Gaya Gerak Untuk Aplikasi Motor Listrik - Copy(1)

35
1 GAYA GERAK UNTUK APLIKASI MOTOR LISTRIK Gerak suatu benda yang disebabkan oleh mesin listrik terdiri dark dua jenis, yaitu gerak translasi (gerak lurus) dan gerak rotasi (gerak putar pada suatu poros). Benda-benda yang bergerak selalu mempunyai kecepatan yang jauh lebih kecil dark kecepatan cahaya (v = 3x10 8 . Oleh karena itu gerak yang dihasilkan mesin listrik selalu dianalisis dengan hokum fisika klasik. Gerak lurus Andaikan suatu massa m bergerak dengan kecepatan v pada bidang miring yang disebabkan oleh gaya F, akan terjadi gaya gesekan F k yang melawan arah gaya F itu. Pada bidang akan terjadi gaya reaksi yang disebut gaya normal N yang disebabkan oleh gaya beraat benda menekan bidang permukaan. Gambar 1 Gerak benda pada bidang miring Gaya berat benda adalah : G = m g (1) dengan : G = gaya berat benda (N) m = massa benda (kg)

description

Gaya Gerak Untuk Aplikasi Motor Listrik - Copy(1)

Transcript of Gaya Gerak Untuk Aplikasi Motor Listrik - Copy(1)

  • 1

    GAYA GERAK UNTUK APLIKASI MOTOR

    LISTRIK

    Gerak suatu benda yang disebabkan oleh mesin listrik

    terdiri dark dua jenis, yaitu gerak translasi (gerak lurus) dan

    gerak rotasi (gerak putar pada suatu poros). Benda-benda

    yang bergerak selalu mempunyai kecepatan yang jauh lebih

    kecil dark kecepatan cahaya (v = 3x108. Oleh karena itu

    gerak yang dihasilkan mesin listrik selalu dianalisis dengan

    hokum fisika klasik.

    Gerak lurus

    Andaikan suatu massa m bergerak dengan kecepatan v pada

    bidang miring yang disebabkan oleh gaya F, akan terjadi

    gaya gesekan Fk yang melawan arah gaya F itu. Pada

    bidang akan terjadi gaya reaksi yang disebut gaya normal N

    yang disebabkan oleh gaya beraat benda menekan bidang

    permukaan.

    Gambar 1 Gerak benda pada bidang miring

    Gaya berat benda adalah :

    G = m g (1)

    dengan :

    G = gaya berat benda (N)

    m = massa benda (kg)

  • 2

    g = grafitasi bumi = 9,8 m2/dt

    Pada gambar 1 terdapat gerak lurus pada bidang miring,

    sehingga timbul gaya normal yang arahnya tegak lurus

    keatas terhadap bidang permukaan. Besar gaya normal

    dinyatakan dengan :

    N = G cos (2) dengan :

    N = gaya normal (N)

    = sudut kemiringan (o) Dengan adanya gaya gesek antara benda yang bergerak

    dengan permukaan bidang, maka diperoleh persamaan gaya

    menurut Hukum Newton sebagai berikut :

    F Fk G sin = d (m v)/dt (3) Gaya gesek dinamis untuk benda yang bergerak pada

    permukaan adalah :

    Fk = N (4)

    dengan :

    F = gaya yang diterima benda (N)

    Fk = gaya gesek antara benda dengan bidang

    permukaan (N)

    = koefisien gesekan dinamis

    m = massa benda (kg)

    v = kecepatan benda (m/dt)

    t = waktu (dt)

    Perubahan momentum terhadap waktu adalah :

    d(m v)/dt = m dv/dt + v dm/dt (5)

    Menurut fisika klasik, massa suatu benda yang bergerak

    selalu konstan, sehingga persamaan (5) berubah menjadi :

    F Fk G sin = m dv/dt (6)

  • 3

    Gerak suatu benda diakibatkan oleh adanya gaya

    percepatan yang dialami oleh benda tersebut, yaitu :

    Fp = m a = m dv/dt (7)

    Jadi substitusi persamaan (7) kedalam persamaan (6)

    menghasilkan :

    Fp = F Fk G sin = m dv/dt = m d2s/dt2 (8) Contoh 1

    Suatu benda dengan berat 980 N bergerak pada bidang

    datar, ditarik oleh gaya sebesar 500 N yang membentuk

    sudut 30o terhadap bidang datar, dan terdapat gaya gesekan

    300 N. Hitunglah percepatan benda, gaya normal dan

    koefisien gesekannya.

    Jawab

    Gaya percepatan benda adalah :

    Fp = F cos 30o Fk = 500 . 0,866 300 = 133 N

    a = Fp/ m = 133/100 = 1,33 m/dt2

    Gaya normal yang dialami benda adalah :

    N = G - F sin 30o = 980 500 . 0,5 = 730 N Koefisien gesek adalah :

    = Fk/N = 300/730 = 0,411

    Energi dan daya pada gerak translasi

    Energi mekanik yang terjadi pada gerak lurus terdiri dark

    dua jenis, yaitu energy kinetic dan energy potensial.

