Gb2000 15 Sekolah Jerit

download Gb2000 15 Sekolah Jerit

of 84

Transcript of Gb2000 15 Sekolah Jerit

  • 7/24/2019 Gb2000 15 Sekolah Jerit

    1/84

    R.L.Stine

    Sekolah Jerit

    (Goosebumps2000#15)

    Selamat Datang Di Abad Baru

    Dunia Horor.

    Goosebumps series 2000

    Kedua sosok itu melayang-layang keluar dari tumpukan kostum yang penuhdebu. Satu laki-laki satu perempuan.

    Wajah mereka wajah hantu.

    Kulit mereka begitu tipis hingga Jake bisa melihat tulang-belulang di baliknya.

    Mata mereka kuning, tenggelam dalam rongganya.

    Bibir mereka pecah-pecah dan berwarna ungu.

    Sekarang kita bikin film, yang perempuan berkata, lalu melayang mendekatiJake, tangannya terulur.

    Kedua hantu itu berdiri bersisian.

    Film horor paling seram yang pernah ada!

    2000 kali lebih syereeem

  • 7/24/2019 Gb2000 15 Sekolah Jerit

    2/84

    Alih Bahasa: Rosi L. Simamora

    Penerbit

    PT Gramedia Pustaka Utama

    Jl. Palmerah Selatan 24-26 Lt. 6

    Jakarta 10270

    Ebook by: Farid ZE

    Blog Pecinta Buku - PP Assalam Cepu

    1

    "SEHARUSNYA kita tidak kemari, Rita, Ron berbisik. Cahaya kuning yang

    berasal dan senternya bergoyang-goyang menyapu karpet tua kasar di depan

    mereka.

    "Aku tahu, Rita balas berbisik Tapi kita kan sudah di sini. Jadi sekalian sajakita lihat-lihat. Diguncangkannya senternya, berharap sinarnya bisa lebih

    terang.

    Rambut Rita yang hitam jatuh di matanya. Ia menyibakkannya dan bergerak

    lebih dekat kepada Ron.

    Mereka menahan napas mendengar suara deritan. Lingkaran-lingkaran cahaya

    menyapu dinding yang telah pecah-pecah, kemudian menyinari perabotan yang

    diselimuti kain-kain seprai yang telah berdebu.

    Cuma bunyi rumah tua, bisik Ron seraya menelan dengan susah payah.

    Rumah-rumah tua suka begitu, kau tahu. Fondasinya suka turun sedikit

    sebelum akhirnya menemukan posisi yang stabil.

    Kukira itu hanya ada di film-film horor konyol, sahut Rita. Diangkatnya

    pinggiran selembar seprai dan melihat lengan sebuah sofa raksasa.

  • 7/24/2019 Gb2000 15 Sekolah Jerit

    3/84

    Kalau saja ini cuma film, gumam Ron, tak sanggup menghilangkan getaran

    dalam suaranya. Tubuhnya yang tinggi kurus bergidik ngeri. Dilepasnya topi

    bisbolnya dan diusapnya keningnya dengan lengan kausnya.

    Kalau kau begini takut, kenapa sih kautantang aku kemari? bentak Rita.

    Matanya yang hijau tampak berkilau dalam kilasan cahaya yang redup.

    Siapa bilang aku menantangmu, protes Ron. Kan kau yang menantangku.

    Bukan. Kau yang menantangku, Rita bersikeras. Kau lupa, ya? Waktu itu

    kita berjalan pulang dari sekolah. Katamu kau sudah muak dan bosan

    mendengar semua orang menjuluki sekolah kita Sekolah Jerit.

    Yeah, tapi -

    Katamu semua penduduk kota menertawai kita karena kita selalu dibuat

    ketakutan oleh setan, monster, dan makhluk-makhluk mengerikan. Anak-anaksekolahan kita suka menjerit. Itulah sebabnya semua orang menyebut sekolah

    kita Sekolah Jerit. Dan -

    Iya, iya, aku memang bilang begitu, potong Ron. Tapi aku tidak-

    Terus katamu kau sedikit pun tidak takut pada Johnny Jerit. Katamu kau tak

    peduli berapa banyak anak yang telah dibunuh oleh setan kuburan jahat itu.

    Katamu kau akan mendobrak dan masuk ke rumahnya - rumah tempatnya mati

    lima puluh tahun yang lalu. Dan kautantang aku untuk pergi bersamamu.

    Rita mengangkat senternya dan mengarahkannya ke wajah Ron Dibiarkannya

    senternya seperti itu, sampai Ron menutupi matanya dengan tangan dan

    berpaling.

    Iya deh, iya. Aku ingat. Aku memang bilang begitu, aku Ron. Jadi, di sinilah

    kita sekarang. Di sinilah makhluk seram itu tinggal. Kita sudah mendobrak

    masuk. Lalu apa?

    Kau saja yang bilang, sahut Rita seraya menyibakkan rambut hitamnya dari

    wajahnya lagi. Ini kan ide hebatmu.

    Yah... ujar Ron ragu. Terdengar suara deritan lagi. Mereka berbalik.

    Tak ada siapa-siapa.

    Kita sudah melakukannya, Ron berkata pelan Kita telah membuktikan

    bahwa kita tidak takut pada Johnny Jerit, ya kan?

  • 7/24/2019 Gb2000 15 Sekolah Jerit

    4/84

    Rita mengangguk Sepertinya.

    Kalau begitu, yuk kita pulang.

    Rita tidak memprotes. Kedua kakinya gemetaran saat ia mengikuti Ron

    melintasi ruangan yang gelap dan berantakan menuju pintu muka. Dalam hati iaberharap Ron tak bisa melihat betapa ketakutan dirinya.

    Ron mengerang pelan saat menarik kenop pintu muka. Disentakkannya kenop

    itu. Lebih keras.

    A-ada apa? Rita tergagap. Ia tersandung dan menabrak Ron dari belakang.

    Pintunya - erang Ron. Pintunya... terkunci.

    Terkunci dari luar? Nggak mungkin! teriak Rita. Nggak mungkin terkunci.

    Pasti macet.

    Diarahkannya senternya ke lantai. Lalu didorongnya Ron ke samping. Dan

    kemudian dicengkeramnya kenop pintu dengan kedua tangannya.

    Disentaknya kenop itu dengan segenap tenaga. Sambil menggeram ia memutar-

    mutar kenop kuningan itu, lalu menariknya.

    Kita kan tadi masuk lewat pintu ini, katanya, menahan napas. Tak mungkin

    pintu ini terkunci.

    Ron menyerahkan senternya pada Rita. Peluh mengaliri keningnya dan masuk

    ke matanya. Ia tidak memedulikannya dan kembali mencoba membuka pintu.

    Tak ada siapa-siapa di sini. Kalau begitu siapa yang mengunci pintu ini?

    Dari mana kau tahu di sini tidak ada siapa- siapa? Mungkin Johnny Jerit. ..

    Diam! Jangan melucu! Pokoknya keluarkan kita dari sini! Lekas!

    Mereka berusaha keras membuka pintu. Napas mereka terengah-engah,

    kepanikan mereka bertambah setiap detik. Mereka tidak mendengar deritanpapan-papan lantai di seberang ruang duduk yang gelap gulita itu.

    Tidak melihat sosok yang membungkuk dan melesat ke arah mereka.

    Tidak mendengar geraman pelan di setiap langkahnya yang berat dan lambat.

    "Hunnh hunnh hunnh.

  • 7/24/2019 Gb2000 15 Sekolah Jerit

    5/84

    Berdiri berdempetan, memutar-mutar kenop pintu, menyentaknya, Ron dan Rita

    tidak melihat makhluk seram itu bergerak di belakang mereka. Tidak

    mendengar deru udara yang dingin saat makhluk itu mengayunkan kapak ke

    bahunya.

    Dan kemudian mengangkat kapak itu ke atas kepalanya.

    Mereka tidak mendengar desahannya yang penuh semangat. Mereka tidak

    melihat seringai senang di wajah seramnya.

    Di belakang kedua remaja yang panik tersebut, kapak itu terangkat tinggi-tinggi.

    Dan mulai diturunkan

    YAAAAAAIIII

    Jeritan melengking terdengar dari luar ruangan.

    Mereka semua mendengar suara KRAK, dan kemudianBAM yang keras.

    Makhluk seram itu secepat kilat memutarkan tubuh. Halll-ooo!" serunya.

    Apakah ini ada dalam skenario? Kurasa tidak!

    2

    "CUT! Cut! Emory Banyon berseru marah sekali.

    Jake Banyon melihat ayahnya melompat dari kursi sutradaranya. Tersungkur di

    lantai studio, Jake bangkit dengan susah payah. Tapi ia terperangkap kursi

    kanvas yang tadi ambruk di bawah tubuhnya.

    Ada apa, Emory? Pemain yang memerankan Rita berseru. Tadi itu kan

    bagus.

    Aku tahu, aku tahu, tukas ayah Jake Menurutku terlalu bagus, malah. Kalian

    membuat putraku ketakutan setehgah mati sampai-sampai kursinya ambruk!"

  • 7/24/2019 Gb2000 15 Sekolah Jerit

    6/84

    Jake mendengar tawa memenuhi tempat itu.

    Ia mendesah. Ini tidak adil, pikirnya. Ini kan bukan salahku.

    Jake tahu wajahnya merah padam saking malunya. Semua orang menatapnya.

    Semua orang membencinya. Ia telah menghancurkan adegan yang sangat bagusdalam film baru ayahnya.

    Ia bisa melihat temannya, Chelsea Paige, menggeleng-gelengkan kepala.

    Pasti ia menganggapku idiot banget, pikirnya sedih. Lihatlah dia. Ia berpura-

    pura tidak mengenalku.

    Kita istirahat makan siang dulu atau apa nih? si setan kuburan berseru tidak

    sabaran. Dijatuhkannya kapaknya ke lantai. Benda itu memantul-mantul

    melintasi tempat syuting. Kapak itu ringan, terbuat dari kayu balsa.

    Tidak. Kita tak punya waktu, Emory Banyon berkata padanya Kau mau

    melewatkan tiga jam untuk dirias lagi? Ayo kita mulai lagi, Carl. Setelah itu

    baru istirahat makan siang.

    Ketiga pemain itu menggerutu. Carl, pria yang memerankan si setan kuburan,

    berjalan terhuyung-huyung ke tepi untuk diperbaiki riasannya.

    Emory membungkuk dan menarik kursi itu supaya Jake bisa bangkit berdiri.

    Jake, katanya galak, ditautkannya alis hitamnya yang tebal, kalau kau terlalu

    takut untuk menonton, mungkin sebaiknya kau tunggu di luar saja.

    Tapi aku nggak takut kok! Jake protes. Sungguh. Aku menikmatinya Aku

    nggak takut, Emory!

    Ayah Jake berkeras agar semua orang memanggilnya Emory. Termasuk Jake.

    Sebenarnya Jake lebih suka memanggilnyaDad. Tapi Emory tidak

    mengizinkannya.

    "Kau dan aku lebih akrab daripada ayah dan anak, ya kan? Ia selalu berkata

    dengan suara menggelegar. Kita itu sahabat karib! Dan sahabat karib salingmemanggil nama.

    "Tentu, Emory, Jake terpaksa menyetujui.

    Emory tak pernah bicara dengan suara pelan - ia cuma bisa bicara dengan suara

    keras, seolah-olah berada di panggung opera. Dengan rambut hitam

  • 7/24/2019 Gb2000 15 Sekolah Jerit

    7/84

    berantakannya yang tak pernah tersentuh sisir, dan suaranya yang dalam danmenggelegar, ke mana pun Emory pergi, ia selalu menarik perhatian.

    Berpikirnya cepat. Bicaranya cepat. Ia tak pernah berjalan - ia selalu berlari. Ia

    selalu tampak terburu-buru. Ia sepertinya selalu melakukan enam hal sekaligus,

    memberi instruksi pada selusin orang, bicara cepat di ponselnya, dan pada saatyang sama membuat beberapa catatan kecil.

    Kadang-kadang Jake merasa dirinya selambat kura-kura bila dibandingkan

    ayahnya yang sutradara film beken itu. Terkadang Jake merasa seolah-olah

    dirinya hidup dengan angin topan!

    Tapi aku bukannya takut pada adegan tadi! Jake kembali memprotes. Kursi

    tolol itu ambruk, hingga aku terjatuh. Bukan salahku, Emory.

    Emory berssst-ssst. Ditepuknya bahu Jake yang kurus. Nggak papa kok

    mengakui. dirimu takut, Nak, ia menimpali. Adegan tadi memang seram.Jutaan orang akan menjerit-jerit melihatnya.

    Tapi aku tadi menjerit karena kursiku ambruk! tukas Jake. Sebenarnya ia tak

    bermaksud mengucapkannya dengan suara melengking dan cengeng. Tapi ia tak

    bisa. Aku bukannya takut, Emory. Sungguh!

    Emory berpaling pada Chelsea. Cewek itu masih bertengger di kursi kanvas

    merahnya yang tinggi. Chelsea umurnya dua belas tahun, sama dengan Jake. Ia

    cantik, matanya cokelat, dan rambutnya berwarna cokelat muda campur pirang.

    Ia mengenakan T-shirt merah pendek, celana pendek khaki baggy, dan kurang-

    lebih selusin gelang plastik yang meluncur naik-turun di tangan kanannya.

