam lainnya yang menghambat jalur distribusi

dari komoditas terebut.

Economic shock yang sering dirasakan adalah tingginya

permintaan terhadap komoditas bahan pangan yang menjadi pangan

pokok ketika menjelang perayaan hari besar keagamaan seperti

daging sapi, beras, bawang merah dan cabai rawit. Di Kota

Pangkalpinang komoditas tersebut lebih banyak didatangkan dari

luar sehingga stok yang tersedia terbatas seringkali tidak dapat

Page 85: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

66

memenuhi tingginya permintaan yang ada. Terjadinya kelangkaan

pada periode-periode tersebut dapat menyebabkan harga di tingkat

konsumen meningkat. Respon harga komoditas yang cepat tersebut

dapat memberikan sinyal bahwa kenaikan harga-harga barang

lainnya akan menyusul sehingga tekanan inflasi meningkat.

Peristiwa tersebut merupakan penyebab inflasi dari sisi demand pull

inflation.

Beberapa komoditas pangan di Kota Pangkalpinang lebih

banyak didatangkan dari luar seperti pulau Jawa dan Sumatra

menggunakan kapal laut, sehingga ketika terjadi goncangan non

economic seperti angin kencang, gelombang tinggi disertai curah

hujan tinggi mengakibatkan pasok terhambat. Ketersediaan pasokan

komoditas bahan pangan pokok yang terhambat menekan adanya

kenaikan harga karena pemasok membutuhkan biaya lebih dalam

produksi. Kejadian yang terus menerus ini berujung pada timbulnya

inflasi dari sisi penawaran (cost push inflation).

Untuk menganalisis hasil estimasi VAR perlu dibantu dengan

analisis lain yaitu Impulse Response Functions dan Forecast Error

Decomposition Variance. Hal ini dikarenakan model VAR bersifat

ateoritis sehingga koefisien dalam estimasinya tidak dapat

diinterpretasikan sebagaimana interpretasi dalam model Ordinary

Least Square ( OLS ). Maka langkah selanjutnya adalah analisis IRF

dan FEVD.

6. Analisis Impulse Response Functions (IRF)

IRF adalah salah satu alat bantu analisis dalam estimasi

model VAR atau VECM. Analisis IRF digunakan untuk melihat

reaksi yang dialami suatu variabel terhadap variabel lain apabaila

mengalami shock (goncangan) dalam beberapa periode mendatang.

Pada penelitian ini analisis IRF digunakan untuk mengetahui

Page 86: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

67

bagaimana pergerakan atau reaksi dari variabel Inflasi terhadap

shock yang dialami dari variabel komoditas harga pangan yang

menjadi variabel penelitian ini.

Grafik 4.7 Hasil Uji IRF antara IHK dengan IHK

Pertama, adalah grafik hasil uji IRF atas variabel inflasi

yang merespon adanya shock (goncangan) dirinya sendiri sebesar

satu standar deviasi. Respons inflasi terhadap guncangan dari diri

sendiri cukup besar dimulai pada periode ke- 1 hingga ke -5 dengan

direspons positif sebesar 7.5928 . Setelah periode ke- 5 hingga ke-

10 respons yang terjadi adalah penurunan ke titik enam sebesar

6.1551 . Ini berarti reaksi inflasi terhadap shock dari dirinya

cenderung menjadi lemah. Namun periode selanjutnya respon yang

ada kembali menguat ke titik 8 dan stabil di titik tersebut hingga

periode ke-48 . Hal ini menandakan bahwa shock yang terjadi pada

variabel inflasi direspon sangat kuat oleh inflasi sendiri sehingga

tingkat inflasi yang tinggi atau rendah cukup besar dipengaruhi oleh

dirinya sendiri.

Page 87: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

68

Grafik 4.8 Hasil Uji IRF Antara IHK dengan Harga Beras

Kedua, adalah grafik uji IRF atas variabel inflasi terhadap

responnya apabila terdapat goncangan pada variabel harga beras

sebesar satu standar deviasi. Dapat kita lihat bahwa pada periode

pertama inflasi belum terlihat merespon goncangan yang terjadi pada

harga beras namun pada periode ke-5 inflasi mulai merespon positif

goncangan tersebut sebesar 4.5435. Selanjutnya respon yang terjadi

mulai menurun sedikit hingga periode ke-10. Dari periode ke-11

inflasi mulai merespon positif kembali sebesar 5.22574 pada

periode ke-13. Setelah itu dimulai dari periode ke -15 hingga

periode ke-48 respon yang terjadi tetap diatas titik keseimbangan

atau dengan kata lain hingga periode ke-48 inflasi belum mampu

kembali ketitik keseimbangan nya akibat goncangan yang terjadi

pada variabel harga beras. Hal ini dapat disimpulkan bahwa

goncangan harga beras cukup besar berpengaruh terhadap tingkat

inflasi.

Page 88: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

69

Grafik 4. 9 Hasil Uji IRF Antara IHK dengan Harga Bawang

Merah

Ketiga, adalah gambaran dari respons variabel inflasi yang

timbul karena adanya goncangan ( shock) yang terjadi pada variabel

harga bawang merah. Goncangan yang terjadi pada harga bawang

merah direspon positif oleh inflasi pada periode ke-5 hingga 10

dengan nilai yang mendekati empat. Namun pada periode ke-11

respon yang ditimbulkan cenderung lemah bahkan pada periode ke-

15 adanya goncangan pada bawang merah sudah tidak terlalu

berpengaruh yang membuat inflasi dapat kembali ke titik

keseimbangan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa goncangan yang

terjadi pada bawang merah tidak terlalu besar pengaruhnya pada

inflasi karena dari mulai periode ke-15 hingga periode ke-48 inflasi

sudah tidak merespon shock yang terjadi pada harga bawang

merah.

Page 89: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

70

Grafik 4. 10 Uji IRF Antara IHK dengan Harga Cabai Rawit

Keempat, grafik diatas adalah hasil uji IRF atas respons

variabel inflasi terhadap goncangan yang terjadi pada harga cabai

rawit sebesar satu standar deviasi. Respons yang dibentuk oleh

inflasi akibat adanya shock pada harga cabai rawit direspon postif

pada periode ke-5 sebesar 1.2988. Selanjutnya setelah beberapa

periode berlalu respons yang ada semakin menurun hingga mulai

mendekati titik keseimbangan. Pada periode ke-15 hingga periode

ke-48 goncangan yang terjadi pada harga cabai rawit membuat

inflasi dapat kembali ke titik keseimbangan. Dapat dikatakan bahwa

shock tersebut tidak terlalu berpengaruh terhadap tingkat inflasi.

Page 90: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

71

Grafik 4.11 Hasil Uji IRF Antara IHK dengan Harga Daging Sapi

Kelima, adalah grafik uji IRF atas variabel inflasi yang

merespon adanya shock atau guncangan pada variabel harga daging

sapi. Dari yang kita lihat di atas bahwa respon inflasi yang

ditunjukan dari periode awal hingga akhir cenderung bernilai

negatif. Reaksi dari inflasi yang terlihat pergerakannya dimulai dari

periode ke- 5 sebesar – 5.3414. Selanjutnya nilai tersebut mulai

semakin menurun dari periode ke periode sampai akhirnya stabil di

poin -6. Hingga periode ke-48 respons yang terjadi pada inflasi

belum mampu kembali ke titik keseimbangan. Ini artinya perubahan

yang terjadi pada harga daging sapi akibat adanya guncangan

memberikan pengaruh negatif terhadap tingkat inflasi yang cukup

berkepanjangan.

Page 91: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

72

Grafik 4. 12 Hasil Uji IRF Antara IHK dengan Harga Daging Ayam

Keenam, grafik diatas adalah hasil uji IRF atas variabel

inflasi yang merespons adanya perubahan harga daging ayam akibat

shock yang terjadi. Respons yang ditunjukkan terlihat bahwa pada

periode awal hingga periode ke- 5 inflasi mengalami kenaikan

sebesar 3.2588 dan bergerak stabil hingga periode ke- 48. Sampai

periode ke-48 inflasi belum mampu mencapai titik keseimbangan

yang menandakan bahwa adanya shock pada harga daging ayam

akan mempengaruhi inflasi dalam jangka waktu yang cukup

panjang.

