GBE ade

download GBE ade

of 56

description

gbe

Transcript of GBE ade

bab ipendahuluanLatar belakangDi era globalisasi seperti sekarang ini banyak sekali tumbuh perusahaan-perusahaan yang tumbauh di berbagai sektor industri. Fenomena itu terjadi timbul karena salah satunya di sebabkan oleh perkembangan teknologi yang sangat cepat, baik dari teknologi informasi dan teknologi prosesnya. Oleh sebab itu bagi perusahaan-perusahaan yang sudah ada terebih dahulu wajib wasapada akan ancaman-ancaman yang bisa di timbulkan oleh para pesaing yang kemungkinan akan muncul di industri yang sama dengan perusahaan lama tersebut ataupun bisa jadi di bisnis yang sama.Untuk menghindari hal tersebut, maka pelaku usaha wajib memperhatikan lingkungan-lingkungan dari bisnis yang dijalankan. Salah satu cara yang dapat di lakukan adalah dengan melakukan analisis SWOT. Seperti yang telah di ketahui, analisis swot merupakan salah satu alat atau tool yang dapat di gunakan oleh perusahaan untuk melihat kondisi internal dan kondisi eksternal perusahaan. Dengan melakukan analisis ini, perusahan dapat mengetahui kondisi internal perusahaan yang di wakili oleh kekuatan dan kelemahan perusahaan, serta mengetahui kondisi lingkungan eksternal perusahaan dengan melakukan analisis terhadap peluang dan ancaman yang mungkin terjadi dan memiliki dampak baik positif maupun negatif bagi perusahaan. Untuk itu perusahaan wajib membuat strategi yang bisa mengkombinasikan antara kekuatan, kelemahan, upaya memaksimalkan peluang dan menimalkan ancaman.Industri yang dibahas dalam tulisan ini adalah sub industri perfiilman yang berada dalam naungan industri kreatif. Subjek ini dipilih karena perkembangannya industri yang luar biasa pesat. Menurut data dari BPS, kontribusi dari industri ini terhadap PDB Indonesia mencapai 7,4% atu berda di peringkat ke 6 dari keseluruhan industri yang da di Indonesia. Perusahaan yang di jadikan subjek penelitian pada penelitin ini adalah PT. Nusantara Sejahrter Raya yang menaungi salah satu bisnis besar di Idonesia yaitu Grup Cineplex 21. Grup Cineplex 21 merupakan salah satu usaha penyedia jasa dan layanan bioskop tertua dan terbesar di Indonesia, yang memiliki cabang hampir di seluruh nusantara mulai dari sabang sampai merauke yang berlokasi di 135 tempat dan memiliki total 667 layar di seluruh Indonesia.Fenomena pertumbuhan yang terjadi pada perusahan ini sangatlah luar biasa. Hal itu dimungkinkan akibat dari semakin tinggi tingkat kejenuhan orang atas rutinitas yang mereka laukan sehari-hari. Untuk menghilangkan rasa jenuh tersebut para pekerja maupun anak sekolah mencari hiburan dengan harga terjangkau namun tetap mengasikkan, salah satunya adalah dengan menyaksikan film-film yang di putar di bioskop-bioskop 21. Selain memberikan dampak positif yang edukatif bagi masyarakat, di lain sisi perusahaan juga memberikan ancaman pada msyarakat berkaitan dengan film-film asing yang di diputar di bioskop-biskop 21. Mayoritas film-film yang di produksi di luar negeri membawa budaya asing yang tidak cocok untuk di terapkan di dalam negeri. Oleh karena itu, perusahaan juga harus peduli mengenai hal ini di karenakan perusahaan menjadi salah satu pintu masuk bagi kebudayaan asing ke Indonesia.Penelitian ini akan mengupas lebih dalam mengenai faktor-faktor lingkungan eksternal dari perusahan PT. Nusantara Sejahtera Raya berkaitan dengan memaksimalisasi peluang yang meminimalisasi ncaman yang mungkin di hasilkan oleh lingkungan pada perusahaan. Adapun lingkungan yng akan di analisis meliputi :1. Lingkungan Budaya2. Lingkungan Demografi3. Lingkungan Natural (Alam)4. Lingkungan Sosial5. Lingkungan Pemerintahan6. Lingkungan Politik Dalam Negeri7. Lingkungan Politik Luar Negeri8. Pertumbuhan Ekonomi9. Ekonomi Regional10. Kebijakan Fiskal dan Moneter11. Kebijakan Industri dan Sektoral12. Teknologi Informasi13. Teknologi PemrosesanDari ke 13 variabel faktor di atas penulis berharap dapat melakukan analisis mengenai peluang dan ancaman yang mungkin di hadapi oleh Grup Cineplex 21 yang berada dibawah naungan PT. Nusantara Sejahtera Raya. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah peluang dan ancaman dari 13 lingkungan eksternal perusahaan terhadap industri distribusi perfilman khususnya pendistibusian film di Indonesia cukup besar, dan bagaimana cara perusahaan menghadapi semua itu selama ini yang bisa dilihat dari kebijakan-kebijakan strategi yang digunakan oleh perusahaan.2. Bagaimana hasil dari analisa faktor lingkungan bisnis, baik faktor ekonomi maupun non ekonomi yang berpengaruh terhadap keputusan akhir dari bisnis industri perfilman khususnya industri pendistribusi film pada PT. Nusantara Sejahtera Raya (Grup Cineplex 21) Tujuan PenelitianBerdasarkan rumusan masalah, secara terperinci analisis makalah ini bertujuan untuk:1. Melakukan analisa terhadap berbagai kemungkinan pada lingkungan ekternal bisnis yang ada terhadap keputusan bisnis pada PT. Nusantara Sejahtera Raya (Grup Cineplex 21)2. Melakukan analisa mengenai faktor peluang, ancaman dan implikasi bisnis yang akan dihadapi oleh perusahaan PT. Nusantara Sejahtera Raya (Grup Cineplex 21)

Manfat PenelitianMelalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada manajemen PT. Nusantara Sejahtera Raya (Grup Cineplex 21), dalam mencapai target jangka pendek maupun jangka panjang perusahaan dalam mencapai keberlangsungan hidup perusahaan melalui lingkung bisnis industri kreatif di Indonesia. Metodologi PenelitianDalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan mayoritas data sekunder yang di dukung oleh data primer sebagai pelengkap. Data diperoleh dengan studi pustaka yang berisi berbagai macam literatur atau referensi lain seperti situs perusahaan, buku, majalah, surat kabar, internet dan data-data lainnya yang berhubungan dengan pembuatan makalah ini agar di peroleh landasan teori yang cukup kuat dalam melakukan penelitian. Selain data yang dikumpulkan dari berbagai refrensi juga dijadikan landasan untuk menentukan isu-isu yang selanjutnya akan di analisis imlikasinya pada perusahaan.

55

bab iiProfil industri dan perusahaan2.1 Profil IndustriIndonesia memiliki banyak sekali industri untuk mendukung kelangsungan kegiatan ekonomi. Secara keseluruhan, ada sembilan industri inti yang menukung PDB Indonesia dari tahun ke tahun. Pastinya industri inti tersebut tidak bekerja sendiri mengurus semua bagian yang terkait dengan industrinya. Industi inti di bagi menjadi beberapa bagian sub-sub industri yang di bedakan bedasarkan core competence masing bagian. Penelitian ini mengangkat industri kreatif menjadi subjek industri inti.Industri kreatif merupakan salah satu industri yang memiliki sub industri yang cukup banyak. Secara total industri ini memiliki sub industri sebangay 14 industri, seperti :1. Arsitektur2. Desain3. Fesyen4. Kerajinan5. Penerbitan dan percetakan6. Televisi dan radio7. Musik8. Film, video dan fotografi9. Periklanan10. Layanan komputer dan piranti lunak11. Pasar dan barang seni12. Seni pertunjukan13. Riset dan pengembangan14. Permainan interktifDengan banyaknya sub sektor yang tergbung dalam industri kreatif, manjadikan industri ini sebagai industri penyumbang PDB terbesar ke enam dari keseluruhan industri yang ada di Indonesia dengan total kontribusi sebesar 7,4 %.2.2 Definisi per IndustriEmpat belas sub industri yang tergabung dalam industri kreatif memiliki tugas dan fungsinya masing-masing guna mendukung tercapainya tujuan industri secara keseluruhan.a. ArsitekturBerdasarkan anggaran Ikatan Arsitektur Indonesia, arsitektur di definisikan sebagai wujid hasil penerapan pengetahuan, ilmu, teknologi, dan seni secara utuh dalam mengubah ruang dan lingkungan binaan, sebagian besar dari kebudayaan dan peradaban manusia. Selain itu menurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KLBI) 2005 adalah jasa konsultasi arsitek yang mencangkup desain bangunan, pengawasan, konstruksi di segala macam bentuk bangunan dan perencanan kota.b. DesainDesain ini merupakan suatu kegiatan pembuatan sesuatu barang, atau jasa mulai dari awal sampai akhir. Hampir sama dengan arsitektur, namun penggunaan kata desain dapat lebih di generalkan ke pada produk-produk selain bangunan.c. FesyenFesyen merupakan creative activity yang terkait dengan ide desain pakaian, desain alas kaki, dan desain aksesoris mode lainnya, produksi pakaian mode dan aksesorisnya, konsultansi lini produk fesyen, serta distribusi produk fesyen. Sub industri ini memiliki beberapa bagian spesialisasi seperti : Industri Pakaian Jadi Rajutan Industri Rajutan Kaos Kaki Industri Barang Jadi Rajutan Lainnya Industri Pakaian Jadi dari Tekstil dan Perlengkapannya Industri Pakaian Jadi (konveksi) dan Perlengkapan dari Kulit Industri Pakaian Jadi/Barang Jadi dari Kulit Berbulu dan atau Aksesoris Industri Alas Kaki untuk Keperluan Sehari-hari Industri Sepatu Olah Raga Industri Sepatu Teknik Lapangan/Keperluan Industri Industri Alas Kaki Lainnya Perdagangan Besar Tekstil, Pakaian Jadi, dan Kulit. Perdagangan Besar Berbagai Barang-Barang dan Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya. Perdagangan Eceran Tekstil Perdagangan Eceran Pakaian Jadi Perdagangan Eceran Sepatu, Sandal, dan Alas Kaki. Perdagangan Eceran Tekstil, Pakaian Jadi, Alas Kaki, dan Barang Keperluan Pribadi Lain. Perdagangan Ekspor Tekstil, Pakaian Jadi. Perdagangan Ekspor berbagai barang-barang dan perlengkapan rumah tangga lainnya. Jasa Perorangan yang Tidak Diklasifikasikan di Tempat Lainnya, khususnya untuk jasa desainer fesyen dan model fashion.d. KerajinanKegiatan kerajinan merupakan kegiatan kreatifitas yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan distribusi produk yang di buat dan dihasilkan oleh tenaga pengrajin yang berawal dari desain awal sampai dengan proses penyelesaian produknya. Berdasarkan bahan baku yang digunakan, produk kerajinan dapat di kategorikan sebagai berikut : Keramik : sepeti tanah liat, pottery, stoneware, porcelain. Logam : seperti emas, perak, tembaga, perunggu, besi Natural Fiber : seperti serat alam (bambu, akar-akaran, rotan) Batu-batuan : seperti batu mulia, semi precious stone, jade Tekstil : katun, sutra dan linen Kayu : seperti kertas dan lacquer ware e. Penerbitan dan percetakanSub industri ini berkaitan dengan pengadaan kegiatan kreatif yang terkait dengan penulisan konten dan penulisan buku, jurnal, koran, majalah, tabloid, perangko dan segala jenis konten digital serta kegiatan kantor berita.f. Televisi dan radioSub sektor ini memiliki definisi segaka kegiatan kreatif yang memiliki kaitan dengan usaha kreasi dan pengemasan penyiaran yang di tampilkan pada televisi dan radio. Subsektor ini dibagi menjadi tiga dengan spesialisasi sebagai berikut : Telekomunikasi Khusus untuk Penyiaran Kegiatan Radio dan Televisi oleh Pemerintah Kegiatan Radio dan Televisi oleh Swastag. MusikMusik adalah bahasa universal yang bisa dinikmati oleh semua orang, dari anak-anak sampai dengan orang tua. Dimasukannya musik ke dalam industri kreatif ini di karenakan untuk menghasilkan suatu musik yang bagus dan indah di butuhkan suatu kreatifitas untuk mengolah nada-nada yang disusun sedemikian rupa sehingga memiliki nilai jual.h. Film, video dan fotografiFilm, Video dan Fotografi adalah kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi, produksi video, film dan jasa fotografi, serta distribusi rekaman video, film dan hasil fotografi. Tidak hanya itu, sub industri ini juga termasuk didalamnya penulisan skrip, dubbing film, sinematografi, sinetron dan eksibisi film. Industri ini terdiri dari 2 jenis industri utama, yaitu industri produksi film, yang meliputi rumah-rumah produksi dan industri distribusi, yang meliputi bioskop, telvisi, layar independen, maupun usaha melalui kepingan CD atau video.