  • 4

    Perubahan energy mekanik yang dialami suatu benda ke

    perubahan energy kinetic dan potensial akan memenuhi

    hokum kekekalan energi. Energi kinetik yang dialami suatu

    benda yang mengalami gaya percepatan dan menempuh

    jarak sejauh ds adalah :

    )(2

    1

    )/(

    2

    1

    2

    2vvm

    dvvmdsdtdvmdsFWpk

    (9)

    dengan :

    Wk = energi kinetik yang dialami benda (J)

    v1 = kecepatan awal benda (m/dt)

    v2 = kecepatan akhir benda (m/dt)

    s = jarak tempuh benda (m)

    Dari persamaan (9) terlihat bahwa perubahan energi kinetik

    tidak bergantung pada jarak lintasan dan lamanya benda

    bergerak, tetapi hanya bergantung pada kecepatan awal dan

    akhir benda tersebut.

    Perubahan energi potensial merupakan energi yang

    dibutuhkan jika benda berubah ketinggiannya dark

    permukaan bumi. Perubahan energi potensial dinyatakan

    dengan :

    )(12

    hhgmdhgmWp

    (10)

    dengan :

    Wp = energi potensial yang dialami benda (J)

    g = gravitasi bumi

    h1 = ketinggian awal benda (m)

    h2 = ketinggian akhir benda (m)

    Perubahan energi mekanik yang dialami benda adalah :

    )()(2/112

    2

    1

    2

    2hhvvmWWW

    pkm (11)

  • 5

    Daya adalah kemampuan suatu benda untuk

    melakukan kerja dalam bentuk energi yang disebabkan oleh

    gaya penggerak pada suatu benda dalam suatu elemen

    waktu.

    vFdtdsFdtdWPpp

    // (12)

    Contoh 2

    Dari contoh 1, hitunglah daya yang dialami benda pada

    waktu t = 3 detik untuk menggerakkan benda tersebut. Jika

    benda tersebut mengalami kecepatan tetap 5 m/dt,

    hitunglah daya penggerak yang dialamai benda itu. Anggap

    pada waktu awal t = 0 dan v = 0.

    Jawab

    dtmtdtdtavt

    ot

    t

    /43.33,133,133,10

    Daya yang dibutuhkan untuk menggerakkan benda pada

    waktu t = 3 dt adalah :

    P = F v = F cos 30o v = 500 . 0,866 . 4 = 1732 W

    Daya percepatan yang dibutuhkan pada t = 3 dt adalah :

    Pp = Fp v = 133 . 4 = 532 W

    Dengan kecepatan konstan v = 5 m/dt, maka berlaku :

    Fp = F cos Fk = 0 F = Fk/cos = 300/cos 30o = 300/0,866 = 346,4 N Jadi daya penggerak adalah :

    P = F v = F cos v = 346,4 cos 30o . 5 = 1500 W

    Gerak Rotasi

    Jika suatu benda bermassa m berputar pada porosnya

    dengan kecepatan sudut w, maka pada benda tersebut

    terdapat momen inersia sebesar J. Sistem ini digerakkan

  • 6

    oleh momen penggerak Ma dan terjadi momen beban

    sebesar ML.

    Gambar 2 Gerak rotasi benda

    Menurut Hukum Newton, gerak rotasi dapat dianalogikan

    dengan gerak translasi sehingga momen (torsi) percepatan

    pada gerak rotasi adalah :

    Mp = d(J w)/dt (13)

    Momen percepatan sering disebut potensial energi yang

    tersimpan pada benda yang bergerak rotasi. Menurut fisika

    klasik tidak terjadi perubahan momen inersia pada saat

    benda sedang bergerak rotasi. Jadi berlaku :

    22 //

    //

    dtdJdtdwJ

    dtdJwdtdwJMMMLap

    (14)

    dengan :

    Mp = momen percepatan (N-m)

    Ma = momen penggerak (N-m)

    ML = momen beban (N-m)

    J = momen inersia (kg-m2)

    w = kecepatan sudut (rad/dt)

    = posisi sudut (rad) t = waktu (dt)

    Energi dan Daya pada Gerak Rotasi

  • 7

    Pada gerak rotasi tidak terjadi perubahan energi potensial,

    sehingga energi mekanik pada gerak rotasi ini hanya

    merupakan energi kinetic saja.

    dwwJdtwdtdwJ

    dtwMWWakm

    )/( (15)

    Daya penggerak dan energi yang dibutuhkan untuk

    menggerakkan benda sehingga benda itu berputar adalah :

    dtdwwJMwMPLaa

    /

    (16)

    )(2/1 2

    oL

    Laa

    wwJW

    dwwJdtwMdtwMW

    (17)

    dengan :

    Pa = daya penggerak (W)

    Wa = energi penggerak (J)

    WL= energi yang diakibatkan momen beban (J)

    Daya percepatan yang dibutuhkan untuk menggerakkan

    benda adalah :

    wMMPLap)( (18)

    Pada kecepatan sudut yang tetap (konstan), daya percepatan

    adalah nol sehingga diperoleh :

    La

    MM (19)

    La

    PP (20)

    dengan :

    Pa = daya penggerak (W)

    PL = daya beban atau daya lawan (W)

    Contoh 3

    Suatu penggerak dengan momen inersia 100 kg-m2

    berputar dari keadaan diam ke keadaan konstan sebesar 2

  • 8

    rad/dt. Penggerak tersebut melayani beban konstan sebesar

    10 N-m. Pada waktu 10 detik pertama kecepatan adalah

    1,622 rad/dt. Hitunglah daya yang diperlukan penggerak

    pada waktu 5 detik dan 2 jam, energi yang diberikan

    penggerak selama 5 detik dan 5 jam. Jika diberikan momen

    percepatan 5 N-m dalam waktu 5 detik, hitunglah

    kecepatan, daya dan energi pada waktu itu.

