Gas Sweetening

24
TEKNIK PRODUKSI NO : TP 07.06.1 JUDUL : GAS TREATMENT SUB JUDUL : Gas Sweetening Halaman : 1 / 24 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003 Manajemen Produksi Hulu GAS SWEETENING 1. TUJUAN Menghilangkan gas H 2 S dan gas CO 2 dari aliran gas yang mau dijual. 2. METODE DAN PERSYARATAN 2. 1. METODE 2. 2. PERSYARATAN 3. LANGKAH KERJA (IRON SPONGE UNIT) 1. Siapkan data untuk perencanaan: a. Laju aliran gas, MMSCFD b. Tekanan operasi, P, psig c. Temperatur operasi, T, °F d. Konsentrasi H 2 S inlet dalam grains H 2 S/100 SCF dan kalikan dengan 15.9 untuk menjadi ppmv. e. Compresssibility factor Z, atau anggap SG gas 0.7 jika tidak diketahui. f. Faktor ekspansi, gunakan f =1.10 sampai 1.20. Jika gelembung naik pada kecepatan 48 ft/men, harga f akan tergantung pada superfacial velocity V s dalam ft/men f f V s ) 1 ( 48 = 2. Hitung laju sebenarnya gas, Q a pada T dan P 7 . 14 ) )( 460 )( ( 63 . 19 + + = P Z T Q Q a 3. Hitung luas irisan dalam tabung, A, dan diameter dalam tabung, ID Process Superficial Velocity,ft/mnt Luas irisan ft 2 Iron sponge 10.0 0.10 Q a Chemsweet 6.5 0.16 Q a Sulfa-Check 8.0 0.11 Q a Caustic Soda 8.0 0.13 Q a

description

Bagaimana Menghilangkan gas H2S dan gas CO2 dari aliran gas yang mau dijual.

Transcript of Gas Sweetening

  • TEKNIK PRODUKSI NO : TP 07.06.1

    JUDUL : GAS TREATMENT SUB JUDUL : Gas Sweetening

    Halaman : 1 / 24 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    GAS SWEETENING

    1. TUJUAN

    Menghilangkan gas H2S dan gas CO2 dari aliran gas yang mau dijual.

    2. METODE DAN PERSYARATAN

    2. 1. METODE

    2. 2. PERSYARATAN

    3. LANGKAH KERJA (IRON SPONGE UNIT)

    1. Siapkan data untuk perencanaan:

    a. Laju aliran gas, MMSCFD

    b. Tekanan operasi, P, psig

    c. Temperatur operasi, T, F

    d. Konsentrasi H2S inlet dalam grains H2S/100 SCF dan kalikan dengan 15.9 untuk menjadi

    ppmv.

    e. Compresssibility factor Z, atau anggap SG gas 0.7 jika tidak diketahui.

    f. Faktor ekspansi, gunakan f =1.10 sampai 1.20.

    Jika gelembung naik pada kecepatan 48 ft/men, harga f akan tergantung pada superfacial velocity

    Vs dalam ft/men

    ff

    Vs)1( 48 =

    2. Hitung laju sebenarnya gas, Qa pada T dan P

    7.14))(460)((63.19

    ++=

    PZTQQa

    3. Hitung luas irisan dalam tabung, A, dan diameter dalam tabung, ID

    Process Superficial Velocity,ft/mnt Luas irisan ft2 Iron sponge 10.0 0.10 Qa Chemsweet 6.5 0.16 Qa Sulfa-Check 8.0 0.11 Qa Caustic Soda 8.0 0.13 Qa

  • TEKNIK PRODUKSI NO : TP 07.06.1

    JUDUL : GAS TREATMENT SUB JUDUL : Gas Sweetening

    Halaman : 2 / 24 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    Pilih OD tabung untuk tower dengan ID nya minimum sebesar hasil perhitungan diatas. Tentukan ID

    yang ada dan gunakan data ID tersebut, bukan dari hasil persamaan (3).

    4. Hitung keperluan zat kimiawi per harinya.

    Iron sponge IS = 0.0133 (q)(ppmv H2S) ft3/hari

    Chemsweet CS = 0.248 (q)(ppmv H2S) lb/hari

    Sulfa Check SC = 0.0474 (q)(ppmv H2S) gal/hari

    Caustic Soda Tergantung berapa kadar CO2

    NaSH NS= 0.109(q)(ppmv H2S) gal 20% NaOH/hari

    5. Pilih harga tinggi bed statik, L, biasanya 10 sampai 20 ft. Volume RV dari reaktan adalah:

    RV = 0.7854 (ID)2(L) ft3

    Perhatikan bahwa masuknya gas melalui cairan akan menaikkan volume (dan tinggi dalam

    towernya) dengan terbentuknya volume gelembung gas dalam cairan pada setiap waktu. Kenaikan

    ini setinggi 20% harus diperhitungkan untuk memilih tinggi tower.

    6. Umur bed (bed life), BL, adalah:

    Iron sponge BL = RV/IS hari

    Chemsweet BL = RV/CS hari

    Sulfa-Check BL = RV/SC hari

    7. Keperluan bahan

    Iron sponge RV bushels

    Chemsweet 11.7 RV lb padatan

    7.0 RV gallon air

    Sulfa-Check 7.5 RV gallon

    Harga diatas tergantung pada diameter tabung minimum, volume reaktan dan bed life. Untuk

    menaikkan bed life, dapat dilakukan dengan meningkatkan diameter tower dan tinggi tower. Tetapi

    dengan mengurangi kecepatan superficial gas dibawah 2 ft/menit, dapat menyebabkan channeling di

    iron sponge tower. Untuk slurry, dengan kecepatan superficial dibawah 1 ft/menit tidak dianjurkan

    karena proses pencampuran tidak dapat terjadi.

    8. Tabel 2 dapat digunakan untuk iron sponge, walaupun sering tidak sesuai untuk perencanaan. Perlu

    diusahakan agar kecepatan massa kurang dari 78 (g)0.5 lb/men-ft2. Hal ini hanya berlaku untuk

    cairan hidrokarbon dengan densitas diatas 30 lb/ft3.