i. PeriklananDefinisi dari sub sektor ini adalah kegiatan kreatif yang berkaitan dengan suatu ide, produk yang di kemas dalam bentuk jasa untuk membuat media komunikasi dalam bentu promosi, informasi yang bertujuan untuk mempengaruhi masyarakat untuk mengkonsumsi/membeli sesuatu yang di iklankan.j. Layanan komputer dan piranti lunakSub ini termasuk ke dalam industri kreatif yang terkait dengan termasuk jasa layanan komputer, pengembangan piranti lunak, integrasi sistem, desain dan analisis sistem, desain arsitektur piranti lunak, desain prasarana piranti lunak dan piranti keras, serta desain portal yang keseluruhan proses produksinya membutuhkan ide-ide kreatif dari pembuatnya. Berdasarkan lapangan kerja, sub industri ini dapat di bedakan menjadi beberapa macam, antara lain : Jasa Portal Jasa Konsultasi Piranti Keras Jasa Konsultasi Piranti Lunak Pengolahan Data Jasa Kegiatan Database Perawatan dan Reparasi Mesin-Mesin Kantor, Akuntansi, dan Komputer Kegiatan Lain yang Berkaitan dengan Komputerk. Pasar dan barang seniSub ini merupakan bagian dari kegiatan kreatif yang berkaitan dengan perdagangan barang-barang unik, antik yang memiliki nilai estetika sehingga dapat di perjual belikan ke pada masyarakat. Beberapa pasar seni yang sudah di bangun oleh pemerintah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat antara lain pasar seni Sukawati (Bali) dan Malioboro (Jogjakarta)

l. Seni pertunjukanSeni pertunjukan merupakan bagian dari industri kreatif yang memiliki spesialisasi untuk mengembangkan kualitas segala jenis pertunjukan yang dapat dinikimati masyarakat baik dalam bentuk visual, audio, maupun audio visual. Ada beberapa kegiatan yang bisa di golongkan ke dalam sub industri ini. Kegiatan drama musikal, dan jasa penunjang kegiatan tersebut.m. Riset dan pengembanganSub ini merupakan bagian bagian dari industri kreatif yang berkaitan dengan usaha dan ide-ide inovatif yang berkaitan dengan penemuan-penemuan baru, baik ilmu dan teknologi. Dengan adanya penemuan baru tersebut di harapkan dapat memperbaiki kualitas produk dengan material baru, proses baru, alat baru yang bisa memenuhi kebutuhan pasar. Sub ini dibagi menjadi emapt bagian, yaitu : Usaha Penelitian dan Pengembangan yang Dilakukan Secara Sistematis Diselenggarakan oleh Swasta Berkaitan dengan Teknologi dan Rekayasa; Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Sosial; Penelitian dan Pengembangan Humaniora; Jasa Konsultasi Bisnis dan Manajemen.n. Permainan interaktifSub industri ini merupakan yng terakhir dalam industri kreatif. Sub ini berkaitan dengan kreasi, produksi, dan distribusi permainan komputer dan video yang bersifat hiburan, ketangkasan, dan edukasi. Dalam sub ini ada empat kriteria yang dapat di golongkan dalam permainan interaktif, yaitu : Berbasis elektronik baik berupa aplikasi software pada komputer, console game, dan mobile handset. Bersifat menyenangkan dan memiliki unsur kompetisi. Memberikan feedback/interaksi kepada pemain, baik antar pemain atau pemain dengan alat. Memiliki tujuan atau dapat membawa satu atau lebih konten atau muatan. Pesan yang disampaikan bervariasi misalnya unsur edukasi, entertainment dan promosi produk 2.3 Peranan Industri Kreatif Terhadap Perkonomian IndonesiaIndustri kreatif merupakan industri yang sedang tahap perkembangan. Hal itu di ungkapkan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif indonesia. pada tahun 2012 industri ini menunjukkan kinerja yang menggembirakan dengan memperoleh total pendapatan sebesar Rp. 574 triliun atau kurang lebih sekitar 7% kontribusinya terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia.Gambar 1Kontribusi Industri terhadap PDB Indonesia Tahun 2012

Sumber : indonesiakreatif.net

Gambar di atas menunjukkan bahwa industri kreatif Indonesia pada tahun 2012 menempati urutan ke 6 dari keseluran industri yang ada di indonesia. Di tahun 2013 ini di harapkan pada penutupan perhitungan kontribusi industri trerhadap PDB di harapkan meningkat dari tahun 2012 atau bahkan bisa mengungguli industri-industri lain yang selama ini sangat andalkan oleh pemerintah dalam mencari sumber pendapatan negara. Yang menjadi keunggulan dari industri kreatif terhadap industri-industri lain di Indonesia adalah industri ini memiliki sub industri yang sangat banyak, yaitu berjumlah 14 sub industri. Ke 14 sub industri tersebut memiliki spesifikasi dan pasar masing-masing yang sedang berkembang di Indonesia. Dari segi penyerapan tenaga kerja, industri ini menempati posisi empat dari keseluruhan industri yang ada di Indonesia, dengan total tenaga kerja mencapai 11.799.568 orang. Dengan angka tersebut maka dapat diketahui bahwa industri kreatif menyumbang tenaga kerja sebesar 11% dari keseluruhan angakatan kerja Indonesia yang berjumlah 110.808.154 orangGambar 2Kontribusi Industri Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Indonesia Tahun 2012

Sumber : indonesiakreatif.net

Dua indikator di atas, kontribusi terhadap PDB dan penyerapan tenaga kerja, tidak serta merta tumbuh begitu saja tanpa ada sebab yang mendasarinya. Menurut data yang di peroleh, kedua fenomena pertumbuhan kontribusi industri kreatif terhadap 2 isu di atas bersumber dari tumbuhnya perusahaan yang masuk ke dalam industri kreatif. Dari tahun 2010 sampai 2012 saja jumlah usaha yang masuk ke industri ini saja sudah tumbuh sebesar 2,54%, lebih rinci, dari 5.263.458 perusahaan pada tahun 2010, menjadi 5.398.162 pada akhir tahun 2012. Pertambahan jumlah pengusaha industri ini merupakan dampak dari dukungan pemerintah yang membelakukan kebijakan mengenai pengembangan industri kreatif, sehingga pengusaha melihat prospek industri ini di masa depan akan semakin baik.Gambar 3Pertumbuhan Pengusaha Industri Kreatif tahun 2010-2012Tahun 2012

Sumber : indonesiakreatif.net

2.4 Sejarah PerusahaanPT. Nusantara Sejahtera Raya merupakan pemilik jaringan bioskop terbesar dan tertua di Indonesia atau yang lebih di kenal dengan nama Grup Cineplex 21, tercatat Grup Cineplex 21 adalah pelopor jaringan bioskop yang ada di Indonesia. Perusahaan ini di dirikan oleh Sudwikatmono pada tahun 1987 yang belakangan di kenal sebagai bapak prekusor perbioskopan Indonesia. Dalam memulai bisnisnya ini, sang pendiri tidak lagi mendirikan bioskop mulai dari awal, melainkan melakukan akuisisi terhadap Bioskop Kartika (bioskop peninggalan Belanda) yang hampir bangkrut pada tahun 1984. Tiga tahun setelah proses akuisisi tersebut baru Sudiwikatmono mendirikan Cinema Komplex (Cineplex) yang menjadi cikal bakal Grup Cineplex 21 saat ini. Lokasi pertama Cineplex dibangun pda ruas jalan Thamrin pada kavling 21. Nomor kanvling 21 itulah yang kemudian menjadi cikal bakal nama Cineplex 21 yang berarti Cinema Komplex pada kavling 21. Pada awal berdirinya, Cineplex 21 memiliki satu buah gedung yang berisi tiga studio dengan masing-masing berkapasitas 250 tempat duduk per studio.Tidak berselang lama, pada awal tahun 1990 an perkembangan dari Cineplex 21 milik PT. Nusantara Sejahtera Raya ini sangat pesat. Hampir di semua wilayah di Jakarta dan sekitarnya mulai didirikan bioskop-bioskop anggota dari Grup Cineplex 21 yang didirikan oleh Sudwikatmono. Bahkan tidak di Jakarta dan sekitarnya, gedung bioskop Grup Cineplex 21 sudah mulai merambah Surabaya dengan mengakuisisi bioskop-bioskop rakyat peninggalan Belanda. Perkembangan yang pesat ini rupanya di lirik oleh distributor film sebagai salah satu pangsa pasar yang bagus bagi bisnis ini. Sejak awal tahun 1990 an mulai masuk film-film asing produksi Hollywood dengan kualitas gambar dan suara yang terbaik di jaman itu. Dengan masuknya film asing, maka permintaan akan perusahaan jasa ini semain banyak sehingga Grup Cineplex 21 terus melebarkan bisnisnya hingga hampir ke seluruh pulau di Indonesia namun tetap memposisikan pembangunan bioskop di Jawa sebagai prioritas utama.2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 Produk PeusahaanSadar akan perubahan kondisi pasar dan lingkungan bisnis yang di hadapi, di awal era millinium baru atau tahun 2000an, perusahaan ini melakukan pembenahan salah satunya dengan membentuk jaringan bioskop dengan empat merek yang berebeda, yaitu Cinema 21, Cinema XXI, The Premier, dan IMAX. a. Cinema 21

Cinema 21 meruapakan merek bioskop pertama yang diluncurkan oleh PT. Nusantara Sejahtera raya sejak tahun 1987 sampai awal 2000 an. Pada masa kejayaannya, kategori bioskop ini tidak memiliki saingan dalam perjalan bisnisnya. Sebelum perusahaan mendirikan kategori-kategori bioskop yang lain, Cinema 21 merupakan raja merek bioskop di Indonesia. namun setelah adanya perbaikan di internal perusahaan yang memunculkan kategori-kategori bioskop bari, ketenaran Cinema 21 seakan lambat laun memudar dan menjadikannya sebagai bioskop kategori ke tiga dengan mayoritas menayangkan film-film lokal.b. Cinema XXI