    Jawab

    Diasumsikan kecepatan w = c (1 e-kt) Untuk t = 0, w = 0

    Untuk waktu yang lama (t >>>), w = 2 rad/dt, sehingga

    w = 2 (1 e-kt) Pada t = 10 detik, w = 2 (1 e-10k) = 1,662 rad/dt sehingga diperoleh harga k = 1/10 dt-1

    Jadi kecepatan sudut w = 2 (1 e-t/10) Daya yang dibutuhkan penggerak adalah :

    Mp = Ma ML = J dw/dt = Ma 10 = 100 dw/dt Pa = Ma w = (10 + 100 dw/dt) w

    = 10 w + 100 w dw/dt

    = 10 . 2 (1 e-t/10) + 100 . 2 (1 e-t/10) . (-1/10) e-t/10 = 20 (1 e-t/10) - 20 (1 e-t/10) e-t/10 = 20 (1 - e-t/10) (1 e-t/10)

    Untuk t = 5 detik, Pa = 20 (1 - e-0,5) (1 e-0,5) = 3,1 W

    Untuk t = 2 jam = 2 . 60 . 60 = 7200 detik,

    Pa = 20 (1 - e-720) (1 e-720) = 20 W

    Energi yang dibutuhkan penggerak adalah :

  • 9

    210/10/

    0

    2

    0

    10/

    0

    10/

    0

    )1(200)10)10((20

    )50()10(20

    100)1(20

    )/(10010

    ))/(10010(

    tt

    wtt

    wt

    t

    t

    o

    t

    oaa

    eet

    wet

    dwwdte

    dtdtdwwdtw

    dtdtdwwwdtPW

    Untuk t = 5 detik, e-0,5 = 0,6

    Wa = 20 (5 + (10 . 0,6) 10) + 200 (1 0,6)2 = 20 + 32 = 52 J

    Untuk t = 5 jam = 5 . 60 . 60 = 18000 dtk, e-1800 = 0

    Wa = 20 (18000 + 0 10) + 200 (1 0)2 = 360000 J Pada kecepatan 2 rad/dt diberikan momen percepatan 5 N-

    m, maka :

    Mp = J dw/dt

    5 = 100 dw/dt atau dw = 0,05 dt dan wo = 2 rad/dt

    twdtdwtw

    05,0205,000

    Momen penggerak Ma = 10 + 5 = 15 N-m

    Pa = Ma w = 15 (2 + 0,05 t)

    )025,02(15)05,02(152ttdtdtPW

    aa

    Untuk t = 5 detik, Pa = 15 (2 + 0,05 . 5) = 33,75 W

    Wa = 15 (2 . 5 + 0,025 . 52) = 159,375 J

    Untuk daya percepatan 10 W,

  • 10

    2/32/30

    2/3

    0

    2

    00

    4)42,0()3/10(10

    )42,0(10)42,01(10

    )42,0(1(10

    )1(101010

    )42,0(

    )100/10()4()2/1()/(

    /

    tt

    ttdttdtPW

    t

    wwPwMP

    tw

    twdtJPdww

    dtdwwJwMP

    tt

    aa

    pLa

    tw

    p

    pp

    Untuk t = 5 detik, w = 2,236 rad/dt, Pa = 32,36 W,

    Wa = 60,6 J

    Menentukan Momen Inersia

    Momen inersia suatu benda dapat ditentukan dengan dua

    cara, yaitu dengan cara perhitungan dan cara praktek.

    Dengan cara perhitungan :

    Benda homogeny yang teratur dimensinya dengan berat

    jenis dan volume total Y ditunjukkan pada gambar berikut ini.

    Gambar 3 Benda bentuk silinder

    Elemen berat benda dinyatakan dengan :

    dYdm (21)

    dan elemen massa adalah :

  • 11

    drldm 2 (22)

    dengan :

    m = massa benda (kg)

    = massa jenis benda (kg/m3) Y = volume benda (m3)

    l = panjang silinder (m)

    r = jari-jari silinder (m)

    Momen inersia adalah :

    2/)4(322 rldrrldmrJ (23)

    Misalkan suatu silinder berjari-jari 10 cm, panjang 75 cm

    dan massa 40 kg, hitung momen inersia benda tersebut.