    Ayah Chelsea juga bekerja di dunia film. Tapi Jake tidak begitu tahu apa yangdilakukannya. Pokoknya ada hubungannya dengan film.

    Jake cuma tahu Chelsea boleh memanggil ayahnya Dad. Dan Mr. Paige tidak

    membuat film-film horor. Jadi ia tidak pernah menuduh Chelsea penakut.

    Chelsea, di sana ada satu ton makanan, Emory berkata seraya menudingkan

    telunjuknya ke pintu studio. Segala macam sandwich dan salad. Ajaklah Jakeke sana melihat-lihat.

    Ia tak menunggu tanggapan Chelsea. Dan malah menatap Jake dengan kening

    berkerut. Kemudian ia kembali memperhatikan seting dan berteriak, "Ambil.

    posisi! Ayo, ayo. Kita nyaris berhasil. Lampu. Matikan lampu-lampu itu.

    Tenang, semuanya. Ayo kita mulai.

  • 7/24/2019 Gb2000 15 Sekolah Jerit

    8/84

    Jake membuntuti Chelsea keluar studio dan menuju koridor. Ia tidak menyukaisenyum di wajah cewek itu. Apakah Chelsea masih menertawainya?

    Tadi itu bukan salahku, ia memberitahu Chelsea. "Kursi itu ambruk begitu

    saja. Jadi, jangan ketawa!

    Chelsea tertawa juga. Sori. Habis, lucu sih. Seharusnya yang seperti itu cuma

    ada di film.

    Ha-ha, timpal Jake pahit.

    Mereka berhenti di depan meja-meja penuh makanan. Ekspresi Chelsea berubah

    serius. Tatapannya melembut, sorot matanya hangat dan penuh simpati.

    Itulah yang disukai Jake pada diri Chelsea. Cewek itu baik hati. Ia bukannya

    cuma ingin menunjukkan padamu seberapa hebatnya dia dibandingkan dirimu.

    Banyak anak di Hollywood terlalu senang bersaing.

    Jadi, seburuk itukah punya ayah terkenal? ia bertanya. Apakah tak ada segi

    positifnya menjadi anak siRaja Horor?

    Kayaknya sih nggak ada, erang Jake. Diangkatnya setengah potong sandwich

    ayam dan dijatuhkannya ke piring kertasnya. Ia berpikir keras. Yah... .aku bisa

    nonton gratis. Itu lumayan asyik,ia mengakui.

    Tapi hampir semua anak di sekolah kita juga bisa nonton gratis, Jakemenambahkan. Jadi kurasa itu nggak ada artinya.

    Ia berpikir lagi. Orang-orang beken selalu berdatangan ke rumah kami. Itu

    cukup keren.

    Dijatuhkannya segenggam kenipik nacho ke piringnya. Tapi susahnya setiap

    orang selalu menanyakan pertanyaan yang sama 'Apakah film-film ayahmu

    membuatmu takut? Apakah film-film ayahmu membuatmu takut?' Selalu

    begitu. Pertanyaan tolol yang sama.

    Chelsea mengunyah sebatang wortel. Bolehkah aku menanyakan sesuatu? iabertanya.

    Yeah. Apa? tanya Jake

    Apakah film-film ayahmu membuatmu takut?

    Tawa Chelsea meledak

  • 7/24/2019 Gb2000 15 Sekolah Jerit

    9/84

    Jake memukul lengan cewek itu. Lalu mengangkat kedua tangannya ke leherChelsea dan berpura-pura mencekiknya.

    Masih sambil tertawa, Chelsea berusaha memasukkan wortelnya ke hidung

    Jake.

    Pertanyaannya bagus kok, Chelsea bersikeras. Maksudku, apa lagi yang

    bakal ditanyakan orang padamu? Ayahmu kan si Raja Horor. Jadi..."

    Aku ini sama menakutkannya dengan dia. Jake berkata Tapi dia tidak

    percaya padaku. Dikiranya aku selalu saja ketakutan. Kau tahu kenapa ia

    mengajakku ke studio ini? Dia ingin menunjukkan padaku bahwa horor hanya

    rekaan. Dia ingin mengajariku untuk tidak takut.

    Jake mendesah. Tapi aku tidak takut! teriaknya. Tidak! Tak ada yang bisa

    membuatku takut!

    Sebuah tepukan mendarat di bahu Jake.

    Ia memutarkan tubuh.

    Matanya membeliak.

    Dibukanya mulutnya, lalu menjerit ngeri.

    3

    JAKE dan Chelsea terperangah menatap Johnny Jerit, setan zombie paling

    beken sepanjang sejarah. Sebagai bintang film-film Sekolah Jeritbuatan Emory

    Banyon, wajah mengerikan Johnny Jerit jadi dikenal di seluruh dunia.

    Dengan tinggi dua meter lebih, kurus kering seperti tengkorak, Johnny Jerit

    balas menatap Jake dan Chelsea dengan sepasang mata keperakannya yang

    dingin. Seolah-olah ditiup angin, rambutnya yang tebal hitam tersapu ke

    belakang membingkai wajahnya yang sudah rusak dan busuk.

  • 7/24/2019 Gb2000 15 Sekolah Jerit

    10/84

    Seringainya menampakkan sederetan gigi kuning yang tajam. Segumpal daging

    terkelupas dari pipi kirinya. Tulang yang berwarna kelabu mengintip dari

    baliknya.

    Johnny memindahkan tangannya yang kurus kering dari bahu Jake. Kuku-kuku

    jemarinya yang kuning-kuning melengkung seperti cakar burung kenari.

    Hei, Jake - aku tak bermaksud menakutimu, Johnny Jerit berkata. Suaranya,

    anehnya normal, enak dan lembut didengar. Cuma kepingin menyapamu.

    A-aku nggak takut, Jake tergagap, wajahnya terasa panas. Ia kembali merah

    padam.

    Kenapa sih wajahnya cepat sekali merah padam? Benar-benar memalukan.

    Chelsea memandangnya dengan mata disipitkan. Benar kau tidak takut?

    godanya. Tadi kau menjerit keras sekali.

    Aku tahu, kata Jake Aku sedang mempraktekkan Jeritan Resmi Johnny

    Jerit.

    Seringai bibir-hitam merekah di wajah Johnny Jerit.

    Chelsea menatap Jake dengan kening berkerut. Yeah Pasti, gumamnya.

    Betul. Sungguh, tekan Jake Itu tadi Jeritan Resmi Klub Penggemar. Semua

    orang melakukannya - di bioskop saat Johnny Jerit muncul.

    Jake balas menatap Chelsea dengan kening berkerut. Kau tidak sungguh-

    sungguh rnenganggapku takut - ya kan? Maksudku, Johnny Jerit suka datang kerumahku. Aku telah mengenalnya sejak bayi.

    Chelsea memutar matanya yang besar dan cokelat. "Iya deh, kau nggak takut.

    Seolah-olah aku bakal percaya apa saja.

    Johnny Jerit mengambil beberapa potong sandwich. "Aku harus kembali atau

    ayahmu akan membunuhku. Kau lihat sandwich sapi panggang, nggak? ia

    bertanya pada Jake Bisa kauambilkan satu untukku? Tahu nggak betapasulitnya makan dengan kuku-kuku jemari yang melengkung konyol seperti ini?

    ***

    Setelah syuting hari itu selesai, Emory membawa Jake dan Chelsea ke mansion

    keluarga Banyon yang letaknya di Beverly Hills. Jake suka sekali memamerkan

    Mercedes hitam ayahnya yang besar.

  • 7/24/2019 Gb2000 15 Sekolah Jerit

    11/84

    Ya, hebat. Ayahku juga punya mobil seperti itu, ujar Chelsea. Tapi aku lebihsuka VW kodok baru kami yang mungil. Imut banget sih!

    Jake mengundang Chelsea ikut makan malam. Namun waktu percakapan makan

    malam dimulai, ia menyesal telah mengundang cewek itu.

    Apa menu malam ini, Vicky? Emory bertanya pada istrinya seraya mencium

    pipinya.

    Ibu Jake mirip burung pipit kecil, wajahnya lancip tapi cantik, dengan rambut

    pirang pendek dan licin yang diselang-seling helai-helai berwarna platinum, dan

    sepasang mata biru kecil bulat yang menyorotkan sinar laser.

    Dulu ia seorang model. Ia pernah muncul di beberapa iklan TV sebelum Jake

    lahir. Tapi waktu film-film Emory jadi ngetop dan ia dikenal sebagai RajaHoror, ibu Jake menghentikan kariernya.

    Kita akan makan seafood dan salad kentang bikinan restoran, Vicki Banyonmengumumkan. Malam ini aku tidak sempat masak.

    Wah, wah, seafood untuk sifenakut,bukan begitu, Jake? ejek Emory seraya

    tertawa.

    Yuk kita makan. Jake menarik Chelsea ke ruang makan sebelum ayahnya

    mengucapkan lelucon konyol lagi.

    Semua duduk dan mengedarkan wadah seafood dan salad kentangnya.

    Bagaimana di studio tadi? ibu Jake bertanya pada putranya.

    Lumayan, sahut Jake.

    Aku sangat menikmatinya, timpal Chelsea seraya menguliti udangnya.

    Emory tertawa geli. Semuanya berjalan baik - sampai Jake mengacaukannya.

    Ibu Jake mengalihkan mata lasernya pada Jake.

    Aku tidak mengacaukannya protes Jake.

    Kurasa adegan itu bagus sekali, Emory melanjutkan sambil nyengir Jake

    begitu ketakutan sampai terjatuh dari kursinya!

    Bukan begitu teriak Jake melengking. Ia melompat berdiri dengan marah. Itutidakbenar!

  • 7/24/2019 Gb2000 15 Sekolah Jerit

    12/84

    Chelsea tertawa.

    Bukankah cewek itu seharusnya menjadi temannya?

    Jake, duduklah, ibunya berkata lembut Di mana sih selera humormu?

    Sambil cemberut, Jake melemparkan tubuhnya ke kursi.

    Nggak papa kok merasa takut, Emory berkata, mengaduk-aduk wadah

    seafood dan menyendokkan sepotong cumi. Hampir semua orang senang

    merasa takut - untunglah.

    Tapi aku tidak takut - Jake mulai berkata lagi.

    Emory mendorong wadah seafood ke depan Jake ini. "Ambil seafood-nya.

    Jake mengulurkan kedua tangannya dan menarik wadah itu.

    Aku senang bertemu Johnny Jerit, Chelsea berkata. Kayaknya dia cool

    banget.

    Dan juga berbakat, timpal Emory, matanya menatap Jake.

    Jake memiringkan wadah seafood itu ke arahnya. Lalu mulai mengintip isinya.

    Dan terkesiap saat melihat biji mata itu menatap ke arahnya.

    Biji mata basah berwarna kekuningan dengan urat-urat merah menghiasipermukaannya.

    Tawa Emory meledak. Dengan gembira dipukulnya meja dengan kedua

    tangannya. Kena kau! gelegarnya.

    Emory - ujar Jake .

    Kalian lihat ekspresinya? teriak Emory. Dia ketakutan setengah mati!

    Chelsea tertawa

    Mrs. Banyon menggeleng-gelengkan kepala.

    Emory, a-aku tidak takut, Jake berkata gugup. Kau sudah seratus kali

    menggunakan trik biji mata konyol ini.

    Emory melemparkan kepalanya ke belakang, lalu tertawa keras.

  • 7/24/2019 Gb2000 15 Sekolah Jerit

    13/84

    Jake memungut biji mata itu dan mengancam akan melemparkannya kepadaayahnya.

    Ibu Jake merampas biji mata kaca itu dari tangan Jake. Dipelototinya suaminya.

    Emory, kenapa sih kau selalu saja mencoba menakut-nakuti Jake? bentaknya

    tajam Kenapa kau melakukannya? Hanya untuk membuktikan dirimu SiRajaHoror?

    Emory menghentikan tawanya. Ekspresinya berubah serius. Bukan itu

    alasannya. Tentu saja bukan, ia menekankan.

    Lalu kenapa? Ibu Jake bertanya.

    Aku ingin Jake bisa mengaku bila dirinya merasa takut, jawab Emory Tidak

    baik melakukan apa yang selalu dilakukannya. Tidak baik menahan perasaanmu

    yang sesungguhnya.

    Tapi aku tidak menahan perasaanku Jake bersikeras. Dikepalkannya

    tangannya erat-erat. Tidak! Tidak Aku tidak menahan perasaanku!

    Kau tahu apa yang membuatku takut? Chelsea ikut menimbrung. Kenyataan

    bahwa aku tak pernah takut. Aku tidak takut gelap. Atau film seram. Atau

    mimpi buruk. Atau apa pun. Kadang-kadang aku bertanya-tanya apakah itu

    normal.

    Ayo, kita ganti bahan pembicaraan, Mrs. Banyon berkata melihat Jake

    cemberut dan marah. Yuk kita bicara mengenai the Dodgers. Kau akanmenonton pertandingan mereka Sabtu ini, ya kan, Jake?"

    Jake mengangguk, tapi tidak menyahut.

    Ia sedang berpikir. Berpikir keras.

    Bagaimana aku bisa membuktikan pada ayahku bahwa aku tidak takut? Ia

    bertanya pada dirinya. Ditatapnya ke seberang meja, ke arah Emory yang

    dengan laparnya menyumpalkan seafood ke mulutnya.

    Aku tahu, pikirnya. Akan kubuktikan bahwa aku sama menakutkannya sepertidirinya.