Berbeda dengan Cinema 21, Cinema XXI menjelma menjadi salah satu merek dagang Grup Cineplex 21 yang bekembang pesat. Mayoritas film-film yang di putar pada Cinema XXI merupakan film-film Hollywood. Namun Cinema XXI tetap menayangkan film lokal tergantung lokasi dan permintaan pasar. Perbedaan mendasar antara Cinema XXI dan Cinema 21 adalah disediakannya sejumlah fasilitas tambahan lainnya sepeti cafe, tempat bermain anak, lounge dan perubahan desin interior yang lebih di dominasi dengan kerpet berwarna merah untuk menghadirkan kesan elegan, karena pangsa pasar yang di tuju juga masyarakat kalangan menengah.c. The Premier

Berbeda dengan Cinema 21 dan Cinema XXI, The Premier hadir dengan fasilitas yang super mewah jika dibandingkan dengan ke dua saudara nya. The premier hadir dengan konsep mewah yang dilengkapi dengan lobby khusus, kursi khusus layaknya kelas bisnis di dalam sebuah pesawat, dan juga selimut serta kemewahan-kemewahan lainnya. Harga yang di patok untuk menikmati film yang di putar pada The Premier juga sangat luar biasa, hampir lima kalilipat dari harga tiket Cinema XXI dan Cinema 21.d. IMAX

Selain ke tiga merek di atas, akhir-akhir ini Grup Cineplex 21 meluncurkan produk baru yaitu IMAX. Berbeda dengan mayoritas saudara tua nya, IMAX lebih menyasar pada sensasi menonton bukan lagi kenyaman dan kemewahan seperti yang lainnya. Dengan mengadopsi teknologi layar super besar dan sistem tata suara terbaru penonton akan dimanjakan dengan sensasi menonton yang berbeda dari biasanya. Sampai saat ini baru ada satu studio IMAX di seluruh Indonesia. e. Cafe XXI

Selain mengembangkan bisnis intinya, perusahaan juga mengembangkan lini bisnis lain yang di harapkan dapat mendukung bisnis inti untuk mencetak laba bagi perusahaan. Lini bisnis pendukung yang di kembangkan oleh perusahaan adalah Cafe XXI. Usaha ini bergerak di bidang kuliner yang terdapat di gedung-gedung bioskop jaringan Grup Cineplex 21. Adapaun menu menu yang di jual merupakan makanan tradisional Indonesia seperti nasi goreng. Selain menawarkan makanan berat, cafe XXI juaga menawarkan berbagai maam makanan ringan seperti roti, camilan camilan ataupun pop corn yang biasanya di beli oleh penonton untuk teman menonton dalam biskop. Selain itu, cafe XXI juga menyediakan berbagai macam minuman, mulai dari soft drink hingga kopi yang tujukan bagi para konsumen yang mengisi kekosongan waktu baik sebelum maupun setelah menonton film.Sampai saat ini Grup Cineplex 21 telah memiliki 135 gedung pertunjukan dengan total 667 layar yang di bagi ke dalam 4 kategori yang telah di jelaskan di atas. Film-film yang di tayangkan pus sudah tidak lagi di dominasi oleh film lokal dan Amerika saja, tetapi sudah datang dari seluruh penjuru dunia. Hal itu menunjukkan kepercayaan industri perfilman dunia pada PT. Nusantara Sejahtera Raya sebagai pengelola Grup Cineplex 21 yang sekaranag sudah memiliki studio di hampir seluruh pulau di Indonesia.

Gambar 4Data Jumlah Bioskop Grup Cineplex 21 Berdasarkan KategoriTahun 2012

Sumber : filmindonesia.or.idUntuk mendekatkan hubungannya dengan pelanggan, Grup Cineplex 21 membuat suatu sistem informasi berbasis teknologi yang bisa di akses secara online dari komputer pribadi maupun telepon selular masing-masing konsumen. Layanan tersebut di beri nama M-Tix. Dalam layanan M-Tix ini konsumen dapat melakukan pemesanan tiket bioskop, melihat jadwal film yang sedang di putar, hingga sampai lokasi pemutaran film. Disamping itu dengan layanan sistem informasi berbasis teknologi ini, konsumen dapat secara langsung memberikan kritik dan saran berkaitan dengan layanan dari perusahaan guna menjadi folback bagi perusahaan atas apa yang diinginkan oleh konsumen.

bab iiiAnalisis lingkungan Makro bisnis 3.1 Lingkungan BudayaKesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Selain mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia, kesenian juga mempunyai fungsi lain. Salah satu fungsi kesenian adalah sebagai jembatan yang bisa menghubungkan budaya antara masing-masing suku di suatu negara atau bahkan satu negara dengan negara lain. Secara umum, kesenian dapat mempererat ikatan solidaritas suatu masyarakat. Salah satu bentuk kesenian yang paling sering di gunakan sebagai media belajar untuk mengetahui satu budaya dengan budaya lain adalah dengan menggunakan film. Dengan kecanggihan teknologi saat ini dan berkembangnya dunia perfilman dapat mempermudah proses transfer value atau budaya dari masing-masing suku dalam satu negara, antar negara dalam satu kawasan benua, seperti ASEAN, atau bahkan antar negara antar benua, seperti Indonesia dengan Amerika.Banyak hal postif yang dapat di ambil dari budaya budaya yang masuk dari luar dengan media film tersebut, salah satunya masyarakat Indonesia dapat mengetahui perkembangan yang terjadi di dunia. Tetapi kemudahan kemudahan seperti ini tidak semuanya digunakan secara positif oleh pelaku industri perfilman. Di khawatirkan dengan berbagai kemudahan, maka budaya-budaya ketimuran yang dimiliki Indonesia lambat laun akan luntur karena pengaruh dari luar negeri. Hal itu di buktikan dengan hasil survey yang menunjukkan bahwa Indonesia adalah pengakses situs film porno terbesar ke 4 di Dunia setelah Amerika, Jepang, dan Kanada. Salah satu upaya yang di lakukan pemerintah unduk mencegah masuknya budaya-budaya asing yang dapat merusak budaya dan moral bangsa adalah dengan mendirikan Lembaga Sensor film Indonesia dan melakukan pemblokiran situs situs yang berbau pornografi yang berada di bawah naunagn Kemenkominfo.Masalah yang dianalisis oleh penulis mengenai isu ini adalah peluang dan ancaman apa saja yang dapat ditimbulkan oleh lingkungan ini terhadap bisnis PT. Nusantara Sejahtera Raya (Grup Cineplex 21) mengingat sebagian besar film-film yang di putar merupakan produksi asing dan memiliki budaya yang jelas berbeda dengan Indonesia. Analisis PeluangPeluang dari lingkungan budaya terhadap perusahaan ini adalah:1. Film-film kontroversial yang mengandung unsur dan pornografi sangat di sukai oleh konsumen di Indonesia. Semakin tinggi tingkat kontroversi suatu film, maka semakin tinggi pula animo masyarakat untuk tahu bagaimana film tersebut. Salah satu cara untuk memuaskan rasa keingin tahuan masyarakat adalah dengan menonton film kontroversial yang sedang ramai di beritakan. Dengan banyaknya masyarakat yang ingin tahu mengenai film itu, maka semakin banyak pula tiket terjual yang otomatis akan mendongkrak pendapatan dari perusahaan. Analisis AncamanAncaman dari lingkungan budaya terhadap perusahaan ini adalah:1. Ancaman demo dari pihak yang tidak suka dengan hal-hal berbau kontroversi (SARA dan pornografi).2. Para orang tua akan lebih menjaga anaknya untuk tidak pergi ke bioskop ketika ada film yang mengandung kontroversi di tayangkan. Implikasi PerusahaanUntuk tetap memaksimalkan peluang dan meminimalkan ancaman, perusahaan bekerja sama dengan lembaga negara (LSFI) untuk melakukan filter terhadap film yang masuk baik dari dalam dan luar negeri. Tujuan dari kerjasama ini adalah:1. Menghindari masuknya nilai-nilai yang tidak baik bagi masyarakat, 2. Menhindari amuk masa 3. Share risiko. Makna pada point ke tiga ini adalah dengan melakukan kerjasama dengan LSFI, tanggung jawab atas penayangan film-film di bioskop Grup Cineplex 21 sepenuhnya bukan menjadi tanggung jawab perusahaan, mlainkan juga merupakan tanggung jawab LSFI sebagai lembaga dengan otoritas tertinggi yang memberikan ijin bagi pengusaha bioskop untuk menyangkan suatu film.3.2 Lingkungan DemografiTidak bisa dipungkiri bahwa pertumbuhan penduduk di Indonesia tidak mudah untuk di awasi. Hal itu terbukti dari laju pertumbuhan Nasional yang mencapai angka 15,21% hanya dalam kurun waktu 5 tahun. Secara lengkap, angka tersebut dapat di lihat pada tabel 1.Tabel 1Data Penduduk Indonesia menurut ProvinsiTahun 2010

Sumber : BPS.go.idBanyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk misalnya fertilitas, mortalitas dan migrasi. Tingkat fertilitas yang tinggi memacu pertumbuhan penduduk secara cepat, dan alam jangka panjang dapat menciptakan tenaga kerja yang dapat membantu pertumbuhan ekonomi. Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki total luas wilayah 1.890.745 km2. Dari keseluruhan total tersebut, dibagi menjadi enam gugusan besar wilayah yaitu Sumatera, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua. Gambar 4Data Luas Wilayah Pulau-Pulau di Indonesia (%)

Sumber : BPS.go.id

Gambar di atas menjelaskan bahwa jumlah luas wilayah yang di bagi ke dalam 6 gugusan besar (dalam %). Tempat pertama di duduki oleh Kalimantan yang memiliki luas 31% dari total keseluruhan disusul oleh Sumatera, Maluku dan Papua, Sulawesi, Jawa, dan yang terakhir Bali dan Nusa tenggara.Fenomena lain yang terjadi di Indonesia adalah tidak meratanya persebaran penduduk. Menurut data yang di peroleh, prosentase antara luas wilayah dan jumlah penduduk yang terpadat terletak pada gugusan Jawa. Hal itu berbanding terbalik dengan kondisi luas wilayah yang ada di miliki oleh pulau Jawa dimana hanya memiliki luas wilayah sebesar 7% dari total keseluruhan wilayah Indonesia tetapi di tinggali oleh hampir 60% penduduk Indonesia. Sedangkan Kalimantan yang menduduki luas wilayah 31% dari total keseluruhan luas Indonesia hanya di tinggali oleh 5% dari total jumlah penduduk di Indonesia. Untuk mempermudah penyampaian informasi lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 5.Gambar 5Data Jumlah Penduduk Dalam per Pulau di Indonesia (%)

Sumber : BPS.go.id

Masalah yang dianalisis oleh penulis mengenai isu ini adalah peluang dan ancaman apa saja yang dapat ditimbulkan oleh fenomena yang ada di lingkungan demografi ini (tidak meratanya persebaran penduduk ) terhadap bisnis PT. Nusantara Sejahtera Raya (Grup Cineplex 21). Analisis PeluangPeluang dari lingkungan demografi terhadap perusahaan ini adalah:1. Dapat memusatkan cabang-cabang bioskopnya di Jawa karena pasar sasaran tersedia (masyarakat yang butuh hiburan)2. Biaya investasi murah karena sebagian besar kota-kota besar di Jawa sudah ada mal yang dapat di jadikan tempat untuk mendirikan gedung tanpa harus mendirikan gedung sendiri. Tidak bisa dipungkiri bahwa mayoritas studio dari Grup Cineplex 21 berada dalam mal. Analisis AncamanAncaman dari lingkungan budaya terhadap perusahaan ini adalah:1. Pasar yang berada di luar pulau jawa dapat denganmudah di rebut oleh kompetitor karena tidak mendapatkan perhatian yang cukup dari perusahaan (bioskop di luar Jawa sedikit) Implikasi PerusahaanGambar 6Persebaran Bioskop Grup Cineplex 21 Berdasarkan Pulau (%)