Page 92: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

73

Grafik 4.13 Hasil Uji IRF Antara IHK dengan Harga Ikan

Kerisi

Ketujuh, grafik diatas adalah hasil uji IRF atas respons

variabel inflasi terhadap perubahan harga ikan kerisi akibat adanya

shock. Respons yang diberikan inflasi dalam jangka waktu 48

periode menunjukan reaksi yang negatif. Pada awal periode respons

inflasi terhadap shock yang terjadi pada harga ikan kerisi sebesar -

2.0732 lalu periode selanjutnya hingga periode ke – 48 respons yang

diberikan berkisar di poin -3 ketas. Dari grafik tersebut juga terlihat

bahwa hingga periode ke – 48 inflasi belum mencapai titik

keseimbangannya. Hal ini menunjukan bahwa perubahan harga ikan

kerisi akan mempengaruhi inflasi dalam periode yang cukup

panjang.

Analisis Impulse Response Function (IRF) yang telah

dilakukan pada enam komoditas volatile food diatas menyimpulkan

bahwa inflasi merespon cepat ketika terjadi goncangan ekonomi

ataupun non ekonomi pada keenam harga komoditas. Artinya, ketika

keenam komoditas tersebut terdapat goncangan maka akan

mempengaruhi tingkat inflasi. Untuk komoditas seperti beras, daging

sapi, daging ayam dan ikan kerisi goncangan yang terjadi akan

mempengaruhi tingkat inflasi dalam periode yang panjang.

Sedangkan untuk komoditas bawang merah dan cabai rawit inflasi

Page 93: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

74

akan merespon goncangan yang terjadi pada kedua komoditas

tersebut namun dalam beberapa waktu kemudian tingkat inflasi akan

kembali ke nilai rata-ratanya.

C. Kontribusi Harga Komoditas Volatile Food Terhadap Tingkat

Inflasi di Kota Pangkalpinang

1. Analisis Variance Decomposition (VD)

Analisis Variance Decomposition (VD) menjadi salah satu

langkah yang penting dalam estimasi model VAR atau VECM.

Hasil analisis VD berguna dalam mendukung hasil-hasil analisis

sebelumnya. VD memberikan perkiraan tentang seberapa besar

kontribusi suatu variabel terhadap perubahan variabel itu sendiri dan

variabel lainnya pada beberapa periode mendatang dalam bentuk

persentase. Analisis VD dalam penelitian ini digunakan untuk

melihat kontribusi beberapa komoditas volatile food terhadap

tingkat inflasi di Kota Pangkalpinang. Dari hasil analisis VD akan

dapat ditentukan variabel apa yang berkontribusi besar terhadap

inflasi di Kota Pangkalpinang.

Tabel 4.14 Hasil Uji Analisis Variance Decomposition

Period S.E IHK BERAS BMERAH CBRAWIT DGAYAM DGSAPI KERISI

1 6.743836 100.0000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000

2 11.76771 75.53393 9.871424 1.286770 0.192693 1.829376 5.332167 5.953639

3 15.31908 66.81875 12.17094 0.900621 0.260020 4.438247 10.06668 5.344753

4 18.77066 60.05389 13.96559 0.689395 0.193672 5.935212 13.26847 5.893765

5 21.48291 58.33925 13.45168 1.321859 0.513416 6.832314 12.06920 7.472288

6 24.23026 56.59374 12.52413 1.676942 0.658267 7.927122 12.57561 8.044182

7 26.06323 54.49068 12.95233 1.586491 0.594288 9.074521 12.45570 8.845983

8 27.92252 54.46462 12.72629 1.447327 0.517779 9.207935 12.89045 8.745608

9 29.69210 53.48364 12.68381 1.280012 0.461818 10.11838 13.33590 8.636446

10 31.62294 52.78870 13.26356 1.134993 0.426129 10.36960 13.68896 8.328053

11 33.56864 51.53275 14.19396 1.029930 0.403025 10.67171 14.18099 7.987633

12 35.49969 50.77134 14.73666 0.921197 0.401045 10.86417 14.44380 7.861788

13 37.38606 50.39967 14.85520 0.839366 0.424470 11.03537 14.69958 7.746351

14 39.19202 49.93633 14.91199 0.783136 0.425074 11.24184 14.89312 7.808520

15 40.89562 49.63885 14.88832 0.738537 0.403948 11.39841 15.08721 7.844728

16 42.45547 49.25626 14.85016 0.696464 0.379666 11.63693 15.28534 7.895173

17 43.90928 48.95940 14.85727 0.662877 0.364511 11.84179 15.39950 7.914656

18 45.35877 48.67804 14.95377 0.624879 0.355731 11.97904 15.52099 7.887545

19 46.72975 48.39629 15.10865 0.589516 0.348804 12.09634 15.59097 7.869444

20 48.06743 48.19080 15.21279 0.557543 0.344066 12.18824 15.68642 7.820135

21 49.40716 48.00405 15.29285 0.528318 0.341677 12.27934 15.77123 7.782539

Page 94: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

75

22 50.75398 47.88347 15.35163 0.502856 0.337514 12.32252 15.85015 7.751860

23 52.06388 47.72201 15.39578 0.479340 0.330327 12.39252 15.94641 7.733608

24 53.33943 47.56817 15.42700 0.459608 0.323844 12.46737 16.02697 7.727035

25 54.58281 47.43836 15.45342 0.442930 0.319928 12.53182 16.09024 7.723307

26 55.78014 47.31135 15.48428 0.427771 0.316828 12.59397 16.13628 7.729520

27 56.93840 47.20040 15.51215 0.413154 0.313352 12.65119 16.18081 7.728937

28 58.06543 47.09901 15.53859 0.399159 0.309714 12.70586 16.22273 7.724941

29 59.17311 47.01599 15.56363 0.385995 0.306482 12.75068 16.26157 7.715653

30 60.27306 46.93298 15.59323 0.373137 0.303240 12.79048 16.30448 7.702450

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa variabel yang

akan diperkirakan akan memiliki kontribusi besar terhadap inflasi

dalam 48 periode (bulan) kedepan adalah inflasi itu sendiri. Pada

periode pertama, keragaman inflasi di Kota Pangkalpinang

dikontribusi oleh guncangan inflasi itu sendiri sebesar 100%.

Dimulai pada periode ke -2 variabel lain mulai berkontribusi

terhadap keragaman inflasi. Yaitu, harga beras berkontribusi sebesar

9.9 % , harga daging sapi sebesar 5.3 %, harga ikan kerisi sebesar 6

%, harga bawang merah sebesar 1.26 % , harga daging ayam sebesar

1.8 % , dan harga cabai rawit berkontribusi sebesar 0.26 %.

Kontribusi variabel lain terhadap keragaman inflasi mulai

menunjukan pengaruh yang kuat terutama pada variabel harga beras,

harga daging sapi dan daging ayam. Hal ini bisa disebabkan karena

beras merupakan kelompok bahan makanan pokok yang utama.

Sehingga apabila ketersediaan beras terganggu akan diikuti dengan

fluktuasi harga dan sangat mudah berpotensi inflasi.

Dimulai dari periode menuju ke- 30 kontribusi yang

diberikan variabel lain selain IHK itu sendiri makin terlihat dan

besar persentasenya. Dan sampai akhir periode penelitian yaitu

periode ke- 48 keragaman inflasi di Kota Pangkalpinang semakin

menunjukan bahwa terdapat kontribusi yang besar dari variabel

harga volatile food . Keragaman inflasi pada periode ke – 48

dijelaskan oleh inflasi itu sendiri sebesar 46 %, lalu oleh harga beras

dijelaskan sebesar 15.8 % , oleh harga daging sapi dan harga daging

ayam masing-masing sebesar 16.7 % dan 13.2 %. Oleh harga ikan

Page 95: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

76

kerisi dijelaskan sebesar 7.6 % dan dijelaskan oleh bawang merah

dan cabai rawit sebesar 0.24 % dan 0.27 % .