    Jawab

    .1,04/)1,0.40(4/

    inersiamomendan)2/(222

    2

    mkgrmJlrm

    Jika dianggap momen inersia J = mi ri2, maka massa

    ekivalen mi dan jari-jari ekivalen ri pada contoh diatas

    adalah :

    rr

    rlm

    i

    i

    2

    1

    2 2

    (24)

    Dengan cara praktek :

    Putar benda pada kecepatan tertentu sebesar w, kemudian

    hilangkan momen penggeraknya. Usahakan momen beban

    tetap dan catat perubahan kecepatan dan waktunya.

    dtdwJMMLa

    /

    Dengan Ma = 0, maka ML = J dw/dt atau J = ML dt/dw

  • 12

    Pada umumnya perubahan kecepatan adalah konstan yang

    diperoleh dari grafik percobaan. Dengan diperolehnya

    dw/dt, momen inersia dapat ditentukan.

    Misalkan untuk menentukan momen inersia

    bendadilakukan dengan momen beban 10 N-m. Pada

    kecepatan 12 rad/dt, penggerak dilepaskan dan diukur

    kecepatannya sampai berhenti. Hasil pengukuran

    ditunjukkan pada tabel berikut.

    Tabel hasil percobaan

    t (detik) w (rad/dt) Perubahan

    kecepatan (rad/dt)

    6

    5

    4

    3

    2

    1

    0

    0,0

    2,1

    4,0

    6,2

    8,1

    10,0

    12

    -

    2,1

    1,9

    2,2

    1,9

    1,9

    2,0

    Dari tabel diperoleh perubahan kecepatan rata-rata adalah 2

    rad/dt

    Jadi momen inersia adalah

    J = ML dw/dt = 10 . 2 = 20 kg-m2

    Faktor inersia adalah perbandingan momen inersia sistem

    dengan momen inersia penggerak, yaitu :

    J

    JFI i

    i

    (25)

    dengan :

  • 13

    FIi = faktor inersia

    Ji = momen inersia sistem (kg-m2)

    J = momen inersia penggerak (kg-m2)

    Pengaruh Gigi pada Roda Gigi

    Terdapat dua roda gigi yang sedang beroperasi, roda gigi

    yang pertama sebagai penggerak dengan momen inersia J1,

    jari-jari r1, dan kecepatan w1. Sedangkan roda gigi yang

    kedua sebagai beban dengan momen inersia J2, jari-jari r2

    dan kecepatan w2 seperti ditunjukkan pada gambar berikut :

    Gambar 4 Dua roda gigi

    Untuk memutar roda gigi yang kedua pada titik p

    diperlukan gaya sebesar F1, dianggap pengaruh gigi

    diabaikan.

    Untuk roda gigi yang pertama :

    dtdwJFrM /11111

    (26)

    Untuk roda gigi yang kedua :

    dtdwJFrM /22222

    (27) Jika tidak ada momen beban pada roda gigi yang kedua,

    maka :

    dtdwJFr /2222 (28) Untuk keadaan seimbang di titik p, berlaku :

  • 14

    2211

    21

    wrwrFF

    (29)

    Jadi diperoleh :

    2/)/( 2221 rdtdwJMFF L (30) Substitusi persamaan (30) kedalam persamaan (26)

    diperoleh :

    2

    2

    1

    1

    2

    2

    1

    211

    11222

    2

    1

    1

    /)(

    /)/(

    L

    L

    Mr

    rdtdw

    r

    rJJM

    dtdwJdtdwJMr

    rM

    (31)

    dengan M1 adalah momen roda gigi 1 (N-m)

    Dari persamaan diatas dapat dilihat bahwa momen beban

    pada roda gigi kedua mengurangi momen penggerak pada

    roda gigi pertama. Momen penggerak dipengaruhi ini juga

    dipengaruhi oleh jari-jari roda gigi kedua. Semakin besar

    jari-jari roda gigi kedua semakin kecil mempengaruhi

    momen penggerak di roda gigi pertama.

    Sistem Campuran

    Dalam praktek, gerak translasi dan gerak rotasi selalu

    terdapat dalam suatu sistem, seperti konveyor, hoist, crane

    dan lainnya. Untuk menganalisis sistem ini dapat

    didasarkan pada suatu referensi gerak saja, baik pada gerak

    translasi maupun pada gerak rotasi. Tinjau sistem gerak

    campuran yang terdiri dari benda pada bidang datar dan

    ditarik melalui penggerak pada katrol dengan momen

    inersia pada sistem katrol adalah J, kecepatan dan jari-jari

    katrol adalah w dan r seperti ditunjukkan pada gambar

    berikut ini.

  • 15

    Gambar 5 Gerak sistem campuran

    Pada gambar 5 diatas terdapat hubungan matematik sebagai

    berikut :

    rwv

    rFM

    dtdwJrFM

    kL

    a

    /

    (32)

    Persamaan momen pada sistem diatas adalah :

    dtdwJrmdtdwJdtmwrdr

    dtJdwdtmvdr

    dtdwJrFFMMkaLa

    /)(//)(

    //)(

    /)(

    2

    (33)

    Jika massa sistem katrol m dan jari-jari puli adalah r, maka diperoleh momen inersia sistem :

    22)'( rmrmmJ

    ss (34)

    Soal

    1. Suatu penggerak dengan momen inersia 100 kg-m2 berputar dari keadaan kecepatan 1 rad/dt ke keadaan

    kecepatan konstan 5 rad/dt. Penggerak itu melayani

    beban konstan 8 N-m. Jika dalam waktu 10 menit

    pertaama kecepatan adalah 1,662 rad/dt, hitunglah

    daya yang diperlukan penggerak pada waktu 7,5 detik

    dan 3 jam., dan hitunglah pula energi yang diberikan

    penggerak selama 75 detik dan 2,5 jam. Jika diberikan

    momen percepatan 6,5 N-m dalam waktu 5 detik,

  • 16

    hitunglah kecepatan, daya dan energy pada waktu

    tersebut.