Sumber : filmindonesia.or.id

Untuk tetap memaksimalkan peluang dan meminimalkan ancaman, perusahaan sudah melakukan jalan yang tepat yaitu mendirikan banyak gedung bioskop di pulau Jawa (80%) dengan begitu kompetitior akan susah bersaing dengan Grup Cineplex 21 karena sudah memiliki brand yang lebih baik dari pesaing. Namun untuk kedepannya di harapkan perusahaan lebih banyak membangun gedung-gedung bioskop di luar pulau Jawa agar pasar yang berada di daerah-daerah yang sebenarnya potensial tersebut dapat terkelola dan menghasilkan pendapatan bagi perusahaan dengan maksimal.3.3 Lingkungan Natural (Alam)Perkembangan bisnis yang tumbuh dengan cepat seperti sekarang ini, memaksa para pelaku bisnis untuk dapat menarik hati para konsumen. Banyak cara yang dapat di lakukan oleh perusahaan untuk menarik hati pelanggan salah satunya dengan memproduksi produk-produk yang berkualitas. Namun dengan naiknya tingkat pendidikan masyarakat kualitas produk bukan menjadi satu-satu nya tolok ukur suatu perusahan akan disukai oleh para konsumen. Salah satu faktor yang bisa mempengaruhi keputusan konsumsi konsumen adalah nama baik perusahaan atau merek tertentu. Aspek yang bisa mendorong terciptanya nama baik perusahaan salah satunya adalah CSR (Corporate Social Responsibility). Dindikator keberhasilan implementasi CSR sendiri bagi suatu usaha dapat dilihat dari bagaimana suatu perusahaan menjaga kondisi lingkungan sekirat jangan sampai tercemar oleh sisa-sisa hasil usaha yang dilakukan oleh suatu perusahaan. Salah satu isu yangsedang hangat di perbincangkan pada saat ini di kalangan industri adalah go green consep tentang bagaimana cara meminimalisasi penggunaan kertas pada semua jenis industri sebagai bentuk kepedulian pada lingkungan.Masalah yang dianalisis oleh penulis mengenai isu ini adalah peluang dan ancaman apa saja yang dapat ditimbulkan oleh lingkungan ini terhadap bisnis PT. Nusantara Sejahtera Raya (Grup Cineplex 21) mengingat perusahaan ini merupakan perusahaan dengan tingkat penggunaan kertas yang cukup tinggi yang di gunakan sebagai bahan baku tiket bioskop. Analisis PeluangPeluang dari isu lingkungan natural terhadap perusahaan ini adalah:1. Terciptanya nama baik perusahaan jika bisa mengaplikasikan gerakan go green dengan cara meminimalisasi penggunaan kertas. Keuntungan yang akan di dapat perusahaan adalah semakin loyalnya konsumen kepada perusahaan karena konsumen merasa senang ketika melakukan transaksi dengan perusahaan yang memiliki reputasi baik.

Analisis AncamanAncaman dari isu lingkungan natural terhadap perusahaan ini adalah:1. Butuh biaya yang besar untuk pengadaan infrastruktur yang mendukung rencana tersebut. Untuk mengganti tiket kertas dengan e-ticketing di butuhkan teknologi sistem informasi yang kompleks dan harganya tidak murah. Implikasi PerusahaanUntuk tetap memaksimalkan peluang dan meminimalkan ancaman, perusahaan meluncurkan suatu sistem informasi teknologi yang di sebut M-Tix. Meskipun penerapannya belum sepenuhnya bisa menghilangkan ketergantungan terhadap tiket kertas, namun secara perlahan bisa mengurangi penggunaan tiket kertas.3.4 Lingkungan SosialBelakangan ini banyak sekali perubahan yang bersifat fundamental pada masyarakat Indonesia, terutama di daerah perkotaan. Beberapa perubahan yang terjadi adalah mengenai gaya hidup dan pola hidup. Untuk dapat bertahan hidup di lingkunagn seperti sekarang ini, setiap orang dituntut untuk bekerja ekstra keras guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Efek kejenuhan, depresi dan kebosanan sering menghinggapi masyarakat. Oleh karena itu untuk mengusir rasa bosan dan jenuh dibutuhkan sarana hiburan yang dapat membuat kondisi masyarakat kembali ke kondisi prima. Salah satu cara yang mereka lakukan adalah menggunakan fasilitas yang di sediakan oleh penyedia industri hiburan.Fenomena perubahan gaya hidup yang dialami oleh kebanyakan masyarakat ini diakibatkan oleh meningkatnya golongan masyarakat middle class yang memiliki pengasilan cukup besar untuk melakukan konsumsi. Menurut data BPS, prosentase masyarakat golongan middle class di Indonesia sat ini mencapai 56% dari total keseluruhan masyarakat di Indonesia. Masalah yang dianalisis oleh penulis mengenai isu ini adalah peluang dan ancaman apa saja yang dapat ditimbulkan oleh lingkungan ini terhadap bisnis PT. Nusantara Sejahtera Raya (Grup Cineplex 21) mengingat bioskop-bioskop dari Grup Cineplex 21 ini mayoritas berada di perkotaan yang juga menjadi tempat tinggal dan tempat bekerja para masyarakat golongan middle class tersebut. Analisis PeluangPeluang dari isu lingkungan sosial terhadap perusahaan ini adalah:1. Pertumbuhan masyarakat yang selalu bertambah setiap tahunnya menjadikan pangsa pasar perusahaan semakin besar. 2. Perubahan gaya hidup masyarakat dari yang sebelumnya lebih menikmati film bersama keluarga di rumah, dengan pendapatan yang bertambah, sekarang lebih suka untuk datang ke gedung bioskop bersama keluarga. Analisis AncamanAncaman dari isu lingkungan sosial terhadap perusahaan ini adalah:1. Semakin tingginya ekspektasi konsumen terhadap produk dari perusahaan. Semakin banyak masyarakat golongan middle class , maka semakin banyak pula masyarakat yang ingin mengaktualisasi dirinya. Jika perusahaan tidak bisa memenuhi kebutuhan konsumen, maka mereka akan pindah ke kompetitor. Implikasi PerusahaanUntuk tetap memaksimalkan peluang dan meminimalkan ancaman, PT. Nusantara Sejahtera Raya meakukan :1. Membagi studio bioskop mereka ke dalam empat ketegori berbeda yaitu Cinema 21, Cinema XXI, The Premier, dan IMAX yang masing-masing memiliki pangsa pasar dengan strata sosial yang berbeda.2. Untuk menyesuaikan dengan pola hidup high teknologi, perusahaan membuat web dan meluncurkan M-Tix untuk mempererat hubungan dengan konsumen. Dengan M-Tix dan web yang di luncurkan oleh perusahaan, konsumen dapat dengan mudah mencari informasi yang berkaitan dengan produk yang di tawarkan oleh perusahan tanpa harus datang ke lokasi bioskop, seperti film yang di putar, jam tayang film, sisa tempat duduk dan juga memberikan saran dan kritik bagi perusahaan.3. Untuk memenuhi permintaan konsumen akan produk pendukung, Grup Cineplex 21 meluncurkan cafe XXI yang menjual berbagai macam makanan dan minuman yang dapat di konsumsi sambil menonton film. Strategi ini cukup berhasil terbukti dari hasil penjualan pop corn tinggi di banding lini bisnis yang lain yaitu tempat bermain anak.3.5 Lingkungan PemerintahanDalam menjalankan roda bisnisnya, perusahaan bergerak dalam bidang penyediaan sarana dan prasarana bagi para penikmat film, khususnya layar lebar, agar dapat menyalurkan hobinya. Sarana dan prasarana yang di di sediakan adalaha mulai dari film-film, baik dalam negeri maupun luar negeri, serta penyediaan gedung biskop dengan berbagai kelas, mulai dari standart sampai dengan eksklusif.PT. Nusantara Sejahtera Raya berdiri pada tahun 1987 dengan produk unggulan pada masa itu adalah Cinema 21. Setelah dirasa kurang berkembang, pada tahun 2004, perusahaan melakukan peremajaan produknya dengan mengganti Cinema 21 dengan Cinema XXI untuk konsumen kelas menengah ke bawah dan The Premier untuk konsumen kalangan menengah ke atas. Adapun perubahan-perubahan yang di lakukan selama proses peremajaan tersebut adalah :1. Penggantian logo 21 menjadi XXI yang dinilai lebih elegan.2. Penggantian tata interior menjadi lebih menarik.3. Menyediakan sarana untuk konsumen yang ingin menonton dengan sensasi yang berbeda dengan produk The Premier.4. Penyempurnaan teknologi-teknologi yang mendukung proses pemutaran film.Perkembangan bisnis Group Cineplex 21 tidak lepas dari film-film yang di putar di bioskop-bioskop yang beredar, baik film asing maupun film lokal. Namun, melihat dari kualitas film lokal yang kurang baik dan sebaliknya film-film asing, khususnya Amerika, yang notabene memiliki alur cerita dan kualitas ghambar yang lebih baik menyerbu Inodnesia, maka masyarakat pun lebih suka mengkonsumsi film asing dari pada film dalam negeri. Fenomena tersebut membuat industri perfilman dalam negeri mulai terkesampingkan.Pemerintah Indonesia dan para insan perfilman Indonesia mencari cara untuk mengankat kembali industri perfilman dalam negeri. Setelah melalui pemikiran yang matang, dibentuk kebijakan untuk menaikkan harga cukai film import oleh pemerintah Indonesia. Kebijakan itu tertulis pada Surat Edaran Direktur Jendral Pajak Nomor SE - 3/PJ/2011. Masalah mulai timbul ketika pemegang hak film-film asing tersebut, Motion Picture Association of America (MPAA), menolak untuk mengikuti tarif masuk yang di tentukan oleh pemerintah Indonesia. Dengan ketidak sanggupan MPAA mematuhi kebijakan baru tersebut, MPAA memutuskan untuk menarik film-film yang berasal dari productin house di bawah naungannya dari Indonesia. Kejadian tersebut membuat pengusaha bioskop Indonesia, PT. NUSAR, berada di ujung tanduk. Betapa tidak, total pengasilan perusahaan turun hingga 50% dari biasanya. Hal itu terjadi karena ternyata 60% dari total penghasilan yang mereka dapat berasal dari film-film asing yang di produksi oleh production house Amerika. Bukan hanya pengusaha bioskop saja yang merugi, para prduction house film juga merugi karena mereka kehilangan pangsa pasar Indonesia. Beberapa production house tersebut seperti :1. Sony/Columbia Pictures2. Universal3. Paramount4. Walt Disney5. 20th Century Fox6. Warner BrosLima bulan setelah diterapkannya kebijakan tersebut, akhirnya terjadi kesepakatan kembali antara pemerintah Indonesia dengan para importir film yang menyetujui besaran tarif film impor sebesar Rp.20.000 - Rp.21.000 per menit. Per tanggal 29 Juni 2011, kegiatan impor film sudah bisa lagi dilakukan oleh importir kepada pasar film di Indonesia.Masalah yang dianalisis oleh penulis mengenai isu naiknya pajak film import ini adalah peluang dan ancaman apa saja yang dapat ditimbulkan oleh lingkungan ini terhadap bisnis PT. Nusantara Sejahtera Raya (Grup Cineplex 21). Mengingat bahwa mayoritas film yang di tayangkan pada bioskop-bioskop Grup Cineplex 21 merupakan film-film asing, sebagian besar Amerika. Analisis PeluangPenulis tidak melihat adanya peluang yang bisa dimanfaatkan oleh perusahaan berkaitan dengan dilekuarkannya kebijakan pemerintah yang mengatur kenaikan pajak film asing. Analisis AncamanAncaman dari isu naiknya pajak film asing terhadap perusahaan ini adalah:1. Perusahaan semakin susah mendapat pasokan film asing yang menjadi senjata andalan perusahaan untuk menarik konsumen2. Laba yang di peroleh akan turun3. Calon konsumen akan malas datang ke bioskop karena film-film berkuatlitas produksi dari rumah-rumah produksi twrkemuka di Amerika tidak bisa di tayangkan di bioskop-bioskop Indonesia. Implikasi PerusahaanUntuk meminimalkan ancaman dari isu ini, PT. Nusantara Sejahtera Raya menggunakan strategi sebagai berikut :1. Melakukan lobi kepada pemerintah berkaitan dengan naiknya pajak film asing. Dengan naiknya pajak film asing otomatis pendapatan dari Cineplex 21 akan berkurang yang akhirnya berakibat pada berkurangnya PPH perusahan. Pada kenyataanya, Grup Cineplex 21 merupakan salah satu penyumbang pajak pendapatan terbesar dari industri kreatif. 2. Tetap menayangkan film-film dalam negeri sebagai usaha mendapatkan laba meskipun hasil yang di peroleh tidak maksimal.