  • TEKNIK PRODUKSI NO : TP 07.06.1

    JUDUL : GAS TREATMENT SUB JUDUL : Gas Sweetening

    Halaman : 3 / 24 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    9. Cek waktu kontak dengan menentukan ruang untuk kecepatan acfh/ft3 di bagian bednya. Minimum

    sebesar 180 acfh/ft3 untuk kadar H2S rendah dan 90 acfh/ft3 untuk kadar H2S diatas 50 gr/100 SCF

    gas.

    10. Perlu dilakukan pemeriksaan tentang pengaruh panas terhadap proses pemisahan. Pengendapan

    atau adsorbsi sulfur harus lebih rendah dari 15 gr/menit-ft terhadap luas bednya.

    4. DAFTAR PUSTAKA

    1.Field Handling of Natural Gas, Petroleum Extension Service, University of Texas at Austin, Austin

    Texas (1972)

    2. Engineering Data Book, Natural Gas Processors Asociation, 9 th Edition, Tulsa, Oklahoma, (1972)

    3. Campbell,J.M.: Gas Conditioning and Processing, Campbell Petroleum Series,Norman,Oklahoma

    (1976)

  • TEKNIK PRODUKSI NO : TP 07.06.1

    JUDUL : GAS TREATMENT SUB JUDUL : Gas Sweetening

    Halaman : 4 / 24 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    5. DAFTAR SIMBOL

    q = Laju aliran gas, MMSCFD

    P = Tekanan operasi, psig

    T = Temperatur operasi, , F

    Z = Compresssibility factor.Atau ambil untuk SG gas 0.7 kalau tak diketahui.

    f = Faktor ekspansi 1.10 sampai 1.20

    Vs = Superfacial velocity

    Qa = Laju sebenarnya gas

    A = Luas irisan dalam tabung

    RV = Volume dari reaktan

    BL = Umur bed (bed life).

  • TEKNIK PRODUKSI NO : TP 07.06.1

    JUDUL : GAS TREATMENT SUB JUDUL : Gas Sweetening

    Halaman : 5 / 24 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    6. LAMPIRAN

    Gas sweetening adalah proses yang dilakukan untuk menghilangkan terutama gas H2S dan gas CO2

    dari aliran gas yang akan dijual. Penjualan gas selalu dibatasi tambahan bahan kimiawi yang tak

    dikehendaki, misalnya H2S akan dibatasi sampai 0.25 gr/100 SCF (4 ppmv) dan di beberapa negara

    seperti di North Sea dibatasi sampai 1 ppmv. Kadar sulfur termasuk mecaptans (RSH), carbonyl

    sulfide (COS), disulfides (RSSR) dll. Yang biasanya dibatasi 10 -20 gr/100 SCF tetapi banyak pipeline

    yang mensyaratkan 0.25 gr/100 SCF sebagai standardnya.

    Karbondioksida, CO2, serta nitrogen sebagai gas inert dibatasi 2-3%. Dengan demikian dapat ditemuai

    suatu keadaan dimana hanya H2S yang dibuang, atau harus semuanya. Sebagian lagi, seperti yang

    pernah terjadi pada waktu Exxon mau membuka lapangan Natuna akan digunakan cryogenic untuk

    memisahkan CO2 sampai 71% volume. Di BZZ-area daerah ARCO di Laut Jawa, telah digunakan

    membran.

    Ada 30 cara lebih untuk proses gas sweetening. Seperti dinyatakan oleh Goar, GPSA, Kohl dan

    Riesenfeld, Love, Byrnes-Tenison(ARCO), Love, Maddox, Wall dll. Proses ini antara lain bisa

    diklasifikasikan sebagai:

    1. Batch process : dengan sponge besi, chemsweet, sulfacheck, dan caustic soda. Karena bahan kimia

    ini merupakan reaktan, maka harus dibuang, oleh karena itu hanya untuk proses yang kecil kadar

    sulfurnya, atau dapat digunakan untuk laju gas yang rendah atau jika konsentrasi H2S nya relatif

    kecil.

    2. Larutan aqueous amine, misalnya monoethalonamine, diethanolamine, diglycolamine, methyl-

    diethanolamine dan patent seperti amine guard, ucarsol, flexsorb dan Gas/Spec.

    3. Campuran larutan (campuran amine, larutan fisika dan air), misalnya sulfinol, ucarsol, flexsorb dan

    optisol. Larutan ini juga akan menarik organic sulfur dan bisa mengatasi beban gas acid yang cukup

    banyak.

    4. Pelarut Fisika (Physical Solvent) misalnya selexol, rectisol, purisol, fluor solvent. Bahan kimia ini

    dapat diregenerasikan tanpa panas dan juga dapat digunakan untuk dehidrasi gas. Sering digunakan

    untuk menghilangkan CO2 bulk di offshore.

  • TEKNIK PRODUKSI NO : TP 07.06.1

    JUDUL : GAS TREATMENT SUB JUDUL : Gas Sweetening

    Halaman : 6 / 24 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    5. Larutan potassium carbonat, sedangkan biaya zat kimiawi untuk es panas, misalnya hot pot,

    catacarb, benfield dan giammarco-vetrocoke. Zat kimiawi ini analog dengan physical solvents.

    6. Oksidasi langsung ke sulfur, misalnya stretford, sulferox lo cat, dll. Proses ini mengeliminir H2S

    emissions.

    7. Adsorption, misalnya, linde, zeochem dan davison chemical molecular sieves. Hanya untuk kadar

    acid gas kecil, dan gas secara simultant dikeringkan.

    8. Membranes, misalnya AVIR, Envirogenics System Co., Cynara (Dow), du Pont, Grace,

    International Permeation, dan Monsanto yang cocok untuk menghilangkan banyak gas CO2 dari

    gas.

    9. Cryogenic process, untuk plant dengan CO2 dalam jumlah besar, teknik ini sangat mahal.

    Gambar 1 memperlihatkan cara cepat untuk memilih gas sweetening process ini (berdasarkan

    Tennyson dan Schaaf, OGJ, Jan.10, 1977). Ini hanya untuk pegangan pertama, banyak hal lain yang

    harus diperhatikan seperti analisa gas, tekanan dan temperatur operasi, lokasi sumur, peraturan

    pemerintah, kontrak penjualan dll.

  • TEKNIK PRODUKSI NO : TP 07.06.1

    JUDUL : GAS TREATMENT SUB JUDUL : Gas Sweetening

    Halaman : 7 / 24 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    GAMBAR 1. PETUNJUK CEPAT UNTUK MEMILIH PROSES SWEETENING.

    Pada saat ini batch dan amine process digunakan pada kebanyakan aplikasi onshore. Biaya untuk

    amine rendah, biaya untuk batch tinggi, karena mahalnya peralatan. Yang perlu diperhatikan adalah

    kadar sulfur di aliran gas, dimana untuk kadar sulfur kurang dari 20 lb/hari batch process lebih

    ekonomis, sedangkan diatas 100 lb/hari, amine solutions lebih ekonomis.

    Kadar Sulfur , lb/hari= 1.34 (MMSCFD)(gr H2S/100 SCF)

    BATCH PROCESS

    Banyak zat kimia yang diperlukan untuk proses sweetening acid gas. Acid gas adalah gas yang akan

    membentuk asam bila bercampur dengan air. Biasanya CO2 dan H2S sering diketemukan di dalam gas

    alam, dan jika bercampur dengan air akan terbentuk asam lemah, tetapi sangat korosif.

    Bahan kimia yang dibutuhkan mempunyai kriteria murah, tidak merupakan bahan kimia yang

    berbahaya, dan mempunyai kemampuan untuk mengikat H2S, dan hasil reaksinya tidak merusak

    lingkungan. Di pasar pada saat ini tersedia, antara lain iron sponge, chemsweet dan sulfacheck. Caustic

    soda digunakan bila mercaptants harus dihilangkan atau bila hasil produknya dapat dijual ke pabrik

    kertas.

    Keuntungan batch process

    1. Menghilangkan seluruh H2S yang berkadar rendah sampai medium, jika sebagian tidak dipakai

    untuk mengikat CO2 (kecuali caustic soda).

    2. Investasi untuk batch process relatif rendah, dibandingkan dengan cara lain yang memerlukan

    regenerasi. Namun jika batch process menggunakan tanki besar dan bertekanan tinggi, maka

    memerlukan investasi yang tinggi.

    3. Affinitas gas yang mengandung sulfur biasanya tidak tergantung dari tekanan operasinya.

    4. Hasil pembuangan batch proses mengandung kontaminant sulfur organik yang berat molekulnya

    rendah seperti mercaptans.

  • TEKNIK PRODUKSI NO : TP 07.06.1

    JUDUL : GAS TREATMENT SUB JUDUL : Gas Sweetening

    Halaman : 8 / 24 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    Kerugian batch process

    1. Untuk menghindari terhambatnya operasi maka dapat digunakan dua contact tower, sehingga yang

    satu beroperasi dan yang lainnya direcharged. Hal ini memerlukan tambahan investasi.

    2. Batch process dapat menghasilkan cairan, atau proses pemisahan yang kurang baik, atau terjadi

    kondensasi di tower sebagai akibat perubahan temperatur, dan dapat merusak kepingan iron sponge

    dan menyebabkan terjadi foam dari liquid sweeteners.

    3. Pembentukan hydrate dapat terjadi jika tekanan lebih tinggi dan temperatur rendah.

    TABEL 1 PERBANDINGAN IRON SPONGE, CHEMSWEET, SULFACHECK DAN PROSES

    CAUSTIC SODA.

    Tinjauan Proses

  • TEKNIK PRODUKSI NO : TP 07.06.1

    JUDUL : GAS TREATMENT SUB JUDUL : Gas Sweetening

    Halaman : 9 / 24 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    Iron Sponge. Bahan ini paling tua dan paling sering digunakan untuk batch process, karena murah.

    (Duckworth & Geddes,OGJ, Sept.13,1965; Anerousis & Whitman, 1985, SPE 13280, 1985 dan Zapffe,

    OGJ, Aug.19, 1963). Karena bed mengandung partikel padat, maka diperlukan kecepatan superfacial

    gas yang tinggi dan diameter tower lebih kecil dari pada untuk slurries (bubur). Oleh karena itu, biaya

    bahan kimia yang digunakan akan lebih murah. Kekurangannya adalah diperlukan kerja tambahan

    untuk mengganti bahan tsb dan membuang pyrophoriuc spent sponge.

    Carnell (OGJ,Aug. 18, 1986) menyatakan bahwa penggunaan butiran zinc oksida, bahan kimia ini

    dapat bereaksi dengan H2S dan membentuk zinc sulfide. Pada temperatur biasa Effisiensi dapat

    mencapai 50%.

    Iron sponge dibuat dari potongan serutan kayu yang dimasak dengan hydrated ferric oxyde, Fe2O3 dan

    sodium carbonate untuk mengontrol pH. Pabrik pembuatnya adalah Connelly GPM dan Physichem

    Technologies. Serutan ini dimasukkan kedalam vertical contact tower (Gambar 2) melalui lubang

    masuk orang (manway) diatas tabung. Serpihan akan disangga oleh perforated support plate. Gas yang

    diproses masuk melalui bagian atas tower dan didistribusikan oleh inlet gas diverter. Kemudian gas

    tersebut mengalir melalui iron sponge dan H2S bereaksi dengan besi sehingga gas yang keluar dibagian

    bawah tower akan bebas dari H2S. Hasil reaksi sweetening adalah ferric sulfide, Fe2S3 dan ferric

    mercaptide, berdasarkan reaksi kimia berikut ini:

    Fe2O3 + 3 H2S Fe2S3 + H2O Fe2O3 + 6 RSH 2Fe(RS)3 + 3 H2O

  • TEKNIK PRODUKSI NO : TP 07.06.1

    JUDUL : GAS TREATMENT SUB JUDUL : Gas Sweetening

    Halaman : 10 / 24 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    GAMBAR 2 UNIT IRON SPONGE

  • TEKNIK PRODUKSI NO : TP 07.06.1

    JUDUL : GAS TREATMENT SUB JUDUL : Gas Sweetening

    Halaman : 11 / 24 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    Aliran gas kebawah di dalam tower lebih baik dibandingkan dengan aliran keatas, karena dapat

    mengurangi kemungkinan terjadinya channeling (by pass). Selain itu, aliran gas keatas akan

    mengganggu aliran dari butir-butir air atau kondensat yang jatuh ke dasar tower, dan dapat

    menyebabkan kurang sempurnanya pembersihan Fe2S3 dari besi Fe2O3 yang belum bereaksi.

    Banyak tabung iron sponge yang mempunyai water spray nozzle yang ditempatkan diatas bed.

    Penyangga bed adalah beberapa lapisan wire mesh screen yang ditempatkan diatas struktur penguat.

    Mesh screen ini berlaku sebagai filter untuk mencegah serutan iron sponge terbawa oleh gas. Untuk

    tower yang besar, di bagian bawah tower harus ditambahkan packing butiran kasar, dan pipa melintang

    untuk memperkuat penyangganya.

    Tower mempunyai tempat untuk memasukkan atau mengeluarkan serutan tersebut, baik dari bagian

    atas maupun dari bagian bawah. Platform dan tangga diperlukan untuk membersihkan dan mengisi

    bed. Pembersihan bed akan lebih mudah dilakukan bila tersedia hose serta suplai air bertekanan tinggi.

    Rantai besi ditempatkan diatas atau disisi dinding tabung atau melingkar di bawah digunakan untuk

    melepaskan sponge yang sisa terpakai.

    Regenerasi atau menghidupkan kembali iron sponge akan menghasilkan reaksi:

    Fe2S3 + 3O Fe203 + 3S 2Fe(RS)3 + 3OFe203 + 3RS:SR

    Untuk regenerasi yang kontinu maka sejumlah udara atau oksigen dalam jumlah sedikit ditambahkan

    kedalam inlet aliran sour gas dengan tujuan mengoksidasi Fe2S3 menjadi Fe2O3 segera setelah H2S

    diserap. Dengan melakukan regenerasi secara periodik memerlukan penghentian operasi tower untuk

    sementara, untuk melakukan depressurisasi dan sirkulasi gas sisa dengan menggunakan oksigen.

    Regenerasi secara periodik berbahaya karena menimbulkan panas oksidasi (sebesar 85.000 Btu/lb mol

    sulfur), selain itu sulit untuk memperkirakan penambahan udara secara tepat dan peralatan injeksinya

    mahal. Penggunaan oksigen dalam jumlah banyak dalam waktu singkat akan menimbulkan karat

    terutama kalau gas mengandung CO2. Sebagai akibat sulfur yang mencair yang kemudian memadat di

  • TEKNIK PRODUKSI NO : TP 07.06.1

    JUDUL : GAS TREATMENT SUB JUDUL : Gas Sweetening

    Halaman : 12 / 24 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    permukaan bed, akan menyulitkan pembersihan bed. Oleh karena itu, diperlukan egenerasi secara

    kontinu untuk membersihkan tower.

    Oksidan seperti hydrogen peroxide, H2O2 juga dapat digunakan untuk meregenerasi sisa-sisa sponge

    (Frech and Tazuma, US Patent, 1982). Pengalaman lapangan menunjukkan bahwa umur bed bisa

    diperpanjang tiga sampai lima kali lipat dan sponge yang terpakai lebih mudah diregenerasi, jika tidak

    terjadi penggumpalan sulfur. Tetapi penanggulangan dengan menggunakan H2O2 lebih sulit dilakukan,

    dan memerlukan kebersihan yang tak biasa dilakukan lapangan. Selain itu, biaya H2O2 juga mahal dan

    harus dipertimbangkan dengan pengurangan downtime , misalnya operasi satu tower lebih lama.

    Proses iron sponge juga dilakukan pada gas liquids (Davis et al ,OGJ, Sept.23,1985). Arah aliran

    cairan biasanya keatas dengan kecepatan kurang dari 3 gal/men/ft2.

    Proses Dengan Cairan Dan Slurry.

    Untuk sweetening =, yang tidak menggunakan iron sponge yang padat, digunakan cairan atau bubur

    (slurry). Inhibit, Scavinox, dan Di-Chem adalah campuran dari formaldehyde, methanol serta air.

    Campuran ini bereaksi dengan gas H2S untuk membentuk senyawa cyclic carbon-sulfur yang dikenal

    dengan nama formthionals. Penggunaannya tak diijinkan di USA karena formaldehyde

    diklasifikasikan oleh EPA sebagai carcinogen. Tetapi di Canada hasil material tsb boleh diinjeksikan

    ke sumur disposal.

    Slurry dari iron oxide telah digunakan untuk mengisap H2S (Fox, US Patent dan Kattner et al.,JPT,

    Sept.,1988). Hasilnya belum dapat dikatakan baik, karena menimbulkan premature breakthrough,

    foaming, meningkatkan terbentuknya karat, dll. Untuk keperluan ini, tanki harus dilapisi (coated)

    dengan phenolic atau epoxy resins. Harga bahan kimianya lebih mahal dibandingkan dengan iron

    sponge. Tetapi mudah untuk memompakan cairan atau bubur tsb atau membersihkannya kembali.

    Chemsweet adalah produk NATCO10. Bahan kimi yang berbentuk bubuk putih ini adalah campuran

    zinc oxide, zinc ecetate dan dispersant untuk menjaga zinc oxide partikel dalam larutannya. Bila satu

    bagian dicampur dengan lime bagian air maka acetate akan terlarut dan merupakan sumber pengontrol

    ion zinc yang akan bereaksi dengan H2S. Zinc oxide menggantikan Zinc acetate. Reaksinya adalah:

    Sweetening : ZnAc2 + H2S ZnS +2HAc

  • TEKNIK PRODUKSI NO : TP 07.06.1

    JUDUL : GAS TREATMENT SUB JUDUL : Gas Sweetening

    Halaman : 13 / 24 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    Regenerasi : ZnO + 2H Ac ZnAc2 + H2O Total : ZnO + H2S ZnS + H2O Adanya gas CO2 dalam gas alam tidak menjadi soal, Chemsweet slurry mempunyai pH yang sangat

    rendah untuk mencegah absorpsi CO2, walaupun kadar CO2 relatif tinggi dibandingkan dengan H2S.

    Sulfacheck adalah NL Treating Chemicals, yang merupakan larutan sodium nitrite buffered untuk

    mengatur pH diatas 8. Selain itu mempunyai sifat basa yang kuat, yang cukup untuk menaikkan pH

    sampai 12.5. Reaksinya akan membentuk elemen sulfur, ammonia dan caustic soda.

    NaNO3 + 3 H2S NaOH + NH3 + 3 S + H2O

    Ternyata terjadi proses kimia yang lain, yang membentuk oksida dari nitrogen terbentuk (Burnes and

    Bhatia,US Patent 4,515,759). Dalam proses ini CO2 dalam gas akan bereaksi dengan NaOH untuk

    membentuk carbonate dan bicarbonate. Hasilnya adalah slurry dari partikel sulfur yang halus didalam

    larutan garam sodium dan ammonium.

    Caustic Soda, NaOH sering digunakan untuk bereaksi dengan acid gas yang terbentuk dalam dua

    langkah sebagai berikut :

    NaOH + H2S NaHS + H2O NaOH + NaHS Na2S + H2O

    Secara sama terjadi reaksi antara CO2 dan RSH, meskipun reaksinya berjalan lebih lambat. Walaupun

    demikian mencuci dengan menggunakan NaOH sering dilakukan, khususnya untuk menghilangkan

    RSH dari gas alam setelah H2S dan CO2 berhasil dihilangkan.

    Laju reaksi dengan RSH dapat dinaikkan dengan suatu katalist misalnya Merox. Caustic yang kaya

    dengan RSH diregenerasikan menggunakan udara.

    NaOH + CO2 NaHCO3 NaOH + NaHCO3 Na2CO3 + H2O NaOH + RSH 2NaSR + H2O NaSR + H2O 2NaOH + RSSR

  • TEKNIK PRODUKSI NO : TP 07.06.1

    JUDUL : GAS TREATMENT SUB JUDUL : Gas Sweetening

    Halaman : 14 / 24 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    Usaha membatasi waktu reaksi sehingga hanya bisulfide yang terbentuk merupakan suatu hal yang

    penting pada proses NaSH. Waktu reaksi antara NaOH dan sour gas dikontrol dengan static mixer dan

    pH larutan. Selain itu, konsentrasi serta temperaturnya dikontrol kembali oleh resirkulasi larutan

    produk untuk mengencerkan sumber NaOH.

    Dengan menjaga pH antara 9 dan 11 dan dengan waktu kontak yang pendek, maka lebih dari 90% H2S

    dapat dihilangkan dengan menggunakan proses satu tingkat tunggal (single stage), sedangkan CO2

    dapat diserap antara 1 sampai 5% (Hohlfeld, SPE 7972). Dua atau tiga tingkat pemrosesan akan dapat

    memenuhi kriteria pengiriman gas ke pipeline.

    Hasil produk tak dapat dibuang di sembarang tempat, dan injeksi ke sumur disposal juga tidak

    diijinkan. Maka salah satu solusinya adalah dijual ke pabrik kertas untuk membuat kertas (bleaching

    wood pulp).

    NaSH plant lebih rumit dari pada satu atau dua contact tower untuk batch process, terutama kalau gas

    yang mau disweetened tercuci dengan air. Hal ini dilakukan untuk mencegah masuknya caustic soda.

    Biasanya unit ini termasuk storage tank dengan 50% NaOH dan air, metering, pencampur, dan storage

    tank untuk 20% bahan NaOH, kontrol sour gas flow, pencampur (mixing tee) atau contactor, gas liquid

    separator,NaSH recirculation dan storage tank, serta system control.

    Gambar 3 menunjukkan suatu contact tower yang umum digunakan untuk cairan atau slurry. Tabung

    berbentuk silinder dengan puncak yang elliptic. Dilengkapi dengan nozzle gas masuk dan keluar,

    slurry feed dan overflow nozzle, tempat pembuangan (drain) manway (lubang masuk orang, yang

    sesuai dengan peraturan) dan mist eliminator untuk menjebak cairan yang mengalir keatas bersama

    dengan gas, dan gas distributor.

  • TEKNIK PRODUKSI NO : TP 07.06.1

    JUDUL : GAS TREATMENT SUB JUDUL : Gas Sweetening

    Halaman : 15 / 24 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    GAMBAR 3 CONTACT TOWER UNTUK PROSES DENGAN CAIRAN

  • TEKNIK PRODUKSI NO : TP 07.06.1

    JUDUL : GAS TREATMENT SUB JUDUL : Gas Sweetening

    Halaman : 16 / 24 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    Sour gas masuk dari dasar tabung dan naik ke distributor plates dimana gas terpecah menjadi

    gelembung-gelembung kecil. Gelembung ini akan naik melalui slurry dan diberikan agitasi agar slurry

    tetap tercampur. Gas yang sudah disweetkan dilairkan melalui mist eliminator dan mengalir keluar

    tabung dari bagian atas. Mengalirnya gelembung gas melalui slurry akan menyebabkan pengembangan

    dari slurry yang besarnya sesuai dengan volume gelembung gas yang mengalir keatas pada suatu

    waktu tertentu. Dengan demikian permukaan slurry akan bergerak naik an turun secara dinamis.

    Tinggi tabung harus cukup untuk terlepasnya gelembung gas, yang merupakan jarak antara permukaan

    slurry yang mengembang dan mist eliminatornya. Diameter tabung adalah fungsi dari laju gas

    sebenarnya pada kondisi operasi.

    Harga minimum kecepatan superfacial gas (yaitu kecepatan gas sebenarnya dibagi dengan luas aliran

    di diameter tabung) diperlukan untuk memberikan agitasi sehingga tetap terjadi pencampuran slurry.

    Jika kecepatan gas terlalu tinggi, maka slurry akan mengembang sangat besar dan gas akan lewat tanpa

    bereaksi. Tinggi tabung tergantung keperluan kimiawinya, dan keperluan ini tergantung pada umur bed

    antara penggantian isinya. Umunya sekitar 30 atau 90 hari.

    AMINE DAN LARUTAN LAINNYA

    Amine adalah senyawa nitrogen-hydrocarbon (N-HC) yang secara kimiawi bereaksi dengan acid gas

    untuk membentuk kompleks senyawa yang bisa diregenerasikan. Kebanyakan proses kontinu pada gas

    sweetening menggunakan larutan aqueous alkanolamines. Pelarut fisika perlu ditambahkan untuk

    meningkatkan kinerja amine pada suatu keadaan khusus, misalnya pada kontrak gas dengan syarat

    kadar sulfur yang rendah ataupun jika gasnya mempunyai kadar asam dan RSH tinggi sekali dimana

    alkanolamide saja tidak dapat digunakan atau kurang ekonomis.

    Manfaat proses dimana larutan penanggulangan bisa disirkulasikan dan diregenerasikan adalah:

    1. Menghilangkan seluruh medium atau konsentrasi tinggi dari acid gas walaupun pada aliran gas yang

    besar hanya memerlukan sedikit reaktan.

    2. Relatif biayanya paling rendah per pound sulfur yang diserap dibandingkan batch process.

    3. Komposisi larutan bisa dihubungkan dengan komposisi gasnya.

  • TEKNIK PRODUKSI NO : TP 07.06.1

    JUDUL : GAS TREATMENT SUB JUDUL : Gas Sweetening

    Halaman : 17 / 24 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    4. Sejumlah besar senyawa organic sulfur juga bisa diserap bila pelarut fisika ditambahkan ke larutan

    amine.

    Kerugian proses amine adalah:

    1. Biaya pembangunan plantnya besar dibandingkan batch process.

    2. Biaya operasi dan pemeliharaan juga tinggi.

    3. Beberapa proses masih membutuhkan lisensi seperti sulfinol dan flexsorb harus membayar royalty.

    MEA- Monoethanol Amine

    a. Info Umum

    1. Biasanya digunakan 15-20% berat larutan MEA - makin tinggi akan makin korosive.

    2. Kapasitas: 0.25 - 0.40 mole/mole amine

    3. Alkanolamine pertama dan masih dipakai selama lebih dari 60 tahun.

    4. Mulai ditinggalkan setelah adanya jenis lainnya

    5. Paling volatile, reactive dan korosive.

    b. Manfaat MEA

    1. Paling murah harganya dari jenis amine

    2. Cocok dengan kadar acid gas rendah sampai medium untuk range tekanan seluruhnya, cocok

    untuk tekanan parsial acid gas rendah atau memang tekanan sistim rendah.

    3. Berat molekul rendah (61.09) berarti relatif konsentrasi molar tinggi untuk suatu berat acid gas

    tertentu dari pada molar amine yang lain.

    4. Reaksi dengan anion acid gas lebih kuat ikatannya dari pada amine lainnya.

    c. Kerugian MEA

    1. Jika ada, sekitar 20% COS yang masuk akan mendegradasi MEA secara irreversible, sehingga

    tak cocok untuk menghadapi COS agak banyak.

    2. Reclaiming (pemulihan kondisi) harus dilakukan karena akan menghadapi reverse degradasi

    karena MEA-CO2, MEA-COS, dan MEA-CS2 serta membuang produk degradasi yang

    irrreversible.

    3. Perlu peralatan lain untuk reclaiming dengan temperatur lebih tinggi dari reboiler biasa.

  • TEKNIK PRODUKSI NO : TP 07.06.1

    JUDUL : GAS TREATMENT SUB JUDUL : Gas Sweetening

    Halaman : 18 / 24 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    4. Membutuhkan lebih banyak panas untuk regenerasinya

    5. Kehilangan karena penguapan lebih tinggi dari DEA

    6. Tidak bisa selektif memilih H2S atau CO2.

    7. Freezing point tinggi (40F).

    DGA - Diglycol Amine

    a. Info Umum

    1. 50-60% DGA normal pemakaiannya. Econamine adalah lisensi Fluor dan 50 - 70%

    penggunaannya untuk 0.4 mol acid gas/ mol DGA.

    2. Kapasitas: 0.25 -0.40 mole/mole amine

    3. ARCO dulu menggunakannya di Block 31 dengan mengganti dari MEA untuk menaikkan

    kapasitas treatmentnya.

    b. Manfaat DGA

    1 Biaya bahan lebih mahal dari MEA atau DEA, tetapi sedikit lebih murah dibandingkan MDEA.

    2 Bisa digunakan kalaupun ada COS- Degradasi bisa reversible thermal selama reclaiming.

    3 Cocok untuk konsentrasi acid gas rendah sampai medium pada range temperatur operasi biasa.

    4 Freezing point rendah (sampai - 40F) sehingga bisa digunakan untuk temperatur udara rendah di

    Amerika.

    c. Kerugian DGA

    1. Reclaiming perlu dilakukan untuk reverse degradasi dari reaksi dengan DGA-CO2, DGA-COS,

    dan DGA-CS2 dan untuk menghilangkan produk degradasi.

    2. Dibutuhkan unit tambahan untuk reclaiming tetapi total biaya lebih rendah dari MEA karena

    kekuatan larutan lebih tinggi.

    3. Kehilangan karena penguapan lebih tinggi dari DEA tetapi sedikit lebih rendah dari MEA.

    4. Tidak bisa selektive memilih CO2 atau H2S.

    DEA - Diethanol Amine

    a. Info Umum

    1. Bahan yang paling umum digunakan di lapangan

  • TEKNIK PRODUKSI NO : TP 07.06.1

    JUDUL : GAS TREATMENT SUB JUDUL : Gas Sweetening

    Halaman : 19 / 24 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    2. Umumnya dipakai 25-35%

    3. Kapasitas bereaksi dengan 0.35- 0.65 mole acid gas/mole amine

    4. SNPA (Elf-Aquitaine mendapatkan lisensi proses 0.7 mol gas acid.mel DEA dengan tekanan

    parsial gas acid 4 atm keatas.

    b. Manfaat DEA

    1. Sesuai untuk konsentrasi gas acid rendah sampai medium dengan tekanan operasi diatas 200

    psia

    2. Larutan murah tetapi lebih mahal dari MEA.

    3. DEA tahan terhadap degradasi dari CO2, COS dan CS2 sehingga tak butuh reclaimer.

    4. Produk degradasi minimal dan bisa dihilangkan dengan activated carbon filter.

    5. Kehilangan karena penguapan hanya 50% dari MEA

    6. Biaya peralatan lebih rendah dari MEA karena:

    a. tanpa perlu reclaimer

    b. kekuatan kelarutan lebih tinggi

    c. beban acid gas lebih banyak

    d. Panas rekasi dengan CO2 dan H2S lebih rendah

    c. Kerugian DEA

    1. Tidak bisa selektive memilih CO2 atau H2S.

    2. Pada tekanan operasi dibawah 200 psia, DEA akan sulit untuk memenuhi spesifikasi H2S

    dibawah 0.25 grain/100 SCF gas.

    DIPA -Diisopropanol Amine

    a. Info Umum

    1. Umumnya digunakan 25-40% DPA di lapangan

    2. Kapasitas reaksi dengan acid gas - 0.35 - 0.65 mole/mole amine

    3. Cukup bersaing dengan DEA dan DGA

    4. Merupakan lisensi Shell untuk proses ADIP yang mana digunakan campuran DIPA dan amine

    lainnya seperti MDEA

    b. Manfaat DIPA

  • TEKNIK PRODUKSI NO : TP 07.06.1

    JUDUL : GAS TREATMENT SUB JUDUL : Gas Sweetening

    Halaman : 20 / 24 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    1. Biaya larutan sedikit lebih tinggi dari MEA atau DEA

    2. Sesuai untuk konsentrasi gas rendah sampai medium pada tekanan operasi diatas 200 psia.

    3. Peralatan lebih rendah biayanya dibandingkan MEA karena kekuatan larutannya dan kapasitas

    reaksinya dengan acid gas tetapi lebih tinggi dari DEA karena reclaimer

    4. Agak bisa selektif memilih CO2 atau H2S.

    5. Corosivity rendah

    6. Bisa menghilangkan COS dan H2S dari LPG

    7. Regenerasi membutuhkan lebih sedikit steam

    c. Kerugian DIPA

    1. Reclaiming diperlukan untuk reaksi reverse degradasi DIPA-CO2, DPA-COS, dan DIPA-CS2 dan

    menghilangkan produk degradasi irreversible.

    2. Jika ada, maka sebagian besar COS akan menyebabkan degradasi irreversible, sehingga DIPA

    tidak cocok untuk gas mengandung COS.

    3. Kehilangan karena penguapan seperti MEA

    4. Pada tekanan operasi dibawah 200 psia, DIPA mempunyai kesulitan untuk memenuhi spesiflkasi

    batas H2S 0.25 grain/100 SCF gas.

    MDEA (Methyldiethanol Amine)

    a. Info Umum

    1. Mulai banyak digunakan akhir-akhir ini.

    2. Biasanya 40 - 50% berat MDEA yang digunakan

    3. Kapasitas reaksi 0.10 -0.90 mol acid gas /mole amine

    4. ARCO di Jerman (Claus Plant) menggunakan MDEA untuk menghilangkan H2S dari gas yang

    mengandung CO2 9 %.

    b. Manfaat MDEA

    1. Tidak mengalami degradasi karena CO2, COS atau CS2, jadi tak perlu reclaimer.

    2. Sangat cocok untuk H2S, sehingga cocok untuk menghilangkan H2S dari gas yang juga

    mengandung CO2.

  • TEKNIK PRODUKSI NO : TP 07.06.1

    JUDUL : GAS TREATMENT SUB JUDUL : Gas Sweetening

    Halaman : 21 / 24 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    3. Dengan bereaksi aktif dengan H2S ini menguntungkan karena Claus Plant lebih baik dari amine

    lainnya, perbandingan H2S/CO2 boleh lebih tinggi.

    4. Sangat rendah hilangnya karena penguapan.

    5. Biaya peralatan lebih sedikit dari MEA karena:

    a. Tanpa reclaimer

    b. Lebih reaktif dan lebih banyak mengisap acid gas

    c. Panas reaksi dengan H2S dan CO2 rendah

    d. Kebanyakan gas CO2 akan tertinggal di gasnya, jadi akan meringankan beban reboiler untuk

    regenerasi amine.

    6. Dalam beberapa keadaan, regenerasi MDEA dapat dilakukan dengan flashing, dan tanpa perlu

    reboiling.

    7. Panas regenerasi lebih kecil karena specific heat kecil

    8. Lisensi BASF menggunakan MDEA dengan additive (piperazine) untuk

    menggalakkan reaksi dengan COH, sehingga bisa mengurangi CO2 sampai level tertentu.

    9. Freezing point -25F.

    c. Kerugian MDEA

    1. Biaya larutan sangat tinggi dibandingkan MEA atau DEA.

    2. Kebanyakan masih lisensi.

    TROUBLESHOOTING

    Cek catatan harian. Perubahan mendadak pada kondisi operasi adalah petunjuk baik untuk adanya

    kerusakan. Suatu tinjauan yang singkat untuk persoalan yang sering timbul dan prosedur untuk

    mengoreksinya diberikan dibawah ini.

    1. Gas keluar tidak cukup sweet

    Cek konsentrasi larutan amine, kalau terlampau kecil, cek jumlah air makeup.

    Cek laju amine, terlalu rendah, buka bypass valve

    Cek regenerasi amine: naikkan laju pengapian

    Cek laju reflux dan temperatur, mungkin terlalu rendah, naikkan pengapiannya.

  • TEKNIK PRODUKSI NO : TP 07.06.1

    JUDUL : GAS TREATMENT SUB JUDUL : Gas Sweetening

    Halaman : 22 / 24 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    Cek tekanan strippping column, mungkin terlalu rendah

    Cek foaming, carryover ke outlet separator dan fluktuasi tekanan sepanjang absorber.

    2. Larutan Amine Tidak Diregenerasikan

    Cek temperatur, tekanan reboiler serta laju reflux

    Cek kebocoran di L/R amine heat exchanger

    Cek reclaimer untuk primary amine

    Cek adanya foaming di stripper: Tekanan berfluktuasi

    3. Amine kotor, Degradasi

    Gas mengandung oksigen

    Valve blanket gas di storage tank tak bekerja, perbaiki

    Air make-up mengandung oksigen, tambahkan oxygen scavanger

    Masukkan amine dengan sweet gas untuk menghilangkan oksigen

    (oksigen bisa masuk bila gas ada yang berasal dari storage dengan ada uapnya,dan ini bisa juga

    mengoksidasikan H2S ke sulfur dasar).

    4. Karat Berlebihan

    Konsentrasi amine terlampau tinggi, tambahkan air makeup.

    Amine mengalami degradasi berat, ganti

    Air makeup mengandung kadar tinggi padatan terlarut: proses atau ganti ke air deionized

    Regenerasi amine tak sempurna

    Filtrasi amine tak sempurna: naikkan laju filtrasi atau ganti element saringannya lebih sering.

    Oksigen memasuki sistim: Hindarkan

    Kecepatan terlampau tinggi: Kurangi temperatur di stripper

    5. Foaming pada Larutan Amine

    Foaming sukar diramalkan, penyebabnya banyak seperti:

    Amine kotor (ada padatan)- cek elemen filternya Amine mengalami degradasi Cairan hidrokarbon di gas atau amine Temperatur masuk gas terlampau kecil-kondensasi hidrokarbon Temperatur masuk amine terlampau kecil, paling tidak 10oF diatas temperatur inlet gas

  • TEKNIK PRODUKSI NO : TP 07.06.1

    JUDUL : GAS TREATMENT SUB JUDUL : Gas Sweetening

    Halaman : 23 / 24 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    Zat kimiawi salah atau di luar spesifikasi Terkontaminasi zat kimiawi untuk sumurnya Surfactant Corrosion inhibitors Partikel kecil sekali, sulfida besi, di sour gas Pembersihan amine plant tidak sempurna sebelum start-up. Salah penggunaan kimia antifoam di amine units, terlalu banyak atau terlalu sedikit

    defoamernya.

    Gas masuk tidak cukup dipisahkan airnya dan masih mengandung air garam atau air produksi. Air makeup mengandung besi, sulfides, chlorida dll (gunakan air deionized atau

    demineralized)

    Zat kimiawi bhan filter dari kain ikut ke aliran

    Tray downcomer tersumbat, menyebabkan amine tersusun keatas di traynya (bukan problem foaming

    tetapi sering terjadi di plant tua). Menambahkan antifoam harus di hilir carbon filter. Antifoamants

    yang dianjurkan adalah: Larutkan ke 50 % isopropyl alcohol dan gunakan konsentrasi 5 sampai 50

    ppmw. Rundingkan dengan dealer kimiawi dibawah ini:

    Dow-Corning DB-100 Antifoam Compound Dow-Corning DB-31 Antifoam Emulsion Tretolite VEZ D-83 Tretolite D-95 Natco DF-971 Exxon Croorects-It for chlorides Union carbide SAG Antifoamants

    6.2 CONTOH SOAL

    Pilih ukuran suatu proses sweetening untuk aliran gas 100 MMSCFD, 100 ppm H2S, 1 % CO2, 200

    psig, 80F, SG = 0.7, elevasi 1000 ft.

    Pertama hitung kadar sulfur:

  • TEKNIK PRODUKSI NO : TP 07.06.1

    JUDUL : GAS TREATMENT SUB JUDUL : Gas Sweetening

    Halaman : 24 / 24 Revisi/Thn : 2/ Juli 2003

    Manajemen Produksi Hulu

    )SmolH

    S lb)(

    Gas molSH mol

    )(SCF

    gas mol lb)(

    hariSCF

    (harilbS

    2

    2=

    85.0)132

    )(000.000.1

    100)(

    5.3791

    )(1000.100

    (harilbS ==

    Gunakan batch process-pilih iron sponge.

    Langkah disain adalah:

    1. Pada keadaan aliran gas (acfm)

    Z = 0.955

    Patm = 14.2 pada elevasi 1000 ft

    acfm 72.47.14200

    )955.0)(7.45980)(1.0(63.19 =++=aQ

    2. Anggap kecepatan superficial =2.5 ft/men

    Luas bed = 0.4 Qa = 0.4 x 4.72= 1.89 ft2

    Diameter bed = (1.89/0.7854)0.5 = 1.5 ft ID.

    3. Keperluan harian zat kimiawi

    IS = (0.0133)(0.1100) = 0.133 ft3/hari 4. Pilih tinggi bed 5 ft, D =1.5 ft RV= (0.7854)(1.5)2(5)=8.84ft3

    5. Umur Bed = RV/IS=8.84/0.133 =66 hari.

    6. Cek waktu kontak

    Kecepatan ruang = acfh/RV = (4.72)(60)/(8.84)=32 acfh/ft2 OK karena di bawah 180.

    7. Cek effek panas: 100 ppmv= 100/15.9 =6.3 gr H2S /100 SCF (15.9 dari point 4)