    2. Sutau benda berputar pada porosnya dengan keceopatan 2 rad/dt dan mempunyai momen inersia

    100 kg-m2. Hitunglah eenergi yang dibutuhkan dan

    daya yang diberikan. Jika memperoleh momen

    percepatan 10 N-m, berapa pertambahan energy dan

    dayanya.

    3. Momen beban suatu gerak rotasi yang disebabkan oleh motor listrik adalah M (1 e-5t) N-m, dengan M adalah momen motor dan momen inersianya 200 kg-m2. Jika

    kecepatan awal adalah nol, berapa daya motor yang

    diperlukan untuk menggerakkan benda 5 rad/dt. Jika

    kecepatan menjadi 5 (1 e-100t) m/dt, berapa pertambahan daya pada selang waktu 1 detik.

    4. Suatu benda bergerak vertical naik turun sejauh 50 m melalui suatu katrol dengan jari-jari 50 cm., momen

    inersia 100 kg-m2. Massa benda 1000 kg dan

    diharapkan kecepatan adalah konstan 2 m/dt.

    Hitunglah energi yang dibutuhkan untuk satu periode

    gerak naik dan turun, dan berapa daya yang dibutuhkan

    untuk melakukan kerja tersebut. Jika kecepatan v = (1

    e-0,05t) m/dt, hitunglah waktu yang dibutuhkan, energy dan dayanya.

  • 17

  • 18

  • 19

    Daya Keluaran Motor Berdasarkan Pergerakan Beban

    Daya motor yang diperlukan untuk menggerakkan

    beban, dapat ditentukan berdasarkan jenis pergerakan

    beban tersebut.

    a. Beban digerakkan secara melingkar (gerak putar)

    Apabila beban digerakkan secara melingkar atau

    berputar, maka daya keluaran motor yang dibutuhkan

    adalah :

    L

    L

    L

    L

    o

    wJwTP

    (35)

    dengan :

    Po = daya keluaran motor (W)

    TL = torsi beban (N-m)

    JL = momen kelembaman beban (kg-m2/rad2)

  • 20

    = percepatan sudut beban (rad/s2)

    w = kecepatan sudut beban (rad/s)

    L = efisiensi mekanis beban

    b. Beban digerakkan secara vertikal.

    Apabila beban diangkat melawan grafitasi dengan

    kecepatan konstan, maka daya keluaran motor yang

    diperlukan dapat ditentukan dengan :

    LL

    o

    vmvFP

    8,9 (36)

    dengan :

    m = berat beban (kg)

    v = kecepatan pergerakan beban (m/det)

    c. Beban digerakkan secara horizontal

    Apabila beban digerakkan secara horizontal (mendatar)

    pada kecepatan dan koefisien geser tertentu, daya keluaran

    motor yang diperlukan dapat ditentukan dengan :

    L

    o

    vmP

    8,9 (37)

    Pada umumnya beban yang digerakkan secara

    horizontal di industri berupa konveyor sabuk, dan daya

    keluaran motor dapat ditentukan dari persamaan empiris

    berikut :

    L

    o

    lQclvcP

    21

    (38)

    dengan :

    m = berat beban (kg)

    v = kecepatan pergerakan beban (m/det)

    = koefisien geser dinamis (kg/ton berat)

    = 0,001 0.006 untuk bantalan selongsong

  • 21

    = 0,001 0,007 untuk bantalan roda dan rol

    l = panjang sabuk conveyor (m)

    C1 = koefisien geser yang ditentukan oleh puli

    pembawa, berat sabuk, pembawa bantalan puli

    per 1 meter panjang konveyor tanpa beban (kgW/m)

    C2 = koefisien yang memberikan hambatan perjalanan

    karena beban

    Q = kuantitas beban yang ditransfortasi (ton/jam)

    Apabila bantalan bola atau bantalan rol dipakai untuk

    pembawa, c2 berharga sekitar 0,01 sampai 0,015 dan harga

    c1 kira-kira seperti pada tabel 1.2. Apabila digunakan

    bantalan selongsong sebagai pembawa, nilai c1 dan c2

    menjadi kira-kira dua kali dari bantalan bola. Efisiensi

    mekanis adalah 60 sampai 85 %.