3.6 Lingkungan Politik Dalam NegeriNegera Indonesia merupakan salah satu dari sekian banyak negara yang menganut sistem pemerintahan demokrasi terpimpin. Salah satu ciri suatu negara dapat di katakan menganut sistem pemerintahan tersebut adalha setiap warganya berhak mengeluarkan dan mengemukakan pendapat mengenai suatu hal yang sesuai dengan apa yang masyarakat pikirkan. Semboyan demokrasi Inodnesia yang berbunya dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat menjadi salah satu alasan mengapa rakyat turut dilibatkan dalam pengambilan keputusan yang akan membawa dampak positif terhadap perkembangan negara.Asas demokrasi pancasila ini yang kemudian di terapkan pada proses pemilihan umum (pemilu) di Indonesia. seperti di ketahuai bersama bahwa pemilu merupakan salah satu pesta demokrasi terbesar yang dapat diselenggarakan oleh suatu negara. Di Indonesia sendiri prosesi pemilu merupakan pesta demokrasi rakyat yang sangat luar biasa meriahnya. Masyarakat yang sudah memenuhi syarat dan memiliki hak pilih dapat dengan bebas memilih siapa-siapa saja yang akan dududk di kursi kepemimpinan baik eksekutif dan legislatif. Selain itu, dengan sistem pemilu yang di anut oleh negara ini, rakyat dapat memilih secara langsung siapa yang nantinya akan menjadi presiden dan wakil presiden yang akan memimpin negara dalam satu periode (5 tahun)Tahun 2014 mendatrang Indonesia akan menggelar pesta demokrasi ini. Sudah bukan rahasia umum lagi jika menjelang pemilu semua partai dan elit politik berlomba-lomba untuk mencari simpati dari masyarakat agar dapat memperoleh dukungan maksimal ketika proses pemilihan berlangsung. Dampak dari hal tersebut adalah labilnya kondisi pemerintahan yang secara tidak langusung juga bepengaruh pada ketidak pastian kondisi ekonomi di suatu negara. Untuk mengantisispasi hal tersebut, setiap perusahaan yang ingin terhindar dari ancaman ketidak pastian ekonomi harus pandai meramu strategi yang bisa menolong mereka dari segalam kemungkinan terburuk dari dampak ketidak pastian kondisi ekonomi akibat pemilu.Masalah yang dianalisis oleh penulis mengenai isu pemilu 2014 ini adalah peluang dan ancaman apa saja yang dapat ditimbulkan oleh lingkungan ini terhadap bisnis PT. Nusantara Sejahtera Raya (Grup Cineplex 21). Mengingat perusahaan ini bergerak di bidang jasa penyiaran yang di satu sisi dapat mendukung sukses tidaknya pesta demokrasi 5 tahunan tersebut. Analisis PeluangPeluang dari isu lingkungan politik dalam negeri terhadap perusahaan ini adalah:1. Banya dibutuhkan jasa periklanan baik di media cetak maupun elektronik sebagai bentuk promosi partai politik maupun pasangan capres cawapres yang akan berpartisipasi pada pemilu 2014 mendatang. Analisis AncamanAncaman dari isu lingkungan sosial terhadap perusahaan ini adalah:1. Semakin mendekati waktu penyelenggaraan pemilu, makan semakin besar dampak politik yang dapat membuat ketidak pastian kondisi ekonomi negara. Implikasi PerusahaanUntuk tetap memaksimalkan peluang dan meminimalkan ancaman, PT. Nusantara Sejahtera Raya meakukan :1. Menyediakan layan iklan berbayar yang dapat di tawarkan pada partai politik atau pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang akan berpartisipasi pada pemilu 2014. Dengan begitu perusahaan dapat memperoleh sumber pendapatan selain dari pemutaran film. 2. Ketidak stabilan kondisi politik menjadi salah satu penghambat perusahaan untuk dapat melakukan ekspansi ataupun perluasan bisnis. Lembaga pemerintahan akan fokus pada persiapan pemilu dan mengesampingkan urusan lainyya termasuk dengan para pebisnis. Oleh karena itu perusahaan menunda melakukan ekspansi hingga proses pemilu 2014 selesai. Dengan selesainya proses pemilu danterpilihnya pemimpin baru, perusahaan berharap bahwa konsisi politik yang secara tidak langsung akan berdampak pada kondisi ekonomi perusahaan juga akan turut membaik.3.7 Lingkungan Politik Luar NegeriASEAN Free Trade Area (AFTA) merupakan wujud dari kesepakatan dari negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN. Dengan kesepakan ini maka tembok pembatas antar negara-negara yang berada dalam satu kawasan regional ASEAN seakan tidak ada lagi. Demikian juga dengan arus masuk bisnis dan tenaga kerja dari satu negara dan negara lain yang tergabung dalam AFTA. Tujuan dari kesepakatan ini adalah dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia serta menciptakan pasar regional bagi 500 juta penduduknya. AFTA dibentuk pada Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke IV di Singapura tahun 1992. Pada mulanya AFTA ditargetkan akan dicapai dalam waktu 15 tahun (1993-2008), kemudian dipercepat menjadi tahun 2003, dan terakhir dipercepat lagi menjadi tahun 2002. Skema Common Effective Preferential Tariffs For ASEAN Free Trade Area (CEPT-AFTA) merupakan suatu skema untuk mewujudkan AFTA melalui : penurunan tarif hingga menjadi 0-5%, penghapusan pembatasan kwantitatif dan hambatan-hambatan non tarif lainnya. Informasi terbaru mengenai kesepakan ini atau AFTA adalah adanya diberlakukannya kesepakatan untuk menghapuskan semua bea masuk impor barang bagi Brunai Darussalam pada tahun 2010, Indonesia, Malaysia, Philippines, Singapura dan Thailand, dan bagi Cambodia, Laos, Myanmar dan Vietnam pada tahun 2015.Masalah yang dianalisis oleh penulis mengenai isu di berlakukannya AFTA pada tahun 2015 ini adalah peluang dan ancaman apa saja yang dapat ditimbulkan oleh lingkungan ini terhadap bisnis PT. Nusantara Sejahtera Raya (Grup Cineplex 21). Mengingat di setiap negera ASEAN memiliki perusahaan bioskop masing-masing yang memiliki kualitas tidak kalah bagus jika dibandingkan dengan Grup Cineplex 21. Analisis PeluangPeluang dari isu di berlakukannya AFTA pada tahun 2015 terhadap perusahaan ini adalah:1. Dengan diberlakukannya AFTA tahun 2015, maka perusahaan memperluas marketnya sampai tingkat ASEAN2. Nama perusahaan akan semakin di kenal baik karena berhasil menembus pasa internasional3. Kesempatan perusahaan untuk memperoleh pedapan yang lebih banyak akan sangat terbuka lebar. Analisis AncamanAncaman dari di berlakukannya AFTA pada tahun 2015 terhadap perusahaan ini adalah:1. Kompetitor dari perusahaan akan semakin banyak. Perusahaan bioskop asing bisa masuk dengan mudah ke Indonesia dan membuka studio-studio yang di lokasi yang belum tersentuh oleh perusahaan. Dengan kekuatan sumber daya keuangan yang mumpuni, bukan tidak mungkin hal itu akan terjadi. 2. Perusahaan bioskop di Malaysia dan Singapura di kenal memiliki sumberdaya teknologi yang sedikit lebih canggih dibandingkan dengan teknologi pada bioskop-bioskop Grup Cineplex 21. Implikasi PerusahaanUntuk tetap memaksimalkan peluang dan meminimalkan ancaman, PT. Nusantara Sejahtera Raya meakukan :1. Kerjasama dengan perusahaan bioskop negara tetangga (Malaysia dan Singpura) yaitu Village Cinema dan Golden Screen Cinema sehingga posisi perusahaan akan semakin kuat dan memiliki bergaining power kuat juga dalam menghadapi distributor film denga kerjasama tersebut, Grup Cineplex 21 tidak perlu bersaing dengan kompetitor yang ada namun tetap dapat mendapat pangsa pasar yang besar.2. Melakukan lompatan teknologi agar bisa menyamai atau bahkan lebih baik dari dua kompetitior asing yang ada. Dengan begitu secara otomatis biaya masuk industri akan semakin besar yang meng mengakibatkan perusahaan baru kan susah untuk menembus bisnis ini.3.8 Pertumbuhan EkonomiPertumbuhan ekonomi sebagai sebuah proses peningkatan output dari waktu ke waktu menjadi indikator penting untuk mengukur keberhasilan pembangunan suatu negara (Torado, 2005). Semakin baik indikator pertumbuhan ekonomi suatu negara, maka dapat di pastikan bahwa pemerintah di suatu negara berhasil dalam melaksanakan program pengembangan negara. Banyak indikator-indikator yang dapat di lihat untuk menilai perkembangan suatu negara, di antaranya adalah perkembngan ekonomi (G), pertumbuhan penduduk (N) dan pertumbuhan kesejahteraan masyarakat (g). Data BPS menunjukkan jumlah pertumbuhan penduduk di Indonesia sendiri mulai tahun 2005-2010 mencapai angka 15,21% atau sebesar 31.376.731 jiwa. Selain itu data juga menunjukkan bahwa GDP Indonesia di perkirakan akan tumbuh menjadi 6% menjadi 6,3%. Jelas hal tersebut merupakan angin segar bagi seluruh pelaku bisnis di Indonesia karena dengan adanya perkembangan ekonomi, maka bisnis yang di jalankan kemungkinan besar akan tumbuh dengan pesat. Keyakinan pebisnis akan hal tersebut bertambah dengan adanya fakta bahwa pertumbuhan middle class economy di Indonesia mencapai 53%. Salah satu bisnis yang akan menerima dampak dari adanya pertumbuhan ekonomi adalah bisnis hiburan yang diwakili oleh Grup Cineplex 21. Analisis PeluangIsu pertumbuhan ekonomi jelas merupakan isu yang menggembirakan bagi para pelaku bisnis. Baknyak peluang-peluang baru yang dapat di di ambil ketika pertumbuhan ekonomi suatu negara sedang dalam kondisi baik. Dalam tulisan ini di asumsikan pertumbuhan ekonomi dalam kondisi baik, PDB meningkat, dan kesejahteraan masyarakat juga meningkat.Tabel 2Data GDP, Inflasim Neraca Keuangan dan Tingkat Pengangguran Negara ASIA 2011-2013 ( Proyeksi)