    Tapi bagaimana caranya?

  • 7/24/2019 Gb2000 15 Sekolah Jerit

    14/84

    4

    JACK mendribel bola basket itu melewati temannya, Carlos Manza.

    Didorongnya Carlos sedikit ketika melewatinya. Lalu bergerak ke ring basketuntuk melakukan lay-up yang mudah.

    (Lay-up: tembakan melayang, salah satu teknik memasukkan bola ke dalam

    jaring dalam permainan bola basket-editor)

    Meleset.

    Bolanya memantul di papan dan mendarat tepat di tangan Carlos. Carlos

    tertawa. Tembakan jitu.

    Itu baru pemanasan, elak Jake.

    Carlos mendribel ke tengah lapangan, kemudian mengangkat bola dan

    melemparkannya ke arah ring. Meleset dari ring. Meleset dari papan pantul.

    Meleset dari semuanya.

    Mereka menyaksikan bola itu memantul-mantul melintasi halaman menuju

    kolam renang keluarga

    Banyon.

    Itu juga baru pemanasan, kata Carlos, tertawa. Carlos lebih pendek daripada

    Jake, namun tubuhnya besar dan bertampang atlet. Rambutnya hitam danpendek, ditipiskan di kanan-kirinya, dan berdiri tegak di bagian atasnya.

    Matanya yang hitam berkerut di sudut-sudutnya, hingga ia sepertinya selalu

    menertawai sesuatu.

    Ia mengenakan celana pendek baggy dengan Tshirt merah kebesaran yang

    panjangnya nyaris selutut. Sepatu basketnya baru, dengan potongan tinggi

    menutupi mata kaki. Sepatunya berkilauan di bawah cahaya matahari.

    Jake mengambil bola. Mengecoh ke arah yang satu. Mengecoh ke arah yang

    lain. Mulai mendribel ke tengah lapangan - dan Carlos merebut bola dari

    tangannya.

    Mereka tengah bermain satu lawan satu di halaman belakang rumah Jake, di

    lapangan tenis yang telah diubah Emory menjadi lapangan basket.

  • 7/24/2019 Gb2000 15 Sekolah Jerit

    15/84

    Emory menceritakan pada semua orang tentang bagaimana ia tumbuh di jalanan

    di New York, bermain bola basket. Ia dan Jake hampir selalu bermain di

    lapangan belakang.

    Bila bermain dengan ayahnya, Jake harus cepat - dan waspada. Soalnya Emory

    bermain untuk menang. Saking ngototnya, di tengah permainan ia bisa sajamendorong Jake hingga jatuh ke tanah atau berlari ke arahnya untuk merebut

    tembakan terakhir. Keduanya selalu bertahan seperti itu sampai benar-benarkelelahan dan mandi keringat.

    Bermain lawan Carlos jauh lebih rileks. Terutama karena Carlos orang yang

    menyenangkan dan santai. Dan mereka berdua memiliki kemampuan yang

    kurang lebih sama, yaitu tidak bagus-bagus amat.

    Kau akan ke rumahku untuk makan malam, ya kan? tanya Carlos sambil

    mendribel bola di garis tembakan bebas.

    Yeah. Terus kita nonton film? tanya Jake, sambil membungkuk untuk

    mengatur napas.

    Carlos mengangguk. Lalu melemparkan tembakan bebasnya. Bolanya berdesir

    masuk ke ring.

    Jake suka sekali bertandang ke rumah Carlos. Orangtua temannya itu punya

    teater pribadi lengkap dengan proyektor film dan layar berukuran besar. Dan

    mereka memiliki koleksi film horor kuno yang menakjubkan.

    Carlos dan Jake suka menonton film-film horor kiasik hitam-putih, seperti:

    Bride of Frankenstein, The Wolf Man, The Invisible Man.

    Setiap kali menonton keduanya berteriak sekeras-kerasnya, walaupun film-filmkuno itu tampak konyol untuk zaman sekarang.

    Suatu hari, Jake mengatakan pada ayahnya bahwa ia sangat menyukai film-film

    horor kuno.

    Barang antik yang bagus, sahut Emory. Kalau kau sampai ketakutan saat

    menontonnya, ingat saja itu semua hanya film.

    Jake mendribel bola melewati Carlos. Carlos berusaha merebutnya, namun

    gagal. Jake bersiap-siap menembakkan bola.

    Hai, Jake - Terdengar suara dari jalan setapak.

    Jake menoleh.

  • 7/24/2019 Gb2000 15 Sekolah Jerit

    16/84

    Tembakannya meleset. Bolanya mengenai bibir ring dan memantul keluar.

    Chelsea berlari ke arah mereka, rambutnya yang cokelat terang berkibaran di

    belakangnya. Ia mengenakan pakaian tenis warna putih dan membawa raket

    tenis.

    Kalian sedang apa? tanyanya.

    Merajut sweter, jawab Jake. Ia masih marah karena cewek itu telah

    menertawainya waktu makan malam semalam. Memangnya kelihatannya kami

    sedang ngapain?"

    Chelsea pura-pura memukul kepala Jake dengan raket tenisnya. Maksudku,

    kalian sedang bermain sungguhan atau cuma iseng?

    Dua-duanya, jawab Carlos nyengir. Mau ikut main? Bagaimana kalau Jake

    dan aku lawan kau?

    Enak saja, jawab Chelsea. Diletakkannya raket tenisnya di rumput di pinggir

    lapangan Basket bukan olahragaku. Aku tidak menyukainya.

    Baiklah. Kau dan Jake lawan aku, Carlos memberi pilihan. Akan kucoba

    berbaik hati pada kalian.

    Mereka memulai permainan. Chelsea mencoba mendribel bola melewati Carlos,

    yang bergerak-gerak di hadapannya, melambai-lambaikan kedua tangannya di

    depan wajah cewek itu.

    "Oper bolanya! Oper! teriak Jake.

    Chelsea membawa bola ke arah ring. Menembak dan mencetak skor.

    "Ah tembakan beruntung, gumam Carlos. Ia membawa bola keluar lapangan.

    Mulai mendribel, bergerak ke satu sisi, kemudian ke sisi lain. Permainan

    kakinya gaya sekali.

    Pamer di depan Chelsea, pikir Jake.

    Chelsea bergerak ke depan Carlos - dan merebut bola dari tangannya. Ia

    membawa bola, mundur ke belakang garis tengah lapangan, lalu bergerak maju.

    Oper! Ke sini! seru Jake sambil melambai-lambaikan tangan di atas

    kepalanya. Aku bebas!

  • 7/24/2019 Gb2000 15 Sekolah Jerit

    17/84

    Chelsea tidak mengacuhkannya dan melancarkan layup dengan dua tangan.Masuk! Empat-kosong, katanya pada Carlos.

    Hei - aku ini ikut main atau tidak sih? keluh Jake.

    Tahu nggak apa yang dilakukan Jake di tempat syuting film ayahnya? Chelseabertanya pada Carlos. Dilemparkanriya tatapan jail dan jahat pada Jake.

    Tidak. Apa? tanya Cados sambil mendribel di tempat.

    Tutup mulutmu, Chelsea! bentak Jake. Pokoknya tutup mulut

    Apa sih yang dilakukannya? Carlos bertanya, sambil nyengir pada Chelsea.

    Chelsea membuka mulut untuk menjawab. Namun tubuh mereka langsung kaku

    waktu mendengar geraman yang keras. Dan melihat anjing rottweiler hitam

    yang sangat besar berlari menuju lapangan.

    (Rottweiler: anjing bertubuh besar, berotot, besar dan kuat. Kepalanya lebar

    dengan dahi yang bulat. Hidung lebar dan berwarna hitam. Bibir berwarna

    hitam.)

    Bola basket terlepas dari tangan Carlos dan menggelinding pergi.

    Oh, tidak... aku tahu anjing ini, erang Jake, seraya menjauh.

    Menggonggong galak, anjing besar itu menundukkan kepala, bersiap-siap

    menyerang.

    Jangan, Dukie! Jangan! pinta Jake. Diangkatnya kedua tangannya, berusahamelindungi dirinya. "Dukie - tenang! Tenang!

    Anjing itu membuka rahangnya dan menggeram penuh ancaman.

    "Oh... tolong teriak Jake saat anjing itu mengangkat kedua kaki depannya. Lalu

    melompat ke arah Jake hingga anak itu jatuh ke tanah.

    Kemudian ia menundukkan kepalanya yang besar untuk menyerang.

  • 7/24/2019 Gb2000 15 Sekolah Jerit

    18/84

    5

    "DUKIE - jangan! Jangaaaann! lolong Jake.

    Namun anjing itu berdiri di atas tubuh Jake, kedua kaki depannya menekan

    bahu Jake ke tanah. Ia menundukkan kepala. Lalu mulai menjilati Jake.

    Terus menjilatinya...

    Dukie - stop! Dukie! erang Jake.

    Anjing itu menjilati wajah Jake... menjilati lehernya. Ekornya yang pendek

    gemuk bergoyang-goyang penuh semangat.

    Dalam beberapa detik, pipi dan leher Jake telah berkilauan dengan ludah anjing.

    Seret dia pergi Jake memohon pada teman-temannya. Dia selalu begini

    padaku, Dikiranya dia masih kecil. Auwwww! Padahal beratnya satu ton!Dukie - kau membuatku remuk!

    Chelsea dan Carlos hanya memandangi dengan pasrah.

    Dukie akhirnya capek memandikan Jake dengan lidahnya. Ia mundur, terengah-engah, ekornya berputar-putar seperti baling-baling.

    Jake melihat ayahnya berlari melintasi halaman. Emory?

    Dukie meloncat menyambut Mr. Banyon. Ia menjulurkan lidahnya sambilberlari.

    Emory menepuk-nepuk kepala Dukie, lalu berongkok di sebelah Jake. Kau

    baik-baik saja? ia bertanya.

    Jake bangkit duduk. Dengan punggung tangan diusapnya air liur lengket anjing

    itu dari pipinya. "Yeah. Aku baik-baik saja kok.

    Wajah Emory tampak prihatin. Diletakkannya tangannya di bahu Jake. Jake -

    kenapa kau tidak pernah memberitahuku bahwa kau takut anjing?

    Jake menatap ayahnya dengan mata disipitkan. " Apa?

    "Tak kusangka, Emory melanjutkan seraya mengeleng-gelengkan kepala.

    Tapi jangan khawatir. Kita bisa mengatasi masalah itu.

  • 7/24/2019 Gb2000 15 Sekolah Jerit

    19/84

    "Masalah? Masalah apa? seru Jake.

    Chelsea dan Carlos mengawasi dari lapangan basket. Carlos memungut boladan melempar-lemparnya dari satu tangan ke tangan yang lain.

    "Pertama-tama adalah mengakuinya, Emory memberitahu Jake. Akuilahbahwa kau takut pada anjing. Begitu kau menyadari dirimu punya masalah, kita

    bisa -

    "Tapi aku tidakpunya masalah protes Jake. " Emory, aku cuma -

    "Aku melihat semuanya, Jake, tukas Emory, lagi-lagi menepuk bahu Jake.

    Dukie memang lumayan seram, Chelsea menimbrung.

    Nggak juga! teriak Jake marah. Aku sudah mengenalnya sejak dia masih

    kecil. Dan dia hanya suka bercanda, itu saja.

    Emory bangkit berdiri. Ia mengulurkan tangan dan menarik Jake. Tahu, nggak?

    Akan kuberikan seekor anjing untukmu, Jake. Ulang tahunmu kan tinggal

    sebentar lag.i Akan kubelikan seekor anjing untuk hadiah ulang tahunmu. Itu

    akan membantumu mengatasi masalah-masalahmu.

    Tapi, Emory - kalau saja kau mau mendengarku..."

    Dengan punya anjing sendiri akan membantumu mengatasi rasa takutmu.

    Terdengar dering telepon. Emory mengeluarkan ponselnya dan saku celana

    khaki-nya. Dibukanya ponselnya dan mulai bicara sambil berjalan kembali ke

    rumah.

    Jake berbalik ke teman-temannya. Chelsea dan Carlos nyengir lebar

    menatapnya.

    Hati-hati, Jake - ada kucing tetangga di sebelah sana lho, Carlos berkata

    seraya menuding.

    Kami akan melindungimu, goda Chelsea. Jangan takut. Kami takkanmembiarkan binatang itu menangkapmu.

    Sambil tertawa mengejek, mereka ber-high five.

    Jake mengeluarkan seruan marah dan frustrasi. Direbutnya bola basket itu - laludilemparkannya setinggi dan sekuat ia dapat.

  • 7/24/2019 Gb2000 15 Sekolah Jerit

    20/84

    Mereka bertiga mengawasi bola itu melayang tinggi di langit, mental sekali dirumput, dan kemudian masuk ke dalam kolam renang.

    "Tembakan bagus, gumam Carlos.

    Jake hanya menggeram.

    ***

    Malam itu Jake meninggalkan rumah Carlos dan mulai berjalan pulang. Malam

    itu terang dan hangat. Jutaan bintang berkelap-kelip di atas kepala. Cahaya

    bulan purnama membuat halaman-halaman berumput Beverly Hills yangterpangkas rapi berkilauan seperti perak.

    Jake menyeberangi jalan dan masuk ke blok berikutnya. Rumah-rumah nyaris

    gelap. Lampu-lampu jalanan menyorotkan cahaya kuning, membuat

    bayangannya terentang panjang di depannya.