    Tabel 1.2 Harga koefisien geser c1

    Lebar

    sabuk (m)

    0,3 0,4 0,5 0,6 0,9 1,0

    c1

    (kgW/m)

    0,48 0,77 1,24 1,47 2,06 2,90

    d. Beban berupa cairan

    Apabila beban berupa air dinaikkan secara kontinyu

    dari tingkat lebih rendah ke tingkat permukaan lebih tinggi

    dengan berat air 1 m3 = 1000 kg dan grafitasi spesifik air =

    1 (pada 4o C), daya keluaran motor yang diperlukan

    menggerakkan beban tersebut dapat ditentukan dengan :

    L

    o

    HQKP

    1000.8,9 (39)

    dengan :

  • 22

    Q = kapasitas beban cairan (m3/det)

    H = jarak vertikal permukaan rendah ke permukaan

    tinggi (m)

    K = koefisien kesalahan dalam perencanaan dan

    pembuatan = 1,1 1,2

    Kelas Isolasi dan Suhu Maksimum Motor

    Apabila motor dioperasikan, suhu motor akan

    meningkat sebanding dengan arus dan waktu operasinya.

    Oleh karena itu, isolasi yang dipergunakan untuk belitan

    (kumparan) dan bagian lain dari motor harus mampu

    menahan suhu itu. Isolator akan memburuk pada suhu

    tinggi, dan dengan laju memburuk itu maka tembus

    dielektrik dari isolasi akan terjadi, dan pada akhirnya

    menyebabkan kerusakan pada motor.

    Table 1.3 Kelas isolasi dan suhu maksimum yang

    diizinkan

    Kelas

    Isolasi

    Suhu Maksimum

    (oC)

    Bahan Isolasi

    A 105 Katun, sutra, kertas dan

    lainnya, dicelup dengan

    varnish atau dimasukkan

    dalam minyak

    E 120 Resin enamel sintetis dari

    asetat vinil, nilon, katun dan

    laminasi kertas dengan

    formaldehid

    B 130 Mika, asbestos, serat gelas

  • 23

    dan lainnya dipakai dengan

    bahan pengikat, seperti

    epoksi dan lainnya.

    F 155 Mika, asbestos, serat gelas

    dan lainnya dipakai bersama

    bahan pengikat seperti

    silicon, resin alkid dan

    lainnya.

    H 180 Mika, asbestos, serat gelas

    dan lainnya dengan tingkat

    ketahanan panas yang lebih

    tinggi, dipakai bersama

    bahan pengikat seperti resin

    slikon, dan lainnya.

    Berdasarkan hambatan panas, bahan isolasi yang digunakan

    pada belitan motor, generator maupun transformator

    dikelompokkan atas kelas A, E, B, F dan H. Kelas isolasi

    motor, suhu maksimum yang diizinkan dan bahan

    isolasinya diberikan pada tabel 1.3 diatas.

    Walaupun satu motor dan motor lainnya dioperasikan

    dengan beban sama dan memperlihatkan kenaikan suhu

    yang sama, namun apabila terdapat perbedaan suhu ambien

    (suhu sekeliling) maka akan menyebabkan perbedaan suhu

    pada motor-motor tersebut. Oleh karena itu batas

    maksimum suhu ambien ditetapkan 40 oC. Batas kenaikan

    suhu kumparan motor berdasarkan kelas isolasi ditunjukkan

    pada tabel berikut ini.

  • 24

    Tabel Batas kenaikan suhu kumparan motor

    Kelas Isolasi A E B F H

    Batas kenaikan

    suhu kumparan (oC)

    60 75 80 100 120

    Jadi motor yang mempunyai isolasi kelas B, suhu

    maksimumnya adalah 130 oC yang merupakan hasil

    penjumlahan dari suhu ambient 40 oC, kenaikan suhu

    kumparan 80 oC dan toleransi 10 oC.

    Peningkatan suhu isolasi sangat mempengaruhi umur

    isolasi motor, terutama apabila motor beroperasi pada

    beban penuh. Pada umumnya motor yang digunakan di

    industri mempunyai kelas isolasi B, F dan H. Hubungan

    grafis antara umur isolasi motor (dalam jam) dengan

    peningkatan suhu motor (dalam C) untuk isolasi kelas A,

    B, F dan H ditunjukkan pada gambar 1.40.

    Berdasarkan hubungan grafis antara umur isolasi motor

    dengan peningkatan suhu, dapat diketahui bahwa setiap

    peningkatan suhu motor sebesar 10 oC akan mengurangi

    setengah umur operasi isolasi motor tersebut.

  • 25

    Gambar 1.40 Hubungan grafis antara umur isolasi dengan

    peningkatan suhu isolasi motor

    Pemanasan dan Pendinginan Motor

    Untuk menganalisis distribusi panas pada mesin listrik,

    diasumsikan mesin tersebut dari material yang homogen.

    Dengan demikian distribusi panas adalah seragam dan

    panas yang dipancarkan proporsional dengan temperatur.

    Dalam hal ini diambil hubungan eksponensial antara

    temperatur dengan waktu.