Sumber : BPS.go.id Dengan kondisi seperti yang ada di atas, peluang-peluang yang bisa muncul dari fenomena stabilnya pertumbuhan ekonomi adalah :1. Banyaknya permintaan terhadap jasa cineplex 21. Pertumbuhan ekonomi kebanyakan di imbangi dengan berkurangnya angkatan pengangguran dan meningkatnya angkatan tenaga kerja. Dengan semakin banyak angkatan tenaga kerja, maka semakin banyak pula masyarakat dari yang sebelumnya tidak memiliki sumber daya keuangan bertransformasi menjadi masyarakat berpenghasilan. Adanya perubahan struktur penduduk tersebut mengakibatkan tingkat konsumsi di berbagai lini otomatis meningkat, tidak terkecuali di industri hiburan. Disamping itu dengan tumbuhnya angkatan kerja disuat negara biasanya akan diikuti oleh tumbuhnya golongan middle class atau yang lebih familiar dengan sebutan orang kaya baru. Didukung oleh kondisi inflasi yang stabil, dan BI rate yang tidak terlalu tinggi, maka masyarakat akan cendenrung melakukan konsumsi di bandingkan dengan saving.2. Tumbuhnya mal-mal di kota-kota besar seperti Jakarta, Suarabaya, dan Jogja. Bukn rahasia umum lagi kalau sebagian besar dari lokasi cineplex 21 berada dalam tempet-tempet perbelanjaan seperti mal ataupun town square. Dengan membuka bioskop di tempat-tempat semacam itu dapat meminimalisasi biaya pembangunan bioskop yang menghabiskan biaya sangat besar jika di bandingkan dengan tidak bergabung dengan tempat-tempt perbelanjaan. Biaya sewa yang lebih rendah daripada biaya membangun gedung di jadikan peluang oleh cineplex 21 untuk meminimalisasi biaya perusahaan. Analisis AncamanSelain dampak positif, rupanya pertumbuhan ekonomi juga membawa dampak negatif bagi pertumbuhan suatu industri. Dampak negatif atau ancaman-ancaman tersebut harus bisa di sikapi secara bijak oleh perusahaan agar tetap sustain. Untuk mengetahui ancaman apa saja yang dapat di hasilkan dari adanya fenomena pertumbuhan ekonomi ini, penulis mencoba melakukan analisis mnegenai hal tersebut.1. Ancaman pertama bisa datang dari kompetitor lama atau kompetitor new entries. Dengan naiknya kesejahteraan masyarakat dan berkurangnya angka pengangguran, maka kebutuhan akan hiburan semakin banyak. Salah satu hiburan murah dan berkelas adalah dengan menonton bioskop bersama keluarga atau teman-teman. Untuk itu dapat dipastikan permintaan akan jasa bioskop semakin banyak di butuhkan. Banyaknya permintaan, jika tidak diimbangi dengan pertumbuhan infrastruktur untuk jasa tersebut dapat menjadi bomerang bagi perusahaan sendiri karena hilangnya kepercayaan dari konsumen. Celakanya, persebaran gedung bioskop cineplex 21, 80% berada di pulau jawa. Bukan tidak mungkin konsumen akan menggarap pasar-pasar yang berada di luar pulau jawa tersebut.2. Ancaman barang subtitusi seperti home teater, DVD blue ray player dan masih banyka lagi.peningkatan kesejahteraan disinyalir dapat mengubah perilaku dari konsumen itu sendiri. Kalau sebelumnya konsumen kalangan menengah lebih suka menonton di bioskop, dengan adanya pertambahan kemakmuran, konsumen kalangan menengah yang bertransformasi menjadi konsumen kalangan atas butuh sesuatu yang lebih privat seperti menonton di rumah sendiri dengan kualitas sama dengan bioskop, yaitu dengan home teater. Implikasi Perusahaan1. Menambah jumlah bioskop di wilayah-wilayah yang ramai dengan bekerja sama dengan pengelola mal-mal sebagai bentuk dari efisiensi biaya tetapi tetap memperoleh profit yang tinggi. 2. Penambahan kapasitas dari masing-masing gedung bioskop juga menjadi salah satu langkah yang dapat di tempuh pengelolah bioskop untuk memaksimalkan labanya.3. Melakukan inovasi /lompatan teknologi penayangan yang lebih maju seperti film 3D, IMAX, dan 4. Melakukan ekspansi core bisnis bukan hanya menyediakan jasa menonton bioskop, tetapi juga resto layanan dan arena bermain anak. 5. Menggarap pasar-pasar yang berada di luar pulau Jawa, pengelolah bisa membangun bioskop-bioskopnya di daerah daerah luar pulau Jawa untuk mencover kebutuhan golongan middle class di wilayah-wilayah yang masih susah mendapat akses untuk menikmati jasa bioskop.3.9 Ekonomi RegionalTiga tahun terakhir banyak berkembang berbagai macam teknologi yang mempermudah masyarakat untuk memperbaiki kinerja atau bahkan mendirikan usaha baru. Khusus untuk usaha yang sudah berdiri, menjaga sustainable dan eksistensi usaha sangat penting di perhatikan. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap eksistensi dan sustainablelitas suatu industri adalah pendapatan perkapita di suatu wilayah atau yang di sebut upah minimum provinsi.Isu mengenai upah minimum telah menjadi perbincangan yang hangat di masyarakat negara berkembang maupun negara maju. Pentingnya pembahasan upah minimum karena hal tersebut sangat erat kaitanya dengan pemenuhan kebutuhan hidup pekerja di suatu wilayah. Diberlakukannya kebijakan upah minimum ini adalah untuk (1) menjamin penghasilan pekerja sehingga tidak lebih rendah dari suatu tingkat tertentu, (2) meningkatkan produktivitas kerja, (3) mengembangkan dan meningkatkan perusahaan dengan cara-cara produksi yang lebih efisien (Sumarsono, 2003 dalam Devanto dan Putu, 2011 : 269). Selain itu dengan adanya kebijakan upah minimum maka perusahaan dapat melakukan peramalan mengenai berapa kira-kira permintaan yang akan dibutuhkan pasar berkaitan dengan permintaan pasar. Menururt (Pratami, 2012: 2) daya beli seseorang di pengaruhi oleh pendapatan perkapitanya.Masalah yang dianalisis oleh penulis mengenai isu ini adalah peluang dan ancaman apa saja yang dapat ditimbulkan oleh lingkungan ini terhadap bisnis PT. Nusantara Sejahtera Raya (Grup Cineplex 21) mengingat isu yang beredar bahwa pada tahun 2014 UMP Jawa Timur akan mengalami kenaikan. Analisis PeluangPeluang dari isu kondisi ekonomi regional terhadap perusahaan ini adalah:1. Dengan naiknya UMP memungkinkan masyarakat untuk melakukan konsumsi lebih dari sebelumnya. Peluang permintaan akan jasa ini semakin meningkat. Analisis AncamanAncaman dari isu kondisi ekonomi regional terhadap perusahaan ini adalah:1. Meningkatnya biaya tenaga kerja perusahaan, karena tenaga kerja pada perusahaan ini menganut sistem gaji bulanan, maka biaya tersebut dibebankan ke dalam biaya tetap perusahaan. Berapapun jumlah tiket yang terjual tidak akan mempengaruhi besarnya biaya gaji karyawan yang di keluarkan perusahaan. Implikasi PerusahaanUntuk tetap memaksimalkan peluang dan meminimalkan ancaman, PT. Nusantara Sejahtera Raya meakukan :1. Menambah jumlah studio bioskopnya di sekitar Jawa Timur. Langkah ini dinilai tepat karena data yang di peroleh menunjukkan bahwa Jawa Timur merupakan porovinsi dengan rasio jumlah penduduk yang mendapatkan akses ke bioskop dengan jumlah penduduk yang tidak mendapatkan akses ke bioskop terbesar dari keseluruhan provinsi yang ada di Indonesia.Gambar 7Grafik Perbandingan Jumlah Penduduk terhadap Akses ke Bioskop

2. Mengurangi jumlah tenaga kerja dan menggantinya dengan otomatisasi sistem. Yang di maksud dengan otomatisasi sistem disini adalah penggunaan teknologi yang bisa menggantikan fungsi dari tenaga kerja yang tingkat pekerjaannya tidak begitu kompleks. Contoh, pembelian tiket bisa digunakan dengan mandiri dengan memasukkan uang pada mesinn tiket. Selain itu penggantian jasa tenaga kerja yang bertukas memvalidasi tiket bisa di gantikan dengan sistem scaning barcode dan lain sebagainya.