    Angin yang hangat menerpanya saat ia berjalan. Pagar-pagar tanaman yang

    rendah di sepanjang jalan berdesir tertiup angin.

    Sebuah suara di atas dahan pohon membuatJlake menengadahkan kepala.

    Burungkah itu? Atau kucing?

    Ia tak bisa melihatnya

    Ia terkejut saat mendapati bintang-bintang telah lenyap dari langit. Dilihatnyasegumpal awan hitam menyelinap cepat ke atas bulan.

    Jalanan semakin gelap. Bayangan Jake lenyap ke dalam kegelapan yang

    semakin pekat.

    Sekarang gelap gulita. Tiba-tiba segalanya begitu kelam.

    Gelap yang seram.

    Ia menyeberangi jalan dan masuk ke dalam kabut yang hitam dan lembap.

    Sesuatu yang berwarna hijau bercahaya di dalam kegelapan. Kabut hijau yangbentuknya seperti ular yang melingkar-lingkar melayang-layang rendah di atas

    tanah, berputar-putar di sekelthng pergelangan kaki Jake.

    Kabut hijau yang tebal berputar-putar di sekelilingnya, menyirami sekujur

    tubuhnya. Dengan amat diam-diam melayang-layang mengitarinya, seolah-olahmenariknya masuk.

  • 7/24/2019 Gb2000 15 Sekolah Jerit

    21/84

    Mencengkeramnya di dalam cahaya hijaunya. Terus mencengkeramnya...menekannya dengan tangan-tangan kabut yang lembap... menjeratnya.

    Hei - Jake mengeluarkan seruan tercekik.

    Ia maju selangkah lagi. Kakinya tiba-tiba terasa seberat timah.

    Hei -

    Rumahnya tinggal dua blok dari situ. Kenapa sekarang ia tidak dapat melihat

    rumahnya? Apa yang terjadi pada cahaya lampu-lampu jalanan itu?

    Ia mendengar suara keresak dari balik pagar tanaman. Lalu langkah kaki.

    "Hei-"

    Kenapa ia tak bisa melihat pagar tanaman itu? Kabut hijau itu membungkusnya,mempererat cengkeramannya, begitu hangat, begitu lembap.

    Ia tak bisa melihat. Tak bisa melihat apa-apa.

    Hei - hei - apa yang terjadi?"

    6

    JAKE mendengar langkah-langkah cepat dari balik pagar tanaman. Suara

    keresak panik seolah-olah binatang-binatang kecil berlari tergesa-gesa di atas

    dedaunan.

    "Aku tak bisa melihat apa-apa, gumamnya.

    Dan kemudian kabut hijau yang tebal itu tampak tersibak.

    Dan sesosok makhluk muncul cepat di depannya. Sesosok makhluk yang terdiri

    atas bayangan-bayangan biru. yang berkilauan. Begitu tinggi dan kurus... lebih

    tinggi dari manusia.

  • 7/24/2019 Gb2000 15 Sekolah Jerit

    22/84

    Dan kemudian dari balik bayangan-bayangan ..itu nampak seraut wajah. Wajahangker yang sudah busuk dan rusak.

    Jake menjerit saking syoknya. Johnny Jerit!

    Mata Johnny yang berwarna perak menatap Jake. Mata itu bersinar hijau,memantulkan kbut di depannya. Bibirnya yang hitam melengkung membentuk

    senyuman dingin. Ia merentangkan tangannya yang kurus kering seolah-olah

    mencoba menghadang jalan Jake.

    A-apa yang kaulakukan di sini? Jake tergagap. Aku mau pulang, dan kabut

    aneh ini muncul, dan-

    Kau tak boleh pulang, Johnny Jerit berbisik parau. Kuku-kuku jemarinyayang melengkung berkeretak di dalam kepalan tangannya.

    Maaf? Jake menengadah menatap setan kuburan raksasa itu. Kabut hijauberputar-putar mengelilingi mereka berdua, panas dan lembap.

    Jalanan sunyi senyap... tak ada mobil... tak ada suara... tak ada desir angin di

    pepohonan.

    Jake dapat mendengar suara napasnya yang cepat, mendengar detak-detak

    jantungnya sendiri.

    Kau tak boleh pulang, Jake, ulang Johnny Jerit, matanya yang perak begitu

    dingin dan mati.

    Johnny - kau mencoba membuatku takut, ya? Jake bertanya. Suaranya

    kedengarannya kecil sekali, teredam oleh kabut yang tebal.

    Setelan hitam Johnny Jerit, ditambal-tambal, compang-camping, dan kebesaran,

    berkibaran di tengah kabut yang berputar-putar, menimbulkan suara kepakan -

    seperti bendera yang berkibaran ditiup angin. Atau sayap kelelawar.

    Matanya yang berwarna perak tak sekali pun mengedip.

    Senyum setan kuburan itu menampakkan dua baris gigi yang tajam-tajam.Seperti paku-paku tajam.

    Diketuk-ketukkannya kuku-kuku tangannya satu sama lain dengan irama pelan

    dan tetap.

    TUK-TUK TUK-TUK... cuma itu yang terdengar sekarang, selain suara napas

    Jake yang pendek-pendek.

  • 7/24/2019 Gb2000 15 Sekolah Jerit

    23/84

    Johnny - kenapa kau mencoba menakut-nakutiku desak Jake. Ia mencoba

    mundur selangkah ke belakang. Namun kabut itu mencengkeramnya.

    Mendorongnya. Menusuk-nusuk kulit tengkuknya.

    Aku nyata, Jake, setan kuburan itu berbisik. Tulang pipi di balik kulitnya

    berpendar hijau.

    Apa? Apa katamu?

    Aku ini nyata, Jake. Aku tak bisa membiarkanmu pulang.

    Johnny, aku kenal kau, Jake ngotot, tak sanggup melenyapkan getaran dalam

    suaranya. Aku tahu kau cuma tokoh film. Kau cuma ada di film-film ayahku.

    Aku tidak dalam film sekarang, sahut setan kuburan itu dingin.

    "Tapi kau tidak nyata! sergah Jake. Semua ini hanya makeup, Johnny. Akutahu semua ini cuma makeup!

    Sambil berteriak marah Jake mengulurkan kedua tangannya - dan memegang

    wajah Johnny Jerit.

    "Semuanya makeup! teriak Jake. Dan mencoba menarik penutup kulit wajah

    Johnny Jerit. Mencoba menarik topeng jelek dan wajah asli sang aktor.

    "Oh! Jake menahan napas saat tangannya terulur wajah Johnny.

    Kulitnya lembek dan lengket seperti sirup kental.

    Jake mencoba menarik jemarinya Tapi jemarinya lengket dalam kulit lembekitu. Ia meregangkan kulit lembek itu, seperti gula-gula, seperti permen karet...

    Jake menarik tangannya - dan kulit yang lengket dan menjijikkan itu tetap

    melekat di jarinya.

    Aku lengket! Ia tersadar. Lengket di wajah setan kuburan ini.

    Mata Johnny Jerit bersinar-sinar seperti dua cahaya lampu. Senyum di bibirnyayang hitam muncul, merekah... terus merekah...

    Dan Jake, menarik tangannya... menarik... berjuang melepaskan tangannya dari

    kulit yang elastis itu, membuka mulut dan menjerit ngeri.

  • 7/24/2019 Gb2000 15 Sekolah Jerit

    24/84

    7

    BERSAMAAN dengan hilangnya jeritannya, kabut itu pun lenyap,

    meninggalkan kegelapan yang berkilauan. Jake mengerjap-ngerjapkan matanya.

    Ia tak bisa melihat setan kuburan yang menyeringai itu lagi.

    Sekujur tubuhnya gemetaran. Amat gemetaran.

    Ia kembali mengerjap-ngerjapkan mata - lalu melihat ayahnya. Di atas sepasang

    matanya yang hitam dan mengantuk, alis tebal Emory bergerak-gerak seperti

    dua cacing gendut.

    Jake tersadar ayahnya mencengkeram bahunya dan mengguncang-guncangnya.Membangunkannya dari mimpinya

    "Bangunlah, Jake. Kau mimpi buruk Suara normal Emory yang menggelegar

    seperti tercekat. Ia mengenakan bawahan piama berpipa lebar dan bergaris-

    garis. Dadanya yang telanjang, yang diselimuti bulu hitam yang tebal,

    menjulang di atas Jake.

    "Mimpi buruk, ulang Emory.

    Perlahan-lahan Jake bangkit duduk. Ia mengangkat kedua tangannya dan

    menatap jemarinya, seolah-olah mengharapkannya lengket karena tadi dipakaimemegang wajah Johnny Jerit.

    Wow, Jake bergumam. Wow.

    Kau tidak apa-apa, Emory berkata menenangkan, dilepaskannya bahu Jake.

    Tapi teriakanmu tadi lumayan juga. Kau mungkin sudah membangunkan

    setengah Beverly Hills.

    Mimpi tadi cukup seram, Jake mengakui. Aku bermimpi tentang Johnny

    Jerit. Dia tak mau membiarkanku pulang, dan-

    Kalau begitu filmku memang membuatmu takut! Emory berseru penuh

    kemenangan. Ia melompat berdiri dan menyatukan kedua telapak tangannya.

  • 7/24/2019 Gb2000 15 Sekolah Jerit

    25/84

    Yah... Jake membersihkan tenggorokannya. Kamarnya ber-AC,tapi piamanyabasah kuyup oleh keringat.

    Baguslah kau akhirnya bisa mengakuinya, Jake, ujar Emory gembira.

    Tidakkah kau merasa sejuta kali lebih baik dengan mengakui bahwa kau

    takut?

    Jake mengerang Emory, itu cuma mimpi buruk yang konyol. Semua orang

    juga suka bermimpi buruk.

    Aku tahu betapa sulitnya menjadi anak si Raja Horor, Jake, Emory berkata

    seraya menggaruk dadanya yang telanjang. Tapi kalau saja kau bisa

    menghadapi ketakutanmu... itulah langkah awalnya.

    Tapi, Emory-

    Senyum merekah di wajah Emory. Ia kembali meremas bahu Jake. Aku banggapadamu. Sangat bangga.

    "Tapi aku tidak takut pada film-filmmu! Jake menjerit. Dengar! Aku tidak

    takut!

    Emory menggerakkan kedua tangannya supaya Jake tenang. Sssttt. Ayo tidur

    lagi. Kau baru saja mengalami malam yang buruk. Ia berbalik dan berjalan

    keluar dari kamar.

    "Tapi, Emory - aku suka film seram, Jake berseru di belakangnya. Aku selalunonton film seram.

    Ayahnya seolah tak mendengar seruannya. Ia melangkah keluar ke kondor tanpa

    berpaling lagi dan lenyap masuk ke kamarnya sendiri.

    Ia hanya mendengar apa yang ingin didengarnya, Jake berpikir pedih.

    Emory begitu gembira karena aku bermimpi buruk tentang Johnny Jerit.

    Bagaimana aku bisa memubuktikan padanya bahwa aku tidak takut? Bahwa aku

    sama beraninya dengan dirinya?

    Dari balik dinding ia dapat mendengar orangtuanya berbicara di kamar mereka.Mereka mungkin membicarakan diriku, Jake berpikir seraya mendesah.

    Emory mungkin sedang memberitahu Mom bahwa aku akhirnya mengakui

    betapa penakutnya diriku. Bahwa aku akhirnya mengaku takut menonton filmSekolah Jerit.

    Apa yang harus kulakukan sekarang?

  • 7/24/2019 Gb2000 15 Sekolah Jerit

    26/84

    Kapankah aku bakal dapat kesempatan untuk membuktikan pada Emory bahwaaku tidak takut?

    Kapan?

    ***

    Keesokan paginya, Jake mendapat kesempatan itu.

    8

    CHELSEA mampir keesokan paginya. Ia menyelinap lewat pintu dapur saat

    Jake tengah menghabiskan Frosted Flakes-nya.

    Chelsea mengenakan atasan ketat putih dan celana pendek baggybiru pucat.

    Sandal plastiknya yang berwarna biru berdetak-detak di atas lantai. Ia duduk di

    seberang Jake dan menuangkan segelas jus jeruk untuk dirinya sendiri.

    Mmmpf mmmpf, Jake menggumam dengan mulut penuh sereal.

    Mom pergi ke Westwood pagi ini, Chelsea melaporkan. Kita bisa pergi

    dengannya dan - kau tahu - cuci mata. Mungkin mengelilingi kampusUCLA?

    (UCLA: Universitas California, Los Angeles)

    Jake membuka mulut untuk menjawab. Tapi Emory tiba-tiba menyerbu masuk

    ke dalam ruangan itu sambil berbicara keras ke ponselnya. Ia mengenakan T-

    shirt merah tanpa lengan dan celana pendek khaki yang kusut. Rambut hitamnya

    yang tidak disisir tampak semakin awut-awutan, berdiri tegak di sekelilingkepalanya.

    Ia menurunkan ponselnya dari mulut untuk bicara pada Jake dan Chelsea.

    Kalian mau ikut main di film? Aku butuh beberapa figuran pagi ini.

    Jake dan Chelsea berpandang-pandangan.

  • 7/24/2019 Gb2000 15 Sekolah Jerit

    27/84

    Apa yang harus kami lakukan? Jake bertanya.