Grafik 4. 14 Variance Decomposition dari IHK

Berdasarkan analisa tersebut, dapat kita temui bahwa

komoditas pangan yang memiliki kontribusi besar dalam

menjelaskan keragaman inflasi di Kota Pangkalpinang adalah harga

beras, harga daging sapi, harga daging ayam dan harga ikan kerisi.

Bahkan dimulai pada periode kelima, kontribusi harga keempat

komoditas tersebut sudah sangat terlihat. Pergerakan harga beras

yang dominan mempengaruhi tingkat inflasi di Kota Pangkalpinang.

Beras yang merupakan sumber karbohidrat utama yang dikonsumsi

mayoritas masyarakat mengharuskan ketesediaan stok beras sangat

penting dipantau. Terganggunya pasokan beras akan menyebabkan

40

50

60

70

80

90

100

110

5 10 15 20 25 30 35 40 45

IHK BERAS BMERAH

CBRAWIT DAGAYAM DAGSAPI

KERISI

Variance Decomposition of IHK

Page 96: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

77

sinyal lonjakan harga. Apabila terus menerus terganggu akan

memicu terjadinya Inflasi. Oleh karena itu beras dikatakan

memberikan pengaruh dominan terhadap inflasi di Kota

Pangkalpinang. Hal ini juga dapat dilihat dari persentase perubahan

harga pada tahun penelitian yang mengalami kenaikan cukup besar.

Rata-rata peubahan harga beras dari 2013 sampai 2016 kurang lebih

sebesar 7.3598 %. (Tabel 4. )

Komoditas lain yang berkontribusi besar terhadap tingkat

inflasi di Kota Pangkalpinang adalah harga daging sapi dan harga

daging ayam. Penyebab harga kedua komoditas tersebut sebagai

pemicu inflasi diakui lebih kepada faktor musiman. Dimana saat

hari-hari besar keagamaan permintaan daging sapi dan daging ayam

sangat tinggi sehingga harga melonjak. Berdasarkan analisis

perkembangan harga daging sapi yang telah dijelaskan diatas

memang harga daging sapi lebih cepat bergejolak di Kota

Pangkalpinang. Hal tersebut balik lagi dengan bagaimana keadaan di

Pangkalpinang yang belum mampu untuk memproduksi daging sapi

sesuai dengan permintaan masyarakat saat hari besar keagamaan

sehingga mengandalkan pasokan dari luar daerah. Artinya ada

tambahan biaya dalam produksi yang akan meningkatkan harga

pasar dan akan berujung pada inflasi akibat desakan biaya ( cost

push inflation) dalam hal ini contohnya adalah biaya transportasi.

Begitu pula dengan harga daging ayam walaupun mempunyai

produksi lokal sendiri namun untuk musim tertentu ketersediaan

pasokan tidak cukup mengatasi permintaan tinggi dari masyarakat

yang akan memicu terjadinya inflasi tarikan permintaan ( demand

pull inflation).

Setelah itu ada harga komoditas ikan kerisi yang turut

menjadi variabel pemberi kontribusi cukup besar dalam keragaman

inflasi di Kota Pangkalpinang. Sesuai dengan analisis perkembangan

harga diatas telah dipaparkan bahwa ketidakstabilan harga ikan

Page 97: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

78

kerisi di Pangkalpinang lebih besar dipengaruhi oleh gangguan alam

seperti cuaca di perairan dan bencana alam. Adanya gangguan

tersebut akan menghambat pasokan, padahal ketersediaan ikan

sangat penting bagi masyarakat Pangkalpinang yang memang sudah

menjadi kebiasaan dalam mengkonsumsi ikan. Ketika permintaan

tinggi dan penawaran tidak mampu memenuhi akan

mengindentifikasi terjadinya inflasi akibat tarikan permintaan.

Hasil analisis Forecast Error Variance Decomposition

(FEVD) menyimpulkan bahwa tingkat inflasi di Kota Pangkalpinang

dijelaskan oleh nilai inflasi itu sendiri dan keenam harga komoditas

yang diteliti. Variabel yang memiliki kontribusi terbesar adalah

harga daging sapi dan harga beras dengan persentase tertingginya

sebesar 16.73% dan 15.87 % . Kontribusi yang berasal dari harga

daging ayam persentase tertingginya sebesar 13.22% sedangkan

harga ikan kerisi memberikan kontribusi sebesar 7.62% . Terakhir

adalah kontribusi dari harga cabai rawit dan bawang merah masing-

masing sebesar 0.27% dan 0.24%.

Page 98: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

79

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

SIMPULAN

1. Komoditas seperti beras, daging sapi, bawang merah dan cabai

rawit adalah komoditas yang ketersediaanya masih

mengandalkan dari luar daerah sehingga kelancaran distribusi

dangat dibutuhkan. Kondisi harga keempat komoditas tersebut

dijelaskan sangat bergejolak. Perubahan harga sangat cepat

terjadi dan cukup tinggi persentase perubahannya. Untuk harga

daging ayam di Pangkalpinang cukup stabil dan hanya

berfluktuatif pada keadaan tertentu karena saat ini Pangkalpinang

memiliki daerah sentra produksi yang dapat memenuhi

permintaan masyarakat lokal. Sedangkan untuk kondisi harga

ikan kerisi bisa dikatakan memang cukup fluktuatif walaupun

memang pasokan komoditas ini didatangkan dari dalam daerah.

Gejolak harga pada ikan kerisi lebih disebabkan pada bagaimana

kondisi cuaca perairan yang akan menentukan seberapa besar

hasil tangkapan nelayan untuk dipasarkan.

2. Inflasi merespon cepat ketika terjadi goncangan ekonomi

ataupun non ekonomi pada keenam harga komoditas. Artinya,

ketika keenam komoditas tersebut terdapat goncangan maka

akan mempengaruhi tingkat inflasi. Untuk komoditas seperti

beras, daging sapi, daging ayam dan ikan kerisi goncangan yang

terjadi akan mempengaruhi tingkat inflasi dalam periode

beberapa puluh bulan kedepan. Sedangkan untuk komoditas

bawang merah dan cabai rawit inflasi akan merespon goncangan

yang terjadi pada kedua komoditas tersebut namun dalam

Page 99: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

80

beberapa waktu kemudian tingkat inflasi akan kembali ke nilai

rata-ratanya.

3. Tingkat inflasi di Kota Pangkalpinang dijelaskan oleh nilai

inflasi itu sendiri dan keenam harga komoditas yang diteliti.

Variabel yang memiliki kontribusi terbesar adalah harga daging

sapi dan harga beras dengan persentase tertingginya sebesar

16.73% dan 15.87 % . Kontribusi yang berasal dari harga daging

ayam persentase tertingginya sebesar 13.22% sedangkan harga

ikan kerisi memberikan kontribusi sebesar 7.62% . Terakhir

adalah kontribusi dari harga cabai rawit dan bawang merah

masing-masing sebesar 0.27% dan 0.24%.

SARAN

Berdasarkan hasil penilitian ini maka terdapat beberapa

rekomendasi saran terhadap permasalahan harga volatile food di

Kota Pangkalpinang, sebagai berikut:

1. Meningkatkan minat masyarakat lokal dalam mengkonsumsi

beras dari petani lokal daerah dengan dibantu oleh lembaga

terkait untuk memasarkan dan mensosialisasikannya.

2. Ketersediaan komoditas yang sangat tergantung pada

pasokan luar daerah seperti daging sapi, cabai rawit dan

bawang merah diharapkan lebih fokus untuk menyiapkan

kemandirian ketersediaan / produksi lokal daerah.

3. Memantau jalur distribusi dari mulai produsen hingga ke

konsumen akhir untuk menghindari tengkulak dalam

memainkan harga.

Page 100: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

81

DAFTAR PUSTAKA

Agus Widarjono. 2013. Ekonometrika: Pengantar dan aplikasinya,

Ekonosia, Jakarta.

Ariani, M. 2007. Penguatan ketahanan pangan daerah untuk mendukung

ketahanan pangan nasional. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan

Pertanian. Jakarta: 125-128.

Ariefianto D. 2012. Ekonometrika: Esensi dan Aplikasi dengan

MenggunakanEviews. Jakart. Erlangga: 112-115.

