GBPP MIKROPALEONTOLOGI
Click here to load reader
-
Upload
randy-wiranata -
Category
Documents
-
view
80 -
download
13
description
Transcript of GBPP MIKROPALEONTOLOGI
-
GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN MATA KULIAH : MIKROPALEONTOLOGI (MKK) KODE MATA KULIAH : Q10A.208 DESKRIPSI SINGKAT : Mata Kuliah Mikropaleontologi diselenggarakan dengan tatap muka selama 16 kali pertemuan dan
praktikum 11 kali selama satu semester. Dengan tatap muka diberikan teori-teori mendasar dari klasifikasi dan sistematika fosil foraminifera plangtonik dan bentonik, nannofosil dan palinomorf. Melalui kegiatan praktikum diberikan contoh-contoh fosil foraminifera plangtonik dan bentonik, polen, dan spora serta metode pembuatan preparat dan metode identifikasi mikrofosil. Evaluasi hasil belajar dilaksanakan dengan cara review dan observasi.
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM : Pada akhir kuliah mahasiswa dapat menafsirkan umur dan merekonstruksi lingkungan suatu daerah
dengan menggunakan mikrofosil berdasarkan prinsip-prinsip mikropaleontologi, sehingga dapat diimplementasikan dalam industri perminyakan, pertambangan, keteknikan dan lingkungan serta geologi.
No Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Estimasi
Waktu (Menit) Sumber
Kepustakaan 1 2 3 4 5 6 1 Pada akhir kuliah mahasiswa
mampu memahami deskripsi singkat mikropaleontologi dan memahami aturan perkuliahan
PENDAHULUAN GBPP, SAP, KONTRAK PERKULIAHAN Definisi Bahan Bacaan Sejarah Perkembangan Sasaran dan Kegunaan Diskusi/penutup
15 15 10 15 20 25
BW: 4, 12
2 Pada akhir kuliah mahasiswa mampu menyebutkan, menjelaskan dan membedakan jenis-jenis nannofosil
NANNOFOSIL 1 Pengertian Biologi Morfologi Mineralogi
25 25 25 25
BW: 4,12
3 Pada akhir kuliah mahasiswa NANNOFOSIL 2 Keterdapatan 30 BW: 8, 12
-
mampu menganalisis dan menggunakan nannofosil
Aplikasi Metode dan teknik Pengamatan
Nannofosil
40 30
BA: 4
4 Pada akhir kuliah mahasiswa mampu menafsirkan umur dan lingkungan suatu daerah dengan menggunakan nannofosil
NANNOFOSIL 3 Studi kasus analisis nannofosil 100 BW: 3, 8
5 UJIAN NANNOFOSIL
100
6 Pada akhir kuliah mahasiswa mampu menyebutkan, menjelaskan dan membedakan antara polen dan spora
PALINOLOGI 1 Taksonomi tumbuhan Morfologi Polen dan Spora Membedakan fosil dengan bukan fosil Media fosil polen dan spora Diskusi/Penutup
7 18 35 10 30
BW: 4, 11, 13, 17
7 Pada akhir kuliah mahasiswa mampu menjelaskan sejarah tumbuhan penghasil polen dan spora serta memahami kegunaan dari polen dan spora
PALINOLOGI 2 Fase-fase perkembangan polen dan spora Sejarah tumbuhan penghasil polen dan
spora Kegunaan polen dan spora Diskusi/Penutup
10
45
15 30
BW: 11, 13, 17
8 Pada akhir kuliah mahasiswa mampu menggunakan fosil polen dan spora dalam menginterpretasikan iklim dan lingkungan masa lalu, serta memperkirakan umur pengendapan