    Bukan sesuatu yang seram, sahut Emory. Cuma adegan di kelas. Aku butuh

    pemain figuran untuk mengisi bangku-bangku kelas itu. Kalian hanya perlu

    duduk di kelas mengikuti pelajaran kesenian, itu saja.

    Wow, asyik! seru Chelsea.

    Jake setuju. Baiklah. Kami ikut!

    ***

    Dalam perjalanan ke studio, Emory menjelaskan adegan itu lebih mendetail

    lagi.

    Adegan ini mengambil tempat di kelas kesenianSekolah Jerit. Seorang anak

    cowok terkunci di lemari perlengkapan di belakang kelas. Anak-anak lain ributsekali hingga tak ada yang mendengar anak tadi menggedor-gedor pintu,

    berusaha keluar.

    Semua anak sedang mengerjakan proyek seni. Tiba-tiba, seorang anak cowok

    berteriak, 'Hei - lihat karyaku ini! Semua anak mendongak. Dan melihat

    banyak sekali ular besar - yang beracun - menjalar-jalar di seluruh permukaan

    meja anak itu.

    "Anak-anak itu mengedarkan pandang. Ular di mana-mana. Di meja, di lantai,

    di bak cuci. Ular-ular menjalar menaiki dinding. Semua anak panik. Merekamulai menjerit dan berlarian ke mana-mana.

    Anak yang terkurung tadi akhirnya berhasil keluar dari lemari perlengkapan. Ia

    tidak percaya apa yang dilihatnya. Kelas telah kosong melompong dan Ia

    dikelilingi oleh ular-ular yang mendesis-desis.

    Emory membelokkan Mercedes-nya ke area studio.

    Apakah ular-ular itu sungguhan? Jake bertanya.

    Emory mengangguk. Hampir semuanya. Tapi reptil-reptil itu tidak berbahayakok. Taringnya sudah dicopot.

    Ia memarkir mobilnya di tempat parkir khusus. Tapi kau tak perlu khawatir,

    Jake. Kau tak perlu berada dekat-dekat ular mana pun juga.

    Aku tidak khawatir kok, protes Jake.

  • 7/24/2019 Gb2000 15 Sekolah Jerit

    28/84

    Apa yang harus kami lakukan? Chelsea bertanya.

    Kalian murid kelas kesenian, Emory memberitahunya. Posisi kalian di

    bagian belakang kelas. Kalian hanya perlu berpura-pura melukis atau sesuatu

    seperti itu. Tidak sulit.

    ***

    Jake dan Chelsea harus menunggu di sekitar tempat syuting selama hampir dua

    jam. Pertama, para kru mengalami kesulitan dengan pencahayaan di seting

    ruang kelas. Setelah itu Emory mendapati bahwa ular-ular yang diantar tidakcukup. Dengan marah Ia mengutus seseorang untuk mencari dua lusin ular lagi.

    Jake dan Chelsea mengobrol dengan para figuran lain. Mereka semua bertanyapada Jake bagaimana rasanya menjadi anak si Raja Horor.

    "Asyik, Jake menyahut Keren habis deh pokoknya."

    Ia beranjak ke meja makanan untuk mengambil sepotong bagel dan jus - lalu

    menabrak Devon Klar. Devon Klar telah main dalam sebuah film TV ngetop

    tentang para remaja vampir selama beberapa tahun. Ini film layar lebar

    pertamanya.

    (bagel: sejenis roti berbentuk seperti cincin seukuran telapak tangan, dibuat dari

    adonan tepung terigu dan ragi yang direbus di dalam air sebelum dipanggang)

    Whoa! Devon berseru kaget saat menatap lake dengan saksama. Kau sepertikembaranku!

    Apa? Jake menatap cowok itu lekat-lekat.

    Devon benar. Ia lebih jangkung dari Jake dan lebih berotot. Tapi mereka berdua

    memiliki rambut cokelat lurus, sepasang mata hitam serius, mulut penuh, dan

    rahang persegi yang sama.

    Kau anak Emory, ya kan? Devon bertanya, masih saja menatap lekat wajah

    Jake.

    Jake mengangguk.

    Bagaimana sih rasanya? tanya Devon Maksudku, dia seram nggak di

    rumah?

    Nggak terlalu, sahut Jake.

  • 7/24/2019 Gb2000 15 Sekolah Jerit

    29/84

    Devon meletakkan dua potong danish ceri di piringnya. Apa yang kaulakukandi sini? Cuma nongkrong?

    (danish: sejenis kue yang banyak di hotel-hotel, dibuat dan di bentuk dengan

    aneka ragam bahan, bentuk dan rasa)

    Hari ini aku jadi figuran, sahut Jake. Itu lho, di kelas kesenian

    Asyik, Devon bergumam Yah selamat bersenang-senang, kembaranku. Ia

    berlalu dengan sepiring penuh makanan.

    Jake kembali ke Chelsea, yang tengah duduk di atas peti kayu, membaca

    majalah People. Kau bawa bagel untukku? ia bertanya tanpa mendongak dari

    majalahnya.

    Tidak. Memangnya kau mau? tanya Jake.

    Nggak terlalu sih.

    Apakah menurutmu aku kelihatan seperti kembarannya Devon Klar? tanya

    Jake.

    Dalam mimpi! sahut Chelsea.

    Para figuran! Figuran! Sheila Farrel, si asisten sutradara, memanggil. Ia

    wanita muda tinggi kurus dengan rambut merah pendek yang bergoyang-

    goyang setiap ia berjalan.

    Para figuran di ruang kelas. Ambil posisi.

    Jake menggigit bagel-nyauntuk terakhir kali dan mengikuti Chelsea ke seting

    ruang kelas. Ia tahu perannya gampang. Sama sekali tidak sulit. Biarpun begitu

    jantungnya mulai berdegup kencang.

    Bisakah kita latihan dulu? Sheila berseru. Kita perlu mengatur adegan ini

    sedikit.

    Mana Devon? teriak Emory. Ia menatap Jake sekilas saat mengedarkanpandang. Devon? Dia sedang di-makeup, ya?

    Kata Sheila aku tak perlu dirias, sahut Devon seraya berlari menghampiri

    Emory. Aku bakal terkunci di lemari penyimpanan, ya kan?

    Benar. Emory menatap clipboard di tangannya. Kau berusaha keluar. Kami

    hanya menyorotmu dari belakang. Tidak perlu makeup.

  • 7/24/2019 Gb2000 15 Sekolah Jerit

    30/84

    Jake dan Chelsea mengikuti Sheila ke meja di bagian belakang ruangan. Wanita

    itu menunjukkan kertas dan cat-cat yang berserakan di atas meja. "Lukis apa

    saja yang kalian inginkan, ia memerintahkan mereka. Pokoknya terserah apa

    saja. Yang penting kalian berkonsentrasi pada lukisan kalian - dan jangan

    mengobrol.

    "Beres, sahut Jake. Ia dan Chelsea mengambil tempat.

    Sheila membimbing para figuran lain ke tempat mereka. Devon masuk ke dalam

    lemari perlengkapan. Seorang kru dengan hati-hati menutup pintu di

    belakangnya.

    Jake melihat lemari itu tidak beratap. Sebuah kamera bertengger di atas dinding

    belakang, tertuju pada punggung Devon. Kamera kedua berdiri di bagian depanruang kelas, siap merekam murid-murid kelas kesenian itu.

    Panggilkan pawang-pawang ularnya, perintah Emory. Untuk latihan ini akuingin ular-ular itu ditempatkan di tempat mereka. Tapi biarkan mereka tetap di

    kandang. Ia bertepuk tangan. Ular! Bawa masuk ular-ular itu!

    ***

    Setelah tiga kali latihan barulah Emory puas dengan adegan itu. Dengan penuh

    konsentrasi, Jake dan Chelsea menyapu lukisan mereka dengan kuas. Ular-ular

    itu terus merayap di dalam kandang. Devon menggedor pintu lemari,

    mendorong, menarik, mencoba sekuat tenaga untuk keluar.

    Oke - ayo kita mulai, Emory mengumumkan. Yuk kita rekam adegan ini.

    Tenang! teriak Sheila. Semuanya, tenang! Kita mulai merekam.

    Bunyi orang memalu di seberang ruangan herhenti. Studio yang luas itu sunyi

    senyap.

    Pita film berputar, seseorang berkata. Siap merekam.

    Tiba-tiba erangan keras dari lemari perlengkapan memecah kesunyian.

    Apa itu? Emory, yang berdiri di sebelah juru kamera," bertanya.

    Erangan lagi.

    Dan Devon terhuyung-huyung keluar dan situ sambil memegangi perutnya.

    Sakit... aduh... sakitnya.

  • 7/24/2019 Gb2000 15 Sekolah Jerit

    31/84

    Sheila mendesah. Emory meletakkan clipboard-nya dan berlari menghampiriDevon. Ada apa? Apamu yang sakit?

    Perutku, erang Devon. Tadi aku makan beberapa danish. Aku... Wajahnya

    seputih kapas. Lututnya lemas.

    Emory memeganginya agar ia tidak merosot kelantai.

    Kurasa... aku... sakit... , rintih Devon.

    Dua anggota kru membantu memapah Devon pergi. Mereka bergegas ke pintu

    belakang.

    Terdengar lagi erangan keras.

    Dia muntah! salah satu kru berteriak. Daun pintu dibanting di belakang

    mereka.

    Jake menoleh dan mendapati ayahnya tengah menatapnya.

    "Jake, seru Emory Kemarilah. Aku ada ide. Coba kau berputar.

    "Apa? Berputar? Jake dengan patuh memutarkan tubuh.

    "Yap ujar Emory. "Rambutmu sama dengan rambut Devon. Kau mirip dia -dari belakang.

    "Wow. Terima kasih untuk pujiannya, seloroh Jake seraya memutarkanmatanya.

    Beberapa figuran tertawa.

    "Adegan ini gampang kok. Sama sekali tidak penting, Emory berkata seraya

    meletakkan lengannya yang berat di bahu Jake.

    "A-aku tidak mengerti, Take tergagap

    "Kita akan mengambil adegan ini dengan kau, Emory menjelaskan. Pergilahke lemari itu. Dorong pintunya. Gedor-gedor. Cobalah untuk keluar. Cuma itu

    yang mesti kaulakukan.

    Jake terkesiap menatap ayahnya. Apa? Aku? Melakukan adegan Devon?

  • 7/24/2019 Gb2000 15 Sekolah Jerit

    32/84

    "Gampang kok, Jake, tukas Emory sambil membimbingnya ke lemari. Kami

    akan mengambil gambarmu dari belakang. Tak seorang pun bakal melihat

    wajahmu. Ayolah. Mari kita mulai.

    Di pintu lemari, Jake sangsi Kau yakin?

    "Kau tidak takut - ya kan, jake? desak Emory.

    "Takut? Tentu saja tidak! ucap Jake. Tentu saja iku tidak takut!

    Ditariknya pintu lemari dan masuk ke dalam.

    Inilah kesempatanku, Jake memutuskan.

    Kesempatanku untuk membuktikan pada ayahku bahwa aku tidak takut apa pun.

    Tenang! Sheila berseru Semuanya tenang! Kita akan merekam adegan ini!

    9

    JAKE mengusapkan tangannya yang berkeringat pada jinsnya. Ia berdeham dan

    mendekati pintu lemari.

    Di belakangnya, juru kamera berbisik, Belum. Nanti kuberi tanda kalau sudah

    saatnya.

    "Kau baik-baik saja di dalam sana, Jake? Emory berseru. Tahu apa yang harus

    kaulakukan?

    "Ya! Jake balas berseru. Tenang saja.

    Ya, aku bisa, ia mengatakan pada dirinya. Aku pasti bisa.

    Ada masalah, Emory! ia mendengar Sheila berteriak.

    "Masalah? Aku baru saja mau mengambil adegan di sini, Jake mendengarEmory memprotes. Ada apa sih?

  • 7/24/2019 Gb2000 15 Sekolah Jerit

    33/84

    "Yah... salah satu ular hilang.

    Dari balik pintu lemari, Jake mendengar desahan tertahan dan seruan terkejutpara pemain figuran di seting ruang kelas itu.

    "Salah satu ular hilang? Emory bertanya.

    "Ya. Begitulah kata si pawang ular padaku, sahut Sheila. Ular itu pasti di

    suatu tempat di ruang kelas itu. Kalau kau mau menunda pengambilan gambar

    itu dan mencarinya-

    Untuk apa? potong Emory. Cuma satu ekor ular, ya kan? Dan ular itu tidak

    berbahaya, kan?

    Yah... iya sih. Tapi ular itu lumayan besar.

    Akan kita cari setelah selesai merekam adegan ini, ujar Emory. Sepagian inisudah terbuang sia-sia. Aku tak tahan kehilangan semenit lagi.

    Jake mendengar Emory bicara pelan pada seseorang selama beberapa menit.

    Lalu ia mendengar Sheila berseru, Ambil posisi. Siap-siap, semuanya. Anak-

    anak, berkonsentrasilah pada tugas seni kalian. "

    Tenang!

    Pita telah berputar, seseorang mengumumkan pelan. Siap merekam.

    Otot-otot tubuh Jake terasa tegang. Ditekankannya kedua tangannya pada

    permukaan daun pintu, lalu ditariknya napas dalam-dalam.

    Adegan satu-dua belas, pengambilan pertama, Jake mendengar Sheila

    mengumumkan. Didengarnya suara klikpapan tanda pengambilan adegan.