Arifin B. 2007. Diagnosis Ekonomi Politik Pangan dan Pertanian. Jakarta

(ID): Raja Grafindo Persada: 125.

Badan Pusat Statistik. 2015a. Inflasi Umum Indonesia Tahunan. Jakarta:

BPS Indonesia. Diakses pada tanggal 19 November 2017.

Badan Pusat Statistik. 2017 .Konsumsi Penduduk Indonesia. Jakarta: BPS

Indonesia. Diakses pada tanggal 19 November 2017.

Badan Pusat Statistik Kota Pangkalpinang . 2013. Pangkalpinang Dalam

Angka 2013. Pangkalpinang: BPS Kota Pangkalpinang. Diakses pada

tanggal 19 November 2017.

___________________________________________________.2014a.

Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Kota Pangkalpinang 2014 .

Pangkalpinang: BPS Kota Pangkalpinang. Diakses pada tanggal 19

November 2017.

__________________________________________________. 2014b.

Statistik Harga Konsumen Kota Pangkalpinang 2014 Pangkalpinang: BPS

Kota Pangkalpinang. Diakses pada tanggal 19 November 2017.

__________________________________________________. 2015a. .

Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Kota Pangkalpinang 2015.

Pangkalpinang: BPS Kota Pangkalpinang. Diakses pada tanggal 19

November 2017

Page 101: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

82

__________________________________________________. 2015b.

Statistik Harga Konsumen Kota Pangkalpinang 2015. Pangkalpinang: BPS

Kota Pangkalpinang. Diakses pada tanggal 19 November 2017.

Badan Pusat Statistik Pangkalpinang. 2016a. Indeks Harga Konsumen dan

Inflasi Kota Pangkalpinang 2016. Pangkalpinang: BPS Kota

Pangkalpinang. Diakses pada tanggal 19 November 2017.

Badan Pusat Statistik Pangkalpinang. 2016b. Statistik Harga Konsumen

Kota Pangkalpinang 2016. Pangkalpinang: BPS Kota Pangkalpinang.

Diakses pada tanggal 19 November 2017.

Busnita, SS. 2014. Volatilitas dan disparitas harga beras studi di negara

Indonesia, India dan dunia. [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Case, Karl. E., & Fair, Ray. C. (2007). Principles of Economics. Eighth

Edition. New Jersey: Prentice Hall.

Chris, Brooks. (2008). Introductory Econometrics for Finance. Second

Edition. New York : Cambridge University Press.

Christanty H. 2013. Pengaruh volatilitas harga terhadap inflasi di Kota

Malang: pendekatan model ARCH/GARCH. [skripsi]. Malang: Universitas

Brawijaya.

Enders, Walter. 1995. Applied Economic Time Series. New York: John

Wiley&Sons

Firdaus, M. 2011. Aplikasi Ekonometrika Untuk Data Panel dan Time

Series. Bogor: IPB Press.

Gujarati D. 2003. Basic Econometrics. Edisi ke-4. Singapura (SG):

McGrawb Hill.

Hardjanto Arini. 2014. Volatilitas Harga Pangan dan Pengaruhnya Terhadap

Indikator Makroekonomi. [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

J. Davidson, A.Halunga, T.A Lylod, S.Mc Corriston, dan C.W Morgan.

2012. Explaining UK Food Price Inflation. Working Paper No. 1

Transparency of Food Pricing. TRANSFOP.

Juanda, Bambang dan Junaidi. 2012. Ekonometrika Deret Waktu Teori dan

Aplikasi. Bogor : IPB Press.

Page 102: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

83

Kementerian Pertanian. 2015. Buletin Harga Pangan Desember 2014. Pusat

Distribusi dan Cadangan Pangan. Jakarta: Kementerian Pertanian

Republik Indonesia.

Masih Rumi, Sanjay Peters, Lurion De Mello. 2011. Oil Price Volatility and

stock price fluctuation in an emerging market; Evidence in South Korea.

Macquarie University, Sydney, Australia.

Nurgiantoro, Burhan, Gunawan, dan Marzuki. 2009. Statistik Terapan.

Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Nurhemi, Shinta RI, Guruh S. 2014. Pemetaan ketahanan Pangan di

Indonesia: Pendekatan TPF dan Indeks Ketahanan Pangan .Working paper

Bank Indonesia. WP/04/2014.

Pangestu Galih Muhammad. 2017. Analisis Volatilitas Harga Bahan Pangan

Utama Di Indonesia. [skripsi]. Bogor : Institut Pertanian Bogor.

Prastowo NJ, Yanuarti T, Depari Y. 2008. Pengaruh distribusi dalam

pembentukan harga komoditas dan implikasinya terhadap inflasi. Working

paper Bank Indonesia. WP/07/2008.

Putra. M. Ikhwan. 2014. Determinasi Kenaikan Harga Pangan Di Indonesia

(Pangan Padi Kedelai Periode 2001-2011). [skripsi]. Malang. Universitas

Brawijaya.

Sekhar C.S.C dan Yoghes Bhatt. 2014. Food Inflation and Volatility in

India. Institute of Economic Growth.

Sinay, Lexy Janzen .2014. PENDEKATAN VECTOR ERROR

CORRECTION MODEL UNTUK ANALISIS HUBUNGAN INFLASI, BI

RATE DAN KURS DOLAR AMERIKA SERIKAT. [Jurnal]. Maluku (ID).

Universitas Pattimura.

Widiarsih, Dwi. 2012. Pengaruh Sektor Komoditi Beras Terhadap Inflasi

Bahan Makanan. [skripsi]. Riau : Universitas Riau.

Page 103: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Lampiran 1. Indeks Harga Konsumen dan Harga Komoditas Pangan di Pangkalpinang

Page 104: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

Bulan IHK Beras Daging Sapi (Murni / Has)

Daging Ayam Ras Cabe Rawit

Bawang Merah Lokal Ikan Kerisi

Jan-13 150,73 9300 90667 36000 45667 20400 37500Feb-13 152,52 9233 90000 28000 47500 23500 33333Mar-13 155,12 9094 90000 28000 63333 48500 40000Apr-13 156,14 8711 75000 29500 67917 15250 32500Mei-13 155,4 8981 92500 28000 50000 39500 32500Jun-13 157,12 9189 95000 34750 60417 38000 33833Jul-13 162,22 9583 95333 36467 103333 60000 40000

Agust-13 162,47 9650 108889 29000 103889 65000 31250

Sep-13 161,02 9601 100000 32200 65000 29800 40000Okt-13 161,25 9458 100000 32600 64000 30000 36667Nop-13 159,83 9281 100000 27500 61667 32500 30000Des-13 161,83 9162 106000 28000 58333 30200 35000Jan-14 114,92 9308 83056 33625 63125 30917 47500Feb-14 112,5 9781 83333 32500 73750 24500 46250Mar-14 110,52 10024 81778 26000 104833 22000 27500Apr-14 112,25 9637 82917 27625 85500 24500 42500Mei-14 110,83 9404 83333 31750 36167 25000 42500Jun-14 113,16 9314 83333 32000 29867 26000 37500Jul-14 114,39 9327 85500 33700 35833 28267 50833

Agust-14 113,36 9393 82500 28375 34375 26500 42917

Sep-14 114,82 9452 82500 32600 32600 20400 51459Okt-14 114,04 9369 83403 24750 36708 23500 43750Nop-14 115,29 9443 80000 25000 67263 24000 43750Des-14 118,26 9948 79667 27000 97247 27600 45000Jan-15 119,38 10263 100000 32500 73044 28000 53750Feb-15 118,32 10450 100000 27000 38714 28000 50000Mar-15 117,77 10817 100000 25000 49941 36400 36250

Page 105: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

Lampiran 2 Hasil Uji Stasioneritas pada tingkat level

Page 106: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda
Page 107: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda
Page 108: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

Hasil Uji Stasioneritas Pada 1st Difference

Page 109: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda
Page 110: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda
Page 111: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

Lampiran 3.Hasil Uji Lag Optimal

VAR Lag Order Selection CriteriaEndogenous variables: IHK BERAS BAWANG_MERAH_LOKAL CABE_RAWIT DAGING_AYAM_RAS DAGING_SAPI__MURNI___HAS Exogenous variables: C Date: 01/18/18 Time: 13:29