PALINOLOGI 3 Metode pengambilan contoh Proses pemisahan polen dan spora dari
batuan Analisis data Diskusi/penutup
30 20
35 15
BW: 11, 13, 17
9 UJIAN PALINOLOGI
100
10 Pada akhir kuliah mahasiswa mampu menyebutkan dan menjelaskan mengenai foraminifera
FORAMINIFERA Ciri-ciri dan klasifikasi Morfologi lunak dan keras Komposisi dan struktur cangkang Apertur, sutura, ornamentasi dan kamar Ekologi
10 25 25 20 20
BW: 4, 9, 12, 18, 30 BA: 2, 9, 11
-
11 Pada akhir kuliah mahasiswa mampu menyebutkan, menjelaskan, dan memahami foraminifera plangtonik
FORAMINIFERA PLANGTONIK
Ciri-ciri Umum Konsep dasar dari pembagian genus dan
spesies Pengenalan terhadap 8 genus Distribusi geografi dan posisi stratigrafi Pengenalan terhadap spesies penunjuk
(marker species) Aplikasi
10 10
10 15 15
40
BW: 6, 7, 8, 19, 20 BA: 3, 5, 7, 15, 16
12 Pada akhir kuliah mahasiswa mampu menyebutkan, menjelaskan, dan memahami foraminifera bentonik kecil
FORAMINIFERA BENTONIK KECIL
Ciri-ciri Umum Konsep dasar pembagian genus Pengenalan beberapa genus penting Distribusi batimetrik, litologi serta
pengaruhnya terhadap morfologi dan komposisi cangkang
Aplikasi
10 10 40
40
BW: 9, 19 BA: 1,6, 10, 12, 13
13 Pada akhir kuliah mahasiswa mampu menyebutkan, menjelaskan, dan memahami foraminifera bentonik besar
FORAMINIFERA BENTONIK BESAR
Ciri-ciri Umum Morfologi cangkang Pembagian golongan Klasifikasi Huruf Aplikasi
10 25 25 10 20
BW: 1, 2, 10, 16, 21
14 Pada akhir kuliah mahasiswa mampu merekonstruksi lingkungan purba dan menentukan umur relatif suatu daerah dengan menggunakan fosil foraminifera
APLIKASI FORAMINIFERA
Sampling dan Processing Analisis Data Studi kasus dari setiap golongan
foraminifera
30 50
20
BW: 5, 15, 19 BA: 3, 5, 7, 8, 14, 17, 18
15 Pada akhir kuliah mahasiswa mampu menyebutkan, menjelaskan, dan memahami jenis-jenis mikrofosil lainnya selain nannofosil, polen, spora dan foraminifera
MIKROFOSIL SELAIN NANNOFOSIL, POLEN & FORAMINIFERA
Calcareous Alga Ostracoda Pteropoda Bryozoa Radiolaria Diatom Silicoflagelata
10 15 10 10 15 10 10
BW: 14, 22-29
-
Conodonta Dinoflagelata
10 10
16 UJIAN FORAMINIFERA DAN MIKROFOSIL
100
-
DAFTAR PUSTAKA BACAAN WAJIB (BW):
1. Adam, C.G. 1970. A Reconsideration of The East Indian Letter Classification of The Tertiary. Bulletin of British Museum (Natural History) Geology. Vol. 19, no. 3, London.
2. Adisaputra M.K. 1992. Penentuan Umur Berdasarkan Biometri dan Lingkungan Pengendapan Foraminifera Besar Tersier-Kuarter. Pusat Pengembangan Geologi Kelautan. Bandung, Indonesia.
3. Adisaputra, M.K. 1988. Late Quarternary Calcareous Nannoplankton in The Surface Sediment of Makassar and Flores Basin,
Indonesia. Bulletin of Marine Geological Institute of Indonesia, vol. 3, number 1, p.25-36.