    Tunggu tanda dariku, ulang juru kamera, berbisik di belakangnya. Dan

    jangan membalikkan badan. Gedor saja pintunya, putar kenopnya - dan dorongdaunnya dengan bahumu.

    Beres, Jake balas berbisik.

    Ia kembali menarik napas dalam-dalam dan menunggu.

    "Action!" ia mendengar Emory berseru.

    Ia mendengar suara-suara di ruang kelas. Dua cewek mengucapkan dialog

    mereka.

  • 7/24/2019 Gb2000 15 Sekolah Jerit

    34/84

    Ia membayangkan apa yang sedang Chelsea lakukan. Tugasnya mudah kok, iaberpikir.

    Hari yang aneh. Waktu kami tiba di sini pagi ini, aku tak pernah

    membayangkan bagian belakang kepalaku bakal jadi bintang!

    "Oke -mulai! Pergi ke pintu - sekarang. Kata-kata juru kamera memecahkan

    lamunan Jake.

    Ia maju selangkah ke pintu. Lalu selangkah lagi.

    Ketika ia kembali melangkah, dirasakannya ular itu berbergelung melilit

    pergelangan kakinya.

    10

    JAKE nyaris menjerit.

    Ditutupnya mulutnya rapat-rapat untuk menahan jeritannya. Ia tahu adegan ini

    tengah direkam. Diangkatnya tinjunya untuk menggedor pintu lemari.

    Namun ular itu semakin erat melilit kakinya.

    Semakin erat lagi...

    Sampai Jake harus menjerit. Ia tak sanggup menahannya lagi.

    Tolllloooong! Jeritan melengking lepas dari mulut Jake. Disentakkannya

    pintu lemari itu dan berjalan terhuyung-huyung masuk ke kelas.

    Ular itu melilit pergelangan kakinya lebih erat lagi. Menolak melepaskannya.

    Tolong! Jake menahan napas. U-u-ular!

    Ia mendengar jeritan-jeritan kaget anak-anak lain.

  • 7/24/2019 Gb2000 15 Sekolah Jerit

    35/84

    Lalu dilihatnya ekspresi kesal di wajah ayahnya Emory melempar clipboard-

    nyadengan penuh kemarahan ke lantai. Jake - apa sih masalahmu? bentaknya

    seraya meluncur melintasi ruangan, kedua tinjunya berayun-ayun di sisitubuhnya

    U-ular... , gumam Jake sambil menggerak-gerakkan kaki, melompat,berjingkrak-jingkrak, berusaha menendang lepas makhluk itu.

    Ia melihat ke bawah.

    Bukan ular.

    Tidak. Tak ada ular.

    "Jake - kakimu terjerat gulungan kabel listrik, desah Emory sambil berkacak

    pinggang. Diputarnya bola matanya. Alisnya naik sekitar setengah meter di

    keningnya. Kabel listrik, ulangnya, gusar sekali.

    Jake membungkuk dan menarik kabel itu dari pergelangan kakinya. Bisa

    didengarnya anak-anak dan para kru menertawainya.

    Waktu ia meluruskan punggung, Emory membimbingnya keluar dari tempat

    syuting. Kalau saja kau bisa mengakui seting film membuatmu takut." ujarnya

    lembut, "Aku kan tidak akan memaksamu datang kemari.

    "Emory, aku tidak takut. A- Jake memulai.

    Namun Devon Klar telah berlari kecil ke arah mereka. Sori ya yang tadi itu, ia

    berkata pada Emory. Sekarang aku sudah jauh lebih baik. Aku siap beraksi

    nih.

    "Kabar baik, kalau begitu, sahut. Emory. Ditepuknya bahu Jake. Bagaimana

    kalau kau pergi ke sana saja? Buatkan dirimu sandwich. Dan tunggu sampai

    kami selesai mengambil seluruh adegan.

    "Yeah Tentu saja, ujar Jake murung.

    Haruskah aku mengganti namaku menjadi Pecundang? Atau Penakut? Yeah.Penakut. Rasanya enak didengar.

    Ia berjalan lemas ke meja makanan di dekat dinding.

    Konyol sekali, batinnya.

    Aku kan pemberani.

  • 7/24/2019 Gb2000 15 Sekolah Jerit

    36/84

    Aku suka horor.

    Aku menyukainya seperti ayahku.

    Aku juga orang yang menyeramkan. Sungguh.

    Tapi bagaimana aku bisa membuktikannya pada Emory? Bagaimana?

    Jake tidak terlalu bernafsu makan Malah sebenarnya perutnya terasa tegang dan

    seberat batu.

    Namun diangkatnya piring dan mulai melihat-lihat sandwich.

    Ia mengambil sandwich ham dan tengah menyendoki salad kentang ke

    piringnya saat dirasakannya ular itu merayap di antara kedua kakinya.

    11

    SETELAH insiden ular itu, Emory tidak mengajak Jake ke tempat syuting itu

    lagi. Selama beberapa minggu berikutnya, Jake dan Chelsea menghabiskanwaktu bersama Carlos, bermain basket dan berenang di halaman belakang

    rumah Jake.

    Pada suatu hari mereka menyusuri Hollywood Boulevard, melihat-lihat toko-

    toko T-shirt dan museum layaknya turis. Pada hari lain ibu Jake menurunkanmereka di Westwood dan mereka pergi shoppingdi toko-toko kecil yang trendi.

    Musim panas Jake benar-benar oke. Tapi ia tak berhenti memikirkan ayahnya -

    bagaimana cara membuktikan pada Emory bahwa ia bukan penakut.

    Jake pergi ke toko buku dan membeli buku-buku Edgar Allan Poe. Ia duduk di

    pinggir kolam renang berharap Emory bisa melihatnya membaca buku-buku itu.

    Jake membeli setumpuk majalah tentang film horor dan meninggalkannya di

    sekeliling rumah. Ia tahu itu bisa membuat ayahnya terkesan.

  • 7/24/2019 Gb2000 15 Sekolah Jerit

    37/84

    Tapi Emory tengah sibuk mengerjakan film Sekolah Jerit-nya. Ia jarang sekalipulang. Ia tidak memperhatikan upaya Jake untuk tampil sebagai si pemberani.

    Pagi-pagi di hari ulang tahunnya, Jake mengenakan kaus polo putih dan jins

    belel, lain bergegas turun untuk sarapan. Ia berharap ibunya akan memasakkan

    sarapan favoritnya - panekuk blueberry dengan whipped cream.

    (whipped cream: krim yang sudah dikocok. Krim ini kadar lemak susunya

    tinggi sehingga kalau dikocok akan kental. Bentuknya cair, putih seperti susu.)

    Tapi pengurus rumah mereka mengatakan ibu Jake telah pergi. Jake

    menemukan sebuah pesan dari ayahnya tertempel di pintu kulkas:

    Selamat ulang tahun, Jake!

    Han ini aku akan sibuk terus di studio. Aku ingin kau datang dan menemuiku di

    sana. Akan kukirim mobil menjemputmu.

    Mom akan bergabung dengan kita di studio, dan kita akan makan malam di luar.

    Restorannya terserah kau. Tapi, kurnohon, jangan di In & Out Burger. Pilihlah

    sesuatu yang lebih wah.

    Sampai jumpa nanti, Jake

    Love, Emory

    ***

    Limo hitam itu memasuki jalur masuk pada pukul empat. Karena nanti mereka

    akan makan malam di luar, Jake mengganti pakaiannya dengan celana khaki

    bersih dan kaus sport linen berwarna cokelat yang biasanya hanya akan

    dipakainya setelah diprotes orangtuanya.

    Sopir berseragam hitam memberi hormat padanya. Pria itu berkumis tebal dan

    berambut keriting.

    Ia membukakan pmtu mobil bagi Jake seraya berkata, Selamat ulang tahun.

    Jake masuk ke mobil dan duduk di jok kulit yang lembut Ia memandang ke luar

    lewat kaca jendela yang gelap, sementara limo dengan tenang membawanya kestudio film.

    Si sopir membawa mobil itu melewati pos satpam di bagian depan area studio,

    lalu berhenti. Pintu penumpang terbuka. Jake mendapati seorang pria mungil

    memegangi pintu itu baginya.

  • 7/24/2019 Gb2000 15 Sekolah Jerit

    38/84

    Selamat datang, pria itu berkata dengan suara parau.

    Jake melangkah keluar dan berdiri di sebelah pria mungil itu Pria itu hanyabeberapa inci lebih inggi darinya.

    Pria itu tampak sangat tua. Kepalanya benar-benar botak kecuali beberapa helairambut putih tipis yang melambai-lambai di sekitar telinganya. Mata kelabunya

    yang kecil dan bulat menatap Jake tajam, setengah terbuka dan dikelilingi

    lingkaran gelap.

    Wajahnya tirus dan seputih bedak. Dagunya yang anjang seperti menyelinap

    masuk ke dalam kerah kemeja putihnya yang terbuka.

    Bagian depan kemejanya menyembul keluar dari balik celananya. Setelan

    hitamnya yang mengilat tampak kebesaran. Bagian lengan jasnya kepanjangan,

    sementara pipa celananya terseret-seret menyapu trotoar.

    "Lewat sini, pria mungil itu berkata serak. Ia berbalik dan mulai berjalan,

    bahunya bungkuk, ma-tanya setengah tertutup memandang ke depan, seolah-olah sedang melihat menembus kabut tebal.

    Siapa sih pria ini? Jake bertanya-tanya. Aku belum pernah meiihatnya.

    Jake mengikutinya melewati bangunan panjang yang diplester putih, tempat

    kantor-kantor studio. Setelah itu mereka membelok dan melewati kafeteria

    studio yang sudah tutup dan gelap.

    Jake menyusuri jalan kecil yang familier dan bergerak menuju panggung

    pengambilan suara yang luasnya sebesar hanggar pesawat terbang. Di situlahEmory sedang syuting film.

    Bukannya mengantarnya ke situ, pria - itu malah mencengkeram lengan baju

    Jake. Lewat sini, ia berkata, sambil menudingkan jarinya yang bengkok dan

    kurus ke arah lain.

    Mata kelabu kecil pria itu menatap lake lekat-lekat.

    Pria ini pucat sekali, pikir Jake. Bagaimana mungkin ia tinggal di LA yangpenuh sinar matahari dan tetap sepucat ini?

    Diikutinya pria mungil itu menjauhi panggung pengambilan suara. Matahari

    tergantung rendah di langit yang kotor oleh campuran asap dan kabut. Bagianbelakang leher Jake seperti tertusuk-tusuk di bawah cahaya terik matahari.

    Mau ke mana sih kami ini?

  • 7/24/2019 Gb2000 15 Sekolah Jerit

    39/84

    Kepala pucat pria itu seperti naik-turun setiap melangkah. Ia membimbing Jake

    melewati sebuah panggung pengambilan suara lagi, seting jalan kota, kota Wild

    West, dan bangunan-bangunan beton yang asing bagi Jake.

    Jake tersadar mereka kini nyaris berada di bagian belakang area studio.

    "Anda akan mengantarku ke ayahku, ya kan? ia bertanya.

    Pria mungil itu tidak menyahut. Sebaliknya ia malah menudingkan jemarinya

    lagi.

    Jake melihat bangunan besar berwarna hijau di pannya. Bangunan itu sepertinya

    sudah lama tak digunakan.

    Cat dindingnya yang hijau pada terkelupas. Semua jendelanya dilapisi papan.

    Talang airnya telah lepas dari bawah atap dan menggantung ke trotoar.

    "Kita akan ke situ? tukas Jake seraya mengusap keringat dari keningnya

    dengan punggung tangannya. Ayahku akan menemuiku di situ?

    Lagi-lagi pria itu tidak mengatakan apa-apa.

    Ketika bangunan itu semakin dekat, Jake bisa membaca huruf-huruf samar di

    atas pintu kayu bangunan itu: PANGGUNG PENGAMBILAN SUARA 13.

    Tiga belas - benar-benar angka mujur, pikirnya.

    Kenapa hari ini Emory menggunakan panggung pengambilan suara tua ini?

    Pasti untuk efek khusus atau sebangsanya.

    "Ibuku sudah sampai belum? Jake bertanya. Seharusnya dia menemui kami di

    sini.

    Pria tua itu cuma batuk. Dimasukkannya tangannya ke saku celana

    dombrangnya dan menarik keluar serenceng kunci. Anak-anak kuncinya modelkuno dan besar-besar serta terbuat dari besi.

    Ia meraba anak-anak kunci. itu, menatapnya tajam, mengangkatnya dekat-dekatke wajahnya. Akhirnya ia memilih satu dan menyelipkannya ke dalam lubang

    kunci di pintu.

    Pintu terbuka dengan mudah. Pria mungil itu membukanya lebar-lebar dan

    menepi untuk memberi jalan pada Jake.

    Hei - di sini gelap! protes Jake. Di mana sih kita?

  • 7/24/2019 Gb2000 15 Sekolah Jerit

    40/84

    Panggung Pengambilan Suara 13, sahut pria itu dari ambang pintu.

    Jake menarik napas panjang. Ditatapnya kegelapan di depannya. Udara di situterasa panas dan lembap. Bau apek. Asam.

    Apa - apakah ayahku bekerja di sini? tanya Jake.

    Aku tak tahu apa-apa tentang hal itu, pria mungil itu menjawab.

    Apa? Apa maksud Anda?