3.10 Kebijakan Fiskal dan MoneterKrisis global yang melanda sebagian negara di dunia rupanya perlahan-lahan menunjukkan dampaknya bagi Indonesia. Setelah berhasil lolos dari krisis 2008, nyatanya kondisi ekonomi Indonesia tidak bisa menahan tekanan yang di berikan akibat dampak dari krisis dunia tersebut. Puncaknya adalah ketika nilai tukar mata uang Indonesia (Rp) melemah hingga hampir menyentuh angka Rp. 12.000/ dollar Amerika Serikat. Salah satu yang menjadi penyebab terjadinya hal tersebut adalah banyaknya jumlah uang yang beredar di pasaran sehinggan meningmbulkan inflasi meskipun dengan prosentae yang tidak begitu besar. Berbagai upaya di lakukan oleh pemerintah Indonesia untuk dapat menguatkan kembali nilai mata uang negara pada posisi normal dan menekan inflasi. Salah satu upaya yang di lakukan pemerintah untuk menekan tingkat inflasi yang terjadi di negara adalah dengan menaikkan suku bungan Bank Indonesia dari yang sebelumnya hanya sebesar 6%/ tahun menjadi 7,5% per tahun. Kebijakan tersebut diharapkan dapat mengurangi pola hidup masyarakat dari yang sebelumnya sangat konsumtif menjadi lebih hemat atau bahkan melakukan penyimpanan di bank yang ada di Indonesia. Masalah yang dianalisis oleh penulis mengenai isu dinaikannya suku bunga Bank Indonesia adalah peluang dan ancaman apa saja yang dapat ditimbulkan oleh kebijakan ini terhadap bisnis PT. Nusantara Sejahtera Raya (Grup Cineplex 21). Mengingat bahwa produk atau jasa yang di tawarkan oleh perusahaan bukan merupakan produk primer ataupun sekunder, bahkan mungkin berada dalam kategori produk tersier. Analisis PeluangPenulis menilai bahwa tidak ada peluang dari isu naiknya SBI sebagai pengendalian tingkat inflasi di Indonesia. Analisis AncamanAncaman dari isu naiknya suku bunga SBI sebagai upaya penaggulangan inflasi terhadap perusahaan ini adalah:1. Konsumen cenderung lebih hemat dari biasanya. Tingkat inflasi yang tinggi membuat harga kebutuhan pokok melonjak naik. 2. Konsumen akan lebih cenderung melakukan penghematan dari pada mengeluarkan uang yang bagi pos-pos yang di nilai kurang memberikan manfaat lebih bagi mereka. 3. Konsumen akan mengubah penggunaan keuangan dari yang sebelumnya di gunakan untuk konsumsi produk-produk tersier menjadi saving di bank dengan harapan memperoleh bungan yang tinggi dan menambah kekayaan mereka. Implikasi PerusahaanUntuk tetap memaksimalkan peluang dan meminimalkan ancaman, PT. Nusantara Sejahtera Raya melakukan beberapa langah pencegahan terhadap ancaman yaitu :1. PT. Nusantara Sejahtera Raya (Grup Cineplex 21) memutar film-film berkualitas nomor satu yang di produksi oleh rumah produksi Hollywood agar masyarakat tetap tertarik untuk datang menyaksikan film di bioskop.3.11 Kebijakan Industri dan SektoralIndustri kreatif merupakan industri yang sedang tahap perkembangan. Hal itu di ungkapkan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif indonesia. pada tahun 2012 industri ini menunjukkan kinerja yang menggembirakan dengan memperoleh total pendapatan sebesar Rp. 574 triliun atau kurang lebih sekitar 7% kontribusinya terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia.Di tahun 2013 ini di harapkan pada penutupan perhitungan kontribusi industri trerhadap PDB di harapkan meningkat dari tahun 2012 atau bahkan bisa mengungguli industri-industri lain yang selama ini sangat andalkan oleh pemerintah dalam mencari sumber pendapatan negara. Yang menjadi keunggulan dari industri kreatif terhadap industri-industri lain di Indonesia adalah industri ini memiliki sub industri yang sangat banyak, yaitu berjumlah 14 sub industri. Ke 14 sub industri tersebut memiliki spesifikasi dan pasar masing-masing yang sedang berkembang di Indonesia. Dari segi penyerapan tenaga kerja, industri ini menempati posisi empat dari keseluruhan industri yang ada di Indonesia, dengan total tenaga kerja mencapai 11.799.568 orang. Dengan angka tersebut maka dapat diketahui bahwa industri kreatif menyumbang tenaga kerja sebesar 11% dari keseluruhan angakatan kerja Indonesia yang berjumlah 110.808.154 orangDua indikator di atas, kontribusi terhadap PDB dan penyerapan tenaga kerja, tidak serta merta tumbuh begitu saja tanpa ada sebab yang mendasarinya. Menurut data yang di peroleh, kedua fenomena pertumbuhan kontribusi industri kreatif terhadap 2 isu di atas bersumber dari tumbuhnya perusahaan yang masuk ke dalam industri kreatif. Dari tahun 2010 sampai 2012 saja jumlah usaha yang masuk ke industri ini saja sudah tumbuh sebesar 2,54%, lebih rinci, dari 5.263.458 perusahaan pada tahun 2010, menjadi 5.398.162 pada akhir tahun 2012. Pertambahan jumlah pengusaha industri ini merupakan dampak dari dukungan pemerintah yang membelakukan kebijakan mengenai pengembangan industri kreatif, sehingga pengusaha melihat prospek industri ini di masa depan akan semakin baik.Masalah yang dianalisis oleh penulis mengenai isu dukungan pemerintah terhadap industri kreatif ini adalah peluang dan ancaman apa saja yang dapat ditimbulkan oleh lingkungan ini terhadap bisnis PT. Nusantara Sejahtera Raya (Grup Cineplex 21). Mengingat perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan yang di perhitungkan di sektor industri kreatif ini. Analisis PeluangPeluang dari isu dukungan pemerintah terhadap perusahaan ini adalah:1. Mendapatkan kemudahan untuk melakukan pengurusan berkaitan dengan hal-hal yang berhubungan dengan perusahaan2. Kemudahan mendapatkan sumber modal dari berbagai pihak, mengngat industri ini mendapat dukungan penuh dari pemerintah unruk dikembangkan. Analisis AncamanAncaman dari isu dukungan pemerintah terhadap perusahaan ini adalah1. Semakin banyak perusahaan-perusahaan baru yang dapat dengan mudah masuk untuk meramaikan industri ini bahkan para pemain baru yang masuk pada sektor bisnis yang sama dengan perusahaan PT. Nusantara Sejahtera Raya (bioskop).untuk menggunakan jasa perusahaan akan pudar. Implikasi PerusahaanUntuk tetap memaksimalkan peluang dan meminimalkan ancaman, PT. Nusantara Sejahtera Raya melakukan strategi defensif dengan memperbesar entry barier untuk masuk industri ini. Modal yang di dapat dengan mudah dari rekanan pemerintah akan digunakan untuk investasi yang berkaitan dengan teknologi baru sehingga perusahaan baru yang akan masuk ke sektor bisnis yang sama akan merasa kesulitan untuk mengejar apa yang sudah di lakukan oleh perusahaan. Dengan begitu sektor bisnis ini menjadi tidak menarik lagi bagi pengusaha dna itu menjadi suatu keuntungan bagi perusahaan.

3.12 Teknologi InformasiPerkembangan dunia perfilman saat ini sedang dalam kondisi yang mature. Hal tersebut dapat di lihat melalui banyaknya film-film baik asing maupun dalam negeri yang di putar di seluruh bioskop di Indonesia. Fenomena tersebut sangat sayang untuk dilewatkan di karenakan film-film yang di putar di bioskop-bioskop tersebut merupakan film-film pilihan. Namun tidak sedikit kendala-kendala yang dialami oleh penikmat film dalam upayanya untuk menyaksikan film kesayangannya. Salah satu kendala yang sering sekali terjadi adalah ramenya pengunjung bioskop yang harus antri untuk membeli tiket film.Salah satu upaya yang di lakukan oleh pengusaha biskop, dalam artikel ini Grup Cineplex 21, adalah dengan menerbitkan program mobile ticketing (MTIX). Program ini diharapkan dapat mengurangi jumlah antrian pengunjung yang ingin membeli tiket pertunjukan film karena pembelian tiket dapat dilakukan secara online baik melalui personal computer (PC) ataupun mobile phone (HP). Selain sebagai media untuk melakukan pemesanan tiket, MTIX juga dapat digunakan untuk melihat info-info seputar film-film yang sedang di putar di bioskop tersebut.M-Tix Adalah layanan transaksi pembelian tiket nonton jarak jauh (Remote Transaction). Yang merupakan layanan nilai tambah untuk pelanggan 21/XXI. Dengan adanya fasilitas ini, konsumen bisa membeli tiketnya secara online baik melalui mobile phone maupun personal computer yang ada di rumah. Selain itu dengan M-Tix, konsumen dapat Melihat data transaksi, data studio, data film, dan data jadwalpemutaran film. Tujuan utama dari perusahaan dalam meluncurkan adalah memberikan pelayanan yang maksimal kepada para calon penonton film. Dalam menjalankan program M-Tix, cinema 21 mengunakan teknologi hampir sama seperti yang di gunakan oleh e-payment. Ada beberapa langkah yang harus di lakukan oleh perusahaan sebelum melakukan pembelian menggunakan M-Tix. Gambar 1 di bawah ini menunjukkan mekanisme penggunaan M-tix secara garis besar.

Gambar xxAlur Proses Transaksi pada M-Tix

Secara garis besar beberapa tahapan sama dengan yang ditunjukkan pada gambar xx. Tetapi M-tix rupanya membuat kemudahan-kemudahan lainnya dengan memberikan sistem top up, yang mengharuskan calon pembeli terdaftar dulu sebagai anggota M-Tix. Gambar 2 menunjukkan tahapan-tahapan yang harus di tempuh calon pembeli untuk menikmati layanan M-Tix.

Gambar xxTahapan Berlangganan M-Tix

Berikut merupakan tahapan langkah-langkah yang harus di lakukan oleh konsumen sebelum menggunakan fasilitas M-Tix dari Grup Cineplex 21 :

1. RegistrasiLangkah awal untuk dapat menggunakan M-Tix adalah melakukan registrasi. Untuk melakukan registasi konsumen harus datang langsung ke bioskop-bioskop yang menyediakan layanan M-Tix, menyerahkan data diri dan akun email yang valid kemudian mengisi M-Tix wallet sebesar Rp.150.000,-. 2. AktivasiSetelah proses registrasi selesai dilakukan oleh M-Tix Assistant, langkah selanjutnya adalah melakukan aktivasi melalui SMS. Berikut adalah cara melakukan aktivasi M-Tix melalui SMS :Ketik SMS: REG MTIX (no KTP)Kirim Ke: 2121Server akan mengirimkan status keanggotaan M-Tix yang berarti para calon penonton sudah bisa melakukan pembelian melalui M-Tix.3. TransaksiDalam melakukan transaksi, cineplex 21 menawarkan berbagai metode buat para pembeli untuk melakukan pemesanan tiket dan mendapatkan info fim yang sedang ditayangkan di seluruh studio yang berada di bawah naungan Grup Cineplex 21.a. SMS (Pesan Singkat)Cara pemesanan melalui SMS ini dapat langsung di lakukan melaui HP konsumen. Format yang harus di tulis adalah Ketik : Pesan (Jumlah Tiket) (Kode Film) (Kode Bioskop) (Jam Tayang) (Tanggalbulan) (PIN M-Tix)Kirim ke: 2121.Jika sudah melakukan pengiriman, maka kemudian pihak server akan mengirimkan kode transaksi tiket yang nantinya harus di tukarkan ketika akan masuk ke dalam studio pemutaran film.b. Call SenterCara ke dua yang bisa di manfaatkan adalah dengan menghubungi call senter M-Tix. Oleh call senter, akan di sambungkan dengan IVR (Interactive Voice Response) untuk melakukan verifikasi no telepon dan M-Tix Pin. Jika selesai melakukan pemesanan dan transaksi berhasil, maka server akan mengirimkan kode transaksi yang nantinya harus di tukarkan tiket ketika hendak masuk ke dalam studio bioskop.c. WebCara terakhir adalah dengan malakukan pemesanan melalui web. Keuntungan yang di berikan dengan melakukan pemsanan melalui web ini adalah calon pembeli dapat memilih posisi tempat duduk yang ingin di tempati. Sebelum melakukan pemesanan, sebelumnya para calon pengguna di haruskan untuk melakukan input PIN Mtix yang telah di berikan oleh penglolah. Setelah log in, selanjutnya para konsumen dapat melakukan pembelian tiket dengan memilih film dan memilih tempat duduk yang ingin di tempati selama pertunjukan berlangsung. Gambar 3 menunjukkan tampilan aplikasi M-Tix melalui website.Gambar xxTampilan M-Tix web