Page 112: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

Sample: 2013M01 2016M12Included observations: 45

Lag LogL LR FPE AIC SC HQ

0 -2396.647 NA 9.57e+38 106.7843 107.0252 106.87411 -2263.516 224.8434 1.30e+37 102.4674 104.1536* 103.0960*2 -2241.960 30.65708 2.69e+37 103.1094 106.2409 104.27683 -2181.720 69.61116* 1.16e+37* 102.0320* 106.6089 103.7382

* indicates lag order selected by the criterion LR: sequential modified LR test statistic (each test at 5% level) FPE: Final prediction error AIC: Akaike information criterion SC: Schwarz information criterion HQ: Hannan-Quinn information criterion

Lampiran 4. Hasil Uji Stabilitas Model VAR

Roots of Characteristic PolynomialEndogenous variables: IHK BERAS BMERAH CBRAWIT DAGAYAM DAGSAPI KERISI Exogenous variables: C Lag specification: 1 3Date: 01/18/18 Time: 20:23

Root Modulus

0.967801 + 0.052942i 0.969248 0.967801 - 0.052942i 0.969248 0.859170 + 0.294719i 0.908313 0.859170 - 0.294719i 0.908313 0.562872 + 0.652835i 0.861985 0.562872 - 0.652835i 0.861985-0.045257 - 0.857615i 0.858809-0.045257 + 0.857615i 0.858809 0.661083 - 0.502560i 0.830420

Page 113: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

0.661083 + 0.502560i 0.830420-0.300862 + 0.731355i 0.790821-0.300862 - 0.731355i 0.790821-0.178263 + 0.761551i 0.782137-0.178263 - 0.761551i 0.782137 0.371856 - 0.662862i 0.760042 0.371856 + 0.662862i 0.760042-0.653388 + 0.368373i 0.750076-0.653388 - 0.368373i 0.750076-0.668225 0.668225-0.409168 + 0.092315i 0.419453-0.409168 - 0.092315i 0.419453

No root lies outside the unit circle. VAR satisfies the stability condition.

Lampiran 5. Hasil Uji Kointegrasi

Date: 11/22/17 Time: 16:31Sample (adjusted): 2013M03 2016M12Included observations: 46 after adjustmentsTrend assumption: Linear deterministic trendSeries: IHK BAWANG_MERAH_LOKAL BERAS CABE_RAWIT DAGING_AYAM_RAS DAGING_SAPI__MURNI___HAS IKAN_KERISI Lags interval (in first differences): 1 to 1

Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace)

Hypothesized Trace 0.05No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.**

None * 0.666929 148.7272 125.6154 0.0009At most 1 * 0.579050 98.15485 95.75366 0.0338At most 2 0.481093 58.35376 69.81889 0.2894At most 3 0.242724 28.17637 47.85613 0.8060At most 4 0.193755 15.38713 29.79707 0.7545At most 5 0.095766 5.480224 15.49471 0.7559

Page 114: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

At most 6 0.018299 0.849558 3.841466 0.3567

Trace test indicates 2 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level * denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level **MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values

Unrestricted Cointegration Rank Test (Maximum Eigenvalue)

Hypothesized Max-Eigen 0.05No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.**

None * 0.666929 50.57240 46.23142 0.0162At most 1 0.579050 39.80109 40.07757 0.0537At most 2 0.481093 30.17740 33.87687 0.1299At most 3 0.242724 12.78924 27.58434 0.8962At most 4 0.193755 9.906901 21.13162 0.7534At most 5 0.095766 4.630665 14.26460 0.7875At most 6 0.018299 0.849558 3.841466 0.3567

Max-eigenvalue test indicates 1 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level * denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level **MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values

Unrestricted Cointegrating Coefficients (normalized by b'*S11*b=I):

IHKBAWANG_MERA

H_LOKAL BERAS CABE_RAWITDAGING_AYAM_

RASDAGING_SAPI__MURNI___HAS IKAN_KERISI

-0.000732 8.37E-05 -0.000184 3.10E-05 2.77E-05 -4.42E-05 0.000176 0.020619 2.38E-05 0.000674 2.93E-05 -0.000350 -8.07E-05 -3.23E-05-0.020228 0.000118 -0.002069 -2.94E-05 -0.000263 5.67E-05 7.90E-05 0.068422 8.06E-05 0.002330 -3.97E-05 3.49E-05 -0.000303 -5.75E-06 0.084636 -2.13E-05 0.000847 -2.92E-05 -0.000234 -0.000101 0.000145-0.050656 -4.43E-06 -1.73E-05 -7.49E-06 -9.06E-05 3.08E-05 5.00E-06-0.051071 -1.18E-05 -0.001233 7.77E-06 4.08E-05 2.63E-05 -2.49E-05

Unrestricted Adjustment Coefficients (alpha):

D(IHK) 1.452595 -0.017907 -0.434103 2.696265 -0.519737 1.010820 -0.000194D(BAWANG_ME -3521.198 -1329.418 -3925.664 783.2027 2081.790 23.98296 399.9973

Page 115: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

RAH_LOKAL)D(BERAS) 49.38544 -25.80737 72.37273 -8.468012 52.89252 14.61200 21.18409

D(CABE_RAWIT) -7825.830 -6947.507 5026.721 2431.746 3225.076 287.1831 -343.6526

D(DAGING_AYAM_RAS) -1197.916 1827.793 784.5467 -242.3534 -27.39363 276.3731 79.72376

D(DAGING_SAPI__MURNI___H

AS) 1474.534 1245.778 -1154.706 1663.120 82.40966 -284.7337 450.5920D(IKAN_KERISI) -4121.338 1281.605 474.6383 -371.4070 -1659.039 321.2057 273.7582

1 Cointegrating Equation(s): Log likelihood -2770.677

Normalized cointegrating coefficients (standard error in parentheses)

IHKBAWANG_MERA

H_LOKAL BERAS CABE_RAWITDAGING_AYAM_

RASDAGING_SAPI__MURNI___HAS IKAN_KERISI

1.000000 -0.114304 0.250838 -0.042304 -0.037801 0.060413 -0.240245 (0.02662) (0.37369) (0.01043) (0.07816) (0.03440) (0.03679)

Adjustment coefficients (standard error in parentheses)D(IHK) -0.001063

(0.00079)D(BAWANG_ME

RAH_LOKAL) 2.577121 (1.04147)

D(BERAS) -0.036145 (0.02815)

D(CABE_RAWIT) 5.727629

(1.90938)D(DAGING_AYA

M_RAS) 0.876740 (0.36409)

D(DAGING_SAPI__MURNI___H

AS) -1.079194 (0.65804)

D(IKAN_KERISI) 3.016356 (0.67781)

Page 116: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

2 Cointegrating Equation(s): Log likelihood -2750.776

Normalized cointegrating coefficients (standard error in parentheses)

IHKBAWANG_MERA

H_LOKAL BERAS CABE_RAWITDAGING_AYAM_

RASDAGING_SAPI__MURNI___HAS IKAN_KERISI

1.000000 0.000000 0.034869 0.000985 -0.017187 -0.003270 -0.003951 (0.01564) (0.00045) (0.00322) (0.00133) (0.00141)

0.000000 1.000000 -1.889424 0.378719 0.180341 -0.557135 2.067236 (3.11331) (0.08858) (0.64108) (0.26524) (0.28079)

Adjustment coefficients (standard error in parentheses)D(IHK) -0.001432 0.000121

(0.02236) (9.4E-05)D(BAWANG_ME

RAH_LOKAL) -24.83359 -0.326180 (29.0102) (0.12229)

D(BERAS) -0.568256 0.003518 (0.78875) (0.00332)

D(CABE_RAWIT) -137.5201 -0.819856

(48.3920) (0.20399)D(DAGING_AYA

M_RAS) 38.56322 -0.056763 (8.17947) (0.03448)

D(DAGING_SAPI__MURNI___H

AS) 24.60699 0.152972 (18.0621) (0.07614)

D(IKAN_KERISI) 29.44123 -0.314315 (18.6061) (0.07843)

3 Cointegrating Equation(s): Log likelihood -2735.688

Normalized cointegrating coefficients (standard error in parentheses)