    Untuk selang waktu dt, panas yang dihasilkan mesin adalah

    P dt. Panas yang tersimpan pada mesin adalah m cp dT dan

    panas yang dipancarkan dari permukaan mesin adalah

    dTA . Menurut hukum kekekalan energi berlaku :

  • 26

    dTAdTcmdtPp

    (40)

    Dengan menyelesaikan persamaan (40) diperoleh :

    )1( /Ctm

    eTT (41)

    Pada keadaan pendinginan berlaku :

    '/Ctm

    eTT (42)

    dengan : )/(/)/( AcmcdanAcAPT

    ppm

    dan :

    P = daya panas dalam mesin (W)

    cp = panas jenis bahan (J/oC)

    m = massa mesin (kg)

    T = temperatur (oC)

    Tm= temperatur maksimum (oC)

    A = luas permukaan (m2)

    t = waktu (dtk)

    = emisi panas per luas permukaan (J/m2) c = /1 = koefisien pendinginan = konstanta pemanasan ' = konstanta pendinginan Jika temperatur telah mencapai keadaan mantap tingkat

    produksi panas sama dengan tingkat panas yang

    dihilangkan.

    Contoh

    Suatu motor beroperasi pada beban penuh, terdapat

    keseimbangan temperatur pada 80 oC dan terdapat

    konstanta pemanasan 60 per menit serta konstanta

    pendinginan 75 per menit. Berapa temperatur motor selama

    60 menit, berapa lama jika temperatur naik dari 30 oC ke 60

  • 27

    oC. Jika temperatur maksimum tercapai dan motor

    didinginkan selama 1 jam, berapa temperaturnya.

    Jawab

    Dengan = 60 per menit, temperatur pada akhir 60 menit

    adalah :

    CeeTT otm

    57,50)1(80)1( 60/60/

    Waktu yang diperlukan untuk kenaikan temperatur dari

    30oC ke 60 oC adalah :

    menit55)80/301(

    )80/601(ln60

    )/1(

    )/1(ln

    Jadi

    )/1(ln

    30

    60

    3060

    m

    m

    m

    TT

    TTtt

    TTt

    Dengan ' = 75 per menit, temperatur setelah 1 jam pendinginan adalah :

    CeeTT otm

    3680 75/60'/

    Soal

    Suatu motor beroperasi pada beban penuh, terdapat

    keseimbangan keseimbangan temperature pada 130 oC

    dalam waktu 160 menit, serta konstanta pendinginan 125

    per menit. Berapa konstanta pemanasan, berapa lama jika

    temperatur naik dari 30 oC ke 60 oC. Jika temperatur

    maksimum tercapai dan motor didinginkan selama 1 jam,

    berapa temperaturnya.

    Klasifikasi Motor Induksi Tiga Fasa Berdasarkan

    Desain Operasi

  • 28

    Dalam memenuhi kebutuhan operasional industri,

    NEMA (National Electrical Manufacturer Assosiation)

    mengelompokkan motor induksi tiga fasa kedalam empat

    kelas desain berdasarkan karakteristik listriknya, yaitu :

    a. Desain motor kelas A.

    Motor kelas A didesain untuk torsi mula (starting) dan

    arus mula (starting) normal, dan slip normal. Resistansi dan

    reaktansi rotor motor kelas A relatif rendah, arus mula

    dapat mencapai lebih dari 600 % arus beban penuh

    (nominal) pada tegangan nominal. Untuk ukuran dan

    jumlah kutub yang lebih kecil, torsi mula mendekati 200 %

    torsi beban penuh pada tegangan nominal, sedangkan untuk

    ukuran dan jumlah kutub yang lebih besar, torsi mula

    sekitar 110 % torsi beban penuh. Motor kelas A merupakan

    desain standar dengan daya yang lebih rendah, dan banyak

    digunakan untuk menggerakkan fan, pompa, kompresor,

    konveyor dan sebagainya.

    b. Desain motor kelas B.

    Motor kelas B didesain untuk torsi mula normal, arus

    mula rendah, dan slip normal. Reaktansi rotor kelas ini

    didesain berharga tinggi pada saat starting, sehingga arus

    starting menjadi lebih rendah, yaitu 500 sampai 550 % arus

    beban penuh, dan torsi mula hampir sama dengan desain

    kelas A. Desain kelas B paling banyak digunakan pada

    ukuran daya 7,5 hingga 200 Hp. Motor kelas B digunakan

    untuk menggerakkan fan besar yang mempunyai momen

    inersia tinggi, pompa sentrifugal, alat-alat produksi dan

    generator listrik.

    c. Desain motor kelas C.

  • 29

    Motor kelas C didesain untuk torsi mula tinggi, arus

    mula rendah dan slip normal. Dalam hal ini motor didesain

    mempunyai rotor sangkar ganda dengan resistansi rotor

    yang lebih tinggi daripada desain kelas B. Motor kelas C

    ini digunakan sebagai penggerak kompresor, konveyor,

    mesin tekstil dan sebagainya.

    d. Desain motor kelas D.

    Motor kelas D didesain untuk torsi mula tinggi, arus

    mula rendah dan slip tinggi. Pada desain kelas D ini, rotor

    mempunyai resistansi tinggi sangkar tunggal, sehingga

    menghasilkan torsi mula tinggi dan arus mula rendah,

    namun mengakibatkan efisiensi rendah. Motor kelas D ini

    terutama digunakan untuk menggerakkan beban terputus-

    putus, seperti pada elevator, mesin potong dan mesin tekan.