Sumber : Cinema 21.com

Gambar xxTampilan Pemilihan Tempat Duduk pada M-Tix web

Sumber : Cinema 21.comMasalah yang dianalisis oleh penulis mengenai isu penerapan mobile ticketing ini adalah peluang dan ancaman apa saja yang dapat ditimbulkan oleh lingkungan ini terhadap bisnis PT. Nusantara Sejahtera Raya (Grup Cineplex 21). Analisis PeluangPeluang dari isu perkembangan teknologi M-Tix terhadap perusahaan ini adalah:1. Tingkat kepuasan pelanggan bertambah karena antrian saat pemblian tiket semakin pendek.2. Sebagai investasi jangka panjang, teknolgi ini memberikan manfaat jangka panjang brkaitan dengan efisiensi biaya, yaitu sebagai penggan tinaga kerja manusia dan biaya bahan baku tiket dari kertas karena semuanya telah di otomatisasikan menjadi sistem elektronik Analisis AncamanAncaman isu perkembangan teknologi M-Tix terhadap perusahaan ini adalah:2. Sebagian masyarakat belum familiar dengan teknologi ini.3. Konsumen yang tidak memiliki infrastruktur pendukung untuk mengaplikasikan teknologi ini akan mengalami kesulitan, sehingga bisa jadi keinginan mereka untuk menggunakan jasa perusahaan akan pudar. Implikasi PerusahaanUntuk tetap memaksimalkan peluang dan meminimalkan ancaman, PT. Nusantara Sejahtera Raya tetap meluncurkan M-Tix namun tidak di terapkan pada utuh pada semua konsumen. Perusahaan tetap menyediakan pembelian tiket secara manual di counter-counter yang disediakan di masing-masing gedung bioskop Grup Cineplex 21.3.13 Teknologi PemrosesanTeknologi merupakan alat untuk meningkatkan produktivitas sumberdaya manusia dalam rangka mengeksploitasi, mengontrol, dan mengembangkan sumberdaya alam sehingga tercapai peningkatan daya saing di pasar. Untuk itu teknologi wajib dimiliki oleh semua bentuk industri yang ingin bermain di pasar yang mereka tuju. Dengan tidak adanya teknologi yang memadai, bukan tidak mungkin kondisi perusahaan lambat laun akan tertinggal oleh para pesaing dalam satu industri. Tidak terkecuali dalam industri hiburan khususnya industri perfilman.Industri perfilman merupakan industri yang sangat bergantung pada peran teknologi. Sebagian besar kegiatan yang dilakukan untuk membuat, melakukan editing dan menampilkan gambarnya pun membutuhkan media teknologi yang sangat komplex. Sebagai contoh saat pembuatan sebuah film pasti dibutuhkan kamera yang cangging. Saat melakukan editing dan pemberian animasi juga di butuhkan teknologi. Bahkan samapai media untuk memutar hasil dari film yang sudah di buat juga memerlukan teknologi. Teknologi yang mulai berkembang saat ini memaksa para pengusaha yang berada di industri perfilman harus dapat cepat menyesuaikan dengan perubahan tersebut. Tujuan dari pekembangan teknologi tersebut tidak lain merupakan salah satu cara yang di lakukan oleh pelaku industri untuk memberikan hasil dan pelayanan yang terbaik bagi para penikmat film di indonesia mulai dri teknologi gambar, teknologi suara, bahkan sampai teknologi pencahayaan.

3.13.1 Teknologi Alat Bantu PenayanganDalam proses pemutaran film di bioskop, secara standar ada beberapa teknologi yang harus di persiapkan. Teknologi tersebut wajib di sediakan oleh penyedia jasa agar dapat memberikan hasil yang maksimal berkenaan dengan hasil output gambar dan suara yang di tampilkan saat pemutaran film berlangsung. Teknologi tersebut antara lain :1. Teknologi Layar Dalam setiap biskop hal terpenting yang harus di miliki adalah layar. Pemilihan layar yang tepat sangat bergantung pada hasil dari gambar yang di hasilkan pada para penonton. Rata-rata layar yang digunakan pada biskop adalah terbuat dari vinyl dengan tebal antara 2 cm dengan lebar 22 meter dan tinggi 16 meter. Dengan kualitas tersebut di harapkan dapat menghasilkan gambar dengan kualitas terbaik.2. Teknologi proyektorProyektor merupakan salah satu teknologi yang berkembang pesat. Dengan proyektor yang baik, hasil dari fim yang sedang di putar akan semakin terlihat nya. Ada beberapa proyektor yang ada biasanya di gunakan dalam pemutaran film di bioskop, seperti :a. Konvensional

b. IMAX Digital

Masing-masing proyektor tersebut memiliki spesifikasi dan keistimewaan sendiri-sendiri. Seperti IMAX digital memiliki spesifikasi yang cocok untuk menampilkan gambar-gambar 3D dan dengan resolusi layar yang lebih besar. Sedangkan untuk proyektor konvensional pada umumnya di gunakan pada pemutaran film film yang tidak membutuhkan teknologi 3D ataupun layar yang tidak telalu besar.3. Teknologi SuaraPerkembangan teknologi suara yang ada di di bioskop juga di lakukan untuk memanjakan telinga para penikmat film. Salah satu teknologi terbaru yang banyak di gunakan dalam pembuatan film-film yang akan di tayangkan adalah dengan memberikan efek-efek menggunakan teknologi THX dan Dolby digital sourround.a. THX (Tomlinson Holman's eXperiment) merupakan sertifikasi standar baru reproduksi audio untuk memastikan keseragaman kualitas di semua sistem teater. Teknologi ini merupakan metode reproduksi suara yang mengikuti aturan ketat untuk menciptakan kualitas suara digital ultra-tinggi dalam sistem audio surround sound. Selain di gunakan dalam profesional theater, teknologi ini juga cocok di aplikasikan pada home teater atau bahkan PC yang ada di rumah. THX adalah sertifikasi kualitas terbaik suara yang direproduksi, atau "dimainkan" oleh sebuah sistem speaker. THX Certified surround sound system seperti 7,1 atau 5,1 atau bahkan 2,1 multimedia surround sistem home theater sound digunakan untuk memutar suara THX dari komputer, televisi, dan sistem video game. Jadi singkatnya THX adalah jaminan mutu sebuah audio sistem menghasilkan suara dengan kualitas tertinggi.b. Dolby Digital Sourrond adalah teknologi tatasuara terbaru (2010) yang dikembangkan oleh Dolby Laboratories yang akan memberikan para penonton pengalaman menonton film dengan sensasi suara yang seperti aslinya (real surround system) Sistem suara ini menggunakan teknik digital untuk menghasilkan suara yang mana sistem suara ini adalah multi channel yang artinya memiliki banyak channel yg bekerja secara tersingkronisasi untuk memberikan kesan surround system. Berikut merupakan gambar susunan peletakan sound yang menganut pada dolby digital sorround.Gambar xxTampilan Tata ruang dan Penempatan Teknologi Alat Bantu Penayangan pada Bioskop Grup Cineplex 21

Sumber : filmindonesia.or.idTeknologi-teknologi di atas dapat di kategorikan sebagai medium technology. Menurut Ashad. K. D dalam Kapti Rahayu. K (2003) mengungkapkan bawha karateristik dari medium technology adalah berada antara teknologi tinggi dan rendah dan biasanya berada pada teknologi matang dan mudah digunakan dalam alih teknologi.Masalah yang dianalisis oleh penulis mengenai isu penerapan mobile ticketing ini adalah peluang dan ancaman apa saja yang dapat ditimbulkan oleh lingkungan ini terhadap bisnis PT. Nusantara Sejahtera Raya (Grup Cineplex 21) mengingat fenomena yang terjadi saat ini adalah menjamurnya bioskop-bioskop di seluruh penjuru tanah air. Menurut data yang di peroleh, bioskop di Indonesia mencapai angka 153 lokasi di indonesia yang masing-masing lokasi memiliki 4-6 layar pemutaran.Gambar xxJumlah Layar Bioskop Grup Cineplex 21 Berdasarkan Kategori

Sumber : filmindonesia.or.id Analisis PeluangPeluang dari isu perkembangan teknologi alat bantu penayangan film terhadap perusahaan ini adalah:1. Tingkat kepuasan pelanggan bertambah kualitas penayangan semakin baik dari segi gambar dan suara2. Dengan mengadopsi teknologi terbaru yang memiliki harga mahal sebagai investasi jangka panjang, secara tidak langsung perusahaan membuat entry barrien perusahaan baru untuk masu ke bisnis ini semakin tinggi. Analisis AncamanAncaman dari isu perkembangan teknologi alat bantu penayangan film terhadap perusahaan ini adalah:4. Harga dari teknologi ini sangat mahal, sehingga untuk proses pengadaan tidak bisa di lakukan secara serentak pada seluruh bioskop Grup Cineplex 215. Banyak hadirnya produk subtitusi sejenis seperti home theater yang memiliki kualitas hampir sama dengan kualitas dari teknologi bioskop yang ada. Contoh : Televisi 80 inch dengan teknologi 3D. Implikasi PerusahaanUntuk tetap memaksimalkan peluang dan meminimalkan ancaman, PT. Nusantara Sejahtera Raya melakukan beberapa langah pencegahan terhadap ancaman yaitu :1. Investasi pada teknologi terbaru yang yang di lakukan secara bertahap (IMAX)2. Bekerjasama dengan production house untuk mendapat pasokan film-film baru yang berkualitas bagus. Sehingga film-film yang di tayangkan oleh bioskop Grup Cineplex 21 merupakan film yang belum rilis di pasaran baik dalam bentuk VCD, DVD, maupun link untuk di download yang biasanya tersedia di internet.3. Mencari teknologi-teknologi baru yang sedang dalam proses pengambangan sebagai sasaran investasi selanjutnya. Yang terbaru adalah penayangan film dengan kualitas 4D.

Bab ivkesImpulan dan saran4.1 KesimpulanBerdasarkan rumusan masalah dan hasil analisis serta pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :1. Peluang dan ancaman dari 13 faktor eksternal terhadap industri distribusi perfilman ini dinilai cukup besar, khusunya pada perusahaan PT. Nusantara Sejahtera Raya (Grup Cineplex 21). Hal itu dibuktikan dari adanya peluang dan ancaman yang di timbulkan oleh setiap lingkungan eksternal terhadap perusahaan.2. Untuk mengelola risiko dari perubahan lingkungan eksternal ini, perusahaan sudah mengantisipasi dengan cara-cara yang diimplimentasikan dalam bentuk strategi. 3. Saat ini PT. Nusantara Sejahtera Raya belum menerapkan semua strategi yang di rencanakan, namun dalam jangka panjang, perusahaan akan melaksanakan strategi-strategi yang sudah disusun untuk memaksimalkan peluang yang ada dan meminimalisasikan ancaman yang di timbulkan oleh ke 13 lingkungan perusahaan.4. Faktor eksternal perusahaan yang berkaitan dengan ekonomi maupun non ekonomi secara keseluruhan mendukung perkembangan perusahaan kedepannya. 5. Perkembangan perusahaan bergantung dari langkah manajemen dalam mengaplikasikan strategi yang sudah disusun dalam upaya untuk mengantisipasi risiko-risiko yang muncul dari berbagai perubahan kondisi lingkungan eksternal perusahaan.

4.2 SaranSaran yang diberikan pada perusahaan berkaitan dengan analisis lingkungan eksternal yang di nilai berdasarkan tingkat prioritas dari ancaman atau peluang adalah sebagai berikut.1. Perusahaan sebaiknya memperhatikan pasar di luar pulau Jawa seperti Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dengan memperbanyak bioskop-bioskop nya karena permintaan di wilayah tersebut cukup besar berkenaan dengan kebutuhan bioskop. 2. Perusahaan harus memperhatikan dengan seksama calon kompetitior yang akan masuk pada tahun 2015 bersamaan dengan di berlakukannya AFTA.3. Perusahaan harus menjalin hubungan baik dengan semua pemangku kepentingannya agar dapat di peroleh kekuatan kompetitif sehingga posisi perusahaan di pasar semakin kuat.