IHKBAWANG_MERA

H_LOKAL BERAS CABE_RAWITDAGING_AYAM_

RASDAGING_SAPI__MURNI___HAS IKAN_KERISI

1.000000 0.000000 0.000000 -0.000665 -0.036481 -0.001555 -0.011404 (0.00090) (0.00614) (0.00147) (0.00255)

0.000000 1.000000 0.000000 0.468127 1.225816 -0.650024 2.471099

Page 117: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

(0.11017) (0.75446) (0.18069) (0.31270) 0.000000 0.000000 1.000000 0.047320 0.553330 -0.049163 0.213749

(0.01615) (0.11057) (0.02648) (0.04583)

Adjustment coefficients (standard error in parentheses)D(IHK) 0.007349 7.00E-05 0.000619

(0.03125) (0.00016) (0.00236)D(BAWANG_ME

RAH_LOKAL) 54.57452 -0.787821 7.873115 (36.0952) (0.18272) (2.72823)

D(BERAS) -2.032207 0.012029 -0.176211 (1.04975) (0.00531) (0.07934)

D(CABE_RAWIT) -239.2003 -0.228737 -13.64712

(63.4249) (0.32106) (4.79392)D(DAGING_AYA

M_RAS) 22.69346 0.035496 -0.171425 (10.8318) (0.05483) (0.81871)

D(DAGING_SAPI__MURNI___H

AS) 47.96431 0.017184 2.958239 (24.6932) (0.12500) (1.86642)

D(IKAN_KERISI) 19.84027 -0.258500 0.638368 (25.9592) (0.13141) (1.96210)

4 Cointegrating Equation(s): Log likelihood -2729.293

Normalized cointegrating coefficients (standard error in parentheses)

IHKBAWANG_MERA

H_LOKAL BERAS CABE_RAWITDAGING_AYAM_

RASDAGING_SAPI__MURNI___HAS IKAN_KERISI

1.000000 0.000000 0.000000 0.000000 -0.041825 -0.001416 -0.011766 (0.00685) (0.00159) (0.00278)

0.000000 1.000000 0.000000 0.000000 4.987794 -0.748127 2.725660 (1.09827) (0.25549) (0.44581)

0.000000 0.000000 1.000000 0.000000 0.933606 -0.059079 0.239481 (0.15510) (0.03608) (0.06296)

0.000000 0.000000 0.000000 1.000000 -8.036232 0.209564 -0.543787 (1.65244) (0.38440) (0.67077)

Page 118: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

Adjustment coefficients (standard error in parentheses)D(IHK) 0.191831 0.000287 0.006903 -4.98E-05

(0.07326) (0.00016) (0.00315) (6.4E-05)D(BAWANG_ME

RAH_LOKAL) 108.1624 -0.724722 9.698315 -0.063632 (92.2904) (0.20749) (3.96860) (0.08110)

D(BERAS) -2.611602 0.011346 -0.195945 -0.001020 (2.69644) (0.00606) (0.11595) (0.00237)

D(CABE_RAWIT) -72.81654 -0.032823 -7.980102 -0.690371

(160.310) (0.36042) (6.89353) (0.14087)D(DAGING_AYA

M_RAS) 6.111264 0.015971 -0.736213 0.003039 (27.6860) (0.06225) (1.19053) (0.02433)

D(DAGING_SAPI__MURNI___H

AS) 161.7575 0.151173 6.834025 0.050094 (60.1392) (0.13521) (2.58606) (0.05285)

D(IKAN_KERISI) -5.571964 -0.288422 -0.227170 -0.089247 (66.5750) (0.14968) (2.86281) (0.05850)

5 Cointegrating Equation(s): Log likelihood -2724.339

Normalized cointegrating coefficients (standard error in parentheses)

IHKBAWANG_MERA

H_LOKAL BERAS CABE_RAWITDAGING_AYAM_

RASDAGING_SAPI__MURNI___HAS IKAN_KERISI

1.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 -0.000374 0.005411 (0.00065) (0.00114)

0.000000 1.000000 0.000000 0.000000 0.000000 -0.872337 0.677297 (0.13960) (0.24345)

0.000000 0.000000 1.000000 0.000000 0.000000 -0.082329 -0.143928 (0.01801) (0.03140)

0.000000 0.000000 0.000000 1.000000 0.000000 0.409689 2.756494 (0.33292) (0.58061)

0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 1.000000 0.024903 0.410675 (0.04521) (0.07885)

Adjustment coefficients (standard error in parentheses)D(IHK) 0.147843 0.000298 0.006463 -3.47E-05 0.000376

Page 119: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

(0.11066) (0.00017) (0.00325) (7.0E-05) (0.00049)D(BAWANG_ME

RAH_LOKAL) 284.3569 -0.769121 11.46236 -0.124375 0.939545 (134.509) (0.20109) (3.94710) (0.08540) (0.59545)

D(BERAS) 1.865011 0.010218 -0.151125 -0.002563 -0.021304 (3.96908) (0.00593) (0.11647) (0.00252) (0.01757)

D(CABE_RAWIT) 200.1411 -0.101606 -5.247280 -0.784473 0.224203

(235.599) (0.35221) (6.91351) (0.14958) (1.04296)D(DAGING_AYA

M_RAS) 3.792776 0.016555 -0.759426 0.003838 -0.881281 (41.9716) (0.06275) (1.23163) (0.02665) (0.18580)

D(DAGING_SAPI__MURNI___H

AS) 168.7323 0.149415 6.903856 0.047690 -0.053060 (91.1642) (0.13629) (2.67516) (0.05788) (0.40357)

D(IKAN_KERISI) -145.9864 -0.253039 -1.632985 -0.040839 -0.311858 (96.1483) (0.14374) (2.82141) (0.06105) (0.42563)

6 Cointegrating Equation(s): Log likelihood -2722.024

Normalized cointegrating coefficients (standard error in parentheses)

IHKBAWANG_MERA

H_LOKAL BERAS CABE_RAWITDAGING_AYAM_

RASDAGING_SAPI__MURNI___HAS IKAN_KERISI

1.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.016032 (0.00421)

0.000000 1.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 25.42712 (7.96864)

0.000000 0.000000 1.000000 0.000000 0.000000 0.000000 2.191891 (0.74243)

0.000000 0.000000 0.000000 1.000000 0.000000 0.000000 -8.867139 (3.59363)

0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 1.000000 0.000000 -0.295865 (0.21151)

0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 1.000000 28.37186 (9.21336)

Adjustment coefficients (standard error in parentheses)D(IHK) 0.096639 0.000294 0.006445 -4.23E-05 0.000285 -0.000821

Page 120: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

(0.11959) (0.00016) (0.00320) (7.0E-05) (0.00049) (0.00033)D(BAWANG_ME

RAH_LOKAL) 283.1420 -0.769227 11.46194 -0.124555 0.937371 -0.406021 (147.493) (0.20116) (3.94713) (0.08587) (0.60521) (0.40449)

D(BERAS) 1.124830 0.010154 -0.151379 -0.002673 -0.022628 0.001700 (4.34208) (0.00592) (0.11620) (0.00253) (0.01782) (0.01191)

D(CABE_RAWIT) 185.5936 -0.102878 -5.252254 -0.786623 0.198173 0.138755

(258.275) (0.35225) (6.91185) (0.15036) (1.05979) (0.70830)D(DAGING_AYA

M_RAS) -10.20710 0.015331 -0.764213 0.001769 -0.906332 0.034806 (45.6798) (0.06230) (1.22246) (0.02659) (0.18744) (0.12527)

D(DAGING_SAPI__MURNI___H

AS) 183.1557 0.150677 6.908789 0.049821 -0.027251 -0.752454 (99.7968) (0.13611) (2.67072) (0.05810) (0.40950) (0.27368)

D(IKAN_KERISI) -162.2573 -0.254462 -1.638549 -0.043244 -0.340972 0.395233 (105.227) (0.14351) (2.81605) (0.06126) (0.43178) (0.28858)

Lampiran 6. Hasil Estimasi VECM

Vector Error Correction Estimates Date: 11/22/17 Time: 20:43 Sample (adjusted): 2013M05 2016M12 Included observations: 44 after adjustments Standard errors in ( ) & t-statistics in [ ]

