Gedung Kebangkitan Nasional dari Kacamata Arkeologi

32
Punto A. Sidarto IAAI – Perkumpulan Ahli Arkeologi Indonesia Diskusi Sejarah dan Permuseuman – 2021 Museum Kebangkitan Nasional Gedung Kebangkitan Nasional dari Kacamata Arkeologi

Transcript of Gedung Kebangkitan Nasional dari Kacamata Arkeologi

Page 1: Gedung Kebangkitan Nasional dari Kacamata Arkeologi

Punto A. Sidarto IAAI – Perkumpulan Ahli Arkeologi Indonesia

Diskusi Sejarah dan Permuseuman – 2021

Museum Kebangkitan Nasional

Gedung Kebangkitan Nasional

dari Kacamata Arkeologi

Page 2: Gedung Kebangkitan Nasional dari Kacamata Arkeologi

• Arkeologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan (sejarah-kebudayaan) masa lalu manusia (masyarakat).

• Cagar Budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa Benda CB, Bangunan CB, Situs CB, dan Kawasan CB di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu-pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan, melalui proses penetapan. UU no. 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya

Arkeologi atau

Cagar Budaya...?

Page 3: Gedung Kebangkitan Nasional dari Kacamata Arkeologi

• Tanggal 20 Mei ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional, pada tanggal 20 Mei 1948, Yogyakarta; 40 tahun setelah rapat pendirian Boedi Oetono di Stovia.

• Keppres no. 316 tahun 1959, tentang penetapan Hari Kebangkitan Nsional (Harkitnas)

• Gedung Kebangkitan Nasional diresmikan pada tanggal 20 Mei 1974, setelah dipugar oleh Pemerinyah Provinsi DKI Jakarta.

Kebangkitan Nasional sejatinya adalah suatu interpretasi sejarah bermuatan politis; sejalan dengan kepentingan negara saat itu.

Gedung Kebangkitan Nasional

Page 4: Gedung Kebangkitan Nasional dari Kacamata Arkeologi

Tumbuhnya kesadaran sebagai bangsa Indonesia. • Pendirian Boedi Oetomo, 20 Mei 1908 • Sarikat Dagang Islam, 1905, H. Samanhudi; Sarikat Islam,

1912, HOS Cokroaminoto • Perhimpunan Hindia, 1908, St. K. Soripada, R.M. Noto

Suroto; Perhimpunan Indonesia, 1922 • Indische Partij, 1912, Tiga Serangkai • Muhammadiyah, 1912, K.H. Ahmad Dahlan • Trikoro Dharmo, 1915, Satiman W. ; Jong Java, 1918 • Nahdlatul Wathan, 1916, Nahdlatul Ulama, 1926, K.H.

Hasyim Asyari • Partai Komunis Indonesia, 1920, Henk Sneevliet • Perserikatan Nasional Indonesia, 1927, Soekarno

spirit nasionalisme – bangsa – negara

Nilai dan Makna Kebangkitan Nasional

Page 5: Gedung Kebangkitan Nasional dari Kacamata Arkeologi

Pendirian Budi Utomo dipilh sebagai Titik Awal Kebangkitan Nasional

Kenapa Budi Utomo....?

Secara sosial-politik sudah tidak lagi relevan untuk dimasalahkan.

Titik Awal Kebangkitan Nasional

Page 6: Gedung Kebangkitan Nasional dari Kacamata Arkeologi

• Spirit Nasionalisme, pembentukan identitas kebangsaan

• Hubungan antara Bangsa dan Negara

• Spirit nasionalisme dan kebangsaan pada abad ke-21

Nilai kebangsaan dalam wacana Kebangkitan Nasional

Gedung Kebangkitan Nasional...?

STOVIA...?

Nasionalisme – Bangsa – Negara

Page 7: Gedung Kebangkitan Nasional dari Kacamata Arkeologi

Latar Sejarah-Budaya STOVIA dan politik kolonial

Politik Etis > Kegagalan pada tataran pelaksanaan, karena

keterbatasan anggaran; > Penyalah-gunaan kebijakan (Irigasi dan Emigrasi), lebih

menguntungkan pengusaha Belanda/Eropa.