4. Armstrong, H.A. dan Brasier M.D. 2005. Microfossils. Second edition. Blackwell Publishing. Australia.
5. Bakus, G.J. 1990. Quantitative Ecology and Marine Biology. A.A. Balkema/Rotterdam.
6. Baumann, P. 1974. Summaries of lectures in Micropaleontology. Lembaga Minyak dan gas bumi, Jakarta.
7. Blow, W.H. 1979. The Cenozoik Globigerinida. A Study of The Morphology, Taxonomy, Evolutionary Relationship and The Stratigraphical Distribution of Some Globigerinida. E.J. Brill Ed., Leiden, Netherlands.
8. Bolli, H.M., Saunders, J.B., Perch-Nielsen, K. 1986. Plankton Stratigraphy. Cambride University Press.
9. Boltovskoy, E. and Wright, R. 1976. Recent Foraminifera. Dr. W. Junk b.v.- Publishers-The Hague.
10. BouDagher-Fadel, M.K. 2008. Evolution and Geological Significance of Larger Benthic Foraminifera. Developments in Paleontology
and Stratigraphy, 21. First Edition. Elsevier. Amsterdam. The Netherlands.
11. Erdtman, G. 1966. Pollen Morphology and Taxonomy. Vol. 1. Hafner Publishing Company, New York, London.
12. Haq, U. and Boersma, A. 1978. Introduction to Marine Micropaleontology. Elsevier Science Publishing Co. Inc., New York.
-
13. Hesse, M. and Ehrerdorfer, F. 1990. Morphology, Development and Systematic Relevance of Pollen and Spores. Springer-Verlag Wien, New York.
14. Dewi. K.T. dan Kapid, R. 2004. Ostracoda: Objek Alternatif untuk Studi Mikroplaeontologi. Seri Mikrofosil. Penerbit ITB. Bandung, Indonesia.
15. Kummel, B. and Raup, D. 1965. Handbook of Paleontological Techniques. W.H. Freeman & Company, San Fransisco, London.
16. Lunt, P. dan Allan, T. 2004. A History and Application of Larger Foraminifera in Indonesian Biostratigraphy, Calibrated to Isotopic
Dating. A Summary of Subject for The 2004 GRDC Workshop on Micropaleontology. The Museum of The GRDC. Bandung, Indonesia.
17. Morley, R.J. 1991. Tertiary Stratigraphic Palynology in Southeast Asia. Geol. Soc. Malaysia Bulletin 28, Nov. 1991. p.1-36.
18. Pringgoprawiro, P., Kapid, R., dan R., Barmawidjaya, D.M. 1994. Foraminifera. Mikrofosil, Buku I. Panduan Kuliah Mikropaleontologi
Umum. Laboratorium Mikropaleontologi, Jurusan Teknik Geologi FTM-ITB., Bandung.
19. Sen Gupta, B.K. 2002. Modern Foraminifera. Kluwer Academic Publishers. Dordrecht/Boston/London.
20. Zachariasse, W.J., 1990. Short Course in Cretaceous to Recent Planktonic Foraminiferal Biostratigraphy. Institute of Earth Sciences. Utrecht, Netherlands.
21. http://gpc.edu/~pgore/geology/geo102/carbs.htm
22. http://www.ucl.ac.uk/GeolSci/micropal/ostracod.html
23. http://sites.waldonet.net.mt/ariewe/pteropod.htm
24. http://www.ucmp.berkeley.edu/bryozoa/bryozoa.html
25. http://www.ucl.ac.uk/GeolSci/micropal/radiolaria.html
26. http://www.ucl.ac.uk/GeolSci/micropal/diatom.html
27. http://www.ucmp.berkeley.edu/chromista/silicoflagellata.html
-
28. http://www.ucl.ac.uk/GeolSci/micropal/conodont.html
29. http://www.ucmp.berkeley.edu/protista/dinoflagellata.html
30. http://www.ucl.ac.uk/GeolSci/micropal/foram.html
BACAAN ANJURAN (BA):
1. Barmawidjaja, D.M. 1991. Studies in Living and Fossil Foraminifers From Seasonally Productive Regions. Geologica Ultraiectina, Utrecht, Den Haag.