    Karakateristik motor induksi tiga fasa berdasarkan

    kelas desain, ditunjukkan oleh hubungan antara torsi dan

    kecepatan putaran motor sebagaimana terlihat pada gambar

    1.41 berikut ini.

  • 30

    Gambar 1.41 Karakteristik torsi-kecepatan berdasarkan

    kelas desain motor

  • 31

    Contoh-contoh perhitungan kaapasitas motor

    berdasarkan beban

    1. Sebuah lokomotif DC 1500 V menarik beban 100 ton pada kecepatan 45 km/jam dengan resistansi traktif rel

    lokomotif 5 kg/ton. Tentukan arus yang dibutuhkan

    jika lokomotif berjalan pada rel yang datar. Efisiensi

    motor 90 %.

    Jawab

    Gaya yang dibutuhkan, F =

    100. 5. 9,8 = 4905 N

    Jarak perjalanan/detik

    v=12,5 m/dt 45000/3600

    =

    Daya keluaran lokomotif Po

    = F v = 4905.12,5

    =

    61312 W W6812561312/0,9/PP lokomotif,masukan Daya oin

    Arus yang ditarik = Pin/V = 68125/1500 = 45,41 A

    2. Suatu lift listrik melakukan perjalanan 12 kali per jam. Beban 5 ton diangkat setinggi 50 m dalam waktu 65

    detik dan turun dalam kondisi kosong selama 48 detik.

    Berat keranjang lift 0,5 ton dan penyeimbang 2,5 ton.

    Efisiensi hoist 80 % dan efisiensi motor 85 %.

    Hitunglah energi yang dikonsumsi per jam.

    Jawab

    Selama mengangkat, berat yang dilayani motor =

    5 + 0,5 2,5 = 3 ton = 3000 kg Jarak perjalanan naik atau turun

  • 32

    = 50 m

    Usaha selama mengangkat =

    3000 . 50 . 9,8 = 147 . 104 J

    Selama bergerak turun, berat yang dilayani motor

    = 2,5 0,5 = 2 ton = 2000 kg

  • 33

    Usaha selama bergerak turun = 2000 . 50 . 9,8

    = 98 . 104 J

    Usaha dalam satu perjalanan naik-turun

    = 147.104 + 98.104 = 245.104 J

    Usaha dalam 12 kali perjalanan = 12 . 245 . 104

    = 294 . 105 J

    Energi yang ditarik dari sumber suplai

    = (294.105)/(0,8 . 0,85) = 432,3 . 105 J

    1 kWh = 36 . 105 J

    Energi yang dikonsumsi per jam

    = (432,3 . 105)/(36 . 105) = 12 kWh

    3. Suatu hoist listrik melakukan perjalanan 10 kali setiap jam. Beban 6 ton diangkat setinggi 60 meter dalam

    waktu 90 detik. Keranjang hoist mempunyai berat 0,5

    ton dan beban penyeimbang 3 ton. Efisiensi hoist 80 %

    dan efisiensi motor penggerak 88 %.Hitunglah energi

    listrik yang diserap setiap perjalanan turun-naik,

    energy yang dikonsumsi selama perjalanan, rating

    motor yang diperlukan, dan biaya energi listrik jika

    hoist bekerja selama 4 jam per hari selama 30 hari.

    Biaya listrik Rp 900/kWh.

    Jawab

    Berat beban dan keranjang hoist = 6 + 0,5 = 6,5 ton

  • 34

    Usaha selama mengangkat = (6,5 3). 60 . 9,8 = 2058 . 103 J

    Usaha selama bergerak turun = (3 0,5). 60 . 9,8 = 1470 . 103 J

    Usaha dalam satu perjalanan turun-naik

    = 2058 . 103 + 1470 . 103 = 3528 . 103 J

    Energi masukan setiap perjalanan

    = (3528 . 103)/(0,8 . 0,88) = 5011 . 103 J

    Energi masukan selama 10 perjalanan

    = 10 . 5011 . 103 = 5011 . 104 J

    Energi listrik yang dikonsumsi selama 10 perjalanan

    = (5011 . 104)/(36.105) = 14 kWh

    Kerja maksimum motor terjadi pada saat mengangkat,

    jadi dibutuhkan kerja maksimum motor

    = 3500 . 60 . 9,8 = 2058 . 103 J

    Waktu yang digunakan = 90 detik

    Rating motor = (2058.103)/(0.8 . 90) = 29 kW = 39 Hp

    Biaya energy listrik = 14 . (30 . 4) . Rp 900

    = Rp 1 512 000,-

    Soal

    Suatu motor induksi tiga fasa digunakan menggerakkan

    pompa melalui mekanisme gir (gear box). Pompa tersebut

    mengisi tangki 1000 liter per menit pada ketinggian 25

    meter. Efisiensi pompa 85 %, efisiensi mekanisme gir 60 %

    dan efisiensi motor 85 %. Hitunglah kapasitas daya motor

    dan biaya listrik untuk operasi 10 jam untuk harga listrik

    Rp 900/kWh. Jika tegangan suplai 380 V dan faktor daya

    motor 0,85, hitunglah arus yang ditarik motor dari jala-

    jala. (berat 1 liter air = 1kg).

  • 35