Kebijakan dan Tindakan Kolonial > Kebutuhan sumber-daya untuk pengelolaan wilayah

jajahan; > Penguatan kapasitas penduduk wilayah jajahan, untuk

perputaran ekonomi yang lebih cepat; dampak dari Revolusi Industri yang meningkatkan pasokan barang.

Bidang Pendidikan tetap bermanfaat untuk rakyat Indo-nesia (utamanya kalangan priyayi). Antaranya, pendirian STOVIA: School tot Opleiding van Inlandsche Artsen.

Page 8: Gedung Kebangkitan Nasional dari Kacamata Arkeologi

Pemerintah Hindia Belanda meluaskan kebijakan pendidikan untuk pribumi Nusantara, dengan pendirian a.l.: STOVIA, OSVIA (Opleiding School voor Inlandsche Ambternaren).

Pengembangan pendidikan modern yang bersifat kuantitatif. Jumlah kalangan terpelajar yang rasional meningkat cepat; percepatan penguasaan ilmu-pengetahuan dan teknologi.

Tradisi pendidikan Nusantara yang kualtitatif, yang cenderung lambat, makin ditinggalkan; kapasitas kemanusiaan melemah.

Keselarasan antara pendidikan yang kualitatif dan yang kuantitatif, masih terus jadi persoalan. Bagaimana di abad ke-21 ini...?

Latar Sejarah-Budaya STOVIA dan pendidikan modern

Page 9: Gedung Kebangkitan Nasional dari Kacamata Arkeologi

Peningkatan jumlah dokter Jawa, mengenalkan dan menyebar-luaskan modernisasi kesehatan.

Tradisi pengobatan tradisional Nusantara natural-herbal yang cenderung lambat, digantikan pengobatan Barat analitik-kemikal yang cenderung lebih cepat. Hidup di lingkungan alam yang keras, tradisi Barat memandang penyakit sebagai lawan; sementara di Nusantara, penyakit adalah kejadian disharmoni mikrokosmos.

Sebagai pembanding, di Tiongkok, pengobatan tradisional tetap berkembang selaras dengan pengobatan modern Barat.

Latar Sejarah-Budaya STOVIA dan modernisasi kesehatan

Page 10: Gedung Kebangkitan Nasional dari Kacamata Arkeologi

Sepakat ataupun tidak, praktik kolonial adalah pembawa modernisasi ke Nusantara.

Kebudayaan Indonesia adalah bentukan dari kebudayaan modern. Karakteristik percepatan dalan budaya modern, lebih sesuai untuk kondisi pada abad ke-20.

Latar Sejarah-Budaya Kolonialisme dan Modernisasi

Page 11: Gedung Kebangkitan Nasional dari Kacamata Arkeologi

Upaya menyelaraskan budaya Barat dan Timur a.l. dilakukan oleh Gerakan Teosofi (dibentuk di Amerika, 1875, Helena Blavatsky).

Konstruksi keindonesiaan dibentuk oleh kebudayaan modern.

Abad XIX-XX didominasi oleh kebudayaan modern: a.l. negara-kebangsaan dan museum, adalah produk kebudayaan modern.

Latar Sejarah-Budaya Modernisasi dan Perubahan Budaya

Page 12: Gedung Kebangkitan Nasional dari Kacamata Arkeologi

Rasionalisme dan modernisme menyebabkan dunia terasa sesak.

Antitesis modernisme semakin menguat pada akhir abad ke-20:

Manusia irrasional dibuktikan oleh psiko-analisa (Sigmund Freud)

Gerakan pasca-modernisme berkembang

New-museology dan post-museum

Latar Sejarah-Budaya Pasca-modernisme

Bagaimana situasi abad ke-21....?

Page 13: Gedung Kebangkitan Nasional dari Kacamata Arkeologi

Hari Kebangkitan Nasional telah ditetapkan,

Gedung Kebangkitan Nasional telah diresmikan, lalu ditetapkan sebagai CB.

7 Februari 1984, Museum Kebangkitan Nasional diresmikan.

Adaptasi adalah upaya pengembangan Cagar Budaya untuk kegiatan yang lebih sesuai dengan kebutuhan masa kini dengan melakukan perubahan terbatas yang tidak akan mengakibatkan kemerosotan nilai pentingnya atau kerusakan pada bagian yang mempunyai nilai penting. [UUCB, Bab I pasal 1 ayat 32]

Adaptasi Gedung Kebangkitan Nasional

Page 14: Gedung Kebangkitan Nasional dari Kacamata Arkeologi

Apakah nilai yang terkandung dalam ungkapan Kebangkitan Nasional bisa terwakili di Muskitnas...?

Bagaimana relevansi nilai Kebangkitan Nasional dengan kehidupan masa kini...?

Relevansi Museum Kebangkitan Nasional

Page 15: Gedung Kebangkitan Nasional dari Kacamata Arkeologi

Museum merupakan lembaga yang berfungsi melindungi, mengembangkan, memanfaatkan koleksi berupa benda, bangunan, dan/atau struktur yang telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya atau yang bukan Cagar Budaya, dan mengkomunikasikannya kepada masyarakat. Undang-Undang no. 11/2010 tentang Cagar Budaya

Definisi Museum Undang-undang Cagar Budaya

Page 16: Gedung Kebangkitan Nasional dari Kacamata Arkeologi

Definisi Museum PP tentang Museum

Museum adalah lembaga yang berfungsi melindungi, mengembangkan, memanfaatkan koleksi, dan mengomunikasikannya kepada masyarakat. Peraturan Pemerintah no. 66/2015 tentang Museum

Page 17: Gedung Kebangkitan Nasional dari Kacamata Arkeologi

A museum is a non-profit, permanent institution in the service of society and its development, open to the public, which acquires, conserves, researches, communicates and exhibits the tangible and intangible heritage of humanity and its environment for the purposes of education, study and enjoyment. Statuta ICOM, 24 Agustus 2007, Wina, Austria

Definisi Museum International Council of Museums

Page 18: Gedung Kebangkitan Nasional dari Kacamata Arkeologi

Museums are democratising, inclusive and polyphonic spaces for critical dialogue about the pasts and the futures. Acknowledging and addressing the conflicts and challenges of the present, they hold artefacts and specimens in trust for society, safeguard diverse memories for future generations and guarantee equal rights and equal access to heritage for all people. Museums are not for profit. They are participatory and transparent, and work in active partnership with and for diverse communities to collect, preserve, research, interpret, exhibit, and enhance understandings of the world, aiming to contribute to human dignity and social justice, global equality and planetary wellbeing. ICOM’s Extraordinary General Assembly, 7 September 2019, Kyoro, Jepang Pemungutan suara ditunda.

Definisi Museum International Council of Museums - revisi

Page 19: Gedung Kebangkitan Nasional dari Kacamata Arkeologi

Pengertian Museum

Lembaga Lintas Waktu

Tradisi Sejarah

Warisan Budaya dan lain-lain

MASA LALU

Kebudayaan

Kontemporer revolusi

komunikasi-

informasi

MASA KINI

Visi Cita-cita

Strategi Kebudayaan

Indonesia

MASA DEPAN

Museum adalah lembaga kontemporer.

Page 20: Gedung Kebangkitan Nasional dari Kacamata Arkeologi

Globalisme menjadi isu kuat di abad ke-21.

Di Eropa, peran museum kota menguat, seiring melemahnya museum nasional.

Nasionalisme Indonesia pada era global?

Nasionalisme dan Globalisasi

Sila ke-2: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. - internasionalisme Sila ke-3: Persatuan Indonesia. - nasionalisme

Page 21: Gedung Kebangkitan Nasional dari Kacamata Arkeologi

Memasuki abad ke-21, Muskitnas menghadapi perubahan nilai dan perilaku masyarakat.

Perubahan budaya pada era global yang ditandai oleh Revolusi Komunikasi-Informasi.

Perubahan tatanan perdagangan, uang elektronik, dsb.

Relevansi Museum Kebangkitan Nasional

Page 22: Gedung Kebangkitan Nasional dari Kacamata Arkeologi

Perlu pemaknaan ulang terhadap tema

Kebangkitan Nasional

menggagas ulang relevansi Museum Kebangkitan Nasional

Page 23: Gedung Kebangkitan Nasional dari Kacamata Arkeologi

Krisis sosial-ekonomi pasca Pandemi Covid

Tema ICOM untuk International Museum Day, 18 Mei 2021:

The Future of Museums:

Recover and Reimagine

Pemaknaan Ulang Jangka Pendek

Page 24: Gedung Kebangkitan Nasional dari Kacamata Arkeologi

Pemaknaan ulang Kebangkitan Nasional sebagai Kebangkitan Sosial.

Percepatan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi;

Perubahan tatanan perdagangan dan alat pembayaran;

Mobil listrik dan kebutuhan energi terbarukan;

Penurunan kualitas lingkungan hidup dan distribusi populasi;

Penyelarasan pendidikan kuantitatif dan kualitatif – revolusi pendidikan.

Pemaknaan Ulang Jangka Panjang – 1

Page 25: Gedung Kebangkitan Nasional dari Kacamata Arkeologi

Pemaknaan Ulang Jangka Panjang – 2

Pemaknaan ulang Kebangkitan Nasional sebagai Kebangkitan Budaya.

Telah mulai didengungkan saat peringatan 100 tahun Kebangitan Nasional, 20 Mei 2008.

Page 26: Gedung Kebangkitan Nasional dari Kacamata Arkeologi

Pemaknaan ulang Kebangkitan Nasional sebagai Kebangkitan Budaya.

Tujuan Pemajuan Kebudayaan agar ... Kebudayaan menjadi haluan pembangunan nasional. UU no. 15 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, Pasal 4

Pemaknaan Ulang Jangka Panjang – 2

UU Pemajuan Kebudayaan masih berpijak pada objek tradisional kebudayaan.

Page 27: Gedung Kebangkitan Nasional dari Kacamata Arkeologi

Pemaknaan ulang Kebangkitan Nasional sebagai Kebangkitan Budaya.

Klasifikasi urusan pemerintahan: 1. Absolut (Pemerintah Pusat), 6 urusan

2. Konkuren (Pemerintah Pusat dan Daerah)

2.1. Wajib

2.1.1. Terkait Pelayanan Dasar (6 urusan)

2.1.2. Tidak Terkait Pelayanan Dasar (18 urusan)

Kebudayaan di urutan 16 - huruf p 2.2. Pilihan (8 urusan)

3. Umum (7 urusan) – a. wawasan kebangsaan UU no. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Bab IV

Pemaknaan Ulang Jangka Panjang – 2

Page 28: Gedung Kebangkitan Nasional dari Kacamata Arkeologi

ISU menahun

KONDISI dan PERMASALAHAN Museum

Page 29: Gedung Kebangkitan Nasional dari Kacamata Arkeologi

Kunjungan Museum

Kuantitas atau Kualitas Kunjungan...?

Pull factor dan push factor

Page 30: Gedung Kebangkitan Nasional dari Kacamata Arkeologi

Gerakan

Jalan Kebudayaan

ISU kekinian/kontemporer

Kebangkitan pasca-pandemi

Ketahanan-budaya menghadapi isu global

Mengikis budaya konsumtif, budaya abai, budaya instan

Kebudayaan sebagai haluan pembangunan

nasional

Page 31: Gedung Kebangkitan Nasional dari Kacamata Arkeologi

Perspektif Arkeologi dan Cagar Budaya

Adaptasi

Gedung Kebangkitan Nasional sebagai Museum Kebangkitan Nasional...

sesuai dengan kebutuhan masa kini.

Page 32: Gedung Kebangkitan Nasional dari Kacamata Arkeologi

terimakasih