Cointegrating Eq: CointEq1

IHK(-1) 1.000000

BAWANG_MERAH_LOKAL(-1) -0.001035

(0.00033)[-3.09995]

Page 121: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

BERAS(-1) 0.007333 (0.00405)[ 1.81196]

CABE_RAWIT(-1) -0.000644 (0.00015)[-4.42988]

DAGING_AYAM_RAS(-1) 0.000957 (0.00098)[ 0.97563]

DAGING_SAPI__MURNI___HAS(-1) 0.000357

(0.00030)[ 1.18616]

IKAN_KERISI(-1) 0.002786 (0.00055)[ 5.08041]

C -308.9832

Error Correction: D(IHK)D(BAWANG_MERAH_LOKAL) D(BERAS)

D(CABE_RAWIT)

D(DAGING_AYAM_RAS)

D(DAGING_SAPI__MURNI___

HAS)D(IKAN_KERISI

)

CointEq1 -0.310692 158.7266 2.429860 211.0192 -98.28335 -176.1859 -233.0652 (0.08442) (106.758) (2.51767) (201.692) (37.8589) (57.4949) (78.9195)[-3.68031] [ 1.48679] [ 0.96512] [ 1.04624] [-2.59604] [-3.06437] [-2.95320]

D(IHK(-1)) 0.479509 216.7470 -10.78525 -491.4049 40.13186 538.8109 -87.42357 (0.22864) (289.146) (6.81892) (546.268) (102.538) (155.721) (213.748)[ 2.09718] [ 0.74961] [-1.58166] [-0.89957] [ 0.39138] [ 3.46011] [-0.40900]

D(IHK(-2)) 0.794928 -233.2307 -15.10458 -1510.907 155.5042 505.1274 698.6659 (0.27113) (342.870) (8.08588) (647.765) (121.590) (184.654) (253.462)[ 2.93193] [-0.68023] [-1.86802] [-2.33249] [ 1.27892] [ 2.73554] [ 2.75649]

D(IHK(-3)) 1.447647 -197.5925 15.68936 1120.615 386.7084 706.8552 507.2337

Page 122: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

(0.37122) (469.443) (11.0709) (886.894) (166.476) (252.820) (347.030)[ 3.89973] [-0.42091] [ 1.41718] [ 1.26353] [ 2.32291] [ 2.79588] [ 1.46164]

D(BAWANG_MERAH_LOKAL(-1)) 3.77E-06 -0.145231 -0.003036 -0.205698 -0.032219 0.049923 -0.503238

(0.00018) (0.22781) (0.00537) (0.43039) (0.08079) (0.12269) (0.16841)[ 0.02093] [-0.63750] [-0.56503] [-0.47793] [-0.39880] [ 0.40690] [-2.98822]

D(BAWANG_MERAH_LOKAL(-2)) -0.000130 -0.115873 -0.005633 -0.512624 -0.042900 -0.063623 -0.116182

(0.00019) (0.24605) (0.00580) (0.46485) (0.08726) (0.13251) (0.18189)[-0.67019] [-0.47093] [-0.97068] [-1.10277] [-0.49166] [-0.48013] [-0.63875]

D(BAWANG_MERAH_LOKAL(-3)) 0.000222 -0.231299 0.002172 0.496946 0.082644 0.040507 0.057527

(0.00017) (0.21330) (0.00503) (0.40297) (0.07564) (0.11487) (0.15768)[ 1.31787] [-1.08440] [ 0.43185] [ 1.23320] [ 1.09259] [ 0.35263] [ 0.36484]

D(BERAS(-1)) 0.026160 -3.547242 -0.114814 -1.950791 6.842494 16.38149 13.33909 (0.00798) (10.0905) (0.23796) (19.0634) (3.57834) (5.43428) (7.45928)[ 3.27857] [-0.35154] [-0.48248] [-0.10233] [ 1.91220] [ 3.01447] [ 1.78825]

D(BERAS(-2)) 0.025936 -4.174097 -0.587022 -3.709355 1.369492 9.250254 8.555873 (0.00718) (9.07450) (0.21400) (17.1440) (3.21804) (4.88711) (6.70821)[ 3.61445] [-0.45998] [-2.74305] [-0.21637] [ 0.42557] [ 1.89279] [ 1.27543]

D(BERAS(-3)) 0.028669 4.727102 0.165993 -11.88909 5.535583 16.40601 4.429068 (0.00791) (10.0041) (0.23593) (18.9001) (3.54768) (5.38772) (7.39538)[ 3.62409] [ 0.47252] [ 0.70358] [-0.62905] [ 1.56034] [ 3.04507] [ 0.59890]

D(CABE_RAWIT(-1)) -0.000227 0.136980 0.008587 0.363085 -0.026467 -0.071434 0.022619 (0.00010) (0.12993) (0.00306) (0.24548) (0.04608) (0.06998) (0.09605)[-2.20518] [ 1.05424] [ 2.80225] [ 1.47911] [-0.57440] [-1.02084] [ 0.23549]

D(CABE_RAWIT(-2)) -0.000271 0.026367 0.006236 -0.203626 -0.078013 -0.033699 -0.218619 (0.00012) (0.15437) (0.00364) (0.29164) (0.05474) (0.08314) (0.11411)[-2.22214] [ 0.17081] [ 1.71301] [-0.69822] [-1.42509] [-0.40535] [-1.91579]

D(CABE_RAWIT(-3)) -0.000306 0.062196 0.000328 -0.257045 -0.074968 -0.132649 -0.214634 (0.00012) (0.15348) (0.00362) (0.28995) (0.05443) (0.08266) (0.11346)

Page 123: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

[-2.51862] [ 0.40525] [ 0.09051] [-0.88650] [-1.37742] [-1.60485] [-1.89179]

D(DAGING_AYAM_RAS(-1)) 0.001152 1.300031 0.022853 0.181763 -0.262100 0.868285 -0.080871

(0.00054) (0.68597) (0.01618) (1.29597) (0.24326) (0.36943) (0.50710)[ 2.12382] [ 1.89517] [ 1.41266] [ 0.14025] [-1.07744] [ 2.35032] [-0.15948]

D(DAGING_AYAM_RAS(-2)) 8.96E-05 1.048825 0.018016 -0.091653 -0.534084 0.463777 -0.527900

(0.00057) (0.71830) (0.01694) (1.35705) (0.25473) (0.38684) (0.53100)[ 0.15776] [ 1.46014] [ 1.06356] [-0.06754] [-2.09669] [ 1.19887] [-0.99417]

D(DAGING_AYAM_RAS(-3)) -1.90E-06 -0.149620 0.005356 0.750466 -0.143617 -0.603558 -0.101554

(0.00052) (0.65985) (0.01556) (1.24662) (0.23400) (0.35537) (0.48779)[-0.00365] [-0.22675] [ 0.34419] [ 0.60200] [-0.61375] [-1.69841] [-0.20819]

D(DAGING_SAPI__MURNI___HAS(-1)) -0.001052 -0.260293 0.011857 0.526231 0.006578 -0.999142 0.364057

(0.00037) (0.46962) (0.01107) (0.88722) (0.16654) (0.25291) (0.34716)[-2.83232] [-0.55427] [ 1.07065] [ 0.59312] [ 0.03950] [-3.95051] [ 1.04867]

D(DAGING_SAPI__MURNI___HAS(-2)) -0.001224 0.342570 0.023531 1.353420 -0.159578 -0.622865 -0.378190

(0.00044) (0.55414) (0.01307) (1.04690) (0.19651) (0.29843) (0.40964)[-2.79404] [ 0.61820] [ 1.80067] [ 1.29279] [-0.81206] [-2.08712] [-0.92323]

D(DAGING_SAPI__MURNI___HAS(-3)) -0.001811 0.173383 -0.014835 -1.180985 -0.533892 -0.807357 -0.656728

(0.00046) (0.58267) (0.01374) (1.10081) (0.20663) (0.31380) (0.43073)[-3.93101] [ 0.29756] [-1.07961] [-1.07283] [-2.58380] [-2.57283] [-1.52467]