2. Brasier, M.D. 1983. Microfossils. George Allen & Unwin, Boston, Sydney.
3. Djamas, Y.S. dan Marks, E. 1977. Early Neogene Foraminiferal Biohorizons in E. Kalimantan, Indonesia. Proceedings of The Second
Working Group Meeting Biostratigraphic Datum-Planes of The Pacific Neogene IGCP Project 114. Special Publication no.1. Geological Research and development Centre. Bandung, Indonesia.
4. Gartner, 1981. Calcareous Nannofossils in Marine Sediment dalam Emiliani, C. The Oceanic Lithosphere: The Sea. Vol. VII. John
Willey and Sons. New York, p. 1145-1147. 5. Kadar, D. 1986. Neogene Planktonic Foraminiferal Biostratigraphy of The South Central Java Area Indonesia. Special Publication
no.5. Geological Research and Development Centre. Bandung, Indonesia.
6. Kadar, D. 1992. Rotaliid Foraminifera From The Rembang Zone Area, North Central Java, Indonesia. Cetenary of Japanese Micropaleontology, K. Ishizaki and T. Saito eds., p. 245-256. Terra Scientific Publishing Company, Tokyo.
7. Kadar, D. 1997. Upper Pliocene and Pleistocene Planktonic Foraminiferal Zonation of Ambengan Drill Hole, Southernpart of Bali
Island. Proceedings of The Second Working Group Meeting Biostratigraphic Datum-Planes of The Pacific Neogene IGCP Project 114. Special Publication no.1. Geological Research and development Centre. Bandung, Indonesia.
8. Lipps, J.H. 1979. Foraminiferal Ecology and Paleoecology. SEPM Short Course No. 6, Houston.
-
9. Moore R.C., Lalicker, C.G., and Fisher A.G. 1952. Invertebrate Fossils. Mc Graw Hill Book Co. Inc., New York. 10. Murray, J.W. 1973. Distribution and Ecology of Living Benthonic Foraminifera. Crane, Russak and Co., New York. 11. Nield, E.W. and Tucker, V. C. T. 1985. Paleontology An Introduction. Pergamon Press, Oxford, New York. 12. Phleger, F.B. 1965. Ecology and Distribution of Recent Foraminifera. The Johns Hopkins Press, Baltimore. 13. Phleger, F.B. and Parker, F.L. 1955. Foraminifera Species. The geological Society of America Memoir 46. 14. Praseno, Dj.P., Rositasari, R., dan Riyono, H.S. 2000. Foraminifera Sebagai Bioindikator Pencemaran, Hasil Studi di Perairan Estuarin
Sungai Dadap, Tangerang. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta. 15. Pringgoprawiro, H., Soeharsono, N. Dan Sujanto, F.X. 1977. Subsurface Neogene Planktonic Foraminiferal Biostratigraphy of North-
West Java Basin. Proceedings of The Second Working Group Meeting Biostratigraphic Datum-Planes of The Pacific Neogene IGCP Project 114. Special Publication no.1. Geological Research and development Centre. Bandung, Indonesia.
16. Siregar, P. dan Pringgoprawiro, H. 1981. Stratigraphy and Planktonic Foraminifera of The Eocene-Oligocene Nanggulan Formation,
Central Java. Paleontology Series no.1. Publication of The Geological Research and Development Centre. Bandung, Indonesia.
17. van Marle, L.J. 1989. Benthic Foraminifera From Banda Arc Region, Indonesia, and Their Paleobathymetric Significance for Geologic Interpretations of The Late Cenozoic Sedimentary Record. Free University Press. Amsterdam. The Netherlands.
18. van Marle, L.J. 1991. Eastern Indonesian Late Cenozoic Smaller Benthic Foraminifera. Geomarine Centre Institute of Earth Sciences,
Vrije Universiteit Amsterdam.
-
GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN
MIKROPALEONTOLOGI SEMESTER GENAP 2010/2011
FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR