Gaya Dan Vektor
-
Upload
mario-moore -
Category
Documents
-
view
248 -
download
1
description
Transcript of Gaya Dan Vektor
GAYA DAN VEKTOR
GAYA
Di dalam ilmu fisika, gaya dapat menyebabkan sebuah benda bermassa mengalami
perubahan, baik dalam bentuk gerakan, arah, maupun konstruksi geometris.[1]. Dengan
kata lain, sebuah gaya dapatmenyebabkan sebuah objek dengan massa tertentu untuk
mengubah kecepatannya (termasuk untuk bergerak dari keadaan diam), atau
berakselerasi, atau untuk terdeformasi. Gaya memiliki besar dan arah, sehingga
merupakan besaran vektor. Satuan SI yang digunakan untuk mengukur gaya adalah
Newton (dilambangkan dengan N). Gaya sendiri dilambangkan dengan simbol F.
Gaya selaku besaran vektor digambarkan sebagai anak panah. Arah anak panah
menggambarkan arah gaya, sedangkan panjang anak panah menggambarkan
besar/kekuatan gaya.
Untuk memperjelas pernyataan tersebut, perhatikan gambar berikut ini :
Arah gaya F1 ke kanan
Arah gaya F2 ke kanan
Gaya F1 lebih besar daripada gaya F1
Arah gaya F1 ke bawah
Arah gaya F4 ke bawah
Gaya F3 lebih kecil daripada F4
2. Macam-macam Gaya
Berdasarkan penyebabnya, gaya dikelompokkan sebagai berikut:
a. Gaya mesin, yaitu gaya yang berasal dari mesin
b. Gaya magnet, yaitu gaya yang berasal dari magnet.
c. Gaya gravitasi, yaitu gaya tarik yang diakibatkan oleh benda yang memiliki massa
(misal: bumi).
d. Gaya pegas, yaitu gaya yang ditimbulkan oleh pegas.
e. Gaya listrik, yaitu gaya yang ditimbulkan oleh muatan listrik.
Berdasarkan sifatnya, gaya dikelompokkan menjadi dua macam yaitu:
a. Gaya sentuh
Gaya sentuh adalah gaya yang bekerja pada benda di mana titik kerjanya langsung
bersentuhan dengan bendanya. Contohnya anatara lain: gaya otot, gaya pegas, gaya
mesin, gaya gesekan, dan gaya dorong.
b. Gaya tak sentuh
Gaya tak sentuh adalah gaya yang bekerja pada benda dimana titik kerjanya tidak
langsung bersentuhan dengan bendanya. Contohnya antara lain: gaya listrik, gaya
magnet, dan gaya gravitasi.
3. Satuan gaya
Dalam satuan SI (Sistem Internasional) gaya dinotasikan dengan F berasal dari kata
force yang berarti gaya dan dinyatakan dengan satuan newton (N).
4. Menggambar Gaya
Gaya dapat digambarkan dengan sebuah anak panah. Titik pangkal anak panah
menyatakan titik tangkap gaya, arah mata anak panah menyatakan arah gaya, dan
panjang anak panah menyatakan besarnya gaya.
Pada gambar di atas sebuah gaya digambarkan dengan anak panah OP. titik O
merupakan titik tangkap gaya, mata anak panah P menyatakan arah gaya, dan OP
menyatakan besarnya gaya.
Besaran gaya termasuk besaran vektor karena memiliki nilai atau besar dan arah.
5. Resultan Gaya
Jika pada sebuah benda dalam waktu bersamaan bekerja beberapa gaya, gaya-gaya itu
dapat dipadukan atau dijumlahkan. Dengan demikian, pada benda bekerja sebuah gaya
pengganti yang disebut gaya resultan.
1. Memadu Gaya Sejajar dan Searah :
2. Memadu Gaya Sejajar dan Berlawanan Arah
6. Gaya Gesekan
Gaya gesekan adalah gaya yang timbul karena gesekan permukaan dari dua benda atau
lebih.
Gaya gesekan dibagi menjadi dua macam berikut ini.
1. Gaya gesekan gesekan statis, yaitu gaya gesekan yang bekerja pada benda dalam
keadaan diam atau hampir bergerak. Arahnya berlawanan dengan gaya (tarikan atau
dorongan) yang bekerja pada benda tersebut, disimbolkan fs.
2. Gaya gesekan kinetis, yaitu gaya gesekan yang bekerja pada benda bergerak, arahnya
berlawanan dengan gaya (tarikan dan dorongan) yang bekerja pada benda tersebut,
disimbolkan fk.
7. Gaya Berat
Berat dan massa mempunyai pengertian yang berbeda. Massa adalah banyaknya zat
yang dikandung oleh suatu benda. Massa benda di mana-mana besarnya selalu tetap.
Berat benda adalah besarnya gaya gravitasi yang bekerja pada benda. Besarnya gaya
gravitasi bergantung pada letak benda atau ketinggian benda dari planet yang
menimbulkan gaya gravitasi. Misalnya, berat benda di bumi sama dengan besarnya
gaya gravitasi bumi pada benda. Berat benda di bulan sama dengan besarnya gaya
gravitasi bulan pada benda.
VEKTOR
Gaya adalah termasuk besaran vector karena ditentukan oleh nilai atau besar dan arah.
Jadi dapat dijelaskan bahwa besaran vector adalah besaran yang memiliki nilai atau
besar dan arah. Sedangkan besaran yang hanya memiliki nilai atau besar adalah
besaran scalar.
Contoh lain dari besaran vector adalah: perpindahan, kecepatan, percepatan.,
momentum, dan laian-lain. Sedangkan contoh lain dari besaran scalar adalah panjang,
suhu, massa, volume, dan lain-lain.
Untuk menyatakan suatu vector, maka digunakanan lambang huruf. Pada tulisan cetak,
maka penulisan lambang vector digunakan huruf bold dan pada penulisan dengan
tangan maka di atas huruf diberi tanda strip
Vektor di gambarkan seperti gambar berikut:
VEKTOR SATUAN
Untuk menggambarkan suatu vektor pada sistem koordinat kartesean diperlukan vektor
satuan. Vektor dari titik (0,0) sampai titik (1,0) adalah vektor satuan i . Vektor dari titik
(0,0) sampai titik (0,1) adalah vektor satuan j.
1. Penulisan Notasi VektorVektor dituliskan dengan symbol anak panah. Panjang anak panah menunjukkan nilai vektor sedangkan tanda panah menyatakan arah vektor. Notasi vektor dituliskan dengan cara :a. Ditulis dengan huruf tebal, contoh vektor A ditulis Ab. Ditulis dengan huruf yang diatasnya diberi tanda panah contoh Contoh cara melukiskan A (dibaca vektor A)
Nilai vektor
A
Titik tangkap arah vektor/ujung vektor VektorDua buah vektor dikatakan sama apabila nilai (panjang) dan arahnya sama
A B
R
450A
B
P
Titik A adalah pangkal vector dan titik B
adalah ujung vector. Panjang dari A sampai
B adalah besar vector.
P adalah vector dengan arah ke kanan.
R adalah suatu vector yang membentuk
sudut 450 terhadap sumbu x (+).
Panjang anak panah menyatakan besar
vektor (panjang AB), arah anak panah
menyatakan arah vektor.
Gambar 1. 17 vektor
Contoh :A maka vektor A sama dengan vektor BB
Tetapi apabila nilainya sama tetapi arahnya berlawanan maka kedua vektor itu berlawanan.Contoh :
A Maka vektor A berlawanan dengan vektor B atau A = - B (tanda (-) menunjukkan arah vektor bukan nilai).2. Operasi Vektor
a. Melukiskan Penjumlahan dan Pengurangan vektor.Penjumlahan vektor tidak sama seperti penjumlahan bilangan biasa atau penjumlahan besaran skalar karena arah vektor mempunyai pengaruh dalam penjumlahan vektor. Nilai hasil penjumlahan vektor disebut resultan vektor. Ada beberapa metode penjumlahan vektor tergantung pada arah dan kedudukan vektor. Secara grafis penjumlahandua buah vektor dapat digambarkan sebagai berikut :1). Lukislah vektor pertama sesuai niali dan arahnya.2). Letakkan titik tangkap vektor kedua doujung vektor pertama sesuai dengan nilai dan arahnya.Contoh :1) Penjumlah dua atau tiga buah vektor yang terletak segaris.
Jika diketahuai vektor A, B da C sebagai berikut :A B C
a). A + B A B A + Bb). A + C C A
A+Cc). A – B -B A
A – B
Gambar 1.10 Penjumlah vector segaris2) Penjumlahan dan Pengurangan Vektor dalam satu bidang datar
Hasil penjumlahan dan pengurangan vektor disebut resultan vektor. Semisal kita memiliki vektor sebagai berikut :
F3
F1
F2
Untuk melukiskan penjumlahan sejumlah vektor diatas dapat digunakan dua metode yaitu metode poligon dan metode jajaran genjang.a). Metode PoligonSecara grafis penjumlahan dan pengurangan dengan metode poligon adalah sebagi berikut :
Contoha. F1 + F2 c. F1 + F2 + F3
F2 F2
F1 F1
F1+F2 F3
b.. F1 - F2 =… F1 + F2 + F3
-F2
F1- F2 F1
Gambar1.11. Penjumlahan dua vector atau lebih dengan cara poligonb). Metode jajaran genjang
Cara melukiskan resultan vektor dengan metode jajaran genjang adalah sebagai berikut :
- Letakkan titik tangkap vektor 1 dan 2 pada satu titik sesuai nilai dan arah masing –masing vektor.
- Tariklah garis dari ujung vektor satu sejajar dengan vektor yang lain dan sebaliknya.
- Tariklah garis dari titik pangkal kedua vektor sampai ke titik potong garis sejajar vektor tersebut.
Contoh :
1). F1 + F2
F1
F1+F2
F2
2). F1 - F2
F1
F1 – F2
-F2
3). F1 + F2 + F3 F1
F1+F2
F2
(F1+F2)+F3
F3
Gambar1.12. Penjumlahan dua vector atau lebih dengan cara jajaran genjang
b. Menentukan Nilai dan arah Resultan Vektor1) Penjumlahan dan pengurangan dua buah vektor yang
membentuk sudut tertentuDua vektor F1 dan F2 yang saling mengapit sudut seperti pada gambar maka besar resultan kedua vektor tersebuta adalah :
F1
R (180-)
F2
Gambar 1.13. Penjumlahan dua vector dengan aturan cosinus
F1 + F2 = RSecara metematis nilai Resultan ( R ) diselesaikan dengan rumus aturan cosinus sebagai berikut :
2) Arah Vektor Resultan C
R F1
(180-) A B
F2
Gambar1.14. arah resultan dua vector dengan aturan sinus
Perhatikanlah segitigaa ABC diatas, dengan menggunakan rumus aturan sinus maka diperoleh rumusan sebagai berikut :
dimana adalah sudut yang menunjukkan arah Vektor Resultanc. Menguraikan vektor dan perpaduan vektor
a. Menguraikan VektorJika dua buah vektor atau lebih dapat diresultan menjadi satu
buah vektor resultan maka berlaku juga sebaliknya. Sebauh vektor dapat diuraikankembali menjadi dua buah vektor yang disebut vektor komponen. Vektor dapat diproueksikan pada sumbu koordinat X, Y atau kartesian. Uraian vektor pada sumbu Y di sebut komponen Vektor sumbu Y demikian halnya dengan sumbu X, vektor komponennya disebut komponen vektor sumbu X.
Perhatikanlah cara menguraikan sebauh vektor atau lebih pada sumbu X dan sumbu Y berikut :
Y
Fy F
Fx X
Gambar1.15. penguraian sebuah vector pada bidang XY
Fx = komponen vektor F pada sumbu XFy = komponen vektor F pada sumbuY
= suduat antara F dan Fx maka dapat diruliskan besar komponen vektornya adalah:
Fx = F. cos Fy = F. sin
b. Perpaduan dua buah vektor atau lebih dengan analitis vektor.Sejumlah vektor yang terletak membentuk sudut tertentu terhadap bidang horinsontal (sumbu X) atau vertical (sumbu Y) akan lebih mudah jika seluruh vektor omponen dijumlahkan pada sumbu masing masing dibanding dengan mengunakan cara grafis. Metode ini dikenal dengan cara analitis. Untuk lebih jelasnya perhatikan langkah – langkah berikut :
1). Lukislah uraian vektor komponen X dan Y dari masing-masing vektor.
y
F2 F2y
F1y F1
F2x F1x x
F3
Gambar1.16. Penjumlahan dua vector atau lebih pada sumbu X dan Y dengan cara analisis
2). Carilah nilai vektor komponen X dan Y lalu masukan ke tabel beriut :
Vektor Vektor KomponenSumbu X
Vektor KomponenSumbu Y
F1
F2
F3
F1x= F1cos =….F2x= -F2cos = …F3x= -F3cos 90 =….
F1y= F1sin =….F2y= F2sin = …F3x= -F3sin 90 =….
Fx=……………. Fy=…………….
Tanda (-) menunjukkan sumbu X atau Y (-)
3). Hitunglah resultan dengan rumus berikut :
untuk menentukan arah vektor resultan digunakan nilai tangen vektor komponen X dan Y :
= sudut vektor resultan terhadap sumbu XContoh Soal1. dua buah gaya F1 dan F2 masing – masing besarnya 50 N dan 30 N saling
mengapit sudut 600. tentukan arah dan resultan kedua vektor tersebut ?diketahui :
F1 = 50 NF2 = 30 N = 600
Ditanya : R dan ……?Jawab :
arah vektor resultan adalah
jadi resultanyaa 70 N ke arah 38,20 terhadap F2.
2. Tiga buah vektor F1, F2 dan F3 masing – masing besarnya adalah 10 N, 20 N dan 5 N terletak seperti pada gambar 1.17. Tentukan resultan dan arah ketiga vektor tersebut.
y
F2 = 30 N
F1 = 20 N
530 370
x
F3 = 10 N
Gambar 1.17.
jawab
F2 F2y= F2 sin 530 F1y = F1sin 37
F1
530 370
F2x=F2cos530 F1x=F1cos370 x
F3
Gambar 1.18.Vektor komponen Gaya pada sumbu X dan Y adalah :
Vektor Vektor KomponenSumbu X
Vektor KomponenSumbu Y
F1
F2
F3
20 cos 37 = 20.0.8 = 16 N- 30cos53 = 30.0,6 = -18N -8 cos 90 = 0
10 sin 37 = 10. 0,6 = 12 N30 sin 53 = 30.0,8 = 24 N-10 sin 90 = -10.1 = -10 N
Fx= - 2 N Fy= 2 N jadi resultan Vektornya adalah :
sedangkan arah vektor komponennya adalah:
= 1350 terhadap sumbu X (+) atau 450 terhadap sumbu X (-).