    Pna itu batuk lagi. Anak-anak kunci yang berat bergemerincing di dalam

    tangannya. Aku cuma menjalani perintah, ia memberitahu Jake.

    Maaf? Perintah?

    Pintu itu dibanting hingga tertutup.Jake menahan napas. Ia menatap kegelapan yang pekat itu. Hei, tunggu -

    Jake mendengar anak kunci pintu itu diputar.

    Hei, jangan!

    Jake menerjang ke pintu. Meraba-raba mencari kenopnya dalam kegelapan.

    Ia menemukannya. Lalu memutarnya. Ke satu arah. Lalu ke arah lain.

    Ia menarik. Menarik dengan segenap tenaganya.

    Terkunci. Terkunci di dalam.

    "Hei - keluarkan aku! teriak Jake. Ada apa ini? Keluarkan aku dari sini!

    12

    JAKE mundur dari pintu.

    Kegelapan seperti mengepungnya.

  • 7/24/2019 Gb2000 15 Sekolah Jerit

    41/84

    Ia menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri - namun nyaris tercekikbau asam ruangan itu.

    Tempat apa ini? ia bertanya-tanya. Ia berbalik dari depan pintu dan menunggu

    matanya menyesuaikan diri dengan gelap. Garis-garis tipis, sinar matahari

    menyelinap masuk dari sela-sela papan yang menutupi jendela-jendela.

    Ruangan itu sangat luas. Panggung pengambilan suara yang sudah tua. Tak

    terpakai lagi. Kosong melompong.

    Jake menangkupkan tangannya di sekeliling mulut dan berseru, Emory?

    Emory? Kau di sini?

    Suaranya dipantulkan oleh dinding-dinding dan langit-langit.

    Tak ada jawaban.

    Siapa sih lelaki tua yang menyeramkan itu? Jake bertanya Dan kenapa ia

    membawaku kemari? Ini lelucon atau apa sih?

    Ini kelihatannya tidak seperti lelucon

    Jake perlahan-lahan mulai menangkap beberapa bentuk, beberapa benda. Ia

    melihat setumpuk kotak kayu menempel di salah satu dinding. Satu rak kursi

    lipat yang disusun miring. Beberapa koper metal yang ditumpuk tiga-tiga.

    "Rupanya ini ruang penyimpanan, Jake bergumam. "Kenapa lelaki tua itumengunciku di ruang penyimpanan?

    Cahava jingga persegi empat tertangkap olehnya. Cahaya itu jauh dari

    tempatnya berdiri.

    Apakah itu ruangan lain?

    Sepatu Jake berdecit-decit di lantai beton, membangkitkan kepulan debu saat ia

    berjalan menuju cahaya itu. Hei - ada orang di sini? ia berseru.

    Ia mendengarkan kata-katanya yang bergema.

    "Hei - ada orang tidak?

    Tak ada jawaban.

    Ia melanjutkan langkah.

  • 7/24/2019 Gb2000 15 Sekolah Jerit

    42/84

    Jalan keluar, pikirnya. Yes! Panggung pengambilan suara ini punya pintu-pintusamping. Dan juga pintu-pintu belakang. Pintu-pintu di segala sisi.

    Itu pasti jalan keluar.

    Jantungnya mulai berdentam-dentam. Ia berlari keci menyeberangi panggungpengambilan suara yag luas itu. Menuju cahaya persegi empat itu.

    Ruangan lain. Sinar matahari sore yang semakin samar tercurah melalui jendela

    yang letaknya tinggi, sekitar satu mil di atas kepala Jake.

    Jake berhenti di ambang pintu dan menatap ruangan itu.

    Kostum. Pakaian-pakaian kuno dan setelan-setelan pria.

    Rak demi rak berisi pakaian-pakaian kuno. Rak-rak kostum, berdiri berjejalan

    memenuhi ruangan itu.

    Jake menatap pakaian-pakaian koboi, tutu-tutu balet, gaun-gaun pesta yangdilapisi kain tipis...

    Ia melangkah memasuki ruangan itu. Mengulurkan tangan menyentuh bagian

    lengan seragam tentara model kuno. Seragam itu berselimut debu. Ngengat

    telah menggigiti mansetnya dan menciptakan ribuan lubang kecil di situ.

    Jake bergerak. di antara rak-rak kostum. Ditatapnya pakaian-pakaian, seragam,

    dan setelan-setelan kuno itu. Kakinya terpeleset saat menginjak lapisan debuputih di atas lantai. Kostum-kostum itu sudah lusuh. Digigiti ngengat. Berdebu.

    Sudah seratus tahun tak ada yang mendatangi tempat ini! pikir Jake. Aneh

    sekali!

    Ia berjalan ke tengah ruangan. Dan berhenti di depan setumpuk kostum tua yang

    berserakan di lantai.

    Tampak sebuah kostum gorila berbulu di antara libatan jubah hitam yang licin.

    Jake membungkuk dan menarik kostum gorila itu. Kostum itu berat sekali. Dan

    baunya seperti daging busuk.

    Jake mengangkatnya tinggi-tinggi. Diperhatikannya wajah karet gorila yangsudah kusam itu. Keren, gumamnya.

    Dijatuhkannya kostum itu ke tumpukan pakaian.

    Dan dilihatnva tumpukan itu bergerak.

  • 7/24/2019 Gb2000 15 Sekolah Jerit

    43/84

    Jubah hitam itu seperti bergetar. Dua gaun pesta yang berwarna biru mengerut,lalu tersibak.

    "Apa? Jake menahan napas saat kostum-kostum itu bergerak. Lengan-lengan

    pakaian terangkat ke atas seolah ingin meraih sesuatu. Baju-baju pada terbalik.

    Sehelai seragam tentara berwarna cokelat terjatuh dari tumpukan.

    Jake menatap takjub sementara dua sosok perlahan-lahan muncul dari tengah

    tumpukan.

    Duasosok berwajah buruk dan pucat meregangkan tangan, memutar kepala

    mereka, merangkak keluar, melayang dari bawah tumpukan kostum yang

    berdebu.

    "Tidak mungkin- sembur Jake. Ia mundur selangkah - dan menabrak rak

    mantel bulu.

    Kedua makhluk itu kembali meregangkan tangan. Yang satu laki-laki, yang satu

    perempuan. Mereka seperti hantu. Kulit mereka tegang dan tipis hingga bisa

    melihat tulang-belulang di baliknya. Mata mereka kuning, terbenam dalam-

    dalam di dalam rongganya. Bibir mereka pecah-pecah dan berwarna ungu.

    "Ayo kita bikin film, Jake, si perempuan berkata parau. Suaranya sekering

    keresak dedaunan yang telah mati. Ia melangkah keluar dari tumpukan kostum,

    matanya yang cekung menatap Jake lekat-lekat, bibirnya yang ungu tersenyum

    jelek.

    "Apa? Jake mundur ke antara barisan mantel bulu. Berusaha menghindar. Tapi

    ia malah terperangkap di antara rak-rak kostum.

    S-siapa kau? Jake akhirnya sanggup berkata. Bagaimana kau bisa tahunamaku?

    Si pria bergerak ke samping si perempuan. Dijilatnya bibirnya dengan lidah

    gemuknya yang ungu. Codet merah dan dalam tertoreh di salah satu sisi

    wajahnya. Codet itu terus menoreh ke atas, melewati rambut cokelatnya yang

    hanya tumbuh di beberapa tempat. Darah kering melekat di sepanjang luka itu.

    Kedua hantu itu mengenakan pakaian serba hitam. Jubah hitam mereka yang

    kebesaran terseret menyapu lantai saat mereka meninggalkan tumpukan kostum.

    Dan bergerak menghampiri Jake.

    Jangan ganggu aku! Jake menjerit marah. Ada apa sih sebenarnya?

  • 7/24/2019 Gb2000 15 Sekolah Jerit

    44/84

    Yuk, kita bikin film horor, si perempuan berbisik parau.

    Tapi... siapa kalian? desak Jake. Apa yang kalian lakukan di sini?

    Kami dilupakan, Jake, si pria menyahut, suaranya berupa bisikan parau

    seperti temannya.

    Tempat ini sudah lama dilupakan orang, si perempuan berkata serak. Merekamelupakan kami. Benar-benar melupakan kami.

    Tapi kami masih di sini, si pra menambahkan, lagi-lagi menjilati bibirnya

    yang pecah-pecah, mata kuningnya yang cekung bergerak liar. Kami masih disini - dan sekarang kami mendapatkan kau.

    "Tapi - tapi - Jake tak sanggup bicara.

    "Sekarang kita bisa membuat film kita, si perempuan berkata, melayangmendekat, tangannya terulur ke depan, bersebelahan dengan si pria. Sekarang

    kita bisa membuat film horor paling seram yang pernah dibuat!

    Jake tersudut. Ia tak bisa lari. Tak bisa bergerak.

    Kedua makhluk itu menangkap dan mencengkeram bahunya. Lalu

    mengangkatnya dari lantai. Mendorongnya ke rak kostum.

    "Pertunjukan dimulai, bisik mereka.

    13

    "LEPASKAN aku! jerit Jake melengking. Turunkan aku!

    Kedua hantu itu mengangkatnya. Mulut ungu mereka menyeringai senang.

    Tidakkah kau ingin membuat film bersama kami, Jake? si perempuan berkataparau.

    Tidakkah kau ingin main di film kami? temannya berbisik.

  • 7/24/2019 Gb2000 15 Sekolah Jerit

    45/84

    Tidak! Turunkan aku! sergah Jake marah. Antarkan aku ke ayahku -sekarang juga.

    Tapi kami tidak kenal ayahmu, si pria menyahut.

    Kami sudah terkunci di sini bertahun-tahun lamanya, si perempuan berkataseraya menggeleng-gelengkan kepala. Rambutnya yang kering dan seperti

    jerami mengusap pipi Jake. Kami telah menunggu lama sekali di sini

    menunggu bintang film kami!"

    Kalian sinting! tukas Jake Kalian berdua sinting! Lepaskan aku!

    Kita akan bersenang-senang, si pria berkata seraya menurunkan Jake ke

    lantai. Film kita akan menjadi film horor paling menyeramkan yang pernahdibuat.

    Kalian pasti bakal ketakutan setengah mati kalau ayahku sampai menemukankalian di sini! ancam Jake.

    Mereka melemparkan kepala ke belakang dan tertawa..

    Ayahmu tak bisa berbuat apa pun pada kami, si wanita berkata.

    Soalnya kami sudah mati, temannya menambahkan. Apa sih yang bisa

    kaulakukan terhadap oIang yang sudah mati? Diusapnya darah kering di

    sepanjang codetnya.

    Mereka tertawa lagi, tawa parau dan kering yang kedengarannya seperti batuk.

    Aku harus keluar dari sini, pikir Jake.

    Mereka sama-sama sinting! Aku harus mencari jalan keluar.

    Ia mulai beringsut di sepanjang rak kostum, matanya mencari-cari pintu atau

    jendela.

    Ia berhenti saat tumpukan kostum di tengah ruangan mulai bergerak lagi.

    Mantel-mantel dan baju bergerak. Kostum gorila itu menggelinding.

    Dua sosok jelek memanjat keluar dari balik tumpukan. Dua-duanya laki-laki.

    Rambut panjang mereka kening seperti jerami putih, kulit mereka kehijauan,

    dan di bibir ungu mereka tampak seringai menakutkan.

  • 7/24/2019 Gb2000 15 Sekolah Jerit

    46/84

    Mereka bangkit berdiri, meregangkan tubuh, mengerang seolah-olah mereka takpernah bergerak selama ratusan tahun.

    Tidddaaaak, erangan pelan terlepas dari leher Jake.

    Ini dia bintang film kita! si perempuan berseru seraya beranjak ke sisi Jake. Iamenanamkan jemarinya di bahu kemeja Jake.

    Kita bisa memulai film kita! si lelaki mengumumkan. Kita sudah di sini.

    Akhirnya, kita semua ada di sini!

    Jake membebaskan diri dari cengkeraman si perempuan. Napasnya kembang-

    kempis. Jantungnya memukul-mukul dada.

    Ini lelucon - ya,kan? ia akhirnya berkata. Ini cuma lelucon, kan?

    Salah satu pria berambut kasar dan bermata kuning lenyap ditelan rak-rak

    kostum. Beberapa saat kemudian ia kembali sambil membawa tongkat panjangdi depannya, seperti tiang bendera.

    Jake terkesiap.

    Apa itu yang bertengger di ujung tongkat itu?

    Kepala?

    Kepala manusia?

    Jake memicingkan mata memandang benda itu - dan kemudian membuka mulut

    dan berteriak histeris saat mengenalinya.

    Chelsea.

    Kepala Chelsea.

    14

    JAKE menutup mata dan mundur ke belakang.

  • 7/24/2019 Gb2000 15 Sekolah Jerit

    47/84

    Perutnya terasa mulas saat tubuhnya jatuh menabrak rak kostum. Lehernyatercekat. Ia tak bisa bernapas.

    Ia terjengkang ke atas kostum-kostum itu. Dan jatuh menembus ke sisi lain rak.

    Pening, pusing, dia buru-buru mencoba bangkit ke atas lututnya. Dan setengahlari setengah merangkak melintasi rak berikutnya.

    Ia menyerbu keluar dari sisi lain. Dan melihat pintu yang membentang terbuka

    di dinding seberang.

    Yes!