D(IKAN_KERISI(-1)) 2.53E-05 -0.826380 -0.010347 -1.060550 0.067471 -0.008020 0.009691 (0.00031) (0.38709) (0.00913) (0.73132) (0.13727) (0.20847) (0.28615)[ 0.08261] [-2.13483] [-1.13345] [-1.45020] [ 0.49151] [-0.03847] [ 0.03387]

D(IKAN_KERISI(-2)) 0.000498 -0.792591 -0.000528 -0.263650 0.057494 0.126516 0.072680 (0.00031) (0.39085) (0.00922) (0.73841) (0.13861) (0.21049) (0.28893)[ 1.61003] [-2.02786] [-0.05725] [-0.35705] [ 0.41480] [ 0.60104] [ 0.25155]

D(IKAN_KERISI(-3)) 0.000149 -0.198695 -0.005401 -0.880456 -0.137968 0.214758 -0.066038

Page 124: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

(0.00023) (0.28957) (0.00683) (0.54707) (0.10269) (0.15595) (0.21406)[ 0.65232] [-0.68617] [-0.79096] [-1.60940] [-1.34355] [ 1.37710] [-0.30850]

C -1.903067 1245.689 84.61081 159.1334 -286.9240 400.3568 -271.4822 (1.27116) (1607.52) (37.9100) (3036.99) (570.064) (865.734) (1188.34)[-1.49711] [ 0.77491] [ 2.23189] [ 0.05240] [-0.50332] [ 0.46245] [-0.22846]

R-squared 0.586421 0.545250 0.704622 0.641406 0.637356 0.741567 0.694528 Adj. R-squared 0.153147 0.068846 0.395178 0.265737 0.257443 0.470827 0.374510 Sum sq. resids 955.0659 1.53E+09 849456.4 5.45E+09 1.92E+08 4.43E+08 8.35E+08 S.E. equation 6.743836 8528.303 201.1226 16112.05 3024.340 4592.947 6304.442 F-statistic 1.353465 1.144511 2.277057 1.707368 1.677638 2.739038 2.170278 Log likelihood -130.1403 -444.4110 -279.5329 -472.4028 -398.7963 -417.1808 -431.1170 Akaike AIC 6.960922 21.24596 13.75149 22.51831 19.17256 20.00822 20.64168 Schwarz SC 7.893567 22.17860 14.68414 23.45095 20.10521 20.94086 21.57433 Mean dependent -0.516818 701.1364 64.18182 -56.47727 -27.27273 772.7273 369.3182 S.D. dependent 7.328296 8837.956 258.6110 18802.91 3509.666 6313.824 7971.436

Determinant resid covariance (dof adj.) 1.81E+43 Determinant resid covariance 1.02E+41 Log likelihood -2514.434 Akaike information criterion 121.9288 Schwarz criterion 128.7412

Lampiran 7. Hasil Uji Variance Decomposition

Period S.E. IHK BERAS BMERAH CBRAWIT DAGAYAM DAGSAPI KERISI

1 6.743836 100.0000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 2 11.76771 75.53393 9.871424 1.286770 0.192693 1.829376 5.332167 5.953639 3 15.31908 66.81875 12.17094 0.900621 0.260020 4.438247 10.06668 5.344753 4 18.77066 60.05389 13.96559 0.689395 0.193672 5.935212 13.26847 5.893765 5 21.48291 58.33925 13.45168 1.321859 0.513416 6.832314 12.06920 7.472288 6 24.23026 56.59374 12.52413 1.676942 0.658267 7.927122 12.57561 8.044182

Page 125: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

7 26.06323 54.49068 12.95233 1.586491 0.594288 9.074521 12.45570 8.845983 8 27.92252 54.46462 12.72629 1.447327 0.517779 9.207935 12.89045 8.745608 9 29.69210 53.48364 12.68381 1.280012 0.461818 10.11838 13.33590 8.636446

10 31.62294 52.78870 13.26356 1.134993 0.426129 10.36960 13.68896 8.328053 11 33.56864 51.53275 14.19396 1.029930 0.403025 10.67171 14.18099 7.987633 12 35.49969 50.77134 14.73666 0.921197 0.401045 10.86417 14.44380 7.861788 13 37.38606 50.39967 14.85520 0.839366 0.424470 11.03537 14.69958 7.746351 14 39.19202 49.93633 14.91199 0.783136 0.425074 11.24184 14.89312 7.808520 15 40.89562 49.63885 14.88832 0.738537 0.403948 11.39841 15.08721 7.844728 16 42.45547 49.25626 14.85016 0.696464 0.379666 11.63693 15.28534 7.895173 17 43.90928 48.95940 14.85727 0.662877 0.364511 11.84179 15.39950 7.914656 18 45.35877 48.67804 14.95377 0.624879 0.355731 11.97904 15.52099 7.887545 19 46.72975 48.39629 15.10865 0.589516 0.348804 12.09634 15.59097 7.869444 20 48.06743 48.19080 15.21279 0.557543 0.344066 12.18824 15.68642 7.820135 21 49.40716 48.00405 15.29285 0.528318 0.341677 12.27934 15.77123 7.782539 22 50.75398 47.88347 15.35163 0.502856 0.337514 12.32252 15.85015 7.751860 23 52.06388 47.72201 15.39578 0.479340 0.330327 12.39252 15.94641 7.733608 24 53.33943 47.56817 15.42700 0.459608 0.323844 12.46737 16.02697 7.727035 25 54.58281 47.43836 15.45342 0.442930 0.319928 12.53182 16.09024 7.723307 26 55.78014 47.31135 15.48428 0.427771 0.316828 12.59397 16.13628 7.729520 27 56.93840 47.20040 15.51215 0.413154 0.313352 12.65119 16.18081 7.728937 28 58.06543 47.09901 15.53859 0.399159 0.309714 12.70586 16.22273 7.724941 29 59.17311 47.01599 15.56363 0.385995 0.306482 12.75068 16.26157 7.715653 30 60.27306 46.93298 15.59323 0.373137 0.303240 12.79048 16.30448 7.702450 31 61.35917 46.85010 15.62712 0.361084 0.300146 12.82662 16.34447 7.690467 32 62.43041 46.77336 15.65617 0.350025 0.297742 12.86012 16.38332 7.679264 33 63.48684 46.70113 15.68026 0.340010 0.296038 12.89298 16.41693 7.672658 34 64.52608 46.63785 15.69949 0.331001 0.294378 12.92180 16.44644 7.669031 35 65.54248 46.57608 15.71447 0.322586 0.292345 12.95218 16.47488 7.667463 36 66.53934 46.51917 15.72641 0.314721 0.290191 12.98214 16.50151 7.665854 37 67.52073 46.46628 15.73902 0.307205 0.288139 13.00981 16.52657 7.662971 38 68.48688 46.41452 15.75442 0.299934 0.286208 13.03556 16.54998 7.659388 39 69.44010 46.36462 15.77119 0.292898 0.284474 13.05953 16.57289 7.654408 40 70.38202 46.31752 15.78797 0.286204 0.283015 13.08167 16.59431 7.649314 41 71.31330 46.27459 15.80319 0.279913 0.281763 13.10163 16.61434 7.644583 42 72.23417 46.23371 15.81659 0.273963 0.280516 13.12071 16.63395 7.640564 43 73.14377 46.19483 15.82832 0.268374 0.279209 13.13916 16.65271 7.637394 44 74.04170 46.15782 15.83855 0.263112 0.277910 13.15717 16.67071 7.634722 45 74.92823 46.12206 15.84826 0.258120 0.276676 13.17479 16.68760 7.632497 46 75.80368 46.08785 15.85804 0.253350 0.275509 13.19151 16.70342 7.630326

Page 126: GEJOLAK VOLATILE FOOD PRICE DAN DAMPAKNYA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40143/1/ALIDA... · LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda

47 76.66797 46.05484 15.86787 0.248760 0.274403 13.20762 16.71839 7.628116 48 77.52222 46.02359 15.87739 0.244348 0.273374 13.22293 16.73266 7.625709

Cholesky

Ordering: IHK

BERASBMERA

HCBRAWIT

DAGAYAM

DAGSAPI

KERISI