    Berjuang keras untuk bernapas, dengan jantung berdentam-dentam dan telinga

    berdengung, ia memaksa dirinya bangkit berdiri. Lalu lari sekencang-

    kencangnya.

    Tak sekali pun ia menoleh. Namun ia bisa mendengar langkah-langkah cepat

    keempat makhluk itu tepat di belakangnya.

    Kembali, Jake

    Kau tidak mau jadi bintang film, ya?

    Kami membutuhkanmu, Jake! Kami butuh kepalamu!

    Tidddaaaak! Raungan ngeri keluar dari leher Jake. Ia berlari sekarang, berlari

    dengan kecepatan penuh.

    Melewati ambang pintu. Dan tiba di lorong yang panjang dan sempit

    Kau bisa jadi bintang film bersama temanmu, Jake!

    Temanmu menunggumu di sini!"

    Berikan kepalamu! Kami butuh kepalamu!

    Sepatunya terpeleset saat ia menyusuri lorong dan membelok tajam. Ia dapatmendengar keempat hantu di belakangnya, semakin dekat, amat dekat. Mereka

    memanggilnya dengan suara parau dan serak, memintanya berhenti,

    memintanya kembali, menyerahkan kepalanya..

    ... seperti Chelsea.

  • 7/24/2019 Gb2000 15 Sekolah Jerit

    48/84

    Tanpa sadar ia telah terisak. Air mata hangat mengalir turun di pipinya, tercipratdari wajahnya saat ia melintasi lorong yang panjang.

    Ia kembali berbelok tajam - dan menabrak setumpuk peralatan metal Kamera-

    kamera tua. Pengeras suara.

    Benda-benda itu menghadang jalannya.

    Tak bisa ke mana-mana.

    Tangan-tangan kuat menangkap Jake dari belakang.

    Kau mau ke mana, Jake?

    Kau tak boleh pergi. Kami memerlukan bintang film kami!

    Tidddaaaak! Dengan teriakan penuh amarah, Jake menyentakkan sikunyakeras-keras. Didorongnya para penyerangnya itu.

    Lalu merangkak panik melewati peralatan tua yang berdebu.

    Satu tangan mencengkeram pergelangan kakinya.

    Jake menendangnya hingga lepas.

    Kembali, Jake!

    Kau tak bisa kabur dari kami!

    Berikan kepalamu!

    Sambil terisak-isak, dadanya naik-turun, pinggangnya terasa nyeri, Jake

    meluncur cepat.

    Dan jatuh terjerembap di depan tirai berwarna hitam.

    Tangan-tangan kurus kering mencengkeram pergelangan kakinya erat-erat.

    Tak bisa bergerak, ia tersadar.

    Mereka berhasil menangkapku. Aku tak bisa bergerak barang selangkah.

    Ia tak sanggup menahan air matanya. Sekujur tubuhnya terguncang ngeri.

    Ia berlutut membungkuk di lantai dan menunggu. Menunggu makhluk-makhlukitu menyeretnya pergi.

  • 7/24/2019 Gb2000 15 Sekolah Jerit

    49/84

    Ia mendengar suara berdesir.

    Dan melihat tirai di depannya bergoyang.

    Lalu bergerak naik.

    Tirai itu diangkat dengan cepat.

    Dan Jake, masih berlutut, terisak keras, menatap ruangan yang penuh orang.

    Balon-balon. Topi-topi pesta.

    Lusinan wajah menyeringai.

    Kejutan!

    ,Selamat Ulang Tahun!

    15

    PESTA ulang tahun kejutan, Jake tersadar dalam ketakutannya.

    Ia melihat ibu dan ayahnya di barisan terdepan. Carlos berdiri bersama Chelsea.

    Chelsea?

    Kepala yang dilihatnya tadi cuma boneka rupanya.

    Semua ini hanya lelucon. Lelucon konyol.

    Dan di sinilah dia, berlutut di hadapan semua orang yang dikenalnya, menangis

    sesenggukan seperti bayi.

    Teriakan dan seruan gembira itu sekonyong-konyong lenyap. Bisikan-bisikan

    bingung dan gelisah memenuhi ruangan yang luas itu.

    Jake - ada apa? seru Chelsea

    Para aktor yang memerankan hantu-hantu itu buru-buru membantu Jake berdiri.

  • 7/24/2019 Gb2000 15 Sekolah Jerit

    50/84

    Maaf, salah satu dari mereka berbisik. Kami kelewatan, ya?

    Kami pikir kau tahu tentang hal ini, yang lain berkata Ayahmu menyuruh

    kami habis-habisan

    menakut-nakutimu.

    Jake berbalik dan menemukan ibu dan ayahnya di sebelahnya. Mrs. Banyon

    memeluknya dan berpaling marah kepada Emory. Sudah kubilang ide itu

    konyol sekali. Kau merusak ulang tahunnya!

    Tapi - tapi - Emory tergagap. Dia selalu bilang padaku dia tidak takut.

    Katanya dia sama beraninya dengan diriku. Jadi, kuputuskan untuk percaya

    padanya. Kusangka dia akan menyukainya!

    Ibu jake menggeleng-geleng marah sekali. Kau tak pernah menyerah - ya, kan,

    Emory? Kau harus membuktikan pada anakmu sendiri bahwa kau adalah si Raja

    Horor.

    Dipeluknya Jake semakin erat. Jake telah berhenti terisak, tapi sekujur tubuhnya

    masih gemetaran.

    Mom, kumohon - bisiknya. Lepaskan aku. Semua orang memperhatikan.

    Mrs. Banyon tidak memedulikannya dan terus menatap suaminya dengan

    marah. Ayo minta maaf pada Jake. Ayolah. Minta maaf.

    Mom - kumohon! erang Jake.Ruangan itu sunyi senyap. Jake bisa melihat. Semua temannya, sanak saudara,

    teman-teman orangtuanya - memandangnya.

    Tak pernah aku begini malu seumur hidupku, ia berpikir.

    Teganya Emory melakukan semua ini padaku! Teganya ia menyewa aktor-aktor

    ini untuk menakut-nakutikupada hari ulang tahunku!

    Dan sekarang aku takkan pernahbisa membuktikan padanya bahwa film-

    filmnya tidak membuatku ngeri.

    Takkan pernah.

    Emory mendekatkan tubuhnya kepada Jake dan mulai meminta maaf. Aku

    benar-benar menyesal karena -

    Jake tidak menunggu untuk mendengar kelanjutannya.

  • 7/24/2019 Gb2000 15 Sekolah Jerit

    51/84

    Orang-orang yang memandanginya... ruangan yang sunyi senyap... rasa maluitu... rasa malunya.

    Cukup! pikirnya.

    Ia melepaskan diri dari pelukan ibunya - lalu lari.

    Jake berlari melewati tirai yang terbuka. Kembali ke lorong yang panjang.

    Ia tak tahu ke mana dirinya berlari. Ia hanya ingin berlari selama-lamanya.

    Emory takkan membiarkan aku melupakan semua ini, pikirnya pahit Emory

    takkan membiarkanku melupakannya.

    ***

    Namun - beberapa minggu kemudian - Emory mendapat kejutan besar yangakan mengubah segalanya.

    16

    SIANG yang panas di bulan Juli, matahari bersinar terik. Jake dan Emory

    sedang berendam di kolam renang. Jake terapung-apung dengan malasnya di

    atas rakit plastik berwarna biru. Emory berenang ribut melewatinya, muncul-

    tenggelam di permukaan air, bagaikan lumba-lumba berambut melakukanseratus putaran yang biasa dilakukannya.

    Seratus! serunya, akhirnya muncul di ujung kolam yang dangkal. Air

    mengalir menuruni tubuhnya sat ia berdiri. Dilepasnya kacamata renangnya

    dan dilemparnya ke tepi kolam.

    Emory mengusap rambut hitam tebalnya ke belakang. Air menggantung di

    alisnya yang tebal. Jake, apakah kau tidak terlalu lama berjemurnya?tanyanya.

    Aku sudah pakai losion kok, sahut Jake seraya dengan malas mengayuh

    rakitnya dengan kedua tangannya. Losion Nomor 15 kayaknya.

  • 7/24/2019 Gb2000 15 Sekolah Jerit

    52/84

    Emory mencengkeram ujung rakit itu dan menariknya ke ujung kolam yangdangkal. Aku ingin bicara denganmu, Ia berkata.

    Jake menatapnya lewat kacamata ribennya Apakah aku melakukan

    kesalahan?

    Emory tersenyum. Bukan. Aku punya beberapa berita. Ia menyelam di bawah

    air. Lalu muncul cepat seraya menyemburkan air dari mulutnya ke dada Jake.

    Jake tertawa. Hei - itukah beritamu?

    Bukan, Emory ikut tertawa. Aku hanya ingin menarik perhatianmu.

    Ekspresinya berubah serius. Studio menginginkan aku memulai Sekolah lent

    VI dalam waktu dekat. Kami akan mengambil adegan di luar studio. Aku telah

    menemukan sekolahan tua yang sudah tak terpakai di padang gurun. Gedung itu

    sempurna sekali, dan konon katanya sih angker.

    Keren dong, sela Jake. Mungkin kau bisa mensyuting hantu sungguhan.

    Aku lebih suka pakai aktor, timpal Emory, tersenyum. Mereka lebih mudah

    dikontrol.

    Diusapnya air dan alisnya, lalu ditepuknya seekor lalat yang hinggap di

    bahunya. Omong-omong, jake, aku ingin kau pergi ke lokasi itu bersamaku.

    Jake nyaris terjungkir dari rakit mendengarnya. Apa?

    Ibumu harus mengunjungi bibimu selama seminggu. Aku tak ingin kau

    sendirian di rumah bersama pengurus rumah, jelas Emory.

    Diputarnya rakit itu. Kita akan bersenang-senang, ia memberitahu Jake. Dan

    aku janji tak akan melakukan apa pun untuk menakut-nakutimu.

    Aku tidak takut berada di lokasi pembuatan filmmu, Jake menekankan dengan

    tenang.

    Terserah apa katamu, ujar Emory seraya merendam bahunya yang lebar di

    bawah air. Lagi pula kau bisa membantuku di sana - tapi jika kau mau lho.

    Jake menatap ayahnya dengan mata setengah terpicing. Tempat itu gedungsekolah tua yang angker, yang sudah tak terpakai dan terletak di gurun pasir?

    Emory mengangguk. Bagaimana menurutmu? Kau mau ikut?

    Kedengarannya asyik! seru Jake. Aku ikut!

  • 7/24/2019 Gb2000 15 Sekolah Jerit

    53/84

    Inilah kesempatanku, pikirnya, seraya menengadah menatap senyum senangEmory.

    Inilah kesempatanku untuk menunjukkan padanya betapa beraninya diriku.

    Dan Jake tak pernah tahu betapa benar ucapannya itu.

    17

    "KITA perlu merusak beberapa jendela, Emory memerintahkan para krunya.

    Dan bisakah kita menyemprotkan lapisan debu di atas kayu di sebelah sini?

    Dan menaruh lebih banyak debu di jendela?

    Lelaki muda itu bergegas menjalankan instruksi-instruksi Emory. Pekerja

    lainnya mendirikan kamera-kamera dan peralatan suara di depan gedungsekolah.

    Jake menengadah menatap gedung sekolah menengah yang sudah tak terpakai

    itu. Gedung itu bertingkat tiga, terbuat dari gelondongan kayu redwood yangsudah kusam dan terkelupas karena sinar matahari padang gurun yang terik. Jam

    yang terletak di menara kecil di atas atap batu yang miring, tak berjarum. Tiang

    benderanya juga miring ke sisi gedung.

    Sambil melindungi matanya dari sinar matahari, Jake menatap jalanan.

    Sebarisan rumah yang dindingnya diplester juga sudah lama ditinggalkan

    pemiliknya. Di seberang rumah-rumah itu, di depan rentangan pagar, tampak

    sebuah papan kayu yang sudah miring bertulisan: PETERNAKAN 3B. KUDA.

    Jake tak melihat seekor pun kuda di balik pagar itu. Dan ia tak melihat seorang

    pun peternak di sana.

    Ia dan Emory telah tiba di Silver City dua hari yang lalu. Mereka menginap di

    trailer mereka yang -ber-AC. Hotel kecil di tengah kota itu sudah ditutup.

    Dalam dua hari, Jake hanya pernah melihat lima atau enam orang di kota itu.

  • 7/24/2019 Gb2000 15 Sekolah Jerit

    54/84

    Mengapa orang capek-capek membangun sebuah kota dan kemudianmeninggalkannya? ia bertanya-tanya dalam hati.

    Di kejauhan Jake dapat melihat pegunungan cokelat dan ungu menyembul

    keluar menembus kabut yang berwarna kuning. Ia tahu itu adalah Pegunungan

    Sierra Nevada.Ia telah mempelajari sebuah peta dalam perjalanan melintasi padang gurun

    Silver City adalah sebuah titik kecil di dekat perbatasan Nevada.

    Whoa. Hati-hati.

    Jake minggir saat dua pria lewat cepat dan meletakkan kabel listrik. Ia

    menghampiri meja makanan yang diletakkan di bawah bayangan sebuah trailer.

    Aktor yang memerankan Johnny Jerit duduk di ambang pintu trailer yang

    terbuka, mulutnya komat-kamit membaca naskah skenario yang berwarna

    merah jambu. Namanya Rad Donner. Tanpa makeup yang mengerikan, rupanyatampan dan muda, dengan rambut pirang lurus